Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AGROWISATA
STROBERI (fragaria choiloensis L.) PETIK SENDIRI
(Studi Kasus: Di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rayat,
Kabupaten Karo)
S K R I P S I
Oleh:
GITA RIANA PASARIBU
NPM : 1604300234P
Program Studi : AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
RINGKASAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana Strategi
Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi Petik Sendiri di daerah penelitian.
Metode Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study). Penentuan
lokasi penelitian di lakukan secara sengaja (purposive) yaitu karena sesuai
karakteristik dan tujuan penelitian yakni di desa Tongkoh kecamatan Dolat
RayatKabupaten Karo, Sumatera Utara. jumlah populasi petani Stroberi dilokasi
penelitian sebanyak 60 Petani, Dengan menggunakan metode slovin maka
diperoleh jumlah sampel adalah sebesar 26 petani. Untuk menganalisis masalah
yaitu Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi Petik Sendiri dilakukan dengan
menggunakan Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat)
Hasil dari penelitian ini sebagai berikut: 1.Nilai skor IFE sebear 1,25 yang
terletak pada kuadran kekuatan dan EFE sebesar 0,50 yang terletak pada kuadran I
(growth) atau pertumbuhan. Kondis imerupakan sesuatu yang menguntungkan
dimana kekuatan dan peluang yang ada dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
faktor kelemahan dan ancaman dari usaha agrowisata stroberi. Strategi yang
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif. Rekomendasi strategi untuk pengembangan usaha agrowisata stroberi
petik sendiri adalah strategi SO (Strength and Opportunities) Adapun Strategi SO
sebagai berikut: a). Kondisi lingkungan yang cocok untuk kegiatan usahatani
stroberi dan produk yang dihasilkan berkualitas dapat dimanfaatkan oleh pelaku
usaha untuk menguasai pasar yang masih terbuka (S1, S4 dan O3). b). Menarik
minat investasi dari berbagai pihak guna dapat kuantitas dan mutu dari stroberi
yang dihasilkan (o4 dan S4). c). Mudah memperoleh bibit dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan produksi usahatani stroberi dengan cara menanam lebih
banyak stroberi untuk memenuhi pasar yang masih terbuka.
Kata kunci: SWOT. Usahatani stroberi. Strategi pengembangan usaha.
SUMMARY
The purpose of this study is to find out How the Strategy for Self-Picking
Strawberry Strawberry Agro Tourism Development in the study area. Method
This study uses a case study method. Determination of the location of the study
was done intentionally (purposive), because it was in accordance with the
characteristics and objectives of the study, namely in the village of Tongkoh,
Dolat Rayat district, Karo Regency, North Sumatra. the number of strawberry
farmers in the research location were 60 farmers. Using the slovin method, the
sample size was 26 farmers. To analyze the problem, namely the Development of
Self-Picked Strawberries Agro Tourism Business carried out using SWOT
Analysis (Strength, Weakness, Opportunities, Threat)
The results of this study are as follows: 1. IFE score of 1.25 is located in the
power quadrant and EFE is 0.50 which is located in quadrant I (growth) or
growth. The condition is something that is beneficial where the strengths and
opportunities that can be used to overcome the weaknesses and threats of
strawberry agro-tourism. The strategy adopted in this condition is to support
aggressive growth policies. The recommended strategy for developing picking
strawberry agro tourism itself is the SO (Strength and Opportunities) strategy.
The SO Strategy is as follows: a). Environmental conditions suitable for
strawberry farming activities and quality products produced can be utilized by
businesses to dominate open markets (S1, S4 and O3). b). Attract investment
interests from various parties in order to get the quantity and quality of the
strawberries produced (o4 and S4). c). Easily obtain seeds can be used to
increase the production of strawberry farming by planting more strawberries to
meet an open market.
Keywords: SWOT. Strawberry farming. Business development strategy.
RIWAYAT HIDUP
Gita Riana Pasaribu, lahir di Medan pada tanggal 29 juli 1996 dari
pasangan Bapak Barumun Pasaribu dan Ibu Asta ginting. Penulis merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara.
Pendidikan yang telah ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Tahun 2009, menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negri
060913Medan.
2. Tahun 2012, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
MTS Darul Ilmi Batang Kuis.
3. Tahun 2015, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menegah Atas di SMK
Farmasi Apipsu Medan.
4. Tahun 2015, diterima di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara Jurusan Agribisnis.
5. Tahun 2018, Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Socfin
Indonesia (scofindo) Kebun Aek loba
6. Tahun 2019, melakukan Penelitian Skripsi dengan judul “Analisis
Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi (Fragaria choiloensis L.) Petik
Sendiri Dengan Petani Stroberi Di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat
Rayat, Kabupaten Karo.
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT,
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam penulisan skripsi ini, penulis
banyak bantuan dari pihak lain, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Secara terkhusus Ayahanda Barumun Pasaribu dan Ibu Asta Ginting yang
telah mencurahkan cinta dan kasih sayang yang tiada henti, dukungan moril
dan material serta nasihat yang tak ternilai harganya bagi penulis. Penulis
ucapkan terima kasih yang tulus serta penghargaan yang tinggi kepada kedua
orang tua atas jerih payah dan motivasinya agar penulis dapat meraih cita –
cita dan menuju masa depan yang cerah.
2. Ibu Mailina Harahap, S.P., M.Si. selaku ketua Komisi Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberikan arahan bimbingan dan bantuan kepada penulis
dalam memahami penelitan selama penulisan skipsi.
3. Bapak Akbar Habib, S.P., M.P. selaku anggota Komisi Pembimbing penulis
dalam menyusun skripsi dan selaku dosen pembimbing akademik.
4. Ibu Ir. Asritanarni Munar, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Ibu Khairunnisa Rangkuti, S.P., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Kepada Teman – teman angkatan 2015 terutama agribisnis-4.
7. Dan kepada orang teristimewa Fahmi Azizi, S.P yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala Desa Tongkoh Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo Beserta
stafnya yang telah bersedia memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis
dalam menyelesaikan Skripsi.
9. Seluruh Petani Desa Tongkoh yang telah bersedia memberikan waktu dan
kesempatan bagi penulis menyelesaikan Skripsi.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas segala Karunia
dan Hidayah serta kemurahan hati-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan baik, serta tidak lupa salawat dan salam kepada Nabi besar
Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Strata (S1) Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Adapun judul dari skripsi
penulis pada penelitian ini adalah “Analisis Pengembangan Usaha Agrowisata
Stroberi (fragaria choiloensis L.) petik sendiri (Studi Kasus: Desa Tongkoh,
Kecamatan Dolat, Rayat, Kabupaten Karo)” disusun sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan S1 di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat dibutuhkan agar
skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang dan berguna bagi
pembaca dan penulis khususnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini
berguna dan bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Medan, Maret 2020
Penulis
Gita Riana Pasaribu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ..................................................................................... i
RINGKASAN ........................................................................................ ii
SUMMARY ........................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................. iv
UCAPAN TERIMAKASI ..................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................ 1
Rumusan Masalah ....................................................................... 6
Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7
Landasan Teori ............................................................................ 7
Penelitian Terdahulu ................................................................... 21
Kerangka Pemikiran .................................................................... 22
METODE PENELITIAN .................................................................. 24
Metode Penelitian ........................................................................ 24
Metode Penentuan Lokasi ........................................................... 24
Metode Penarikan Sampel ........................................................... 25
Metode Pengumpulan Data ......................................................... 26
Metode Analisis Data .................................................................. 27
Definisi Dan Batasan Operasional .............................................. 32
DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN ................................. 34
Letak Geografis ......................................................................... 34
Keadaan Penduduk ...................................................................... 34
Sarana dan Prasarana Umum ....................................................... 36
Karakteristik Sampel ................................................................... 37
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 40
Analis Faktor internal Dan Eksternal .......................................... 40
Analisis SWOT ........................................................................... 46
Perumusan Strategi ...................................................................... 51
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 57
Kesimpulan .................................................................................. 57
Saran ............................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 58
LAMPIRAN ........................................................................................... 59
DAFTAR TABEL
1. Luas panen, Produksi dan Rata- rata hasil Stroberi Provinsi di
Pulau Sumatera tahun 2015 ........................................................... 4
2. Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Kabupaten Karo Tahun
2015 ............................................................................................... 4
3. Jumlah Tanaman Stroberi menghasilkan di Kabupaten Karo ....... 25
4. Skala Likert ................................................................................... 27
5. Matriks SWOT .............................................................................. 29
6. Luas Penggunaan Tanah di Desa Tongkoh ................................... 34
7. Distribusi Penduduk Berdasarkan JenisKelamin .......................... 35
8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia ......................................... 35
9. Distribusi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan ......................... 36
10. Sarana dan Prasarana Desa............................................................ 37
11. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Pengalaman ...... 38
12. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia ............................ 38
13. Jumlah Tanggungan Responden ................................................... 39
14. Jumlah Luas Lahan Responden ..................................................... 39
15. Faktor Strategi Internal (IFAS) ..................................................... 47
16. Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ................................................. 48
17. Matrik SWOT................................................................................ 51
DAFTAR GAMBAR
1. Diagram Analisis SWOT .............................................................. 17
2. Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 23
3. Diagram Delphi ............................................................................. 50
DAFTAR LAMPIRAN
1. Karakteristik Responden ............................................................... 59
2. Rekap Kuisioner Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata
Stroberi Petik SendiriKekuatan(4321) ......................................... 60
3. Rekap Kuisioner Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata
Stroberi Petik Sendiri Kelemahan (1234) ..................................... 61
4. Rekap Kuisioner Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata
Stroberi Petik SendiriPeluang (4321)............................................ 62
5. Rekap Kuisioner Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata
Stroberi Petik Sendiri Ancaman (1234) ........................................ 63
6. Tabel Scoring ................................................................................ 64
7. Tabel IFE Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi
Petik Sendiri ................................................................................. 66
8. Tabel EFAS Strategi Pengembangan Usaha AgroWisata Stroberi
Petik Sendiri ................................................................................. 67
9. Kuisioner Penelitian ..................................................................... 68
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor penting yang menyerap tenaga kerja dan
memberi pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga masyarakat perdesaan di
Indonesia. Fungsi dan manfaat kawasan perdesaan/pertanian selama ini kurang
diperhitungkan, padahal perannya sangat besar. kawasan pertanian berfungsi
menyerap bahan organik, memberi kenyamanan, nilai-nilai tradisi dan sosial
budaya perdesaan, agrowisata perdesaan, menyerap tenaga kerja, pilar ketahanan
pangan, dan sarana pendidikan lingkungan hidup. (Husein,2015)
Obyek wisata yang paling lama berkembang adalah obyek wisata yang
menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek wisata ini oleh Pemerintah
telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Mengingat
keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik
untuk digarap. Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan pertanian yang
sangat luas. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya sampai pasca panen
dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata. Dengan
menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak perkebunan-
perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata agro.
Pada awal munculnya industri wisata di indonesia dari segi ketata ruangan
nasional, pembangunan parawisata hanya dikonsentrasikan di beberapa lokasi
saja, seperti di Pulau Bali, Pulau Jawa, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan.
Namun kini perkembangan pembangunan pariwisata berjalan cukup pesat setelah
disadari, bahwa industri parawisata merupakan penghasil devisa non migas
terbesar di dunia. Idealnya, parawisata dapat meningkatkan kualitas masyarakat
dan menyejahterakan masyarakat, mendukung kelestarian lingkungan,
mengembangkan perekonomian dengan dampak negatif yang minimal.
(Sulistyantara,2015).
Agrowisata atau wisata pertanian didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas
perjalanan wisata yang memanfaatkan lokasi atau sektor pertanian mulai dari awal
produksi hingga diperoleh produk pertanian dalam berbagai sistem dan skala
dengan tujuan memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan rekreasi
di bidang pertanian. Adanya Pengembangan Agrowisata di perdesaan yang
berbasis masyarakat setempat diharapkan dapat memberi manfaat yang banyak,
tidak saja bagi masyarakat perdesaan tetapi juga masyarakat perkotaan untuk lebih
memahami dan memberikan apresiasi pada bidang pertanian serta menjadi sarana
edukasi. (Nurisjah, 2015).
Pengembangan aktivitas Agrowisata secara langsung dan tidak langsung
akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat akan arti pentingnya
pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan Agrowisata akan
menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapat petani di luar nilai
kuantitas produksinya. Selain itu, Pengembangan kegiatan Agrowisata dapat
melestarikan sumber daya, melestarikan kearifan dan teknologi lokal, dan
meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar Agrowisata.(Subowo,
2015).
Di Sumatera Utara terdapat salah satu jenis tanaman hortikultura yang
sesuai di daerah beriklim tropis yaitu Stroberi, yang mana banyak dijumpai dan
sudah cukup lama dibudidayakan di Kabupaten Karo. Jenis tanaman ini
mempunyai prospek yang cukup baik, ditinjau dari segi kemampuan produksi,
tanaman ini dapat dipanen 4 kali dalam setahun. Disamping itu untuk memenuhi
kebutuhan pasar dalam penyedian buah-buah guna menunjang program
parawisata. Minat masyarakat untuk menanam Stroberi semakin meningkat. Hal
ini disebabkan oleh budidaya Stroberi sangat menguntungkan, juga mempunyai
arti penting dalam usaha peningkatan gizi masyarakat.(Soemadi, 2015)
Stroberi atau Strawberry dalam bahasa Inggris, merupakan salah satu
komoditi buah-buahan yang penting di dunia, terutama untuk negara-negara
beriklim subtropis. Permintaan konsumen terhadap buah Stroberi cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Daya serap pasar yang semakin tinggi
mencerminkan bahwa agribisnis Stroberi mempunyai prospek cerah di masa
depan. Di negara-negara yang beriklim subtropis Pengembangan Agrowisata
Stroberi dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan utama petani. Pola dan
sistem Pengembangan budidaya Stroberi telah dipadukan dengan sektor
pariwisata, yaitu menciptakan kebun Agrowisata (Rukmana, 2015).
Tanaman Stroberi merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah
yang merah mencolok dengan bentuk yang mungil, menarik, serta rasa yang
manis segar.
Dapat diketahui bahwa salah satu penyumbang buah Stroberi terbanyak di
pulau Sumatera untuk Indonesia adalah provinsi Sumatera Utara, dapat dilihat
pada tabel 1. Luas panen, produksi dan rata- rata hasil Stroberi menurut provinsi
di Sumatera Utara, berikut:
Tabel 1.Luas panen, Produksi dan Rata- rata hasil Stroberi Provinsi di Pulau
Sumatera tahun 2015
Sumber: Kementrian Pertanian direktorat Jendral Hortikultura 2015
Berdasarkan tabel 1. Bahwa di Pulau Sumatera yang paling banyak
memproduksi Stroberi adalah provinsi Sumatera Utara dengan produksi 116 ton
pada luas lahan yaitu 21 Ha. Provinsi Sumatera Utara penghasil Stroberi
terbanyak sesuai data pada tabel 1 diatas, salah satu Kabupaten yang penyumbang
produksi Stroberi terbesar untuk provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Karo.
Berikut disajikan data mengenai Jenis tanaman Hortikultura Semusim Kabupaten
Karo tahun 2015.
Tabel 2. Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Kabupaten Karo Tahun 2015
Jenis
Tanaman Luas lahan Luas Panen Produksi Produktivitas
Hortikultura (Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha)
Stroberi 20 25 111 44,40
Semangka 23 29 655 225,86
Mentimun 15 18 138 76,39
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karo 2015.
Kode
Provinsi
STROBERI
Provinsi
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata- rata hasil
(Ton/Ha)
1. Aceh - - -
2. Sumatera utara 21 116 5,52
3. Sumtera barat 5 10 2,00
4. Riau - - -
5. Jambi - - -
6. Sumatera selatan - - -
7. Bengkulu 7 20 2,84
8. Lampung - - -
9. Bangka belitung - - -
10. Kep. Riau - - -
Sumatera 33 146 4,42
Berdasarkan Tabel 2. Stroberi berada pada urutan pertama pada jumlah
produksi Sebesar 111 ton dengan luas lahan 20 Ha. Dengan jumlah produktifitas
sebesar 44,40 Kw/Ha
Kawasan Kabupaten Karo sebagai daerah dataran tinggi merupakan daerah
potensional untuk Pengembangan usahatani Stroberi yang bukan hanya dapat
menjadi topangan hidup petani, tetapi juga dapat menjadi kawasan potensional
Agrowisata dengan komoditi Pengembangan utama buah Stroberi. Hal ini menjadi
daya tarik tersendiri bagi wisatawan ditambah dengan panorama alam yang indah
dan kesejukan daerah tersebut. (Baharsyah, 2014)
Kabupaten Karo adalah sebuah tempat rekreasi yang sudah tidak asing lagi
bagi orang-orang yang suka mengexplore daerah-daerah dengan spot alam yang
sangat menawan. Salah satu destinasi yang populer dan banyak diminati di
Kabupaten Karo yaitu berwisata ke kebun Stroberi Petik Sendiri. Kebun Stroberi
Petik Sendiri ini merupakan salah satu lokasi wisata perkebunan Stroberi yang
menawarkan nuansa berbeda dari tempat wisata pada umumnya, yaitu pembelian
Stroberi dengan cara memetik langsung dari pohonnya, serta menawarkan
kesejukan udaranya dan keindahan kebun Stroberi yang tertata dengan rapi, kita
juga dapat melihat proses perawatan Stroberi secara langsung, sehingga berwisata
kita tidak hanya merasakan kepuasan atas tempat tersebut, melainkan
mendapatkan ilmu tentang merawat Stroberi dengan baik yang dapat kita terapkan
suatu saat.
Pengunjung yang datang ke kebun Stroberi dapat menikmati produk dan
fasilitas yg disediakan oleh pengelola yaitu seperti, Stroberi yang sudah dipetik
dan siap untuk dimakan, memetik sendiri Stroberi dikebun, akses menuju kebun
yang mudah dijangkau dari jalan besar, pemasangan spanduk ditepi jalan raya
sehingga memudahkan kita mengetahui letak kebun tersebut, menyediakan tempat
parkir, menyediakan topi caping, keranjang tempat Stroberi, pondok-pondok
untuk bersantai, dan toilet.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Analisis Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi
(Fragaria chiloensis L.) Petik Sendiri di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat
Rayat, Kabupaten Karo”.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi Petik
Sendiri di daerah penelitian ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata
Stroberi Petik Sendiri di daerah penelitian.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam
menentukan berbagai kebijakan mengenai Usaha Agrowisata Stroberi Petik
Sendiri.
2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan khususnya bagi petani
Agrowisata Stroberi Petik Sendiri dan masyarakat umum untuk memulai
Usaha Agrowisata Stroberi.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya untuk melanjutkan penelitian
mengenai Usaha Agrowisata Stroberi Petik Sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Stroberi ( fragaria choiloensis L.)
Tanaman Stroberi merupakan tanaman buah yang ditemukan pertama kali
di chil, Amerika. Salah satu spesies tanaman Stroberi yaitu Fragaria choilensis L.
Menyebar keberbagai Negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain,
yaitu fragaria vesca L. Lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis
Stroberi ini pula yang petama kali masuk ke indonesia. Stroberi yang kita
temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan
fragaria virgiana L. var Duchesne asal amerika utara dengan fragaria chiloensis L.
Var duchesne asal chili. persilangan itu menghasilakan hybrid yang merupakan
Stroberi modern (komersil) fragaria x annanassa var Duchesne.
Klasifikasi tanaman Stroberi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopyhta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria sp.
Stroberi termasuk tanaman herba tahunan yang tergabung dalam famili
Rosaceae. Buahnya terbentuk kerucut, berwarna merah cerah hingga merah tua.
Rasanya manis atau manis masam. Buah ini berguna untuk kesehatan dan
kecantikan, diantaranya sebagai pembersih kulit, penangkal racun dalam darah,
penyembuh rematik dan tekanan darah tinggi. (fendy,2013)
Tanaman buah Stroberi juga berguna bagi kesehatan bahwa selain rendah
lemak dan kalori juga Stroberi secara alami mengandung serat vitamin C, asam
fospat, kalium dan antioksi dalam jumalah yang tinggi. Kandungan vitamin dalam
buah Stroberi menjadikan Stroberi sebagai bahan alternatif yang bagus untuk
meningkatkan kesehatan seperti : jantung, mengurangi resiko terserang beberapa
jenis kanker, dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan tubuh
manusia. Orang yang mengkonsumsi Stroberi diuntungkan oleh kandungan
nutrisinya yang banyak, dapat mempertahankan jantung serta bisa membantu
meningkatkan fungsi ingatan dan mengatasi peradangan sendi atau lebih dikenal
dengan istilah rematik. (kurnia,2014)
Syarat Tumbuh
Tanaman Stroberi (fragaria vesca), hanya diusahakan di daerah-daerah
pegunungan di atas 100 meter dari permukaan laut. Untuk dapat berbunga
tanaman ini memerlukan musim kering yang panjang dan buahnya tidak boleh
terkena hujan. (Tohir,2014)
Tanaman Stroberi membutuhkan lingkungan tumbuh bersuhu dingin dan
lembab. Ia cocok ditanam didaerah pegunungan (dataran tinggi ) bersuhu rendah,
berhari pendek atau berhari netral dan beriklim basah sampai kering. Zona
agroekologi yang optimum adalah daerah- daerah yang mempunyai ketinggian
1.000m – 1.500m diatas permukaan laut (dpl).
Didataran rendah yang mempunyai suhu lebih dari 22˚ C dapat
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan pembungaan tanaman stroberi,
sebaliknya daerah dataran tinggi yang mempunyai suhu sangat dingin ( kurang
dari 4˚ C ) dapat menyebabkan kuncup bunga stroberi rusak dan gagalnya
pembuahan. (Rukmana , 2015)
Tanaman Stroberi mempunyai kemampuan beradaptasi yang cukup luas,
yakni dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah-daerah yang
mempunyai kondisi iklim sebagai berikut : suhu optimum anatar 170 C – 200 C
dan suhu udara minimum anatara 40 C – 50 C, kelembabapan udara (rH) 80 % -
90%, penyinaran matahari 8-10 jam per hari, curah hujan berkisar antara 600 mm
– 700 mm per tahun. Tanaman Stroberi menyebar luas keseluruh daratan tropis
dan sub tropis, terutama di daerah pegunungan tropik, tanaman ini dapat tumbuh
pada beberapa jenis tanah , mulai dari tanah berpasir hingga tanah berliat dengan
PH 5,5 – 6,5. Tanaman Stroberi mengehendaki suhu sejuk dan dingin sehingga di
Indonesia banyak ditanamn pada lahan dataran tinggi (Fachrudin,2013)
Varietas Stroberi yang dapat tumbuh di Indonesia
Stroberi yang dibudidayakan di indonesia merupakan hasil introduksi.
Adapun varietas introduksi yang dapat ditanam di Inonesia antara lain sebagai
berikut:
1. Sweet charlie (asal amerika serikat)
Varietas ini ditanam secara luas di dunia karena cepat berbuh. Buah besar
dengan warna jingga sampai merah, aroma tergolong kuat, sangat produktif,
dan tahan terhadap serangan colletotrichum.
2. Oso Grande (asal california)
Varietas ini sekarang digunakan secara luas didunia. Ukuran buah sangat
besar, buahnya padat, tengahnya bertekstur seperti busa, dan hasil panen
tinggi.
3. Tristar (asal amerika barat)
Varietas ini memerlukan panjang netral. Ukuran buah medium sampai kecil,
cocok untuk pengolahan makanan dan tahan terhadap serangan penyakit read
stele dan embun tepung.
4. Nyoho (asal jepang selatan dan korea)
Secara umum, varietas ini memiliki penampilan buah sangat menarik,
mengkilap, buah padat, sangat manis, dan sangat cocok untuk bahan baku
kue.
5. Hokowaze (asal jepang Utara)
Varietas ini memiliki hasil panen tinggi, aroma tajam, sedikit lunak, sangat
rentan terhadap serangan verticilium dan antraknosa serta tahan terhadap
serangan penyakit embun tepung.
6. Rosa linda (asal florida)
Variteas ini memiliki hasil panen tinggi dengan aroma buah yang kuat.
varietas ini di gunakan sebagai buah meja dan olahan.
7. Chandler (asal california)
Varietas ini ditanam secara luas didunia. Ukuran buah besar, hasil panen
tinggi dan tahan terhadap serangan virus.
Varietas-varietas tersebut telah banyak di budidayakan khusunya di daerah
dataran tinggi seperti Lembang, Cianjur, Cipanas dan Sukabumi (Jawa barat),
Batu dan Situbondo (Jawa timur). Magelang dan Purbalingga (Jawa tengah),
Bedugul (Bali), dan Kabupaten Karo (Sumatera Utara). Petani di Sumatera Utara
(Tanah Karo) Umumnya Menanam jenis varietas Sweet charlie dan Oso Grande
yang sangat baik untuk buah segar.
Agrowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism.
Agro berarti pertanian dan tourism pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah
berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian
rakyat, perkebunan, peternakan, dan perikanan (Siladana, 2014).
Agrowisata atau Agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan
parawisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata,
tujuannya adalah memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan
usaha di bidang pertanian melalui Agrowisata yang menonjolkan budaya lokal
dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani
sambil melestariakan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun
teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan
alamninya.
Motivasi Agrowisata adalah untuk menghasilakan pendapatan tambahan
bagi petani. Bagaimanapun Agroturisme juga merupakan kesempatan untuk
mendidik orang banyak/ masyarakat tentang pertanian dan ekosistem. Pemain
kunci di dalam Agroturisme adalah petani, pengunjung/wisatawan dan pemerintah
atau institusi. Peran mereka bersama adalah penting untuk menuju sukses dalam
Pengembangan Agroturisme (Utama, 2014)
Menurut Sandra dalam Siladana (2015) ada beberapa faktor yang sangat
perlu diperhatikan dalam menata Agrowisata yang dikaitkan dengan kegiatan
pariwisata diantaranya : tanaman yang di kembangkan harus memiliki ciri khas,
tanaman yang dikembangkan tidak hanya untuk dilihat akan tetapi juga dapat
dinikmati, tersedia sarana penelitian, penataan areal tanaman perlu dilengkapi
dengan jalan dan peneduh, sarana pandang dan papan informasi, tersedia sarana
prasara penunjang (Musholla, tempat parkir, serta tempat berisitrahat) dan adanya
program pengembangan yang jelas yang dapat dipelajari oleh semua pengunjung.
Faktor diatas bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Agrowisata dan
menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku usaha untuk meningkatkan minat
masyarakat terhadap tempat tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi tentang agrowisata tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa agrowisata adalah objek wisata yang memanfaatkan usaha
pertanian meliputi teknologi pertanian dan dan komoditas pertanian yang
didalamnya terdapat persiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil
panen sampai dalam bentuk siap di pasarkan dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha dibidang pertanian serta
dapat meningkatkan nilai tambah kegiatan pertanian dan kesejahteraan
masyarakat.
Pengembangan Usaha
Pengembangan Usaha adalah Tanggung jawab dari setiap pengusaha atau
wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas. Jika
hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat
menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi
sebuah usaha besar. Kegiatan bisnis dapat dimulai dari merintis usaha (starting),
membangun kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih
dikenal dengan franchising. Namun yang perlu diperhatikan adalah kemana arah
bisnis tersebut akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan
dalam memperluaskan dan mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan
dengan baik. Untuk melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan
dari berbagai aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM,
teknologi dan lain-lain. (Anoraga, 2014)
Strategi Pengembangan adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan
manajemen puncak dalam pengembangan usaha untuk merealisasikannya.
Disamping itu, strategi pengembangan juga mempengaruhi kehidupan organisasi
dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat
strategi pengembangan adalah berorientasi ke masa depan. Strategi
pengembangan mempunyai fungsi perumusan dan dalam mempertimbangkan
faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan. (David, 2013).
Jenis –Jenis Strategi Pengembangan Usaha Strategi adalah alat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti, 2015).
1. Strategi Pengembangan Produk
Pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan
melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa
baru. Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar
untuk penelitian dan pengembangan.
2. Strategi Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar adalah memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke
wilayah geografis baru. Strategi pengembangan pasar dipilih untuk dijalankan
dengan pertimbangan dapat dilakukannya pengkoordinasian, sehingga akan dapat
dicapai biaya pengorbanan yang lebih rendah dan resiko yang dihadapi lebih
kecil.
Menurut Haeruman (2015), Pengembangan Agrowisata bertujuan untuk
meningkatkan nilai kegiatan pertanian dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Dalam Pengembangan Agrowisata tidak hanya obyek wisata pertaniannya saja
yang disiapkan, tetapi juga penyiapan masyarakat pedesaan untuk dapat
menangkap nilai tambah yang diberikan oleh kegiatan Agrowisata tersebut.
Lingkungan Internal dan Ekternal
Faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan dan Faktor-faktor
eksternal dikategorikan sebagai peluang dan ancaman. yang akan menentukan
apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang
ada, sekaligus menghindari ancaman-ancaman yang ada. (Hunger dan Wheelen,
2014).
Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana strategi
untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman
perusahaan. Faktor-faktor yang dipantau ini meliputi faktor internal dan faktor
eksternal. Pemasaran, personalia, operasional atau produksi, keuangan serta
penelitian dan pengembangan termasuk dalam faktor internal, sedangkan
Lingkungan ekonomi, demografi, sosial budaya, pemerintah, pesaing, pemasok,
dan teknologi merupakan bagian dari faktor-faktor lingkungan eksternal. Dengan
memantau faktor-faktor lingkungan, para penyusun strategi dapat menelusuri
berbagai kesempatan dan tantangan untuk menentukan sifat, fungsi dan hubungan
keterkaitan diantara faktor-faktor tersebut.
Sedangkan menurut Handoko, (2014) lingkungan internal perusahaan
terbagi dalam 5 unsur yang perlu dipertimbangkan, yaitu : pemasaran, keuangan,
produksi atau operasi, personalia, dan organiasasi. Sedangkan lingkungan
eksternal terbagi menjadi 5 bagian, yaitu: kondisi perekonomian, faktor sosial dan
kebudayaan, faktor politik dan hukum, teknologi, dan persaingan.
Umumnya unit bisnis harus mengamati Lingkungan internal yang perlu
diamati adalah pemasaran, keuangan, produksi dan organisasi perusahaan, dan
lingkungan eksternal yang terdiri dari makro (demografi, ekonomi, teknologi,
politik/hukum, dan sosial budaya) dan linkungan mikro yang utama (pelanggan,
pesaing, saluran distribusi dan pemasok) yang mempengaruhi perolehan laba di
pasar. Unit bisnis perlu memiliki kepekaan untuk mengikuti kecenderungan dan
perkembangan yang terjadi, serta menentukan peluang dan ancaman yang timbul
(Kotler dan Susanto, 2015).
Analisis SWOT
Menurut Rangkuti, 2013 SWOT Merupakan singkatan dari strength
(kekuatan-kekuatan), weaknesses(kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-
peluang), dan treaths (ancaman-ancaman). Pengertian-pengertian kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan lain relative
terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan.
2. Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan adalah keterbatasan/kekuranagan dalam sumberdaya alam,
keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif
suatu perusahaan.
3. Peluang (opportunities)
Peluang adalah situasi/kecenderuangan utama yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan.
4. Ancaman (threaths)
Ancaman adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan dalam suatu perusahaan. Dengan demikian, untuk
membuat strategi harus dilakukan analisa faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahaan, peluang, dan ancaman) kondisi saat ini. Analisis SWOT
membantu mengkombinasikan berbagai tren lingkungan (peluang dan ancaman)
dengan kemampuan internal yang dimiliki organisasi. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkan dalam gambar matrik
SWOT. Selain itu, pada saat yang sama analisis SWOT mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki organisasi (Rangkuti, 2014).
Bentuk gambar diagram analisis SWOT menurut Rangkuti (2008) adalah
sebagai berikut
Gambar 1. Diagram Analisis SWOT.
Dari gambar 1. Diatas dapat diketahui bagaimana matriks kuadran SWOT yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kuadran I
Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini yaitu dengan
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Grawth Oriented Strategy).
2. Kuadran II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus di terapkan menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi (Barang/Pasar).
3. Kuadran III
Perusahaan menghadapi peluang perusahaan yang sangat besar, namun disatu
sisi perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus
strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Kuadran IV
Kelemahan internal Kekuatan internal
Berbagai Peluang
Berbagai Ancaman
Kuadran III Kuadran I
Kuadran VI Kuadran II
Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
menghadapi ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang perlu dilakukan
oleh perusahaan adalah dengan strategi pertahanan atau strategi difersive.
Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diindentifikasi,
IFAS (internal Strategic factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan
faktor – faktor strategis internal tersebut dalam rangka kerangka Strenght and
Weakness perusahaan. Tahapnya adalah :
1. Tentukan faktor-foktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
2. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor –
faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total (1,00).
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
dalam katagori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4
(sangat baik), dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau
dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif,
kebalikanya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2, denga rating pada kolom 3, untuk memproleh hasil
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) sampai
dengan 1,0 (poor).
5. Sedangkan untuk kolom 5 digunakan untuk memberi komentar dan catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, serta bagaimana cara penghitungan
pembobotannya.
6. Selanjutnya, jumlah skor pembobotan (kolom 4) untuk memproleh skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategi internalnya.
Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui
terlebih dahulu faktor strategi ekternal (EFAS). Berikut ini adalah cara–cara
penentuan faktor Strategi Eksternal :
1. Susunlah dalam kolom 1 (5-10 peluang dan ancaman).
2. Berikan bobot pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting)
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.Pemberian nilai rating
untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating
+4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian rating ancaman
adalah kebalikannya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2, denga rating pada kolom 3, untuk memproleh
hasil pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00
(outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu di pilih dan bagaimana skor pembobotannya di
hitung.
6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memproleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Total skor ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan yang sedang di teliti dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok usaha yang sama.
Matrik SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)
Menurut Umar (2015) matriks SWOT merupakan salah satu dari lima
machting tool pada tahapan matching stage yang berfungsi sebagai alat yang
penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe alternatif
strategi, yaitu Strenght-Opportunity (S-O), Weakness-Opportunity (W-O),
Strenght-Threat (S-T) dan Weakness-Threat (W-T). Matriks ini merupakan
keyfaktor untuk lingkungan eksternal dan internal. Key faktor merupakan bagian
yang utama sehingga membutuhkan evaluasi dan penelitian yang baik terhadap
faktor-faktor yang ada.
Menurut muhammad (2013), terdapat 3 langkah dalam menyusun matriks
SWOT, yaitu :
a. Manajemen harus melakukan identiifikasi dan inventori terhadap kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, lalu manajemen juga perlu
melakukan perbandingan dengan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki
oleh pesaing.
b. Manajemen mendeteksi lingkungan bisnis makro dan mikro yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan
c. Manajemen mencoba merumuskan pilihan strategi yang mungkin dapat di
implementasikan dengan cara melakukan refleksi atas berbagai
kemungkinan kombinasi dan indikator kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman.
Penelitian Terdahulu
Octavianthy (2006) melakukan penelitian tentang “Analisis Pengembangan
Agribisnis Komoditi Stroberi di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten
Karanganyar”. Hasil penelitian menyatakan bahwa strategi yang dapat diterapkan
dalam pengembangan agribisnis stroberi di Kecamatan Tawangmangu antara lain:
a. Mendayagunakan lahan potensial guna memanfaatkan peluang pasar yang ada.
b. Mendayagunakan kelompok tani guna memanfaatkan adanya Dinas Pertanian
sebagai lembaga pembina usahatani.
c. Meningkatkan kemampuan permodalan petani dengan memanfaatkan lembaga
keuangan yang ada.
d. Meningkatkan penguasaan teknologi dengan memanfaatkan keberadaan Dinas
Pertanian.
e. Meningkatkan mutu produk stroberi guna mengimbangi mutu adanya produk
impor.
f. Mendayagunakan sarana pengangkutan guna mengatasi daya dukung pasar
lokal yang rendah.
g. Meningkatkan penguasaan teknologi untuk mengatasi perubahan cuaca yang
tidak menentu, hama/penyakit dan kualitas produk.
Kerangka pemikiran
Agrowisata Stroberi merupakan sebuah tempat wisata edukasi dan Petik
Stroberi yang berada di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo.
Kurangnya pengelolaan yang maksimal maka perlu dilakukan langkah perumusan
strategi pengembangan. Rumusan strategi ini dilakukan untuk meningkatkan
keprofesionalan dalam mengelola Agrowisata yang selama ini telah berjalan
cukup baik. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan Agrowisata mampu
bersaing dengan tempat wisata lainnya yang berada di Kabupaten Karo dengan
memanfaatkan kekuatan dan peluang serta meminimalisir ancaman dan menutupi
kelemahan yang dimiliki.
Evaluasi kondisi internal ekternal sangat berguna untuk mengetahui
kondisi manajemen perusahaan, baik pengelolaan, pengembangan, ketersediaan
fasilitas dan sistem informasi perusahaan yang dibutuhkan. Analisis internal
berguna untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, sedangkan analisis eksternal
berguna untuk mengetahui peluang dan ancaman didalam pengembangan
Agrowisata Stroberi Petik Sendiri. Informasi yang diperoleh kemudian di
masukan dalam matriks IFAS dan matriks EFAS dan kemudian kita gunakan
matriks SWOT untuk menetapkan beberapa alternatif yang akan dilakukan
perusahaan agar kegiatan pengembangan dapat memberikan hasil yang maksimal.
Kerangka berfikir pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut ini :
Gambar 2.Skema Kerangka Pemikiran.
Kekuatan (Strength)
AGROWISATA
STROBERI
Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
Matriks IFAS dan MatriksEFAS
Matriks SWOT
Strategi Pengembangan
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study) yaitu
penelitian yang dilakukan dengan melihat langsung kelapangan yaitu usaha
Agrowisata Stroberi Petik Sendiri di desa Tongkoh kecamatan Dolat Rayat
Kabupaten Karo, karena studi kasus merupakan metode yang menjelaskan jenis
penelitian mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu, atau penelitian yang
dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara
cermat terhadap berbagai faktor yang terkait dengan kasus sehingga akhirnya
diperoleh kesimpulan yang akurat. Tujuan dari studi kasus adalah untuk
memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat- sifat khas dari
kasus atau status individu, yang kemudian sifat - sifat khas akan dijadikan suatu
hal yang bersifat umum.
Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian di lakukan secara sengaja (purposive) yaitu
karena sesuai karakteristik dan tujuan penelitian yakni di desa Tongkoh
kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Yang mana karena
Kabupaten Karo merupakan satu-satunya sentral produksi tanaman Stroberi yang
ada di Sumatera Utara. Dibawah ini menunjukan tentang perkembangan tanaman
Stroberi diseluruh kecamatan yang ada dikabupaten Karo adalah sebagai berikut:
Tabel 3.Jumlah Tanaman Stroberi menghasilkan di Kabupaten Karo tahun 2010.
No Kecamatan Jumlah Tanaman mengahasilkan (pohon)
1. Barus Jahe 110.150
2. Tiga panah 114.570
3. Kabanjahe 113.590
4. Simpang IV -
5. Payung -
6. Munte -
7. Tigabinanga -
8. Juhar -
9. Kutabuluh -
10. Mardingding -
11. Berastagi 348.000
12. Merek 115.860
13. Laubaleng -
14. Dolat Rayat 339.840
15. Naman Teran 116.165
16. Merdeka 114.276
17. Tiga Nderket -
Jumlah 1.372.451
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Karo 2010.
Berdasarkan Tabel 3. Menunjukkan Daerah Sumatera Utara yang cocok
untuk Tanaman Stroberi adalah Kabupaten Karo. Dan kecamatan Dolat Rayat
sebagai salah satu daerah penghasil stroberi terbesar ke-2 Setelah Berastagi
dengan jumlah tanaman menghasilkan sebanyak 339.840.
Metode Penarikan Sampel
Sampel dari penelitian adalah petani Agrowisata Stroberi Petik Sendiri
yang berada di Desa Tongkoh Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo. Dari pra
survey yang telah dilakukan diketahui bahwa jumlah populasi petani Stroberi
dilokasi penelitian sebanyak 60 Petani. Maka Metode penentuan sampel
dilakukan dengan menggunakan Metode Slovin, besarnya sampel dapat diperoleh
dengan Rumus :
Rumus Slovin :
Keterangan :
N = Besar populasi/ Jumlah Populasi
n = Jumlah Populasi
e = Batas Toleransi kesalahan (error tolerance)
=
= 25,53 = 26 Petani
Dengan menggunakan metode slovin maka diperoleh jumlah sampel adalah
sebesar 26 petani.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diambil secara langsung dari tempat penelitian yang berupa data
hasil pengamatan langsung. Dan data sekunder adalah data pendukung atau
pelengkap data primer. Data ini diperoleh secara tidak langsung yang bersumber
dari dokumen dan informasi yang ada di dinas terkait.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagi berikut :
1. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak - pihak yang
bersangkutan yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada
responden dan dengan menggunakan kuisioner berupa skala Likert.
Dengan demikian dalam penelitian ini responden dalam menjawab
pertanyaan hanya ada 4 kategori diantaranya sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), dari jawaban di atas memiliki
bobot skor dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4. Skala Likert
No Kategori Skor
1. Sangat Setuju 4
2. Setuju 3
3. Tidak Setuju 2
4. Sangat Tidak Setuju 1
2. Observasi
Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung oleh
peneliti di tempat penelitian yaitu Desa Tongkoh Kecamatan Dolat Rayat
kabupaten Karo, Sumatera Utara.
3. Dokumentasi dan pencatatan
Teknik yang dilakukan untuk memperoleh data baik dan responden maupun
dan instansi yang terkait dengan penelitian maupun dokumen-dokumen.
Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan selanjutnya dianalisis.
Untuk menganalisis masalah yaitu Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi
Petik Sendiri dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT (Strenght,
Weakness, Opportunities, Threat) dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan stategi suatu usaha ( strategi SO, ST, WO, dan
WT). Analisis ini didasarkan terhadap logika yang dapat memaksimalkan
Kekuatan (Strenght) dan Peluang (Opportunities) Namun secara bersamaan dapat
meminimalkan Kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threat).
Matriks SWOT berisi daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Matriks SWOT memudahkan penyusunan alternatif strategi Pengembangan Usaha
Agrowisata Stroberi Petik Sendiri di Desa Tongkoh Kecamatan Dolat Rayat
Kabupaten Karo. Dalam matriks SWOT terdapat delapan tahap penentuan
strategi, yaitu:
1) Menuliskan peluang eksternal.
2) Menuliskan ancaman eksternal.
3) Menuliskan kekuatan internal.
4) Menuliskan kelemahan internal.
5) Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
strategi SO.
6) Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
strategi WO.
7) Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
strategi ST.
8) Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
strategi WT.
Tabel 5. Matriks SWOT
Strenght (S) Weakness (W) IFAS
Faktor- faktor Faktor- faktor
EFAS kekuatan internal kelemahan internal
Opportunities(O) Strategi SO Strategi WO
Faktor – faktor Ciptakan strategi Ciptakan strategi yang
Peluang eksternal yg menggunakan meminimalkan
Kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Faktor- faktor Ciptakan Strategi Ciptakan Strategi yg
Ancaman eksternal Yg menggunakan meminimalkan
Kekuatan untuk kelemahan dan
Mengatasi ancaman Menghindari ancaman.
Sumber : Rangkuti, 2017
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebeser- besarnya.
b. Strategi ST
Strategi ini dalam mengunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti,
2017).
Hasil dari matriks SWOT ini sendiri diharapkan dapat memberikan beberapa
alternatif strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan
agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan perusahaan dapat
memberikan hasil yang maksimal. Dalam perumusan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman perusahaan diperlukan diskusi lebih mendalam dengan
pihak perusahaan sehingga dilakukan tanya jawab secara iterative. Diskusi yang
dilakukan dengan perusahaan bertujuan agar dalam penelitian ini dapat
merumuskan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Pertimbangan
perusahaan dan hasil analisis penelitian akan menjadi acuan utama dalam
pembuatan matriks SWOT ini.
Analisis SWOT membandingkan antara Lingkungan internal dengan
Lingkungan eksternal.
1. Lingkungan Internal : Lingkungan internal ini menyangkut dengan
kondisi yang terjadi di dalam Usaha Pengembangan Agrowisata Stroberi
Petik Sendiri, Lingkungan internal tersebut terdiri dari pemasaran,
keuangan, produksi atau operasi, dan sumber daya manusia sebagai suatu
kekuatan dan kelemahan.
Lingkungan internal memiliki dua variabel yakni Kekuatan
(Strenght) dan Kelemahan (Weakness). Tujuannya adalah dapat
melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar
manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis
mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat
terhadap perusahaan.
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-
keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani atau ingin dilayanin oleh perusahaan. Sedangkan Kelemahan
adalah keterbatasan dan kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kemampuan yang menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.
2. Lingkungan Eksternal : Lingkungan eksternal merupakan
lingkungan yang ada di luar usaha yang menjadi peluang dan ancaman
terhadap Pengembangan Agrowisata Stroberi Petik Sendiri. Lingkungan
eksternal ini terdiri dari lingkungan makro dan mikro. Lingkungan makro
antara lain ekonomi, sosial budaya, lingkungan alam, dan teknologi.
Sedangkan lingkungan mikro antara lain pesaing, ancaman pendatang
baru, dan konsumen sebagai suatu peluang dan ancaman.
Lingkungan eksternal memiliki dua variabel yakni Peluang
(Opportunities) dan Ancaman (Threats). Tujuannya adalah untuk
menggambarkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan
perusahaan dan ancaman yang dihindari.
Peluang adalah Lingkungan perusahaan yang dapat dimanfaatkan
oleh perusahaan guna meningkatkan posisi bersaing perusahaan dalam
industri. Sedangkan Ancaman adalah Lingkungan perusahaan yang tidak
menguntungkan perusahaan.
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertiam dalam
penelitian ini, maka diberikan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
1. Pengembangan adalah suatu proses pembangunan secara bertahap dan teratur
yang menjurus kesasaran yang dikendaki.
2. Usaha Agrowisata Stroberi Petik Sendiri adalah suatu bentuk usaha
parawisata yang menggembangkan serta memanfaatkan potensi keindahan
sektor pertanian dalam komoditi Stroberi, kemudian parawisatawan bisa
memetik Stroberi itu langsung dikebunnya.
3. Analisis SWOT adalah analisis yang mengkombinasikan antara faktor
eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) yang dihadapi oleh setiap subsistem Agrowisata.
4. Lingkungan internal adalah faktor - faktor dari dalam subsistem agrowisata
yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari tiap susbsistem Agrowisata.
5. Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor dari luar subsistem Agrowisata
yang merupakan peluang dan ancaman dari tiap subsistem agrowisata.
6. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain relatif
terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu usaha.
7. Kelemahan adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya alam,
keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif
suatu usaha.
8. Peluang adalah situasi/kecenderungan utama yang menguntungkan dalam
lingkungan usaha.
9. Ancaman adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan.
Batasan Operasioanal
Adapun batasan operasioanl adalah sebagai berikut :
1. Daerah penelitian Analisis Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi Petik
Sendiri dilakukan di Desa Tongkoh Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah petani Agrowisata Stroberi Petik Sendiri
di Desa Tongkoh Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo.
3. Penelitian dilakukan pada tahun 2019
DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN
Letak Geografis
Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Tanah Karo, berada
pada ketinggian 1192 M diatas permukaan laut. Jarak desa tongkoh dengan
ibukota kecamatan sejauh 17 Km. secara administratif desa tongkoh berbatasan
dengan:
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Musim Baru
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ndokum Siroga
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Surbakti
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Semangat
Luas wilayah Desa Tongkoh adalah : 400 Ha2 dengan jumlah dusun
sebanyak 4 dusun. Umumnya tanah yang digunakan oleh masyarakat di Desa
Tongkoh adalah sebagian besar digunakan untuk berkebun, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 6. Luas Penggunaan Tanah di Desa Tongkoh
No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
1 Pemukiman 8 11,42
2 Perkebunan 50 71,42
Total 70 100
Sumber: Kantor Kepala Desa Tongkoh 2017
Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk Desa Tongkoh berjumlah sebanyak 2184 jiwa yang terdiri dari
780 KK. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk Desa Tongkoh terdiri dari
jumlah laki-laki sebanyak 1112 jiwa dan perempuan sebanyak 1072 jiwa. Untuk
lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel7. Distribusi Penduduk Desa Tongkoh Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 1112 54
2 Perempuan 1072 46
Jumlah 2184 100
Sumber: Data Kantor Kepala Desa Tongkoh 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk jenis
kelamin laki-laki lebih banyak dibanding dengan jenis kelamin perempuan,
dengan selisih persentase jumlah penduduk sebesar 4%.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Penduduk yang berdomisili di Desa Tongkoh terdiri dari berbagai rentang
usia. Berikut adalah jumlah penduduk Desa Tongkoh ditinjau berdasarkan usia.
Tabel 8. Distribusi Penduduk Desa Tongkoh Berdasarkan Usia
No Rentang Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0-14 709 32,46
2 15-55 1.174 53,76
3 >56 301 17,28
Jumlah 2.184 100
Sumber: Data Kantor Kepala Desa Tongkoh 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia penduduk Desa
Tongkoh berada pada rentang usia 16-35 tahun, yaitu sebanyak 1.174 jiwa atau
53,76% dari keseluruhan jumlah penduduk. Rentang usia tersebut merupakan usia
produktif dimana setiap individu memiliki orientasi untuk bekerja guna
mencukupi kebutuhan ekonomi. Sedangkan penduduk dengan usia lanjut
berjumlah sebanyak 301 jiwa atau 17,28% dari keseluruhan jumlah penduduk
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Penduduk Desa Tongkoh mayoritas bekerja sebagai petani. Meskipun
demikian masih terdapat beberapa penduduk lainnya yang memiliki profesi
berbeda. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis pekerjaannya, sebagai berikut.
Tabel 9. Distribusi Penduduk Desa Tongkoh Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 PNS/Abri 34 6,5
2 Petani 472 93
3 Lain-lain 2 0,5
Jumlah 508 100
Sumber: Data Kantor Kepala Desa Tongkoh 2017
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa penduduk Desa Tongkoh
kebanyakan berprofesi sebagai petani yaitu sekitar 472 orang atau 93% dari total
angkatan kerja di Desa Tongkoh. Sedangkan untuk profesi dengan jumlah
penduduk terendah adalah masyarakat yang berprofesi sebagai lainnya yaitu
sebanyak 2 orang atau 0,5% dari total keseluruhan angkatan kerja.
Sarana dan Prasarana Umum
Setiap desa memiliki sarana dan prasarana yang berebeda-beda antara satu
sama lain. Sarana yang ada disesuaikan dengan kebutuhan topogafi setiap desa.
Tingkat perkembangan sebuah desa dapat diukur dengan kondisi sarana dan
prasarana yang ada. Karena keberadaan sarana dan prasaranan tersebut laju
pertumbuhan sebuah desa, baik dari sektor perekonomian maupun sektor-sektor
lainnya.
Desa Tongkoh memiliki beberapa sarana dan prasarana. Keadaan sarana
dan prasarana akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat.
Semakin baik sarana dan prasarana pendukung maka akan mempercepat laju
pembangunan baik di tingkat lokal maupun regional. Keadaan sarana dan
prasarana di Desa Tongkoh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Sarana Dan Prasarana Desa Tongkoh
No Jenis Sarana Dan Prasarana Desa Unit
1 Tempat ibadah 4
2 Puskesmas 1
3 Sarana Pendidikan 3
4 Kantor Kepala Desa 1
5 Aula
6 Air Bersih 1
Total 100
Sumber: Data Kantor Kepala Desa Tongkoh 2017
Karakteristik Sampel
Sampel merupakan komponen yang paling penting dalam sebuah
penelitian. Karakteristik sampel harus sesuai dengan tujuan penulisan sebuah
penelitian. Sesuai dengan judul maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah para petani stroberi yang jumlah 26 orang responden yang terdapat di Desa
Tongkoh. Dari keseluruhan sampel yang berjumlah 26 orang ditentukan secara
acak. Berdasarkan Karakteristik sampel penelitian dibedakan berdasarkan
pengalaman, usia, Jumlah Tanggungan dan luas lahan. Penulis akan menjabarkan
keseluruhan karakteristik sampel penelitian tersebut satu persatu.
a. Pengalaman
Karakteristik sampel penelitian berdasarkan pengalaman dibedakan
menjadi beberapa kelompok waktu. Untuk lebih jelasnya datanya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 11. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Pengalaman
No Pengalaman Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 1-10 8 30,76
2 11-21 6 23,07
3 22-32 8 30,76
4 >32 4 15,38
Jumlah 26 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pengalaman sampel penelitian
yang paling banyak adalah kelompok petani dengan pengalaman 1-10 dan 22-32
tahun dengan persentase sebesar 30,76%. Sedangkan untuk jumlah sampel dengan
pengalaman terendah berada dikelompok > 32 tahun sebanyak 15,38%.
b. Usia
Karakteristik sampel penelitian berdasarkan rentang usia dapat dibedakan
seperti yang terdapat pada tabel berikut ini.
Tabel 12. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia
No Rentang Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 20-30 2 7,69
2 31-41 10 38,46
3 > 42 14 53,84
Jumlah 26 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa
jumlah sampel penelitian yang terbanyak berada pada rentang usia >42 tahun,
yakni 14 orang atau 53,84% dari keseluruhan jumlah sampel dan untuk kelompok
usia terendah adalah 20-30 tahun dengan persentase sebanyak 7,69%.
c. Jumlah Tanggungan
Karakteristik sampel berdasarkan jumlah tanggungan dapat dibedakan
seperti yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 13. Jumlah Tanggungan Responden
No Kelompok Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0-1 0 0
2 2-3 12 46,15
3 4-5 12 46,15
4 >6 2 7,69
Jumlah 26 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa
jumlah tanggungan sampel penelitian yang terbanyak pada kelompok 2-3 dan 4-5
jiwa dengan jumlah 12 orang dengan persentase 46,15%. Sedangkan untuk
kelompok jumlah tanggungan terendah berada pada kelompok 0-1 sebanyak 0%
Luas Lahan
Karakteristik sampel berdasarkan Luas lahan stroberi yang dimiliki dapat
dibedakan seperti yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 14. Jumlah Luas Lahan Responden
No Luas Lahan
(Ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0,0-0,24 4 15,38
2 0,25-0,5 15 57,69
3 >0,51 7 26,92
Jumlah 26 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat diketahui bahwa
jumlah sampel penelitian yang terbanyak memiliki Luas lahan 0,25-0,5 Ha, yakni
15 orang atau 57,69% dari keseluruhan jumlah sampel, sedangakan skala luas
lahan dengan jumlah sampel terendah yaitu 0,0-0,24 Ha dengan jumlah sampel
petani stroberi sebanyak 4 orang atau 15,38% dari total keseluruhan sampel
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara ringkas apa saja faktor
internal dan eksternal apa saja yang terdapat pada usaha agrowisata stoberi serta
bagaimana Strategi pengembagan usaha agrowista stroberi petik sendiri.
Analisis Faktor internal Dan Eksternal
Analisis faktor internal dan eksternal dilakukan dengan meninjau
faktor-faktor yang terdapat didalam maupun diluar lingkungan usaha
agrowisata stroberi di Desa Tongkoh yang berpengaruh terhadap strategi
pengembangan usaha agrowisata stroberi petik sendiri. Analisis faktor
eksternal dilakukan dengan melihat faktor-faktor diluar agrowisata stroberi
untuk mengidentivikasi kecendrungan-kecendrungan yang berada diluar
kontrol pelaku usaha. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan faktor kunci
peluang dan ancaman dari usaha agrowisata storberi yang berpengaruh
terhadap strategi pengembangan usaha agrowisata.Sedangkan analisis faktor
internal dilakukan dengan melihat faktor-faktor didalam agrowisata stroberi
untuk mengidentivikasi kecendrungan-kecendrungan yang berada diluar
kontrol pelaku usaha. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan faktor kunci
kekuatan dan kelemahan dari usaha agrowisata storberi yang berpengaruh
terhadap strategi pengembangan usaha agrowisata.
Faktor Internal
Melalui analisis faktor internal akan dapat diketahui kelemahan dan
kekuatan dari usaha agrowisata stroberi, kondisi lingkungan internal yang
diamati dalam penelitian ini meliputi permodalan, kualitas produksi dan
pelayanan, fasilitas dan sumber daya manusia. Berikut adalah kekuatan dan
kelemahan yang terdapat dalam usaha agrowisata stroberi petik sendiri:
Kekuatan
Analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Kekuatan yang dimiliki usaha
agrowisata stroberi adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat memberikan respon yang baik terhadap usaha Agrowisata
Stroberi petik sendiri.
Respon masyarakat dengan adanya kegiatan usaha agrowisata stroberi ini
sangat baik hal ni dapat dilihat dengan tingginya minat kunjungan masyarakat ke
kebun stoberi. Selain masyarakat yang berada disekitaran wilayah kecamatan
Dolat Rayat, msayarakat dari luar kota juga banyak yang datang untuk
beerkunjung ke kebun stroberi seperti, dari Kota Medan, Tebing Tinggi dan Kota
Pematang Siantar
2. Jarak lokasi wisata yang tidak jauh dari pusat kota medan.
Lokasi kebun agrowisata yang strategi yaitu yang berdekatan dengan wilayah
pusat Kota Provinsi. Jarak antara lokasi usaha dengan Kota Medan berikasar lebih
kurang 70 Km, hal ini merupakan salah satu kekuatan yang dapat dimanfaatkan
oleh petani untuk mengembangkan usahanya, karena umumnya masyarakat yang
bekerja di Kota Medan untuk mengisi waktu liburnya sering berkunjung ke
Brastagi.
3. Mudahnya memperoleh benih stroberi dalam pembibitan.
Benih stroberi sangat mudah diperoleh hal ini dapat dilihat dengan banyak
nya kios-kios pertanian atau agen-agen yang menjual benih stroberi di sekitaran
wilayah Desa Tongkoh, disamping itu perkembangan teknologi informasi juga
sangat membantu petani untuk membeli benih stroberi melalui pemasaran online,
atau online shop
4. Kondisi iklim atau lingkungan yang cocok untuk membudidayakan usaha
Agrowisata Stroberi
Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Tanah Karo, berada
pada ketinggigian 1192 M diatas permukaan laut dan berada diwilayah sekitaran
perbukitan sehingga suhu di Desa Tongkoh yang relatif dingin hal ini sangat
sesuai dengan syarat tumbuh tanaman stroberi, mengingat stroberi adalah tanaman
yang membutuhkan suhu yang dingin.
Kelemahan
Kelemahan adalah situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis
kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala
yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan. Berikut adalah faktor internal
kelemahan yang dimiliki usaha agrowisata stroberi.
1. Teknolgi yang digunakan dalam agrowisata stroberi petik sendiri masih
sederhana atau tradisional.
Penggunaan teknologi dalam kegiatan usahatani stroberi di daerah penelitian
umunya masih bersifat tradisional atau manual, hal ini dapat dilihat dari segi
kegiatan proses budidaya dan pemeliharaan, untuk seluruh kegiatan masih harus
menggunakan tenaga kerja belum ada teknologi yang diterapkan
2. Kurangnya pengetahuan petani dalam pengembangan usaha agrowisata
stroberi petik sendiri.
Pengalaman petani yang minim mengakibatkan petani masih kurang
mengetahui bagaimana teknik budidaya stoberi dengan baik. Apabila kelemahan
ini dibiarkan secara terus menerus maka akan dapat memberikan kerugian bagi
petani usahanya tidak akan berkembang.
3. Keterbatasan fasilitas dan sarana bermain di dalam kebun agrowisata
stroberi.
Fasilitas sarana bermain merupakan salah satu aspek penunjang dalam
mengembangkan usaha agrowisata namun pada kenyataannya untuk sarana dan
fasilitas yang terdapat di kebun agrowisata stroberi masih sangat terbatas hal ini
dapat dilihat pihak pengolah tidak dapat menyediakan untuk sarana ibadah, sarana
bermain dan tempat berkumpul pengunjung.
4. Permodalan yang masih kurang.
Sumber modal petani stroberi di daerah penelitian umumnya bersumber dari
modal pribadi oleh karena itu modal yang dimiliki oleh petani sangat terbatas
sehingga petani tidak dapat mengembangkan usahanya dalam skala besar.
Faktor Eksternal
Analisis lingkungan eksternal perusahaan berkaitan dengan keadaan
luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kegiatan di perusahaan.
Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal sangat dibutuhkan karena
merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung. Faktor-
faktor eksternal teridentifikasikan menggambarkan peluang dan ancaman yang
dihadap oleh perusahaan. Berikut penjelaskan Lingkungan Eksternal yang
terdapat pada usaha agrowisata stroberi:
Peluang
Peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu
organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi
dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang
memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa
yang akan depan atau masa yang akan datang. Berikut adalah faktor eksternal
peluang yang dimiliki pelaku usaha:
1. Tingginya minat pengunjung agrowisata stroberi petik sendiri untuk datang
kembali di lain waktu.
Minat pengunjung kebun agrowisata sangatlah tinggi hal ini disebabkan
karena untuk kegiatan agrowisata di Sumut masih sangat minim, sehingga
tingginya minat pengunjung merupakan peluang yang sangat bagus untuk
dimanfaatkan dalam upaya pengembangan usahatani agrowisata stroberi.
2. Pasar yang masih terbuka.
Buah stroberi sangat banyak peminatnya di pasaran hal ini dikarenakan buah
stroberi sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat disamping buah stroberi
merupakan salah satu golongan buah primadona dikalangan masyarakat hal ini
disebabkan karena mahalnya harga buah dan banyaknya manfaat yang terkandung
dalam buah stroberi
3. Tingginya kunjungan wisatawan asing untuk datang ke kawasan wisata di
kabupaten karo
Kunjungan wisatawan manca Negara cukup tinggi hal ini disebabkan karena
lokasi usaha stroberi merupakan wilaya pariwisata. Dengan adanya kunjungan
turis manca Negara hal ini dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan objek agro
wisata stroberi kedunia internasional untuk semakin mengembangkan kegiatan
agrowisata stroberi.
Ancaman
Ancaman adalah cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai
macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau
organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman
tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di
masa sekarang maupun masa yang akan datang. Berikut faktor eksternal ancaman
yang dimiliki usaha agrowisata stroberi
1. Kekecewaan pengunjung terhadap fasilitas dalam layanan yang terdapat di
kebun agrowisata stroberi.
Kekecewaan pengunjung terhadap fasilitas dan layanan yang terdapat di
dalam stroberi akan sangat berdampak buruk terhadap keberlangsungan kegiatan
agrowisata stroberi, hal ini disebabkan pengunjung yang kecewa umumnya tidak
akan melakukan kunjungan ulang dan akan menyebarkan image yang buruk
terhadap orang-orang
2. Perubahan cuaca yang ekstrim atau tidak menentu.
Perubahan cuaca merupakan hal yang harusmenjadi salah satu ancaman bagi
pelaku usaha, apabila cukup ekstrim maka akan menyebabkan kematian bagi
tanaman stroberi.
3. Tingkat persaingan usaha antara yang satu dengan yang lainnya.
Pada umumnya persaingan yang tinggi akan memberikan manfaat bagi
petani untuk semakin berinovasi untuk mengembangkan usahanya, namun
dampak negatifnya adalah apabila petani tidak dapat bersaing maka petani secara
otomatis akan tersingkirkan oleh pesaing sehingga dapat memberikan kerugian
bagi petani
4. Produk pertanian yang mudah rusak.
Karakteristik komoditi pertanian yang mudah rusak merupakan salah satu
ancaman yang sangat besar bagi pelaku usaha, karena apabila tidak dilakukan
penanganan yang lebih lanjut maka akan memberikan kerugian bagi petani
stroberi.
5. Masuknya agrowisata baru selain agrowisata stroberi
Dalam perkembangannya sampai saat ini kegiatan agrowisata sudah mulai
banyak diminati oleh masyarakat, hal ini dikarenakan banyaknya niat dan minat
masyarakat yang ingin kembali kealam dan menikmati suasana pertanian. Di desa
Tongkoh sendiri untuk saat ini kegiataan agrowisata sudah mulai banyak dilirik
oleh penduduk setempat hingga saat ini sudah ada 3 kebun agrowisata didesa
tongkoh antara lain agrowisata taman bunga, agrowisata garbiera dan agrowisata
susu perah. Dalam perkembangannya ketiga jenis agrowisata tersebut sangat
banyak di kunjungi oleh wisatawan karena fasilitas dan sarana untuk berfoto yang
disediakan sangat bagus.
Analisis SWOT
Analisis SWOT sebagai dasar penentuan strategi pengembangan
agrowisata stroberi petik sendiri. Penilaian analisis SWOT berdasarkan faktor
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dari hasil penelitian berikut adalah
tanggapan responden tentang indikator faktor internal dan eksternal yang diajukan
sebagai dasar perumusan strategi pengembangan usaha agrowisata stroberi petik
sendiri. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 15. Analisis Faktor Internal Usaha Agrowisata Stroberi (IFAS)
FAKTOR - FAKTOR
INTERNAL BOBOT RATING
BOBOT x
RATING
KEKUATAN
1. Masyarakat memberikan respon
yang baik terhadap usaha
Agrowisata Stroberi petik
sendiri. 0,15 4 0,6
2. Jarak lokasi wisata yang tidak
jauh dari pusat kota medan. 0,20 3 0,6
3. Mudahnya memperoleh benih
stroberi dalam pembibitan. 0,10 3 0,3
4. Kondisi iklim atau lingkungan
yang cocok untuk
membudidayakan usaha
Agrowisata Stroberi 0,15 3 0,45
Jumlah
1,95
KELEMAHAN
1. Teknolgi yang digunakan dalam
agrowisata stroberi petik sendiri
masih sederhana atau tradisional 0,10 2 0,20
2. Kurangnya pengetahuan petani
dalam pengembangan usaha
agrowisata stroberi petik sendiri 0,10 1 0,10
3. Keterbatasan fasilitas dan sarana
bermain di dalam kebun
agrowisata stroberi.
4. Permodalan yang masih kurang
0,10
0,10
2
2
0,20
0,20
Jumlah 1,00 0,70
INTERNAL FACTOR EVALUATION
(Kekuatan - Kelemahan) 1,25
Sumber : Data Primer Diolah 2019
Berdasarkan matrik IFAS pada tabel diatas maka dapat dilihat untuk skor
selisih yang diperoleh usaha agrowisata stroberi petik sendiri pada faktor internal
1,25. Faktor kekuatan yang memiliki peran terbesar adalah Masyarakat
memberikan respon yang baik terhadap usaha Agrowisata Stroberi petik sendiri
dengan skor 0,60 dan Kondisi iklim atau lingkungan yang cocok untuk
membudidayakan usaha Agrowisata Stroberi skor 0,45. Faktor kekuatan yang
memiliki peran positif tersebut harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Dari
matriks IFAS diatas juga dapat dilihat kelemahan yang terbesar yang dimiliki oleh
perusahaan adalah Keterbatasan fasilitas dan sarana bermain di dalam kebun
agrowisata stroberi skor 0,10. Faktor kelemahan yang berperan negatif terhadap
perusahaan harus segera diatasi dengan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh
pelaku usaha guna mengembangkan usaha.
Tabel 16. Analisis Faktor Eksternal Usaha Agrowisata Stroberi (EFAS)
FAKTOR - FAKTOR
EKSTERNAL BOBOT RATING
BOBOT x
RATING
PELUANG
1. Tingginya minat pengunjung
agrowisata stroberi petik
sendiri untuk datang kembali
di lain waktu 0,15 4 0,60
2. Pasar yang masih terbuka 0,10 3 0,30
3. Tingginya kunjungan
wisatawan asing untuk
datang ke kawasan wisata di
kabupaten karo 0,10 4 0,40
4. Gaya hidup masyarakat yang
ingin kembali ke alam 0,10 3 0,30
Jumlah
1,60
ANCAMAN 1. Kekecewaan pengunjung
terhadap fasilitas dalam
layanan yang terdapat di
kebun agrowisata stroberi 0,15 2 0,30
2. Perubahan cuaca yang
ekstrim atau tidak menentu 0,10 2 0,10
3. Tingkat persaingan usaha
antara yang satu dengan yang
lainnya
4. Produk pertanian yang
mudah rusak
5. Masuknya agrowisata baru
selain agrowisata stoberi
0,10
0,10
0,10
2
2
2
0,30
0,20
0,20
Jumlah 1,00 1,10 EKSTERNAL FACTOR EVALUATION
(PELUANG - ANCAMAN) 0,50
Sumber : Data Primer Diolah 2019
Berdasarkan matrik EFAS pada tabel diatas maka dapat dilihat untuk skor
selisih yang diperoleh pada usaha agrowisata stroberi petik sendiri pada faktor
eksternal 0,50. Faktor Peluang yang memiliki peran terbesar adalah Tingginya
minat pengunjung agrowisata stroberi petik sendiri untuk datang kembali di lain
waktu dengan skor 0,60 dan pasar yang masih terbuka dengan skor 0,60. Faktor
peluang yang memiliki peran positif tersebut harus dimanfaatkan oleh perusahan.
Dari matriks EFAS diatas juga dapat dilihat Ancaman yang terbesar yang dimiliki
oleh pelaku usaha adalah kekecewaan pengunjung agrowista dengan skor 0,30.
Faktor ancaman yang berperan negatif terhadap kegiatan usaha agrowisata
stroberi harus segera diatasi dengan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh
perusahaan guna mengembangkan usaha.
Berdasarkan Tabel 15 dan Tabel 16, skor IFE adalah 1,25 yang terletak
pada kuadran kekuatan dan EFE adalah 0,50 yang terletak pada kuadran I
(growth) atau pertumbuhan. Kondisi merupakan sesuatu yang menguntungkan
dimana kekuatan dan peluang yang ada dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
faktor kelemahan dan ancaman dari usaha agrowisata stroberi. Strategi yang
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif. Posisi ini memiliki arti bahwa usaha agrowisata memiliki kekuatan untuk
melakukan pengembangan usaha dengan memanfaatkan peluang-peluang yang
ada. Dengan demikian strategi yang sesuai untuk perusahaan yang menempati
posisi Kuadarat I adalah strategi Agresif.
Dengan demikian usaha agrowisata stroberi dapat menggunakan faktor-
faktor kekuatan yaitu Respon masyarakat yang baik terhadap usaha agrowita
stroberi petik sendiri. Kondisi lingkungan yang cocok untuk kegiatan usahatani
stroberi. Pelayanan terhadap pengunjung yang sangat baik. Produk yang
dihasilkan berkualitas. Dengan memanfaatkan faktor- faktor peluang Tingginya
minat pengunjung. Perkembangan teknologi dibidang pertanian. Pasar yang masih
terbuka. Ketertarikan investor terhadap usaha agrowista stoberi. Untuk lebih
memperjelas posisi kuadrat usaha pengembangan usaha agrowisata stroberi dapat
dilihat Selengkapnya pada Gambar 2 Berikut
2
1
-2 -1 1 2
-1
-2
Gambar 3. Diagram Delphi
Maka rekomendasi strategi yang digunakan dalam pengembangan usaha
agrowista stroberi petik sendiri adalah strategi Strategi S O (Strength and
Opportunities). Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
Oportunities
Stability (stabil) Growth (pertumbuhan)
1,25
0,50
Threats
Surival (Bertahan)
Diversivication
(Diversivikasi)
W
E
A
K
A
N
E
S
E
S
S
T
R
E
G
T
H
S
Perumusan Strategi
Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi
pengembangan suatu usaha. Metode ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal dihadapi stake holder sehingga dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini
menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O,
strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.
Setelah mengetahui faktor internal dan eksternal yang terdapat dalam
kegiatan usaha agrowisata stroberi maka diperoleh beberapa alternatif strategi
untuk kegiatan pengembangan usaha agrowisata stroberi. Untuk lebih jelasnya
rekomendasi strategi pengembangan usaha agrowisata stroberi petik sendiri dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 14. Matriks SWOT
IFAS
EFAS
STRENGTH (S)
1. Masyarakat memberikan
respon yang baik terhadap
usaha Agrowisata Stroberi
petik sendiri
2. Jarak lokasi wisata yang
tidak jauh dari pusat kota
medan.
3. Mudahnyamemperoleh
benih stroberi dalam
pembibitan.
4. Kondisi iklim atau
lingkungan yang cocok
untuk membudidayakan
usaha Agrowisata Stroberi
WEAKNESSES (W)
1. Teknolgi yang digunakan
dalam agrowisata
stroberi petik sendiri
masih sederhana atau
tradisional
2. Kurangnya pengetahuan
petanidalam
pengembangan usaha
agrowisata stroberi petik
sendiri
3. Keterbatasan fasilitas dan
sarana bermain di dalam
kebun agrowisata
stroberi
OPPORTUNITIES (O)
1. Tingginya minat
pengunjung
agrowisata
stroberi petik
sendiri untuk
datang kembali di
lain waktu
2. Pasar yang masih
terbuka
3. Tingginya
kunjungan
wisatawan asing
untuk datang ke
kawasan wisata di
kabupaten karo
4. Gaya hidup
masyarakatyang
ingin kembali ke
alam
Strategi SO
a. Kondisi lingkungan yang
cocok untuk kegiatan
usahatani stroberi dan
produk yang dihasilkan
berkualitas dapat
dimamfaatkan oleh pelaku
usaha untuk menguasai pasar
yang masih terbuka (S1, S4
dan O3)
b. Menarik minat investasi dari
berbagai pihak guna dapat
kuantitas dan mutu dari
stroberi yang dihasilkan (o4
dan S4)
c. Mudah memperoleh bibit
dapat dimamfaatkan untuk
meningkatkat produksi
usahatani stroberi dengan
cara menanam lebih bayak
stroberi untuk memenuhi
pasar yang masih terbuka.
d. Gaya hidup masyarakat yang
kembali ke alam ditambah
jarak lokasi yang dekat dari
kota medan dapat
dimamfaatkan untuk
mengkat kan produksi
stroberi.
e. Memberikan kesan yang baik
terhadap pengunjung agar
pengunjung datang kembali
Strategi WO a. keterbatasan fasilitas dan
sarana dalam kebun
agrowisata dan permodalan
yang masih kurang dapat
diatasi dengan menarik
minat investor guna
menambah pasilitas yang
ada dalam kebun
agrowisata (W2, W3 dan
O4)
b. kurangnya pengetahuan
petani dapat diatasi dengan
cara melakukan
pengembangan kualitas
SDM
c. teknologi yang digunakan
masih bersifat tradisional
harus segara diatasi dengan
menggunakan penggunaan
teknologi terbaru untuk
dapat mempertahaankan
tinggiya minat pengunjung
agrowisata.
d. perkembangan teknologi
dibiadang pertanian dapat
dimamfaatkan untuk
mengatasi kelemahan.
e. tinggi nya minat pengunjung
dapat dimamfaatkan untuk
mengatasi keterbatasan
fasilitas dalam kebun
THREATS (T)
1. Kekecewaan
pengunjung
terhadap fasilitas
dalam layanan
yang terdapat di
kebun agrowisata
stroberi
2. Perubahan cuaca
yang ekstrim atau
tidak menentu
3. Tingkat
persaingan usaha
antara yang satu
dengan yang
lainnya.
4. Produk pertanian
yang mudah rusak
5. Masuknya
agrowisata baru
Strategi ST a. Kekecewaan pengunjung
dapat diatasi dengan
meningkatkan kualitas dan
pelayangan dikebun agrowisa
b. Produk yang dihasilkan
berkualitas ditambah
pelayanan terhadap
pengunjung yang sangat baik
akan adapat mengatasi
ancaman dari saingan usaha
yang bertambah (S4 dan T2)
c. Meningkatkan kuantitas dari
hasil produksi guna
menghindari apabila sewaktu-
waktu terjadi perubahan iklim
atau cuaca yang ekstrim.
d. Tinggi Tingkat persaingan
usaha dapat diatasi dengan
cara meningkatkan kualitas
dan fasilitas dari kebun agro
wisata
Strategi WT
a. meningkatkan kualitas dan
fasilitias kebun agro
wisata stroberi guna
menigtkan kepuasan dan
ketertarikan pengunjung.
b. Menambah pendidikan
dan pengajaran serta
pemodalan melalui
kelembagaan yang
menyentuh seluruh petani
untuk menurunkan
fluktuasi dan
meningkatkan kuantitas
serta kualitas stroberi guna
meningkatkan daya saing
produk.
c. Perubahan cuaca yang
ekstrim dan penggunaan
teknologi yang masih
bersifat tradisional dapat
selain agro wisata
stoberi
e. Mudahnya memperoleh bibit
stroberi dapat digunakan
untuk menigkatkan kuantitas
dari hasil produksi
diatasi dengan melakukan
pencarian informasi
tentang perkiraan cuaca
dan informasi
perkembangan teknologi
terbaru.
d. Ketetrbatasan fasilitas dan
sarana bermain di kebun
agro wisata dan
kekecewaan pengunjung
dapat diatasi dengan
melakukan peminjaman
modal guna meningkatkan
fasilitas dan sarana
bermain di kebun agro
wisata
Sumber : Data Primer Diolah 2019
Berdasarkan matrik SWOT diatas dapat dirumuskan beberapa strategi
sebagai berikut:
1) Strategi S-O (Strengths-Opportunities)
Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan intenal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, dimana kekuatan internal
dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksrternal.
1. Kondisi lingkungan yang cocok untuk kegiatan usahatani stroberi dan
produk yang dihasilkan berkualitas dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha
untuk menguasai pasar yang masih terbuka (S1, S4 dan O3).
2. Menarik minat investasi dari berbagai pihak guna dapat kuantitas dan
mutu dari stroberi yang dihasilkan (o4 dan S4)
3. Mudah memperoleh bibit dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
produksi usahatani stroberi dengan cara menanam lebih bayak stroberi
untuk memenuhi pasar yang masih terbuka.
4. Gaya hidup masyarakat yang kembali ke alam ditambah jarak lokasi yang
dekat dari kota medan dapat dimamfaatkan untuk mengkat kan produksi
stroberi.
5. Memberikan kesan yang baik terhadap pengunjung agar pengunjung
datang kembali
2) Strategi W-O (Weakness-Opportunities)
Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan
adalah :
1. keterbatasan fasilitas dan sarana dalam kebun agrowisata dan permodalan
yang masih kurang dapat diatasi dengan menarik minat investor guna
menambah fasilitas yang ada dalam kebun agrowisata (W2, W3 dan O4)
2. Kurangnya pengetahuan petani dapat diatasi dengan cara melakukan
pengembangan kualitas SDM
3. Teknologi yang digunakan masih bersifat tradisional harus segara diatasi
dengan menggunakan penggunaan teknologi terbaru untuk dapat
mempertahaankan tingginya minat pengunjung agrowisata.
4. Pertanian dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan.
5. Tingginya minat pengunjung dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
keterbatasan fasilitas dalam kebun
3) Strategi S-T (Strengths-Threats)
Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal usaha
pengolaan buah salak untuk menghindari atau mengurangi ancaman eksternal.
Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu :
1. Kekecewaan pengunjung dapat diatasi dengan meningkatkan kualitas dan
pelayangan dikebun agrowisata.
2. Produk yang dihasilkan berkualitas ditambah pelayanan terhadap
pengunjung yang sangat baik akan adapat mengatasi ancaman dari saingan
usaha yang bertambah (S4 dan T2).
3. Meningkatkan kuantitas dari hasil produksi guna menghindari apabila
sewaktu-waktu terjadi perubahan iklim atau cuaca yang ekstrim.
4. Tinggi Tingkat persaingan usaha dapat diatasi dengan cara meningkatkan
kualitas dan fasilitas dari kebun agrowisata
5. Mudahnya memperoleh bibit stroberi dapat digunakan untuk
meningkatkan kuantitas dari hasil produksi.
4) Stategi W-T (Weakness-Threats)
Strategi W-T adalah taktik bertahan yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
1. Meningkatkan kualitas dan fasilitias kebun agro wisata stroberi guna
meningkatkan kepuasan dan ketertarikan pengunjung.
2. Menambah pendidikan dan pengajaran serta pemodalan melalui
kelembagaan yang menyentuh seluruh petani untuk menurunkan fluktuasi
dan meningkatkan kuantitas serta kualitas stroberi guna meningkatkan
daya saing produk
3. Penggunaan teknologi yang masih bersifat tradisional dapat diatasi dengan
melakukan pencarian informasi tentang perkiraan cuaca dan informasi
perkembangan teknologi terbaru.
4. Keterbatasan fasilitas dan sarana bermain di kebun agrowisata dan
kekecewaan pengunjung dapat diatasi dengan melakukan peminjaman
modal guna meningkatkan fasilitas dan sarana bermain di kebun agro
wisata
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Nilai skor IFE sebear 1,25 yang terletak pada kuadran kekuatan dan EFE
sebesar 0,50 yang terletak pada kuadran I (growth) atau pertumbuhan.
Kondisi ini merupakan sesuatu yang menguntungkan dimana kekuatan dan
peluang yang ada dapat dimanfaatkan untuk mengatasi faktor kelemahan
dan ancaman dari usaha agrowisata stroberi. Strategi yang diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Saran
1. Berdasarkan hasil pembahasan diatas sebaiknya pihak petani menambah
fasilitas yang terdapat dalam kebun agrowisata stroberi guna menarik
minat pengunjung dan Sebaiknya petani melakukan kegiatan pengolahan
lanjutan stroberi agar dapat meningkatkan nilai jual dari produk guna
menambah pendapatan para petani stroberi.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Dasar-Dasar Pengembangan Usaha Agribisnis. UNS Press. Surakarta.
Baharsyah, Pola Pengembangan Usahatani Berbasis Agrowisata. Jurnal Ilmiah Persada Science
David, Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Non- profit” , PT. Gramedia.
Fachrudin, Jurus sukses bertanam stroberi galmas publisher. klaten
Fendy, Budidaya analisis usaha tani dan kemitraan stroberi tabanan bali pusat
analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 2014. Manajemen. BPFE UGM. Yogyakarta
Hunger, J. dan Wheelen, T. 2014.Manajemen Strategis. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Husein, Konsep multifungsi untuk revitalisasi pertanian. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Indonesia
Kotler, P. dan Susanto, A.B. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Salemba
Empat. Jakarta.
Kurnia, Budidaya Strawberry. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Nurisjah, Pengembangan kawasan wisata agro (Agrotourism). Buletin Tanaman
dan Lanskap indonesia.
Rangkuti, Jenis- jenis pengemebangan usaha PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Rangkuti, Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
Rukmana, Stroberi : budi daya dan pasca panen, kanisius, yogyakarta
Rukmana, Mari Bertanam Stroberi. PT. Gramedia Utama. Jakarta.
Siladana, Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
Soemadi, Berkebun Stroberi Secara Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Subowo, Agrowisata meningkatkan pendapatan petani.
Sudharmoto, Pertanian Komoditi Horti-kultura. PT Eresco. Bandung.
Sulistyantara, Pengembangan Agrowisata di Perkotaan, Proseding Simposisum
dan Seminar Nasional Hortikultura Indonesia 1990, Bogor, 13-14
Oktober 1990.
Tohir, Pengantar ekonomi pertanian bandung.
Utama, Hand out mata kuliah : concept resort and leisure, strategi pengembangan
dan ngolahan resort and leisure.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Karakteristik Responden
No Nama Petani Umur
(Tahun)
Tingkat
Pendidikan
(Tahun)
Pengalaman
(Tahun)
Jumlah
Tanggungan Luaslahan
(Ha)
1 Rasmanto 40 9 10 3 0.5
2 Yusuf 35 9 8 2 0.75
3 Abdul Halim 54 6 30 5 0.16
4 Gunawan 29 12 7 2 0.36
5 Jasman 35 9 10 3 0.28
6 Adi Putra 30 12 9 2 0.16
7 Nariman 50 6 25 5 0.32
8 Samuji 60 6 40 4 0.36
9 Junaidi 45 6 20 4 0.44
10 Wagino 61 6 42 3 0.6
11 Sudirman 58 6 35 4 0.16
12 Suwandi 38 9 12 2 0.24
13 Sukerman 34 9 6 3 0.32
14 NadiMarpaung 40 6 13 4 0.16
15 Zulaiman 46 6 22 4 0.32
16 DarmanKaro-karo 50 6 28 3 0.5
17 SarmaSitepu 39 9 17 3 0.32
18 PedrusSihombing 43 6 23 5 0.72
19 P Sitorus 47 6 25 6 0.48
20 Mulyono 55 6 30 4 0.32
21 FirmanLubis 58 6 40 4 0.48
22 MangarajaBangun 37 9 9 4 0.5
23 robettaher 32 12 8 3 0.16
24 Paulus Sibayang 50 6 28 5 0.25
25 Surya Brata 43 6 20 6 0.32
26 BaritaTampubolon 36 9 14 3 0.8
Total 1145 198 531 96 9.98
Rataan 44.03846 7.615384615 20.42307692 3.692307692 0.38384615
Sumber data primer diolah, 2019
Lampiran 2. Rekap Kuisioner Strategi Pengembangan Usaha Agro Wisata
Stroberi Petik SendiriKekuatan(4321)
No
Sampel I 1 I 2 I 3 I 4
1 4 3 3 3
2 4 3 3 4
3 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 4 3 4
6 4 4 3 3
7 4 3 3 4
8 4 4 3 3
9 4 3 3 3
10 4 3 3 3
11 4 3 3 4
12 4 3 3 3
13 4 3 3 3
14 4 3 4 3
15 4 3 4 4
16 3 3 3 4
17 4 3 3 4
18 4 4 3 3
19 4 3 3 3
20 3 3 3 4
21 4 4 3 3
22 4 3 3 4
23 4 4 3 3
24 4 3 3 3
25 4 3 3 3
26 4 3 3 4
Total 102 86 82 90
Rataan 3.923076923 3.307692308 3.153846154 3.461538462
Sumber data primer diolah, 2019
Lampiran 3. Rekap Kuisioner Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi
Petik Sendiri Kelemahan (1234)
No Sampel I 1 I 2 I 3 I 4
1 2 2 2 2
2 2 1 2 2
3 3 2 2 2
4 2 1 1 1
5 2 2 2 2
6 3 2 2 1
7 2 1 2 2
8 2 2 2 2
9 2 1 2 2
10 2 2 2 2
11 2 1 3 3
12 2 2 2 2
13 2 2 3 3
14 3 1 3 3
15 2 1 2 2
16 2 1 3 3
17 3 2 3 3
18 3 1 2 3
19 2 2 2 2
20 3 1 3 3
21 2 2 2 2
22 3 1 3 2
23 3 2 3 3
24 2 1 2 2
25 2 1 3 2
26 3 1 3 3
Total 61 38 61 59
Rataan 2.34615 1.46154 2.34615 2.269231
Sumber data primer diolah, 2019
Lampiran 4. Rekap Kuisioner Strategi Pengembangan Usaha Agro Wisata
Stroberi Petik SendiriPeluang (4321)
No
Sampel I 1 I 2 I 3 I 4
1 4 3 3 3
2 4 3 4 4
3 3 3 4 4
4 4 4 4 4
5 3 3 4 4
6 4 3 3 3
7 3 3 4 4
8 4 4 3 3
9 4 4 4 3
10 4 3 3 3
11 3 4 4 4
12 4 4 3 3
13 4 3 4 3
14 3 4 3 3
15 4 4 4 4
16 4 3 4 4
17 3 3 4 4
18 3 4 3 3
19 3 3 4 3
20 4 3 4 4
21 3 4 3 3
22 4 4 4 4
23 3 3 3 3
24 3 4 4 3
25 4 4 3 3
26 4 3 4 4
Total 93 90 94 90
Rataan 3.576923077 3.461538462 3.615384615 3.461538462
Sumber data primer diolah, 2019
Lampiran 5. Rekap Kuisioner Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi
Petik Sendiri Ancaman (1234)
No
Sampel I 1 I 2 I 3 I 4 I 5
1 2 2 2 2 3
2 1 2 2 1 1
3 2 2 2 2 2
4 2 2 2 2 2
5 1 2 2 2 2
6 2 1 1 1 1
7 1 2 2 2 1
8 1 2 2 2 2
9 1 1 1 1 1
10 1 1 1 2 2
11 1 1 1 1 1
12 2 1 1 2 2
13 2 2 2 2 3
14 1 2 2 2 2
15 1 2 2 2 3
16 1 1 1 1 1
17 2 1 1 1 1
18 2 2 2 2 1
19 2 2 2 2 2
20 1 1 1 1 1
21 2 2 2 2 2
22 1 2 2 2 1
23 2 2 2 1 1
24 2 2 2 1 1
25 1 2 2 2 2
26 2 1 1 2 1
Total 39 43 43 43 42
Rataan 1.5 1.65385 1.65385 1.653846 1.615385
Sumber data primer diolah, 2019
Lampiran 6. Tabel Scoring
No Variabel Dimensi Bobot
(%) Rating Skor
1 Kekuatan 5. Masyarakat memberikan respon yang baik terhadap usaha Agrowisata Stroberi petik
sendiri. 0,20 4 0,8
6. Jarak lokasi wisata yang tidak jauh dari pusat kota medan. 0,10 3 0,3
7. Mudahnya memperoleh benih stroberi dalam pembibitan. 0,10 3 0,3
8. Kondisi iklim atau lingkungan yang cocok untuk membudidayakan usaha Agrowisata
Stroberi 0,10 3 0,3
Jumlah
1,7
2 Kelemahan 5. Teknolgi yang digunakandalamagrowisata stroberi petik sendiri masih sederhana atau
tradisional 0,10 2 0,2
6. Kurangnya pengetahuan petani dalam pengembangan usaha agrowisata stroberi petik
sendiri 0,20 1 0,2
7. Keterbatasan fasilitas dan sarana bermain di dalam kebun agrowisata stroberi.
8. Permodalan yang masih kurang
0,10
0,10
2
2
0,2
0,2
Jumlah 1,00 0,80
Jumlah Kekuatan + Kelemahan 1,00
2,50
3 Peluang
5. Tingginya minat pengunjung agrowisata stroberi petik sendiri untuk datang
kembali di lain waktu 0,10 4 0,40
6. Pasar yang masih terbuka 0,10 3 0,30
7. Tingginya kunjungan wisatawan asing untuk datang ke kawasan wisata di
kabupaten karo
8. Gaya hidup masyarakat yang ingin kembali ke alam
0,10
0,10
4
3
0,40
0,30
Jumlah Peluang
1,95
4 Ancaman
6. Kekecewaan pengunjung terhadap fasilitas dalam layanan yang terdapat di
kebun agrowisata stroberi 0,10 2 0,20
7. Perubahan cuaca yang ekstrim atau tidak menentu 0,10 2 0,20
8. Tingkat persaingan usaha antara yang satu dengan yang lainnya
9. Produk pertanian yang mudah rusak
10. Ancaman pendatang baru dalam mengembangkan usaha agrowisata
stroberi
0,10
0,10
0,10
2
2
2
0,20
0,20
0,20
Jumlah Ancaman 0,10 2 0,20
Jumlah Peluang + Jumlah Ancaman 1,00 1,0
Sumber data primer diolah, 2019
Lampiran 7. Tabel IFE Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata Stroberi Petik
Sendiri
FAKTOR - FAKTOR
INTERNAL BOBOT RATING
BOBOT x
RATING
KEKUATAN
1. Masyarakat memberikan respon
yang baik terhadap usaha
Agrowisata Stroberi petik sendiri. 0,20 4 0,8
2. Jarak lokasi wisata yang tidak
jauh dari pusat kota medan. 0,10 3 0,3
3. Mudahnya memperoleh benih
stroberi dalam pembibitan. 0,10 3 0,3
4. Kondisi iklim atau lingkungan
yang cocok untuk
membudidayakan usaha
Agrowisata Stroberi. 0,10 3 0,3
Jumlah
1,7
KELEMAHAN
1. Teknolgi yang digunakan dalam
agrowisata stroberi petik sendiri
masih sederhana atau tradisional 0,10 2 0,2
2. Kurangnya pengetahuan petani
dalam pengembangan usaha
agrowisata stroberi petik sendiri 0,20 1 0,2
3. Keterbatasan fasilitas dan sarana
bermain di dalam kebun
agrowisata stroberi.
4. Permodalan yang masih kurang
0,10
0,10
2
2
0,2
0,2
Jumlah 1,00 0,80
INTERNAL FACTOR EVALUATION
(Kekuatan - Kelemahan) 0,90
Sumber data primer diolah, 2019
Lampiran 8. Tabel EFAS Strategi Pengembangan Usaha AgroWisata Stroberi
Petik Sendiri
FAKTOR - FAKTOR
EKSTERNAL BOBOT RATING
BOBOT x
RATING
PELUANG
1. Tingginya minat pengunjung
agrowisata stroberi petik
sendiri untuk datang kembali
di lain waktu 0,15 4 0,60
2. Pasar yang masih terbuka. 0,10 3 0,30
3. Tingginya kunjungan
wisatawan asing untuk
datang ke kawasan wisata di
kabupaten karo. 0,15 4 0,60
4. Gaya hidup masyarakat yang
ingin kembali ke alam 0,10 3 0,30
Jumlah
1,80
ANCAMAN 1. Kekecewaan pengunjung
terhadap fasilitas dalam layanan
yang terdapat di kebun
agrowisata stroberi 0,10 2 0,20
2. Perubahan cuaca yang ekstrim
atau tidak menentu 0,10 2 0,20
3. Tingkat persaingan usaha
antara yang satu dengan yang
lainnya
4. Produk pertanian yang mudah
rusak
5. Masuknya agrowisata lain
selain agrowisata stroberi
0,10
0,10
0,10
2
2
2
0,20
0,20
0,20
Jumlah 1,00 1,00 EKSTERNAL FACTOR EVALUATION
(PELUANG - ANCAMAN) 0,80
Lampiran 9. Kuisioner Penelitian
DAFTAR PERTANYAAN (KUISIONER) PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN : ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA
AGROWISTA STROBERI (FRAGARIA
CHOLOENSIS L.) PETIK SENDIRI DI DESA
TONGKOH, KECAMATAN DOLAT RAKYAT
KABUPATEN KARO)
KepadaYth :
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i
Di_
Tempat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Gita Riana Pasaribu
Npm : 1604300234P
Jurusan : Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara
Bersamaan sura tini saya memohon maaf karena telah mengganggu
kesibukan Bapak / Ibu / Saudara /I untuk mengisi kuisioner ini dengan sebaik
baiknya. Kuesioner ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas penelitian yang
berjudul “ Analisis Strategi Pengembangan Usaha Agrowista Stroberi Petik
Sendiri Di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rakyat Kabupaten Karo”. Dengan ini
kami memohon ketersediaan Bapak/lbu/Sdr untuk mengisi kuesioner ini. Adapun
hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademik. Kesediaan Bapak/lbu/Sdr
untuk mengisi kuesioner ini dengan objektif dan jujur akan sangat berarti dalam
penelitian ini. Untuk itu kami ucapkan terimkasih.
Hormatsaya,
Gita Riana Pasaribu
Berilah tanda cheklist (√) dan isilah titik dibawah ini :
Hari/ Tanggal :................................
No. Sampel :.................................
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama :.................................
2. Umur :................................. tahun
3. Jenis Klamin : Pria ( ) Wanita ( )
4. Status : Menikah ( ) Belum Menikah ( )
5. Pendidikan : SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) D-3 ( ) S-1 ( )
6. Jumlah tanggungan :.................................. orang
7. Pengalaman Bertani :................................... tahun
8. Luas Lahan :................................... Ha
B. Kuisioner analisis strategi pengembangan
Catatan : SS ( SangatSetuju )
: S (Setuju )
: TS ( TidakSetuju )
: STS (SangatTidakSetuju )
AnalisisMatriks IFAS ( Internal Factor Analysis Summary )
PERNYATAAN JAWABAN
SS S TS STS
KEKUATAN ( STRENGHT )
1. Masyarakat memberikan respon
yang baik terhadap usaha
Agrowisata Stroberi petik sendiri.
2. Jarak lokasi wisata yang tidak jauh
dari pusat kota medan.
3. Mudahnya memperoleh benih
stroberi dalam pembibitan.
4. Kondisi iklim atau lingkungan yang
cocok untuk membudidayakan usaha
Agrowisata Stroberi
KELEMAHAN ( WEAKNESS )
1. Teknologi yang digunakan dalam
agrowisata stroberi petik sendiri
masih sederhana atau tradisional
2. Kurangnya pengetahuan petani
dalam pengembangan usaha
agrowisata stroberi petik sendiri.
3. Keterbatasan fasilitas dan sarana
bermain di dalam kebun agrowisata
stroberi.
4. Permodalan yang masih kurang
Analisis Matriks EFAS ( Eksternal Factor Analysis Summary )
PERNYATAAN JAWABAN
SS S TS STS
PELUANG ( OPPORTUNITIES )
1. Tingginya minat pengunjung agrowisata
stroberi petik sendiri untuk datang
kembali di lain waktu
2. Pasar yang masih terbuka
3. Tingginya kunjungan wisatawan asing
untuk datang ke kawasan wisata di
kabupaten karo.
4. Gaya hidup masyarakat yang ingin
kembali ke alam
ANCAMAN ( THREATS )
1. Kekecewaan pengunjung terhadap
fasilitas dalam layanan yang terdapat di
kebun agrowisata stroberi
2. Perubahan cuaca yang ekstrim atau tidak
menentu
3. Tingkat persaingan usaha antara yang
satu dengan yang lainnya
4. Produk pertanian yang mudah rusak