Upload
dangnhi
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kementrian Pendidikan Republik Indonesia
Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung
Jalan Soemantri Brojonegoro No.1
Gedung Meneng Bandar Lampung
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE EVA DAN ROA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2005-2009
( Skripsi )
Nama : DANIL ARIF
NPM : 0741031025
Telepon : 081977110654
Email : [email protected]
Pembimbing I : Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Agus Zahron Idris, S.E., M.Si., Akt .
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2012
1
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE EVA DAN ROA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2005-2009
Oleh :
Danil Arif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005-2009 dengan
menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets
(ROA). Terdapat 7 (tujuh) perusahaan farmasi yang menjadi sample dalam
penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis yang dilakukan menunjukan terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
kinerja perusahaan farmasi dengan menggunakan metode Economic Value Added
(EVA) dan Return On Assets (ROA) sebagai alat ukurnya. Dari 7 (tujuh)
perusahaan yang menjadi sample penelitian 5 (lima) diantaranya menghasilkan
nilai EVA yang negatif. Hasil ROA 5 (lima) diantaranya menghasilkan nilai
positif atau memiliki nilai ROA diatas 10%. Maka metode EVA dan ROA
terdapat perbedaan kinerja keuangan.
Kata kunci : Kinerja Keuangan, Return On Assets (ROA), Economic Value Added
(EVA).
2
ABSTRACT
ANALYSIS OF FINANCE PERFORMANCE BY USING METHOD EVA
AND ROA AT PHARMACY COMPANY THAT ENLISTED IN EFFECT
EXCHANGE INDONESIA (BEI)
PERIOD 2005-2009
By :
Danil Arif
This Research bent on to know performance of pharmacy company's finance that
enlisted in Effect exchange Indonesia (BEI) at period 2005-2009 by using method
Economic Value Added (EVA) and Return On Assets (ROA). There is 7 (seven)
pharmacy company that become reading copy in this research. Analyzer as used in
research this is the qualitative analysis and analysis quantitative.
Analysis that conducted show existed difference of finance performance between
performance of pharmacy company by using method Economic Value Added
(EVA) and Return On Assets (ROA) as a means of its measure. From 7 (seven)
company that become research reading copy 5 (five) for example produce value
negative EVA. Result ROA 5 (five) for example produce positive value or have
value ROA above 10%. Then method EVA and ROA is existed difference of
finance performance.
Keyword : Performance Keuangan, Return On Assets (ROA), Economic Value
Added (EVA).
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal di Indonesia dalam perkembangannya telah nenunjukan sebagaian
besar dari instrument perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya
sebanyak dipacu oleh banyak peneliti maupun praktisi dalam melihat gambaran
dalam perekonomian Indonesia. Sesuai dengan amanat Undang-undang RI Nomor
8 tahun 1995 tentang pasar modal, diman pasar modal mempunyai peran yang
strategis dalam pembangunan nasioanal, sebagai salah satu sumber pembiayaan
bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Dan juga menjelaskan
tugas pokok Badan Pengawasan Modal (Bapepam) yaitu melakukan pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan
Pasar Modal yang teratur, wajar efisien serta melindungi kepentingan permodalan
dan masyarakat.
Perkembangan-perkembangan di pasar modal khususnya harga saham merupakan
suatu indicator yang sangat penting untuk mengetahui tingkah laku pasar, yaitu
para investor dalam menentukan upanya apakah investor akan melakukan
treansaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusan pada
berbagai informasi yang akan dimilikinya, baik informasi yang tersedia dipublik
maupun informasi pribadi. Informasi tersebut menyebabkan melakukan transaksi
dipasar modal, yang akan tercemin dalam perubahan harga saham dan volume
perdagangan saham (dipura : 2005)
Pasar modal adalah sebagai tempat bertumunya perorangan dengan badan usaha
yang membutuhkan dana untuk melakukan perluasan usaha, pengembangan
(ekspansi), memperkuat struktur modal (refinancing), serta mengurangai
kepemilikan perusahaan (divestasi). Melalui penjualan saham dipasar modal,
perusahaan dapat memperoleh modal yang bersifat permanen dan tidak dibebani
bunga. Dengan masuknya pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian
4
suatu negara, seperti Indonesia, karena pasar modal menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Di Indonesia sendiri banyak
sekali perusahaan-perusahaan yang berkecimpung di dalam dunia pasar modal
salah satunya perusahaan farmasi. Pada saat ini persaingan yang sangat ketat telah
terjadi di berbagai sektor bisnis. Salah satunya adalah persaingan di perusahaan
farmasi. Oleh karena itu agar suatu perusahaan dapat bertahan dalam persaingan
diperlukan suatu langkah-langkah perencanaan yang baik, dimana perencanaan
tersebut dapat fleksibel terhadap perkembangan-perkembangan usaha yang akan
terjadi dalam perusahaan tersebut. Untuk itu dibutuhkan data-data keuangan yang
dapat memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan
membantu dalam menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
perusahaan di masa yang akan datang.
Perusahaan menginginkan usahanya dapat terus bertahan dan berkembang. Akan
tetapi di dalam menjalankan kegiatannya perusahaan akan banyak mengalami
masalah-masalah, baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Faktor dari luar ini seringkali berada di luar kemampuan perusahaan untuk
mengendalikannya. Untuk itu perusahaan memerlukan perencanaan dan strategi
yang baik dari manajernya, yang harus dijaga untuk tetap dapat bertahan adalah
kinerja keuangan perusahaan.
Pengukuran kinerja perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan
suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan
membawa dampak dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak kreditur, bagi
pemegang saham, maupun bagi pihak intern perusahaan itu sendiri. Para calon
kreditur dan pemegang saham sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi
yang sebenaranya dalam perusahaan agar dana yang diinvestasikan cukup aman
dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang akan
menentukan investasi yang ditanamkan. Bagi pihak intern sendiri khususnya
pihak manajemen, penilaian kinerja perusahaan akan mempengaruhi penyusunan
rencana perusahaan yang akan diambil untuk masa depan demi kelangsungan
hidup perusahaan (going concern).
5
Perusahaan Farmasi merupakan jenis industri yang berperan besar dalam segala
aspek terutama dunia bisnis. Penerapan penilaian kinerja perusahaan sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui prestasi dan kinerja perusahaan yang berguna untuk
kepentingan para pemegang saham maupun bagi manajemen perusahaan.
Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis
keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia
metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi).
EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba
ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya
dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya modal
(Tunggal 2001). EVA adalah suatu alat pengukuran kinerja yang
memperhitungkan secara tepat semua faktor yang berhubungan dengan penciptaan
nilai. EVA dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba perusahaan, kita
harus mempertimbangkan dengan adil harapan-harapan penyedia dana (kreditur
dan pemegang saham). EVA tergolong masih baru jika dibandingkan denga rasio
keuangan.
Di dalam konsep EVA ini, apabila EVA positif berarti tingkat pengembalian yang
dihasilkan lebih tinggi daripada tingkat pengembalian modal yang diminta
investor, berarti perusahaan telah memaksimumkan nilai perusahaan. Demikian
pula sebaiknya bila EVA negatif menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang,
sehingga tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat
pengembalian yang dituntut investor.
Dalam Konsep EVA ini terdapat suatu keunggulan atau penilaian secara khusus,
yaitu harapan para penyandang dana atau investor diperhatikan dengan
memperhitungkan biaya modal rata-rata tertimbang. Konsep EVA mempunyai
prinsip bahwa keberhasilan manajemen di ukur berdasarkan nilai tambah
ekonomis yang diciptakan selama periode tertentu. Selain itu, EVA mampu
berdiri sendiri untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tanpa memerlukan data
pembanding lain seperti standar industri yang lazim dipakai dalam analisis rasio
keuangan.
6
Menurut Young dan O’byrne (2001) EVA sama dengan NOPAT dikurangi biaya
modal, NOPAT merupakan laba operasi setelah pajak, biaya modal sama dengan
modal yang diinvestasikan dikalikan dengan rata-rata tertimbang dari biaya modal
(WACC). WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal, modal
yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari
kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga (non-interest-
bearing liabilities). Di Bursa Efek Indonesia terdapat 9 (sembilan) perusahaan
farmasi yang terdaftar pada periode 2005-2009, antara lain :
Tabel 1 : Daftar Sembilan Perusahaan Farmasi yang terdaftar pada periode
2005-2009
Pada Bursa Efek Indonesia
No. Nama Perusahaan
1. PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk.
2. PT. Darya Varia Labotaria Tbk.
3. PT. Indofarma Tbk.
4. PT. Kalbe Farma Tbk.
5. PT. Kimia Farma Tbk.
6. PT. Merck Indonesia Tbk.
7. PT. Pyridam Farma Tbk.
8 PT. Schering Plough Indonesia Tbk.
9. PT. Tempo Scan Pasific Tbk.
Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Berdasarkan uraian di atas maka penulis berminat untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul :
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE EVA DAN ROA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”.
7
B. Permasalahan
Berdasarkan latar latar belakang diatas yang telah penulis uraiakan, maka
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
“ Bagaimana Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi yang Terdaftar
Dibursa Efek Indonesia (BEI) Periode (2005-2009) Dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) ? “.
C. Batasan Masalah
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka ruang lingkup penelitian ini di batasi
sebagai berikut :
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perhitungan kinerja menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan
Rasio Keuangan.
3. Data yang digunakan berupa laporan keuangan tahunan periode tahun 2005-
2009.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2005-2009 dengan menggunakan metode Economic
value Added (EVA), dan Return on Assets (ROA).
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
8
Memberikan informasi kepada perusahaan farmasi tentang kinerja perusahaan
tersebut yang di ukur dengan menggunakan metode Economic value Added
(EVA), dan Return on Assets (ROA).
2. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan pilihan investasi yang tetap
sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan serta mempertimbangankan
keputusan investasinya dipasar modal.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan tentang sejauh mana peranan
metode Economic value Added (EVA), dan Return on Assets (ROA) sebagai
penilai kinerja keuangan suatu perusahaan.
9
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar ”kerja” yang
menterjemahkan kata dari bahasa asing yaitu prestasi, bisa pula berarti hasil kerja.
Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja
merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun,
karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja juga bisa diartikan
sebagai suatu prestsasi kerja, sebagai prestasi kerja maka penilaian atas prestasi
kerja itu dapat dilihat dari siapa yang melakukan penilaian terhadap prestasi
tersebut.
Penilaian kerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci
guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan
tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Menurut Mulyadi (2001) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodok
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan
peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Sedangkan penilaian kinerja
yang dilakukan oleh pihak di luar perusahaan yaitu untuk mengukur prestasi yang
dicapai oleh suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan
tingkat hasil pelaksanaan usaha atau bisnisnya.
10
B. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dapat di artikan sebagai salah satu usaha yang di laksanakan
oleh manajemen, pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan,
pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund
manager, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta stakeholder
lainnya. Penilaian kinerja perusahaan oleh stakeholder digunakan sebagai salah
satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka
terhadap perusahaan. Kepentingan terhadap perusahaan tersebut berkaitan erat
dengan harapan kesejateraan yang mereka peroleh.
Tujuan pengukuran kinerja secara umum yaitu :
1. Menentukan kontribusi suatu bagian dalam perusahaan terhadap
perusahaan secara keseluruhan.
2. Memberikan dasar bagi penilaian mutu prestasi bagian dalam perusahaan.
3. Memberikan motivasi bagi manajer perusahaan dalam melaksanakan
sejalan dengan tujuan perusahaan dalam secara keseluruhan.
Melihat tujuan-tujuan tersebut, maka pengukuran kinerja harus realitis dan
objektif yang berarti pengukuran kinerja pada suatu perusahaan hendaknya dilihat
dalam suatu aspek yang luas dengan memperhitungkan faktor-faktor di luar dan
di dalam perusahaan.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagi dasar untuk menyusun
sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku
pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan
perusahaan sendiri bertujuan untuk memberikan informasi yang berguna dalam
membuat keputusan penting mengenai aset yang digunakan dan untuk memacu
para manajer untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan
perusahaan, dan juga untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas
usaha.
11
C. Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja
Perusahaan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang
berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan
alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan
kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan
tersebut. Dari laporan keuangan itu manajemen memperoleh informasi yang
digunakan untuk :
1. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap
kebijaksanaan- kebijaksanaan yang dianggap perlu.
2. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan atau aktivitas
dalam perusahaan.
3. Merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam perusahaan.
4. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu manajemen dan pihak-
pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan.
Sehingga dengan adanya laporan keuangan diharapkan mampu memberikan
bantuan informasi kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang
bersifat finansial. Adapun tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
kinerja perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan. Informasi
tersebut menyangkut posisi keuangan perusahaan, informasi kinerja, dan
perubahan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
12
Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan
keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu
sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi
industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan
lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan suatu
perusahaan, yaitu : (1) Neraca, (2) Laporan Arus Kas, (3) Laporan Laba Rugi.
Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung
seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi
oleh pihak manajemen.
Manfaat analisis laporan keuangan dalam pembuatan keputusan adalah :
1. Mengetahui manfaat analisis laporan keuangan untuk proses perencanaan dan
pengendalian perusahaan.
2. Mengetahui pengaruh ketepatan ramalan laba untuk kegiatan investasi.
3. Memahami analisis efisiensi.
4. Memahami alat-alat yang dipakai untuk mengukur kinerja efisiensi
perusahaan.
5. Mengaplikasikan berbagai alat analisis efisiensi.
Laporan keuangan merupakan salah satu dari sekian informasi yang biasa
digunakan untuk merevisi dan mendeteksi harga sekuritas seperti saham, obligasi,
dan surat berharga lainnya. Jika laporan keuangan disajikan tepat waktu maka
akan sangat bermanfaat untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam
membuat keputusan. Pentingnya laporan keuangan bagi pelaku pasar modal
adalah :
1. Memahami analisis fundamental laporan keuangan.
2. Memahami hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan nilai saham.
3. Memahami penerapan analisis laporan keuangan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan investasi.
13
D. Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak di ukur berdasarkan rasio-rasio keuangan
selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini
sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan, sehingga seringkali kinerja
perusahaan terlihat baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak
mengalami peningkatan bahkan penurunan.
Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan tidak
dapat dipertanggungjawabkan karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat
tergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan, karena
pengukuran berdasarkan rasio ini tidak dapat diandalkan dalam mengukur nilai
tambah yang tercipta dalam periode tertentu belum mampu menunjukkan kinerja
manajemen perusahaan yang sebenarnya.
Apabila Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik,
maka sahamnya akan diminati investor dan harganya akan meningkat. Dalam
konsep investasi ada teori yang menyatakan return yang tinggi juga mempunyai
risiko yang tinggi pula, sehingga perusahaan yang kinerjanya sangat bagus maka
sangat mungkin risiko untuk jatuh tinggi jika dibandingkan kinerja yang sedang-
sedang saja.
E. EVA (Economic Value Added)
Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang ini, tujuan perusahaan untuk
memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan. Sebaliknya tujuan
perusahaan untuk meningkatkan Economic Value Added, karena EVA merupakan
satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungan langsung dengan nilai pasar
sebuah perusahaan dan kinerja manajemen.
EVA (Economic Value Added) adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang
dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA
yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik
14
modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan yang
melebihi tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan
nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai
perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah daripada biaya
modalnya.
Perhitungan EVA
EVA di hitung dengan rumus :
EVA = NOPAT – Capital Charges
= NOPAT – (WACC x Invested Capital)
Berikut ini akan dijelaskan komponen perhitungan EVA, yaitu :
a. Biaya Hutang (Kd)
Biaya hutang merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena
telah menggunakan dana yang berasal dari hutang untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Dalam laporan keuangan biaya hutang dicantumkan sebagai biaya
bunga yang merupakan salah satu elemen beban yang akan mengurangi laba
perusahaan, karena biaya modal dapat dikurangkan dari penghasilan untuk
menentukan besarnya pendapatan kena pajak perusahaan, maka biaya hutang
dalam perhitungannya adalah biaya hutang setelah pajak (after tax cost of
debt).
Kd = Biaya Bunga Tahunan
Total Hutang Jangka Panjang
Kd* = Kd ( 1-t )
Keterangan :
Kd* = biaya hutang setelah pajak
t = tarif pajak yang berlaku
b. Biaya Ekuitas (Ke)
Tidak seperti halnya biaya hutang yang telah dicantumkan dalam laporan
keuangan berupa biaya bunga, biaya ekuitas tidak tercantum dalam laporan
15
keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena
perusahaan menganggap dana ekuitas yang berasal dari para pemegang saham
merupakan sumber dana yang sangat murah dan tidak mengandung biaya
dalam penggunaannya. Padahal dalam dunia bisnis tidak ada sumber dana
yang tidak mengandung biaya. Biaya Ekuitas dapat diartikan sebagai biaya
yang harus ditanggung oleh perusahaan karena menggunakan dana ekuitas
atau dana yang berasal dari pemegang saham untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Biaya ekuitas merupakan pengembalian yang diminta atau
diharapkan oleh investor atas dana yang telah ditanamkannya pada
perusahaan. Model yang populer digunakan adalah dengan menggunakan
model penetapan harga aktiva modal (Capital Asset Pricing Model/CAPM).
Metode tersebut dapat di formulasikan :
Keterangan :
Ke = Krf + β (Krm – Krf )
Keterangan :
Krf = tingkat hasil pengembalian bebas resiko (risk free rate)
Krm = tingkat hasil pengembalian yang diharapkan di pasar
(rate of expected return)
Β = koefisien beta saham yang merupakan indeks risiko saham.
Komponen biaya ekuitas, yaitu :
1. Risk Free Rate (Krf)
Merupakan tingkat bunga bebas resiko, di mana penanaman modal
dilakukan terhadap instrumen bisnis dengan tingkat bunga bebas resiko,
sehingga akan diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Ukuran
yang digunakan adalah tingkat suku bunga obligasi yang dalam hal ini
adalah Sertifikat Bank Indonesia. Data diperoleh melalui jurnal statistik
keuangan dan pasar modal.
2. Market Return (Krm)
Merupakan tingkat keuntungan portofolio pasar atau nilai keseluruhan
pasar. Sebagai pengukur digunakan tingkat keuntungan rata-rata dari
seluruh kesempatan investasi yang ada dalam indeks pasar. Indeks pasar
yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Cara
16
menghitung rata-ratanya adalah dengan cara mengumpulkan nilai IHSG
bulanan yang di formulasikan sebagai berikut :
Krm = Indeks bulan i – Indeks bulan i-1
Indeks bulan i-1
1. Beta = β
Beta sebuah saham merupakan ukuran volatilitas saham tersebut terhadap
rata-rata pasar saham. Beta mencerminkan resiko pasar sebagai lawan
resiko spesifik perusahaan yang dapat dikurangi melalui diversifikasi.
Historical beta diperoleh melalu regresi linier antara tingkat pengembalian
saham (stock return) atau excess return saham dengan excess return
portofolio pasar/indeks pasar (dalam hal ini indeks yang digunakan adalah
IHSG)
c. Struktur Modal dari Neraca
Struktur modal adalah proporsi utang dan proporsi modal sendiri/ekuitas
dalam bentuk persentase dari jumlah hutang dan modal sendiri. Proporsi
hutang (Wd) diperoleh dengan cara membagi hutang perusahaan dengan
jumlah hutang dan modal sendiri (total pasiva) kemudian dikalikan 100%.
Wd = Debt x 100%
Debt + Equity
Proporsi ekuitas (We) diperoleh dengan membagi modal sendiri dengan
jumlah hutang dan modal sendiri (total pasiva) lalu dikalikan 100%.
We = Equity x 100%
Debt + Equity
d. NOPAT (Net Operating After Tax)
Menurut Young dan O’byrne (2001) NOPAT (Net Operating After Tax)
merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak. NOPAT dihitung sebagai
berikut :
NOPAT = Laba Operasi + Pendapatan Bunga + Pendapatan Ekuitas
(kerugian ekuitas) + Pendapatan Investasi Lainnya – Pajak Penghasilan –
Pembebasan pajak atas biaya bunga.
17
Dimana menurut tingkat pajak korporasi Harnischfeger bahwa pembebasan
pajak atas biaya bunga sama dengan 35% dikalikan biaya bunga.
e. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
WACC (Weighted Average Cost Of Capital) atau biaya modal rata-rata
tertimbang adalah penjumlahan dari setiap komponen modal, utang jangka
pendek, utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham, ditimbang
berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai
pasar. Penggunaan rata-rata tertimbang ini dikarenakan masing-masing
sumber dana yang digunakan oleh perusahaan memiliki biaya yang berbeda.
Biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh penyedia
dana jika modal tersebut di investasikan di tempat lain dalam suatu proyek,
aktiva atau perusahaan dengan resiko yang sebanding. Biaya modal
merupakan biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang
diharapkan investor dari investasi lain dengan resiko yang serupa. (Young dan
O’byrne, 2001).
f. Invested Capital
Elemen terakhir yang digunakan untuk menghitung EVA adalah modal yang
diinvestasikan (Invested Capital). Menurut Young dan O’byrne (2001) Modal
yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari
kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga (non-interest-
bearing liabilities), seperti utang, upah yang akan jatuh tempo (accrued taxes).
Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh
hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, serta hutang
dan kewajiban jangka panjang lainnya.
18
Keunggulan EVA (Economic Value Added)
EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau
strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran
yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen
perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah
perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk
menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika
manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini:
1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal.
2. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih
besar dari biaya modal yang ada.
3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan.
Meningkatnya laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen
dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan
keuntungan yang optimal. Keunggulan EVA sebagai alat pengukuran kinerja
keuangan perusahaan menurut Govindarajan meliputi :
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi.
2. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan menghasilkan laba
diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para manajer untuk
berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
3. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset
yang berbeda pula.
4. EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan
nilai pasar perusahaan.
Keunggulan EVA yang lain yaitu memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah
dengan memperhatikan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi. Dengan
diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui apakah perusahaan dap[at
menciptakan nilai tambah atau tidak.
19
Kelemahan EVA (Economic Value Added)
Disamping beberapa keunggulan di atas, EVA juga memiliki kelemahan yaitu
EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu.
Padahal nilai perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan.
Sehingga suatu perusahaan mempunyai nilai EVA pada periode tertentu positif
tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena nilai EVA dimasa lalunya negatif.
Selain itu kelemahan EVA adalah dalam perhitungan biaya modalnya EVA relatif
sulit karena memerlukan data yang lebih banyak dan di analisa secara lebih
mendalam. Dengan demikian secara tidak langsung mendorong para eksekutif
untuk berfikir dan bertindak seperti para pemegang saham, yaitu memilih tingkat
investasi yang meningkatkan tingkat return dan meminimumkan tingkat biaya
modal (cost of capital) sehingga nilai perusahaan dapat maksimum.
F. ROA (Return On Asset)
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
(operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka
panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA (Return On Asset)
menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah
rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA (Return On Asset)
yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal
ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
belum mampu untuk mengahasilkan laba.
20
Keunggulan ROA (Return On Asset)
Keunggulan ROA diantaranya sebagai berikut :
1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya
mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.
3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.
Kelemahan ROA (Return On Asset)
Kelemahan ROA (Return On Asset) diantaranya sebagai berikut :
1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi
memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan
divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat
meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan
bukan tujuan jangka panjang.
3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi
project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang
berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran,
dan penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas
produk.
G. Hubungan Antara Metode (Economic Value Added) EVA dan (Return On
Asset) ROA
Secara umum EVA dan ROA dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja
suatu perusahaan. EVA digunakan untuk menilai kinerja operasional, karena
secara fair juga mempertimbangkan required rate of return yang dituntut oleh
para investor dan kreditor. Berkaitan dengan EVA sebagai alat ukur kinerja yang
mempertimbangkan harapan para investor terhadap investasi yang dilakukan,
maka EVA mengidentifikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai
bagi pemilik perusahaan.
21
ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan
atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih
setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan. Sedangkan dalam
perhitungannya EVA meliputi semua elemen atau unsur-unsur yang terdapat
dalam neraca dan laporan laba rugi perusahaan sehingga menjadi komprehensif
dan EVA memberikan penilaian yang wajar atas kondisi perusahaan. Karena itu
EVA lebih banyak digunakan sebagai penilaian kinerja meskipun perhitungannya
lebih kompleks dan rumit.
I. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha : Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan
menggunakan Economic Value added (EVA) dan Retrun On Asset (ROA)
22
III. METODE PENELITIAN
A. Pemilihan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
probabilitas atau non random, sehingga elemen-elemen populasi tidak mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Teknik ini menggunakan
metode purposive judgment sampling yaitu pemilihan sampel dilakukan dengan
mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria berupa suatu pertimbangan
tertentu. (Jogiyanto, 2008)
Adapun kriteria dalam pemilihan sampel yang digunakan sebagai berikut :
1. Merupakan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pada periode penelitian tidak mengalami kerugian dan defisiensi modal.
3. Perusahaan farmasi yang memiliki laporan keuangan lengkap yang berakhir
pada 31 Desember 2005 sampai 31 Desember 2009.
Dari 9 (sembilan) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI terdapat 7 (tujuh)
perusahaan farmasi yang memenuhi kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini
yaitu :
Tabel 2. Daftar perusahaan farmasi yang menjadi sampel dan kode perusahaan.
No Nama Perusahaan Kode
1 PT. Darya Varia Laborataria Tbk DVLA
2 PT. Kalbe Farma Tbk. KLBF
3 PT. Kimia Farma Tbk KAEF
4 PT. Pyridam Farma Tbk. PYFA
5 PT. Tempo Scan Pasific Tbk. TSPC
6 PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk. SQBI
7 PT. Merck Indonesia Tbk MERK
Sumber : Indonesian Capital Market Directory
23
B. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif analisis yaitu metode
yang bertujuan menggambarkan keadaan perusahaan dengan melakukan
pengumpulan data dan informasi melalui :
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Penelitian pustaka dilakukan dengan mencari dan mempelajari literatur-
literatur dari majalah, surat kabar dan buku-buku yang berhubungan dengan
topik untuk mendapatkan landasan teori yang cukup kaitannya dengan
masalah yang dibahas penulis juga melakukan observasi melalui situs
internet www.idx.co.id untuk melakukan pengumpulan data.
2. Metode lapangan (Field Research) yaitu dengan melakukan pengumpulan
data yang berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Jakarta.
C. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pada skripsi ini
ada dua metode yaitu ROA (Return On Assets) dan EVA (Economic Value
Added).
I. ROA ( Return On Assets)
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total
aktiva yang ada. Setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk
mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Fokus ROA adalah profitabilitas dan
independen terhadap biaya modalnya.
Rasio ini menunjukkan kemapuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan laba atas total aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Return On Assets (ROA) = Keuntungan Netto Sesudah Pajak x 100%
Total Aktiva
24
II . EVA (Economic Value Added)
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Kuantitatif
Menurut Young dan O’byrne (2001) merupakan selisih antara Net Operating
after Tax (NOPAT) dengan beban modal (Capital Charge).
EVA = NOPAT - Capital Charge
= NOPAT – (WACC x Invested Capital)
Langkah-langkah dalam menghitung EVA :
a. Menghitung biaya hutang (Kd)
Kd = Biaya Bunga Tahunan
Total Hutang Jangka Panjang
Kd* = Kd ( 1-t )
Keterangan :
Kd* = biaya hutang setelah pajak
t = tarif pajak yang berlaku
b. Menghitung Biaya Ekuitas (Ke)
Ke = Krf + β (Krm – Krf )
Keterangan :
Krf = tingkat hasil pengembalian bebas resiko (risk free rate)
Krm = tingkat hasil pengembalian yang diharapkan di pasar
(rate of expected return)
Β = koefisien beta saham yang merupakan indeks risiko saham.
c. Menghitung struktur permodalan dari neraca.
Struktur permodalan yang dipakai adalah proporsi hutang dan proporsi
ekuitas dalam bentuk persentase dari jumlah hutang dan ekuitas.
Proporsi hutang (Wd) diperoleh dari :
Wd = Debt x 100%
Debt + Equity
25
Proporsi ekuitas (We) diperoleh dari :
We = Equity x 100%
Debt + Equity
d. Menghitung NOPAT
NOPAT = Laba Operasi + Pendapatan Bunga + Pendapatan Ekuitas
(kerugian ekuitas) + Pendapatan Investasi Lainnya – Pajak Penghasilan –
Pembebasan pajak atas biaya bunga.
Menurut tingkat pajak korporasi Harnischfeger bahwa pembebasan pajak
atas biaya bunga sama dengan 35% dikalikan biaya bunga.
e. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang / Weight Average Cost of
Capital (WACC)
WACC = (Kd* x Wd) + (Ke x We)
Keterangan :
Kd* = Biaya hutang setelah pajak
Ke = Biaya ekuitas
Wd = Proporsi hutang
We = Proporsi ekuitas
f. Menghitung Invested Capital.
Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham,
seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung
bunga, serta hutang dan kewajiban jangka panjang lainnya.
g. Menghitung EVA
EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)
26
2. Analisis Beda Rata-rata dan Menentukan Keputusan Uji Hipotesis
a. Analisis Beda Rata-rata
Analisis beda rata-rata digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai EVA
pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Analisis ini diselesaikan
dengan menggunakan analisis uji-t sample independen (independent sample t-
test). Uji-t untuk sample independen merupakan metode yang digunakan
untuk sample bebas dengan membandingkan rata-rata antara dua variable yang
diteliti. Setelah dilakukan analisis uji-t sample independen maka akan
diperoleh nilai rata-rata EVA dan ROA pada perusahaan farmasi.
b. Menentukan Keputusan Uji Hipotesis
Hipotesis yang di ajukan adalah :
Ha : Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan
menggunakan metode EVA dan ROA.
Ho : Tidak Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan
menggunakan metode EVA dan ROA.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi dengan membandingkan
nilai probabilitas (Sig) dengan α = 5% dengan ketentuan sebagai berikut :
- Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
- Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
3. Analisis Kualitatif
Setelah data telah diolah secara kuantitatif, selanjutnya akan dianalisis secara
deskriptif guna memperjelas dan memperkuat serta memberikan keterangan.
27
IV. PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan farmasi melalui Bursa Efek
Indonesia. Data keuangan yang diteliti adalah data keuangan perusahaan farmasi
di Indonesia untuk periode 2005-2009.
Untuk mengetahui kinerja perusahaan farmasi dengan menggunakan metode EVA
dan ROA. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan metode yang telah
dikemukakan, serta kepentingan hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi analisis statistik. Analisis statistik merupakan
analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka
yang dianalisis dengan bantuan komputer melalui program SPSS.
Menghitung Economic Value Added (EVA)
Dari perhitungan sebelumnya diketahui bahwa nilai NOPAT (lampiran1) PT.
Darya Varia Laboratoria Tbk tahun 2005 sebesar Rp. 58.416.459.379, perhitungan
EVA dapat diformulasikan sebagai berikut :
EVA = NOPAT – Capital Charges
EVA = 58.416.459.379 - 64.898.636.259
EVA = - 6.482.176.880
Maka nilai EVA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk tahun 2005 sebesar Rp -
6.482.176.880. Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan EVA untuk
semua perusahaan farmasi dari tahun 2005-2009 (lampiran 7).
Berikut ini hasil ringkasan EVA perusahaan farmasi :
28
Tabel . Ringkasan Nilai EVA tahun 2005-2009 (Dalam Rupiah)
No
Kode Tahun
Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009
1 DVLA -6,482,176,880 23,343,506,025 -23,343,506,024 -37,920,242,142 31,438,065,262
2 KLBF -570,902,681,191 359,356,774,515 -359,356,774,513 -25,625,884,147 -545,276,797,044
3 KAEF -183,195,933,652 -100,672,168,973 100,672,168,976 -120,305,431,382 -62,890,502,270
4 PYFA -46,653,172,990 -23,110,717,973 23,110,717,977 -30,995,038,520 -15,658,134,470
5 TSPC -444,467,786,064 21,462,082,775 -21,462,082,770 79,074,858,324 -523,542,644,388
6 MERK 41,278,584,331 34,914,152,124 -34,914,152,118 22,752,794,271 18,525,790,060
7 SQBI 33,421,389,480 894,649,157 -894,649,150 53,345,385,160 -19,923,995,680
Sumber : Lampiran
Perhitungan Return On Asset (ROA)
PT. Darya Varia Laboratoria Tbk pada tahun 2005 memiliki laba bersih setelah
pajak Rp. 49.810.964.000 ( 8) dan total aktiva sebesar Rp. 431.173.982.000
(lampiran 8). Dari data ini ROA dapat diformulasikan sebagai berikut :
ROA = laba bersih setelah pajak
total aktiva
ROA = 49.810.964.000 : 431.173.982.000
ROA = 11.55%
Maka nilai ROA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk tahun 2005 sebesar 11.55%.
Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan ROA untuk semua
perusahaan farmasi dari tahun 2005-2009 (lampiran ).
Tabel Ringkasan ROA Perusahaan Tahun 2005-2009 (Dalam Persen)
No Kode ROA
2003 2004 2005 2006 2007
1 DVLA 11,55% 13,00% 9,42% 8,90% 11.11%
2 KLBF 12,34% 13,82% 14,63% 13,73% 12.39%
3 KAEF 6,63% 4,49% 3,49% 3,76% 3.83%
29
4 PYFA 2,03% 1,74% 2,08% 1,83% 2.34%
5 TSPC 15,15% 12,65% 10,99% 10,04% 10.81%
6 MERK 28,55% 26,46% 30,61% 27,03% 26.29%
7 SQBI 21,17% 5,48% 20,84% 22,94% 23.77%
Sumber : Lampiran .
Statistik Deskriftif Perusahaan Farmasi dengan Metode Economic Value
Added (EVA) dan Return On Assets (ROA)
Metode EVA dan ROA
METODE N Mean Std. Deviation
NILAI EVA 35 -184,263,310,780 1.986E11
ROA 35 156,860,562,124,63 1.814E11
Keterangan :
N = Jumlah Perusahaan
EVA = Economic Value Added
ROA = Return On Assets
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan perusahaan farmasi yang
diukur dengan metode Economic Value Added (EVA) mempunyai mean-
184,263,310,780. Dan kinerja keuangan perusahaan farmasi yang menggunakan
metode Return On Assets (ROA) mempunyai mean 156,860,562,124,63. Dari
angka tersebut terlihat bahwa perusahaan farmasi yang menggunakan metode
Return On Assets (ROA) sebagai alat ukurnya lebih baik daripada dengan
menggunakan metode Economic Value Added (EVA) sebagai alat ukurnya.
30
Pengujian Hipotesis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji keberadaan distribusi normal dalam
variabel independent dari penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan uji
satu sampel kolmogorov-smirnov (one-sampel kolmogorov-smirnov test). Test ini
merupakan salah satu uji untuk kebaikan sesuai (goodness-of-fit). Uji ini
digunakan untuk membandingkan tingkat kesesuaian sampel dengan suatu
distribusi tertentu, salah satunya distribusi normal, dengan hipotesis :
- Ho : Data sampel berdistribusi normal
- Ha : Data sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (data berdistribusi normal)
- Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (data tidak berdistribusi normal)
Tabel. Hasil Uji One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
EVA ROA
N 35 35
Normal Parametersa,,b
Mean -1.84E11 1.57E11
Std. Deviation 1.986E11 1.814E11
Most Extreme Differences Absolute . 338 . 272
Positive . 296 . 240
Negative -.338 -.272
Kolmogorov-Smirnov Z . 886 . 403
Asymp. Sig. (2-tailed) . 417 . 995
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat pada kolom Asymp.Sig.(2-tailed),
n1= 0, 417 ; n2 = 0,995. Pada perusahaan farmasi kinerja keuangannya dengan
menggunakan metode EVA memiliki nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,417.
Karena diperoleh sebesar 0, 417> 0,05 maka Ho diterima, yang berarti data
berdistribusi normal, dan pada perusahaan farmasi kinerja keuangannya dengan
31
menggunakan metode ROA memiliki nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,995.
Karena diperoleh sebesar 0, 995> 0,05 maka Ho diterima, yang berarti data
berdistribusi normal juga.
2. Uji Parametrik
Karena data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal maka
pengujian hipotesis menggunakan uji parametrik, yaitu uji-t sampel independen
(independen sampel t-test). Uji-t untuk sampel independen merupakan metode
yang digunakan untuk sampel bebas dengan membandingkan rata-rata antara dua
variabel yang diteliti. Data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS
Versi 17 for Windows
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ha : Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan
menggunakan metode EVA dan ROA..
Ho : Tidak Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan
menggunakan metode EVA dan ROA.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi dengan membandingkan
nilai probabilitas (Sig) dengan α = 5% dengan ketentuan sebagai berikut :
- Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
- Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Tabel 11. Hasil Pengujian Hipotesis
Keterangan Mean Sig. (2-
tailed)
Taraf nyata Kesimpulan
EVA -184,263,310,780
0,048 0,05 Ha diterima
Ho ditolak ROA 156,860,562,124,63
Dari hasil pengujian di atas diperoleh probabilitas sebesar 0,048 < 0,05 maka Ha
diterima dan Ho ditolak, yang berarti secara statistik menunjukkan Terdapat
perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi menggunakan metode EVA
dengan perusahaan farmasi yang menggunakan metode ROA dalam
perhitungannya di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009.
32
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan mengenai kinerja
keuangan perusahaan farmasi dengan menggunakan metode EVA dan ROA di
Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009.
1. Dari perhitungan metode EVA maka kinerja keuangan pada perusahaan
farmasi cenderung naik turun meskipun demikian kinerja keuangan
perusahaan farmasi yang diukur dengan metode EVA mempunyai mean –
184.363.310.780.
7 (tujuh) perusahaan yang menjadi sampel penelitian 5 (lima) diantaranya
menghasilkan nilai EVA negatif.
2. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba. Berdasarkan hasil perhitungan dan
analisis yang telah dilakukan mengenai kinerja keuangan perusahaan farmasi
dengan menggunakan ROA mempunyai mean156.860.562.124,63.
Secara keseluruhan dari 7 (tujuh) sampel perusahaan farmasi, 5 (lima)
diantaranya memiliki nilai ROA diatas 10%. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan farmasi tersebut sudah mampu memanfaatkan aktiva yang
dimiliki secara optimal dalam rangka menghasilkan keuntungan.
C. Saran
Mengacu pada simpulan di atas penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi investor yang akan menanamkan sahamnya pada perusahaan farmasi di
Bursa Efek Indonesia sebaiknya dalam mempertimbangkan keputusan
investasinya memperhatikan kinerja keuangan..
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih
banyak dan periode yang lebih panjang sehingga dapat memperoleh hasil yang
signifikan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi ke-
3.Rineka Cipta. Jakarta.
Iriani, Prapti. 2003. Perspektif Shareholder Value Creation Dalam Mengukur
Kinerja Dengan EVA. KOMPAK, no.8. Agustus 2003.
Jogiyanto. 2008. Metode Penelitian Sistem Informasi, Pedoman dan Contoh
Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Edisi ke-1.
Andi. Yogyakarta
Maria, Desva. 2006. Analisis Hubungan Nilai Tambah Ekonomis (EVA) Dengan
Nilai Tambah Pasar (MVA). Skripsi. Universitas Lampung.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi ke-
3. Salemba Empat. Jakarta
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Edisi ke-5. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Rahayu, Rahmawati Yuhana. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Periode 2004-2005).
Skripsi. Universitas Brawijaya.
Rusdin. 2008. Pasar Modal, Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik. Edisi
ke-2. Alfabeta. Bandung.
Tunggal, Amin Widjaja, 2008. PengantarKonsep Economic Value Added (EVA)
dan Value Based Management (VBM). Badan Penerbit Harvarindo : Jakarta
Weston dan Brigham, 1985. Buku Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
Young, S. David dan O’Byrne, Stephen F, 2001.EVA dan Manajemen
Berdasarkan Nilai : Panduan Praktis untuk Implementasi. Penerbit Salemba
Empat : Jakarta
…….2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Lampung. Bandar
Lampung
…….www.bi.go.id
…….www.idx.co.id