Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN PENDISTRIBUSIAN LABA DALAM
AKUNTANSI SYARIAH UNTUK MENCAPAI PRINSIP KEADILAN
(STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA DAN
BANK SYARIAH MANDIRI)
SKRIPSI
Siti Mariatul Ulfa
SE 120170
Pembimbing :
Drs. H. Sissah, M.Hi
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si
KONSENTRASI EKONOMI AKUNTANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERISTAS ISLAM NEGERI(UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H/2019 M
MOTTO
Artinya: “Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu
melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
Kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan,
dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang Berlakuadil.” (QS. Al-Hujurat : 9).1
1Tim Penerjemah Depag RI, al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
213
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi laba pada perbankan
syariah dengan fokus kajiannya pada distribusi laba kepada para stakeholder.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik
pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian
ingin melihat bagaimana prinsip keadilan itu muncul dalam praktek
pendistribusian laba perusahaan. Objek penelitian dalam skripsi ini ada dua yaitu
BSM Jambi dan BMI Jambi.
Berdasarkan temuan di lapangan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut: (1) Pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada BMI Jambi
ditujukan kepada segenap pihak, mulai dari pimpinan hingga karyawan secara
adil. Pihak-pihak yang dimaksudkan adalah: mulai dari pemilik dana
(pemegangsaham), nasabah, karyawan, lembaga zakat, pemerintah (pajak), dan
dana cadangan umum. Pendistribusian labanya tidak semata-mata dalam bentuk
uang (materi), namun juga dalam bentuk lainnya seperti: pelatihan, fasilitas
internasional banking bagi nasabah (termasuk fitur-fitur aplikasi mobile banking).
(2) Pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada BSM Jambi telah
melakukan prinsip keadilan dalam pembagian labanya. Dan ditujukan kepada
beberapa pihak yaitu: untuk pemilik dana, karyawan BSM, pemerintah, zakat. (3)
Perbandingan pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada BMI Jambi dan
BSM Jambi secara prinsip tidak ada perbedaan yang mencolok. Hampir dapat
dikatakan antara BMI dan BSM memiliki persamaan dalam prinsip keadilan
pembagian labanya. Hanya saja terdapat perbedaan-perbedaan dalam
peristilahannya saja dan di dalam BMI ada distribusi laba bagi cadangan umum,
sedangkan di BSM tidak ada.
Kata Kunci: DistribusiLaba, AkuntansiSyariah.
ABSTRACT
This study aims to analyze the distribution of earning in Islamic banking
with the focus of his study on the distribution of earnings to stakeholders. This
study uses qualitative research methods with data collection techniques namely
observation, interviews, and documentation. Then want to see how the principle
of justice arises in the practice of distributing corporate profits. There are two
research objects in this thesis, namely BSM and BMI.
Based on the findings in the field, a number of things can be summarized
as follows: (1) Profit distribution in Islamic accounting at BMI Jambi is addressed
to all parties, from the leadership to the employees fairly. The intended parties are
: starting from the funds (stakeholders), customers, employees, zakat, institutions,
the government (tax), and general reserve funds. Distribution of profits is not
solely in the from of money (material), but also in other forms such as : training,
international banking facilities for customers (including features of the mobile
banking application). (2) Profit distribution in sharia accounting at BSM Jambi
has carried out the principle of fairness in the distribution of profits. And
addressed to several parties, namely : for fund owners, Bsm employees, the
government, and zakat. (3) Comparison of profit distribution in Islamic
accounting at BMI Jambu and BSM Jambi in principle there is no very striking
difference. It can almost be said that BMI and BSM have something in common in
the principle of fair distribution of profits. It‟s just that there are differences in
terms only and in the BMI there is a profit distribution general reserves, while in
BSM there is no.
Keywords: Profit distribution, Islamic accounting.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobbil „alamin
Puji syukur Atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi
nikmat kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini guna memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1).
Sholawat beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada
junjunganku Muhammad Rasulullah Saw,
Kuibaratkan karya kecilku ini bak serantai mawar yang
wanginya akan tetap teringat sepanjang hayat, meski kelak
raganya akan lekang terlengser waktu, dan kupersembahkan
skripsiku ini buat :
Kedua orang tua ku Bapak Muhammad Ikhsan dan Ibu Lusirum
tercinta yang tak pernah lelah membesarkan ku dengan kasih
sayang, serta memberiku dukungan, perjuangan, motivasi dan
pengorbanan dalam hidup ini.
Kakakku Syarifah Nurhayati,S.Pd, Iparku Archia Kurnia
Rigatama,S.H, Adikku UswatunKhasanah,A.Md, dan Prabu Arkhan
yang selalu menyemangatiku, memberi motivasi dan dukungan.
Sahabatku Ari RizkyYanto,S.T, RestuFitri,S.S, Rika
wulandari,SE.Sy, Sartini,SE.Sy yang selalu memberi semangat dan
dukungan serta canda tawa yang sangat mengesankan. dan teman-
teman seangkatan akuntansi B yang telah menginspirasiku
dalam langkah gelap dan terang hidupku.
KATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu
(S.1) pada Program Jurusan Ekonomi Syariahdi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Shalawat dan salam juga
penulis khaturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan
keluarganya yang telah membawa umat manusia dari kehidupan yang
tidak berperadaban menuju kepada masyarakat yang penuh dengan
semangat ilmu pengetahuan dan penuh dengan keadaban.
Skripsi ini diberi judul “Analisis Perbandingan Pendistribusian
Laba Dalam Akuntansi Syariah Untuk Mencapai Prinsip Keadilan
(Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah
Mandiri)” merupakan suatu kajian tentang pendistribusian yang adil.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data
maupun dalam penyusunannya.
Peneliti menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini, peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Sua‟idi Asyari, MA., Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr. Sucipto, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Drs. H. Sissah, M. Hi dan Bapak Ambok Pangiuk, S. Ag., M.Si, selaku
pembimbing I dan pembimbing II skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
yang telah memberi ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Bapak dan Ibu pimpinan dan karyawan Bank Muamalat Indonesia Jambi dan
Bank Syariah Mandiri Jambi yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik lansung
maupun tidak lansung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita mohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, November 2019
Penulis
Siti Mariatul Ulfa
SE.120170
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ................................................................................... i
NOTA DINAS .............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................. iii
PENGESAHAN ........................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ ivx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
C. Batasan Masalah............................................................................................ 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
E. Kerangka Teori.............................................................................................. 8
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 21
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................................ 22
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 23
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 24
E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 25
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................................... 26
G. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 27
H. SistematikaPenulisan..................................................................................... 28
I. JadwalPenelitian ............................................................................................ 31
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Bank SyariahMandiri (BSM) Jambi ................................................... 32
B. Profil Bank Muamalat Indonesia (BMI) Jambi ............................................. 46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. PendistribusianLabapada Bank Muamalat Indonesia Jambi ......................... 56
B. PendistribusianLabapada Bank SyariahMandiri Jambi ................................ 65
C. PerbandinganPendistribusianLabapada BMI Jambi dan BSM Jambi ........... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 73
B. Saran .............................................................................................................. 73
C. Kata Penutup ................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 76
LAMPIRAN ................................................................................................. 80
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................... 81
DAFTAR SINGKATAN
BUS : Bank Umum Syariah
BSM : Bank Syariah Mandiri
MUI : Majelis Ulama Indonesia
UU : Undang-undang
BMI : Bank Muamalat Indonesia
YKP : Yayasan Kesejahteraan Pegawai
PKPA : Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para
Anggota
BSB : Bank Susila Bakti
No : Nomor
BSM CNF : BSM Customer Networking Financing
ATM : Anjungan Tunai Mandiri
SMS : Short Massage Service
PPBA : Pembayaran Melalui Menu Pemindahbukuan di ATM
BSM RTGS : Real Time Gross Settlement
DUIT : Dana Untuk Indonesia Tercinta
PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
PEDOMAN TRANSLITERASI
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
1 2 3
Tidak ا
dilambangkan
b ب
t ت
ts ث
j ج
ḥ h (titik bawah) ح
kh خ
d د
dz ذ
r ر
z ز
s س
sy ش
ṣ s (titik bawah) ص
ḍ d (titik bawah) ض
ṭ t (titik bawah) ط
ẓ z (titik bawah) ظ
Koma terbalik di „ ع
atas
gh غ
f ف
q ق
k ك
l ل
m م
n ن
w و
h ھ
la لا
Apostrop ء
y ي
1. Vokal Tunggal
Tanda Huruf Latin Keterangan
A -
I -
ۥ U -
2. Vokal Rangkap
Tanda Huruf Latin Keterangan
- Ay ي .....
- Aw و .....
Contoh: حسين : Husayn
3. Maddah
Tanda Huruf Latin Keterangan
 a dan garis di atas ا
Î i dan garis di atas لى
Û u dan garis di atas لو
4. Ta‟ Marbutah
لمدينةالمورةا : al-Madînah al-Munawwarah
Fâtimah : فاطمة
Wizârat al-Tarbîyah : وزارةالتربية
5. Shaddah
Rabbana : ربنا
Nazzala : نزل
6. Kata Sandang
al-Syams : الشمش
قلمال : al-Qalam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam sistem ekonomi Islam, terutama yang berkaitan dengan
pola kerjasama usaha dalam bentuk syirkah, diatur tentang bagaimana
hasil usaha (laba bersih) perusahaan didistribusikan kepada pihak-pihak
yang bekerja.Permasalahan distribusi ini telah diatur oleh hukum-hukum
Islam yang berkaitan dengan masalah kepemilikan, perolehan harta,
pengelolaan harta, pengembangan harta, mata uang, jual beli, dan
distribusi kekayaan.2
Bank Islam harus mampu mengelola sumber pendapatan dan beban
pendapatannya secara maksimal agar mampu mencapai tingkat
keuntungan secara optimal.proses penentuan bagi hasil diperlukan
kesepakatan kedua belah pihak, yang terungkap dalam nibah bagi hasil.
Proses penentuan penentuan nisbah bagi hasil dalam bank Islam hampir
sama dengan penghitungan biaya dana dan penghitungan tingkat bunga
pembiayaan pada Bank Konvensional berbasiskan biaya sedangkan Bank
Islam berbasiskan pendapatan.3
Modal merupakan salah satu faktor penunjang dalam sebuah
produktivitas.Di dalam ajaran Islam, distribusi sebuah kesejahteraan harus
diupayakan secara adil sesuai dengan besaran kontribusinya.Permasalahan
2Nita Muliza Pitri, ”Analisis distribusi Laba Dalam Akuntansi Syariah Untuk Mencapai
Prinsip Keadilan (Studi Pada Bank Syariah Mandiri)” Skripsi Institut Agama Islam Negeri Jambi,
(2016), hlm. 7-8 3H. Veithzal Rivai, dan Ariviyan Arifin, Islamic Banking (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm.
799
1
distribusi ini telah diatur oleh hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan
kepemilikan, perolehan harta, pengelolaan harta, pengembangan harta,
mata uang, jual beli dan distribusi kekayaan.4
Laba merupakan ukuran usaha dan prestasi manajemen, dimana
mereka diberi imbalan atas dasar kinerja pekerjaannya.Salah satu tujuan
usaha adalah untuk mencapai laba. Dimana laba merupakan gambaran dari
pertumbuhan harta, laba didapat jika terjadi proses perputaran modal dan
pengoprasiannya dalam kegiatan-kegiatan dagang dan moneter.
Islam sangat mendorong pendayagunaan modal dan melarang
menyimpannya sehingga tidak habis dimakan zakat, dan harta tersebut
dapat memberiakn kontribusi dalam kegiatan ekonomi. Menurut
masyarakat muslim, laba bukanlah tujuan yang paling utama dalam
pendirian suatu perusahaan atau organisasi. Namun hal itu bukan berarti
perusahaan tersebut tidak boleh memperoleh laba, hanya saja laba yang
diperoleh harus halal dan sesuai dengan prinsip Syariah.Ada dua konsep
Islam yang berkaitan dengan pembahasan masalah laba yaitu adanya
mekanisme pembayaran zakat dan sistem tanpa bunga.
Sistem keuangan Syariah menjadi salah satu sistem terbaik dan
terlengkap yang diakui secara internasional. Per juni 2015, industri
perbankan Syariah terdiri dari 12 Bank umum Syariah, 22 unit usaha
Syariah yang dimiliki oleh Bank umum Konvensional dan162 BPRS
4Surepno dan Prabowo Yudo Jayanto, “Distribusi Laba Sebagai Implementasi Nilai Keadilan
Dalam Akuntansi Syariah Pada PT. Bank Syariah Mandiri” Jurnal Ekonomi Syariah,Vol.5.No.1,
(2017), hlm. 18
dengan total asset sebesar Rp. 273,494 Triliun dengan pangsa pasar
4,61%.5
Bank Muamalat adalah Bank umum pertama di Indonesia yang
menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan
operasionalnya.Didirikan pada tahun 1991, yang di prakasai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Mulai beroperasi pada
tahun 1992, yang didukung oleh cendikiawan muslim dan pengusaha serta
masyarakat luas. Pada tahun 1994, telah menjadi Bank Devisa.Produk
pendanaan yang menggunakan prinsip wadiah (titipan) dan mudharabah
(bagi-hasil).Sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip jual
beli, bagi hasil, dan sewa.
Pada tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia berhasil membukukan
laba bersih sebesar Rp.74,49 miliar, atau meningkat sebesar 26,44% dari
sebesar Rp.58,92 miliar di tahun 2014. Pendapatan pengolahan dana oleh
Bank sebagai mudharib atau disebut juga pendapatan margin Bank
Muamalat Indonesia mengalami penurunan sebesar Rp.265,50 miliar atau
sebesar 5,09% dari Rp.5,21 triliun di tahun 2014 menjadi Rp.4,95 triliun
pada tahun 2015.Pada tahun 2016, BMI Jambi telah berhasil mendapatkan
laba sebesar318,50 M, dan pada tahun 2017 sebesar 372,50 M, lalu pada
tahun 2018 mendapatkan keuntungan sebesar 432,50 M.6
5http://www.ojk.go.id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/sejarah-perbankan-syariah.aspx,
diakses pada 20 Juli 2018 6http://annualreport.id/annualreport/pt-bank-muamalat-indonesia-tbk-laporan-tahunan-2015,
2016, 2017, 2018.diakses diakses pada 27 Oktober 2019. Lihat pula: Tim Penulis, Statistik
Perbankan Syariah (Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2017), hlm. 115
Sedangkan Bank Syariah Mandiri adalah salah satu perbankan
besar di Indonesia. Bank Syariah Mandiri dibentuk oleh Bank Mandiri,
untuk berperan di dalam mengembangkan layanan perbankan Syariah di
kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya
UU No. 10 Tahun 1998, yang memberi peluang Bank umum untuk
melayani transaksi Syariah (dual Banking sistem). Perbankan Syariah
memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum
yang tepat untuk melakukan konversi dari Bank Konvensional menjadi
Bank Syariah.
Pada tahun 2015 Bank Syariah Mandiri membukukan laba bersih
sebesar Rp. 289,59 miliar, melonjak 303,31% dibandingkan tahun
sebelumnya yang sebesar Rp. 71,8 miliar. Setelah itu pada upaya
penyelesaian pembiayaan bermasalah dan mengubah bisnis proses, Bank
Syariah Mandiri membukukan perbaikan kinerja pada tahun 2015. Dalam
paparan kinerja, laba tersebut berasal dari peningkatan pembiayaan
perseroan yang tumbuh 3,98% menjadi Rp. 51,09 triliun. Lalu pada tahun
2016 BSM Jambi berhasil mendapatkan laba sebesar 349,59 M, dan pada
tahun 2017 sebesar 509,59M dan kemudian pada tahun 2018 BSM Jambi
berhasil membukukan laba sebesar 579,59 M.7 Berikut grafik mengenai
perbandingan laba antara BMI Jambi dan BSM Jambi:
7Nita Muliza Pitri,”Analisis distribusi Laba Dalam Akuntansi Syariah Untuk Mencapai
Prinsip Keadilan (Studi Pada Bank Syariah Mandiri)” Skripsi Institut Agama Islam Negeri Jambi,
(2016), hlm. 3 Lihat pula: Tim Penulis, Statistik Perbankan Syariah (Jakarta: Otoritas Jasa
Keuangan, 2017), hlm. 110
Berdasarkan data mengenai laba dari kedua bank tersebut di atas,
peneliti menyajikan pula data mengenai asset perbankan syariah Indonesia
untuk kemudian dilihat perbandingan antara jumlah asset dan laba yang
diperoleh. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Aset Perbankan Syariah di Indonesia8
8Tim Penulis, Statistik Perbankan Syariah (Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2017), hlm. 5
0
100
200
300
400
500
600
20152016
20172018
BMI Jambi
BSM Jambi
0
100
200
300
400
500
600
700
KPO = Kantor PusatOperasional
KCP = Kantor CabangPembantu
KK = Kantor Kas
Jumlah
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa Bank Muamalat
Indonesia selaku bank pertama dengan system syariah telah memiliki asset
yang cukup tinggi setelah bank-bank syariah lainnya, kecuali pada Bank
Syariah Mandiri yang memiliki asset paling tinggi di antara semuanya. Hal
inilah yang menjadi motivasi peneliti untuk melakukan studi komparatif
terhadap dua bank tersebut.
Dalam aspek ekonomi, modal berupa asset atau materi memegang
porsi terbesar dalam proses distribusi laba. Modal merupakan salah satu
faktor penunjang dalam sebuah produktivitas.Di dalam ajaran Islam,
distribusi sebuah kesejahteraan harus diupayakan secara adil sesuai dengan
besaran kontribusinya.Berdasarkan informasi ini, maka diketahui bahwa
prinsip keadilan menjadi faktor penting dalam pendistribusian laba. Prinsip
keadilan tersebut memang sudah menjadi tuntunan dalam Islam yang
termuat dalam substansi Firman Allah di bawah ini:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS.
Al-Nahl : 90).9
Perbandingan tingkat pendapatan pada Bank Muamalat Indonesia
dan Bank Syariah Mandiri menarik penulis untuk mengkaji perbandingan
pendistribusian laba melalui penulisan skripsi yang berjudul “Analisis
9Anonim, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
Perbandingan Pendistribusian Laba dalam Akuntansi Syariah untuk
Mencapai Prinsip Keadilan (Studi Kasus Pada Bank Muamalat
Indonesia dan Bank Syariah Mandiri).”
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada BMI Jambi?
2. Bagaimana pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada BSM
Jambi?
3. Bagaimana perbandingan pendistribusian laba dalam akuntansi syariah
pada BMI Jambi dan BSM Jambi?
C. Batasan Masalah
Untuk lebih terarahnya penulisan proposal ini serta menghindari
pembahasan yang terlalu melebar atau menyimpang, maka dibuatlah
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Batasan dari segi objek materinya, yaitu dibatasi pada pembahasan tentang
pendistribusian laba pada dua bank saja yaitu: BMI Jambi dan BSM
Jambi. Hal ini dengan pertimbangan bahwa di kedua bank tersebut
melakukan pendistribusian laba dengan system syariah dan berprinsip
berkeadilan.
2. Batasan dari segi waktu penelitiannya yaitu dibatasi pada tahun 2015-2018
(Tiga tahun terakhir). Hal ini dengan pertimbangan agar penelitian ini
menjadi up date.
3. Batasan dari segi lokasi penelitiannya yaitu di dua bank syariah, yaitu BMI
Jambi dan BSM Jambi. Hal ini dengan pertimbangan yaitu apabila objek
penelitian lebih besar, maka membutuhkan biaya dan waktu penelitian
yang lebih lama lagi. Maka dengan pertimbangan rencana penelitian yang
ada ada dalam jadwal penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada dua
bank itu saja.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjelaskan pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada
BMI Jambi.
b. Untuk menguraikan pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada
BSM Jambi.
c. Untuk menjelaskan perbandingan pendistribusian laba dalam
akuntansi syariah pada BMI Jambi dan BSM Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun penelitian ini secara teoritis adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengembangkan dan menambah wawasan penulis berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
b. Sebagai bahan rujukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan akuntansi syariah khususnya pendistribusian laba
untuk mencapai prinsip keadilan.
Adapun kegunaan penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut:
a. Diharapkan skripsi ini dapat menjadi informasi bagi perusahaan yang
nantinya bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, khususnya
menyangkut pendistribusian laba.
b. Menjadi salah syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang
ilmu Ekonomi Islam.
E. Kerangka Teori
1. Konsep tentang Laba
a. Pengertian Laba
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan: (1) Laba dalam ilmu
ekonomi murni mendefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang
investor sebagai hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya
yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut. (2) Dalam
akuntansi mendifinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan
biaya produksi.10
Pengukuran daya laba (earing power) atau laba dipengaruhi oleh
konsep laba dan konvensi-konvensi modifikasi tertentu yang diperlukan
agar suatu konsep laba dapat diterapkan. Berikut adalah pembahasan
mengenai berbagai konsep laba.
b. Bentuk-bentuk Laba
Laba memiliki beberapa bentuk yang dapat diuraikan yaitu sebagai
berikut:
10
http://id.m.wikipedia.org/wiki/laba, diakses pada 01 Maret 2017
1) Laba psikis: Konsep laba ini mengakui bahwa kebutuhan manusia
mungkin dipenuhi oleh hal-hal yang non-ekonomi dan juga sumber
daya ekonomi dalam bentuk barang dan jasa;
2) Laba ekonomi: Konsep ini berkaitan dengan pengukuran
peningkatan kekayaan ekonomi, seperti yang diperlihatkan nilai
uang dari barang dan jasa;
3) Laba akuntansi/laba komprehensif: Dalam konsep ini modal
dipandang sebagai jumlah kapasitas operasi fisik yang harus
diganti sebelum laba dapat direalisasikan.11
c. Laba dalam Perspektif Akuntansi Syariah
Dalam akuntansi syariah, transaksi syariah berlandaskan pada
prinsip persaudaraan, keadilan, kemaslahatan, keseimbangan dan
universalisme.Laba dalam akuntansi Syariah berpegang padadua prinsip
utama, yaitu kebenaran dan keadilan.Sehingga pencatatan laba dalam hal
ini pendapatan akrual diakui keberadaannya, hanya saja dalam penerapan
pengambilan atau perhitungan zakatnya baru dapat diperhitungkan ketika
laba tersebut sudah benar ada dalam pendapatan riil. Selain itu, dalam
akuntansi Syariah laba di akui ketika adanya harta (uang) yang
dikhususkan untuk perdagangan atau investasi lain yang ada dalam
kegiatan riil, mengoperasikan modal tersebut secara interaktif dengan
unsur-unsur yang lain yang berkaitan untuk produksi, seperti usaha dan
sumber-sumber lain.
11
Paul M. Fischer, dkk.,Akuntansi Keuangan Lanjutan (Jakarta: Erlangga, 1990), hlm. 10-11
Keuntungan penggunaan laba sebagai dasar pembayaran zakat
adalah mengurangi masalah-masalah yang berkaitan dengan konflik
kepentingan, terjadinya window dreasing dan kecurangan dalam penyajian
dan pengunkapan laporan keuangan dapat diminimalisir sebaik mungkin.
Sarana lain selain zakat yang berkaitan dengan pembahasan konsep laba
adalah larangan sistem bunga, Islam melarang sistem penentuan tingkat
pengembalian tetap atas modal, misalnya pengembalian uang tanpa adanya
pembagian risiko yang timbul dari pembayaran angsuran atas pinjaman.12
d. Jenis-jenis Laba
Laba memiliki beberapa jenis yang dapat dijelaskan sebagai
berikut ini:
1) Laba kotor: Laba kotor adalah penjualan bersih dikurangi dengan
harga pokok penjualan. Jumlah ini dinamakan laba kotor karena
masih belum memperhitungkan beban operasional yang telah
dikeluarkan.13
2) Laba operasional: Laba operasional adalah mengukur kinerja
fundamental operasi perusahaan dan dihitung sebagai selisih antara
laba kotor dengan beban operasional. Laba operasional
menggambarkanbagaimana aktivitas operasi perusahaan telah
dijalankan dan dikelola secara baik dan efisien, terlepas dari
kebijakan pembiayaan dan pengolahan pajak penghasilan.14
12
http://www.e-akuntansi.com/2015/10/konsep-keuangan-dalam-syariah.html?m=1, diakses
pada 09 Maret 2017 13
Hery, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 203 14
Ibid., hlm. 205
3) Laba dari operasional sebelum pajak: Laba operasional ditambah
dengan pendapatan dan keuntungan lain-lain dan dikurangkan
dengan beban dan kerugian lain-lain akan menghasilkan laba
opersional berlanjut sebelum pajak penghasilan.
4) Laba bersih: Laba bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai
pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan.15
2. Konsep tentang Pendistribusian Laba
a. Pengertian Distribusi Laba
Distribusi dalam ekonomi Islam mencakup pengaturan
kepemilikan unsur-unsur produksi dan sumber-sumber kekayaan.Islam
memperbolehkan kepemilikan umum dan kepemilikan khusus dan
meletakkan bagi masing-masing dari keduanya kaidah-kaidah Syariah
untuk mendapatkannya dan mempergunakannya, termasuk kaidah
distribusi setelah meninggal dunia dalam bentuk warisan, hibah dan
wasiat.
Ekonomi Islam juga memiliki politik dalam distribusi pemasukan,
melalui unsur-unsur produksi antara individu masyarakat dan
kelompoknya.Disamping adanya pengembalian distribusi dalam jaminan
sosial melalui zakat, infaq, sadaqah dan wakaf.Para ekonom menjelaskan
bahwa problematika ekonomi yang paling menonjol dulu sampai sekarang
adalah pemutusan kekayaan pada segelintir orang atau Negara tertentu.
15
Ibid.,hlm. 207
Hal ini disebabkan adanya ketidakadilan dalam proses distibusi sumber
ekonomi, kekayaan, serta pemasukan.16
b. Sasaran Pendistribusian Laba
Beberapa point yang dituju bagi pendistribusian laba antara lain
adalah sebagai berikut:
1) Distribusi Laba Untuk Zakat
Zakat dalam berbagai keterangan para ulama disebut sebagai
sumber keuangan Negara, karena zakat dinisbatkan sebagai pajak
walaupun pajak berbeda dengan zakat.Pajak adalah kewajiban warga
Negara terhadap Negara sedangan zakat adalah kewajiban agama.
Zakat yang berarti bersih dimaksudkan untuk membersihkan
harta dari kemungkinan adanya harta orang lain yang masuk kedalam
harta secara sengaja maupun tidak dalam proses pencairan harta
tersebut. Zakat juga berati sebagai pertumbuhan, karena dengan
memberikan zakat terjadilah sirkulasi uang dalam masyarakat yang
menyebabkan berkembangnya fungsi uang tersebut dalam
masyarakat.17
Untuk perusahaan, zakat didasarkan pada prinsip keadilan serta
hasil ijtihad para fuquwah.Oleh sebab itu, zakat agak sulit ditemukan
pada kitab fiqih klasik. Kewajiban zakat perusahaan lainnya hanya
ditujukan kepada perusahaan yang dimiliki oleh muslim.sehingga
16
http://konsultanekonomi.blogspot.co.id/2012/05/keadilan-distribusi-dalam-prespektif.html?
m=1 diakses pada 03 Maret-2017 17
Sayid Syekh, Sekilas Pengantar Ilmu Ekonomi dan Pengantar Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta:
GP Press Group, 2013), hlm.295-296
zakat ini tidak ditujukan pada harta perusahaan yang tidak dimiliki
oleh muslim. Perhitungan zakat perusahaan ada tiga, yaitu: (1)
Perusahaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan perusahaan yang
digunakan untuk memperoleh laba dan zakat dikenakan pada harta
lancar bersih perusahaan. (2) Kekayaan yang dikenakan zakat adalah
pertumbuhan modal bersih. (3) Kekayaan yang dikenakan zakat adalah
kekayaan bersih perusahaan. Nisab zakat adalah 85 gram emas dan
cukup 1 haul (1 tahun qamariah) dengan besar zakat 2,5%. Jika
perusahaan menggunakan tahun masehi, maka besar zakat adalah
2,575%.18
2) Distribusi Laba untuk Pemilik Dana
Dalam mudharabah, terdapat nisbah keuntungan dimana ada
besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan, yang
mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak
yang bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh. Pengelola dana
mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan pemilik dana
mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan
harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak, inilah yang akan
mencegah terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak mengenai
cara pembagian keuntunagn.
Jika memang dalam akad tersebut tidak dijelaskan masing-
masing porsi, maka pembagiannya menjadi 50% dan 50%.Perubahan
18Tri Dya Fitrisah Jafar, “Analisis Pendistribusian Laba Dalam Akuntansi Syariah Untuk
Mencapai Prinsip Keadilan” Skripsi (Makasar: Universitas Hasanudin, 2012), hlm. 23
nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Apabila
terjadi kerugian, cara menyelesaikannya adalah sebagai berikut: (1)
Diambil terlebih dahulu dari keuntungan, karena keuntungan
merupakan pelindung modal. (2) Bila kerugian melebihi keuntungan,
maka baru di ambil dari pokok modal.19
3) Distribusi Laba untuk Karyawan
Suatu produksi tidak akan berjalan lancar tanpa adanya faktor-
faktor produksi yang mendukung. Ada 4 (empat) faktor yang penting
adalah tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen.Keempat-empatnya
sangat berperan dalam kelangsungan produksi tanpa adanya tanah,
tenaga kerja, modal dan manajemen maka produksi tidak berjalan
efektif.
Islam menetapkan mengenai masalah upah maupun masalah
perlindungan terhadap kepentingan pekerja maupun majikan. Upah
ditetapkan dengan cara masing-masing pihak memperoleh bagian yang
sesuai dengan yang dikerjakannya. Selain itu, kedua belah pihak yang
melakukan kontrak diperintahkan agar bersikap adil terhadap semua
orang yang bertransaksi.Para pekerja harus memperoleh upah sesuai
kontribusi pada produksi. Sedangkan para majikan akan menerima
keuntungan dalam proporsi yang sesuai dengan modal dan
kontribusinya dalam produksi.20
19
http://ahlibaca.com/distribusi-laba-untuk-pemilik-dana-akuntansi-syariah, diakses 03 Maret
2017 20Tri Dya Fitrisah Jafar, “Analisis Pendistribusian Laba Dalam Akuntansi Syariah Untuk
Mencapai Prinsip Keadilan” Skripsi (Makasar: Universitas Hasanudin, 2012), hlm. 25-26
Dengan demikian setiap orang akan memperoleh bagiannya
serta deviden nasional yang sesuai dan tidak ada seorangpun yang akan
dirugikan. Jadi tinggi rendahnya upah seseorang dalam suatu pekerjaan
itu semata dikembalikan pada tingkat kesempurnaan jasa atau
kegunaan tenaga yang diberikan.Dan ini tidak bisa dianggap sebagai
bonus dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas mereka.Namun
ini semata adalah upah mereka yang memang mereka terima karena
kesempurnaan jasa mereka.21
3. Konsep tentang Prinsip Keadilan
a. Pengertian Keadilan
Keadilan secara hakiki merupakan suatu konsep yang relatif.Skala
keadilan sangat beragam antara suatu Negara dengan Negara lain, dan
masing-masing skala didefinisikan serta ditetapkan oleh masyarakat sesuai
dengan tatanan sosial masyarakat. Keadilan dalam Islam memiliki
implikasi sebagai berikut:
1) Keadilan Sosial
Islam menganggap umat manusia sebagai suatu keluarga.
Karena semua anggota keluarga ini mempunyai derajat yang sama
dihadapan Allah. Hukum Allah tidak membedakan yang hitam dan
putih. Secara sosial, nilai yang membedakan satu dengan yang lain
adalah ketakwaan, ketulusan hati, kemampuan dan pelayanan kepada
manusia.
21
Ibid.,hlm. 26
2) Keadilan Ekonomi
Konsep persaudaraan dan perlakuanyang sama bagi setiap
individu dalam masyarakat dan dihadapkan hukum harus diimbangi
oleh keadilan ekonomi. Tanpa pengimbangan tersebut, keadilan sosial
kehilangan makna. Dengan keadilan ekonomi, setiap individu
akanmendapatkan haknya sesuai kontribusi masing-masing kepada
masyarakat.22
b. Nilai Keadilan dalam Akuntansi Syariah
Keadilan merupakan konsep lengkap yang harus dikaitkan dengan
seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik, ekonomi dan
spiritual.Kapanpun kita memasuki kehidupan sosial masalah keadilan
tidak dapat diabaikan, termasuk dalam kegiatan ekonomi.Pentingnya nilai
keadilan diterapkan dalam kegiatan ekonomi sebab disana selalu
ditemukan hal-hal yang adil dan hal-hal yang tidak adil.
Jiwa tatanan ekonomi Islam adalah kesinambungan yang
adil.Kalau kapitalisme memayungi kaum pemilik modal dan sosialisme
memayungi kaum buruh, maka ekonomi Islam memayungi
keduanya.Untuk menciptakan keadilan dalam kegiatan ekonomi
dibutuhkan akuntansi sebagai media pendekatan dan pelaporan
transaksi.Tujuan pencatatan dalam Islam adalah untuk kebenaran,
kepastian, keterbukaan, dan keadilan.Antara dua atau beberapa pihak yang
mempunyai hubungan Muamalat.Akuntansi harus bisa menjamin bahwa
22
Ibid., hlm. 36
informasi-informasi yang disusun dan disajikan harus benar-benar bebas
dari unsur penipuan dan ketidakadilan, serta bebas dari pemihakkan
kepada kepentingan kelompok tertentu.Informasi yang diberikan harus
transparan, teruji dan dapat dipertanggungjawabkan dunia akhirat.23
c. Keadilan dalam Pendistribusian Laba
Kesenjangan pendapatan dan kekayaan alam yang ada
dimasyarakat, berlawanan dengan semangat serta komitmen Islam
terhadap persaudaraan dan keadilan-keadilan sosial-ekonomi. Kesenjangan
harus diatasi dengan menggunakan cara yang ditekankan dalam Islam.
Konsep keadilan dlam distribusi pendapatan dan kekayaan serta konsep
keadilan ekonomi, menghendaki setiap individu ekonomi mendapatkan
imbalan sesuai dengan amal dan karyanya.Ketidaksamaan pendapatan
dimungkinkan dalam Islam karena kontribusi masing-masing orang
kepada masyarakat berbeda-beda.
Pengertian konsep laba dalam akuntansi syariah dirumuskan secara
deduktif berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang bersumber dari Al-
Qur‟an dan Al-Hadist. Faktor utama yang menentukan pendistribusian
kekayaan atau laba adalah kasih saying dan keadilan, karena tujuan
pendistribusian ini adalah agar kekayaan tidak menumpuk pada suatu
golongan masyarakat saja tetapi selalu beredar dalam masyarakat, dan agar
faktor produksi yang terkait memperoleh bagian yang adil sesuai dengan
hak masing-masing. Hanya saja perbedaan individu dalam masalah
23
Ibid., hlm. 38-39
kemampuan dan kebutuhan bisa menyebabkan perbedaan distribusi
pendapatan tersebut diantara mereka. Kesalahan dalam hal mekanisme
distribusi kekayaan ini akan menyebabkan ketidakadilan, misalnya dengan
terdistribusinya kekayaan tersebut kepada segelintir orang saja, sementara
yang lainnya kekurangan.
Salah satu bentuk kemitraan perusahaan dalam konteks Syariah
adalah mudharabah.Dalam sistem mudharabah ini, laba bersih perusahaan
didistribusikan kepada pemilik modal dan manajemen. Walaupun
demikian, perusahaan juga harus memperhatikan hak-hak pihak lain yang
terkait dengan perusahaan dengan cara:
1) Memberikan gaji yang layak kepada karyawan dengan didasarkan
pada kadar jasa yang diberikannya.
2) Membayar atau melunasi pinjaman kepada kreditur.
3) Membayar pajak kepada pemerintah sesuai dengan perturan
perpajakan.
4) Mengeluarkan zakat sesuai ketentuan zakat.24
Laba tidak sekedar dimaknai sebagai keuntungan dalam bentuk
materi atau uang semata.Laba muncul dari sebuah interaksi sosial di antara
pihak-pihak yang terkait dengan aktivitas perusahaan. Ada tiga komponen
utama yang mempunyai hak yang sama atas keadilan suatu entitas
perusahaan, yaitu:
24
Ibid., hlm. 40-41
1) Pemilik modal, dalam hal ini jelas hak dan proporsi terhadap laba
perusahaan. Namun demikian, bukan karena ia pemilik modal
maka seenaknya mengambil jatah atau menentukan haknya secara
berlebihan, karena penentuan hak secara berlebihan ini akan
merugikan pihak lain untuk mendapatkan haknya.
2) Karyawan, bagian utama disamping pemilik perusahaan dalam
suatu entitas perusahaan. Keadilan menurut karyawan tentunya
keadilan yang sesuai dengan proporsi dan pekerjannya.
3) Laba,setidaknya juga menjadi hak bagi pihak-pihak luar
perusahaan selain karyawan dan pemilik modal. Pihak luar disini
seperti pemasok,pembeli dang lingkungan sosial lainnya.25
4. Keadilan dalam Perspektif PSAK Nomor
Beberapa prinsip keadilan dalam pembagian diuraikan dalam
beberapa pasal yang tertuang pada PSAK Nomor 105, sebagai berikut:
[11]. Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukanberdasarkan
prinsip bagi hasil atau bagi laba. Jika berdasarkanprinsip bagi hasil, maka
dasar pembagian hasil usaha adalahlaba bruto (gross profit) bukan total
pendapatan usaha (omset).Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba,
dasar pembagianadalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi
bebanyang berkaitan dengan pengelolaan danamudharabah. [14] Jika nilai
investasi mudharabah turun sebelumusaha dimulai disebabkan rusak,
hilang atau faktor lainyang bukan kelalaian atau kesalahan pihak
25
Ibid., hlm. 42-43
pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian
dan mengurangi saldo investasi mudharabah. [17] Dalam investasi
mudharabah yang diberikan dalamaset nonkas dan aset nonkas tersebut
mengalami penurunannilai pada saat atau setelah barang dipergunakan
secara efektifdalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian
tersebuttidak langsung mengurangi jumlah investasi, namundiperhitungan
pada saat pembagian bagi hasil.26
Untuk lebih detil, uraian tentang
keadilan dalam perspektif PSAK Nomor 105 ini, dapat dilihat pada
lampiran skripsi ini.
26
Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK: Akuntansi Mudharabah PSAK Nomor 105.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Beni,
penelitian kualitatif meliputi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuan
penelitianya.27
Pendekatan penelitian yang digunanakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif
adalah suatu bentu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, menyajikan,
membandingkan, dan menganalisis data-data yang diambil dari Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri tahun 2018.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Lokasi/setting penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia, yang
memiliki cabang di Jl. Sultan Agung No. 01 Kel. Murni, Kec. Telanaipura,
Kota Jambi. Dan Bank Syariah Mandiri, yang memiliki cabang di Jl. Dr.
Sutomo, No. 11, Ps. Jambi, Kota Jambi.Objek penelitian tersebut sengaja
dipilih karena kedua bank tersebut telah menerapkan prinsip Syariah.
2. Subjek Penelitian
27
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 183-184
Subjek dalam penelitian ini antara lain adalah pimpinan kantor,
pegawai, dan staff yang bekerja di BMI dan BSM Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dibagi kedalam dua kategori, yakni data primer dan data
sekunder. Penjelasan kedua jenis data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data utama penelitian.28
Data primer dalam
penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara
dengan subjek penelitian, dan dokumentasi. Data primer akan peneliti catat
dalam catatan lapangan penelitian.Adapun yang menjadi data primer
penelitian ini adalah segala yang peneliti peroleh langsung dari hasil
pengamatan, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti peroleh secara
langsung sewaktu menggali data di lapangan.
b. Data Sekunder
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang tidak
dapat diukur secara langsung oleh peneliti tetapi diperoleh dari orang lain,
misalnya berupa laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian, artikel dan
majalah ilmiah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data sekunder
umumnya berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun,
yang dipublikasi dan tidak dipublikasikan29
. Data yang digunakan dalam
28Suaidi Asy‟ari (Ed), Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa UIN STS Jambi (Jambi, t.p,
2009), hlm. 19 29
Nur Indriyantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1999), hlm. 146-147
2
1
penelitian ini adalah laporan publikasi bank Indonesia dan referensi lain
dari jurnal, internet, hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Sumber Data
Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber
tertulis dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip dokumen
pribadi dan dokumen resmi. Untuk mempermudah mengidentifikasi
sumber data penulis mengklasifikasikanya menjadi tiga jenis sumber data
yaitu:
a. Person. Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara.
b. Place. Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan
diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud
benda dan lain-lain. Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju
kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar
mengajar dan lain sebagainya.
c. Paper. Yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar, atau simbol-simbol lain.30
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan
metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara memperhatikan atau
mengamati secara langsung. Metode ini satu pengumpulan data yang akan
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan disetiap
terjadinya komunikasi, termasuk juga gejala-gejala yang tampak dalam objek
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 172.
penelitian yang pelaksanaanya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa,
situasi dan kondisi yang terjadi. Situasi kondisi dapat dibuat-buat namun ada
juga yang memang faktanya demikian.Sedangkan pengamatan di suatu tempat
dapat dilakukan dengan atau tanpa alat. Metode inipun akan peneliti lakukan
guna menggali informasi penting nantinya.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu
dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas
pertanyaan.31
Wawancara atau interviewakan peneliti lakukan agar peneliti bisa
mengetahui dan mendapatkan data di lokasi penelitian. Wawancara ini akan
penulis lakukan langsung berhadap-hadapan dengan merujuk kepada butir-
butir pertanyaan wawancara yang sudah peneliti persiapkan sebelumnya.
Metode ini akan penulis lakukan sewaktu melakukan penelitian kelak.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan atau gambaran dan bisa dilakukan mengumpulkan data-
data perusahaan yang relevan dengan penelitian ini.32
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan menelaah buku-buku yang
relevan dengan permasalahan yang diangkat untuk mendapatkan kejelasan
31
Ibid., hlm. 135. 32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 239
konsep dan mengumpulkan literatur-literatur yang relevan dengan
pembahasan penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Data yang telah didapatkan kemudian diklarifikasikan sesuai
dengan kategori masing-masing, baru kemudian diadakan analisis
data.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif.Penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses
di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.33
Analisis dilapangan
menurut Miles and Huberman juga terdiri dari beberapa tahapan
sebagaimana dijelaskan dalam paragraf di bawah ini:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.34
Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.35
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.Dalam hal ini
33
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 90 34
Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 200 35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 338
Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitan kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.36
3. Verifikasi Data
Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam
proses analisis data penelitian kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal.37
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih samar-samar sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau
teori.38
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Peneliti menggunakan teknik trianggulasi untuk menguji tingkat
keterpercayaan data di lapangan. Trianggulasi adalah suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data tersebut. Hal ini dapat tercapai dengan cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
36
Ibid.,hlm. 341 37
Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm.
202. 38
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 345.
3. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang lain, orang biasa, ahli.
4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.39
G. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran tinjauan kepustakaan yang penulis
lakukan, berikut ada beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan
permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah:
Table 2. Daftar ringkasan tinjauan pustaka
No Nama dan
Tahun
Penelitian
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Surepno
dan
Prabowo
Yudo
Jayanto
(2017)
Distribusi Laba Sebagai
Implementasi Niali
Keadilan Dalam Akuntansi
syariah Pada PT Bank
Syariah Mandiri.
Dan hasil dari penelitian ini
adalah perbedaan mendasar
pada konsep akuntansi Islam
dengan akuntansi
konvensional salah satunya
adalah pada orientasi
distribusi laba. Dan meskipun
distribusi laba telah mampu
menjangkau seluruhnya,
namun porsi distribusi laba
yang masih berpusat pada
pemilik modal secara
keseluruhan belum
menunjukkan nilai keadilan
yang dikandung oleh prinsip
Syariah.40
39
Lexy J. Moeleong, Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 1995), hlm. 178 40
Surepno dan Prabowo Yudo Jayanto, “Distribusi Laba Sebagai Implementasi Nilai Keadilan
Dalam Akuntansi Syariah Pada PT. Bank Syariah Mandiri,” Jurnal Ekonomi Syariah,Vol.5.No.1,
(2017), hlm. 9
2. Rahayu
Ningsih
(2013)
Analisis Pengaruh Laba
Terhadap Zakat PT Bank
Syariah Mandiri
Dari penelitian ini zakat
sangat dipengaruhi oleh laba,
yang artinya apabila laba
usaha meningkat maka
otomatis zakat perusahaan
akan meningkat dan apabila
laba perusahaan menurun
maka zakat perusahaan juga
menurun. Pendistribusian
zakat dapat dilaksanakan
melalui beberapa program
yaitu : program umat, didik
umat, dan simpati umat.
Setiap program yang disusun
berdasarkan perencanaan
yang sangat matang agar
dapat terlaksana dengan
maksimal dan sesuai dengan
sasaran yang telah
ditetapkan.41
3. Ulfatul
Mardhiyah
(2018)
Analisis Hukum Islam
Terhadap Distribusi Hasil
Usaha Deposito
Mudharabah Studi Kasus
Pada Bank Syariah Mandiri
Cabang Ngaliyan
Semarang
Bank syariah mandiri
menetapkan prinsip revenue
sharing dalam melakukan
distribusi hasil usaha deposito
mudharabah. Revenue sharing
yaitu pembagian keuntungan
berdasarkan dari laba bersih
pendapatan bukan
berdasarkan proyeksi hasil
usaha. Oleh karena itu
implementasi prinsip revenue
sharing dan gross profit
margin (dalam PSAK No 105
Akuntansi mudharabah)
dalam prinsip distribusi hasil
usaha adalah sama.42
41 Rahayu Ningsih,”Analisis Pengaruh Laba Terhadap Zakat PT Bank Syariah Mandiri”
Skripsi (Riau:Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2013), hlm. 9
42 Ulfatul Mardhiyah, “Analisis Hukum Islam terhadap Distribusi Hasil Usaha Deposito
Mudharabah (Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Cabang Ngaliyan Semarang.” Skripsi
(Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2018), hlm. 8
4. Adi
Pranoto
(2014)
Analisis Pendistribusian
Laba Untuk Mencapai
Prinsip Keadilan Dalam
Akuntansi Syariah pada
PT. Bank BRI Syariah
Kota Palembang
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
pendistribusian laba pada
perusahaan yang menerapkan
prinsip akuntansi syariah telah
mendistribusikan labanya
tidak hanya kepada pemilik
modal saja, akan tetapi juga
didistribusikan kepada para
stakeholder yang ada dalam
perusahaan dengan membawa
nilai-nilai Islam.43
Berdasarkan paparan tinjauan pustaka di atas, maka dapat
dikemukakan titik temu penelitian terdahulu tersebut dengan skripsi ini adalah
dari aspek objek materi-nya, sama-sama mengangkat tentang isu
pendistribusian laba.Akan tetapi tetap terdapat sisi perbedaan baik dari segi
metodologi, waktu, dan lokasi penelitiannya.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini akan dibagi
menjadi lima bab yaitu sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang berisi
mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, batasan masalah, kerangka teori dan tinjauan pustaka.
Kemudian Bab II Metode Penelitian yang mana pada bab ini diuraikan
tentang metode penelitian dalam penulisan skripsi ini. Berisi tentang objek
penelitian, jenis penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber
43
Adi Pronoto, “Analisis Pendistribusian Laba untuk Mencapai Prinsip Keadilan dalam
Akuntansi Syariah pada PT. Bank BRI Syariah Kota Palembang.” Skripsi (Palembang: Universitas
Muhammadiyah Palembang, 2014), hlm. 15
data, metode analisis data yang digunakan untuk memberikan jawaban atas
penelitian yang ada. Kemudian pada Bab III Gambaran Umum BMI dan
BSM yang terdiri dari lokasi penelitian yang akan diteliti oleh penulis
adalah bank muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Cabang
Jambi. Lalu pada Bab IV Temuan dan Pembahasan yang mana terdiri dari
hasil analisis data dan pembahasan. Pada bab ini data-data yang telah
dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang telah
disiapkan. Bab V Penutup yang mana terdiri dari bagian akhir yang
penting, yang berisikan tentang kesimpulan dan saran yang
direkomendasikan kepada pihak-pihak tertentu, serta penulis
mengungkapkan keterbatasan penelitian.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Bank Syariah Mandiri (BSM) Jambi
1. Sejarah Lahirnya BSM Jambi
Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah lembaga perbankan di Indoensia.
Bank ini berdiri pada tahun 1955 dengan nama Bank Industri Nasional. Bank
ini beberapa kali berganti nama44
dan terakhir kalinya menjadi Bank Syariah
Mandiri pada tahun 1999.45
Kehadiran BSM sejak tahun 1999 sesungguhnya merupakan hikmah
sekalgus berkah pasca krisis tahun 1997-1998.Sebagaimana diketahui, krisis
multi dimensi-termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan
beragam dampak negative yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyrakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank konvensional mengalami krisis
luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merekonstruksi
dan merekapitulasi sebagian bank di Indonesia.46
PT. Bank Susila Bakti (BSB) merupakan salah satu bak konvensional
yang dimiliki oleh YKP (Yayasan Kesejahteraan Pegawai) dan PT. Mahkota
Prestasi juga terkena dampak krisis.BSB berusaha keluar dari situasi tersebut
44
Nama BSM sebelumnya adalah: Bank Industri Nasional, Bank Susila Bakti. 45
Dokumen Profil BSM Jambi tahun 2017 46
Dokumen Profil BSM Jambi tahun 2017
3
2
dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank serta mengundang
investor asing.47
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
dengan empat bank (Bank Dagang, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan
Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri (Persero) pada
tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan
menetapkan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas baru
BSB.48
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998 yang memberikan peluang kepada
bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system)49
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera
mempersiapkan system infrastrukturnya sehingga kegiatan usaha BSB
berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri sebagaimana
47
Divisi Manajemen Risiko, wawancara, tanggal 10 September 2018 48
Dokumen Profil BSM Jambi tahun 2017 49
Dokumen Profil BSM Jambi tahun 2017
tercantum dalam akta notaris: Sutjipto SH Nomor: 23 Tanggal 8 September
1999.50
PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealism usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya.Harmoni antara idealism usaha dan nilai-nilai yang
menjadi suatu kegiatan unggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di
perbankan Indonesia.BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia
menuju Indonesia yang lebih baik.51
2. Visi dan Misi BSM Jambi
Dalam rangka mendukung penciptaan tujuan perusahaan, maka BSM
memandang perlu untuk menetapkan visi dan misi perusahaan.Penguatan visi
dan misi perusahaan menyesuaiakan dengan kondisi kontemporer. Direksi
BSM melalui Surat Edaran No: 10/001/UMM tanggal 30 Januari 2008 tentang
Visi dan Misi BSM Shared Values ETHIC telah mensosialisasikan visi dan
misi BSM Jambi. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:52
a. Visi BSM Jambi
1) Menjadi bank terpercaya pilihan mitra usaha;53
b. Misi BSM Jambi
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan;
50
Dokumen Profil BSM Jambi tahun 2017 51
Dokumen Profil BSM Jambi tahun 2017 52
http://banksyariahmandiri diakses pada 1 Agustus 2018 53
HRD BSM Jambi, wawancara, 11 Juli 2018
2) Mengutamakan penghimpunan dan consumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM;
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai professional dalam
lingkungan kerja;
4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal;
5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan
yang sehat.54
3. Kegiatan Usaha BSM Jambi
Bank syariah mandiri merupakan usaha yang bergerak dibidang
perbankan memiliki berbagai macam produk dan jasa yang ditawarkan produk
dan jasa tersebut adalah:
a. Produk Pendanaan
Produk pendanaan BSM Jambi adalah sebagai berikut:55
1) BSM Tabungan: Tabungan dengan mata uang rupiah dengan akad
mudharabah muthlaq yang penarikannya sesuai syarat tertentu
yang disepakati;
2) BSM Tabungan Berencana: Tabungan berjangka dengan nisbah
bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli
waris untuk memperoleh dananya sesuai target waktu dan dengan
perlindungan asuransi gratis;
54
Pimpinan Unit BSM Jambi, wawancara, tanggal 01 Agustus 2018 55
Teller BSM Jambi, wawancara, tanggal 01 Juli 2018
3) BSM Tabungan Simpatik: Tabungan dalam mata uang rupiah
berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati;
4) BSM Tabungan Mabrur: Tabungan yang membantu masyarakat
untuk merencanakan ibadah haji dan umrah;
5) BSM Tabungan Dollar: Tabungan dalam mata uang dollar yang
penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat ketentuan
dengan menggunakan slip penarikan;
6) BSM Tabungan Investa Cendekia (TIC): Tabungan berjangka yang
diperuntukkan bagi masyarakat dalam perencanaan keuangan
khususnya pendidikan bagi putera dan puteri;
7) BSM Deposito: Produk investasi berjangka yang penarikannya
hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai
kesepakatan;
8) BSM Deposito Vallas: Produk investasi berjangka yang
penarikannya hanya dapat dilakukan seteleh jangka waktu tertentu
sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing;
9) BSM Giro: Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar
lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah;
10) BSM Giro US Dollar: Simpanan dalam mata uang dollar Amerika
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dalam prinsip wadiah yad
adh-dhammah.
11) BSM Giro Euro: Simpanan dalam mata uang euro yang
penarikannya setiap dengan prinsip wadiah yad adh-dhammah.
12) BSM Obligasi: Surat berharga jangka panjang berdasar prinsip
syariah yang mewajibkan emiten (Bank Syariah Mandiri) untuk
membayar pendapatan bagi hasil atau kupon dan membayar
kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo;
13) BSM Tabungan Perusahaan: Tabungan yang hanya berfungsi untuk
menampung kelebihan dana rekening giro yang memiliki institusi
atau perusahaan berbadan hokum dengan menggunakan fasilitas
autosave.
b. Produk Pembiayaan
Macam-macam produk pembiayaan BSM adalah sebagai berikut:56
1) BSM Pembiayaan Mudharabah: Pembiayaan dimana seluruh
modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank.
Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang
disepakati;
2) BSM Pembiayaan Musyarakah: Pembiayaan khusus untuk modal
kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha
nasabah dan keuntungan dibagi susia dengan nisbah yang
disepakati.
3) BSM Pembiayaan Murabahah: Pembiayaan berdasarkan akad jual
beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang
56
Staff BSM Jambi, wawancara, tanggal 02 Juli 2018
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok
ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat
digunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan
pembiayaan consumer.
4) BSM Pembiayaan Talangan Haji: Merupakan pinjaman dana
talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi
kekurangan dana untuk memperoleh kursi atau seat haji dan pada
saat pelunasan BPIH;
5) BSM Pembiayaan Istishna: Pembiayaan pengadaan barang dengan
sekma adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, dan panjang
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan barang
(objek istishna‟) dimana masa angsuran melebihi periode
pengadaan barang (good in process financing) dan bank mengakui
pendapatan yang menjadi haknya pada periode angsuran, baik pada
saat pengadaan berdasarkan presentase penyerahan barang maupun
setelah barang selesai dikerjakan;
6) Pembiayaan dengan skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittambik):
Pembiayaan ijarah muntahiyah bittambiik adalah fasilitas
pembiayaan dengan skema sewa atas suatu objek sewa antara bank
dengan nasabah dalam periode yang ditentukan yang diakhiri
dengan kepemilikan barang di tangan nasabah;
7) Pembiayaan mudharabah muqayyah of balance sheet: Pembiayaan
ini adalah penyakuran dana mudharabah muqayyada di mana bank
bertindak sebagai agen sehingga bank tidak menanggung resiko.
8) BSM Customer Networking Financing:atau disingkat menjadi
BSM-CNF adalah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan
kepada nasabah (agen, dealer, dan sebgainya) untuk pembelian
persediaan atau inventory barang dari rekanan (ATPM, produsen,
dan lain sebagainya) yang menjalani kerja sama dengan bank.
9) BSM Pembiayaan Resi Gudang: Pembiayaan resi gudang adalah
pembiayaan transaksi komersial dari suatu komoditas/produk yang
diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa
komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang
atau tempat yang terkontrol secara independent;
10) BSM pembiayaan edukasi: Pembiayaan jangka pendek dan
menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang
masuk sekolah/perguruan tinggi ataupun lembaga pendidikan
lainnya atau uang pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada
saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan
akad ijarah.
11) PKPA: Adalah Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para
Anggota yaitu penyaluran koperasi kepada anggota/karyawan
untuk memenuhi kebutuhan consumer para anggotanya (kolektif)
yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan.
12) BSM Implan: Pembiayaan consumer dalam valuta rupiah yang
diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan/anggota
kopkar yang pengajuannya dilakukan secara massal;
13) Pembiayaan Dana Berputar: Yakni fasilitas pembiayaan modal
kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat
dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah;
14) BSM Pembiayaan Pemilikan Rumah: Pembiayaan griya yaitu
pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk
membiayai pembelian rumah tinggal baik baru maupun bekas di
lingkungan developer maupun non-developer dengan system
murabahah;
15) BSM Optima Pembiayaan Pemilik Rumah: Pembiayaan griya BSM
Optima adalah pembiayaan pemilikan rumah dengan tamabahan
benefit berupa adanya fasilias pembiayaan tamabahan yang dapat
diambil nasabah pada waktu tertentu sepanjang coverage atas
agunannya masih dapat mengcover total pembiayaan dan dengan
memperhitungkan kecukupan debt to service ratio nasabah;
16) Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah Bersubsidi:
Pembiayaan untuk pemilikan rumah sederhana sehat yang
dibangun oleh pengembang dengan dukungan subsidi uang muka
dari pemerintah yang ditujukan kepada golongan berpendapatan
tetap;
17) Pembiayaan umrah: Pembiayaan jangka pendek yang digunakan
untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umroh, seperi
untuk tiket, akomodasi, dan persiapan biaya umroh lainnya dengan
akad ijarah;
18) BSM Pembiayaan Griya DP 0%: Pembiayaan griya BSM tanpa
dipersyaratkan adanya uang muka bagi nasabah dimana nilai
pembiayaan adalah sebesar 100% dari harga transaksi rumah.
19) BSM Sistem Pembiayaan Offline: system pembayaran BSM secara
offline yang dapat digunakan oleh institusi yang memiliki
pelanggan yang banyak untuk melakukan pembayran dari pelangan
ke seluruh institusi di seluruh kantor BSM;
20) Pembiayaan dengan agunan investasi terikat syariah Mandiri: Yaitu
agunan berupa dana investasi di mana pemilik dana memberikan
batasan kepada bank mengenai tempat, cara, dan objek
investasinya;
21) Pembiayaan Kepada Pensiunan: Penyaluran fasilitas pembiayaan
consumer (termasuk pembiayaan) multiguna kepada para
pensiunan, dengan pembayaran angsuran dilakukan dengan
pemotongan langung uang pensiunan yang diterima bank setiap
bulan (peniunan bulanan);
c. Layanan BSM Jambi
1) BSM Card
Merupakan sarana untuk melakukan transaksi penarikan,
pembiayaan, dan pemindahbukuan dana pada ATM, BSM, ATM
Mandiri, ATM Bersama. Selain itu juga berfungsi sebagai kartu debit
yang dapat digunakan untuk transaksi berbelanja di amrchandise yang
berlogokan “Gunakan BSM Card anda di sini.”
2) BSM Sentra Bayar
Merupakan layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan
pelanggan kepada pihak ketiga (PLN, Telkom, Indoset, dan
Telkomsel). Layanan sentra bayar dapat dilakukan dengan setoran
uang kas atau debet rekening melalui teller, ATM, SMS banking atau
proses autodebet secara bulanan.
3) BSM Mobile Banking
Merupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi
SMS dari ponsel yang memberikan kemudahan untuk melakukan
berbagai transaksi perbankan di mana saja dan kapan saja.57
4) BSM Net Banking
Merupakan fasilitas layanan bank bagi nasabah untuk
melakukan transaksi perbankan (ditentukan bank) melalui jaringan
internet dengan sarana komputer.
5) BSM Mobile Banking GPRS
Merupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi
GPRS telepon seluler (ponsel) yang memberikan kemudahan kepada
57
Dokumen BSM Jambi Tahun 2018
nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan di mana saja
dan kapan saja.58
6) PPBA (Pembayaran Melalui Menu Pemindahbukuan di ATM)
Merupakan layanan pembayaran institusi (lembaga pendidikan,
asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan non-bank) melalui menu
pemindahbukuan di ATM.59
7) BSM Pooling Fund
Merupakan fasilitas yang disediakan oleh bank yang
memudahkan nasabah untuk mengatur atau mengolah dana di setiap
rekening yang memiliki nasabah otomatis sesuai dengna keinginan
nasabah.
8) BSMPertukaran Valas
Pertukarana mata uang asing dengan mata uang rupiah yang
dilakukan oleh BSM kepada nasabah.
9) BSM Bank Garansi
Janji tertulis yang diberikan pleh bank kepada pihak ketiga,
dimana bank mentarakan sanggup memnuhi kewajiban kepada pihak
ketiga dimaksud apabila pada suatu waktu tertentu yang telah
ditetapkan pihak yang dijamin (nasabah) tidak memnuhi kewajiban.60
10) BSM Electronic Payrool
Pembayaran gaji karyawan instansi melalui teknologi terkini
BSM secara mudah, aman, dan fleksibel.
58
Dokumen BSM Jambi Tahun 2018 59
Dokumen BSM Jambi Tahun 2018 60
Dokumen BSM Jambi Tahun 2018
11) BSM SKBDN
Janji tertulis berdasarkan permintaan nasabah (applicant) yang
mengikat BSM sebagai bank pembuka untuk membayar kepada
penerima atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo
yang ditarik penerima atau memberi kuasa kepada bank lain untuk
melakukan pembayaran kepada penerima atau untuk menegosiasikan
wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerah dokumen (untuk
saat ini khusus BSM dengan BSM).61
12) BSM Letter of Credit
Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah yang
mengikat BSM sebagai bank pembuka untuk membayar kepada
penerima atau ordernya atau menerima dan membayar wesel pada saat
jatuh tempo yang ditarik penerima, atau pemberi kuada kepada bank
lain untuk melakukan pembayaran kepada peneriman atau untuk
menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas
penyerahan dokumen.62
13) BSM Transfer Western Union
Jasa pengiriman uang/penerimaan kiriman uang secara real
time yang dilakukan lintas Negara atau dalam satu negara domestik.
14) BSM Kliring
Penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank tertariknya
berada dalam satu wilayah kliring.
61
Dokumen BSM Jambi Tahun 2018 62
Dokumen BSM Jambi Tahun 2018
15) BSM Inkaso
Penagihan warkat bank lain dimana bank tertariknya berbeda di
wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan
dikredit ke rekening nasabah.63
16) BSM Intercity Clearing
Jasa penagihan warkat (cek/bilyet/giro valuta rupiah) bak di
luar wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima
dana hasil tagihan atau cek bilyet giro tersebut pada keesokan harinya.
17) Bentuk Lainnya
Kemudian ada pula produk lainnya seperti: BSM RTGS (Rela
Time Gross Settlement), transfer dalam kota LLG, transfer DUIT
(Dana Untuk Indonesia Tercinta), BSM Pajak Online, BSM Pajak
Impor, BSM Referensi Bank, BSM Standing Order, BSM Auto Save,
dan BSM Tranfer Valas.
4. Struktur Organisasi BSM Jambi
Secara umum pengertian dari struktur organisasi adalah suaru susunan
pekerjaan dari masing-masing pekerjaan yang terdapat dalam suatu
perusahaan, mulai dari tingkat yang paling atas sampai dengan tingkat yang
paling bawah yang tersusun sedemikian rupa dalam suatu perusahaan.
Organisasi merupakan hal yang paling penting dalam menentukan tujuan
perusahaan atas dasar kerjasama yang mempunyai bentuk dan susunan yang
jelas dalam merumuskan tugas setiap unsur antara yang satu dengan yang
63
Dokumen BSM Jambi Tahun 2018
lainnya dalam hubungan kerja.Selain itu juga untuk memperlancar dan
mempermudah pimpinan untuk mengadakan pengawasan terhadap tugasnya.64
Dengan kata lain, struktur organisasi merupakan bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama
yang terkait secara formal dalam bentuk ikatan hierarki dimana terdapat
hubungan sekelompok orang yang disebut pimpinan dan bawahan.
Agar tujuan tercapai dengan sebaik-baiknya maka dalam kerjasama
harus ada koordinasi kontak yaitu keselarasan antara karyawan maupun
kegiatan-kegiatannya sehingga semua berlangsung secara tertib dan seirama
dalam mencapai tujuan organisasi. Adapun kegiatan dari pembagian tugas
dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghemat waktu dan tenaga;
b. Mempermudah keselamatan kerja;
c. Menegah adanya pemupukan pekerjaan dalam suatu bagian;
d. Mempermudah pengawasan oleh pihak atasan.
B. Profil Bank Muamalat Indonesia (BMI) Jambi
1. Sejarah Berdirinya BMI Jambi
Bank Islam pertama di Indonesia adalah PT. Bank Muamalat
Indonesia.Sejarah berdirinya Bank Muamalat Inddonesia bermula dari
kegelisahan masyarakat Islam Indonesia tentang masalah ekoomi terutama
masalah bunga bank dan perbankan. Berdasarkan keputusan Majlis Tarjih
Muhammadiyah pada Muktamar di Sidoarjo Jawa Timur tahun 1968 yang
64
Pimpinan BSM Jambi, wawancara, tanggal 02 2Juli 2018
memutuskan bahwa bunga bank yang diberikan oleh bank-bank Negara
kepada nasabah demikian pula sebaliknya, hukumnya termasuk syubhat atau
musytabiat, artinya belum jelas halal haramnya.65
Berdasarkan keputusan tersebut, maka umat islam mengetahui bahwa
bunga bank masih di ragukan kehalalan dan keharamannya, sehingga umat
Islam menjadi ragu untuk melakukan transaksi di bank-bank Negara,
sedangkan di atu pihak sesuai dengan tuntunan perkembangan kebutuhan
ekonomi, segala sesuatunya mereka harus berhubungan dengan bank, dan
dipihak lain di dalam sanubari mereka masih khawatir akan ribanya bank yang
dilarang oleh ajaran agama islam.
Persoalan tersebut juga dibicarakan dalam lokakarya yang diprakarsai
oleh MUI pada tanggal 19-22 Agustus 1990 di Casarua Bogor. Pokok
pemikiran yang dihasilkan pada lokakarya tersebut terkait erat dengan
gagasan untuk membentuk Bank Syariah. Ide tersebut ditindaklanjuti dalam
Munas IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 22-25 Agustus 1990 di
Sahid Jaya Hotel, Jakarta. MUI juga merekomendasikan untuk membentuk
suatu tim yang disebut dengan tim Perbankan MUI, diketuai oleh Dr. Ir. Amin
Aziz. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan berdirinya bank Islam di Indonesia.
Tim perbankan MUI dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal
ini terbukti bahwa dalam kurun waktu 1 tahun bank muamalat Indonesia sudah
berdiri yaitu tepatnya tanggal 1 november 1991 dihadapan notaries Yudo
65
Dokumentasi BMI Cabang Jambi, Sejarah Bank Muamalat Cabang Jambi Tahun 2017
Paripurno SH, dengan akta notaris No. 1 (izin Menteri Kehakiman No.
C.2.2413.HT.01.01 tanggal 21 maret 1992 dan berita Negara RI No. 34
tanggal 28 April 1992), dengan komitmen bahwa pembelian saham perseroan
sebasar Rp. 84 milyar (227 pemegang saham pendiri).66
Bank Muamalat Indonesia mulai beoperasi tanggal 1 Mei 1992/ 27
syawal 1412 H (SK MenKeu RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November
1991 dan izin usaha bank SK MenKeu No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24
April 1992), dengan modal dasar sebesar Rp. 500 milyar dan komitmen modal
sebesar Rp. 106 milyar.67
Pada awalnya keberadaan Bank Muamalat Indonesia belum mendapat
perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional. Namum
setelah terbukti bahwa bank islam mampu menangani masalah ekonomi disaat
Indonesia dilanda krisis moneter serta bank-bank konvensional banyak yang
vailid, bank islam tetap berdiri dan melakukan trasaksinya seperti biasa.
Kemudian secara tegas sistem perbankan syariah ditempatkan sebagai bagaian
dari sistem perbankan nasional.
Perkembangan Bank Muamalat Indonesia diikuti dengan membuka
cabang-cabang diberbagai provinsi, termasuk provinsi Jambi. Berdirinya Bank
Muamalat di Provinsi Jambi dilatar belakangi oleh penduduk Provinsi Jambi
yang mayoritas memeluk Agama Islam yang sangat membutuhkan layanan
masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan yang didasarkan pada
prinsip-prinsip Syariah Islam. Selain itu Provinsi Jambi memilki potensi
66
Ibid. 67
Ibid.
Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat potensial yang hinga saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal,sehingga dengan potensi Sumber Daya Alam
(SDA) ini Provinsi Jambi memiliki kesempatan yang sangat besar untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dimasa mendatang.
Tentang rencana pendirian Bank Muamalat Cabang Jambi diungkapkan oleh
Tessa Arief Budiman:
“Rencana pendirian BMI Jambi sudah mulai dilakukan penjajakannya
sejak tahun 2002.Penjajakan tersebut bermula dari salah satu
perusahaan perkebunan sawit berlokasi di Jambi yang mendapat
pembiayaan dari BMI Cabang Pekan Baru.Karena BMI Cabang Pekan
Baru memberi fasilitas yang sangat besar kepada perusahaan sawit
tersebut, maka perlu pemantuan secara langsung terhadap
perkembangan perusahaan sawit tersebut.Dikarenakan jarak antara
BMI Cabang Pekan Baru dengan perusahaan sawit itu sangat jauh,
maka timbulah usulan untuk mendirikan BMI di Jambi agar pelaksaan
pengawasannya dapat dilakukan dengan efisien.68
Setelah melalui proses yang panjang baik pengamatan, penilaian, serta
study kelayakan, usaha dari tim pengembang jaringan Muamalat berhasil dan
didirikanlah BMI Cabang Jambi pada tanggal 7 Oktober 2003, diresmikan
oleh Gubenur Jambi Bapak Zulkifli Nurdin bersama dengan Direktur Bank
Muamalat Indonesia yaitu Bapak Suhaji, dan dengan melantik Branch
Manager BMI Cabang Jambi yaitu Bapak Andri Donni, dengan Staf yang
terdiri dari 5 orang, diantaranya yaitu 1 Teller, 1 Custumer Service, 2 Back
Office dan 1 Marketing.
68
Wawancara bersama Bapak Obaid M. Fahmi, Operasional Manager Bank Muamalat Cabang
Jambi, tanggal 19 Juli 2018.
2. Letak Geografis BMI Cabang Jambi
Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi terletak dilokasi yang cukup
strategis, yaitu berada ditengah-tengak pusat Kota Jambi di Jalan Sulthan
Agung No. 14-15 Kelurahan Murni Kota Jambi. Secara Bank Muamalat
Indonesia Cabang Jambi adalah sebagai berikut69
:
a. Sebelah kanan berdampingan dengan kantor Cab. Komite Nasional
Pemuda Indonesia
b. Sebelah kiri berbatasan dengan Bolly Wood (Sales dan Rental)
c. Sebelah depan berbatasan dengan PT. Asuransi Puri Asih
d. Sebelah belakang berbatasan dengan rumah penduduk
Dengan posisi yang cukup strategis ini dapat membantu mempercepat
proses pengembangan dan sosialisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang
jambi.
3. Struktur Bank Muamalat Indinesia Cabang Jambi
PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi kini tidak lagi dipimpin
oleh Branch Manager (BM), karena nasabah BMI Cabang Jambi dianggap
masih kecil dan masih dibawah BMI Cabang Pekan Baru.Struktur BMI
Cabang Jambi terdiri dari Operasional Manager (OM) dan Marketing
Coordinator (MC), yang sekaligus merangkap sebagai Branch Manager.
Keduanya memiliki kedudukan yang sama di BMI Cabang Jambi. Tetapi yang
menangani segala keperluan yang berkaitan dengan kegiatan operasional
ataupun yang mewakili pertemuan-pertemuan ke Bank Indonesia adalah
69
Observasi letak geografis Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi, tanggal 21 Juni 2018.
Operasional Manager (OM), dan beliau dianggap sebagai pimpinan
cabang.Namun OM tidak mempunyai wewenang terhadap pembiayaan, yang
menanganai segala bentuk pembiayaan adalah Marketing Coordinator (MC),
seperti penandatanganan persetujuan pembiayaan, menangani pembiayaan
yang bermasalah (kredit macet), dan lainnya. Akan tetapi limit pembiayaan
yang ditangani oleh MC hanya sampai Rp 150 juta, lebih dari itu akan
ditangani oleh Branch Coordinator (pusat).70
Rincian tugas karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi
sebagai berikut :71
a. Branch Coordinator secara umum bertugas mengatur dan bertanggung
jawab pada perusahaan secara keseluruhan.
b. Resident Auditor secara umum bertugas mengawasi kegiatan intern
dari perusahaan.
c. Marketing Coordinator secara umum bertugas mengatur dan
bertanggung jawab pada bagian marketing atau pemesan sekaligus
merangkap sebagaiBranch Manager.
d. Operasional Managersecara umum bertugas mengatur dan
bertanggung jawab pada kegiatan operasional perusahaan sekaligus
sebagai Branch Manager.
e. Marketing Funding/Lending secara umum bertugas memasarkan
produk-produk perusahaan yang terdiri dari penghimpun dana dan
produk penyaluran dana.
70
Dokumentasi BMI Cabang Jambi. 71
ibid
f. USPD secara umum bertugas dan bertanggung jawab pada
administrasi pembiayaan.
g. Back Office secara umum bertugas membukukan keluar masuknya
uang.
h. Back Opersional secara umum bertugas membukukan keluar
masuknya uang dalam bentuk operasinaol, secara administrasi
deposito,tabungan, giro, dan lain-lain.
i. Back OfficeJasa secara umum bertugas membukukan keluar masuknya
uang yang berasal dari transaksi jasa, seperti kliring, transfer, dan lain-
lain.
j. LBUS secara umum bertugas membukukan laporan-laporan kegiatan
perusahaan.
k. Custumer Service secara umum bertugas melayani nasabah dengan
memberikan informasi yang dibutuhkan nasabah.
l. Teller secara umum bertugas dan bertanggung jawab atas keluar
masuknya uang dari dan untuk nasabah.
4. Keadaan Karyawan BMI Cabang Jambi
Sebagai Bank Muamalat Indonesia layaknya bank Syariah harus
memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan Syariah. Dalam bidang etika
misalnya, sifat amanah dan shiddiq harus melandasi setiap perilaku karyawan
sehingga tercermin intregritas eksekutif muslim yang baik. Disamping itu,
karyawan Bank Muamalat harus skillful dan professional (fathanah), dan
mampu melakukan tugas scara team – work dimana informasi merata
diseluruh fungsional organisasi (tabligh).
Selain itu cara berpakaian dan tingkah laku dari pegawai merupakan
cerminan bahwa bekerja dalam sebuah lembaga keuangan yang membawa
nama besar islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku
yang kasar. Demikia pula dalm menghadapai nasabah, akhlak selalu terjaga
dengan sopan.
Karyawan merupakan bagian yang sangat vital dan memilki andil yang
sangat penting dalam suatu perusahaan, karena tanpa karyawan dapat
dipastikan bahwa perusahaan tidak bisa beropersi dengan sendirinya.Oleh
karena itu keadaan karyawan cenderung perlu diperhatikan agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Sehingga akan
berdampak positif pada operasional perusahaan.Secara rinci nama-nama
karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi berikut dengan
jabatannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.72
Tabel: Nama Karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi.73
NO Nama Karyawan L/P
Jabatan
1 Tessa Arief Budiman P Operasional Manger
2 Muhammad Fahmi L Marketing Coordinator
3 Asmareni P Service Assistant
4 Peggy Tri Regina P Marketing Funding/Lending
5 Ivo Primadona V P Marketing Lending
6 Reza Natalino L Marketing Lending
7 Rinaldi Mucodas L Marketing Lending
8 Merry Adhadi L A/M Remmedial/Jaringan
72
Wawancara dengan Obaid M. Fahmi Marketing Officer bank Muamalat Cabang Jambi,
Tanggal 24 Juni 2018. 73
Dokumentasi BMI Cabang Jambi
9 Sigit L USPD
10 Hj. Faisal L LBUS/MIS
11 Doni Mardiansyah L Operasional Pembiayaan
12 Fajri L Sekretaris/Personalia
13 May Susilawati P Teller
14 Lia Puspa Sari P Customer Service
15 Marzuki L Driver
16 Hendri L Driver
17 Edwin L Driver
18 Rudi Maldi L Office Boy
19 Syaifuddin L Office Boy
20 Ngatijo L Security
21 Wawan Irawan L Security
5. Sarana dan Prasarana BMI Cabang Jambi
Sebagai bank yang tergolong baru berdiri , spirit untuk berprestasi bagi
Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi sebagai salah satu Bank Syariah
yang berdiri di Provinsi Jambi dengan operasional berdasarkan prinsip
syari‟ah terus dikembangkan melalui berbagai upaya. Dalam sisi pelayanan
misalnya, untuk meningkatkan kepuasan nasabah dalam memberikan
pelayanan terbaik, sejak dari berdiri Bank Muamalat Cabang Jambi terus
melakukan berbagai langkah pembenahan exteren seperti kerja sama dengan
mitra strategis maupun pembenahan intern, antara lain dengan melakukan
pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), perluasan jaringan kantor
pelayanan, penyiapan produk dan jasa pelayanan yang baru dan lain-lain.
Sehingga dengan demikian benar-benar bisa memberikan pelayanan yang
terbaik pada nasabah.
Dalam setiap aktivitas untuk memberikan suatu pelayann yang terbaik,
diperlukan suatu sarana dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam
menunjang dan memperlancar proses pelayanan nasaah. Bank Muamalat
Indonesia Cabang Jambi berupaya memberi peluang ekstra pada pegawai dan
nasabah dengan cara memberikan sarana dan prasarana yang cukup seperti
meja, kursi, komputer, lemari, kendaraan dias, ruang kerja yang nyaman dan
lain-lain untuk karyawan. Sedangkan untuk nasabah seperti ruang pelyanan,
lapangan parkir, dan lain-lain yang dibutuhkan. Untuk mengetahui lebih jelas
keadaan jumlah sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran aktivits
operasional Bank Muamalat Indonesia Cabang Jambi akan di gambarkan pada
tabel berikut ini :74
Tabel: Sarana dan Prasarana Pendukung Operasional BMI Cabang
Jambi 75
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1 Ruang Kerja 6 Ruang Untuk 2 bagian dan 1 ruang Pemimpin
2 Ruang Brankas/Khasanah 1 Ruang
3 Gudang File 1 Ruang
4 Mushola 1 Ruang Lantai dasar
5 AC 10 Unit
6 Komputer 17 Unit
7 Laptop 1 Unit
8 Meja Kerja 17 Unit
9 Kursi Kerja 24 Set
10 Kursi Tamu 3 Set
11 Lemari 7 Unit Penyimpan File
12 Mobil 3 Unit Sewa
13 Sepeda Motor 1 Unit Milik Perusahaan
14 Mesin Genset 1 Unit
15 Kulkas 1 Unit
16 Mesin Fax 1 Unit
17 Mesin Pencetak ATM 1 Unit Untuk Mencetak Nama ataupun
Fhoto pada Kartu ATM
18 Mesin Fhoto Copy 1 Unit
19 Lapangan Parkir Mobil dan
Motor
74
Wawancara dengan Lantip W Transfer/Kliring/Personalia Bank Muamalat Indonesia
Cabang Jambi,Tanggal 26 Juni 2018 75
Dokumentasi BMI Cabang Jambi
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Pendistribusian Laba padaBank Muamalat Indonesia Jambi
Untuk melakukan penelitian terhadap pendistribusian laba dalam
penerapan akntansi syariah, peneliti mencari data laporan keuangan dan
data keuangan lainnya dari objek penelitian di lapangan mengenai objek
penelitian ini.Maka diperolehlah bebera temuan sebagai berikut.
1. Prinsip Keadilan dalam Konsep Pendistribusian Laba di BMI
Prinsip keadilan esensinya menempatkan susatu hanya pada
tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak, serta
memperlakukan sesuatu pada posisinya.Dalam kegiatan pendistribusian
laba, BMI Jambi telah menetapkan prosedural sebagai berikut (net income
to stockholder dan net income to residual shareholders).
“Kita dari BMI Jambi selalu berbenah dari tahun ke tahun, prinsip
pembagian laba akan selalu memperhatikan aspek keadilan.Kita
tahu bahwa usaha ini berjalan berkat bantuan berbagai pihak,
makanya kita akan bagi keuntungan sama dari berbagai pihak yang
membantu bagi perusahaan.”76
Net income to stockholder pada BMI Jambi telah diakui mengenai
laba bersih adalah hasil pengembalian kepada pemilik laba. Dalam hal
perbandingan laba yang akan diperoleh antara pemegang saham dengan
nasabah tabungan. Keduanya memiliki perhitungan yang
berbeda.Misalnya pemegang saham adalah Fulan sejumlah 25.000.000
lembar saham. Dengan menggunakan laba per saham dasar sebesar Rp.
76
Resident Auditor BMI Jambi, wawancara, 01 September 2019
5
6
115.63 persaham, maka Fulan akan mendapatkan laba sebesar Rp. 115,63
x 25.000.000 = Rp. 2.890.750.000,- Sedangkan nasabah misalkan Fulanah
menyimpan deposito mudharabah di BMI Jambi pada bulan Juni senilai
Rp. 10.000.000,- dengan jangka waktu 1 bulan. Diketahui nisbah deposito
1 bulan 50:50. HI-1000 untuk bulan Juni 10,93.
“Memang saat ini kebijakan di BMI bahwa pemegang saham
mendapatkan bagi keuntungan yang sedikit lebih besar daripada
nasabah/deposan.Akan tetapi selisih itu ada karena perbandingan
tanggung jawab yang besar kepada pemilik saham dibandingkan
dengan konsumen/nasabah kita.Tetapi semua pihak mendapatkan
keuntungan.”77
Net income to residual shareholders pada BMI Jambi para pemilik
modal residu terdiri dari pemegang sahan biasa atau investor yang dapat
menjadi pemegang saham biasa melalui konvensi pengguna hak
lainnya.Salah satu dari kelompok investor lainnya yaitu zakat.Mengenai
nisab dan presentase zakat BMI Jambi yaitu senilai 85 gram emas.
Sedangkan persentasenya adalah 2,5% dari asset wajib zakat yang dimiliki
perusahaan selama masa haul. Dan laba untuk cadangan umum, yang
mana cadangan umum dipergunakan untuk menutup kerugian yang
mungkin terjadi terhadap modal bank.Bank perlu memupuk cadangan
umum untuk memperbesar jaminan terhadap kewajibannya dalam
melaksanakan tugas usahanya.
“BMI Jambi memang mengalokasikan laba ke dana cadangan
umum, supaya jika ada sesuatu masalah pendanaan bagi
perusahaan maka dapat diambil dari dana alokasi umum ini. Inilah
kebijakan kita.Untuk berjaga-jaga.”78
77
Operasional Manajer BMI, wawancara, 03 September 2019 78
Koordinator Cabang BMI, wawancara, 04 September 2019
2. Sasaran Pendistribusian Laba di BMI Jambi
a. Distribusi Laba bagi Pemegang Saham
Saham BMI Jambi dimiliki oleh beberapa badan dan sejumlah
orang dengan jumlah saham yang berbeda-beda. Berdasarkan rapat
RUPS tahunan yang diselenggarakan pada 28 Juni 2018, para
pemegang saham telah memutuskan untuk melakukan penyisihan
sebagian laba bersih tahun 2019 sebesar Rp.37.896.347.000,- ke dalam
pos laba di tahan yang akan diakumulasikan dengan dividen tahun
buku 2019.
“Kita melakukan rapat dan selalu koordinasi dengan para
pemegang saham perusahaan kita, kita musyawarah untuk
mufakat buat mengambil keputusan besaran laba yang kita
keluarkan.”79
Dalam hal perbandingan laba yang akan diperoleh antara
pemegang saham dengan nasabah tabungan, keduanya memiliki
perhitungan yang berbeda. Misalnya saja, A memiliki saham sejumlah
25.000.000 lembar saham. Dengan menggunakan laba per saham dasar
sebesar Rp.115,63 per saham, maka si A akan mendapatkan laba
sebesar Rp. 115,63 x 25.000.000 = Rp. 2.890.750.000,- Sedangkan jika
nilai salah tersebut 2.890.750.000 (jumlah saham dikalikan harga
saham) didepositokan, maka si A akan memperoleh bagi hasil sebesar:
79
Manajer Operasional BMI Jambi, wawancara, 09 Oktober 2019
Jika dilihat perbandingan di atas maka jumlah yang diperoleh
pemegang saham masih lebih besar ketimbang nasabah yang
mendepositiokan uangnya, padahal dana yang mereka punya sama,
disimpan dalam waktu yang sama.
b. Laba bagi Nasabah
BMI Jambi berdasarkan pada prinsip and loss sharing (bagi
untung dan bagi rugi).Bank syariah tidak membebankan bunga,
melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai.Para
deposan juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank
sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
demikian ada kemintraan antara bank syariah dengan para deposan di
satu pihak dan antara bank dan para nasabah investasi pengelola
sumber deposan dalam berbagai usaha produktif di pihak lain.
“Kepada nasabah yang menabung di perusahaan kita, ada
system bagi hasil.Kalau ada keuntungan kita bagi, dan kalau
ada kerugian dalam investasi modal nasabah, maka kita bagi
juga.Kita transparan da nada laporannya kepada nasabah,
karena kita menjaga kepercayaan konsumen.”80
BMI Jambi sebagai bank berbasis syariah juga menerapkan
system bagi hasil kepada para nasabahnya.Nasabah sebagai pemilik
modal terlebih dahulu dijelaskan mengenai aturan-aturan dalam
perbankan syariah dan perbedaan mendasar antara bank konvensional
kepada calon nasabahnya.
80
Marketing Funding BMI Jambi, wawancata, 12 Oktober 2019
Calon nasabah dijelaskan mengenai akad yang akan digunakan
dalam layanan atau fasilitas yang ingin digunakan Besarnya presentasi
bagi hasil dibuat pada saat pembukaan rekening dengan berpodaman
pada kemungkinan untung rugi. Jadi pada bank syariah, besarnya bagi
hasil yang akan diperleh tiap bulannya akan berubah-ubah tergantung
pada kinerja yang dilakukan oleh bank syariah.
“Kita kasih informasi yang akurat kepada nasabah/deposan
karena mereka adalah mitra kita di BMI.Kita anggap keluarga
seumpamanya demikian.Supaya kita melayani mereka dengan
total, kita kasih informasi bahkan kepada hal-hal rinci
sekalipun demi kepuasa81n nasabah.”
BMI akan memperhatikan kinerja setiap bulannya yang disebut
HI-1000. HI-1000 tersebut akan di pajang di pintu masuk bank
sehingga nasabah dapat mengetahui sendiri besarana bagi hasil yang
akan diperoleh.
Dalam hal penggunaan layanan pembukaan rekening tabungan,
akad yang akan digunakan adalah akad mudharabah yaitu akan
kerjasama usaha antara pihak pengelola dana dimana keuntungan
dibadi sesuai dengan nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian
ditanggung pemilik modal.
“Untuk kasus pembukaan rekening tabungan biasa, maka kita
tidak menggunakan system bunga, akan tetapi bagi hasil atau
mudharabah, yaitu bagi hasil keuntungan untuk perusahaan
dan untuk nasabah itu sendiri.”82
81
Back Office BMI Jambi, wawancara, 12 September 2019 82
Teller BMI Jambi, wawancara, 17 Oktober 2019
Penetapan bagi hasil di BMI dilakukan dengan telebih dahulu
menghitung menghitung HI-1000, yakni angka yang menunjukkan
hasil investasi yangdiperleh dari penyaluran setiap Rp. 1.000 dana
nasabah. Sebagai contoh: HI-1000 bulan Januari 2019 adalah 9,99. Hal
tersebut berarti bahwa dari setiap Rp. 1000 dan nasabah yang dikelola
BMI akan menghasilkan Rp. 9,99 (HI-1000 sebelum bagi hasil).
Apabila nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank untuk
deposito 1 bulan adalah 50:50, maka dari Rp. 9,99 tersebut untuk porsi
nasabah dikalikan dahulu dengan 50% sehingga untuk setiap Rp. 1000
dana yang dimiliki nasabah akan memproleh hasil sebesar Rp. 4,99
(berarti HI-1000 nasabah = 4,99 rupiah).
Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Sebagai contoh: Fulan menyimpan uang di deposito
mudharabah di BMI pada bulan Juni senilai Rp. 10.000.000,- dengan
jangka waktu 1 bulan. Diketahui nisbah deposito 1 bulan 50:50 HI-
1000 untuk bulan Juni 10,93. Maka untuk mengetahui nilai bagi hasil
yang akan didapatkan Fulan adalah:
c. Distribusi Laba Karyawan
Karyawan merupakan salah satu faktor utama untuk
menciptakan laba.Keberadaan tenaga kerja tidak boleh begitu saja
dikesampingkan yang harus diperhatikan kesehatan dan
kesejahteraannya.Hal yang tidak bisa lepas begitu saka dari tenaga
kerja adalah upah.Penentuan upah merupakan salah satu faktor penentu
efesien atau tidaknya kerja seorang tenaga kerja.
“BMI Jambi tahu dan menyadari bahwa tanpa peranan
karyawannya maka kita akan kesulitan untuk menghimpun
dana nasabah, mereka adalah ujung tombak kita maka
perusahaan akan memperhatikan kebutuhan dan gaji staff-staff
kita.”83
BMI menyadari bahwa karyawan mempunyai peranan penting
dalam menjalankan perusahaan.Untuk itu BMI Jambi sangatlah
memperhatikan kejesahteraan dan pengembangan karir bagi karyawan-
karyawannya. Berbagai inisiatif terkait yang telah dilakukan secara
berkelanjutan sejak tahun 2011 antara lain meliputi perbaikan struktur
remunerasi dan tunjangan, serta system pengelolaan kinerja maupun
pengembangan jenjang karir karyawan.
“Bukti konkret BMI memperhatikan karyawan adalah sejak
tahun 2011 kita melakukan remunerasi dan tunjangan semua ini
dilakukan untuk mensejahterakan karyawan-karyawan kita di
BMI Jambi.”84
Rasio pemberian gaji berbeda antara karyawan.Hal ini dinilai
berdasarkan jenjang karir, tingkatan pendidikan dan pengalaman,
83
Back Operasional BMI Jambi, wawancara, 29 September 2019 84
Customer Service BMI Jambi, wawancara, 04 Oktober 2019
Biaya yang dikeluarkan BMI Jambi pada tahun 2018 sebesar Rp.
410.355.072.000.
Divisi HC senantiasa berupaya memaksimalkan penggunaan
anggaran yang dialokasikan unuk pelatihan dan pendidikan karyawan
BMI sehingga mencapai hasil secara efektif. Total biaya utnuk
pelatihan jaryawan pada tahun 2013 tercatat sebebsar Rp. 17,481
miliar, atau 5,21% dari total biaya tenaga kerja pada tahun tersebut.
Dengan adanya penambahan budget biaya taining dari tahun
2018-2019, earning perkaryawan mengalami peningkatan dari Rp. 94,6
juta di tahun 2017 menjadi Rp. 109,48 juta di tahun 2018. Dari sisi
earning juga mengalami peningkatan dari Rp. 273 miliar tahun 2018
menjadi Rp. 375 miliar di tahun 2019 (naik37%).
d. Distribusi Laba Pemerintah
Dalam Islam, masih banyak terdapat pro dan kontra mengenai
pembayaran pajak. Ulama berbeda pendapat apakah ada kewajiban
kaum muslim atas harta. Barangsiapa telah menunaikan zakat maka
bersihlah hartanya dan bebaslah kewajibannya.
Dari sisi lain, diperbolehlannya memngut pajak menurut para
ulama tersebut di atas, alasan utamanya adalah untuk kemaslahatan
umat karena dana pemerintah tidak mencukupi untuk membiayai
berbagai pengeluaran yang jika pengeluaran itu tidak dibiayai, maka
akan timbul kemudharatan. Sedangkan mencegah kemudharatan juga
suatu kewajiban.
BMI Jambi setiap tahunnya selalu patuh terhadap pembayaran
pajak.Perolehan laba yang mengikat tiap tahun juga meningkat. Pada
tahun 2018, BMI membukukan perlehan laba sebelum pajak sebesar
Rp. 371,7 miliar, atau naik 60,84% dibandingkan laba selemin pajak
tahun 2017 yang sebesar Rp. 231,1 miliar. Seiring dengan peningkatan
laba operasional, jumlah pajak penghasilan yang harus dibayarkan juga
mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 98 miliar pada tahun
2016 dibandingkan Rp. 60,1 miliar di tahun 2013 atau naik 60,06%.
Hal ini dapat berarti bahwa kenaikan laba sebelum pajak tidak
sebanding dengan kenaikan pajak.
“BMI Jambi adalah perusahaan yang taat pajak kepada
pemerintah Jambi.Kita tidak membangkang dengan regulasi
pemerintahan.Maka keuntungan tetap kita bagi kepada
pemerintahan, karena kita tahu ujungnya akan mengalir kepada
kemaslahatan ummat juga.”85
e. Distribusi untuk Zakat
Untuk perusahaan, zakat didasarkan pada prinsip keadilan serta
ijtihad para fuqaha.Oleh sebab itu, zakat agak sulit ditemukan pada
kitab fikh klasik. Kewajiban zakat perusahaan lainnya hanya ditujukan
kepada perusahaan yang dimiliki (setidaknya mayoritas) oleh muslim.
Mengenai nisab dan presentase zakat perusahaan yaitu senilai
85 gram emas sedangkan persentasenya adalah 2,5% dari asset wajib
zakat yang dimiliki perusahaan selama masa haul.
“Menganai zakat, kita BMI Jambi juga mengeluarkan
keuntungan perusahaan untuk keperluan zakat, bahkan jika ada
85
Koordinator Cabang BMI Jambi, wawancara, 02 September 2019
pemasukan lebih jumlah yang dikeluarkan lebih besar dari
kewajiban zakat perusahaan tiap atahunnya.”86
BMI menghitung zakat perusahaan sebesar 2,5% dari laba
persesroan adalah setelah pajak (laba dihitung menurut prinsip
akuntansi) yang berlaku. Untuk laba tahun 2017, BMI mengeluarkan
zakat sebesar 2,5% sedangkan untuk tahun 2018 BMI mengeluarkan
zakat sebesar Rp. 4.406.260.000,- melebihi aturan yang ditetapkan
sebesar 2,5% dari laba bersih sebesar Rp. 4.237.468.400,-
f. Distribusi Laba untuk Cadangan Umum
Cadangan umum dipergunakan untuk menutup kerugian yang
mungkin terjadi terhadap modal bank.Bank perlu memupuk cadangan
unun untuk memperbesar jaminan terhadap kewajibannya dalam
melakukan tugasnya dan usahanya.Cadangan umum juga berfungsi
untuk menjamin kelangsungan usaha bank. Bank Indonesia mengatur
tentang besar cadangan umum bank pada peraturan BI
Nomor:10/15/Pbi/2008 tentang kewajiban penyediaan modal minimum
bank umum.
B. Pendistribusian Laba pada BankSyariah Mandiri Jambi
1. Prinsip Keadilan dalam Konsep Pendistribusian Laba di BSM
Berdasarkan temuan di lapangan, diketahui bahwasanya
pendistribusian laba di BSM menggunakan prinsip syariah, hal ini
sebagaimana diketahui dari hasil wawancara:
86
Koordinator Cabang BMI Jambi, wawancara, 02 Oktober 2019
“Bank BSM ini yang didirkan tahun 2000, berdasarkan peraturan BI
yah merupakan akad perhimpunan dan penyaluran dana bagi bank
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Makanya kita pakai murabahah dan mudharabah mbak.”87
Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa prinsip syariah
selalu dipakai dalam menjalankan pendistribusian laba.Selain itu, BSM juga
menghidari laba. Hal ini diketahui dari wawancara sebagai berikut:
“Distribusi di bank kita ini yah, dalam pemilik dana ada yang
menyimpan dananya mereka pada bank syariah tidak dengan motif
untuk mendapatkan bunga. Bank syariah juga sama halnya dengan
bank menyalurkan kembali dana-dana yang ada ke masyarakat.”88
Dari wawancara ini, maka BSM Jambi sangat menghidari riba berupa
bunga bank, dan oleh karenanya perusahaan tersebut menggunakan prinsip
bagi hasil. Hal ini sebagaimana keterangan dari salah seorang inforaman:
“Di sini kita menggunakan prinsip bagi hasil mbak. Dalam melakukan
kegiatan kita, maupun itu pendistribusian labanya, kita tidak memakai
system bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan yang akan
diterima atas jasa pembiayaan yang diberikan oleh nasabah. Penentuan
imbalan kita berdasarkan prinsip bagi hasil.”89
Dari penejelasan yang peneliti peroleh di lapangan ini, tujuan semua
kegiatan bank, termasuk untuk pendistribusian laba adalah Allah SWT.Konsep
distribusi laba pada BSM Jambi secara transparan dilaporkan dalam anggaran
laporan keuangan.
2. Sasaran Pendistribusian Laba di BSM Jambi
Berdasarkan dari hasil laporan keuangan bank syariah mandiri Jambi,
yang isinya berupa laba rugi, maka diperoleh keterangan bahwa
87
Kepala BSM Jambi, Wawancara, tanggal 01 September 2018 88
Staff BSM Jambi, Wawancara, tanggal 02 September 2018 89
Staff BSM Jambi, wawancara, tanggal 03 September 2018
pendistribusian keuntungan perusahaan di arahkan/didistribusikan kepada
beberapa pihak yaitu sebagai berikut:
a. Untuk Pemilik Dana
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di lapangan
diketahui bahwasanya pemilik dana juga mendapatkan bagian dari laba
yang diperoleh BSM Jambi. Hal ini diketahui sebagaimana wawancara
dengan peneliti sebagai berikut:
“Dalam mudharabah, terdapat hitungan keuntungan dimana ada
besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan, yang
mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah
pihak. Pengelola dana mendapatkan imbalan atas kerjanya,
sedangkan pemilik dana mendapatkan imbalan atas penyertaan
modalnya.”90
Dalam pembagian laba kepada pemilik modal ini, yang menjadi
kata kuncinya adalah pembagian nisbah keuntungan harus jelas.Karena hal
ini jika tidak jelas maka dapat menimbulkan perselisihan dalam bisnis.
“Nisbah keuntungan harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah
pihak. Inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan antara
kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan. Jika
memang dalam akad tidak dijelaskan masing-masing porsi, maka
pembagiannya menjadi setengah-setengah.”91
Berdasarkan keterangan di atas, pembagian nisbah harus
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian,
maka kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali ada hal-hal lainnya
yang dimaklumi oleh kedua belah pihak.
b. Untuk Karyawan BSM Jambi
90
Marketing Coordinator BSM Jambi, wawancara, catatan lapangan, 09 September 2018 91
Service Asisten BSM Jambi, wawancara, catatan lapangan, 10 September 2018
Suatu bisnis usaha, termasuk bisnis jasa perbankan BSM Jambi ini,
tidak akan berjalan lancer tanpa adanya tanpa adanya karyawan. Tanpa
adanya karyawan, maka produksi tidak akan berjalan dengan kondusif.
Dan karyawan memegang peranan yang sangat penting.Olehkarenanya
karyawan juga perlu diberi kucuran dari hasil laba yang diperoleh.
“Keberadaan karyawan tidak bisa dikesampingkan begitu
saja.Yang perlu diperhatikan adalah kesehatan dan
kesejahteraannya.Hal yang tidak bisa lepas begitu saja dari tenaga
kerja adalah gaji.Penentua gaji merupakan salah satu penentu yang
efisien atau tidaknya kerja seseorang.”92
Berdasarkan keterangan di atas, tampak bahwa BSM Jambi
memperhatikan sekali gaji karyawannya agar tidak memberikan kerugian
kepada kedua belah pihak yaitu pihak perusahaan dan karyawan BSM
Jambi.
Jika karyawan tidak mendapatkan upah yang adil dan wajar, ini
tidak hanya akan mempengaruhi daya beli dan taraf hidup karyawan
beserta keluarganya. Dengan demikian, secara ekonomi sangat berbahaya
bagi suatu Negara jika menghapuskan hak tenaga kerja atas pembagian
dividen.93
Karyawan bagi perusahaan BSM Jambi merupakan salah satu faktor
utama untuk menciptakan laba.Keberadaan tenaga kerja tidak boleh begitu
saja dikesampingkan.Harus diperhatikan kesehatan dan kesejahteraannya.Hal
yang tidak bisa lepas begitu saja dari tenaga kerja adalah upah.Penentuan
upah merupakan salah satu penentu efisien atau tidaknya kerja seorang tenaga
92
Marketing Funding/Lending BSM Jambi, wawancara, catatan lapangan, 10 September 2018 93
Observasi tanggal 12 September 2018
kerja.PT. Bank Syariah Mandiri menyadari bahwa karyawan mempunyai
peran penting dalam menjalankan perusahaan.Untuk itu PT. Bank Syariah
Mandiri sangatlah memperhatikan kesejahteraan dan pengembangan karir dari
karyawan-karyawannya.94
“Berbagai inisiatif terkait yang telah dilakukan secara berkelanjutan
sejak tahun 2011 antara lain meliputi perbaikan struktur remunerasi
dan tunjangan, serta sistem pengelolaan kinerja maupun
pengembangan jenjang karir karyawan. Distribusi nilai ekonomi
terhadap pembayaran beban karyawan tahun 2018 mencapai Rp. 1,32
triliun, meningkat terhadap pembayaran beban karyawan tahun 2017
sebesar Rp 1,19 triliun.”95
Berdasarkan keterangan wawancara di atas, diketahui bahwasanya
dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami peningkatan.Hal ini menunjukkan
bahwa di BSM Jambi, laba diberikan kepada pihak karyawan mereka dengan
baik, bahkan tahun 2018 mengalami peningkatan. Salah seorang informan
lainnya memberikan keterangan:
“Strategi remunerasi yang tepat merupakan salah satu faktor yang
dapat mendukung peningkatan pertumbuhan bisnis perusahaan.Di
awal tahun 2015, dengan bantuan konsultan professional independen,
Bank Syariah Mandiri melakukan survei dan analisa penggajian
dibandingkan dengan industri perbankan. Berdasarkan hasil survei
dan analisa tersebut, manajemen Bank Syariah Mandiri kemudian
melakukan penyesuaian terhadap kebijakan skala gaji maupun
komponen remunerasi dan kompensasi lain berupa tunjangan ataupun
fasilitas sesuai dengan kepangkatan (jobgrade) masing-masing
karyawan. Kebijakan komponen remunerasi dan kompensasi tersebut
akan dikaji secara berkala setiap tahunnya agar tetap kompetitif dalam
industri perbankan.”96
Dengan demikian, dapat memotivasi dan meningkatkan loyalitas serta
kinerja karyawan, dan menarik talenta-talenta terbaik untuk bergabung pada
Bank Syariah Mandiri.
94
Observasi tanggal 13 Oktober 2018 95
Marketing Lending BSM Jambi, wawancara, catatan lapangan, 09 September 2018 96
Marketing Lending II BSM Jambi, wawancara, catatan lapangan, 01 Oktober 2018
c. Distribusi Laba untuk Pemerintah
Bank Syariah Mandiri Jambi tentu patuh dengan aturan main yang
ada di Provinsi Jambi, Indonesia.Hal ini terkait dengan kewajiban
perusahaan untuk membayar pajak.Maka laba perusahaan otomatis juga
diarahkan untuk membayar pajak.97
Hal ini berdasarkan kepada Firman
Allah SWT:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu
berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
QS. Al-Nisa : 59).98
d. Distribusi Laba untuk Zakat
Untuk perusahaan, zakat didasarkan pada prinsip keadilan serta
hasil ijtihad para fuqaha.Salah satu prinsip akuntansi yang dipakai dalam
sistem perhitungan zakat adalah konsep entitas.Dalam konsep ini
perusahaan dianggap sebagai seorang wajib zakat, terpisah dengan
kewajiban zakat dari para pemilik maupun pengelolanya. Konsep entitas
ini juga diatur dalam hukum Islam, dalam firman Allah SWT dalam Surah
At-Taubah ayat 103 sebagai berikut:
97
Observasi tanggal 02 Oktober 2018 98
Tim Penerjemah Depag RI, al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
182
Berdasarkan observasi di lapangan, diperoleh informasi
bahwasanya laba perusahaan diberi kepada masyarakat melalui zakat. Hal
ini berdasarkan perintah al-Quran sebagai berikut:
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan99
dan mensucikan100
mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Taubah : 103).101
Semua landasan hukum Islam berisi perintah untuk menunaikan zakat
perusahaan.Dalam hukum yuridis juga diatur mengenai kewajiban perusahaan
untukmengeluarkan zakat yaitu dalam UU No. 36 Tahun 2008 dan
pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun
2010.Landasan fiqh atau hukum Islam atas kewajiban zakat tidak dapat secara
mutlak dijadikan patokan kepatuhan para muzakki untuk mengeluarkan zakat
yang menjadi kewajiban mereka.
C. Perbandingan Pendistribusian Laba pada BMI Jambi dan BSM Jambi
BMI dan BSM tidak menganut system bunga yang menjadi unsur riba
dalam perbankan.BMI dan BSM menggunakan system bagi hasil sebagai
bentuk pendistribusian keuntungan kepada para nasabah.Besarnya bagi hasil
berdasarkan kepada jumlah keuntungan yang diperleh. Bila usaha merugi,
99
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan
kepada harta benda 100
Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka. 101
Tim Penerjemah Depag RI, al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: DIponegoro, 2008), 78
kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Hal ini akan
dinilai lebih adil dibandingkan dengan system bunga yang memberikan
tambahan pada pokok uang yang disimpan atau dipinjamkan tanpa
memperhitungkan untuk rugi yang mengelola dana.
Pendistribusian laba dalam BMI dan BSM juga menghindari unsur
kezaliman yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan.Para
karyawan diberikan upah dan bonus yang senantiasa meningkat seiring dengan
peningkatan laba perusahaan.Karir karyawan senantiasa diperhatikan dengan
memberikan pelatihan untuk meningkatkan skill para karyawan.
Di bidang lingkungan sekitar, BMI dan BSM menggunakan zakat
perusahaan untuk kegiatan-kegiatan social. Laba juga didistribusikan untuk
dana cadangan umum yang berguna untk menjaga kelangsungan perusahaan.
Dalam hal gharar, BMI dan BSM bersipa terbukan kepada para
stakeholdernya. Sebelum menandaangai akad, akan dijelaskan mengenai hak
dan kewajiban bank dan para nasabah. HI-1000 sebagai dasar penentuan bagi
hasil tiap bulannya diumumkan agar nasabah dapat menghitung sendiri berapa
besar keuntungan yang akan diperleh. BMI dan BS< menerbitkan laporan
tahunan yang berisikan tentang laporan kinerja bank maupun non-keuangan,
sehingga pemerintah dapat mengetahui besaran pajak yang dikeluarkan para
pemegang saham dapat mengetahu besar keuntungan yang diperoleh, serta
distribusi zakat dapat diketahui.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada BMI
Jambiditujukankepadasegenappihakmulaidaripimpinanhinggakaryawansec
araadil. Pihak-pihak yang dimaksudkanadalah: mulaidaripemilikdana
(pemegangsaham), nasabah, karyawan, lembaga zakat, pemerintah (pajak),
dandanacadanganumum. Pendistribusianlabanya, tidaksemata-
matadalambentukuang (materi), namunjugadalambentuklainnyaseperti:
pelatihan, fasilitasinternasional banking baginasabah (termasukfitur-
fituraplikasi mobile banking).
2. Pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada BSM
Jambitelahmelakukanprinsipkeadilandalampembagianlabanya. Dan
ditujukankepadabeberapapihakyaitu: untukpemilikdana, karyawan BSM,
pemerintah, zakat.
3. Perbandingan pendistribusian laba dalam akuntansi syariah pada BMI
Jambi dan BSM Jambisecaraprinsiptidakadaperbedaan yang mencolok.
Hampirdapatdikatakanantara BMI dan BSM
memilikipersamaandalamprinsipkeadilanpembagianlabanya.
Hanyasajaterdapatperbedaan-perbedaandalamperistilahannyasajadan di
dalam BMI adadistribusilababagicadanganumum, sedangkan di BSM
tidakada.
B. Saran-saran 7
3
Berdasarkan hasil temuanyang telah dipaparkan oleh
penelitipadababsebelumnya, maka saran yang diberikan penulis pada
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Landasan fiqh yang ada tidak menyediakan sanksi “nyata”bagi
pelanggarnya. Oleh karena itu, landasan fiqh harus dipertegas lagi
dengankeberadaan landasan yuridis. Ditambah lagi, padaumumnya para
pemilik (pemegang saham atau pun investor) perusahaan-perusahaan besar
(go public) tidak semuanya beragama Islam. Kondisi inilah
yangmenyebabkan landasan normatif-religius tidak dapat dijadikan
sebagai satu-satunya patokan kepatuhan para muzakki dalam berzakat.
Untuk itu landasan yuridis yang lebih tegas sangat dibutuhkan peranannya
demi pemenuhan kewajiban zakat.
2. Mengenai system
pendistribusianlabauntukmempertimbangkankembalijumlahlaba yang
diberikankepadanasabahdibandingkandenganpemegangsaham,
ataumemperhatikanfasilitas-fasilitas yang
diberikansehinggaprinsipkeadilansemakinmantapditerapkandengan
holistic.
C. Kata Penutup
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam karena atas petunjuk dan
Ridha-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala usaha yang
maksimal, walaupun terdapat beberapa rintangan dan hambatan yang dihadapi
tetapi kesemuanya itu penulis anggap sebagai tantangan dalam meraih ilmu
dan kesuksesan.
Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnan dan mungkin terdapat beberapa kekeliruan yang penulis tidak
sadari sewaktu dalam penulisan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran
dan kritik yang konstruktif dari seluruh pembaca guna penyempurnaan skripsi
ini di masa yang akan datang. Semoga apa yang dihasilkan oleh peneliti pada
hari ini menjadi suatu ibadah dalam mensyukuri nikmat Allah SWT. Akhir
kata, peneliti tutup dengan ucpan shalawat dan salam serta pujian bagi
Rasulullah SAW.
Jambi, November 2019
Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Anonim, Al-Quran danTerjemahnya.Bandung: Diponegoro, 2008
Arikunto, SuharsimiProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta:
RinekaCipta, 2010
Asy‟ari, Suaidi (Ed), PanduanPenulisanSkripsiMahasiswa UIN STS Jambi.
Jambi, t.p, 2009
Hery.AnalisisLaporanKeuangan. Jakarta: BumiAksara, 2014
Moeleong, Lexy J. PenelitianKualitatif. Bandung: Rosdakarya, 1995
NurIndriyantorodanBambangSupomo,
MetodologiPenelitianBisnisuntukAkuntansidanManajemen.Yogyakarta:
BPFE, 1999
Paul M. Fischer, dkk. AkuntansiKeuanganLanjutan. Jakarta: Erlangga, 1990
Rivai, H. VeithzaldanAriviyanArifin, Islamic Banking. Jakarta: BumiAksara,
2010
Saebani, Beni Ahmad MetodePenelitian. Bandung: PustakaSetia, 2010
Sugiyono.MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2007
Syekh, Sayid. SekilasPengantarIlmuEkonomidanPengantarIlmuEkonomi
Islam.Jakarta: GP Press Group, 2013
INTERNET
http://ahlibaca.com/distribusi-laba-untuk-pemilik-dana-akuntansi-syariah, diakses
03 Maret 2017
http://annual report. id/annual report /pt – bank – muamalat - indonesia-tbk-
laporan-tahunan -2015. diaksesdiaksespada 27 Februari 2017
http://id.m.wikipedia.org/wiki/laba, diaksespada 01 Maret 2017
http://konsultan ekonomi. blogspot. co. id / 2012 / 05 / keadilan -distribusi-dalam-
prespektif.html? m=1diaksespada 03 Maret-2017
http://www.e-akuntansi.com/2015/10/konsep-keuangan-dalam-syariah.html?m=1,
diaksespada 09 Maret 2017
http://www.ojk.go.id /kanal/ syariah/ tentang – syariah / pages / sejarah-
perbankan-syariah.aspx, diaksespada 20 Juli 2018
PENELITIAN
Pitri, Nita Muliza.
”AnalisisdistribusiLabaDalamAkuntansiSyariahUntukMencapaiPrinsipKe
adilan (StudiPada Bank SyariahMandiri)” SkripsiInstitut Agama Islam
Negeri Jambi, 2016
RahayuNingsih,”AnalisisPengaruhLabaTerhadap Zakat PT Bank SyariahMandiri”
Skripsi.Riau:Universitas Islam Negeri Sultan SyarifKasim Riau
Pekanbaru, 2013
Jafar, Tri DyaFitrisah.
“AnalisisPendistribusianLabaDalamAkuntansiSyariahUntukMencapaiPrin
sipKeadilan” Skripsi.Makasar: UniversitasHasanudin, 2012
JURNAL
SurepnodanPrabowoYudoJayanto,
“DistribusiLabaSebagaiImplementasiNilaiKeadilanDalamAkuntansiSyaria
hPada PT. Bank SyariahMandiri” JurnalEkonomi Syariah,Vol.5.No.1,
2017
SurepnodanPrabowoYudoJayanto,
“DistribusiLabaSebagaiImplementasiNilaiKeadilanDalamAkuntansiSyaria
hPada PT. Bank SyariahMandiri,” JurnalEkonomi Syariah,Vol.5.No.1,
2017
WAWANCARA
Back Office BMI Jambi, wawancara, 12 September 2019
Back Operasional BMI Jambi, wawancara, 29 September 2019
Customer Service BMI Jambi, wawancara, 04 Oktober 2019
Kepala BSM Jambi, Wawancara, tanggal 01 September 2018
KoordinatorCabang BMI Jambi, wawancara, 02 Oktober 2019
KoordinatorCabang BMI Jambi, wawancara, 02 September 2019
KoordinatorCabang BMI, wawancara, 04 September 2019
ManajerOperasional BMI Jambi, wawancara, 09 Oktober 2019
Marketing Coordinator BSM Jambi, wawancara, catatanlapangan, 09 September
2018
Marketing Funding BMI Jambi, wawancata, 12 Oktober 2019
Marketing Funding/Lending BSM Jambi, wawancara, catatanlapangan, 10
September 2018
Marketing Lending BSM Jambi, wawancara, catatanlapangan, 09 September 2018
Marketing Lending II BSM Jambi, wawancara, catatanlapangan, 01 Oktober 2018
OperasionalManajer BMI, wawancara, 03 September 2019
Resident Auditor BMI Jambi, wawancara, 01 September 2019
Service Asisten BSM Jambi, wawancara, catatanlapangan, 10 September 2018
Staff BSM Jambi, Wawancara, tanggal 02 September 2018
Staff BSM Jambi, wawancara, tanggal 03 September 2018
Teller BMI Jambi, wawancara, 17 Oktober 2019
Lampiran I
IPD (INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA)
A. Panduan Observasi
Observasi dilakukan untuk menggali data di lapangan dengan tujuan untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan pada sub judul rumusan
masalah skripsi ini. Adapun hal-hal yang diamati (diobservasi) di lapangan adalah
sebagai berikut:
1. Peneliti mengamati keadaan sarana dan prasarana BMI dan BSM Jambi;
2. Peneliti mengamati pola pendistribusianlaba di BMI dan BSM Jambi;
3. Penelitimengamati data-data pendistribusianlaba di BMIdan BSM Jambi;
4. Peneliti mengemati hal-hal lain yang dipandang relevan.
B. Panduan Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendalami data-data yang diperoleh
melalui observasi dan dokumentasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan kepada para informan di lapangan adalah sebagai berikut:
PertanyaanterhadapSDM di lingkunganBMI dan BSM Jambi
1. Kepada pihak-pihak manasaja laba yang diperoleh bank ini disalurkan?
2. Apakah pendistribusian laba ini mengacup kepada sistem mudharabah
tersebut? Lalu, bagaimana mekanismenya dilakukan?
3. Apa saja rincian yang diperoleh oleh pemilik dana atas laba yang diperoleh
bank?
4. Siapasaja yang termasuk kateogri pemegang saham? Lalu berapa bagian
yang diperolehnya atas keuntungan yang diperoleh? Dan bagaimana
prosesnya dilakukan?
5. Siapasaja yang masuk dalam kateogri „danapihakketiga‟ (DPK)? Berapa
persen laba yang mereka (DPK) terima dan mekanisme dalam penerimaan
mereka seperti apa?
6. Bagaimana mekanisme pendistribusian laba bank kepada pemerintah?
Apakah dilakukan lewat pajak? Lalu, bagaimana prosesnya dilakukan?
7. Bagaimana mekanisme bank dalam mendistribusikan laba kepada
karyawan?
8. Apakah laba juga dikeluarkan dalam bentuk zakat? Lalu bagaimana
mekanismenya?
C. Panduan Dokumentasi
Panduan dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk memudahkan peneliti
melengkapi data-data di lapangan yang dapat menunjang validitas data yang
dikumpulkan melalui hasil observasi dan wawancara yang sebelumnya telah
dilakukan. Adapun langkah-langkah yang akan peneliti lakukan adalah:
1. Peneliti meminta dokumen terkait sejarah berdirinya BMI dan BSM Jambi
(jika tersedia) baik itu dalam bentuk file (soft copy) dan atau dalam bentuk
hasil print-out (hard copy).
2. Peneliti meminta para informan untuk foto bersama setelah sesi
wawancara.
3. Peneliti meminta ijin kepada pihak bank, untuk mengambil gambar dari
ruangan-ruangan (sarana dan prasarana) kantor yang ada di BMI dan BSM
Jambi.
4. Penelitimemintadokumensebarandanbesarangaji SDM di bank BMI dan
BSM Jambi.
5. Penelitimendokumentasikanhal-hal lain yang dipandangperlu.
Lampiran II
NAMA-NAMA INFORMAN
NO JABATAN INFORMAN NAMA
INFORMAN
1 Back Operasional(Pembiayaan)
BMI Jambi
Doni
Mardiansyah
2 Customer Service BMI Jambi Lia Puspa Sari
3 KoordinatorCabang BMI Jambi Muhammad
Fahmi
4 ManajerOperasional BMI Jambi Tesa Arief
Budiman
5 Marketing Funding BMI Jambi Peggi Tri
Regina
6 Teller BMI Jambi May Susilawati
7 Branch Manager BSM Jambi Ari Yusnairy
Muslim
8 Marketing Koordiantor BSM
Jambi
Sahroni Jais
9 Marketing Funding BSM Jambi Marwah Andini
10 Marketing Funding II BSM Jambi Wadi
Munarman
11 Service Asisten BSM Jambi Budi Mulia
12 Staff BSM Jambi Wana Sari
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama : SitiMariatulUlfa
Tempat/TglLahir : RimboBujang, 30 Mei 1994
Email/Surel : [email protected]
No. Kontak/HP : 082281719341
Alamat : PerumahanArzaGriyaMandiri 1, Mendalo
Indah
Pendidikan Formal:
1. TK Tunas Harapan II KarangDadi (1998-2000)
2. SDN 182/VIII KarangDadi (2000-2006)
3. SMPN SatuAtapKarangDadi (2006-2009)
4. SMKN 1 MuaraBungo (2009-2012)
5. S1 IAIN SulthanThahaSaifuddin Jambi (2012-sekarang)
Motto Hidup:
“Kesempatanbukanlahhal yang kebetulan.Kamuharusmenciptakannya”. –Chris
Grosser
Jambi, November 2019
SitiMariatulUlfa
SE120170