62
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP BELANJA INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG (Skripsi) Oleh AHMAD DIAN BUDIMAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

  • Upload
    dolien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAPBELANJA INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG

PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

AHMAD DIAN BUDIMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

ii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LOCAL GOVERNMENT REVENUE ONINFRASTRUCTURE EXPENDITURE IN SUPPORTING ECONOMIC

GROWTH AT LAMPUNG PROVINCE.

By

AHMAD DIAN BUDIMAN

The aim of this research is to know how far the influence of Local GovernmentRevenue component on Economic Growth, and how far the infrastructureexpenditure mediating the influence of Local Government Revenue andBalancing Fund on Economic Growth at Lampung Province.

The samples of this research are 10 district/municipalities in Lampung Provinceduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data takenfrom Local Government Financial Report. Data were analyzed by software Eviews version 9.0

The result of this research showed thad Local Government Revenue has apositive significant effect to Economic Growth of Lampung Province. BalanceFund also has a positive significant effect to Economic Growth of LampungProvince. And Infrastructure Expenditure was not mediating the effect of LocalGovernment Revenue and Balancing Fund to Economic Growth.

Keywords: Balancing Funds, Local Government Revenue, Infrastructure,Economic Growth.

Page 3: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

iii

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAPBELANJA INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN

EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

AHMAD DIAN BUDIMAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh komponenpendapatan daerah, yaitu Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbanganterhadap Pertumbuhan Ekonomi dan sejauh mana Belanja Infrastruktur menjadipenghubung pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadapPertumbuhan Ekonomi di Provinsi Lampung.

Sampel penelitian ini adalah 10 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampungdalam periode tahun 2006 - 2015. Data yang digunakan adalah sekunder yangdiperoleh dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Data dianalisis denganmenggunakan perangkat lunak E views versi 9.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruhpositif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. DanaPerimbangan berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan EkonomiProvinsi Lampung. Dan Belanja Infrastruktur tidak memediasi pengaruhPendapatan Asli Daerah serta Dana Perimbangan terhadap PertumbuhanEkonomi.

Kata Kunci: Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, Infrastruktur,Pertumbuhan Ekonomi

Page 4: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP

BELANJA INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG

PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

AHMAD DIAN BUDIMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data
Page 6: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data
Page 7: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data
Page 8: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumedang, pada tanggal 18 Mei 1990, sebagai anak kedua

dari dua bersaudara, dari Bapak Didi Sudia dan Ibu Nining Heryani.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Al-Hidayah I

Sumedang pada tahun 1996, kemudian dilanjutkan dengan Pendidikan Dasar di

SDN Cilengkrang Kab. Sumedang dan lulus pada tahun 2002. Selanjutnya penulis

menyelesaikan Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Sumedang pada

tahun 2005, kemudian melanjutkan Pendidikan di SMA Negeri 1 Sumedang

hingga lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

Pendidikan Diploma III di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) hingga

lulus pada tahun 2011, dan berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mulai tahun 2012 hingga saat

ini.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui program kerja sama Beasiswa

STAR BPKP dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Page 9: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

ix

SANWACANA

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Alloh subhanahuwata’ala yang senantiasa memberikan nikmat, rahmat, serta karuniaNya sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh PendapatanDaerah Terhadap Belanja Infrastruktur Dalam Menunjang Pertumbuhan Ekonomi DiProvinsi Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaEkonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasLampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, dan juga sebagai Dosen Penguji atasmasukan dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi;

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan sebagai DosenPembimbing Kedua yang telah memberikan arahan, nasihat, perhatian sertakeluangan waktu di sela-sela padatnya kegiatan dalam membimbing prosespenuntasan Skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaianproses belajar.

4. Bapak Drs. A Zubaidi Indra, M.M., C.A., C.P.A. sebagai Dosen PembimbingUtama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan nasihat dalamproses penyelesaian skripsi;

5. Ibu Mega Metalia, S.E., M.S.Akt, Akt. Sebagai Dosen Pembimbing Kedua ataskesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan nasihat dalam proses awalpenyusunan skripsi;

6. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Akuntansi atas semua pengajaran,pelayanan dan bantuan yang telah diberikan;

7. Kedua orang tuaku, Abah Didi Sudia dan Mamah Nining Heryani, terima kasihatas setiap untaian do’a dan kasih sayang tak terbatas kepada penulis, semogaAlloh senantiasa merahmati kalian.

8. Istriku tercinta Wulan Sari Gusniawati, terima kasih atas kesabaran danmotivasinya selama ini, semoga istiqomah selalu dalam kebaikan dan ketaatan,sehingga Alloh kembali menyatukan kita di surga kelak.

Page 10: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

x

9. Putriku tercinta Aulia Safira Budiman, terima kasih telah menjadi mutiara dalamkehidupan bapak, semoga engkau senantiasa tunduk dan ta’at dalam ketaqwaankepada Alloh, sehingga diberikan keselamatan dunia akhirat

10. Kakak tercinta Diny Harry Heryadi, terima kasih atas setiap masukan dansemangat yang diberikan, semoga Alloh selalu memberi kebaikan dan rahmatyang semakin tak terbatas untuk Aa;

11. Teman-teman seperjuangan STAR BPKP Batch 2. Terima kasih atas seluruhbantuannya.

12. Kawan-kawan Kos 34 Na Nunyai, Ahmad Daud, Fariz M. Haikal, Teguh Imanto,Aditya Priangga, Yusuf Effendi, Aldo Lazuardi, dan Bang Andika Rachman,terima kasih untuk sebuah warna indah lain dalam kehidupan perantauan ini;

13. Kawan-kawan “Winning Eleven” Mas Budi Santoso, Gary Kusuma, Arie RyanSaputra, Udi Kuncoro, Johan Arief Indrajaya, Eko Arie Wicaksono, DaudImanuel Panggabean, M. Arief Bukhari Saraan, Rony Helmawan, dan SaniNurbani, terima kasih telah menjadi kawan senasib sepenanggungan dalam lika-liku kuliah ber-sks tinggi selama empat plus satu semester.

14. Kawan-kawan “STAR Penghuni Terakhir” Winarso, Exaudi, Ridwan, Pia, Arif,Sandy, Sani, Adi, Ichsan terima kasih telah betul-betul solid di masa paling sulit,semoga dilancarkan sampai tuntas;

15. Seluruh teman, kerabat, dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.Jazakumullohu Khoiron Katsiron, semoga Alloh berkenan membalas kebaikandengan kebaikan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akantetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kitasemua.

Bandar Lampung, 29 November 2017Penulis,

Ahmad Dian Budiman

Ahmad Dian Budiman

Page 11: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ............................................................................................................ iiABSTRAK ............................................................................................................ iiiHALAMAN JUDUL ............................................................................................ ivHALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................vHALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. viLEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ viiRIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viiiSANWACANA ..................................................................................................... ixDAFTAR ISI ........................................................................................................ xiDAFTAR TABEL ............................................................................................. xivDAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xvDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................................61.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 71.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Landasan Teori .................................................................................... 9

2.1.1.Teori Desentralisasi Fiskal ..........................................................92.1.2.Teori Agency ..............................................................................112.1.3.Dana Alokasi Umum .................................................................132.1.4.Dana Alokasi Khusus ................................................................132.1.5.Pendapatan Asli Daerah.............................................................142.1.6.Belanja Modal............................................................................142.1.7. Insfrastruktur..............................................................................152.1.8.Pertumbuhan Ekonomi ..............................................................15

2.2 Kerangka Penelitian .......................................................................... 162.3 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 162.4 Hipotesis Penelitian............................................................................ 18

2.4.1.Pengaruh PAD terhadap Belanja Infrastruktur ..........................182.4.2.Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Belanja Infrastruktur ...........192.4.3.Pengaruh Belanja Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi......202.4.4.Pengaruh PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi ......................212.4.5.Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.........222.4.6.Pengaruh PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui

Belanja Infrastruktur ..................................................................232.4.7.Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

melalui Belanja Infrastruktur .....................................................23

Page 12: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

xii

III.METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA3.1 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 253.2 Populasi dan Sampel .......................................................................... 253.3 Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 26

3.3.1 Variabel Dependen ....................................................................263.3.2 Variabel Independen ..................................................................263.3.3 Variabel Intervening ..................................................................28

3.4 Model Penelitian ................................................................................ 283.4.1 Pengolahan Data ....................................................................... 293.4.2 Pendekatan Model Regresi Data Panel .................................... 303.4.3 Pemilihan Model........................................................................31

3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................... 333.5.1 Analisis Deskriptif .....................................................................333.5.2 Uji Asumsi Klasik......................................................................34

3.5.2.1 Uji Normalitas................................................................343.5.2.2 Uji Multikolinearitas ......................................................353.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas...................................................353.5.2.4 Uji Autokorelasi.............................................................36

3.6 Analisis Regresi...................................................................................363.6.1 Uji F ...........................................................................................373.6.2 Uji t ............................................................................................373.6.3 Koefisien Determinasi (R2)........................................................373.6.4 Uji Variabel Mediasi..................................................................38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Statistik Deskriptif...............................................................................40

4.1.1 Pendapatan Domestik Regional Bruto.......................................404.1.2 Pendapatan Asli Daerah.............................................................414.1.3 Dana Perimbangan.....................................................................414.1.4 Belanja Infrastruktur ..................................................................41

4.2 Pemilihan Model .................................................................................414.2.1 Substruktur I ............................................................................ 424.2.2 Substruktur II ............................................................................ 44

4.3 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 454.3.1 Uji Normalitas ...........................................................................454.3.2 Uji Multikolinearitas..................................................................474.3.3 Uji Heteroskedastisitas ..............................................................494.3.4 Uji Autokorelasi.........................................................................50

4.4 Analisis Hasil Regresi Data Panel ..................................................... 514.4.1 Hasil Regresi Substruktur I........................................................514.4.2 Hasil Regresi Substruktur II ......................................................52

4.5 Uji Variabel Mediasi ...........................................................................544.6 Pembahasan.........................................................................................56

4.6.1 Hasil Uji Pengaruh PAD terhadap Belanja Infrastruktur ..........574.6.2 Hasil Uji Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Belanja

Infrastruktur ...............................................................................584.6.3 Hasil Uji Pengaruh PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi.......59

Page 13: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

xiii

4.6.4 Hasil Uji Pengaruh Dana Perimbangan terhadap PertumbuhanEkonomi.....................................................................................60

4.6.5 Hasil Uji Pengaruh Belanja Infrastruktur terhadapPertumbuhan Ekonomi ..............................................................61

4.6.6 Hasil Pengujian Variabel Mediasi .............................................62

V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ............................................................................................ 645.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 655.3 Saran....................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Statistik Deskriptif ....................................................................................... 404.2 Hasil uji Chow Untuk Substruktur I ............................................................ 424.3 Hasil uji Hausman untuk Substruktur I ....................................................... 434.4 Hasil Uji Chow untuk Substruktur II ........................................................... 444.5 Hasil uji Hausman untuk Substruktur II ..................................................... 444.6 Hasil Pengujian Multikolinearitas substruktur I ......................................... 484.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas substruktur II..........................................484.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Substruktur I ..................................................494.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Substruktur II.................................................504.10 Estimation Output Hasil Regresi Substruktur I ............................................514.11 Estimation Output Hasil Regresi Substruktur II...........................................53

Page 15: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... 164.1 Hasil Uji Normalitas Substruktur I .............................................................. 464.2 Hasil Uji Normalitas Substruktur II ............................................................ 474.3 Uji Variabel Mediasi PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi...................... 544.4 Uji Variabel Mediasi Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi........................................................................................................55

Page 16: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pendapatan Asli Daerah Per Kabupaten ................................................... L-1/12. Dana Perimbangan Per Kabupaten ............................................................ L-2/13. Belanja Infrastruktur Per Kabupaten...........................................................L-3/14. PDRB Per Kabupaten..................................................................................L-4/15. Hasil Uji statistik untuk Substruktur I.........................................................L-5/16. Hasil Uji Statistik untuk Substruktur II.......................................................L-6/17. Hasil Pengujian pengaruh langsung variabel bebas terhadap variabel

terikat...........................................................................................................L-7/1

Page 17: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis ekonomi hebat yang dialami oleh Indonesia pada tahun 1998 telah

mengungkap sebuah fakta mencengangkan mengenai permasalahan besar yang

serius yaitu adanya kesenjangan pembangunan antara wilayah di Pulau Jawa dan

di luar Pulau Jawa. Setidaknya dari data yang dibeberkan dalam penelitian Silver

et al (2001), menunjukan bahwa bahkan bila dilihat dari dana transfer ke daerah

jumlah dana yang ditransfer pada daerah dengan kategori yang sama, daerah-

daerah di luar Pulau Jawa mendapatkan jumlah yang jauh lebih kecil. Hal tersebut

telah secara langsung memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi karena perkembangan selalu terpusat di Pulau Jawa. Sementara wilayah

lain, walaupun kaya akan Sumber Daya Alam tetap dalam ketertinggalan karena

tidak memiliki dana dan wewenang yang cukup untuk meningkatkan kualitas

ekonomi daerahnya.

Akibat permasalahan tersebut dibiarkan terakumulasi bertahun-tahun,

akhirnya membawa dampak fatal ketika aliran investasi keluar dari Indonesia dan

membuat ekonomi Indonesia jatuh seketika. Bahkan pada era recovery ekonomi

Indonesia pasca krisis, desentralisasi ekonomi disebut-sebut dapat meningkatkan

Page 18: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

2

kecepatan recovery ekonomi Indonesia dengan menjadikan kekhasan struktur

ekonomi regional sebagai daya tarik investasi sebagai mesin penggerak

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi (Brodjonegoro, 2003). Sebagai langkah

awal, pemerintah dan DPR menyusun sebuah regulasi berupa Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah sebagai langkah awal proses

desentralisasi dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai regulasi lanjutan mengenai

pembagian wewenang keuangan antara pusat dan daerah.

Desentralisasi dimulai dengan memberikan kewenangan yang lebih luas

kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur urusan kepemerintahan di daerahnya.

Daerah diberi kebebasan mengatur berbagai urusan wajib pemerintahan sesuai

dengan karakteristik daerahnya sepanjang tidak berkaitan dengan urusan yang

tidak diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Selain menyerahkan sebagian

kewenangan kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat juga menyusun sebuah

skema transfer dana yang bisa digunakan oleh Daerah dalam proses pemerintahan

yang dijalankannya.

Sebelum era reformasi, daerah telah diberikan dana transfer dari pusat yang

disebut dengan Subsidi Daerah Otonomi (SDO) yang digunakan untuk membayar

gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah serta Dana Inpres yang digunakan untuk

kegiatan pembangunan fisik. Pada era Reformasi, kebijakan tersebut digantikan

dengan skema transfer yang lebih baru, efektif, dan efisien dalam menyokong

daerah melaksanakan pembangunan yaitu dengan penggunaan skema block grant

Page 19: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

3

yang disebut Dana Alokasi Umum (DAU) dan skema conditional grant yang

disebut dengan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Selain kedua skema transfer yang berbeda dari sistem lama yang dianut,

mekanisme transfer bagi hasil ke daerah juga mengalami perbaikan. Jika pada era

Orde Baru seluruh pendapatan dari Sumber Daya Alam diserahkan ke Pusat untuk

dijadikan subsidi, pada era ini pendapatan dari SDA diberikan kepada

Kabupaten/Kota pemilik SDA, Pemerintah Provinsi pemilik SDA, dan sisanya

diberikan sebagai subsidi ke daerah lain. Menurut Brodjonegoro (2003) Dana

Transfer yang disalurkan ke Pemerintah Daerah harus memiliki dampak kepada

tujuan nasional seperti menstimulasi belanja daerah atau mendorong eksternalitas

lintas Daerah.

Indonesia termasuk salah satu Negara yang baru menerapkan konsep

desentralisasi. Konsep ini didesain untuk mewadahi otonomi daerah yang

memiliki berbagai keragaman budaya di Indonesia. Dengan diadopsinya konsep

desentralisasi, partisipasi masyarakat dan tata kelola kepemerintahan yang baik

menjadi kunci utama keberhasilan pembangunan. Dengan baiknya tata kelola

pemerintah dan stabilnya perekonomian Negara, bukan tidak mungkin ke

depannya Indonesia akan memegang peranan penting di kawasan Asia-Pasifik

(Green, 2005).

Transisi dari sistem fiscal yang tersentralisasi menjadi sistem yang

terdesentralisasi harus dipikirkan dan ditata secara matang. Brodjonegoro dan

Asanuma (2000) menyatakan bahwa Indonesia perlu menyiapkan suatu struktur

transisi untuk dapat mencapai tujuan desentralisasi yang efektif dan efisien yang

Page 20: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

4

diikuti dengan peningkatan kapasitas aparatur yang dapat melaksanakan hakikat

desentralisasi dan otonomi daerah dengan baik yang akan menciptakan stabilitas

ekonomi makro. Daerah juga perlu tetap diarahkan agar tidak terjadi persaingan

antardaerah untuk melakukan pembangunan dalam rangka menarik investor

swasta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dampaknya akan

semakin mempertajam horizontal imbalances antara daerah yang kaya akan

sumber daya alam dengan daerah yang tidak memiliki sumber daya alam

(Brodjonegoro & Asanuma, 2000).

Di samping itu, meskipun masa depan dari desentralisasi fiscal cukup

menjanjikan keberhasilan, Seymour dan Turner (2002) memperingatkan enam

faktor yang bisa saja menggagalkan proses desentralisasi fiscal apabila tidak

dikelola dengan serius. Enam faktor tersebut diantaranya :

1. Level otonomi yang kurang tepat

2. Tidak ada pengembangan desentralisasi fiscal di lapangan

3. Kekurangan dana

4. Pengistimewaan daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam

5. Adanya zona abu-abu yang dapat merugikan kepentingan nasional

6. Kurangnya jangka waktu dan kapabilitas Sumber Daya Aparatur.

Pada tahun 2004 seiring dengan digulirkannya program reformasi keuangan

dengan keluarnya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan

Negara dan Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, secara otomatis seluruh komponen pengelolaan keuangan Negara akan

mengacu kepada kedua peraturan perundang-undangan tersebut. Guna

Page 21: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

5

menyempurnakan regulasi dalam rangka mendukung kesuksesan penerapan

desentralisasi fiskal sebagai bagian dari otonomi daerah yang diamanatkan dalam

reformasi pada tahun 1998, maka sebagai salah satu komponen penting dalam

Anggaran, dana transfer ke Daerah mengalami perubahan aturan dengan terbitnya

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-undang

Nomor 25 Tahun 1999.

Perubahan yang nampak dari perubahan Undang-undang Nomor 25 tahun

1999 menjadi Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah aturan mengenai

Pendapatan Asli Daerah yang diatur lebih rinci, Pemisahan antara Pendapatan

Daerah dengan Pembiayaan, serta munculnya komponen Dana Bagi Hasil yang

memuat Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak seperti Bagi

Hasil Sumber Daya Alam. Hal lain yang berubah dari Undang-undang ini adalah

pengaturan persentase bagi hasil Pajak dan Non Pajak yang lebih besar untuk

daerah dan alokasi lanjutan dari bagi hasil tersebut diatur dalam Undang-undang

tersebut.

Mulai tahun anggaran 2017 Pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait

dana perimbangan yang akan dijadikan dana transfer ke daerah, sehingga dengan

begitu diharapkan 25% Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat

digunakan sebagai dana pembangunan infrastruktur. Kebijakan tersebut ditujukan

untuk menyelaraskan program pembangunan di daerah dengan program

pembangunan nasional agar tidak saling mendahului dan berjalan sendiri-sendiri.

Alokasi Dana Transfer tahun 2017 Rp 336 triliun akan dialokasikan ke daerah

sebagai dana transfer dan nantinya 25% akan difokuskan untuk pembangunan

Page 22: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

6

infrastruktur. Selain itu, keluarnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor

125/PMK.07/2016 tentang Penundaan Penyaluran Sebagian DAU tahun 2016

telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan Pemerintah Daerah. Kementerian

Keuangan melakukan pemotongan tersebut dengan didasarkan pada perkiraan

saldo akhir Kas Daerah yang akan menjadi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran

(SILPA). Tingginya SILPA di banyak daerah tersebut mengindikasikan

pengalokasian APBD di daerah masih belum efektif dan pembelanjaan di daerah

masih belum berjalan dengan baik sehingga menyisakan banyak dana

menganggur di Kas Daerah.

Atas dasar fenomena dan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk

mengangkatnya sebagai sebuah topik yang dituangkan dalam bentuk skripsi

dengan judul “ANALISIS PENGARUH DAN PENDAPATAN DAERAH

TERHADAP BELANJA INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG

PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG”

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah PAD berpengaruh positif terhadap Belanja Infrastruktur

Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung?

2. Apakah Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja

Infrastruktur Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung?

3. Apakah PAD berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung?

4. Apakah Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja

Infrastruktur di Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung?

Page 23: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

7

5. Apakah Belanja Infrastruktur berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung?

6. Apakah PAD berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui

Belanja Infrastruktur Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung ?

7. Apakah Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi melalui Belanja Infrastruktur Kabupaten/Kota di Provinsi

Lampung?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui hubungan antara PAD dengan Belanja Infrastruktur pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

2. Mengetahui hubungan antara Dana Perimbangan dengan Belanja Infrastrur

pada Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

3. Mengetahui hubungan antara PAD dengan Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

4. Mengetahui hubungan antara Dana Perimbangan dengan Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

5. Mengetahui hubungan antara Belanja Infrastruktur dengan Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

6. Mengetahui hubungan antara PAD dengan Pertumbuhan Ekonomi melalui

Belanja Infrastruktur sebagai variabel intervening.

7. Mengetahui hubungan antara Dana Perimbangan dengan Pertumbuhan

Ekonomi melalui Belanja Infrastruktur sebagai variabel intervening.

Page 24: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

8

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Di bidang akademis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan penulis dalam melakukan penelitian, menganalisis suatu

fenomena, dan menyimpulkan suatu permasalahan serta merumuskan

solusinya secara sistematik berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. Serta

sebagai salah satu rujukan tulisan ilmiah mengenai pengelolaan keuangan

Negara yang masih sangat sedikit jumlahnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberi gambaran informasi dan input

bahan evaluasi dalam penganggaran dalam rangka pengalokasian anggaran

untuk pembangunan di Provinsi Lampung. Manfaat lain yang dapat

diperoleh dari penelitian ini adalah dapat menilai sejauh mana dana

perimbangan (DAU dan DAK) serta Pendapatan Asli Daerah

mempengaruhi tingkat pembangunan infrastruktur guna menunjang

pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi Lampung. Selain itu, diharapkan

penelitian ini juga dapat digunakan oleh pemangku kebijakan sebagai input

informasi dalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai

pertumbuhan optimal bagi kesejahteraan masyarakat khususnya di Provinsi

Lampung.

Page 25: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1.Teori Desentralisasi Fiskal

Menurut definisi dari World Bank yang dikutip oleh Green (2005) desentralisasi

merupakan proses pemindahan tanggung jawab dan wewenang dalam hal fungsi

pelayanan publik dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. World Bank juga

membagi desentralisasi menjadi tiga jenis utama yaitu desentralisasi politik,

desentralisasi administratif, dan desentralisasi fiskal. Desentralisasi politik

mencerminkan penggabungan antara anggota legislatif yang dipilih melalui proses

pemilihan umum dengan eksekutif (kepala daerah) yang juga dipilih melalui proses

pemilihan umum langsung. Sementara itu, desentralisasi administratif memberikan

keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk mengangkat dan menunjuk pejabat serta

menyusun aturan pemerintahan dengan campur tangan pemerintah pusat seminimum

mungkin. Desentralisasi fiskal memungkinkan pemerintah daerah untuk

meningkatkan penerimaan, melakukan pengeluaran dan menerbitkan surat utang

dalam rangka pembiayaan untuk kepentingan daerah.

Page 26: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

10

Sementara itu menurut Rondinelli dan Cheema (1983) yang dikuatkan oleh

Seymour dan Turner (2002), mendefinisikan desentralisasi dalam empat bentuk

utama yaitu

1. Dekonsenstrasi yang meliputi penyerahan tanggung jawab dari pemerintah pusat

ke daerah.

2. Pendelegasian kepada organisasi semi-otonom. Proses ini meliputi pendelegasian

pengambilan keputusan dari kementerian teknis di level pemerintah pusat kepada

instansi tertentu di level pemerintah daerah.

3. Debirokratisasi, yaitu proses penyerahan fungsi-fungsi pemerintahan kepada

organisasi non pemerintahan.

4. Devolusi, yaitu penyerahan kontrol terhadap fungsi-fungsi tertentu dari pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah secara penuh. Prasyarat dari proses ini adalah

membentuk level-level baru dalam tatanan pemerintahan.

Secara konsep, Desentralisasi yang dianut Indonesia termasuk kategori devolusi yang

secara teori akan membuat Pemerintah Daerah menjadi suatu pemerintahan yang

otonom dan tidak terkait dengan level pemerintahan lain dalam negara. Akan tetapi,

dalam kenyataannya Pemerintah Pusat dan Daerah terkadang berbagi wewenang

terhadap fungsi yang tidak saling tumpang tindih untuk menghasilkan total

government.

Dalam proses Reformasi pasca runtuhnya Orde Baru, terjadi perubahan

terhadap Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan

menambahkan pasal 18A yang diantaranya mengatur hubungan antara pemerintah

Pusat dan Daerah dalam otonomi daerah termasuk hubungan keuangannya yang

Page 27: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

11

diatur dalam ayat 2. Sementara itu, dalam Undang-undang nomor 33 tahun 2004

mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, secara

eksplisit konsep otonomi yang dianut Indonesia adalah devolusi dimana Pemerintah

Daerah diberi keleluasaan dalam menyelenggarakan urusan wajib daerah dengan

Pemerintah Pusat memiliki kewajiban memberi dukungan berupa pemerataan sumber

daya nasional secara adil dan proporsional. Dalam pasal 2 ayat (2) dan (3) UU Nomor

33 Tahun 2004, dinyatakan bahwa pemberian sumber keuangan Negara kepada

pemerintah Daerah dalam rangka desentralisasi dengan memperhatikan stabilitas dan

keseimbangan fiskal dan dalam rangka penyelenggaraan desentralisasi, dekonsentrasi

dan tugas pembantuan. Untuk memenuhi tuntutan keadilan dari daerah-daerah yang

bertahun-tahun merasa diperlakukan tidak adil, maka pemerintah merumuskan suatu

formula yang bisa mengakomodir tuntutan tersebut. Maka dalam konsep

desentralisasi fiskal yang mengacu pada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004,

pembagian Dana Alokasi Umum sebagai block grant didasarkan pada celah fiskal

suatu daerah (fiscal gap). Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi daerah yang kaya

akan menerima DAU yang sama dengan daerah yang tidak memiliki sumber daya

alam.

2.1.2.Teori Agency

Dalam era desentralisasi fiskal saat ini sering ditemui konflik kepentingan antar

level pemerintahan yang diakibatkan oleh hubungan agensi-prinsipal. Pemerintah

pada level pusat yang bertindak sebagai prinsipal akan mempengaruhi pemerintah

daerah yang bertindak sebagai agensi dalam wujud kesepakatan dalam struktur

Page 28: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

12

institusional pada berbagai level (Abdullah dan Halim, 2006). Dalam konteks

perimbangan, pemerintah pusat selaku prinsipal memiliki kepentingan bahwa

program-program yang didesentralisasikan dapat berjalan dengan baik sehingga

member dampak positif terhadap kondisi pemerintahan baik ekonomi maupun politik.

Sementara pemerintah daerah selaku agensi berkepentingan supaya akselerasi

pembangunan di daerahnya dapat terwujud dengan dana yang digelontorkan pusat

melalui mekanisme dana transfer.

Sebagai konsekuensi logis dari pemberian dana transfer, wewenang dan

tanggung jawab yang diberikan oleh pusat ke daerah membuat Pemerintah Daerah

mempunyai power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan pembangunan di

daerahnya. Hal tersebut dapat memicu kerancuan dan ketidakharmonisan dengan

kepentingan Pemerintah Pusat sebagai prinsipal apabila tidak dilakukan pengaturan

dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat selaku prinsipal. Arthur dan McCubbins

(2000) berpendapat bahwa setidaknya terdapat empat ciri pendelegasian wewenang

sebagai wujud hubungan prinsipal-agensi, yaitu :

1. Adanya pemberi wewenang dan penerima transfer wewenang (prinsipal dan

agensi)

2. Adanya kemungkinan konflik kepentingan.

3. Adanya kemungkinan asimetri informasi.

4. Prinsipal memiliki peluang untuk mengatasi masalah keagenan.

Pemberian dana transfer menjadi salah satu alat bagi Pemerintah Pusat sebagai

prinsipal untuk melakukan pengaturan sekaligus pengawasan dalam waktu bersamaan

(DAK), dan menjadi suatu insentif bagi Pemerintah daerah yang mampu mengelola

Page 29: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

13

Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Keuangan lain dengan baik, efektif dan efisien

(DBH). Dalam melakukan transfer of power melalui mekanisme DAK, Pemerintah

Pusat tidak melepas dana tersebut begitu saja melainkan melakukan pengaturan

dengan cara lain yaitu menyusun petunjuk penggunaan DAK secara khusus dan

menyusun sebuah mekanisme pelaporan sebagai bentuk direct monitoring dengan

memanfaatkan agent self reporting dalam waktu bersamaan.

2.1.3.Dana Alokasi Umum

Menurut UU Nomor 33 tahun 2004, DAU adalah dana yang berasal dari APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah

untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi.. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari

Pendapatan dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN. DAU untuk suatu

daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar, celah fiskal dihitung

dari kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal daerah, kapasitas fiskal

merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditambah dengan Dana Bagi Hasil yang

diperoleh. Sementara alokasi dasar merupakan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil

Daerah.

2.1.4.Dana Alokasi Khusus

Dalam Undang-undang No.33 tahun 2004 DAK didefinisikan sebagai dana

yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu

dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Kriteria pemberian DAK diatur

Page 30: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

14

Pemerintah dengan menggunakan kriteria umum yang ditetapkan oleh Pemerintah,

kriteria khusus dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan

karakteristik daerah, serta kriteria teknis ditentukan oleh Kementerian teknis. Daerah

yang menerima DAK, diwajibkan untuk menganggarkan dana pendamping dalam

APBD yang jumlahnya minimal 10% dari alokasi DAK yang akan diterima.

2.1.5.Pendapatan Asli Daerah

Merujuk kepada Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah yang di maksud dengan Pendapatan Daerah adalah semua hak

daerah yang diakui sebagaimana penambahan nilai kekayaan bersih dalam priode

tahun anggaran yang bersangkutan. Sementara Pendapatan Asli Daerah merujuk

kepada pengertian dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah

pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Komponen utama dari Pendapatan

Asli Daerah (PAD) menurut pasal 6 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah

pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga,

keuntungan selisih kurs mata uang asing, komisi, potongan, ataupun bentuk lain

akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah.

2.1.6.Belanja Modal

Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal adalah pengeluaran

anggaran untuk memperoleh asset tetap dan asset lainnya yang memberi manfaat

lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal merupakan belanja Pemerintah

Page 31: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

15

Daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah

aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat

rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum.

Pengalokasian belanja modal ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

publik melalui peningkatan aset tetap. Sesuai Permendagri No 21 Tahun 2011,

belanja modal pemerintah termasuk dalam kelompok belanja langsung.

2.1.7. Infrastruktur

Belum ada definisi resmi dan baku tentang infrastruktur yang dicetuskan oleh

para ahli. Akan tetapi menurut definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

infrastruktur diartikan sebagai segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya).

Infrastruktur merupakan “layanan penting dasar” dalam proses pembangunan

(Familoni, 2004) mengingat perannya yang bisa mempercepat proses pertumbuhan

ekonomi. Aigbokan (1999) menyebutkan peranan penting infrastruktur publik adalah

sebagai penyedia input bagi sektor privat yang bisa menambah output dan

produktivitas. Selain itu, pengeluaran dalam jumlah besar untuk pekerjaan umum

(infrastruktur) meningkatkan penawaran agregat dan menimbulkan stimulus pendek

yang bisa meningkatkan perekonomian.

2.1.8.Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi secara sederhana didefinisikan sebagai proses kenaikan

output per kapita dalam perekonomian suatu Negara (Mankiw, 2007). Dalam

menyelenggarakan proses pemerintahan di suatu Negara tentunya mempunyai sumber

Page 32: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

16

pendapatan dan pos-pos belanja. Pembelanjaan dan penerimaan pemerintah dan

penerimaan Negara pada cakupan yang lebih luas, tentu ditujukan untuk menciptakan

pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan rakyat. Kaitan antara pertumbuhan

ekonomi dengan belanja pemerintah setidaknya dipaparkan oleh Lin dan Liu (2000)

dimana pemerintah dapat ikut serta dalam proses meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dengan meingkatkan investasi modal (berupa infrastruktur) juga

pembelanjaan lain dalam sektor produktif lainnya. Indikator pertumbuhan ekonomi

yang digunakan adalah Produk Domestik Bruto (PDRB). Indikator-indikator

pertumbuhan ekonomi lain seperti tingkat pengangguran, tingkat inflasi tidak

dimasukan dalam penelitian ini.

2.2. Kerangka Penelitian

Penelitian ini memiliki kerangka pemikiran sebagai berikut :

2.3. Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi

Khusus Terhadap Alokasi Belanja Modal Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi D.I.

Yogyakarta oleh Sumarmi (2010). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa

Ha-5

Ha-4

Ha-3

Ha-2

Ha-1

PAD(X1)

DPR(X2)

BI(Y)

PE(Z)

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran Penelitian

Page 33: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

17

PAD, DAU dan DAK berpengaruh positif signifikan terhadap alokasi Belanja

Modal Daerah pada Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Kinerja Keuangan

terhadap Alokasi Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi

Kalimantan Barat oleh Novianto dan Hanafiah (2015). Kesimpulan dari penelitian

tersebut adalah PAD, DAU, DAK, dan DBH berpengaruh positif signifikan

terhadap alokasi belanja modal daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan

Barat.

3. Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten Kota di

Jawa Timur oleh Permatasari dan Mildawati (2016) menghasilkan kesimpulan

adanya pengaruh positif yang signifikan antara PAD, DAU dan DAK terhadap

Belanja Modal.

4. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi

Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal oleh Darwanto dan

Yustikasari (2007). Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa PAD dan

DAU berdampak signifikan terhadap alokasi belanja modal.

5. Peran Transfer dana Penyesuaian dan Dana Perimbangan terhadap Peningkatan

Belanja Modal Daerah untuk Menciptakan Quality Spending oleh Sumardjoko dan

Irwanto (2015). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah DAU berpengaruh

negative signifikan terhadap belanja modal sementara DAK dan DBH memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap belanja modal.

6. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja

Modal serta Dampaknya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi pada

Page 34: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

18

Kabupaten dan Kota di Aceh) oleh Mawarni dkk (2013). Kesimpulan penelitian

tersebut adalah PAD dan DAU secara simultan berpengaruh positif terhadap

belanja modal pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh, sementara secara parsial

PAD berpengaruh positif sementara DAU berpengaruh negatif terhadap belanja

modal. Sementara itu, PAD, DAU dan Belanja Modal secara simultan berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Aceh, namun secara

parsial belanja modal tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada

kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

2.4. Hipotesis Penelitian

2.4.1.Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dengan Belanja Infrastruktur

Setiap daerah baik Kabupaten maupun Kota di Indonesia memiliki sumber

pendapatan utamanya yang berupa pajak dan retribusi daerah di samping pendapatan

lain yang diperbolehkan oleh peraturan perundang-udangan. Dalam Undang-undang

Nomor 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah dijadikan dasar kemandirian daerah

dalam membiayai kebutuhan urusan pemerintahannya, sehingga dari proyeksi besaran

PAD yang diterima pada tahun tersebut dapat diperoleh fiscal gap sebagai dasar

pemberian dana perimbangan. Biasanya, Pemerintah Daerah akan sangat berhati-hati

dalam membelanjakan dana yang berasal dari PAD, Tambunan (2006) menyatakan

jika PAD meningkat, maka dana yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah akan lebih

tinggi dan kemandirian daerah akan meningkat, sehingga Pemerintah Daerah akan

Page 35: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

19

berinisiatif untuk lebih menggali potensi-potensi daerah dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi.

Sumarmi (2010) mengemukakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif

signifikan terhadap alokasi belanja modal Daerah. Meianto, Betri, dan Wenny (2012)

menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Belanja

modal, selain itu Wandira (2013) juga menguatkan hipotesis tersebut.

Ha-1 : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Belanja Infrastruktur.

2.4.2.Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Belanja Infrastruktur

Dana Perimbangan merupakan salah satu instrumen bagi pemerintah pusat untuk

mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan pengeluaran dalam rangka

mempercepat pembangunan dalam rangka menyusul ketertinggalan pembangunan.

Selain itu, dengan Dana Perimbangan yang diterima, Pemerintah Daerah dapat

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangungunan daerahnya

(Mardiasmo, 2002). Dalam teori desentralisasi fiskal, ditemukan fakta bahwa Negara

dengan sistem fiskal yang terdesentralisasi cenderung memiliki pertumbuhan

ekonomi yang lebih cepat (Bohte dan Meier, 2000). Dari hal tersebut dapat ditinjau

bahwa dana perimbangan bisa menjadi salah satu faktor pendorong suatu daerah

dalam melakukan pembangunan infrastruktur daerahnya. Dengan tingginya dana

perimbangan yang diterima, terdapat potensi pembelanjaan yang besar akan

infrastruktur.

Dalam penelitian Darwanto dan Yustikasari, (2007) serta Sumardjoko dan Irwanto

(2015) dikemukakan bahwa DAU berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal.

Page 36: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

20

Sementara Permatasari (2015) mengemukakan bahwa DAU tidak berpengaruh

signifikan terhadap belanja modal. Permatasari dan Mildawati (2016) juga

Sumardjoko dan Irwanto (2015) mengemukakan bahwa DAK (Salah satu komponen

dana perimbagan) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal, sementara Santosa

dan Rofiq (2013) mengemukakan bahwa DAK tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Belanja Modal pada beberapa Pemerintah daerah.

Ha-2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Infrastruktur

2.4.3.Pengaruh antara Belanja Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pada dekade 1980-an, terjadi inflasi dan kelesuan ekonomi di Amerika Serikat yang

sulit untuk ditangani secara makro di pasar uang maupun di pasar modal. Economic

bubling yang terjadi dari tahun 1960-an mendekati fase puncak yang berarti akan

terjadi economic blast yang tentunya merugikan dan tidak diharapkan para pelaku

pasar. Aschauer (1989) membuat sebuah revolusi pemikiran dengan mencetuskan

sebuah pendapat bahwa investasi di bidang infrastruktur sama pentingnya dengan

komponen-komponen perekonomian lain seperti suku bunga, inflasi dan jumlah

investasi di pasar modal. Selain itu, kekuatan baru perekonomian dunia, China, telah

terbukti mampu meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonominya dengan

pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara masif di semua level, terutama di

level pemerintah setingkat kabupaten/kota. Sahoo et al (2010) menjelaskan

pembangunan ekonomi di China dibiayai oleh pemerintah daerah melalui PAD dan

pendapatan lain-lain yang bersumber dari laba ditahan perusahaan, dan sumber-

sumber penerimaan lain di luar APBD. Pasca krisis ekonomi yang melanda daratan

Page 37: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

21

Asia pada tahun 1998, China berhasil meredam dampaknya seminimal mungkin

dengan melakukan desentralisasi fiskal dan peluncuran paket kebijakan pinjaman

pusat untuk pembiayaan infrastruktur yang menjadikan pertumbuhan ekonominya

terus melesat hingga mencapai dua digit. Beranjak dari hal tersebut Penulis

mengambil kesimpulan bahwa belanja infrastruktur berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

Ha-3 : Belanja Infrastruktur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

2.4.4.Pengaruh PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Sebagai salah satu komponen pendapatan daerah yang menjadi indikator kemandirian

daerah, PAD menjadi hal krusial yang selalu ingin ditingkatkan oleh seluruh

Pemerintah Daerah. Wong (2004) menjelaskan bahwa pertumbuhan industri

membawa dampak terhadap pendapatan daerah. Dengan tumbuhnya perindustrian,

maka akan tumbuh sektor perekonomian sehingga partisipasi publik dalam

pembangunan melalui pajak dan retribusi akan meningkat. Sehingga dapat

dianalogikan bahwa peningkatan PAD yang konstan dan stabil merupakan indikasi

dari pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi pertumbuhan PAD bisa berdampak negatif

jika daerah terlalu agresif dalam mengejar target PAD. Sehingga pertumbuhan PAD

yang terlalu tinggi dan cepat akan membebani masyarakat sehingga dapat menjadi

disinsentif bagi daerah sehingga menjadi ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi

regional (Mardiasmo, 2002). Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut :

Page 38: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

22

Ha-4 : PAD berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di

Provinsi Lampung.

2.4.5.Pengaruh antara Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dana perimbangan merupakan komponen penting dalam pembiayaan operasional

pemerintahan daerah. Dana yang terdiri dari Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi

Khusus ini memiliki tujuan utama untuk memback-up PAD dalam mengatasi jurang

fiskal di pemerintah daerah. Amerika Serikat juga menerapkan skema transfer

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Federal dengan nama Federal Grant yang

diperuntukan bagi daerah (Negara bagian) yang menyelenggarakan infrastruktur yang

dinikmati oleh lintas Negara bagian (eksternalitas), dan berhasil mengangkat

perekonomian Amerika dari kondisi lesu di akhir dekade 1980an (Gramlich,1994).

Selain itu, menurut penelitian Sahoo et al (2010) China yang menerapkan skema dana

transfer ke daerah dan mayoritas dana transfer itu digunakan untuk infrastruktur bisa

meningkatkan pertumbuhan ekonomi China hingga menembus lebih dari 9% dalam

waktu kurang dari 25 tahun. Selain itu, menurut penelitian Panji dan Indrajaya (2016)

DAU (komponen dana perimbangan) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali pada periode tahun 2008-2013.

Berdasarkan argumentasi tersebut penulis mencoba menetukan hipotesis sebagai

berikut :

Ha-5: Dana Perimbangan berpengaruh Positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

Page 39: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

23

2.4.6. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

melalui Belanja Infrastruktur

Penerimaan Daerah memegang peranan penting dalam proses pembangunan fisik

maupun non fisik di daerah. Pendapatan Asli Daerah memang diharapkan menjadi

ujung tombak dan tumpuan utama daerah dalam memenuhi kebutuhannya. Akan

tetapi, keterbatasan PAD dan belum optimalnya penggalian PAD serta efektivitas

pembelanjaan daerah yang masih rendah menjadikan proses pembangunan

infrastruktur masih rendah, dan menjadikan Pemerintah Daerah terjebak pada pola

pembelanjaan rutin yang tidak produktif setiap tahun anggarannya. Akibat jangka

panjangnya adalah pertumbuhan ekonomi relative stagnan dan daya saing

perekonomian regional masih rendah. Kondisi ideal yang diharapkan dalam praktik

desentralisasi fiskal adalah Pendapatan Asli Daerah menjadi komponen utama dalam

belanja infrastruktur untuk menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi regional.

Selain itu, dalam penelitian Siswiyanti (2015), Sumartini dan Yasa (2015) belanja

modal memediasi pengaruh pendapatan asli daerah dengan pertumbuhan ekonomi.

Sehingga penulis mencoba menarik hipotesis sebagai berikut:

Ha-6 : PAD berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui Belanja

Infrastruktur.

2.4.7. Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui

Belanja Infrastruktur

Di era desentralisasi fiskal, pemerintah pusat memiliki wewenang menentukan arah

pembangunan secara global dan memiliki alat untuk mengontrol pelaksanaannya

tetap selaras dan berkesinambungan melalui dana perimbangan. Dalam fungsi

Page 40: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

24

pengaturannya, dana perimbangan bisa dibuat oleh pemerintah pusat untuk

mengarahkan kebijakan pembangunan daerah untuk mencapai tujuan yang ditentukan

oleh pusat. Sehingga fokus pembangunan bisa diarahkan dan diselaraskan dengan

baik demi mencapai harmoni pembangunan. Akan tetapi, fungsi ini juga mengandung

risiko rendahnya penyerapan anggaran daerah karena keengganan daerah untuk

mengambil risiko melakukan pembangunan yang dirasa tidak dibutuhkan daerahnya.

Dana perimbangan banyak digunakan untuk pembiayaan program dan kegiatan yang

dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat seperti untuk layanan kesehatan,

pendidikan dan pengentasan kemiskinan sehingga diharapkan dapat mendongkrak

pertumbuhan ekonomi.

Dalam penelitian Sumartini dan Yasa (2015), serta Panji dan Indrajaya (2016)

menunjukan pengaruh DAU terhadap pertumbuhan ekonomi melalui belanja modal

berpengaruh positif dan signifikansinya meningkat, sehingga penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut

Ha-7 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui

Belanja Infrastruktur.

Page 41: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

BAB III

METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

3.1. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder berupa Laporan

Realisasi Anggaran masing-masing Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung dalam

kurun waktu Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2015 yang diperoleh dan dipublikasi

oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan dari situs

www.djpk.kemenkeu.go.id. Selain itu, penulis juga menggunakan data pertumbuhan

ekonomi dengan indikator Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

harga konstan pada periode 2006 sampai dengan tahun 2015 melalui situs

www.bps.go.id.

Data yang digunakan oleh penulis merupakan data panel yang merupakan

gabungan antara data time series dengan data cross section.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan seluruh Kabupaten dan

Kota di Provinsi Lampung Tahun 2006 sampai dengan tahun 2015. Teknik

pengambilan sampel penelitian adalah dengan teknik purposive sampling yang

memenuhi syarat sebagai berikut :

Page 42: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

26

1.Kabupaten/Kota tersebut menyusun Laporan keuangan mulai tahun 2006

sampai dengan 2015.

2.Kabupaten/Kota tersebut memiliki saldo realisasi anggaran pada akun PAD,

Dana Perimbangan, dan Belanja Modal tidak nol.

Dari kedua kriteria di atas, dapat diperoleh sepuluh Kabupaten/Kota yang

memenuhi kriteria, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebesar 100 sampel.

3.3. Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran yang menggambarkan akumulasi pendapatan

setiap sektor dalam satuan mata uang dalam satu satuan waktu tertentu. Dalam

penelitian ini yang dijadikan indikator pertumbuhan ekonomi adalah Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) yang

dinyatakan dalam nilai rupiah. Data yang diambil adalah data dari tahun 2006 sampai

dengan tahun 2016.

3.3.2 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh terhadap variabel terikat. Dalam

penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah Pendapatan Daerah. Pendapatan

Daerah menurut pasal 285 ayat 1 Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

Page 43: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

27

a. Pendapatan Asli Daerah yang merupakan gabungan dari unsur pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah.

b. Pendapatan Transfer yang terdiri dari Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus

(Aceh, Papua dan Papua Barat), Dana Keistimewaan (D.I. Yogyakarta), dan Dana

Desa.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan

transfer dana perimbangan, dengan merujuk kepada Undang-undang nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah.

3.3.2.1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dari pemungutan pajak

dan retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, penjualan aset

daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro dan pendapatan bunga, serta keuntungan lain

dalam rangka pengadaan barang dan jasa. Pendapatan asli daerah mencerminkan

kemandirian daerah dalam memenuhi kebutuhan pendanaan dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahannya. Dalam penelitian ini PAD dinyatakan dalam

satuan rupiah.

3.3.2.2. Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN, yang diberikan melalui

mekanisme transfer ke daerah dalam rangka desentralisasi fiskal yang bertujuan

untuk mendanai kebutuhan daerah. Dana perimbangan terdiri dari Dana Alokasi

Page 44: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

28

Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH).

Penyaluran dana perimbangan oleh pusat ke daerah ditujukan untuk mengurangi

kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah serta kesenjangan antar daerah. Selain itu,

dana perimbangan juga dijadikan sebagai alat kontrol pemerintah pusat terhadap

pemerintah daerah dalam rangka sinkronisasi arah pembangunan nasional. Dalam

penelitian ini Dana Perimbangan direpresentasikan dalam nilai rupiah.

3.3.3 Variabel Intervening

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel intervening adalah belanja infrastruktur.

Belanja infrastruktur adalah setiap pengeluaran yang menghasilkan aset dan dapat

dimanfaatkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat baik berupa infrastruktur

fisik maupun non fisik. Belanja infrastruktur direpresentasikan dalam bentuk nilai

rupiah.

3.4. Model Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan analisis regresi sebagai alat bagi peneliti dalam

menentukan hipotesis dan menguji hipotesis penelitian. Analisis dilakukan dengan

menguji ketergantungan dan keterkaitan antara variabel-variabel yang ada dengan

meramalkan rata-rata hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variabel dependen.

Analisis penelitian ini menggunakan model regresi data panel. Model penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Substruktur I : BI = α1+ β1PAD + γ1DPR + ε1

Substruktur II : PE = α2+ β2PAD + γ2DPR + θ2BI + ε2

Page 45: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

29

Dimana

BI : Belanja Infrastruktur

PAD : Pendapatan Asli Daerah

DPR : Dana Perimbangan (DAK dan DAU)

PE : Pertumbuhan Ekonomi

Α : Konstanta Regresi

β, γ, θ : Koefisien Regresi

Ε : Error term

3.4.1 Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, pengolahan data yang digunakan yaitu dengan metode analisis

kuantitatif. Data diolah dengan menggunakan bantuan perangkat lunak khusus

analisis statistik ekonometri Eviews versi 9. Dalam menghasilkan hipotesis yang baik

untuk penelitian ini ditempuh langkah-langkah dalam proses pengolahan data yaitu :

1. Estimasi model regresi dengan model common effect, fixed effect, dan random

effect;

2. Uji signifikansi model common effect, fixed effect, dan random effect untuk

menentukan model terbaik untuk mengestimasi observasi yang ada;

3. Melakukan Uji Asumsi Klasik (jika yang model terpilih bukan random effect)

4. Pengujian statistik dengan regresi, uji t, dan dengan uji F;

5. Pengujian Hipotesis mediasi.

Page 46: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

30

3.4.2 Pendekatan Model Regresi Data Panel

Data panel adalah kombinasi data cross section dan data time series. Dalam

mengestimasi regresi dalam model data panel terdapat tiga teknik standar yang

digunakan yaitu model common effect, fixed effect dan random effect. Model

Common effect adalah model sederhana yang hanya menggabungkan semua data time

series dan cross section, selanjutnya dilakukan estimasi model dengan menggunakan

OLS (Ordinary Least Square). Asumsi dasar model ini adalah intersep dan slop

setiap variabel sama untu setiap objek. Sehingga dalam model penelitian ini, hasil

regresi dianggap berlaku untuk semua kabupaten/kota pada semua waktu. Sehingga

terdapat kelemahan dalam model ini adalah kesesuaian model dengan kondisi ril

kurang tergambarkan. Kondisi tiap objek dapat berbeda dan kondisi setiap objek satu

waktu dengan waktu lain bisa berbeda.

Fixed effect Model adalah model yang memasukan variabel boneka (dummy) untuk

mengatasi konsistensi intersep dan slope yang sulit dipenuhi dalam model data panel.

Dengan dimasukannya dummy variabel ini, perbedaan nilai parameter baik cross

section maupun time series diizinkan. Pendekatan dengan menggunakan variabel

dummy ini menggunakan analisis Least Square Dummy Variable (LSDV)

Random Effect Model adalah model yang menggunakan residual yang diduga

memiliki hubungan time series dan cross section, sehingga asumsi dasarnya adalah

setiap sampel memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel acak. Random

effect dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian model yang menggunakan

Page 47: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

31

dummy variabel sehingga degree of freedom menurun yang pada akhirnya akan

menekan efisiensi parameter penelitian.

3.4.3 Pemilihan Model

Dalam memilih model terbaik yang akan digunakan dalam estimasi model regresi

terbaik dalam penelitian, perlu dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut :

1. Uji Chow untuk menentukan model terbaik antara common effect model dengan

fixed effect model.

2. Uji Hausman untuk menentukan model terbaik antara fixed effect model dengan

random effect model.

3. Uji Lagrange Multiplier untuk menentukan model terbaik antara common effect

model dengan random effect model.

a. Uji Chow

Untuk melakukan uji Chow terlebih dahulu data diregresikan dengan model common

effect kemudian dibuatlah hipotesis untuk pengujian model yang diterima sebagai

berikut :

H0 : model yang dipilih common effect

Ha : model yang dipilih fixed effect

Kriteria penentuan model yang dipilih adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai probability F ≥ 0,05 maka H0 diterima, dan model common effect

dipilih.

2. Jika nilai probability F < 0,05 maka H0 ditolak, dan model fixed effect dipilih.

Page 48: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

32

Bila kesimpulan menolak H0 dan memilih fixed effect pengujian dilanjutkan dengan

melakukan uji Hausman untuk membandingkan model terbaik antara fixed effect

dengan random effect. Akan tetapi, uji Hausman tidak dilakukan apabila hasil uji

Chow menerima H0 dan memilih common effect.

b. Uji Hausman

Pengujian ini dilakukan jika pada prosedur sebelumnya menolak H0, dengan kata lain

model yang dipilih adalah model fixed effect. Langkah awal adalah dengan

meregresikan model dengan menggunakan metode random effect. Lalu sebagai

kriteria utama pengujian disusunlah hipotesis sebagai berikut :

H0 : Model yang dipilih random effect

Ha : Model yang dipilih fixed effect

Pedoman dalam memutuskan hipotesis yang akan diterima dari kedua opsi di atas

dalam uji Hausman adalah :

1. Jika skor probability Chi-Square ≥ 0,05, maka H0 diterima yang artinya model

yang dipilih adalah random effect model.

2. Jika skor probability hi-Square < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang

artinya model yang dipilih adalah fixed effect model.

Bila H0 diterima dan random effect model terpilih sebagai model terbaik, maka

pengujian dilanjutkan dengan pengujian Lagrange Multiplier untuk menentukan

model terbaik yang akan dipilih antara common effect model dengan random effect

model.

Page 49: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

33

c. Uji Lagrange Multiplier (LM)

Uji Lagrange Multiplier (LM) dilakukan untuk mengetahui manakah model terbaik

antara common effect model atau random effect model. Model ini mendasarkan pada

nilai residual dari model common effect. Dalam pengujian ini yang menjadi dasar

Chi-Square dengan derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar jumlah variabel

independen. Hipotesis yang perlu diperhatikan adalah :

H0 : Model yang terbaik common effect

Ha : Model yang terbaik random effect

Kriteria utama dalam pengujian ini adalah dengan melihat nilai probability Cross-

section random. Jika nilai probability Cross-section random ≥ 0,05 maka H0

diterima, akan tetapi bila nilai probability Cross-section random < 0,05 maka Ha

diterima dan H0 ditolak.

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk melihat gambaran data penelitian berupa

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu PAD, Dana Perimbangan,

Belanja Infrastruktur, dan PDRB. Yang akan dipaparkan dalam analisis deskriptif

adalah nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata/mean, dan standar deviasi. Hal ini

dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan sampel.

Page 50: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

34

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan.

Kelayakan yang dimaksud adalah layak secara statistik yang mengandung makna

bebas dari masalah sebaran nilai residual yang tidak merata, terbebas dari

multikolinearitas, terbebas dari masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

Dalam ketiga model regresi yang digunakan dalam analisis ini yaitu common effect

fixed effect,dan random effect menggunakan dua pendekatan yang berbeda dalam

analisisnya. Common effect dan fixed effect dalam analisisnya menggunakan

pendekatan Ordinary Least Square (OLS) sehingga apabila kedua model itu yang

dipilih, maka pengujian asumsi klasik harus dilakukan. Sementara itu, random effect

model dalam analisisnya menggunakan pendekatan Generalized Least Square (GLS),

dan menurut Gujarati dan Porter (2008) untuk analisis dengan metode ini tidak

diprasyaratkan dilakukan pengujian asumsi klasik karena persamaan yang

menggunakan pendekatan GLS diasumsikan sudah memenuhi asumsi klasik.

3.5.2.1 Uji Normalitas

Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah model regresi memiliki nilai

residual yang tersebar secara merata atau tidak, lalu kurva nilai residual memiliki

kelandaian (slope) yang menggambarkan distribusi yang merata atau tidak. Hal ini

perlu dilakukan untuk memastikan bahwa model regresi ini memiliki sebaran normal

untuk memastikan model regresi tidak bias, memiliki varians yang minimum

sehingga memiliki pengestimasi yang efisien, serta model regresi yang konsisten

dalam mengistimasi.

Page 51: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

35

Dalam model yang dibantu oleh Eviews , pengujian normalitas dilakukan dengan

meninjau nilai probabilitas Jarque-Bera (JB) dengan nilai signifikansi (α= 0,05),

sehingga hipotesis yang disusun untuk uji normalitas adalah sebagai berikut :

H0 : Data telah terdistribusi normal

Ha : Data tidak terdistribusi normal

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Jika probabilitas JB ≥ 0,05 maka H0 diterima dan data telah terdistribusi normal.

2. Jika probabilitas JB < 0,05 maka H0 ditolak dan data tidak terdistribusi normal.

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini untuk membuktikan apakah dalam model regresi terbebas dari korelasi

antar variabel independen. Karena untuk dapat dikatakan sebagai model regresi yang

baik, suatu model harus bebas dari masalah multikolinearitas. Untuk menguji apakah

terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilakukan dengan mengecek nilai korelasi

antar variabel. Bila nilai korelasi antar variabel (pairwise correlations) < 0,8 maka

tidak terdapat permasalahan multikolinearitas.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk memastikan apakah model regresi

mengalami permasalahan heteroskedastisitas atau tidak. Heteroskedastisitas adalah

ketidaksamaan varians dari satu observasi ke observasi lain. Model regresi yang baik

adalah model regresi yang memiliki kesamaan varians pada setiap observasi

(Homokedastis). Pengujian yang dilakukan adalah dengan meregresikan nilai absolut

Page 52: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

36

residual dengan variabel-variabel independen dalam penelitian. Bila nilai signifikansi

hasil regresi tersebut ≥ 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji Autokorelasi

Pengujian ini digunakan untuk mengukur apakah di dalam model regresi terjadi

korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-

1 (sebelumnya) (Ghozali, 2016). Autokorelasi akan menyebabkan varians sampel

tidak akan dapat menggambarkan varians populasinya sehingga timbul bias.

Pengujian ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-

Watson. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW) pada

setiap model regresi. Kriteria dalam pendeteksian autokorelasi dengan derajat

signifikansi 5% (0,05)adalah sebagai berikut :

1. DW < -2 mengindikasikan adanya autokorelasi negative

2. -2 < DW < 2 mengindikasikan tidak adanya autokorelasi

3. DW > 2 mengindikasikan adanya autokorelasi positif.

3.6. Analisis Regresi

Setelah model terbaik untuk melakukan analisis model regresi diperoleh, dan uji

asumsi klasik telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan

analisis kekuatan pengaruh antara dua variabel serta menunjukan bagaimana arah

pengaruh tersebut dengan analisis regresi. Analisis regresi akan dilakukan dengan Uji

F dan uji t yang akan menggambarkan tingkat signifikansi.

Page 53: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

37

3.6.1 Uji F

Pengujian ini dikenal juga dengan uji kelayakan model regresi. Jika nilai signifikansi

> 0,05 atau koefisien bernilai negative maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan), artinya model regresi tidak dapat digunakan sebagai alat analisis.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi 0,05 dan koefisien bernilai positif maka koefisien

regresi signifikan, artinya model regresi dapat digunakan sebagai alat analisis.

3.6.2 Uji t

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variabel dependennya. Jika nilai

signifikansi > 0,05 atau koefisien bernilai negative maka hipotesis ditolak (koefisien

regresi tidak signifikan), artinya secara parsial variabel bebas tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi

0,05 dan koefisien bernilai positif maka koefisien regresi signifikan, artinya variabel-

variabel independen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel

dependen.

3.6.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan mengukur kemampuan model untuk menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Nilai R2 terletak antara nol sampai dengan

satu, di mana semakin mendekati satu, maka variabel independen semakin memberi

informasi untuk memprediksi variabel dependen, dengan kata lain semakin mendekati

satu nilai R2 menunjukan kemampuan yang semakin kuat dalam menjelaskan

perubahan variabel independen terhadap variasi variabel dependen.

Page 54: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

38

3.6.4 Uji Variabel Mediasi

Pengujian variabel mediasi akan dilakukan dengan metode causal step dengan

mengacu pada ketentuan Baron dan Kenny (1986) yaitu dengan metode perbedaan

koefisien, dengan analisis menggunakan variabel mediasi juga dengan analisis tanpa

variabel mediasi. Langkah-langkah pengujian variabel mediasi dengan metode

perbedaan koefisien adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen

dengan menggunakan variabel mediasi.

2. Memeriksa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tanpa

menggunakan variabel mediasi.

3. Memeriksa pengaruh variabel independen terhadap variabel mediasi.

4. Memeriksa pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen.

Sebagai kesimpulan dari keempat langkah pengujian variabel mediasi dengan metode

perbedaan koefisien dijelaskan sebagai berikut :

1. Jika hasil pengujian 3 dan 4 signifikan, serta pengujian 1 tidak signifikan, maka

belanja infrastruktur merupakan variabel mediasi sempurna.

2. Jika pengujian 3 dan 4 signifikan dan pengujian 1 juga signifikan di mana

koefisien 1 < dari 2, maka belanja infrastruktur merupakan variabel mediasi

sebagian (parsial)

3. Jika pengujian 3 dan 4 signifikan dan pengujian 1 juga signifikan, di mana

koefisien pengujian 1 hampir sama atau sama dengan koefisien pengujian 2 maka

belanja infrastruktur bukan merupakan variabel mediasi.

Page 55: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

39

4. Jika pengujian 3 atau pengujian 4 atau keduanya tidak signifikan, maka belanja

infrastruktur bukan merupakan variabel mediasi (Hair et all, 2010).

Page 56: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya penelitian ini membuktikan

bahwa pendapatan asli daerah dan dana perimbangan berpengaruh secara positif

signifikan terhadap belanja infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota

di Provinsi Lampung, akan tetapi belanja infrastruktur tidak memediasi hubungan

antara pendapatan asli daerah dan dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Uraian pengaruh per variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Belanja

Infrastruktur dengan arah positif. Hal ini berarti semakin tingginya tingkat PAD

akan meningkatkan belanja infrastruktur daerah.

2. Dana perimbangan berpengaruh secara signifikan terhadap belanja infrastruktur

dengan arah positif. Hal ini berarti semakin besar dana perimbangan yang diterima

akan meningkatkan alokasi belanja infrastruktur.

3. Pengaruh PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi adalah signifikan dengan arah

positif. Hal ini menandakan bahwa peningkatan pendapatan asli daerah

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Page 57: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

65

4. Pengaruh dana perimbangan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan

arah positif.

5. Belanja infrastruktur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi. Hal ini mengindikasikan belanja infrastruktur yang diselenggarakan

tidak memiliki kontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

6. Belanja Infrastruktur tidak memediasi hubungan antara pendapatan asli daerah dan

dana perimbangan dengan pertumbuhan ekonomi yang penyebabnya diindikasikan

karena tingginya belanja rutin dan rendahnya belanja infrastruktur yang hanya

sekitar 7% dari total belanja.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah memberikan bukti empiris mengenai hubungan antara PAD dan

dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui belanja infrastruktur

sebagai variabel intervening. Akan tetapi, penelitian ini memiliki beberapa

keterbatasan antara lain :

a. Variabel dana transfer yang diteliti merupakan penjumlahan ketiga komponen

dana perimbangan, sehingga pengaruh masing-masing akun seperti DAU, DAK

dan Dana Bagi Hasil secara individu tidak dapat diketahui.

b. Variabel dependen yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur

dengan nominal PDRB atas dasar harga konstan yang merupakan akumulasi

pendapatan total masyarakat dalam suatu wilayah dengan mengabaikan perubahan

tingkat harga sehingga efek inflasi diabaikan.

c. Jumlah sampel yang masih relatif kecil.

Page 58: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

66

d. Variabel yang diuji pengaruhnya terhadap PDRB (indikator pertumbuhan

ekonomi) terbatas pada belanja pemerintah, sehingga pengaruh faktor-faktor lain

tidak dapat diketahui secara jelas.

5.3 Saran

Untuk penelitian selanjutnya penulis memberikan beberapa saran untuk perbaikan

penelitian sejenis agar hasil penelitian memberi dampak lebih luas baik kepada dunia

akademis secara teoritis maupun kepada para pemangku kepentingan lain dalam hal

ini Pemerintah Daerah. Saran-saran yang penulis sampaikan yaitu :

a. Merinci variabel independen menjadi akun-akun pada pos penerimaan dana

transfer dari pemerintah pusat dalam Laporan Realisasi Anggaran, sehingga

pengaruh masing-masing pos pendapatan tersebut dapat diukur secara memadai.

b. Menggunakan variabel independen yang lebih ril seperti laju pdrb, indeks

pembangunan manusia, angka pengangguran, dan pendapatan per kapita

penduduk. Selain itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan

variabel intervening yang lebih beragam misalnya penyertaan modal daerah,

belanja barang dan sebagainya.

c. Mengembangkan sampel tidak terbatas pada provinsi Lampung saja akan tetapi

bisa menggunakan sampel wilayah Sumatera Bagian Selatan yang meliputi

Lampung, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi dan Bengkulu.

Atau dapat pula digunakan sampel seluruh Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera

agar tingkat keterwakilan sampel seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia dapat

tergambarkan.

Page 59: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

67

d. Mengambil variabel-variabel yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi lain

untuk diuji pengaruhnya terhadap PDRB seperti investasi, tingkat konsumsi

publik, neraca perdagangan, angka ekspor dan lain-lain. Hal tersebut ditujukan

agar penelitian selanjutnya dapat mengidentifikasi secara lebih jelas pengaruh

masing-masing komponen yang terdapat dalam informasi dalam laporan keuangan

terhadap PDRB (indikator pertumbuhan ekonomi), sehingga penggunaan

informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan dapat lebih nyata bagi

pertumbuhan ekonomi makro suatu daerah.

Page 60: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy dan Abdul Halim. 2003.Pengaruh Dana Alokasi Umum danPendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemerintah Daerah : Studi KasusKabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Proceeding Simposium Nasional AkuntansiVI.

Aschauer, D.A., 1989. Is Public Investment Productive?. Journal of MonetaryEconomics.Vol.23. p 177-200.

Barro, R.J. 1991. Economic Growth in a Cross Section of Country. Quarterly Journalof Economics. Vol. 106. P 407-443

Baron, R.M. and Kenny, D.A. 1986. The moderator-mediator variable distinction insocial psychologi research : Conceptual, strategic, statistical considerations.Journal of Personality and Social Psychology, 51(6), p.1173

Brodjonegoro, Bambang and Shinji Asanuma. 2000. The Regional Autonomy andFiscal Decentralization in Democratic Indonesia. Hitotsubashi Journal ofEconomics, Vol 41 No.2.

Brodjonegoro, Bambang. 2001. Indonesian Intergovernmental Transfer inDecentralization Era : The Case of General Allocation Fund. Proceeding AnInternational Symposium on Intergovernmental Transfer in Asian Countries :Issues and Practices. Hitotsubashi University, Tokyo

_______________________. 2003. The Indonesian Decentralization After LawRevision: Toward a Better Future?. Proceeding International Symposium inIndonesia’s Decentralization Policy : Problems and Policy Directions.Hitotsubashi University, Tokyo.

Darwanto dan Yulia Yustikasari. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, PendapatanAsli Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian AnggaranBelanja Modal.. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi X. UniversitasHasanuddin. Makassar.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.Semarang: Universitas Diponegoro.

Gramlich, Edward M. 1994. Infrastructure Investment : A Review Essay. Journal ofEconomic Literature Vol. XXXII (September 1994), pp 1176-1196.

Green, Keith. 2005. Decentralization and Good Governance : The Case of Indonesia.MPRA Paper No. 18097. Munich Personal RePec Archive.

Page 61: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

Hair, Joseph F.; William C. Black; Barry J. Babin; Rolph E. Anderson. 2010.Multivariate Data Analysys, Seventh Edition. Pearson Prantice Hall.

Lupia, Arthur and Mathew McCubins. 2000. Representation or Abdication? HowCitizens Use Institutions to Help Delegation Succeed. European Journal ofPolitical Research 37: 291-307.

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta : Penerbit Andi.

Meianto, Edi; Betri dan Cherry Dia Wenny. 2014. Pengaruh Dana Alokasi Umum,Dana Alokasi Khusus, Pendapatan Asli Daerah dan Luas Wilayah terhadapBelanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan. Jurnal AkuntansiSTIE Multi Data Palembang.

Novianto, Riko dan Rafiudin Hanafiah. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,Dana Perimbangan dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modalpada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. JurnalEkonomi Vol.4 No1 Januari-Juni 2015.

Panji, I Putu Barat dan I.G.W. Murjana Yasa. 2016. Pengaruh PAD Dan DAUTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Melalui Belanja Modal di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 5, No.3, Maret 2016 p316-337.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 stdd Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang StandarAkuntansi Pemerintahan.

Permatasari, Isti dan Titik Mildawati. Pengaruh Pendapatan Daerah terhadapBelanja Modal pada Kabupaten/Kota Jawa Timur. Jurnal Ilmu dan RisetAkuntansi : Volume 5, Nomor 1, Januari 2016.

Rondinelli, Denis A. and G. Shabir Cheema. 1983. Implementing DecentralizationPolicies. California: SAGE Publication.

Sahoo, Pravakar; Ranjan Kumar Dash; Geethanjali Nataraj. 2010. InfrastructureDevelopment and Economic Growth in China. IDE Discussion Paper No 261.2010. Institute of Developing Economies, JETRO.

Setiyawati, Anis dan Ardi Hamzah. 2007. Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK danBelanja Pembangunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, danPengangguran : Pendekatan Analisis Jalur. Jurnal Akuntansi dan KeuanganIndonesia, Vol 4, No. 2, Desember 2007, hal 211-228.

Page 62: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP …digilib.unila.ac.id/29277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfduring 2006-2015 periods. Data used in this research were secondary data

Seymour, Richard; Sarah Turner. 2002. Otonomi Daerah : Indonesia’sDecentralication Experiment. New Zealand Journal of Asian Studies 4,2(December, 2002) 33-51.

Silver, Christopher; Iwan J. Azis; Larry Schroeder. 2001. Intergovernmental Transferand Decentralization in Indonesia.. Bulletin of Indonesian Economic Studies,vol 37 no 3, 2001: 345-62.

Siswiyanti, Pungky, 2015. Pengaruh PAD, DAU, DAK Terhadap PertumbuhanEkonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Intervening. JurnalAkuntansi Akrual Vol 7 no 1, Oktober 2015, hal 1-17.

Sumardjoko, Imam dan Andry Irwanto. 2015. Peran Transfer Dana Penyesuaian danDana Perimbangan terhadap Peningkatan Belanja Modal Daerah untukMenciptakan Quality Spending. Proceeding Seminar Nasional Akuntansi XVIIIUniversitas Sumatera Utara. Medan.

Sumarmi, Saptaningsih. 2010.Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana AlokasiUmum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal DaerahKabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Jurnal Akmenika UniversitasPGRI Yogyakarta Edisi IV (April 2010), hal 90-100.

Sumartini, Ni Komang Ayuk dan I.G.W. Murjana Yasa. 2015. Pengaruh PAD danDAU Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Melalui Belanja Modal di Provinsi Bali.E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 4, No. 4, April2015 p 258-271.

Tambunan, Tulus. 2006. Upaya-upaya Meningkatkan Daya Saing Daerah. ProseedingSeminar Peningkatan Daya Saing Dunia Usaha Indonesia. Kamar Dagang danIndustri Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 stdd Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 stdbtd Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Wong, John D. 2004. The Fiscal Impact of Economic Growth and Development onLocal Government Capacity. Journal of Public Bugeting., Accounting andFinancial Management. Fall. 16.3. 799-816