146
ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI PADI SAWAH DENGAN INDUSTRI KECIL BATU BATA DI DESA ABENGGI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN SKRIPSI Oleh: MUSTIKA NIM. D1A1 12 005 JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2 0 1 6

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI PADI

SAWAH DENGAN INDUSTRI KECIL BATU BATA DI DESA ABENGGI

KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

SKRIPSI

Oleh:

MUSTIKA NIM. D1A1 12 005

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2 0 1 6

Page 2: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI PADI

SAWAH DENGAN INDUSTRI KECIL BATU BATA DI DESA ABENGGI

KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakutas Pertanian

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

studi pada Jurusan Agribisnis

Oleh:

MUSTIKA

NIM. D1A1 12 005

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2 0 1 6

Page 3: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. APABILA

DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA

SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA

MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, Mei 2016

MUSTIKA

D1A1 12 005

Page 4: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

vi

Page 5: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

vii

Page 6: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

viii

ABSTRAK

Mustika (D1A1 12 005). Analisis Perbedaan Pendapatan antara Usahatani

Padi Sawah dengan Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan. Dibawah bimbingan H. Saediman dan La Nalefo.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pendapatan pada usahatani

padi sawah dan industri kecil batu bata, dan (2) menganalisis perbedaan

pendapatan antara usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata di Desa

Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan. Populasi penelitian ini

adalah seluruh petani padi sawah dan pengusaha industri kecil batu bata di Desa

Abenggi. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling yang

digunakan untuk memilih 19 petani padi sawah dan 19 pengusaha batu bata. Data

dianalisis menggunakan analisis pendapatan yaitu, I = TR-TC dan analisis perbedaan

pendapatan dengan statistik uji beda rata-rata (compare means). Metode yang

digunakan adalah independent sample t-test. Hasil penelitian ini adalah (1) rata-rata

pendapatan pada usahatani padi sawah yaitu sebesar Rp8.291.280,00 dalam satu

kali siklus produksi (4 bulan) dan pendapatan pada industri kecil batu bata yaitu

sebesar Rp9.290.428,00 dalam dua kali siklus produksi yang diukur pada rentang

waktu yang sama, dan (2) pendapatan pada usahatani padi sawah dan industri

kecil batu bata adalah tidak berbeda nyata, dengan t hitung = 0,082 kurang dari (<) t

Tabel = 2,028 pada taraf kepercayaan 95%.

Kata Kunci: Pendapatan, perbedaan, usahatani padi sawah, industri kecil batu bata

Page 7: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

ix

ABSTRACT

Mustika (D1A1 12 005). Analysis of the Difference of Income between

Rice Farm and Small-Scale Brick Making Enterprise in Abenggi village Landono

subdistrict Konawe Selatan district. Under the supervision of H. Saediman and

La Nalefo.

This study aimed to (1) analyze income of rice farm and small-scale brick

making enterprise, (2) analyze difference of income between rice farm and small-

scale brick making in Abenggi village Landono subdistrict Konawe Selatan

district. Population for this study include all rice farmers and small-scale brick

making owner-operator in Abenggi village. Simple random sampling was used to

select 19 rice farmers and 19 brick making owner-operator. Data were analyzed

using income analysis namely I = TR – TC, and analysis of income difference with

independent sample t-test. Research results are as follows (1) average rice farm

income is IDR8,291,280.00 in one planting season (4 months) and average

income from small-scale brick-making is IDR9,290,428.00 in two production

cycles (4 months), and (2) the difference of income from rice farming and small-

scale brick making is not statistically significant, with t observed = 0.082 less than

(<) t table = 2.028 at the confidence level of 95%.

Keywords: Income, difference, rice farm, brick making

Page 8: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat dan karuniah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh

rangkaian perkuliahan, penelitian serta penyusunan skripsi hingga dalam wujud

sekarang ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi

Muhammad Shallallahu‟ Alaihi Wasallam serta para keluarga dan sahabat Beliau

yang merupakan suri tauladan bagi seluruh ummat manusia.

Ucapan terima kasih dengan bangga penulis persembahkan kepada orang

tua, Bapak La Daefe dan Ibu Wa Sanuwia yang telah membesarkan, menyayangi

dan mencintai, mendukung, memotivasi, memfasilitasi, dan mengontrol serta

senantiasa mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan studi penulis. Semoga

Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan.

Bersamaan dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghormatan kepada pembimbing, yaitu Ir. H. Saediman, M.Agr.,Ph.D dan

Dr. Ir. La Nalefo, MS yang telah sabar, tekun, dan tulus dalam membimbing,

mengarahkan, mendidik serta memotivasi dalam penyusunan skripsi penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada:

1. Rektor Universitas Halu Oleo, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Halu

Oleo, Pengelola Jurusan/Program Studi Agribisnis Universitas Halu Oleo

beserta staf, Dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis, yang

Page 9: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xi

telah memberikan kesempatan belajar bagi penulis, dan dukungan sarana dan

prasarana dalam kelancaran proses kuliah.

2. Dosen pengajar pada Jurusan/Program Studi Agribisnis yang telah berperan

dalam proses pembelajaran dan pembentukan pola pikir penulis.

3. Bapak Awaluddin Hamzah, S.P.,M.Si selaku Penasehat Akademik pertama

dan Ir. H. Saediman, M.Agr.,Ph.D selaku Penasehat Akademik kedua selama

penulis mengikuti pendidikan pada Fakultas Pertanian UHO.

4. Seluruh dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan

pada saat pelaksanaan seminar proposal sampai pada ujian skripsi.

5. Pegawai administrasi Jurusan Agribisnis, Pegawai administrasi Fakultas

Pertanian, Laboratorium dan Perpustakaan atas bantuan dan kelancaran

urusan admnistrasi yang mendukung penulis selama masa pendidikan.

6. Keluarga Bapak Kepala Desa Abenggi, dan semua masyarakat Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan khususnya adik-adik di

SDN 1 Landono yang telah membantu, melayani dengan baik dan

memberikan informasi selama peneliti melakukan kegiatan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) dan selama peneliti melakukan kegiatan penelitian di lokasi.

7. Adik tercinta Siman, Tarwan, Sulaeman dan Ikram atas kasih sayang,

dukungan, motivasi, doa dan inspirasinya.

8. Nenek terkasih dan tersayang Wa Anta, tante Saia, tante Runi sekaligus

sebagai kaka penulis, mamanya Imin, sepupu Amrin Fakri, Marini, dan Asri,

sepupu Asma, S.Pd dan Desti yang seperjuangan di Kendari terima kasih atas

bantuan, dukungan dan doanya.

Page 10: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xii

9. Ibu tercinta Narni, S.Pi selaku orang tua kedua penulis atas kasih sayang,

motivasi, dukungan, doa dan bantuan moriil dan material.

10. Bapak Nur Ramadhan, S.H., M.H dan Ibu Andi Erni sebagai orang tua wali

penulis selama mengikuti proses perkuliahan yang telah banyak memberikan

bantuan naungan tempat tinggal, fasilitas dan bantuan material serta adik

Andi Muh. Risky Naufaldi dan Andi Deni atas bantuannya.

11. Sahabat seperjuangan penulis yang selalu ada disaat susah maupun senang

yaitu: Nur Tani, Lukman Inta, All Munir, La Ode Dawid S.P., dan La Bai

S.P., terima kasih atas segala doa, bantuan dan pengorbanan kalian semoga

Allah SWT membalas dengan ganjaran yang lebih baik.

12. Teman dan sahabat kuliah Agribisnis kelas A: Mulianton, Wana Rukmana,

Wa Ode Herlianti Astuti, Riski Amaliah, Israwati, Risna, Hasnawati Sarfan,

Minartin, Amrin Aksa, Dina Rachmayanti, Ika Ririn Martin, Syamsiah, Indri

Sulfianatasari, Ayu Ansyari, Awwal R. Hartono, Hardianti, Bayu Prasetyo

Aji, Tafahudin, Hardiman Arif, Irma Sapta Pratiwi, Rizal Endriansyah,

Armansyah, Abdul Hamid, Ifan, dan Maria T. Sarigana yang selalu

mendukung, menyemangati, dan membantu.

13. Teman dan sahabat kuliah Agribisnis Angkatan 2012 terkhusus Agribisnis

PPM yaitu: LM Arjuna Ruslan, Trisnawati Baso, Syamsudin, Derman,

Dermawansa, Ahmad Sedi, Rudi Hartono, Dian Parawansa, Gede Suadyana,

Yusriadin S.P., Muh. Yakup S.P., La Ode Abdul Asis Hasidu S.P., Kiki

Puspita, Agus Ari Artanto, Usti, La Wawar, La Ode Halfin, Daud, Reski,

Novia Ningsi, Rosnawati Abas, Nurti Hidaya, Putri Jenang, Sandra Dewi,

Page 11: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xiii

Pusrawati dan Fadli, serta teman-teman dari SET Tambang: La Yoreni, Ardi,

LD. Firman Yadi, Untung, LD. Hasri dan lainnya yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah mendukung, menyemangati dan membantu.

14. Teman dan sahabat organisasi LDK Ulul Albaab dan LDF Raudhatul „Ilmi

UHO WD. Asriani dan Ilian Elvira, serta terkhusus kepada murabbiyah dan

murattilah penulis.

15. Pengurus Mahasiswa Bidikmisi UHO, Asrama Ibnu Sina UHO dan teman-

teman mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi angakatan 2012 UHO.

Penulis hanya bisa berdoa agar semua amal dan kebaikan yang telah

diberikan dalam penyelesaian studi penulis diganjar dengan kebaikan yang lebih

baik dari sisi Allah SWT. Amin. Penulis menyadari dalam skripsi yang disusun

penulis masih memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga bimbingan dan

arahan sangat diharapkan oleh penulis. Semoga karya ilmiah ini dapat

memberikan manfaat bagi setiap pihak yang membutuhkan informasi dan ingin

meningkatkan pemahamannya.

Wa Alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakaatuh

Kendari, Mei 2016

Penulis

Page 12: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Usahatani Padi Sawah ............................................................................. 7

A.1 Gambaran Umum Tentang Padi Sawah ........................................... 7

A.2 Teknik Budidaya Padi Sawah ........................................................... 8

A.3 Pengertian Usahatani ........................................................................ 10

A.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usahatani Padi Sawah .............. 12

B. Industri Kecil Batu Bata .......................................................................... 14

B.1 Pengertian Industri Kecil .................................................................. 14

B.2 Produk Batu Bata .............................................................................. 16

B.3 Proses Produksi Batu Bata ................................................................ 18

B.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Industri Kecil Batu Bata ........... 26

C. Konsep Harga (Price) .............................................................................. 28

D. Konsep Biaya (Cost) ............................................................................... 29

D.1 Biaya Usahatani Padi Sawah ............................................................ 30

D.2 Biaya Industri Kecil Batu Bata ......................................................... 31

E. Konsep Modal ......................................................................................... 32

F. Konsep Penerimaan (Revenue) ................................................................ 33

G. Konsep Pendapatan (Income) .................................................................. 34

H. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 37

I. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................ 43

J. Hipotesis .................................................................................................. 48

Page 13: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xv

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu .................................................................................... 49

B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 49

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 50

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 51

E. Variabel Penelitian ................................................................................. 51

F. Analisis Data .......................................................................................... 51

G. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 53

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 56

A.1 Letak dan Batas Wilayah .................................................................. 56

A.2 Keadaan Iklim dan Topografi ........................................................... 56

A.3 Luas Wilayah dan Tataguna Lahan .................................................. 58

A.4 Keadaan Demografi .......................................................................... 59

B. Identitas Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil

Batu Bata ................................................................................................. 64

B.1 Keadaan Responden Menurut Umur ................................................ 65

B.2 Tingkat Pendidikan Formal .............................................................. 66

B.3 Jumlah Tanggungan Keluarga .......................................................... 68

B.4 Pengalaman Berusaha ....................................................................... 70

C. Karakteristik Usaha ................................................................................. 73

C.1 Luas Lahan ....................................................................................... 73

C.2 Biaya Usaha (Cost ) .......................................................................... 75

C.3 Penerimaan (Revenue) ...................................................................... 81

C.4 Pendapatan (Income) ........................................................................ 83

D. Analisis Perbedaan Pendapatan ............................................................... 84

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 87

B. Saran ....................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 89

LAMPIRAN ...................................................................................................... 92

Page 14: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas Lahan, Produksi dan Produktifitas Tanaman Pangan Menurut Jenis

Tanaman di Kecamatan Landono Tahun 2014 .............................................. 2

2. Luas Wilayah dan Tataguna Lahan di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ....................................................... 58

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa

Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ...... 59

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ........................................ 61

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ..................... 62

6. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Sosial - Ekonomi di Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ..................... 63

7. Distribusi Responden Usahatani Padi sawah dan Industri Kecil Batu Bata

Berdasarkan Golongan Umur di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ....................................................... 66

8. Distribusi Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa Abenggi kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ........................................ 67

9. Distribusi Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata

Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ........................................ 69

10. Distribusi Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata

Berdasarkan Pengalaman Berusaha di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ....................................................... 71

11. Rata-rata Identitas Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil

Batu Bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2016 .................................................................................................... 72

12. Keadaan Responden Petani Padi Sawah dan Pengusaha Batu Bata Berdasarkan

Luas Lahan di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe

Selatan Tahun 2016 ........................................................................................ 74

Page 15: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xvii

13. Rata-rata Biaya Variabel yang Digunakan Responden dalam Usahatani Padi

Sawah dan Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ....................................................... 76

14. Rata-rata Biaya Tetap yang Digunakan Responden Usahatani Padi Sawah

dan Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ....................................................... 79

15. Rata-rata Biaya Total yang Digunakan Responden Usahatani Padi Sawah dan

dan Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi Kecematan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ....................................................... 81

16. Rata-rata Produksi, Rata-rata Harga dan Rata-rata Penerimaan Responden

Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe selatan Tahun 2016 ..................... 82

17. Rata-rata Penerimaan, Rata-rata Biaya dan Rata-rata Pendapatan Responden

Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 ..................... 83

Page 16: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................ 47

Page 17: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Riwayat Hidup Penulis ................................................................................... 93

2. Identitas Responden: Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga,

Pengalaman Berusahatani, dan Luas Lahan .................................................. 94

3. Biaya Variabel: Tenaga Kerja Upah pada Usahatani Padi Sawah Selama

Satu Siklus Produksi (4 Bulan) ..................................................................... 95

4. Biaya Variabel: Benih dan Pupuk pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu

Siklus Produksi (4 Bulan) ............................................................................... 96

5. Biaya Variabel: Pestisida pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus

Produksi (4 Bulan) .......................................................................................... 97

6. Biaya Variabel: Herbisida pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus

Produksi (4 Bulan) .......................................................................................... 98

7. Total Biaya Variabel pada Usahatani Padi Sawah Per Siklus Produksi

(4 Bulan) ......................................................................................................... 99

8. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Cangkul dan Sprayer pada Usahatani Padi

Sawah Per Siklus Produksi (4 Bulan) ............................................................. 100

9. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Sabit dan Traktor pada Usahatani Padi

Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan) .............................................. 101

10. Total Biaya Tetap: Total Biaya Penyusutan Alat dan Pajak pada Usahatani

Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan) .................................... 102

11. Biaya Variabel dan Biaya Tetap pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu

Kali Siklus Produksi (4 bulan) ....................................................................... 103

12. Penerimaan pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi

(4 Bulan) ......................................................................................................... 104

13. Pendapatan pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi

(4 Bulan) ......................................................................................................... 105

14. Identitas Responden: Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga,

Pengalaman Berusaha, Tenaga Kerja yang Diupah, dan Luas Lahan ............ 106

15. Biaya Variabel: Pengusahaan Batu Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan) .... 107

Page 18: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

xx

16. Biaya Tetap: Penyusutan Bangunan/Bangsal pada Industri Kecil Batu Bata

Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan) ..................................................................... 108

17. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Cangkul dan Sekop pada Industri Kecil Batu

Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan) ............................................................. 109

18. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Ember dan Cetakan pada Industri Kecil

Batu Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan) .................................................... 110

19. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Papan dan Pemotong pada Industri Kecil

Batu Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan) .................................................... 111

20. Total Biaya: Penyusutan Bangunan dan Alat pada Industri Kecil Batu Bata

Selama Dua Siklus produksi (4 Bulan) ........................................................ 112

21. Biaya Tetap: Sewa Pompa Air, Listrik, Pajak dan Tenaga Kerja Keluarga

pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua Siklus Produksi (4 Bulan) .......... 113

22. Total Biaya Tetap pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua Siklus

Produksi (4 Bulan) .......................................................................................... 114

23. Biaya Variabel dan Biaya Tetap pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua

Kali Siklus Produksi (4 Bulan) ....................................................................... 115

24. Penerimaan pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua Siklus Produksi

(4 Bulan) ......................................................................................................... 116

25. Pendapatan pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua Siklus Produksi

(4 Bulan) ........................................................................................................ 117

26. Analisis Perbedaan Pendapatan antara Usahatani Padi Sawah dengan

Industri kecil Batu Bata .................................................................................. 118

27. T-Tabel .............................................................................................................. 122

28. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 127

Page 19: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan di Indonesia yang

mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para petani. Hal tersebut

dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan

meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat panen dapat

memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Agar

memperoleh pendapatan yang memuaskan petani, maka petani dituntut

kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga sebagai solusi dalam

menentukan pilihan, apakah ia memutuskan untuk menjual atau menahan hasil

produksinya. Namun bagi petani yang secara umumnya menggantungkan

hidupnya dari bertani, maka mereka senantiasa tidak memiliki kemampuan untuk

menahan hasil panen kecuali sekedar untuk konsumsi sehari-hari dan membayar

biaya produksi yang telah dikeluarkan.

Kecamatan Landono merupakan salah satu sentra produksi padi di

Kabupaten Konawe Selatan dengan jumlah produksi sebesar 1.488 ton yang

memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas (397 Ha) khususnya untuk

pengembangan tanaman padi sawah. Hasil yang diproduksi biasanya untuk

dikonsumsi sebagai bahan pangan dan ada pula yang dijual dengan tujuan untuk

meningkatkan pendapatan keluarga. Besar kecilnya pendapatan usahatani padi

sawah yang diterima oleh petani dipengaruhi oleh penerimaan dan biaya produksi

(BPS Kecamatan Landono, 2014).

Page 20: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

2

Perkembangan luas panen tanaman bahan makanan selama tahun 2009-

2014 di Kecamatan Landono adalah padi tercatat sebesar 601 Ha, ubi kayu 115

Ha, ubi jalar 15 Ha, kacang tanah 10 Ha (BPS Kecamatan Landono, 2014).

Kecamatan Landono menjadikan padi sawah sebagai mata pencaharian utama

mereka, ini dapat dilihat dari hasil produksi mereka yang meningkat meskipun

lahan pertanian juga semakin berkurang seiring berkembangnya sektor

pertambangan terutama tambang batu bara di wilayah ini. Jumlah produksi

tanaman pangan di Kecamatan Landono dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan menurut Jenis

Tanaman di Kecamatan Landono Tahun 2014

Jenis Tanaman Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Kw/Ha)

1. Padi

1.1. Padi sawah

1.2. Padi ladang

211

186

949,5

539,4

45

29

2. Jagung 59 212,4 36

3. Ubi kayu 32 598,4 187

4. Ubi jalar 6 54 90

5. Kacang tanah 4 13,2 33

6. Kacang kedelai 147 191,1 13

7. Kacang hijau 16 11,2 7

Sumber : BPS Kecamatan Landono, 2014

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa tanaman padi khususnya padi

sawah merupakan jenis tanaman pangan yang memiliki jumlah produksi terbesar

di Kecamatan Landono yaitu sebesar 949,5 ton dengan luas areal tanam yaitu 211

Ha.

Desa Abenggi adalah salah satu daerah transmigrasi di Kecamatan

Landono yang datang pada Tahun 1972 dengan komposisi masyarakat yang

didominasi oleh Etnis Jawa dan Sunda. Masyarakat Desa Abenggi bergantung

Page 21: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

3

pada sumberdaya pertanian sebagai sumber pendapatannya khususnya padi

sawah. Usahatani padi sawah telah menjadi budaya (culture) masyarakat Desa

Abenggi yang turun-temurun dari orang tua mereka baik sebelum melakukan

transmigrasi maupun setelah transmigrasi di Desa Abenggi. Jumlah masyarakat

yang bekerja di sektor usahatani padi sawah berjumlah 110 KK (Kepala Keluarga)

terdiri dari: 20 KK yang berasal dari Dusun I, 30 KK dari Dusun II, 20 KK dari

Dusun III, dan 40 KK dari Dusun IV (RPJMDES Abenggi, 2014). Namun, pada

tahun 2016 jumlah petani padi sawah telah berkurang menjadi 84 KK.

Selain pengembangan usaha pertanian sebagai sumber pendapatan

masyarakat, pengembangan pendapatan diluar usahatani (off farm income) juga

sangat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan diluar sektor pertanian akan mampu

menurunkan angka kemiskinan petani (Sudarman dalam Lumintang, 2013). Salah

satu pengembangan usaha diluar sektor pertanian adalah pembangunan industri

kecil. Industri kecil yang saat ini dikembangkan di Desa Abenggi adalah batu

bata. Tanah liat sebagai bahan baku pembuatan batu bata merupakan salah satu

kekayaan alam yang dimiliki untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Kegiatan industri kecil batu bata telah dimulai sejak Tahun 2004. Menurut

Kepala Desa Abenggi (Wasno) dan konsumen yang ditemui saat pengambilan

data awal, bahwa potensi kekayaan alam serta struktur tanah yang dimiliki,

menyebabkan desa ini sebagai daerah penghasil batu bata kualitas terbaik di

Kabupaten Konawe Selatan. Produksi batu bata yang dihasilkan memiliki struktur

Page 22: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

4

yang lebih halus dan kuat dari batu bata biasa sehingga bagus untuk pembuatan

tembok bangunan.

Pesatnya pembangunan di sektor perumahan dan property menjadikan

kebutuhan terhadap batu bata semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan akan

batu bata merupakan pembuka peluang usaha dalam mengadakan material

bangunan untuk mendukung pembangunan sektor tersebut. Selain itu, prospek

pembuatannya relatif mudah, biaya investasinya pun murah, bahan baku

pembuatannya juga cukup mudah didapat, hanya perlu tanah liat saja. Besarnya

peluang usaha batu bata akan menyebabkan pendapatan masyarakat disektor ini

lebih besar.

Usaha industri kecil batu bata memiliki potensi yang baik untuk

dikembangkan, begitu pula dengan usahatani padi sawah. Oleh karena itu, kedua

usaha tersebut merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat Desa

Abenggi. Tidak heran bahwa di desa ini masyarakat yang bekerja pada usahatani

padi sawah maupun industri kecil batu bata memilki selisih jumlah yang sedikit.

Penelitian dalam negeri tentang usahatani padi sawah antara lain telah

dilakukan oleh: Dharmaningtyas (2011), Setiawati dkk. (2015) dan Kaparang

(2015), sedangkan di luar negeri telah dilakukan oleh Nwike dan Ugwumba

(2015) dan Nwalieji dan Chen (2015). Penelitian tentang industri kecil batu bata

telah dilakukan oleh Saediman dkk. (2010, 2014, 2016) dan Trisnawati (2012).

Semua penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui pendapatan, baik pada

usahatani padi sawah maupun industri kecil batu bata secara terpisah. Belum ada

penelitian yang membandingkan hasil dari kedua usaha tersebut. Oleh karena itu,

Page 23: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

5

dalam penelitian ini penulis berusaha untuk membandingkan antara pendapatan

pada usahatani padi sawah dengan pendapatan pada industri kecil batu bata,

dimana kedua usaha tersebut berlokasi pada desa yang sama yaitu Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa pendapatan pada usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata di

Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan?

2. Berapa perbedaan pendapatan pada usahatani padi sawah dengan industri kecil

batu bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis pendapatan pada usahatani padi sawah dan industri kecil batu

bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan.

2. Menganalisis perbedaan pendapatan pada usahatani padi sawah dengan industri

kecil batu bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe

Selatan.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat Abenggi, sebagai salah satu informasi atau pengetahuan untuk

mengembangkan usaha yang sedang dijalani, baik usahatani padi sawah

maupun industri kecil batu bata agar memberikan pendapatan yang lebih besar.

Page 24: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

6

2. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

pertanian dan industri kecil khususnya industri batu bata pada masa

mendatang, kaitannya untuk membantu usaha yang dikelola masyarakat agar

lebih baik lagi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai salah satu bahan, wacana, dan kajian untuk

menambah referensi bacaan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan

tentang usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata.

Page 25: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Usahatani Padi Sawah

A.1 Gambaran Umum Tentang Padi Sawah

Tanaman padi mempunyai nama botani Oryza sativa, termasuk golongan

rumput-rumputan (Gramineae), dengan klasifikasi ilmiah padi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Familia : Poaceae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa

Tanaman padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang

yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan

anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan

anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau batang batang utama

akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan

pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama pada batang anakan kedua dan

seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan membentuk

perakaran sendiri (Luh dalam Kartina, 2015).

Tanaman padi tumbuh di daerah tropis atau subtropis pada 450 LU sampai

dengan 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan

Page 26: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

8

empat bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500

sampai 2000 mm/tahun. Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi adalah tanah

sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan

tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh

dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya 18 sampai 22 cm dengan

pH 4,0 sampai 7,0.

A.2 Teknik Budidaya Padi Sawah

Budidaya padi membutuhkan panduan yang lengkap untuk mendapatkan

hasil produksi yang maksimal. Berikut adalah bangkah-langkah budidaya tanaman

padi sawah secara baik dan benar (Anonim, 2016):

1) Pengolahan Tanah untuk Tanaman Padi

Langkah pertama sebelum menanam padi adalah membersihkan lahan

yang akan ditanami. Setelah lahan bersih dari tanaman liar langkah selanjutnya

adalah memberikan aliran air pada lahan. Proses ini bertujuan untuk

menggemburkan tanah agar mudah untuk dibajak. Setelah lahan tanam menjadi

gembur, genangi lahan tersebut dengan air sampai mencapai ketinggian 5-10 cm.

Diamkan lahan tersebut selama 2 minggu agar racun pada tanah menjadi netral

dan juga kondisi tanah menjadi berlumpur.

2) Memilih Bibit Padi yang Unggul dan Berkualitas

Cara mengetahui bibit padi yang baik adalah sebagai berikut: (1) Rendam

beberapa benih padi yang akan ditanam dengan air selama kurang lebih 2 jam. (2)

Letakan benih yang sudah direndam di atas kain yang sudah dibasahi dengan air.

Page 27: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

9

Kemudian hitung berapa benih padi yang telah direndam, ada berapa yang bisa

mengeluarkan kecambah. Bila yang keluar kecambah sampai 90 % itu artinya

benih padi tersebut memiliki kualitas yang baik.

3) Menyemai Benih Padi di Lahan

Langkah-langkah menyemai benih padi adalah sebagai berikut: (1)

Rendam benih padi yang akan disemai selama sehari semalam, tiriskan dan

biarkan selama 2 hari sampai benih tersebut mengeluarkan kecambah. (2) Siapkan

lahan untuk menyemai benih padi sekitar 500 m2 untuk 1 hektar lahan sawah.

Usahakan lahan yang digunakan untuk menyemai padi tetap berair dan berlumpur.

(3) Berikan pupuk Urea ditambah TSP masing-masing 10 gram untuk 1 m2

lahan

persemaian. (4) Tanam bibit padi yang sudah berkecambah tadi di lahan

persemaian yang telah disiapkan.

4) Penyiangan Lahan

Penyiangan tanaman gulma bisa dilakukan saat masa tanam padi

menginjak umur 3 minggu dan selanjutnya bisa dilakukan penyiangan rutin setiap

3 minggu sekali. Penyiangan yang baik bisa dilakukan dengan cara manual yaitu

dengan mencabut gulma dengan menggunakan tangan.

5) Memberikan Pupuk pada Tanaman Padi

Berikut adalah takaran serta cara memberikan pupuk yang baik untuk

budidaya tanaman padi: (1) Untuk pemupukan pertama bisa Anda lakukan saat

padi telah berusia 7-15 hari setelah ditanam. Jenis pupuk yang digunakan adalah

Urea dan TSP yang dicampur dengan dosis sekitar 100:50 kg/ha atau bisa

disesuakan dengan kondisi tanaman. (2) Untuk pemberian pupuk pada tahap dua

Page 28: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

10

bisa dilakukan saat tanaman padi telah berumur 25-30 hari. Gunakanlah pupuk

jenis Urea 50 kg/ha serta Phonska 100 kg/ha. (3) Proses pemumukan terakhir bisa

dilakukan saat tanaman berumur 40-45 hari. Anda bisa menggunakan pupuk jenis

Urea yang dicampur dengan Za dengan perbandingan 50 : 50 kg/ha.

6) Melindungi Tanaman Padi dari Hama

Untuk hasil maksimal pengendalian hama sebaiknya dilakukan dengan

cara alami yaitu dengan memelihara hewan pemangsa sehingga dapat

menghambat perkembangan hama tersebut.

7) Memanen Tanaman Padi

Inilah saat yang paling ditunggu oleh para petani yaitu masa panen

tanaman padi. Tanda tanaman padi telah siap untuk dipanen adalah warna butiran

bijinya sudah mulai menguning, ranting buahnya sudah mulai menunduk karena

terisi dengan beras. Proses pemanenan padi bisa dilakukan dengan cara tradisonal

yaitu menggunakan sabit atau dengan cara modern yang menggunakan mesin

otomatis. Untuk mengurangi kerugian pada saat panen usahakan untuk segera

memanen padi karena bila usia padi terlalu tua biji padi akan rontok.

A.3 Pengertian Usahatani

Usahatani mencakup pengertian yang lebih luas yaitu mulai dari bentuk

yang paling bersahaja sampai kepada bentuk yang modern. Usahatani menurut

bentuknya didasarkan atas pengusahaan dan pengelolaan faktor produksi, dapat

dibagi atas: (1) usahatani perorangan (individual farm) yaitu usahatani yang

faktor-faktor produksi dan pengelolaannya dilakukan oleh seseorang, (2)

Page 29: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

11

usahatani kolektif (collective farm) adalah suatu bentuk usahatani yang semua

unsur-unsur produksinya dimiliki secara kolektif (organisasi), (3) usahatani

kooperatif (cooperatif farm) merupakan peralihan usahatani perorangan dengan

usahatani kolektif (Tuwo, 2011).

Suratiyah (2015) menyatakan bahwa, ilmu usahatani adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-

faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga

memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu

usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan,

mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi

seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan keuntungan

semaksimal mungkin.

Usahatani merupakan bagian dari permukaan bumi dimana seorang petani,

sebuah keluarga tani atau bagian usaha lainnya bercocok tanam dalam kegiatan

usahataninya. Seorang petani mempunyai peran sebagai penggerak/pelaksana dari

seluruh kegiatan yang diperlukan untuk pertanian. Ini berarti pertanian yang

menggerakkan setiap elemen yang akan menghasilkan suatu produk. Anwas

dalam Harmawati (2011) menyatakan bahwa, setiap usaha dalam berusahatani

memerlukan pengusahaan sumberdaya yang meliputi tenaga kerja, modal, tanah,

sarana produksi serta alat-alat lainnya. Usahatani yang dimaksud disini adalah

suatu kegiatan produksi dalam bidang pertanian dalam arti luas (pertanian

tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan).

Page 30: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

12

Usahatani mempunyai suatu ciri yang utama adalah adanya

ketergantungan kepada alam atau lingkungan. Petani secara individu tidak dapat

mempengaruhi keadaan lingkungan misalnya keadaan iklim, harga barang, sebab

pada umumnya hasil pertanian berada dalam persaingan pasar sempurna.

Selanjutnya Tohir dalam Harmawati (2011) menyatakan bahwa, pada hakikatnya

tindakan pengelolaan usahatani diarahkan pada keseimbangan faktor produksi

sedemikian rupa sehingga diperoleh peningkatan produksi sebesar mungkin.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa suatu

usahatani pada dasarnya adalah merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang

petani di atas sebidang tanah dengan menggunakan faktor-faktor produksi, tenaga

kerja dan modal untuk mendapatkan hasil produksi.

A.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usahatani Padi Sawah

Menurut Hermanto (1994), terdapat dua faktor yang mempengaruhi

berhasil atau tidaknya usahatani, yaitu faktor yang ada pada usahatani itu sendiri

(faktor internal) dan faktor yang ada di luar usahatani (faktor eksternal). Faktor-

faktor yang ada pada usahatani itu sendiri adalah faktor petani sebagai pengelola,

unsur-unsur tanah, air, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, manajemen yang

dilakukan oleh petani, dan jumlah keluarga. Faktor yang ada di luar usahatani

yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya usahatani diantaranya adalah

tersediannya sarana transportasi dan komunikasi. Keberhasilan usahatani di

bidang produksi pada akhirnya akan dinilai dari besarnya pendapatan yang

diperoleh.

Page 31: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

13

Suardana (2013) dalam penelitiannya yang dilakukan di Desa Laantula

Jaya Kabupaten Morowali menyatakan bahwa, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi produksi usahatani padi sawah adalah sebagai berikut:

a. Luas Lahan

Luas lahan akan mempengaruhi skala usahatani, besar kecilnya jumlah

produksi petani tergantung dari luas lahannya, petani yang memiliki lahan yang

luas biasanya selalu menghasilkan produksi yang besar pula.

b. Penggunaan Benih

Salah satu faktor untuk mendapatkan produksi yang tinggi ialah dengan

penggunaan benih yang baik dan bermutu, hasil data yang diperoleh adalah benih

padi sawah yang digunakan oleh responden dilokasi penelitian beragam varietas

yaitu Santan, Ciliwung, Cigelis, dan Serang. Rata-rata penggunaan benih padi

sawah di Desa Laantula Jaya ialah 49,76 kg dengan luas lahan 1,26 ha.

c. Penggunaan Pupuk

Pupuk adalah salah satu faktor produksi yang dapat meningkatkan hasil

tanaman apabila penggunaannya optimal yakni dosis pupuk disesuaikan dengan

kebutuhan tanaman. Pemupukan merupakan keharusan, karena tiap periode umur

tanaman banyak menguras kesediaan unsur hara dan tanah. Pemberian pupuk

yang tepat waktu serta pilihan berbagai macam komposisi pupuk berdasarkan zat

yang dibutuhkan tanah tersebut. Penggunaan pupuk oleh responden di Desa

Laantula Jaya Kecamatan Witaponda yakni ada tiga jenis Urea, TSP dan NPK,

dengan rata-rata pengunaan pupuk yaitu (Urea sebanyak 198,33 kg), pupuk (TSP

181,67 kg) dan (NPK 280,28 kg) dengan luas lahan seluas 1,26 ha.

Page 32: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

14

d. Penggunaan Tenaga Kerja

Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan memiliki keterampilan serta

kemampuan yang memadai merupakan faktor yang sangat penting untuk

mencapai keberasilan. Umumnya petani padi sawah di Desa Laantula Jaya

menggunakan tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja pria dan wanita, yang

dinyatakan dengan Hari Orang Kerja (HOK). Sistem pengupahan tenaga kerjanya

adalah borongan dan harian, upah yang diterima antara pria dan wanita tidak

dibedakan dan upah yang berlaku di tingkat petani padi sawah di desa tersebut

adalah Rp50.000 per hari. Ratarata penggunaan tenaga kerja di Desa Laantula

Jaya ialah 144,2 HOK dengan luas lahan 1,26 ha.

e. Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani padi sawah merupakan salah satu faktor yang

memegang peranan penting, karena dapat mendorong serta mendukung

tercapainya produksi yang diharapkan. Pengalaman berusahatani erat kaitannya

dengan tingkat umur petani. Pada umumnya semakin tua umur petani maka

semakin banyak pula pengalaman berusahataninya, semakin luas lahan yang

dikelola untuk usahatani padi sawah maka tingkat pengalaman usahatani yang

dimiliki semakin tinggi.

B. Industri Kecil Batu Bata

B.1 Pengertian Industri Kecil

Badan Pusat Statistik mendefiniskan Usaha Mikro sebagai usaha yang

memiliki tenaga kerja lebih dari 4 orang. Menurut Undang-Undang Republik

Page 33: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

15

Indonesia No. 9 Tahun 1995: (1) Pasal 1 ayat 1, usaha kecil adalah kegiatan

ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi beberapa kriteria kekayaan

bersih atau hasil penjualan tahun serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini. (2) Pasal 5 bahwa usaha kecil dicirikan: (a) Memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, (b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp1.000.000.000,00, (c) milik warga Indonesia, (d) berdiri sendiri bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar, (e)

berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Industri Kecil dan Menengah tergolong batasan Usaha Kecil dan

Menengah menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun

2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau mememiliki hasil penjualan

tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Page 34: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

16

B.2 Produk Batu Bata

Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh

masyarakat baik di perdesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan

bangunan konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang

dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata

banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan

perumahan, bangunan/gedung, pagar, saluran dan pondasi. Batu bata umumnya

dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi sebagai bahan nonstruktural,

disamping berfungsi sebagai struktural. Sedangkan pada bangunan konstruksi

tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi sebagai nonstuktural yang

dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban yang ada

diatasnya. Biasanya batu bata dibuat dengan menggunakan tanah liat dengan

campuran sekam dan pasir (Muharom, 2015).

Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi bangunan baik sebagai

nonstruktural ataupun struktural, diperlukan adanya peningkatan produk yang

dihasilkan, baik peningkatkan kualitas bahan material batu bata maupun metode

pengolahan, pencetakan dan proses pembakaran batu bata itu sendiri. Hal ini juga

diungkapkan dalam penelitian Nur (2008) pada tiga daerah di Sumatera Barat

bahwa, batu bata yang mempunyai kualitas dan mutu yang baik tergantung pada

bahan campuran batu bata, posisi batu bata pada lapisan pembakaran dan jenis

bahan pembakaran yang digunakan.

Batu bata dibuat dengan bahan dasar lempung atau secara umum dikatakan

sebagai tanah liat yang merupakan hasil pelapukan dari batuan keras (beku) dan

Page 35: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

17

batuan sedimen (Suwardono dalam Trianingsih, 2014). Industri kecil batu bata

merupakan industri yang memanfaatkan tanah sebagai bahan baku utama dan

bahan pembantu berupa air dan pasir melalui proses pencampuran, pembentukan

bahan, pengeringan dan pembakaran.

Sifat fisis batu bata adalah sifat yang ada pada batu bata tanpa adanya

pemberian beban atau perlakuan apapun (Nur, 2008). Sifat fisis batu bata meliputi

densytas (berat jenis) yang disyaratkan untuk digunakan adalah 1,60 gr/cm3 - 2,00

gr/cm3, warna yang distandarkan orange kecoklatan, dan dimensi yang

disyaratkan harus memiliki ukuran panjang maksimal 16 in (40 cm), lebar

berkisar antara 3 in-12 in (7,50 cm-30,0 cm) dan tebal berkisar antara 2 in-8 in (5

cm-20 cm) (Somayaji dalam Trianingsih, 2014).

Rochadi, (2007) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa, sifat fisik batu

bata di Banjir Kanal Timur mempunyai daya serap air bata relatif tinggi 111,605

gram/dm²/menit. Kuat tekan bata relatif kecil rata-rata 12,1343 kg/cm² berarti

tidak masuk dalam kategori kelas kuat manapun karena untuk mutu Tingkat III

berdasarkan kelas kuat tekan rata-rata 60-80 kg/cm², sedangkan berdasarkan kelas

25 juga tidak memenuhi karena kuat tekan minimum benda uji adalah 25 kg/cm².

Persentase penyerapan batu bata menunjukkan kurang padatnya komposisi

batu bata sehingga air dapat mengisi rongga-rongga didalamnya. Persentase

penyerapan ini berpengaruh pada kekuatan batu bata atau daya tahan batu bata

pada saat cuaca buruk. Jika semakin kecil penyerapan, maka akan semakin besar

daya tahan dari batu bata tersebut. Kuat tekan dari pasangan batu bata adalah

Page 36: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

18

beban maksimum yang dapat dipikul per satuan luas permukaannya (Trianingsih,

2014).

B.3 Proses Produksi Batu Bata

Proses produksi batu bata sangat sederhana, namun membutuhkan waktu

yang cukup lama. Muharom (2015) menjelaskan bahwa, proses produksi batu bata

adalah sebagai berikut:

1) Siapakan bahan bakunya antara lain: tanah liat, air, sekam atau serbuk gergaji,

dan pasir.

2) Siapkan alat-alatnya: cangkul, pencetak batu bata, mesin pembakar/tungku

pembakaran, kayu bakar/sekam.

3) Semua bahan-bahan seperti tanah, sekam, serbuk gergaji dicampur/diaduk

menggunakan cangkul, dengan perbandingan 1:5 bagian tanah, kemudian

dilumatkan dengan air hingga menjadi adukan. Kemudian adukan tadi dicetak

dilapangan untuk sekaligus penjemuran.

4) Cetakan batu bata pada umumnya terbuat dari kayu dengan ukuran tinggi x

lebar x panjang (5 cm x 10 cm x 25 cm) dengan jumlah rangkaian 2 sampai

dengan 5 pcs batu bata.

5) Kemudian batu bata yang sudah kering, yaitu 3 sampai dengan 5 hari

penjemuran dirapikan bentuknya dan disusun untuk menghemat tempat dan

pengeringan lanjutan.

6) Penyusunan batu bata harus diperhatikan untuk dapat benar-benar terjadi

pengeringan lanjutan yaitu diperhatikan arah penyusunan untuk semaksimal

Page 37: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

19

mungkin terkena sinar matahari. Tujuan dikeringkan supaya daya ikatan bahan

tanah kuat dan tidak mudah patah.

7) Setelah batu bata tadi benar-benar kering maka batu bata kering tersebut

dibakar selama dua hari dua malam di sebuah ruangan, atau disebut Open batu

bata yang ruang pembakarannya bisa menampung 40.000 bata. Bahan

bakarnya berupa kayu bakar atau menggunakan sekam. Proses pembakaran

biasanya dilakukan sebulan sekali, menunggu terkumpulnya batu bata kering.

Biasanya memerlukan 3 tenaga pekerja untuk mengawasi proses pembakaran.

8) Setelah dibakar kemudian didinginkan biasanya memerlukan waktu 5 sampai

10 hari untuk dibongkar dan batu bata siap dijual.

Saediman dkk. (2010), membagi proses pembuatan batu bata berdasarkan

jenis teknologinya antara lain sebagai berikut:

1) Teknologi Manual Tradisional

Proses pembuatan batu bata dengan teknologi manual tradisional

dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

Pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi

a) Pemilihan dan pencacahan tanah

Sebelum proses pembuatan bata, pekerjaan dimulai dari pembuatan

kapling atau penentuan batas-batas pada areal pengolahan. Kapling inilah yang

akan diolah untuk beberapa kali siklus produksi, biasanya sampai tanah mencapai

kedalaman 2-4 m. Tanah yang dipilih sabagai bahan baku adalah tanah liat yang

tidak mengandung pasir dan kerikil. Tanah yang sudah dipilih dicacah dan

Page 38: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

20

dihaluskan dengan menggunakan cangkul sebanyak ±1 m3 untuk satu kali proses

pencetakan.

b) Pembuatan adonan

Tanah yang telah dicacah dicampur dengan air dengan perbandingan 1 m3

tanah: 20 liter air, dengan cara dibolak-balik dengan menggunakan cangkul,

kemudian diinjak-injak, sampai air dan tanah menyatu dengan baik (adonan

menjadi kalis).

Adonan yang kalis diangkut ke bangsal baik secara manual maupun

dengan menggunakan arko, kemudian didiamkan semalaman sampai kadar airnya

berkurang dan membentuk adonan dalam bentuk padatan.

c) Pencetakan

Adonan yang telah didiamkan selanjutnya dicetak menjadi bata. Untuk

pekerjaan pencetakan ini, dibuat lubang dengan kedalaman setinggi pinggang

yang dimasuki pekerja sehingga tangan pekerja sejajar dengan tanah sebagai

bidang kerja. Tanah dilapisi terlebih dahulu dengan pasir kemudian cetakan

diletakkan di atasnya. Pekerja kemudian mengambil adonan dan memasukkannya

kedalam cetakan dengan cara ditekan. Adonan yang berlebih dipotong dari

permukaan cetakan dengan menggunakan pemotong yang terbuat dari tasi. Setiap

satu kali mencetak hanya menghasilkan sebuah batu bata. Pencétakan batu bata

dilakukan dalam 1 hari yang menghasilkan maksimal 700 batu bata. Proses

pencetakan dilakukan selang seling dengan proses pencacahan tanah setiap

harinya.

Page 39: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

21

Pengolahan bahan setengah jadi menjadi batu bata

a) Pengeringan

Bata yang dicetak dikeluarkan dari cetakan dengan bantuan papan sebagai

alas pembaliknya. Satu bata diletakkan pada satu papan. Setelah terkumpul 12

papan, bata disusun berjajar dan rapat di lantai bangsal untuk dikeringkan selama

kurang lebih 2-3 hari.

b) Pengangin-anginan

Bata yang telah kering yáng ditandai dengan merenggangnya jarak antar

bata, dipindahkan di sepanjang sisi terluar bangsal untuk diangin-anginkan selama

3 minggu sampai 6 minggu. Bata disusun dengan cara menyerong/membentuk

sudut, dengan jarak satu bata antara bata yang satu dengan bata lainnya sehingga

terbentuk celah sebagai tempat lewatnya angin. Tumpukan bata di atasnya disusun

menyerong dengan arah yang berlawanan dengan bata di bawahnya. Hal ini

bertujuan agar susunan bata stabil dan tidak mudah roboh.

c) Pembakaran

Pembakaran bata dilakukan jika bata telah kering, ditandai dengan adanya

lapisan putih di permukaan bata. Pembakaran dilakukan jika jumlah bata telah

mencapai minimal 10 m3. Pembakaran bata dilakukan dengan menyusun bata

membentuk tungku bagi pembakaran bata itu sendiri. Pembakaran dilakukan

selama 3-4 hari siang dan malam. Pembakaran dihentikan jika bata sudah tidak

“berkeringat” lagi dan tumpukan bata sudah tidak mengeluarkan asap lagi.

d) Pendinginan

Page 40: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

22

Bata yang sudah matang didiamkan sampai dingin, dengan tetap pada

posisinya (tidak membongkar tumpukan bata) selama ± 3- 5 hari.

e) Kubikasi

Bata yang telah dingin kemudian disusun per satu kubik, dan siap untuk

dijual.

2) Teknologi Manual Intensif

Pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi

a) Pemilihan dan pencacahan tanah

Sama halnya dengan proses pada teknologi sederhana, sebelum proses

pembuatan batu bata, pekerja melakukan kapling/menentukan batas-batas pada

lahan olahan. Kapling inilah yang akan diolah untuk beberapa kali siklus

produksi, biasanya sampai tanah mencapai kedalaman 2-4 m. Tanah liat yang

digunakan merupakan tanah liat tua dan tanah liat muda yang kemudian diangkut

dengan menggunakan arko dan dicampur dengan menggunakan cangkul pada

kapling yang telah dibuat. Tanah yang dipilih, dicacah dan dihaluskan dengan

cara dicangkul dengan volume kurang lebih 1 m3 untuk satu kali proses

pencetakan.

b) Pembuatan adonan

Campuran tanah liat yang telah dicacah, dicampur dengan air dengan

perbandingan 1 m3 tanah: 20 liter air, dengan cara dibolak-balik dengan

menggunakan cangkul sampai air dan tanah menyatu dengan baik (adonan

menjadi kalis) dan berbentuk pasta. Adonan yang telah menjadi siap untuk

dicetak.

Page 41: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

23

c) Pencetakan

Adonan dimasukkan ke dalam cetakan yang telah diberi alas papan sampai

cetakan tersebut penuh, kemudian dijajar pada lahan yang telah disediakan untuk

mengeringkan bata. Pencacahan tanah sampai pada pencetakan dapat dilakukan

dalam waktu 1 hari.

Pengolahan bahan setengah jadi menjadi batu bata

a) Pengeringan

Lahan yang telah disediakan untuk mengeringkan bata terlebih dahulu

ditaburi dengan abu gosok agar bata setengah jadi tidak melekat pada tanah

(mudah diangkat). Bata dilepaskan dari cetakan dengan cara menggeser bingkai

cetakan dari alasnya dan dijajar dengan rapi. Bata dikeringkan langsung di bawah

sinar matahari. Menjelang sore atau saat hujan, bata ditutup dengan terpal, untuk

dipindahkan ke dalam bangsal keesokan harinya. Proses ini membutuhkan waktu

satu hari. Di musim hujan, proses ini dapat mencapai 3-4 hari.

b) Pengangin-anginan

Bata yang telah kering, yang ditandai dengan tidak adanya bahan yang

lengket saat disentuh, dipindahkan di sepanjang sisi terluar bangsal untuk diangin-

anginkan selama 3-6 minggu. Selanjutnya, proses mengangin-anginkan pada

teknologi tipe ini sama dengan proses pada teknologi tradisional.

c) Pembakaran

Pembakaran bata dilakukan jika bata telah kering, ditandai dengan adanya

lapisan putih di permukaan bata. Setiap hari, jika terdapat bata yang telah kering,

bata tersebut dimasukkan ke dalam tungku. Proses pembakaran dilakukan jika

Page 42: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

24

bata dalam tungku telah mencapai minimal 10 m3. Pembakaran dilakukan 2-3 hari

secara terus menerus. Pembakaran dihentikan jika telah terbentuk uap seperti

fatamorgana di atas undakan atap.

d) Pendinginan

Bata yang sudah matang kemudian didiamkan sampai dingin dengan tetap

pada posisinya (tidak membongkar tumpukan bata), selama ± 3-5 hari. Saat

konsumen datang, bata dari tungku dinaikkan ke atas truk dan siap digunakan.

3) Teknologi Mekanik Sederhana

Dikatakan teknologi mekanik sederhana karena dalam tahapan pencetakan

telah menggunakan mesin sederhana yang terdiri atas : (1) mesin pencetak, dan

(2) generator sebagai penggerak mesin pencetak. Perbedaannya dengan proses

pembuatan batu bata pada pola manual tradisional dan pola manual intensif hanya

terletak pada proses pencetakan batu bata. Uraian kerja teknologi mekanik

sederhana dalam pembuatan batu bata adalah sebagai berikut:

a) Penggalian dan penggemburan tanah

Tanah sebagai bahan baku utama pembuatan batu bata digali dengan

menggunakan pacul dan sekup, kemudian diangkat ke dekat mesin pencetak.

Tanah selanjutnya digemburkan dengan bantuan pacul dan sekup.

b) Penyiraman

Tanah yang sudah gembur kemudian disiram air dengan volume sekitar 10

liter untuk 1 m3 tanah. Penyiraman tanah diatur sedemikian rupa agar hasil

cetakan tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Salah satu perbedaannya

dengan pola manual tradisional adalah dari aspek penyiraman. Pada pola manual

Page 43: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

25

tradisional jumlah air yang ditambahkan lebih banyak sambil diaduk merata

hingga tanah membentuk adonan, sementara pada pola mekanis sederhana ini

tanah cukup gembur lalu disiram air pada bagian permukaan dan tidak perlu

diaduk rata dan tidak membentuk adonan.

c) Pemasukan tanah pada bak mesin cetak

Tanah gembur yang sudah disiram air dimasukkan ke dalam bak mesin

cetak dengan menggunakan sekop. Selanjutnya sedikit demi sedikit tanah

dimasukkan pada corong cetak dan secara otomatis tanah diaduk membentuk

adonan, lalu dipadatkan dan didorong keluar dalam bentuk balok adonan. Pada

bagian pintu keluar cetakan dipasang semacam kawat untuk membagi balok

adonan tanah sesuai ukuran batu bata yang diinginkan, yaitu 5 cm x 10 cm x 20

cm. Ukuran batu bata dapat diatur sesuai dengan ukuran yang dinginkan. Tiap

balok tanah adonan menghasilkan 5 buah batu bata sekaligus dengan ukuran yang

sama. Setiap jam mesin cetak dapat menghasilkan 600-700 buah batu bata basah.

Batu bata basah yang sudah tercetak (5 buah) diangkat ke tempat pembarisan dan

setiap baris dapat disusun hingga tinggi 1 m.

Mengingat kerja mesin yang cukup cepat, maka proses pencetakan ini

membutuhkan tenaga kerja minimal 4 orang secara bersama-sama dengan tugas

masing-masing, yaitu: (a) memasukkan tanah ke dalam bak cetak, (b)

memasukkan tanah ke dalam corong mesin cetak, (c) memotong balok adonan

tanah sesuai ukuran batu bata yang diinginkan, (d) memindahkan batu bata basah

yang sudah dicetak pada tempat pembarisan, dan (e) mengisi dan memindahkan

air pada drum pendingin mesin genset. Proses selanjutnya sama dengan proses

Page 44: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

26

pembuatan batu bata yang menggunakan teknologi manual, berupa pengeringan

(pengangin-anginan), penyusunan batu bata, pembakaran dan kubikasi.

B.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Industri Kecil Batu Bata

Besar kecilnya suatu usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi industri kecil batu bata antara lain:

1) Bahan Baku

Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1984 Tentang Perindustrian, bahan

baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat

dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. Batu bata dibuat dari bahan

dasar lempung atau tanah liat ditambah air dan sekam. Lempung adalah tanah

hasil pelapukan batuan keras, seperti basalt (batuan dasar), andesit, dan granit

(batu besi). Bahan baku tambahan yang digunakan dalam pembuatan batu bata

adalah berambut (sekam) dan air. Berambut digunakan sebagai campuran agar

batu bata yang dihasilkan tidak mudah retak, sedangkan air digunakan untuk

membantu proses pengolahan bahan mentah dan proses pencetakan.

2) Bahan Bakar

Pembangkit tenaga diperlukan untuk menjalankan mesin dan peralatan

produksi yang berada didalam industri tertentu. Terjaminnya kelangsungan

sumber tenaga ini berarti terjaminnya pelaksanaan kegiatan produksi dalam

industri yang bersangkutan. Proses pembakaran batu bata menggunakan bahan

bakar berupa sekam bakar atau kayu bakar untuk membakar batu bata yang sudah

Page 45: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

27

dicetak dan dikeringkan. Biasanya pembakaran dilakukan dalam sebuah tempat

yang sudah disediakan yaitu tobong atau brak.

3) Tenaga Kerja

Menurut Undang-Undang No.13 tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan,

tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

untuk masyarakat. Menurut Benggolo dalam Agus (2011), tenaga kerja adalah

penduduk dalam usia kerja yakni berumur 15-54 tahun, namun di Indonesia yang

dipakai adalah seluruh penduduk yang berumur l0 tahun keatas. Pada industri

kecil dan industri rumahtangga seperti pada industri kecil batu bata, biasanya

tenaga kerja terdiri dari dua kategori, yaitu tenaga kerja dari dalam keluarga dan

tenga dari luar keluarga.

4) Modal

Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam kelancaran suatu

produksi industri. Modal usaha dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu modal

sendiri dan modal luar. Modal dalam Industri kecil batu bata dibedakan menjadi

dua, yaitu : (1) Modal tetap dalam Industri kecil batu bata berupa peralatan yang

dipakai untuk proses pembuatan batu bata, seperti bangsal, cangkul, alat pencetak

dan tempat untuk proses pembakaran (brak). (2) Modal operasional dalam proses

produksi batu bata adalah modal yang digunakan untuk membeli kebutuhan yang

berkaitan dengan usaha Industri kecil batu bata, seperti membeli bahan baku,

membeli bahan bakar, sewa pompa air dan mengupah tenaga kerja.

Page 46: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

28

5) Pemasaran

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010), pemasaran merupakan suatu

sistem keseluruhan dari suatu kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa yang yang

memuaskan kebutuhan para pembeli.

6) Transportasi

Peranan transportasi erat kaitannya dengan sarana untuk pengangkutan

bahan mentah ke tempat produksi sekaligus sebagai alat pengangkutan dalam

usaha pemasaran hasil produksi. Daerah-daerah dengan sarana transportasi yang

baik sangat menguntungkan bagi berdirinya suatu industri. Fasilitas transportasi

merupakan hal penting bagi setiap industri karena transportasi yang baik dan

cepat akan mendukung kelancaran proses produksi.

C. Konsep Harga (Price)

Harga adalah tingkat kemampuan suatu barang untuk dapat dipertukarkan

dengan barang lain yang dinilai dengan satuan uang (rupiah). Dimana berdasarkan

nilai tersebut seseorang atau pengusaha bersedia melepaskan barang dan jasa yang

dimilikinya kepada orang lain.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya permintaan

antara lain adalah: harga barang bersangkutan, harga barang subtitusi atau

komplementernya, selera, jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan elastisitas

barang. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penawaran

adalah: teknologi, harga input, harga produksi yang lain, jumlah produsen,

Page 47: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

29

harapan terhadap harga produk dimasa yang mendatang, dan elastisitas produksi

(Soekartawi, 2006).

Hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang

makin banyak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya makin tinggi harga

suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Sedangkan

hukum penawaran menyatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang makin

banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual, sebaliknya

makin rendah harga suatu barang maka makin sedikit jumlah barang tersebut yang

ditawarkan (Sukirno dalam Lumintang, 2013).

D. Konsep Biaya (Cost)

Biaya (cost) adalah hasil dari semua input ekonomi yang diperlukan dan

dapat diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk atau nilai yang dinyatakan

dengan uang dalam satuan rupiah (Rp). Sedangkan pengorbanan ekonomi

merupakan sarana produksi yang habis terpakai selama satu siklus produksi.

Menurut Kuswadi (2007), biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan

barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal lain juga dikemukakan oleh Mulyadi (2007)

bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan

untuk mencapai tujuan tertentu.

Biaya yang diperlukan merupakan suatu pengorbanan yang perlu dan

dapat diperkirakan, dimana biaya yang digunakan dapat dipastikan pada saat

pelaksanaannya, dan dapat diukur serta harus dapat dihitung jumlahnya dan

dinyatakan dalam bentuk uang pada waktu penghitungan. Biaya yang dipakai

Page 48: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

30

dalam penelitian ini adalah usahatani padi sawah dihitung selama satu siklus

produksi sedangkan industri kecil batu bata dihitung selama dua siklus produksi.

D.1 Biaya Usahatani Padi Sawah

Makhruf dalam Agus (2011) menyatakan bahwa, ada beberapa komponen

biaya suatu usahatani yaitu: biaya sarana produksi, biaya bunga, modal, biaya

tanah, biaya alat-alat produksi yang tahan lama, biaya tenaga kerja. Menurut

Soekartawi (2006), biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (1) Biaya

tetap (fixed cost), biaya tetap ini biasanya didefenisikan sebagai biaya yang relatif

tetap, jumlahnya terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau

sedikit. Contohnya biaya untuk alat dan mesin pertanian. (2) Biaya tidak tetap

(variable cost), biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besarnya dipengaruhi

oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya sarana produksi.

Menurut Laila (2012), juga membagi biaya usahatani menjadi dua macam

yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah semua biaya yang

secara nyata dikeluarkan oleh petani dalam penyelenggaraan usahatani. Seperti

membajak tanah, biaya pupuk, biaya pemeliharaan dan upah langsung petani.

Biaya implisit adalah biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan saja sebagai

biaya, namun tidak benar-benar pengeluaran yang dibayar secara nyata oleh petani

seperti transportasi, dan penyusutan alat. Pada dasarnya setiap produksi tidak

terlepas dari penggunaan atau pengeluaran biaya.

Biaya mempunyai peranan penting dalam setiap pengambilan keputusan

produksi. Suatu perencanaan produksi pertanian ataupun produksi lainnya,

Page 49: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

31

persoalan biaya menempati kedudukan yang amat penting, karena pengambilan

keputusan menggunakan pertimbangan-pertimbangan. Biaya sering menjadi

masalah bagi petani terutama dalam pengadaan sarana produksi. Karena

kurangnya biaya yang tersedia tidak jarang petani mengalami kerugian dalam

usahataninya. Oleh karena itu, pemanfaatan biaya harus dilakukan secara efisien

agar hasil yang diperoleh petani lebih banyak.

D.2 Biaya Industri Kecil Batu Bata

Saediman dkk. (2010) menyatakan bahwa, biaya yang diperlukan untuk

memulai usaha industri kecil batu bata terdiri dari biaya investasi dan biaya

operasional. Biaya investasi merupakan biaya awal yang harus dikeluarkan

sebelum kegiatan operasional dilakukan, sedangkan biaya operasional diperlukan

pada saat proses produksi mulai dilakukan.

Biaya investasi yang diperlukan untuk membangun industri kecil batu bata

meliputi biaya perizinan, pembelian tanah, pembuatan bangsal, dan penyediaan

beberapa jenis peralatan. Pada pola mekanis sederhana, biaya investasi juga

mencakup penyediaan mesin cetak dan genset. Semua biaya investasi ini harus

dikeluarkan pada tahun ke-0 sebelum memulai kegiatan usaha. Porsi terbesar

biaya investasi adalah untuk pembelian tanah dan pembuatan bangsal, yang

besarnya mencapai 96,1% dari kebutuhan biaya investasi pada pola manual dan

83,8% pada pola mekanis sederhana.

Komponen biaya operasional meliputi biaya variabel dan biaya tetap

(overhead). Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan pembantu,

Page 50: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

32

pembeliaan pasir, kayu bakar, sewa pompa air, transportasi dan biaya tenaga kerja

tidak tetap atau tenaga kerja luar keluarga. Biaya overhead meliputi listrik,

telepon, air, bunga modal pinjaman, penyusutan alat, pajak, tenaga kerja dalam

keluarga dan beberapa peralatan yang habis terpakai dalam setahun.

E. Konsep Modal

Permodalan merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk

dikelola dengan baik karena permodalan menentukan tingkat kemajuan suatu

usaha. Secara singkat, dapat didefinisikan bahwa modal adalah barang-barang

bernilai ekonomi yang digunakan dalam proses produksi, dalam proses

pengolahan hasil pertanian, dan dalam proses pemasaran produk perusahaan

pertanian. Bertolak dari pengertian modal, fungsi modal dalam perusahaan

termasuk pada perusahaan pertanian adalah untuk bersama-sama dengan faktor

produksi lain menghasilkan, mempercepat, meningkatkan, dan mengawetkan

barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perusahaan (Padangaran,

2013).

Kedudukan modal yang begitu strategis dalam suatu usaha sehingga

penting dibagi berdasarkan keperluannya. Ihsana dan Amir (2013) menyatakan

bahwa, modal yang diperlukan dalam sebuah usaha dapat dibagi menjadi tiga

yaitu: modal investasi awal, modal kerja, dan modal operasional. Salah satu yang

penting dalam permodalan adalah sumber-sumber permodalan, diantaranya dapat

berasal dari modal milik sendiri, pinjaman dari keluarga, pinjaman ke pegadaian,

pinjaman ke lembaga keuangan, kartu kredit, hibah, dan kerja sama.

Page 51: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

33

Modal dalam perusahaan pertanian dapat diklasifikasikan ke dalam

beberapa kelas tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Berkaitan dengan

manajemen pembiayaan perusahaan pertanian, modal dapat dibagi menjadi empat

kategori yaitu: 1) Klasifikasi berdasarkan frekuensi penggunaannya, terdiri dari

modal tetap (fixed capital) dan modal tidak tetap (variable capital); 2) Klasifikasi

berdasarkan kepemilikan, terdiri dari modal sendiri (equity capital) dan modal

luar perusahaan (external capital); 3) Klasifikasi berdasarkan waktu

penggunaannya, terdiri dari modal investasi (investment capital) dan modal kerja

(working capital); dan 4) Klasifikasi berdasarkan kemudahan pemindahannya,

terdiri dari modal bergerak dan modal tidak bergerak (Padangaran, 2013).

F. Penerimaan (Revenue)

Penerimaan adalah jumlah nilai atau hasil penjualan yang diterima dalam

menjalankan usaha. Soekartawi (2005) menyatakan bahwa, total penerimaan

dalam usahatani diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi.

Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya petani mengolah sendiri hasil

pertaniannya untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik yang harganya relatif

tinggi dan akhirnya juga akan mendatangkan total penerimaan yang lebih besar.

Suratiyah (2009) menyatakan bahwa, penerimaan adalah perkalian antara

jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk. Responden yang

memiliki produksi tinggi akan mendapatkan penerimaan yang besar dan

sebaliknya untuk jumlah produksi yang rendah maka penerimaan yang

diterimapun akan lebih kecil. Dalam penelitian ini produksi usahatani padi sawah

Page 52: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

34

dihitung dalam bentuk beras dengan satuan kg selama satu kali siklus produksi (4

bulan), dan industri kecil batu bata dalam bentuk bata merah diukur dengan satuan

kubik (m3) selama dua siklus produksi (4 bulan). Secara matematis jumlah

penerimaan dapat dituliskan sebagai berikut:

TR = Y x Py

Dimana:

TR = Penerimaan Total (Total Revenue) (Rp)

Y = Jumlah Produksi (kg dan m3)

Py = Harga Produksi (Rp)

G. Pendapatan (Income)

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan

seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan ini mencerminkan kemajuan

ekonomi suatu masyarakat. Menurut Sukirno dalam Lumintang (2013),

pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi

kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun

tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai

uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi dengan biaya yang telah

dikeluarkan. Penenlitian ini jumlah pendapatan yang diterima oleh petani padi

sawah dihitung selama satu siklus produksi dan pendapatan yang diterima oleh

pengusaha industri kecil batu bata dihitung selama dua siklus periode.

Pendapatan petani timbul bila perbandingan jumlah penerimaan dari hasil

produksi lebih besar dibadingkan dengan jumlah biaya atau pengeluaran selama

proses produksi. Selanjutnya Soekartawi (2006) berpendapat bahwa, pendapatan

Page 53: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

35

usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi berlangsung. Jadi, dapat diketahui nilai pendapatan atau

keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usahatani, yaitu dengan

mengetahui besarnya penerimaan yang dikali dengan harga yang berlangsung,

kemudian dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan sejak dari pengolahan tanah

sampai pasca panen. Secara matematis besarnya pendapatan dapat dirumuskan

sebagai berikut (Soekartawi, 2006):

I = TR – TC

Dimana:

I = Pendapatan (Income) (Rp)

TR = Penerimaan Total (Total Revenue) (Rp)

TC = Biaya Total (Total Cost) (Rp)

Analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun bagi

pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan yaitu: (1)

menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha (positive analysis), dan

(2) menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan

(normative analysis). Bagi seorang petani analisis pendapatan memberikan

bantuan untuk mengukur apakah kegiatan usahataninya pada saat ini berhasil atau

tidak. Suatu usahatani dikatakan sukses, kalau situasi pendapatan yang memenuhi

syarat-syarat berikut: (1) cukup untuk membayar semua pembelian sarana

produksi, peralatan usahatani termasuk biaya angkutan dan biaya administrasi

yang mungkin melekat pada pembelian, (2) cukup untuk membayar bunga modal

yang ditanamkan, termasuk pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana depresi

modal, (3) cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-

Page 54: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

36

bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah, (4) ada tabungan

untuk investasi pengembangan usahatani, dana persiapan dihari tua, (5) ada dana

yang cukup untuk pendidikan keluarga dan melaksanakan ibadah, sumbangan,

sosial, zakat, sedekah, dan pajak pembangunan. Analisis pendapatan usahatani

memerlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan keadaan

pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan (Tuwo, 2011).

Analisis pendapatan dapat dijadikan indikator mengenai sejauh mana

perusahaan yang sedang dijalankan telah berjalan dengan efisien. Menurut

Padangaran (2013), untuk sampai pada perhitungan mengenai pendapatan

perusahaan, ada beberapa istilah yang perlu diperhatikan terlebih dahulu, yaitu: 1)

Penerimaan (revenue), yaitu hasil penjualan produk selama satu tahun; 2)

Pengeluaran (expense), yaitu semua dana yang dikeluarkan oleh perusahaan

selama satu tahun. Pengeluaran perusahaan terdiri dari pengeluaran berupa biaya

operasional atau biaya variabel (variable cost) dan pengeluaran tetap atau biaya

tetap (fixed cost) yang biasanya berbentuk biaya penyusutan dari mesin dan

peralatan atau aset-aset jangka panjang lainnya; 3) Pendapatan bersih operasi (net

operating income), yaitu selisih antara total penerimaan dengan total pengeluaran

operasional. Pada net operating income, biaya tetap (FC) belum dikeluarkan

memang hanya memperhitungkan pendapatan setelah dikurangi dengan biaya

variabel; dan 4) Pendapatan bersih perusahaan (net firm income), yaitu sisa dari

pendapatan bersih operasi dikurangi dengan pengeluaran tetap (FC) dan pajak.

Page 55: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

37

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Kaparang (2015), yang berjudul “Kajian

Usahatani Padi Sawah di Kelurahan Taratara Satu Kota Tomohon”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan usahatani padi sawah di kelurahan

Taratara Satu sejak tahap kegiatan persemaian sampai pada tahap kegiatan

pemanenan, menganalisis besar pendapatan petani dan mengetahui kelayakan

usahatani padi sawah di Kelurahan Taratara Satu. Analisis data menggunakan

metode analisis deskriptif dengan bantuan tabel, analisis pendapatan dan R/C

ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kondisi usahatani padi sawah di

Kelurahan Taratara Satu Kota Tomohon secara garis besar pengolahan lahannya

menggunakan traktor dan pola tanam yang diterapkan yaitu pola jajar legowo.

Penggunaan saprodi untuk benih menggunakan varietas Cigeulis dengan jumlah

benih yang digunakan rata-rata 33,22 kg per hektar cukup mendekati anjuran,

pemupukan mengandalkan pupuk anorganik dan dalam pemberantasan hama

penyakit menggunakan pestisida. Pemanenan menggunakan mesin perontok.

Hambatan yang dijumpai pada usahatani padi sawah antara lain: iklim/cuaca yang

mengganggu kegiatan pemanenan dan saat penanggulangan hama penyakit,

ketersediaan saprodi yang masih kurang, minimnya tenaga kerja/buruh tani,

sistem irigasi yang tidak memadai, dan penanggulangan hama penyakit yang tidak

serentak akibat dari pola tanam yang tidak serentak. (2) Besar pendapatan rata-

rata petani padi sawah adalah sebesar Rp19.647.721.84 per hektar dan nilai R/C

yang dihasilkan lebih dari satu, maka usahatani padi sawah di Kelurahan Taratara

Satu Kota Tomohon menguntungkan dan layak diusahakan.

Page 56: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

38

Penelitian yang dilakukan oleh Dharmaningtyas (2011) dengan judul

“Analisis Perbedaan Pendapatan Antara Usahatani Pola Rotasi Jagung-Padi-

Kacang Tanah dengan Usahatani Pola Rotasi Padi-Padi-Padi pada Lahan Sawah

Di Kabupaten Sukoharjo”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji dan

membandingkan antara besarnya pendapatan dan efisiensi Usahatani Pola Rotasi

Jagung-Padi-Kacang Tanah dengan Usahatani Pola Rotasi Padi-Padi-Padi pada

Lahan Sawah di Kabupaten Sukoharjo. Analisis yang digunakan adalah analisis

pendapatan dan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata

pendapatan diperoleh usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah

Rp4.642.039,36/Ha/Th dan rata-rata pendapatan yang diperoleh usahatani pola

rotasi padi-padi-padi adalah Rp5.443.298,69/Ha/Th.

Penelitian oleh Setiawati dkk. (2015) yang berjudul “Analisis Pendapatan

Usahatani Padi Bersertifikat Organik (Kasus Kelompok Tani Gana Sari

Kabupaten Badung)”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pendapatan

dan R/C ratio pendapatan usahatani padi bersertifikat organik pada Kelompok

Tani Gana Sari, dan mengetahui penerapan Internal Control System (ICS) pada

Kelompok Tani Gana Sari. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan penerapan ICS di

lokasi penelitian dan karateristik petani, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan

untuk melakukan perhitungan biaya usahatani, penerimaan, pendapatan, dan R/C

ratio. Berdasarkan analisis pendapatan usahatani padi bersertifikat organik yang

dilakukan terhadap Kelompok Tani Gana Sari, maka dapat disimpulkan bahwa (1)

Rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diterima petani dalam berusahatani

Page 57: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

39

padi organik adalah Rp19.293.373,52/ha/musim tanam dengan R/C ratio sebesar

3,38; dan pendapatan atas biaya total adalah Rp16.023.633.71/ha/musim tanam

dengan R/C ratio sebesar 2,41. Hal ini menunjukkan usahatani padi bersertifikat

organik layak diusahakan. (2) ICS Kelompok Tani Gana Sari diterapkan pada

seluruh proses budidaya dan sarana prasarana termasuk gudang atau rumah petani

yang digunakan untuk penyimpanan hasil produksi. Pengawasan internal

dilakukan inspektor ICS pada semua anggota kelompok tani tanpa terkecuali dan

pengawasan eksternal dilakukan oleh LeSOS untuk mengevaluasi keefektifan

sistem kontrol internal. Dalam organisasi ICS kelompok tani ini, staf bagian

pembelian, penyimpanan, dan pengolahan belum berfungsi karena tidak ada

fasilitas yang memadai.

Penelitian yang dilakukan oleh Nwike dan Ugwumba (2015) di Anambra

Negara Nigeria yang berjudul “Profitability of Rice Production in Aguata

Agricultural Zone of Anambra State Nigeria: A Profit Function Approach”.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui keuntungan produksi beras di

Zona Pertanian Aguata Anambra Negara Nigeria, (2) memastikan faktor-faktor

penentu laba maksimum, dan (3) mengidentifikasi faktor-faktor penghambat

produksi padi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan cara statistik non-

parametrik, teknik penganggaran dan model analisis keuntungan. Kesimpulan dari

penelitian ini bahwa produksi padi di Anambra adalah menguntungkan dengan

pendapatan bersih yang diperoleh petani adalah sebesar N42.872,40 atau setara

dengan Rp3.001.068,-. Tingginya biaya tenaga kerja dan kurangnya modal petani

merupakan kendala yang paling serius. Oleh karena itu, diharapkan akses fasilitas

Page 58: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

40

kredit yang mudah untuk petani, menyediakan teknologi produksi padi modern

dan penyuluhan sehingga dapat mengurangi masalah dan meningkatkan produksi

dan pendapatan petani.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Nwalieji dan Chen (2015) yang

berjudul “Comparative Profit Analysis of Rice Production Enterprise among

Farmers in Anambra and Ebonyi States, Nigeria”. Tujuan dari penelitian ini

adalah: (1) untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi petani padi di negara

Anambra dan Ebonyi, (2) membandingkan keuntungan perusahaan produksi beras

dalam dua metode tanam yang berbeda (Tanam dan penyiaran) di kedua negara

dan (3) Mengidentifikasi kendala produksi padi di daerah penelitian. Data

dianalisis dengan menggunakan analisis persentase, rata-rata dan margin kotor

(GM). Hasil penelitian menyatakan bahwa laba bersih yang diperoleh masing-

masing petani di Negara Anambra adalah N59.105 (Rp4.137.350,00) dan N55.355

(Rp3.874.850,00) untuk masing-masing metode tanam dan penyiaran, sedangkan

di Negara Ebonyi masing-masing petani memperoleh laba bersih sebesar N53.800

(Rp3.766.000,00) dan N48.100 (Rp3.367.000,00) dari metode tanam dan

penyiaran. Mayoritas petani padi pada kedua daerah tersebut masih memiliki usia

aktif dan masih produktif serta pengalaman berusahatani yang cukup lama.

Namun, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh petani padi antara lain: dana

tidak memadai untuk memulai sampai selesainya usaha, kesulitan dalam

memperoleh kredit, mesin pengolahan dan penggilingan tidak memadai, biaya

input berupa pupuk dijual dengan harga tinggi, kurang akses jalan, kesulitan

dalam membentuk koperasi masyarakat, kurang perpanjangan layanan kunjungan

Page 59: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

41

kepetani, tingginya biaya produksi padi, kondisi cuaca/perubahan iklim tidak

menguntungkan, harga produksi berfluktuasi, kebijakan pemerintah terkait impor

beras tidak efektif dan banyak hewan pengerat, hama dan kutu penyakit.

Penelitian yang dilakukan oleh Saediman dkk., (2010) dengan judul

penelitian yaitu “Pembiayaan/Lending Model Usaha Kecil Komoditas Industri

Batu Merah/Bata (Sistem Konvensional dan Syariah) di Sulawesi Tenggara”.

Analisis yang digunakan adalah analisis sensitivitas: Net B-C Ratio, NPV, IRR,

dan PBP. Adapun kesimpulan dari penelitian ini antara lain: (1) Berdasarkan

teknologi pengolahan bahan baku dan fasilitas yang digunakan (bangsal, alat dan

proses pencetakan batu bata, dan tungku pembakaran), pola pengusahaan Industri

kecil batu bata dapat dipilah menjadi pola manual tradisional, pola manual

intensif, dan pola mekanis sederhana. Dalam proses pencetakan batu bata, pola

manual tradisional dan pola manual intensif masih menggunakan tenaga manual,

sementara teknologi mekanis sederhana sudah menggunakan bantuan mesin.

Dengan demikian, pola usaha Industri kecil batu bata di lokasi survei lebih lanjut

dapat dibagi menjadi pola usaha manual dan pola usaha mekanis sederhana. (2)

Total biaya investasi yang dibutuhkan Industri kecil batu bata pola manual dengan

kapasitas produksi 20 m3 per siklus (2 bulan) adalah sebesar Rp17.695.000,00.

Sumber dana investasi berasal dari pinjaman kredit 70% (Rp12.386.500,00) dan

dana sendiri 30% (Rp5.308.500,00), dengan bunga pinjaman 22% dan jangka

waktu pengembalian 2 tahun. Modal kerja yang dibutuhkan adalah sebesar

Rp4.493.000,00 yang dibiayai dari pinjaman kredit 70% (Rp3.145.100,00) dan

biaya sendiri 30% (Rp1.347.900,00), dengan bunga pinjaman 22% dan jangka

Page 60: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

42

waktu kredit selama satu tahun. (3) Industri kecil batu bata pola mekanis

sederhana dengan kapasitas produksi 30 m3 per siklus (1 bulan) adalah sebesar

Rp109.122.500,00. Sumber dana investasi berasal dari pinjaman kredit 70%

(Rp71.134.000,00) dan dana sendiri 30% (Rp37.988.500,00), dengan bunga

pinjaman 14% dan jangka waktu pengembalian 2 tahun. Modal kerja yang

dibutuhkan adalah sebesar Rp7.502.500 yang dibiayai dari pinjaman kredit 70%

(Rp5.251.750,00) dan biaya sendiri 30% (Rp2.250.750,00), dengan bunga

pinjaman 22% dan jangka waktu kredit selama 1 tahun.

Menurut Saediman et al. (2014) dan Saediman (2016), usaha batu bata di

Sulawesi Tenggara baik pola manual maupun pola mekanik sederhana adalah

layak secara finansial, namun merupakan usaha marjinal (marginal business)

karena nilai keuntungannya yang kecil. Keuntungan yang diperoleh dari pola

mekanik sederhana jauh lebih besar dari pola manual. Meskipun demikian, hampir

semua usaha batu bata dilakukan dengan pola manual. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu keterbatasan modal, kurangnya pengetahuan dan

keterampilan mengenai pola mekanik, keterbatasan infrastruktur dasar, lemahnya

dukungan pemerintah dan lembaga-lembaga terkait, ketersediaan tenaga kerja,

dan kurangnya insentif harga dalam kaitannya dengan kualitas batu bata yang

dihasilkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2012), dengan judul “Industri

Batu Bata dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Desa

Tulikup Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar (Tinjauan Geografi Ekonomi)”.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui Desa Tulikup secara geografi

Page 61: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

43

ekonomi dapat dikembangkan sebagai industri batu bata, (2) untuk mengetahui

produk industri batu bata, (3) untuk mengetahui pendistribusian produk industri

batu bata dan (4) untuk mengetahui seberapa besar sumbangan industri batu bata

terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga di Desa Tulikup. Penelitian ini

tergolong penelitian deskriptif kualitatif dengan metode teknik sampling purposif.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) Berdasarkan aspek-aspek geografi

ekonomi industri batu bata di Desa Tulikup dapat dikembangkan dengan baik (2)

Produk yang dihasilkan sebagian batu bata super dan sebagian kecil batubata

kasar, (3) Pola pemasaran dalam industri batu bata di Desa Tulikup langsung

menjual ke pembeli (4) Sumbangan pendapatan industri batu bata terhadap

pendapatan rumah tangga sebesar Rp106.250.000,00 perbulan artinya rata-rata

sumbangan pengerajin industri batu bata terhadap pendapatan rumah tangga lebih

besar dari pada pendapatan diluar sebagai pengrajin batu bata yaitu sebesar

Rp95.850.000,00. Hal ini disebabkan oleh industri batu bata merupakan pekerjaan

utama selain menjadi petani.

I. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir merupakan proses yang harus dilakukan menurut susunan

serta menggunakan analisis data sesuai dengan keadaan yang ada. Penelitian ini

dilakukan untuk melihat perbedaan pendapatan antara usahatani padi sawah

dengan industri kecil batu bata.

Padi merupakan tanaman pertanian utama dunia juga merupakan salah satu

komoditas tanaman pangan di Indonesia. Hasil produksinya menjadi bahan

Page 62: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

44

makanan pokok dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional.

Ini terlihat dari banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang hidup dan bekerja di

sektor tersebut. Selain itu, dapat memiliki kemampuan untuk menghasilkan

surplus. Hal ini terjadi bila produktivitas diperbesar sehingga menghasillkan

pendapatan petani yang lebih tinggi.

Pengembangan pendapatan di luar usahatani (off farm income) juga akan

sangat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu

pengembangan usaha di luar sektor pertanian adalah pembangunan industri kecil,

salah satunya industri kecil batu bata. Batu bata adalah bahan bangunan yang

dibuat dengan menggunakan tanah liat dengan campuran sekam dan pasir. Batu

bata telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di perdesaan maupun di

perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi

batu bata.

Kedua usaha ini masing-masing memiliki proses produksi untuk

menghasilkan output. Setiap proses tersebut dimulai dari pemasukan input yang

terdiri dari biaya-biaya yakni biaya tetap dan biaya variabel sehingga diperoleh

output berupa beras dari usahatani padi sawah dan bata merah dari bahan baku

tanah liat.

Biaya (cost) adalah hasil dari semua input ekonomi yang diperlukan dan

dapat diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk atau nilai yang dinyatakan

dengan uang dalam satuan rupiah (Rp). Soekartawi (2006), membagi biaya

usahatani menjadi dua, yaitu: (1) Biaya tetap (fixed cost), biaya tetap ini biasanya

Page 63: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

45

didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap, jumlahnya terus dikeluarkan

walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. (2) Biaya tidak tetap

(variable cost), biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besarnya dipengaruhi

oleh produksi yang diperoleh.

Biaya yang diperlukan untuk memulai usaha industri kecil batu bata terdiri

dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya awal

yang harus dikeluarkan sebelum kegiatan operasional dilakukan, sedangkan biaya

operasional diperlukan pada saat proses produksi mulai dilakukan. (Saediman

dkk., 2010).

Biaya investasi yang diperlukan untuk membangun industri kecil batu bata

meliputi biaya perizinan, pembelian tanah, pembuatan bangsal, dan penyediaan

beberapa jenis peralatan. Pada pola mekanis sederhana, biaya investasi juga

mencakup penyediaan mesin cetak dan genset. Semua biaya investasi ini harus

dikeluarkan pada tahun ke-0 sebelum memulai kegiatan usaha. Porsi terbesar

biaya investasi adalah untuk pembelian tanah dan pembuatan bangsal, yang

besarnya mencapai 96,1% dari kebutuhan biaya investasi pada pola manual dan

83,8% pada pola mekanis sederhana.

Komponen biaya operasional meliputi biaya variabel dan biaya tetap

(overhead). Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan pembantu,

pembeliaan pasir, kayu bakar, sewa pompa air, transportasi dan biaya tenaga kerja

tidak tetap atau tenaga kerja luar keluarga. Biaya overhead meliputi listrik,

telepon, air, bunga modal pinjaman, penyusutan alat, pajak, tenaga kerja dalam

keluarga dan beberapa peralatan yang habis terpakai dalam setahun.

Page 64: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

46

Hasil produksi usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata tersebut

akan bernilai atau harga apabila memiliki tingkat kemampuan untuk dapat

dipertukarkan dengan barang lain berupa satuan uang. Dimana, berdasarkan nilai

tersebut seseorang atau pengusaha bersedia melepaskan barang dan jasa yang

dimilikinya kepada orang lain sehingga ia memperoleh penerimaan berupa

sejumlah mata uang. Suratiyah (2009) menyatakan bahwa, penerimaan adalah

perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk.

Pendapatan timbul bila perbandingan jumlah penerimaan dari hasil

produksi lebih besar dibadingkan dengan jumlah biaya atau pengeluaran selama

proses produksi. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan

usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata dapat diketahui dari besarnya

penerimaan yang dikali dengan harga yang berlangsung, kemudian dikurangi

dengan semua biaya yang dikeluarkan.

Pendapatan yang diterima masyarakat yang bekerja pada usahatani padi

sawah dan industri kecil batu bata dapat dianalisis melalui analisis pendapatan

atau income (I) yang diperoleh dari penerimaan total hasil produksi atau total

revenue (TR) dikurangi dengan biaya total atau total cost (TC), baik biaya

variabel atau variable cost (VC) maupun biaya tetap atau fixed cost (FC). Untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan pendapatan nyata yang signifikan antara

usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata, digunakan analisis statistik uji

beda rata-rata (compare means). Metode yang digunakan adalah independent

sample t-test. Secara sistematis kerangka berpikir di atas dapat dilihat pada

Gambar 1.

Page 65: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

47

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Jenis Usaha

Usahatani Padi Sawah Industri Kecil Batu Bata

Proses Produksi

Biaya (Cost):

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

b. Biaya Variabel (Variable Cost)

Harga (Price)

Biaya Total (Total Cost) Penerimaan (Revenue)

Pendapatan (Income)

Perbedaan Pendapatan antara

Usahatani Padi Sawah dengan

Industri Kecil Batu Bata

Page 66: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

48

J. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan teori yang diuraikan di atas, disusun

hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara pendapatan usahatani padi sawah dengan

industri kecil batu bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten

Konawe Selatan.

H1 : Terdapat perbedaan antara pendapatan usahatani padi sawah dengan

industri kecil batu bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten

Konawe Selatan.

Page 67: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

49

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan dengan pertimbangan bahwa sebagian besar (22,70%)

masyarakatnya bekerja sebagai petani padi sawah, namun di sisi lain ada juga

masyarakat yang telah bekerja pada industri kecil batu bata (18,65%). Dengan

kata lain, bahwa usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata merupakan

sumber penghasilan utama masyarakat di Desa Abenggi. Penelitian ini dilakukan

pada Bulan Februari - Mei 2016.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang hanya bekerja

pada usahatani padi sawah dan masyarakat yang hanya bekerja pada industri kecil

batu bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan.

Jumlah populasi dalam penelitian ini menurut survei awal adalah berjumlah 153

KK (kepala keluarga), terdiri dari 84 KK petani padi sawah dan 69 KK pengusaha

batu bata.

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan simple

random sampling (acak sederhana). Menurut Arikunto (2010), simple random

sampling yaitu peneliti mencampur subjek-subjek didalam populasi sehingga

semua subjek dianggap sama. Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika

Page 68: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

50

jumlah subjeknya lebih besar atau sama dengan 100, dapat diambil sampel sebesar

10% - 15% atau 20% - 25%. Ukuran sampel responden dari penelitian ini adalah

25%. Jadi, 25% dari 84 KK petani padi sawah adalah 21 KK petani padi sawah

dan 25% dari 69 KK pengusaha batu bata adalah 17. Namun, penelitian ini

merupakan basis perbandingan maka jumlah sampel harus sama, sehingga

masing-masing usaha diambil sebanyak 19 responden.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif berupa data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang

berbagai kejadian dalam usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata. Data

ini terdiri dari data nominal yang digunakan untuk data variabel pendapatan

seperti jumlah produksi, biaya dan penerimaan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui

wawancara sistematis dengan panduan kuisioner kepada petani padi sawah dan

pengusaha industri kecil batu bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan. Data primer dapat berupa karakteristik responden,

jumlah produksi, biaya input, dan penerimaan. Data sekunder adalah data yang

diperoleh melalui penelusuran informasi kepustakaan yang bersumber dari

literatur buku, artikel, jurnal dan beberapa instansi yang berkaitan dengan

penelitian ini.

Page 69: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

51

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Survei yaitu melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian khususnya

lahan padi sawah dan industri kecil batu bata.

2. Wawancara yaitu melakukan kegiatan tanya jawab dengan responden,

berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini dengan menggunakan panduan

kuisioner.

3. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan menggunakan literatur yang

berhubungan dengan penelitian ini.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik responden terdiri dari:

(1) petani padi sawah (umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, status

kepemilikan lahan, jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan garapan) dan

pengusaha industri kecil batu bata (umur, pendidikan, pengalaman berusaha,

jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan usaha), serta (2) karakteristik

usahatani padi sawah dan industri batu bata (jumlah produksi, biaya terdiri dari

biaya variabel dan biaya tetap, dan penerimaan).

F. Analisis Data

Rumusan masalah pertama yaitu jumlah pendapatan pada usahatani padi

sawah dengan industri kecil batu bata dapat diketahui menggunakan analisis

Page 70: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

52

finansial dengan cara data yang diperoleh, kemudian dianalisis secara tabulasi

yang meliputi biaya, penerimaan, dan pendapatan.

Analisis pendapatan pada usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata

adalah sebagai berikut:

a) Biaya

TC = VC + FC

Keterangan:

TC = Biaya Total (Total Cost) (Rp/Kuartal)

VC = Biaya Variabel (Variable Cost) (Rp/Kuartal)

FC = Biaya Tetap (Fixed cost) (Rp/Kuartal)

b) Penerimaan

TR = Y x Py

Keterangan:

TR = Penerimaan Total (Total Revenue) (Rp/Kuartal)

Y = Jumlah Produksi (Kg padi sawah dan m3 batu bata/Kuartal)

Py = Harga Produksi (Rp)

c) Pendapatan

I = TR – TC

Keterangan:

I = Pendapatan (Income) (Rp/Kuartal)

TR = Penerimaan Total (Total Revenue) (Rp/Kg dan Rp/m3)

TC = Biaya Total (Total Cost) (Rp/Kuartal)

Rumusan masalah kedua yaitu tentang perbedaan pendapatan antara

usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata menggunakan analisis statistik

uji beda rata-rata (compare means). Metode yang digunakan adalah independent

sample t-test.

Page 71: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

53

Secara matematis rumus uji beda rata-rata adalah sebagai berikut:

Keterangan:

𝑋 1 = Rata-rata pendapatan usahatanai padi sawah

𝑋 2 = Rata-rata pendapatan usaha industri kecil batu bata

S12 = Varian pendapatan pada usahatani padi sawah

S22 = Varian pendapatan pada industri kecil batu bata

n1 = Jumlah sampel pada usahatani padi sawah

n2 = Jumlah sampel pada industri kecil batu bata

Keterangan kriteria dari uji-t adalah sebagai berikut:

a. Jika t hitung ≤ t Tabel, maka H0 diterima dan H1 tidak diterima.

b. Jika t hitung ≥ t Tabel, maka H0 tidak diterima dan H1 diterima.

∝ = 0,05 (Sudjana, 1992).

Dimana:

1. H0 diterima dan H1 tidak diterima: tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara pendapatan usahatani padi sawah dengan industri kecil batu bata.

2. H1 diterima dan H0 tidak diterima: terdapat perbedaan yang signifikan antara

pendapatan usahatani padi sawah dengan industri kecil batu bata.

G. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah batasan atau pengertian yang

digunakan dengan tujuan untuk memperjelas ruang lingkup penelitian serta untuk

𝑡 − 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =[𝑥 1 − 𝑥 2]

𝑆1

2

𝑛1 +

𝑆22

𝑛1

𝑆12 =

𝑥1 − 𝑥 1 2

𝑛1 − 1

𝑆22 =

𝑥2 − 𝑥 2 2

𝑛2 − 1

Page 72: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

54

mempermudah dalam menganalisis data yang berhubungan dengan penarikan

kesimpulan.

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah tanggungan keluarga adalah seluruh anggota keluarga batin dan

nonbatin responden yang masih dalam tanggungan diukur dalam jiwa.

2. Umur yaitu usia responden dihitung sejak lahir sampai saat penelitian

dilaksanakan, dinyatakan dalam satuan tahun.

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti dan

diselesaikan oleh responden dihitung dalam satuan tahun.

4. Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani responden mengusahakan

tanaman padi sawah sampai pada saat penelitian, diukur dalam satuan tahun.

5. Pengalaman usaha batu bata adalah lamanya pengusaha responden

mengusahakan batu bata sampai pada saat penelitian, diukur dalam satuan

tahun.

6. Satu kuartal sama dengan satu siklus produksi padi sawah dan dua siklus

produksi batu bata yaitu kurang lebih selama 4 bulan.

7. Produksi (Y) adalah jumlah produk yang dihasilkan oleh responden padi

sawah berupa beras yang diukur dengan satuan kilogram (kg) dan jumlah

produk industri kecil batu bata berupa bata merah yang diukur dengan satuan

kubik (m3).

8. Biaya tetap pada usahatani padi sawah (fixed cost) yaitu biaya yang besar

kecilnya tidak tergantung pada volume produksi. Petani harus membayar

Page 73: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

55

berapapun jumlah produksi yang dihasilkan, meliputi; penyusutan alat dan

pajak, diukur dalam satuan rupiah (Rp/Kuartal).

9. Biaya tetap pada industri kecil batu bata (fixed cost) yaitu biaya yang besar

kecilnya tidak tergantung pada volume produksi. Pengusaha harus membayar

berapapun jumlah produksi yang dihasilkan, meliputi; bunga modal pinjaman,

penyusutan alat dan bangunan, pajak, listrik dan sewa pompa air, diukur

dalam satuan rupiah (Rp/Kuartal).

10. Biaya variabel pada usahatani padi sawah (variable cost) yaitu biaya yang

besar kecilnya tergantung pada volume produksi, meliputi; benih, pupuk,

pestisida, herbisida dan tenaga kerja upah, diukur dalam satuan rupiah

(Rp/Kuartal).

11. Biaya variabel pada industri kecil batu bata (variable cost) adalah biaya yang

besar kecilnya tergantung pada volume produksi, meliputi; tenaga kerja upah,

pembelian pasir, pembelian kayu bakar, dan biaya makan saat pembakaran

bata, diukur dalam satuan rupiah (Rp/Kuartal).

12. Penerimaan (revenue) adalah nilai yang diperoleh oleh responden petani padi

sawah selama satu kali siklus produksi dan pengusaha batu bata selama dua

kali siklus produksi yang diperoleh dari hasil kali jumlah produksi dengan

harga yang berlaku saat itu, diukur dalam satuan rupiah (Rp/Kuartal).

13. Pendapatan (income) adalah jumlah uang yang diterima oleh responden petani

padi sawah dan pengusaha industri kecil batu bata dari hasil penjualan

produksinya setelah dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan selama

kegiatan produksi, diukur dalam satuan rupiah (Rp/Kuartal).

Page 74: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

56

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

A.1 Letak dan Batas Wilayah

Desa Abenggi merupakan salah satu bagian dari wilayah Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan yang terletak di sebelah utara pusat

pemerintahan Kecamatan Landono. Secara geografis, Desa Abenggi merupakan

wilayah dataran.

Desa Abenggi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Landono II

b. Sebelah Selatan dan Timur berbatasan dengan Desa Wata Benua

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Talumbinga

A.2 Keadaan Iklim dan Topografi

Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup

lama, minimal 30 tahun sifatnya tetap. Cuaca merupakan keadaan atmosfir pada

waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah setiap waktu. Cuaca dan iklim

merupakan salah satu komponen ekosistem alam, sehingga kehidupan baik

manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh keadaan

atmosfir. Iklim suatu daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor: curah hujan, suhu,

kelembaban udara, angin, tekanan udara, dan ketinggian tempat.

Kondisi iklim suatu daerah dapat diketahui menggunakan metode

Schmidth-Ferguson yaitu dengan membagi rata-rata jumlah bulan kering (BK)

Page 75: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

57

dengan rata-rata bulan basah (BB) selama 10 tahun. Secara umum keadaan iklim

di Desa Abenggi Kecamatan Landono tidak jauh berbeda dengan keadaan iklim

pada beberapa wilayah lain yang ada di wilayah Indonesia. Ciri iklim tropis

dengan dua jenis musim dalam setahun merupakan sifat kondisi iklim secara

umum yang terjadi di Indonesia. Dua jenis musim yang dimaksud adalah musim

penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan biasanya terjadi pada

Bulan April sampai Bulan Juni sedangkan musim kemarau terjadi pada Bulan Juli

sampai Bulan Oktober dan terkadang musim hujan dan musim kemarau terjadi

pada Bulan November sampai Bulan Maret. Kedua musim ini sangat

mempengaruhi kehidupan masyarakat disuatu daerah, khususnya di bidang

pertanian termasuk dalam penambangan batu merah yang ada di Desa Abenggi.

Secara umum, keadaan iklim di Kabupaten Konawe Selatan dan termasuk

Desa Abenggi Tahun 2014 mencapai 2.726,3 mm dalam 163 Hari Hujan (HH).

Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai faktor, perbedaan ketinggian dari

permukaan laut mengakibatkan perbedaan suhu untuk masing-masing tempat

dalam suatu wilayah. Kabupaten Konawe Selatan juga merupakan daerah yang

bersuhu tropis. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pangkalan Udara Wolter

Monginside, selama Tahun 2014 suhu udara maksimum 320

dan minimum 230.

Tekanan udara rata-rata 1.008,6 milibar dengan kelembaban udara rata-rata 83%.

Kecepatan angin pada umumnya berjalan normal yaitu sekitar 3 m/sec.

Desa Abenggi juga memiliki topografi dataran yang berbukit-bukit dengan

ketinggian 176 mdpl yang berpotensi sebagai lahan pertanian. Secara hidrologi,

Page 76: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

58

Desa Abenggi memiliki irigasi pengairan teknis sepanjang 3 km dengan tingkat

kemungkinan dampak rawan banjir.

A.3 Luas Wilayah dan Tataguna Lahan

Desa Abenggi merupakan wilayah dataran yang memiliki luas wilayah

secara keseluruhan seluas 2.860 ha atau 3,5 km2

atau 2,6% dari total luas wilayah

Kecamatan Landono yaitu sebesar 125,9 km2 (terdapat lahan sengketa).

Penggunaan lahan tersebut dapat dirinci pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Wilayah dan Tataguna Lahan di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

No. Tataguna Lahan Luas

(Ha)

Persentase

(%)

1. Lahan pertanian

a. Sawah irigasi

b. Sawah tadah hujan

156

133

23

5,45

4,65

0,80

2. Lahan tempat tinggal

a. Lahan pemukiman

b. Lahan kering

2.704

87

2.617

94,55

3,04

91,50

Jumlah 2.860 100,00

Sumber : RPJMDES Abenggi, 2016

Data dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa tataguna lahan di Desa Abenggi

pada Tahun 2016 memiliki penggunaan lahan sawah sebesar 133 ha (4,65%) lebih

besar daripada penggunaan lahan sawah tadah hujan yang luasnya 23 ha (0,80%)

dari total luas Desa Abenggi yaitu sebesar 2.860 ha. Luas tataguna lahan bukan

sawah untuk penggunaan lahan pemukiman sebesar 87 ha (3,04%) sedangkan

lahan kering memiliki tataguna lahan yang paling luas yaitu sebesar 2.617 ha

(91,50%). Lahan kering ini memiliki warna tanah yang kemerah-merahan dengan

tekstur liat yang tinggi sehingga sangat berpotensi untuk penambangan batu bata.

Page 77: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

59

Oleh karena itu, sampai saat ini masyarakat di Desa Abenggi membangun usaha

di atas tanah ini berupa industri kecil pembuatan batu bata.

A.4 Keadaan Demografi

Keadaan demografi atau penduduk Desa Abenggi ditabulasi berdasarkan

kelompok umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan

keadaan sarana dan prasarana sosial - ekonomi.

A.4.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur yaitu penggolongan penduduk

berdasarkan usia, sehingga dapat diketahui jumlah penduduk yang produktif dan

non produktif. Jumlah penduduk Desa Abenggi pada Tahun 2016 adalah 634 jiwa

yang berasal dari 194 KK. Penduduk laki-laki berjumlah 328 jiwa dan jumlah

penduduk perempuan sebesar 306 jiwa. Jumlah penduduk Desa Abenggi menurut

umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun

2016

No. Golongan Umur

(Tahun)

Jenis kelamin Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%) Laki-laki Perempuan

1. 0-14 83 89 172 27,13

2. 15-54 210 188 398 62,78

3. > 55 35 29 64 10,09

Jumlah 328 306 634 100,00

Sumber : RPJMDES Desa Abenggi, 2016

Menurut Soeharjo dan Patong (1984), penduduk diklasifikasikan sebagai

usia belum produktif (0-14 tahun), usia produktif (15-54 tahun), dan usia tidak

produktif (lebih dari 55 tahun). Data dari Tabel 4. tersebut menunjukkan bahwa

Page 78: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

60

sebagian besar penduduk di Desa Abenggi merupakan usia produktif untuk

bekerja yaitu sebesar 398 jiwa (62,46%). Hal ini berarti masyarakat yang

berjumlah 398 jiwa tersebut menanggung beban tanggungan penduduk yang non

produktif yaitu berjumlah 238 jiwa.

Penduduk dengan usia produktif memiliki kemampuan fisik yang lebih

kuat sehingga mampu bekerja dengan baik. Selain itu, penduduk umur produktif

masih dimungkinkan memiliki keinginan untuk meningkatkan keterampilan dan

menambah pengetahuan dalam mengelolah usahanya. Meningkatnya keterampilan

dan pengetahuan masyarakat secara tidak langsung dapat mempengaruhi produksi

sehingga dapat meningkatkan pendapatannya baik yang berusahatani padi sawah

maupun yang berusaha industri kecil batu bata dan bentuk usaha-usaha lainnya.

A.4.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan berkaitan dengan pola berpikir dan mempengaruhi

kecepatan suatu adopsi teknologi yang ada. Komposisi penduduk di suatu wilayah

menurut tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sumber

daya manusia dan kemampuan penduduk untuk mengadopsi suatu teknologi yang

ada di wilayah tersebut.

Sarana pendidikan yang ada di Desa Abenggi terdiri dari PAUD, TK dan

SD. Sarana fisik dan tenaga guru yang memadai dapat meningktakan jumlah

penduduk yang ingin bersekolah. Berikut ini, Tabel 4 mengenai komposisi

penduduk Desa Abenggi menurut pendidikan.

Page 79: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

61

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

No. Pendidikan Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Persentase

(%)

1. TK/belum sekolah 230 37,89

2. SD 237 39,04

3. SLTP 97 15,98

4. SLTA 29 4,78

5. D-3 9 1,48

6. S-1 5 0,82

Jumlah 607 100,00

Sumber : RPJMDES Desa Abenggi, 2016

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang masih

TK dan belum sekolah berjumlah 230 jiwa (37,89%) namun, jumlah penduduk

yang tamat SD lebih besar yaitu berjumlah 237 jiwa (39,04%). Walaupun jumlah

penduduk yang mencapai perguruan tinggi lebih sedikit yaitu dengan jumlah

penduduk D-3 sebesar 9 jiwa dan S-1 yaitu 5 jiwa, akan tetapi banyak generasi

mendatang yang memiliki sumber daya manusia yang baik. Hal ini karena

pemerintah Desa Abenggi beserta masyarakatnya sudah menjalankan pendidikan

wajib belajar 9 tahun yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat, dan

dikarenakan pula penduduk di Desa Abenggi ingin memperoleh tingkat

pendidikan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

A.4.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencarian merupakan unsur penting untuk menunjang kehidupan

ekonomi manusia karena dengan mata pencaharian tersebut manusia dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis mata pencaharian suatu wilayah tergantung

dari potensi sumberdaya alam, tingkat pendidikan serta keterampilan yang

Page 80: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

62

dimiliki oleh masing-masing masyarakat tersebut. Mata pencaharian penduduk

Desa Abenggi sangat bervariasi, namun sebagian besar penduduk bergerak di

sektor pertanian. Untuk mengetahui lebih jelas keadaan penduduk menurut mata

pencaharian dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah penduduk

(jiwa) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Petani

Pedagang

Tukang kayu

Tukang batu

Penjahit

PNS

TNI/POLRI

Perangkat desa

Pengrajin

Industri kecil

Buruh industri

108

12

20

25

2

7

1

20

4

75

96

29,19

3,24

5,41

6,76

0,54

1,89

0,27

5,41

1,08

20,27

24,91

Jumlah 370 100,00

Sumber: RPJMDES Desa Abenggi, 2016

Pada Tabel 5 menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Abenggi

bermata pencaharian sebagai petani, yaitu sebesar 108 orang (29,19%).

Berdasarkan jumlah penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai

petani maka sektor pertanian dijadikan sebagai mata pencaharian utama penduduk

Desa Abenggi. Hal ini disebabkan karena Desa Abenggi memiliki lahan pertanian

yang cukup luas disamping keadaan tanah dan sistem irigasi yang mendukung.

Mata pencaharian selanjutnya yang banyak ditekuni oleh penduduk Desa

Abenggi adalah buruh industri yaitu sebesar 96 jiwa (24,91%). Hal ini seiring

banyaknya industri kecil yang diusahakan oleh penduduk Desa Abenggi

khususnya industri kecil batu bata, dimana jumlah penduduk yang bekerja di

Page 81: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

63

sektor tersebut adalah 75 jiwa (20,27%). Jenis mata pencaharian ini banyak

ditekuni oleh masyarakat di Desa Abenggi, hal ini karena di desa tersebut

memiliki lahan kering yang cukup luas dan berpotensi untuk penambangan batu

bata.

A.4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Sosial - Ekonomi

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang kehidupan

masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Lebih jelasnya mengenai keadaan

sarana dan prasarana di Desa Abenggi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Sosial – Ekonomi di Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

No. N Sarana dan Prasarana Satuan Fisik Jumlah Fisik Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Sarana Pendidikan

a. PAUD/TK

b. SD

Sarana Kesahatan

Posyandu

Sarana Agama

a. Masjid

b. Mushallah

c. Gereja

Prasarana

a. Jembatan Beton

b. Irigasi

Sarana Pemerintahan

a. Kantor Desa

b. Balai Pertemuan

Sarana Perekonomian

a. Gedung KUD

b. Kios

Sarana Keamanan

Pos Kamling

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

1

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

20

1

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Sumber: RPJMDES Desa Abenggi, 2016

Page 82: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

64

Tersedianya sarana dan prasarana dapat mempermudah dan memperlancar

kegiatan masyarakat seperti sarana sosial seperti kantor desa. Kantor desa dapat

digunakan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat terutama petani dalam

rangka mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian, selain itu juga digunakan

sebagai tempat pertemuan antara masyarakat dengan pemerintah desa.

Desa Abenggi memiliki prasarana berupa irigasi yang berjumlah 2 unit

yang sangat membantu petani, khusunya petani padi sawah dalam proses

budidaya. Sarana pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai tempat menuntut ilmu

bagi anak-anak usia sekolah di daerah ini. Sarana perekonomian diharapkan

mampu memenuhi dan menyediakan segala keperluan yang dibutuhkan oleh

masyarakat khususnya petani dalam rangka peningkatan taraf hidup mereka.

Selain itu, terdapat satu unit gedung KUD di Desa Abenggi yang digunakan

sebagai sekertariat lembaga ekonomi perdesaan yaitu koperasi. Sarana kesehatan

diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Prasarana peribadatan

dapat dimanfaatkan sebagai tempat ibadah dan peningkatan pengetahuan spiritual

bagi masyarakat. Sarana keamanan berupa pos kamling dimanfaatkan untuk

menjaga keamanan di desa ini.

B. Identitas Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata

Identitas responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi umur,

tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman berusaha, baik

pada usahatni padi sawah maupun industri kecil batu bata. Penjelasan mengenai

gambaran identitas responden yang diteliti, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 83: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

65

B.1 Keadaan Responden Menurut Umur

Umur merupakan usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai saat

penelitian dilaksanakan. Umur responden baik petani padi sawah maupun

pengusaha industri kecil batu bata menentukan kapasitas pengelolaan terhadap

usahanya. Responden dengan umur muda mempunyai kekuatan fisik yang kuat

sehingga dapat bekerja secara efisien. Sedangkan responden yang berumur tua

kekuatan fisiknya telah menurun, di lain pihak seringkali dihadapkan pada

pekerjaan fisik yang berat. Selain itu, petani maupun pengusaha muda atau

produktif umumnya lebih cepat menerima hal baru daripada mereka yang berusia

tua (non produktif) karena mereka lebih berani menanggung risiko, serta kurang

memiliki pengalaman sehingga mereka yang masih muda harus lebih dinamis

supaya mendapat pengalaman baru lebih cepat untuk pembangunan usahanya.

Sebaliknya mereka yang relatif tua memiliki kapasitas pengelolaan yang lebih

baik dan matang karena memiliki banyak pengalaman. Oleh karena itu, umur

merupakan suatu variabel yang sangat menentukan pola pikir dan kemampuan

fisik seseorang dalam mengelola usahanya.

Menurut Soeharjo dan Patong (1984), bahwa katagori umur produktif

adalah mulai dari usia 15-54 tahun dan selebihnya masuk katagori umur non

produktif. Lebih jelasnya distribusi responden berdasarkan umur dapat disajikan

pada Tabel 7.

Page 84: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

66

Tabel 7. Distribusi Responden Usahatani Padi sawah dan Industri Kecil Batu Bata

Berdasarkan Golongan Umur di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Umur

(Tahun)

Responden (orang)

Petani padi

sawah

Persentase

(%)

Pengusaha batu

bata

Persentase

(%)

15 – 54 15 78,95 16 84,21

>54 4 21,05 3 15,79

Total 19 100,00 19 100,00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 2

Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat 31 (81,16%) responden merupakan

kategori umur produktif yang terdiri dari 15 orang (39,47%) petani padi sawah

dan 16 orang (42,11%) pengusaha batu bata. Sementara jumlah responden non

produktif hanya terdapat 7 (18,42%) responden dari jumlah keseluruhan yaitu

sebanyak 38 orang. Hal ini dapat diketahui bahwa jumlah responden yang masih

produktif lebih besar dibandingkan dengan responden non produktif. Jumlah

tersebut terdiri dari 4 orang (10,53%) petani padi sawah dan 3 orang (7,89%)

pengusaha batu bata.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa, kemampuan fisik dan

kemampuan berfikir dari responden pada kedua usaha tersebut masih dalam

kondisi produktif. Umur produktif seseorang sangat mempengaruhi prestasi kerja

terutama dari segi kemampuan fisik, pengalaman dan cara berpikir dalam

memecahkan masalah terkait dengan kegiatan usaha yang dijalani.

B.2 Tingkat Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan salah satu aspek yang menentukan

kemampuan serta cara berpikir seseorang dalam mengelola usahanya. Begitupula

Page 85: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

67

dengan petani padi sawah dan pengusaha batu bata. Semakin tinggi pendidikan

formal responden, maka pengetahuan dan wawasannya semakin luas serta cara

berpikirnya akan semakin rasional. Selain itu, pendidikan juga merupakan salah

satu faktor yang dapat menentukan dan merangsang seseorang untuk kreatif dan

inovatif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang berkaitan dengan usaha

yang digeluti sehingga akan mempercepat proses adopsi teknologi informasi

dalam upaya mengembangkan usaha yang dikelolanya.

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal

yang pernah diikuti oleh responden dengan melihat lamanya tahun pendidikan.

Mengenai keadaan pendidikan formal yang pernah diikuti oleh responden dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu

Bata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Tingkat

Pendidikan

Responden (orang)

Petani padi

sawah

Persentase

(%)

Pengusaha batu

bata

Persentase

(%)

SD 13 68,42 10 52,63

SMP 3 15,79 5 26,32

SMA 3 15,79 4 21,05

Total 19 100,00 19 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 2

Data dari Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden pada

usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata di Desa Abenggi lebih

didominasi oleh tamatan SD yaitu secara berurutan sebanyak 13 orang (68,42%)

dan 10 orang (52,63%). Sedangkan pada tingkat pendidikan SMP dan SMA lebih

sedikit yaitu dengan total jumlah responden pada usahatani padi sawah sebanyak

Page 86: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

68

6 orang terdiri dari 3 orang (15,79%) responden tamatan SMP dan 3 orang

(15,79%) responden tamatan SMA. Sementara pada industri kecil batu bata yaitu

terdapat 9 orang terdiri dari 5 (13,16%) responden tamatan SMP dan 4 (10,53%)

responden tamatan SMA. Dengan demikian bahwa tingkat pendidikan responden

baik petani padi sawah maupun pengusaha batu bata di Desa Abenggi masih

tergolong dalam tingkat pendidikan yang rendah. Namun, hal ini tidak menjadi

penghambat dalam melaksanakan setiap tahapan proses dalam usahanya

khususnya dalam usahatani padi sawah, karena selain mendapatkan pendidikan

formal petani juga mendapat pendidikan non formal baik dari dinas penyuluhan

pertanian maupun dari lembaga penelitian dan pengabdian seperti universitas.

Begitu pula pada usaha batu bata yang hanya menggunakan alat-alat tradisional

dalam proses pembuatannya sehingga tidak menuntut keahlian tertentu yang

meski diperoleh melalui jenjang pendidikan.

Budidaya padi sawah maupun industri batu bata dapat dilakukan oleh siapa

saja karena teknologi yang diterapkan sederhana, namun inovasi teknologi

modern yang lebih baik dan sesuai dengan anjuran memerlukan peningkatan

pengetahuan dan keterampilan, baik melalui pelatihan, bimbingan maupun

penyuluhan.

B.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan anggota keluarga yang tinggal

satu rumah dimana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berada dalam satu unit

manajemen. Besarnya jumlah tanggunagan keluarga sangat mempengaruhi

Page 87: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

69

motivasi seseorang bekerja untuk memperoleh pendapatan yang besar karena

biaya yang dikeluarkan pun semakin besar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Situngkir, dkk (2007), bahwa besarnya jumlah tanggungan

keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi kemauan untuk melakukan

pekerjaan. Semakin banyak responden mempunyai anak dan tanggungan, maka

waktu yang disediakan responden untuk bekerja semakin efektif.

Menurut Soeharjo dan Patong (1984), bahwa jumlah anggota keluarga

sekitar 2-4 yang termasuk golongan keluarga kecil sedangkan anggota keluarga

>4 orang termasuk keluarga besar. Jumlah anggota keluarga yang produktif dapat

menyediakan jumlah tenaga kerja keluarga yang besar pula dalam berusaha

sehingga akan berpengaruh pada pendapatan keluarga. Lebih jelasnya keadaan

responden usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata berdasarkan jumlah

tanggungan keluarga dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu

Bata Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Abenggi

Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Jumlah

tanggungan

keluarga

(orang)

Responden (orang)

Petani padi

sawah

Persentase

(%)

Pengusaha

batu bata

Persentase

(%)

2-4 (kecil) 15 78,95 16 82,21

>4 (besar) 4 21,05 3 15,79

Total 19 100,00 19 100,00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 2

Data dari Tabel 9 menunjukkan bahwa responden dari kedua usaha tersebut,

baik usahatani padi sawah maupun industri kecil batu bata memiliki jumlah

tanggungan keluarga kecil dengan jumlah secara berturut-turut yaitu 15 orang

Page 88: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

70

(78,95%) dan 16 orang (82,21%), sedangkan responden yang memiliki jumlah

tanggungan keluarga besar hanya sedikit yakni hanya 4 orang (21,05%) responden

petani padi sawah dan 3 orang (15,79%) responden pengusaha batu bata. Artinya

bahwa konsekuensi alokasi tenaga kerja dan pendapatan responden sedikit untuk

memenuhi kebutuhan keluarga baik untuk konsumsi maupun untuk kepentingan

lain seperti pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.

B.4 Pengalaman Berusaha

Pengalaman merupakan suatu proses pendidikan yang diperoleh di luar

bangku sekolah dari suatu kejadian atau peristiwa yang pernah dialami dan

berguna bagi seseorang untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini,

pengalaman berusahatani padi sawah dan industri kecil batu bata untuk

mengembangkan usaha yang dikelola. Menurut Tuwo (2011) bahwa, pengalaman

merupakan guru yang terbaik bagi petani. Pengalaman dapat menjadi acuan dalam

penyusunan langkah dimasa yang akan datang.

Soeharjo dan Patong (1984) mengkategorikan tiga golongan kriteria

pengalaman dalam berusaha, yaitu kurang berpengalaman (<5 tahun), cukup

berpengalaman (5-10 tahun) dan berpengalaman (>10 tahun). Sehingga distribusi

responden petani padi sawah dan pengusaha batu bata menurut pengalaman

berusaha dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 89: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

71

Tabel 10. Distribusi Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu

Bata Berdasarkan Pengalaman Berusaha di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Pengalaman

Usahatani

(Tahun)

Responden (orang)

Petani padi

sawah

Persentase

(%)

Pengusaha

batu bata

Persentase

(%)

<5 - 0 8 42,11

5 – 10 - 0 11 57,89

>10 19 100,00 - -

Total 19 100,00 12 100,00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa semua responden pada

usahatani padi sawah telah memiliki pengalaman yang cukup dalam berusahatani

padi sawah. Terbukti bahwa seluruh responden telah memiliki pengalaman lebih

dari 10 tahun. Hal ini disebabkan karena kegiatan berusahatani khususnya padi

sawah merupakan budaya (culture) dari masyarakat Desa Abenggi.

Masyarakat Desa Abenggi didominasi oleh suku jawa, dimana bertani

khususnya padi sawah merupakan budaya mereka, hingga sampai setelah

melakukan transmigrasi di desa tersebut. Sedangkan responden pada industri kecil

batu bata terdapat 8 orang (42,11%) yang belum berpengalaman dan selebihnya

yaitu berjumlah 11 orang (57,89%) memiliki pengalaman yang cukup. Hal ini

disebabkan usaha batu bata di Desa Abenggi baru dimulai sejak tahun 2004,

dimana sebelumnya mereka bekerja di sektor pertanian. Berdasarkan pengalaman

yang ada diharapkan petani padi sawah maupun pengusaha industri kecil batu bata

mampu mengembangkan dan mengelola usahanya dengan baik sehingga mereka

mampu meningkatkan pendapatan keluarganya.

Page 90: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

72

Gambaran rata-rata identitas responden pada usahatani padi sawah dan

industri kecil batu bata secara umum dapat disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Rata-rata Identitas Responden Petani Padi Sawah dan Pengusaha

Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

No. Uraian

Jenis usaha

Usahatani

padi sawah

Industri

kecil

batu bata

1. Rata-rata umur responden (tahun) 50 43

2. Rata-rata pendidikan responden (tahun) 8 8

3. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga

(orang)

3 3

4. Rata-rata pengalaman berusaha (tahun) 28 5

Sumber: Analisis Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan Lampiran 2

Data dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa rata-rata umur responden petani

padi sawah lebih tua 7 tahun (50 tahun) dibandingkan rata-rata umur responden

pengusaha batu bata (43 tahun). Rata-rata umur responden kedua usaha tersebut

dalam usia produktif (15-54 tahun). Pada usia produktif, responden mampu untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan mengelolah usahanya.

Rata-rata pendidikan responden usahatani padi sawah (8 tahun) sama

dengan rata-rata pendidikan responden industri kecil batu bata (8 tahun) yaitu

pendidikan Sekolah Dasar, artinya bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh

responden petani padi sawah sama tingginya dengan tingkat pendidikan yang

dimiliki responden industri kecil batu bata, sehingga pengetahuan yang dimiliki

responden secara tidak langsung berpengaruh dalam pengambilan keputusan

dalam mengelolah usaha yang dijalankannya.

Rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden usahatani padi sawah

adalah 3 orang sama dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden

Page 91: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

73

industri kecil batu bata (3 orang). Dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah

tanggungan keluarga dari kedua responden tersebut masuk dalam kategori

keluarga kecil (2-4 orang).

Rata-rata pengalaman responden mengusahakan usahatani padi sawah

adalah 28 tahun, sedangkan rata-rata pengalaman responden mengusahakan batu

bata adalah 5 tahun. Berarti pengalaman yang dimiliki responden padi sawah jauh

lebih lama (23 tahun). Hal ini dikarenakan usahatani padi sawah lebih dulu

dikenal dan merupakan culture dari masyarakat dibandingkan usaha batu bata

yang baru dimulai sejak tahun 2004.

C. Karakteristik Usaha

Karakteristik usaha baik dari usahatani padi sawah maupun industri kecil

batu bata dalam penelitian ini terdapat beberapa aspek antara lain: luas lahan,

biaya variabel, biaya tetap, produksi, dan penerimaan.

C.1 Luas Lahan

Lahan berperan penting sebagai tempat terlaksananya kegiatan usaha yang

dapat menghasilkan produksi yang ingin dicapai. Luas lahan berupa tanah

merupakan salah satu modal untuk melakukan sebuah usaha, khususnya pada

usahatani padi sawah dan industri batu bata, dimana tanah merupakan media

tanam oleh tanaman padi sawah dan sebagai bahan baku pembuatan bata.

Luas lahan mempunyai kaitan yang erat dengan penggunaan input lainnya,

sehingga semakin luas lahan yang digunakan maka semakin besar pula input yang

dipakai. Hernanto (1991) mengemukakan bahwa, ada tiga golongan petani

Page 92: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

74

berdasarkan luas areal yang digarapnya yaitu kategori sempit < 0,5 ha, kategori

sedang 0,5-2 ha dan kategori luas > 2 ha. Lebih jelasnya mengenai tingkat

penggunaan luas lahan baik usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Keadaan Responden Petani Padi Sawah dan Pengusaha Batu Bata

Berdasarkan Luas Lahan di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Kategori

Responden (orang)

Petani padi

sawah

Persentase

(%)

Pengusaha

batu bata

Persentase

(%)

Sempit <0,5 ha - 0 9 47,37

Sedang 0,5-2 19 100,00 10 52,63

Luas >2 - - -

Total 19 100,00 19 100,00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 2

Berdasarkan data Tabel 12 menunjukkan seluruh responden pada

usahatani padi sawah menggunakan lahan dengan kategori sedang yaitu seluas

0,5-2 ha. Sedangkan tingkat penggunaan lahan pada usaha industri batu bata yang

terbanyak adalah kategori sedang pula yaitu sebesar 10 orang atau 52,63% dan

kategori sempit sebanyak 9 orang atau 47,37%.

Penggunaan lahan pada usahatani padi sawah hanya terdapat pada kategori

sedang karena wilayah Desa Abenggi tidak luas yaitu 2.860 ha atau 3,5 km2

(2,6%

dari total luas wilayah Kecamatan Landono yaitu sebesar 125,9 km2) jika

dibandingkan dengan penduduk yang berjumlah 634 jiwa, dimana pada saat

sebelum adanya industri batu bata, masyarakat dominan berusahatani padi sawah

sehingga masing-masing memiliki luas lahan sedang (RPJMDES Abenggi, 2014).

Page 93: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

75

C.2 Biaya Usaha (Cost )

Biaya (cost) adalah hasil dari semua input ekonomi yang diperlukan dan

dapat diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk atau nilai yang dinyatakan

dengan uang dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya yang diperlukan merupakan suatu pengorbanan yang perlu dan

dapat diperkirakan, dimana biaya yang digunakan dapat dipastikan pada saat

pelaksanaannya, dan dapat diukur serta harus dapat dihitung jumlahnya dan

dinyatakan dalam bentuk uang pada waktu penghitungan. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Mulyadi (2007), bahwa biaya merupakan

pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai

tujuan tertentu.

Penggunaan biaya yang dipakai dalam penelitian ini adalah baik pada

usahatani padi sawah maupun industri kecil batu bata terhitung selama satu

kuartal, terhitung sebagai 1 (satu) siklus produksi pada usahatani padi sawah dan

2 (dua) siklus produksi pada industri kecil batu bata. Ada dua jenis biaya pada

usahatani padi sawah maupun industri kecil batu bata yaitu biaya variabel

(variable cost) dan biaya tetap (fixed cost).

C.2.1 Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel (variable cost) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

biaya yang habis terpakai dalam satu kali siklus produksi pada usahatani padi

sawah dan dua kali siklus produksi pada industri kecil batu bata. Biaya variabel

pada usahatani padi sawah terdiri dari: biaya pembelian benih, pupuk, pestisida,

Page 94: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

76

herbisida dan upah tenaga kerja. Sedangkan biaya variabel daripada industri kecil

batu bata adalah: pembelian pasir, kayu bakar, upah tenaga kerja dan biaya makan

saat pembakaran bata. Selanjutnya penggunaan biaya variabel pada usahatani padi

sawah maupun industri kecil batu bata dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-rata Biaya Variabel yang Digunakan Responden pada Usahatani

Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

No. Jenis Usaha Jenis Biaya Variabel

Biaya

(Rp)

1.

Usahatani padi

sawah

a. Benih (kg) 311.842,10

b. Pupuk

- Urea

- NPK

- TSP

- Sp-36

465.579,00

215.789,50

87.157,89

75.789,47

86,842,11

c. Pestisida

- Katur

- Decis

- Asrodin

- Darmabas

556.315,79

45.789,74

84.210,53

236.842,11

189.473,68

d. Herbisida

- DMA

- Basmilang

- Gramoxone

193.105,26

83.368,42

45.000,00

64.736,84

e. Tenaga kerja upah

- Pengolahan tanah

- Pembibitan

- Penanaman

- Penyiangan

- Pemupukan

- Pengendalian hama

- Panen

- Pasca panen

7.581.053,00

1.121.052,63

612.105,26

1.052.631.58

647.368.42

631.578,95

363.157,89

1.388.421,05

1.764.736,80

Jumlah 9.107.895,00

2.

Industri kecil batu

bata

a. Pasir 220.000,00

b. Kayu bakar 1.515.789,48

c. Tenaga kerja upah

- Melumpur,

mencetak, membaris

- Menyusun bata,

mengepak

11.073.684,00

7.663.157,90

3.410.526,40

d. Biaya makan 410.526,32

Jumlah 13.224.210.00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 7 dan 15

Page 95: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

77

Data dari Tabel 13 dapat diketahui jumlah rata-rata biaya penggunaan

biaya variabel pada usahatani padi sawah (Rp9.107.895,00/kuartal) lebih rendah

dibandingkan rata-rata biaya variabel pada industri kecil batu bata

(Rp13.224.210,00/kuartal). Pada usahatani padi sawah dapat diketahui rata-rata

penggunaan biaya variabel terkecil berupa herbisida (Rp193.105.26/kuartal) dan

penggunaan biaya variabel terbesar berupa tenaga kerja (Rp7.581.053,00/kuartal).

Sementara pada industri kecil batu bata diketahui rata-rata penggunaan biaya

variabel terkecil berupa pasir (Rp220.000,00/kuartal) dan penggunaan biaya

variabel terbesar berupa tenaga kerja (Rp 11.073.684,00/kuartal).

Dari Tabel 13 juga dapat dilihat bahwa jenis/unsur penggunaan biaya

variabel pada usahatani lebih banyak (benih, pupuk, pestisida, herbisida dan

tenaga kerja upah) dibandingkan dengan usaha batu bata (pasir, kayu bakar dan

tenaga kerja upah) namun, biaya yang dipakai pada usahatani padi sawah lebih

rendah dibandingkan rata-rata biaya variabel pada industri kecil batu bata dengan

selisih sebesar Rp4.118.315,00. Hal ini disebabkan biaya sarana produksi dan

upah tenaga kerja pada industri batu bata lebih tinggi dibandingkan usahatani padi

sawah. Usaha batu bata dilakukan setiap hari sehingga upah dihitung dalam

bentuk harian sementara usahatani padi sawah tidak di upah dalam bentuk harian,

berupa upah borongan.

C.2.2 Biaya Tetap (Fixed Cost )

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak habis dalam satu kali

proses produksi baik pada usahatani padi sawah maupun industri kecil batu bata,

Page 96: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

78

namun mengalami penyusutan atau disebut sebagai biaya investasi seperti

bangunan pada industri dan pengadaan peralatan untuk menunjang keberlanjutan

usaha. Selain penyusutan alat, terdapat biaya pajak pada masing-masing usaha dan

biaya sewa pompa air, biaya listrik dan bunga modal pinjaman pada usaha batu

bata.

Nilai ekonomis dari masing-masing peralatan yang digunakan, baik pada

usahatani padi sawah maupun industri kecil batu bata dihitung penyusutannya

dalam waktu 4 bulan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis

lurus yaitu nilai awal dari peralatan dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi

dengan umur ekonomis dari peralatan tersebut. Nilai awal diperoleh dari biaya

yang digunakan untuk membeli peralatan tersebut sedangkan umur ekonomis

dilihat dari lamanya penggunaan peralatan tersebut masih menguntungkan. Untuk

lebih jelasnya uraian penyusutan alat dan semua biaya tetap pada usahatani padi

sawah maupun industri batu bata dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 97: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

79

Tabel 14. Rata-rata Biaya Tetap yang Digunakan Responden Usahatani Padi

Sawah dan Industri Kecil Batu Bata Di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

No. Jenis Usaha Jenis Biaya Tetap

Biaya

(Rp)

1.

Usahatani

padi sawah

a. Penyusutan Alat 232.684,00

- Cangkul

- Sabit

- Sprayer

- Traktor

35.000,00

8.605,26

36.710,53

152.368,42

b. Pajak Tanah 13.508,77

Jumlah 246.193,00

2.

Industri

kecil batu

bata

a. Penyusutan Bangunan (Bangsal) 420.394,80

b. Penyusutan Alat

- Cangkul

- Arco

- Ember

- Cetakan

- Papan

- Pemotong

730.514,00

58.907,90

60.947,36

16.421,06

48.505,26

117.000,00

8.336,84

c. Sewa pompa air 120.000,00

d. Biaya listrik 67.368,42

e. Pajak Usaha 60.000,00

f. Bunga pinjaman 1.251.789,48

Jumlah 2.229.672,00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 10 dan 22

Data dari Tabel 14 menunjukan bahwa jumlah rata-rata biaya penggunaan

biaya tetap pada usahatani padi sawah (Rp246.193,00/kuartal) lebih rendah

dibandingkan rata-rata biaya tetap pada industri kecil batu bata

(Rp2.229.672,00/kuartal). Pada usahatani padi sawah dapat diketahui rata-rata

penggunaan biaya tetap terkecil berupa pajak (Rp13.508,77/kuartal) dan

penggunaan biaya terbesar berupa penyusutan alat (Rp232.684,00/kuartal).

Sementara pada industri kecil batu bata dapat diketahui rata-rata penggunaan

biaya tetap terkecil berupa pajak (Rp60.000,00/kuartal) dan penggunaan biaya

tetap terbesar berupa bunga modal pinjaman (Rp1.251.789,48/kuartal).

Page 98: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

80

Penggunann biaya tetap pada usahatani padi sawah terdiri dari penyusutan

alat dan pajak (Rp246.193,00/kuartal) lebih rendah dibandingkan dengan

penggunaan biaya pada industri kecil batu bata berupa penyusutan bangunan,

penyusutan alat, sewa pompa air, biaya listrik, pajak dan bunga modal pinjaman

(Rp2.229.672,00/kuartal) dengan selisih sebesar Rp1.983.479,00. Besarnya selisih

penggunaan biaya tetap ini disebabkan karena penggunaan alat-alat pembuatan

batu bata lebih banyak, termasuk bangunan (bangsal) tempat pembuatan bata dan

tingginya pajak pada usaha batu bata serta biaya bunga modal pinjaman

pengusaha bata yang lebih besar. Adanya bunga modal pinjaman ini karena untuk

memulai usaha industri kecil batu bata diperlukan modal yang cukup besar

berkisar antara Rp2.000.000,00 sampai Rp4.000.000,00 sehingga dibutuhkan

tambahan modal pinjaman dari bank. Sementara pada usahatani padi sawah tidak

terdapat bunga modal pinjaman karena untuk memulai usaha ini tidak

memerlukan modal yang banyak berkisar antara Rp1.000.000,00 sampai

Rp2.000.000,00.

C.2.3 Biaya Total (Total Cost )

Biaya total (total cost) adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya total rata-rata yang digunakan petani padi sawah dan indutri kecil batu bata

dalam kurun waktu 4 bulan (satu siklus produksi padi sawah dan 2 siklus produksi

batu bata) di Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan

dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 99: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

81

Tabel 15. Rata-rata Biaya Total yang Digunakan Responden Usahatani Padi

Sawah dan Industri Kecil Batu Bata di Desa Abenggi Kecematan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Biaya Total

Jumlah (Rp/Kuartal)

Usahatani padi sawah Industri kecil batu bata

Biaya tetap 246.193,00 2.229.672,00

Biaya variabel 9.107.895,00 13.224.210,00

Jumlah biaya total 9.354.088,00 15.453.882,00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 11 dan 23

Data pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil penjumlahan

dari rata-rata biaya tetap dan rata-rata biaya variabel maka diperoleh rata-rata

biaya total usahatani padi sawah (Rp9.354.088,00/kuartal) lebih kecil dari rata-

rata biaya total industri kecil batu bata (Rp15.453.882,00/kuartal) dengan selisih

sebesar Rp6.099.794,00.

C.3 Penerimaan

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh seseorang akan menghasilkan suatu

penerimaan yang diterima, dalam hal ini responden usahatani padi sawah dan

industri kecil batu bata pada suatu waktu. Penerimaan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah perkalian antara produksi yang diperoleh baik pada usahatani

padi sawah maupun industri kecil batu bata dengan harga jual yang telah

disepakati bersama antara penjual dan pembeli. Hal ini juga dikemukakan oleh

Soeharjo dan Patong (1984) bahwa, penerimaan adalah hasil penjualan produksi

didalam usahatani ataupun diluar usahatani (perusahaan). Penerimaan yang

diperoleh produsen dapat berupa penerimaan tunai dan non tunai.

Page 100: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

82

Penerimaan tunai adalah penerimaan dalam bentuk hasil penjualan produk

usahatani (perusahaan) yang diterima langsung oleh petani (perusahaan).

Penerimaan non tunai merupakan produksi usahatani yang dikonsumsi oleh petani

atau pihak perusahaan dalam bentuk natural bukan dalam bentuk uang tunai.

Berikut rata-rata produksi, rata-rata harga, dan rata-rata penerimaan responden

usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Rata-rata Produksi, Rata-rata Harga dan Rata-rata Penerimaan

Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata di

Desa Abenggi kecamatan Landono Kabupaten Konawe selatan Tahun

2016

Uraian Jenis Usaha

Usahatani padi sawah Industri kecil batu bata

Produksi 1.764,74 kg 70,69 m3

Harga Rp10.000,00/kg Rp350.000,00/m3

Penerimaan tertinggi (Rp) 26.400.000,00 43.659.000,00

Penerimaan terendah (Rp) 7.500.000,00 14.553.000,00

Total penerimaan 335.300.000,00 471.517.200,00

Rata-rata penerimaan 17.645.368,42 24.740.100,00

Sumber: Analisis Data primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 12 dan 24

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa dalam satu kuartal, rata-rata

total produksi pada usahatani padi sawah adalah sebesar 1.764,74 kg

beras/kuartal. Total penerimaan pada usahatani padi sawah dengan harga

Rp10.000,00/kg adalah Rp335.300.000,00/kuartal. Penerimaan tertinggi adalah

sebesar Rp26.400.000,00/kuartal dan terendah sebesar Rp7.500.000,00/kuartal

dengan rata-rata penerimaan yaitu Rp17.645.368,42/kuartal. Sedangkan rata-rata

total produksi pada industri kecil batu bata selama satu kuartal adalah 70,69

m3/kuartal. Total penerimaan pada industri kecil batu bata dengan harga

Rp350.000,00/m3

adalah Rp471.517.200,00/kuartal. Penerimaan tertinggi sebesar

Page 101: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

83

Rp43.659.000,00/kuartal dan terendah sebesar Rp14.553.000,00/kuartal dengan

rata-rata penerimaan yaitu Rp24.740.100,00/kuartal.

Rata-rata penerimaan yang diperoleh pada usahatani padi sawah

(Rp17.645.368,42/kuartal) lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata penerimaan

pada industri kecil batu bata (Rp24.740.100,00/kuartal) dengan selisih sebesar

Rp7.094.731,58.

C.4 Pendapatan

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dikurangi dengan biaya

mengusahakan yang dikeluarkan oleh responden baik pada usahatani padi sawah

maupun industri kecil batu bata selama 4 bulan. Rata-rata penerimaan, rata-rata

biaya dan rata-rata pendapatan responden usahatani padi sawah dan industri kecil

batu bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-rata Penerimaan, Rata-rata Biaya dan Rata-rata Pendapatan

Responden Usahatani Padi Sawah dan Industri Kecil Batu Bata di

Desa Abenggi Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2016

No. Uraian Jenis usaha

Usahatani padi sawah Industri kecil batu bata

1. Penerimaan (Rp) 17.645.368,42 24.740.100,00

2. Biaya (Rp) 9.354.088,00 15.449.672,00

3. Pendapatan (Rp) 8.291.280,00 9.290.428,00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Berdasarkan Lampiran 13 dan 25

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa rata-rata penerimaan pada

industri kecil batu bata lebih besar dibandingkan rata-rata penerimaan usahatani

padi sawah, begitu pula rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh responden industri

kecil batu bata juga lebih besar dibandingkan rata-rata biaya pengusahaan pada

Page 102: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

84

usahatani padi sawah. Oleh karena itu, rata-rata pendapatan pada industri kecil

batu bata Rp9.290.428,00/kuartal lebih besar dibandingkan rata-rata pendapatan

pada usahatani padi sawah Rp8.291.280,00/kuartal. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa suatu usaha dengan biaya lebih besar mampu memperoleh

penerimaan yang lebih besar pula.

D. Analisis Perbedaan Pendapatan

Berdasarkan hasil uji statistika dengan uji-t, diperoleh nilai t hitung = 0,082

kurang dari (<) t Tabel = 2,028 pada taraf kepercayaan 95% (∝ = 0,05). Dengan

demikian, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara pendapatan usahatani padi sawah dengan industri kecil batu

bata.

Kondisi ini menyebabkan di daerah penelitian, kedua jenis usaha tersebut

merupakan pekerjaan utama bagi masyarakat di Desa Abenggi. Meskipun terdapat

selisih jumlah, namun tidak jauh berbeda. Ada beberapa faktor atau alasan yang

menyebabkan masing-masing responden memilih usaha yang dijalankan, antara

lain sebagai berikut:

a. Modal Usaha

Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam kelancaran suatu

produksi. Besarnya modal yang dimiliki oleh seseorang merupakan faktor yang

menyebabkan orang tersebut memilih usaha yang dijalaninya. Modal awal pada

industri kecil batu bata berkisar antara Rp2.000.000,00 sampai Rp4.000.000,00.

Jika modal yang dimiliki tidak mencukupi, mereka melakukan pinjaman dari

Page 103: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

85

bank. Apabila masyarakat yang tidak berani melakukan pinjaman pada pihak

bank, maka mereka tidak bisa membangun usaha ini. Sementara pada usahatani

padi sawah tidak membutuhkan modal yang besar yaitu berkisar antara

Rp1.000.000,00 sampai Rp2.000.000,00.

b. Jenis Risiko

Jenis risiko menyebabkan kemungkinan penyimpangan hasil atau

terjadinya pendapatan yang lebih rendah. Risiko usahatani padi yang utama antara

lain: banjir, kekeringan dan serangan hama penyakit yang saat ini menjadi

masalah yang semakin kompleks dalam situasi perubahan iklim yang sulit

diprediksi. Salah satu hama yang sulit diberantas oleh petani di Desa Abenggi

adalah tikus kecil. Tikus muncul pada musim-musim tertentu, namun saat ini

petani sementara mempelajari kalender tikus.

Usahatani padi sawah merupakan usaha yang tergantung pada air,

sehingga air merupakan kebutuhan vital bagi usaha tersebut. Kehilangan air

menyebabkan kekeringan. Air yang terbatas, menghambat penguraian unsur hara,

sehingga fungsinya tidak berjalan seperti yang diharapkan. Menurut Susilawoti

(2004), besarnya kebutuhan air per hektar lahan sawah sekitar 1,61-2,31

liter/detik/ha. Oleh karena itu peranan air sangat penting dan tidak tergantikan

dengan faktor input lainnya. Kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi

sifat fisik dan fisiologisnya serta menurunkan hasil produksi.

Jenis risiko pada industri kecil batu bata adalah lebih sedikit, misalnya

musim hujan. Musim hujan menyebabkan kelembaban yang tinggi sehingga batu

Page 104: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

86

bata tidak cepat kering termasuk bahan bakar kayu sulit untuk didapat sehingga

memperlambat masa pengeringan sampai pembakaran.

c. Peluang Pasar

Peluang pasar pada industri kecil batu bata lebih besar dibandingkan

dengan usahatani padi sawah. Saat ini usaha pada batu bata telah memiliki

masing-masing pengumpul. Artinya bahwa, pengusaha sudah memiliki kontrak

dengan pembeli bahkan jumlah permintaan lebih tinggi daripada jumlah produksi

yang tersedia. Sementara pada usahatani padi sawah memiliki peluang pasar yang

sedikit lebih kecil dari batu bata. Harga pasar yang berfluktuasi menyebabkan

pendapatan petani pun berubah-ubah. Namun, para petani padi sawah tidak lagi

membeli beras untuk kebutuhan sehari-harinya sehingga mengurangi biaya

pengeluaran berupa konsumsi keluarga.

d. Keberlanjutan Usaha

Usaha kecil batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku

pembuatannya. Sehingga apabila jenis tanah untuk pembuatan batu merah telah

habis maka usaha ini akan berhenti, sedangkan pada usahatani padi sawah

menggunakan tanah hanya sebagai media saja sehingga tetap berlanjut sepanjang

zaman dengan perlakuan-perlakuan tertentu agar tetap produktif.

e. Kemudahan Berusaha

Secara teknis, usaha batu bata tidak memerlukan suatu keahlian khusus

dalam proses pembuatannya. Alat yang digunakan berupa alat tradisional, siapa

pun dapat mengolah usaha ini sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang

berusaha batu bata.

Page 105: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

87

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan pendapatan antara

usahatani padi sawah dan industri kecil batu bata di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Rata-rata pendapatan usahatani padi sawah di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan yaitu sebesar Rp8.291.280,00/kuartal

dan pendapatan industri kecil batu bata yaitu sebesar Rp9.290.428,00/kuartal.

2. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan pada usahatani padi

sawah dengan industri kecil batu bata.

B. Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Diharapkan kepada pengusaha batu bata agar menggunakan bahan bakar yang

ramah lingkungan, sehingga kerusakan lingkungan hutan yang terjadi tidak

terlalu besar.

2. Diharapkan kepada masyarakat Desa Abenggi khususnya pengusaha industri

kecil batu bata agar tidak memanfaatkan lahan yang potensial untuk pertanian

demi menjaga ketahanan pangan.

3. Peneliti selanjutnya, untuk mengkaji motivasi atau daya tarik petani padi

sawah dan industri kecil batu bata di Desa Abenggi Kecamatan Landono

Kabupaten Konawe Selatan.

Page 106: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

88

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonim. 2016. Blogspot. http://sarungpreneur.com/cara-budidaya-tanaman-

padi-secara-baik-dan-benar/ (diakses pada tanggal 20 Januari 2016).

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta.

Baban Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Konawe Selatan. 2014. Konawe Selatan

dalam Angka 2015. Kendari.

Baban Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Landono. 2014. Kecamatan Landono

dalam Angka 2015. Kendari.

Croitoru, L. dan M. Sarraf. 2012. Benefits and Costs of the Informal Sector: The

Case of Brick Kilns in Bangladesh. Journal of Environmental Protection,

Vol. 3, Hal. 476-484.

Dharmaningtyas, K. S. 2011. Analisis Perbedaan Pendapatan Antara Usahatani

Pola Rotasi Jagung-Padi-Kacang Tanah dengan Usahatani Pola Rotasi

Padi-Padi-Padi Pada Lahan Sawah Di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi

Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Egbodion, J. dan Ahmadu. 2015. Production Cost Efficiency and Profitability of

Abakaliki Rice in Ihialia Local. Vol. 19, No. 2, Hal. 327-337.

Government Area of Anambra State, Nigeria Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya

Tanaman. DPSMK. Depdiknas.

Harmawati. 2011. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Oriza zativa L.)

Sistem Tanam Pindah dan Tanam Benih Langsung di Desa Wukuaso

Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe. Skripsi Fakultas Pertanian,

Universitas Lakidende. Unaaha.

Hernanto, F. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ihsana, I dan S. Amir. 2013. Sukses Memiliki Restoran Tanpa Modal. Laskar

Aksara. Jakarta.

Page 107: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

89

Kaparang, G. 2015. Kajian Usahatani Padi Sawah Di Kelurahan Taratara Satu

Kota Tomohon. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi.

Manado.

Kartina. 2015. Analisis Pendapatan Petani pada Pola Usahatani Padi Sawah dan

Kakao di Desa Ranowila Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan.

Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo. Kendari.

Kuswadi. 2007. Analisis Perekonomian Proyek. Andi Offset. Yogyakarta.

Laila, N., Zuraida, Ana, Jaelani, dan Achmad. 2012. Analisis Pendapatan

Usahatani Padi (Oryza Sativa L) Benih Varietas Ciherang yang

Bersertifikat dan Tidak Bersertifikat Di Kecamatan Labuan Amas Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Media Sains, Vol. 4, No. 1. Hal 72-81.

Lumintang, M. F. 2013. Analisis Pendapatan Petani Padi Di Desa Teep

Kecamatan Langowan Timur. Jurnal EMBA, Vol.1, No.3, Hal. 991-998.

Muharom dan Siswadi. 2015. Desain Eksperimen Taguchi untuk Meningkatkan

Kualitas Batu Bata Berbahan Baku Tanah Liat. Jemis, Vol. 3, No. 1, Hal.

2338-3925.

Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya, edisi ke-5.Graha Ilmu. Yogyakarta.

Ndaruningpuri, W. 2006. Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol. 1,

No. 2. Hal. 357–373.

Nur, O.F. 2008. Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Batu Bata Berdasarkan Sumber

Lokasi dan Posisi Batu Bata dalam Proses Pembakaran. Vol. 4, No. 2, Hal.

1-14. Universitas Andalas. Padang.

Nwalieji, H. U. dan Z. Chen. 2016. Comparative Profit Analysis of Rice

Production Enterprise among Farmers in Anambra and Ebonyi States,

Nigeria. Asian Journal of Agricultural Extension, Economics & Sociology,

Vol. 8, No. 3, Hal. 1-11.

Nwike M. C., dan Ugwumba C. O. A. 2015. Profitability of Rice Production in

Aguata Agricultural Zone of Anambra State Nigeria: A Profit Function

Approach. American Journal of Agricultural Science, Vol. 2, No. 2, Hal.

24-28.

Ohen, S. B. dan E. A. Ajah. 2015. Cost and Return Analysis in Small Scale Rice

Production in Cross River State, Nigeria. International Research Journal of

Agricultural Science and Soil Science, Vol. 5, No. 1, Hal. 22-27.

Page 108: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

90

Padangaran, A. M. 2013. Analisis Kuantitatif Pembiayaan Perusahaan Pertanian.

IPB Press. Bogor.

Pangadaheng, Y. 2012. Analisis Pendapatan Petani Kelapa di Kecamatan Saliabu

Kabupaten Talaud. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi.

Manado.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES). 2014. Desa

Abenggi. Kendari.

Rochhadi, M.T. 2007. Kualitas Bata Merah dari Pemanfaatan Tanah Bantaran

Sungai Banjir Kanal Timur. Wahana Teknik Sipil, Vol.12, No.1, Hal. 42-

50.

Saediman, H., L. O. Nafiu, dan D. R. Noraduola. 2010. Pembiayaan/Lending

Model Usaha Kecil Komoditas Industri Batu Merah/Bata (Sistem

Konvensional dan Syariah) di Sulawesi Tenggara. Hasil Penelitian

Kerjasama Kantor Bank Indonesia dengan Lembaga Penelitian Universitas

Halu Oleo. Kendari.

Saediman, H., D. R. Noraduola and L. O. Nafiu. 2014. Financial Feasibility of

Traditional Small-Scale Brick Making Enterprises in Southeast Sulawesi,

Indonesia. Ethiopian Journal of Environmental Sciences and Management.

Vol. 7 (Supplement), Hal. 870-880.

Saediman, H. 2016. Semi-Mechanized Brick Making in Southeast Sulawesi:

Feasibility and Constraints for Its Adoption. IOSR Journal of Economics

and Finance, forthcoming.

Sasongko, Noer dan N. Wulandari. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio-rasio

Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ.

Empirika, Vol.19, No.1, Hal. 64-80.

Setiawati, N. K. P., I. K. Suamba, dan A. Wulandira SDJ. 2015. Analisis

Pendapatan Usahatani Padi Bersertifikat Organik (Kasus Kelompok Tani

Gana Sari Kabupaten Badung). E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, Vol.4,

No.5, Hal. 355-364.

Situngkir, Sihol. Lubis Pulina dan Erida. 2007. Peranan Ibu Rumah Tangga

dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga (Kasus: Pedagang Sayur di

Kota Madya Jambi). Jurnal Manajemen dan Pembangunan, Ed. 7, Juli

2007.

Soeharjo, A. dan D. Patong. 1984. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Faperta,

Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.

Page 109: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

91

Soekartawi., 2005. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Rajagrapindo Persada.

Jakarta.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Suardana, P. A., M., Antara, dan M. N. Alam. 2013. Analisis Produksi dan

Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Pola Jajar Legowo Di Desa

Laantula Jaya Kecamatan Witaponda Kabupaten Morowali. e-J.

Agrotekbis, Vol. 1, No. 5, Hal. 477-484.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Tarsijo. Bandung

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sumarni, M. dan J. Soeprihanto. 2010. Pengantar Bisnis, Dasar-dasar Ekonomi

Perusahaan. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Susilowati dan Damar, 2004. Pengkajian Kebutuhan Air Irigasi untuk Sawah

Baru di Lampung Utara. JLP. (54), Hal. 25

Trianingsih, L., dan R. Hidayah. 2014. Studi Perbandingan Efektivitas Material

Bambu dan Batu Bata Sebagai Konstruksi Dinding. INERSIA, Vol. 10,

No.1, Hal. 44-52.

Trisnawati, N. K. 2012. Industri Batu Bata dan Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Tulikup Kecamatan Gianyar

Kabupaten Gianyar (Tinjauan Geografi Ekonomi). Skripsi Jurusan

Pendidikan Geografi, Undiksha. Bali.

Tuwo, A. 2011. Ilmu Usahatani: Teori dan Aplikasinya Menuju Sukses. Unhalu

Press. Kendari.

Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984. Tentang Perindustrian.

Undang-Undang No. 9 Tahun 1995. Tentang Usaha Kecil.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.

Page 110: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

92

Page 111: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

93

Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP

La Daefe dan Ibu Wa Sanuwia.

Pendidikan SD penulis ditamatkan pada SDN 6 Kusambi dan tamat Tahun

2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada SMPN 5

Kusambi dan tamat Tahun 2009. Kemudian pada tahun yang sama pula penulis

melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Kusambi dan tamat pada Tahun 2012. Tahun

2012 penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Halu Oleo (UHO), Fakultas

Pertanian pada Program Studi/Jurusan Agribisnis minat Penyuluhan dan

Pemberdayaan Masyarakat, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN) serta mendapat beasiswa Bidikmisi.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo, penulis aktif

dalam salah satu organisasi kampus dibidang kerohanian yaitu Lembaga Dakwah

Kampus (LDK) Ulul Albaab UHO sejak Tahun 2013. Penulis menjabat sebagai

anggota Dakwah dan Kaderisasi LDK Ulul Albaab selama dua periode yaitu

Periode 2013-2014 dan Periode 2014-2015. Pada Periode 2014-2015 juga

diamanahkan sebagai Sekertaris Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Raudhatul

„Ilmi, Fakultas Pertanian UHO.

Mustika atau yang biasa disapa Tika dilahirkan pada

Tanggal 04 November 1993 di Kelurahan Konawe

Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat Provinsi

Sulawesi Tenggara. Penulis adalah anak pertama dari

lima orang bersaudara, putri sulung dari pasangan Bapak

La Daefe

Page 112: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

94

Lampiran 2. Identitas Responden: Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Pengalaman Berusahatani, dan Luas Lahan Responden Petani Padi Sawah

No. Umur

(Tahun)

Pendidikan

(Tahun)

Jlh Tanggungan

Keluarga

(Jiwa)

Pengalaman Berusaha

(Tahun)

Luas Lahan Usaha

(Hektar)

Ket.

1. 56 9 2 31 1 Milik pribadi

2. 64 6 2 40 1 Milik pribadi

3. 42 9 4 20 1 Milik pribadi

4. 54 6 3 34 1 Milik pribadi

5. 50 6 5 20 1,5 Milik pribadi

6. 51 6 2 20 0,5 Milik pribadi

7. 50 6 5 34 1 Milik pribadi

8. 38 9 2 15 1 Milik pribadi

9. 66 6 2 40 1,5 Milik pribadi

10. 48 12 5 20 1,5 Milik pribadi

11. 40 12 4 20 1 Milik pribadi

12. 52 6 2 25 1 Milik pribadi

13. 40 6 3 20 1 Milik pribadi

14. 56 6 3 38 1,5 Milik pribadi

15. 53 6 4 30 1 Milik pribadi

16. 52 6 2 40 1,5 Milik pribadi

17. 38 12 5 40 1 Milik pribadi

18. 50 6 3 27 0,5 Milik pribadi

19. 47 6 4 20 1 Milik pribadi

∑ 947 141 62 534 20,5

𝑥 49,84 7,42 3,26 28,11 1,079

Page 113: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

95

Lampiran 3. Biaya Variabel: Tenaga Kerja Upah pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Pengolahan

tanah

(Rp)

Pembibitan

(Rp)

Penanaman

(Rp)

Penyiangan

(Rp)

Pemupukkan

(Rp)

Pemberantasan

Hama & Penyakit

(Rp)

Panen

(Rp)

Paska Panen

(Rp)

Biaya

(Rp)

1. 700.000 500.000 1.000.000 600.000 450.000 300.000 1.300.000 1.760.000 6.610.000

2. 800.000 500.000 1.000.000 700.000 500.000 300.000 1.220.000 1.540.000 6.560.000

3. 1.200.000 500.000 1.000.000 650.000 500.000 300.000 1.220.000 1.540.000 6.910.000

4. 1.200.000 500.000 1.000.000 600.000 500.000 300.000 1.220.000 1.540.000 6.860.000

5. 1.000.000 1.000.000 1.500.000 1.000.000 900.000 600.000 1.900.000 2.640.000 10.540.000

6. 600.000 250.000 500.000 250.000 250.000 150.000 650.000 750.000 3.400.000

7. 1.200.000 500.000 1.000.000 650.000 500.000 300.000 1.300.000 1.540.000 6.990.000

8. 1.200.000 500.000 500.000 250.000 1.000.000 600.000 1.220.000 1.540.000 6.810.000

9. 1.000.000 1.150.000 1.500.000 900.000 1.000.000 600.000 2.000.000 1.980.000 10.130.000

10. 1.800.000 1.000.000 1.500.000 900.000 1.000.000 300.000 1.900.000 2.200.000 10.600.000

11. 1.200.000 500.000 1.000.000 600.000 500.000 300.000 1.300.000 1.760.000 7.160.000

12. 1.200.000 500.000 1.000.000 600.000 500.000 300.000 1.300.000 1.760.000 7.160.000

13. 1.200.000 500.000 1.000.000 600.000 500.000 300.000 1.300.000 1.760.000 7.160.000

14. 1.800.000 1.000.000 1.500.000 900.000 1.000.000 600.000 2.000.000 2.640.000 11.440.000

15. 1.200.000 500.000 1.000.000 600.000 450.000 300.000 1.300.000 1.760.000 7.110.000

16. 1.000.000 1.000.000 1.500.000 1.000.000 1.000.000 600.000 2.000.000 2.420.000 10.520.000

17. 1.200.000 500.000 1.000.000 600.000 500.000 300.000 1.300.000 1.760.000 7.160.000

18. 600.000 230.000 500.000 300.000 500.000 150.000 650.000 880.000 3.810.000

19. 1.200.000 500.000 1.000.000 600.000 450.000 300.000 1.300.000 1.760.000 7.110.000

∑ 21.300.000 11.630.000 20.000.000 12.300.000 12.000.000 6.900.000 26.380.000 33.530.000 144.040.000

𝑥 1.121.052,63 612.105,26 1.052.631,58 647.368,42 631.578,95 363.157,89 1.388.421,05 1.764.736,8 7.581.053

Page 114: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

96

Lampiran 4. Biaya Variabel: Benih dan Pupuk pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Benih Pupuk Biaya

(Rp) Jmlh

(kg)

Harga

(Rp/kg)

Biaya

(Rp)

Urea Poska/NPK TSP SP-36 Biaya

(Rp) Jumlah

(kg)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Jmlh

(kg)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Jmlh

(kg)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Jmlh

(kg)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

1. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 - - 0 - - 0 100 2.500 250.000 450.000 750.000

2. 50 6.500 325.000 100 2.000 200.000 50 2.400 120.000 100 1.200 120.000 - - 0 440.000 765.000

3. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 - - 0 100 1.200 120.000 50 2.500 125.000 445.000 745.000

4. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 100 2.400 240.000 - - 0 50 2.500 125.000 565.000 865.000

5. 90 5.000 450.000 150 2.000 300.000 - - 0 100 1.200 120.000 - 2.500 0 420.000 870.000

6. 30 5.000 150.000 50 2.000 100.000 - - 0 50 1.200 60.000 100 2.500 250.000 410.000 560.000

7. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 50 2.400 120.000 100 1.200 120.000 - - 0 440.000 740.000

8. 50 5.000 250.000 100 2.000 200.000 100 2.400 240.000 - - 0 - - 0 440.000 690.000

9. 80 5.000 400.000 150 2.000 300.000 70 2.400 168.000 100 1.200 120.000 - - 0 588.000 988.000

10. 80 5.000 400.000 150 2.000 300.000 - - 0 100 1.200 120.000 50 2.500 125.000 545.000 945.000

11. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 - - 0 - - 0 100 2.500 250.000 450.000 750.000

12. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 - - 0 - - 0 80 2.500 200.000 400.000 700.000

13. 50 5.000 250.000 100 2.000 200.000 70 2.400 168.000 100 1.200 120.000 - - 0 488.000 738.000

14. 90 5.000 450.000 150 2.000 300.000 100 2.400 240.000 150 1.200 180.000 - - 0 720.000 1.170.000

15. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 - - 0 - - 0 100 2.500 250.000 450.000 750.000

16. 80 5.000 400.000 150 2.000 300.000 50 2.400 120.000 100 1.200 120.000 - - 0 540.000 940.000

17. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 50 2.400 120.000 100 1.200 120.000 - - 0 440.000 740.000

18. 30 5.000 150.000 50 2.000 100.000 - - 0 - - 0 30 2.500 75.000 175.000 325.000

19. 60 5.000 300.000 100 2.000 200.000 50 2.400 120.000 100 1.200 120.000 - - 0 440.000 740.000

∑ 1.170 96.500 5.925.000 2.050 38.000 4.100.000 690 1.656.000 1200 1.440.000 660 1.650.000 8.846.000 14.771.000

𝑥 61,58 5078,95 311.842,1 107,89 2000 215.789,5 36,32 87.157,89 63,156 75.789,47 34,75 86.842,11 465.579 777.421

Page 115: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

97

Lampiran 5. Biaya Variabel: Pestisida pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Katur Decis

Asrodin

Darmabas Biaya

(Rp)

Jmlh

(liter)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Jmlh

(liter)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Jmlh

(liter)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Katur

(liter)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

1. 2 60.000 120.000 2 50.000 100.000 5 60.000 300.000 3 60.000 180.000 700.000

2. - - 0 3 50.000 150.000 5 60.000 300.000 4 60.000 240.000 690.000

3. 1 60.000 60.000 - - 0 2 60.000 120.000 4 60.000 240.000 420.000

4. 2 60.000 120.000 - - 0 3 60.000 180.000 4 60.000 240.000 540.000

5. 0,5 60.000 30.000 3 50.000 150.000 6 60.000 360.000 5 60.000 300.000 840.000

6. 1 60.000 60.000 1 50.000 50.000 2 60.000 120.000 2 60.000 120.000 350.000

7. 0,5 60.000 30.000 2 50.000 100.000 4 60.000 240.000 2 60.000 120.000 490.000

8. 2 60.000 120.000 - - 0 4 60.000 240.000 3 60.000 180.000 540.000

9. - - 0 3 50.000 150.000 5 60.000 300.000 5 60.000 300.000 750.000

10. - - 0 4 50.000 200.000 5 60.000 300.000 4 60.000 240.000 740.000

11. - - 0 0,5 50.000 25.000 5 60.000 300.000 4 60.000 240.000 565.000

12. 1 60.000 60.000 2 50.000 100.000 3 60.000 180.000 2 60.000 120.000 460.000

13. - - 0 2 50.000 100.000 2 60.000 120.000 3 60.000 180.000 400.000

14. 2 60.000 120.000 3 50.000 150.000 6 60.000 360.000 3 60.000 180.000 810.000

15. 1 60.000 60.000 - - 0 4 60.000 240.000 1 60.000 60.000 360.000

16. - - 0 3 50.000 150.000 2 60.000 120.000 5 60.000 300.000 570.000

17. - - 0 1 50.000 50.000 5 60.000 300.000 2 60.000 120.000 470.000

18. 0,5 60.000 30.000 0,5 50.000 25.000 2 60.000 120.000 1 60.000 60.000 235.000

19. 1 60.000 60.000 2 50.000 100.000 5 60.000 300.000 3 60.000 180.000 640.000

∑ 15 870.000 32 1.600.000 75 1.140.000 4.500.000 60 1.140.000 3.600.000 10.570.000

𝑥 0,76 45.789,47 1,68 84.210,53 3,95 60000 236.842,11 3,16 60.000 189.473,68 556.315,79

Page 116: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

98

Lampiran 6. Biaya Variabel: Herbisida pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan)

No. DMA Basmilang Gramoxone Biaya

(Rp) Jmlh

(liter)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Jmlh

(liter)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Jmlh

(liter)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

1. - - 0 - - 0 2,5 60.000 150.000 150.000

2. - - 0 3 45.000 135.000 - - 0 135.000

3. 1 72.000 72.000 - - 0 2 60.000 120.000 192.000

4. 3 72.000 216.000 - - 0 - - 0 216.000

5. - - 0 2 45.000 90.000 3 60.000 180.000 270.000

6. 1 72.000 72.000 - - 0 0,5 60.000 30.000 102.000

7. 2 72.000 144.000 - - 0 1 60.000 60.000 204.000

8. - - 0 3 45.000 135.000 - - 0 135.000

9. 3 72.000 216.000 - - 0 1 60.000 60.000 276.000

10. 2 72.000 144.000 2 45.000 90.000 - - 0 234.000

11. - - 0 - - 0 3,5 60.000 210.000 210.000

12. 3 72.000 216.000 - - 0 - - 0 216.000

13. 2 72.000 144.000 - - 0 - 0 144.000

14. - - 0 3 45.000 135.000 - 0 135.000

15. - - 0 - - 0 3 60.000 180.000 180.000

16. 3 72.000 216.000 2 45.000 90.000 - 0 306.000

17. - - 0 - - 0 4 60.000 240.000 240.000

18. 1 72.000 72.000 1 45.000 45.000 - - 0 117.000

19. 1 72.000 72.000 3 45.000 135.000 60.000 0 207.000

∑ 22 792.000 1.584.000 19 360.000 855.000 20,5 600.000 1.230.000 3.669.000

𝑥 1,16 41.684,21 83.368,42 1 18.947,37 45.000 1,08 31.578,95 64.736,84 193.105,26

Page 117: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

99

Lampiran 7. Total Biaya Variabel pada Usahatani Padi Sawah Per Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Benih

(Rp)

Pupuk

(Rp)

Pestisida

(Rp)

Herbisida

(Rp)

Tenaga kerja upah

(Rp)

Biaya

(Rp)

1. 300.000 450.000 700.000 150.000 6.610.000 8.210.000

2. 325.000 440.000 690.000 135.000 6.560.000 8.150.000

3. 300.000 445.000 420.000 192.000 6.910.000 8.267.000

4. 300.000 565.000 540.000 216.000 6.860.000 8.481.000

5. 450.000 420.000 840.000 270.000 10.540.000 12.520.000

6. 150.000 410.000 350.000 102.000 3.400.000 4.412.000

7. 300.000 440.000 490.000 204.000 6.990.000 8.424.000

8. 250.000 440.000 540.000 135.000 6.810.000 8.175.000

9. 400.000 588.000 750.000 276.000 10.130.000 12.144.000

10. 400.000 545.000 740.000 234.000 10.600.000 12.519.000

11. 300.000 450.000 565.000 210.000 7.160.000 8.685.000

12. 300.000 400.000 460.000 216.000 7.160.000 8.536.000

13. 250.000 488.000 400.000 144.000 7.160.000 8.442.000

14. 450.000 720.000 810.000 135.000 11.440.000 13.555.000

15. 300.000 450.000 360.000 180.000 7.110.000 8.400.000

16. 400.000 540.000 570.000 306.000 10.520.000 12.336.000

17. 300.000 440.000 470.000 240.000 7.160.000 8.610.000

18. 150.000 175.000 235.000 117.000 3.810.000 4.487.000

19. 300.000 440.000 640.000 207.000 7.110.000 8.697.000

∑ 5.925.000 8.846.000 10.570.000 3.669.000 144.040.000 173.050.000

𝑥 311.842,1 465.579 556.315,79 193.105,26 7.581.053 9.107.895

Page 118: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

100

Lampiran 8. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Cangkul dan Sprayer pada Usahatani Padi Sawah Per Siklus Produksi (4 Bulan)

No.

Cangkul Sprayer Biaya

(Rp) Jml Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

Jml Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

1. 2 250.000 500.000 50.000 36 50.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 87.500

2. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 400.00 400.000 360.000 48 30.000 55.000

3. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 62.500

4. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 62.500

5. 2 250.000 500.000 50.000 36 50.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 87.500

6. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 62.500

7. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 62.500

8. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 400.000 360.000 48 30.000 55.000

9. 3 260.000 780.000 78.000 36 78.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 115.500

10. 2 250.000 500.000 50.000 36 50.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 87.500

11. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 62.500

12. 1 230.000 230.000 23.000 36 23.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 60.500

13. 2 230.000 460.000 46.000 36 46.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 83.500

14. 2 225.000 450.000 45.000 36 45.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 82.500

15. 1 230.000 230.000 23.000 36 23.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 60.500

16. 2 250.000 500.000 50.000 36 50.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 87.500

17. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 62.500

18. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 62.500

19. 1 250.000 250.000 25.000 36 25.000 1 500.00 500.000 450.000 48 37.500 62.500

∑ 27 4.675.000 6.650.000 665.000 684 665.000 19 7.481.250 9.300.000 8.370.000 912 697.500 1.362.500

𝑥 1,42 246.052,6 350.000 35.000 36 35.000 1 393.750 489.473,68 440.526,32 48 36.710,53 71.711

Page 119: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

101

Lampiran 9. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Sabit dan Traktor pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Sabit Traktor Biaya

(Rp) Jml Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

jml Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

1. 2 35.000 70.000 7.000 36 7.000 1 12.500.000 12.500.000 1.250.000 120 375.000 382.000

2. 4 35.000 140.000 14.000 36 14.000 1 20.300.000 20.300.000 2.030.000 120 609.000 623.000

3. 3 30.000 90.000 9.000 36 9.000 9.000

4. 3 30.000 90.000 9.000 36 9.000 9.000

5. 4 25.000 100.000 10.000 36 10.000 1 18.200.000 18.200.000 1.820.000 120 546.000 556.000

6. 2 30.000 60.000 6.000 36 6.000 6.000

7. 3 30.000 90.000 9.000 36 9.000 9.000

8. 2 30.000 60.000 6.000 36 6.000 6.000

9. 5 30.000 150.000 15.000 36 15.000 1 20.500.000 20.500.000 2.050.000 120 615.000 630.000

10. 3 35.000 105.000 10.500 36 10.500 10.500

11. 3 30.000 90.000 9.000 36 9.000 9.000

12. 2 35.000 70.000 7.000 36 7.000 7.000

13. 2 35.000 70.000 7.000 36 7.000 7.000

14. 3 30.000 90.000 9.000 36 9.000 9.000

15. 2 30.000 60.000 6.000 36 6.000 6.000

16. 4 30.000 120.000 12.000 36 12.000 1 25.000.000 25.000.000 2.500.000 120 750.000 762.000

17. 2 30.000 60.000 6.000 36 6.000 6.000

18. 2 30.000 60.000 6.000 36 6.000 6.000

19. 2 30.000 60.000 6.000 36 6.000 6.000

∑ 53 590.000 1.635.000 163.500 684 163.500 96.500.000 96.500.000 9.650.000 600 2.895.000 3.058.500

𝑥 2,79 31.052,63 86.052,63 8. 605,263 36 8.605,26 5.078.947,37 5.078.947,37 507.894,77 31,58 152.368,421 160.973,68

Page 120: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

102

Lampiran 10. Total Biaya Tetap: Total Biaya Penyusutan Alat dan Pajak pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Penyusutan Alat Pajak

(Rp/tahun)

Pajak

(Rp/4 bulan)

Jumlah

(Rp) Cangkul

(Rp)

Sabit

(Rp)

Sprayer

(Rp)

Traktor

(Rp)

Jumlah

(Rp)

1. 50.000 7.000 37.500 375.000 469.500 35.000 11.666,67 481.167

2. 25.000 14.000 30.000 609.000 678.000 35.000 11.666,67 689.667

3. 25.000 9.000 37.500 71.500 35.000 11.666,67 83.167

4. 25.000 9.000 37.500 71.500 35.000 11.666,67 83.167

5. 50.000 10.000 37.500 546.000 643.500 60.000 20.000 663.500

6. 25.000 6.000 37.500 68.500 25.000 8.333,333 76.833

7. 25.000 9.000 37.500 71.500 35.000 11.666,67 83.167

8. 25.000 6.000 30.000 61.000 35.000 11.666,67 72.667

9. 78.000 15.000 37.500 615.000 745.500 60.000 20.000 765.500

10. 50.000 10.500 37.500 98.000 60.000 20.000 118.000

11. 25.000 9.000 37.500 71.500 35.000 11.666,67 83.167

12. 23.000 7.000 37.500 67.500 35.000 11.666,67 79.167

13. 46.000 7.000 37.500 90.500 35.000 11.666,67 102.167

14. 45.000 9.000 37.500 91.500 60.000 20.000 111.500

15. 23.000 6.000 37.500 66.500 35.000 11.666,67 78.167

16. 50.000 12.000 37.500 750.000 849.500 60.000 20.000 869.500

17. 25.000 6.000 37.500 68.500 35.000 11.666,67 80.167

18. 25.000 6.000 37.500 68.500 25.000 8.333,33 76.833

19. 25.000 6.000 37.500 68.500 35.000 11.666,67 80.167

∑ 665.000 163.500 697.500 4.421.000 770.000 256.666,7 4.677.670

𝑥 35.000 8.605,26 36.710,53 232.684 40.526,32 13.508,77 246.193

Page 121: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

103

Lampiran 11. Biaya Variabel dan Biaya Tetap pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Kali Siklus Produksi (4 bulan)

No. Biaya Variabel Biaya Tetap Total Biaya

(Rp) Benih

(Rp)

Pupuk

(Rp)

Pestisida

(Rp)

Herbisida

(Rp)

Tenaga

kerja upah

(Rp)

Biaya

(Rp)

Penyusutan

Alat

(Rp)

Pajak

(Rp)

Biaya

(Rp)

1. 300.000 450.000 700.000 150.000 6.610.000 8.210.000 469.500 11.666,67 481.167 8.691.167

2. 325.000 440.000 690.000 135.000 6.560.000 8.150.000 678.000 11.666,67 689.667 8.839.667

3. 300.000 445.000 420.000 192.000 6.910.000 8.267.000 71.500 11.666,67 83.167 8.350.167

4. 300.000 565.000 540.000 216.000 6.860.000 8.481.000 71.500 11.666,67 83.167 8.564.167

5. 450.000 420.000 840.000 270.000 10.540.000 12.520.000 643.500 20.000 663.500 13.183.500

6. 150.000 410.000 350.000 102.000 3.400.000 4.412.000 68.500 8.333,333 76.833 4.488.833

7. 300.000 440.000 490.000 204.000 6.990.000 8.424.000 71.500 11.666,67 83.167 8.507.167

8. 250.000 440.000 540.000 135.000 6.810.000 8.175.000 61.000 11.666,67 72.667 8.247.667

9. 400.000 588.000 750.000 276.000 10.130.000 12.144.000 745.500 20.000 765.500 12.909.500

10. 400.000 545.000 740.000 234.000 10.600.000 12.519.000 98.000 20.000 118.000 12.637.000

11. 300.000 450.000 565.000 210.000 7.160.000 8.685.000 71.500 11.666,67 83.167 8.768.167

12. 300.000 400.000 460.000 216.000 7.160.000 8.536.000 67.500 11.666,67 79.167 8.615.167

13. 250.000 488.000 400.000 144.000 7.160.000 8.442.000 90.500 11.666,67 102.167 8.544.167

14. 450.000 720.000 810.000 135.000 11.440.000 13.555.000 91.500 20.000 111.500 13.666.500

15. 300.000 450.000 360.000 180.000 7.110.000 8.400.000 66.500 11.666,67 78.167 8.478.167

16. 400.000 540.000 570.000 306.000 10.520.000 12.336.000 849.500 20.000 869.500 13.205.500

17. 300.000 440.000 470.000 240.000 7.160.000 8.610.000 68.500 11.666,67 80.167 8.690.167

18. 150.000 175.000 235.000 117.000 3.810.000 4.487.000 68.500 8.333,33 76.833 4.563.833

19. 300.000 440.000 640.000 207.000 7.110.000 8.697.000 68.500 11.666,67 80.167 8.777.167

∑ 5.925.000 8.846.000 10.570.000 3.669.000 144.040.000 173.050.000 4.421.000 256.666,7 4.677.670 177.727.670

𝑥 311.842,1 465.579 556.315,79 193.105,26 7.581.053 9.107.895 232.684 13.508,77 246.193 9.354.088

Page 122: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

104

Lampiran 12. Penerimaan pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Jumlah produksi

(Karung)

Jumlah produksi

(kg GKG)

Jumlah produksi

(kg beras)

Harga

(Rp/kg)

Jumlah

(Rp)

1. 80 4.000 1.760 10.000 17.600.000

2. 70 3.500 1.540 10.000 15.400.000

3. 70 3.500 1.540 10.000 15.400.000

4. 70 3.500 1.540 10.000 15.400.000

5. 120 6.000 2.640 10.000 26.400.000

6. 30 1.500 750 10.000 7.500.000

7. 70 3.500 1.540 10.000 15.400.000

8. 70 3.500 1.540 10.000 15.400.000

9. 90 4.500 1.980 10.000 19.800.000

10. 100 5.000 2.200 10.000 22.000.000

11. 80 4.000 1.760 10.000 17.600.000

12. 80 4.000 1.760 10.000 17.600.000

13. 80 4.000 1.760 10.000 17.600.000

14. 120 6.000 2.640 10.000 26.400.000

15. 80 4.000 1.760 10.000 17.600.000

16. 110 5.500 2.420 10.000 24.200.000

17. 80 4.000 1.760 10.000 17.600.000

18. 40 2.000 880 10.000 8.800.000

19. 80 4.000 1760 10.000 17.600.000

∑ 1.520 76.000 33.530 190.000 335.300.000

𝑥 80 4000 1.764,74 10.000 17.647.368,42

Page 123: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

105

Lampiran 13. Pendapatan pada Usahatani Padi Sawah Selama Satu Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Total Penerimaan (a)

(Rp)

Total Biaya (b)

(Rp)

Total Pendapatan (a-b)

(Rp)

1. 17.600.000 8.691.167 8.908.833

2. 15.400.000 8.839.667 6.560.333

3. 15.400.000 8.350.167 7.049.833

4. 15.400.000 8.564.167 6.835.833

5. 26.400.000 13.183.500 13.216.500

6. 7.500.000 4.488.833 3.011.167

7. 15.400.000 8.507.167 6.892.833

8. 15.400.000 8.247.667 7.152.333

9. 19.800.000 12.909.500 6.890.500

10. 22.000.000 12.637.000 9.363.000

11. 17.600.000 8.768.167 8.831.833

12. 17.600.000 8.615.167 8.984.833

13. 17.600.000 8.544.167 9.055.833

14. 26.400.000 13.666.500 12.733.500

15. 17.600.000 8.478.167 9.121.833

16. 24.200.000 13.205.500 10.994.500

17. 17.600.000 8.690.167 8.909.833

18. 8.800.000 4.563.833 4.236.167

19. 17.600.000 8.777.167 8.822.833

∑ 335.300.000 177.727.670 157.572.330

𝑥 17.647.368,42 9.354.088 8.293.280

Page 124: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

106

Lampiran 14. Identitas Responden: Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Pengalaman Berusaha, Jumlah Tenaga

Kerja yang Diupah, dan Luas Lahan Responden Pengusaha Batu Bata.

No. Umur

(Tahun)

Pendidikan

(Tahun)

Jml Tanggungan

Keluarga

(Jiwa)

Pengalaman

Berusaha

(Tahun)

Jumlah Tenaga

Kerja Upah

(Jiwa)

Luas Lahan Usaha

(m2)

Ket.

1. 50 6 5 6 2 1.400 Milik pribadi

2. 38 12 2 4 1 300 Milik pribadi

3. 28 12 2 3 1 5.000 Milik pribadi

4. 39 6 5 6 2 1.400 Milik pribadi

5. 32 6 3 1 2 1.400 Milik pribadi

6. 25 9 2 2 1 5.000 Milik pribadi

7. 40 9 4 1 2 1.250 Milik pribadi

8. 30 9 4 9 3 5.000 Milik pribadi

9. 60 6 2 7 3 1.400 Milik pribadi

10. 66 12 2 7 3 5.000 Milik pribadi

11. 54 6 3 6 1 5.000 Milik pribadi

12. 52 6 4 5 3 5.000 Milik pribadi

13. 40 6 2 2 2 1.500 Milik pribadi

14. 38 9 5 7 2 5.000 Milik pribadi

15. 56 6 3 4 2 5.000 Milik pribadi

16. 28 9 4 8 2 1.250 Milik pribadi

17. 53 6 3 6 3 5.000 Milik pribadi

18. 37 12 2 2 2 5.000 Milik pribadi

19. 52 6 3 5 2 1.500 Milik pribadi

∑ 818 153 60 91 39 61.400

𝑥 43,05 8,05 3,16 4,79 2,05 3.231,58

Page 125: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

107

Lampiran 15. Biaya Variabel: Pengusahaan Batu Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan)

No.

Pasir Kayu bakar

TK upah (Rp/4 bulan) Biaya makan

saat membakar

(Rp)

biaya

(Rp)

Unit

(ret)

Harga

(Rp/unit)

Biaya

(Rp)

Unit

(ret)

Harga

(Rp/unit)

Biaya

(Rp)

Melumpur, mencetak,

membaris

Menyusun bata,

kubikasi

Biaya

(Rp)

1. 2 110.000 220.000 10 200.000 2.000.000 9.600.000 4.000.000 13.600.000 400.000 16.240.000

2. 2 110.000 220.000 6 200.000 1.200.000 7.680.000 3.200.000 10.880.000 400.000 12.720.000

3. 2 110.000 220.000 8 200.000 1.600.000 7.040.000 3.200.000 10.240.000 400.000 12.460.000

4. 2 110.000 220.000 6 200.000 1.200.000 7.040.000 3.200.000 10.240.000 400.000 12.060.000

5. 2 110.000 220.000 6 200.000 1.200.000 4.400.000 2.000.000 6.400.000 400.000 8.220.000

6. 2 110.000 220.000 6 200.000 1.200.000 5.280.000 2.400.000 7.680.000 400.000 9.500.000

7. 2 110.000 220.000 10 200.000 2.000.000 13.200.000 6.000.000 19.200.000 400.000 21.820.000

8. 2 110.000 220.000 8 200.000 1.600.000 8.800.000 4.000.000 12.800.000 400.000 15.020.000

9. 2 110.000 220.000 12 200.000 2.400.000 14.400.000 6.000.000 20.400.000 400.000 23.440.000

10. 2 110.000 220.000 6 200.000 1.200.000 8.800.000 4.000.000 12.800.000 400.000 14.620.000

11. 2 110.000 220.000 6 200.000 1.200.000 4.400.000 2.000.000 6.400.000 400.000 8.220.000

12. 2 110.000 220.000 8 200.000 1.600.000 4.800.000 2.000.000 6.800.000 600.000 9.240.000

13. 2 110.000 220.000 8 200.000 1.600.000 8.800.000 4.000.000 12.800.000 400.000 15.020.000

14. 2 110.000 220.000 8 200.000 1.600.000 8.800.000 4.000.000 12.800.000 400.000 15.020.000

15. 2 110.000 220.000 6 200.000 1.200.000 5.280.000 2.400.000 7.680.000 400.000 9.500.000

16. 2 110.000 220.000 8 200.000 1.600.000 4.400.000 2.000.000 6.400.000 400.000 8.620.000

17. 2 110.000 220.000 6 200.000 1.200.000 8.800.000 4.000.000 12.800.000 400.000 14.620.000

18. 2 110.000 220.000 8 200.000 1.600.000 7.040.000 3.200.000 10.240.000 400.000 12.460000

19. 2 110.000 220.000 8 200.000 1.600.000 7.040.000 3.200.000 10.240.000 400.000 12.460.000

∑ 38 2.090.000 4.180.000 144 3.800.000 28.800.000 145.600.000 64.800.000 210.400.000 7.800.000 251.260.000

𝑥 2 110.000 220.000 7,58 200.000 1.515.789,47 7.663.157,90 3.410.526,32 11.073.684,21 410.526,3 13.224.210,53

Page 126: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

108

Lampiran 16. Biaya Tetap: Penyusutan Bangunan/Bangsal pada Industri Kecil Batu Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Unit Harga

(Rp/unit)

Total harga awal

(P)

(Rp)

Harga akhir (S)

(10%.P)

(Rp)

Umur ekonomi

(N) (bulan)

Depresiasi

(Rp/bln)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

1. 3 2.000.000 6.000.000 600.000 48 112.500 450.000

2. 2 2.000.000 4.000.000 400.000 48 75.000 300.000

3. 1 3.500.000 3.500.000 350.000 48 65.625 262.500

4. 2 2.500.000 5.000.000 500.000 48 93.750 375.000

5. 2 2.000.000 4.000.000 400.000 48 75.000 300.000

6. 1 4.000.000 4.000.000 400.000 48 75.000 300.000

7. 3 2.000.000 6.000.000 600.000 48 112.500 450.000

8. 2 2.500.000 5.000.000 500.000 48 93.750 375.000

9. 2 3.000.000 6.000.000 600.000 48 112.500 450.000

10. 2 2.500.000 5.000.000 500.000 48 93.750 375.000

11. 2 4.000.000 8.000.000 800.000 48 150.000 600.000

12. 3 2.000.000 6.000.000 600.000 48 112.500 450.000

13. 3 2.600.000 8.000.000 800.000 48 150.000 600.000

14. 1 4.000.000 4.000.000 400.000 48 75.000 300.000

15. 1 5.000.000 5.000.000 500.000 48 93.750 375.000

16. 2 2.500.000 5.000.000 500.000 48 93.750 375.000

17. 2 4.000.000 8.000.000 800.000 48 150.000 600.000

18. 3 2.000.000 6.000.000 600.000 48 112.500 450.000

19. 2 4.000.000 8.000.000 800.000 48 150.000 600.000

∑ 39 56.100.000 106.500.000 10.650.000 912 1.996.875 7.987.500

𝑥 2,05 2.952.631,58 5.605.263,16 560.526,316 48 105.098,68 420.394,8

Page 127: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

109

Lampiran 17. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Cangkul dan Sekop pada Industri Kecil Batu Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan)

No.

Cangkul Arco Total

(Rp) Unit Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

Unit Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

1. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 2 400.000 800.000 80.000 36 80.000 135.000

2. 2 220.000 440.000 4.400 36 48.400 1 500.000 500.000 50.000 36 50.000 98.400

3. 3 250.000 750.000 7.500 36 82.500 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 122.500

4. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 95.000

5. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 95.000

6. 1 250.000 250.000 2.500 36 27.500 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 67.500

7. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 3 400.000 1.200.000 120.000 36 120.000 175.000

8. 4 250.000 1.000.000 10.000 36 110.000 2 500.000 1.000.000 100.000 36 100.000 210.000

9. 3 260.000 780.000 7.800 36 85.800 2 400.000 800.000 80.000 36 80.000 165.800

10. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 1 580.000 580.000 58.000 36 58.000 113.000

11. 2 220.000 440.000 4.400 36 48.400 2 400.000 800.000 80.000 36 80.000 128.400

12. 2 230.000 460.000 4.600 36 50.600 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 90.600

13. 2 230.000 460.000 4.600 36 50.600 2 500.000 1.000.000 100.000 36 100.000 150.600

14. 3 225.000 675.000 6.750 36 74.250 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 114.250

15. 2 210.000 420.000 4.200 36 46.200 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 86.200

16. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 95.000

17. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 1 500.000 500.000 50.000 36 50.000 105.000

18. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 2 400.000 800.000 80.000 36 80.000 135.000

19. 2 250.000 500.000 5.000 36 55.000 1 400.000 400.000 40.000 36 40.000 95.000

∑ 42 4.595.000 10.175.000 101.750 684 1.119.250 27 8.180.000 11.580.000 1.158.000 684 1.158.000 2.277.250

𝑥 2,2 241.842,11 535.526,32 5.355,263 36 58.907,9 1,42 430.526,32 609.473,68 60.947,37 36 60.947,36 119.855,3

Page 128: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

110

Lampiran 18. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Ember dan Cetakan pada Industri Kecil Batu Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan)

No.

Ember Cetakan Total

(Rp) Unit Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

Unit Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

1. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

2. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

3. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

4. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

5. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

6. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 1 30.000 30.000 3.000 5 21.600 36.600

7. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 25.000 50.000 5.000 5 36.000 51.000

8. 3 20.000 60000 6.000 12 18.000 3 30.000 90.000 9.000 5 64.800 82.800

9. 6 25.000 150000 15.000 12 45.000 6 30.000 180.000 18.000 5 129.600 174.600

10. 2 15.000 30000 3.000 12 9.000 3 30.000 90.000 9.000 5 64.800 73.800

11. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 25.000 50.000 5.000 5 36.000 51.000

12. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

13. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

14. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 4 25.000 100.000 10.000 5 72.000 87.000

15. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

16. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 1 30.000 30.000 3.000 5 21.600 36.600

17. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

18. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

19. 2 25.000 50000 5.000 12 15.000 2 30.000 60.000 6.000 5 43.200 58.200

∑ 43 460.000 1.040.000 10.4000 228 312.000 44 555.000 1.280.000 128.000 95 921.600 1.233.600

𝑥 2,3 24.210,53 54.736,84 5.473,684 12 16.421,06 2,32 29.210,53 67.368,42 6.736,84 5 48.505,26 64.926

Page 129: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

111

Lampiran19. Biaya Tetap: Penyusutan Alat Papan dan Pemotong pada Industri Kecil Batu Bata Per 2 Siklus Produksi (4 Bulan)

No.

Papan Pemotong Total

(Rp) Unit Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

Unit Harga

(Rp/unit)

Total harga

awal (P)

(Rp)

Harga

akhir (S)

(10%.P)

Umur

ekonomi (N)

(bulan)

Depresiasi

(Rp/4 bln)

1. 50 2.500 125.000 12.500 5 90.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 97.200

2. 50 2.500 125.000 12.500 5 90.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 97.200

3. 100 2.500 250.000 25.000 5 180.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 187.200

4. 50 2.500 125.000 12.500 5 90.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 97.200

5. 50 2.500 125.000 12.500 5 90.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 97.200

6. 25 2.000 50.000 5.000 5 36.000 1 5.000 5.000 500 5 3.600 39.600

7. 50 2.000 100.000 10.000 5 72.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7200 79.200

8. 75 2.500 187.500 18.750 5 135.000 3 5.000 15.000 1.500 5 10.800 145.800

9. 90 2.500 225.000 22.500 5 162.000 6 5.000 30.000 3.000 5 21.600 183.600

10. 50 2.000 100.000 10.000 5 72.000 3 5.000 15.000 1.500 5 10.800 82.800

11. 150 2.500 375.000 37.500 5 270.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 277.200

12. 100 2.000 200.000 20.000 5 144.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 151.200

13. 50 2.000 100.000 10.000 5 72.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 79.200

14. 100 2.500 250.000 25.000 5 180.000 4 5.000 20.000 2.000 5 14.400 194.400

15. 50 2.500 125.000 12.500 5 90.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 97.200

16. 50 2.500 125.000 12.500 5 90.000 1 5.000 5.000 500 5 3.600 93.600

17. 50 2.500 125.000 12.500 5 90.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 97.200

18. 100 2.500 250.000 25.000 5 180.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 187.200

19. 50 2.500 125.000 12.500 5 90.000 2 5.000 10.000 1.000 5 7.200 97.200

∑ 1.290 45.000 3.087.500 30.8750 95 2.223.000 44 95.000 220.000 22.000 95 158.400 2381.400

𝑥 67,89 2368,42 162.500 16.250 5 117.000 2,32 5.000 11.578,95 1.157,895 5 8.336,84 125.336

Page 130: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

112

Lampiran 20. Total Biaya: Penyusutan Bangunan dan Alat pada Industri Kecil Batu Bata Selama Satu Siklus produksi (2 Bulan)

No.

Penyusutan

Banguna/Bangsal

(Rp)

Penyusutan Alat Biaya

(Rp) Cangkul

(Rp)

Arco

(Rp)

Ember

(Rp)

Cetakan

(Rp)

Papan

(Rp)

Pemotong

(Rp)

1. 450.000 55.000 80.000 15.000 43.200 90.000 7.200 740.400

2. 300.000 48.400 50.000 15.000 43.200 90.000 7.200 553.800

3. 262.500 82.500 40.000 15.000 43.200 180.000 7.200 630.400

4. 375.000 55.000 40.000 15.000 43.200 90.000 7.200 625.400

5. 300.000 55.000 40.000 15.000 43.200 90.000 7.200 550.400

6. 300.000 27.500 40.000 15.000 21.600 36.000 3.600 443.700

7. 450.000 55.000 120.000 15.000 36.000 72.000 7.200 755.200

8. 375.000 110.000 100.000 18.000 64.800 135.000 10.800 813.600

9. 450.000 85.800 80.000 45.000 129.600 162.000 21.600 974.000

10. 375.000 55.000 58.000 9.000 64.800 72.000 10.800 644.600

11. 600.000 48.400 80.000 15.000 36.000 270.000 7.200 1.056.600

12. 450.000 50.600 40.000 15.000 43.200 144.000 7.200 750.000

13. 600.000 50.600 100.000 15.000 43.200 72.000 7.200 888.000

14. 300.000 74.250 40.000 15.000 72.000 180.000 14.400 695.650

15. 375.000 46.200 40.000 15.000 43.200 90.000 7.200 616.600

16. 375.000 55.000 40.000 15.000 21.600 90.000 3.600 600.200

17. 600.000 55.000 50.000 15.000 43.200 90.000 7.200 860.400

18. 450.000 55.000 80.000 15.000 43.200 180.000 7.200 830.400

19. 600.000 55.000 40.000 15.000 43.200 90.000 7.200 850.400

∑ 7.987.500 1.119.250 1.158.000 312.000 921.600 2.223.000 158.400 13.879.750

𝑥 420.394,8 5.8907,9 6.0947,36 16.421,06 48.505,26 117.000 8.336,84 730.514

Page 131: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

113

Lampiran 21. Biaya Tetap: Sewa Pompa Air, Listrik, Pajak dan Tenaga Kerja Keluarga pada Industri Kecil Batu Bata

Selama Satu Siklus Produksi (2 Bulan)

No. Sewa pompa air

(Rp)

Listrik

(Rp)

Pajak

(Rp)

Bunga modal pinjaman

(Rp)

1. 120.000 80.000 60.000 4.028.000

2. 120.000 40.000 60.000

3. 120.000 80.000 60.000

4. 120.000 60.000 60.000

5. 120.000 40.000 60.000

6. 120.000 40.000 60.000

7. 120.000 80.000 60.000 3.200.000

8. 120.000 80.000 60.000 4.800.000

9. 120.000 80.000 60.000

10. 120.000 80.000 60.000

11. 120.000 60.000 60.000 2.292.000

12. 120.000 80.000 60.000 4.400.000

13. 120.000 60.000 60.000 2.300.000

14. 120.000 80.000 60.000 2.164.000

15. 120.000 80.000 60.000 600.000

16. 120.000 80.000 60.000

17. 120.000 40.000 60.000

18. 120.000 60.000 60.000

19. 120.000 80.000 60.000

∑ 2.280.000 1.280.000 1.140.000 23.784.000

𝑥 120.000 67.368,42 60.000 1.251.789

Page 132: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

114

Lampiran 22. Total Biaya Tetap pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Penyusutan Alat

(Rp)

Sewa pompa air

(Rp)

Listrik

(Rp)

Pajak

(Rp)

Bunga modal

pinjaman

(Rp)

Biaya

(Rp)

1. 740.400 120.000 80.000 60.000 4.028.000 5.028.400

2. 553.800 120.000 40.000 60.000 773.800

3. 630.400 120.000 80.000 60.000 890.400

4. 625.400 120.000 60.000 60.000 865.400

5. 550.400 120.000 40.000 60.000 770.400

6. 443.700 120.000 40.000 60.000 663.700

7. 755.200 120.000 80.000 60.000 3.200.000 4.215.200

8. 813.600 120.000 80.000 60.000 4.800.000 5.873.600

9. 974.000 120.000 80.000 60.000 1.234.000

10. 644.600 120.000 80.000 60.000 904.600

11. 1.056.600 120.000 60.000 60.000 2.292.000 3.588.600

12. 750.000 120.000 80.000 60.000 4.400.000 5.410.000

13. 888.000 120.000 60.000 60.000 2.300.000 3.428.000

14. 695.650 120.000 80.000 60.000 2.164.000 3.119.650

15. 616.600 120.000 80.000 60.000 600.000 1.476.600

16. 600.200 120.000 80.000 60.000 860.200

17. 860.400 120.000 40.000 60.000 1.080.400

18. 830.400 120.000 60.000 60.000 1.070.400

19. 850.400 120.000 80.000 60.000 1.110.400

∑ 13.879.750 2.280.000 1.280.000 1.140.000 23.784.000 42.363.750

𝑥 730.514 120.000 67.368,42 60.000 1.251.789 2.229.672

Page 133: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

115

Lampiran 23. Biaya Variabel dan Biaya Tetap pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua Kali Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya

(Rp) Pasir

(Rp)

Kayu bakar

(Rp)

Tenaga kerja

upah

(Rp)

Biaya

makan saat

membakar

(Rp)

Total

(Rp)

Penyusutan

alat

(Rp)

Sewa

pompa air

(Rp)

Listrik

(Rp)

Pajak

(Rp)

Bunga

modal

pinjaman

(Rp)

Biaya

(Rp)

1. 220.000 2.000.000 13.600.000 400.000 16.240.000 740.400 120.000 80.000 60.000 4.028.000 5.028.400 21.248.400

2. 220.000 1.200.000 10.880.000 400.000 12.720.000 553.800 120.000 40.000 60.000 773.800 13.473.800

3. 220.000 1.600.000 10.240.000 400.000 12.460.000 630.400 120.000 80.000 60.000 890.400 13.350.400

4. 220.000 1.200.000 10.240.000 400.000 12.060.000 625.400 120.000 60.000 60.000 865.400 12.925.400

5. 220.000 1.200.000 6.400.000 400.000 8.220.000 550.400 120.000 40.000 60.000 770.400 8.990.400

6. 220.000 1.200.000 7.680.000 400.000 9.500.000 443.700 120.000 40.000 60.000 663.700 10.163.700

7. 220.000 2.000.000 19.200.000 400.000 21.820.000 755.200 120.000 80.000 60.000 3.200.000 4.215.200 26.035.200

8. 220.000 1.600.000 12.800.000 400.000 15.020.000 813.600 120.000 80.000 60.000 4.800.000 5.873.600 20.893.600

9. 220.000 2.400.000 20.400.000 400.000 23.440.000 974.000 120.000 80.000 60.000 1.234.000 24.654.000

10. 220.000 1.200.000 12.800.000 400.000 14.620.000 644.600 120.000 80.000 60.000 904.600 15.524.600

11. 220.000 1.200.000 6.400.000 400.000 8.220.000 1.056.600 120.000 60.000 60.000 2.292.000 3.588.600 11.808.600

12. 220.000 1.600.000 6.800.000 600.000 9.240.000 750.000 120.000 80.000 60.000 4.400.000 5.410.000 14.630.000

13. 220.000 1.600.000 12.800.000 400.000 15.020.000 888.000 120.000 60.000 60.000 2.300.000 3.428.000 18.448.000

14. 220.000 1.600.000 12.800.000 400.000 15.020.000 695.650 120.000 80.000 60.000 2.164.000 3.119.650 18.139.650

15. 220.000 1.200.000 7.680.000 400.000 9.500.000 616.600 120.000 80.000 60.000 600.000 1.476.600 10.976.600

16. 220..000 1.600.000 6.400.000 400.000 8.620.000 600.200 120.000 80.000 60.000 860.200 9.480.200

17. 220.000 1.200.000 12.800.000 400.000 14.620.000 860.400 120.000 40.000 60.000 1.080.400 15.700.400

18. 220.000 1.600.000 10.240.000 400.000 12.460000 830.400 120.000 60.000 60.000 1.070.400 13.530.400

19. 220.000 1.600.000 10.240.000 400..000 12.460.000 850.400 120.000 80.000 60.000 1.110.400 13.570.400

∑ 4.180.000 28.800.000 210.400.000 7.800.000 251.260.000 13.879.750 2.280.000 1.280.000 1.140.000 23.784.000 42.363.750 293.543.750

𝑥 220.000 1.515.789 11.073.684,21 410.526 13.224.210,53 730.514 120.000 67.368,42 60.000 1.251.789 2.229.672 15.449.672

Page 134: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

116

Lampiran 24. Penerimaan pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua Siklus Produksi (4 Bulan)

No. Produksi per Hari

(m3)

Produksi

per 2 Siklus

(m3)

Tingkat kerusakan

(1%)

Harga

(Rp/m3)

Total

Per Siklus

(Rp)

1. 1 84 83,16 350.000 29.106.000

2. 0,8 67,2 66,528 350.000 23.284.800

3. 0,8 67,2 66,528 350.000 23.284.800

4. 0,8 67,2 66,528 350.000 23.284.800

5. 0,5 42 41,58 350.000 14.553.000

6. 0,6 50,4 49,896 350.000 17.463.600

7. 1,5 126 124,74 350.000 43.659.000

8. 1 84 83,16 350.000 29.106.000

9. 1,5 126 124,74 350.000 43.659.000

10. 1 84 83,16 350.000 29.106.000

11. 0,5 42 41,58 350.000 14.553.000

12. 1 84 83,16 350.000 29.106.000

13. 1 84 83,16 350.000 29.106.000

14. 1 84 83,16 350.000 29.106.000

15. 0,6 50,4 49,896 350.000 17.463.600

16. 0,5 42 41,58 350.000 14.553.000

17. 1 84 83,16 350.000 29.106.000

18. 0,8 67,2 66,528 350.000 23.284.800

19. 0,8 67,2 66,528 350.000 23.284.800

∑ 16,2 1.360,8 1.347,19 6.650.000 471.517.200

𝑥 0,85 71,4 70,69 350.000 24.740.100

Page 135: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

117

Lampiran 25. Pendapatan pada Industri Kecil Batu Bata Selama Dua Siklus Produksi (4 Bulan)

N0. Total Penerimaan

(a)

(Rp)

Total Biaya

(b)

(Rp)

Total pendapatan

(a-b)

(Rp)

1. 29.106.000 21.248.400 7.857.600

2. 23.284.800 13.473.800 9.811.000

3. 23.284.800 13.350.400 9.934.400

4. 23.284.800 12.925.400 10.359.400

5. 14.553.000 8.990.400 5.562.600

6. 17.463.600 10.163.700 7.299.900

7. 43.659.000 26.035.200 17.623.800

8. 29.106.000 20.893.600 8.212.400

9. 43.659.000 24.654.000 19.005.000

10. 29.106.000 15.524.600 13.581.400

11. 14.553.000 11.808.600 2.744.400

12. 29.106.000 14.630.000 14.476.000

13. 29.106.000 18.448.000 10.658.000

14. 29.106.000 18.139.650 10.966.350

15. 17.463.600 10.976.600 6.487.000

16. 14.553.000 9.480.200 5.072.800

17. 29.106.000 15.700.400 13.405.600

18. 23.284.800 13.530.400 9.754.400

19. 23.284.800 13.570.400 9.714.400

∑ 471.517.200 293.543.750 177.973.450

𝑥 24.740.100 15.449.672 9.290.428

Page 136: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

118

Lampiran 26. Analisis Perbedaan Pendapatan antara Usahatani Padi Sawah dengan Industri kecil Batu Bata

Dik:

𝑛1 = 𝑛2 = 19

𝑥1 = 157.572.330

𝑥2 = 177.973.450

𝑥 1 = 8.291.280

𝑥 2 = 9.290.428

𝑑𝑓 = 19 + 19 − 2 = 36

∝ = 0,05

𝑡 − 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =[𝑥 1 − 𝑥 2]

𝑆1

2

𝑛1 +

𝑆22

𝑛1

Page 137: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

119

Lanjutan Lampiran 26.

𝑆12 =

𝑥1 − 𝑥 1 2

𝑛1 − 1

𝑆1

2 = 157.572,330 − 8.293,280 2

19 − 1

𝑆12 =

157.572,330 − 8.293,280

19 − 1

𝑆12 =

22.284.234.769

18

𝑆12 =

22.284.234.769

18

𝑆12 = 1.238.013.043

𝑆12

𝑛1

= 22.284.234.769

18

𝑆12

𝑛1

= 65.158.581,2

Page 138: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

120

Lanjutan Lampiran 26.

𝑆22 =

𝑥2 − 𝑥 2 2

𝑛2 − 1

𝑆22 =

177.973,450 − 9.290,428 2

19 − 1

𝑆12 =

157.572,330 − 8.293,280

19 − 1

𝑆22 =

28.453.961.911

18

𝑆12 =

22.284.234.769

18

𝑆22 = 1.580.775.662

𝑆22

𝑛2

= 1.580.775.662

18

𝑆22

𝑛2= 83.198.719,04

Page 139: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

121

Lanjutan Lampiran 26.

𝑡 − 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =[𝑥 1 − 𝑥 2]

𝑆1

2

𝑛1 +

𝑆22

𝑛1

𝑡 − 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =8.293.280 − 9.290.428

65.158.581,2 + 83.198.719,04

𝑡 − 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =997,148

148.357.300

𝑡 − 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =997,148

12.180,201

𝑡 − 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,082

Page 140: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

122

122

Lampiran 6. Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

2.02809

Page 141: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

123

123

Lanjutan Lampiran 4. Titik Persentase Distribusi t (df = 41 – 80)

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127

42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595

43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089

44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607

45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148

46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710

47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291

48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891

49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508

50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141

51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789

52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451

53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127

54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815

55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515

56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226

57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948

58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680

59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421

60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171

61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930

62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696

63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471

64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253

65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041

66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837

67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639

68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446

69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260

70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079

71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903

72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733

73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567

74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406

75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249

76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096

77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948

78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804

79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663

80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526

Page 142: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

124

124

Lanjutan Lampiran 4. Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120)

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392

82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262

83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135

84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011

85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890

86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772

87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657

88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544

89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434

90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327

91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222

92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119

93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019

94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921

95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825

96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731

97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639

98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549

99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460

100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374

101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289

102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206

103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125

104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045

105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967

106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890

107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815

108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741

109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669

110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598

111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528

112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460

113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392

114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326

115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262

116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198

117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135

118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074

119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013

120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954

Page 143: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

125

125

Lanjutan Lampiran 4. Titik Persentase Distribusi t (df = 121 –160)

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

121 0.67652 1.28859 1.65754 1.97976 2.35756 2.61707 3.15895

122 0.67651 1.28853 1.65744 1.97960 2.35730 2.61673 3.15838

123 0.67649 1.28847 1.65734 1.97944 2.35705 2.61639 3.15781

124 0.67647 1.28842 1.65723 1.97928 2.35680 2.61606 3.15726

125 0.67646 1.28836 1.65714 1.97912 2.35655 2.61573 3.15671

126 0.67644 1.28831 1.65704 1.97897 2.35631 2.61541 3.15617

127 0.67643 1.28825 1.65694 1.97882 2.35607 2.61510 3.15565

128 0.67641 1.28820 1.65685 1.97867 2.35583 2.61478 3.15512

129 0.67640 1.28815 1.65675 1.97852 2.35560 2.61448 3.15461

130 0.67638 1.28810 1.65666 1.97838 2.35537 2.61418 3.15411

131 0.67637 1.28805 1.65657 1.97824 2.35515 2.61388 3.15361

132 0.67635 1.28800 1.65648 1.97810 2.35493 2.61359 3.15312

133 0.67634 1.28795 1.65639 1.97796 2.35471 2.61330 3.15264

134 0.67633 1.28790 1.65630 1.97783 2.35450 2.61302 3.15217

135 0.67631 1.28785 1.65622 1.97769 2.35429 2.61274 3.15170

136 0.67630 1.28781 1.65613 1.97756 2.35408 2.61246 3.15124

137 0.67628 1.28776 1.65605 1.97743 2.35387 2.61219 3.15079

138 0.67627 1.28772 1.65597 1.97730 2.35367 2.61193 3.15034

139 0.67626 1.28767 1.65589 1.97718 2.35347 2.61166 3.14990

140 0.67625 1.28763 1.65581 1.97705 2.35328 2.61140 3.14947

141 0.67623 1.28758 1.65573 1.97693 2.35309 2.61115 3.14904

142 0.67622 1.28754 1.65566 1.97681 2.35289 2.61090 3.14862

143 0.67621 1.28750 1.65558 1.97669 2.35271 2.61065 3.14820

144 0.67620 1.28746 1.65550 1.97658 2.35252 2.61040 3.14779

145 0.67619 1.28742 1.65543 1.97646 2.35234 2.61016 3.14739

146 0.67617 1.28738 1.65536 1.97635 2.35216 2.60992 3.14699

147 0.67616 1.28734 1.65529 1.97623 2.35198 2.60969 3.14660

148 0.67615 1.28730 1.65521 1.97612 2.35181 2.60946 3.14621

149 0.67614 1.28726 1.65514 1.97601 2.35163 2.60923 3.14583

150 0.67613 1.28722 1.65508 1.97591 2.35146 2.60900 3.14545

151 0.67612 1.28718 1.65501 1.97580 2.35130 2.60878 3.14508

152 0.67611 1.28715 1.65494 1.97569 2.35113 2.60856 3.14471

153 0.67610 1.28711 1.65487 1.97559 2.35097 2.60834 3.14435

154 0.67609 1.28707 1.65481 1.97549 2.35081 2.60813 3.14400

155 0.67608 1.28704 1.65474 1.97539 2.35065 2.60792 3.14364

156 0.67607 1.28700 1.65468 1.97529 2.35049 2.60771 3.14330

157 0.67606 1.28697 1.65462 1.97519 2.35033 2.60751 3.14295

158 0.67605 1.28693 1.65455 1.97509 2.35018 2.60730 3.14261

159 0.67604 1.28690 1.65449 1.97500 2.35003 2.60710 3.14228

160 0.67603 1.28687 1.65443 1.97490 2.34988 2.60691 3.14195

Page 144: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

126

126

Lanjutan Lampiran 4. Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200)

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

161 0.67602 1.28683 1.65437 1.97481 2.34973 2.60671 3.14162

162 0.67601 1.28680 1.65431 1.97472 2.34959 2.60652 3.14130

163 0.67600 1.28677 1.65426 1.97462 2.34944 2.60633 3.14098

164 0.67599 1.28673 1.65420 1.97453 2.34930 2.60614 3.14067

165 0.67598 1.28670 1.65414 1.97445 2.34916 2.60595 3.14036

166 0.67597 1.28667 1.65408 1.97436 2.34902 2.60577 3.14005

167 0.67596 1.28664 1.65403 1.97427 2.34888 2.60559 3.13975

168 0.67595 1.28661 1.65397 1.97419 2.34875 2.60541 3.13945

169 0.67594 1.28658 1.65392 1.97410 2.34862 2.60523 3.13915

170 0.67594 1.28655 1.65387 1.97402 2.34848 2.60506 3.13886

171 0.67593 1.28652 1.65381 1.97393 2.34835 2.60489 3.13857

172 0.67592 1.28649 1.65376 1.97385 2.34822 2.60471 3.13829

173 0.67591 1.28646 1.65371 1.97377 2.34810 2.60455 3.13801

174 0.67590 1.28644 1.65366 1.97369 2.34797 2.60438 3.13773

175 0.67589 1.28641 1.65361 1.97361 2.34784 2.60421 3.13745

176 0.67589 1.28638 1.65356 1.97353 2.34772 2.60405 3.13718

177 0.67588 1.28635 1.65351 1.97346 2.34760 2.60389 3.13691

178 0.67587 1.28633 1.65346 1.97338 2.34748 2.60373 3.13665

179 0.67586 1.28630 1.65341 1.97331 2.34736 2.60357 3.13638

180 0.67586 1.28627 1.65336 1.97323 2.34724 2.60342 3.13612

181 0.67585 1.28625 1.65332 1.97316 2.34713 2.60326 3.13587

182 0.67584 1.28622 1.65327 1.97308 2.34701 2.60311 3.13561

183 0.67583 1.28619 1.65322 1.97301 2.34690 2.60296 3.13536

184 0.67583 1.28617 1.65318 1.97294 2.34678 2.60281 3.13511

185 0.67582 1.28614 1.65313 1.97287 2.34667 2.60267 3.13487

186 0.67581 1.28612 1.65309 1.97280 2.34656 2.60252 3.13463

187 0.67580 1.28610 1.65304 1.97273 2.34645 2.60238 3.13438

188 0.67580 1.28607 1.65300 1.97266 2.34635 2.60223 3.13415

189 0.67579 1.28605 1.65296 1.97260 2.34624 2.60209 3.13391

190 0.67578 1.28602 1.65291 1.97253 2.34613 2.60195 3.13368

191 0.67578 1.28600 1.65287 1.97246 2.34603 2.60181 3.13345

192 0.67577 1.28598 1.65283 1.97240 2.34593 2.60168 3.13322

193 0.67576 1.28595 1.65279 1.97233 2.34582 2.60154 3.13299

194 0.67576 1.28593 1.65275 1.97227 2.34572 2.60141 3.13277

195 0.67575 1.28591 1.65271 1.97220 2.34562 2.60128 3.13255

196 0.67574 1.28589 1.65267 1.97214 2.34552 2.60115 3.13233

197 0.67574 1.28586 1.65263 1.97208 2.34543 2.60102 3.13212

198 0.67573 1.28584 1.65259 1.97202 2.34533 2.60089 3.13190

199 0.67572 1.28582 1.65255 1.97196 2.34523 2.60076 3.13169

200 0.67572 1.28580 1.65251 1.97190 2.34514 2.60063 3.13148

Page 145: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

127

127

Lampiran 27. Dokumentasi Penelitian

Dokumentasi Penelitian pada Usahatani Padi Sawah di Desa Abengg Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Traktor Tangan

Traktor Tangan

Sumber Irigasi

Responden Padi Sawah Hamparan Padi Sawah

Page 146: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A112005_sitedi_MUSTIKA (D1A112005... · Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling

128

128

Dokumentasi Penelitian pada Industri kecil Batu Bata di Desa Abenggi Kecamatan

Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Bata yang Siap untuk Dibakar

Proses Pencetakan Batu Bata

Bangunan/Bangsal

Responden Pengusaha Batu Bata