Upload
vuongdung
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Departemen Pendidikan Republik Indonesia
Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1
Gedung Meneng Bandar Lampung
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN
BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA SEBELUM DAN SESUDAH
TERJADINYA KRISIS GLOBAL
(Skripsi)
Oleh :
Nama : Novriza
NPM : 0641031068
Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Agus Zahron, S.E., M.Si. Akt.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA SEBELUM DAN SESUDAH
TERJADINYA KRISIS GLOBAL
Oleh
NOVRIZA
Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang
kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian
stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang menggantikan
Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang-Undang nomor 14 tahun 1967,
terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan yang dapat dilihat dari segi fungsi,
kepemilikan, status, dan dari segi menentukan harga.
Salah satu jenis bank menurut kepemilikannya yaitu bank milik pemerintah dan
bank swasta. Perbankan juga merupakan salah satu lembaga keuangan yang
memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian sehingga kesehatan
perbankan sangat diperhitungkan untuk menciptakan kegiatan perekonomian yang
stabil dan kualitas kinerja perbankan yang baik.
Penelitian yang dilakukan menggunakan data empiris 9 bank pemerintah dan bank
swasta yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010 dengan dasar
tahun puncak terjadinya krisis global yaitu pada tahun 2008. Untuk mengukur
tingkat kesehatan bank, peneliti menggunakan metode CAMEL yang terdiri dari
aspek permodalan (Capital), aspek kualitas aktiva produktif (asset quality), aspek
manajemen (management), aspek rentabilitas (earnig), aspek likuiditas (liquidity).
Dalam penelitian ini digunakan alat analisis komparatif 2 pihak dengan taraf
signifikasi 5%. Setelah data diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hanya terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap rasio profitabilitas / rentabilitas (earning) yang diproksikan
dengan rasio BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional). Hal ini
menunjukkan bahwa di Indonesia pada masa krisis, pendapatan operasional
menurun dikarenakan beban operasional yang meningkat sebagai dampak
terjadinya krisis global.
Kata kunci: Tingkat Kesehatan Bank, Kinerja Keuangan, Krisis Global, CAMEL.
Nama : Novriza
NPM : 0641031068
Telp : 081933559766
Email : [email protected]
Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Agus Zahron, S.E., M.Si.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat berperan dalam roda
perekonomian masyarakat. Bank bertindak sebagai sebuah lembaga intermediary
bagi pelaku dunia usaha dan dana yang berada di masyarakat. Dalam
perkembangannya dan seiring semakin berkembangnya kompleksitas kebutuhan
masyarakat pengguna jasa perbankan, dunia perbankan memberikan berbagai
fasilitas dan jasa bagi masyarakat. Dalam aktivitasnya bank memiliki sebuah misi
sebagai lembaga keuangan yang tetap setia dalam fungsinya sebagai lembaga
intermediary sesuai dengan portofolio bisnisnya masing-masing.
Pada tahun 2008 Krisis Global yaitu krisis terbesar dan paling berpengaruh di
Amerika Serikat mewarnai kondisi perbankan nasional dan perekonomian
Indonesia. Gejolak pasar keuangan global yang dipicu terjadinya krisis kredit
perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat mengakibatkan terjadinya
krisis keuangan global tahun 2008.
Dari sini kita tahu bahwa dampak krisis moneter di Amerika Serikat yang
menyebabkan krisis global yang berdampak terhadap perekonomian Indonesia
tidak hanya pada melemahnya nilai tukar Rupiah, namun juga pada berbagai
sektor lain yang lebih rumit yaitu sektor perbankan dan properti.
Bank-bank di Amerika atau luar negeri banyak memiliki kantor cabang antara lain
di Indonesia. Kantor cabang tersebut juga menjual surat berharga seperti, Lehman
Brothers, Bearn Stearns, Merril Lynch, AIG, Freddie Mae, yang dinyatakan
bangkrut. Hal tersebut menyebabkan penurunan indeks harga saham yang diikuti
dengan penurunan deposan terhadap perbankan, juga hilangnya kepercayaan bank
swasta terhadap bank yang ada di Indonesia yang tentunya mempengaruhi kinerja
keuangan bank swasta yang ada di Indonesia dan dampak krisis global secara
menyeluruh terhadap perbankan juga tentunya berpengaruh terhadap perbankan
pemerintah. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai perbandingan pengaruh krisis global yang
melanda dunia pada tahun 2008 terhadap kinerja bank swasta dan bank
pemerintah dengan menggunakan rasio CAMEL, dengan judul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta di
Indonesia Sebelum dan Sesudah Terjadi Krisis Global “.
B. Permasalahan dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan Masalah
Bank pemerintah dan bank swasta yang memiliki cabang di Indonesia mengalami
gejolak kinerja akibat dampak terjadinya krisis global. Kinerja tersebut akan
diukur melalui rasio CAMEL. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan
kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta di Indonesia sebelum dan
sesudah terjadi krisis global.
2. Pembatasan Masalah
Untuk memperoleh alur pembahasan yang baik agar tujuan penulis dapat tercapai,
maka peneliti memusatkan permasalahan pada penelitian ini dengan batasan dan
ruang lingkup penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada bank
pemerintah dan bank swasta yang terdaftar di Bank Indonesia dan
mempublikasikan laporan keuangannya (periode 2006-2007 dan 2009-2010)
secara konsisten.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang disajikan, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah dan
bank swasta yang ada di Indonesia tahun 2006-2007 sebelum terjadi krisis global
dan 2009-2010 sesudah terjadi krisis global melalui rasio CAMEL.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Perbankan dan Bank
2.1.1. Pengertian Perbankan dan Bank
Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang
kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan
pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang
sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam Booklet Perbankan Indonesia tahun 2008 dan menurut Undang-
undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan
perbankan adalah :
Segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
2.1.2. Jenis Bank
Dalam Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang
menggantikan Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang-Undang nomor
14 tahun 1967, terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan yang dapat
dilihat dari segi fungsi, kepemilikan, status, dan dari segi menentukan harga.
2.1.2.1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya
Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham
yang dimiliki Bank yang bersangkutan. Jenis Bank dilihat dari segi
kepemilikan adalah sebagai berikut:
a. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Yang termasuk dalam bank
pemerintah adalah bank-bank BUMN dan bank-bank BUMD.
Contoh :
Bank BUMN : Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 1946), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).
Bank Milik Pemerintah Daerah : BPD Jawa Barat, BPD Sumatera Utara,
BPD Sulawesi Selatan. Namun berdasarkan Rekapitulasi Institusi
Perbankan di Indonesia (BI: 2009), Bank pemerintah hanya terdiri dari
bank BUMN saja, sedangkan BPD termasuk dalam katagori bank swasta.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang
sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia
dan atau badan hukum Indonesia. Akte pendiriannya pun didirikan oleh
swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta
pula.
Contoh :
Bank Central Asia, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Bumiputera,
Bank Muamalat.
c. Bank Milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi.
Contoh :
Bank Umum Koperasi Indonesia. Namun berdasarkan Rekapitulasi
Institusi Perbankan di Indonesia (BI: 2009), BI tidak memaparkan jenis
bank ini.
d. Bank Milik Asing
Bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia
yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan membuka
kantor cabang pembantu di beberapa ibu kota provinsi selain Jakarta.
Contoh :
ABN AMRO Bank, Deutsche Bank, HSBC Bank.
e. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan swasta
nasional. Kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh Warga Negara
Indonesia.
Contoh :
Inter Pacifik Bank, UOB Indonesia, OCBC Indonesia, dan Capital Bank.
Sebenarnya istilah bank campuran sejak disahkannya Undang-Undang
No.10 Tahun 1998 sudah ditiadakan, karena pada prinsipnya bank swasta
nasional dapat dimiliki oleh pihak asing, sehingga penggunaan istilah bank
campuran sudah tidak relevan lagi. Penghapusan istilah tersebut sekaligus
menghilangkan perlakuan diskriminatif yang dilakukan otoritas moneter
antara bank nasional dan bank campuran selama ini.
2.1.3. Fungsi Bank
Dari berbagai definisi bank yang ada, bank dapat dikelompokkan menurut
fungsinya yaitu :
2.1.3.1. Fungsi Menghimpun Dana
2.1.3.2. Fungsi Menyalurkan Dana (Kredit)
2.1.3.3. Fungsi Melancarkan Pembayaran Perdagangan dan
Peredaran Uang
2.2. Laporan Keuangan
2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah produk atau hasil akhir dari suatu proses
akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan
atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan
perusahaan.
2.2.2. Laporan Keuangan Bank
Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan,
setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas kondisi keuangan bank tersebut.
2.2.3. Rasio Keuangan Bank
Agar laporan keuangan dapat dibaca sehingga menjadi berarti maka perlu
dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui
kondisi dan potensi keuangan suatu bank, yaitu :
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Solvabilitas
c. Rasio Profitabilitas
2.3. Kinerja
2.3.1. Pengertian Kinerja
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2007) kinerja dapat diartikan
sebagai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan kebijakan dan
prosedur perusahaan yang merupakan kuantifikasi, efisiensi, dan efektifitas
dalam mengoperasikan bisnis selama periode akuntansi tertentu. Kinerja
juga merupakan prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode
tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut.
2.3.2. Pengertian Kinerja Keuangan Perbankan
Kinerja keuangan perbankan adalah prestasi yang dicapai dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu bank (Kasmir :
2003.
2.4. Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dalam menganalisa
kinerja bank digunakan enam faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang
disebut CAMELS, yaitu terdiri dari :
1. Aspek Permodalan (Capital)
Aspek ini menilai permodalan yang dimiliki bank yang didasarkan kepada
kewajiban penyediaan modal minimum bank.
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality)
Aktiva produktif atau productive assets atau sering disebut dengan earning
assets adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk
dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.
3. Aspek Manajemen (Management)
Aspek manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat
tidaknya suatu bank.
4. Aspek Rentabilitas (Earning)
Penilaian aspek ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Penilaian ini meliputi ROA
atau Rasio Laba terhadap Total Aset, dan Perbandingan antara biaya
operasional dengan pendapatan operasional (BOPO).
5. Aspek Likuiditas (Liquidity)
Aspek kelima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh masing-masing bank melalui Bank Indonesia. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data-data yang
diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dan merupakan data yang telah jadi
berupa publikasi atau data yang sudah dikumpulkan pihak lain yang berhubungan
dengan objek yang diteliti, misalnya laporan keuangan bank pemerintah dan bank
swasta tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 yang terdaftar di BI dan
dipublikasikan melalui internet (http://www.bi.go.id).
3.1.2 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh bank pemerintah dan
bank swasta yang ada di Bank Indonesia. Jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah 4 bank pemerintah dan 118 bank swasta.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Data bank yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini adalah data perbankan secara data panel pada
periode tahun 2006-2010 dengan dasar tahun terjadinya krisis global yaitu pada
tahun 2008, pada puncak terjadinya krisis global.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive
sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel dengan beberapa pertimbangan
tertentu. Dengan kata lain populasi yang dijadikan sampel adalah populasi yang
mempunyai kriteria tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Sugiyono, 2005).
3.2 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
perbankan yang diwakili dengan rasio permodalan, rasio aktiva produktif, rasio
rentabilitas dan rasio likuiditas. Dalam penelitian ini tidak dapat digunakan rasio
CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity) sepenuhnya sesuai
dengan ketentuan BI, (Prasetyo dan Rinaldi, dkk 1995).
3.3 Alat Analisis
Alat analisis dengan uji hipotesis dilakukan untuk menguji dan memberikan bukti yang
meyakinkan terhadap hipotesis dalam penelitian ini yang berkaitan dengan terjadi atau
tidaknya perbedaan yang signifikan dari rasio-rasio yang telah dijelaskan sebelumnya.
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.
2. Uji Normalitas
Analisis awal dilakukan sebelum pengujian hipotesis adalah analisis normalitas
data.
3. Uji Komparatif Dua Pihak (Two Tail Test)
Berdasarkan uji normalitas data, apabila data berdistribusi normal maka uji
statistik komparatif dapat dilakukan dengan statistik parametik dengan
menggunakan Independent Sampel T-Test. Sedangkan apabila data tidak
berdistribusi normal maka uji statistik dapat dilakukan dengan statistik non
parametik dengan menggunakan Mann-Whitnney U-Test. Kedua uji ini akan
menghasilkan kesimpulan apakah rasio CAMEL kinerja keuangan bank asing
sebelum dan sesudah terjadinya krisis global tersebut mempunyai perbedaan
rata-rata yang signifikan atau tidak.
Pengolahan data ketiga teknik tersebut menggunakan bantuan software Microsoft
Excel dan SPSS 10.0 (Statistical Package For The Social Science).
3.4 Pengujian Hipotesis
Alat analisis dengan uji hipotesis dilakukan untuk menguji dan memberikan bukti
yang meyakinkan terhadap hipotesis dalam penelitian ini yang berkaitan dengan
ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari rasio-rasio yang telah disebutkan.
Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis ini adalah :
1. Menghitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja
perbankan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risk
Asset (RORA), Net Profit Margin (NPM), Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Liquidity to Deposit Ratio (LDR).
2. Perhitungan rata-rata kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta
sebelum terjadinya krisis global sebagai variabel X1 dan kinerja keuangan
bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebagai
variabel X2.
3. Variabel X1 dan X2 diolah dengan menggunakan alat bantu program
komputer Statistical Package For The Social Science (SPSS). Apabila data
berdistribusi normal maka uji statistik dapat dilakukan dengan statistik
parametrik dengan menggunakan Independent Sample T-Test, sedangkan
apabila data berdistribusi tidak normal, maka uji statistik dapat dilakukan
dengan statistik non parametik dengan menggunakan Mann-Whitney U-Test.
4. Pengambilan keputusan yang dilakukan dengan dalam penelitian ini terhadap
hasil pengolahan data dengan ketentuan sebagai berikut :
Ha diterima jika : Sig. (2-tailed) < 0,05
Ha ditolak jika : Sig. (2-tailed) > 0,05
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan
keuangan yang dipublikasikan melalui situs Bursa Efek Indonesia yang
diperoleh dari http://www.bi.go.id dan situs-situs bank yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang diperlukan untuk menganalisis perbandingan kinerja
ini terdiri dari neraca/ laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi bank
pemerintah dan bank swasta, masing-masing untuk periode tahun 2006-2010
dengan dasar tahun terjadinya krisis global, yaitu tahun 2008, yaitu saat
puncak tahun terjadinya krisis global, yang diperoleh dari http://www.bi.go.id,
dan situs – situs bank yang bersangkutan.
Teknik analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif yaitu membandingkan
means dan standar deviasi dari masing-masing rasio keuangan yang diproksikan
dengan rasio permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas
bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global.
Sebelum menganalisis hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian
normalitas terhadap kelima data rasio keuangan bank pemerintah dan bank swasta
sebelum dan sesudah terjadinya krisis global dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
tidak sehingga dapat menentukan metode statistik apa yang akan digunakan yaitu
statistik parametrik atau statistik non parametrik.
4.2 Analisa Kinerja Keuangan Perbankan
Analisa kinerja keuangan perbankan adalah untuk menyajikan suatu cara
guna mengungkapkan kondisi keuangan, kesehatan, dan prestasi usaha
suatu bank. Pada penelitian ini untuk mengukur kinerja bank pemerintah
dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global
menggunakan analisis rasio CAMEL, yaitu rasio keuangan yang
diproksikan dengan aspek permodalan yang diproksikan dengan rasio
Capital Adequecy Ratio (CAR), kualitas aktiva produktif yang diproksikan
dengan Retun On Risk Asset (RORA), manajemen yang diproksikan
dengan Net Profit Margin (NPM), rentabilitas yang diproksikan dengan
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), likuiditas
diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Berdasarkan pengambilan sampel penelitian yang telah disajikan pada bab
sebelumnya, diperoleh Sembilan bank sebagai sampel penelitian sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan data
sekunder berupa laporan keuangan tahun 2006-2010, yang diperoleh dari
http://www.bi.go.id dan situs – situs bank yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang digunakan merupakan hasil akhir proses akuntansi
dalam periode tahunan yang bersangkutan yang telah diaudit yang
mencerminkan kegiatan usaha pada periode tersebut.
4.3 Analisis deskriptif
Statistik deskriptif ini digunakan untuk mengetahui means dan standar deviasi
setiap rasio keuangan perbankan sehingga hasil yang diperoleh dapat
membandingkan antara bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah
terjadinya krisis global sebagai objek penelitian
Tabel 2. Mean Ratio bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah
terjadinya krisis global
Rasio Sebelum krisis
global Rasio
Sesudah krisis
global
CAR 0.1752 CAR 0.1191
RORA 0.0243 RORA 0.0248
NPM 0.2236 NPM 0.1523
BOPO 1.3700 BOPO 0.9105
LDR 0.6082 LDR 0.7103
Sumber: data diolah (lampiran 2)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perbandingan mean rasio keuangan bank
pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global masing-
masing variabel dijelaskan sebagai berikut :
1. Capital Adequecy Ratio (CAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan penyediaan modal minimum
yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik bank untuk
kecakupan modalnya dalam menunjang aktiva yang beresiko (kredit, surat
berharga, tagihan pada bank). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia standar
CAR yang baik adalah minimal 8%.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Capital Adequacy Ratio (CAR)
bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 0.1752
lebih besar daripada mean Capital Adequacy Ratio (CAR) bank pemerintah dan
bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.1191, ini berarti kinerja
keuangan ( dilihat dari Capital Adequacy Ratio) bank pemerintah dan bank swasta
sebelum terjadinya krisis global lebih baik daripada sesudah terjadinya krisis
global.
2. Return On Risk Asset (RORA)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kualitas asset sehubungan dengan resiko
kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit. Rasio ini digunakan untuk
mengukur besarnya tingkat profitabilitas yang diperoleh bank di dalam melakukan
bisnis dengan nasabahnya (Muljono, 1999). Berdasarkan info bank standar RORA
yang baik sebesar 1%.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Return On Risk Asset (RORA)
bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 0.0243
lebih rendah daripada mean Return On Risk Asset (RORA) bank pemerintah dan
bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.0248, ini berarti kinerja
keuangan ( dilihat dari Return On Risk Asset ) bank pemerintah dan bank swasta
sesudah terjadinya krisis global lebih baik daripada sebelum terjadinya krisis
global.
3. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan laba bersih, ditinjau dari sudut operating income nya. Semakin
tinggi rasio, semakin baik hasil yang ditunjukkannya. Standar NPM yang baik
sebesar ≥ 5%.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Net Profit Margin (NPM) bank
pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 0.2236 lebih
besar daripada mean Net Profit Margin (NPM) bank pemerintah dan bank swasta
sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.1523, ini berarti kinerja keuangan
(dilihat dari Net Profit Margin) bank pemerintah dan bank swasta sebelum
terjadinya krisis global lebih baik daripada sesudah terjadinya krisis global.
4. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO )
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Beban Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis
global sebesar 1.3700 lebih besar daripada mean Beban Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis
global sebesar 0.9105, ini berarti kinerja keuangan (dilihat dari Beban Operasional
Pendapatan Operasional) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya
krisis global lebih baik daripada sesudah terjadinya krisis global.
5. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio LDR merupakan suatu cara dalam mengukur kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit, atau dengan kata lain kemampuan bank dalam menyediakan
kredit yang layak dibiayai sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini,
maka semakin rendah likuiditas bank bersangkutan. Berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia standar LDR yang baik dibawah maksimal 110%.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Loan to Deposit Ratio (LDR)
bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 0.6082
lebih rendah daripada mean Loan to Deposit Ratio (LDR) bank pemerintah dan
bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.7103, ini berarti kinerja
keuangan (dilihat dari Loan to Deposit Ratio) bank pemerintah dan bank swasta
sesudah terjadinya krisis global lebih baik daripada sebelum terjadinya krisis
global.
4.4 Uji Normalitas
Penelitian dengan menggunakan uji normalitas dilakukan sebelum menganalisis
hasil penelitian dengan uji beda rata-rata. Pengujian normalitas dilakukan
terhadap rasio Capital Adequacy Ratio, Return On Risk Asset,Net Profit Margin,
Return on Asset, Beban Operasional Pendapatan Operasional, dan Loan to Deposit
Ratio pada bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah krisis global
dengan bantuan software SPSS 17.0 dalam menguji Kolmogorov-Smirnov dengan
tingkat signifikansi 0,05. Apabila data berdistribusi normal maka uji statistik
dapat dilakukan dengan statistik parametrik dengan menggunakan Independent
Sample T-Test. Sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka uji
statistik dapa dilakukan dengan statistik non parametrik dengan menggunakan
Mann U-Whitney Test.
Tabel 3. Uji Normalitas
Rasio Asymp sig 2 tailed
CAR 0.816
RORA 0.691
NPM 0.864
BOPO 0.775
LDR 0.844
Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap rasio CAR pada sebelum dan sesudah
terjadinya krisis global diatas diperoleh nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.816
maka dapat disimpulkan bahwa data-data rasio Capital Adequacy Ratio bank
pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global
berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2-tailed) > 0,05.
Untuk rasio RORA sebelum dan sesudah terjadinya krisis global dari hasil uji
normalitas diatas diperoleh nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.691, maka data-
data rasio Return On Risk Asset bank pemerintah dan bank swasta berdistribusi
normal karena nilai Asymp.sig (2-tailed) > 0,05.
Rasio NPM pada sebelum dan sesudah terjadinya krisis global berdasarkan hasil
uji normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai
Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.864, maka data-data Net Profit Margin bank
pemerintah dan bank swasta berdistribusi normal karena Asymp.sig (2-tailed) >
0,05.
Rasio BOPO sebelum dan sesudah terjadinya krisis global dilihat dari hasil uji
normalitas di atas diperoleh nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.775,dapat
disimpulkan bahwa data-data rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional
berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2-tailed) > 0,05.
Rasio LDR sebelum dan sesudah terjadinya krisis global berdasarkan hasil uji
normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai
Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.844, maka data-data rasio Loan to Deposit Ratio
bank pemerintah dan bank swasta berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2-
tailed) > 0,05.
4.5 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas terhadap rasio Capital Adequacy Ratio, Return On
Risk Asset, Net Profit Margin, Beban Operasional Pendapatan Operasional dan
Loan to Deposit Ratio diatas diperoleh data-data berdistribusi normal, maka uji
statistiknya akan dilakukan dengan menggunakan statistik parametik Independent
Sample T-test.
Tabel 4. Uji Hipotesis
Rasio Asymp sig 2 tailed Uji t
CAR 0.816 0.003
RORA 0.691 0.924
NPM 0.864 0.058
BOPO 0.775 0.002
LDR 0.844 0.146
Sumber: lampiran 2
a. Uji hipotesis 1
Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Capital Adequacy Ratio
sebelum dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar
0.003, maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Capital Adequacy Ratio
(Ha1) pada taraf signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ha1
diterima atau dengan kata lain terdukung, maka disimpulkan hasil ini
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio
Bank Pemerintah dan Bank Swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global.
b. Uji hipotesis 2
Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Return On Risk Asset sebelum
dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.924,
maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Return On Risk Asset (Ha2) pada
taraf signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ha2 tidak dapat
diterima secara statistis, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara Return On Risk Asset Bank Pemerintah dan Bank Swasta
sebelum dan sesudah terjadinya krisis global.
c. Uji hipotesis 3
Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Net Profit Margin sebelum dan
sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.058, maka
dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Net Profit Margin (Ha3) pada taraf
signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ha3 tidak dapat diterima
secara statistis, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Net Profit Margin Bank Pemerintah dan Bank Swasta sebelum dan sesudah
terjadinya krisis global.
d. Uji hipotesis 4
Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Beban Operasional Pendapatan
Operasional sebelum dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-
tailed) sebesar 0.002, maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Beban
Operasional Pendapatan Operasional (Ha4) pada taraf signifikansi 5% nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ha4 diterima atau dengan kata lain terdukung,
maka disimpulkan hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
antara Beban Operasional Pendapatan Operasional Bank Pemerintah dan Bank
Swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global.
e. Uji hipotesis 5
Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Loan to Deposit Ratio sebelum
dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.146,
maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Loan to Deposit Ratio (Ha5) pada
taraf signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ha5 tidak dapat
diterima secara statistis, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara Loan to Deposit Ratio Bank Pemerintah dan Bank Swasta
sebelum dan sesudah terjadinya krisis global.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan adanya perbedaan yang signifikan sebelum
dan sesudah terjadinya krisis global terhadap rasio CAR dan BOPO, namun untuk
rasio RORA, NPM dan LDR tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah terjadinya krisis global.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan analisa kinerja perbankan di Indonesia yang dalam hal ini
menggunakan metode CAMEL dengan data penelitian yang digunakan
adalah data tahunan mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja yang signifikan
antara bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis
global melalui analisis rasio CAMEL, ternyata analisis rasio Beban
Operasional Pendapatan Operasional dan rasio Capital Adequecy Ratio (CAR)
ternyata secara statistik terdukung atau dengan kata lain Ha1 dan Ha4 terdapat
perbedaan yang signifikan. Sedangkan untuk rasio Return On Risk Asset
(RORA), rasio Net Profit Margin (NPM) dan rasio Loan to Deposit Ratio
(LDR) tidak terdukung secara statistik atau dengan kata lain menolak Ha2,
Ha3 dan Ha5. Secara deskriptif atau secara rata-rata, terdapat perbedaan antara
rasio CAMEL bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah
terjadinya krisis global yang dalam hal ini, CAR sebelum terjadinya krisis
global lebih baik daripada CAR sesudah terjadinya krisis global, namun secara
statisitik CAR bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah
terjadinya krisis global adalah terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk rasio
RORA secara deskriptif atau secara rata-rata, ternyata RORA bank pemerintah
dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global lebih baik dari pada RORA
sebelum terjadinya krisis global, namun secara statisitik RORA bank
pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global
adalah sama atau tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk NPM sebelum
terjadinya krisis global lebih baik daripada NPM sesudah terjadinya krisis
global, namun secara statisitik NPM bank pemerintah dan bank swasta
sebelum dan sesudah terjadinya krisis global adalah tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Untuk rasio BOPO sebelum terjadinya krisis global lebih baik
daripada BOPO sesudah terjadinya krisis global, namun secara statisitik
BOPO bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya
krisis global adalah terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk rasio LDR
secara deskriptif atau secara rata-rata, ternyata LDR bank pemerintah dan
bank swasta sesudah terjadinya krisis global lebih baik dari pada LDR
sebelum terjadinya krisis global, namun secara statisitik LDR bank pemerintah
dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global adalah sama
atau tidak ada perbedaan yang signifikan.
b. Selama periode sebelum terjadinya krisis global yaitu pada tahun 2006
sampai dengan 2007 bank pemerintah dan bank swasta telah
mengalami CAR total rata-rata sebesar 17.52%, RORA total rata-rata
sebesar 2.43%, NPM total rata-rata sebesar 22.36%, BOPO total rata-
rata sebesar 137%, dan LDR total rata-rata sebesar 60.82% tiap
tahunnya, sedangkan selama periode sesudah terjadinya krisis global
yaitu pada tahun 2009 sampai dengan 2010 bank pemerintah dan bank
swasta telah mengalami CAR total rata-rata sebesar 11.91%, RORA
total rata-rata sebesar 2.48%, NPM total rata-rata sebesar 15.23%,
BOPO total rata-rata sebesar 91.05%, dan LDR total rata-rata sebesar
71.03% tiap tahunnya.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain adalah:
a. Bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya terbatas sembilan bank
saja, yaitu empat bank pemerintah dan lima bank swasta sehingga hasil
penelitian tidak dapat digeneralisasikan.
b. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini hanya rasio CAMEL, masih
terdapat beberapa rasio lain yang belum dianalisis, sehingga diharapkan dalam
penelitian selanjutnya dapat memperbanyak rasio keuangan yang digunakan.
5.3 Saran
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:
a. Bagi para pelaku industri perbankan pemerintah dan swasta agar lebih
meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan prosedur pelayanan
terhadap nasabah secara sederhana diantaranya tiap-tiap kantor yang
lokasinya dekat dengan masyarakat dan peningkatan
keprofesinalisme dari sumber daya manusia perbankan sehingga
mendorong produktifitas, memperkuat pengelolaan manajemen
meningkatkan efisiensi sehingga kepercayaan masyarakat pada
perusahaan terutama bank pemerintah dan bank swasta dapat
menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi.
b. Bagi pihak investor dan kreditor,selain menggunakan analisa keuangan,
sebaiknya juga lebih memperhatikan dalam pengembangan industri perbankan
pemerintah dan bank swasta agar mampu bersaing dengan bank-bank umum
lainnya. Untuk itu para investor dan kreditor harus cermat dalam mengambil
keputusan investasi dalam mempercayakan dana yang dimiliki.
c. Bagi peneliti selanjutnya, pemilihan sampel penelitian sebaiknya dilakukan
terhadap seluruh perusahaan bank pemerintah dan bank swasta, sehingga hasil
penelitian dapat digeneralisasikan. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba
meneliti seluruh rasio keuangan sehingga hasil penelitian dapat mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya dengan waktu yang lebih panjang.
DAFTAR PUSTAKA Apriza. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Swasta
Nasional dan Bank Asing Di Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung.
Bandar Lampung
Aritonang, Joni Conny Hasmina. 2007. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Bank Umum Domestik dan Bank Umum Asing yang Beroperasi Di
Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Irfan, Syamsu D. 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank
Pemerintah dan Bank Asing Di Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung.
Bandar Lampung
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Nasir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Santoso, Tri Rudi. 1995. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan. Offset Yogyakarta.
Jakarta
Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia. Jakarta
Sofiani. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Antara
Bank Pemerintah dan Bank Swasta. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung
Sugiyono, Januari. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Susilo, Sri. Y. Dkk. 2000. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat.
Jakarta
Yusuf, Baktiar. 2004. Analisa Perbandingan Kinerja Bank Sebelum dan Sesudah
Go Public. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
______ 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Edisi
Revisi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
………. 2002. Standar Akuntan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta