21
ANALISIS REGRESI BERGANDA OLEH: SHYNDE LIMAR KINANTI, M.SI

ANALISIS REGRESI BERGANDA · 2018. 10. 17. · Dalam analisis regresi linier berganda digambarkan bahwa antara variabel respon dan variabel prediktor mempunyai hubungan pengaruh linier

  • Upload
    others

  • View
    41

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS

    REGRESI

    BERGANDA

    OLEH:

    SHYNDE LIMAR KINANTI, M.SI

  • REGRESI LINIER

    • regresi yang hanya melibatkan satu variabel prediktor

    Regresi linier sederhana

    • regresi yang melibatkan lebih dari satu variabel prediktor

    Regresi linier berganda

    • Pendeteksian permasalahan-permasalahan terkait dengan model dan menemukan tindakan apa yang harus dilakukan sebagai perbaikan kecocokan model yaitu asumsi dan statistik diagnostik

    Diagnostik

  • ASUMSI DALAM

    ANALISIS REGRESI

    Asumsi linieritas

    Asumsi kenormalan

    Homoskedastisitas

    Non Autokorelasi

    Non Multikolinearitas

  • ASUMSI LINIERITAS

    Yang dimaksud dengan linieritas adalah bahwa nilai rata-rata variabel respon (y) merupakan

    fungsi garis lurus dari variabel prediktor (x). Dalam analisis regresi linier berganda

    digambarkan bahwa antara variabel respon dan variabel prediktor mempunyai hubungan

    pengaruh linier yang ditunjukkan oleh persamaan:

    Uji linieritas dapat menggunakan scater plot dan uji korelasi dengan hipotesis sebagai berikut:

    Uji hipotesis untuk koefisien korelasi :

    H0: ρ=0 (Tidak ada korelasi linier)

    H1: ρ≠0 (ada korelasi linier)

    tolak H0 jika p-value kurang dari tingkat kesalahan alpha (α=1%, 5% atau 10%), artinya

    hubungan antara dua variabel nyata dan linier.

    inni XXXY ...22110

  • ASUMSI

    KENORMALAN

    uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel acak berdistribusi normal atau tidak

    pengujian asumsi kenormalan dari residual pada suatu model regresi linier

    Pengujian Asumsi Kenormalan

    • Histogram

    • Uji Anderson – Darling

    • Uji Shapiro – Wilk

    • Uji Kolmogorov – Smirnov

  • HOMOSKEDASTISITAS

    Homoskedastisitas, scedasticity (penyebaran) dan Homos

    (sama) yaitu ragam yang sama. Artinya, variabel pengganggu

    memiliki ragam yang sama.

    Mendeteksi Heteroskedastisitas

    uji Park

    uji Glejser

    Spearman’s Rank Correlation

    Scatter plot antara fitted value dengan residual

  • NON AUTOKORELASI

    Korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan

    menurut waktu atau ruang atau juga dapat dikatakan korelasi

    antara 2 deretan waktu seperti u1,u2,...,u10 dan u2,u3,...,u11.

    Beberapa alasan terjadinya autokorelasi:

    1. Ada pengaruh dari waktu sebelumnya.

    2. Bias yang disebabkan oleh tidak dimasukan beberapa

    variabel yang relevan dengan model atau karena

    menggunakan bentuk fungsi yang tidak benar.

    3. Manipulasi data.

    Mendeteksi autokorelasi: metode grafik dan uji Durbin-Watson

  • NON

    MULTIKOLINEARITAS

    Multikolinearitas adalah adanya hubungan linier antara variabel bebas dalam model regresi.

    Pendeteksian multikolinieritas dalam analisis regresi dengan VIF (Variance Inflation Factor), apabila nilai VIF ≤ 10 disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas

  • STUDI KASUS

    Desa Sragen Wetan adalah sentra produksi tahu di

    kabupaten Sragen, permintaan akan tahu cukup tinggi tetapi

    produksi tahu di desa ini tidak mampu menyukupinya dan

    produksinya tidak dapat berkembang pesat. Oleh karena itu

    ingin diketahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

    produksi tahu di Desa Sragen Wetan. Faktor-faktor produksi

    yang digunakan dalam industri tahu yaitu : kedelai, tenaga

    kerja, solar, sekam, air dan laru. Besarnya produksi dalam

    industri tahu ditentukan oleh faktor-faktor produksi tersebut.

  • DATA

  • SPSS

  • HASIL DAN

    PEMBAHASAN

  • LINIERITAS

    • P-value (kolom ketiga) < 0.05.

    sehingga keputusan tolak H0,

    artinya dengan kepercayaan 95%

    setiap variabel penjelas memiliki

    hubungan linier (korelasi) yang

    nyata terhadap variabel respon.

    Diikuti dengan nilai korelasi yang

    cukup tinggi.

    Hipotesis:

    H0: ρ=0 (tidak ada hubungan linier antara x dan y)

    H1: ρ≠0 (ada hubungan linier antara x dan y)

  • KENORMALAN

    Uji kenormalan kolmogorof-Smirnov

    P-value pada uji kenormalan KS

    sebesar 0.733 > 0,05. Sehingga

    keputusan terima H0, dapat

    disimpulkan bahwa residual

    menyebar normal.

    Hipotesis:

    H0 : residula berdistribusi normal

    H1 : residula tidak berdistribusi normal

  • HOMOSKETDASTISITAS

    Grafik scatter plot antara fitted value dengan residual. Ada tidaknya pola

    tertentu pada grafik scatter plot dimana sumbu Y adalah nilai Y yang telah

    diprediksi dan sumbu X adalah residual (𝑌 –Y).

    Berdasarkan grafik di residual

    menyebar secara acak, tidak mengikuti

    pola tertentu, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa galat mempunyai

    ragam yang sama. Dengan demikian,

    asumsi Homoskedastisitas terpenuhi.

  • NON AUTOKORELASI

    Hipotesis

    H0: ρ=0 (tidak terdapat autokorelasi)

    H1: ρ≠0 (terdapat autokorelasi)

    Jika d > du maka tidak tolak H0. Jadi, dari uji Durbin Watson dapat disimpulkan

    bahwa tidak terjadi autokorelasi, asumsi non autokorelasi terpenuhi.

  • NON

    MULTIKOLINIERITAS

    Tidak terpenuhinya asumsi ini dapat dapat mengakibatkan:

    • Koefisien regresi yang dihasilkan menjadi sangat lemah atau tidak dapat memberikan hasil analisis yang

    mewakili sifat atau pengaruh dari variabel bebas yang bersangkutan

    • menyebabkan uji t menjadi tidak signifikan padahal jika masing-masing variabel bebas diregresikan

    secara terpisah dengan variabel tak bebas (simple regression) uji t menunjukkan hasil yang signifikan.

    Salah satu cara untuk itu menyelesaikan permasalahan multikolinieritas adalah dengan regresi komponen

    utama.

  • UJI SIMULTAN

    Hipotesis:

    H0: peubah X tidak mempengaruhi Y secara bersama-sama

    H1: minimal ada satu peubah X yang mempengaruhi Y

    Pengujian secara simultan dilakukkan dengan uji statistik F, berdasarkan

    output SPSS didapatkan P-value 0.000< 0.05, sehingga keputusan tolak H0.

    Artinya, minimal ada satu peubah penjelas x mempengaruhi peubah respon

    Y.

  • UJI PARSIAL

    Hipotesis:

    H0: βj = 0 (variabel Xj tidak berpengaruh nyata)

    H1: βj ≠ 0 (variabel Xj berpengaruh nyata) j= 0, 1, 2,. . ., p; p= banyak

    parameter

    • P value pada variabel X2, X4, dan X6 lebih besar

    dari 0.05, sehingga keputusan terima H0,

    sehinga faktor tenaga kerja, sekam dan laru atau

    bibit tahu tidak mempengaruhi produksi tahu

    secara nyata

    • Variabel X1, X3, dan X5 mimiliki P-value kurang

    dari 0.05, sehingga keputusan tolak H0. Jadi

    dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi

    produksi tahu secara signifikan atau nyata pada

    sentra produksi tahu di Sragen adalah kedelai,

    solar, dan air.

  • KOEFISIEN

    DETERMINASI

    R-Square merupakan suatu proporsi keragaman y yang dapat dijelaskan oleh

    peubah prediktor X

    Adjusted R-Square (pada regresi linier sederhana berganda) merupakan suatu

    proporsi keragaman y yang dapat dijelaskan oleh peubah prediktor X apabila

    jumlah variable regressor X mengalami perubahan.

    Berdasarkan output SPSS, nilai R2 sebesar 0.985 artinya 98.5% keragaman

    jumlah produksi tahu (Y) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor dalam model (X).

    Sisanya dijelakan faktor lain yang tidak masuk dalam model.