76
SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT.TIRTA MULIA ABADI KABUPATEN TAKALAR ABD.HARIS 10573 02705 11 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

SKRIPSI

ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

PADA PT.TIRTA MULIA ABADI

KABUPATEN TAKALAR

ABD.HARIS

10573 02705 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

i

ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

PADA PT.TIRTA MULIA ABADI

KABUPATEN TAKALAR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh sarjana

ekonomi (SE) pada jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

ABD.HARIS

10573 02705 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

ii

HALAMAN PERSETEJUAN

Judul Skripsi : Analisis Alokasi Biaya Overhead Pabrik PT.Tirta

Mulia Abadi

Nama Mahasiswa : Abd.Haris

Stambuk : 10573 02705 11

Jurusan : Akuntansi

Faklultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah di seminar hasilkan pada tanggal 08 oktober 2015, dan layak diujikan pada

ujian skripsi.

Makassar, Agustus 2015

Menyetujui:

Mengetahui :

Pembimbing I

Dr.Hj.Ruliaty. MM

Dr. Hj. Ruliaty,MM

Pembimbing II

Abd. Salam HB,SE,M.Si.Ak,CA

Dekan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Dr. H. Mahmud Nuhung,M.A

KTM : 497794

Ketua Jurusan

Program Studi Akuntansi

Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak CA

NBM : 1073428

Page 4: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

iii

ABSTRAK

ABD.HARIS, 2015, ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

PADA PT.TIRTA MULIA ABADI KABUPATEN TAKALAR, Dibimbing oleh

Ibu Ruliaty dan Bapak Abd. Salam HB, Selaku pembimbing I dan II

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Untuk mengetahui alokasi

biaya overhead pabrik ke departemen produksi dan rencanan pembebanan biaya

overhead pabrik dengan realisasi yang dibebankan pada proses produksi..

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang digunakan pada

perusahaan secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

kejadian pada perusahaan yang diteliti, maka kemudian menganalisisnya lalu

menyimpulkannya.

Data yang digunakan adalah data primer berupa hasil wawancara dengan

pimpinan dan karyawan mengenai gambaran umum lokasi penelitian. dan data

sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui kepustakaan

sebagai pendukung penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya alokasi overhead pabrik sudah

dialokasikan secara akurat oleh PT. Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

Kata Kunci : Biaya Alokasi Overhead Pabrik

Page 5: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas

segala limpahan Rahmat dan petunjuk nhya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Segala usaha dan upayah telah dilakukan oleh penulis dalam rangka

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Namun, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Olehkarena

itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini disadari banyak kendala danr intangan yang

dihadapi, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan skripsi ini.

Namun, berkat ketekunan dan ketabahan serta uluran tangan dari berbagai pihak

utamanya Ridho Allah Swt maka hambatan itu dapat diatasi. Terimah kasih

kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Sangkala dan Ibunda Bone atas

segala pengorbanan mulia yang diberikan kepada penulis dan doa yang tiadahenti-

hentinya beliau panjatkan kehadirat Allah Swt, demi kesuksesan dan penulis

mencapai cita-cita.

Dan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimahkasih

dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

Page 6: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

v

1. Bapak Dr.Ir. Irwan Akib, selaku rektor Unismuh Makassar.

2. Bapak Dr. Mahmud Nuhung, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

3. Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si, Ak,CA selaku ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Abd.Salam HB SE,M.Si.Ak,CA selaku Penasehat Akademik.

5. Ibu Dr.Hj.Ruliaty MM dan Bapak Abd.Salam HB SE,M.Si.Ak,CA, masing-

masing selaku pembimbing I dan pembimbing II yang senangtiasa

meluangkan waktu serta berusaha payah memberikan arahan dan bimbingan

mulai dari tahapan persiapan sampai penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah

Makassar atas bimbingan selama penulis tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan

Akuntansi.

7. Kepada Karyawan PT.Tirta Mulia Abadi yang telah memberikan pelayanan

dan membantu memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman Ak.8 11 yang selama ini bersama- sama penulis aktif dibangku

kuliah.

9. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan semuanya karena

keterbatasan waktu, tanpa mengurangi rasa hormat penuli sucapkan terimah

kasih.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki

kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan hanya milik Allah Swt,

Page 7: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

vi

karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dan

perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan.

Semoga Allah SWT akan senantiasa memberikan imbalan yang sebesar-

besarnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis. Akhirnya

harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama pada diri saya

sendiri maupun orang lain. Semoga rahmat dan hidayah-Nya senantiasa bersama

di segala perjuangan kita menyambut masa depan yang lebih baik. Amin.

Makassar, Mei 2015

Abd.Haris

Page 8: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………. ii

ABSTRAK………………………………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………………… x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1

B. Masalah Pokok ….………………………………………………………….. 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya .................................................................. 5

B. Pengertian Produksi……………………………………................................ 14

C. Sistem Pengumpulan Biaya Produksi ...................................................….... 18

D. Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Departemen Pembantu.................... 23

E. Metode-Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik.......................................... 27

F. Kerangka Pikir................................................................................................ 31

G. Hipotesis……………………………………………………………………. 34

BAB III METODE PENELITIAN ........……………………………………….... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................ 35

Page 9: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

viii

B. Metode Pengumpulan Data .....................………………………………….. 35

C. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 36

D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 37

E. Metode Analisis…………………………………………………………….. 37

F. Defenisi Operasional...................................................................................... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……………………… 40

A. Sejarah Singkat PT.Tirta Mulia Abadi……………………………….......... 40

B. Struktur Organisasi……………………………………………………….... 42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….. . 48

A. Analisis Biaya Overhead Pabrik…………………………………………… 48

B. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Per Departemen ………………....... 54

C. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik ………………………………...... 57

D. Hasil Analisis Penyelesaian Biaya Overhead Pabrik..................................... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………......... 59

A. Kesimpulan………………………………………………………………… 59

B. Saran……………………………………………………………………….. 60

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 62

Page 10: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.Kerangka Pikir……………………………………………………………… 33

2.Struktur Organsisasi PT.Tirta Mulia Abadi..........…………………………. 44

Page 11: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

x

DAFTAR TABEL

No Halaman

1.Tabel 1 Standar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ……………….... 50

2.Tabel II Realisasi Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ………………. 52

3.Tabel III Anggaran Biaya Overhead Pabrik..........…………………….. 55

4. Tabel IV Selisih Biaya Overhead Pabrik …………………................... 56

Page 12: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT
Page 13: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT
Page 14: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara kita yang dilanda krisis moneter yang berkepanjangan, sehinggga

bagi perusahaan swasta memerlukan ketelitian dalam mengelolahnya agar

aktivitas berkesinambungan, artinya dapat memberikan gambaran tentang keadaan

suatu perusahaan. Biasanya gambaran keuangan pada setiap periode tertentu

dilaporkan dalam suatu laporan keuangan sebagai produk akhir dari suatu

kegiatan akuntansi. Laporan keuangan biasanya dalam bentuk neraca serta

perhitungan laba rugi, di samping itu terdapat pula laporan laba yang ditahan

dalam suatu periode tertentu.

Dalam proses perkembangan industri pabrik ini, maka diperlukan

informasi-informasi yang cukup untuk dapat mengelolah perusahaan dengan baik.

Di antaranya berbagai macam informasi tersebut, maka masalah biaya perlu

diperhatikan dan data biaya dalam overhead pabrik diperoleh melalui Sistem

Akuntansi Biaya.

Penentuan biaya produksi adalah tugas akuntansi biaya yang harus

mengikuti aliran fisik dari produksi, kemudian menetapkan pencatatan dan analisa

dari informasi biaya yang diikutinya tersebut, secara efektif dan efisien. Selama

proses produksi berlangsung biaya yang terjadi meliputi :

1. Biaya bahan baku

2. Biaya Tenaga Kerja

Page 15: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

2

3. Biaya overhead pabrik

4. Biaya bahan pembantu

Penentuan biaya produksi yaitu apakah semua biaya yang merupakan

unsur biaya produksi tersebut telah diperhatikan khususnya biaya overhead

pabrik. Sehubungan dengan hal tersebut langkah pertama yang harus dilakukan

adalah mengumpulkan informasi dari sumber biaya (bahan baku, upah langsung,

biaya overhead pabrik) kemudian membebankan biaya-biaya tersebut kepada

produk baik yang masih dalam proses maupun produk jadi. Kemudian untuk

mengetahui besarnya upah tenaga kerja langsung bisa dilihat dari jumlah waktu

kerja pekerja Dengan menjumlah gaji menurut kartu kerja bisa diketahui berapa

upah langsung satu periode.

Masalah yang rumit terjadi dalam hal biaya overhead pabrik karena

selain jumlah jenisnya banyak juga sukar diikuti jejaknya. Maka sangat penting

untuk menentukan berapa besarnya biaya produk setiap saat. Biaya overhead

pabrik tidak dapat dibebankan secara langsung terhadap setiap unit produksi,

apabila biaya itu tidak jelas sumbernya.

Kemudian ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk menghitung tarif

biaya overhead pabrik yaitu :

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

2. Memilih dasar pembebanan

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik

Dasar yang dapat dipakai sebagai dasar pembebanan biaya overhead

pabrik kepada produk adalah satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

Page 16: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

3

langsung jam kerja langsung dan jam mesin. Setelah tarif biaya overhead

ditentukan produk yang diproduksi dalam tahun anggaran dibebani dengan biaya

overhead pabrik tarif tersebut. Dalam tahun anggaran dikumpulkan biaya

overhead pabrik yang sesunggunya terjadi.

Biaya overhead pabrik yang dibeban kan kepada produk berdasarkan

tarif dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang seseungguhnya terjadi,

kemudian analisa menjadi empat macam selisih. Selisih tersebut pada akhir tahun

diperlukan sebagai penyesuai terhadap rekening-rekening persediaan dan harga

pokok penjualan atau diperlukan sebagai penyesuaian perhitungan rugi laba.

Mengalolakasikan biaya overhead pabrik dalam proses prduksi maka

seluruh jumlah yang digunakan dalam proses produksi tersebut sehingga dapat

menghasilkan barang, kalau biaya produksi disini biasanya terbagi dua, yaitu tetap

dan biaya variabel, jadi ada pengelompokkan sejumlah biaya untuk memudahkan

dalam perhitungannya.

Berdasarkan uraian di atas, pada obyek penelitian dengan judul "Analisis

Alokasi Biaya Overhead Pabrik Pada PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten

Takalar".

B. Masalah Pokok

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang dihadapi perusahaan, sebagai berikut

1. Bagaimana sistem alokasi biaya overhead pabrik yang diterapkan di

PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

Page 17: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

4

2. Apakah biaya overhead pabrik dari departemen pembantu telah

dialokasikan secara akurat ke departemen produksi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem alokasi biaya overhead pabrik PT.Tirta Mulia

Abadi.

2. Untuk mengetahui rencanan pembebanan biaya overhead pabrik dengan

realisasi biaya overhead pabrik yang dibebankan pada proses produksi.

Adapun kegunaan dari pada penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi yang mungkin dapat diterapkan pada perusahaan

sehubungan dengan pembebanan biaya overhead pabrik.

2. Sebagai bahan referensi tambahan bagi pembaca yang berminat dengan

masalah pembebanan biaya overhead PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten

Takalar.

Page 18: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya

1. Pengertian Biaya

Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah

dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan

kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap

pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar

dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.

Seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya

pengorbanan dalam proses produksi dengan dasar itulah dapat memulai berhitung

harga pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya peruhaan.

Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan

total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh.

Berbicara mengenai masalah biaya-biaya merupakan suatu masalah yang

cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan

satu yang lainnya dalam proses produksi. Oleh Winardi, (2002: 147), menyatakan

bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluar kan untuk

suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang

merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan

faktor produksi yang bersangkutan.

Page 19: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

6

Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak

yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. D. Hartanto ( 2002:

89), memberikan pengertian tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), sebagai

berikut cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau

service potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva

yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense atau expred cost adalah

biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Karena jenis-jenis biaya

ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan datang, maka

tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.

Ada empat fungsi pokok yang ada di perusahaan, yaitu:

a. Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan

pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.

Atas dasar fungsi produksi, maka biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi:

a) Biaya bahan baku

b) Bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai

dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya atau

merupakan bagian integral pada produk tertentu.

c) Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di

dalam pengolahan produk.

d) Biaya tenaga kerja langsung

Page 20: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

7

e) Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada

karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau didiikuti

jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.

f) Biaya overhead pabrik

g) Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke dalam:

· Biaya bahan penolong.

· Biaya tenaga kerja tidak langsung

· Biaya penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik

· Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik

· Biaya listrik dan air pabrik

· Biaya asuransi pabrik

· Biaya overhead lain-lain.

b. Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan

penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli

dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan. Atas dasar fungsi

pemasaran, maka biaya dapat digolongkan dalam biaya pemasaran.

Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan

pemasaran. Contoh biaya pemasaran, antara lain:

· Biaya iklan

· Biaya promosi

· Biaya angkut penjualan

· Biaya gaji bagian pemasaran

Page 21: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

8

c. Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan

kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan

secara keseluruhan agar dapat berjalan efisien dan efektif. Atas dasar fungsi

administrasi dan umum, maka biaya dapat digolongkan dalam biaya administrasi

dan umum.

Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk

mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Cotoh dari biaya

administrasi umum adalah:

· Biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia.

· Biaya pemeriksaan akuntan

d. Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan

atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Biaya yang terjadi dalam

rangka menjalankan fungsi keuangan dinamakam biaya keuangan.

2. Klasifikasi Biaya

Pengelolaan keuangan perusahaan utamanya pada proses produksi

tentunya memerlukan biaya, oleh karena akuntansi biaya bertujuan untuk

menyajikan informasi biaya yang dibutuhkan manajemen agar mereka dapat

mengelola perusahaan atau bagiannya secara efektif di dalam mencatat dan

menggolongkan biaya harus selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen

memerlukan informasi biaya. Sebaiknya selalu dipakai konsep "different cost

for different purposes”.

Page 22: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

9

Kalfisikasi biaya tentu ada konsep biaya yang dapat memenuhi berbagai

macam tujuan. Oleh karena itu di dalam akuntansi biaya terdapat berbagai macam

cara penggolongan biaya sebagai berikut :

1. Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran

2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

4. Penggolongan biaya atas dasar waktu.

Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran yang didasarkan nama

obyek pengeluaran ini cocok digunakan dalam organisasi yang masih kecil.

Biasanya penggolongan ini bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara

menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian laporan pihak luar

(eksternal).

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan berarti

biaya digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi di mana biaya tersebut terjadi atau

berhubungan. Adapun fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur adalah

fungsi-fungsi: produksi, administrasi dan umum dan fungsi pemasaran. Oleh

karena itu biaya-biaya dalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi

biaya produksi, biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran.

Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan

proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi dibagi

menjadi 3 elemen : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja disebut juga dengan prime cost,

sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik disebut juga dengan

Page 23: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

10

biaya konversi (Convertion Cost). Dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

biaya bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian menyeluruh dari pada

produk jadi dan biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku tersebut diolah

dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga

kerja yang jasanya dapat diperhitungkan langsung dalam pembuatan produk

tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat

diidentifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu. Adapun biaya

overhead pabrik adalah semua biaya produksi, selain biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Biaya ini bisa berupa dari biaya bahan penolong, biaya

tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya. Biaya

administrasi dan umum dalam hal ini dimasudkan sebagai biayabiaya yang terjadi

dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diidentifikasikan

dengan aktifitas produksi maupun pemasaran. Biaya administrasi dan umum

adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan penyusunan kebijakan dan

pengarahan perusahaan secara keseluruhan. Contoh dari biaya administrasi dan

umum adalah gaji direksi, biaya-biaya sumbangan- sumbangan, gaji eksekutip,

biaya telepon dan lain-lain.

Ada dua macam perlakuan terhadap biaya administrasi dan umum:

1) Biaya administrasi dan umum dialokasikan kepada dua fungsi dalam

pemasaran, yaitu fungsi produksi dan fungsi pemasaran

2) Memisahkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya

ter- sendiri dan tidak mengalokasikannya ke dalam fungsi produksi dan

pemasaran. Didalam prakteknya, terdapat kecenderungan untuk

Page 24: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

11

mengelompokkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya

sendiri, yang terpisah dari biaya produksi dan pemasaran. Pengendalian

biaya administrasi dan umum dapat lebih mudah dilakukan, jika biaya

tersebut dikelompokkan dan disajikan secara terpisah.

Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan.

Sehingga untuk memperoleh pesanan, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya

untuk menarik minat pembeli dengan cara mengadakan promosi penjualan,

advertensi dan lain-lain. Sedangkan untuk memenuhi pesanan perusahaan

mengeluarkan biaya-biaya angkut, biaya asuransi dan lain-lain agar produk

perusahaan sampai ketangan pemesan. Biaya pemasaran dan biaya administrasi

umum disebut juga dengan istilah biaya komersial.

Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Jika perusahaan mengolah

bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa

produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa maka sesuatu yang dibiayai

adalah berupa penyerahan jasa tersebut.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi

menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya

langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena

adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tidak ada maka biaya

langsung tidak akan terjadi. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku

Page 25: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

12

dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang

terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

Perbedaan biaya langsung dan biaya tidak langsung dalam hubungannya

dengan produk sangat diperlukan apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu

jenis produk dan manajemen menghendaki penentuan harga pokok perjenis

produk tersebut jika perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk saja

(seperti perusahaan semen, perusahaan gula), maka semua jenis biaya produksi

merupakan biaya langsung, sehingga didalam perusahaan tersebut tidak

memerlukan adanya biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk.

Penggolongan biaya menurut perilakunya adalah pembagian biaya yang

terdiri dari biaya variabel, biaya semi variabel, dan biaya tetap. Pengertian biaya

variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan

volume kegiatannya. Sedangkan biaya semi variabel adalah biaya jumlah totalnya

tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu, dan biaya tetap adalah biaya yang

tidak berubah atau tidak ditentukan oleh volume produksi pada periode tertentu.

Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya berkaitan dengan

pelaporan keuangan. Misalnya perhitungan laba atau rugi suatu perusahaan

dilakukan dengan cara mempertemukan penghasilan yang diperoleh dalam satu

periode akuntansi tertentu dengan biaya-biaya yang terjadi didalam periode yang

sama. Agar perhitungan laba atau rugi dan penentuan harga pokok produk dapat

dilakukan secara teliti, maka biaya-biaya dapat digolongkan dalam hubungannya

dengan pembebanan kedalam periode akuntansi tertentu. Atas dasar waktu, biaya

dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1) Pengeluaran modal (capital

Page 26: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

13

expenditure) dan 2) Pengeluaran penghasilan (revenue expenditure). Pengeluaran

modal adalah biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi.

Pengeluaran modal tidak seluruhnya dibebankan dalam periode akuntansi dimana

pengeluaran tersebut terjadi, tetapi dibagikan kepada periode-periode yang

menikmati manfaat pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran penghasilan

adalah biaya-biaya yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana

biaya tesebut terjadi. Contoh dari pengeluaran penghasilan adalah biaya

pemeliharaan mesin, biaya telepon, biaya komisi penjualan.

Penggolongan biaya dalam praktek tercermin dalam laporan laba rugi

perusahaan. Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya dalam sebuah

laporan laba rugi, tergantung pada tujuan dari pembuatan laporan itu sendiri atau

kepada siapa itu ditujukan. Jika ditujukan kepada pihak eksternal, maka ada

ketentuan umum yang mungkin diatur pula secara khusus menurut Standar

Akuntansi Keuangan tertentu. Namun jika laporan ditujukan kepada manajemen,

tidak ada keharusan untuk mengikuti standar tersebut, melainkan berdasarkan

pada prinsip: “Diffrentn costs for different porposes”. Secara umum, struktur

laporan laba rugi perusahaan jasa mengandung tiga komponen utama, yaitu

overhead cost, biaya pemasaran dan biaya admi- nistrasi dan umum, termasuk di

dalamnya perusahaan.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

14

B. Pengertian Produksi

Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan lama untuk

mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas, karena perusahaan

memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada. Dalam

menguraikan pengertian produksi oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan

Assauri (2002 : 7), menyatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan dalam

menciptakan dan menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu

perusahaan.

Sedangkan menurut Mulyadi (2003 ; 12) yang diterjemahkan dalam

pengertia produksi menyatakan bahwa produksi itu merupakan prosedur desaing

barang dan jasa senagai output serta sebagai poduk terakhir input emelent.

Berdasarkan dari kedua definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa produksi adalah suatu usaha untuk menambah nilai guna

suatu barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi mengatalami tahapan

tersendiri dengan mempunyai kegunaan tertentu sebagai berikut :

1. Azas efisiensi maksudnya dengan biaya yang kecil mungkin untuk

mendapatkan hasil tertentu ataupun dengan pengorbanan tertentu untuk

mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.

2. Azas kontinutas, adalah azas yang menghendaki agar dalam pemakaian

alat-alat produksi terdapat perbandingan yang serasi.

Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan

Assauri, (2002 ; 221) mengemukakan bahwa mutu diartikan sebagai faktor-faktor

Page 28: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

15

yang terdapat dalam suatu hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut

sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibuat.

Sesuai dengan pengertian di atas ada beberapa faktor yang dapat

menghasilkan barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :

1. Faktor produksi tanah

2. Faktor produksi modal

3. .Faktor produksi tenaga kerja

Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan lama untuk

mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas, karena perusahaan

memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada. Dalam

menguraikan pengertian produksi oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan

Assauri, dalam bukunya Manajemen Produksi, (2002 : 7), menyatakan bahwa

produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan

(utility) barang dan jasa pada suatu perusahaan.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas, menyebutkan bahwa unsur

keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi, karena hasil produksi

inilah yang merupakan mutu untuk berperan serta dalam bersaing di pasar.

Dalam hubungannya dengan pengertian diatas, maka dapat dibagi dalam

beberapa tahap yang mempunyai bagian dalam proses produksi untuk

menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut :

1. Grade yaitu sifat kelakuan, kemiripan, tingkat reabilitas singkat

operasinya dan lain-lain.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

16

2. Fitenss for use menunjukkan tingkat produk produk yang mana

memberikan kepuasan.

3. Consistency in characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk

setiap komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir sesuai

dengan spesifikasi design atau maka disebut consistency atau quality

ofconformance (mutu sesuai dengan krakteristiknya).

Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan dengan menetapkan suatu

standard. Hal-hal yang perlu dipertimbang kan dalam pembentukan suatu

standard dikemukakan oleh Harding (2001 ; 58), menyatakan bahwa :

1) Memenuhi syarat kegunaan yang ditetapkan

2) Memenuhi standard kualitas perusahaan

3) Diproduksi dengan peralatan yang ada sekarang.

Untuk itulah Baridwan,Zaki (2001 ; 121), menyatakan bahwa proses

produksi memerlukan kehati-hatian terhadap variasi dari beberapa produksi

barang dan jasa yang sama pada perusahaan.

Paul A. Samuelson Dasar-Dasar Penganggaran Eksekutif (2002 ; 357),

membatasi diri dalam memberikan definisi proses produksi yang menyatakan

bahwa produksi ini mempunyai fungsi untuk technical pada relasi diantara faktor-

faktor produksi, sehingga out put dari proses produksi garus sepesifikasi produksi,

agar barang yang telah diproduksi tetap menjadi pokus perhatian dari relasi.

Pengertian produksi yang telah dikemukakan diatas, maka dapatlah

disimpulkan bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari berbagai

faktor produksi yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan

Page 30: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

17

dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang dan jasa yang

disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain yang disebut output.

Pengertian produksi dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan

faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam

memenuhi kebutuhan atau pemenuhan kebutuhan pertanian yang dihasilkan

akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait dengan satu sama

lainnya.

Sedangkan Soemitro Djoyohadikusumo, (2002 ; 136), memberikan

definisi tentang produksi, berpendapat bahwa produksi pertanian adalah

penggunaan unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah atau

untuk memenuhi kebutuhan.

Pendapat di atas, bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari

produksi adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata

lain bahwa faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses

produksi dan banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan

menggunakan input yang akan bisa menambah output atau produksi.

Dalam hubungan antara input dengan output berarti kita bicarakan

mengenai masalah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi, sehingga dapat diketahui hasil yang telah diperoleh dapat memperoleh

hasil atau tidak memperoleh keuntungan atau menderita rugi dan perlu kita

memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu

periode tersebut.

Page 31: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

18

C. Sistem Pengumpulan Biaya Produksi

Bagi perusahaan perdagangan R. Soemita Adikusumah (2001 : 177)

mengemukakan bahwa penjualan merupakan kegiatan utama, oleh karena itu,

sistem pengumpulan biaya produksi yang diterapkan oleh perusahaan ditetapkan

sedemikian rupa sehingga dapat terperinci, sebagai berikut :

1. Semua biaya-biaya selama dalam proses produksi harus teliti dan

dikumpulan untuk dilakukan pencatatan.

2. Semua pengeluaran biaya-biaya harus selama proses produksi dianggap

sebagai termasuk keperluan lain harus diperiksa sedemikian rupa sehingga

kemungkinan pemboson biaya produksi dikurangi sampai semimimun

mungkin.

3. Pencatatan dan pengelompokan harus diklasifikasikan biaya, agar kelak

perhitungan dalam proses produksi dapat diketahui melalui pembukuan

dengan tepat.

4. Biaya administrasi dan penjualan masih termasuk biaya produksi.

5. Dengan meminimumkan biaya dalam proses produksi agar harga pokok

penjualan seminimum, sehingga penjualan barang hasil produksi dapat

bersaing.

6. Pengendalian biaya yang sesuai dengan tujuan harus dilakukan terhadap

unsur-unsur biaya, sehingga biaya yang telah dianggarkan digunakan

seefisien mungkin, karena efisien yang dapat meningkatkan keuntungan.

Page 32: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

19

Untuk mencapai adanya di atas maka perlu organisasi yang baik didalam

sistem pengumpulan biaya produksi barang agar terdapat pengendalian intern

yang baik dalam proses produksi sebaiknya diadakan pemisahan fungsi antara lain

1. Bagian pesanan

Pelaksanaan bahan baku bagi perusahaan kecil dipegang satu orang saja,

sedangkan bagi perusahaan besar dipegang oleh satu bagian produksi yang

melibatkan beberapa personal fungsi dari bagian adalah :

a. Mengawasi semua pesanan yang diterima

b. Memeriksa surat pesanan yang diterima dari langganan dan melengkapi

yang masih kurang.

c. Jika pesanan barang, harus diminta persetujuan dari bagian gudang.

d. Menentukan tanggal pengiriman, membuat surat perintah pengiriman serta

tembusan-tembusannya.

e. Membuat catatan pesanan yang dikirim dan pesanan yang

sudah diperhitungkan.

f. Melakukan hubungan dengan pembelian, apakah barang yang diterima

sudah cocok dengan pesanan masih ada yang perlu dikemukakan.

2. Bagian gudang

Bagian gudang ini kredit berarti melibatkan bagian pesanan di mana setiap

pengiriman barang yang dijual dengan pesanan harus mendapat persetujuan

dari bagian gudang membuat catatan atau kartu piutang setiap langganan

tentang identitas pembeli, jumlah order dan jangka waktu pembayaran. Faktur

penjualan yang dibuat oleh bagian pesanan dan surat perintah pengiriman

Page 33: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

20

atau di kirim ke bagian pesanan untuk mendapat persetujuan atau penolakan

dan surat perintah pengiriman. Jika ada persetujuan maka faktur penjualan

dan surat perintah pengiriman diberikan kepada bagian pengiriman, kemudian

barang tersebut di kirim kepada yang bersangkutan.

3. Pengklasifikasian biaya-biaya

Bagian pengumpulan biaya bertugas sebagai berikut :

a. Mencatat sejumlah pengeluaran yang biasanya harus dilengkapi dengan

data, pos-pos pengeluaran, misalnya pembelian barang dan jenis-jenis

biaya lainnya.

b. Mencantumkan data biaya pengiriman dan pihak pertam bahan nilai yang

dibebankan kepada pembeli.

c. Biaya-biaya yang telah dicatat itu dikirim pada bagian-bagian memerlukan

terlebih dahulu diperiksa kebenaran tulisan dan perhitungannya.

Kemudian untuk mengadakan pemisahan wewenang tersebut di atas

tergantung dan besarnya perusahaan dan jumlah pegawai yang ada. Apabila

organisasi sudah memisahkan fungsi-fungsi yang perlu ditetapkan adanya

wewenang bahwa iniatif untuk menjadi barang datangnya dari satu inisiatif yang

ditentukan semula misalnya bagian pesanan atau bagian-bagian lain yang

memerlukan. Selain itu dimaksudkan pula agar semua pengeluaran-pengeluaran

barang dari gudang baik melalui penjualan maupun untuk keperluan lainnya

mendapat pengawasan sedemikian rupa, sehingga kemungkinan terjadinya

kecurangan penyalagunaan dapat dihindarkan atau dikurangi sedapat mungkin.

Page 34: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

21

Biaya pada umumnya dilaksanakan oleh bagian pesanan dan organisasi

administrasi serta dipengaruhi oleh sistem penjualan yang dilakukan misalnya

sistem penjualan kredit, tunai dan sebagainya.

Selanjutnya cara-cara yang biasa dipakai di dalam sistem pengumpulan

biaya, sebagai berikut :

1. Pemisahan antara

a. Mencatat pengaluaran

Pencatatan pertama-tama dilakukan oleh petugas bagian pengeluaran

yang membuat faktur penjualan. Faktur ini sedikitnyas dibuat rangkap 4

(empat) yang pertama (asli) untuk pembelian, lembar ke 2 dikirim ke

bagian penyerahan barang, lembar ke 3 dikirim ke pemegang buku

tambahan piutang dan lembar ke 4 ditahan untuk arsip.

Jika pembeli akan mengambil sendiri barang yang dibeli nya, maka

faktur dibawa ke kasir dan jumlah uang yang tertera di situ dibayar. Kasir

akan menghitung uang memutar register kas, mencap faktur

pengembalikannya pada pembeli jika ditambah kwitansi. Faktur yang

telah dicap oleh si pembeli dibawa ke bagian penyerahan barang dan

dikeluarkan dengan barang yang telah diserahkan lembaran kedua.

Kalau pembeli tidak mengambil sendiri barang yang dibeli, maka

sesudah ia membayar kepada kasir diberi kwitansi si pembeli akan

mendapat surat perintah pengeluaran atau delivery order. Satu tembusan

DO dikirim kepada seksi gudang dan menerima barang-barang yang

dinyatakan dalam DO tersebut.

Page 35: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

22

b. Penyerahkan barang

Bagian ini bertanggungjawab terhadap kehancuran distribusi barang

kepada langganan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh bagian

pengeluaran. Penyerahan barang sering terjadi secara langsung dari

gudang dengan memakai DO dan biasa juga secara tidak langsung yaitu

dengan pengiriman barang ke rumah langganan dimana karena adanya

penyerahan barang secara tunai dan penyerahan barang secara kredit.

c. Menerima uang

Barang ini berada di bawah koordinasi bagian keuangan, atas

persetuajun pimpinan perusahaan dan bertugas sebagai berikut :

1) Mencatat semua penerimaan uang, baik tunai, cek,

maupun bilyet giro dalam suatu daftar.

2) Daftar penerimaan diserahkan kepada pemegang buku harian dan

pemegang buku tambahan piutang.

3) Uang tunai, cek dan giro yang diterima diserahkan kepada kasir

dan disetor ke bank seluruhnya, selambat-lambatnya ke esokan

harinya.

4) Harus ada pemisahan antara kasir dan petugas yang memegang

buku tambahan piutang dan hutang.

2. Penjualan secara kredit

Page 36: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

23

Pada penjualan kredit ini maka setiap kali nilai kredit, pembeli harus dinilai.

Buku piutang harus setiap bulan dibandingkan dengan perkiraan piutang di

buku besar.

Pengawasan intern atas piutang meliputi :

a. Pembagian tugas antara lain :

1) Penerimaan pesanan

2) Petugas yang harus menyetujui penjualan kredit

3) Petugas yang harus mengirim barang

4) Petugas yang mencatat buku tambahan piutang

5) Petugas yang menerima uang.

6) Petugas yang bagian arsip.

b. Pembayaran mengenai faktur-faktur yang tertentu.

c. Setiap bulan secara periodik dikirim daftar saldo pada para piutang.

D. Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Departemen Pembantu

1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya

tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang

termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung,

dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan

atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering

juga disebut sebagai biaya produksi tidak langsung.

Page 37: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

24

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak

langsung terhadap produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk

dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah

biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi,

mandor,sewa,pajak, asuransi, dan depresiasi.

Sebagaimana diketahui bahwa masalah biaya sangat di perlukan untuk

kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tanpa biaya, maka perusahaan tidak

akan dapat menjalankan kegiatan-kegiatan usahanya dengan baik, bahkan

dapat menghambat pada perusahaan untuk memperoleh suatu produk jadi, guna

dipasar kan kepada konsumen dengan sasaran laba yang malsimal.

Untuk mengatasi agar perusahaan dapat memperoleh suatu barang tidak

mengalami hambatan dan bahkan dapat mempengeruhi pula kelangsungan

hidup suatu perusahaan, maka diperlukan biaya produk yang digunakan untuk

memperoduksi suatu produk jadi. Namun pada dasarnya biaya yang dikeluar

kan perusahaan dalam memproduksi suatu produksi jadi dengan laba yang

semaksimal mungkin juga seringkali mengalami kekurangan dan kelebihan

terhadap biaya prroduksi yang digunakan dalam memproses produk.

Dengan demikian, maka diperlukan suatu standar cost dalam memperoduksi

suatu produk dengan sasaran laba yang maksimal. Di mana standar cost adalah

merupakan suatu alat pengendalian biaya dalam proses produksi barang jadi.

Sebab kita ketahui dalam memproduksi suatu produk dengan mengeluarkan

biaya produksi yang relatif besar nilainya. Agar lebih menguntungkan

Page 38: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

25

perusahaan maka diperlukan standar cost sehingga biaya yang dikeluarkan

dapat lebih efisien.

Perkembangan produksi yang sangat pesat dengan sendirinya mempunyai

peranan yang cukup besar sebagai penunjang terhadap kegiatan perusahaan

bahkan dapat dikatakan bahwa sistem produksi produksi yang tepat akan

memberikan dampak positif perkembangan serta kemajuan perusahaan

sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dan setiap perusahaan adalah untuk

merupakan produk guna dipasarkan kepada konsumen dengan sasaran laba

yang semaksimal mungkin Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas,

maka masalah produksi dapat dikatakan masalah utama di dalam perusahaan

industri yang hendaknya diperhatikan oleh setiap pimpinan perusahaan sebab

kegagalan di dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi akan

mengakibatkan perusahaan tidak memperoleh sejumlah dana untuk membiayai

operasinya sehingga menghambat masalah pemasaran pembelanjaan di dalam

perusahaan yang bersangkutan dan selanjutnya masalah personil di dalam

perusahaan.

Untuk menunjang pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan sehingga

dapat menunjang kelangsungan hidup, maka diperlukan biaya produksi, mana

merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengelolah bahan

baku menjadi prodduk. Salah satu biaya yang menjadi titik pokok dalam

pembahasan adalah biaya overhead pokok pabrik yang dikemukakan oleh

Mulyadi (2003 : 12) yaitu semua produksi selain bahan baku dan biaya tenaga

Page 39: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

26

kerja langsung. Biaya overad pabrik terdiri dari bahan penolong biaya tenaga

kerja tak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya.

Definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya overhead adalah

semua biaya produksi selain bahan baku tak langsung dan biaya tenaga kerja

tak langsung Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong dan

biaya tenaga kerja tak langsung serta biaya produksi tak langsung lainnya.

Selanjutnya, menurut Riyanto,Bambang (2003: 31) yang memberikan

pengertian biaya overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik adalah seluruh

biaya yang digunakan untuk membuat suatu barang jadi selain bahan dasar

langsung dan upah tenaga kerja langsung. Dalam artian ini biaya overhead

pabrik termasuk biaya bahan dasar tak langsung dan biaya tenaga kerja tak

langsung.

2. Deprtemen Pembantu

Pada umumnya tarif biaya overhead pabrik hanya dihitung untuk departemen-

departemen produksi saja karena pengolahan bahan baku menjadi produk

biasanya hanya terjadi di departemen produksi. Oleh karena biaya overhead

pabrik tidak hanya terdiri dari di Departemen produksi selain biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung saja, tetapi juga meliputi semua biaya yang

terjadi di separtemen-departemen pembantu.

Dalam rangka penentuan tarif, biaya overhead departemen pembantu

dialokasikan ke departemen produksi.

Page 40: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

27

E. Metode-Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adaha

mengalokasikan baya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen

produksi yang menikmati jasa departemen pembantu. Pada umumnya tarif biaya

overhead pabrik hanya dihitung untuk departemen-departemen produksi saja,

karena pengelolaan bahan baku menjadi produk yang biasanya terjadi di

departemen produksi. Oleh karena biaya overhead pabrik yang akan dibebankan

kepada produk tidak hanya terdiri dari biaya yang terjadi dalam departemen-

departemen produksi saja, maka dalam rangka penentuan tarif biaya overhead

pabrik per departemen, baya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan

ke departemen produksi.

Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi

dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini :

1. Metode alokasi langsung (direct alokasi method)

2. Metode alokasi bertahap (step method) yang terdiri dari :

3. Metode alokasi kontinyu

4. Metode aljabar

Ad 1 Metode alokasi langsung

Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead pabrik departemen

pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang

menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang

dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen

Page 41: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

28

produksi saja. Tidak ada departemen-departemen pembantu yang memakai

jasa departemen pemantu lainnya.

Ad 2 Metode alokasi bertahap

Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu

tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula

oleh departemen pembantu yang lain. Oleh karena itu, sebelum biaya

overhead pabrik didua departemen tersebut dialokasikan ke dapartemen

produksi.

1 Metode alokasi kontinyu

Dalam metode ini biaya overhead pabrik departemen-departemen

pembantu yang saling memberikan jasa, dialokasikan secara terus

menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan

menjadi tidak berarti.

b. Metode aljabar

Ketidak lengkapan dalam hal pembagian timbul dalam menggunakan

metode bertahap karena pendistribusian yang berturut sehingga

departeemen yang ditutup terlebih dahulu tidak menerima pembagian

biaya dari departemen yang ditutup kemudian.

c. Metode Pembebanan BOP

Pembebanan biaya pada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka

dan langkah- langkah penetuan tarif biaya overhead pabrik

Page 42: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

29

Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya

terjadi seringkali mengakibatkan berubahnya harga pokok per satuan

produk yang dihasilkan dalam bulan satu kebulan lain . Yang berakibat

penyajian harga poko persediaan dalam neraca dan besar kecilnya laba

atau rugi yang disajikan dalam laporan laba rugi .apabila biaya overhead

pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk , maka harga

pokok produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab

berikut :

Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan kebulan karena

diantara biaya overhead pabrik ada yang bersifat tetap dalam kisar

kegiatan produksi tertentu, maka berdampak terhadap perhitungan harga

Pokok. .

Perubahan tingkat produksi dalam bulan tertentu karena tidak adanya

pengawasan yang baik terhadap kegiatan produksi , terjadi kenaikan

jumlah bahan penolong yang dipakai dan kelebihan pembayaran upah

tenaga kerja tidak langsung sebagai akibatnya penaikan harga pokok

produksi

Adanya biaya overhead pabrik yang tejadi secara sporadik , menyebar

tidak merata selama jangka waktu setahun .Apabila pesana harus dibebani

dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka pesana yang

dikerjakan pada saat jumlah reparasi mesin sedikit dan menerima beban

biaya overhead pabrik yang relatif kecil dan sebaliknya. Terjadinya biaya

overhead pabrik yang bersifat sporadik menyebabkaan penggunaan biaya

Page 43: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

30

overhead pabrik sesungguhnya akan menimbulkan ketidakadilan

pembebanan.

Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada

waktu- waktu tertentu . Seperti pada bulan terjadinya pembayaran pajak

bumi dan bangunan , biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada

produk menjadi lebih besar dibanding bulan lain yang tidak terjadi

pembayaran. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok

produksinya dengan menggunakakn metode harga pokok.

Page 44: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

31

F. Kerangka Pikir

Perusahaan industri PT.Tirta Mulia Abadi, sebagai perusahaan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang dikelola dengan tenaga kerja yang berpengalaman

didukung oleh sarana prasarana kerja yang berlokasi di Kabupaten Takalar

sebagai obyek penelitian. Untuk mengevaluasi biaya yang digunakan selama

dalam proses produksi mulai dari departemen pembantu, alokasi biaya overhead

pabrik dan departemen produksi sampai ke bagian umum.

PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar dalam pengelolaannya dengan

menggunakan dana bersumber dari pemerintah, perusahaan ini setiap saat

diadakan audit oleh BPK untuk mengetahui metode pengelolaan keuangan yang

diserahkan pada pimpinan perusahaan.

Jika produk diolah melalui beberapa tahap proses produksi, biasanya

perusahaan memebentuk departemen produksi. Di samping departemen produksi

tersebut, perusahaan biasanya membentuk beberapa departemen pembantu untuk

melayani berbagai kebutuhan departemen produksi tersebut, jadi keduanya sangat

berkaiatan.

Setelah proses produksi dalam suatu departemen, maka disusun langkah

selanjutnya dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah

mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen

produksi yang menikmati jasa departemen-departemen produksi saja, karena

pengelolaan suatu bahan baku menjadi menjadi produk hanaya terjadi di

departemen produksi.

Page 45: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

32

Biaya overhead pabrik yang akan dibebankan kepada produk tidak hanya pada

departemen produksi saja, melainkan meliputi pula biaya overhead pabrik yang

terjadi di departemen-departemen pembantu. Dalam rangka penentuan tarif biaya

overhead pabrik per departemen, biaya overhead pabrik departemen pembantu

dialokasikan ke departemen produksi.

Penentuan biaya produksi adalah tugas akuntansi biaya yang harus mengikuti

aliran fisik dan produksi, kemudian menetapkan pencatatan dan analisa dari

informasi biaya yang diikutinya tersebut, secara efektif dan efisien. Selama proses

produksi berlangsung biaya yang terjadi meliputi : biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja, biaya overhead pabrik dan biaya bahan pembantu.

Adapun kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, dapat digambarkan

dalam bentuk skhema, sebagai berikut

Page 46: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

33

Gambar:2.1 Kerangka Pikir Analisis Alokasi Biaya Overhead Pabrik

PT.Tirta Mulia Abadi.

PT.TIRTA MULIA

KAB.TAKALAR

DEPARTEMEN

PEMBANTU

ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

DEPARTEMEN

PRODUKSI

Analisis

Alokasi 1

Analisis

Alokasi 2

Page 47: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

34

G. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang

diajukan, sebagai berikut :

1. Diduga bahwa Biaya overhead dari departemen pembantu telah

dialokasikan secara akurat ke departemen produksi oleh PT Tirta

Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

2. Di duga bahwa biaya alokasi overhead pabrik sudah dialokasikan

secara akurat oleh PT. Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

Page 48: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk penulisan maka penulis

memilih perusahaan industri PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

Pada waktu penelitian untuk memperoleh data, maka pengambilan data telah

dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan mulai dari bulan Maret sampai

dengan Mei 2015.

B.Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, penulis mengadakan studi kasus dan

pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) dan penelitian

pustaka (library research), sebagai berikut :

1 Penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan penelitian lapangan,

dimana penulis mencari data yang menjadi obyek penelitian, untuk itu

penulis melakukan pengamatan setempat dan wawancara langsung dengan

pimpinan serta beberapa karyawan perusahaan yang berkompeten dalam

mengumpulkan data berupa laporan yang disajikan dan mengumpulkan

informasi yang diperlukan.

2 Penelitian pustaka ( library research ), yaitu penulis mengumpulkan data

yang berhubungan dengan teori tentang metode pencatatan penilaian

persediaan barang dagangan pengendalian perluasan usaha dari buku

Page 49: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

36

literatur dan catatan perkuliahan. Disamping itu penulis mengumpulkan

yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dan dapat

mendukung penulisan skripsi ini.

Disamping itu penulis mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan

permasalahan dengan melalui cara sebagai berikut :

a. Observasi

Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara

langsung dalam proses kegiatan pengolahan data berkaitannya dengan

kebutuhan informasi pada Perusahaan.

b. Wawancara

Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung dengan

Kepala Bagian Umum atau kepala bagian lainnya atau sejumlah personil yang

berhubungan dengan penelitian ini.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik dalam

bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti

dalam bentuk angka-angka masih memerlukan pengelolaan kembali dan

dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.

Page 50: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

37

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan

pengamatan langsung pada perusahaan industri PT.Tirta Mulia Abadi

Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan mengadakan wawancara langsung

yang membidangi biaya dalam proses produksi khususnya mengenai

alokasi biaya overhead pabrik yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi

ini.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan Industri PT.Tirta

Mulia Abadi Kabupaten Takalar pada dokumen-dokumen dan buku

literatur serta laporan tertulis dari luar yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan selama

dalam proses produksi. Penentuan biaya tersebut akan nantinya akan terpisah

antara biaya tetap dan biaya variabel agar nampak harga per liter dengan

menganggap bahwa sampel dapat diketahui harga pokok produksi dan dapat pula

ditentukan harga pokok penjualan per liter.

E. Metode Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis, sebagai berikut :

1. Metode analisis deskriptif adalah metode analisis yang digunakan pada

perusahaan secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

Page 51: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

38

kejadian pada perusahaan yang diteliti, maka kemudian menganalisisnya

lalu menyimpulkannya.

2. Analisis kuantitatif yaitu sistem yang menggunakan perhitungan di dalam

pencatatan mengenai alokasi biaya overhead pabrik atas penentuan biaya

produksi.

F. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional berdasarkan kerangka pikir yang telah

dikemukakan, sebagai berikut :

1) Allokasi biaya overhead pabrik dalam proses produksi perusahaan

pemisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dapat

diartikan bahwa biaya yang tidak mengikuti perkembangan kegiatan

atau biaya tidak terpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan selama

proses produksi. Kalau biaya variabel setiap saat mengalami

perubahan artinya mengikuti perkembangan kegiatan.

2) Dalam kalkulasi biaya overhead pabrik perusahaan menganalisa

seluruh biaya yang digunakan selama proses produksi untuk

menentukan biaya produksi per kilogram, agar dapat ditetapkan harga

jual per liter.

3) Pembiayaan perusahaan dalam menjalankan kegiatan pabrik PT.Tirta

Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

4) Pendistribusian Air yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu melalui

pedagang atau pengusaha baru ke pengecer ke konsumen.

Page 52: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

39

5) Metode alokasi langsung yaitu : dallam metode alokasi langsug biaya

overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap

departemen produksi yang menikmatinya.

6) Metode alokasi tertahap yaitu, metode ini digunakan apabila jasa yang

dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen

produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang

lain. Oleh karena itu, sebelum biaya overhead pabrik didua departemen

tersebut dialokasikan ke departemen produksi.

7) Metode aljabar yaitu : ketidak lengkapan dalam hal pembagian timbul

dalam menggunakan metode bertahap karena pendistribusian yang

berurut sehingga departemen yang ditutup terlebih dahulu tidak

menerima pembagian biaya dari departemen yang ditutup kemudian.

Page 53: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

40

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Gagasan terpilihnya jasirah selatan pulau Sulawesi Selatan untuk pendirian

PT.Tirta Mulia Abadi, merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan pada daerah

ini, karena konsumen sangat merasakan akan kekurangan terhadap maka

pemencaran pabrik yang ada di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Adapun tahap-

tahap berdirinya PT.Tirta Mulia Abadi adalah sebagai berikut :

1) Tahap persiapan pembangunan yang meliputi :

- Keputusan MPRS No. II tahun 1981 dengan "Agreement On The Economic

Corporation Betwen The Coverment of the Cechslovakia The Sosialist

Republic and Republik of Indonesia "tanggal 11 Agustus 1981 yang

(Persero) untuk mengambil alih pengolahan proyek PT. Tirta Mulia Abadi

dengan ganti rugi. Selanjutnya dengan SK. Gubernur KDH Tingkat I

Sulawesi Selatan Nomor : 102/2/1982. PT.Tirta Mulia Abadi memperoleh

cadangan lahan seluas 11.500 Ha yang terletak Kabupaten Takalar.

Kontrak pembelian peralatan pabrik antara Departemen Pertanian dan

Agraris Republik Indonesia dengan perusahaan Techino Eksport, praha

Chekoslovakia ditanda tangani pada tanggal 10 Januari 2007.

- Surat Direksi BPU-PPN Gula/Karung goni Nomor 906/V/2006 tanggal 23

Agustus 2006 proyek dinyatakan dalam keadaan "slow dawn", karena

kesulitan dana.

Page 54: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

41

2) Tahap pelaksanaan pembangunan terdiri dari :

1 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 133/ KPTS/

ORC/3/1982 tanggal 15 Maret 2007, disusul dengan surat keputusan

No.277/KPTS/OR C/5/1982 tanggal 6 Juni 2007 yang menetapkan

pengelolaan pabrik PT.Tirta Mulia Abadi.

2 Berdasarkan Surat penetapan Presiden Republik Indonesia dengan dasar

peraturan pemerintah Negara Republik Indonesia No. 43 tahun 1982

tentang pembubaran perusahaan.

3) Tahap pelaksanaan pembangunan fisik

a. Memperhatikan keadaan perlatan pabrik yang telah tiba sejak tahun 2007

sehingga di pandang perlu untuk segera merealisasikan pabrik dengan

pedoman studi kelayakan dan konsultan.

b. Pelaksanaan survey dan perencanaan berdasarkan kontrak antara

perusahaan Negara Perkebunan XX dengan perusahaan dari London yang

ditanda tangani pada tanggal 26 Agustus 2007.

c. Pembangunan pabrik PT. Tirta Mulia Abadi selesai pada tahun 2007 dan

diresmikann pada tanggal 15 Oktober 2008 saat giling perdana.

3 Pemerintah telah memperhatikan kebutuhan konsumen terhadap Air

minum di Pulau Sulawesi masih kekurangan walaupun telah ada pabrik

PT.Tirta Mulia Abadi, masih jauh kekurangan konsumen.

Page 55: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

42

4 Dalam rangka menghadapi era globalisasi di Kawasan Timur Indonesia

terhadap mutu, kualitas sumber daya untuk ditingkatkan mutu dan

disiplin kerja masyarakat.

B Struktur Organisasi

Dalam menunjang aktivitas suatu perusahaan, maka usaha dalam bentuk

apapun tentu digerakkan oleh 2 (dua) orang atau selalu membutuhkan saling

pengertian dan kerja sama antara mereka itu. Bila tidak demikian maka dapatlah

dipastikan usaha akan mengalami kegagalan yang tidak mungkin memberikan

hasil sesuai yang diharapkan. Untuk itu diperlukan adanya suatu bagan yang

menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-

masing dalam perusahaan yang bersangkutan. Bagan yang dimaksud tidak lain

adalah bagan organisasi yang lebih dikenal nama struktur organisasi perusahaan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu syarat untuk menunjang

suksesnya suatu perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Tanpa adanya struktur

organisasi yang baik dan mantap, maka ada kemungkinan terjadi suatu kesimpang

siuran dalam menjalankan tugasnya masing-masing bagian yang ada dalam

perusahaan tersebut. Dalam hal ini diperlukan adanya struktur organisasi yang

baik untuk dapat mengatur tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari

masing-masing bagian yang terdapat dalam lingkungan perusahaan.

Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Direktur dan disamping itu kegiatan

sehari-hari memimpin dan bertanggung jawab sepenunya atas aktivitas pada

Page 56: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

43

perusahaan atas sukses tidaknya terhadap wewenang yang diberikan. Bagan

struktur organisasi PT.Tirta Mulia Abadi, sebagai berikut :

Page 57: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

44

Page 58: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

45

Sesuai dengan bagan struktur organisasi perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi,

sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

a. Pucuk pimpinan tertinggi dari perusahaan dan bertindak atas pemegang

saham.

4.1 Mengangkat direktur utama untuk menjalankan tugas sehari-hari.

2. Direktur Utama

Direktur utama sebagai pemegang kekuasan dalam kegiatan sehari-hari

menyangkut kelancaran administrasi, dengan mempunyai tugas, sebagai

berikut :

a. Membuat rencana dan realisasi kegiatan secara berkala

b. Membantu dalam hal tehnis dan administrasi keuangan, pembukuan serta

pemeriksaan terhadap kegiatan perusahaan

c. Membantu manajemen dalam hal merencanakan keuangan

d. Menilai dan meninjau sistem internal control dan melindungi harta milik

perusahaan

e. Mengadakan pemeriksaan secara sistimatis serta melaporkan kesimpulan

dan rekomendasi internal.

f. Mengawasi pelaksanaan dari pada rencana yang telah disusun oleh

Presiden Direktur

3. Direktur Produksi

Adapun tugas dan fungsinya, sebagai berikut :

Page 59: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

46

a. Membantu Direktur Utama dalam memecahkan masalah tehnik dan

produksi proyek perumahan dan proyek-proyek lainnya.

b. Membantu dan bertanggung jawab atas masalah tehnik dan produksi

proyek telah dilaksanakan oleh perusahaan.

c. Menangani masalah perencanaan usaha terhadap perusahaan.

d. Memikirkan pengembangan usaha terhadap perusahaan.

e. Membantu merifisi transaksi yang berkaitan dengan aspek tehnik dan

produksi untuk diteruskan kepada Direktur Utama

f. Membuat laporan secara berkala untuk diperiksa oleh Direktur Utama

4. Direktur Sumber Daya Umum

Direktur Sumber Daya Umum, bagian ini bertanggung jawab atas dapat

terlaksananya kebijaksanaan operasional untuk mencapai profit yang optimal

dan efisien.

Adapun tugas dan fungsinya, sebagai berikut :

3 Merencanakan dan mencari sumber tenaga kerja yang kualitas sesuai

dengan kebutuhan yang diperlukan.

4 Merencanakan dan melaksanakan latihan bagi seluruh karyawan.

5 Membuat surat-surat keputusan yang berhubungan dengan kepegawaian.

5. Bagian Perencanaan, berfungsi sebagai berikut :

a. Membuat desain dari rumah yang dibangun

b. Membuat perhitungan serta menyusun anggaran biaya pembangunan

perusahaan berikut saran lain.

c. Membuat time Schedule.

Page 60: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

47

d. Menetapkan kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan

proses produksi.

e. Mengadakan pengawasan secara fisik atas pelaksanaan proses produksi

f. Membuat progres report secara periodik mengenai kemajuan fisik

pekerjaan proses produksi

g. Mengajukan permintaan pembelian bahan kepada bagian pembelian.

6. Bagian Pelaksana

3 Melaksanakan pekerjaan menurut desaing dan time schedule yang telah di

tetapkan oleh bagian perencanaan.

4 Mengawasi para pekerja dalam melakukan pekerjaan.

5 Secara periodik membuat laporan tentang pekerjaan.

7. Bagian Pembukuan

3 Mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan perubahan akan

harta, hutang serta modal perusahaan.

4 Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh kepala

bagian.

Page 61: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

48

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Biaya Overhead Pabrik PT.Tirta Mulia Abadi

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung

terhadap produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya

bahan baku maupun biaya tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang

timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi,

mandor,sewa,pajak, asuransi, dan depresiasi.

Sebagaimana diketahui bahwa masalah biaya sangat di perlukan untuk

kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tanpa biaya, maka perusahaan tidak akan

dapat menjalankan kegiatan-kegiatan usahanya dengan baik, bahkan dapat

menghambat pada perusahaan untuk memperoleh suatu produk jadi, guna dipasar

kan kepada konsumen dengan sasaran laba yang malsimal.

Untuk mengatasi agar perusahaan dapat memperoleh suatu barang tidak mengalami

hambatan dan bahkan dapat mempengeruhi pula kelangsungan hidup suatu

perusahaan, maka diperlukan biaya produk yang digunakan untuk memperoduksi

suatu produk jadi. Namun pada dasarnya biaya yang dikeluar kan perusahaan

dalam memproduksi suatu produksi jadi dengan laba yang semaksimal mungkin

juga seringkali mengalami kekurangan dan kelebihan terhadap biaya prroduksi

yang digunakan dalam memproses produk.

Page 62: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

49

Dengan demikian, maka diperlukan suatu standar cost dalam memperoduksi

suatu produk dengan sasaran laba yang maksimal. Di mana standar cost adalah

merupakan suatu alat pengendalian biaya dalam proses produksi barang jadi. Sebab

kita ketahui dalam memproduksi suatu produk dengan mengeluarkan biaya produksi

yang relatif besar nilainya. Agar lebih menguntungkan perusahaan maka diperlukan

standar cost sehingga biaya yang dikeluarkan dapat lebih efisien

Page 63: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

50

Tabel 1 Standar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ( BOP) Menurut

Perusahaan ( kapasitas Kerja 2100 jam )

No Jenis Biaya Overhead

Pabrik

Biaya Overhead Pabrik Jumlah Biaya (Rupiah )

Tetap Variabel

1 Mesin Water

Proadmeant

43.325.000 - 43.325.000

2 Desel 31.425.000 - 31.425.000

3 Kendaraan 27.520.000 - 27.520.000

4 Pabrik 400.540.300 - 400.540.300

5 Revarasi

&Peralatan

- 711.130.000 711.130.000

6 Listrik & Air - 121.240.000 121.240.000

7 Biaya Penyusutan

Gudang

818.000.000 - 818.000.000

8 Penyusutan Pabrik 621.200.000 - 621.200.000

Jumlah 1.941.740.300 832.353.000 2.774.093.300

Sumber : PT.Tirta Mulia Abadi

Page 64: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

51

Selanjutnya pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) tetap di tentukan

yaitu :

RP.1.941.740.300 X RP.1 = RP.924.638.238

2100

Kemudian Standar pembebenan Biaya Overhead Pabrik Variabel sebagai

berikut :

RP.832.353.000 X RP.1 = RP 392.072.857

2100

Sehingga besarnya standar biaya overhead pabrik dalam perusahaan adalah

sebesar : RP. 925.030.310 (924.638.238 + 392.072.857 ).

Page 65: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

52

Tabel 2 Realisasi Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ( BOP) Menurut

Perusahaan ( kapasitas Kerja 2100 jam )

No Jenis Biaya Overhead

Pabrik

Biaya Overhead Pabrik Jumlah Biaya (Rupiah )

Tetap Variabel

1 Mesin Water

Proadmeant

43.325.000 - 43.325.000

2 Desel 31.425.000 - 31.425.000

3 Kendaraan 27.520.000 - 27.520.000

4 Pabrik 400.540.300 - 400.540.300

5 Revarasi

&Peralatan

- 711.130.000 711.130.000

6 Listrik & Air - 121.240.000 121.240.000

7 Biaya Penyusutan

Gudang

818.000.000 - 818.000.000

8 Penyusutan Pabrik 621.200.000 - 621.200.000

Jumlah 1.941.740.300 832.353.000 2.774.039.300

Sumber : PT.Tirta Mulia Abadi

Page 66: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

53

Adapun varians Biaya Overhead Pabrik, adalah sebagai berikut :

1. Varians Pengeluaran

Biaya overhead pabrik yang sebenarnya yang telah di keluarkan oleh perusahaan

sebesar Rp.2.774.093.300 Sedangkan Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang

distandarkan pada kapasitas uyang sesungguhnya,

sebesar :

Biaya tetap ....................................... Rp. 1.941.740.300

Biaya variabel (2650 x Rp.832.353.000) Rp. 2.205.735

Rp. 1.943.946.035

Sehingga Varians Biaya Overhead Pabrik adalah sebagai berikut :

Rp.2.774.093.300 - Rp.1.943.946.053 = Rp.830.147.265.

Dengan demikian terjadi varians Biaya Overhead Pabrik adalah sebesar

Rp.830.147.265.

2. Varians Kapasitas

Biaya overhead pabrik yang sebenarnya yang distandarkan adalah sebagai

berikut Biaya tetap ................................. Rp. 1.941.740.300

Biaya variabel (2650 x Rp.832.353.000) Rp. 2.205.735

Rp. 1.943.946.035

Page 67: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

54

B. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Per Departemen

Salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah untuk

meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan dengan memperoleh laba yang

maksimal dari aktivitas usaha. Untuk menunjang terwujudnya sasaran dari

perusahaan perlu ditunjang dengan adanya penggunaan biaya produksi.

Biaya produksi adalah biaya yang dialokasikan untuk mengelolah bahan baku

menjadi produk jadi yang meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik.

Selanjutnya, biaya yang menjadi titik pokok dalam uraian skripsi adalah

biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya

bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk menunjang dalam

penggunaan biaya overhead pabrik yang lebih efisien maka perlu ditunjang dengan

adanya pembebanan biaya overhead pabrik.

PT.Tirta Mulia Abadi adalah perusahaan yang bergerak dalam industri

pabrik PT.Tirta Mulia Abadi yaitu produksi dan penjualan Air minum dalam

menjalankan industri pabrik Air, maka perlunya perusahaan menerapkan besarnya

biaya overhead pabrik yang akan dibebankan, terlebih dahulu akan disajikan

anggaran biaya overhead pabrik per departemen, sebagai berikut :

Page 68: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

55

Tabel 3 Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP) tahun 2014

No Jenis Biaya Overhead

Pabrik

Biaya Overhead Pabrik Jumlah Biaya (Rupiah )

Tetap Variabel

1 Mesin Water

Proadmeant

43.325.000 - 43.325.000

2 Desel 31.425.000 - 31.425.000

3 Kendaraan 27.520.000 - 27.520.000

4 Pabrik 400.540.300 - 400.540.300

5 Revarasi

&Peralatan

- 711.130.000 711.130.000

6 Listrik & Air - 121.240.000 121.240.000

7 Biaya Penyusutan

Gudang

818.000.000 - 818.000.000

8 Penyusutan Pabrik 621.200.000 - 621.200.000

Jumlah 1.941.740.300 832.353.000 2.774.039.300

Sumber : PT.Tirta Mulia Abadi

Page 69: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

56

Tabel 4 Selisih Biaya Overhead Pabrik (BOP) Periode tahun 2014

No Jenis Biaya Overhead

Pabrik

Departemen Prodiksi Jumlah Biaya

Rupiah

Tetap Variabel

1

2

Biaya Overhead

Sesungguhnya

Biaya Overhead yang

dikapasitaskan

JamPemakaian

mesin 2100

1.943.946.350 830.147.265

2.205.735

2.774.093.615

2.205.735

jumlah 1.943.946.350 832.353.000 2.776.299.350

Sumber : PT.Tirta Mulia Abadi

Page 70: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

57

C. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik

Untuk menunjang aktivitas usaha dari perusahaan perlu ditunjang oleh

adanya .Dengan Biaya Overhead Pabrik yang efisien dan efektif, maka akan

menunjang kelangsungan hidup perusahaan industri PT. Tirta Mulia Abadi

Kabupaten Takalar

Untuk memudahkan pembahasan produksi PT. Tirta Mulia Abadi Kabupaten

Takalar khususnya dalam menggunakan Biaya Overhead Pabrik adanya anggaran

Biaya Overhead Pabrik dimana anggaran Biaya Overhead Pabrik dalam kegiatan

produksi.

Namun pada dasarnya Biaya Overhead Pabrik yang di gunakan seringkali

terjadi perbedaan dengan realita Biaya Overhead Pabrik. Untuk mengetahui

sejauhmana pembebanan Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan maka perlunya

dengan realita Anggaran Biaya Overhead Pabrik.

Dengan adanya perbandingan tersebut di atas, dapat diketahui adanya selisih

Biaya Overhead Pabrik. Selisih Biaya Overhead Pabrik adalah varians yang timbul

sebagai akibat dan adanya perbedaan antara pembebanan biaya overhead pabrik yang

digunakan dengan realisasi Biaya Overhead Pabrik.

Page 71: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

58

D.Hasil Analisis Penyelasaian Biaya Overhead Pabrik

Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu

direksi pada bagian departemen produksi bahwa sistem alokasi biaya overhead pabrik

yang diterapkan pada PT. Tirta Mulia Abadi sudah terealisasi dengan baik, itu dapat

dibuktikan dari tabel 1 dan 2 diatas, berdasarkan pembebanan biaya overhead pabrik

menurut perusahaan kapasitas jam kerja 2100 jam.

Hasil pembebanan biaya overhead pabrik yang Berdasarkan hasil analisa

mengenai selisih Biaya Overhead Pabrik khususnya pada PT.Tirta Mulia Abadi

Kabupan Takalar, tampak dari tabel 4 bahwa adanya selisih biaya overhead pabrik

menurut Departemen produksi untuk pengolahan belum efisien sebesar Rp.

1.943.946.350 dan bagian pengemasan sebesar Rp.832.353.000 dengan demikian

dapat diketahui bahwa pembebanan biaya overhead pabrik belum efektif karena

adanya belum efisien.

Page 72: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan terlebih dahulu, ada beberapa kesimpulan

yang ditarik sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis Biaya Overhead Pabrik dalam proses produksi

tampak bahwa selisih biaya overhead pabrik untuk Departemen produksi

pada bagian pengendalian un favorable sebesar Rp. 1.943.946.350. Adanya

selisih Biaya Overhead Pabrik belum dilakukan secara efektif.

2. Selisih Biaya Overhead Pabrik untuk departemen produksi bagian pengemasan

nampak pula terjadi un favorable hal ini disebabkan oleh karena adanya

selisih Biaya Overhead Pabrik yang tidak efisien sebesar Rp.832.353.000.

Dengan adanya selisih selisih Biaya Overhead Pabrik yang efisien akan

berpengaruh dalam kegiatan produksi.

4. Penggunaan pengendalian mutu/ kualitas terhadap produk secara acceptance

sampling, maka dapatlah diketahui apakah Air yang siap di ekspor telah

sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan permintaan importir. Pengendalian

kualitas yang dilakukan oleh PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar dapat

dikatakan cukup baik, karena penyimpangan yang terjadi pada proses

produksi relatif kecil.

Page 73: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

60

B Saran - Saran

Adapun saran yang perlu disampaikan pada pimpinan Perusahaan PT.Tirta

Mulia Abadi, sebagai berikut :

1. Dengan melihat selisih biaya yang dibebankan, maka disarankan untuk

menerapkan sistem Anggaran Flesibel, utamnya pada Biaya Overhead

Pabrik. Hal ini dimaksudkan agar biaya yang dianggarkan dan realisasinya

dapat di perbandingkan pada tingkat aktivitas yang sama anggaran fleksibel

membantu manajemen dalam merancang berbagai tingkat aktivitas dan biaya

yang seharusnya dikeluarkan pada tingkat aktivitas.

2. Untuk tujuan pengendalian biaya, disarankan juga agar perusahaan tidak

hanya melakukan secara global tetapi juga menerapkan Metode Dua Selisih

untuk biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung. Hal ini akan

memudahkan menelusuri penyebab dan bagian mana yang bertanggung jawab

sehingga jika selisih tidak saling tuding antara Kepala Pabrik dan kepala Tata

Usaha, Keuangan dan Umum.

3 Disarankan hendaknya perusahaan memberikan informasi kepada ( pimpinan

yang secara kontinyu memasukkan Air ke perusahaan), yaitu dapat

dikonfirmasikan mengenai cara pengolahan yang baik, dengan harapan agar

pengolahan dapat berkurang, dengan demikian kualitas yang dibeli

perusahaan semakin baik, sehingga dapat memberikan keuntungan (laba) bagi

perusahaan.

Page 74: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

61

4. Dengan menunjang tercapainya sasaran operasional maka, perusahaan

hendaknya dapat memperhatikan masalah yang berkaitan dengan karyawan,

sebagai berikut :

- Pelayanan kesehatan karyawan dan keluarganya agar di tingkatkan guna

menciptakan keamanan dan produktivitas karyawan.

- Hubungan antara karyawan dan pimpinan hendaknya dapat bekerja sama

guna menciptakan suasana yang aman dan tentram dalam suatu perusahaan.

Page 75: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

62

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2001, Sistem Akuntansi, Penyusutan dan Metode,

Cetakan Ketiga, Bagian Penerbit Akademi Akuntansi, YKPN, Jakarta.

Hartanto, D, 2002, Akuntansi Untuk Usahawan, Yogyakarta, Edisi Kelima,

Cetakan Kedua, Penerbit Ganesha.

Mulyadi, 2003, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian

Harga, Yogyakarta, BPFE, Universitas Gajah Mada.

Horngren, T, Charles, 2004, Cost Accounting A. Managerial Emphasis, Fourth

Edition Preencil-Hall, Of India, Private Limited New Delhi.

Riyanto, Bambang, 2003, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi

Ketujuh, Cetakan Kedelapan, Fakultas Ekonomi Gajah Mada,

Yogyakarta.

Soemarsono, SP, 2001, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan

Kedua, Penerbit Liberty, Jakarata.

Sigit, Soehardi, 2001, Analisa Laporan Keuangan, Jakarta, Edisi Kedua, Cetakan

Kedua, Penerbit Liberty.

Swastha, Basu, dan Irawan, 2000, Akuntansi Biaya dan Penentuan Harga

Pokok, Yogyakarta, Penerbit BPFE.

V.Wiratna, 2015, Akuntansi Biaya,Yogyakarta, Edisi Pertama,Penerbit Pustaka

Baru Press

Winardi, 2002, Kapita Selecta, Bandung, Perbit Alumni.

Page 76: SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT

44

Dewan Komisiaris

Marketing

Opeasional Recrutment &

Selection

Pembukuan Produksi Sumber Daya

Manusia

Direktur Utama

Perencanaan Pelaksanaan

Training &

Depelopment

Sales Administrasi

Financial