79
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. JURAGAN KOSMETIK INDONESIA SKRIPSI OLEH ANNISA VITA NOVIANTY 105731108616 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. JURAGAN KOSMETIK INDONESIA

SKRIPSI

OLEH

ANNISA VITA NOVIANTY

105731108616

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Page 2: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

i

HALAMAN JUDUL

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. JURAGAN KOSMETIK INDONESIA

Oleh

ANNISA VITA NOVAYANTY

NIM 105731108616

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Page 3: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

ii

MOTTO

Motto:

• Ketika kau sedang mengalami kesusahan dan bertanya-tanya kemana Allah, cukup ingat bahwa seorang guru selalu diam saat ujian berjalan.

• Tidak ada escalator kesuksesan kauh harus menaiki tangga.

• Railah baju sarjanamu sebelum kau meraih baju pengantinmu.

Persembahan:

Karya Ilmiah ini Saya Persembahkan Kepada:

1. Ayah saya Hartating yang telah memberikan semangat dan doa sehingga

saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibunda saya Ferawati yang telah memberikan semangat dan doa sehingga

saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

3. Saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan untuk proses

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus

dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para sahabat-sahabat dan senior-senior saya yang selalu memberikan

bantuan dan memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 4: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT
Page 5: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT
Page 6: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT
Page 7: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

vi

ABSTRAK

ANNISA VITA NOVIANTY, 2021. Analisis Pengendalian Biaya Overhead Pabrik

Pada PT. Juragan Kosmetik Indonesia. Dibimbing oleh Sultan Sarda. dan Asriani

Hasan.

Permasalahan dalam penelitian adalah apakah penerapan biaya

overhead pabrik yang dikeluarkan oleh PT. Juragan Kosmetik Indonesia dapat

dijadikan sebagai alat pengendalian biaya. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai

dengan diadakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan anggaran

sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik khususnya pada PT. Juragan

Kosmetik Indonesia dan untuk menganalisis pengendalian biaya overhead pabrik

agar tidak terjadi varians biaya yang merugikan. Untuk mengaplikasikan tujuan

tersebut maka digunakan metode pemisahan semi variabel, penentuan tarif biaya

overhead pabrik, analisis varians.

Berdasarkan dari hasil analisis mengenai peranan anggaran sebagai alat

pengendalian biaya overhead pabrik yang menunjukkan bahwa pelaksanaan

anggaran belum berfungsi sebagai alat pengendalian biaya produksi kosmetik.

Hasil analisis mengenai pengendalian biaya overhead pabrik dalam produksi

menujukkan bahwa semua komponen biaya overhead pabrik (biaya bahan

penolong, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya reparasi dan pemeliharaan

aktiva, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya listrik atau air PAM, biaya

kesejahteraan karyawan, biaya asuransi dan biaya bahan bakar) terjadi selisih

yang tidak menguntungkan selama 2 tahun terakhir. Faktor yang menyebabkan

terjadinya selisih karena kurang efektifnya pengendalian biaya yang dilakukan

oleh pihak perusahaan.

Kata Kunci : Biaya Overhead Pabrik

Page 8: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

vii

ABSTRACT

ANNISA VITA NOVIANTY, 2021. “Analysis of Factory Overhead Cost Control at

PT. Juragan Kosmetik Indonesia”. Supervised by Sultan Sarda. and Asriani

Hasan.

The problem in this research is whether the application of factory

overhead costs incurred by PT. Juragan Kosmetik Indonesia can be used as a

cost control tool. While the goal to be achieved by holding this research is to

analyze the role of the budget as a means of controlling factory overhead costs,

especially at PT. Juragan Kosmetik Indonesia and to analyze the control of

factory overhead costs so that there are no adverse cost variances. To apply

these objectives, the semi-variable separation method is used, the determination

of factory overhead rates, and analysis of variance.

Based on the analysis of the role of the budget as a means of controlling

factory overhead costs, it shows that budget execution has not yet functioned as

a means of controlling the cost of cosmetic production. The results of the analysis

of controlling factory overhead costs in production show that all components of

factory overhead costs (cost of supporting materials, indirect labor costs, cost of

repairs and maintenance of assets, depreciation costs of fixed assets, electricity

or water supply costs, employee welfare costs, insurance costs) and fuel costs)

were not profitable over the last 2 years. Factors that cause discrepancies are

due to the ineffective implementation of the budget as a means of controlling

factory overhead costs.

Keywords: Factory Overhead Costs

Page 9: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjat kan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Biaya

Overhead Pabrik Pada PT. Juragan Kosmetik Indonesia“.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis Bapak Hartating dan Ibu Ferawati yang

senantiasa memberi harapan, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.

Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan

penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan didunia dan diakhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

Page 10: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

ix

1. Bapak Prof. Dr. H Ambo Asse, M. Ag Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Muchriana Muchran, SE., M.Si. Ak. CA, selaku penasehat akademik

yang senantiasa memberikan bimbingan kepada peneliti.

5. Bapak Drs. H. Sultan Sarda, MM , selaku pembimbing I yang senantiasa

mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.

6. Ibu Asriani Hasan, SE, M.Si , selaku pembimbing II yang senantiasa

memberikan saran, arahan dan perbaikan dengan sabar sehingga proses

penelitian dan penyusunan skripsi dapat selesai dengan baik.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam memberikan

ilmu kepada penulis.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Orang Tua penulis yang telah membantu, membimbing dan memberi support

yang sangat ikhlas bagi penulis.

10. Kepada teman saya Nina Agustina yang sudah membagi ilmunya dan

membimbing sampai terselesainya skripsi ini.

11. Kepada Zulkifli Ardiansyah yang sudah memberi dukungan penuh baik moral

maupun moril.

Page 11: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

x

12. Sahabat-sahabat saya Yuliana, S.Ak, Susilawati, S.Ak, Heriayu, SE,

Jumarni, S.P, Satriani, Hamsinar Asnawi, SE , Nurul Aprilianti, S.E, Himansi

2016 dan semua teman-teman yang tidak bisa di sebut satu persatu yang

sudah memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Teman-Teman akuntansi 2016.C. yang telah membantu peneliti selama

berproses di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

14. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada almamater kampus biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, 17 Maret 2021

Annisa Vita Novianty

Page 12: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

MOTTO .................................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................. vi

ABSTRACT ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 4

A. Landasan Teori ...................................................................... 4

B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 20

C. Kerangka Pikir ....................................................................... 22

D. Hipotesis ................................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 23

A. Fokus Penelitian.................................................................... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 23

Page 13: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

xii

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 23

D. Metode Pengumpulan Data .................................................. 24

E. Instrumen Penelitian ............................................................. 24

F. Metode Analisis Data ............................................................ 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 27

A. Hasil Penelitian ..................................................................... 27

B. Analisis Data dan Pembahasan ............................................ 30

BAB V PENUTUP .................................................................................. 51

A. Kesimpulan ........................................................................... 51

B. Saran .................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 53

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 20

Tabel 4.1 Volume Produkso Tahun 2018 s/d 2019 ........................................... 31

Tabel 4.2 Realisasi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2018 s/d 2019 .................... 32

Tabel 4.3 Biaya Semi Variabel Perusahaan Tahun 2018 s/d 2019 ................... 33

Tabel 4.4 Data Biaya Semi Variabel Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Tahun 2018 ....................................................................................... 34

Tabel 4.5 Data Biaya Semi Variabel Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Tahuh 2019 ....................................................................................... 35

Tabel 4.6 Data Biaya Semi Variabel Listrik/Air PDAM Tahun 2018 ................... 36

Tabel 4.7 Data Biaya Semi Variabel Listrik/Air PDAM Tahun 2019 ................... 38

Tabel 4.8 Realisasi Biaya Overhead Setelah dilakukan Pemisahan

Biaya Semi Variabel Tahun 2018 s/d 2019 ........................................ 40

Tabel 4.9 Anggaran BOP (kapasitas produksi 1.039.400) Tahun 2018 ............. 42

Tabel 4.10 Standar BOP (kapasitas produksi 1.042.260) Tahun 2019 ............. 43

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Biaya Overhead Tahun 2018 s/d 2019 ................ 48

Page 15: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................................... 22

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Juragan Kosmetik Indonesia ............... 28

Page 16: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1. Laporan Keuanagn PT. Juragan Kosmetik

Tahun 2018 s/d 2019 ............................................................... 55

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................... 58

Lampiran 3. Dokumentasi ............................................................................. 59

Lampiran 4. Riwayat Hidup ........................................................................... 60

Page 17: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya kebutuhan pasar di era globalisasi ini menjadi

tantangan tersendiri bagi sebagian besar perusahaan industri tanah air. Ini

menjadi siklus positif dalam dunia produksi karena dengan meningkatnya

kebutuhan pasar akan berbanding lurus dengan peningkatan produksi

perusahaan. Peningkatan permintaan pasar harus dibarengi dengan peningkatan

jumlah produksi.

Perkembangan produksi yang begitu cepat, sangat berpengaruh pada

perusahaan karena menjadi penunjang perusahaan itu sendiri, dan sistem

produksi yang tepat maka akan memberikan dampak positif bagi perusahaan.

Dalam mendukung perusahaan untuk meningkatkan atau melakukan produksi

baik perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun yang bergerak dengan

menciptakan produk adlaah dengan menyediakan suatu sistem yang terpadu

secara menyeluruh dimulai dari manajer, kariawan, sistem produksi, output atau

hasil produksi hingga marketing dan pemasaran. Adalah suatu sistem

manajemen operasi yang mampu mengendalikan produksi sehingga sistem

produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Manajemen manajemen perusahaan merupakan pengendali perusahaan

agar tetap melakukan produksi yang efisien terutama dalam hal pengendalian

biaya produksi. Menurut (Massie et al., 2018) bahwa manajemen memiliki peran

yang sangat penting dalam mengendalikan biaya poroduksi yang mana efektifitas

pengendalian biaya produksi ditetapkan berdasarkan kemampuan pusat biaya

Page 18: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

2

dalam mencapai volume produksi yang dihgarapkan berdsarkan standar kualitas

yang dittetapkan. Manajemen biaya adalah salah satu masalah paling signifikan

bagi perusahaan mana pun dan pada setiap tahap perkembangannya. Selain itu,

topik ini jauh lebih relevan setelah krisis keuangan dunia yang dimulai pada

2007/2008 (Novák et al., 2017). Dalam arti bahwa sesunggunya pengendalian

biaya ini merupakan langkah untuk tetap menjaga stabilitas biaya yang

dikeluarkan dengan hasil produksi perusahaan.

Ini penting dilakukan dalam perusahaan, mengingat kondisi globalisasi

hari ini mengharuskan perusahaan untuk meningkatkan produksi berdasarkan

permintaan pasar. Tidak hanya itu, beberapa fator seperti persaingan pasar dan

kondisi lingkugan yang berubah-ubah mengakibatkan perusahaan harus

menyediakan biaya overherad. Biaya overheard menurut Janani et.al (Hanák &

Hermanová, 2017) adalah biaya yang bukan merupakan komponen pekerjaan

konstruksi yang sebenarnya tetapi mendukung pekerjaan utama. Tantangan

perusahaan hari ini dalam melaksanakan biaya overheard adalah bahwa

perusahaan tidak tahu jumlah pasti tentang biaya yang disediakan untuk setiap

divisi kerja dan orang-orang yang bekerja di setiap divisi (biaya tenaga kerja

langsung) dalam menjalankan biaya overherad.

Perkembangan produksi yang sangat pesat ini, juga mendapat peran

yang cukup besar untuk menunjang kegiatan perusahaan, bahkan dapat

dikatakan bahwa system produksi yang tepat akan memberikan dampak positif

terhadap perkembangan serta kemajuan perusahaan. PT. Juragan Kosmetik

Indonesia adalah perusahaan industri yang bergerak di bidang industri produk

kecantikan yaitu perusahaan yang memproduksi cream wajah, body lotion, sabun

wajah, dan lain-lain. Perusahaan ini juga bergerak dengan terus meningkatkan

Page 19: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

3

produksi sesuai dengan pengkatanan pasar, namun kondisi hari ini adalah pada

saat melakukan overheard dalam rangka menutupi kebutuhan produksi kosmetik

agar tetap memenuhi kebutuhan pasar.

Dari gambaran diatas, maka peneliti mencoba melakukan riset tentang

penetapan overheard oleh PT. Juragan Kosmetik Indonesia dengan judul

“Analisis Pengendalian Biaya Overheard Pabrik Pada PT. Juragan Kosmetik

Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat ditarik

rumsan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah Anggaran biaya Overheard

pabrik yang di tetapkan PT. Juragan Kosmetik Indonesia dapat dijadikan sebagai

alat pengendalian biaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka adapun tujuan

penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penetapan anggaran Biaya Overhead yang dilakukan

oleh PT. Juragan Kosmetik Indonesi.

2. Untuk menganalisis penerapan Biaya Overhead sebagai pengendali biaya

produksi PT. Juragan Kosmetik Indonesia menggunakan analisis Varians.

D. Manfaat Penelitiian

Adapun manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini sebagai referensi bagi yang

berminat dalam masalah biaya overheard pabrik

Page 20: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

4

2. Secara praktis, dari hasil penelitian juga dfapat sebagai sumbangsi

pikiran pada perusahaan mengenai pelaksanaan pengendalian biaya

overheard pabrik

Page 21: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1) Pengertian Biaya

Untuk mempelajari akuntansi manajemen terlebih dahulu perlu

memahami arti cost (yang selanjutnya disebut kos atau kadang bergantian

dengan sebutan biaya maupun harga perolehan) dan terminologi kos yang

terkait. Pembebanan kos pada produk, jasa dan objeknya untuk kepentingan

manajemen merupakan tujuan utama sistem informasi akuntansi

manajemen. Sasarannya adalah meningkatkan ketelitian pembebanan,

informasi biayaproduksi, dan tingkat kualitas sehingga dapat digunakan

sebagai dasar membuat keputusan yang lebih baik.

Dalam akuntansi keuangan cost (kos, biaya atau harga perolehan)

didefinisikan sebagai nilai kas atau setara dengan kas yang dikorbankan

untuk memperoleh barang atau jasa yang diperkirakan akan memberikan

manfaat di masa kini maupun masa yang akan datang pada organisasi.

Dikatakan setara dengan kas karena sumber daya nonkas juga dapat

ditukarkan dengan barang atau jasa. Pengorbanan tersebut dapat diukur

dengan jumlah dinyatakan dalam rupiah atau satuan uang. Dalam rangka

memperoleh manfaat saat ini maupun masa yang akan datang, para

manajer harus berusaha untuk meminimalkan biaya yang diperlukan. Para

manajer harus berusaha mencapai customer value yang sama atau lebih

besar dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya.

Page 22: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

6

Biaya terjadi dalam rangka untuk memperoleh manfaat. Pada

perusahaan yang bertujuan mendapatkan laba, manfaat masa depan (fiture

benefit) berarti pendapatan (revenue). Cost atau harga perolehan yang

digunakan untuk memperoleh pendapatan disebut beban atau ongkos

(expenses). Setiap periode, expenses dikurangkan terhadap pendapatan

untuk menentukan laba atau rugi perusahaan.

Menurut (Al Haryono Jusup, 2017) biaya adalah harga pokok barang

yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan.

Adapun menurut (Simamora, 2012) menyatakan bahwa biaya adalah

sesuatu yang di bayarkan atau di korbankan untuk mendapatkan barang

atau jasa yang diharapkan memberikan keuntungan atau manfaat pada saat

ini atau masa depan bagi perusahaan.

2) Klasifikasi Biaya

Menurut (Mulyadi, 2013) biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Biaya menurut obyek pengeluaran

Penggolongan ini, dasar penggolongan biaya merupakan nama dari

obyek pengeluaran. Contohnya bahan bakar adalah nama dari obyek

pengeluaran, maka bahan bakar yang berhubungan dengan semua

pengeluaran di sebut “biaya bahan bakar”.

b. Biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Perusahaan manufaktur mempunyai tiga fungsi pokok yaitu fungsi

pemasaran, fungsi produksi, fungsi administrasi dan umum. Maka dalam

perusahaan manufaktur, biaya tergagi menjadi tiga kelompok yaitu :

Page 23: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

7

1) Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Berdasarkan

obyek pengeluarannya, biaya produksi ini dibagi menjadi biaya tenaga

kerja langsung, biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik.

2) Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

3) Biaya Adminitrasi dan Umum

Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya untuk mengkoordinasi

kegiatan produksi dan pemasaran produk.

c. Biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Produk atau dapertemen merupakan sesuatu yang dapat dibiayai.

Berhubungan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya terbagi menjadi dua

kelompok :

1) Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, karena adanya sesuatu yang

di biayai, dimana biaya ini menjadi penyebab satu-satunya. Jika biaya

langsung ini tidak akan terjadi apabila sesuatu yang dibiayai tersebut

tidak ada. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi

dengan sesuatu yang dibiayai.

2) Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebebkan

oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubunganya

dengan produk disebut biaya produksi tidak langsung atau biaya

Page 24: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

8

overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk

tertentu. Dalam hubungannya dengan dapertemen, biaya tidak langsung

adalah biaya yang terjadi di suatu dapertemen.

d. Biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume

penjualan

Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan,

biaya terbagi menjadi :

1) Biaya Variabel

Biaya variable adalah biaya yang volume kegiatannya berubah

sebanding dengan perbahan jumlah totalnya. Contohnya biaya variable

merupakan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang tidak sebanding perubahannya

dengan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya

tetap dan biaya variable.

3) Biaya Semifixed

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi

tertentu.

4) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu. Contoh dari biaya tetap adalah biaya gaji.

e. Biaya menurut jangka waktu manfaatnya

Biaya menurut jangka waktu manfaatnya dapat dibagi menjadi dua :

1) Pengeluaran modal (Capital Expenditure)

Page 25: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

9

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari

satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya

dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-

tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi,

diamortisasi atau deplesi.

2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat

dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.pada saat

terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan di

pertemukan dengan pendapatn yang diperoleh dari pengeluaran biaya

tersebut.

3) Perilaku Biaya

Pemahaman mengenai biaya-biaya berubah menurut perubahan-

perubahan aktivitas bisnis sangatlah bermanfaat bagi manajer jika volume

penjualan diharapkan meningkat, maka manajemen menaksir biaya keluaran

yang menanjak tinggi, untuk membuat estimasi seperti itu manajemen

perusahaan perlu mengetahui jenis biaya yang terlibat dan bagaimana biaya

tersebut berperilaku manakala aktivitas berubah.

Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi terhadap

perubahan yanag berlangsung pada tingkat aktivitas bisnis, dimana

pemahaman mengenai perilaku biaya merupakan kunci dari sebuah

keputusan dalam sebuah perusahaan. Manajer-manajer yang memahami

bagaimana biaya berperilaku akan lebih mampu berprediksi berapa

besarnya biaya pada berbagai situasi operasi bisnis.

Perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan

Page 26: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

10

perubahan volume kegiatan atau aktivitas yang dilakukan perusahaan,

dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk menggambarkan apakah

biaya berubah seiring dengan perubahan output. Besar kecilnya biaya dapat

di pengaruhi oleh volume produksi dan volume penjuakan.

4) Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Bahan baku langsung akan menjadi komponen utama produk dapat

diukur dalam hubungannya dengan jumlah yang diproduksi. Tenaga kerja

langsung dibebankan secara langsung pada produk dan perubahannya dapat

diukur dalam hubungannya dengan jumlah yang diproduksi. Oleh karena itu,

biaya perunit dari bahan baku dan tenaga kerja langsung dalam kapasitas

produksi tertentu adalah tetap, dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan

harga atau tarif upah serta pengawasan yang efektif tetap terlaksana.

Berlawanan dari itu semua, bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja

tidak langsung mungkin atau bahkan tidak mungkin dibebankan secara

langsung kepada produk. Bahan baku langsung dan tenaga kerja tidak

langsungdapat dihubungkan secara langsung dengan produk baik dalam fisik

maupun biaya per unit. Untuk biaya-biaya yang tidak dapat secara langsung

dibebankan kepada produk atau tidak dapat dihubungkan secara langsung,

dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik.

Pengertian biaya overhead pabrik menurut (Ray H. Garrison, Eric W.

Noreen, 2006) “Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya manufaktur yang

tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung”. Menurut

(Firdaus ahmad dunia & Wasilah Abdullah, 2012) “Biaya overhead pabrik

adalah biaya-biaya yang harus terjadi meskipun biaya tersebut secara

Page 27: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

11

langsung tidak mempunyai hubungan yang dapat diukur dan diamati

terhadap satuan-satuan aktifitas tertentu”.

Menurut (Brewer, 2013) “Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya

manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja

langsung”. Adapun Biaya Overhead Pabrik menurut (Supriyono, 2010) adalah

biaya produksi selain biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku,

yang elemennya dapat digolongkan ke dalam biaya biaya tenaga kerja tidak

langsung, penyusutan, biaya bahan penolong, dan amortisasi aktiva tetap

pabrik, reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik, biaya listrik dan air

pabrik, dan biaya overhead lainnya.

5) Jenis-Jenis Biaya Overhead

Biaya Overhead pabrik terdiri dari berbagai macam biaya, baik yang

memerlukan maupun yang tidak memerlukan pengeluaran kas pada saat

terjadinya biaya.

Biaya Overhead Pabrik terbagi menjadi tiga golongan menurut (Mulyadi,

2012), yaitu :

1) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Biaya Overhead Pabrik dapat digolongkan menurut sifatnya sebagai berikut :

a. Biaya bahan penolong

Biaya yang secara kasat mata komposisinya kecil jika ditelusuri di akhir

produk yang di hasilkan tetapi berperan dalam menyelesaikan proses

produksi produk tersebut.

Page 28: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

12

b. Biaya pemeliharaan dan reparasi

Biaya pemeliharaan dan reparasi berupa suku cadang, biaya bahan

habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk

keperluan perbaikan dan pemeliharaan.

c. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang

upahnya dibayarkan kepada karyawan pabrik yang secara fisik dan tidak

dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan

tertentu.

d. Biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap

Adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik,

mesin dan ekuipmen, perkakas labolatorium, alat kerja dan aktifa tetap

lainnya yang digunakan oleh pabrik.

e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

Adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin

dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan

biaya amortisasi kerugian trial-run.

f. Biaya overhead lainnya yang secara langsung memerlukan pengeluaran

tunai Adalah biaya reparasi yang diserahkankepada pihak luar

perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.

2) Penggolongan biaya overhead menurut perilakunya dalam hubungannya

dengan perubahan volume produksi

a. Baiay overhead tetap adalah biaya overhead yang tidak berubah dalam

kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

Page 29: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

13

b. Biaya overhead variable adalah biaya overhead pabrik yang berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

c. Biaya overhead semi variable adalah volume kegiatan yang berubah

tidak sebanding dengan perubahan biaya overhead Penggolongan biaya

menurut hubungannya dengan dapartemen.

3) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan

dapartemen

a. Biaya overhead langsung dapartemen adalah biaya overhead yang

terjadi dalam dapartemen tertentu dan manfaatnya hanya dapat

dinikmati oleh dapartemen tersebut.

b. Biaya overhead tidak langsung dapartemen adalah biaya overhead yang

manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu dapartemen.

6) Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Dalam penentuan tarif BOP terdapat dua tahap menurut (Firdaus

ahmad dunia & Wasilah Abdullah, 2012) yaitu :

1. Tarif pabrik menyeluruh

Untuk tarif pabrik menyeluruh, biaya overhead diakumulasikan

dalam satu kelompok besar pabrik secara menyeluruh (tahap pertama),

biaya overhead dibebenkan pada kelompok hanya dengan

menjumlahkan semua biaya overhead yang ditaksir (diharapkan) terjadi

dipabrik selama setahun. Pada tahap satu ini, obyek biaya adalah pabrik

dan penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya

kepada kelompok pabrik secara menyeluruh. Setelah itu menghitung tarif

pabrik menyeluruh dengan menggunakan satu penggerakk tingkat unit

sebagai dasar pembebanan biaya overhead. Tahap kedua, biaya

Page 30: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

14

overhead dibebankan ke produk, dengan mengalihkan tarif dengan total

jam tenaga kerja langsung aktual yang diinginkan setiap produk.

2. Tarif per dapartemen

Pada tahap pertama, biaya overhead pabrik menyeluruh dibagi-

bagi dan dibebankan ke masing-masing dapartemen produksi,

menciptakan kelompok biaya overhead per dapartemen, pada

pembebanan biaya tahap pertama, dapartemen adalah obyek biaya dan

biaya overhead yang dibebankan dengan menggunakan penelusuran

langsung dan penelusuran penggerak dan alokasi. Pada tahap kedua,

overhead pabrik dibebankan ke produk dengan mengalihkan tarif per

dapartemen dengan jumlah penggerak yang digunakan dapartemen

bersangkutan.

𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 =Taksiran Biaya Overhead Pabrik

Taksiran Dasar Pembebanan (Kegiatan)

Untuk keperluan analisis selisih antara biaya overhead pabrik

sesungguhnya dengan yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif,

tarif biaya overhead pabrik harus dipecah menjadi dua macam yaitu :

tarif biaya overhead pabrik tetap dan tarif biaya overhead pabrik variabel.

Oleh karena itu tiap-tiap elemen biaya overhead pabrik yang

dianggarkan harus sudah digolongkan sesuai dengan perilaku dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

Berikut ini diuraikan beberapa dasar pembebanan biaya overhead pabrik

kepada produk, yaitu :

a. Satuan Produk

Page 31: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

15

Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan langsung

membebankan biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛

b. Biaya Bahan Baku

Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai

bahan baku (misalnya biaya asuransi bahan baku), maka dasar yang

dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan

baku yang dipakai. Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik

adalah sebagai berikut :

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖× 100%

c. Biaya Tenaga Kerja

Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai

hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung

(misalnya pajak penghasilan atas upah karyawan yang menjadi

tanggungan perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk

menentukan biaya overhead pabrik adalah tenaga kerja langsung.

Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus :

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘

Taksiran biaya tenaga kerja langsung× 100%

d. Jam Tenaga Kerja Langsung

Karena adanya keterkaitan yang sangat erat antara biaya tenaga

kerja langsung dengan jumlah jam kerja langsung, maka biaya

Page 32: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

16

overhead pabrik dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung

dengan rumus sebagai berikut :

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑚 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

e. Jam Mesin

Apabila biaya overhead pabrik berfariasi dengan waktu pnggunaan

mesin (contoh bahan bakar atau listrik dipakai untuk menjalankan

mesin), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah

jam mesin. Dengan rumus sebagai berikut :

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑚 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛

7) Pengertian Pengendalian

Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen yang paling

strategis, sebab tanpa adanya pengendalian, maka semua kebijakan yang

telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan termasuk perencanaan

menjadi tidak ada artinya. Pengendalian melibatkan perbandingan dan

evaluai yang berkelanjutan antara pelaksanaan dengan pengawasan

(kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan). Dari pengendalian inilah,

maka manajemen akan mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai

oleh manajemen perusahaan.

Berikut ini pengendalian menurut (Kho, 2018) adalah suatu proses

dimana para manajer mengatur dan memantau kemajuan dari organisasi

dan anggotanya dalam menjalankan kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan organisasi kemudian mengambil tindakan perbaikan jika

diperlukan. Dalam pengendalian, para manajer mengevaluasi apakah

Page 33: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

17

strategi dan struktur organisasi bekerja seperti yang di kehendaki,

bagaimana hal-hal tersebut dapat ditingkatkan dan bagaimana harus diubah

jika tidak bekerja.

Agar supaya pengendalian itu efektif perlu dipenuhi berbagai

persyaratan, yaitu :

1. Pengendalian haruslah memenuhi sifat serta kebutuhan kegiatan

yang ada. Walaupun ada teknik-teknik pengawasan umum seperti :

anggaran, titik impas, waktu standar, dan lain-lain, organisasi perlu

juga menyiapkan sistem pengendalian khusus masing-masing bagian,

seperti : pengendalian kualitas untuk bagian produksi.

2. Pengendalian harus dapat memberikan laporan penyiapan secepat

mungkin. Oleh karena itu perlu sistem informasi yang baik agar data

penyimpanan cepat sampai pada yang berkepentingan dan

diputuskan dengan cepat pula.

3. Pengendalian harus luwes, walaupun rencana barulah sistem

pengendalian tetap berjalan, misalnya dengan menyiapkan rencana-

rencana alternatif.

4. Pengendalian harus menyatakan pola organisasi. Setiap bagian perlu

mempertanggung jawabkan hasil-hasil kegiatannya.

5. Pengendalian haruslah ekonomis, tidak memakan biaya besar

percuma saja memiliki sistem pengendalian yang baik tapi biaya

besar sekali.

6. Pengendalian haruslah mudah dimenegerti maksud dan tujuanny,

sederhana, mudah ditetapkan dan dilaksanakan.

Page 34: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

18

7. Pengendalian haruslah menjamin tindakan perbaikan setelah didapati

adanya penyimpangan, artinya harus mengandung prosedur untuk

memperbaiki penyimpangan.

8. Pengendalian haruslah berhubungan dengan tujuan tertentu dan yang

telah disetujui.

Pengendalian hendaknya mengandung hal-hal yang memotivasi

pelaksanaan tugas. Artinya tujuan yang dicapai itu harus dapat tercapai,

tidak terlalu muluk

Dalam suatu perusahaan pengendalian terhadap biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi adalah sesuatu yang sangat penting.

Tentang pengendalian Lili M. Sadeli menyatakan :

“Pengendalian dapat didefinisikan sebagai penentu tentang sejauh mana perencanaan dan tujuan perusahaan dapat dicapai. Pengendalian ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan perencanaan bahkan dapat dikatakan sebagai dua hal yang mutlak harus ada dalam suatu perusahaan. (Lili M. Sadeli, 2004 : 17).

Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo ( 2005 : 133),

“Pengendalian merupakan salah satu manajemen yang pokok disamping

fungsi perencanaan dan koordinasi, yang berarti suatu proses yang

menjamin bahwa kegiatan kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan hasil

yang diharapkan”.

1) Tujuan pengendalian Tujuan dilaksanakan pengendalian adalah supaya

proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

rencana dan melaksanakan tindakan perbaikan secepatnya bila terjadi

penyimpangan-penyimpangan. Pengendalian juga berfungsi untuk

melakukan pencegahan, perbaikan ketidaksesuaian atau adanya

Page 35: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

19

kesalahan, dan berbagai kelemahan dari berbagai pelaksanaan tugas dan

wewenang.

2) Alat Pengendalian Biaya

o Anggaran

Hansen dan Mowen ( 2001 : 714), “Anggaran adalah bentuk

kuantitatif dari rencana yang mengidentifikasi tujuantujuan perusahaan

dan tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mencapainya”.

Sedangkan menurut Robert Anthony (2008 : 74), “Anggaran adalah suatu

rencana 19 manajemen, dengan asumsi implisit bahwa langkah-langkah

positif akan diambil oleh pembuat anggaran, (manajemen yang menyusun

anggaran) guna membuat kegiatan nyata sesuai dengan rencana”.

Menurut Hansen dan Mowen (2001 : 721) “Anggaran produksi

merupakan bentuk kuantitati dari rencana perusahaan yang menjelaskan

tentang berapa unit yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan

penjualan dan memenuhi kebutuhan persediaan akhir”. Penggolongan

anggaran produksi menurut Munandar (1991 : 1) yaitu :

Anggaran bahan baku Munandar menyatakan pengertian anggaran

bahan baku sebagai berikut : Yang dimaksud dengan Budget bahan

baku adalah semua Budget yang berhubungan dan merencanakan

serta terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses

produksi selama periode yang akan datang . Anggaran bahan baku

merupakan anggaran yang menunjukkan kuantitas dan harga pokok

dari bahan baku yang akan dipakai dan dibeli pada suatu periode

anggaran tersebut. (Munandar, 189 : 119). Munandar (1991 : 119)

menyatakan anggaran bahan baku terdiri tiga anggaran sebagai

Page 36: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

20

berikut: (a) Anggaran unit kebutuhan bahan baku. (b) Anggaran

pembelian bahan baku. (c) Anggaran biaya bahan mentah. 20

Anggaran upah tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat

diperhitungkan langsung dalam pembuatan produk tertentu, biaya

tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat

diidentifikasikan langsung terhadap produk tertentu. Sedang anggaran

tenaga kerja merupakan perencanaan tentang jam kerja buruh

langsung (Direct Labour Hours) dan biaya buruh langsung (Direct

Labour Cost) menurut waktu dan jenis barang yang diproduksi.

Munandar menyatakan : Anggaran upah tenaga kerja langsung adalah

Budget yang merencanakan secara lebih terinci upah yang akan

dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang

akan datang yang didalamnya meliputi rencana jumlah waktu yang

diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyeleseikan unit

yang akan diproduksi, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para

tenaga kerja langsung dan waktu para tenaga kerja langsung tersebut

menjalankan proses produksi yang masing-masing dikaitkan dengan

jenis barang jadi yang akan dihasilkan serta tempat atau departemen

dimana para tenaga kerja langsung tersebut akan bekerja. Munandar

(1989 : 143 )

Munandar (1989 : 144) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi

penyusunan biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut : (a)

Anggaran unit yang akan diproduksi, khususnya rencana jenis dan

jumlah barang yang akan diproduksi di periode yang akan datang. 21

Page 37: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

21

(b) Berbagai standar waktu untuk mengerjakan proses produksi yang

telah ditetapkan oleh perusahaan. (c) Sistem pembayaran upah yang

dipakai oleh perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Jenis Penelitian Hasil Penelitian

1 Deswati Supra & Amila Rustiana (2018) Jurnal Ilmiah Akuntansi Rahmaniyah (JIAR) Vol. 1 No. 2, 69-84 (Supra, 2018)

Analisis Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Pada Meubel Suwito

Deskriptif Kuantitatif

Biaya overhead pabrik berdassarkan metode activity based costing system memberikan hasil yang lebih kecil untuk produk lemari pakaian, sedangkan produk tempat tidur memberikan hasil yang lebih besar.

2 Yuri Rahayu (2015) Ecodemica. Vol. III No. 2 ISSN : 2355-0295 (Rahayu, 2015)

Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Terhadap Harga Jual Produk Pada UKM di Wilayah Sukabumi

Deskriptif Kuantitatif

Hasil dari penelitian ini adalah perlu adanya langkah-langkah dalam penentuan pembebanan BOP, agar perusahaan mengetaui berapa BOP yang sudah diserap oleh satuan produk yang dihasilkan.

3 Riki Martusa & Lim Ade Nasa (2012) Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No. 7

Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus Pada CV.

Deskriptif Kuantitatif

Perusahaan tidak terlalu terperici dalam perhitungan biaya langsung, dan peranan biaya standar ternyata

Page 38: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

22

ISSN : 2086-4159 (Martusa & Lim Ade Nasa, 2012)

Sejahtera Bandung)

sangat membantu bagi manajemen dalam usaha untk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian biaya produksi.

4 Ida Rosita & Siti Sunrowiyati (2014) Jurnal Kompilek Vol. 6 No. 2 (Ida Rosita, 2014)

Analisis Biaya Overhead Pabrik Terhadapa Penentuan Beban Pokok Produksi (Studi Kasus Pada UD. Karya Mandiri Blitar)

Deskriptif Kuantitatif

Pada tahun 2009-2013 penjualan selalu mengalami peningkatan sedangkan harga jual produk pada tahun 2009-2013 tidak ada peningkatan maupun penurunan.

5 Novela Irene Karly, David P.E Saerang, Victorina Z. Tirayoh (2018) Jurnal Riset Akuntansi Going Concern Vol. XIII No. 3, 355-364 (Paula C. A. Rotinsulu, David P. E. Saerang, 2013)

Analiis Pengendalian Biaya Produksi Untuk Menilai Efisiensi dan Efektivitas Biaya Produksi

Deskriptif Kualitatif Dari hasil penelitian terlihat bahwa usaha tahu pak Untung belum melakukan pengendalian biaya produksi yang baik, dikarenakan terdapat perencanaan yang tidak menetapkan standar biaya. Begitupun dengan perhitungan selisih biaya overhead pabrik.

Page 39: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

23

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir penelitian maka

dirumuskan hipotesis yaitu:

Ho : Biaya Overhead pabrik yang dikeluarkan tidak dapat dijadikan sebagai alat

pengendalian biaya

H1 : Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dapat dijadikan sebagai alat pengendalian

biaya.

PT. Juragan

Kosmetik

Indonesia

Anggaran biaya sebagai alat

pengendalian biaya overhead

overhead

Anggaran Biaya

Overhead

Anggaran biaya Overhead Pabrik sebagai alat pengendalian biaya.

Realisasi Biaya

Overhead

Page 40: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kulitatif

sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana

yang tidak relevan (Mellong, 2010). Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini

lebih didasarkan pada tingkat kepentingan/urgensi dari masalah yang dihadapi

dalam penelitian ini. Penelitian ini akan difokuskan pada “ Analisis pengendalian

biaya Overhead pada pabrik PT. Juragan Kosmetik Indonesia” yang objek

utamanya merupakan biaya Overhead di perusahaan PT. Juragan Kosmetik

Indonesia.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

PT. Juragan Kosmetik Indonesia adalah suatu perusahaan yang aktivitas

usahanya bergerak dalam bidang produksi kosmetik, yang berlokasi di Jl.

Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, dengan alasan pemilihan lokasi

penelitian karena adanya kemudahan memperoleh data penelitian yang akan

digunakan dalam penulisan ini. Sedangkan waktu yang digunakan dalam

penelitian ini kurang lebih selama satu bulan dimulai dari terbitnya surat izin

penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 41: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

25

1. Data kuantitatif yaitu data berupa angka-angka yaitu data biaya-biaya

yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan produksi. Data biaya-

biaya tersebut adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan data

biaya overhead pabrik.

2. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian dalam

bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan seperti struktur

organisasi dan pembagian tugas.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis berupa karangan ilmiah,

literature-literatur, bahan pustka lainnya yang menunjang penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi (pengamatan) yaitu pengumpulan data dengan cara

mengadakan pengamatan atau peninjauan secara langsung pada

perusahaan PT. Juragan Kosmetik Indonesia.

2. Interview

Interview, yaitu dilakukan dengan jalan mengadakan wawancara secara

langsung dengan pimpinan perusahaan dan sejumlah personil yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

pencatatan atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek

yang akan diteliti.

E. Instrumen Penelitian

Page 42: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

26

Instrument dalam penelitian ini adalah human instrument, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan seabgai sumber data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas

temuannya (Sugiyono, 2017) . Informan dalam metode kualitatif berkembang

terus (snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data yang dikumpulkan

dianggap memuaskan atau jenuh (redundancy). Peneliti merupakan key

instrument dalam mengumpulkan data, peneliti harus terjun sendiri kelapangan

secara aktif (Gunawan, 2013).

F. Metode Analisis Data

untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya,

penulis menggunakan suatu metode analisis varians sebagai berikut:

1. Analisis pemisahan semi variabel yaitu suatu analisis untuk melakukan

pemisahan semi variabel (biaya tetap dengan biaya variabel dengan

menggunakan trend linear (Heriadi 2002), yaitu sebagai berikut:

Y = a + b (X)

𝑏 =n∑XY − (∑X)(∑Y)

n∑𝑋2 − (∑X)2

𝑎 =Y − b(x)

n

Dimana:

Y = jumlah total cost semi variabel

a = constant atau unsur cost tetap

b = koefisien output produksi atau cost variabel per unit

X = volume kegiatan atau jumlah produksi

Page 43: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

27

2. Analisis penentuan tariff biaya overhead pabrik yaitu suatu analisis untuk

menghitung besarnya tariff yang ditentukan dimuka dengan rumus (Halim

1997).

𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 =BOP Tetap

Ukuran Aktifitas+

BOP Variabel

Ukuran Aktifitas

3. Analisis Varians

a. Varians pengeluaran

Besarnya varians pengeluaran dapat ditentukan berdasarkan rumus sebagai

berikut:

Biaya Overhead Pabrik Sebenarnya (Aktual) – Standar Biaya Overhead

Pabrik.

b. Varian kapasitas

Besarnya varians kapasitas dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut:

(jam kerja sebenarnya (actual) x tariff standar biaya overhead pabrik) –

standar biaya overhead pabrik

c. Varians efisisensi variabel

Besarnya varians efisiensi variabel dapat ditentukan dengan rumus sebagai

berikut:

(jumlah jam kerja sebenarnya – jumlah standar jam kerja) x tariff standar

biaya overhead variabel

d. Varians evisiensi tetap

Besarnya varians evisisens tetap dapat dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:

(jumlah jam kerja sebenarnya – jumlah standar jam kerja) x tariff standar

biaya overhead variabel

Kriteria:

Page 44: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

28

Standar > realisasi biaya overhead pabrik (efisien/ menguntungkan)

Standar < realisasi biaya overhead pabrik (tidak evisien/merugikan)

Page 45: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Juragan Kosmetik Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang industri kosmetik. Perusahaan pada mulanya didirikan oleh Nur

Aprilia pada tahun 2016 yang berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan, Kota

Makassar. Usaha kosmetik ini sebelumnya menggunakan nama produk Zam-

Zam namun belum mempunyai izin BPOM dan hak cipta sehingga pada tahun

2018 digantikan dengan nama LJK Skincare yang sudah memiliki hak cipta dan

BPOM.

Pada tahun 2018 perusahaan dengan resmi mengadakan launching

produk LJK Skincare di Hotel Clarion Kota Makassar. Kemudian pada saat itu

juga omset penjualan sangat meningkat sekitar Rp. 500 – Rp. 700 juta dengan

jumlah karyawan yang masih sedikit. Dengan meningkatnya permintaan

konsumen perusahaan kemudian memutuskan untuk menambah mesin-mesin

produksi yang digunakan yakni dengan menggunakan mesin otomatis (automatic

machine).

PT. Juragan Kosmetik Indonesia ini telah banyak memberikan

keuntungan para pengusaha onlineshop melalui LJK Skincare berupa hadiah

reward umroh, mobil, uang tunai dan lain-lain. Tentunya usaha ini sangat

memberikan jaminan akan kesuksesan dengan bermodalkan hp dan kuota.

Page 46: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

28

Perusahaan ini mendapatkan sejumlah apresiasi dari para pengguna dan penjual

LJK Skincare ini bahkan diluar negeri pun seperti di Singapore dan negara-

negara Asia Tenggara lainnya.

b. Struktur Organisasi

Setiap instansi atau perusahaan pasti mempunyai struktur

organisasiuntuk mengatur jalannya perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi

pada PT. Juragan Kosmetik Indonesia mengarah pada struktur organisasi garis

(Line Organisation). Hal ini dimaksudkan agar di dalam perusahaan terdapat

kesatuan komando (instruction) yang lebih terjamin, demikian juga mengenai

tanggungjawab (responsibility) dari bawah dapat berjalan dengan baik PT.

Juragan Kosmetik juga masih merupakan perusahaan keluarga, maka pimpinan

perusahaan sekaligus pemilik modal bertanggungjawab penuh terhadap

perusahaan.

Untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang

bagaimanaperusahaan memberi tugas dan wewenang dapat dilihat melalui

gambar berikut ini:

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Juragan Kosmetik

Page 47: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

29

c. Uraian Tugas

Adapun perincian tugas (fungsi) dari masing-masing bagian yang ada

dalam perusahaan dapat dijelaskan satu persatu berikut ini:

1) Direktur

Direktur perusahaan bertanggungjawab penuh atas seluruh kegiatan

sehari- hari secara keseluruhan baik kegiatan administrasi, produksi dan

operasi pemasaran dan keuangan. Tugas lainnya adalah

mengkoordinasikan, membina aktivitas serta menentukan langkah-langkah

yang diperlukan dalam mengatasi hambatan bagi kelancaran usaha.

2) Sekretaris

Sekretaris bertugas menyelenggarakan pekerjaan tata usaha dan

administrasi lainnya, misalnya surat-menyurat, mencatat dan membantu

mengatur kegiatan perusahaan dan kesejahteraan karyawan, serta

mengatur dokumen-dokumen perusahaan.

3) Bendahara

Bendahara mempunyai tugas mengurus segala hal yang ada

sangkut- pautnya dengan keuangan perusahaan, baik berupa penerimaan,

pengeluaran dan rencana-rencana keuangan perusahaan di masa yang

akan datang.

4) Personalia

Bagian personalia mempunyai tugas mengurus penerimaan

karyawan/ buruh, memberikan pengarahan tentang keterampilan kerja

hingga pemberhentian kerja karyawan/buruh.

Page 48: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

30

5) Mesin/Mekanik

Bertugas melaksanakan, mengontrol, memperbaiki semua hal yang

berhubungan dengan mesin-mesin dan peralatan yang ada di pabrik

tersebut.

6) Bagian Produksi

Bagian produksi merupakan inti dari operasional perusahaan.

Adapun tugas pokok bagian ini adalah bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan proses produksi mulai dari bahan baku hingga menjadi

barang jadi.

7) Bagian Pemasaran

Bagian pemasaran bertugas melaksanakan dan mendorong hasil

produksi perusahaan.

8) Buruh

Buruh adalah karyawan harian yang melaksanakan seluruh proses produksi.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Klasifikasi Biaya Overhead Pabrik

Biaya produksi bagi setiap perusahaan merupakan hal yang penting,

karena biaya yang dikeluarkan perusahaan akan mempengaruhi aktivitas

produksi. Oleh karena itu, salah satu biaya yang menjadi focus dalam penelitian

ini adalah biaya overhead pabrik.

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

evisiensi dalam penggunaan biaya overhead pabrik maka perlu diterapkan

Page 49: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

31

anggaran biaya overhead pabrik, dimana anggaran biaya overhead pabrik

berkaitan dengan rencana penggunaan biaya overhead dalam produksi.

PT. Juragan Kosmetik Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang indutri kosmetik, sehingga dalam pelaksanaan produksi perusahaan

akan mengeluarkan biaya overhead. Namun sebelum disajikan data biaya

overhead pabrik maka terlebih dahulu akan ditampilkan data volume produksi

kosmetik untuk bulan januari s/d desember tahun 2018 s/d 2019 yang disajikan

dalam table berikut ini:

Tabel 4.1. Volume Produksi Tahun 2018 S/D 2019

Bulan Tahun

2018 2019

Januari 92,062 pcs 97,362 pcs

Februari 93,093 pcs 95,967 pcs

Maret 93,365 pcs 96,456 pcs

April 94,260 pcs 97,272 pcs

Mei 95,299 pcs 95,266 pcs

Juni 93,247 pcs 99,296 pcs

Juli 95,265 pcs 96,320 pcs

Agustus 93,420 pcs 95,965 pcs

September 94,375 pcs 96,720 pcs

Pkteber 95,036 pcs 97,326 pcs

November 93,225 pcs 99,220 pcs

Desember 105,532 pcs 120,320 pcs

Jumlah 1 Tahun 1,138,179 pcs 1,187,490 pcs

Rata-rata pertahun 94,848 pcs 98,958 pcs

Sumber: Data dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

Dari table 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah produksi kosmetik PT. Juragan

Kosmetik Indonesia tahun 2018 sebanyak 1,138,179 pcs yang jika dirata-ratakan

setiap bulan pabrik tersebut bisa memproduksi kosmetik sebanyak 94,848 pcs

Page 50: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

32

per bulannya. Sedangkan di tahun 2019 jumlah produksi kosmetik mencapai

1,187,490 pcs selama satu tahun, dan jika di rata-ratakan setip bulan pabrik bisa

memproduksi kosmetik sebanyak 98,958 pcs.

Setelah ditampilkan data mengenai jumlah produksi kosmetik perusahaan

dari tahun 2018 s/d 2019, selanjut akan disajikan data realisasi biaya overhead

selama 2 tahun terakhir. Data tersebut ditampilkan pada table berikut:

Tabe. 4.2. Realisasi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2018 S/D 2019

No. Jenis Biaya Overhead Pabrik Tahun

Keterangan

2018 2019

1 Biaya bahan penolong Rp.142,372,460 Rp.159,729,600 Variabel

2 Biaya tenaga kerja tak

langsung Rp.46,000,000 Rp.48,420,360 Tetap

3 Biaya reparasi dan

pemeliharaan pabrik Rp.60,852,600 Rp.63,509,600 Semi Variabel

4 Biaya penyusustan aktiva

tetap Rp.109,629,600 Rp.120,459,600 Tetap

5 Biaya Listrik/ air PDAM Rp.55,384,900 Rp.56,848,860 Semi Variabel

6 Biaya kesejahtraan karyawan Rp.17,367,600 Rp.22,467,800 Tetap

7 Biaya asuransi Rp.18,919,400 Rp.20,578,260 Tetap

8 Biaya bahan bakar Rp.20,320,900 Rp.26,656,700 Variabel

Jumlah biaya overhead Rp.470,847,460 Rp.518,670,780

Sumber: Laporan Keuangan dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

Dari table 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah realisasi biaya overhead yang

dikeluarkan PT. Juragan Kosmetik Indonesia tahun 2018 sebesar

Rp.470,847,460 sedangkan pada tahun 2019 sebesar Rp.518,670,780. Dari

jumlah tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah realisasi biaya

Page 51: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

33

yang dikeluarkan. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya penambahan genzet

sehingga beban biaya bahan bakar yang dikeluarkan perusahaan selama

produksi kosmetik di tahun 2019 mengalami peningkatan. Adapun data biaya

semi variabel yang dikeluarkan perusahaan selama produksi tahun 2018 s/d

2019 yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3. Biaya Semi Variabel Perusahaan Tahun 2018 S/D 2019

No. Bulan

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya Listrik dan Air PDAM

2018 2019 2018 2019

1 Januari Rp.5,066,450 Rp.5,142,300 Rp.4,522,360 Rp.4,782,860

2 Februari Rp.4,402,600 Rp.5,326,700 Rp.4,502,360 Rp.4,678,960

3 Maret Rp.5,262,300 Rp.5,278,400 Rp.4,672,900 Rp.4,756,800

4 April Rp.5,132,600 Rp.5,320,700 Rp.4,512,600 Rp.4,782,360

5 Mei Rp.5,102,300 Rp.5,220,500 Rp.4,787,900 Rp.4,923,600

6 Juni Rp.5,162,450 Rp.5,316,500 Rp.4,657,500 Rp.4,078,960

7 Juli Rp.5,092,350 Rp.5,402,500 Rp.4,572,400 Rp.4,402,300

8 Agustus Rp.5,302,300 Rp.5,238,900 Rp.4,672,860 Rp.4,782,300

9 September Rp.5,062,300 Rp.5,178,940 Rp.4,689,300 Rp.4,892,360

10 Pkteber Rp.5,222,900 Rp.5,278,400 Rp.4,678,900 Rp.4,785,860

11 November Rp.5,022,250 Rp.5,402,500 Rp.4,572,860 Rp.4,789,900

12 Desember Rp.5,021,800 Rp.5,403,260 Rp.4,542,960 Rp.5,192,600

Jumlah Rp.60,852,600 Rp.63,509,600 Rp.55,384,900 Rp.56,848,860

Sumber: Laporan Keuangan dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

Page 52: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

34

Dari table 4.3 diatas, dapat dilakukan pemisahan biaya semi variabel

dengan menggunakan metode trend linear (metode kuadrat terkecil) yang dapat

dilakukan sebagai berikut:

Tabel 4.4. Data Biaya Semi Variabel Biaya Reparasi Dan Pemeliharaan

Tahun 2018

No. Bulan Volume

Produksi (X)

Biaya Reparasi dan

Pemeliharaan (Y)

X2 X.Y

1 Januari 92,062pcs Rp.5,066,450 8,475,411,844 pcs Rp 466,427,519,900

2 Februari 93,093 pcs Rp.4,402,600 8,666,306,649 pcs Rp 409,851,241,800

3 Maret 93,365 pcs Rp.5,262,300 8,717,023,225 pcs Rp 491,314,639,500

4 April 94,260 pcs Rp.5,132,600 8,884,947,600 pcs Rp 483,798,876,000

5 Mei 95,299 pcs Rp.5,102,300 9,081,899,401 pcs Rp 486,244,087,700

6 Juni 93,247 pcs Rp.5,162,450 8,695,003,009 pcs Rp 481,382,975,150

7 Juli 95,265 pcs Rp.5,092,350 9,075,420,225 pcs Rp 485,122,722,750

8 Agustus 93,420 pcs Rp.5,302,300 8,727,296,400 pcs Rp 495,340,866,000

9 September 94,375 pcs Rp.5,062,300 8,906,640,625 pcs Rp 477,754,562,500

10 Oktober 95,036 pcs Rp.5,222,900 9,031,841,296 pcs Rp 496,363,524,400

11 November 93,225 pcs Rp.5,022,250 8,690,900,625 pcs Rp 468,199,256,250

12 Desember 105,532 pcs Rp.5,021,800 11,137,003,024

pcs Rp 529,960,597,600

Jumlah 1,138,179 pcs 60,852,600 108,089,693,923

pcs Rp

5,771,760,869,550

Sumber: Laporan Keuangan dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

Dari data table 4.4 diatas, maka besarnya variabel perpcs dapat dihitung sebagai berikut:

𝑏 =n∑XY − (∑X)(∑Y)

n∑𝑋2 − (∑X)2

𝑏 =(12 x 5,771,760,869,550) − (1,138,179)x (60,852,600)

(12 x 108,089,693,923) − (1,138,179)2

𝑏 =69,261,130,343,600 − 69,460,151,415,400

1,624,891,035

Page 53: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

35

𝑏 =14,979,019,200

1,624,891,035

𝑏 = 9,29

Dengan demikian maka besarnya biaya tetap dihitung sebagai berikut:

Biaya tetap = Total biaya (Y) – Biaya Variabel (1,138,179 x 9,29)

= Rp.60,852,600 – Rp.10,243,640

= Rp. 50,608,960

Selanjutnya pemisahan biaya semi variabel untuk biaya reparasi dan

pemeliharaan pabrik tahun 2019 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.5. Data Biaya Semi Variabel Biaya Reparasi Dan Pemeliharaan

Tahun 2019

No. Bulan Volume

Produksi (X)

Biaya Reparasi dan

Pemeliharaan (Y)

X2 X.Y

1 Januari 97,362 pcs Rp.5,142,300 9,479,359,044 pcs Rp 500,664,612,600

2 Februari 95,967 pcs Rp.5,326,700 9,209,665,089 pcs Rp 511,187,418,900

3 Maret 96,456 pcs Rp.5,278,400 9,303,759,936 pcs Rp 509,133,350,400

4 April 97,272 pcs Rp.5,320,700 9,461,841,984 pcs Rp 517,555,130,400

5 Mei 95,266 pcs Rp.5,220,500 9,075,610,756 pcs Rp 497,336,153,000

6 Juni 99,296 pcs Rp.5,316,500 9,859,695,616 pcs Rp 527,907,184,000

7 Juli 96,320 pcs Rp.5,402,500 9,277,542,400 pcs Rp 520,368,800,000

8 Agustus 95,965 pcs Rp.5,238,900 9,209,281,225 pcs Rp 502,751,038,500

9 September 96,720 pcs Rp.5,178,940 9,354,758,400 pcs Rp 500,907,076,800

10 Pkteber 97,326 pcs Rp.5,278,400 9,472,350,276 pcs Rp 513,725,558,400

11 November 99,220 pcs Rp.5,402,500 9,844,608,400 pcs Rp 536,036,050,000

12 Desember 120,320 pcs Rp.5,403,260 14,476,902,400

pcs Rp 650,120,243,200

Jumlah 1,187,490 pcs Rp.63,509,600 118,025,375,526

pcs Rp

6,287,692,616,200

Sumber: Laporan Keuangan dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

Page 54: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

36

Dari data table 4.5 diatas, maka besarnya variabel per pcs dapat dihitung

sebagai berikut:

𝑏 =n∑XY − (∑X)(∑Y)

n∑𝑋2 − (∑X)2

𝑏 =(12 x 6,287,692,616,200) − (1,187,490)x (63,509,600)

(12 x 118,025,375,526) − (1,187,490)2

𝑏 =75,452,311,394,400 − 75,358,213,476,000

6,172,006,212

𝑏 =94,097,918,400

6,172,006,212

𝑏 = 15,25

Dengan demikian maka besarnya besarnya biaya tetap dihitung sebagai berikut:

Biaya tetap = Total biaya (Y) – Biaya Variabel (1,187,490 x 15,25)

= Rp.63,509,600 – Rp.17,812,375

= Rp.45,697,225

Selanjutnya pemisahan biaya semi variabel untuk biaya listrik/ air PDAM

tahun 2018 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.6. Data Biaya Semi Variabel Listrik/Air PDAM Tahun 2018

No. Bulan Volume

Produksi (X) Biaya Listrik / Air PDAM (Y)

X2 X.Y

1 Januari 92,062 pcs Rp.4,522,360 8,475,411,844 pcs Rp.416,337,506,320

2 Februari 93,093 pcs Rp.4,502,360 8,666,306,649 pcs Rp.419,138,199,480

3 Maret 93,365 pcs Rp.4,672,900 8,717,023,225 pcs Rp.436,285,308,500

4 April 94,260 pcs Rp.4,512,600 8,884,947,600 pcs Rp.425,357,676,000

5 Mei 95,299 pcs Rp.4,787,900 9,081,899,401 pcs Rp.456,282,082,100

6 Juni 93,247 pcs Rp.4,657,500 8,695,003,009 pcs Rp.434,297,902,500

7 Juli 95,265 pcs Rp.4,572,400 9,075,420,225 pcs Rp.435,589,686,000

Page 55: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

37

8 Agustus 93,420 pcs Rp.4,672,860 8,727,296,400 pcs Rp.436,538,581,200

9 September 94,375 pcs Rp.4,689,300 8,906,640,625 pcs Rp.442,552,687,500

10 Pkteber 95,036 pcs Rp.4,678,900 9,031,841,296 pcs Rp.444,663,940,400

11 November 93,225 pcs Rp.4,572,860 8,690,900,625 pcs Rp.426,304,873,500

12 Desember 105,532 pcs Rp.4,542,960 11,137,003,024

pcs Rp.479,427,654,720

Jumlah 1,138,179 pcs Rp.55,384,900 108,089,693,923

pcs Rp.5,252,776,098,220

Sumber: Laporan Keuangan dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

Dari data table 4.6 diatas, maka besarnya variabel per pcs dapat dihitung

sebagai berikut:

𝑏 =n∑XY − (∑X)(∑Y)

n∑𝑋2 − (∑X)2

𝑏 =(12x5,525,776,098,220) − (1,138,179)x(55,384,900)

(12 x 108,089,693,923) − (1,138,179)2

𝑏 =63,033,313,178,640 − 63,019,930,097,100

1,624,891,035

𝑏 =13,383,081,540

1,624,891,035

𝑏 = 8,24

Dengan demikian maka besarnya besarnya biaya tetap dihitung sebagai berikut:

Biaya tetap = Total biaya (Y) – Biaya Variabel (1,138,170 x 8,24)

= Rp.55,384,900 – Rp.9,105,456

= Rp.46,279,444

Selanjutnya pemisahan biaya semi variabel untuk biaya listrik/ air PDAM

tahun 2019 dapat dilihat pada table berikut:

Page 56: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

38

Tabel 4.7. Data Biaya Semi Variabel Listrik/Air PDAM Tahun 2019

No. Bulan Volume

Produksi (X) Biaya Listrik / Air PDAM (Y)

X2 X.Y

1 Januari 97,362 Pcs Rp.4,782,860 9,479,359,044 pcs Rp.465,668,815,320

2 Februari 95,967 Pcs Rp.4,678,960 9,209,665,089 pcs Rp.449,025,754,320

3 Maret 96,456 Pcs Rp.4,756,800 9,303,759,936 pcs Rp.458,821,900,800

4 April 97,272 Pcs Rp.4,782,360 9,461,841,984 pcs Rp.465,189,721,920

5 Mei 95,266 Pcs Rp.4,923,600 9,075,610,756 pcs Rp.469,051,677,600

6 Juni 99,296 Pcs Rp.4,078,960 9,859,695,616 pcs Rp.405,024,412,160

7 Juli 96,320 Pcs Rp.4,402,300 9,277,542,400 pcs Rp.424,029,536,000

8 Agustus 95,965 Pcs Rp.4,782,300 9,209,281,225 pcs Rp.458,933,419,500

9 September 96,720 Pcs Rp.4,892,360 9,354,758,400 pcs Rp.473,189,059,200

10 Okteber 97,326 Pcs Rp.4,785,860 9,472,350,276 pcs Rp.465,788,610,360

11 November 99,220 Pcs Rp.4,789,900 9,844,608,400 pcs Rp.475,253,878,000

12 Desember 120,320 Pcs Rp.5,192,600 14,476,902,400

pcs Rp.624,773,632,000

Jumlah 1,187,490 Pcs Rp.56,848,860 118,025,375,526

pcs Rp.5,634,750,417,180

Sumber: Laporan Keuangan dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

Dari data table 4.7 diatas, maka besarnya variabel per pcs dapat dihitung

sebagai berikut:

𝑏 =n∑XY − (∑X)(∑Y)

n∑𝑋2 − (∑X)2

𝑏 =(12x5,634,750,417,180) − (1,187,490)x(56,848,860)

(12x118,025,375,526) − (1,187,490)2

𝑏 =67,617,005,006,160 − 67,548,452,761,400

6,172,006,212

𝑏 =65,552,224,760

6,172,006,212

𝑏 = 11,11

Page 57: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

39

Dengan demikian maka besarnya besarnya biaya tetap dihitung sebagai berikut:

Biaya tetap = Total biaya (Y) – Biaya Variabel (1,187,490 x 11,11)

= Rp.56,848,860 – Rp.13,062,401 = Rp.43,786,459

Berdasarkan hasil pemisahan biaya semi variabel, untuk lebih jelasnya

akan ditampilkan klasifikasi biaya overhead pabrik tahun 2018 s/d 2019 setelah

dilakukan pemisahan biaya semi variabel pada table berikut ini:

Page 58: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

40

Tabel 4.8. Realisasi Biaya Overhead Setelah Dilakukan Pemisahan Biaya Semi Variabel

Tahun 2018 S/D 2019

No.

Jenis Biaya Overhead Pabrik

Tahun 2018 Total Biaya Overhead

Pabrik

Tahun 2019 Total Biaya Overhead

Pabrik Variabel Tetap Variabel Tetap

1 Biaya bahan penolong

Rp.142,372,460

- Rp.142,372,4

60 Rp.159,729,6

00 -

Rp.159,729,600

2 Biaya tenaga kerja tak langsung

- Rp.46,000,00

0 Rp.46,000,00

0 -

Rp.48,420,360

Rp.48,420,360

3

Biaya reparasi dan pemeliharaan pabrik

Rp.10,243,640

Rp.50,608,960

Rp.60,852,600

Rp.17,812,375

Rp.45,697,225

Rp.63,509,600

4 Biaya penyusustan aktiva tetap

- Rp.109,629,6

00 Rp.109,629,6

00 -

Rp.120,459,600

Rp.120,459,600

5 Biaya Listrik/ air PDAM

Rp.9,105,456 Rp.46,279,44

4 Rp.55,384,90

0 Rp.13,062,40

1 Rp.43,786,45

9 Rp.56,848,86

0

6 Biaya kesejahtraan karyawan

- Rp.17,367,60

0 Rp.17,367,60

0 -

Rp.22,467,800

Rp.22,467,800

7 Biaya asuransi - Rp.18,919,40

0 Rp.18,919,40

0 -

Rp.20,578,260

Rp.20,578,260

8 Biaya bahan bakar

Rp.20,320,900

- Rp.20,320,90

0 Rp.26,656,70

0 -

Rp.26,656,700

Jumlah Rp.182,042,4

56 Rp.288,805,0

04 Rp.470,847,4

60 Rp.217,261,0

76 Rp.301,409,7

04 Rp.518,670,7

80

Sumber: data perusahaan yang diolah

Page 59: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

41

Berdasarkan table 4.8 diatas, realisasi biaya overhead pabrik yang

dikeluarkan oleh perusahaan selama proses produksi tahun 2018 sebesar

Rp.470,847,460. Hal ini terdiri dari biaya overhead variabel sebesar

Rp.182,042,456 dan biaya tetap sebesar Rp.288,805,004. Sedangkan biaya

overhead yang dikeluarkan perusahaan selama produksi depanjang tahun 2019

yaitu sebesar Rp.518,670,780. Biaya tersebut terdiri dari biaya variabel sebesar

Rp.217,261,076 dan biaya tetap sebesar Rp.301,409,704.

2. Analisis Biaya Overhead Pabrik

a. Menentukan Biaya Overhead Pabrik

Perusahaan yang bergerak dibidang indutri kosmetik pasti ingin

mempertahankan kinerjanya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sama halnya yang dilakukan

oleh PT. Juragan Kosmetik Indonesia.

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup, setiap perusahaan harus

memperhatikan alokasi biaya overhead pabrik, sebab jika perusahaan tidak

memperhatikan pengalokasian biaya overhead pabrik maka biaya overhead yang

dikeluarkan tidak efisien dan efektif, sehingga dapat mempengaruhi laba yang

diperoleh perusahaan tiap tahunnya.

Namun masalah yang seringkali dihadapi oleh perusahaan yaitu biaya

yang dikeluarkan dalam melakukan produksi tidak sesuai dengan dana yang

telah dianggarkan sebelumnya. Oleh karena itu,setiap perusahaan perlu

menganalisis varians biaya overhead pabrik. Salah satu tujuan menganalisis

biaya overhead adalah untuk mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan

perusahaan sudaf efektif atau tidak.

Page 60: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

42

Sebelum dilakukan analisis varians biaya overhead pabrik, maka terlebih

dahulu disajikan anggaran biaya overhead pabrik untuk produksi tahun 2018 s/d

2019 dalam table berikut:

Tabel 4.9. Anggaran Biaya Overheag Pabrik (Kapasitas Produksi 1.039.400)

Tahun 2018

No. Jenis Biaya overhead pabrik Biaya Variabel Biaya Tetap Total Biaya

Overhead (Y)

1 Biaya bahan penolong Rp.139,672,350 - Rp.139,672,350

2 Biaya tenaga kerja tak langsung

- Rp.43,600,000 Rp.43,600,000

3 Biaya reparasi dan pemeliharaan pabrik

Rp.10,329,950 Rp.46,720,600 Rp.57,050,550

4 Biaya penyusustan aktiva tetap - Rp.109,629,600 Rp.109,629,600

5 Biaya Listrik/ air PDAM - Rp.59,320,900 Rp.59,320,900

6 Biaya kesejahtraan karyawan - Rp.16,720,850 Rp.16,720,850

7 Biaya asuransi - Rp.16,720,600 Rp.16,720,600

8 Biaya bahan bakar Rp.20,367,450 - Rp.20,367,450 Jumlah Rp.170,369,750 Rp.292,712,550 Rp.463,082,300

Sumber: Laporan Keuangan dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

selanjutnya akan disajikan tariff biaya overhead pabrik tahun 2018 dengan

kapasitas produksi sebanyak 1,039,400.

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝑃 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 =Jumlah Biaya Variabel

Kapasitas Produksi

=Rp. 170,369,750

1,039,400 𝑝𝑐𝑠

= Rp. 163,91

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝑃 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 =Jumlah Biaya Tetap

Kapasitas Produksi

= Rp. 292,712,550

1,039,400 𝑝𝑐𝑠

Page 61: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

43

= Rp. 281,62

Dari hasil perhitungan diatas, tarif standar biaya overhead pabrik variabel

per pcs sebesar Rp. 163,91 dan tarif biaya overhead pabrim tetap per pcs

sebesar Rp. 281,62. Sehingga jumlah tarif biaya overhead pabrik sebesar Rp.

445.53 . berikut adalah anggaran biaya overhead pabrik tahun 2019.

Tabel 4.10. Standar biaya overhead pabrik (kapasitas produksi 1.042.260)

tahun 2019

No. Jenis Biaya overhead pabrik Biaya Variabel Biaya Tetap Total Biaya

Overhead (Y)

1 Biaya bahan penolong Rp.149,720,350 - Rp.149,720,350

2 Biaya tenaga kerja tak

langsung - Rp.46,760,000 Rp.46,760,000

3 Biaya reparasi dan

pemeliharaan pabrik Rp.16,320,600 Rp.40,220,400 Rp.56,541,000

4 Biaya penyusustan aktiva

tetap - Rp.120,459,600 Rp.120,459,600

5 Biaya Listrik/ air PDAM Rp.27,375,350 Rp.26,567,900 Rp.53,943,250

6 Biaya kesejahtraan

karyawan - Rp.19,875,250 Rp.19,875,250

7 Biaya asuransi - Rp.16,756,200 Rp.16,756,200

8 Biaya bahan bakar Rp.20,656,250 - Rp.20,656,250 Jumlah Rp.214,072,550 Rp.270,639,350 Rp.484,711,900

Sumber: Laporan Keuangan dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia.

selanjutnya akan disajikan tariff biaya overhead pabrik tahun 2019

dengan kapasitas produksi sebanyak 1,042,260.

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝑃 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 =Jumlah Biaya Variabel

Kapasitas Produksi

=Rp. 214,072,550

1,042,260 𝑝𝑐𝑠

= Rp. 205,39

Page 62: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

44

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝑃 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 =Jumlah Biaya Tetap

Kapasitas Produksi

= Rp. 270,639,350

1,042,260 𝑝𝑐𝑠

= Rp. 259,67

Dari hasil perhitungan diatas, tarif standar biaya overhead pabrik variabel

per pcs sebesar Rp. 205,39 dan tarif biaya overhead pabrik tetap per pcs

sebesar Rp. 259,67. Sehingga jumlah tarif biaya overhead pabrik sebesar Rp.

465,06.

b. Analisis Selisish Varians Biaya Overhead Pabrik

Salah satu factor yang berpengaruh terhadap kinerja prusahaan adalah

biaya produksi yang dikeluarkan. Salah satu biaya yang harus dikeluarkan

perusahaan setiap tahunyya adalah biaya overhead pabrik. Berdasarkan uraian

tersebut, dapat disajikan varian biaya overhead pabrik yang dapat dilihat dari

uraian berikut:

1) Varians pengeluaran (Spending Varians)

a) Tahun 2018

Biaya overhead yang telah dikeluarkan perusahaan sebesar Rp.

470,847,460, sedangkan biaya overhead yang dianggarkan adalah sebagai

berikut:

Biaya tetap = Rp 292,712,550

Biaya variabel (1,039,400 x 163,91) = Rp 169,422,291

Jumlah = Rp 462,134,841

Analisis varians pengeluaran adalah:

Rp.470,847,460 – Rp.462,134,841 = Rp.8,706,619

Page 63: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

45

Dengan demikian terdapat varians pengeluaran produsi merugikan sebesar

Rp.8,706,619 yang disebabkan oleh anggaran biaya overhead yang

dikeluarkab lebih besar dari anggaran biaya overhead yang ditetapkan.

b) Tahun 2019

Biaya overhead yang telah dikeluarkan perusahaan sebesar

Rp.518,670,780, sedangkan biaya overhead yang dianggarkan adalah

sebagai berikut:

Biaya tetap = Rp 270,639,350

Biaya variabel (1,042,260 x 205.39) = Rp 213,663,339

Jumlah = Rp 484,302,689

Analisis varians pengeluaran adalah:

Rp. 518,670,780 – Rp. 484,302,689 = Rp.34,368,091

Dengan demikian terdapat varians pengeluaran produsi merugikan sebesar

Rp.34,368,091 yang disebabkan oleh anggaran biaya overhead yang

dikeluarkab lebih besar dari anggaran biaya overhead yang ditetapkan.

2) Varians Kapasitas

a) Tahun 2018

Biaya overhead yang dianggarkan:

Biaya tetap = Rp.292,712,550

Biaya variabel = Rp.170,369,750

Jumlah = Rp.463,082,300

Sedangkan unit produksi kosmetik sebenarnya dikalikan dengan tarif standar

biaya overhead pabrik adalah: 1,138,179 x Rp.445,53 = Rp.506,489,708

Analisis varians kapasitas adalah:

Rp.463,082,300 – Rp.506,489,708 = Rp.43,407,408

Page 64: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

46

Dengan demikian terdapat varians kapasitas yang merugikan sebesar

Rp.43,407,408.yang disebabkan karena produksi kosmetik yang sebenarnya

lebih besar dari produksi kosmetik yang telah ditetapkan.

b) Tahun 2019

Biaya overhead yang dianggarkan:

Biaya tetap = Rp.214,072,550

Biaya variabel = Rp.270,639,350

Jumlah = Rp.484,711,900

Sedangkan unit produksi kosmetik sebenarnya dikalikan dengan tarif standar

biaya overhead pabrik adalah: 1,187,490 x Rp.465,06 = Rp.552,182,856

Analisis varians kapasitas adalah:

Rp.484,711,900 – Rp.552,182,856 = Rp.67,470,956

Dengan demikian terdapat varians kapasitas yang merugikan sebesar

Rp.67,470,956 yang disebabkan karena produksi kosmetik yang sebenarnya

lebih besar dari produksi kosmetik yang telah ditetapkan.

3) Varians Evisiensi Variabel

a) Tahun 2018

Jumlah produksi kosmetik sebenarnya sebesar 1,138,179 pcs, sedangkan

standar produksi kosmetik sebesar 1,039,400, dengan tarif standar biaya

overhead produksi kosmetik sebesar Rp.163,91 sehingga varians biaya

pabrik merugikan (1,138,179 - 1,039,400 x 163,91 ) = Rp.16,101,068.

b) Tahun 2019

Jumlah produksi kosmetik sebenarnya sebesar 1,187,490 pcs, sedangkan

standar produksi kosmetik sebesar 1,042,260 dengan tarif standar biaya

overhead produksi kosmetik sebesar Rp.205,39 sehingga varians biaya

Page 65: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

47

pabrik merugikan (1,187,490 - 1,042,260 x 205,39) = Rp.29,772,189.

4) Varians Evisiensi Tetap

a) Tahun 2018

Jumlah produksi kosmetik sebenarnya sebesar 1,138,179 pcs, sedangkan

standar produksi kosmetik sebesar 1,039,400, dengan tarif standar biaya

overhead produksi kosmetik sebesar Rp.281,62 sehingga varians biaya

pabrik merugikan (1,187,490 - 1,042,260 x 281,62) = Rp.27,756,961

Dengan demikian varians evisiensi tetap merugikan sebesar Rp.27,756,961

yang disebabkan karena jumlah produksi kosmetik lebih besar dari standar

produksi yang telah ditetapkan.

b) Tahun 2019

Jumlah produksi kosmetik sebenarnya sebesar 1,187,490 pcs, sedangkan

standar produksi kosmetik sebesar 1,042,260 dengan tarif standar biaya

overhead produksi kosmetik sebesar Rp.259,67 sehingga varians biaya

pabrik merugikan (1,187,490 - 1,042,260 x 259,67) = Rp.37,614,637.

Dengan demikian varians evisiensi tetap merugikan sebesar Rp.37,614,637.

yang disebabkan karena jumlah produksi kosmetik lebih besar dari standar

produksi yang telah ditetapkan.

Selanjutnya akan ditampilkan hasil perhitungan varians biaya overhead

pabrik tahun 2018 s/d 2019 sebagai berikut:

Page 66: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

48

Table 4.11. hasil perhitungan varians biaya overhead tahun 2018 s/d 2019

No. Jenis-jenis Varians Selisih Menguntungkan / Merugikan

2018 2019

1 Varians pengeluaran (Rp 8,706,619) (Rp 34,368,091)

2 Varians kapasitas (Rp 43,407,408) (Rp 67,470,956)

3 Varians efesiensi variabel (Rp 16,101,068) (Rp 29,772,189)

4 Varians efisiensi tetap (Rp 27,756,961) (Rp 37,614,637) Jumlah Rp 95,972,056 Rp 169,225,873

Sumber: Laporan Keuanganyang diolah dari PT. Juragan Kosmetik Indonesia

Dari table diatas dapat dilihat bahwa varians pengeluaran mengalami

kerugian sebesar Rp.8,706,619 dan Rp.34,368,091, hal ini disebabkan karena

varians biaya yang dilakukan perusahaan lebih besar dari anggaran biaya

overhead pabrik yang ditetapkan sebelumnya. Varians kapasitas merugikan

sebesar Rp. 43,407,408 dan Rp.67,470,956, hal ini terjadi karena penggunaan

kapasitas sesungguhnya lebih kecil daripada kapasitas normal. Varian efisiensi

variabel sebesar Rp.16,101,068 dan Rp.29,772,189, hal ini terjadi kerena

produksi kosmetik yang dianggarkan lebih besar dari kapasitas standar produksi

dan varian efisiensi tetap merugikan sebesar Rp.27,756,961 dan Rp.37,614,637)

hal tersebut diakibatkan oleh kapasitas produksi sebenarnya lebih besar dari

kapasitas produksi sesungguhnya. Sehingga dari data tersebut terdapat varians

kerugian tahun 2018 sebesar Rp.95,972,056 dan tahun 2019 sebesar

Rp.169,225,873.

3. Pembahasan

Biaya Overhead (BOP) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu

perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya

Overhead (BOP) ialah salah satu unsur yang digunakan untuk menentukan

harga pokok produk. Adapun tindakan yang dilakukan oleh pihak PT. Juragan

Kosmetik Indonesia untuk mengendalikan biaya overhead yang akan dikeluarkan

Page 67: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

49

setiap tahunnya yaitu dengan membentuk empat devisi inti yaitu devisi

personalia, devisi mekanik, devisi produksi, dan devisi pemasaran, yang

kemudian setiap devisi tersebut menentukan dan menetapkan sendiri rancangan

biaya yang akan dikeluarkan selama 1 tahun masa produksi. Setiap devisi juga

dituntut untuk membangun kerja sama yang baik agar setiap tindakan dan

pengeluaran yang akan dilakukan dapat terkontrol dengan baik, sehingga biaya

overhead yang dikeluarkan bisa di minimalisir. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ida Rosita dan Siti Sunrowijaya (2014) dimana

dalam penelitiannya disebutkan bahwa kerja sama anatara tim yang satu dengan

yang lainnya bisa mempengaruhi besaran biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan selama masa produksi.

Dari hasil analisis varians yang telah dilakukan sebelumnya, dapat dilihat

bahwa selama masa produksi tahun 2018 sampai dengan 2019 PT.Juragan

Kosmetik Indonesia terus mengalami kerugian. Dari analisis varians dapat dilihat

bahwa jumlah kerugian yang dialami pada tahun 2018 sebesar Rp.95,972,056

sedangkan kerugian tahun 2019 yaitu sebesar RP. 169,225,873. Kerugian

selama tahun produksi 2018-2019 mengalami peningkatan sebesar 43% yang

jika di rupiahkan yaitu sebesar Rp. 73.253.817. Berdasarkan hasil perhitungan

yang dilakukan juga dapat disimpulkan bahwa H0 di terima dan H1 ditolah

karena biaya overhead yang dikeluarkan oleh perusahaan belum bisa dijadikan

sebagai alat pengendali biaya.

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian biaya yang

dilakukan oleh PT. Juragan Kosmetik Indonesia dengan mebentuk 4 devisi kerja

yang kemudian diberikan wewenang untuk mengatur dan menetapkan sendiri

biaya yang akan digunakan selama periode produksi belum berjalan secara

Page 68: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

50

maksimal dan kerjasama antara devisi yang satu dengan devisi yang lainnya

juga belum terjalin dengan baik, sehingga biaya overhead yang dikeluarkan

selama periode produksi 2018-2019 belum bisa dikontrol sepenuhnya, yang

kemudian mengakibatkan biaya overhead yang dikeluarkan setiap tahunnya

mengalami peningkatan yang cukup besar dan Biaya Overhead yang dikeluarkan

pablik belum bisa dijadikan sebagai pendendali biaya.

Page 69: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis pengendalian biaya overhead pabrik pada

perusahaan PT. Juragan Kosmetik Indonesia, maka penulis menarik kesimpulan

dari analisis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Dari hasi pengolahan data keuangan perusahaan yang kemudian

dilakukan analisis dapat dilihat bahwa peranan anggaran sebagai alat

pengendalian biaya overhead pabrik belum berfungsi sebagaimana

mestinya.

2. Hasil analisis pengendalian biaya overhead pabrik selam proses produksi

tahun 2018 s/d 2019 menunjukkan bahwa semua komponen biaya

overhead pabrik (biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tak langsung,

biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva, biaya penyusutan, biaya listrik

atau air PDAM, biaya kesejahtraan karyawan, biaya asuransi, dan biaya

bahan bakar) terjadi selisih yang tidak menguntungkan selama 2 tahun

terakhir. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya selisih yaitu kurang

efektifnya pelaksanaan anggaran sebagai alat pengendali biaya overhead

pabrik.

3. Upaya pengendalian biaya overhead yang dilakukan Pt. Juragan

Kosmetik Indonesia belum terlaksana secara maksimal yang kemudian

mengakibatkan peningkatan kerugian sebesar 43% atau setara dengan

Rp.73.253.817 selama periode produksi 2018-2019.

Page 70: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

52

B. Saran

Adapun saran yang bisa penulis berikan sehubung dengan kesimpulan

yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu sebagai berikut:

1. Disarankan agar perusahaan melakukan pengawasan terhadap biaya

overhead pabrik dengan cara memperbaiki system penganggaran

perusahaan.

2. Disarankan agar perlunya melakukan pembaharuan metode pengendalian

biaya agar biaya overhead yang dikeluarkan bias terkontrol dan kerugian

yang di hasilkan bias diminimalisir.

Page 71: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

53

DAFTAR PUSTAKA

Brewer, R. H. G. | E. W. N. | P. C. (2013). Akuntansi Manajerial (Managerial Accounting). In 1 (14th ed., p. 548). Salemba Empat, Jakarta.

Firdaus ahmad dunia & Wasilah Abdullah. (2012). Akuntansi Biaya (KE 1, p. 350). Salemba Empat, Jakarta.

Hanák, T., & Hermanová, L. (2017). An empirical analysis of overhead cost management in the Czech construction industry. Tehnički Glasnik, 11(4), 216–220.

Ida Rosita, & S. S. (2014). Analisis Biaya Overhead Pabrik Terhadap Penentuan Beban Pokok Produksi (Studi Kasus Pada UD. Karya Mandiri Blitar). Jurnal Kompilek, Vol. 6(2), 164–181.

JANNAH, M. (2018). Analisis Pengaruh Biaya Produksi Dan Tingkat Penjualan Terhadap Laba Kotor. Banque Syar’i, 4(1), 267708. https://doi.org/10.32678/bs.v4i1.1073

Kho, B. (2018). Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik (BOP). Ilmu Manajemen Industri.Com.

Martusa, R., & Lim Ade Nasa. (2012). Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi: Studi Kasus Pada CV. Sejahtera Bandung. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7.

Massie, N. I. K., Saerang, D. P. E., & Tirayoh, V. Z. (2018). Analisis Pengendalian Biaya Produksi Untuk Menilai Efisiensi Dan Efektivitas Biaya Produksi. Riset Akuntansi Going Concern, 13(03), 355–364. https://doi.org/10.32400/gc.13.03.20272.2018

Mulyadi. (2013). Sistem Akuntasi. Salemba Empat, Jakarta.

Novák, P., Dvorský, J., Popesko, B., & Strouhal, J. (2017). Analysis of overhead cost behavior: Case study on decision-making approach. Journal of International Studies, 10(1), 74–91. https://doi.org/10.14254/2071-8330.2017/10-1/5

Paula C. A. Rotinsulu, David P. E. Saerang, & D. A. (2013). Analisis Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus Pada PT. Tropica Cocoprima)A. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT, 8(3), 77–86.

Rahayu, Y. (2015). Analisis Pembebanan Biaya Averheard Pabrik Terhadap Harga Jual Produk Pada UKM Di Wilayah Sukabumi. Ecodemica, 3(2), 511–560.

Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, P. C. B. (2006). Akuntansi manajerial. In 1 (Edisi Ke-1). Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung.

Page 72: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

54

Supra, D. (2018). Analisis Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Pada Meubel Suwito. Jurnal Ilmiah Akuntansi Rahmaniyah (JIAR), 1(2), 69–84.

Page 73: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

Lampiran-Lampiran

Page 74: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

55

Lampiran 1. Laporan keuangan PT. Juragan Kosmetik Periode 2018-2019

1. Volume produksi tahun 2018-2019

Bulan Tahun

2018 2019

Januari 92,062 97,362

Februari 93,093 95,967

Maret 93,365 96,456

April 94,260 97,272

Mei 95,299 95,266

Juni 93,247 99,296

Juli 95,265 96,320

Agustus 93,420 95,965

September 94,375 96,720

Pkteber 95,036 97,326

November 93,225 99,220

Desember 105,532 120,320

Jumlah 1 Tahun 1,138,179 1,187,490

Rata-rata pertahun

94,848 98,958

2. Realisasi biaya overhead pabrik tahun 2018-2019

No. Jenis Biaya Overhead Pabrik Tahun

2018 2019

1 Biaya bahan penolong 142,372,460 159,729,600

2 Biaya tenaga kerja tak langsung 46,000,000 48,420,360

3 Biaya reparasi dan pemeliharaan pabrik

60,852,600 63,509,600

4 Biaya penyusustan aktiva tetap 109,629,600 120,459,600

5 Biaya Listrik/ air PDAM 55,384,900 56,848,860

6 Biaya kesejahtraan karyawan 17,367,600 22,467,800

7 Biaya asuransi 18,919,400 20,578,260

8 Biaya bahan bakar 20,320,900 26,656,700 Jumlah biaya overhead 470,847,460 518,670,780

Page 75: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

56

3. Biaya semi variabel tahun 2018-2019

No. Bulan

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya Listrik dan Air PDAM

2018 2019 2018 2019

1 Januari 5,066,450 5,142,300 4,522,360 4,782,860

2 Februari 4,402,600 5,326,700 4,502,360 4,678,960

3 Maret 5,262,300 5,278,400 4,672,900 4,756,800

4 April 5,132,600 5,320,700 4,512,600 4,782,360

5 Mei 5,102,300 5,220,500 4,787,900 4,923,600

6 Juni 5,162,450 5,316,500 4,657,500 4,078,960

7 Juli 5,092,350 5,402,500 4,572,400 4,402,300

8 Agustus 5,302,300 5,238,900 4,672,860 4,782,300

9 September 5,062,300 5,178,940 4,689,300 4,892,360

10 Pkteber 5,222,900 5,278,400 4,678,900 4,785,860

11 November 5,022,250 5,402,500 4,572,860 4,789,900

12 Desember 5,021,800 5,403,260 4,542,960 5,192,600 Jumlah 60,852,600 63,509,600 55,384,900 56,848,860

4. Biaya pemisahan semi variabel tahun 2018-2019

No. Bulan

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan (Y)

Biaya listrik/ air PDAM

2018 2019 2018 2019

1 Januari 5,066,450 5,142,300 4,522,360 4,782,860

2 Februari 4,402,600 5,326,700 4,502,360 4,678,960

3 Maret 5,262,300 5,278,400 4,672,900 4,756,800

4 April 5,132,600 5,320,700 4,512,600 4,782,360

5 Mei 5,102,300 5,220,500 4,787,900 4,923,600

6 Juni 5,162,450 5,316,500 4,657,500 4,078,960

7 Juli 5,092,350 5,402,500 4,572,400 4,402,300

8 Agustus 5,302,300 5,238,900 4,672,860 4,782,300

9 September 5,062,300 5,178,940 4,689,300 4,892,360

10 Okteber 5,222,900 5,278,400 4,678,900 4,785,860

11 November 5,022,250 5,402,500 4,572,860 4,789,900

12 Desember 5,021,800 5,403,260 4,542,960 5,192,600

Jumlah 60,852,600 63,509,600 55,384,900 56,848,860

Page 76: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

57

5. Anggaran Biaya Overhead Tahun 2018-2019

No. Jenis Biaya overhead

pabrik

Tahun 2018 Tahun 2019

Biaya Variabel

Biaya Tetap Total Biaya

Overhead (Y) Biaya

Variabel Biaya Tetap

Total Biaya Overhead (Y)

1 Biaya bahan penolong 139,672,350 - 139,672,350 149,720,350 - 149,720,350

2 Biaya tenaga kerja tak

langsung - 43,600,000 43,600,000 - 46,760,000 46,760,000

3 Biaya reparasi dan

pemeliharaan pabrik 10,329,950 46,720,600 57,050,550 16,320,600 40,220,400 56,541,000

4 Biaya penyusustan aktiva

tetap - 109,629,600 109,629,600 - 120,459,600 120,459,600

5 Biaya Listrik/ air PDAM - 59,320,900 59,320,900 27,375,350 26,567,900 53,943,250

6 Biaya kesejahtraan

karyawan - 16,720,850 16,720,850 - 19,875,250 19,875,250

7 Biaya asuransi - 16,720,600 16,720,600 - 16,756,200 16,756,200

8 Biaya bahan bakar 20,367,450 - 20,367,450 20,656,250 - 20,656,250 Jumlah 170,369,750 292,712,550 463,082,300 214,072,550 270,639,350 484,711,900

Page 77: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

58

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Page 78: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

59

Lampiran 3. Dokumentasi

Page 79: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

60

Lampiran 4. Riwayat Hidup

BIOGRAFI PENULIS

Annisa Vita Novianty panggilan Nisa lahir Soppeng tanggal 01

November 1998 dari pasangan suami istri Bapak Hartating

dan Ibu Ferawati. Peneliti adalah anak Pertama dari tiga

bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di

Talasalapang V Kota Makassar.

Menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Darma

Pertiwi pada tahun 2003, menyelesaikan sekolah dasar di SD Inpres Ngapaboa

tahun 2009, lulus sekolah dari sekolah menengah pertama pada tahun 2012 di

SMPN 1 Topoyo dan lulus dari sekolah menengah atas SMKN 1 Topoyo pada

tahun 2015. Pada tahun 2016, ia melanjutkan kuliah di Universitas

Muhammadiyah Makassar mengambil program Studi S1 Akuntansi dan lulus

pada tahun 2021. Penulis tidak hanya aktif dalam bangku perkuliahan namun

juga aktif di organisasi, organisasi internal kampus penulis pernah menjabat

sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan. Dari sisi external kampus

penuis pernahd menjabat sebagai pengurus HIMA-MATENG dan Forum Diskusi

Mahasiswa Topoyo (FDMT).

Berkat karunia Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi dengan judul

“Analisis Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Pada PT. Juragan Kosmetik

Indobesia”