Upload
lykiet
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT
PROFITABILITAS, DAN KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)
ARIVINA TIASTRI
0741031015
081957171670
Jurusan : AKUNTANSI
Pembimbing I : Dr. Einde Evana, S.E.,M.Si.,Akt
Pembimbing II : Ninuk D. Kusumaningrum, S.E.M.Sc.,Akt
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT
PROFITABILITAS DAN KEPUTUSAN KEPUTUSAN KEUANGAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)
Oleh
ARIVINA TIASTRI
Penelitian ini dilakukan guna menguji ada atau tidaknya pengaruh struktur
kepemilikan, tingkat profitabilitas dan keputusan keuangan terhadap nilai
perusahaan.
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan metode
purposive judgment sampling dalam periode tahun 2006 s.d. 2010. Dari kriteria
yang telah ditentukan, diperoleh 17 perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda pada tingkat
keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (α)5 %. Dengan terlebih
dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum dilakukan analisis regresi linier
berganda.
Dari hasil pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda yang telah
dilakukan, didapat hasil bahwa secara individual variabel kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusinal tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan tingkat profitabilitas, kebijakan hutang dan kebijakan dividen
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka dari hasil tersebut disimpulkan
bahwa pengoptimalan peningkatan prifitabilitas, mengambil kebijakan hutang
sebagai pendanaan, dan membagikan dividen dengan mempertimbangkan segala
resiko dari segala keputusan yang diambil dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kata Kunci : Nilai Perusahaan, Struktur Kepemilikan (Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional), Tingkat Profitabilitas, Keputusan
Keuangan (Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen).
ABSTRACT
ANALYSIS EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE, LEVEL OF
PROFITABILITY, AND FINANCIAL DECISION AGAINST VALUE
COMPANIES
(Empirical Study In A Manufacturing Company Registered In BEI)
By
ARIVINA TIASTRI
This study was conducted to test whether or not the effect of ownership structure
(managerial ownership and institusional ownership), level of profitability and
financial decision (debt policy and dividend policy) against company.
Companies are being sampled in this study were manufacturing companies listed
on the Indonesian Stock Exhange with purposive judgement sampling method in
the period 2006 till of 2010. From predetermined criteria, acquired 17 companies
that became the study sample. This study uses multiple linier regression analysis
at 95% convidance level and error rate in the analysis (α) 5%. By first doing a test
prior to assuming the classical multiple linier regression analysis.
From the results of hypothesis testing with multiple linier regression analysis was
done, we got the result that the individual variables managerial and institutional
ownership has no effect on firm value. While the level of profitability, debt policy
and dividend policy effects firm value. And from the test result simultaneously or
jointly, ownership structure, level of profitability, and financial decisions affect
firm value. Thus these results concluded that optimization increased profitability,
adopted a policy of debt as a financing, and dividend taking into account all the
risk of any decision taken to enchange shareholder value.
Keywords : Corporate Value, Ownership Structure, (Managerial Ownership,
Institutional Ownership), Level Of Profitability, Financial Decisions (Policy Debt,
Dividend Policy).
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Latar Belakang
Hubungan manajer dengan pemegang saham di dalam agency theory digambarkan
sebagai hubungan antara agent dan principal (Schroeder et al. 2001 dalam
Christiawan dan Tarigan, 2007). Manajer sebagai agent dan pemegang saham
sebagai principal. Manajer harus mengambil keputusan bisnis terbaik untuk
meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Jika agen dan prinsipal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing,
serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka ada alas an untuk
percaya bahwa agen (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai keinginan
principal (Jasen dan Meckling, 1976 dalam Rachmawati, 2007). Sebagai pihak
yang bertugas untuk mengelola perusahaan, manajer merupakan pihak yang lebih
banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan
dating dibandingkan pemilik atau pemegang saham (Ujiyanto, 2007).
Untuk mengatasi konflik keagenan, pemegang saham harus bersedia untuk
memberikan insentif yang layak kepada manajer dan mengeluarkan biaya
pengawasan untuk mengontrol seluruh tindakan manajer. Biaya-biaya tersebut
dikenal sebagai biaya keagenan. Terdapat beberapa alternatif yang dapat
digunakan untuk mengurangi konflik keagenan, antara lain menyejajarkan
kepentingan manajemen dengan pemegang saham dengan mengikutsertakan
manajer untuk memiliki saham perusahaan tersebut (Managerial Ownership),
meningkatkan jumlah pembagian dividen, meningkatkan pendanaan dari hutang
dan meningkatkan kepemilikan institutional. Dengan dilaksanakannya alternatif
tersebut diharapkan tidak hanya mengurangi konflik dan biaya keagenan tetapi
juga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) juga merupakan
elemen yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Informasi laba berperan
penting sebagai sinyal kinerja suatu perusahaan dan digunakan dalamberbagai
pembuatan keputusan penting oleh para pengguna informasi akunansi serta
digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya.
Semakin tinggi kemampuan keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya.
Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar
return yang diharapkan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi akan diminati sahamnya oleh para investor.
Hutang adalah instrument yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai
perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham,
namun titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan
karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya
yang ditimbulkannya (Soliha dan Taswan, 2002). Penelitian terdahulu mengenai
nilai perusahaan dan factor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak
dilakukan. Dalam penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) mengenai
mekanisme corporate governance, kualitas laba dan nilai perusahaan,
disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara negative terhadap
nilai perusahaan. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Soliha dan Taswan
(2002) yang meneliti pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, menemukan hubungan yang signifikan dan
positif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan.
Peningkatan dividen dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam
mencari tambahan dana dari pasar modal dan perbankan. Dividen mengandung
informasi atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan. Pengumuman
meningkatnya dividen telah meningkatkan return saham, dan dapat digunakan
untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan perusahaan dimasa mendatang
(Roseff, 1982 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006)
Wahyudi dan Pawestri (2006) yang memiliki implikasi struktur kepemilikan
terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai variable
intervening, membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak mempengaruhi
keputusan keuangan dan nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial
mempengaruhi nilai perusahaan, keputusan pendanaan dan keputusan investasi,
namun tidak turut mempengaruhi kebijakan dividen. Hasil penelitian tersebut
berbeda dengan hasil penelitian (rachmawati dan Trijatmiko (2007). Dalam
penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba
dan nilai perusahaan, disimpulkan bahwa baik kepemilikan manajerial maupun
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Tingkat Profitabilitas dan Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1 Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
2 Apakah Kepemilikan Institutional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
3 Apakah Tingkat Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
4 Apakah Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
5 Apakah Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai ruang lingkup yang jelas dan terarah, maka
penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
2. Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI sejak
tahun 2006-2010.
3. Penelitian ini mengambil periode penelitian 2006-2010 karena laporan
keuangan perusahaan per 31 Desember yang dipublikasikan di BEI pada
periode penelitian adalah 31 Desember dan untuk menghindari data penelitian
yang bias, maka rentang waktu periode penelitian dimundurkan selama 5
tahun hingga tahun 2006.
4. Struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan
Manajerial (Managerial Ownership) dan Kepemilikan Institusional
(Institutional Ownership). Keputusan keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Kebijakan Hutang dengan proksi Debt to Asset Ratio,
Kebijakan Dividen dengan proksi Dividen Yield Ratio.
5. Tingkat Profitabilitas diproksikan dengan Return On Assets.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
Struktur Kepemilikan (Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) dan
Kepemilikan Institutional (Institutional Ownership)), Tingkat Profitabilitas
dan Keputusan Keuangan (Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen)
terhadap Nilai Perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai kontribusi yang positif bagi
banyak pihak, antara lain:
1. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki topik
sejenis dan berkaitan dengan penelitian ini.
2. Untuk memberi informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai
pengaruh struktur kepemilikan, kinerja keuangan dan keputusan keuangan
terhadap Nilai Perusahaan.
3. Untuk memberi informasi kepada perusahaan mengenai upaya untuk
meningkatkan Nilai Perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun t yang
tercermin pada harga saham tahun t+1. Pengukuran variable nilai perusahaan
adalah rasio kenaikan/penurunan harga saham tahun t+1dengan nilai buku per
lembar saham pada neraca akhir tahun t (Sujuko dan Subiantoro, 2005). Dalam
jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama
dan French, 1998 dalam Wahyudi dan Pawestri).
Jasen (2001) dalam Wahyudi dan Pewestri (2006 ) menjelaskan bahwa untuk
memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus
diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, warran, maupun
saham preferen serta penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan
manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
terhadap tujuan perusahaan. Nilai perusahaan ini bertujuan untuk mengukur nilai
asset yang dimiliki perusahaan dan umumnya berkaitan dengan harga saham yang
berfluktuasi di bursa efek atau bursa saham pada saat tertentu.
2.2 Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership)
Kepemilikan manajerial (Managerial Ownership) adalah jumlah kepemilikan
saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola
(Ujiantho dan Pramuka, 2007). Dengan adanya kepemilikan saham oleh manajer,
maka manajer akan menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan selaku
pemegang saham sehingga tidak hanya dapat mengurangi konflik dan biaya
keagenan, tetapi juga dapat memotivasi manajer untuk meningkatkan kinerja dan
bertanggung jawab meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kepemilikan
manajerial dapat dihitsung dengan membagi jumlah kepemilikan saham
manajerial dengan jumlah saham yang beredar dikalikan 100% (Daljono, 2000).
2.3 Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership)
Kepemilikan intitusional (Institutional Ownership) yaitu proporsi saham yang
dimiliki oleh pihak intitusional dari seluruh modal saham perusahaan, dimana
pihak institusional yang dimaksud dapat berupa perusahaan lain atau lembaga-
lembaga keuangan seperti perusahaan asuransi, leasing, dana pensiun dan lain-
lain. Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan membagi jumlah
kepemilikan saham institusional dengan jumlah saham yang beredar dikalikan
100% (Jasen dan Meckling, 1976 dalam Daljono, 2000) dan juga dapat terlihat
dari catatan atas laporan keuangan perusahaan pada bagian modal saham.
2.4 Tingkat Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba atau keuntungan melalui semua kemampuan dan sumber daya
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebagainya (Harahap, 2005:304). Rasio profitabilitas terbagi menjadi
: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Earning Per Share,
Operating Ratio dan Economic Value Added (Harahap, 2005:305).
2.5 Kebijakan Hutang Atau Keputusan Pendanaan (Financing Decission )
Keputusan pendanaan atau kebijakan hutang merupakan keputusan yang
menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk
melakukan investasi atau memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang
menimbulkan biaya paling murah.
2.6 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang penting bagi perusahaan karena
kebijakan dividen merupakan kebijakan penggunaan laba yang diperoleh
perusahaan yang dapat ditahan sebagai laba ditahan (retained earning) sehingga
dapat digunakan sebagai sumber dana dalam perusahaan (internal financing) bagi
investasi perusahaan atau laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen kepada
para pemegang saham. Pendapat lainnya mengatakan bahwa, kebijakan dividen
menentukan penempatan laba, yaitu antar membayar kepada para pemegang
saham dan menginvestasikannya dalam perusahaan, dengan kata lain dividen
merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham (Weston, 1999).
2.7 Pengembangan Hipotesis
1. Kepemilikan Manajerial (Manajerial Ownership)
Kepemilikan manajerial akan menyejajarkan kepentingan manajemen dan
pemegang saham, sehingga akan memperoleh manfaat langsung dari keputusan
yang diambil serta menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan
keputusan yang salah. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa semakin besar
proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen cenderung
lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adalah dirinya
sendiri. Hal ini tentunya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai
tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di
atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H1 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
2. Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership)
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan memotivasi pihak investor
institusional untuk lebih ketat mengawasi pihak manajemen dan menghalangi
perilaku oportunis manajer. Peningkatan kepemilikan institusional merupakan
monitoring agen yang efektif untuk mengurangi agency conflict dalam
perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol
eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi agency cost dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan, sehingga akan menggunakan dividen an utang
pada tingkat rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
H2: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
3. Tingkat Profitabilitas
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari peningkatan rasio profitabilitas
perusahaan setiap tahunnya. Semakin besar peningkatan profitabilitas perusahaan,
maka dapat dikatakan tingkat pertumbuhan semakin meningkat. Signaling theory
menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai earning yang semakin
meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek
yang bagus di masa yang akan dating. Prosfek bagus tersebut akan direspon
positif oleh investor. Respon positif akan meningkatkan harga saham untuk
selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H3 : Tingkat Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
4. Kebijakan Hutang
Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis
yang rendah karena penggunaan utang mengurangi kebutuhan ekuitas eksternal.
Hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar (Brigham, 1998 dalam Lihan
dan Anas, 2010). Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off
Theory dan Pecking Order Theory. Dalam Pecking Order Theory dinyatakan
bahwa sumber pendanaan adalah dari laba ditahan, utang dan yang terakhir adalah
penerbitan ekuitas baru. Adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan
penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen guna menghindari
investasi yang sia-sia, dengan demikian akan meningkatkan nilai perusahaan.
Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang
akan menurunkan harga saham (Jansen, 1998 dalam Soliha dan Taswan, 2002).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H4 : Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
5. Dalam penelitian Lihan dan Anas (2010) yang berjudul pengaruh keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Dan dari hasil analisi mereka disimpulkan bahwa keputusan pendanaan/ kebijakan
hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Wahyudi dan pawestri (2006) yang berjudul implikasi struktur
kepemilikan terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai
variable intervening yang menyimpulkan hasil yang sama.
Peningkatan dividen dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam
mencari tambahan dana dari pasar modal dan perbankan. Dividen mengandung
informasi atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan. Pengumuman
meningkatnya dividen telah meningkatkan return saham, dan dapat digunakan
untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan perusahaan di masa mendatang
(Roseff, 1982 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006). Pembayaran dividen yang
semakin meningkat menunjukan prospek perusahaan semakin bagus sehingga
investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H5 : Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini di kumpulkan dengan metode dokumentasi, yaitu
memperoleh data dari dokumen berupa laporan keuangan dan laporan harga
saham yang berasal dari Indonesian Capital Market Dirrectory (ICMD).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, time series
yang diperoleh dari laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang listing
di BEI selama tahun 2006-2010 dan data tersebut merupakan data kuantitatif yaitu
data yang berwujud angka-angka yang kemudian dioleh dan diintepretasikan
untuk memperoleh makna dari data tersebut.
3.2 Populasi Dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode Purpose Judgement Sampling, yaitu
merupakan metode pemilihan sampel secara tidak acak (non profitabilitas) yang
informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Nur
Indrianto dan B. Supomo, 1999:131). Pertimbangan yang digunakan dalam
pemilihan sampel penelitian ini didasarkan atas kriteria-kriteria sebagi berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang listing di BEI dan mempublikasikan laporan
keuangan yang lengkap termasuk catatan atas laporan keuangan, dengan
periode yang berakhir 31 Desember 2006-2010.
2. Laporan keuangan disajikan dalam rupiah.
3. Perusahaan memiliki data jumlah hutang, harga saham (pasar dan nominal),
jumlah saham beredar, presentase kepemilikan manajerial (direktur dan
komisaris) dan kepemilikan institusional (perusahaan lain atau lembaga
keuangan) serta membagikan dividen kas selama tahun 2006-2010.
4. Perusahaan tidak mengalami kerugian atau memiliki saldo laba negatif selama
tahun 2006-2010.
5. Perusahaan tersebut tidak didelisting selama tahun 2006-2010.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur
dengan Price Book Value (PBV). Nilai perusahaan yang tercermin dari harga
pasar saham akan menunjukan keuntungan atau kemakmuran bagi pemegang
saham.
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya
tetapi mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel
independen yang digunakan diwakili oleh :
1. Kepemilikan Saham Manajerial (Managerial Ownership)
Kepemilikan saham manajerial dapat dilihat dari jumlah persentase saham yang
dimiliki oleh manajer dan direksi. Secara matematis kepemilikan manajerial dapat
dihitung dengan rumus: (Daljono,2000)
2. Kepemilikan Saham Institusional (Institusional Ownership)
Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan membagi jumlah
kepemilikan saham institusional dengan jumlah saham yang beredar
dikalikan 100% (Jasen dan Meckling, 1978 dalam Daljono, 2000). Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
3. Tingkat Profitabilitas
Pada penelitian ini, tingkat profitabilitas diukur melalui Return on Assets
(ROA) yang menunjukan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan bila
diukur dari nilai aktiva (Harahap, 2006:305).
4. Kebijakan Hutang
Dalam penelitian ini, kebijakan hutang diukur dengan Debt to Assets Ratio
(DAR). DAR merupakan rasio yang mengukur persentase dana yang diesuaikan
oleh kreditur dalam membiayai aktiva perusahaan (Brigham, 1999:86 dalam
Wahyudi dan Pawestri, 2006).
5. Dalam penelitian ini, kebijakan dividen diukur dengan Dividend Yield Ratio
(DYR). DYR menunjukan perbandingan dividen per lembar saham yang
dibagikan dengan harga saham (Imam Subekti, 2000 dalam Wahyudi dan
Pawestri, 2006).
3.4 Uji Regresi Linier Berganda
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya
pengaruh dari variabel independent yaitu struktur kepemilikan (Kepemilikan
Manajerial dan Manajerial Institusional), kinerja keuangan (Tingkat Profitabilitas)
dan keputusan keuangan (Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen) terhadap
variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan dengan alat analisis regresi linier
berganda. Variabel dependen dinotasikan dengan Y dan variabel independen
dinotasikan dengan X, sehingga model regresi linier berganda yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut, Gujarati, 1995):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X54+ b5X5 + e
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
a : Konstanta
X1 = Kepemilikan Saham Manajerial (Managerial Ownership)
X2 = Kepemilikan Saham Institusional (Institusional Ownership)
X3 = Tingkat Profitabilitas
X4 = Kebijakan Hutang
X5 = Kebijakan Dividen
b1-b5 = Koefisien Variabel X1-X5
e = Error
Pengelolaan data dilakukan dengan Microsoft Excel, sedangkan pengujian
hipotesis dilakukan dengan Statistical Package for Social Sciense (SPSS) versi
16.0 pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (α) 5%.
Jika sig < 0.05 maka : H0 ditolak dan Ha diterima
Jika Sig < 0.05 maka : H0 ditolak dan Ha diterima
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Hipotesis
Uji – t bertujuan untuk mengetahui signifikansi dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
besarnya nilai profitabilitas (p-value) masing-masing koefisien regresi variabel
independen dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α). Dengan dasar
keputusan berdasarkan profitabilitas adalah sebagai berikut:
Jika (p-value) > 0.05 maka Ha ditolak.
Jika (p-value) < 0.05 maka Ha diterima.
Tabel 8. Hasil Pengujian Signifikansi Parameter Individual
Variabel
Independen B Sig Kesimpulan
(Constant) -2.767 .204
MOWN -.079 .143 H1 ditolak
INST .001 .980 H2 ditolak
ROA .479 .000 H3 diterima
DAR 4.128 .020 H4 diterima
DYR -.231 .050 H5 diterima
Sumber : Lampiran 9
Dari tabel hasil pengujian signifikansi parameter individual diatas diambil
keputusan terhadap variabel independen sebagai berikut:
H1 : Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai regresi (B) adalah -
0.079, artinya, setiap peningkatan kepemilikan manajerial sebesar 1% maka akan
menyebabkan penurunan pada nilai perusahaan sebesar 0.079. Kolom Sig.
(significance) sebesar 0.143 menunjukan bahwa p-value lebih besar dari 0.05,
maka H1 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut dikarenakan data kepemilikan
saham manajerial antar perusahaan memiliki perbedaan yang tinggi, sehingga
hasil pengujian signifikansi parameter individual terhadap hipotesis ini menjadi
tidak berpengaruh. Secara teori hal tersebut dikarenakan manajemen perusahaan
tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan. Manajemen lebih banyak
dikendalikan pemilik mayoritas sehingga manajemen hanya kepanjangan tangan
pemilik mayoritas. Dengan demikian hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006), Siallagan dan
Machfoedzs (2006) serta Rachmawati dan Triatmoko (2007).
H2 : Kepemilikan Institusional Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai regresi (B) adalah
0.001, artinya, setiap peningkatan kepemilikan institusional sebesar 1% maka
akan menyebabkan kenaikan pada nilai perusahaan sebesar 0.001%. Kolom Sig.
(significance) sebesar 0.980 menunjukan bahwa p-value lebih besar dari 0.05,
maka H2 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut dikarenakan naik turunnya
harga saham perusahaan yang merupakan cerminan dari nilai perusahaan salah
satunya dapat disebabkan oleh kebujakan perusahaan yang ditentukan oleh pihak
manajemen. Investor institusional hanya berfungsi mengawasi pihak manajemen
dan tidak ikut serta dalam penentuan kebijakan perusahaan. Hasil tersebut sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006).
H3 : Tingkat Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai koefisien regresi (B)
adalah 0.479 artinya, setiap peningkatan profitabilitas sebesar 1% maka akan
menyebabkan kenaikan pada nilai perusahaan sebesar 0.479%. kolom Sig.
(significance) sebesar 0.000 menunjukan bahwa p-value lebih kecil dari 0.05,
maka H3 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari peningkatan rasio profitabilitas
perusahaan setiap tahunnya. Semakin besar peningkatan profitabilitas perusahaan,
maka dapat dikatakan tingkat pertumbuhan semakin meningkat. Signaling theory
menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai keproduktifan yang semakin
meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek
yang bagus di masa yang akan datang. Prospek bagus tersebut akan direspon
positif oleh investor. Respon positif akan meningkatkan harga saham untuk
selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil tersebut mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sujoko dan Ugy Soebiantoro (2005)
serta Yuniasih dan Wirakusuma (2007).
H4 : Kebijakan Hutang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai koefisien regresi (B)
adalah 4.128, artinya, setiap peningkatan hutang sebesar 1% maka akan
menyebabkan kenaikan pada nilai perusahaan sebesar 4.128% . Kolom Sig.
(significance) sebesar 0.020 menunjukan bahwa p-value lebih kecil dari 0.05,
maka H4 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan hutang memiliki
pengaruh signifikansi terhadap nilai perusahaan. Dalam Pecking Order Theory
dinyatakan bahwa sumber pendanaan adalah dari laba ditahan, utang dan yang
terakhir adalah penerbitan ekuitas baru. Adanya hutang dapat digunakan untuk
kegiatan kerja oprasional perusahaan yang akan berdampak positif pada
perusahaan seperti terjadinya peningkatan laba, peningkatan reputasi perusahaan,
dan peningkatan tersebut akan meningkatkan harga saham yang secara langsung
juga akan meningkatkan nilai perusahan. Hasil ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Sujoko dan Ugy Soebiantoro (2005), Wahyudi
dan Pawestri (2006), Siallagan dan Machfoedz (2006) serta Rachmawati
Triatmoko (2007) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang/pendanaan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
H5 : Kebijakan Dividen Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai koefisien regresi (B)
adalah –0.231, artinya, setiap peningkatan dividend sebesar 1% maka akan
menyebabkan penurunan nilai perusahaan sebesar 0.231%. Kolom Sig.
(significance) sebesar 0.050 menunjukan bahwa p-value lebih besar dari 0.05,
maka H5 di teroma. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukan peningkatan laba dan
reputasi perusahaan yang semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk
membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat. Selain itu, peningkatan
pembayaran dividen juga sesuai dengan tuntutan pemegang saham sehingga dapat
menghindari konflik antara manajemen dan perusahaan. Hasil ini tidak sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006)
yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan karena nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan
dasarnya untuk menghasilkan laba serta resiko bisnisnya.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari Struktur
Kepemilikan( Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional), Tingkat
Profitabilitas (Return on Asset) dan Keputusan Keuangan (Kebijakan Hutang
(Debt to Asset Ratio) dan Kebijakan Dividen (Dividend Yield Ratio)) terhadap
Nilai Perusahaan (Price Book Value) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2007.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan guna melihat
pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen baik
secara serentak/bersama-sama maupun secara individual, maka dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Uji Statistik – F,
Struktur Kepemilikan (Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional),
Tingkat Profitabilitas, dan Keputusan Keuangan ( Kebijakan Hutang dan
Kebijakan Dividen) secara serentak/bersama-sama berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan dari
perusahaan-perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh Struktur Kepemilikan,
Tingkat Profitabilitas dan Keputusan Keuangan.
Namun dari pengujian secara individual yang dilakukan dengan Uji Statistik – t
menunjukan hasil bahwa tidak semua variabel independen memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen. Hanya variabel Tingkat Profitabilitas (Return on
Asset (ROA)), Kebijakan Hutang (Debt to Asset Ratio (DAR)) dan Kebijakan
Dividen (Dividend Yield Ratio (DYR)) saja yang berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Perusahaan (Price Book Value (PBV)). Sedangkan Kepemilikan Manajerial
(Managerial Ownership (MOWN)) dan Kepemilikan Institusional (Institutional
Ownership (INST)) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV).
Dengan adanya penelitian ini akan memberikan gambaran kepada pihak
manajemen perusahaan manufaktur tentang bagaimana meningkatkan nilai
kepemilikan saham, meningkatkan profitabilitas, menggunakan hutang sebagai
kebijakan pendanaan dan membagikan dividen tentunya juga dengan
mempertimbangkan segala resiko dari setiap keputusan/kebijakan yang diambil.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian,
yaitu:
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini lebih sedikit dari
penelitian-penelitian sebelumnya dan terbatas pada perusahaan manufaktur
sehingga kesimpulan penelitian ini mungkin tidak akan berlaku untuk
perusahaan pada sektor ;lain.
2. Keputusan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini hanya Kebijakan
Hutang dan Kebijakan Dividen.
3. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini relatif
sedikit. Sedangkan variabel yang terkait dengan nilai perusahaan relatif
banyak, sehingga kemungkinan akan didapat kesimpulan yang berbeda.
5.3 Saran
Saran penulis terhadap penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode penelitian
dan menambah jumlah sampel penelitian sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kekuatan hasil penelitian.
2. Untuk variabel Keputusan Keuangan dapat menambahkan keputusan
investasi.
3. Untuk variabel Tingkat Profitabilitas, Kebijakan Hutang dan Kebijakan
Dividen dapat menggunakan rasio-rasio keuangan lainnyasebagai proksi dan
atau diproksikan pada lebih dari satu rasio keuangan.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah variabel
independen yang terkait dengan nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Wiwin. 2009. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan
Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi, FE Unila:
Lampung.
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT.
RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Teori Akuntansi. PT. RajaGrafindo Persada:
Jakarta.
Harjito, D. Agus dan Nurfauziah. 2006. Hubungan Kebijakan Hutang, Insider
Ownership dan Kebijakan Dividen Dalam Mekanisme Pengawasan
Masalah Agensi di Indonesia. JAAI vol. 10
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodelogi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen I. BPFE -Yogyakarta: Yogyakarta.
Jogiyanto, H.M, MBA,Akt. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE –
Yogyakarta: Yogyakarta.
Kaaro, Hermeindito.2002. Analisis Laverage dan Dividen Dalam Lingkungan
Ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order Theory dan Balancing
Theory. Simposium Nasional Akuntansi IV: Jakarta.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengarusi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi X: Makasar.
Santoso, Singgih. 2007. Menguasai Statistik di Era Informasi Dengan SPSS 15.
PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Governance
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. SNA IX: Padang.
Soliha, Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, STIE STIKUBANK: Semarang.
Soebiantoro, Ugy dan Sujoko. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Laverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9 No. 1. FE
Universitas Kristen Petra: Surabaya.
Tarigan, Josua dan Yulius Jogi Christiawan. 2007. Kepemilikan Manajerial:
Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal akuntansi
dan Keuangan, Vol 9. No.1, FE Universitas Kristen Petra: Surabaya.
Ujiyanto, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium
Nasional Akuntansi X: Makasar.
Wahyudi, Untung dan Hartini, P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai
Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX: Padang.
Wijaya, Lihan Rini Puspo dan Anas Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap
Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII: Purwokerto.
Yuniasih, Ni Wayan dan Made Gede Wirakusuma. 2007. Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance
Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana: Bali.
--------------. Situs hptt://www.idx.co.id