137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN WONOGIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Program Studi Agribisnis Oleh: Aulia Rahma Kautsari H 0808079 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

DALAM PEMBELIAN KACANG METE

DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN WONOGIRI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh:

Aulia Rahma Kautsari

H 0808079

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

DALAM PEMBELIAN KACANG METE

DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN WONOGIRI

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Aulia Rahma Kautsari

H 0808079

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal: 26 Desember 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. NIP. 19671012 199302 1 001

Anggota I

Bekti Wahyu Utami, SP., M.Si. NIP. 19780715 200112 2 001

Anggota II

Setyowati, SP., MP. NIP. 19710322 199601 2 001

Surakarta, Januari 2013

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. NIP. 19560225 198601 1 1001

Page 3: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Perilaku Konsumen dalam Pembelian Kacang Mete di Pasar Tradisional

Kabupaten Wonogiri”.

Usaha dan upaya untuk melakukan yang terbaik atas setiap kerja

menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan

skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun

materiil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama kepada :

1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian UNS Surakarta.

3. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian UNS Surakarta, serta selaku Pembimbing Akademik dan

Dosen Pembimbing Utama yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan,

nasehat, dan petunjuk kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

4. Ibu Nuning Setyowati, SP. M.Sc. selaku Ketua Komisi Sarjana Program

Studidi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Bekti Wahyu Utami, SP., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping

yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, dan petunjuk

kepada penulis.

6. Ibu Setyowati, SP., MP. selaku dosen penguji atas saran dan masukan kepada

penulis.

Page 4: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

8. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan segala urusan

administrasi berkenaan dengan studi dan skripsi Penulis.

9. Kepala dan seluruh staff Kantor BAKESBANG POLINMAS Kabupaten

Wonogiri, Kantor BPS Kabupaten Wonogiri, UPT Pasar Kota Wonogiri, UPT

Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan UPT Pasar Kecamatan Jatisrono yang telah

memberikan ijin penelitian serta menyediakan data-data yang diperlukan

penulis.

10. Para pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan

Pasar Kecamatan Jatisrono tempat saya melakukan penelitian, terimakasih

atas bantuan serta informasi-informasi yang diberikan.

11. Kedua orang tua tercinta: Bapak Pudjoko dan Ibu Warsini terimakasih atas

segala dukungan, perhatian, nasehat, semangat, dan doa yang telah diberikan

selama ini.

12. Mbak masku: Mbak Nina, Mbak Putik, Mas Guruh, Mas Six, Mas Heri, dan

Mbak Lena terimakasih atas semangat dan bantuan dalam segala hal.

13. Keponakan-keponakanku: Raso, Atta, Falah, Rafa, Arsa, dan Loly yang

memberi hiburan di keseharianku.

14. Sahabat-sahabatku: Dyah Puspitasari Purnaningtyas, Galuh Perwita Sari, Ayu

Nilasari, dan Noer Ayu Fajrina Okhta Nugraheni yang selalu bersedia dengan

ikhlas memberi semangat, motivasi, dan saling mendoakan sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini.

15. Sahabat-sahabatku: Lian, Zana, Yeyen, Arif, Zaki, Brian, dan Taufik yang

selalu memberi masukan dan semangat dalam segala hal.

16. Teman-temanku: Eriska, Tami, Riana, Riri, Ifa, Carrine, Mesti, Puput,

Nyitnyit, Suryani, Aik, Anin, Mas Nur, Abid, Ragil, Mas Nanda, Indra, Budi,

Heri dan seluruh teman-teman Agribisnis 2008, terima kasih atas

kebersamaan, kerjasama, persahabatan, dan persaudaraan yang indah ini.

Page 5: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

17. Teman-teman Agribisnis 2008 yang telah banyak membantu baik secara

langsung maupun tidak langsung.

18. Teman-teman Agrobisnis 2007 dan Agribisnis 2009 Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi semangat, masukan,

dan tambahan pengetahuan.

19. Teman-teman SMP N 1 Wonogiri: Yustiti, Titin, Windy, dan temam-teman

yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberi saran, bantuan,

dan motivasi kepada penulis.

20. Teman-teman SMA N 1 Wonogiri: Santi, Rista, Agung, Raras, Esam, Riza,

dan temam-teman, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

memberi saran, bantuan, dan motivasi kepada penulis.

21. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas

bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun di demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya Penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis dan dapat digunakan sebagai acuan

maupun tambahan referensi bagi para pembaca.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Page 6: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

RINGKASAN ................................................................................................. xii

SUMMARY .................................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 5

II. LANDASAN TEORI .................................................................................. 6 A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 6 B. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 8

1. Perilaku Konsumen .......................................................................... 8 2. Pemasaran dan Bauran Pemasaran .................................................... 15 3. Pasar dan Pasar Tradisional .............................................................. 17 4. Komoditi Mete .................................................................................. 19

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ..................................................... 26 D. Hipotesis.................................................................................................. 28 E. Asumsi .................................................................................................... 29 F. Pembatasan Masalah ............................................................................... 29 G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ......................... 29

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 36 A. Metode Dasar Penelitian ......................................................................... 36 B. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 36

1. Metode Penentuan Daerah dan Lokasi Penelitian............................. 36 2. Metode Pengambilan Sampel Responden ......................................... 37

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 39 1. Data Primer ....................................................................................... 39 2. Data Sekunder ................................................................................... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 39 1. Observasi ........................................................................................... 39 2. Wawancara ........................................................................................ 39

Page 7: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

3. Pencatatan ......................................................................................... 40 E. Metode Analisis Data .............................................................................. 40

1. Analisis Deskriptif ............................................................................ 40 2. Pengukuran Variabel ......................................................................... 40 3. Lebar Interval .................................................................................... 41 4. Analisis Faktor .................................................................................. 41 5. Analisis Variabel yang Dominan Dipertimbangkan oleh Konsumen 43

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ........................................... 44 A. Kondisi Geografis ................................................................................... 44 B. Keadaan Penduduk .................................................................................. 45

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ..................................... 45 2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur ................................. 46 3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ............................ 48 4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian .............................. 49

C. Keadaan Perekomian ............................................................................... 51

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 53 A. Karakteristik Responden Kacang Mete ................................................... 53

1. Karakteristik Responden Kacang Mete Menurut Jenis Kelamin ............................................................................................. 53

2. Karakteristik Responden Menurut Umur .......................................... 53 3. Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anggota

Keluarga ............................................................................................ 55 4. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan .................... 55 5. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ................................... 57 6. Karakteristik Responden Menurut Pendapatan Rumah

Tangga ............................................................................................... 59 B. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Bauran Pemasaran

Kacang Mete ........................................................................................... 60 C. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dan Variabel yang Dominan

Dipertimbangkan Konsumen .................................................................. 65 D. Perilaku Konsumen dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kacang Mete ........................................................................................... 75 1. Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional ......................... 76 2. Alasan Responden dalam Membeli Kacang Mete ............................ 76 3. Frekuensi Pembelian Kacang Mete ................................................... 77 4. Jumlah Pembelian Kacang Mete ....................................................... 78 5. Bauran Pemasaran dalam Pembelian Kacang Mete .......................... 79

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 88 A. Kesimpulan ............................................................................................. 88 B. Saran ..................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91

LAMPIRAN ....................................................................................................... 95

Page 8: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Gelondong

Perkebunan Rakyat Jambu Mete di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010 ..................................................................................... 20

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Kacang Mete Kering (per 100 gram) ............. 21

Tabel 3. Harga Produsen Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Biji Lambu Mete Tahun 2011 (Rp/100 Kg) ......................................... 24

Tabel 4. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kacang Mete Indonesia Tahun 1999-2009 .......................................................... 25

Tabel 5. Pengukuran Variabel Produk ........................................................ 33

Tabel 6. Pengukuran Variabel Harga .......................................................... 34

Tabel 7. Pengukuran Variabel Promosi ....................................................... 34

Tabel 8. Pengukuran Variabel Tempat ........................................................ 35

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Jenis Kelamin Tahun 2006-2010 .......................................................................... 45

Tabel 10. Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Kelompok Umur Tahun 2010 ......................................................................... 47

Tabel 11. Banyaknya Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Jenis Tingkat Pendidikan tahun 2010 .................................................... 49

Tabel 12. Besarnya Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 ................................................................... 50

Tabel 13. Sarana Perekonomian di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 ......... 51

Tabel 14. Jumlah Pedagang dalam Pasar Umum (Pasar Tradisional di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 ................................................. 52

Tabel 15. Karakteristik Responden Kacang Mete menurut Jenis Kelamin ... 53

Tabel 16. Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur ..................... 54

Tabel 17. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga ...... 55

Tabel 18. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan ................ 56

Tabel 19. Karakteristik Responden menurut Pekerjaan ................................ 57

Tabel 20. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Rumah Tangga dalam Satu Bulan .......................................................................... 59

Tabel 21. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Produk Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri .............. 61

Page 9: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Tabel 22. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Harga Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri .............. 62

Tabel 23. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Promosi Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri .............. 63

Tabel 24. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Tempat Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri .............. 64

Tabel 25. KMO (Kaiser Meyer Olkin) Measures of Sampling Adequacy and Bartlett’s Test ......................................................................... 67

Tabel 26. Hasil Perhitungan Analisis Faktor 1 ............................................. 68

Tabel 27. Hasil Perhitungan Analisis Faktor 2 ............................................. 69

Tabel 28. Hasil Perhitungan Analisis Faktor 3 ............................................. 70

Tabel 29. Hasil Perhitungan Analisis Faktor 4 ............................................. 71

Tabel 30. Communalities............................................................................... 71

Tabel 31. Angka Eigen value dan Proporsi Varian dari Tiap Faktor ............ 72

Tabel 32. Nilai Factor Loading untuk Tiap-tiap Variabel ............................ 74

Tabel 33. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional ....................................................................... 76

Tabel 34. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Membeli Kacang Mete ................................................................................. 77

Tabel 35. Perilaku Beli Konsumen menurut Frekuensi Pembelian Kacang Mete ............................................................................................... 77

Tabel 36. Perilaku Beli Konsumen menurut Jumlah Pembelian Kacang Mete ............................................................................................... 78

Tabel 37. Nilai Factor Loading untuk Variabel Tempat .............................. 79

Tabel 38. Nilai Factor Loading untuk Variabel Produk ............................... 82

Tabel 39. Nilai Factor Loading untuk Variabel Promosi ............................. 84

Tabel 40. Nilai Factor Loading untuk Variabel Harga ................................. 86

Page 10: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman Gambar 1. Model Perilaku Pembelian Konsumen ....................................... 10

Gambar 2. Tahap-tahap Proses Pembelian Konsumen ................................. 13

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah ...................... 28

Page 11: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman Lampiran 1. Identitas Responden Kancang Mete ........................................ 95

Lampiran 2. Profil Perilaku Konsumen Kacang Mete ................................. 101

Lampiran 3. Identifikasi Faktor dalam Pembelian Kacang Mete ................ 104

Lampiran 4. Identifikasi Indikator Persepsi dan atau Penilaian Konsumen ................................................................................ 106

Lampiran 5. Hasil Analisis Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Bauran Pemasaran Kacang Mete .............................. 109

Lampiran 6. Hasil Analisis Faktor 1 ............................................................ 113

Lampiran 7. Hasil Analisis Faktor 2 ............................................................ 122

Lampiran 8. Hasil Analisis Faktor 3 ............................................................ 130

Lampiran 9. Hasil Analisis Faktor 4 ............................................................ 136

Lampiran 10. Kuisioner Penelitian ................................................................ 142

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian ................................................................. 146

Lampiran 12. Foto Penelitian ......................................................................... 147

Lampiran 13. Peta Daerah Penelitian ............................................................ 149

Lampiran 14. Modul Analisis Faktor ............................................................. 150

Page 12: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

RINGKASAN

Aulia Rahma Kautsari. H0808079. 2013. Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri. Di bawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. dan Ibu Bekti Wahyu Utami, S.P., M.Si. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kacang mete merupakan makanan ringan yang gurih dan enak. Selain dikonsumsi sebagai makanan ringan, kacang mete juga dapat dimanfaatkan untuk bermacam produk olahan seperti campuran pada industri roti, cokelat, es krim, dan sebagainya. Banyaknya penggunaan dan rasanya yang enak membuat kacang mete mempunyai nilai ekonomi tinggi. Sampai saat ini, kacang mete lebih banyak dibeli atau dikonsumsi sebagai makanan ringan pada acara keluarga atau saat hari raya Idul Fitri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen kacang mete, persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran kacang mete, mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dan variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam keputusan pembelian kacang mete, dan mengetahui perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif analisis. Daerah penelitian dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri dengan penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode accidental sampling, di mana peneliti berada di tempat penelitian untuk melakukan penyebaran kuesioner dan melakukan wawancara kepada responden. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 96 orang pembeli yang didasarkan pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data secara wawancara, pencatatan, dan observasi. Metode analisis data dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu analisis yang digunakan untuk mereduksi, meringkas dari banyak variabel menjadi beberapa faktor. Analisis faktor menggunakan data yang berasal dari pendapat responden terhadap 16 variabel kacang mete yang diamati.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan karakteristik responden sebagian besar adalah perempuan (78,13%), dengan kelompok umur keluarga paruh baya dengan anak (45 – 64 tahun) (57,29%), keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga kurang dari sampai dengan 4 orang (60,42%), tingkat pendidikan tinggi (D1-D3,S1, dan S2) (48,96%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (29,17%), dan pendapatan 2.800.001 – 4.350.000 (48,96%). Persepsi dan atau penilaian konsumen faktor produk penting bagi konsumen, faktor harga penting bagi konsumen, faktor promosi cukup penting bagi konsumen, dan faktor tempat penting bagi konsumen. Hasil analisis faktor menunjukkan ada 4 faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pemembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Keempat faktor tersebut berdasarkan prioritasnya adalah faktor tempat (17,746%), faktor produk (14,914%), faktor promosi (11,337%), dan faktor harga (8,136%). Variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan

Page 13: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

konsumen untuk faktor tempat adalah variabel kebersihan pasar (factor loading sebesar 0,711), faktor produk adalah variabel rasa (factor loading sebesar 0,722), faktor promosi adalah variabel kesesuaian harga (faktor loading sebesar 0,696), dan faktor harga adalah variabel harga (factor loading sebesar 0,597). Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian mempertimbangkan alasan responden berbelanja di pasar tradisional karena dekat dengan rumah (36,46%), konsumen kacang mete biasanya mengkonsumsi pada saat ada acara keluarga (33,33%), frekuensi pembelian satu kali dalam 3 bulan (59,38%) dengan jumlah pembelian kacang mete 2 kg (43,75%), dan faktor bauran pemasaran, yaitu faktor tempat, produk, promosi, dan harga.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian, yaitu sebaiknya pedagang menjual kacang mete dengan variasi kemasan (berat/isi), selalu menjaga mutu kacang mete yang dijual sehingga konsumen tidak merasa kecewa dengan kacang mete yang dibelinya, pedagang menjual kacang mete dengan variasi rasa, dan meningkatkan promosi kacang mete yang sudah ada seperti pemberian label pada kemasan kacang mete.

Page 14: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

SUMMARY

Aulia Rahma Kautsari. H0808079. 2013. Analysis of Consumer Behavior to Buy Cashew Nuts at Traditional Market Wonogiri Regency. Under the guidance of Mr. Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. and Mrs. Bekti Wahyu Utami, S.P., M.Si. Faculty of Agriculture of Sebelas Maret University, Surakarta.

Cashew is a tasty snack. Besides being able to consumed as a snack, cashew also be used for kind of processed products mix such as bread, chocolate, ice cream, and etc. The delicious taste makes cashews have a high economic value. To date, more cashews purchased or consumed as snacks at family event or Eid day.

The purpose of this study is to know the characteristics of consumers cashews, perception and or consumer ratings toward the marketing mix of cashews, examine the factors that considered by consumers and the dominant variables considered in the decision to buy cashew nuts, and to know the consumer behavior in making decision to buy cashew nuts at traditional market in Wonogiri Regency.

The basic method of research is used analytical descriptive method. Research areas implemented in Wonogiri Regency. Determining of the research location is done purposively. Sampling method used in this study is accidental sampling, where the researcher is in the place to carry out research questionnaires and conduct interviews with respondents. The number of samples taken was 96 buyers based on the confidence level of 95%. The types of data used in this study are the primary data and secondary data that collected with interview, recording, and observation. The method of data analysis used is factor analysis. The factor analysis is an analysis that is used to reduce, summarize the many variables into several factors. Factor analysis using data derived from the opinions of respondents to 16 variables observed cashew nuts.

Based on the research conducted showed that most of the characteristics of the respondents were female (78,13%), by age group-aged families with children (45-64 years) (57,29%), a small family with a number of family members up to less than 4 people (60,42%), higher education (D1-D3, S1, and S2) (48.96%), working as housewives (29.17%), and respondents who has income between 2.800.001-4.350.000 (48.96%). Perception and or consumer ratings toward the marketing mix of cashews of the factors of product essential for consumers, factors of price essential for consumers, factors of promotion essential enough for consumers, and the factors of place are essential for consumers. The results of factor analysis indicate that there are four factors that become the consumers consideration in purchasing of cashew nuts at traditional markets in Wonogiri Regency. Based on the priority, the factors are factor of place (17,746%), factor of products (14,914%), factor of promotion (11,337%), and factor of price (8,136%). While the most considered variable by consumers in buying cashew nuts at traditional markets in Wonogiri Regency from each factors are hygiene market variable for factor of place (factor loading of 0,711), taste variable for factor of product (factor loading of 0,722), suitability prices variable for factor of

Page 15: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

promotion (factor loading of 0,696), and price variable for factor of price (factor loading as 0,597). Consumer behavior in the purchase decision process to consider the reasons respondents shop at traditional markets because it is close to home (36.46%), consumers generally consume nuts when there are family events (33.33%), the frequency of one-time purchase within 3 months (59.38%), with total purchases cashews 2 kg (43.75%), and marketing mix factors, ie place, product, promotion, and price factors.

The advice can be given based on the results of the research that the merchants selling cashew nuts with variety packs (weight or contents), always maintain the quality of cashew nuts that are sold so that consumers do not feel disappointed with cashews are bought, the merchant sells cashews with a variety of flavors, and enhance the promotion of existing cashew nuts as the labeling on the packaging of cashew nuts.

Page 16: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dalam

pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian diharapkan mampu menyediakan

lapangan kerja, menyediakan bahan baku bagi industri hasil pertanian, dan

meningkatkan perolehan devisa negara dengan jalan meningkatkan jumlah

volume dan nilai ekspor hasil pertanian (Bank Indonesia, 2003). Sektor

pertanian terdiri dari subsektor-subsektor yaitu subsektor pertanian, subsektor

peternakan, subsektor perikanan, subsektor perkebunan, dan subsektor

kehutanan.

Perkebunan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki

peran penting dalam pembangunan pertanian Indonesia. Tanaman jambu mete

(Anacardium occidentale L.) adalah salah satu komoditas sektor perkebunan

di Indonesia. Pada tahun 2000 areal tanam jambu mete di Indonesia seluas

535.745 hektar yang terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan swasta.

Tanaman jambu mete banyak dikembangkan di daerah beriklim kering dan di

lahan-lahan kritis. Selain sebagai tanaman penghijauan, hasil utama tanaman

jambu mete adalah kacang mete yang termasuk komoditi mewah karena

harganya yang mahal (Samadi, 2007). Menurut Darsono (2004), apabila

dikembangkan secara serius tanaman jambu mete dapat memberikan manfaat

secara ekonomi yang sangat besar, baik bagi masyarakat maupun bagi negara.

Bagi masyarakat, pengembangan jambu mete dapat meningkatkan

pendapatan dan dapat memberi lapangan pekerjaan. Sedangkan bagi negara

dapat memperoleh devisa dari ekspor jambu mete.

Darsono (2004) juga menyatakan bahwa di Jawa Tengah terdapat

11.828,68 Ha tanaman jambu mete yang tersebar di 31 kabupaten, 60%

berada di Kabupaten Wonogiri (7.059 Ha) merupakan jumlah terbesar di

Jawa Tengah dan diusahakan oleh 92.265 kepala keluarga petani Wonogiri.

Kabupaten Wonogiri juga menyumbang produk gelondong mete terbesar,

yaitu 3.011.000 Kg (61,90%) untuk Jawa Tengah (4.864.130 Kg). Menurut

Page 17: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

data BPS (2010), pada tahun 2009 luas lahan perkebunan rakyat jambu mete

di Kabupaten Wonogiri adalah 20.505 Ha (77,94%) dari total luas lahan

perkebunan rakyat jambu mete di Jawa Tengah (26.308,7 Ha). Sedangkan

produksi jambu mete di Kabupaten Wonogiri adalah sebesar 7.177 ton

(81,52%) untuk Jawa Tengah (8.804,02 ton).

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah

yang memiliki produk unggulan berupa kacang mete yang dapat digunakan

untuk berbagai macam hidangan. Kacang mete dibeli untuk disajikan sebagai

makanan ringan dalam sebuah hajatan, acara keluarga, atau juga sebagai buah

tangan karena rasanya gurih dan enak. Permintaan kacang mete kebanyakan

dari industri makanan yang dimanfaatkan sebagai campuran pada industri

gula atau industri roti.

Kacang mete di Kabupaten Wonogiri lebih banyak diperdagangkan di

kios-kios pasar daripada di toko makanan di luar pasar. Hal ini karena sedikit

toko makanan di luar pasar yang menjual kacang mete, dan toserba atau

swalayan di Kabupaten Wonogiri hanya menjual kacang mete pada saat

tertentu seperti saat menjelang hari raya Idul Fitri. Menurut Mursitama

(2012), pasar tradisional memiliki karakteristik keunikan tersendiri. Pertama,

secara fisik pasar berada reltif dekat dengan tempat tinggal, perkampungan,

atau perumahan. Jadi, dari sisi jarak dalam artian kedekatan fisik, pasar

tradisional ada di sekitar kita. Kedua, kedekatan antara penjual dan pembeli

lebih terasa karena interaksi mereka yang berulang-ulang dan mendalam.

Interaksi sosial yang hangat dan personal sering terjadi di pasar tradisional.

Transaksi yang berulang, tawar-menawar yang dilakukan dengan ‘taktik’

tertentu agar mendapatkan harga lebih murah atau bonus lebih banyak,

seringkali menciptakan ‘kedekatan’ yang maknanya tidak bisa direduksi

sebagai sekedar hubungan antara penjual dan pembeli. Karena

keramahtamahan penjual, tak jarang pembeli pun sepakat dengan penawaran

penjual. Yang terjadi adalah saling menguntungkan.

Selain produk, di dalam pasar terdapat pemasar (penjual) dan calon

pembeli (konsumen) yang melakukan kegiatan belanja untuk memenuhi

Page 18: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kebutuhannya. Menurut Kotler (1997), pemasar menggunakan bauran

pemasaran sebagai alat pemasaran yang digunakan untuk mempengaruhi

perilaku pembeli dalam memutuskan suatu kegiatan pembelian. Bauran

pemasaran dapat juga digunakan pemasar untuk mendapatkan informasi

mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen yang dapat

mempengaruhi keputusan pembelian produk. Sehingga pemasar mempunyai

strategi yang kuat dalam mempengaruhi reaksi konsumen dan dapat

mengoptimalkan penjualan kacang mete dengan memadukan faktor bauran

pemasaran tersebut. Bauran pemasaran yang dimaksud adalah faktor produk,

faktor harga, faktor promosi, dan faktor tempat.

Pemasar dapat menggunakan faktor bauran pemasaran, yaitu faktor

produk kacang mete, faktor harga kacang mete, faktor promosi penjualan

kacang mete, dan faktor tempat penjualan kacang mete, sehingga dapat

memahami perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian

kacang mete di pasar tradisional. Konsumen kacang mete di Kabupaten

Wonogiri melakukan kegiatan belanja di pasar tradisional yang merupakan

salah satu tempat dimana produk kacang mete dapat diperjual-belikan.

Masyarakat di Kabupaten Wonogiri yang beragam dapat mempengaruhi tipe

perilaku konsumen dalam membeli kacang mete. Berdasarkan uraian tersebut,

maka peneliti tertarik untuk menganalisis perilaku konsumen dalam

pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

B. Perumusan Masalah

Kacang mete merupakan makanan yang digemari banyak masyarakat

karena rasanya yang gurih dan enak. Selain karena rasanya, kacang mete

memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan bagi tubuh manusia. Gizi yang

terkandung dalam kacang mete adalah lemak, protein, karbohidrat, gula,

selulosa, vitamin B1, vitamin E, abu, niacin, kalsium, fosfor, natrium, kalium,

magnesium, besi, tembaga, seng, mangan, dan pati Ascorbic Acid

(Cahyono, 2009).

Page 19: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Rasa kacang mete yang gurih dan lezat sangat cocok untuk makanan

ringan (camilan). Selain dapat dikonsumsi sebagai makanan ringan, kacang

mete juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam produk olahan seperti

campuran pada industri roti, cokelat, es krim, dan sebagainya. Banyaknya

penggunaan (pemanfaatan) dan rasanya yang enak membuat kacang mete

mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (harga yang mahal). Banyak konsumen

yang tidak terbiasa mengkonsumsi kacang mete dikarenakan mengandung

lemak yang tinggi sehingga dapat menimbulkan kegemukan dan berbagai

jenis penyakit jika mengkonsumsinya secara berlebihan. Sampai saat ini, di

Kabupaten Wonogiri kacang mete lebih banyak dibeli atau dikonsumsi

sebagai camilan di saat hari raya Idul Fitri.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi seorang konsumen untuk

memutuskan produk yang akan dibelinya dapat mempengaruhi perilaku beli

konsumen tersebut. Pengetahuan yang baik tentang perilaku keputusan

konsumen terhadap suatu produk dapat berguna untuk pengembangan produk

agar lebih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Salah satu

upaya untuk memahami perilaku tersebut adalah dengan mengetahui faktor-

faktor (dalam hal ini faktor bauran pemasaran) yang mempengaruhi

konsumen dalam keputusan membeli kacang mete. Setiap konsumen

memiliki alasan untuk membeli kacang mete termasuk karena faktor bauran

pemasaran dalam penjualan kecang mete. Oleh karena itu perlu adanya

penelitian tentang perilaku konsumen dalam membeli kacang mete.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pribadi konsumen kacang mete di pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimanakan presepsi konsumen terhadap bauran pemasaran kacang

mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri?

3. Faktor-faktor apa sajakah dipertimbangkan konsumen dan variabel-

variabel apa sajakah yang dominan dipertimbangkan yang

Page 20: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dipertimbangkan konsumen dalam pembelian kacang mete di pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri?

4. Bagaimanakah perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik pribadi konsumen kacang mete di pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri.

2. Mengkaji presepsi konsumen terhadap bauran pemasaran kacang mete di

pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

3. Mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dan variabel-

variabel dominan dipertimbangkan dalam pembelian kacang mete di pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri.

4. Mengetahui perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk membandingkan teori

yang telah didapat di kuliah dengan aplikasinya di dunia bisnis dan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi produsen, penelitian dapat bermanfaat untuk memberikan wawasan

yang berkaitan dengan perilaku konsumen kacang mete sebagai dasar

pertimbangan untuk menyusun perencanaan strategi pemasaran kacang

mete di Kabupaten Wonogiri.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam

melakukan penelitian yang sejenis.

Page 21: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Febi Andana Permatasari (2007) yang berjudul Analisis

Perilaku Konsumen Buah Pisang Ambon di Pasar Tradisional di Kota

Palembang, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar faktor

bauran pemasaran yaitu produk, harga, dan tempat mempengaruhi proses

pengambilan keputusan pembelian buah pisang ambon, kecuali promosi.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli pisang ambon

di pasar tradisional di Kota Palembang dimulai dari faktor yang memberikan

pengaruh paling besar secara berurutan adalah faktor produk, faktor harga,

faktor tempat, dan faktor penampilan. Sedangkan variabel-variabel yang

dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli pisang ambon di pasar

tradisional di Kota Palembang untuk tiap-tiap faktor adalah faktor produk

yaitu variabel rasa buah, faktor harga yaitu variabel harga buah, faktor tempat

yaitu variabel jarak pasar, serta faktor penampilan yaitu variabel ketebalan

daging buah.

Penelitian Anik Widyaningsih (2008) yang berjudul Analisis Perilaku

Konsmen dalam Membeli Pepaya Bangkok (Carica papaya L.) di Pasar

Tradisional di Kabupaten Boyolali, hasil analisis faktor menunjukkan bahwa

ada 4 faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli papaya

Bangkok di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali. Keempat faktor yang

dipertimbangkan tersebut adalah faktor tempat sebesar 27,184%; faktor

produk 14,280%; faktor penampilan 10,386%; dan faktor harga 10,137%.

Sedangkan fariabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam

membeli papaya Bangkok di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali untuk

tiap-tiap faktor adalah faktor tempat yaitu variabel kenyamanan pasar, faktor

produk yaitu variabel rasa buah, faktor penampilan yaitu variabel bentuk

buah, serta faktor harga adalah variabel harga buah.

Page 22: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Menurut penelitian Elisabet Endah Oktaviastui (2011) yang berjudul

Analisis Perilaku Konsumen dalam Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional

Kabupaten Boyolali, hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ada 4 faktor

yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar

tradisional Kabupaten Boyolali. Keempat faktor tersebut berdasarkan

prioritasnya adalah faktor tempat sebesar 16,987%; faktor produk 13,427%;

faktor harga 11,674%; dan faktor promosi 9,288%. Variabel-variabel yang

dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar

tradisional Kabupaten Boyolali untuk faktor tempat adalah variabel keamanan

pasar, faktor produk adalah variabel ukuran, faktor harga adalah variabel

harga, dan faktor promosi adalah variabel promosi.

Menurut penelitian Ulanda Destriana (2011) yang berjudul Analisis

Positioning Kacang Mete di Benak Konsumen dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus di PT. Sentra

Family Food Indonesia, Jakarta Barat), bertujuan untuk menganalisis posisi

produk kacang mete yang tertanam di benak konsumen, menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian

kacang mete, dan merekomendasikan strategi pemasaran. Berdasarkan hasil

kuesioner yang disebar di DKI Jakarta, di mana 160 responden yang pernah

mengonsumsi kacang mete, sebagian besar berjenis kelamin perempuan

(67%) dengan usia 17-26 tahun (56%), belum menikah (60%), karyawan

swasta (30%) dan mahasiswa (28%) dengan pendapatan Rp 2.500.000 – Rp

3.500.000 (35%). Alasan konsumen membeli kacang mete adalah rasanya

yang enak dan bervarisai (64%), biasanya mengkonsumsi pada saat santai di

rumah (54%), membeli di supermarket dan mengetahui kacang mete merek

Caspy dari media umum dan keluarga (31%) dengan frekuensi pembelian

yang tidak tentu (90%).

Hasil analisis biplot menujukkan atribut dengan vektor mengarah pada

kacang mete merek Caspy adalah atribut harga yang artinya harga kacang

mete merek Caspy lebih terjangkau dibandingkan dengan merek pesaing.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli kacang mete

Page 23: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Faktor yang paling

dipentingkan konsumen adalah faktor perbedaan individu dengan variabel

yang paling dominan adalah gaya hidup dan variabel yang tidak terlalu

dipentingkan adalah alasan kesehatan. Rekomendasi strategi pemasaran yang

disarankan adalah produsen memasarkan produk kacang mete diberbagai

supermarket dan minimarket, melakukan promosi penjualan melalui media

elektronik seperti iklan di televisi dan radio, membuat kemasan dan label

yang berbeda dengan ukuran yang lebih beragam sesuai dengan target

konsumen.

Berdasarkan penelitian terdahulu tentang perilaku konsumen dalam

pembelian serta positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang terdapat dalam bauran pemasaran

dipertimbangkan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

Pengambilan keputusan konsumen tersebut dapat dianalisis menggunakan

analisis faktor sehingga hasilnya dapat digunakan pemasar untuk mengetahui

perilaku konsumennya. Sehingga dalam penelitian ini digunakan analisis

faktor untuk menganalisis faktor bauran pemasaran yang dipertimbangkan

konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli kacang mete di

pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri.

B. Tinjauan Pustaka

1. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini

(Engel et. al., 1994). Menurut Mowen dan Minor (2007), perilaku

konsumen didefinisikan sebagai semua tindakan konsumen untuk

memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa. Beberapa

perilaku konsumen adalah membeli sebuah produk atau jasa,

memberikan informasi dari mulut ke mulut tentang sebuah produk atau

Page 24: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

jasa kepada orang lain, dan mengumpulkan informasi sebelum

melakukan pembelian. Definisi tentang perilaku konsumen juga

menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-

langkah, dimulai dengan tahap perolehan dan akusisi (acquisition phase),

lalu ke tahap konsumsi (consumption phase), dan berakhir dengan tahap

disposisi (disposition phase) produk atau jasa. Pada saat menginvestigasi

tahap perolehan para peneliti menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pilihan produk dan jasa. Salah satu faktor yang berkaitan

dengan pencarian dan penyeleksian barang dan jasa adalah simbolisme

produk yaitu orang biasanya ingin mencari sebuah produk untuk

mengekspresikan diri mereka kepada orang lain tentang ide-ide tertentu

dari diri mereka.

Menurut Susanto (1999), para konsumen mempunyai perilaku

pembelian kompleks ketika mereka terlibat dalam suatu pembelian dan

menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek. Para

konsumen sangat terlibat bila suatu produk, mahal, jarang dibeli,

berisiko, dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi. Pembeli akan

melalui suatu proses belajar yang pertama ditandai dengan

mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut, kemudian

pendirian dan pilihan pembelian dengan bijaksana. Oleh sebab itu,

pemasar perlu mengembangkan strategi-strategi yang membantu pembeli

dalam mempelajari atribut-atribut dari kelas produk tersebut, kepentingan

relatifnya, dan kedudukan merek perusahaan yang tinggi pada atribut

yang paling penting.

Konsumen memiliki kriteria (atribut) yang akan dievaluasi yang

dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk di suatu tempat, yaitu:

(1) lokasi; (2) sifat dan kualitas keragaman yang diberikan; (3) harga; (4)

iklan dan promosi; (5) personel penjualan; (6) pelayanan yang diberikan;

(7) atribut fisik toko; (8) sifat pelanggan toko; (9) atmosfer toko; dan (10)

pelayanan dan kepuasan sesudah transaksi (Engel et. al., 1995).

Page 25: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Penjual menggunakan bauran pemasaran sebagai alat pemasaran

yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam

memutuskan suatu kegiatan pembelian. 4P (product, price, place,

promotion) mencerminkan pandangan penjual terhadap alat pemasaran

yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang

pembeli, setiap alat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat

bagi pelanggan. Robert Lauterborn menyarankan agar 4P penjual

merupakan tanggapan terhadap 4C pembeli, yaitu produk (product)

merupakan kebutuhan dan keinginan pembeli (costumer needs and

wants), harga (price) merupakan biaya bagi pembeli (cost to the

costomer), tempat (place) merupakan kemudahan memperoleh

(convienience), dan promosi (promotion) merupakan komunikasi

(communication) (Kotler, 1997).

Menurut Kotler (1997), model perilaku pembelian konsumen

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Rangsangan Pemasaran

Rangsangan lain

Karakteristik Pembeli

Proses Keputusan Pembelian

Keoutusan Pembelian

Produk Harga

Tempat Promosi

Ekonomi Teknologi

Politik Budaya

Budaya Sosial

Pribadi Psikologis

Pengenalan masalah Pencarian informasi

Evaluasi Keputusan

Perilaku pasca-pembelian

Pilihan produk Pilihan merek

Pilihan penyalur Waktu pembelian Jumlah pembelian

Gambar 1. Model Perilaku Pembelian Konsumen (Kotler, 1997)

Rangsangan pemasaran terdiri dari “empat P”, yaitu produk,

harga, tempat, dan promosi. Rangsangan yang lain terdiri dari kekuatan-

kekuatan dan kejadian penting dalam lingkungan pembeli, seperti

ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua rangsangan ini melewati

kotak hitam pembeli (karakteristik pembeli dan proses pengambilan

keputusan) dan menhasilkan serangkaian tanggapan dari para pembeli

yang bisa diteliti sehingga diperoleh keputusan pembelian. Tanggapan

tersebut adalah pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu

pembelian, dan jumlah pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994), model keputusan

konsumen mencerminkan adanya proses kognitif atas pemecahan

Page 26: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

masalah yang dialami oleh konsumen dan terdiri dari tiga komponen

utama yaitu input, proses, dan output.

a. Input

Komponen input yang ada meliputi pengaruh dari luar yang

berlaku sebagai sumber informasi dan mempengaruhi konsumen

melalui nilai dan perilaku yang berhubungan dengan produk. Yang

berperan penting dalam input adalah kegiatan bauran pemasaran yang

dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya kepada

konsumen potensial dan juga pengaruh sosiokultural untuk

menggiring konsumen dalam keputusan.

b. Proses

Dalam proses pembuatan keputusan konsumen harus

diperhatikan beberapa faktor psikologis yang memiliki pengaruh

internal terhadap konsumen. Tiga tahapan proses yaitu pengenalan

kebutuhan, pencarian alternatif, dan evaluasi alternatif. Pencarian

informasi atas produk tergantung dari jenis produk yang dibeli,

dimana semakin kompleks atau rumit produk yang akan dibeli,

semakin banyak informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini ada tiga

tahapan proses pembuatan keputusan konsumen, yaitu: pengenalan

kebutuhan, pencarian alternatif pembelian, dan evaluasi alternatif.

c. Output

Pada bagian ini terdapat dua bentuk kegiatan pasca keputusan

pembelian yang sangat erat yaitu perilaku pembelian dan perilaku

pasca pembelian. Dalam perilaku pembelian, konsumen melakukan

dua tipe pembelian yaitu pembelian uji coba dan pembelian ulang.

Evaluasi pasca pembelian pada saat konsumen menggunakan produk,

terutama pada saat uji coba, mereka menilai kemampuan produk,

apakah sesuai dengan harapan mereka atau tidak. Ada tiga

kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu: pertama, kemampuan produk

sesuai dengan standar yang telah ditentukan, menghasilkan reaksi

netral pada konsumen; kedua, kemampuan produk berada diatas

Page 27: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

standar konsumen sehingga menghasilkan kepuasan; ketiga,

kemampuan produk berada dibawah standar yang telah ditentukan,

akan menghasilkan ketidakpuasan.

Berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, menurut Hawkins

et.al. dalam Simamora (2003), pengambilan keputusan pembelian dapat

dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pengambilan keputusan berdasarkan atribut produk (atribut-based

choice). Pengambilan keputusan ini memerlukan pengetahuan tentang

apa atribut suatu produk dan bagaimana kualitas atribut tersebut.

Asumsinya, keputusan diambil secara rasional dengan mengevaluasi

atribut-atribut yang dipertimbangkan.

b. Pengambilan keputusan berdasarkan sikap (attitude-based choice).

Pengambilan keputusan ini diambil berdasarkan kesan umum, intuisi

maupun perasaan. Pengambilan keputusan seperti ini bisa terjadi pada

produk yang belum dikenal atau tidak sempat dievaluasi oleh

konsumen.

Menurut Setiadi (2010), keputusan pembelian dari pembeli sangat

dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, probadi, dan psikologi.

Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh

pemasar tetapi diperhitungkan.

a. Faktor budaya, memberi pengaruh sangat luas dan mendalam terhadap

tingkah-laku konsumen. Dalam membeli terdapat beberapa peran

budaya, yaitu kebudayaan, sub budaya, serta klas sosial pembeli.

b. Faktor sosial, mempengaruhi tingkah-laku konsumen adalah

kelompok acuan konsumen yaitu kelompok-kelompok yang

mempengaruhi langsung atau tidak langsung sikap dan tingkah-laku

orang tersebut, keluarga seperti orang tua dan suami atau istri, serta

peranan serta status sosial pembeli.

c. Faktor pribadi, mempengaruhi tingkah-laku konsumen adalah usia dan

tahapan daur hidup seperti pekerjaan, keadaan ekonomi yang meliputi

pendapatan yang dapat dibelanjakan; tabungan; dan harta, gaya hidup,

Page 28: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pekerjaan, serta kepribadian dan konsep diri yang berguna untuk

menganalisis tingkah laku konsumen.

d. Faktor psikologis, mempengaruhi pembelian seseorang juga

dipengaruhi oleh motivasi yang merupakan kebutuhan yang cukup

mendesak untuk mengarahkan seseorang mencari pemuasan

kebutuhan, persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang

untuk memilih; mengorganisasi; dan menafsirkan masukan informasi.

Menurut Kotler (1999), model keputusan pembelian dapat

digambarkan dalam sebuah model sebagai berikut:

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Tingkah laku setelah pembelian

Gambar 2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

Tahapan-tahapan yang ditempuh oleh pembeli untuk meraih hasil

dan keputusan pembelian adalah:

a. Pengenalan masalah, merupakan awal proses pembelian. Ketika

pembeli mengenal masalah atau kebutuhan, maka pembeli menyadari

kebutuhannya. Kebutuhan bisa ditimbulkan oleh rangsangan dari luar

maupun rangsangan dari dalam.

b. Pencarian informasi, merupakan tahap proses keputusan pembeli

dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak. Ketika

mencari informasi, konsumen mungkin akan memperoleh informasi

dari bebrapa sumber, yaitu 1) sumber pribadi (keluarga, kawan-

kawan, tetangga, kenalan), 2) sumber komersial (iklan, wiraniaga,

penyalur, kemasan, pameran), 3) sumber publik (media massa,

lembaga konsumen), 4) sumber pengalaman (pengamatan dan

penggunaan produk).

c. Evaluasi alternatif, merupakan tahap proses keputusan pembeli

dimana konsumen menggunakan informasi untuk memperoleh pilihan

akhir terhadap merek produk.

d. Keputusan pembelian adalah membeli produk yang paling disukai,

tetapi terdapat dua faktor yang bisa timbul antara pembelian dan

Page 29: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain yang

dapat mengubah alternatif pilihan konsumen, yaitu intensitas sikap

negatif orang lain terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi

konsumen untuk memenuhi harapan orang lain. Faktor kedua adalah

faktor situasi yang tak terduga. Konsumen menciptakan hasrat

pembelian berdasarkan faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat

produk. Namun, situasi tak terduga mungkin muncul dan bisa

mengubah hasrat pembelian.

e. Tingkah-laku setelah pembelian, konsumen akan merasa puas atau

tidak puas setelah membeli produk. Hal ini merupakan hubungan

antara harapan konsumen dan prestasi produk yang dirasakannya.

Apabila produk sesuai dengan harapan konsumen akan puas dan

apabila produk kurang dari harapan konsumen tersebut tidak puas.

Kepuasan konsumen akan akan mempengaruhi apakah pembeli akan

membeli kembali produk tersebut atau tidak.

Pasar-pasar konsumen terdiri atas keluarga-keluarga yang

sebagian besar terlibat dalam pembelian barang-barang atau jasa-jasa.

Siklus kahidupan keluarga akan sangat berpengaruh di dalam pembelian

barang-barang. Siklus kehidupan keluarga yang mempengaruhi

pembelian adalah: a. pemuda-pemudi yang belum menikah, b. pemuda-

pemudi baru menikah (belum mepunyai anak), c. suami-istri (sudah

punya anak), dan selanjutnya (Sumawihardja et. al., 1991).

Umur dan tahap kehidupan keluarga mempengaruhi perilaku

konsumen dalam keputusan pembelian. Menurut Engel et. al. (1994),

siklus kehidupan keluarga mendeskripsikan pola yang didapatkan di

antara keluarga ketika mereka menikah, mempunyai anak, meninggalkan

rumah, kehilangan pasangan hidup, dan pensiun. Tahap-tahap ini

dideskripsikan bersama dengan perilaku konsumen yang dihubungkan

dengan masing-masing tahap. Tahap kehidupan utama dari rumah tangga

menggambarkan pangsa pasar yang penting dan dideskripsikan sebagai

berikut:

Page 30: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a. Single muda (younger singles), yaitu kepala rumah tangga single dan

di bawah 45 tahun tanpa anak.

b. Pasangan muda (younger couples), yaitu pasangan yang sudah

menikah dengan kepala rumah tangga di bawah 45 tahun dan tanpa

anak.

c. Orang tua muda (younger parents), kepala rumah tangga di bawah 45

tahun dengan anak.

d. Keluarga paruh baya (mid-life families), yaitu kepala rumah tangga

antara usia 45 dan 64 tahun dengan anak ada dirumah atau didukung

secara keuangan oleh rumah tangga bersangkutan.

e. Rumah tangga separuh baya (mid-life household), yaitu kepala rumah

tangga antara usia 45 dan 64 tahun tanpa anak ada dirumah atau yang

didukung secara keuangan oleh rumah tangga bersangkutan.

f. Rumah tangga tua (older households), yaitu kepala rumah tangga

berusia 65 tahun atau lebih tua atau pensiun.

2. Pemasaran dan Bauran Pemasaran

Proses yang melibatkan aliran produk melalui suatu sistem dari

produsen ke konsumen disebut pemasaran. Secara khusus, pemasaran

dapat didefinisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara fisis dan

ekonomik, dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen.

Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda, yang menambah

nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut

(Downey dan Erickson, 1992). Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah

suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Arti pemasaran

sering disamakan dengan pengertian penjualan, perdagangan, dan

Page 31: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

distribusi. Padahal istilah tersebut hanya merupakan bagian dari kegiatan

pemasaran secara keseluruhan. Proses pemasaran itu sudah dimulai jauh

sebelum barang-barang diproduksi dan tidak berakhir dengan penjualan.

Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen jika menginginkan usaha berjalan terus agar konsumen

mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan (Natalisa, 2005).

Pemasaran adalah fungsi manajemen yang mengorganisasi dan

menjuruskan semua kegiatan perusahaan yang meliputi penilaian dan

pengubahan daya beli konsumen menjadi permintaan yang efektif akan

sesuatu barang atau jasa, serta penyampaian barang atau jasa tersebut

kepada konsumen atau pemakai terakhir, sehingga perusahaan dapat

mencapai laba atau tujuan lain yang ditetapkannya. Bauran pemasaran

adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan

faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai sasaran perusahaan,

misalnya laba, laba harta, penjualan bagian pasar yang akan direbut, dan

sebagainya. Untuk merencanakannya, dibutuhkan suatu kegiatan

mengkombinasikan atau mencampur semua faktor pemasaran yang

bersangkutan dengan bidang usaha perusahaan (Foster, 1985). Bauran

pemasaran (marketing mix) atau 4P adalah produk (product) atau jasa,

harga (price), tempat (place) atau saluran distribusi, dan promosi

(promotion) atau bauran komunikasi (Churchill, 2001).

Bauran pemasaran terdiri dari segala hal yang bisa dilakukan

perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas produknya. Beberapa

kemungkinan tersebut bisa dikumpulkan ke dalam empat kelompok yang

dikenal sebagai ”empat P”, yaitu product (produk), price (harga), place

(tempat), dan promotion (promosi). Produk adalah barang dan jasa yang

ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Harga adalah sejumlah

uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk.

Tempat adalah berbagai kegiatan yang membuat produk terjangkau oleh

konsumen sasaran. Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan-keistimewaan

Page 32: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

produknya dan membujuk konsumen sasaran agar membelinya

(Kotler, 1999).

3. Pasar dan Pasar Tradisional

Pasar adalah lokasi geografis dimana penjual dan pembeli

bertemu untuk mengadakan transaksi faktor produksi, barang, dan jasa.

Pasar merupakan keadaan terbentuknya suatu harga dan terjadinya

perpindahan hak milik produk-produk tertentu (Sudiyono, 2004).

Menurut Kotler (1999), pasar adalah sekelompok pembeli potensial yang

mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia

dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan tersebut. Sebuah pasar dapat berkembang

berkat produk, jasa, atau barang lainnya yang bernilai.

Menurut Sumawihardja et al. (1991), pasar dapat diartikan

menurut berbagai segi dan pandangan, yaitu:

a. Menurut pengertian yuridis, pasar merupakan tempat atau bursa di

mana saham-saham diperjualbelikan.

b. Bagi pedagang, pasar merupakan suatu lokasi tempat produk-produk

itu diterima, dipilih, disimpan, dan dijual.

c. Bagi manajer penjualan, pasar merupakan tempat atau letak geografis

(kota, daerah) di mana ia harus merumuskan mengenai distributor,

mengenai produk yang dijual, periklanan, salesman, dan sebagainya.

d. Menurut ahli ekonomi, pasar adalah semua pembelian dan penjualan

yang mempunyai perhatian, baik secara riil maupun potensial terhadap

suatu produk atau golongan produk.

e. Bagi seorang pemasar, pasar adalah semua orang, kelompok usaha,

lembaga-lembaga perdagangan yang membeli atau cenderung untu

membeli suatu produk atau jasa.

Pasar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pasar umum dan

pasar khusus. Pasar umum atau pasar terbuka adalah pasar yang semua

transaksinya dilakukan secara terbuka dan berlaku untuk umum. Pasar

umum meliputi pasar kaki lima, pasar tradisional, toko dan kios, pasar

Page 33: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

swalayan, pasar induk, dan pasar ekspor. Sementara pasar khusus atau

pasar tertutup hanya terbuka untuk pemasuk khusus yang melakukan

transaksi barang-barang tertentu dengan cara yang khusus juga. Pasar

khusus meliputi pabrik, hotel, restoran, rumah sakit, toko khusus, dan

perorangan (Dwiyatmo, 2006).

Menurut Winardi (1992) dalam Sirait (2006), istilah pasar

diartikan sebagai wadah (tempat) sekaligus wahana (proses) jual-beli

barang berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti sembako, pakaian,

sepatu dan sandal, sayur-mayur, dan buah yang kemudian disebut sebagai

pasar tradisional. Istilah pasar tradisional diartikan sebagai tempat

berkumpulnya sejumlah penjual dan pembeli dimana terjadi transaksi

jual beli barang-barang yang ada di sana. Proses perpindahan hak milik

barang terjadi setelah penjual dan pembeli mencapai kesepakan harga,

pasar yang demikian disebut juga pasar konkret/sandang.

Penjual dalam pasar tradisional merrupakan lembaga pemasaran

yang disebut pengecer. Menurut Sudiyono (2004), pengecer adalah

lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen.

Pengecer merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yg bersifat

komersil yang merupakan kelanjutan proses produksi yang dilakukan

oleh lembaga-lembaga pemasaran yang sangat tergantung dari aktivitas

para pengecer dalam menjual produknya kepada konsumen. Keberhasilan

pengecer menjual produk kepada konsumen sangat menentukan

keberhasilan lembaga-lembaga pemasaran pada rantai pemasaran

sebelumnya.

Proses pembelian dimulai saat pembeli (konsumen) mengenali

sebuah masalah atau kebutuhan. Konsumen memiliki sikap yang

berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan

dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut

yang memberikan manfaat yang dicarinya (Kotler, 1997).

Konsumen selalu membentuk gambaran atau kesan tertentu

terhadap barang, toko, harga, maupun iklan tertentu. Secara langsung

Page 34: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

gambaran atau kesan tersebut akan mempengaruhi sikap atau tingkah

laku mereka dalam pembelian atau konsumsi barang. Bila konsumen

belum pernah melihat toko, pabrik, atau perusahaan yang mengadakan

barang atau jasa, kesan mereka dapat timbul dari reputasi barang atau

jasa, atau pun dari iklan barang dan jasa tersebut (Foster, 1985).

4. Komoditi Mete dan Kacang Mete

Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) merupakan

tanaman yang berasal dari Brazil yang merupakan daerah beriklim tropis.

Sampai saat ini tanaman jambu mete tersebar di seluruh daerah tropis

Asia, Amerika, dan Afrika. Tanaman jambu mete banyak ditanam pada

daerah kritis. Dalam hal ini jambu mete merupakan tanaman penghijauan

yang menghasilkan. Biji jambu mete laku keras di pasaran, sedang

tangkai buahnya yang lezat dapat dibuat sirup atau abon mete

(Anonima, 1986).

Menurut Budi Samadi (2007), tanaman jambu mete

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermathophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Sapindales

Suku : Anacardiaceae

Marga : Anacardium

Spesies : Anacardium occidentate L.

Jambu mete termasuk tumbuhan yang berkeping biji dua atau

juga disebut tumbuhan berbiji belah. Nama yang tepat untuk

mengklasifikasikan tumbuhan ini adalah tumbuhan yang berdaun

lembaga dua atau disebut juga dikotil. Jambu mete mempunyai batang

pohon yang tidak rata dan berwarna coklat tua. Daunnya bertangkai

pendek dan berbentuk lonjong (bulat telur) dengan tepian berlekuk-lekuk,

dan guratan rangka daunnya terlihat jelas. Bunganya berwarna putih.

Bagian buahnya yang membesar, berdaging lunak, berair, dan berwarna

Page 35: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kuning kemerah-merahan adalah buah semu. Bagian itu bukan buah

sebenarnya, tetapi merupakan tangkai buah yang membesar. Buah jambu

mete yang sebenarnya biasa disebut mete (mente), yaitu buah batu yang

berbentuk ginjal dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua

tersebut oleh kulit yang mengandung getah (Anonimb, 2005).

Menurut Budi Samadi (2007), pengolahan biji mete gelondong

meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Pengeringan biji mete gelondong dengan dijemur di bawah sinar

matahari,

b. Penyimpanan dalam ruangan sehingga biji mete dingin,

c. Pengupasan kulit biji mete grlondong

d. Pengeringan kacang mete dengan dijemur di bawah sinar matahari,

e. Pengupasan kulit ari kacang mete,

f. Sortasi dan grading.

Tanaman jambu mete merupakan tanaman perkebunan yang

menjadi primadona di Kabupaten Wonogiri. Berikut ini adalah data

tentang luas panen, produksi, dan rata-rata produksi gelondong

perkebunan rakyat jambu mete di Kabupaten Wonogiri:

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Gelondong Perkebunan Rakyat Jambu Mete di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010

Tahun Luas Panen (ha)

Produksi Gelondong (ton)

Rata-rata (kg/ha)

2006 14.096 13.316 945 2007 12.135 11.089 902 2008 12.971 6.718 623 2009 12.971 13.877 960 2010 12.903 7.145 553

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui perkembangan rata-rata

produksi gelondong mete dari tahun 2006 sampai 2010 mengalami

kenaikan dan penurunan. Produksi gelondongan jambu mete di

Kabupaten Wonogiri pada tahun 2006-2010 cenderung mengalami

fluktuasi, hal ini ditunjukan adanya penurunan produksi pada tahun 2008

Page 36: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

sebesar 4.371 ton yang kemudian pada tahun 2009 mengalami kenaikan

hingga 13.877 ton, dan pada tahun 2010 turun menjadi 7.145 ton.

Fluktuasi produksi gelondong mete ini disebabkan oleh kurangnya

keterpaduan dalam pengelolaan tanaman dan lahan, serta kurangnya

usaha pengadaan dan penyaluran sarana dan prasaran usahatani.

Menurut Cahyono (2009), kacang mete memiliki nilai nutrisi

cukup tinggi, terutama protein dan lemak sehingga dapat menjadi bahan

makanan yang berenergi tinggi pula. Komposisi (jumlah) nutrisi kacang

mete sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tumbuh dan

varietas jambu mete. Kandungan nutrisi kacang mete kering adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Kacang Mete Kering (per 100 gram)

Nutrisi Kandungan Kadar air 2,5% - 7,5% Lemak 44,4% - 50,94% Protein 15,78% - 28,83% Karbohidrat 22% - 29% Vitamin B1 (thiamin) 0,56% Vitamin E (tucopherol) 210 mg Niacin (PP) 3,68 mg Kalsium(Ca) 0,04% Fosfor (P) 0,88% Natrium (Na) 0,005% Kalium (K) 0,57% Magnesium (Mg) 0,28% Besi (Fe) 0,008% Tembaga (Cu) 0,002% Seng (Zn) 0,004% Mangan (Mn) 0,002%

Sumber: Cahyono, 2009

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesehatan menjadikan masyarakat mempertimbangkan kandungan nutrisi

yang terdapat pada makanan sebelum mengkonsumsinya. Berdasarkan

Tabel 2. dapat diketahui bahwa kacang mete mengandung lemak, protein

dan karbohidrat yang tinggi dibandingkan dengan nutrisi yang lain yang

terkandung dalam 100 gram kacang mete kering. Selain itu, kacang mete

Page 37: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dan buah semunya juga mengandung gula, abu, selulosa, dan pati

Ascorbic Acid. Kandungan nutrisi dapat menjadi pertimbangan untuk

mengonsumsi kacang mete karena akan berpengaruh pada kesehatan

apabila mengonsumsinya terlalu banyak.

Selamjutnya menurut Cahyono (2009), kacang mete umumnya

memiliki berat rata-rata 5-6 gram, panjang 2,5-3,5 cm, lebar 2 cm, lebar 2

cm, dan tebal 1,0-1,5 cm. Kacang mete yang masih muda berwarna hijau

mengkilap atau hijau pucat. Bila kacang mete terseebut telah tua akan

berubah warna menjadi keabu-abuan dan bila telah mongering akan

menjadi cokelat keabu-abuan. Kacang mete terdiri atas kulit buah

(pericarp) dan biji mete (kernel). Biji mete terdiri atas dua keeping biji

berwarna putih. Kacang mete tergolong memiliki nilai gizi tinggi karena

kandungan protein dan lemaknya cukup tinggi sehingga dapat menjadi

bahan makanan yang berenergi tinggi pula.

Menurut warnanya, biji kacang mete dibedakan menjadi:

a. Kacang mete putih (white kernels), yakni kacang mete berwarna putih

bersih, tidak terdapat bercak berwarna cokelat atau hitam.

b. Kacang mete agak putih (fancy kernels), yakni kacang mete berwarna

agak putih atau agak gosong.

c. Kacang mete setengah gosong (dessert kernels), yakni kacang mete

setengah gosong atau bercak-bercak hitam.

d. Kacang mete gosong (scorched kernels), yakni kacang mete yang

gosong berwarna cokelat muda sampai cokelat akibat pemanasan

yang berlebihan.

Cahyono (2009) juga menyatakan bahwa menurut ukuran biji

kacang mete dibedakan menjadi:

a. Kacang mete utuh (whole kernels), yakni kacang mete utuh

seluruhnya dan tanpa cacat.

b. Kacang mete tidak utuh, yakni sebagian kecil sudah pecah (buus

kernels).

Page 38: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c. Kacang mete belahan (splits kernels), yakni kacang mete setengah

utuh atau merupakan belahan kacang mete yang utuh.

d. Kacang mete remukan besar (large pieces kernels), kacang mete yang

pecah lebih dari dua bagian dengan ukuran di atas 0,6 cm dan tidak

lolos dengan ayakan 4 mesh.

e. Kacang mete remukan kecil (small pieces kernels), yakni kacang mete

yang pecah/remuk dengan ukuran antara 0,4 – 0,5 cm dan tidak lolos

dengan ayakan 6 mesh.

f. Kacang mete remukan halus (baby bits kernels), yakni kacang mete

yang pecah/remuk halus, tetapi tidak lolos ayakan 10 mesh.

Kriteria kacang mete yang berkualitas baik sebagai berikut: (a)

Kacang mete utuh seluruhnya tanpa cacat, tidak terdapat bintik hitam

atau cokelat karena serangan hama atau cendawan; (b) Kacang mete

cukup kering dengan kadar air maksimal 5%; (c) Kacang mete tua; (d)

Kacang mete tidak tercampur dengan biji yang busuk; (e) Kacang mete

berwarna putih, pucat atau kelabu terang; dan (f) Kacang mete tidak

tercampur kotoran atau benda-benda asing. Harga jual kacang mete ke

pengepul/pedagang besar umumnya lebih rendah dibandingkan dengan

harga jual langsung ke konsumen (Anonimc, 2008).

Mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang

berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan

maupun yang tersirat (Susanto, 1999). Menurut Samadi (2007), dalam

dunia perdagangan, kacang mete digolongkan menjadi empat jenis mutu

biji mete, yaitu:

a. Mutu I, yakni kacang mete yang sekurang-kurangnya terdiri atas 95%

merupakan kacang mete utuh.

b. Mutu II, yakni kacang mete yang sekurang-kurangnya terdiri atas 95%

merupakan kacang mete belah dua.

c. Mutu III, yakni kacang mete yang sekurang-kurangnya terdiri atas

90% merupakan kacang mete pecah

Page 39: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Mutu IV, yakni kacang mete merupakan campuran dari kacang mete

utuh, kacang mete belah dua, dan kacang mete pecah.

Petani jambu mete menjual hasil panen yang masih berupa biji

(gelondong) mete kepada pada pengumpul. Harga produsen untuk

subsektor tanaman perkebunan rakyat biji jambu mete Indonesial tahun

2011 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Harga Produsen Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Biji Jambu Mete Tahun 2011 (Rp/100 Kg)

No. Bulan Harga Produsen (Rp/100 Kg) 1. Januari 723.322 2. Februari 705.315 3. Maret 687.767 4. April 714.378 5. Mei 713.764 6. Juni 708.138 7. Juli 740.707 8. Agustus 748.786 9. September 749.361 10. Oktober 751.661 11. November 753.564 12. Desember 763.564

Rata-rata 730.048

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia Tahun 2012

Harga produsen merupakan harga transaksi antara petani

(penghasil) dan pembeli (pedagang pengumpul/tengkulak) untuk setiap

komuditas di suatu tempat. Tabel 3. menunjukkan bahwa harga rata-rata

kacang mete di tingkat produsen adalah Rp 730.048 per 100 kg. Harga

produsen ini merupakan harga mete yang masih dalam bentuk

gelondong. Harga kacang mete yang dijual di pasaran sangat berbeda

dengan harga produsen, hal ini karena kacang mete telah mengalami

proses pengolahan yang panjang sehingga meningkatkan harga jual

kacang mete.

Prospek pengembangan tanaman jambu mete dapat dilihat dari

permintaan kacang mete, baik permintaan dalam negeri maupun luar

negeri. Hal ini dapat menjadi salah satu indikasi masih luasnya potensi

usaha pengolahan mete. Selama ini, kacang mete dari Indonesia sudah

diekspor ke berbagai negara di dunia, antara lain ke Amerika, Belanda,

Page 40: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Inggris, Jerman, Australia, Hongkong, Singapura, Taiwan, Cina, Jepang,

India, Libanon, Malaysia, Italia, Kanada, Korea Selatan dan Swiss.

Sementara itu, permintaan kacang mete dalam negeri, khususnya kacang

mete yang berasal dari Kabupaten Wonogiri adalah dari pedagang besar

dan industri makanan yang ada di Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya

serta pedagang-pedagang eceran di pasar Solo, Klaten, Yogyakarta, dan

kota-kota terdekat lainnya. Perkembangan ekspor kacang mete Indonesia

tahun 1999-2009 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Gelondong Mete Indonesia Tahun 1999-2009

Tahun Volume (Ton) Nilai (000 US$) 1999 34.520 43.507 2000 27.619 31.502 2001 41.313 28.929 2002 51.717 34.810 2003 60.429 43.534 2004 59.372 58.187 2005 69.415 68.972 2006 63.406 56.584 2007 83.646 82.833 2008 66.990 77.755 2009 68.767 82.650

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010

Tabel 4. menunjukkan bahwa ekspor gelondong mete tertinggi

selama periode 1999-2009 terjadi pada tahun 2007 dengan volume dan

nilai ekspor mencapai 83.646 ton atau US$ 82,833 juta. Setelah tahun

2007, ekspor mete cenderung menurun meskipun kembali meningkat

pada tahun 2009. Dari data tersebut, secara umum peluang ekspor mete

masih sangat menjanjikan bagi pasar internasional.

Menurut Saragih dan Haryadi (1994), kacang mete yang diekspor

biasanya dalam bentuk mentah dengan kadar air antara 4-6%. Produk ini

biasanya dikemas dalam kaleng hampa udara dan diisi dengan

karbondioksida. Kaleng pengemasan yang digunakan sebaiknya masih

baru, bersih, kering, kedap udara, dan bocor. Selain itu kaleng juga harus

bebas dari infeksi serangga dan jamur serta tidak karatan.

Page 41: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Ekspor pertama produk mete Kabupaten Wonogiri dilakukan oleh

PT Gunamete Surakarta pada akhir 1970-an dengan cara ekspor tidak

langsung melalui eksportir di Jakarta. Baru pada akhir 1980-an produk

mete dari Kabupaten Wonogiri diekspor langsung ke luar negeri oleh

eksportir Surabaya (PT Sumber Alam) yang mempunyai pabrik

pengolahan di Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, PT Balianakardia dan PT

Jawa Muna di Semarang, dan perusahaan lainnya (Darsono, 2004).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Konsumen kacang mete di Kabupaten Wonogiri memiliki

pertimbangan yang berbeda-beda dalam membeli kacang mete. Pertimbangan

konsumen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor inilah yang

akan mempengaruhi konsumen kacang mete dalam keputusan membeli. Para

pemasar dan produsen kacang mete harus mengetahui faktor-faktor yang

dipertimbangkan seorang konsumen dalam melakukan pembelian kacang

mete. Alasan konsumen dalam membeli suatu produk merupakan informasi

yang penting bagi seorang pemasar, agar pemasar dapat menentukan

keputusan pemasaran kacang mete yang tepat. Sedangkan bagi produsen,

alasan suatu konsumen dalam membeli suatu produk penting untuk dipelajari

agar produsen dapat menyediakan kacang mete yang sesuai keingunan

konsumen. Salah satu cara untuk memahami alasan pembelian konsumen

adalah dengan cara mengidentifikasi variabel dalam faktor-faktor (dalam hal

ini faktor bauran pemasaran) yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian kacang mete, khususnya di pasar tradisional

di Kabupaten Wonogiri.

Bauran pemasaran adalah empat faktor pokok dalam pemasaran yaitu,

produk, harga, promosi, dan tempat. Faktor-faktor tersebut sangat

dipertimbangkan oleh konsumen dan akan mempengaruhi perilaku konsumen

dalam proses keputusan pembeliannya. Faktor bauran pemasaran diteliti

karena peneliti mendapat gambaran dari penelitian terdahulu yang meneliti

Page 42: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

faktor bauran pemasaran untuk mengetahui faktor yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli produk.

Faktor bauran pemasaran merupakan kumpulan variabel berkaitan

yang akan dijelaskan faktor tersebut. Variabel-variabel tersebut dapat

dikendalikan dan digunakan oleh pemasar untuk mempengaruhi tanggapan

konsumen dalam pasar tradisional. Faktor produk terdiri dari variabel

kandungan gizi, ukuran (keutuhan), warna, dan rasa. Faktor harga terdiri dari

variabel harga kacang mete dan kesesuaian harga dengan mutu kacang mete,

faktor harga sangat dipertimbangkan konsumen dalam membuat keputusan

untuk membeli kacang mete. Faktor promosi terdiri dari variabel promosi,

variabel potongan harga, dan variabel pengalaman pembelian. Faktor tempat

terdiri dari variabel jarak pasar, lokasi pasar, ketersediaan (kemudahan

mendapatkan), kenyamanan, pelayangan, kebersihan dan keamanan pasar

yang akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli kacang mete.

Hal ini perlu karena berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan

konsumen untuk membeli kacang mete.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat skema kerangka

pemikiran pendekatan masalah yang disajikan pada Gambar 3, sebagai

berikut:

Page 43: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Pedagang Kacang Mete

Kacang Mete Proses Pengambilan

Keputusan

Faktor Bauran Pemasaran 1. Produk

a. Kandungan gizi b. Keutuhan c. Warna d. Rasa

2. Harga a. Harga b. Kesesuaian

harga 3. Promosi

a. Promosi b. Potongan harga c. Pengalaman

pembelian 4. Tempat

a. Jarak pasar b. Lokasi pasar c. Ketersediaan d. Kenyamanan e. Pelayanan

Pedagang f. Kebersihan

pasar g. Keamanan pasar

Pengenalan Produk

Karakteristik Pribadi

Pencarian Informasi

Konsumen Kacang Mete

Evaluasi Alternatif

Lingkungan budaya, sosial, ekonomi, dan

politik

Keputusan

Perilaku konsumen dalam pembelian

kacang mete

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah

Keterangan:

: Variabel yang tidak dianalisis

D. Hipotesis

1. Diduga faktor-faktor bauran pemasaran yang meliputi faktor produk,

faktor harga, faktor promosi, dan faktor tempat merupakan faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli kacang mete di pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri.

Page 44: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2. Diduga variabel rasa, harga, potongan harga, dan kebersihan pasar

merupakan variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam

membeli kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

E. Asumsi

1. Konsumen kacang mete (responden) bersifat rasional dengan

mengevaluasi variabel-variabel kacang mete yang dipertimbangkan.

2. Konsumen kacang mete (responden) bertindak dan bersikap secara

rasional dalam membelanjakan uang yang dimilikinya dan mempunyai

pengetahuan yang lengkap tenteng harga.

3. Mutu kacang mete yang dibeli konsumen adalah sama, yaitu kacang mete

bermutu super.

4. Selera responden dianggap tetap selama periode penelitian.

F. Pembatasan Masalah

1. Penelitian mengenai analisis perilaku konsumen dalam membeli kacang

mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dilakukan dengan

menganalisis faktor bauran pemasaran kacang mete, yaitu faktor produk

kacang mete, faktor harga kacang mete, faktor promosi penjualan kacang

mete, dan faktor tempat penjualan kacang mete.

2. Produk kacang mete yang diteliti adalah produk kacang mete matang

(sudah digoreng).

3. Penelitian ini terbatas pada konsumen yang membeli untuk dikonsumsi

dan tidak dijual kembali.

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

a. Kandungan gizi (X1) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap zat gizi yang terkandung dalam kacang mete. Kandungan gizi

diukur dari pendapat konsumen terhadap gizi yang terdapat pada

kacang mete, yaitu sangat bagus, bagus, cukup, kurang bagus, dan tidak

bagus.

Page 45: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Keutuhan (X2) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap keutuhan kacang mete dalam satu kemasan. Keutuhan diukur

dari pendapat konsumen terhadap keutuhan kacang mete, yaitu sangat

penting, penting, biasa, kurang penting, tidak penting.

c. Warna (X3) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

warna kacang mete yang dijual di pasar. Warna diukur dari pendapat

konsumen terhadap warna kacang mete, yaitu sangat penting, penting,

biasa, kurang penting, tidak penting.

d. Rasa (X4) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

rasa kacang mete yang dibeli, apakah rasa kacang mete sesuai dengan

selera responden yang sudah pernah mengkonsumsi kacang mete

sebelumnya. Rasa diukur dari pendapat konsumen terhadap rasa kacang

mete, yaitu sangat penting, penting, biasa, kurang penting, tidak

penting.

e. Harga (X5) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

besarnya uang yang digunakan untuk membeli kacang mete. Harga

diukur dari pendapat konsumen terhadap harga kacang mete, yaitu

murah, agak murah, wajar, mahal, sangat mahal.

f. Kesesuaian harga (X6) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap kesesuaian harga kacang mete dengan mutu kacang mete.

Kesesuaian harga diukur dari pendapat konsumen terhadap mutu

kacang mete, yaitu sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, kurang sesuai,

tidak sesuai.

g. Promosi (X7) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

bagian dari sistem pemasaran yang memberikan informasi kepada

konsumen terhadap kacang mete. Promosi diukur dari pendapat

konsumen terhadap promosi kacang mete, yaitu sangat menarik,

menarik, cukup menarik, kurang menarik, tidak menarik.

h. Potongan harga (X8) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap potongan dari besarnya uang yang harus dibayarkan untuk

membeli kacang mete. Potongan harga diukur dari pendapat konsumen

Page 46: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

terhadap promosi kacang mete, yaitu sangat banyak, banyak, wajar,

kurang banyak, tidak ada potongan harga.

i. Pengalaman pembelian (X9) adalah serangkaian makna atau kesan

konsumen terhadap pengalaman pembelian kacang mete dalam

mempertimbangkan pembelian kacang mete. Pengalaman pembelian

diukur dari pendapat konsumen terhadap pengalaman pembelian kacang

mete dalam mempertimbangkan pembelian kacang mete, yaitu sangat

penting, penting, cukup penting, kurang penting, tidak penting.

j. Jarak pasar (X10) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap jarak yang ditempuh dari rumah atau tempat tinggal untuk

mencapai pasar tradisional yang menjual kacang mete. Variabel ini

diukur dengan satuan (ukuran) kilometer (km), yaitu sangat dekat (<1

km), dekat (1-2 km), sedang (3-4 km), jauh (5-6 km), sangat jauh (>6

km).

k. Lokasi pasar (X11) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap lokasi (tempat) menjual kacang mete. Lokasi pasar diukur dari

pendapat konsumen terhadap lokasi pasar tradisional yaitu sangat

strategis, strategis, cukup strategis, kurang strategis, dan tidak strategis.

l. Ketersediaan (X12) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap ketersediaan (kemudahan mendapatkan) kacang mete di pasar

tradisional. Ketersediaan diukur dari pendapat konsumen terhadap

ketersediaan kacang mete di pasar tradisional, yaitu sangat mudah,

mudah, wajar, agak sulit, sangat sulit

m. Kenyamanan pasar (X13) adalah serangkaian makna atau kesan

konsumen terhadap perasaan nyaman yang diperoleh selama berada di

pasar tradisional. Kenyamanan pasar merupakan kenyamanan terhadap

penataan produk dalam pasar tradisional yang diukur menurut pendapat

konsumen terhadap kenyamanan pasar yaitu sangat nyaman, nyaman,

cukup nyaman, kurang nyaman, dan tidak nyaman.

n. Pelayanan (X14) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap pelayanan yang diberikan penjual kacang mete. Pelayanan

Page 47: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

diukur dari pendapat konsumen terhadap pelayanan yang diberikan

pedagang, yaitu sangat memuaskan, memuaskan, cukup memuaskan,

kurang memuaskan, dan tidak memuaskan.

o. Kebersihan pasar (X15) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap kebersihan tempat (pasar) yang menjual kacang mete.

Kebersihan pasar diukur dari pendapat konsumen terhadap kebersihan

pasar yaitu sangat bersih, bersih, cukup bersih, kurang bersih, dan tidak

bersih.

p. Keamanan pasar (X16) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap rasa aman yang diperoleh selama berada di pasar tradisional.

Keamanan pasar diukur dari pendapat konsumen terhadap kenyamanan

pasar tradisional yaitu sangat aman, aman, cukup aman, kurang aman,

dan tidak aman.

q. Faktor produk adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap faktor produk kacang mete (kandungan gizi, keutuhan, warna,

dan rasa kacang mete) di pasar tradisional. Faktor produk diukur dari

pendapat konsumen yaitu, sangat penting, penting, cukup penting,

kurang penting, tidak penting.

r. Faktor harga adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

faktor harga kacang mete (harga dan kesesuaian harga) di pasar

tradisional. Faktor harga diukur dari pendapat konsumen yaitu, sangat

penting, penting, cukup penting, kurang penting, tidak penting.

s. Faktor promosi adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap faktor promosi kacang mete (promosi, potongan harga, dan

pengalaman pembelian) di pasar tradisional. Faktor promosi diukur dari

pendapat konsumen yaitu, sangat penting, penting, cukup penting,

kurang penting, tidak penting.

t. Faktor tempat adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

faktor tempat kacang mete (jarak pasar, lokasi pasar, ketersediaan,

kenyamanan pasar, pelayanan pedagang, kebersihan pasar, dan

keamanan pasar) di pasar tradisional. Faktor tempat diukur dari

Page 48: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pendapat konsumen yaitu, sangat penting, penting, cukup penting,

kurang penting, tidak penting.

2. Konsep Pengukuran Variabel

Konsep pengukuran variabel kualitatif dibuat dengan penyekalaan

(scaling) untuk mengurangi subjektivitas responden (konsumen). Skala

yang digunakan adalah skala likert yang merupakan teknik pengukuran

pilihan jawaban berjenjang mulai dari intensitas paling tinggi sampai

paling rendah. Ada lima pilihan jawaban pada setiap variabel, maka untuk

jawaban sangat bagus diberi skor 5 sedangkan tidak bagus diberi skor 1.

a. Persepsi Responden terhadap Faktor Produk Kacang Mete

Tabel 5. Pengukuran Variabel Produk

Indikator Tingkat pengukuran Kriteria Skor a) Kandungan

gizi Tingkat kandungan gizi yang terkandung dalam kacang mete

Sangat bagus Bagus Cukup bagus Kurang bagus Tidak bagus

5 4 3 2

1 b) Keutuhan Tingkat kepentingan

keutuhan kacang mete Sangat penting Penting Biasa Kurang penting Tidak penting

5 4 3 2 1

c) Warna Tingkat kemenarikan warna kacang mete

Sangat penting Penting Biasa Kurang penting Tidak penting

5 4 3 2 1

d) Rasa Tingkat kepentingan rasa kacang mete

Sangat penting Penting Biasa Kurang penting Tidak penting

5 4 3 2 1

Page 49: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Persepsi Responden terhadap Faktor Harga Kacang Mete

Tabel 6. Pengukuran Variabel Harga

Indikator Tingkat pengukuran Kriteria Skor a) Harga Tingkat pertimbangan uang

yang harus digunakan untuk membeli kacang mete

Murah Agak murah Wajar Mahal Sangat mahal

5 4 3 2 1

b) Kesesuaian harga

Tingkat kesesuain harga dengan mutu kacang mete yang dibeli

Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai

5 4 3 2 1

c. Persepsi Responden terhadap Faktor Promosi Kacang Mete

Tabel 7. Pengukuran Variabel Promosi

Indikator Tingkat pengukuran Kriteria Skor a) Promosi Tingkat daya tarik promosi

yang dilakukan oleh pedagang kacang mete

Sangat menarik Menarik Cukup menarik Kurang menarik Tidak menarik

5 4 3 2 1

b) Potongan harga

Tingkat banyaknya potongan harga yang diberrikan oleh pedagang kacang mete

Sangat banyak Banyak Wajar Kurang banyak Tidak ada

5 4 3 2 1

c) Pengalaman pembelian

Tingkat pengalaman pembelian untuk pertimbangan pembelian selanjutnya

Sangat penting Penting Cukup penting Kurang penting Tidak penting

5 4 3 2 1

Page 50: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

d. Persepsi Responden terhadap Faktor Tempat Penjualan Kacang Mete

Tabel 8. Pengukuran Variabel Tempat

Indikator Tingkat pengukuran Kriteria Skor a) Jarak pasar Tingkat jarak pasar dari

rumah responden Sangat dekat (<1 km) Dekat (1-2 km) Sedang (3-4 km) Jauh (5-6 km) Sangat jauh (>6 km)

5 4 3 2 1

b) Lokasi pasar Tingkat kestrategisan lokasi (tempat) penjualan kacang mete

Sangat strategis Strategis Cukup strategis Kurang strategis Tidak strategis

5 4 3 2 1

c) Ketersediaan Tingkat ketersediaan (kemudahan mendapatkan) kacang mete di pasar tradisional

Sangat mudah Mudah Wajar Agak sulit Sangat sulit

5 4 3 2 1

d) Kenyamanan Tingkat kenyamanan yang dirasakan responden selama berada di pasar

Sangat nyaman Nyaman Cukup nyaman Kurang nyaman Tidak nyaman

5 4 3 2 1

e) Pelayanan pedagang

Tingkat kepuasan respondent terhadap pelayanan yang diberikan pedagang

Sangat memuaskan Memuaskan Cukup memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan

5 4 3 2 1

f) Kebersihan pasar

Tingkat kebersihan pasar

Sangat bersih Bersih Cukup bersih Kurang bersih Tidak bersih

5 4 3 2 1

g) Keamanan pasar

Tingkat rasa aman responden selama berada di pasar

Sangat aman Aman Cukup aman Kurang aman Tidak aman

5 4 3 2 1

Page 51: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan

masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah

aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis, karena itu metode ini sering disebut metode analisis (Surakhmad,

1994). Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Penelitian

survei adalah pengumpulan data dari individu dari suatu populasi dalam

jangka waktu tertentu dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data (Singarimbun dan Effendi, 1995).

B. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Penentuan Daerah dan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu sesuai

dengan tujuan penelitian, sehingga daerah penelitian yang diambil adalah

Kabupaten Wonogiri. Peneliti memilih Kabupaten Wonogiri sebagai

daerah penelitian dengan pertimbangan karena Kabupaten Wonogiri

memiliki produksi jambu mete yang besar sehingga ketersediaan kacang

mete dari Kabupaten Wonogiri banyak dan selalu terjaga. Hal ini

mempengaruhi permintaan konsumen dalam membeli kacang mete yang

semakin meningkat.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive),

yaitu di pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri. Pasar tradisional tersebut

terdapat di masing-masing Kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Peneliti

memilih pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri sebagai lokasi penelitian

dengan pertimbangan masyarakat Kabupaten Wonogiri umumnya membeli

kacang mete di pasar tradisional karena pasar modern yang terdapat di

Kabupaten Wonogiri hanya menjual kacang mete pada saat menjelang hari

raya Idul Fitri, sehingga konsumen tidak selalu dapat membeli kacang

Page 52: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mete di pasar modern yang terdapat di Kabupaten Wonogiri. Pasar

tradisional tersebut terdapat di masing-masing Kecamatan di Kabupaten

Wonogiri.

Pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah pasar

Kota Wonogiri, pasar Kecamatan Ngadirojo, dan pasar Kecamatan

Jatisrono. Ketiga pasar tradisional tersebut dipilih karena berada di lokasi

yang strategis, yaitu dekat dengan jalan raya dan terminal angkutan umum

atau bus. Selain itu, ketiga pasar tradisional tersebut berada di dekat sentra

produksi mete yang berada di Kecamatan Jatisrono. Masyarakat

Kabupaten Wonogiri lebih cenderung berbelanja di pasar tradisional

daripada di pasar modern, dan kebiasaan ini sudah membudaya di

Kabupaten Wonogiri. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (1999),

bahwa budaya merupakan salah satu yang mempengaruhi perilaku

konsumen.

2. Metode Penentuan Sampel Responden

Sampel responden yang digunakan dalam penelitian adalah sampel

konsumen kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Menurut

Slamet (2001), pengambilan sampel untuk besarnya populasi yang tidak

diketahui, besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

n = (Z)2 p.q

(SE)2

Dimana: n = besarnya sampel yang akan ditarik

Z = besarnya satuan standar deviasi

p dan q = proporsi sub-sub sampel

SE = standar error

Untuk menerapkan rumus di atas, confident interval ditentukan

sebesar 95%, maka besarnya Z = 1,96. Bila besarnya proporsi pada sub-

sub sampel ditentukan p : q = 0,5 : 0,5 dan SE = ± 10% maka:

n = (1,96)2 0,5 (0,5)

(10)2

= 96,4 = 96 (dibulatkan)

Page 53: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini

adalah 96 responden yang tersebar di tiga wilayah lokasi pasar tradisional

di Kabupaten Wonogiri. Penyebaran kuesioner ataupun wawancara

dilakukan terhadap setiap konsumen di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono yang membeli

kacang mete dan berkenan untuk diwawancarai tanpa menetapkan

ketentuan atau karakteristik tertentu dari konsumen tersebut. Penelitian ini

menggunakan quota sampling, jumlah responden dibagi pada masing-

masing pasar tradisional adalah pada pasar tradisional Kecamatan

Wonogiri adalah 32 responden, pasar tradisional Kecamatan Nadirojo

adalah 32 responden, dan pada pasar Kecamatan Jatisrono adalah 32

responden. Quota sampling digunakan karena jumlah populasi konsumen

kacang mete tidak diketahui. Menurut Supranto (2007), quota sampling

digunakan untuk memastikan bahwa kelompok dalam populasi telah

terwakili dengan berbagai karakteristik sampel sampai jumlah yang telah

ditentukan. Menurut Kinnear dan Taylor (2006) dalam pengambilan

sampel non-probabilitas, setiap unsur dalam populasi terpilih, sama sekali

tidak memiliki kesempatan yang diketahui. Sehingga peneliti tidak dapat

menghitung perbedaan nilai sampel dengan nilai populasi penarikan

sampel yang timbul.

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah accidental

sampling. Metode accidental sampling yaitu pengambilan sampel dengan

pertimbangan yang tidak dirancang pertemuannya terlebih dahulu

(Arikunto, 2006). Accidental Sampling merupakan teknik pengambilan

sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti (mudah ditemui) bisa dijadikan sampel bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data

(Sugiyono, 2005). Metode tersebut digunakan karena populasi dari

responden tidak dapat diketahui jumlahnya dan tidak ada kerangka sampel

yang dapat dibuat. Beberapa sampel yang dipilih diharapkan dapat

memberikan informasi berdasarkan pertimbangan yaitu responden yang

dipilih adalah responden yang membeli kacang mete di pasar tradisional

Kabupaten Wonogiri.

Page 54: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari

responden yang membeli kacang mete di pasar tradisional Kabupaten

Wonogiri, data primer digunakan untuk analisis faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Data primer

diperoleh melalui wawancara, kuisioner, dan observasi. Sumber data

primer adalah konsumen kacang mete di pasar tradisional Kabupaten

Wonogiri yaitu Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan

Pasar Kecamatan Jatisrono.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data jadi yang diperoleh dengan cara

mengutip data laporan maupun dokumen dari instansi-instansi pemerintah

atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Sumber data

sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas

Perindagkop dan UKM Kabupaten Wonogiri, serta pencarian melalui

komputer secara on-line. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data

keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, keadaan

penduduk dan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang

jelas mengenai keadaan daerah yang diteliti.

b. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer dengan cara

mengajukan pertanyaan kepada responden (konsumen kacang mete)

dengan bantuan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Page 55: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

c. Pencatatan

Teknik ini dilakukan dengan cara mencatat data, baik data dari

responden maupun data dan publikasi yang sudah ada pada lembaga-

lembaga atau instansi-instansi yang terkait dengan permasalahan dalam

penelitian.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis dekriptif digunakan karena analisis ini dapat

mendeskripsikan dan menjelaskan data hasil penelitian yang telah

dikumpulkan. Analisis deskriptif digunakan untuk:

a. Mendeskripsikan karakteristik konsumen kacang mete di pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri.

b. Mendeskripsikan persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap bauran

pemasaran kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

c. Mendeskripsikan faktor-faktor yang dipertimbangkan dan variabel-

variabel dominan yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan

pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri

d. Mendeskripsikan perilaku konsumen dalam proses pengambilan

keputusan pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten

Wonogiri.

2. Pengukuran Variabel

Perilaku merupakan variabel kualitatif, maka pengukuran variabel

dalam penelitian ini memerlukan penyekalaan (scaling) untuk mengurangi

subyektifitas responden. Skala yang dipakai adalah skala likert. Skala

likert merupakan teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan

dalam riset pemasaran. Skala ini memungkinkan responden untuk

mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Pertanyaan yang diberikan

kepada responden adalah pertanyaan tertutup. Pilihan dibuat berjenjang

mulai dari intensitas paling rendah hingga paling tinggi (Simamora, 2004).

Dalam penelitian ini dibuat lima pilihan jawaban, maka untuk tidak bagus

Page 56: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

diberi skor 1, kurang bagus diberi skor 2, cukup diberi skor 3, bagus diberi

skor 4, dan sangat bagus diberi skor 5.

3. Lebar Interval

Lebar interval digunakan untuk mendeskripsikan indikator dari

variabel-variabel bauran pemasaran termasuk dalam kategori-kategori

yang telah ditentukan. Menurut Akbar dan Usman (2003) rumus lebar

interval adalah:

Lebar interval =

Keterangan:

Jangkauan = nilai terbesar – nilai terkecil

Nilai terbesar = jumlah pertanyaan x skor tertinggi

Nilai terkecil = jumlah pertanyaan x skor terendah

4. Analisis Faktor

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor

yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan

pembelian digunakan analisis faktor. Analisis faktor menganalisis interaksi

antar variabel. Semua variabel berstatus sama, tidak ada variabel

independen yang menjadi prediktor bagi variabel independen. Analisis

faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam

menjelaskan suatu masalah (Simamora, 2005). Analisis faktor dapat

mengidentifikasi struktur dari hubungan antar variabel atau responden-

responden dengan menguji korelasi antar variabel atau responden. Faktor

bauran pemasaran dapat digambarkan sebagai kombinasi linier dari

variabel yang diteliti, sebagai berikut:

Fj = bj1Xs1 + bj2Xs2 + … + bjkXsk

Dimana:

Fj = Skor faktor ke-j

bj = Koefisien skor faktor bauran pemasaran kacang mete yang

terbentuk

Xsk = Variabel bauran pemasaran kacang mete yang telah distandarisasi

Variabel bauran pemasaran yang diamati, terdiri dari:

Page 57: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a. Faktor Produk

X1 : kandungan gizi kacang mete

X2 : keutuhan kacang mete

X3 : warna kacang mete

X4 : rasa kacang mete

b. Faktor Harga

X5 : harga kacang mete

X6 : kesesuaian harga kacang mete

c. Faktor Promosi

X7 : promosi

X8 : potongan harga

X9 : pengalaman pembelian

d. Faktor Tempat

X10 : jarak pasar

X11 : lokasi pasar

X12 : ketersediaan kacang mete

X13 : kenyamanan pasar

X14 : pelayanan pedagang

X15 : kebersihan pasar

X16 : keamanan pasar

Pengolahan data yang diperoleh dari kuisioner kemudian diolah

secara komputerisasi dengan analisis faktor menggunakan program SPSS.

Hair et al. (1998) dalam Oktaviastui (2011) mengemukakan tahap-tahap

dalam analisis faktor sebagai berikut:

a. Pengolahan matriks korelasi atas semua variabel. Pada tahap ini untuk

memperoleh analisis faktor yang akurat, semua variabel harus

berkorelasi. Uji statistik yang digunakan Measure of Sampling

Adequacy (MSA).

b. Mencari dan meringkas variabel menjadi faktor-faktor inti. Prosedur ini

dilakukan agar dapat meringkas informasi yang terkandung dalam

variabel-variabel asli secara tepat. Faktor ditetapkan berdasarkan nilai

Page 58: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

eigenvalue, yaitu yang bernilai di atas 1. Eigenvalue menunjukkan

varians yang dijelaskan oleh faktor. Dengan ini diketahui faktor-faktor

yang dapat dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pembelian.

c. Melakukan rotasi untuk penyelesaian akhir. Rotasi faktor diperlukan

untuk menyederhanakan matrik faktor sehingga mudah untuk

diinterpretasikan. Variabel dianggap paling penting jika memiliki

loading tertinggi, sedangkan variabel lain dapat dimasukkan dalam

faktor jika memiliki kriteria signifikan. Dengan cara ini diketahui

variabel yang terkandung di dalam faktor variabel yang paling

dipertimbangkan dalam keputusan pembelian.

d. Menguji tingkat signifikan dari faktor loading dan menamai faktor.

Kriteria signifikan yang ditetapkan adalah signifikasi praktis dimana

loading di atas 0,5 adalah signifikan secara praktis. Loading di atas 0,5

juga menunjukkan instrument yang digunakan untuk mengukur variabel

valid. Sedangkan variabel dengan loading di bawah 0,5 menunjukkan

bahwa variabel hampir tidak dipertimbangkan. Variabel dengan loading

tertinggi dianggap lebih penting dan memiliki kontribusi terbesar untuk

menamai faktor. Penamaan faktor bisa dilakukan dengan melihat

variabel-variabel yang diwakili oleh faktor.

5. Analisis Variabel yang Dominan Dipertimbangkan oleh Konsumen

Untuk mengetahui variabel yang dominan dipertimbangkan oleh

konsumen dalam keputusan membeli kacang mete di pasar tradisional di

Kabupaten Wonogiri adalah dengan melihat faktor loading tertinggi dari

suatu variabel. Cara ini merupakan bagian dari tahapan yang dilakukan

dalam analisis faktor. Menurut Simamora (2005), faktor loading

menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor,

dimana semakin besar nilai faktor loading maka suatu variabel dan faktor

tersebut semakin dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian.

Faktor loading dibatasi antara 0,5 sampai dengan 1. Semakin mendekati

satu, semakin besar peranan variabel terhadap faktor.

Page 59: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Propinsi

Jawa Tengah yang berada 32 km di sebelah selatan Kota Solo, sementara

jarak ke ibukota propinsi (Kota Semarang) sejauh 133 km. Kabupaten ini

terletak di antara 7°32’ - 8°15’ Lintang Selatan dan 110°41’ - 111°8’ Bujur

Timur, dengan luas wilayah adalah 182.236,02 hektar. Keadaan alamnya

sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping, terutama di

bagian selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan mata air

dari Bengawan Solo. Secara klimatologis, Kabupaten Wonogiri beriklim

tropis, mempunyai dua musim yaitu penghujan dan kemarau dengan suhu

rata-rata 240-320C. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 88,75% –

92%, Curah hujan tertinggi tercatat 987 mm ddengan jumlah hari hujan 24

hari pada bulan Maret.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.

2. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo

(Propinsi Jawa Timur).

3. Sebelah Selatan : Kabupaten Pacitan (Propinsi Jawa Timur) dan

Samudra Indonesia.

4. Sebelah Barat : Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Secara administrasi, Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 25

kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan 294 desa/kelurahan, terdiri dari 251

desa dan 43 kelurahan. Kecamatan terjauh adalah Kecamatan Paranggupito,

jarak dari ibukota kabupaten sejauh 68 km, sedangkan kecamatan terdekat

dengan ibukota kabupaten adalah Kecamatan Selogiri. Kecamatan

Karangtengah adalah kecamatan yang paling tinggi lokasinya, berada pada

ketinggian 600 mdpl dan paling rendah adalah Kecamatan Selogiri (106

mdpl). Kecamatan Puhpelem merupakan kecamatan tersempit dengan luas

Page 60: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

wilayah 3.162 ha, sedangkan kecamatan terluas adalah Kecamatan

Pracimantoro. Penggunaan tanah di wilayah Kabupaten Wonogiri berbeda-

beda, yaitu tanah untuk tegalan sebesar 69,607 ha (38,20%), sawah 33,734 ha

(18,51%), hutan negara 16,445 (9,02%), hutan rakyat 34,01 ha (1,87%),

bangunan/pekarangan 25,584 ha (14,04%), dan lainnya 33,465 ha (18,36%).

B. Keadaan Penduduk

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri

jumlah penduduk tahun 2010 menurut registrasi sebanyak 1.245.923 jiwa,

bertambah 11.043 jiwa dari tahun sebelumnya 1.234.880 jiwa. Dari jumlah

penduduk akhir tahun 2010 tersebut terdiri dari 625.901 laki-laki dan 620.022

perempuan. Dari jumlah penduduk akhir tahun 2010 yang tercatat maka

tingkat kepadatan penduduk per kilometer adalah 684 jiwa. Keadaan

penduduk di Kabupaten Wonogiri meliputi keadaan penduduk menurut jenis

kelamin, keadaan penduduk menurut kelompok umur, keadaan penduduk

menurut tingkat pendidikan, dan keadaan penduduk menurut mata

pencaharian utama adalah sebagai berikut:

1. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri tahun

2011, jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri menurut jenis kelamin tahun

2006-2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Jenis Kelamin Tahun 2006-2010

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

(jiwa) Laki-laki Perempuan 2006 563.035 564.872 1.127.907 2007 593.089 588.025 1.181.114 2008 609.159 603.518 1.212.677 2009 620.386 614.495 1.234.880 2010 625.901 620.022 1.245.923

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-

laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2010

jumlah penduduk laki-laki tercatat mencapai 625.901 jiwa sedangkan

Page 61: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

jumlah penduduk perempuan sebanyak 620.022 jiwa. Pertambahan dan

penurunan jumlah penduduk dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti

migrasi, kelahiran, dan kematian.

Angka Sex Ratio di Kabupaten Wonogiri dapat diketahui dengan

rumus sebagai berikut :

SR = Jumlah Penduduk Laki-laki

Jumlah Penduduk Perempuan x 100

= 625.901

620.022 x 100

= 100,95 = 101

Angka Sex Ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah

penduduk laki-laki dengan perempuan di suatu wilayah pada suatu waktu.

Nilai sex ratio Kabupaten Wonogiri sebesar 101%, artinya jika di

Kabupaten tersebut terdapat 100 orang penduduk perempuan maka

terdapat 101 penduduk laki-laki. Hal ini akan berpengaruh pada

pengambilan keputusan dalam pembelian berbagai keperluan rumah

tangga termasuk keputusan dalam pembelian kacang mete karena laki-laki

juga berperan dalam memberikan pendapat dan penilaian terhadap kualitas

dan fungsi produk. Selanjutnya perempuan akan mempertimbangkan dan

selanjutnya menentukan keputusan pembelian suatu produk.

2. Keadaan Penduduk menurut Kelompok Umur

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri tahun

2011, jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri menurut kelompok umur

tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Page 62: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 10. Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Kelompok Umur Tahun 2010

Kelompok Umur (tahun) Jumlah (jiwa) 0-4 65.013 5-9 81.747

10-14 87.819 15-19 89.054 20-24 88.674 25-29 105.346 30-34 104.257 35-39 98.903 40-44 97.817 45-49 86.135 50-54 80.889 55-59 62.977 60-64 50.096 65-69 43.570 70-74 39.875 75+ 63.751

Jumlah 1.245.923

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2011

Menurut Kotler (1997), kelompok umur 10-19 tahun merupakan

konsumen dengan tipe prilaku trial buying sehingga dalam melakukan

konsumsi hanya bersifat mengikuti tren dan belum mempertimbangkan

atribut yang melekat pada pada produk. Sedangkan kelompok umur 20-65

tahun merupakan konsumen dengan tipe perilaku selektif dalam membeli

sehingga dalam melakukan konsumsi sudah mempertimbangkan berbagai

atribut yang melekat pada produk yang akan dikonsumsi.

Pengelompokan penduduk dalam usia produktif/penduduk yang

bekerja (15-59) tahun dan usia non-produktif/penduduk yang tidak bekerja

(0-14 tahun dan >59 tahun) biasanya menunjukkan perkembangan

kependudukan dan dapat pula digunakan untuk menghitung besarnya

Angka Beban Tanggungan (ABT) yang bisa digunakan dan dipakai

sebagai indikator ekonomi suatu daerah.

Page 63: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Angka Beban Tanggungan (ABT) = non produktif

produktif x 100%

= 381.775

864.148 x 100%

= 44,18%

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh Angka Beban

Tanggungan (ABT) di Kabupaten Wonogiri adalah sebesar 44,18%.

Artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif di Kabupaten

Wonogiri harus menanggung atau memberi penghidupan kepada 44 orang

penduduk usia non produktif.

Menurut Anonime (2012), kategori angka beban tanggungan adalah

sebagai berikut:

a. Angka beban tanggungan tinggi:

b. Angka beban tanggungan sedang: 51 – 69

c. Angka beban tanggungan rendah:

Angka ketergantungan sebesar 44,18 ini dapat dikategorikan dalam

ketergantungan rendah. Hal ini dimungkinkan karena di Kabuparen

Wonogiri lapangan pekerjaan tersedia yang relatif cukup banyak menyerap

tenaga kerja. Jika angka beban tanggungan semakin tinggi maka akan

semakin besar pendapatan penduduk produktif yang harus dikeluarkan

untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif.

3. Keadaan Penduduk menurut Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jenis

pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen dan selanjutnya

pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya.

Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses

keputusan dan pola konsumsi seseorang. Keadaan penduduk Kabupaten

Wonogiri menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 64: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 11. Banyaknya Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Tingkat Pendidikan tahun 2010

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)

Presentase (%)

1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 86.042 7,83 2 Tidak/Belum Tamat SD 169.760 15,44 3 Tamat SD/MI 458.193 41,75 4 Tamat SLTP 193.096 17,57 5 Tamat SLTA 158.605 14,43 6 Tamat Perguruan Tinggi 32.747 2,98 Jumlah 1.099.163 100

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri

Tahun 2011

Tingkat pendidikan di Kabupaten Wonogiri terbagi dalam 6

tingkatan. Tabel 11. menunjukkan jenjang pendidikan di Kabupaten

Wonogiri. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Wonogiri

berpendidikan tamat Sekolah Dasar (SD)/sederajat, yaitu sebesar 458.913

jiwa atau 41,75% dari jumlah seluruh penduduk di Kabupaten Wonogiri.

Penduduk yang menamatkan pendidikan SLTP, SLTA, dan perguruan

tinggi di Kabupaten Wonogiri adalah sebesar 384.448 jiwa atau 34,98%.

Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Wonogiri sudah

menyelesaikan wajib belajar 9 tahun yang diprogramkan pemerintah.

Sehingga, dapat dikatakan tingkat pendidikan di Kabupaten Wonogiri

cukup baik karena penduduk telah mendapatkan pendidikan.

Menurut Sumarwan (2003), tingkat pendidikan seseorang akan

mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berfikir, cara pandang

bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Tingkat pendidikan yang

berbeda akan menyebabkan selera konsumen berbeda sehingga pemasar

harus memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang

berbeda dan menciptakan produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun 2010

Keadaan penduduk menurut mata pencaharian dapat

menggambarkan kesejahteraan penduduk suatu daerah. Jumlah penduduk

menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 13.

Page 65: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 12. Besarnya Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase 1 Petani 238.113 35,04 2 Buruh Tani 103.534 15,23 3 Pengusaha Kecil 21.001 3,09 4 Buruh Industri 41.849 6,16 5 Buruh Bangunan 57.299 8,43 6 Pedagang 48.563 7,15 7 Angkutan 18.174 2,67 8 PNS/TNI/Polri 20.666 3.04 9 Lainnya 130.449 19,19 Jumlah 679.648 100

Sumber: Kecamatan Dalam Angka Tahun 2011

Penduduk Kabupaten Wonogiri paling banyak bekerja sebagai

petani sebanyak 238.113 jiwa. Hal ini dikarenakan di Kabupaten Wonogiri

terdapat banyak lahan pertanian dan menunjukkan bahwa sektor pertanian

memegang peranan penting dalam perekonomian daerah Kabupaten

Wonogiri. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen akan

mempengaruh pendapatan yang diterimanya. Pekerjaan dan pendapatan

yang diterima tersebut akan mempengaruhi proses keputusan dan daya beli

dari seorang konsumen.

Konsumen wanita merupakan konsumen yang dalam beberapa

dekade terakhir ini mulai diperhitungkan oleh pemasar sebagai pasar

sasaran untuk beriklan. Wanita dianggap sebagai pasar yang memerlukan

cara pendekatan tersendiri dan memiliki tuntutan lebih untuk dapat

diyakinkan. Wanita khususnya ibu rumah tangga dan ibu bekerja selain

mengendalikan anggaran belanja keluarga ternyata juga membawa

pengaruh pada lingkungan sekitarnya, khususnya keluarga dari masing-

masing suami dan istri, keluarga dekat, maupun keluarga di sekitarnya.

Wanita dalam hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam

membentuk keputusan pihak keluarganya maupun di luar keluarga

(Kaihatu, 2005).

Page 66: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

C. Keadaan Perekonomian

Jumlah sarana perekonomian yang ada di Kabupaten Wonogiri dapat

dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Sarana Perekonomian di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No. Jenis Sarana Jumlah 1. 2. 3. 4.

KUD (Koperasi Unit Desa) Bank Umum BPR (Bank Perkreditan Rakyat) Pasar a. Umum b. Desa c. Hewan

25 12 13

28 68 9

Sumber : Kabupaten Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011

Sarana perekonomian yang tersedia, berhubungan dengan kemudahan

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Berdasarkan Tabel 13.

dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang paling banyak terdapat di

Kabupaten Wonogiri adalah pasar. Di Kabupaten Wonogiri terdapat 28 pasar

umum, 68 pasar desa dan 9 pasar hewan. Pasar merupakan salah satu sarana

perekonomian yang paling penting karena keberadaan pasar-pasar ini akan

menunjang perekonomian Kabupaten Wonogiri, serta dapat memudahkan

penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Koperasi Unit Desa (KUD) berperan dalam menyediakan saprodi

maupun kebutuhan lain terutama yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.

Selain itu, KUD juga berperan sebagai tempat jual beli hasil pertanian bagi

petani di daerah setempat. KUD di Kabupaten Wonogiri sampai saat ini

berjumlah 25 unit. Sarana perekonomian lain yang tidak kalah penting adalah

lembaga perkreditan, dalam hal ini bank. Bank yang dimaksud adalah Bank

Umum dan Bank Perkreditan, memiliki peranan yang sangat penting bagi

masyarakat. Kurangnya modal bagi masyarakat sering menjadi kendala dalam

usahanya. Oleh karena itu, dengan tersedianya bank di wilayah kabupaten dan

kecamatan, akan sangat membantu terutama sebagai penyedia kredit bagi

masyarakat.

Jumlah pedagang di pasar tradisional di masing-masing kecamatan di

Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 67: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 14. Jumlah Pedagang dalam Pasar Umum (Pasar Tradisional) di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No. Nama Pasar Kecamatan Jumlah Pedagang 1. Wonogiri Wonogiri 295 2. Sidorejo Wonogiri 16 3. Wonokarto Wonogiri 16 4. Selogiri Selogiri 50 5. Krisak Selogiri 34 6. Ngadirojo Ngadirojo 146 7. Nguntoronadi Nguntoronadi 27 8. Wuryantoro Wuryantoro 77 9. Manyaran Manyaran 72 10. Eromoko Eromoko 80 11. Pracimantoro Pracimantoro 167 12. Baturetno Baturetno 200 13. Batuwarno Batuwarno 13 14. Tirtomoyo Tirtomoyo 88 15. TNB Tirtomoyo Tirtomoyo 27 16. Giriwoyo Giriwoyo 27 17. Giritontro Giritontro 13 18. Giribelah Giritontro 25 19. Jatisrono Jatisrono 196 20. Jatiroto Jatiroto 46 21. Girimarto Girimarto 77 22. Sidoharjo Sidoharjo 180 23. Purwantoro Purwantoro 182 24. Slogohimo Slogohimo 212 25. Bulukerto Bulukerto 32 26. Kismantoro Kismantoro 16 27. Puhpelem Puhpelem 37 28. Jatipurno Jatipurno 15

Sumber: Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Wonogiri Tahun 2011

Tabel 14. menujukkan banyaknya pasar tradisional di Kabupaten

Wonogiri, pasar tradisional tersebut terdapat di setiap kecamatan di

Kabupaten Wonogiri. Pasar tradisional merupakan tempat yang sangat

berpengaruh bagi perekonomian daerah karena setiap harinya penduduk

melakukan transaksi jual–beli untuk memenuhi kebutuhannya di pasar

tradisional tersebut.

Page 68: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Kacang Mete

Pengetahuan mengenai karakteristik responden diperlukan oleh

seorang pemasar agar dapat mengetahui konsumen yang menjadi sasaran

dalam penjualak produknya sehingga dapat memposisikan produk dengan

tepat. Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian meliputi jenis

kelamin, umur responden, jumlah anggota keluarga responden, tingkat

pendidikan responden, pekerjaan responden, dan pendapatan responden.

1. Karakteristik Responden Kacang Mete menurut Jenis Kelamin

Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 responden, yang terdiri

dari laki-laki dan perempuan dengan proporsi seperti pada Tabel 15.

Tabel 15. Karakteristik Responden Kacang Mete menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Presentase (%) Laki-laki 22 21,87 Perempuan 74 78,13

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 15. menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih

banyak daripada responden laki-laki. Hal ini terjadi karena pada umumnya

perempuan merupakan pengambil keputusan dalam pembelian kebutuhan

pangan dan bertugas dalam melakukan kegiatan belanja. Menurut Engel et.

al. (1994), keputusan pembelian produk makanan lebih didominasi oleh

perempuan, karena pada umumnya perempuan yang bertanggung jawab

dalam penyediaan konsumsi rumah tangga. Sehingga dapat dikatakan

bahwa peran perempuan dalam pengambilan keputusan pembelian sangat

besar. Saat penelitian, banyak ditemui responden perempuan yang bekerja

dan juga menjadi ibu rumah tangga melakukan pembelian kacang mete di

pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

2. Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur

Kelompok umur dari responden sangat penting dalam pemasaran.

Menurut Kotler (1999), salah satu faktor pribadi, yaitu umur akan

Page 69: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Jumlah responden kacang

mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar

Kecamatan Jatisrono menurut kelompok umur responden dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16. Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur Responden

(orang) Presentase

(%) < 45 tahun (lajang/bujang tanpa anak) 9 9,38 < 45 tahun (pasangan muda tanpa anak) 2 2,08 < 45 tahun (orang tua muda) 28 29,17 45 – 64 tahun (keluarga paruh baya dengan anak) 55 57,29

45 – 64 tahun (rumah tangga separuh baya tanpa anak)

1 1,04

1 1,04 Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Umur konsumen kacang mete yang menjadi responden dalam

penelitian adalah berkisar antara umur 21-65 tahun. Tabel 16.

menunjukkan bahwa umur responden yang paling banyak adalah

kelompok umur keluarga paruh baya, yaitu responden berumur 45-64

tahun dan masih memiliki anak di rumah yaitu sebanyak 55 responden

(57,29%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden adalah responden yang sudah dewasa yang cenderung berpikir

rasional dalam keputusan pembelian kacang mete. Responden dalam

kelompok umur tersebut sudah memiliki pertimbangan tertentu dalam

mengambil keputusan pembelian. Kelompok umur lajang dan orang tua

muda memiliki pertimbangan pembelian yang dipengaruhi kebutuhan yang

lebih beragam. Kelompok umur rumah tangga separuh baya tanpa anak

dan rumah tangga tua yang (usia pensiun), memiliki kebutuhan akan

kesehatan semakin meningkat sehingga pada kelompok umur ini

responden akan mempertimbangkan faktor kesehatan dalam

mengkonsumsi kacang mete. Menurut Susanto (1999), dalam kepala

rumah tangga berusia lebih tua, sudah pensiun, dan tidak ada anak yang

tinggal bersama di rumah akan terjadi penurunan dalam penghasilan dan

Page 70: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

berusaha mempertahankan rumah. Pengeluaran lebih berorientasi pada

peralatan kesehatan, produk perawatan yang mendukung kesehatan, tidur,

dan pencernaan.

3. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi proses keputusan pembelian kacang mete. Anggota

keluarga konsumen dapat memberikan pengaruh terhadap proses

keputusan pembelian konsumen. Karakteristik responden menurut jumlah

anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga Responden (orang) Presentase (%) 58 60,42

5 – 7 orang (keluarga sedang) 37 38,54 > 7 orang (keluarga besar) 1 1,04

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Menurut BKKBN dalam Ernawati (2009), jumlah anggota keluarga

dapat dikelompokkan menjadi keluarga kecil dengan jumlah anggota

keluarga kurang dari atau sama dengan 4 orang, keluarga sedang dengan

jumlah anggota keluarga 5-7 orang, dan keluarga besar dengan jumlah

anggota keluarga lebih dari 7 orang. Tabel 17. menunjukkan bahwa

sebagian besar konsumen kacang mete merupakan keluarga kecil yang

mempunyai anggota keluarga berjumlah kurang dari sampai dengan 4

orang yaitu sebanyak 58 responden (60,42%). Menurut Kotler (1999),

anggota keluarga akan mempengaruhi dalam proses pengambilan

keputusan pembelian antara lain sebagai inisiator, pemberi pengaruh,

penyaring informasi, pengambil keputusan, pembeli dan pengguna. Dalam

penelitian ini semakin banyak anggota keluarga maka semakin banyak

kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga konsumsi kacang mete dalam

keluarga sedang dan keluarga besar semakin sedikit.

4. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki responden dapat menentukan

seseorang dalam menerima pengetahuan dan informasi serta

Page 71: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir dan persepsinya

terhadap suatu masalah. Jumlah responden di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono menurut tingkat

pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Responden (orang) Presentase (%) Pendidikan rendah (SD dan SMP) 8 8,33

Pendidikan sedang (SMA) 41 42,71

Pendidikan tinggi (D1-D3,S1, dan S2) 47 48,96

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 18. menunjukkan bahwa responden memiliki latar belakang

pendidikan yang beragam. Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah

jenjang pendidikan tinggi (D1-D3,S1, dan S2) sebanyak 47 responden

(48,96%). Semakin tinggi tingkat pendidikan sesorang, maka semakin luas

pula pengetahuan dan informasi yang dimilikinya. Pendidikan dan

pengetahuan responden akan mempermudah dalam mendapatkan

informasi tentang kacang mete yang ada di pasaran. Informasi tersebut

dapat diperoleh dari teman, media masa, maupun media sosial. Responden

yang biasa melakukan kegiatan belanja di pasar tradisional akan

mengetahui informasi yang berkaitan dengan kacang mete yang dijual di

pasar. Menurut Sumarwan (2003), konsumen yang memiliki pendidikan

yang lebih baik akan sangat responsive terhadap informasi, pendidikan

juga mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk maupun merek.

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah

merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas

Page 72: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,

institut, atau universitas.

5. Karakteristik Responden menurut Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden dapat mempengaruhi perilaku pembelian

produk karena memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Jumlah responden

kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan

Pasar Kecamatan Jatisrono menurut jenis pekerjaannya dapat dilihat pada

Tabel 19.

Tabel 19. Karakteristik Responden menurut Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Responden (orang) Presentase (%) Formal 1. Karyawan Swasta 25 26,04 2. PNS 26 27,08 3. Pensiunan PNS 3 3,13 Informal 1. Petani 2 2,08 2. Wiraswasta 11 11,46 Tidak bekerja 1. Ibu rumah tangga 28 29,17 2. Pelajar/Mahasiswa 1 1,04

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 19. menunjukkan bahwa responden yang memiliki pekerjaan

formal sebanyak 54 responden (karyawan swasta, PNS, dan pensiunan

PNS), responden yang memiliki pekerjaan informal adalah sebanyak 13

responden (petani, dan wiraswasta), dan responden yang tidak bekerja

sebanyak 29 responden (pelajar/mahasiswa dan ibu rumah tangga).

Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden memiliki

Page 73: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pekerjaan formal dan tergolong mapan karena telah memiliki pendapatan

yang tetap. Sedangkan responden yang paling banyak adalah ibu rumah

tangga sebanyak 28 responden (29,17%), yang kegiatan setiap harinya

adalah mengurus rumah tangga. Selain berpengaruh pada pendapatan yang

diterima, jenis pekerjaan responden juga mempengaruhi cara pemenuhan

kebutuhan rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki waktu yang cukup

banyak untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan melakukan

pembelian barang konsumsi keluarga, sehingga lebih cermat dalam

mempertimbangkan produk yang akan dibeli, dalam hal ini adalah

pembelian kacang mete.

Menurut J.K. Hart dalam Effendi dan Manning (1985), kesempatan

memperoleh penghasilan (pekerjaan) seseorang dapat dibedakan menjadi:

a. Kesempatan memperoleh penghasilan formal, yaitu pekerjaan

responden yang mendapatkan penghasilan dari:

1) Gaji dari negara

2) Gaji dari sektor swasta

3) Tunjangan-tunjangan pensiun

b. Kesempatan memperoleh penghasilan informal, yaitu pekerjaan

responden yang mendapatkan penghasilan dari:

1) Kegiatan-kegiatan primerr dan sekunder, yaitu pertanian,

perkebunan yang berorientasi pasar, kontraktor bangunan dan

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengannya, pengrajin usaha

sendiri, pembuat sepatu, penjahit, pengusaha bird an alkohol.

2) Usaha tersier dengan modal relatif besar, yaitu perumahan,

transportasi, usaha-usaha untuk kepentingan umum, spekulasi

barang-barang dagang, kegiatan sewa menyewa.

3) Distribusi kecil-kecilan, yaitu pedagang pasar, pedagang kelontong,

pedagang kaki lima, pengusaha makanan jadi, pengangkut barang,

dan penyalur.

Page 74: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4) Jasa yang lain, yaitu pemusik (pengamen), pengusaha binatu,

penyemir sepatu, tukang cukur, pembuang sampah, makelar dan

perantara.

5) Transaksi pribadi, yaitu pinjam-meminjam, pengemis.

6. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan memiliki peranan penting dalam rumah tangga karena

pendapatan akan mempengaruhi proses keputusan dalam konsumsi rumah

tangga. Besarnya jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya

beli konsumen. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rumah

tangga dalam satu bulan dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Rumah Tangga dalam Satu Bulan

Pendapatan per Bulan (Rp) Responden (orang) Presentase (%) 1.250.000 – 2.800.000 35 36,46 2.800.001 – 4.350.000 47 48,96 4.350.001 – 5.900.000 8 8,33 5.900.001 – 7.450.000 5 5,21 7.450.001 – 9.000.000 1 1,04

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Pendapatan yang diukur dari seorang konsumen biasanya bukan

hanya pendapatan yang diterima seorang individu, tetapi diukur dari semua

pendapatan yang diterima oleh semua anggota keluarga konsumen. Sesuai

dengan Sumarwan (2003), daya beli sebuah rumah tangga bukan hanya

ditentukan oleh pendapatan dari satu orang (misalnya ayah saja), tetapi

dari seluruh anggota rumah tangga yang bekerja.

Tabel 20. menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada

tingkat pendapatan rumah tangga Rp 2.800.001 – 4.350.000 yaitu 47

responden (48,96%). Pendapatan rumah tangga Rp 2.800.001 – 4.350.000

sudah termasuk cukup di Kabupaten Wonogiri karena kacang mete bukan

merupakan barang kebutuhan pokok dan tidak dikonsumsi sehari-hari,

maka responden dengan tingkat pendapatan tersebut dalam membeli mete

untuk acara tertentu tidak menjadi masalah bagi responden. Pendapatan

rumah tangga merupakan jumlah seluruh pendapatan anggota keluarga

Page 75: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

yang bekerja. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa responden di Pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri terdiri dari berbagai kalangan ekonomi

yang dapat dilihat dari tingkat pendapatannya, baik masyarakat dengan

keadaan ekonomi rendah sampai masyarakat ekonomi tinggi. Perilaku

konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor budaya dan faktor lingkungan sosial tempat

tinggal konsumen. Masyarakat yang melakukan kegiatan belanja di pasar

tradisional juga disebabkan oleh masih sedikitnya pasar modern di

Kabupaten Wonogiri dan di pasar modern kacang mete hanya dijual pada

saat tertentu seperti saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

B. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Bauran Pemasaran

Kacang Mete

Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang menyeleksi,

mengorganisasikan, dan menginterpretasi setiap input yang dapat ditangkap

oleh indera (seperti produk, kemasan, merek, iklan, harga, dan lain-lain) ke

dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh (Simamora, 2004).

Persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran kacang mete di pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri dianalisis dengan menggunakan rumus lebar

interval. Lebar interval digunakan untuk mendeskripsikan indikator dari

variabel-variabel bauran pemasaran termasuk dalam kategori-kategori yang

telah ditentukan. Dalam penelitian ini data yang digunakan berasal dari

pendapat responden mengenai variabel-variabel produk kacang mete.

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri, yang diteliti meliputi

faktor produk terdiri dari variabel kandungan gizi (X1); keutuhan (X2); warna

(X3); dan rasa kacang mete (X4), faktor harga terdiri dari variabel harga (X5)

dan kesesuaian harga dengan mutu kacang mete (X6), faktor promosi terdiri

dari variabel promosi (X7); potongan harga (X8); dan pengalaman pembelian

(X9), faktor tempat terdiri dari variabel jarak pasar (X10); lokasi pasar (X11);

Page 76: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

ketersediaan (X12); kenyamanan pasar (X13); pelayanan (X14); kebersihan

pasar (X15); dan keamanan pasar (X16).

1. Faktor Produk

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap faktor produk

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada

Tabel 21.

Tabel 21. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Produk Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Faktor inti

Indikator Krteria Kelas Responden

(orang) Presentase

(%) Faktor Produk

Kandungan Gizi (X1)

Tidak bagus 1,00 - 1,80 0 0 Kurang bagus 1,91 - 2,71 11 11,46

Cukup bagus 2,72 - 3,52 45 46,88 Bagus 3,53 - 4,33 37 38,54 Sangat bagus 4,34 - 5,00 3 3,13 Keutuhan

(X2) Tidak penting 1,00 - 1,80 0 0

Kurang penting 1,91 - 2,71 0 0 Biasa 2,72 - 3,52 13 13,54 Penting 3,53 - 4,33 53 55,21 Sangat penting 4,34 - 5,00 30 31,25 Warna (X3) Tidak penting 1,00 - 1,80 0 0 Kurang penting 1,91 - 2,71 0 0 Biasa 2,72 - 3,52 17 17,71 Penting 3,53 - 4,33 60 62,50 Sangat penting 4,34 - 5,00 19 19,79 Rasa (X4) Tidak penting 1,00 - 1,80 0 0 Kurang penting 1,91 - 2,71 0 0 Biasa 2,72 - 3,52 2 2,08 Penting 3,53 - 4,33 44 45,83 Sangat penting 4,34 - 5,00 50 52,08 Total

Indikator Tidak penting 4,00 - 7,20 0 0

Kurang penting 7,21 - 10,41 0 0 Cukup penting 10,42 - 13,62 7 7,29 Penting 13,63 -16,83 50 52,08 Sangat penting 16,84 - 20,04 39 40,63

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 21. dapat diketahui bahwa menurut persepsi dan

atau penilaian konsumen terhadap kandungan gizi kacang mete adalah

cukup bagus (46,88%). Kacang mete merupakan kacang yang

mengandung protein dan lemak yang diperlukan oleh tubuh. Keutuhan

kacang mete adalah penting (55,21%). Keutuhan kacang mete merupakan

bentuk fisik dari kacang mete yang menarik bagi konsumen, sehingga

konsumen memilih kacang mete yang utuh. Warna kacang mete adalah

Page 77: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

penting (62,50%). Menurut konsumen, warna kacang mete dapat

mencerminkan rasa kacang mete. Warna kacang mete biasanya sesuai

dengan proses penggolahan (penggorengan) dan kematangannya. Rasa

kacang mete adalah sangat penting (52,08%). Konsumen membeli kacang

mete karena rasanya yang enak dan gurih. Faktor produk merupakan faktor

yang penting bagi konsumen kacang mete (52,08%).

2. Faktor Harga

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap faktor harga kacang

mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Harga Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Faktor inti

Indikator Krteria Kelas Responden

(orang) Presentase

(%) Faktor Harga

Harga (X5) Sangat mahal 1,00 - 1,80 0 0 Mahal 1,91 - 2,71 2 2,08

Wajar 2,72 - 3,52 46 47,92 Agak murah 3,53 - 4,33 47 48,96 Murah 4,34 - 5,00 1 1,04 Kesesuaian

harga (X6) Tidak sesuai 1,00 - 1,80 0 0

Kurang sesuai 1,91 - 2,71 16 16,67 Cukup sesuai 2,72 - 3,52 65 67,71 Sesuai 3,53 - 4,33 12 12,50 Sangat sesuai 4,34 - 5,00 3 3,13 Total Indikator Tidak penting 2 ,00- 3,60 0 0 Kurang penting 3,61 - 5,21 12 12,50 Cukup penting 5,22 - 6,82 31 32,29 Penting 6,83 - 8,43 51 53,13 Sangat penting 8,44 - 10,04 2 2,08

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 22. dapat diketahui bahwa menurut persepsi dan

atau penilaian konsumen terhadap harga adalah agak murah (48,96%).

Kabupaten Wonogiri merupakan penghasil kacang mete sehingga harga

kacang mete yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri agak

murah. Kesesuaian harga adalah cukup sesuai (67,71%). Harga kacang

mete cukup sesuai dengan kacang mete yang dibeli, dengan harga yang

lebih mahal para konsumen mendapatkan kacang mete yang lebih bagus

daripada harga kacang mete yang lebih murah. Faktor harga merupakan

faktor yang penting bagi konsumen (53,13%).

Page 78: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3. Faktor Promosi

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap faktor promosi

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada

Tabel 23.

Tabel 23. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Promosi Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Faktor inti

Indikator Krteria Kelas Responden

(orang) Presentase

(%) Faktor Promosi

Promosi (X7) Tidak menarik 1,00 - 1,80 0 0 Kurang menarik 1,91 - 2,71 1 1,04

Cukup menarik 2,72 - 3,52 48 50,00 Menarik 3,53 - 4,33 42 43,75 Sangat menarik 4,34 - 5,00 5 5,21 Potongan harga

(X8) Tidak ada 1,00 - 1,80 27 28,13

Kurang banyak 1,91 - 2,71 4 4,17 Wajar 2,72 - 3,52 58 60,42 Banyak 3,53 - 4,33 6 6,25 Sangat banyak 4,34 - 5,00 1 1,04 Pengalaman

pembelian (X9) Tidak penting 1,00 - 1,80 0 0

Kurang penting 1,91 - 2,71 0 0 Cukup penting 2,72 - 3,52 17 17,71 Penting 3,53 - 4,33 54 56,25 Sangat penting 4,34 - 5,00 25 26,04 Total Indikator Tidak penting 3,00 - 5,40 0 0 Kurang penting 5,41 - 7,81 6 6,25 Cukup penting 7,82 - 10,22 49 51,04 Penting 10,23 - 12,63 39 40,63 Sangat penting 12,64 - 15,04 2 2,08

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 23. dapat diketahui bahwa menurut persepsi dan

atau penilaian konsumen terhadap promosi adalah cukup menarik

(50,00%). Promosi dari mulut ke mulut sering terjadi di antara konsumen.

Konsumen mendapatkan informasi tentang kacang mete dari saudara dan

teman. Label pada kemasan kacang mete member informasi mengenai

pedagang dan informasi produk kacang mete yang di beli. Potongan harga

adalah wajar (60,42%). Konsumen yang membeli kacang mete dalam

jumlah yang cukup banyak akan mendapatkan potongan harga dari

pedagang. Pengalaman pembelian adalah penting (56,25%). Dalam

pembelian kacang mete, apabila konsumen mendapatkan pengalaman tidak

baik misalnya, dalam satu kemasan kacang mete yang dibeli banyak yang

pecah-pecah dan banyak kacang mete yang dilem maka konsumen akan

Page 79: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

mempertimbangkan untuk membeli di pedagang lain. Faktor promosi

merupakan faktor yang cukup penting bagi konsumen (51,04%).

4. Faktor Tempat

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap faktor tempat

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada

Tabel 24.

Tabel 24. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Tempat Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Faktor inti Indikator Krteria Kelas Responden (orang)

Presentase (%)

Faktor Tempat

Jarak pasar (X10)

Sangat jauh (>6 km) 1,00 - 1,80 12 12,50 Jauh (5-6 km) 1,91 - 2,71 5 5,21

Sedang (3-4 km) 2,72 - 3,52 31 32,29 Dekat (1-2 km) 3,53 - 4,33 41 42,71 Sangat dekat (<1 km) 4,34 - 5,00 7 7,29 Lokasi pasar

(X11) Tidak strategis 1,00 - 1,80 0 0

Kurang strategis 1,91 - 2,71 0 0 Cukup strategis 2,72 - 3,52 18 18,75 Strategis 3,53 - 4,33 63 65,63 Sangat strategis 4,34 - 5,00 15 15,63 Ketersediaan

(X12) Sangat sulit 1,00 - 1,80 0 0

Agak sulit 1,91 - 2,71 1 1,04 Wajar 2,72 - 3,52 17 17,71 Mudah 3,53 - 4,33 69 71,88 Sangat mudah 4,34 - 5,00 9 9,38 Kenyamanaan

pasar (X13) Tidak nyaman 1,00 - 1,80 0 0

Kurang nyaman 1,91 - 2,71 0 0 Cukup nyaman 2,72 - 3,52 60 62,50 Nyaman 3,53 - 4,33 34 35,42 Sangat nyaman 4,34 - 5,00 2 2,08 Pelayanan

(X14) Tidak memuaskan 1,00 - 1,80 0 0

Kurang memuaskan 1,91 - 2,71 7 7,29 Cukup memuaskan 2,72 - 3,52 56 58,33 Memuaskan 3,53 - 4,33 29 30,21 Sangat memuaskan 4,34 - 5,00 4 4,17 Kebersihan

pasar (X15) Tidak bersih 1,00 - 1,80 0 0

Kurang bersih 1,91 - 2,71 9 9,38 Cukup bersih 2,72 - 3,52 64 66,67 Bersih 3,53 - 4,33 22 22,92 Sangat bersih 4,34 - 5,00 1 1,04 Keamanan

pasar (X16) Tidak aman 1,00 - 1,80 0 0

Kurang aman 1,91 - 2,71 2 2,08 Cukup aman 2,72 - 3,52 47 48,96 Aman 3,53 - 4,33 45 46,88 Sangat aman 4,34 - 5,00 2 2,08 Total Indikator Tidak penting 7,00 - 12,60 0 0 Kurang penting 12,61 - 18,21 0 0 Cukup penting 18,22 - 23,82 30 31,25 Penting 23,83 - 29,43 64 66,67 Sangat penting 29,44 - 35,04 2 2,08

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Page 80: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Berdasarkan Tabel 24. dapat diketahui bahwa menurut persepsi dan

atau penilaian konsumen terhadap jarak pasar adalah dekat (42,71%).

Pasar tradisional pada umumnya terdapat di dekat rumah. Lokasi pasar

adalah strategis (65,63%). Pasar tradisional strategis karena dekat dengan

jalan raya dan terminal angkutan umum sehingga konsumen mudah untuk

mencapainya. Ketersediaan kacang mete di pasar tradisional adalah mudah

(71,88%). Kabupaten Wonogiri merupakan penghasil kacang mete maka

pasar tradisional dekat dengan tempat industri sehingga ketersediaan

kacang mete cukup terjaga. Kenyamanan pasar adalah cukup nyaman

(62,50%). Penataan barang (produk) di dalam pasar yang teratur membuat

rasa nyaman bagi konsumen, selain itu tidak banyaknya pengamen

membuat konsumen tidak terganggu dalam melakukan kegiatan belanja.

Pelayangan pedagang adalah cukup memuaskan (58,33%). Pedagang pada

umumnya ramah dan mau memberikan informasi yang diperlukan

konsumen. Kebersihan pasar adalah cukup bersih (66,67%). Petugas

kebersihan pasar membersihkan pasar secara rutin dan pedagang selalu

menjaga kebersihan pasar. Keamanan pasar adalah cukup aman (48,96%).

Pada setiap pasar tradisional terdapat petugas keamanan dan pasar

tradisional dekat dengan pos polisi yang menjaga keamanan pasar

tradisional dan lingkungan di sekitarnya. Faktor tempat merupakan faktor

yang penting bagi konsumen (66,67%).

C. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dan Variabel yang Dominan

Dipertimbangkan Konsumen

Perilaku konsumen dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional

Kabupaten Wonogiri dianalisis menggunaka metode analisis faktor. Menurut

Rochaety et. al (2007), analisis faktor merupakan sebuah analisis yang

mencari hubungan interdependensi antarvariabel, sehingga mampu

mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya.

Oleh karena itu, dalam analisis faktor tidak terdapat variabel bebas maupun

variabel terikat. Manfaat dari analisis faktor adalah melakukan peringkasan

Page 81: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

variabel berdasarkan tingkat keeratan hubungan antar variabel, sehingga akan

diperoleh faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap variabel lainnya.

Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam analisis faktor berasal dari

pendapat responden mengenai atribut-atribut produk kacang mete. Analisis

faktor digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel-variabel

yang terangkum dalam faktor bauran pemasaran yang dipertimbangkan dalam

mengambil keputusan pembelian kacang mete.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan analisis faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli kacang mete pada pasar

tradisional di Kabupaten Wonogiri. Faktor bauran pemasaran yang diteliti

adalah produk, harga, promosi, dan tempat. Faktor produk yang diteliti terdiri

dari variabel kandungan gizi (X1), keutuhan (X2), warna (X3) dan rasa

kacang mete (X4). Faktor harga yang diteliti terdiri dari variabel harga (X5)

dan kesesuaian harga dengan mutu kacang mete (X6). Faktor promosi yang

diteliti terdiri dari variabel promosi (X7), potongan harga (X8), dan

pengalaman pembelian (X9). Faktor tempat yang diteliti terdiri dari variabel

jarak pasar (X10), lokasi pasar (X11), ketersediaan (X12), kenyamanan pasar

(X13), pelayanan (X14), kebersihan pasar (X15), dan keamanan pasar (X16).

Enambelas variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian kacang mete tersebut dianalisis menggunakan analisis

faktor dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and

Service Solution) 17.

Layak tidaknya analisis faktor untuk dilakukan analisis lebih lanjut

dapat diketahui dengan mengunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), Bartlett

Test of Sprericity, dan Measure of Sampling Adequacy. Analisis faktor dapat

dilakukan dengan persyaratan pokok yang harus dipenuhi yaitu nilai indeks

KMO tinggi, yaitu berkisar antara 0,5 sampai 1 (Simamora, 2005). Besarnya

nilai KMO dapat dilihat pada Tabel 25.

Page 82: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 25. KMO (Kaiser Meyer Olkin) Measures of Sampling Adequacy and Bartlett’s Test

Uji KMO dan Bartlett Hasil Penelitian KMO Measure of Sampling Adequacy 0,625 Bartlett’s Test of Sphericity - Approx. Chi-Square 156,193 - Derajat Kebebasan (Df) 78,000 - Signifikansi (Sig) 0,000

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Menurut Simamora (2005), KMO uji yang nilainya berkisar anara 0

sampai 1 mempertanyakan kelayakan analisis faktor. Apabila nilai KMO

tinggi (berkisar antara 0,5 sampai 1), maka analisis faktor layak dilakukan.

Sebaliknya, kalau nilai KMO dibawah 0,5 analisis faktor tidak layak

dilakukan. Ketentuan tersebut berdasarkan pada:

1. Jika probabilitas (sig) kurang dari 0,05, maka variabel dapat dianalisis

lebih lanjut

2. Jika probabilitas (sig) lebih dari 0,05, maka variabel tidak dapat dianalisis

lebih lanjut.

Berdasarkan hasil analisis dengan SPSS 17, diperoleh nilai KMO

Measure of Sampling Adequacy sebesar 0,625 dengan signifikansi sebesar

0,000. Nilai 0,625 berada di atas 0,5 dan signifikansi 0,00 lebih kecil dari

0,05, maka variabel dan data dapat dianalisis lebih lanjut.

Besarnya Measures of Sampling Adequacy (MSA) merupakan uji

statistik yang digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel dapat

dilihat pada tabel anti images correlation matrices pada SPSS. Besarnya

MSA masing-masing variabel dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 26.

Page 83: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 26. Hasil Pengujian Analisis Faktor 1 No. Variabel-variabel MSA 1. Kandungan gizi 0,518 2. Keutuhan 0,444 3. Warna 0,586 4. Rasa 0,488 5. Harga 0,469 6. Kesesuaian harga 0,601 7. Promosi 0,601 8. Potongan harga 0,413 9. Pengalaman pembelian 0,543 10. Jarak pasar 0,382 11. Lokasi pasar 0,331 12. Ketersediaan kacang mete 0,614 13. Kenyamanan pasar 0,586 14. Pelayanan pasar 0,471 15. Kebersihan pasar 0,606 16. Keamanan Pasar 0,582

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Menurut Anonimd (2011), besarnya angka MSA adalah antara 0

sampai 1, jika digunakan dalam menentukan penggabungan variabel

ketentuannya sebagai berikut:

1. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.

2. Jika MSA dapat diprediksi dan dapat

dianalisis lebih lanjut.

3. Jika MSA < 0,5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak

dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan.

Tabel 26. menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai MSA lebih

dari 0,5 adalah variabel kandungan gizi, warna, kesesuaian harga, promosi,

pengalaman pembelian, ketersediaan, kenyamanan, kebersihan, dan

keamanan pasar sehingga variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut.

Sedangkan variabel keutuhan, rasa, harga, potongan harga, jarak pasar, lokasi

pasar, dan pelayanan pasar mempunyai MSA kurang dari 0,5, maka variabel

tersebut dikeluarkan dan perlu dilakukan proses pengujian ulang. Menurut

Anonimd (2011), apabila terdapat lebih dari 1 variabel yang memiliki MSA di

bawah 0,5, maka yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil, dan

proses penilaian tetap harus dilakukan pengulangan. Dengan demikian

variabel yang harus dikeluarkan adalah lokasi pasar, sehingga variabel lokasi

Page 84: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pasar tidak menjadi variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam

pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Lokasi

pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri pada umumnya berada di lokasi

yang strategis, yaitu di tepi jalan raya dan dekat atau bersebelahan dengan

terminal angkutan umum. Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo,

dan Pasar Kecamatan Jatisrono tersebut menyediakan produk yang bervariasi

dan lengkap, kemudahan dalam mendapatkan produk yang diinginkan, dan

memberikan kepuasan saat berbelanja.

Pengulanan proses pengujian dilakukan tanpa memasukkan variabel

lokasi pasar, sehingga nilai MSA dari hasil pengujian yang ke-2 dapat dilihat

pada Tabel 27.

Tabel 27. Hasil Pengujian Analisis Faktor 2 No. Variabel-variabel MSA 1. Kandungan gizi 0,485 2. Keutuhan 0,471 3. Warna 0,614 4. Rasa 0,484 5. Harga 0,492 6. Kesesuaian harga 0,635 7. Promosi 0,646 8. Potongan harga 0,413 9. Pengalaman pembelian 0,561 10. Jarak pasar 0,384 11. Ketersediaan kacang mete 0,657 12. Kenyamanan pasar 0,629 13. Pelayanan pasar 0,466 14. Kebersihan pasar 0,639 15. Keamanan Pasar 0,633

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 27. menunjukkan bahwa dari hasil pengujian analisis faktor

yang ke-2 masih terdapat variabel yang mempunyai MSA kurang dari 0,5

yaitu variabel keutuhan, rasa, harga, potongan harga, jarak pasar, dan

pelayanan pasar. Variabel yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA

terkecil yaitu variabel jarak pasar. Sehingga, variabel jarak pasar tidak

menjadi variabel yang dipertimbangkan konsumen. Konsumen yang

berbelanja di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar

Kecamatan Jatisrono diketahui berasal dari berbagai wilayah Kabupaten

Page 85: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Wonogiri yang dapat dilihat dari jarak pasar dengan tempat tinggal

konsumen.

Pengulanan proses pengujian dilakukan tanpa memasukkan variabel

jarak pasar, sehingga nilai MSA dari hasil pengujian yang ke-3 dapat dilihat

pada Tabel 28.

Tabel 28. Hasil Pengujian Analisis Faktor 3 No. Variabel-variabel MSA 1. Kandungan gizi 0,606 2. Keutuhan 0,579 3. Warna 0,620 4. Rasa 0,602 5. Harga 0,486 6. Kesesuaian harga 0,602 7. Promosi 0,653 8. Potongan harga 0,395 9. Pengalaman pembelian 0,553 10. Ketersediaan kacang mete 0,640 11. Kenyamanan pasar 0,649 12. Pelayanan pasar 0,455 13. Kebersihan pasar 0,618 14. Keamanan Pasar 0,653

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 28. menunjukkan bahwa hasil pengujian analisis faktor yang ke-

3 masih terdapat variabel yang mempunyai MSA kurang dari 0,5 yaitu

variabel harga, potongan harga, dan pelayanan pasar. Variabel yang

dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil, yaitu variabel potongan

harga. Sehingga, variabel potongan harga tidak menjadi variabel dari faktor

promosi yang dipertimbangkan oleh konsumen. Pedagang kacang mete jarang

memberikan potongan harga kepada konsumen, apabila pedagang

memberikan potongan harga, besarnya hampir sama untuk setiap pedagang

dan nilainya tidak terlalu besar. Pedagang kacang mete tidak mengambil

keuntungan yang besar bila dibandingkan dengan resiko yang harus diterima

jika kacang mete yang dijualnya tidak laku karena sebagian orang masih

menganggap kacang mete sebagai produk mewah.

Pengulanan proses pengujian dilakukan tanpa memasukkan variabel

potongan harga, sehingga nilai MSA dari hasil pengujian yang ke-4 dapat

dilihat pada Tabel 29.

Page 86: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 29. Hasil Pengujian Analisis Faktor 4 No. Variabel-variabel MSA 1. Kandungan gizi 0,626 2. Keutuhan 0,602 3. Warna 0,621 4. Rasa 0,632 5. Harga 0,521 6. Kesesuaian harga 0,641 7. Promosi 0,691 8. Pengalaman pembelian 0,549 9. Ketersediaan kacang mete 0,681 10. Kenyamanan pasar 0,691 11. Pelayanan pasar 0,561 12. Kebersihan pasar 0,612 13. Keamanan Pasar 0,650

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 29. menunjukkan bahwa semua variabel pada analisis ke-4

mempunyai MSA lebih dari 0,5 sehingga ketigabelas variabel tersebut dapat

dianalisis lebih lanjut. Setelah menemukan variabel yang dapat dianalisis,

selanjutnya dilanjutkan dengan communalities. Communalities merupakan

jumlah total variasi dari sebuah variabel penelitian yang bisa dijelaskan faktor

umum. Dari nilai communalities dapat diketahui hubungan antara variabel

dengan faktor-faktor yang nantinya dibentuk. Communalities untuk tiap

variabel dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Communalities Variabel-variabel Initial Extraction

Kandungan gizi 1,000 0,373 Keutuhan 1,000 0,666 Warna 1,000 0,629 Rasa 1,000 0,533 Harga 1,000 0,451 Kesesuaian harga 1,000 0,558 Promosi 1,000 0,463 Pengalaman pembelian 1,000 0,501 Ketersediaan kacang mete 1,000 0,558 Kenyamanan pasar 1,000 0,531 Pelayanan pasar 1,000 0,481 Kebersihan pasar 1,000 0,548 Keamanan Pasar 1,000 0,514

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 30. menunjukkan besarnya communalities untuk masing-masing

variabel berbeda. Communalities untuk variabel kandungan gizi nilainya

0,373 yang artinya sekitar 37,3 % varian dari variabel kandungan gizi dapat

Page 87: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk. Sedangkan untuk variabel

keutuhan nilainya 0,666 artinya sekitar 66,6 % varian dari variabel keutuhan

dapat dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk, begitu juga untuk variabel-

variabel yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin kecil

communalities sebuah variabel, berarti semakin lemah hubungannya dengan

faktor yang terkait, dan semakin besar communalities sebuah variabel, maka

semakin kuat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.

Setelah diketahui nilai communalities, selanjutnya dapat dilihat pada

nilai eigen value. Kriteria suatu faktor dipertimbangkan oleh konsumen

terhadap keputusan dalam membeli kacang mete pada pasar tradisional Pasar

Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono,

dapat diketahui dengan melihat nilai eigen value dari suatu faktor. Eigen

value untuk faktor yang dipertimbangkan konsumen terhadap keputusan

pembelian kacang mete harus lebih dari 1. Angka eigenv alue menunjukkan

kepentingan relatif masing-masing faktor yang terbentuk dalam menghitung

varian dari variabel-variabel penelitian yang dianalisis. Besarnya eigen value

dan proporsi varians untuk masing-masing faktor yang terbentuk dapat dilihat

pada Tabel 31. sebagai berikut:

Tabel 31. Angka Eigen value dan Proporsi Varian dari Tiap Faktor

Faktor inti Eigen value Proporsi Varian 1 (tempat) 2,307 17,746 % 2 (produk) 1,939 14,914 % 3 (promosi) 1,474 11,337 % 4 (harga) 1,058 8,136 %

Total 6,778 52,132 %

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Pada analisis data terdapat 13 variabel yang dilibatkan, jadi akan ada

13 yang diusulkan dalam analisis faktor. Setiap faktor mewakili variabel-

variabel yang dianalisis. Kemampuan setiap faktor mewakili variabel-variabel

yang dianalisis, ditunjukkan oleh besarnya varians yang dijelaskan (eigen

value). Tabel 31. menunjukkan bahwa terdapat 4 variabel yang menjadi

faktor inti dari faktor bauran pemasaran. Hal ini terjadi karena 4 faktor

tersebut memiliki nilai eigen value lebih dari 1, sedanngkan 9 faktor yang lain

Page 88: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

tidak menjadi faktor inti karena nilai eigen value kurang dari 1. Dengan

demikian pada penelitian ini terbentuk 4 faktor yang menjadi pertimbangan

konsumen dalam membeli kacang mete di pasar tradisional di Kabupaten

Wonogiri. Faktor 1 mampu menjelaskan 17,746% varian ke-13 variabel

penelitian, faktor 2 mampu menjelaskan 14,914% varian ke-13 variabel

penelitian, faktor 3 mampu menjelaskan 11,337% varian ke-13 variabel

penelitian, faktor 4 mampu menjelaskan 8,136% varian ke-13 variabel

penelitian. Total varian yang mampu dijelaskan keempat faktor tersebut

adalah 52,132%, yang berarti penelitian ini mampu menjelaskan faktor yang

menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli kacang mete di Pasar Kota

Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono

sebesar 52,132%. Sedangkan sisanya 47,868% merupakan faktor lain yang

tidak tercakup dalam hasil analisis faktor misalnya karakteristik dari

konsumen itu sendiri, lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik dan faktor-

faktor lain.

Empat faktor yang dihasilkan merupakan kumpulan dari variabel-

variabel yang merupakan unsur pembentuk faktor tersebut. Penamaan

masing-masing faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen kacang mete di

pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri didasarkan pada variabel-variabel

yang menyusun faktor tersebut. Setelah diketahui empat faktor yang sesuai

untuk menyederhanakan ke-13 variabel penelitian yang diteliti, maka dari

analisis data dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh tabel rotated

component matrix. Tabel tersebut menunjukkan distribusi ke-13 variabel pada

empat faktor yang terbentuk. Angka-angka yang terdapat pada tabel rotated

component matrix adalah factor loading yang menunjukkan besarnya korelasi

antara suatu variabel dengan masing-masing faktor yang terbentuk. Factor

loading memberikan informasi tentang variabel mana yang berkorelasi

signifikan dengan faktor tertentu. Informasi ini selanjutnya digunakan untuk

menginterpretasikan faktor secara subyektif. Proses penentuan faktor

dilakukan dengan melakukan perbandingan besarnya korelasi setiap baris

dengan melihat besar nilai korelasi yang lebih besar dari 0,5.

Page 89: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Factor loading dari ke-13 variabel tersebut selanjutnya dirotasikan

dengan metode varimax, yaitu metode rotasi oethogonal (sudut putar 90o)

yang menyederhanakan kolom dari matrik faktor agar hanya didapat satu

faktor loading tertinggi untuk tiap-tiap variabel. Nilai faktor loading yang

telah dirotasi dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Nilai Factor Loading untuk Tiap-tiap Variabel

Faktor Nama Faktor

Proporsi Varian

Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti

Nilai Korelasi

Eigen value

1 Tempat 17,746% Ketersediaan kacang mete 0,621 2,307 Kenyamanan pasar 0,695 Pelayanan pasar 0,332 Kebersihan pasar 0,711 Keamanan pasar 0,549

2 Produk 14,914% Kandungan gizi 0,546 1,939 Keutuhan 0,672 Warna 0,702 Rasa 0,722

3 Promosi 11,337% Kesesuaian harga 0,696 1,474 Promosi 0,524 Pengalaman pembelian 0,681

4 Harga 8,136% Harga 0,597 1,058

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 32. menunjukkan bahwa dari hasil analisis faktor terdapat 4

faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli kacang mete di pasar

tradisional di Kabupaten Wonogiri dengan variabel-variabel yang terkandung

di dalamnya. Faktor dengan total varian tertinggi merupakan faktor yang

paling dominan. Sehingga jika diurutkan menurut total variannya, faktor

tempat menempati urutan pertama yaitu dengan total varian sebesar 17,746%,

kemudian urutan kedua adalah faktor produk dengan total varian sebesar

14,914%, urutan selanjutnya yaitu faktor promosi dengan total varian sebesar

11,337%, dan yang terakhir adalah faktor harga dengan total varian 8,136%.

Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis pertama diterima, karena faktor

bauran pemasan dipertimbangkan dalam keputusan pembelian kacang mete di

pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri.

Pada tabel tersebut juga menunjukkan variabel-variabel yang dominan

dipertimbangkan konsumen dalam pembelian kacang mete pada masing-

masing faktor. Variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen memiliki

Page 90: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

nilai faktor loading yang tertinggi pada masing-masing faktor. Variabel yang

paling dipertimbangkan konsumen pada faktor tempat adalah variabel

kebersihan pasar yaitu sebesar 0,711, variabel yang paling dipertimbangkan

konsumen pada faktor produk adalah variabel rasa yaitu sebesar 0,722,

variabel yang paling dipertimbangkan konsumen pada faktor promosi adalah

variabel kesesuaian harga dengan mutu kacang mete yaitu sebesar 0,696, dan

variabel yang paling dipertimbangkan konsumen pada faktor harga adalah

variabel harga yaitu sebesar 0,597. Sebelum dianalisis variabel kesesuaian

harga termasuk dalam faktor harga, tetapi setelah dianalisis variabel

kesesuaian harga termasuk ke dalam faktor promosi. Hal ini dikarenakan

kesesuaian harga kacang mete mengandung unsur promosi dalam penjualan

kacang mete di pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri.

Hipotesis kedua menyebutkan bahwa variabel yang dominan dari

faktor produk adalah variabel rasa, dari faktor harga adalah variabel harga,

dari faktor promosi adalah variabel potongan harga, dan faktor tempat adalah

variabel kebersihan pasar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kedua ditolak, karena variabel potongan harga bukan merupakan

variabel yang dominan dari faktor promosi yang dipertimbangkan konsumen.

D. Perilaku Konsumen dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Studi mengenai perilaku konsumen akan menjadi dasar yang sangat

penting dalam pemasaran dan memainkan peranan penting dalam merancang

kebijakan publik. Bagi penguasa bidang ekonomi, suatu negara memerlukan

kajian ini untuk merumuskan kebijakannya dalam kerangka perlindungan

konsumen (Setiadi, 2010). Perilaku beli konsumen kacang mete di Pasar Kota

Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono yang

diteliti meliputi alasan responden berbelanja di pasar tradisional, alasan

responden membeli kacang mete, frekuensi pembelian kacang mete, jumlah

pembelian kacang mete, dan faktor bauran pemasaran dalam penjualan

Page 91: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kacang mete di pasar tradisional, yaitu faktor tempat, produk, promosi, dan

harga.

1. Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional

Responden memiliki alasan yang berbeda-beda dalam melakukan

kegiatan berbelanja di pasar tradisional. Perilaku beli konsumen di Pasar

Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan

Jatisrono menurut alasan responden berbelanja dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional

Alasan Konsumen Responden (orang) Presentase (%) Strategis 25 26,04 Dekat dengan rumah 35 36,46 Harga lebih murah 19 19,79 Pelayanan pedagang 2 2,08 Langganan 13 13,55 Dekat dengan tempat kerja 2 2,08

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 33. menunjukkan bahwa responden di Pasar Kota Wonogiri,

Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono memiliki

alasan yang beragam dalam berbelanja di pasar tradisional. Alasan

terbanyak yang diberikan responden dalam berbelanja di pasar tradisional

tersebut adalah karena dekat dengan rumah, sebanyak 35 orang (36,46%).

Pasar tradisional yang dekat dari rumah memudahkan responden untuk

mencapainya, baik dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi,

maupun menggunakan angkutan umum. Selain itu, responden dapat

menghemat biaya transportasi dan waktu perjalanan yang sebentar

sehingga responden tetap dapat melakukan kewajiban lain seperti bekerja

dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

2. Alasan Responden dalam Membeli Kacang Mete

Responden memiliki alasan yang berbeda satu dengan yang lainnya

dalam mengkonsumsi kacang mete. Hal ini dapat disebabkan karena

adanya kebutuhan responden dalam mengkonsumsi kacang mete. Perilaku

beli konsumen di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan

Page 92: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Pasar Kecamatan Jatisrono menurut alasan responden dalam membeli

kacang mete dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Membeli Kacang Mete

Alasan Konsumen Responden (orang) Presentase (%) Camilan 7 7,29 Acara keluarga 32 33,33 Hari raya 23 23,96 Hajatan 22 22,92 Pengajian 10 10,42 Menjamu tamu 2 2,08

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 34. menunjukkan bahwa responden di Pasar Kota Wonogiri,

Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono memiliki

alasan yang beragam dalam membeli kacang mete. Sebagian besar

responden membeli kacang mete karena adanya acara keluarga, yaitu

sebanyak 32 orang (33,33%). Hal ini dikarenakan sebagian besar

responden menjadikan kacang mete sebagai makanan ringan yang

disajikan dalam acara keluarga. Tidak banyak responden yang

mengkonsumsi kacang mete untuk camilan sehari-hari karena

dihkawatirkan dengan mengkonsumsi kacang mete sebagai camilan akan

mempengaruhi kesehatan konsumen.

3. Frekuensi Pembelian Kacang Mete

Perilaku beli konsumen di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan

Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono menurut frekuensi pembelian

kacang mete dapat dilihat pada Tabel 35.

Tabel 35. Perilaku Beli Konsumen menurut Frekuensi Pembelian Kacang Mete

Frekuensi Pembelian dalam 3 Bulan (kali)

Responden (orang)

Presentase (%)

1 57 59,38 2 36 37,50 3 3 3,13

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 35. menunjukkan bahwa frakuensi pembelian kacang mete

yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah 1 kali dalam 3 bulan,

Page 93: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

yaitu sebanyak 57 orang (59,38%). Dalam penelitian, frekuensi pembelian

dicatat dalam 3 bulan karena kacang mete belum menjadi konsumsi harian

dan hanya dikonsumsi pada saat ada acara keluarga atau menjadi sajian di

acara-acara tertentu. Sehingga, selain rasanya yang enak, menyajikan

kacang mete dapat menjadi kebanggaan bagi konsumen karena harga

kacang mete yang lebih mahal dari kacang tanah yang biasa disajikan

dalam sebuah acara.

4. Jumlah Pembelian Kacang Mete

Jumlah pembelian kacang mete dapat berkaitan dengan jumlah

anggota keluarga responden dan kebutuhan responden. Perilaku beli

konsumen di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar

Kecamatan Jatisrono menurut jumlah pembelian kacang mete dapat dilihat

pada Tabel 36.

Tabel 36. Perilaku Beli Konsumen menurut Jumlah Kacang Mete dalam Setiap Pembelian

Jumlah dalam Setiap Pembelian (Kg)

Responden (orang)

Presentase (%)

1 35 36,46 2 42 43,75 3 12 12,50

>3 7 7,29 Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 36. menunjukkan bahwa jumlah pembelian kacang mete

yang paling banyak adalah 2 kg dalam setiap kali pembelian, yaitu

sebanyak 42 orang (43,75%). Pembelian kacang mete untuk konsumsi

keluarga, responden menyesuaikan jumlah kacang mete yang dibeli

dengan banyaknya jumlah anggota keluarga responden yang

mengkonsumsi kacang mete. Selain itu, untuk sajian dalam sebuah acara

yang akan diadakan, jumlah kacang mete yang dibeli disesuaikan dengan

jumlah tamu yang akan datang. Semakin banyak jumlah anggota keluarga

atau jumlah tamu yang mengkonsumsi kacang mete, maka jumlah

pembelian juga akan semakin banyak karena menyesuaikan kebutuhan

responden tersebut. Jumlah pembelian kacang mete sebanyak 2 kg sudah

Page 94: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

cukup untuk memenuhi konsumsi dalam sebuah acara, seperti acara

keluarga atau saat hari raya. Kacang mete sebanyak 2 kg sudah memenuhi

kebutuhan unruk suatu acara karena kacang mete biasanya dikemas dalam

kemasan kecil sehingga dalam 1 kg dapat menghasilkan 70 kemasan kecil

kacang mete atau lebih sesuai dengan keinginan konsumen.

5. Korelasi antara Bauran Pemasaran dengan Keputusan Pembelian Kacang

Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Menurut Simamora (2005), analisis faktor dapat digunakan untuk

mengidentifikasikan struktur hubungan antarvariabel ataupun

antarresponden dengan menguji korelasi antarvariabel atau

antarresponden. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis perilaku

konsumen dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten

Wonogiri, diketahui bahwa dalam proses pengambilan keputusan

pembelian mempertimbangkan faktor bauran pemasaran. Pada penelitian

ini, hasil analisis faktor menunjukkan bahwa konsumen

mempertimbangkan empat faktor bauran pemasaran yaitu faktor tempat,

faktor produk, faktor harga, dan faktor promosi bauran pemasaran dalam

proses pengambilan keputusan konsumen dalam pemembelian kacang

mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

a. Faktor Tempat

Nilai factor loading dari variabel tempat yang telah dirotasi

dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 33. Nilai Factor Loading untuk Variabel Tempat

Nama Faktor Inti Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti Nilai Korelasi

Tempat Ketersediaan kacang mete 0,621 Kenyamanan pasar 0,695 Pelayanan pasar 0,332 Kebersihan pasar 0,711 Keamanan pasar 0,549

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Faktor tempat merupakan faktor utama yang dipertimbangkan

responden dalam membeli kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono. Tabel 37.

Page 95: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

menunjukkan variabel yang terdapat pada faktor tempat adalah variabel

ketersediaan kacang mete, kenyamanan pasar, pelayanan pasar,

kebersihan pasar, dan keamanan pasar.

Berdasarkan Tabel 37. variabel pertama atau variabel yang

paling dominan dipertimbangkan konsumen pada faktor tempat adalah

variabel kebersihan pasar dengan factor loading sebesar 0,711.

Konsemen pada umumnya menyukai berbelanja di pasar tradisional

yang bersih. Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa Pasar Kota

Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono

termasuk pasar yang bersih. Kebersihan pasar tersebut dapat tercipta

dengan adanya kesadaran para penjual untuk selalu menjaga kebersihan

tempat berjualannya, kesadaran konsumen juga sangat penting karena

konsumen harus ikut membantu menjaga kebersihan pasar tradisional

dengan membuang sampah pada tempat sampah yang telah banyak

disediakan di pasar, selain itu petugas kebersihan pasar yang secara

tertib dan teratur membersihkan area pasar dari sampah-sampah yang

ada dan mengangkut sampah dari tempat sampah ke dalam

penampungan yang kemudian diangkut oleh petugas kebersihan ke

pembuangan akhir.

Variabel kedua yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

tempat adalah variabel kenyamanan pasar dengan factor loading 0,695.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumen menyukai suasana pasar

tradisional yang nyaman. Kenyamanan pasar (penataan produk di pasar)

dapat dirasakan oleh konsumen karena penataan tempat berdagang yang

disesuaikan dengan jenis produk yang dijual sehingga menciptakan

keteraturan di dalam pasar. Penataan tempat ini juga membantu

mempermudah dalam menjaga kebersihan pasar karena sampah-sampah

dari berbagai jenis produk tidak bercampur, sehingga kenyamanan

pasar dapat terjamin. Selain itu, tidak banyak pengamen dan pedagang

asongan yang berkeliling sehingga tidak mengganggu konsumen dalam

berbelanja.

Page 96: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Variabel ketiga yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

tempat adalah variabel ketersediaan kacang mete dengan factor loading

sebesar 0,621. Ketersediaan kacang mete di pasar tradisional di

Kabupaten Wonogiri dipertimbangkan oleh konsumen karena

ketersediaan dan kemudahan dalam mendapatkan kacang mete yang

lebih terjamin dibandingkan di tempat lain seperti di pasar modern.

Variabel keempat yang dipertimbangkan oleh konsumen pada

faktor tempat adalah variabel keamanan pasar dengan factor loading

sebesar 0,549. Keamanan pasar dipetimbangkan konsumen karena pada

umumnya konsumen memilih berbelanja di pasar tradisional yang

aman. Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar

Kecamatan Jatisrono adalah pasar tradisional yang aman jarang terjadi

tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, atau tindak kejahatan

lainnya. Selain itu, terdapat petugas keamanan (satpam) untuk menjaga

keamanan di tradisional tersebut, serta di dekat pasar terdapat pos polisi

yang menjaga keamanan lingkungan di sekitar pasar yang ramai.

Variabel pelayanan pasar (pedagang) merupakan variabel

dengan factor loading di bawah 0,5 (factor loading 0,332), sehingga

variabel tersebut dianggap hampir tidak dipertimbangkan oleh

konsumen dalam kegiatan pembelian kacang mete. Hal ini dikarenakan

pelayanan pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan

Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono menurut konsumen cukup

baik dan memuaskan seperti halnya pelayanan di pasar tradisional

lainnya yang berada di Kabupaten Wonogiri. Pelayanan yang diberikan

pedagang adalah keramahan pedagang kepada konsumen. Menurut Rao

dan Monroe dalam Yoo, et.al., (2000), toko dengan citra yang baik

akan lebih menarik perhatian dan kunjungan dari konsumen potensial.

Pada beberapa toko menyediakan kepuasan konsumen yang lebih besar

dan mendorong komunikasi dari mulut ke mulut secara aktif dan positif

diantara para konsumen.

Page 97: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

b. Faktor Produk

Nilai faktor loading dari variabel produk yang telah dirotasi

dapat dilihat pada Tabel 38.

Tabel 38. Nilai Factor Loading untuk Variabel Produk

Nama Faktor Inti Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti

Nilai Korelasi

Produk Kandungan gizi 0,546 Keutuhan 0,672 Warna 0,702 Rasa 0,722

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Faktor produk merupakan faktor kedua yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono. Variabel yang

terdapat pada faktor produk adalah variabel kandungan gizi, keutuhan,

warna, dan rasa kacang mete. Berdasarkan Tabel 38. variabel pertama

atau variabel yang paling dominan dipertimbangkan konsumen pada

faktor produk adalah variabel rasa kacang mete dengan factor loading

sebesar 0,722. Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa kacang

mete memiliki rasa yang khas sehingga menjadi daya tarik utama. Rasa

kacang mete Wonogiri dikenal lebih gurih daripada rasa kacang mete

dari Sumbawa, karena getah yang terkandung dalam kacang mete

Sumbawa lebih banyak dari kacang mete Wonogiri, sehingga saat

dimakan menjadi lebih ulet. Konsumen akan memilih rasa kacang mete

sesuai dengan selera masing-masing konsumen, kacang mete yang

pernah dikonsumsi akan mempengaruhi keputusan pembelian. Rasa

kacang mete dipengaruhi oleh bumbu dan proses menggoreng, bumbu

yang kabanyakan garam ata bawang putih membuat kacang mete

menjadi lebih asin atau terasa sedikit pahit. Hal ini mempengaruhi

selera konsumen sehingga mempertimbangkan rasa kacang mete yang

ditawarkan oleh pedagang. Selain itu, lama penyimpanan kacang mete

juga mempengaruhi rasanya, kacang mete yang sudah lama akan

memiliki bau yang tengik, sehingga ketersediaan kacang mete yang

Page 98: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

baru juga dapat mempengaruhi selera konsumen tentang rasa kacang

mete.

Variabel kedua yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

produk adalah variabel warna kacang mete dengan factor loading

sebesar 0,702. Warna kacang mete merupakan faktor yang penting

karena mempengaruhi penampilan kacang mete dan kepuasan

konsumen. Konsumen lebih menyukai kacang mete yang berwarna

kuning keemasan daripada masih berwarna putih atau sudah berwarna

cokelat. Kacang mete yang berwarna putih dinilai kurang matang,

sedangkan yang berwarna cokelat dinilai terlalu matang sehingga

mengurangi kenikmatannya.

Variabel ketiga yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

produk adalah variabel keutuhan kacang mete dengan factor loading

sebesar 0,672. Selain variabel warna, keutuhan kacang mete juga

mempengaruhi penampilan kacang mete dan kepuasan konsumen.

Keutuhan kacang mete juga berpengaruh pada harga jual kacang mete

tersebut. Dalam satu kemasan, kacang mete yang utuh dan besar atau

sering disebut dengan kacang mete kualitas super dijual dengah harga

yang lebih tinggi daripada dalam satu kemasan terdapat kacang mete

yang utuh, belah dan pecah. Beberapa pedagang mensiasati keutuhan

kacang mete dengan menempelkan kacang mete belah dengan tepung

kanji sehingga terlihat utuh. Akan tetapi hal tersebut akan mengurangi

kenikmatan kacang mete dan kepusan konsumen, sehingga konsumen

akan berhati-hati dalam memilih kacang mete yang akan dibelinya.

Variabel keempat yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

produk adalah variabel kandungan gizi kacang mete dengan factor

loading sebesar 0,546. Kandungan gizi yang yang dimaksud adalah

kandungan karbohidrat, protein, dan lemak. Kandungan karbohidrat,

protein, dan lemak kacang mete yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan

protein dan lemak yang diperlukan tubuh. Kandungan lemak pada

kacang mete merupakan lemak tak jenuh yang merupakan lemak baik

Page 99: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

bagi tubuh. Akan tetapi, sebaiknya kacang mete dikonsumsi dalam

batas wajar (tidak kebanyakan) karena akan berpengaruh pada

kesehatan tubuh.

Menurut Carol O’Neil dalam Satriani (2012), mengungkapkan

bahwa orang-orang yang mengkonsumsi beragam jenis kacang seperti

almond, kacang mete, dan kacang kenari menunjukkan berat badan,

body mass index (BMI), dan lingkar pinggang yang lebih rendah

ketimbang mereka yang tidak mengkonsumsi kacang-kacangan

tersebut. Para pengkonsumsi kacang ini juga berisiko lebih rendah

terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolisme.

Para ahli merekomendasikan konsumsi 1,5 ons kacang per hari, atau

tiga sendok makan kacang-kacangan sebagai bagian dari diet sehat.

c. Faktor Promosi

Nilai factor loading dari variabel promosi yang telah dirotasi

dapat dilihat pada Tabel 39.

Tabel 39. Nilai Factor Loading untuk Variabel Promosi

Nama Faktor Inti Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti Nilai Korelasi

Promosi Kesesuaian harga 0,696 Promosi 0,524 Pengalaman pembelian 0,681

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Faktor promosi merupakan faktor ketiga yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono. Variabel yang

terdapat pada faktor promosi adalah variabel kesesuaian harga, promosi

penjualan, potongan harga, dan pengalaman pembelian kacang mete.

Berdasarkan Tabel 39. variabel pertama atau variabel yang paling

dominan dipertimbangkan konsumen pada faktor promosi adalah

variabel kesesuaian haga kacang mete dengan factor loading sebesar

0,696. Kesesuain harga dengan mutu kacang mete menjadi variabel dari

faktor promosi yang penting bagi konsumen karena harga kacang mete

merupakan cerminan dari mutu kacang mete yang dijual. Konsumen

Page 100: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

akan memilih harga yang sedikit lebih tinggi dengan mutu kacang mete

yang bagus daripada harga yang murah tetapi mutu kacang mete kurang

bagus, karena hal tersebut akan berpengaruh pada kepuasan konsumen.

Variabel kedua yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

promosi adalah variabel pengalaman pembelian kacang mete dengan

factor loading sebesar 0,681. Pengalaman pembelian oleh konsumen

penting dalam proses keputusan pembelian kacang mete di pasar

tradisional. Pengalaman pembelian ini dipertimbangkan karena

konsumen ingin mendapatkan kacang mete dengan mutu yang baik dan

sesuai dengan seleranya. Tidak jarang konsumen merasa tertipu karena

pedagang mencampur kacang mete bermutu baik dengan kacang mete

yang kurang bagus, atau kacang mete belah dilem menggunakan tepung

kanji sehingga terlihat utuh. Hal tersebut membuat konsumen lebih hati-

hati dan cermat dalam membeli kacang mete.

Variabel ketiga yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

promosi adalah variabel promosi penjualan kacang mete dengan factor

loading sebesar 0,524. Terdapat beberapa promosi dalam penjualan

kacang mete, yaitu promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan

konsumen satu kepada konsumen yang lainnya, kemasan kacang mete

yang menggunakan label, dan adanya beberapa artikel di surat kabar

lokal mengenai kacang mete yang di jual di salah satu kios pasar

tradisional.

Menurut undang-undang no. 7 tahun 1996 tentang pangan,

label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk

gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan

pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan

bagian kemasan pangan. Sekuang-kurangnya dalam label memuat: a)

nama produk, b) bahan yang digunakan, c) berat atau isi besih, d) nama

dan alamat produsen, e) keterangan halal, f) tanggal, bulan dan tahun

kadaluwarsa. Namun selain hal tersebut pemerintah dapat menetapkan

keterangan lain yang dapat dicantumkan dalam label, mengenai tata

Page 101: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

cara penggunaan, kandungan gizi pangan, ataupun efek samping pangan

bagi kelompok masyarakat tertentu, seperti lanjut usia, pengidap

penyakit tertentu, atau mereka yang sedang menjalani program diet.

d. Faktor Harga

Nilai faktor loading dari variabel promosi yang telah dirotasi

dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 40. Nilai Factor Loading untuk Variabel Promosi

Nama Faktor Inti Variabel yang Terlibat pada Faktor

Inti Nilai

Korelasi Harga Harga 0,597

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Faktor terakhir yang dipertimbangkan konsumen dalam

pembelian kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan

Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono adalah faktor harga. Menurut

Wahyudi dalam Darmayanti (2009), untuk meningkatkan citra produk

dapat dilakukan dengan menggunakan strategi harga yang tepat, karena

terdapat hubungan positif antara tingkat harga dengan kualitas merek

persepsian. Hal ini menyebabkan semakin tinggi nilai yang

dipersepsikan terhadap suatu produk maka akan semakin tinggi pula

kemungkinan seseorang untuk membeli produk. Oleh karena itu, harga

menjadi faktor yang terakhir dipertimbangkan oleh konsumen. Faktor

harga terdiri dari variabel harga dengan factor loading sebesar 0,597.

Variabel harga dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli kacang

mete di pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri. Walaupun harga

kacang mete tergolong tinggi dibandingkan dengan harga kacang-

kacangan yang lain, tetapi harga kacang mete di pasar tradisional

cenderung lebih murah dibandingkan harga kacang mete yang dijual di

toko oleh-oleh di luar pasar tradisional. Perbedaan harga kacang mete di

pasar tradisional dengan harga di luar pasar tradisional tidak

mempengaruhi mutu kacang mete yang dijual.

Pada saat penelitian terdapat perbedaan harga kacang mete di

pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Harga kacang mete di pasar

Page 102: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

tradisional Kabupaten Wonogiri termasuk dalam harga yang wajar

karena Kabupaten Wonogiri merupakan daerah produksi kacang mete,

selain itu harga kacang mete pada setiap pasar tradisional tidak jauh

berbeda. Setiap pedagang kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono memiliki harga

jual yang berbeda-beda. Harga kacang mete yang tertinggi adalah

Rp 85.000 dan terendah adalah Rp 65.000, dengan fluktuasi harga

kacang mete mencapai Rp 20.000. Hal ini dipengaruhi oleh waktu

pembelian dan tempat pembelian kacang mete. Waktu pembelian

kacang mete berpengaruh terhadap harga, saat penelitian dimulai adalah

setelah Hari Raya Idul Fitri sehingga harga kacang mete masih tinggi

karena masih banyak konsumen yang membeli kacang mete dan belum

musim panen kacang mete, akan tetapi harga kacang mete berangsur-

angsur turun. Turunnya harga mete ini dipengaruhi dengan semakin

berkurangnya konsumen yang membeli kacang mete dan musim panen

kacang mete telah dimulai. Tempat pembelian kacang mete juga

berpengaruh terhadap harga, kacang mete yang dijual di Pasar Kota

Wonogiri memiliki harga yang lebih tinggi daripada harga kacang mete

di Pasar Kecamatan Ngadirijo dan Pasar Kecamatan Jatisrono. Pasar

Kota Wonogiri berada jauh dari daerah produksi kacang mete sehingga

memerlukan biaya distribusi yang lebih besar dari Pasar Kecamatan

Ngadirojo dan Pasar Kecamatan Jatisrono yang berada di dekat daerah

produksi kacang mete.

Page 103: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Kacang Mete

Pengetahuan mengenai karakteristik responden diperlukan oleh

seorang pemasar agar dapat mengetahui konsumen yang menjadi sasaran

dalam penjualak produknya sehingga dapat memposisikan produk dengan

tepat. Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian meliputi jenis

kelamin, umur responden, jumlah anggota keluarga responden, tingkat

pendidikan responden, pekerjaan responden, dan pendapatan responden.

1. Karakteristik Responden Kacang Mete menurut Jenis Kelamin

Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 responden, yang terdiri

dari laki-laki dan perempuan dengan proporsi seperti pada Tabel 15.

Tabel 15. Karakteristik Responden Kacang Mete menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Presentase (%) Laki-laki 22 21,87 Perempuan 74 78,13

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 15. menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih

banyak daripada responden laki-laki. Hal ini terjadi karena pada umumnya

perempuan merupakan pengambil keputusan dalam pembelian kebutuhan

pangan dan bertugas dalam melakukan kegiatan belanja. Menurut Engel et.

al. (1994), keputusan pembelian produk makanan lebih didominasi oleh

perempuan, karena pada umumnya perempuan yang bertanggung jawab

dalam penyediaan konsumsi rumah tangga. Sehingga dapat dikatakan

bahwa peran perempuan dalam pengambilan keputusan pembelian sangat

besar. Saat penelitian, banyak ditemui responden perempuan yang bekerja

dan juga menjadi ibu rumah tangga melakukan pembelian kacang mete di

pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

2. Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur

Kelompok umur dari responden sangat penting dalam pemasaran.

Menurut Kotler (1999), salah satu faktor pribadi, yaitu umur akan

Page 104: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Jumlah responden kacang

mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar

Kecamatan Jatisrono menurut kelompok umur responden dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16. Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur Responden

(orang) Presentase

(%) < 45 tahun (lajang/bujang tanpa anak) 9 9,38 < 45 tahun (pasangan muda tanpa anak) 2 2,08 < 45 tahun (orang tua muda) 28 29,17 45 – 64 tahun (keluarga paruh baya dengan anak)

55 57,29

45 – 64 tahun (rumah tangga separuh baya tanpa anak)

1 1,04

1 1,04 Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Umur konsumen kacang mete yang menjadi responden dalam

penelitian adalah berkisar antara umur 21-65 tahun. Tabel 16.

menunjukkan bahwa umur responden yang paling banyak adalah

kelompok umur keluarga paruh baya, yaitu responden berumur 45-64

tahun dan masih memiliki anak di rumah yaitu sebanyak 55 responden

(57,29%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

responden adalah responden yang sudah dewasa yang cenderung berpikir

rasional dalam keputusan pembelian kacang mete. Responden dalam

kelompok umur tersebut sudah memiliki pertimbangan tertentu dalam

mengambil keputusan pembelian. Kelompok umur lajang dan orang tua

muda memiliki pertimbangan pembelian yang dipengaruhi kebutuhan yang

lebih beragam. Kelompok umur rumah tangga separuh baya tanpa anak

dan rumah tangga tua yang (usia pensiun), memiliki kebutuhan akan

kesehatan semakin meningkat sehingga pada kelompok umur ini

responden akan mempertimbangkan faktor kesehatan dalam

mengkonsumsi kacang mete. Menurut Susanto (1999), dalam kepala

rumah tangga berusia lebih tua, sudah pensiun, dan tidak ada anak yang

tinggal bersama di rumah akan terjadi penurunan dalam penghasilan dan

Page 105: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

berusaha mempertahankan rumah. Pengeluaran lebih berorientasi pada

peralatan kesehatan, produk perawatan yang mendukung kesehatan, tidur,

dan pencernaan.

3. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi proses keputusan pembelian kacang mete. Anggota

keluarga konsumen dapat memberikan pengaruh terhadap proses

keputusan pembelian konsumen. Karakteristik responden menurut jumlah

anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga Responden (orang) Presentase (%) 58 60,42

5 – 7 orang (keluarga sedang) 37 38,54 > 7 orang (keluarga besar) 1 1,04

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Menurut BKKBN dalam Ernawati (2009), jumlah anggota keluarga

dapat dikelompokkan menjadi keluarga kecil dengan jumlah anggota

keluarga kurang dari atau sama dengan 4 orang, keluarga sedang dengan

jumlah anggota keluarga 5-7 orang, dan keluarga besar dengan jumlah

anggota keluarga lebih dari 7 orang. Tabel 17. menunjukkan bahwa

sebagian besar konsumen kacang mete merupakan keluarga kecil yang

mempunyai anggota keluarga berjumlah kurang dari sampai dengan 4

orang yaitu sebanyak 58 responden (60,42%). Menurut Kotler (1999),

anggota keluarga akan mempengaruhi dalam proses pengambilan

keputusan pembelian antara lain sebagai inisiator, pemberi pengaruh,

penyaring informasi, pengambil keputusan, pembeli dan pengguna. Dalam

penelitian ini semakin banyak anggota keluarga maka semakin banyak

kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga konsumsi kacang mete dalam

keluarga sedang dan keluarga besar semakin sedikit.

4. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki responden dapat menentukan

seseorang dalam menerima pengetahuan dan informasi serta

Page 106: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir dan persepsinya

terhadap suatu masalah. Jumlah responden di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono menurut tingkat

pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Responden (orang) Presentase (%) Pendidikan rendah (SD dan SMP)

8 8,33

Pendidikan sedang (SMA)

41 42,71

Pendidikan tinggi (D1-D3,S1, dan S2)

47 48,96

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 18. menunjukkan bahwa responden memiliki latar belakang

pendidikan yang beragam. Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah

jenjang pendidikan tinggi (D1-D3,S1, dan S2) sebanyak 47 responden

(48,96%). Semakin tinggi tingkat pendidikan sesorang, maka semakin luas

pula pengetahuan dan informasi yang dimilikinya. Pendidikan dan

pengetahuan responden akan mempermudah dalam mendapatkan

informasi tentang kacang mete yang ada di pasaran. Informasi tersebut

dapat diperoleh dari teman, media masa, maupun media sosial. Responden

yang biasa melakukan kegiatan belanja di pasar tradisional akan

mengetahui informasi yang berkaitan dengan kacang mete yang dijual di

pasar. Menurut Sumarwan (2003), konsumen yang memiliki pendidikan

yang lebih baik akan sangat responsive terhadap informasi, pendidikan

juga mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk maupun merek.

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah

merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas

Page 107: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,

institut, atau universitas.

5. Karakteristik Responden menurut Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden dapat mempengaruhi perilaku pembelian

produk karena memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Jumlah responden

kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan

Pasar Kecamatan Jatisrono menurut jenis pekerjaannya dapat dilihat pada

Tabel 19.

Tabel 19. Karakteristik Responden menurut Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Responden (orang) Presentase (%) Formal 1. Karyawan Swasta 25 26,04 2. PNS 26 27,08 3. Pensiunan PNS 3 3,13 Informal 1. Petani 2 2,08 2. Wiraswasta 11 11,46 Tidak bekerja 1. Ibu rumah tangga 28 29,17 2. Pelajar/Mahasiswa 1 1,04

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 19. menunjukkan bahwa responden yang memiliki pekerjaan

formal sebanyak 54 responden (karyawan swasta, PNS, dan pensiunan

PNS), responden yang memiliki pekerjaan informal adalah sebanyak 13

responden (petani, dan wiraswasta), dan responden yang tidak bekerja

sebanyak 29 responden (pelajar/mahasiswa dan ibu rumah tangga).

Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden memiliki

Page 108: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pekerjaan formal dan tergolong mapan karena telah memiliki pendapatan

yang tetap. Sedangkan responden yang paling banyak adalah ibu rumah

tangga sebanyak 28 responden (29,17%), yang kegiatan setiap harinya

adalah mengurus rumah tangga. Selain berpengaruh pada pendapatan yang

diterima, jenis pekerjaan responden juga mempengaruhi cara pemenuhan

kebutuhan rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki waktu yang cukup

banyak untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan melakukan

pembelian barang konsumsi keluarga, sehingga lebih cermat dalam

mempertimbangkan produk yang akan dibeli, dalam hal ini adalah

pembelian kacang mete.

Menurut J.K. Hart dalam Effendi dan Manning (1985), kesempatan

memperoleh penghasilan (pekerjaan) seseorang dapat dibedakan menjadi:

a. Kesempatan memperoleh penghasilan formal, yaitu pekerjaan

responden yang mendapatkan penghasilan dari:

1) Gaji dari negara

2) Gaji dari sektor swasta

3) Tunjangan-tunjangan pensiun

b. Kesempatan memperoleh penghasilan informal, yaitu pekerjaan

responden yang mendapatkan penghasilan dari:

1) Kegiatan-kegiatan primerr dan sekunder, yaitu pertanian,

perkebunan yang berorientasi pasar, kontraktor bangunan dan

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengannya, pengrajin usaha

sendiri, pembuat sepatu, penjahit, pengusaha bird an alkohol.

2) Usaha tersier dengan modal relatif besar, yaitu perumahan,

transportasi, usaha-usaha untuk kepentingan umum, spekulasi

barang-barang dagang, kegiatan sewa menyewa.

3) Distribusi kecil-kecilan, yaitu pedagang pasar, pedagang kelontong,

pedagang kaki lima, pengusaha makanan jadi, pengangkut barang,

dan penyalur.

Page 109: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4) Jasa yang lain, yaitu pemusik (pengamen), pengusaha binatu,

penyemir sepatu, tukang cukur, pembuang sampah, makelar dan

perantara.

5) Transaksi pribadi, yaitu pinjam-meminjam, pengemis.

6. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan memiliki peranan penting dalam rumah tangga karena

pendapatan akan mempengaruhi proses keputusan dalam konsumsi rumah

tangga. Besarnya jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya

beli konsumen. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rumah

tangga dalam satu bulan dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Rumah Tangga dalam Satu Bulan

Pendapatan per Bulan (Rp) Responden (orang) Presentase (%) 1.250.000 – 2.800.000 35 36,46 2.800.001 – 4.350.000 47 48,96 4.350.001 – 5.900.000 8 8,33 5.900.001 – 7.450.000 5 5,21 7.450.001 – 9.000.000 1 1,04

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Pendapatan yang diukur dari seorang konsumen biasanya bukan

hanya pendapatan yang diterima seorang individu, tetapi diukur dari semua

pendapatan yang diterima oleh semua anggota keluarga konsumen. Sesuai

dengan Sumarwan (2003), daya beli sebuah rumah tangga bukan hanya

ditentukan oleh pendapatan dari satu orang (misalnya ayah saja), tetapi

dari seluruh anggota rumah tangga yang bekerja.

Tabel 20. menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada

tingkat pendapatan rumah tangga Rp 2.800.001 – 4.350.000 yaitu 47

responden (48,96%). Pendapatan rumah tangga Rp 2.800.001 – 4.350.000

sudah termasuk cukup di Kabupaten Wonogiri karena kacang mete bukan

merupakan barang kebutuhan pokok dan tidak dikonsumsi sehari-hari,

maka responden dengan tingkat pendapatan tersebut dalam membeli mete

untuk acara tertentu tidak menjadi masalah bagi responden. Pendapatan

rumah tangga merupakan jumlah seluruh pendapatan anggota keluarga

Page 110: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

yang bekerja. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa responden di Pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri terdiri dari berbagai kalangan ekonomi

yang dapat dilihat dari tingkat pendapatannya, baik masyarakat dengan

keadaan ekonomi rendah sampai masyarakat ekonomi tinggi. Perilaku

konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor budaya dan faktor lingkungan sosial tempat

tinggal konsumen. Masyarakat yang melakukan kegiatan belanja di pasar

tradisional juga disebabkan oleh masih sedikitnya pasar modern di

Kabupaten Wonogiri dan di pasar modern kacang mete hanya dijual pada

saat tertentu seperti saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

B. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Bauran Pemasaran

Kacang Mete

Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang menyeleksi,

mengorganisasikan, dan menginterpretasi setiap input yang dapat ditangkap

oleh indera (seperti produk, kemasan, merek, iklan, harga, dan lain-lain) ke

dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh (Simamora, 2004).

Persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran kacang mete di pasar

tradisional Kabupaten Wonogiri dianalisis dengan menggunakan rumus lebar

interval. Lebar interval digunakan untuk mendeskripsikan indikator dari

variabel-variabel bauran pemasaran termasuk dalam kategori-kategori yang

telah ditentukan. Dalam penelitian ini data yang digunakan berasal dari

pendapat responden mengenai variabel-variabel produk kacang mete.

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri, yang diteliti meliputi

faktor produk terdiri dari variabel kandungan gizi (X1); keutuhan (X2); warna

(X3); dan rasa kacang mete (X4), faktor harga terdiri dari variabel harga (X5)

dan kesesuaian harga dengan mutu kacang mete (X6), faktor promosi terdiri

dari variabel promosi (X7); potongan harga (X8); dan pengalaman pembelian

(X9), faktor tempat terdiri dari variabel jarak pasar (X10); lokasi pasar (X11);

Page 111: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

ketersediaan (X12); kenyamanan pasar (X13); pelayanan (X14); kebersihan

pasar (X15); dan keamanan pasar (X16).

1. Faktor Produk

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap faktor produk

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada

Tabel 21.

Tabel 21. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Produk Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Faktor inti Indikator Krteria Kelas

Responden (orang)

Presentase (%)

Faktor Produk

Kandungan Gizi (X1)

Tidak bagus 1,00 - 1,80 0 0 Kurang bagus 1,91 - 2,71 11 11,46

Cukup bagus 2,72 - 3,52 45 46,88 Bagus 3,53 - 4,33 37 38,54 Sangat bagus 4,34 - 5,00 3 3,13 Keutuhan

(X2) Tidak penting 1,00 - 1,80 0 0

Kurang penting 1,91 - 2,71 0 0 Biasa 2,72 - 3,52 13 13,54 Penting 3,53 - 4,33 53 55,21 Sangat penting 4,34 - 5,00 30 31,25 Warna (X3) Tidak penting 1,00 - 1,80 0 0 Kurang penting 1,91 - 2,71 0 0 Biasa 2,72 - 3,52 17 17,71 Penting 3,53 - 4,33 60 62,50 Sangat penting 4,34 - 5,00 19 19,79 Rasa (X4) Tidak penting 1,00 - 1,80 0 0 Kurang penting 1,91 - 2,71 0 0 Biasa 2,72 - 3,52 2 2,08 Penting 3,53 - 4,33 44 45,83 Sangat penting 4,34 - 5,00 50 52,08 Total

Indikator Tidak penting 4,00 - 7,20 0 0

Kurang penting 7,21 - 10,41 0 0 Cukup penting 10,42 - 13,62 7 7,29 Penting 13,63 -16,83 50 52,08 Sangat penting 16,84 - 20,04 39 40,63

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 21. dapat diketahui bahwa menurut persepsi dan

atau penilaian konsumen terhadap kandungan gizi kacang mete adalah

cukup bagus (46,88%). Kacang mete merupakan kacang yang

mengandung protein dan lemak yang diperlukan oleh tubuh. Keutuhan

kacang mete adalah penting (55,21%). Keutuhan kacang mete merupakan

bentuk fisik dari kacang mete yang menarik bagi konsumen, sehingga

konsumen memilih kacang mete yang utuh. Warna kacang mete adalah

Page 112: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

penting (62,50%). Menurut konsumen, warna kacang mete dapat

mencerminkan rasa kacang mete. Warna kacang mete biasanya sesuai

dengan proses penggolahan (penggorengan) dan kematangannya. Rasa

kacang mete adalah sangat penting (52,08%). Konsumen membeli kacang

mete karena rasanya yang enak dan gurih. Faktor produk merupakan faktor

yang penting bagi konsumen kacang mete (52,08%).

2. Faktor Harga

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap faktor harga kacang

mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Harga Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Faktor inti

Indikator Krteria Kelas Responden (orang)

Presentase (%)

Faktor Harga

Harga (X5) Sangat mahal 1,00 - 1,80 0 0 Mahal 1,91 - 2,71 2 2,08

Wajar 2,72 - 3,52 46 47,92 Agak murah 3,53 - 4,33 47 48,96 Murah 4,34 - 5,00 1 1,04 Kesesuaian

harga (X6) Tidak sesuai 1,00 - 1,80 0 0

Kurang sesuai 1,91 - 2,71 16 16,67 Cukup sesuai 2,72 - 3,52 65 67,71 Sesuai 3,53 - 4,33 12 12,50 Sangat sesuai 4,34 - 5,00 3 3,13 Total Indikator Tidak penting 2 ,00- 3,60 0 0 Kurang penting 3,61 - 5,21 12 12,50 Cukup penting 5,22 - 6,82 31 32,29 Penting 6,83 - 8,43 51 53,13 Sangat penting 8,44 - 10,04 2 2,08

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 22. dapat diketahui bahwa menurut persepsi dan

atau penilaian konsumen terhadap harga adalah agak murah (48,96%).

Kabupaten Wonogiri merupakan penghasil kacang mete sehingga harga

kacang mete yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri agak

murah. Kesesuaian harga adalah cukup sesuai (67,71%). Harga kacang

mete cukup sesuai dengan kacang mete yang dibeli, dengan harga yang

lebih mahal para konsumen mendapatkan kacang mete yang lebih bagus

daripada harga kacang mete yang lebih murah. Faktor harga merupakan

faktor yang penting bagi konsumen (53,13%).

Page 113: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3. Faktor Promosi

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap faktor promosi

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada

Tabel 23.

Tabel 23. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Promosi Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Faktor inti Indikator Krteria Kelas

Responden (orang)

Presentase (%)

Faktor Promosi

Promosi (X7) Tidak menarik 1,00 - 1,80 0 0 Kurang menarik 1,91 - 2,71 1 1,04

Cukup menarik 2,72 - 3,52 48 50,00 Menarik 3,53 - 4,33 42 43,75 Sangat menarik 4,34 - 5,00 5 5,21 Potongan harga

(X8) Tidak ada 1,00 - 1,80 27 28,13

Kurang banyak 1,91 - 2,71 4 4,17 Wajar 2,72 - 3,52 58 60,42 Banyak 3,53 - 4,33 6 6,25 Sangat banyak 4,34 - 5,00 1 1,04 Pengalaman

pembelian (X9) Tidak penting 1,00 - 1,80 0 0

Kurang penting 1,91 - 2,71 0 0 Cukup penting 2,72 - 3,52 17 17,71 Penting 3,53 - 4,33 54 56,25 Sangat penting 4,34 - 5,00 25 26,04 Total Indikator Tidak penting 3,00 - 5,40 0 0 Kurang penting 5,41 - 7,81 6 6,25 Cukup penting 7,82 - 10,22 49 51,04 Penting 10,23 - 12,63 39 40,63 Sangat penting 12,64 - 15,04 2 2,08

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 23. dapat diketahui bahwa menurut persepsi dan

atau penilaian konsumen terhadap promosi adalah cukup menarik

(50,00%). Promosi dari mulut ke mulut sering terjadi di antara konsumen.

Konsumen mendapatkan informasi tentang kacang mete dari saudara dan

teman. Label pada kemasan kacang mete member informasi mengenai

pedagang dan informasi produk kacang mete yang di beli. Potongan harga

adalah wajar (60,42%). Konsumen yang membeli kacang mete dalam

jumlah yang cukup banyak akan mendapatkan potongan harga dari

pedagang. Pengalaman pembelian adalah penting (56,25%). Dalam

pembelian kacang mete, apabila konsumen mendapatkan pengalaman tidak

baik misalnya, dalam satu kemasan kacang mete yang dibeli banyak yang

pecah-pecah dan banyak kacang mete yang dilem maka konsumen akan

Page 114: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

mempertimbangkan untuk membeli di pedagang lain. Faktor promosi

merupakan faktor yang cukup penting bagi konsumen (51,04%).

4. Faktor Tempat

Persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap faktor tempat

kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada

Tabel 24.

Tabel 24. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Tempat Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Faktor inti Indikator Krteria Kelas Responden (orang)

Presentase (%)

Faktor Tempat

Jarak pasar (X10)

Sangat jauh (>6 km) 1,00 - 1,80 12 12,50 Jauh (5-6 km) 1,91 - 2,71 5 5,21

Sedang (3-4 km) 2,72 - 3,52 31 32,29 Dekat (1-2 km) 3,53 - 4,33 41 42,71 Sangat dekat (<1 km) 4,34 - 5,00 7 7,29 Lokasi pasar

(X11) Tidak strategis 1,00 - 1,80 0 0

Kurang strategis 1,91 - 2,71 0 0 Cukup strategis 2,72 - 3,52 18 18,75 Strategis 3,53 - 4,33 63 65,63 Sangat strategis 4,34 - 5,00 15 15,63 Ketersediaan

(X12) Sangat sulit 1,00 - 1,80 0 0

Agak sulit 1,91 - 2,71 1 1,04 Wajar 2,72 - 3,52 17 17,71 Mudah 3,53 - 4,33 69 71,88 Sangat mudah 4,34 - 5,00 9 9,38 Kenyamanaan

pasar (X13) Tidak nyaman 1,00 - 1,80 0 0

Kurang nyaman 1,91 - 2,71 0 0 Cukup nyaman 2,72 - 3,52 60 62,50 Nyaman 3,53 - 4,33 34 35,42 Sangat nyaman 4,34 - 5,00 2 2,08 Pelayanan

(X14) Tidak memuaskan 1,00 - 1,80 0 0

Kurang memuaskan 1,91 - 2,71 7 7,29 Cukup memuaskan 2,72 - 3,52 56 58,33 Memuaskan 3,53 - 4,33 29 30,21 Sangat memuaskan 4,34 - 5,00 4 4,17 Kebersihan

pasar (X15) Tidak bersih 1,00 - 1,80 0 0

Kurang bersih 1,91 - 2,71 9 9,38 Cukup bersih 2,72 - 3,52 64 66,67 Bersih 3,53 - 4,33 22 22,92 Sangat bersih 4,34 - 5,00 1 1,04 Keamanan

pasar (X16) Tidak aman 1,00 - 1,80 0 0

Kurang aman 1,91 - 2,71 2 2,08 Cukup aman 2,72 - 3,52 47 48,96 Aman 3,53 - 4,33 45 46,88 Sangat aman 4,34 - 5,00 2 2,08 Total Indikator Tidak penting 7,00 - 12,60 0 0 Kurang penting 12,61 - 18,21 0 0 Cukup penting 18,22 - 23,82 30 31,25 Penting 23,83 - 29,43 64 66,67 Sangat penting 29,44 - 35,04 2 2,08

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Page 115: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Berdasarkan Tabel 24. dapat diketahui bahwa menurut persepsi dan

atau penilaian konsumen terhadap jarak pasar adalah dekat (42,71%).

Pasar tradisional pada umumnya terdapat di dekat rumah. Lokasi pasar

adalah strategis (65,63%). Pasar tradisional strategis karena dekat dengan

jalan raya dan terminal angkutan umum sehingga konsumen mudah untuk

mencapainya. Ketersediaan kacang mete di pasar tradisional adalah mudah

(71,88%). Kabupaten Wonogiri merupakan penghasil kacang mete maka

pasar tradisional dekat dengan tempat industri sehingga ketersediaan

kacang mete cukup terjaga. Kenyamanan pasar adalah cukup nyaman

(62,50%). Penataan barang (produk) di dalam pasar yang teratur membuat

rasa nyaman bagi konsumen, selain itu tidak banyaknya pengamen

membuat konsumen tidak terganggu dalam melakukan kegiatan belanja.

Pelayangan pedagang adalah cukup memuaskan (58,33%). Pedagang pada

umumnya ramah dan mau memberikan informasi yang diperlukan

konsumen. Kebersihan pasar adalah cukup bersih (66,67%). Petugas

kebersihan pasar membersihkan pasar secara rutin dan pedagang selalu

menjaga kebersihan pasar. Keamanan pasar adalah cukup aman (48,96%).

Pada setiap pasar tradisional terdapat petugas keamanan dan pasar

tradisional dekat dengan pos polisi yang menjaga keamanan pasar

tradisional dan lingkungan di sekitarnya. Faktor tempat merupakan faktor

yang penting bagi konsumen (66,67%).

C. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dan Variabel yang Dominan

Dipertimbangkan Konsumen

Perilaku konsumen dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional

Kabupaten Wonogiri dianalisis menggunaka metode analisis faktor. Menurut

Rochaety et. al (2007), analisis faktor merupakan sebuah analisis yang

mencari hubungan interdependensi antarvariabel, sehingga mampu

mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya.

Oleh karena itu, dalam analisis faktor tidak terdapat variabel bebas maupun

variabel terikat. Manfaat dari analisis faktor adalah melakukan peringkasan

Page 116: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

variabel berdasarkan tingkat keeratan hubungan antar variabel, sehingga akan

diperoleh faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap variabel lainnya.

Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam analisis faktor berasal dari

pendapat responden mengenai atribut-atribut produk kacang mete. Analisis

faktor digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel-variabel

yang terangkum dalam faktor bauran pemasaran yang dipertimbangkan dalam

mengambil keputusan pembelian kacang mete.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan analisis faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli kacang mete pada pasar

tradisional di Kabupaten Wonogiri. Faktor bauran pemasaran yang diteliti

adalah produk, harga, promosi, dan tempat. Faktor produk yang diteliti terdiri

dari variabel kandungan gizi (X1), keutuhan (X2), warna (X3) dan rasa

kacang mete (X4). Faktor harga yang diteliti terdiri dari variabel harga (X5)

dan kesesuaian harga dengan mutu kacang mete (X6). Faktor promosi yang

diteliti terdiri dari variabel promosi (X7), potongan harga (X8), dan

pengalaman pembelian (X9). Faktor tempat yang diteliti terdiri dari variabel

jarak pasar (X10), lokasi pasar (X11), ketersediaan (X12), kenyamanan pasar

(X13), pelayanan (X14), kebersihan pasar (X15), dan keamanan pasar (X16).

Enambelas variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian kacang mete tersebut dianalisis menggunakan analisis

faktor dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and

Service Solution) 17.

Layak tidaknya analisis faktor untuk dilakukan analisis lebih lanjut

dapat diketahui dengan mengunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), Bartlett

Test of Sprericity, dan Measure of Sampling Adequacy. Analisis faktor dapat

dilakukan dengan persyaratan pokok yang harus dipenuhi yaitu nilai indeks

KMO tinggi, yaitu berkisar antara 0,5 sampai 1 (Simamora, 2005). Besarnya

nilai KMO dapat dilihat pada Tabel 25.

Page 117: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 25. KMO (Kaiser Meyer Olkin) Measures of Sampling Adequacy and Bartlett’s Test

Uji KMO dan Bartlett Hasil Penelitian KMO Measure of Sampling Adequacy 0,625 Bartlett’s Test of Sphericity - Approx. Chi-Square 156,193 - Derajat Kebebasan (Df) 78,000 - Signifikansi (Sig) 0,000

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Menurut Simamora (2005), KMO uji yang nilainya berkisar anara 0

sampai 1 mempertanyakan kelayakan analisis faktor. Apabila nilai KMO

tinggi (berkisar antara 0,5 sampai 1), maka analisis faktor layak dilakukan.

Sebaliknya, kalau nilai KMO dibawah 0,5 analisis faktor tidak layak

dilakukan. Ketentuan tersebut berdasarkan pada:

1. Jika probabilitas (sig) kurang dari 0,05, maka variabel dapat dianalisis

lebih lanjut

2. Jika probabilitas (sig) lebih dari 0,05, maka variabel tidak dapat dianalisis

lebih lanjut.

Berdasarkan hasil analisis dengan SPSS 17, diperoleh nilai KMO

Measure of Sampling Adequacy sebesar 0,625 dengan signifikansi sebesar

0,000. Nilai 0,625 berada di atas 0,5 dan signifikansi 0,00 lebih kecil dari

0,05, maka variabel dan data dapat dianalisis lebih lanjut.

Besarnya Measures of Sampling Adequacy (MSA) merupakan uji

statistik yang digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel dapat

dilihat pada tabel anti images correlation matrices pada SPSS. Besarnya

MSA masing-masing variabel dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 26.

Page 118: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 26. Hasil Pengujian Analisis Faktor 1 No. Variabel-variabel MSA 1. Kandungan gizi 0,518 2. Keutuhan 0,444 3. Warna 0,586 4. Rasa 0,488 5. Harga 0,469 6. Kesesuaian harga 0,601 7. Promosi 0,601 8. Potongan harga 0,413 9. Pengalaman pembelian 0,543 10. Jarak pasar 0,382 11. Lokasi pasar 0,331 12. Ketersediaan kacang mete 0,614 13. Kenyamanan pasar 0,586 14. Pelayanan pasar 0,471 15. Kebersihan pasar 0,606 16. Keamanan Pasar 0,582

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Menurut Anonimd (2011), besarnya angka MSA adalah antara 0

sampai 1, jika digunakan dalam menentukan penggabungan variabel

ketentuannya sebagai berikut:

1. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.

2. Jika MSA dapat diprediksi dan dapat

dianalisis lebih lanjut.

3. Jika MSA < 0,5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak

dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan.

Tabel 26. menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai MSA lebih

dari 0,5 adalah variabel kandungan gizi, warna, kesesuaian harga, promosi,

pengalaman pembelian, ketersediaan, kenyamanan, kebersihan, dan

keamanan pasar sehingga variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut.

Sedangkan variabel keutuhan, rasa, harga, potongan harga, jarak pasar, lokasi

pasar, dan pelayanan pasar mempunyai MSA kurang dari 0,5, maka variabel

tersebut dikeluarkan dan perlu dilakukan proses pengujian ulang. Menurut

Anonimd (2011), apabila terdapat lebih dari 1 variabel yang memiliki MSA di

bawah 0,5, maka yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil, dan

proses penilaian tetap harus dilakukan pengulangan. Dengan demikian

variabel yang harus dikeluarkan adalah lokasi pasar, sehingga variabel lokasi

Page 119: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pasar tidak menjadi variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam

pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Lokasi

pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri pada umumnya berada di lokasi

yang strategis, yaitu di tepi jalan raya dan dekat atau bersebelahan dengan

terminal angkutan umum. Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo,

dan Pasar Kecamatan Jatisrono tersebut menyediakan produk yang bervariasi

dan lengkap, kemudahan dalam mendapatkan produk yang diinginkan, dan

memberikan kepuasan saat berbelanja.

Pengulanan proses pengujian dilakukan tanpa memasukkan variabel

lokasi pasar, sehingga nilai MSA dari hasil pengujian yang ke-2 dapat dilihat

pada Tabel 27.

Tabel 27. Hasil Pengujian Analisis Faktor 2 No. Variabel-variabel MSA 1. Kandungan gizi 0,485 2. Keutuhan 0,471 3. Warna 0,614 4. Rasa 0,484 5. Harga 0,492 6. Kesesuaian harga 0,635 7. Promosi 0,646 8. Potongan harga 0,413 9. Pengalaman pembelian 0,561 10. Jarak pasar 0,384 11. Ketersediaan kacang mete 0,657 12. Kenyamanan pasar 0,629 13. Pelayanan pasar 0,466 14. Kebersihan pasar 0,639 15. Keamanan Pasar 0,633

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 27. menunjukkan bahwa dari hasil pengujian analisis faktor

yang ke-2 masih terdapat variabel yang mempunyai MSA kurang dari 0,5

yaitu variabel keutuhan, rasa, harga, potongan harga, jarak pasar, dan

pelayanan pasar. Variabel yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA

terkecil yaitu variabel jarak pasar. Sehingga, variabel jarak pasar tidak

menjadi variabel yang dipertimbangkan konsumen. Konsumen yang

berbelanja di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar

Kecamatan Jatisrono diketahui berasal dari berbagai wilayah Kabupaten

Page 120: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Wonogiri yang dapat dilihat dari jarak pasar dengan tempat tinggal

konsumen.

Pengulanan proses pengujian dilakukan tanpa memasukkan variabel

jarak pasar, sehingga nilai MSA dari hasil pengujian yang ke-3 dapat dilihat

pada Tabel 28.

Tabel 28. Hasil Pengujian Analisis Faktor 3 No. Variabel-variabel MSA 1. Kandungan gizi 0,606 2. Keutuhan 0,579 3. Warna 0,620 4. Rasa 0,602 5. Harga 0,486 6. Kesesuaian harga 0,602 7. Promosi 0,653 8. Potongan harga 0,395 9. Pengalaman pembelian 0,553 10. Ketersediaan kacang mete 0,640 11. Kenyamanan pasar 0,649 12. Pelayanan pasar 0,455 13. Kebersihan pasar 0,618 14. Keamanan Pasar 0,653

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 28. menunjukkan bahwa hasil pengujian analisis faktor yang ke-

3 masih terdapat variabel yang mempunyai MSA kurang dari 0,5 yaitu

variabel harga, potongan harga, dan pelayanan pasar. Variabel yang

dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil, yaitu variabel potongan

harga. Sehingga, variabel potongan harga tidak menjadi variabel dari faktor

promosi yang dipertimbangkan oleh konsumen. Pedagang kacang mete jarang

memberikan potongan harga kepada konsumen, apabila pedagang

memberikan potongan harga, besarnya hampir sama untuk setiap pedagang

dan nilainya tidak terlalu besar. Pedagang kacang mete tidak mengambil

keuntungan yang besar bila dibandingkan dengan resiko yang harus diterima

jika kacang mete yang dijualnya tidak laku karena sebagian orang masih

menganggap kacang mete sebagai produk mewah.

Pengulanan proses pengujian dilakukan tanpa memasukkan variabel

potongan harga, sehingga nilai MSA dari hasil pengujian yang ke-4 dapat

dilihat pada Tabel 29.

Page 121: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 29. Hasil Pengujian Analisis Faktor 4 No. Variabel-variabel MSA 1. Kandungan gizi 0,626 2. Keutuhan 0,602 3. Warna 0,621 4. Rasa 0,632 5. Harga 0,521 6. Kesesuaian harga 0,641 7. Promosi 0,691 8. Pengalaman pembelian 0,549 9. Ketersediaan kacang mete 0,681 10. Kenyamanan pasar 0,691 11. Pelayanan pasar 0,561 12. Kebersihan pasar 0,612 13. Keamanan Pasar 0,650

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 29. menunjukkan bahwa semua variabel pada analisis ke-4

mempunyai MSA lebih dari 0,5 sehingga ketigabelas variabel tersebut dapat

dianalisis lebih lanjut. Setelah menemukan variabel yang dapat dianalisis,

selanjutnya dilanjutkan dengan communalities. Communalities merupakan

jumlah total variasi dari sebuah variabel penelitian yang bisa dijelaskan faktor

umum. Dari nilai communalities dapat diketahui hubungan antara variabel

dengan faktor-faktor yang nantinya dibentuk. Communalities untuk tiap

variabel dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Communalities Variabel-variabel Initial Extraction

Kandungan gizi 1,000 0,373 Keutuhan 1,000 0,666 Warna 1,000 0,629 Rasa 1,000 0,533 Harga 1,000 0,451 Kesesuaian harga 1,000 0,558 Promosi 1,000 0,463 Pengalaman pembelian 1,000 0,501 Ketersediaan kacang mete 1,000 0,558 Kenyamanan pasar 1,000 0,531 Pelayanan pasar 1,000 0,481 Kebersihan pasar 1,000 0,548 Keamanan Pasar 1,000 0,514

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 30. menunjukkan besarnya communalities untuk masing-masing

variabel berbeda. Communalities untuk variabel kandungan gizi nilainya

0,373 yang artinya sekitar 37,3 % varian dari variabel kandungan gizi dapat

Page 122: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk. Sedangkan untuk variabel

keutuhan nilainya 0,666 artinya sekitar 66,6 % varian dari variabel keutuhan

dapat dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk, begitu juga untuk variabel-

variabel yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin kecil

communalities sebuah variabel, berarti semakin lemah hubungannya dengan

faktor yang terkait, dan semakin besar communalities sebuah variabel, maka

semakin kuat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.

Setelah diketahui nilai communalities, selanjutnya dapat dilihat pada

nilai eigen value. Kriteria suatu faktor dipertimbangkan oleh konsumen

terhadap keputusan dalam membeli kacang mete pada pasar tradisional Pasar

Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono,

dapat diketahui dengan melihat nilai eigen value dari suatu faktor. Eigen

value untuk faktor yang dipertimbangkan konsumen terhadap keputusan

pembelian kacang mete harus lebih dari 1. Angka eigenv alue menunjukkan

kepentingan relatif masing-masing faktor yang terbentuk dalam menghitung

varian dari variabel-variabel penelitian yang dianalisis. Besarnya eigen value

dan proporsi varians untuk masing-masing faktor yang terbentuk dapat dilihat

pada Tabel 31. sebagai berikut:

Tabel 31. Angka Eigen value dan Proporsi Varian dari Tiap Faktor Faktor inti Eigen value Proporsi Varian

1 (tempat) 2,307 17,746 % 2 (produk) 1,939 14,914 % 3 (promosi) 1,474 11,337 % 4 (harga) 1,058 8,136 %

Total 6,778 52,132 %

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Pada analisis data terdapat 13 variabel yang dilibatkan, jadi akan ada

13 yang diusulkan dalam analisis faktor. Setiap faktor mewakili variabel-

variabel yang dianalisis. Kemampuan setiap faktor mewakili variabel-variabel

yang dianalisis, ditunjukkan oleh besarnya varians yang dijelaskan (eigen

value). Tabel 31. menunjukkan bahwa terdapat 4 variabel yang menjadi

faktor inti dari faktor bauran pemasaran. Hal ini terjadi karena 4 faktor

tersebut memiliki nilai eigen value lebih dari 1, sedanngkan 9 faktor yang lain

Page 123: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

tidak menjadi faktor inti karena nilai eigen value kurang dari 1. Dengan

demikian pada penelitian ini terbentuk 4 faktor yang menjadi pertimbangan

konsumen dalam membeli kacang mete di pasar tradisional di Kabupaten

Wonogiri. Faktor 1 mampu menjelaskan 17,746% varian ke-13 variabel

penelitian, faktor 2 mampu menjelaskan 14,914% varian ke-13 variabel

penelitian, faktor 3 mampu menjelaskan 11,337% varian ke-13 variabel

penelitian, faktor 4 mampu menjelaskan 8,136% varian ke-13 variabel

penelitian. Total varian yang mampu dijelaskan keempat faktor tersebut

adalah 52,132%, yang berarti penelitian ini mampu menjelaskan faktor yang

menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli kacang mete di Pasar Kota

Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono

sebesar 52,132%. Sedangkan sisanya 47,868% merupakan faktor lain yang

tidak tercakup dalam hasil analisis faktor misalnya karakteristik dari

konsumen itu sendiri, lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik dan faktor-

faktor lain.

Empat faktor yang dihasilkan merupakan kumpulan dari variabel-

variabel yang merupakan unsur pembentuk faktor tersebut. Penamaan

masing-masing faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen kacang mete di

pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri didasarkan pada variabel-variabel

yang menyusun faktor tersebut. Setelah diketahui empat faktor yang sesuai

untuk menyederhanakan ke-13 variabel penelitian yang diteliti, maka dari

analisis data dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh tabel rotated

component matrix. Tabel tersebut menunjukkan distribusi ke-13 variabel pada

empat faktor yang terbentuk. Angka-angka yang terdapat pada tabel rotated

component matrix adalah factor loading yang menunjukkan besarnya korelasi

antara suatu variabel dengan masing-masing faktor yang terbentuk. Factor

loading memberikan informasi tentang variabel mana yang berkorelasi

signifikan dengan faktor tertentu. Informasi ini selanjutnya digunakan untuk

menginterpretasikan faktor secara subyektif. Proses penentuan faktor

dilakukan dengan melakukan perbandingan besarnya korelasi setiap baris

dengan melihat besar nilai korelasi yang lebih besar dari 0,5.

Page 124: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Factor loading dari ke-13 variabel tersebut selanjutnya dirotasikan

dengan metode varimax, yaitu metode rotasi oethogonal (sudut putar 90o)

yang menyederhanakan kolom dari matrik faktor agar hanya didapat satu

faktor loading tertinggi untuk tiap-tiap variabel. Nilai faktor loading yang

telah dirotasi dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Nilai Factor Loading untuk Tiap-tiap Variabel

Faktor Nama Faktor

Proporsi Varian

Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti

Nilai Korelasi

Eigen value

1 Tempat 17,746% Ketersediaan kacang mete 0,621 2,307 Kenyamanan pasar 0,695 Pelayanan pasar 0,332 Kebersihan pasar 0,711 Keamanan pasar 0,549

2 Produk 14,914% Kandungan gizi 0,546 1,939 Keutuhan 0,672 Warna 0,702 Rasa 0,722

3 Promosi 11,337% Kesesuaian harga 0,696 1,474 Promosi 0,524 Pengalaman pembelian 0,681

4 Harga 8,136% Harga 0,597 1,058

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 32. menunjukkan bahwa dari hasil analisis faktor terdapat 4

faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli kacang mete di pasar

tradisional di Kabupaten Wonogiri dengan variabel-variabel yang terkandung

di dalamnya. Faktor dengan total varian tertinggi merupakan faktor yang

paling dominan. Sehingga jika diurutkan menurut total variannya, faktor

tempat menempati urutan pertama yaitu dengan total varian sebesar 17,746%,

kemudian urutan kedua adalah faktor produk dengan total varian sebesar

14,914%, urutan selanjutnya yaitu faktor promosi dengan total varian sebesar

11,337%, dan yang terakhir adalah faktor harga dengan total varian 8,136%.

Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis pertama diterima, karena faktor

bauran pemasan dipertimbangkan dalam keputusan pembelian kacang mete di

pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri.

Pada tabel tersebut juga menunjukkan variabel-variabel yang dominan

dipertimbangkan konsumen dalam pembelian kacang mete pada masing-

masing faktor. Variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen memiliki

Page 125: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

nilai faktor loading yang tertinggi pada masing-masing faktor. Variabel yang

paling dipertimbangkan konsumen pada faktor tempat adalah variabel

kebersihan pasar yaitu sebesar 0,711, variabel yang paling dipertimbangkan

konsumen pada faktor produk adalah variabel rasa yaitu sebesar 0,722,

variabel yang paling dipertimbangkan konsumen pada faktor promosi adalah

variabel kesesuaian harga dengan mutu kacang mete yaitu sebesar 0,696, dan

variabel yang paling dipertimbangkan konsumen pada faktor harga adalah

variabel harga yaitu sebesar 0,597. Sebelum dianalisis variabel kesesuaian

harga termasuk dalam faktor harga, tetapi setelah dianalisis variabel

kesesuaian harga termasuk ke dalam faktor promosi. Hal ini dikarenakan

kesesuaian harga kacang mete mengandung unsur promosi dalam penjualan

kacang mete di pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri.

Hipotesis kedua menyebutkan bahwa variabel yang dominan dari

faktor produk adalah variabel rasa, dari faktor harga adalah variabel harga,

dari faktor promosi adalah variabel potongan harga, dan faktor tempat adalah

variabel kebersihan pasar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kedua ditolak, karena variabel potongan harga bukan merupakan

variabel yang dominan dari faktor promosi yang dipertimbangkan konsumen.

D. Perilaku Konsumen dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Studi mengenai perilaku konsumen akan menjadi dasar yang sangat

penting dalam pemasaran dan memainkan peranan penting dalam merancang

kebijakan publik. Bagi penguasa bidang ekonomi, suatu negara memerlukan

kajian ini untuk merumuskan kebijakannya dalam kerangka perlindungan

konsumen (Setiadi, 2010). Perilaku beli konsumen kacang mete di Pasar Kota

Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono yang

diteliti meliputi alasan responden berbelanja di pasar tradisional, alasan

responden membeli kacang mete, frekuensi pembelian kacang mete, jumlah

pembelian kacang mete, dan faktor bauran pemasaran dalam penjualan

Page 126: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kacang mete di pasar tradisional, yaitu faktor tempat, produk, promosi, dan

harga.

1. Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional

Responden memiliki alasan yang berbeda-beda dalam melakukan

kegiatan berbelanja di pasar tradisional. Perilaku beli konsumen di Pasar

Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan

Jatisrono menurut alasan responden berbelanja dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional

Alasan Konsumen Responden (orang) Presentase (%) Strategis 25 26,04 Dekat dengan rumah 35 36,46 Harga lebih murah 19 19,79 Pelayanan pedagang 2 2,08 Langganan 13 13,55 Dekat dengan tempat kerja 2 2,08

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 33. menunjukkan bahwa responden di Pasar Kota Wonogiri,

Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono memiliki

alasan yang beragam dalam berbelanja di pasar tradisional. Alasan

terbanyak yang diberikan responden dalam berbelanja di pasar tradisional

tersebut adalah karena dekat dengan rumah, sebanyak 35 orang (36,46%).

Pasar tradisional yang dekat dari rumah memudahkan responden untuk

mencapainya, baik dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi,

maupun menggunakan angkutan umum. Selain itu, responden dapat

menghemat biaya transportasi dan waktu perjalanan yang sebentar

sehingga responden tetap dapat melakukan kewajiban lain seperti bekerja

dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

2. Alasan Responden dalam Membeli Kacang Mete

Responden memiliki alasan yang berbeda satu dengan yang lainnya

dalam mengkonsumsi kacang mete. Hal ini dapat disebabkan karena

adanya kebutuhan responden dalam mengkonsumsi kacang mete. Perilaku

beli konsumen di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan

Page 127: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Pasar Kecamatan Jatisrono menurut alasan responden dalam membeli

kacang mete dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Membeli Kacang Mete

Alasan Konsumen Responden (orang) Presentase (%) Camilan 7 7,29 Acara keluarga 32 33,33 Hari raya 23 23,96 Hajatan 22 22,92 Pengajian 10 10,42 Menjamu tamu 2 2,08

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 34. menunjukkan bahwa responden di Pasar Kota Wonogiri,

Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono memiliki

alasan yang beragam dalam membeli kacang mete. Sebagian besar

responden membeli kacang mete karena adanya acara keluarga, yaitu

sebanyak 32 orang (33,33%). Hal ini dikarenakan sebagian besar

responden menjadikan kacang mete sebagai makanan ringan yang

disajikan dalam acara keluarga. Tidak banyak responden yang

mengkonsumsi kacang mete untuk camilan sehari-hari karena

dihkawatirkan dengan mengkonsumsi kacang mete sebagai camilan akan

mempengaruhi kesehatan konsumen.

3. Frekuensi Pembelian Kacang Mete

Perilaku beli konsumen di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan

Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono menurut frekuensi pembelian

kacang mete dapat dilihat pada Tabel 35.

Tabel 35. Perilaku Beli Konsumen menurut Frekuensi Pembelian Kacang Mete

Frekuensi Pembelian dalam 3 Bulan (kali)

Responden (orang)

Presentase (%)

1 57 59,38 2 36 37,50 3 3 3,13

Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 35. menunjukkan bahwa frakuensi pembelian kacang mete

yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah 1 kali dalam 3 bulan,

Page 128: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

yaitu sebanyak 57 orang (59,38%). Dalam penelitian, frekuensi pembelian

dicatat dalam 3 bulan karena kacang mete belum menjadi konsumsi harian

dan hanya dikonsumsi pada saat ada acara keluarga atau menjadi sajian di

acara-acara tertentu. Sehingga, selain rasanya yang enak, menyajikan

kacang mete dapat menjadi kebanggaan bagi konsumen karena harga

kacang mete yang lebih mahal dari kacang tanah yang biasa disajikan

dalam sebuah acara.

4. Jumlah Pembelian Kacang Mete

Jumlah pembelian kacang mete dapat berkaitan dengan jumlah

anggota keluarga responden dan kebutuhan responden. Perilaku beli

konsumen di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar

Kecamatan Jatisrono menurut jumlah pembelian kacang mete dapat dilihat

pada Tabel 36.

Tabel 36. Perilaku Beli Konsumen menurut Jumlah Kacang Mete dalam Setiap Pembelian

Jumlah dalam Setiap Pembelian (Kg)

Responden (orang)

Presentase (%)

1 35 36,46 2 42 43,75 3 12 12,50

>3 7 7,29 Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2012

Tabel 36. menunjukkan bahwa jumlah pembelian kacang mete

yang paling banyak adalah 2 kg dalam setiap kali pembelian, yaitu

sebanyak 42 orang (43,75%). Pembelian kacang mete untuk konsumsi

keluarga, responden menyesuaikan jumlah kacang mete yang dibeli

dengan banyaknya jumlah anggota keluarga responden yang

mengkonsumsi kacang mete. Selain itu, untuk sajian dalam sebuah acara

yang akan diadakan, jumlah kacang mete yang dibeli disesuaikan dengan

jumlah tamu yang akan datang. Semakin banyak jumlah anggota keluarga

atau jumlah tamu yang mengkonsumsi kacang mete, maka jumlah

pembelian juga akan semakin banyak karena menyesuaikan kebutuhan

responden tersebut. Jumlah pembelian kacang mete sebanyak 2 kg sudah

Page 129: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

cukup untuk memenuhi konsumsi dalam sebuah acara, seperti acara

keluarga atau saat hari raya. Kacang mete sebanyak 2 kg sudah memenuhi

kebutuhan unruk suatu acara karena kacang mete biasanya dikemas dalam

kemasan kecil sehingga dalam 1 kg dapat menghasilkan 70 kemasan kecil

kacang mete atau lebih sesuai dengan keinginan konsumen.

5. Korelasi antara Bauran Pemasaran dengan Keputusan Pembelian Kacang

Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri

Menurut Simamora (2005), analisis faktor dapat digunakan untuk

mengidentifikasikan struktur hubungan antarvariabel ataupun

antarresponden dengan menguji korelasi antarvariabel atau

antarresponden. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis perilaku

konsumen dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten

Wonogiri, diketahui bahwa dalam proses pengambilan keputusan

pembelian mempertimbangkan faktor bauran pemasaran. Pada penelitian

ini, hasil analisis faktor menunjukkan bahwa konsumen

mempertimbangkan empat faktor bauran pemasaran yaitu faktor tempat,

faktor produk, faktor harga, dan faktor promosi bauran pemasaran dalam

proses pengambilan keputusan konsumen dalam pemembelian kacang

mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

a. Faktor Tempat

Nilai factor loading dari variabel tempat yang telah dirotasi

dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 33. Nilai Factor Loading untuk Variabel Tempat

Nama Faktor Inti Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti

Nilai Korelasi

Tempat Ketersediaan kacang mete 0,621 Kenyamanan pasar 0,695 Pelayanan pasar 0,332 Kebersihan pasar 0,711 Keamanan pasar 0,549

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Faktor tempat merupakan faktor utama yang dipertimbangkan

responden dalam membeli kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono. Tabel 37.

Page 130: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

menunjukkan variabel yang terdapat pada faktor tempat adalah variabel

ketersediaan kacang mete, kenyamanan pasar, pelayanan pasar,

kebersihan pasar, dan keamanan pasar.

Berdasarkan Tabel 37. variabel pertama atau variabel yang

paling dominan dipertimbangkan konsumen pada faktor tempat adalah

variabel kebersihan pasar dengan factor loading sebesar 0,711.

Konsemen pada umumnya menyukai berbelanja di pasar tradisional

yang bersih. Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa Pasar Kota

Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono

termasuk pasar yang bersih. Kebersihan pasar tersebut dapat tercipta

dengan adanya kesadaran para penjual untuk selalu menjaga kebersihan

tempat berjualannya, kesadaran konsumen juga sangat penting karena

konsumen harus ikut membantu menjaga kebersihan pasar tradisional

dengan membuang sampah pada tempat sampah yang telah banyak

disediakan di pasar, selain itu petugas kebersihan pasar yang secara

tertib dan teratur membersihkan area pasar dari sampah-sampah yang

ada dan mengangkut sampah dari tempat sampah ke dalam

penampungan yang kemudian diangkut oleh petugas kebersihan ke

pembuangan akhir.

Variabel kedua yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

tempat adalah variabel kenyamanan pasar dengan factor loading 0,695.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumen menyukai suasana pasar

tradisional yang nyaman. Kenyamanan pasar (penataan produk di pasar)

dapat dirasakan oleh konsumen karena penataan tempat berdagang yang

disesuaikan dengan jenis produk yang dijual sehingga menciptakan

keteraturan di dalam pasar. Penataan tempat ini juga membantu

mempermudah dalam menjaga kebersihan pasar karena sampah-sampah

dari berbagai jenis produk tidak bercampur, sehingga kenyamanan

pasar dapat terjamin. Selain itu, tidak banyak pengamen dan pedagang

asongan yang berkeliling sehingga tidak mengganggu konsumen dalam

berbelanja.

Page 131: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Variabel ketiga yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

tempat adalah variabel ketersediaan kacang mete dengan factor loading

sebesar 0,621. Ketersediaan kacang mete di pasar tradisional di

Kabupaten Wonogiri dipertimbangkan oleh konsumen karena

ketersediaan dan kemudahan dalam mendapatkan kacang mete yang

lebih terjamin dibandingkan di tempat lain seperti di pasar modern.

Variabel keempat yang dipertimbangkan oleh konsumen pada

faktor tempat adalah variabel keamanan pasar dengan factor loading

sebesar 0,549. Keamanan pasar dipetimbangkan konsumen karena pada

umumnya konsumen memilih berbelanja di pasar tradisional yang

aman. Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar

Kecamatan Jatisrono adalah pasar tradisional yang aman jarang terjadi

tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, atau tindak kejahatan

lainnya. Selain itu, terdapat petugas keamanan (satpam) untuk menjaga

keamanan di tradisional tersebut, serta di dekat pasar terdapat pos polisi

yang menjaga keamanan lingkungan di sekitar pasar yang ramai.

Variabel pelayanan pasar (pedagang) merupakan variabel

dengan factor loading di bawah 0,5 (factor loading 0,332), sehingga

variabel tersebut dianggap hampir tidak dipertimbangkan oleh

konsumen dalam kegiatan pembelian kacang mete. Hal ini dikarenakan

pelayanan pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan

Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono menurut konsumen cukup

baik dan memuaskan seperti halnya pelayanan di pasar tradisional

lainnya yang berada di Kabupaten Wonogiri. Pelayanan yang diberikan

pedagang adalah keramahan pedagang kepada konsumen. Menurut Rao

dan Monroe dalam Yoo, et.al., (2000), toko dengan citra yang baik

akan lebih menarik perhatian dan kunjungan dari konsumen potensial.

Pada beberapa toko menyediakan kepuasan konsumen yang lebih besar

dan mendorong komunikasi dari mulut ke mulut secara aktif dan positif

diantara para konsumen.

Page 132: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

b. Faktor Produk

Nilai faktor loading dari variabel produk yang telah dirotasi

dapat dilihat pada Tabel 38.

Tabel 38. Nilai Factor Loading untuk Variabel Produk

Nama Faktor Inti Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti

Nilai Korelasi

Produk Kandungan gizi 0,546 Keutuhan 0,672 Warna 0,702 Rasa 0,722

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Faktor produk merupakan faktor kedua yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono. Variabel yang

terdapat pada faktor produk adalah variabel kandungan gizi, keutuhan,

warna, dan rasa kacang mete. Berdasarkan Tabel 38. variabel pertama

atau variabel yang paling dominan dipertimbangkan konsumen pada

faktor produk adalah variabel rasa kacang mete dengan factor loading

sebesar 0,722. Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa kacang

mete memiliki rasa yang khas sehingga menjadi daya tarik utama. Rasa

kacang mete Wonogiri dikenal lebih gurih daripada rasa kacang mete

dari Sumbawa, karena getah yang terkandung dalam kacang mete

Sumbawa lebih banyak dari kacang mete Wonogiri, sehingga saat

dimakan menjadi lebih ulet. Konsumen akan memilih rasa kacang mete

sesuai dengan selera masing-masing konsumen, kacang mete yang

pernah dikonsumsi akan mempengaruhi keputusan pembelian. Rasa

kacang mete dipengaruhi oleh bumbu dan proses menggoreng, bumbu

yang kabanyakan garam ata bawang putih membuat kacang mete

menjadi lebih asin atau terasa sedikit pahit. Hal ini mempengaruhi

selera konsumen sehingga mempertimbangkan rasa kacang mete yang

ditawarkan oleh pedagang. Selain itu, lama penyimpanan kacang mete

juga mempengaruhi rasanya, kacang mete yang sudah lama akan

memiliki bau yang tengik, sehingga ketersediaan kacang mete yang

Page 133: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

baru juga dapat mempengaruhi selera konsumen tentang rasa kacang

mete.

Variabel kedua yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

produk adalah variabel warna kacang mete dengan factor loading

sebesar 0,702. Warna kacang mete merupakan faktor yang penting

karena mempengaruhi penampilan kacang mete dan kepuasan

konsumen. Konsumen lebih menyukai kacang mete yang berwarna

kuning keemasan daripada masih berwarna putih atau sudah berwarna

cokelat. Kacang mete yang berwarna putih dinilai kurang matang,

sedangkan yang berwarna cokelat dinilai terlalu matang sehingga

mengurangi kenikmatannya.

Variabel ketiga yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

produk adalah variabel keutuhan kacang mete dengan factor loading

sebesar 0,672. Selain variabel warna, keutuhan kacang mete juga

mempengaruhi penampilan kacang mete dan kepuasan konsumen.

Keutuhan kacang mete juga berpengaruh pada harga jual kacang mete

tersebut. Dalam satu kemasan, kacang mete yang utuh dan besar atau

sering disebut dengan kacang mete kualitas super dijual dengah harga

yang lebih tinggi daripada dalam satu kemasan terdapat kacang mete

yang utuh, belah dan pecah. Beberapa pedagang mensiasati keutuhan

kacang mete dengan menempelkan kacang mete belah dengan tepung

kanji sehingga terlihat utuh. Akan tetapi hal tersebut akan mengurangi

kenikmatan kacang mete dan kepusan konsumen, sehingga konsumen

akan berhati-hati dalam memilih kacang mete yang akan dibelinya.

Variabel keempat yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

produk adalah variabel kandungan gizi kacang mete dengan factor

loading sebesar 0,546. Kandungan gizi yang yang dimaksud adalah

kandungan karbohidrat, protein, dan lemak. Kandungan karbohidrat,

protein, dan lemak kacang mete yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan

protein dan lemak yang diperlukan tubuh. Kandungan lemak pada

kacang mete merupakan lemak tak jenuh yang merupakan lemak baik

Page 134: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

bagi tubuh. Akan tetapi, sebaiknya kacang mete dikonsumsi dalam

batas wajar (tidak kebanyakan) karena akan berpengaruh pada

kesehatan tubuh.

Menurut Carol O’Neil dalam Satriani (2012), mengungkapkan

bahwa orang-orang yang mengkonsumsi beragam jenis kacang seperti

almond, kacang mete, dan kacang kenari menunjukkan berat badan,

body mass index (BMI), dan lingkar pinggang yang lebih rendah

ketimbang mereka yang tidak mengkonsumsi kacang-kacangan

tersebut. Para pengkonsumsi kacang ini juga berisiko lebih rendah

terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolisme.

Para ahli merekomendasikan konsumsi 1,5 ons kacang per hari, atau

tiga sendok makan kacang-kacangan sebagai bagian dari diet sehat.

c. Faktor Promosi

Nilai factor loading dari variabel promosi yang telah dirotasi

dapat dilihat pada Tabel 39.

Tabel 39. Nilai Factor Loading untuk Variabel Promosi

Nama Faktor Inti Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti Nilai

Korelasi Promosi Kesesuaian harga 0,696

Promosi 0,524 Pengalaman pembelian 0,681

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Faktor promosi merupakan faktor ketiga yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono. Variabel yang

terdapat pada faktor promosi adalah variabel kesesuaian harga, promosi

penjualan, potongan harga, dan pengalaman pembelian kacang mete.

Berdasarkan Tabel 39. variabel pertama atau variabel yang paling

dominan dipertimbangkan konsumen pada faktor promosi adalah

variabel kesesuaian haga kacang mete dengan factor loading sebesar

0,696. Kesesuain harga dengan mutu kacang mete menjadi variabel dari

faktor promosi yang penting bagi konsumen karena harga kacang mete

merupakan cerminan dari mutu kacang mete yang dijual. Konsumen

Page 135: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

akan memilih harga yang sedikit lebih tinggi dengan mutu kacang mete

yang bagus daripada harga yang murah tetapi mutu kacang mete kurang

bagus, karena hal tersebut akan berpengaruh pada kepuasan konsumen.

Variabel kedua yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

promosi adalah variabel pengalaman pembelian kacang mete dengan

factor loading sebesar 0,681. Pengalaman pembelian oleh konsumen

penting dalam proses keputusan pembelian kacang mete di pasar

tradisional. Pengalaman pembelian ini dipertimbangkan karena

konsumen ingin mendapatkan kacang mete dengan mutu yang baik dan

sesuai dengan seleranya. Tidak jarang konsumen merasa tertipu karena

pedagang mencampur kacang mete bermutu baik dengan kacang mete

yang kurang bagus, atau kacang mete belah dilem menggunakan tepung

kanji sehingga terlihat utuh. Hal tersebut membuat konsumen lebih hati-

hati dan cermat dalam membeli kacang mete.

Variabel ketiga yang dipertimbangkan konsumen pada faktor

promosi adalah variabel promosi penjualan kacang mete dengan factor

loading sebesar 0,524. Terdapat beberapa promosi dalam penjualan

kacang mete, yaitu promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan

konsumen satu kepada konsumen yang lainnya, kemasan kacang mete

yang menggunakan label, dan adanya beberapa artikel di surat kabar

lokal mengenai kacang mete yang di jual di salah satu kios pasar

tradisional.

Menurut undang-undang no. 7 tahun 1996 tentang pangan,

label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk

gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan

pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan

bagian kemasan pangan. Sekuang-kurangnya dalam label memuat: a)

nama produk, b) bahan yang digunakan, c) berat atau isi besih, d) nama

dan alamat produsen, e) keterangan halal, f) tanggal, bulan dan tahun

kadaluwarsa. Namun selain hal tersebut pemerintah dapat menetapkan

keterangan lain yang dapat dicantumkan dalam label, mengenai tata

Page 136: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

cara penggunaan, kandungan gizi pangan, ataupun efek samping pangan

bagi kelompok masyarakat tertentu, seperti lanjut usia, pengidap

penyakit tertentu, atau mereka yang sedang menjalani program diet.

d. Faktor Harga

Nilai faktor loading dari variabel promosi yang telah dirotasi

dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 40. Nilai Factor Loading untuk Variabel Promosi

Nama Faktor Inti Variabel yang Terlibat pada Faktor

Inti Nilai

Korelasi Harga Harga 0,597

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

Faktor terakhir yang dipertimbangkan konsumen dalam

pembelian kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan

Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono adalah faktor harga. Menurut

Wahyudi dalam Darmayanti (2009), untuk meningkatkan citra produk

dapat dilakukan dengan menggunakan strategi harga yang tepat, karena

terdapat hubungan positif antara tingkat harga dengan kualitas merek

persepsian. Hal ini menyebabkan semakin tinggi nilai yang

dipersepsikan terhadap suatu produk maka akan semakin tinggi pula

kemungkinan seseorang untuk membeli produk. Oleh karena itu, harga

menjadi faktor yang terakhir dipertimbangkan oleh konsumen. Faktor

harga terdiri dari variabel harga dengan factor loading sebesar 0,597.

Variabel harga dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli kacang

mete di pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri. Walaupun harga

kacang mete tergolong tinggi dibandingkan dengan harga kacang-

kacangan yang lain, tetapi harga kacang mete di pasar tradisional

cenderung lebih murah dibandingkan harga kacang mete yang dijual di

toko oleh-oleh di luar pasar tradisional. Perbedaan harga kacang mete di

pasar tradisional dengan harga di luar pasar tradisional tidak

mempengaruhi mutu kacang mete yang dijual.

Pada saat penelitian terdapat perbedaan harga kacang mete di

pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Harga kacang mete di pasar

Page 137: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

tradisional Kabupaten Wonogiri termasuk dalam harga yang wajar

karena Kabupaten Wonogiri merupakan daerah produksi kacang mete,

selain itu harga kacang mete pada setiap pasar tradisional tidak jauh

berbeda. Setiap pedagang kacang mete di Pasar Kota Wonogiri, Pasar

Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono memiliki harga

jual yang berbeda-beda. Harga kacang mete yang tertinggi adalah

Rp 85.000 dan terendah adalah Rp 65.000, dengan fluktuasi harga

kacang mete mencapai Rp 20.000. Hal ini dipengaruhi oleh waktu

pembelian dan tempat pembelian kacang mete. Waktu pembelian

kacang mete berpengaruh terhadap harga, saat penelitian dimulai adalah

setelah Hari Raya Idul Fitri sehingga harga kacang mete masih tinggi

karena masih banyak konsumen yang membeli kacang mete dan belum

musim panen kacang mete, akan tetapi harga kacang mete berangsur-

angsur turun. Turunnya harga mete ini dipengaruhi dengan semakin

berkurangnya konsumen yang membeli kacang mete dan musim panen

kacang mete telah dimulai. Tempat pembelian kacang mete juga

berpengaruh terhadap harga, kacang mete yang dijual di Pasar Kota

Wonogiri memiliki harga yang lebih tinggi daripada harga kacang mete

di Pasar Kecamatan Ngadirijo dan Pasar Kecamatan Jatisrono. Pasar

Kota Wonogiri berada jauh dari daerah produksi kacang mete sehingga

memerlukan biaya distribusi yang lebih besar dari Pasar Kecamatan

Ngadirojo dan Pasar Kecamatan Jatisrono yang berada di dekat daerah

produksi kacang mete.