Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PRODUKSI PROGRAM SUARA ANAK NEGERI
DI JAK TV
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ONGKO PRASETYO
NIM:207051100569
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013M/1434 H
ANALISIS PRODT'KSI PROGRAM SUARA ANAK NEGERI
DI JAI( TV
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Oreko Pra$etyshtIM.20705U00569
Ade Masturi. MAh[IP. 19750606 200710 1 mr
JT]RUSAI\I KOMI]NIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
TAKULTAS ILMU DAKWAII DAN ILMU KOMI]NIKASI
IINMRSITAS ISLAII NEGERI Gmg
SYARIF HIDAYATIILLAH
JAKARTA
2013 n{/1434 II
PENGE,SAHAN PATIITIA
Skripsi berjudul Anatisis Produksi Program Suara Anak Negeri di
J*ktv telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu
Komrmikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1 Agustus 2A1,3- Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi
Islarn (S.Kom.I) padaprogran Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
JakartA 1 Agustus 2013
Sidang Munaqasyah
Selaetaris
Pengqii 1 Penguji 2
Wa'41(Drs, Cecen Cafltrawihva. MA
19670818 199E03 1 002
Ade MutHri"MANIP. r975ffi06 200710 I 001
Ketua Sidang
I\m: 19709}03 199603 100I IrtIP: 1971041222000032001
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1)
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan tiruan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Juli 2013
Ongko Prasetyo
i
ABSTRAK
Ongko Prasetyo
207051100569
Analisis Produksi Program Suara Anak Negeri Di JAK TV
Televisi adalah salah satu media massa yang masih banyak diakses oleh
masyarakat sekarang ini. Televisi sebagai salah satu media, jelas keberadaannya
sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap acara yang disuguhkan
mempunyai andil besar dalam menyampaikan ide, visi dan misi produsernya
sehingga televisi terbukti dapat mempengaruhi opini publik. Dari berbagai macam
acara yang disajikan masih sedikit sekali audience yang mau menonton acara
yang bersifat mendidik dan dapat memberikan inspirasi.
Program acara Suara Anak Negeri adalah salah satu program acara yang
bersifat mendidik masyarakat. Dimana dalam acara ini terkandung nilai-nilai
pesan dakwah yang disampaikan oleh narasumber dengan santai namun tidak
mengurangi makna yang disampaikannya.
Penelitian ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan; yaitu bagaimana
format program dakwah “Suara Anak Negeri” di JAK TV Serta bagaimana proses
produksi meliputi Pra produksi, Setup and Rehearsal, produksi serta pasca
produksi Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan: 1) Untuk mengetahui
jenis format acara pada program Suara Anak Negeri 2) untuk memahami proses
produksi program “Suara Anak Negeri” di JAK TV.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, untuk memperoleh pemahaman pengaderan program
dakwah di JAK TV. Melalui pendekatan ini peneliti berusaha mengkaji acara
Suara Anak Negeri yang bisa melahirkan pesan-pesan positif dan dengan
demikian bisa dilihat acara tersebut bisa memperkuat dan menambah teori lama
tentang fungsi televisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi
wawancara mendalam (in depth interview), observasi terlibat (direct observation)
dan dokumentasi dengan analisis data deskriptif.
Setelah melakukan serangkaian penelitian, hasil yang ditemukan dalam
penelitian ini adalah Program Suara Anak Negeri di Jak Tv sudah mencakup
Standar Operational Production (SOP) seperti yang diungkapkan oleh Alan
Wurtzel dalam bukunya Televison Production, secara keseluruhan baik dalam
format maupun pelaksanaan produksi.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT, dan kesejahteraan serta kedamaian semoga
dilimpahkan kepada mahluk-Nya yang paling mulia dan sebaik-baik manusia,
yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarga beliau, para sahabat beliau yang
mulia, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan kebaikan hingga hari
pembalasan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari benar bahwa tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak terkait, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Karena berkat arahan, bantuan, petunjuk dan motivasi yang
diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna mendapatkan
gelar Strata Satu (S1) di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Ibunda Sri Wantini serta Ayahanda
Semiyanto yang tak henti-hentinya mendoakan, memberi dukungan moril maupun
materiil, semangat dan motivasi kepada penulis. Selanjutnya penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. Arief
Subhan, M.A, Wakil Dekan I Drs. Wahidin Saputra, M.A, Wakil Dekan II
Drs. Mahmud Jalal, M.A, dan Wakil Dekan III Drs. Study Rizal LK,
M.A.
iii
2. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA, sebagai sekretaris Koordinator Program
Non Reguler FIDKOM, serta Bpk Ahmad Fatoni, S.Sos.I, sebagai Staff
Administrasi.
3. Dra. Asriyati Jamil M.Hum (alm), selaku koordinator teknis program Non
Reguler Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang sempat
memberikan dorongan moriil untuk penulis.
4. Bapak Ade Masturi, M.A selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, petunjuk, dan pemikirannya kepada penulis
5. Drs Jumroni, M.Si dan Umi Musyarofah, M.A selaku Ketua Jurusan dan
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
6. Para Dosen, Karyawan, dan staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, dan juga seluruh staf pengurus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Pengurus dan Staff di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang
membantu penulis dalam mendapatkan bahan skripsi.
8. Pengurus dan Staff di Perpustakaan Fakultas Ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi yang memberikan tempat yang nyaman bagi penulis demi
kelancaran skripsi ini.
9. Kepada semua tim program Suara Anak Negeri terutama Produser
Velantine Valiant dan Asisten Produser Mas Andika yang meluangkan
sedikit waktunya untuk penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi
penulis
iv
10. Adikku, Agung Prasetyo Budi meskipun sering mengganggu pembuatan
skripsi, tetapi mereka tetap memberikan semangat dan motivasinya kepada
penulis.
11. Kawan-kawan Seperjuangan KPI Non Reguler 2007, Abdul Gani, Ryo
Adytama , Ajrini, Aini, Fadila, Isnaanto, Donni Bhestadi, Aldy, Andi
Widianto, Dani, Syahrul, Mutiara, Rizka, Ferdy Yulian, Indah, Nila,
Neneng, Cahaya, Lulu, Ica, Jepri, Ade Alfan, Pak H. Sulaiman, Samlawi,
Saifullah, Aan, Za’arsy, Farida, Joya, Serta KPI Non Reguler angkatan
2008 yang telah memberikan dukungannya kepada penulis. yang tak henti-
hentinya menularkan semangat berjuang untuk skripsi. Dan yang belum
semoga kalian cepat menyusul, amin.
12. Keluarga besar HMI Cabang Ciputat dan HMI KOMFAKDA Cabang
Ciputat.
13. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
segala bantuan yang diberikan dan mohon maaf atas segala kekhilafan
yang terjadi selama ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat
bagi kita semua, terutama bagi teman-teman mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan khususnya bagi
penulis sendiri. Amin
Jakarta, Juli 2013
Ongko Prasetyo
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................... 5
D. Metodologi Penelitian ......................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................ 10
F. Sistimatika Penulisan ......................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Analisis Produksi ............................................................... 13
1. Pengertian Analisis ....................................................... 13
2. Pengertian Produksi ...................................................... 14
a. Materi Produksi ........................................................ 16
b. Sarana Produksi .......................................................... 17
c. Biaya Produksi ......................................................... 17
d. Organisasi Pelaksanaan Produksi .............................. 19
e. Tahap Pelaksanaan Produksi ..................................... 20
1) Pra Produksi ......................................................... 21
2) Setup and Rehearsal ............................................. 23
3) Produksi ................................................................ 23
4) Pasca Produksi ..................................................... 26
B. Program ............................................................................. 29
1. Pengertian Program ........................................................ 29
2. Analisis Produksi Program ............................................. 30
C. Ruang Lingkup Dakwah ..................................................... 31
1. Pengertian Dakwah ......................................................... 31
2. Unsur- Unsur Dakwah ..................................................... 33
vi
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Stasiun Televisi JAK TV ........................................... 45
1. Sejarah dan Perkembangan ........................................... 45
2. Visi dan Misi ................................................................ 47
3. Filosofi Logo ................................................................ 47
B. Struktur Umum Direksi JAK TV ........................................ 49
C. Profil Program Suara Anak Negeri ..................................... 50
1. Gambaran Umum Program Suara Anak Negeri ............. 50
2. Visi dan Misi Program Suara Anak Negeri ................... 53
3. Tujuan dan Sasaran Program Suara Anak Negeri ........... 54
4. Segmentasi Pemirsa....................................................... 54
5. Tim Program Suara Anak Negeri .................................. 54
BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM SUARA ANAK
NEGERI DI JAK TV
A. Format Program Suara Anak Negeri .................................. 56
B. Proses Produksi Program Suara Anak Negeri ..................... 57
1. Pra Produksi ................................................................. 58
2. Setup And Rehearsal ..................................................... 61
3. Produksi ....................................................................... 63
4. Pasca Produksi ............................................................. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................... 70
B. Saran-saran ......................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi sebagai salah satu media yang sangat diminati masyarakat
memiliki acara yang sangat beragam, mulai dari acara hiburan, news,
informasi, hingga pendidikan. Begitu banyaknya siaran di televisi
memudahkan masyarakat mendapatkan informasi yang banyak dan beragam.
Beragamnya acara televisi bukan hanya memberikan dampak yang positif
namun juga memberikan dampak yang negatif bagi pemirsa.
Pengaruh televisi itu kuat terhadap kehidupan manusia, sudah diduga
dan disadari ketika media massa itu pada tahun 1962 mulai dimunculkan
ditengah-tengah masyarakat. Tetapi pengaruhnya itu bisa positif bisa negatif,
bergantung kepada pengelolanya.1
Tidak sedikit stasiun televisi yang memuat tayangan-tayangan tidak
bermutu hanya untuk mengejar rating semata. Banyak pemirsa televisi yang
disajikan tayangan yang mengandung kekerasan, seks, mistik bahkan merusak
moral masyarakat. Selain itu, televisi juga harus mampu mengimbangi
program siaran televisi yang sifatnya seronok, agar umat Islam tidak
terperangkap pada budaya, nilai-nilai negatif yang dapat merusak kearifan
lokal, dan mitos-mitos yang diciptakan oleh televisi melalui kreasi
imajinatifnya, yang terkadang membuat manusia lupa akan batasan nilai lokal.
1 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), h. 100.
1
2
Kecanggihan teknologi komunikasi termasuk didalamnya televisi juga
turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di
dalamnya kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan televisi, maka alat
tersebut dapat digunakan sebagai media dakwah, sebab sangat diharapkan
bahwa dakwah yang dilakukan melalui televisi dapat berjalan efektif dan
efisien karena sebagai salah satu pola penyampaian dalam upaya transfer ilmu
pengetahuan.2
Siaran dakwah Islam menjadi sebuah tayangan yang disajikan oleh
pihak televisi dikarenakan negara Indonesia ini mayoritas penduduknya
beragama Islam. Dalam menyajikannya, stasiun televisi memuat tayangan
nuansa Islam baik secara tidak langsung dengan menyisipkan nilai-nilai Islam
di acara film contohnya Islam KTP di SCTV, ada pula yang secara langsung
dikemas dalam bentuk Tausiyah.
Menurut M. Bahri Ghazali, dakwah dengan menggunakan media
komunikasi lebih efektif dan efisien, atau dengan bahasa lain dakwah yang
demikian adalah dakwah yang komunikatif, tanpa mengurangi arti dakwah
secara langsung. 3
Kegiatan dakwah akan dapat berjalan secara efektif dan efisien bila
menggunakan cara-cara yang strategis dan tepat didalam menyampaikan
ajaran-ajaran Allah SWT. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi
sarana dan prasarana dalam hal ini media dakwah, karena dakwah merupakan
kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau semua segi kehidupan
2 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 33. 3 Wadhl Mansur, “Televisi Manfaat dan Madharat,” (Jakarta: Fikahati Aneska, 1993),
Cet. Ke-I, h. 33.
3
manusia, maka dalam penyampainnya harus dapat menyentuh semua
tingkatan baik dari sudut sosial, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.
Dalam melakukan satu aktivitas, hendaknya digunakan cara-cara yang
efektif dan efisien agar aktivitas tersebut benar-benar mencapai target yang
diharapkan. Begitu pula dengan aktivitas dakwah sejauh mana nilai efektifitas
harus diperhitungkan, agar tujuan dakwah dapat mencapai keberhasilan.
Seperti hal-hal yang lain, dakwah yang disajikan media massa adalah
realitas kedua. Di dalamnya sudah masuk perilaku media, termasuk efek
suara, efek tata letak, dan efek visual. Orang siapa saja, dan apa saja latar
belakangnya dapat menjadi mubalig asalkan media massa menampilkannya.4
Hal yang menentukan kualifikasi mubalig bukan lagi masalah
keilmuan, bukan pula integritas moral, apalagi kualitas rohaniyah. Yang
menentukan adalah selera para pengelola media massa. Dakwah tidak lagi
kegiatan sakral, yang hanya dilakukan segelintir orang. Dakwah sekarang
menjadi bagian dari budaya pop.5
Program dakwah di tv pada umumnya diisi oleh sosok seorang ustadz
yang berceramah dan di lanjutkan oleh tanya jawab, atau yang lebih di kenal
dengan kuliah subuh. Dakwah seperti itu yang sejak lama telah dikenal, tetapi
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka banyak yang
memodifikasi program dakwah dengan semenarik mungkin. Tujuannya agar
penonton tetap dapat menerima pesan dakwah yang ingin disampaikan
Begitu maraknya program dakwah di hampir setiap stasiun Televisi di
Indonesia, penulis bermaksud meneliti sebuah program acara Dakwah yang
4 Jalaluddin Rakhmat, Catatan Kang Jalal : Visi Media,Politik, dan Pendidikan,
(Bandung, PT Remaja Rosdakarya,1997), Cet-I,h. 213-214. 5 Ibid., h. 214.
4
disiarkan oleh salah satu televisi swasta. Stasiun televisi JAK TV yang
mempunyai suatu program yang berfokus untuk menyampaikan informasi
dakwah, yaitu program Suara Anak Negeri.
Program acara Suara Anak Negeri merupakan salah satu program
acara yang disiarkan oleh JAK TV. Acara ini mengudara setiap hari Minggu
pukul 16.00- 18.00, yang disiarkan secara live dari masjid-masjid maupun
tempat-tempat umum lainnya yang ada di daerah Jabodetabek. Suara Anak
Negeri adalah sebuah program untuk berbagi ilmu Islam secara interaktif.
Program Suara Anak Negeri di JAK TV yang dipandu oleh komedian
Beddu, disajikan secara santai namun tetap ada ilmu yang tersampaikan
kepada pemirsa. Dengan ajaran dan tausyiah Islam, disertai inspirasi dari
ustadz-ustadz tamu dan juga lantunan musik yang menyejukkan hati.
Pada program Suara Anak Negeri penulis hanya mengambil satu
episode saja, yaitu episode “Nikmatnya Bersyukur”. dimana pada episode
tersebut menampilkan segmen-segmen yang menarik seperti tanggapan
masyarakat mengenai rasa syukur, menghadirkan bintang tamu dari kalangan
artis yaitu Ricky Perdana, dan yang membedakan pada episode ini adalah
menghadirkan dua ustadz yaitu Ustadz Soleh Mahmud atau yang biasa
dipanggil dengan Ustadz Solmed selain itu juga diisi oleh Ustadzah Witra.
Maka untuk mengetahui lebih jauh, penulis tertarik untuk membahas
dan mendalami skripsi yang berjudul “Analisis Produksi Program Suara
Anak Negeri di Jak Tv”.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Program Suara Anak Negeri sudah ada 39 Episode sampai pada bulan
Januari 2013. Demi efektifitas penelitian, penulis hanya mengambil satu
episode saja yang diproduksi pada bulan Februari 2013, tanggal 17 Februari
2013.
Berdasarkan batasan di atas, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana format acara pada program Suara Anak Negeri di JAK TV
pada episode Nikmatnya Bersyukur ?
2. Bagaimana proses produksi pada program Suara Anak Negeri JAK TV, di
tinjau dari pra produksi, setup and Rehearsal proses produksi, dan pasca
produksi pada episode Nikmatnya Bersyukur ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui format acara pada program Suara Anak Negeri di JAK
TV pada episode Nikmatnya Bersyukur.
2. Dapat mengetahui proses produksi pada program Suara Anak Negeri di
JAK TV saat pra produksi, setup and Rehearsal, proses produksi, sampai
pasca produksi episode Nikmatnya Bersyukur.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
a. Memberikan tambahan informasi dalam ranah dakwah, khususnya
dakwah modern, melalui media elektronik (televisi), dan menjadi
6
masukan bagi institusi penyelenggara siaran televisi mengenai
penggunaan media elektronik (televisi) untuk kepentingan dakwah
Islam.
b. Sebagai dasar bagi studi-studi selanjutnya, dan sekaligus menambah
khazanah serta referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi dan referensi bagi para praktisi dakwah atau
khalayak yang tertarik pada ranah dakwah dan institusi penyelenggara
siaran televisi khususnya televisi fakultas ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi (DNK TV).
b. Sebagai dokumentasi atau bahan evaluasi bagi pihak JAK TV tentang
program “Suara Anak Negeri”.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penelitian ini yaitu penelitian kualitatif.
Pendekatan kualitatif ini diambil karena sasaran atau obyek penelitian
dibatasi agar data-data yang diambil dapat digali sebanyak mungkin dan
demi menghindari terjadinya pelebaran obyek penelitian.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, yakni hanya
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi atau berbagai
variabel. Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
mendefinisikan penelitian kualitatif, adalah sebagai prosedur penelitian
7
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
yang menggambarkan penelitian terhadap proses produksi program Suara
Anak Negeri khususnya pada episode “Nikmatnya Bersyukur”.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh
keterangan.7 Dalam penelitian ini terdapat subjek yang merupakan faktor
utama dalam menentukan hasil dari penelitian yaitu semua crew yang
terkait langsung dalam program Suara Anak Negeri. Subjek penelitian ini
juga merupakan orang yang memberikan informasi dalam penelitian ini,
dan informan yang memberikan informasi tersebut adalah Produser
eksekutif dari program Suara Anak Negeri Bapak Velantine Valiant.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian (variabel) memiliki makna ”apa yang akan
diteliti”. Sehingga yang menjadi objek penelitian ini adalah proses pra
produksi, Setup and Rehearsal, produksi, dan pasca produksi program
Suara Anak Negeri di JAK TV pada episode Nikmatnya Bersyukur yang
diproduksi di bulan februari 2013.
6 Lexy J. Moleong, MA., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, ed.Revisi, 2007), h. 4. 7 Tatang M Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1986), h. 92.
8
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Stasiun JAK TV
yang terletak di kawasan SCBD Jl. Jend.Sudirman, Kav. 52-53 Jakarta
Selatan. Serta lokasi Shooting program “Suara Anak Negeri”. Waktu
penelitian ini pada bulan Maret 2013.
4. Teknik Pengumpulan Data
Terkait dengan penelitian ini maka penulis menggunakan
instrumen sebagai berikut:
a. Observasi, dimana teknik yang peneliti gunakan bersifat langsung.
yaitu dengan melakukan kunjungan ke stasiun JAK TV serta lokasi
dimana produksi Suara Anak Negeri sedang berlangsung. Demikian
observasi ini dilakukan agar mendapatkan data yang tepat dan akurat
mengenai program Suara Anak Negeri di JAK TV.
b. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin mendapatkan informasi dari orang lain dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.8
Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan lisan maupun tertulis, apabila narasumber
sulit ditemui, lewat metode ini diharapkan permasalahan yang ada
dapat terjawab secara jelas dan mendetail. Dalam hal ini peneliti
melakukan proses wawancara kepada eksekutif produser program
“Suara Anak Negeri” yaitu Velantin Valiant dan para kru-kru lainya.
8 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial lainnya), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006),h. 180.
9
c. Dokumentasi, Adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dari
catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat pihak lain. Teknik
tersebut digunakan untuk memperoleh dan mencatat data secara
langsung tentang profil program Suara Anak Negeri dan hal-hal yang
berkaitan dengan program acara Suara Anak Negeri. Teknik ini
bertujuan untuk mendukung data dan didukung dengan dokumentasi
berupa foto yang langsung diambil dari lokasi penelitian. Di samping
itu, peneliti akan mengambil dokumen atau file yang ada pada JAK
TV sebagai pelengkap informasi dari hasil perolehan data melalui
observasi dan wawancara di lapangan yang dilakukan.
5. Teknik Analisis Data
Untuk mengolah data, penulis gunakan analisis data deskriptif
kualitatif, yakni analisis data yang diperoleh dengan membangun
penjelasan secara deskriptif data yang diperoleh sehingga temuan hasil
penelitian akan tersaji secara runtut, detail dan mendalam, metode
deskriptif yang dimaksud adalah metode non statik dengan penyajian
atau pola pikir dari umum ke khusus. Kesimpulan dan interpretasi
dilakukan secara rasional dan obyektif berdasarkan temuan data,
karena metode deskriptif menuturkan dan menampilkan data yang ada,
misalnya situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan,
sikap yang menampak, atau tentang proses berpengaruh yang sedang
bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak,
pertentangan yang meruncing. Langkah analisis yang akan dilakukan:
10
1) Pengumpulan data
2) Mengklasifikasikan semua data dan mengedit sesuai kebutuhan
3) Menyusun data sesuai rencana
4) Melakukan analisa untuk menjawab rumusan masalah.
5) Menyimpulkan hasil analisa
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku
Praktek Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) terbitan
CeQDA (Center for Qualiry Development and Asssurance), Tahun
2007.
E. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa skripsi yang telah meneliti Program dakwah di
stasiun-stasiun TV seperti METRO TV, TV ONE, TRANS TV, RCTI,
TVRI, MNC TV, INDOSIAR, SCTV, ANTV diantaranya:
a. Aliyah tahun 2005 yang berjudul Dakwah Melalui Televisi (Study
Kritis Terhadap Acara Lentera Hati di Metro TV). Tinjauan dari
penelitian ini untuk menganalisis proses produksi programnya
berlangsung dari pra produksi sampai evaluasi dan mengkritik tentang
proses produksi terhadap program tersebut.
b. Analisis Program Damai Indonesiaku di TV ONE. Pada skripsi ini
membahas tentang format program Damai Indonesiaku serta seperti
apa proses pelaksanaannya terkait dengan perencanaan sebelumnya
dan proses produksi pada program Damai Indonesiaku ditinjau dari
pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
11
c. Analisis produksi Makna kehidupan di Trans Tv oleh Minarsih
Fitriasari Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun
2010. Pada skripsi ini menganalisis tentang produksi acara.
d. Analisis Produksi program Forum Kerukunan Umat beragama di
TVRI diteliti oleh Anne Chrisnasari Syahman Mahasiswi Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam pada tahun 2010
e. Analisis Produksi program sinetron Islam KTP di SCTV, diteliti oleh
Qurnia Nurmala Sari mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam pada Tahun 2010
Sedangkan judul skripsi penulis “Analisis Produksi Program Suara
Anak Negeri di JAK TV”. Pada skripsi ini penulis membahas tentang
seperti apa proses pelaksanaannya terkait dengan perencanaan
sebelumnya dan proses produksi pada program Suara Anak Negeri
ditinjau dari pra produksi, setup and rehearsal , produksi, dan pasca
produksi.
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka penulis
akan membagi pokok-pokok permasalahan ke dalam lima bab, yaitu sebagai
berikut:
12
BAB I PENDAHULUAN
Membahas latar belakang masalah , pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Membahas ruang lingkup analisis produksi program televisi
meliputi : pengertian analisis, pengertian produksi, pengertian
program, analisis produksi, dan analisis produksi program. Juga
meliputi ruang lingkup dakwah seperti : pengertian dakwah dan
unsur-unsur dakwah.
BAB III GAMBARAN UMUM STASIUN JAK TV
Membahas sejarah dan perkembangan JAK TV. Profil JAK TV
meliputi: visi dan misi JAK TV, filosofi logo JAK TV, struktur
organisasi JAK TV. Gambaran umum program Suara Anak
Negeri JAK TV.
BAB IV ANALISIS PROGRAM SUARA ANAK NEGERI
Pada bab ini memuat tentang temuan data selama proses produksi
Suara Anak Negeri (format acara, pra produksi, Setup and
Rehearsal produksi, pasca produksi) episode Nikmatnya
bersyukur.
BAB V PENUTUP
Membahas kesimpulan dan saran-saran. Selain itu, diakhir skripsi
ini juga dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
13
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Analisis Produksi
1. Pengertian Analisis
Analisis sepadan dengan kata analys, yaitu membuat atau
menganalisa perancang alur, sehingga menjadi mudah dan jelas untuk
dibuat ataupun dibaca, dapat berarti juga menganalisa, pemisahan,
pemeriksaan yang diteliti.1
Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah
penelitian guna meneliti struktur kegiatan secara mendalam. Kata analisa
atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan dilapangan untuk
memeriksa beberapa kegiatan yang dilakukan.
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk
memperoleh pemahaman dan pengertian arti keseluruhan.2 Dalam
penelitian selalu dikenal dengan istilah analisis. Menurut Mattew B.
Milles dan A. Michael Huberman, mereka menganggap bahwa analisis
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi
data, proses penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Pertama, reduksi data yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
1 Jhon M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT.
Gramedia,1990), h.18. 2 Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai
pustaka,2005), cet. Ke-3, h.43.
13
14
muncul dari temuan-temuan dilapangan. Kedua, penyajian data yaitu
merupakan menyajikan data dari sekumpulan temuan-temuan yang
sekiranya dapat memberikan kemungkinan menarik kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dan yang ketiga, penarikan kesimpulan atau
verifikasi, yaitu dari data-data yang telah terkumpul mulai dicari arti
benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan alur sebab
akibat dan proporsinya, sehingga semua dapat ditarik kesimpulan.3
Menurut Moeloeng yang dikutip Rahmat Kriyantono
mengungkapkan mengenai definisi analisis data yaitu sebagai kegiatan
pengorganisasian serta mengurutkan data-data kedalam pola,
kategorisasi, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Kemudian Moeloeng menambahkan bahwa analisis dan interpretasi tidak
sama. Menurutnya interpretasi data adalah memberikan arti dari data yang
telah dianalisis, menguraikan dan menjelaskan kategori, uraian data, dan
mencari hubungan-hubungan antara dimensi-dimensi yang diuraikan.4
2. Pengertian Produksi
Produksi (peliputan) adalah semua kegiatan liputan (shooting) baik
di studio, dilapangan, atau studio dan dilapangan. Proses liputan
(shooting) juga disebut taping.5 Ketika tahap perencanaan dan persiapan
3 Mattew B.Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Penerjemah
Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: UI Press,1992), h.16-19 4 Rahmat Kriyantono, Tekhnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: PT.Kencana Prenata
Media Group, 2007), Cet ke-2 h.163. 5 J. B. Wahyudi, Tekhnologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak , (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama , 1992), cet ke-1, h.75.
15
sudah selesai, barulah pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara
bekerjasama dengan para artis atau talent dan crew mencoba mewujudkan
apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (Shooting script) menjadi
gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini sutradara menentukan jenis shoot
yang akan diambil adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan
daftar shoot list dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat, dicatat oleh
bagian pencatat kode waktu dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar
ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode
waktu nanti akan berguna dalam proses editing.
Berfikir tentang produksi program televisi bagi produser
profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi
itu, selain untuk menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan
memiliki makna. Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat
diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi. Visi tersebut harus
tumbuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi,
ideologi, religi dan pemikiran-pemikiran kritis atau sarana yang dipakai
untuk menampilkan materi produksi.
Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser
professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan
pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment),
16
biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan
pelaksanaan produksi.6
a. Materi Produksi
Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja.
Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia
merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu.
Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi
yang baik untuk program-program dokumenter atau sinetron. Tentu saja
kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan
hal-hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program
yang utuh. Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar
semua data yang bersangkut-paut dengan materi hasil produksi itu
lengkap.
Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang
kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau
sinetron (film televisi). Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi
konsep program. Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan
menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan
gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format
program berbeda-beda.
Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung
dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program
sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment.
6 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,
2007), cet. I, h. 23.
17
Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan
sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik.
b. Sarana Produksi
Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang
terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja
diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan
suara secara bagus.
Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat
produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam
suara, dan unit peralatan pencahayaan. Kualitas standar dari ketiga unit
peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser ketika ia
mulai dalam perencanaan produksinya. Selebihnya berfungsi sebagai
peralatan penunjang produksi. Seperti alat transportasi untuk produksi
luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.
c. Biaya Produksi
Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu program
produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai
sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial
dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu,
perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua
kemungkinan, yaitu:
1. Financial Oriented
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada
kemungkinan keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti
18
tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula
dibatasi. Misalnya: tidak menggunakan artis yang pembayarannya
mahal, menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh,
konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari
atas kemungkinan keuangan.
2. Quality Oriented
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan
kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada
masalah keuangan. Produksi dengan orientasi budget semacam ini
biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan
mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun
financial. Untuk menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari
produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu
dibidangnya.
Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan video
bagi produser atau manager siapa pun merupakan hal yang rumit. Banyak
faktor tidak terduga yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Oleh karena itu,
membuat perencanaan anggaran produksi seolah-olah mengharuskan
mata dan pikiran melihat hal-hal tersembunyi atau yang sekiranya tidak
ketahuan dan yang mungkin memerlukan biaya. Estimasi biaya yang
tertera dalam rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-
batasan yang baik ketika pelaksanaan produksi dan mencegah
pemborosan. Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin menderita
19
kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan dalam melaksanakan
rencana anggaran atau membuat estimasi biaya.
d. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang,
misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara,
polisi, aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat
yang bersangkut-paut dengan masalah perijinan. Supaya pelaksanaan
shooting dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga
penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya. Dalam
hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut
produser pelaksana atau production manager. Ia mendampingi sutradara
dalam mengendalikan organisasi.
Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang
mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan. Sementara itu, sekretariat mengerjakan hal-hal yang
berhubungan dengan surat menyurat, kontrak, dan perijinan.
Tanggungjawab untuk pelaksanaan dari organisasi yang bersifat lapangan
ini dipikul oleh bagian yang disebut unit manager. Bagian ini
menanggung tugas dari dua sisi sekaligus; sisi organisasi dan sisi artistik.
Bidang yang langsung di bawah koordinasi pelaksana unit manager,
misalnya perijinan, transportasi, konsumsi, dan akomodasi. Lokasi,
setting/dekorasi, property (perlengkapan), kostum dan make-up,
pelaksanaan lapangan berada dalam koordinasi unit manager, tetapi segi
20
artistik sepenuhnya dibawah tanggung jawab art designer atau art
director.
Sutradara dibantu sepenuhnya oleh art designer dan director of
photography (kamerawan). Sementara kamerawan membawahi bagian
pencahayaan (lighting) dan suara (sound). Sutradara adalah
penanggungjawab penuh suatu produksi.
Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio
memiliki nama yang berbeda pula. Sutradara disebut pengarah program
atau program director (PD). Fungsi dan tugasnya mirip dengan sutradara,
Hanya ia bekerja di belakang meja kontrol di ruang kontrol. Asisten
sutradara disebut Floor Director (FD) tugasnya membantu sutradara
mengarahkan pemain dan crew di dalam studio rekaman gambar.
Pembantu pengarah program yang lain adalah switcher. Ia bertugas
membantu pengarah acara men-switch kamera melalui tombol di meja
kontrol. Pelaksana produksi lain sama dengan pelaksana produksi
shooting lapangan. Bedanya pada jumlah kamerawan. Dengan
multikamera diperlukan dua sampai empat kamerawan sekaligus.
e. Tahap Pelaksanaan Produksi
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan,
orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu
organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang
jelas dan efisien. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi
yang lazim disebut standart operasion procedure (SOP).
21
Menurut Alan Wurtzel dalam Darwanto Subroto, menguraikan
prosedur kerja untuk memproduksi siaran televisi, disebut sebagai Four
Stage of Television Production. Keempat tahapannya adalah sebagai
berikut:7
1. Pre Production Planning
Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan
yang akan datang, atau juga disebut sebagai tahap perencanaan.
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas
meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan
tertentu.
Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen
dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan. Tujuan
perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti.8 Seringkali
perencanaan harus mengalami perubahan, oleh karena itu perencanaan
harus besifat luwes dan terbuka untuk dapat diubah bila diperlukan. Sifat
luwes ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan
dikendalikan terus menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada
namun perencanaan harus tetap pada tujuan yang ditetapkan.
7 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi,( Duta Wacana Press, 1994), h.157. 8 Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano, Production and Operations Management,
edisi ketiga, Richard D, (Homewood, Illinois: Irwin, Inc, 1981), h. 4-5.
22
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan
rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah
beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:9
a. Penemuan ide
Tahap ini dimulai ketika produser menemukan ide atau gagasan,
membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja,
penyempurnaan naskah, pemilihan narasumber, lokasi dan crew.
Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi
merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati
dan teliti.
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan
surat menyurat. Latihan para kru dan pembuat setting, meneliti dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling
baik diselesaikan jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.
Dalam perencanaan produksi setiap tim produksi selalu
menginginkan agar diperoleh perencanaan produksi yang baik. Maka
sebuah perusahaan atau tim haruslah memperhatikan teknik
berproduksi yang baru, akibat automatisasi dan sistem pengendalian
yang maju, kemampuan para pesaingnya untuk menyediakan
9 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,
2007), cet. I, h. 39.
23
fasilitas yang baru.10
Pada dasarnya merencanakan proses produksi
bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor yang
mempengaruhinya. Terlebih produksi tersebut berbentuk program
acara televisi yang aspek kelayakannya langsung dilihat dan dinilai
oleh masyarakat luas.
2. Setup and Rehearsal
Setup merupakan tahapan persiapan yang bersifat teknis dan
dilakukan oleh anggota inti bersama kerabat kerjanya, dari hal yang
terkecil sampai yang terbesar dalam produksi. Sedang masalah latihan
(rehearsal) tidak saja berlaku bagi para artis pendukungnya, tetapi sangat
penting pula bagi anggota kerabat kerja (semua crew yang terlibat) dalam
latihan ini dipimpin langsung oleh pengarah acara.
3. Production
Yang dimaksud dengan produksi adalah mengubah bentuk naskah
menjadi bentuk audiotif bagi radio dan audio visual untuk televisi.
Karakter produksi dibagi/ ditentukan menurut lokasinya:
a. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio
b. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di luar studio
c. Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio.
Sesudah menentukan karakter produksi dan proses perencanaan
serta persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara
bekerja sama dengan para artis (talent) , crew mencoba mewujudkan apa
10 H.A. Harding. Manajemen Produksi, (Jakarta: Balai Aksara, 1984), h.18.
24
yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi:
gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini sutradara menentukan jenis shoot
yang akan diambil dalam adegan (scene). Berikut ini adalah beberapa
posisi kamera (camera position), yang apabila terangkaikan akan menjadi
suatu cerita yang hidup:11
a. Shoot jauh (long shoot)
Suatu pengambilan objek oleh kamera dari jarak jauhnya yang cukup
untuk mengambil pemandangan yang lengkap dari suatu adegan.
b. Shoot dekat (close shoot)
Suatu pengambilan objek dari bahu ke atas. Close shoot dalam naskah
kamera disingkat CS.
c. Shoot agak dekat (medium shoot)
Suatu pengambilan objek oleh kamera dari dada ke atas. Dalam
naskah kamera istilah itu disingkat MSC.
d. Shoot sewajah (close-up)
Suatu pengambilan objek untuk menghasilkan gambar wajah
seseorang sebatas dagu ke atas. Istilah ini disingkat CJ.
e. Shoot terdekat (big close-up)
Pengambilan sebuah objek secara khusus oleh kamera untuk
menampilkan salah satu bagian dari tubuh manusia atau sudut benda
tertentu sehingga tampak amat sangat jelas. Big close-up yang lazim
disingkat BCU, kadang-kadang disebut juga Extra close-up dan
11 Sunandar, Telaah Format Program Keagamaan di Televisi; Studi Deskriptif Analisis
Televisi Pendidikan Indonesia, Tesis (Yogyakarta: IAIN Sunan Kali Jaga, 1998), h. 65.
25
Extreme close-up. Dengan big close-up dapat ditampilkan mata,
hidung, bibir, dan lain-lain scara khusus untuk memberikan kesan
tertentu kepada pemirsa.
f. Shoot sedang (medium shoot)
Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas pinggang keatas. Dan
naskah kamera, objek tersebut disingkat MS.
g. Shoot agak jauh (medium long shoot)
Suatu pengambilan oleh kamera sebatas lutut ke atas. Shoot yang
sering kali disingkat MLS ini dinamakan juga shoot lutut (knee shoot).
h. Shoot dua (two shoot)
Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan dua orang sebatas
dada ke atas.
i. Shoot kelompok (group shoot)
Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan sejumlah orang
sebatas dada ke atas.
j. Shoot udara (aerial shoot)
Pengambilan objek oleh kamera dari udara untuk menghasilkan suatu
pemandangan yang mengesankan.
k. Shoot lebar (wide shoot)
Pengambilan suatu objek yang tidak teralu jauh, suatu pengambilan
gambar oleh kamerayang melingkupi area yang luas.
l. Shoot amat jauh (very long shoot)
Suatu pengambilan objek oleh kamera yang melingkupi area yang
amat luas dimana terdapat suatu objek.
26
Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot dengan
mencatat time code pada saat mulai pegambilan, isi shoot dan time code
pada akhirnya pengambilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor
pada pita. Nomor itu beputar pada saat kamera dihidupkan dan dalam
gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna pada proses editing.
Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam si akhir
shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh
baik. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan
gambarnya. Sesudah semua adegan dalam naskah selesai diambil maka
hasil gambar asli (oridinal material foot age) dibuat catatannya (logging)
untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.
4. Post Production
Pada tahap terakhir atau tahap post production,dimaksudkan
merupakan tahap penyelesaian atau tahap penyempurnaan, dari bahan baik
yang berupa pita auditif maupun pita audio visual, demikian pula untuk
televisi apakah digunakan satu atau lebih kameranya.
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline,
editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam editing,
yaitu : pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier.
Kedua , editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer.12
a. Editing offline dengan teknik analog
Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting
12 Fred wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta : Pinus Book Publisher,
2007), cet, ke-1, h. 42.
27
dan gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan
membuat editing kasar yang disebut editing offline (dengan copy video
VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis
dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-
sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya
dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu
ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan
sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing offline ini telah
dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah
editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-
bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini
formatnya sama dengan skenario.
b. Editing online dengan teknik analog
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat
berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula
sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna.
Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
c. Mixing (percampuran gambar dengan suara)
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah
direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan
petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.
Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik
28
harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan
terdengar jelas.
d. Editing online dengan teknik digital atau non-linier
Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang
menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat
editing tersebut bermacam-macam nama jenis dan fasilitasnya,
misalnya : Pinacle-Maltrox- Canopus – Premiere, dan lain-lain.
Tahap pertama, yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh
hasil shoot (gambar) yang dalam catatan logging memperoleh OK, ke
dalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu
mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika
diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang
diinginkan sutradara. Sesudah tersusun baik baru urutan kemudian
dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambungkan dapat dilihat
secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan
screening. Apabila dengan menambah, mengurangi, atau mensisipi
shoot yang diperlukan.
e. Editing online dengan tekhnik digital
Editing Online dengan teknik digital sebenarnya tinggal
penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing
dengan musik ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau
wipe effect) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus
dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian
29
dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya
adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi.
B. Program
1. Pengertian Program
Secara etimologi, dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan
Departemen Pendidikan Kebudayaan (1998), program adalah acara (
seperti sebuah siaran, pengelolaan dan sebagainya).13
Sedangkan menurut
As Homby, program merupakan sebuah rancangan acara yang akan
disiarkan ditelevisi.14
Secara terminologi, Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak
menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran
yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan
dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan
dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata “siaran” untuk mengaju
kepada pengertian acara.
Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha
(dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan
dijalankan.15
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran
untuk memenuhi kebutuhan audiennya.16
Secara teknis penyiaran televisi,
13 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet.ke-1, h.
702. 14 AS Homby, AP Cowie, oxford advanced leaner „s oxforduniversity press, h. 21. 15 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet.ke-1, h.702. 16 Morissan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Televisi, (Tangerang: Ramdina
Prakarsa,2005), Cet.ke-1, h. 97.
30
program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran
televisi dari hari ke hari dan jam ke jam setiap hari.
Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan
Skenario Televisi dan Video, mendefinisikan program televisi ialah bahan
yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang
ditunjang unsur audio secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta
telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku.17
2. Analisis Produksi Program
Produksi televisi merupakan proses pembuatan acara untuk
ditayangkan ditelevisi. Proses produksi ini merupakan perjalanan panjang
yang melewati berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia
dengan berbagai keahlian dan berbagai peralatan serta dukungan biaya.
Dalam pengertian analisis produksi disini adalah dimana dalam setiap
produksi itu memiliki beberapa tahapan yang harus kita ketahui.
Menganalisa berarti kita menyelidiki proses itu terjadi sehingga kita
mengetahui dengan pasti akan kebenarannya.
17 P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Video, (Jakarta: PT
Grasindo: 1993). Cet ke-1, h. 9.
31
C. Ruang Lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah merupakan suatu proses supaya mengubah satu situasi
kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses
mengajak manusia ke jalan Allah SWT yaitu al-Islam.18
Secara etimologi kata “Dakwah” berasal dari bahasa Arab, yang
mengandung arti memanggil, mengajak, menjamu.19
Sedangkan perkataan
dakwah dapat diartikan sebagai sebuah panggilan, ajakan, dan undangan.20
Secara istilah, dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu aktivitas
yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. Usaha yang diselenggarakan itu
berupa mengajak orang itu untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau
memeluk agama Islam, amar ma‟ruf, perbaikan dan pembangunan
masyarakat (Ishlah) dan nahi munkar. Proses penyelenggaraan tersebut
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, baik kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup yang diridhoi oleh Allah SWT.
Selanjutnya mengenai pengertian dakwah, banyak rumusan yang
dikemukakan oleh beberapa pakar agama, walaupun rumusan-rumusan
tersebut berbeda, namun mengandung makna yang hampir sama. Diantara
beberapa pengertian dakwah adalah sebagai berikut: Dakwah adalah suatu
kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, atau yang lain, yang
dilakukan secara sadar dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara
individu maupun kelompok agar timbul suatu pengertian, kesadaran,
18 Wardi Bachtiar, Metodologi Peneitian Ilmu Dakwah, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,
1997), Cet 1, h. 31. 19 Mahmud Yusuf, Kamus Arab- Indonesia, (Jakarta, Yayasan Penterjemahan / Penafsiran
Al-Qur‟an), h. 127. 20 Hamzah Ya‟kub, Publisistik Islam, (Bandung, CV Diponegoro), h. 13.
32
penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai suatu pesan
yang disampaikan tanpa ada unsur paksaan.21
Sedangkan Abdul Rosyad Saleh secara panjang lebar menjelaskan
bahwa dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu aktivitas yang
dilakukan dengan sadar dan sengaja. Usaha yang diselenggarakan untuk
mengajak orang lain beriman dan menaati perintah Allah SWT atau
memeluk agama Islam, amar ma’ruf nahyi mungkar, dan perbaikan dan
pembangunan masyarakat (Ishlah). Proses penyelenggaraan tersebut
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, baik kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup yang diridhoi oleh Allah SWT.22
Kedua pendapat diatas memberikan pemahaman kepada kita bahwa
dakwah adalah usaha-usaha atau kegiatan yang sifatnya mengajak orang
lain kepada kebaikan dan menghindari kejahatan sesuai ajaran Islam tanpa
paksaan, baik ditujukan kepada perorangan maupun kelompok.
Dengan demikian dakwah bisa dikatakan sebagai suatu strategi
penyampaian nilai-nilai Islam pada umat manusia demi terwujudnya tata
kehidupan yang imani dan realitas hidup yang Islami. Dapat juga
dikatakan sebagai agen mengubah manusia kearah kehidupan yang lebih
baik.
21 Muzayyin Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta, Bumi Aksara,
1993), Cet ke-2, h. 6.
22 Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta, Bulan Bintang 1977), h. 19-20.
33
Sedangkan kitab suci Al-Qur‟an membicarakan dakwah dalam
Surat An Nahl ayat 125, berikut bunyinya;
ى أعلم بمه ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والمىعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسه إن ربك ه
ضل عه سبيله وهى أعلم بالمهتديه
Artinya "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (An Nahl/ 16: 125)23
Dalam Al-Qur‟an disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat
manusia ke jalan Allah dengan cara hikmah (ada yang menyebutnya
bijaksana), nasehat yang baik dan berdebat dengan cara yang baik pula.
Tidak boleh ada paksaan dan tekanan. Apalagi yang sifatnya menggunakan
kekerasan. Jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam sendiri.
2. Unsur-Unsur Dakwah
Dalam aktifitas dakwah terdapat beberapa unsur-unsur yang
bersinergi, sehingga akan terbentuk pola kegiatan dari dakwah tersebut.
Menurut Enjang dan Aliyudin, dakwah dalam prosesnya akan melibatkan
unsur-unsur (rukun) dakwah yang terbentuk secara sistemik, artinya antara
unsur yang satu dengan unsur yang lain saling berkaitan. Secara sederhana
unsur-unsur dakwah dalam proses dakwah dapat digambarkan sebagai
berikut : 24
23 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahannya
(Jakarta, CV.Indah Press 2002).h. 241. 24 Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah Pendekatan Filosofis & Praktis ,
( Bandung : Widya Padjadjaran, 2009) cet. Ke-1 h.73.
34
Bagan I
Skema Unsur-Unsur Dakwah Dalam Proses Dakwah25
Melihat gambar diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur utama
dakwah ada enam, yaitu : da‟i, maudu‟ (materi dakwah) atau pesan
dakwah, uslub (metode dakwah), wasilah (media dakwah), mad‟u ( objek
dakwah), dan tujuan dakwah. Sedangkan konteks dakwah dan respon balik
(feed back) merupakan situasi dan implikasi yang tak terpisahkan ketika
terjadi proses dakwah.
a. Da‟i (Subjek Dakwah)
Yang menjadi subyek dakwah yaitu mereka yang
melaksanakan tugas dakwah. Mereka biasanya dikenal dengan ulama,
muballigh, dan da'i. Khusus mereka yang perempuan biasa dipanggil
mubalighoh dan da‟iyah. Pelaksana tugas dakwah ini bisa perorangan
atau kelompok. Pada pokoknya, yang dimaksud subyek di sini adalah
25 Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah Pendekatan Filosofis & Praktis ,
( Bandung : Widya Padjadjaran, 2009) cet. Ke-1 h.73.
Tujuan
Dakwah
Respon balik (feed
back)
Da‟
i
Maudu
(Materi
dakwah)
Wasilah
(media
dakwah)
Uslub
(Metode
Dakwah)
Mad‟u
Konteks Dakwah
35
seorang yang mempunyai nilai keteladanan yang baik (uswatun
hasanah) dalam segala hal, baik lisan, iman dan amal perbuatan.26
Sebagai pelaksana misi dakwah, selain ia dai atau muballigh,
ia juga adalah seorang kader atau pemimpin. Dia hidup dalam
masyarakat yang terus berubah dan harus sadar akan perubahan ini,
kemudian memberikan petunjuknya. Wilayah da'i adalah mulai dari
masyarakat desa yang primitif hingga masyarakat industri yang telah
banyak terkontaminasi oleh budaya-budaya yang tidak sesuai dengan
nilai dan moral agama. Da'i berada di tengah masyarakat yang
senantiasa bergejolak. Ia harus membekali diri, selain penguasaan atas
materi dakwah yang disampaikan, ia juga harus paham benar tentang
kondisi masyarakat secara psikologi, sosial, kultural, etnis, ekonomi,
maupun politik27
Sebagai orang yang akan menjalankan amanah Allah di atas
muka bumi, maka juru dakwah harus memiliki sifat-sifat khusus,
harus memiliki kepribadian muslim sejati. Menurut Muhammad
Ghazali bahwa ada tiga sifat dasar yang harus dimiliki seorang juru
dakwah ke jalan Allah, yaitu : setia pada kebenaran, menegakkan
perintah kebenaran dan menghadapi semua manusia dengan
kebenaran.28
26 Rafiudin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : CV.
Pustaka Setia, 1997), cet. Ke-1, h. 47. 27 M. Syafaat Habin, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta : Wijaya, 1982), cet. Ke-1, h. 106-
107. 28 A. Hasymi, Dustur Dakwah menurut al-Qur'an, (Jakarta : Bulan Bintang, 1994), h.
142.
36
Muhammad Ghazali juga menegaskan dua syarat utama yang
harus dimiliki oleh seorang juru dakwah, yaitu : pengetahuan
mendalam tentang Islam dan juru dakwah harus memiliki jiwa
kebenaran (ruh yang penuh dengan kebenaran, kegiatan, kesadaran,
kemajuan).29
b. Mad‟u (Objek Dakwah)
Sedangkan yang menjadi obyek dakwah atau mad'u atau
sasaran dakwah, adalah mereka yang diseru, dipanggil, atau diundang.
Maksudnya ialah orang yang diajak ke dalam Islam sebagai penerima
dakwah.30
Sehubungan dengan kenyataan yang berkembang dalam
masyarakat, bila dilihat dari aspek kehidupan psikologis, maka dalam
pelaksanaan program kegiatan dakwah, sasaran dakwahnya terbagi
menjadi :
1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi
sosiologis berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan
kecil, serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.
2. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari
segi struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan
keluarga.
29 A. Hasymi, Dustur Dakwah menurut al-Qur'an, (Jakarta : Bulan Bintang, 1994), h.
167. 30 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,
(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, h.34.
37
3. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari
segi sosial kultural berupa golongan priyai, abangan dan santri.
Klasifikasi ini terutama terdapat dalam masyarakat di Jawa.
4. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi tingkat
usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
5. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi
tingkat hidup sosial ekonomi berupa golongan orang kaya,
menengah dan miskin.
6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi
okupasional (profesi dan pekerjaan) berupa golongan petani,
pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri, dan sebagainya.31
c. Maudu (Pesan/Materi Dakwah)
Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan , materi atau segala
sesuatu yang harus disampaikan oleh da‟i (subjek dakwah) kepada
mad‟u (objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di
dalam Kitabullah maupun Sunah Rasul-Nya.32
Atau disebut juga al-baq
(kebenaran hakiki) yaitu al-Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an (lihat
QS. al-isra :105)
“Dan kami turunkan (Al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya
dan Al Qur’an telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan kami
tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan”. (Al isra: 105).33
31 M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), ed. Ke-2, cet. Ke-4, h.47 32 Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah Pendekatan Filosofis & Praktis , (
Bandung : Widya Padjadjaran, 2009) cet. Ke-1 h.78. 33 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahannya
(Jakarta, CV.Indah Press 2002).h. 440.
38
Pendapat diatas senada dengan pendapat Endang Saepudin
Anshari; materi dakwah adalah al-Islam (al-Qur‟an dan al-Sunah)
tentang berbagai soal prikehidupan manusia. Selanjutnya Muhaemin
menjelaskan secara pokok isi Al-Qur‟an meliputi :
1) Akidah : Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan,
meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau
diyakini menurut al-Qur‟an dan al-Sunnah.
2) Ibadah : Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan
ritual dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT.
3) Muamalah: Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan
dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam berbagai
aspeknya.
4) Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata prilaku
manusia sebagai hamba Allah, anggota masyarakat, dan bagian dari
alam sekitar.
5) Sejarah: peristiwa-peristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami
umat manusia yang diterangkan Al-Qur‟an untuk senantiasa diambil
hikmah dan pelajarannya.
6) Prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi ; yaitu petunjuk-petunjuk
singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk
mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-
perubahannya.
7) Lain-lain berupa anjuran-anjuran, janji-janji ataupun ancaman.
39
Pesan dakwah atau materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam
yang disebut juga syari‟at Islam, yang oleh Schiko Murata dan William
C. Chitick disebut sebagai Trilogi Islam (Islam, Iman, dan Ihsan)34
Dengan demikian yang menjadi pesan dalam dakwah adalah
syariat Islam sebagai kebenaran hakiki yang datang dari Allah melalui
malaikat jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Pesan
dakwah ini dalam Al-Qur‟an diungkapkan dengan istilah yang beraneka
ragam yang kandungannya menunjukan fungsi ajaran Islam.
d. Tujuan Dakwah
Kegiatan dakwah yaitu menyeru ke jalan Allah. Yang
disampaikan berupa apa saja mengenai perintah dan larangan Allah
SWT sebagaimana terdapat dalam ajaran Islam dan yang telah ribuan
tahun dijalankan oleh para Rasul, Nabi dan para pengikutnya sampai
sekarang. Sebagian penyampai dakwah ada yang menyisipkan,
menambahkan atau melengkapi dengan realitas kehidupan dan beberapa
metode supaya tujuannya tercapai.35
Tujuan dari dakwah adalah untuk mengajak umat manusia
kepada jalan yang baik, jalan yang diridhoi Allah SWT sehingga
terbentuknya :
1. Khoirul Bariyyah (sebaik-baik manusia)
2. Khoirul Usroh (sebaik-baik saudara)
3. Khoirul Jamaah (sebaik-baik kelompok)
34 Sachiko Murata dan William C. Chitick, Trilogi Islam (Islam, Iman, dan Ihsan), terj.
Gufron A. Mas‟ad, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1997), h.315 35 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta:Grafindo, 2005),
cet.ke-1, h.98
40
4. Khoirul Ummah (sebaik-baik umat)
Dari penjelasan di atas telah jelas bahwasanya dakwah bertujuan
mengajak kepada situasi yang lebih baik lagi, tentunya dengan ajaran
yang telah di turunkan oleh Rasullah SAW. Titik tuju dakwah islam
adalah memberi pengertian kepada umat Islam agar mengambil segala
ajaran Allah SWT yang terkandung dalam kitab suci al-Qur‟an dan
Sunnah Nabi sebagai pedoman hidupnya.36
e. Uslub (Metode Dakwah)
“ Dalam bahasa Yunani, metode berasal dari kata methodos
artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut thariq atau disebut
thariqah. Dalam bahasa Inggris, metode berasal dari kata method, yang
mempunyai arti pelajaran atau cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan dengan hasil yang efektif. Metode dakwah berarti jalan atau cara
atau teknik berkomunikasi yang digunakan oleh seorang da'i dalam
menyampaikan risalah Islam kepada masyarakat (mad'u) yang menjadi
obyek dakwahnya.”37
Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa metode yang baik dan
tepat adalah salah satu faktor keberhasilan berdakwah. Pedoman dasar
atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah termaktub dalam
al-Qur'an dan Hadits Rasulullah SAW.
36 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta:Grafindo, 2005),
cet.ke-1, h. 98. 37 Said bin Ali Qathani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994),
cet. Ke-1, h. 101.
41
Macam-macam metode dakwah seperti yang tersebut di bawah
ini adalah :38
1. Dakwah bil Lisan dengan bicara dalam pergaulannya sehari-
sehari yang disertai dengan misi agama seperti penyebarluasan
salam.
2. Dakwah bil Kitab dengan menggunakan keterampilan tulis
menulis berupa artikel.
3. Dakwah dengan alat-alat elektronika dengan memanfaatkan
alat-alat elektronik seperti radio, televisi, komputer dan
sebagainya yang berfungsi sebagai alat bantu.
4. Dakwah bil Hal dengan melakukan berbagai kegiatan yang
langsung menyentuh kepada masyarakat.
f. Wasilah Al-dakwah (Media Dakwah)
Dalam kamus komunikasi pengertian media adalah “sarana
yang dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk
menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh
tempatnya, banyak jumlahnya atau kedua-duanya.”39
Media adalah
segala yang membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya
secara efektif dan efisien, 40
Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat
bantu dakwah. Alat bantu dakwah berarti media dakwah memiliki
38 Ibid.,h.102.
39 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung , CV Mandar Maju, 1998),
h.220
40 Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, (Jakarta, Media Dakwah, 1984), h.
225
42
peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan.
Artinya proses dakwah tanpa adanya media masih kurang dapat
mencapai tujuan yang maksimal. Hakekat dakwah adalah
mempengaruhi dan mengajak manusia untuk mengikuti (menjalankan)
ideologi (pengajaknya). Sedangkan pengajak (da'i) sudah barang tentu
memiliki tujuan yang hendak dicapainya. Proses dakwah tersebut agar
mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da'i harus mengorganisir
komponen-komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat. Salah satu
komponennya adalah media dakwah .41
Menurut M. Bahri Ghazali, kepentingan dakwah terhadap
adanya media atau alat yang tepat dalam berdakwah sangat urgen
sekali, sehingga dapat dikatakan dengan media dakwah akan mudah
diterima oleh komunikan (mad’u).42
Ada beberapa media komunikasi dakwah, yang dapat
digolongkan menjadi lima golongan besar, yaitu:43
1. Lisan : termasuk dalam bentuk ini adalah khutbah, pidato, diskusi,
seminar, musyawarah, nasihat, ramah tamah dalam suatu acara,
obrolan secara bebas setiap ada kesempatan yang semuanya
dilakukan dengan lisan atau bersuara.
2. Tulisan : dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan
umpamanya; buku-buku, majalah surat kabar, buletin, risalah,
41 Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, (Jakarta, Media Dakwah, 1984), h.
165. 42 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah, (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h.12. 43 DR. Hamzah Ya'kub, "Publisistik Islam : Teknik Dakwah dan Leadership", (Bandung :
Diponegoro, 1998), h.47-48.
43
kuliah-kuliah tertulis, pamplet, pengumuman tertulis, spanduk-
spanduk dan lain sebagainya.
3. Lukisan : yakni gambar-ganbar dalam seni lukis, foto dan lain
sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak menarik perhatian orang
banyak dan dipakai untuk menggambarkan suatu maksud yang
ingin disampaikan kepada orang lain termasuk umpamanya komik-
komik bergambar islami untuk anak-anak.
4. Audio Visual : yaitu suatu cara menyampaikan sekaligus
merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan
dalam televisi, radio, film, dan sebagainya.
5. Akhlak : yaitu suatu cara menyampaikan langsung ditunjukkan
dalam bentuk perbuatan yang nyata.
Di zaman maju seperti sekarang ini dakwah tidak cukup
disampaikan dengan lisan tanpa bantuan alat-alat modern yang
sekarang ini dikenal dengan sebutan alat-alat atau media komunikasi
massa, yaitu; pers (percetakan), radio, film dan televisi. Kata-kata yang
terucapkan dulu terbatas jarak antara ruang dan waktu. Sekarang sudah
tidak ada halangan lagi. Beberapa media baik elektronik maupun cetak,
keduanya sama-sama berperan besar dalam mempercepat informasi dan
kabar yang baru saja terjadi di tempat lain.
Dakwah yang disampaikan dalam surat-surat kabar, majalah,
brosur dan buku-buku, misalnya bukan hanya sampai pada masyarakat
yang hidup pada zaman ini, tetapi sampai pada masyarakat yang hidup
berabad-abad sampai pada zaman yang akan datang. Dakwah yang
44
disampaikan dengan radio tidak hanya didengar oleh masyarakat
setempat, tetapi pada saat itu juga dapat menembus luar angkasa dan
didengar bukan hanya penduduk Indonesia, tetapi seluruh dunia
mendengar. Lain pula dengan film dan televisi, penyampaian dakwah
itu berbentuk audio visual, sehingga panca indera penglihatan dan
pendengaran serta emosi manusia sekaligus menerima dan menanggapi
maksud-maksud dan tujuan dakwah yang diharapkan itu.44
Kenyataan membuktikan bahwa hubungan antara manusia
sekarang ini, hampir-hampir tidak bisa menghindarkan diri dari
pemakaian alat-alat komunikasi massa bahkan menurut Carl Hovlan,
ciri yang menonjol bagi era abad 20 ini ialah kenyataan bahwa kita
hidup dalam abad komunikasi massa. Bagi masyarakat kita, koran,
radio, televisi, film, majalah-majalah, buku-buku dan lain-lain semua
itu menjadi sumber pokok untuk mengetahui kenyataan, pendapat,
hiburan dan penerangan.45
Khusus penggunaan media komunikasi untuk berdakwah akhir-
akhir sudah semakin marak. Mulai dari beberapa program acara
beraroma religi di televisi, radio dan beberapa media cetak yang
meliput suatu kegiatan dakwah. Bahkan ada salah satu media cetak dan
media elektronik yang secara tidak langsung berdiri atas dasar semangat
Islam dan dakwah Islamiyah.
44 Abdul Munir Mulkan, "Idiologisasi Gerakan Dakwah", (Yogyakarta : SIPERS, 1996), h.
58. 45 Suminto, "Problematika Dakwah, (Jakarta : Tintamas, 1973), h.47.
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Stasiun Televisi JAK-TV
1. Sejarah dan Perkembangan1
PT. Abdi Bangsa bekerjasama dengan PT Electronic City, mendirikan
JAK TV pada tanggal 28 Oktober 2004. Sebuah stasiun televisi dengan
investasi sebesar 150 milyar rupiah ini mencoba untuk mengerti gaya hidup
masyarakat cosmopolitan. Melalui persiapan yang matang, peralatan canggih,
dan tenaga handal yang saat ini telah mencapai 70 karyawan, segala
sesuatunya dijalankan dengan profesional. Test signal di saluran 55 UHF telah
dilakukan dengan sukses pada 31 oktober 2005 dari kawasan Meruya- Jakarta
Barat. Daya jangkau siarannya sebesar 2 x40 kilowatt, mencakup wilayah
Jadebotabek ( Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi). Untuk
mendapat informasi lengkap cara mengakses siaran JAK TV, telah disiapkan
Tune-in Hotline bagi masyarakat dengan pelayanan 24 jam, setiap hari, pada
nomer telepon 5155111.
Era globalisasi saat ini menuntut kita selalu dinamis mengikuti
perkembangan jaman. Sejak pertama kali bersiaran, Jaktv terus berusaha
memperbaiki penampilan dan pelayanannya. Penempatan antena pada posisi
puncak (top mounting) dengan daya penuh di Cipondoh Tangerang dengan
1 Human Resource Development ( HRD JAK TV), company profile JAK TV ( Jakarta :
HRD, 2013).h.2-3
45
46
ketinggian antena 250 meter pada akhir tahun 2009 merupakan salah satu
upaya menjawab tuntutan globalisasi tersebut.
Mengambil momentum ulang tahun yang ke LIMA pada tanggal 8
Oktober 2010 Manajemen JAK-TV mengambil keputusan berani dengan
melakukan perubahan strategi termasuk dengan mengganti logo perusahaan.
Hal ini bukan tanpa alasan, khususnya setelah melihat tren positif yang dicapai
perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Peluang memperkuat posisi JAK
TV sebagai stasiun televisi lokal terdepan di Ibu Kota DKI Jakarta semakin
terbuka terkait semakin besar dan kuatnya jumlah pemirsa JAK TV.
Kepercayaan para pengiklan TV yang kian meningkat dengan melihat
dari tingginya permintaan slot iklan komersial pada saat ini yang telah
mencapai 90 persen di triwulan pertama tahun 2010 dan terus meningkat
ditiap tahunnya seperti sekarang ini (2013). Dari pendapatan yang dibukukan
pada dua tahun terkahir juga membuktikan bahwa JAK TV mampu
menunjukan kinerja positif yang sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu,
selama periode empat tahun terkahir, sinergi yang dilakukan JAK TV dengan
TV Lokal se-Indonesia telah menciptakan suatu wadah media berjaringan
yang sanggup menyiarkan tayangan program-program acara serentak
dibeberapa kota besar di Indonesia. Tentu saja hal ini semakin membuka
komunikasi dua arah antara pusat (Jakarta) dengan daerah lain. Sinergi ini
tentunya tidak lepas dari komitmen tv lokal terhadap pasar.
47
2. Visi dan Misi JAK TV 2
Misi
a. Selangkah lebih maju
b. Terpercaya
c. Dinamis
d. Inovatif
e. Sehat
f. Menjadi inspirasi baru untuk cara berfikir, karakter, dan meningkatkan
standar kehidupan bangsa.
Misi
Untuk membuat penggunaan yang efektif dan mengembangkan seluruh
potensi sumber daya: manusia, peralatan, pasar, pemasok, dan lainnya
untuk menjadi sebuah sinergi yang kreatif, berkelanjutan, transparan,
bersih, namun berdasarkan niat baik dan profesionalisme. 3
3. Filosofi Logo
Logo adalah suatu unsur yang sangat berpengaruh sebagai bentuk
identitas dari sebuah perusahaan yang merepresentasikan citra perusahaan
dimata konsumen. Selain itu logo juga merupakan sebuah gambaran visi
penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk
simbol tertentu.
2 Human Resource Development ( HRD JAK TV), company profil JAK TV ( Jakarta :
HRD, 2013).h.9
48
Begitupula dengan Stasiun JAK TV, sebagai identitas dari
perusahaan ini JAK TV juga mempunyai Logo seperti pada gambar di bawah
ini :
Filosofi pada logo Jaktv :4
Empat warna utama (biru, merah, hijau dan kuning menunjukan
keragaman yang ada di Jakarta seperti halnya kota-kota lainnya, Jakarta
merupakan wadah “pembauran” (melting pot) dari banyak suku bangsa,
agama dan budaya. Di era globalisasi ini berbagai macam subjek atau
individu terkoneksi dengan yang lain tanpa ada batasan wilayah. JAK TV
memandang bahwa berbagai macam bentuk budaya dan latar belakang
(multikultur) yang ada sebagai suatu potensi yang bisa menjembatani
berbagai kepentingan.
Integrasi berbagai macam keragaman tersebut dilambangkan dalam
bentuk garis terkoneksi yang menyatukan semua warna. Bentuk garis
melintang itu sendiri bisa merefleksikan Jembatan Semanggi sebagai satu
4 Human Resource Development ( HRD JAK TV), company profile JAK TV ( Jakarta :
HRD, 2013).h.6
49
ikon Jakarta. Lokasi yang menjembatani dan menghubungkan masyarakat
Jakarta dengan aktifitasnya.
Pada akhirnya semua potensi dan refleksi masyarakat Jakarta
tersebut digambarkan dalam satu “bola” yang melambangkan kesatuan dan
kedinamisan. Seperti halnya harapan Jaktv untuk selalu bisa menjadi bagian
yang utuh dari masyarakat Jakarta dan memberikan manfaat positif melalui
program-programnya.
B. Strukutur Umum Direksi JAK TV5
Bagan 2
Struktur Umum Direksi JAK TV
Sumber : Human Resource Development JAK TV
5 Human Resource Development ( HRD JAK TV), company profile JAK TV ( Jakarta :
2013)
50
C. Profil Program Suara Anak Negeri
1. Gambaran Umum Program Suara Anak Negeri
JAK-TV sebagai televisi lokal untuk daerah Jakarta dan sekitarnya
tidak hanya menghadirkan program-program hiburan atau news saja, JAK
TV juga menghadirkan program religi atau dakwah sebagai baktinya
kepada masyarakat Jakarta khususnya serta kota-kota lain yang berdekatan
dengan Jakarta seperti Bogor, Tangerang dan Depok dan Bekasi guna
membantu meningkatkan spiritual serta memberikan informasi mengenai
hukum-hukum Agama Islam.
Program Suara Anak Negeri hadir ditengah-tengah masyarakat
dikarenakan JAK-TV sebagai televisi lokal kota Jakarta berkewajiban
memberikan tayangan agama (dakwah) kepada pemirsanya hal tersebut
berkaitan dengan sebagian besar jumlah penduduk negara Indonesia
adalah muslim. Menurut Eksekutif produser Suara Anak Negeri bapak
Velantine Valiant “masih sangat perlunya program religi yang khusus dan
bersifat lokal, selain itu karena potensi pasar yang sangat terbuka untuk
program religi”.6
Tayangan program Suara Anak Negeri adalah salah satu program
dengan genre dakwah di JAK-TV dengan memakai format talk show
realigi. Program ini ditayangkan pada hari minggu sore dengan durasi
yang cukup panjang yaitu 120 menit dan ditayangkan secara live pukul
16.00-18.00 WIB. Program ini memiliki sepuluh segmen setiap kali
6 Wawancara pribadi dengan Velantine Valiant (Eksekutif Produser Suara Anak Negeri),
Jakarta 21 Maret 2013.
51
tayang. Tema yang dibahas pun berbeda-beda setiap episodenya meliputi
kasus sehari-hari atau tentang permasalahan umat muslim dan juga turut
memberikan solusi dalam perspektif Islam.7
Nama program Suara Anak Negeri merupakan hasil vooting antara
direksi JAK TV, orang-orang dari divisi programing dan orang-orang
divisi programing Alif tv yang sebagai anak perusahaan JAK TV. Sebelum
nama Suara Anak Negeri diputuskan banyak beberpa pilihan nama ,
namun akhirnya Suara Anak Negeri terpilih dari hasil Vooting.8
Lahirnya Program ini sejak pertama kali tayang yaitu pada bulan
September 2012 waktu itu masih di dalam studio JAK TV namun setelah
itu program ini memakai setting tempat di luar Studio yaitu di masjid-
masjid sekitar Jabodetabek. 9
Program acara ini dipandu oleh Beddu yang sebelumnya dikenal
sebagai komedian dari grup Cagur yang beranggotakan Narji, Beddu, dan
Deni. Bedu dikenal komedian yang mampu menghidupkan suasana, dan
mencairkan keadaan tujuannya acara religi ini tidak jenuh, ringan namun
sarat akan ilmu pengetahuan tentang Islam.10
Program Suara Anak Negeri ini mengahadirkan para da’i atau
Ustad-ustad yang notabene sudah dikenal oleh masyarakat luas, dan juga
7 Ibid 8 Wawancara pribadi dengan Velantine Valiant (Eksekutif Produser Suara Anak Negeri)
, Jakarta 27 Maret 2013. 9 Ibid 10 Ibid
52
menyisipkan ustad-ustad daerah guna mengangkat pamor ustad tersebut ke
pemirsa.11
Pemilihan jam tayang pada minggu sore karena pemirsa pada
umunya sedang santai dalam kondisi tidak bekerja jadi diharapkan mampu
lebih banyak mendapat pemirsa pada jam tayang tersebut.12
Program Suara Anak Negeri dimasukan kedalam jenis acara
variety Talkshow Religi, yaitu program perbincangan (ceramah) dari host
dan narasumber kepada para audience-nya yang membahas tentang tema
tertentu.13
Karakter dari Suara Anak Negeri yaitu manarik, mendidik, serta
memberikan pesan moral dan agama namun tetap berusaha untuk
menghibur pemirsa.14
Program Suara Anak Negeri ditayangakan dalam sepuluh segmen
di setiap episodenya. Setiap episode akan membahas satu tema besar dan
masing-masing segmen akan membahas sub tema dan ada pula di
beberapa segmen yang diselingi pertanyaan dari para audience di lokasi
ataupun yang sedang berada dirumah dengan melalui akun twiter
@suaranakanegeri untuk memberikan pertanyaan yang kemudian
langsung dijawab oleh narasumber.15
11 Ibid 12 Ibid 13 Wawancara pribadi dengan Velantine Valiant (Eksekutif Produser Suara Anak
Negeri), Jakarta 27 Maret 2013. 14 Ibid 15 Ibid
53
Berikut ini adalah rincian program (program detail) Suara Anak
Negeri . (lihat tabel 1 pada halaman berikutnya)
Tabel 1
Rincian Program Suara Anak Negeri
Nama Program Suara Anak Negeri
Jenis Program Variety Religi/ Program Agama
Format Program TalkShow (on air)
Jenis Produksi Multicamera- Live On Tape
Jenis Siaran Lokal ( Jabodetabek)
Waktu Siar Minggu Sore pukul 16.00-18.00 WIB
Durasi 120 menit
Sasaran All 5+ (semua orang dengan umur lima tahun keatas)
Kriteria Ada Host dan narasumber untuk memberikan ceramah
kepada jamaah
2. Visi dan Misi Program
Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
konsep dakwah kita yang telah disesuaikan dengan zaman sekarang,
sekaligus meluruskan pemahaman tentang islam yang sebenarnya. Sebagai
agama yang selalu bisa diterima dari masa kemasa, Islam mampu
merangkul semua kalangan dan segmentasi masyarakat pada setiap
zamannya. Hal ini pula yang menjadi landasan dari program suara anak
negeri yang menginginkan agar program ini dapat diterima di segala
lapisan masyarakat dari masa ke masa.16
16 Wawancara pribadi dengan Velantine Valiant (Eksekutif Produser Suara Anak
Negeri), Jakarta 27 Maret 2013
54
3. Tujuan dan Sasaran program
a. Menginginkan agama itu dipahami oleh umat sesuai dengan zamannya
b. Ingin menghadirkan suatu program religi kepada masyarakat dalam
konteks yang berbeda dengan yang sudah ada17
4. Segmentasi Pemirsa
Target pemirsa Suara Anak Negeri terdiri dari beberapa kalangan dan
dengan latar belakang yang berbeda :
a. Kalangan menengah kebawah sampai kalngan menengah keatas
(ABC+)
b. Laki-laki dan perempuan18
5. Tim Program Suara Anak Negeri
Tim Suara Anak Negeri merupakan tim inti yang melewati semua
tahapan proses produksi. Tim ini masuk kedalam departemen Produksi
dibawah diroktorat Operation General Manager Stasiun JAK TV. Tim ini
juga dibantu oleh kru produksi lapangan dari Alif TV ( Anak perusahaan
JAK TV) seperti camera person, audio, lighting, floor director dan lain-
lain ketika pelaksanaan proses produksi. Berikut ini adalah tim program
Suara Anak Negeri.19
(Lihat tabel 2 pada halaman berikutnya)
17 Wawancara Pribadi dengan Velantine Valiant (Eksekutif Produser Suara Anak
Negeri), Jakarta 27 Maret 2013 18 Ibid 19 Ibid
55
Tabel 2
Tim Produksi Suara Anak Negeri20
NO Jabatan Nama
1 Kepala Departemen Produksi Irsan Suhardjo
2 Eksekutif Produser Velantine Valiant
3 Produser Eko Yulianto
4 Creative Rizka
Marisa
Yanti
5 Production Assistance (PA) Andika
Fadly
20 Wawancara Pribadi dengan Andika (PA Suara Ank Negeri i), Jakarta 3 April 2013
56
BAB IV
ANALISIS PRODUKSI PROGRAM SUARA ANAK NEGERI DI JAK TV
A. Format Program Suara Anak Negeri
Format dapat berarti bentuk atau kerangka sajian program televisi /
video.1 Format yang menarik dan cocok pada materi acaranya, maka akan
menarik khalayak untuk menonton. Program Suara Anak Negeri merupakan
salah satu contoh dari proses komunikasi massa melalui media televisi.
Sejalan dengan apa yang dikatakan Melvin DeFleur bahwa proses
komunikasi yang terjadi di media massa melibatkan berbagai unsur
didalamnya seperti sumber (komunikator), transmitter, saluran (media),
penerima (komunikan), umpan balik dan tujuan, serta gangguan (noise) yang
ada disemua unsur tersebut.
Suara Anak Negeri adalah sebuah program Variety Show Realigi yang
berisi tausiah/dakwah, nasyid dan marawis dan audience interactive. Program
ini juga menampilkan para dai yang memiliki kompetensi dengan tema
bahasan berupa paparan tema aktual yang diambil dari berita-berita aktual
atau reportase lapangan tim reporter televisi.2
Dalam program Suara Anak Negeri, termasuk dalam acara dakwah, dan
sudah meliputi unsur-unsur dakwah dalam pelaksanaanya seperti adanya Da’i
( subjek dakwah) dalam acara kali ini sebagai subjek dakwah adalah Ustadzah
Witra , dan Uztad Solmed.
1 P.C.S, Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, Jakarta:
Grasindo, 1993, Cet. Ke-1.hal 56 2 Wawancara pribadi dengan Velantine Valiant (Eksekutif Produser Suara Anak Negeri) ,
Jakarta 27 Maret 2013
56
57
Objek dakwah ( Mad’u) yang terdapat dalam acara ini yaitu warga
sekitar lokasi Taping dan audience yang ada di rumah yang sedang menonton
acara Suara Anak Negeri di Jak Tv.
Selanjutnya materi yang disampaikan pada acara dakwah kali ini adalah
bertemakan Nikmatnya Bersyukur, dengan bertujuan agar umat muslim dapat
mengetahui indikator bersyukur dan bisa menjalankannya sebaik-baiknya,
yang berlandaskan kepada ajaran Nabi Muhammad Saw dan yang terkandung
dalam surat-surat Al-Qur’an yang menunjang materi tersebut.
Metode dakwah yang disampaikan meliputi dakwah bil Lisan dan
dipadukan dengan menggunakan alat elektronika, karena mengingat acara ini
bersifat ditayangkan langsung di televisi.
B. Proses Produksi Program Suara Anak Negeri
Dalam program Suara Anak Negeri Episode “Nikmatnya Bersyukur” ,
sebelum melangkah ke pelaksanaan dalam berjalannya suatu produksi acara ,
maka dibutuhkan suatu perencanaan yang baik dan tanggung jawab mengenai
jalannya suatu program acara tersebut yang diatur oleh produser.
Proses prroduksi Program Suara Anak negeri di JAK TV dilakukan
dengan beberapa tahapan, yaitu terdiri atas empat tahapan prosedur kerja
untuk memproduksi program televisi.3 Alan wurtzel menyebutkan sebagai
four stage of television production.
3 Wawancara pribadi dengan Velantine Valiant (Eksekutif Produser Suara Anak Negeri) ,
Jakarta 27 Maret 2013
58
1. Pra Produksi
Tahapan pra produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah
proses produksi televisi, karena secara keseluruhan proses produksi tidak
akan berjalan baik tanpa ada persiapan dan perencanaan yang baik.
Pada tahap ini, tim program Suara Anak Negeri lah yang mengambil
peran penting atas terselenggaranya proses produksi nanti. Tim yang
terdiri dari produser, creative dan production assistance (PA) akan
melaksanakan tugasnya sesuai job desk-nya masing-masing.
Pada tahapan ini, produser sebagai orang yang bertanggung jawab
atas sebuah program biasanya bertugas melakukan perencanaan biaya
produksi, mulai dari penyewaan tempat, biaya konsumsi, kontrak bintang
tamu, serta sarana dan prasarana lainnya yang dapat menunjang proses
produksi. Pada setiap produksi biaya yang diperlukan agar produksi dapat
berjalan yaitu sebesar Rp 80.000.000. Produser nantinya juga bertugas
mengawasi jalannya proses produksi dari awal sampai akhir.
Penentuan tema pembahasan (ceramah) juga dilakukan pada tahapan
ini. Produser dan tim creative bersama-sama melakukan riset (research)
dan pengembangan gagasan (brainstroming) tentang tema yang akan
menjadi topik pembahasan. Dalam hal ini, tim creative akan
mendiskusikan kepada pengisi acara (Uztadz) dan pembawa acara, agar
nantinya tema yang didapat lebih beragam dan variatif. Tema-tema yang
diangkat biasanya mengenai kejadian atau masalah-masalah sosial,
ataupun juga isu-isu yang sedang hangat di masyarakat saat ini.4
4 Wawancara dengan Pribadi dengan Velantine Valiant (Eksekutif Produser Suara Anak
Negeri) , di ruang kerja JAK-TV lantai 2 , Jakarta 27 Maret 2013
59
Ide atau gagasan merupakan buah pikiran dari seorang perencana
acara siaran, dalam hal ini adalah produser dan kerabat kerja lainnya,
Namun, ide bisa saja tidak timbul dari satuan kerja produksi, tetapi dapat
timbul dari pihak luar seperti narasumber, event organizer, atau production
house. Dalam mencari ide dan gagasan, seorang produser harus
memperhatikan beberapa hal, antara lain :
a. Apakah ide atau gagasan tersebut cukup menarik
b. Apakah kekuatan yang tersembunyi dalam ide atau gagasan tadi
c. Apabila ide atau gagasan tadi dapt dirubah menjadi program
siaran, sekiranya apa manfaat bagi khalayak dan bagaimana
dampaknya
d. Kalau ide tadi diangkat menjadi program siaran, harus ada alasan
yang meyakinkan.5
Setelah tema utama sudah didapat, selanjutnya tim creative akan
kembali melakukan riset dan pengembangan tema sehingga nantinya akan
menghasilkan beberapa sub tema. Setelah semua data dirasa lengkap,
barulah setelah itu tim creative akan menuangkan konsep tersebut kedalam
rundown program. Selain itu, tim creative akan menghubungi para
selebritis untuk memminta kesediannya menjadi bintang tamu dalam acara
ini, dan juga menghubungi koordinator para jamaah program Suara Anak
Negeri untuk memastikan kesiapan mereka.
Tim PA dalam tahapan ini bertugas mengurusi semua urusan teknis
dan non teknis produksi, mulai lokasi shooting sampai sarana dan
5 Darwanto Sastro Soebroto, Produksi Acara Televisi (Yogyakarta: Duta wacana
University press,1994), h. 176.
60
prasarana lainnya seperti peralatan perekam gambar, suara dan tata
pencahayaan. Selama melakukan shooting, tim Suara Anak Negeri akan
dibantu oleh kru facilities. Tim PA lah yang bertugas melakukan
koordinasi dengan kru facilities tersebut.
Biasanya Tim PA akan membuat crewcall, yaitu selebaran
pengumuman yang ditempelkan dimading-mading kantor JAK TV , isinya
mengenai jadwal Shooting secara keseluruhan. Tujuanya yaitu untuk
memastikan jadwal shooting agar diketahui oleh seluruh crew produksi
Suara Anak Negeri.
Perencanaan produksi harus dilakukan semaksimal mungkin agar
hasil produksi yang di dapat juga maksimal. Selain itu, perencanaan yang
kurang matang juga nantinya akan berdampak pada pelaksanaan produksi
dilapangan. Pelaksanaan produksi akan terkesan asal dan tidak serius
karena pelaksanaan produksi tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Pada program Suara Anak Negeri, hal-hal seperti itu sering
ditemukan. Misalnya saja daftar alat produksi yang tertera pada program –
good request (permintaan barang program) tidak sesuai dengan alat yang
ada dilapangan. Selain itu, terkadang juga ditemukan kualitas alat produksi
yang tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, seperti kamera,
dan mic yang tidak dalam kondisi bagus. Hal-hal tersebut tentu saja dapat
mengganggu jalannya proses produksi.
Sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan ketika memproduksi
suata program acara khususnya di luar studio antara lain :
61
a. Kamera (alat pengambil gambar)
b. Switcher (alat pemadu gambar)
c. Audio Mixer (alat pengatur suara)
d. VTR (Video tape Recorder) alat perekam gambar dan suara
e. Lighting (alat pencahayaan yang digunakan dalam produksi program ini
untuk menshooting pembawa acara serta bintang tamu)
f. Character generator (alat tata aksara)
g. Monitor/ TV LCD ( untuk menampilkan video-video guna menambah
estetika dekorasi ruangan )
Shooting Suara Anak Negeri kali ini dilaksanakan di Masjid Asy-
Syaakiriin Pondok bambu Jakarta Timur tanggal 17 Februari 2013. Dalam
produksi program Suara Anak Negeri secara life diperlukan sarana yang
harus ada di lokasi shooting yaitu :
a. Ruang Visual Penyutingan
b. Control room
c. Property
d. Ruang Tata rias
2. Setup and Rehearsal
Setup and Rehearsal pada program Suara Anak Negeri sangat
sederhana. Untuk Setup misalnya, diperlukan waktu kurang lebih lima jam
untuk mempersiapkan peralatan seperti kamera, audio, lighting serta
perlengkapan dan peralatan mendukung lainnya, serta dekorasi seperti
karpet, pot, dan properti-propert lainnya guna mempercantik tampilan
62
tempat shooting. Settingan stage dilokasi juga dipersiapkan oleh crew
pembantu. untuk melakukan Setup ini diperkirakan memakan waktu lima
jam, dari pukul 10.00 pagi, dengan acara dimulai (on cam) pukul 16.00,
maka setup harus selesai pada pukul 15.00 – 15.30 , hal ini penting karena
mengingat acara ini diusung secara Live.
Untuk Rehearsal sendiri biasanya dilakukan kepada para jamaah dan
bintang tamu yang hadir. Proses Rehearsal dalam satu kali taping
(episode) biasanya akan memakan waktu 10-15 menit . Rehearsal akan
dilakukan oleh pengarah lapangan (floor director) dan tim creative.
Floor director biasanya bertugas mengatur duduk jamaah secara
keseluruhan dan juga mengatur bintang tamu kapan mereka akan muncul
di segemen dan di layar (in frame). Tim creative pada proses Rehearsal ini
bertugas mengatur jamaah, dan bintang tamu yang ingin bertanya nanti.
Proses ini meliputi : pada segmen berapa, berapa jumlah jamaah yang
bertanya, dan bintang tamu bertanya, pertanyaan apa yang diajukan dan
pertanyaan tersebut akan disesuaikan dengan tema dan sub tema yang
sedang dibahas.
Proses Setup dan rehearsal ini penting dilakukan karena akan
berdampak langsung pada pelaksanaan produksi nanti. Proses ini bertujuan
untuk meminimalisasi berbagai kesalahan, baik itu kesalahan tekhnis
maupun non tekhnis yang terjadi pada saat pelaksanaan produksi di
lapangan.
Namun, tahap setup dan rehearsal ini sering dilakukan tidak sesuai
dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya atau sering mengalami
63
keterlambatan. Hal ini terjadi karena terlambatnya para pengisi acara, host
serta pendukung acara lainnya tiba di lokasi shooting. akibatnya,
pelaksanaan produksi pun menjadi molor atau tidak sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan sebelumnya. Inskonsistensi waktu sering terjadi
pada tahapan ini.6
3. Pelaksanaan Produksi
Tahapan pelaksanaan produksi (shooting) program Suara Anak
Negeri dilakukan secara taping live yang dilakukan setiap hari minggu,
dan dilakukan hanya sekali taping karena sifatnya live.
Pengarah acara (director) berperan penting atas keberhasilan sebuah
proses produksi. Setiap komando yang ada dalam pelaksanaan produksi
harus melalui seorang sutradara/ pengarah acara, dan akan diteruskan
kepada pengarah lapangan. Konsep yang sudah dituangkan ke dalam
rundown selanjutnya akan diwujudkan pada proses produksi ini.
Proses pelaksanaan produksi (taping) program Suara Anak Negeri
menggunakan empat buah kamera yang terdiri dari kamera I, kamera II,
kamera III, dan kamera IV. Keempat kamera tersebut mempunyai fungsi
masing-masing ketika pelaksanaan produksi, yaitu :
a. Kamera I berfungsi untuk mengambil gambar para jamaah
b. Kamera II sebagai kamera master berfungsi mengambil gambar
Ustadz secara kontinue selama proses taping
c. Kamera III berfungsi untuk mengambil gambar pembawa acara
(host) , ustad, serta bintang tamu secara bergantian
6 Wawancara Pribadi dengan Velantine Valiant Eksekutif produser Suara Anak Negeri,
JAK TV – Jakarta 27 Maret 2013
64
d. Kamera IV berfungsi untuk mengambil gambar pengisi musik ,
seperti marawis, band dan lainnya di luar stage A , yaitu di
Stage B
Pada tahap pelaksanaan produksi program Suara Anak Negeri,
terdapat sepuluh segmen dengan masing-masing segmen memiliki durasi
yang berbeda-beda. Untuk segmen I , rata-rata total durasi untuk badan
program sekitar 6-7 menit.
Namun, ketika pelaksanaan produksi terkadang ada penambahan
durasi ataupun pengurangan durasi yang tak terduga. Hal tersebut
dilakukan mengingat pentingnya pada saat-saat tertentu untuk melakukan
penambahan durasi. Penambahan durasi juga harus dilakukan dengan
berbagai pertimbangan agar tidak terjadi over duration pada pelaksanaan
produksi.7
Pada segment pertama, ditampilkan OBB Suara Anak Negeri yaitu
tayangan mengenai bersyukur. Setelah itu langsung life performance dari
grup marawis dari SDN 08 Pagi untuk membawakan lagu-lagu islami dan
menambah semarak suasana. Setelah marawis selesai dengan satu lagu
kemudian Beddu sebagai host program Suara Anak Negeri membuka
acara dengan memberi sedikit penjelasan tentang tema yang akan diangkat
pada episode kali ini yaitu “Nikmatnya Bersyukur”. Kemudian Beddu
memperkenalkan siapa-siapa saja yang akan mengisi tausiyah pada
episode “Nikmatnya Bersyukur”. Dan mengajak pemirsa Suara Anak
77 Wawancara Pribadi dengan Velantine Valiant Eksekutif produser Suara Anak Negeri,
JAK TV – Jakarta 27 Maret 2013
65
Negeri untuk berpartisispasi mengirimkan pertanyaan melalui akun twiter
@SuaraAnakNegeri, setelah itu diisi oleh iklan ( Take to Break).
Pada segment kedua, Beddu menyapa para pemirsa di televisi, dan
yang hadir di lokasi shooting yang notabene dari Yayasan pengajian
atau juga undangan lainnya. Kemudian Beddu memperkenalkan pengisi
Tausiyah pertama pada episode “Nikmatnya Bersyukur” yaitu Ustadzah
Witra Moerad.
Pengisi Tausiyah pertama yaitu Ustadzah Witra Moerad kemudian
melakukan tausiyah selama delapan menit. Sesudah itu Beddu
menyimpulkan apa yang telah di sampaikan oleh Ustadzah Witra Moerad,
dan akan dilanjutkan di segment berikutnya, Take to Break.
Pada segment ketiga Beddu membuka acara kembali dan
menghimbau Ustadzah Witra Moerad untuk melanjutkan lagi tausiyahnya
mengenai tema “Nikmatnya Bersyukur”. Setelah itu Beddu mengambil
alih untuk menghimbau untuk Break (iklan).
Segment keempat beddu membuka acara kembali dan Ustadzah
Witra Moerad melanjutkan kembali Tausiyahnya, Setelah itu Beddu
mengambil alih untuk menghimbau untuk Break (iklan) dan mengajak
pemirsa di rumah untuk berpartisipasi mengirimkan pertanyaan melalui
akun twiter @SuaraAnakNegeri.
Segment kelima Beddu membuka acara dan berinteraksi dengan
Ustadzah Witra Moerad, kemudian Beddu membaca pertanyan yang
sudah masuk pemirsa di akun twiter @SuaraAnakNegeri untuk dijawab
oleh Ustadzah Witra Moerad sebanyak empat pertanyaan dari beberapa
66
pertanyaan yang telah masuk, tidak semua pertanyaan dijawab mengingat
durasi waktu, sesudah itu Beddu memberitahu pengisi tausiyah pertama
bahwa waktunya telah habis dan menutup segment kelima ini , sebelum
iklan segment kelima ini di tutup dengan penampilan marawis, selanjutnya
Break (iklan).
Pada segment keenam setelah comersial break pertama diputar video
wawancara tanggapan beberapa masyarakat seputar “bersyukur” . setelah
itu kembali lagi ke lokasi shooting dan Beddu membuka acara kembali
menyapa pemirsa dan berinteraksi kepada mereka di lokasi shooting.
Kemudian beddu memperkenalkan pengisi tausiyah berikutnya yaitu Ustad
Solmed.
Pada segment keenam ini Ustad Solmed menyapa para pemirsa, dan
melanjutkan tausiyah dengan tema yang sama yakni “Nikmatnya
Bersyukur”. pada segment keenam ini Ustad solmed bertausiyah dengan
durasi selama 8 menit, kemudian Beddu menyimpulkan apa yang telah di
Hj. Witra Moerad dipandu Bedu Menyampaikan Tausiah
67
sampaikan oleh Ustad Solmed, dan akan dilanjutkan di segment
berikutnya, Take to Break.
Pada segment ke tujuh, host Beddu kemudian membuka acara
kembali, dan pada segment ini juga Beddu memperkenalkan bintang tamu
dari kalangan artis, yaitu Ricky Perdana. Kemudian Beddu berinteraksi
dengan bintang tamu menanyakan hal seputar bersyukur dalam
menjalani kehidupannya, dan bintang tamu memberikan testimoninya
mengenai nikmat syukur yang dijalaninya dalam mengarungi kehidupan
sehari-harinya. Kemudian Ustad Solmed memberi contoh mengenai rasa
syukur dikehidupan sehari-hari dengan ilustrasi yang menyenangkan.
Setelah memasuki waktu comercial break Beddu mengambil alih
kemudian menyimpulkan apa yang telah disampaikan oleh bintang tamu
dan Ustad Solmed.
Pada segment kedelapan diawali dengan penampilan musik
gambus grup Solmed. Kemudian dilanjutakan dengan Beddu membuka
acara yang lalu diteruskan oleh Ustad Solmed untuk melanjutkan
tausiyahnya. Setelah itu diteruskan dengan sesi tanya jawab Beddu
mempersilahkan jamaah yang berada di lokasi untuk bertanya langsung
kepada Ustad solmed maupun Bintang tamu yaitu Ricky Perdana seputar
tema Nikmatnya Bersyukur. Sebelum para narasumber menjawab
pertanyaan dari para audience Beddu memberitahukan bahwa jawaban
pertanyaan dari audience akan dijawab setelah comercial break.
68
Segment kesembilan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan
yang telah dilontarkan oleh beberapa audience yang dijawab oleh Ustad
Solmed maupun Ricky Perdana. Setelah menjawab beberapa pertanyaan
dari audience acara dilanjutkan kemudian dengan perform musik
gambus dari grup Solmed, yang disusul oleh comercial break.
Pada segment kesepuluh yakni segment terakhir pada Program
Suara Anak Negeri, Ustad Solmed memberikan kesimpulan mengenai
tema Nikmatnya Bersyukur, dan kemudian Ustad Solmed mengajak para
pemirsa yang berada dilokasi shooting maupun yang berada dirumah untuk
Muhasabah yakni berdo’a bersama-sama yang dipimpin langsung oleh
Ustad Solmed. Setelah muhasabah selesai dan dilanjutkan oleh Beddu
untuk menutup acara pada episode kali ini dengan diiringi jingle Suara
Anak Negeri.
Ustad Solmed sedang menyampaikan tausiyah, didampingi Beddu dan
Ricky Perdana
69
4. Pasca Produksi
Setelah acara diproduksi tahap akhir yaitu mengenai pasca
produksi. Dalam tahap ini tim mengevaluasi hasil acara. Pada episode
“Nikmatnya Bersyukur” ini, terdapat beberapa hal yang dievaluasi yaitu
mengenai molornya waktu (over time) di beberapa segmen sehingga
terjadi penambahan durasi. Hasil temuan evaluasi tersebut menjadi hal
yang harus diperhatikan dan sebisa mungkin tidak terulang kembali pada
episode-episode selanjutnya.
Walaupun program Suara Anak Negeri bersifat live namun perlu
juga untuk mengedit kembali guna sewaktu-waktu dapat diputar kembali
atau sebagai arsip. Kemudian memixing atau mengolah hasil rekaman dari
bahan mentah menjadi bahan matang yang siap disiarkan kembali
sewaktu-waktu jika diperlukan. Setelah selesai di priview kembali agar
tidak terjadi kesalahan dalam program agar bisa ditayangkan dengan baik.
Penyutingan ini dilakukan oleh tim editor berdasarkan format
program yang dibuat juga pemotongan gambar jika ada kelebihan waktu
dan tidak merusak makna dari suatu gambar dan ada alur pembahasan
serta pesan yang terkandung didalamnya. Setelah proses editing selesai,
kaset video akan diperiksa lagi oleh bagian quality control lalu diarsipkan
di gudang arsip JAK TV.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program Suara Anak Negeri merupakan salah satu Program alternatif
bagi para penikmat televisi di hari minggu sore diantara banyaknya program-
program televisi yang hanya menampilkan hiburan semata.
Setelah melakukan serangkaian penelitian, kemudian dikembangkan
dalam pembahasan mulai dari bab pertama sampai bab keempat, penulis
simpulkan sebagai berikut:
1. Format pada acara pada Suara anak negeri adalah Suara Anak Negeri
adalah Variety Show Realigi yang berisi tausiah/dakwah, nasyid dan
marawis dan audience interactive.
2. Dalam pelaksanaannya, program dakwah Suara Anak Negeri memiliki
empat tahapan yaitu tahapan pra produksi, setup and rehearsal produksi,
dan pasca produksi. Selain itu persiapan yang dilakukan adalah
penentuan materi-materi yang akan di angkat, yang biasanya diambil dari
tema yang sedang hangat di masyarakat.
Pada tahap pelaksanaan produksi, dikarenakan program Suara Anak
Negeri mengunakan sistem siaran langsung maka sebelum melakukan
liputan, tim produksi mempersiapkan hal-hal yang diperlukan terlebih
dahulu seperti membereskan semua perlengkapan siaran di lokasi siaran
yang aka berlangsung.
70
71
Pada tahap Setup and Rehearsal tim produksi mempersiapkan peralatan
yang dibutuhkan selama kurang lebih 5 jam sebelum acara berlangsung.
Pada tahap pasca produksi, tim Damai Indonesiaku mengevaluasi
kekuarangan-kekurangan yang terjadi pada saat proses produksi
berlangsung, biasanya ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh tim
Suara Anak Negeri seperti melakukan proses editing setelah siaran untuk
diadikan dokumentasi nantinya.
B. Saran
Secara keseluruhan dalam format maupun pelaksanaan produksi,
program Suara Anak Negeri sudah mencakup SOP/ Standar Operational
Production. Namun setelah melakukan penelitian dan observasi, terdapat
sedikit kekurangan di dalam pelaksanaan produksi Suara Anak Negeri.
1. Kepada para pengelola program siaran di televisi pada umumnya,
hendaknya ketika melakukan proses prooduksi harus melalui perencanaan
yang matang sehingga hasil produksi yang didapat sesuai dengan yang
diharapkan. Kemudian diharapkan untuk selalu meninjau apakah program
dan materi yang ditayangkan dapat bermanfaat dan menarik perhatian
khalayak atau tidak, serta memperhatikan lebih jauh lagi apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh khalayak umum agar kedepannya stasiun-
stasiun televisi dapat menayangkan program-program yang lebih
berkualitas lagi khususnya untuk program yang bersifat religi.
2. Kepada tim produksi Suara Anak Negeri seharusnya menambahkan
inovasi dalam penayanagan konsep acaranya, agar tidak terkesan monoton.
71
3. Waktu durasi harus diperhatikan oleh pengarah acara, agar tidak terjadi
penambahan waktu (corupt time).
4. Kepada para akademisi, khususnya kepada mahasiswa jurusan Komunikasi
dan Penyiaran, diharapkan untuk lebih mendalami ilmu komunikasi, agar
dimasa yang akan datang bila mendapatkan kesempatan bekerja pada
bidang yang sesuai, tidak sulit bila ingin membuat program-program siaran
yang bertujuan untuk memberikan informasi yang mendidik bagi khalayak
luas.
5. Kepada masyarakat, agar lebih bisa menikmati program religi dengan
adanya inovasi format program religi, tanpa menghilangkan esensi dari
dakwah tersebut. Dengan menanamkan dalam diri penonton bahwa
menyaksikan acara dakwah merupakan hal penting bagi umat muslim agar
memahami makna nilai-nilai pesan dakwah yang disampaikan oleh
narasumber. Selain itu diharapkan lebih selektif lagi dalam memilih dan
memilah program-program acara yang akan dikonsumsi baik bagi diri
sendiri maupun keluarga.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta : Bumi Aksara,
1997, Cet ke-4
Arifin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: rajawali Press,1986
Badruttamam, Nurul, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo,
2005, Cet.ke-1
Bachtiar, Wardi, Metedologi Penelitian Ilmu Dakwah, Ciputat: Logos Wacana
Ilmu , 1997, Cet. Ke-1
Chase, Richard B, dan Aquilano, Nicholas J, Production and Operations
Management, Homewood: Illinois: irwin,1981
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Echols, Jhon M dan Shadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta : PT
Gramedia,1990
Effendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008
---------- Kamus Komunikasi, Bandung: CV Mandar Maju, 1998
Enjang, dan Aliyudin, Dasar- Dasar Ilmu Dakwah Pendekatan Filosofis dan
Praktis, Bandung, Widya Padjajaran, 2009
Ghazali, Bahri, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. Ke-1
Habin, M. Syafaat, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1982
Harding, H.A, Manajemen Produksi, Jakarta: Balai Aksara,1984
Hasymi,A, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur’an, Jakarta: Bulan Bintang, 1994
Kriyantono, Rahmat, Tekhnik Praktis Riset Komunikasi,Jakarta: PT Kencana
Prenata Media Group,2007, Cet ke-2
Mansur, Wadhl, Televisi Manfaat dan Madharat, Jakarta: Fikahati Aneska, 1993,
Cet. Ke-1
Milles,Mattew B dan Huberman, A.Michael, Analisis Data Kualitatif Penerjemah
Rohidi, Tjetjep Rohendi, Jakarta: UI Press,1992
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Televisi, Tangerang: Ramdina
Prakarsa,2005
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,ed Revisi,2007
Mulkan, Abdul Munir, Ideologisasi Gerakan Dakwah, Yogyakarta: SIPERS,1996
Mulyana, Deddy, Mdetodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya), Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2006 C, Trilogi Islam ( Islam, Iman, dan Ihsan), terj.Mas’ad,
Gufron,A, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1997
Murata, Sachiko dan Chitick, William
Rafiudin, S.Ag dan Drs. Abdul Jalil, Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah,
Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997, cet. Ke-1
Rakhmat, Jalaluddin, Catatan Kang Jalal: Visi Media,Politik, dan Pendidikan,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1997
Sastro Soebroto, Darwanto, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta: Duta Wacana
University Press, 1994.
Shaleh, Abdul Rosyad, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1997
Suminto, Problematika Dakwah, Jakarta: Timtamas,1973
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI,
Tesis, Yogyakarta: 1998
Sutisno, P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, Jakarta:
Grasindo, 1993, Cet. Ke-1
Syahputra, Iswandi, Komunikasi Profetik Konsep dan Pendekatan, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007, Cet ke-1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Jakarta:Balai Pustaka,1992
Wahyudi, JB., Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak: Jakarta, : PT
Gramedia Pustaka Utama, 1992, cet ke-1
Wibowo, Fred, Tekhnik Produksi Program Televisi, Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2009
Ya'kub, Hamzah, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung:
Diponegoro, 1998
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya
(Jakarta, CV.Indah Press 2002).
Yusuf, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Yayasan Penterjemahan /
Penafsiran Al-Qur’an.
Zaidan, Abdul Karim, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, Jakarta: Media Dakwah,1984
Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Eksekutif Produser Program Suara Anak
Negeri JAK TV, Bulan Maret 2013 , di Lt 2 Gd. JAK TV, SCBD, Kuningan
Jakarta Selatan.
Company Profile
Human Resource Development ( HRD JAK TV), company profile JAK TV ( Jakarta : HRD, 2013
!==::.=-.*==e@=-
KEMENTERIAN AGAMAT]DIIVERSITAS ISLA}I I\TEGERI ruTT9SYARIF HIDAYATULLATI JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAI{ ILMU KOMUNIKASIJl" Ir. H. Juanda No. 95 Cipuat t5412 IndonesiaWebsite : www.&lkuinjakarta.ac.id
Telpl Fax : (02t) 74327271 74703580Email : [email protected]
Nomor : Un. OI/F.S/KM 013f,0Lamp : I (satu)ProposalHal : Bimbingan Skripsi
NamaNomor PokokJurusanlSemesterProgramJudul Skripsi
Ongko Prasetyo2070s r 000569Komunikasidan Penyiaran lslam (KPI) I XIS1
Analisis Produksi Program Suara Anak Negri DI JAK TV
Jakarta I I Desember2012
Kepada Yth;Ade Masturi, M.ADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu' aluikum Wr. W.
Bersama ini kami sampaikan sebuah out line slaipsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas tlmu. Dakwah dan [mu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta sebagai berikut :
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.
Atas perhatian dan kesediaanya kami sarnpaikan terima kasih.
Wassalamu'alai kum Wr. Wb.
a.n.
fi.Drs.I NIP.in Saputra, \Y
odr9700903 t99603 ITembusan:l. Dekan2. Ketua Jurusan KPI3. Koordinator TeknisFakuttas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi
Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat1.5llzlndonesia
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAI(WAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (02! 7a32728 / 7 478580Website : www.fdkuinjakarta.ac.id E-mail : [email protected]
Nomor : Un.01/F5^(M.01.3/51 t>b 12013
Lamp : -Hal : PenelitianAilawancara
NamaNIMJurusan/Semester
Jakarta, tE Januari 2013
Kepada Yth.Pimpinan JAKTVdi Tempat
As s alamu' al aikum llr. Wb.
Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini,
: Ongko Prasetyo: 207051000569: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / XI
bermaksud melaksanakan penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yangberjudul Analisis Produl<si Program Suara Anak Negeri di JAK TV.
Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada BapaMbu/Sdr. kiranya berkenanmenerima mahasiswri kami tersebut dalam pelaksanaan penelitian/wawalcaradimaksud.
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaikum LYr. Wb.
Tembusan:1. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPDFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Subhan, MA110 199303
JaktvA
SURAT KETERANGANPENELITIAN DAN WAWANCARA
Nomor su rat 012 I J aktv /ProdA/I/20 13
Bersama surat ini menerangkan bahwa :
Telah melaksanakan Penelitian dan wawancara untuk bahan penulisan skripsiyang berjudul : "Analisis Produksi Program Suara Anak Negeri" di JAKTV dalam kurunwaktu 10 Maret 2013 - 10 September 2013.
Demikian surat ini kami sampaikan dan kami harapkan agar surat keterangan inidigunakan sebagaimana mestinya.
NamaNIMJurusanFakultasUniversitas
Ongko Prasetyo207051100569Komunikasi dan Penyiaran IslamIlmu Dakwah & Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10 September 2013
Executive Producer
PT. Danapati Abinaya lnvestamaKawasan SCBD Jl. Jend. Sudirman, Kav. 52-53 o Jakarta 12190Telp. (+62-21) 515 5667 o Fax (+62-21) 515 2468 o www.jak-tv.com
Hasil Wawancara
Nama : Velantine Valiant
Jabatan : Eksekutif Produser Suara Anak Negeri
Waktu : 14.00 – 16.30 WIB
Tanggal : 27 Maret 2013
Lokasi : Ruang kerja Lantai 2 Gedung Stasiun JAK TV SCBD
Kuningan Jakarta Selatan
1. Apa latar belakang dihadirkannya program Suara Anak Negeri?
Latar belakang hadirnya Program Suara Anak Negri adalah karena masih
kurangnya program religi yang khususnya bersifat lokal. Selain itu karena
Potensi pasar yang masih sangat terbuka untuk program religi.
2. Apa tujuan di program Suara Anak Negeri?
Tujuanya karena ini program dakwah kita hanya ingin agama itu bisa di
pahami oleh umat Islam sesuai dengan konteks zamannya, dan ingin
menghadirkan suatu program religi kepada masyarakat dalam konteks
yang berbeda dengan yang sudah ada.
3. Apa visi dan misi program Suara Anak Negeri?
Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang konsep
dakwah kita yang telah disesuaikan dengan zaman sekarang, sekaligus
meluruskan pemahaman tentang islam yang sebenarnya. Sebagai agama
yang selalu bisa diterima dari masa kemasa, Islam mampu merangkul
semua kalangan dan segmentasi masyarakat pada setiap zamannya. Hal ini
pula yang menjadi landasan dari program suara anak negeri yang
menginginkan agar program ini dapat diterima di segala lapisan
masyarakat dari masa ke masa
4. Bagaimana ide awal sehingga bisa di bentuk program Suara Anak
Negeri?
Berawal dari riset, ternyata potensi dari konsep Tv One ( Damai
Indonesiaku) sangat memberikan peluang untuk membuat tayangan serupa
namun dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan tambahan beberapa
kekereatifan, dan selain itu didukung kita ( JAK TV) mempunyanyai
CNC untuk melakukan Shooting secara Live.
Konsep yang berbeda antara lain sebagai berikut :
1. Ustad/ Da’i yang bervariatif
2. Tema yang diangkat selalu up to date dengan realitas yang ada dengan
konteks agama Islam.
3. Dibawakan secara Non formal / santai/ fun/ oleh narasumber kita Bedu
yang notabene Artis Penghibur ( Lawak)
Selain itu kami juga ingin memakmurkan Masjid, namun harus
mempunyai syarat dan kriteria yang kami inginkan seperti :
a. Secara look harus luas
b. Dari sisi tekhnis harus bisa menampung sejumlah mobil crew dan para
undangan dari program ini
c. Masjid tidak terhalang oleh gedung yang tinggi, karena itu bisa
mengganggu siaran
d. Lebih diutamakan Masjid yang mempunyai Jama’ah atau komunitas
5. Kapan acara Suara Anak Negeri di mulai tayangkan?
Lahirnya Program ini sejak pertama kali tayang yaitu pada bulan
September 2012 waktu itu masih di dalam studio JAK TV namun setelah
itu program ini memakai setting tempat di luar Studio yaitu di masjid-
masjid sekitar Jabodetabek
6. Kenapa acara ini di tayangkan di hari Minggu sore ?
Kami menjadwalkan acara ini pada minggu sore dikarenakan beberapa
alasan yaitu :
1. Dari sisi Internal, acara ini merupakan acara non news jadi lebih bisa
fokus untuk taping
2. Potensi acara seperti ini memang tepat pada minggu sore dikarenakan
banyak orang yang mempunyai waktu santai dan dalam kondisi tidak
bekerja karena libur.
3. Untuk menyerap kembali dari penonton Damai Indonesiaku yang
diadakan lebih dulu yaitu pukul 13.00-15.00, kita kan mulai pukul
16.00-18.00
4. Sebagai acara alternative pilihan chanel hiburan ke acara religi.
7. Format apa yang digunakan program Suara Anak Negeri?
Variety Show Realigi
8. Bagaimana tahap produksi yang dilakukan ?
untuk tahap produksi saya kira sama saja dengan produksi program yang
lainnya, yaitu memlalui tahap persiapan yaitu seperti survey dimana lokasi
yang akan diselenggarakan, memilih pengisi acara, budget yang
diperlukan, setelah semuanya sudah matang terkonsep kemudian setelah
waktu acara yang telah ditentukan akan diselenggarakan baru
mengumpulkan peralatan apa saja yang akan dipersiapkan, seperti kamera,
LCD, pencahayaan, sound dan lain sebagainya, baru memulai tahapan
produksi di lokasi shooting, setelah produksi baru kita mengadakan
evaluasi mengenai acara yang telah diselenggarakan, dan hasil
pengambilan gambar kemudian masuk ke proses editing sebagai bahan
untuk arsip.
9. Bagaimana dasar pemilihan judul/ materi Suara Anak Negeri?
Pemilihan judul atau materi dalam setiap episode Suara Anak Negeri
memang kita persiapkan dari adanya isu-isu terkini, ataupun yang memang
sedang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga yang diharapkan adalah yang
kami informasikan selalu update dan mengena ke masyarakat.
10. Apa dasar pemilihan pengisi acara (presenter, narasumber, dan
pendukung pengisi acara) pada program Suara Anak Negeri?
Pemilihan Ustad atupun narasumber yang kami hadirkan memang
mengikuti kebutuhan / kemauan masyarakat, dan disandingkan dengan
ustad setempat agar disandingkan dengan ustad yang sudah terkenal luas.
Narasumber/ artis yang kami tampilkan juga sesuai dengan tema yang
sedang diangkat dan yang sesuai dengan pengalaman si artis, agar
masyarakat juga mengetahui strategi apa yang di lakukan sang artis
sewaktu menyelesaikan atau menghadapi masalah tersebut, diharapkan
agar lebih mengena ke audience.
11. Berapa lama waktu yang di butuhkan untuk produksi acara ini?
120 menit
12. Apa keunggulan program Suara Anak Negeri?
Keunggulan dari acara ini adalah Host/pembawa cara yang dapat
mencairkan suasana
Ustad yang variatif
Mengangkat ustad Lokal untuk disandingkan dengan ustad yang terkenal
Lokasi berbeda-beda mencakup wilayah Jabodetabek
13. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan?
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan meliputi :
1. Lokasi
2. Ustad yang di bawa
3. Jama’ah masjid tersebut ada
4. Tema yang diangkat sesuai dengan isu yang ada dan mengena
kemasyarakat
14. Faktor apa saja yang menghambat?
Faktor-faktor yang menghambat antara lain :
1. Cuaca hujan lebat
2. Lokasi yang kurang kondusif
3. Koordinasi Team kurang baik
15. Apa target dari acara Suara Anak Negeri?
Target sasaran audience Suara Anak Negeri meliputi :
a. Semua umur
b. Status sosial menengah
Target program Suara Anak Negeri lainnya :
a. Ingin terus memakmurkan masjid
b. Menyambangi semua masjid se-Jabodetabek
16. Apa yang dilakukan agar pemirsa menonton program Suara Anak
Negeri
Dengan menampilkan ustad-ustad yang bagus dan mumpuni di bidang
dakwah, Mengadakan bazaar sebelum acara dimulai, Informasi melalui
media Jak Tv, flayer, umbul-umbul serta menginformasikannya pas sholat
Jum’at .
17. Apa harapan anda terhadap penonton setia Suara Anak Negeri?
Bisa lebih berinteraksi memberikan masukan melalui twiter ataupun
facebook kami memberikan saran dan kritik yang membangun. Menggali
potensi-potensi yang ada dimasyarakat guna disandingakan dengan acara
Suara Anak Negri.
-\-a>rsis
}}.4.
q?J
*u,?1
pl/ /1 .-
il1I
+.w*\ <5"
!
d
gs E -a; :it: =r.!i ! i
ts r=:E EE!i vb
IE
3{
r<\s-z
i
::3= =z'-g i;
s IP:€!Eis9tI=i?Ei>==E==Sur.---=:!z
I := .; 9- :z dE<\ zSFarY.aO{ooF==OEE;<:LA Z AF+E:Jr, PPx=:i9i'
Tt
E*iE=E=E
iEEEa==EIEEE
;E
=E
;EEi
EEEE
iI
I
I
I
c=o,
ETI
iliiilltii
^i r- ?2l tz i
Il l+ c
rl lii ii'll'iiilll=
= iil=ffii
lIEI IEIEffiI
illlffi
tiFg
F
r!
Elxht6eUEae!t}E
Ec
aa 6
dd 1
d
Ii,.1, .it 6 d 6
EI
!! eE
4DA8t g
6
e* 55 s
tt liEl65
gti EIE
"l'g5 $ 6
5
F.I ti
aleale"l'
q g6
.
E
E
E
IE '
tE
5TI
o
=E
E
Et!Ettd I
TEI
33
t.
i;F
E 2
ts
tl6-
rI6E
E
E s
ad
=I
J
2;,frE:st:gEG=
E
oo
3E 5 z
q:
d
:5
Ed
z6
q-6 3
s E :6
:! I
E
5tP2 a
l-.l= ;l za !
2
F=E
E.Ez
s=
!l
oc !t,
5
zi= riLIet
:
zo
iE
zo
a:Io
5 !
a-Eo
=tI:,o
{t
=
5
!i---Ez
z
FE
=Ha
EBts h E ts u
l1ts E n E' E
6:
3G
!!
6.
E
F
zIPE
e
E
z
F
zId
lEl
2
h2:
E
lE
:-
a
:!2 EIl'l
E
I
a
:Ez
a
Itz:B
2 a
:z
i
a
ts5 t
EtI3
=IB
g
e3
i
E6
=:5 t
Its
_l
B
:h:r!:,E
,i:.i;
tgl<!il:!.i
:l!< i
ir i
== li:i i
== i
I
!ttr,iT[r!\t1
III
I
I
II
[=tl =ll =il
{
5
oF
!
EoI
Ft6
3.
FII
rP))4}Ttr=
IEirliIEl.
oF
F
Tr
i
I
t!
IFl9rl:
tlIGItIA
:rF}Bl
=.
=il!E\Etii1l:t3izt
,:lIt
I
I*l
#h
a
:uF
i]it
F
it
=-C= 1=i= i?
=; i
-t<I
ii
ll
tsEkL
[f*
ffiffi
i'mi" 'm
!-l-
:
I
l
I
I
It_lnI
la\ iii \(-i til-{ >r-i-+\;i,A
*\--._..-jrc r)--
_- 4,4;-/\
b bilDon\. .,e
J'* t\J i' f,/
:9d
Ua&)r4r,\bn*rp,t)Tllh
e)yr5
EI
t.
-
I
e
Eo
'E
FgF
IEz2:iEE
eFEE=eiri=:E!a.
gos
AzDaa
!d
€
aaI8Iaa
tI
EFog
F
a6
'eE
.ots2tsaIsI2EoFgb
s-
e25oE
Ea
i€
>E4tE:
EE
e-,oI
EaI
*I
=hots
Ftjl
E
= ::1.
o
i
2ts3z!
!
s
'=.a
oa
EI
I
t9t
a=G
a{
areD
6!
-F
F
ta
+
cF
F,:
AIog
{2
55
;!
i<!E_[
2o
{
j
F-T46
iE
E-*IE
a-
F
a15
6g EqBe dgt $ fi
E
ti.*t:i:t6:.:j
Ta i
€e86
i86'
Bc E =rl
"ri85
ec€
gee t e
E€=
Ee
c Ee
i:
=E)?.Ergo=i
:E
II6
I
{s;!E
a
E
Iz
Fts
s
.<
EE
5s
5 E
=.
g.dZEEEu:-96EEI
5
:
E5o
aE6
5 I s
=
I j2t - .ia
.iE F
q.s
- E Ed:3
E B E.l-J
i "i-6
I6
t E -
Fg E
ZIEt
tsF
F
rFqlsE*t8U
I: iE ?c
5
-:aa
z=
=- I5
! t-:F2o
-:i.z-q
2I
F:z
o
t:E*o
F 5
aE
P2o
=F2
q!qIZ3
E E
a:,o
a
9
=E E
uE E
Ef; a E
'jj.*iig:r-]fr:tli!,E: i
E'i
tot:
lt;;
uE
a
z:
ABT
tE
-E
t
e
.e
Iz
Es:
E
z
e
E5z
E2I
E{a
i=dz
c
.t
I5a
,.i!,EtI
E
E:a
EI
a
6=.tsz
:=
=-
Id3I
E E
a
!
E
T
io
-!
6
=E
,;l.t ,
Ee':,3E.
F "
=I E
6
:6
i:
5
IIaEI
E
E=Ii=x
-
=t
Fk
F
I
l
:
h
a. -svatr<aE'
:f I
E=i=:;'EI
E
tE
IE
I.sI(ItItH
IE
/?oFgtst3
iE
=
2g
Jo
EE
sXE=,'JiI
Eo
(ssIq(
C
,=
6F
Gl3€Ea
i'1:l,i
:.:.i
+ij
I:,T2
Z
qHEAE?a6
!E=
Eo o
za
E
'2FP
t(bo
i.':r !h:li:i:14iin
l::1!4;
5o
+
!rI-otg
3sI!
II'ffiE o
brsa
!F
aI
\-a\ .f=- X
DOKUMENTASI PENULIS DENGAN PRODUSER EKSEKUTIF PROGRAM
SUARA ANAK NEGERI JAK TV
PROSES PRODUKSI SUARA ANAK NEGERI
FLYER PROGRAM SUARA ANAK NEGERI