9
Anamnesa Anamnesa yang dilakukan pada orang tua usia lanjut sebenarnya sama saja dengan anamnesa yang dilakukan pada anak maupun dewasa. Tetapi anamnesa pada lansia ini lebih terperinci, diantaranya : 1 - Identitas pribadi Nama, umur, alamat tempat tinggal, perkawinan, anak ( jumlah, jenis kelamin, dan berapa yang masih tinggal dengan penderita), pekerjaan, keadaan sosial ekonomi. Termasuk dalam hal ini anamnesis tentang faktor risiko sakit, yaitu usia yang sangat lanjut (> 70 tahun), duda hidup sendiri, baru berduka karena kematian orang terdekat, baru sembuh dari penyakit atau baru pulang dari opname, gangguan mental nyata, menderita penyakit progresif, gangguan mobilitas, dan lain-lain. - Anamnesa tentang obat Tanyakan obat apa saja yang di minum baik sebelum atau sesudah sakit, baik yang berasal dari resep dokter maupun yng dibeli bebas (termasuk jamu-jamuan). - Penilaian sistem Bagian inilah yang membedakan anamnesa pada orangtua usia lanjut dengan anamnesa pada umur yang lain, karena tidak berdasarkan “model medik” (tergantung pada keluhan utama). Harus selalu diingat bahwa pada usia lanjut, keluhan tidak selalu menggambarkan penyakit yang diderita, seringkali justru memberikan keluhan yang tidak khas. Penilaian sistem dilakukkan secara urut mulai dari penilaian sistem syaraf pusat, saluran nafas bawah dan atas dan seterusnya sampai kuit integument dan lain-lain. Untuk mendapatkan jawaban yang baik, seringkali diperlukan aloanamnesa dari orang/ keluarga yang merawatnya sehari-hari, yaitu: 1 - Anamnesis tentang kebiasaan yang merugikan kesehatan

Anamnesa (2)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hjkk

Citation preview

Anamnesa Anamnesa yang dilakukan pada orang tua usia lanjut sebenarnya sama saja dengan anamnesa yang dilakukan pada anak maupun dewasa. Tetapi anamnesa pada lansia ini lebih terperinci, diantaranya :1 Identitas pribadi Nama, umur, alamat tempat tinggal, perkawinan, anak ( jumlah, jenis kelamin, dan berapa yang masih tinggal dengan penderita), pekerjaan, keadaan sosial ekonomi. Termasuk dalam hal ini anamnesis tentang faktor risiko sakit, yaitu usia yang sangat lanjut (> 70 tahun), duda hidup sendiri, baru berduka karena kematian orang terdekat, baru sembuh dari penyakit atau baru pulang dari opname, gangguan mental nyata, menderita penyakit progresif, gangguan mobilitas, dan lain-lain. Anamnesa tentang obatTanyakan obat apa saja yang di minum baik sebelum atau sesudah sakit, baik yang berasal dari resep dokter maupun yng dibeli bebas (termasuk jamu-jamuan). Penilaian sistem Bagian inilah yang membedakan anamnesa pada orangtua usia lanjut dengan anamnesa pada umur yang lain, karena tidak berdasarkan model medik (tergantung pada keluhan utama). Harus selalu diingat bahwa pada usia lanjut, keluhan tidak selalu menggambarkan penyakit yang diderita, seringkali justru memberikan keluhan yang tidak khas. Penilaian sistem dilakukkan secara urut mulai dari penilaian sistem syaraf pusat, saluran nafas bawah dan atas dan seterusnya sampai kuit integument dan lain-lain.Untuk mendapatkan jawaban yang baik, seringkali diperlukan aloanamnesa dari orang/ keluarga yang merawatnya sehari-hari, yaitu: 1 Anamnesis tentang kebiasaan yang merugikan kesehatanMerokok, mengunyah tembakau, minum alcohol, dan lain-lain. Anamnesis tentang berbagai gangguan yang terdapatMenelan, masalah gigi, gigi palsu, gangguan komunikasi/bicara, nyeri/gerak yang terbatas pada anggota badan, dan lain-lain. Kepribadian perasaan hati, kesadaran dan efek(alo-anamnesis atau pengamatan) konfusio, curiga/bermusuhan, mengembara, gangguan tidur atau keluhan malam hari, daya ingat, dan lain-lain. apabila dapatan dari anamnesis ini membingungakan atau mencurigakan, perlu dicatat untuk dapat dilaksanakan asesmen khusus kejiwaan atau bahkan konsultasi psiko-geriatrik. Riwayat tentang problema utama geriatri (sindrom geriatri)Pernah stroke, hipotensi ortostatik, jatuh, inkontinensia urin, dementia, dekubitus, patah tulang. Mengingat gangguan kesadaran/ konfusio sering tidak terdiagnosa sehingga tes mental harus selalu di kerjakan.Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dimulai dengan pemeriksaan tanda-tanda vital (seperti pada golongan umur lain), walaupun rinciannya terdapat beberapa perbedaan, antara lain : 1 Pemeriksaan tekanan darah, harus dilakuksanakan dalam keadaan tidur, duduk, dan berdiri, masing-masing dengan selang waktu 1-2 menit, untuk melihat kemungkinan terdapatnya hipotensi ortostatik. Pemeriksaan fisik untuk menilai sistem. pemeriksaan organ perlu dipersiapkan menurut kemampuan pemeriksa/dokter. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat apakah ada gangguan pada organ atau sistem. terdapat urutan untuk melakukan pemeriksaan sistem: Pemeriksaan syaraf kepala Pemeriksaan panca indera, saluran napas atas, gigi-mulut Pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, bising arteri karotis Pemeriksaan dada, paru-paru, jantung, dan seterusnya sampai pada pemeriksaan ekstremitas, reflex-refleks, kulit integument.dengan kata lain, pemeriksaan organ-sistem adalah melakukan pemeriksaan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki secara sistematis, tanpa melihat apakah terdapat keluhan pada organ tersebut atau tidak.

Pemeriksaan tambahan Pemeriksaan tambahan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi penderita, tingkat keahlian pemeriksa (perawat/dokter umum/dokterspesialis), tetapi minimal harus mencakup pemeriksaan rutin usia lanjut. Di Negara industri maju, yang dianggap rutin usia lanjut adalah :1 Foto toraks dan EKG Laboratorium : Darah/urin/feses rutin Gula darah.lipid,fungsi hati ,fungsi ginjal Fungsi tiroid (T3,T4,TSH) Kadar serum B6, dan B12Apabila didapatkan hasil yang belum jelas atau terdapat kecurigaan diperlukan tindakan diagnostic atau terapeuik lain, dapat dilakukan konsultasi/rujukan kepada disilplin lain, yang hailnya dapat dievaluasi oleh tim.

Pemeriksaan fungsiPemeriksaan fungsi fisik atau psikis penderita dapat dibagi beberapa jenis, yaitu :1 Aktivitas hidup sehari-hari (AHS dasar)Yang hanya memerlukan kemampuan tubuh untuk berfungsi sederhana, misalnya bangun dari tempat tidur, berpakaian, ke kamar mandi/WC. Aktivitas hidup sehari-hari instrumental (AHS instrumental)Selain memerlukan kemampuan dasar, juga memerlukan berbagai koordinasi kemampuan otot, susunan saraf yang lebih rumit, juga berbagai organ kognitif lain. Kemampuan mental dan kognitifTerutama menyangkut fungsi intelek, memori lama dan memori tentang hal-hal yang baru saja terjadi. Dari ketiga fungsi diatas dapat ditentukan tiga tingkat kemampuan dari seseorang penderita lansia, yaitu: Kemampuan untuk melakukan kegiatan tersebut diatas tanpa bantuan orang lain Kemampuan untuk melakukan kegiatan dengan sedikit bantuan Sama sekali tidak mampu untuk melakukan kegiatan di atas tanpa bantuan orang lain.Differential diagnosis1. Dementia tipe Alzheimeradalah suatu keadaan yang meliputi perubahan dari struktur, jumlah, dan fungsi neuron di daerah tertentu dari korteks otak. Terjadi suatu kekusutan neuro-fibriler dan plak-plak neurit dan perubahan aktivitas kolinergik di daerah-daerah tertentu di otak. Penyebab nya masih beum jelas. Tetapi menurut para ahli Alzheimer kemungkinan penyebabnya adalah: usia, genetik, riwayat keluarga, toksin amiloid, radikal bebas, pengaruh logam alumunium, akibat infeksi virus lambat atau pengaruh lingkungan lain. gejalanya dibedakan menjadi 3 fase :1

Fase I . ditandai dengan gangguan memori buruk, gangguan konsentrasi dan gangguan visuo-spatial. Lingkungan yang biasa menjadi seperti asing,sukar menemukan jalan pulang yang biasa dilalui. Penderita mungkin mengeluh agnosia kanan-kiri.

Fase II. terjadi tanda yang mengarah ke kerusakan fokal-kortikal, walaupun tidak terlihat pola deficit yang khas.simptom yang disebabkan oleh disfungsi lobus parietalis (agnosia, dispraksia, akalkulia) sering terdapat. Gejala neurologic yang mungkin yaitu tanggapan ekstensor plantaris dan beberapa kelemahan fasial. Delusi dan halusinasi mungkin terdapat, walaupun pembicaraan masih terlihat normal.

Fase III. Pembicaraan terganggu berat, mungkin sama sekali hilang. Penderita tampak terus-menerus apatik. Banyak penderita tidak mengenali diri sendiri atau orang yang sebenarnya dikeli oleh nya. dengan berlanjutnya penyakit penderita sering hanya berbaring di tempat tidur, inkontinen baik urin maupun alvi. Sering disertai dengan serangan kejang epileptic grandma. Gejala neurologic menunjukkan gangguan berat dari gerak langkah (gait), tonus otot dan gambaran yang mengarah ke sindrom Kluver- Bucy (apati, gangguan pengenalan, gerak mulut tak terkontrol, hiperseksualitas, amnesia, dan bulimia).

Rata-rata lama penyakit sejak awal diagnose sampai kematian adalah 9,3 tahun antara 8-15 tahun. penyakit degenerative primer atau Alzheimer ini adalah suatu diagnose klinik yang dibuat dengan menyingkirkan diagnose lain. hanya dapat dibuat dengan otopsi atau biopsy otak. Bila dilakukan MRI dan ditemuka adanya atrofi otak, maka hal tersebut tidak bisa di tetapkan sebagai dementia karena hal itu juga bisa ditemukan pada proses menua normal.2. HipertensiPathogenesis hipertensi pada usia lanjut berbeda dengan hipertensi yang terjadi pada golongan umur yang lain terutama adalah :1 Penurunan kadar rennin karena menurunnya jumlah nefron akibat proses menua. Hal ini menyebabkan suatu hipertensi-glomerulo-slerosis-hipertensi yang berlangsung terus-menerus. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menuaakan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer yang pada akhirnya akan meningkatkan hipertensi sistolik saja. Perubahan arteromatous akibat proses menua mengakibatkan disfungsi endotel yang berlanjut pada pembentukan sitokine dn berbagai senyawa kimia lain yang kemudian menyebabkan resorbsi natrium di tubulus ginjal, meningkatkan sclerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain yang berakibata pada peningkatan tekanan darah.Jenis-jenis hipertensi pada lansia :1 Hipertensi sistolik sajaTerdapat pada 6-12% pada lansia diatas 60 tahun terutama pada wanita. Insiden meningkat dengan bertambahnya umur. Hipertensi diastolikTerdapat diantara 12-14% pada lansia diatas 60 tahun terutama pada pria. Insiden menurun dengan bertambahnya umur. Hipertensi sitolik-diastolikTerdapat 6-8% pada penderita lansia lebih dari 60 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Meningkat dengan bertambahnya umur.Hipertensi terkadang tidak memberi gejala karena terkadang timbul samar-samar atau tersembunyi. Apabila hipertensi sudah terdeteksi, maka pemeriksaan fisik secara menyeluruh harus dilakukan dengan baik dan berkesinambungan. Berbagai pemeriksaan laboratorium juga harus dikerjakan seperti melihat bagaimana fungsi ginjalnya dan saluran kemihnya (diantaranya ada-tidaknya perbesaran prostat), jantung, fungsi hati, paru, kadar elektrolit darah, di samping pemeriksaan laboratorium rutin.Sasaran pengobatan pada pasien hipertensi tujuannya adalah menurunkan tekanan darah dengan memperhatikan penyakit yang lain yang sedang di derita atau memperhatikan komplikasi organ target yang telah terjadi.3. Gangguan kognitif ringan Para ahli berpendapat bahwa terdapat bentuk transisi antara keadaan normal dan keadaan dementia Alzheimer yang disebut gangguan kognitif ringan. Dengan criteria : Keluhan gangguan memori, lebih baik apabila dikemukakan oleh keluarga atau penanggungjawabnya Adanya gangguan memori pada pemeriksaan objektifnya Fungsi kognitif secara umum baik Aktivitas Hidup Sehari-hari (AHS) intak Tidak mengalami dementiaAkhir-akhir ini kriteria yang sering dipakai untuk MCI (mild cognitive impairment) adalah :a) Penderita bisa normal atau dementb) Terdapat bukti memburuknya fungsi kognitif, baik dari pemeriksaan objektif pemburukan seiring berjalannya waktu maupun laporan subjective dari penderita sendiri maupun informanc) AHS dasar tetap di pertahankan dan fungsi instrumental kompleks masih intak atau terganggu minimal.Kebanyakan dari pasien yang menderita gangguan kognitif ringan akan menjadi penderita Alzheimer. Dan kebanyakan yang menjadi Alzheimer adalah mereka yang dirawat di klini dibandingkan dengan mereka yang tinggal di masyarakat.

4. Dementia multi infarkDementia yang merupakan jenis kedua terbanyak setelah Alzheimer. Didapatkan sebagai akibat atau gejala sisa dari stroke kortikal atau subkortikal yang berulang. Oleh karena lesi di otak tidak terlalu besar, gejala stroke yang berupa deficit neurologic tidak jelas terlihat. Dapatan yang khas adalah bahwa gejala dan tanda menunjukkan penurunan bertingkat (stepwise), dimana setiap episode akut menurunkan keadaan kognitifnya. Hal ini berbeda degan dapatan tanda yang terjadi pada Alzheimer, dimana gejala dan tanda akan berlangsung progresif. Dengan MRI lesi akan terdeteksi. Dementia tipe lain yaitu dementia senilis tipe Binswanger sulit dibedakan dengan dementia multi infark.

5. Benign senescent forgetfulness (sindroma amnestik dan pelupa benigna akibat penuaan)Selain gangguan kognitif ada juga gangguan fungsi intelektual. Pada sindroma amnestik terdapat gangguan pada daya ingat akan hal yang baru terjadi. Biasanya penyebabnya adalah : Defisiensi tiamin ( sering terjadi karena pemakaian alcohol yang berlebihan) Lesi pada struktur otak bagian temporal tengah (akibat trauma atau anoksia) Iskemia global transien (sepintas) akibat insufisiensi serebrovaskulaer. Pelupa benigna akibat penuaan, biasanya terlihat sebagai gangguan ringan daya ingat yang tidak progresif dan tidak menggangu aktivitas hidup sehari-hari. Biasanya dikenali oleh keluarga, kerabat atau temen, karena sering mengulang pertanyaan yang sama atau lupa pada kejadian yang baru terjadi. Perlu observasi beberapa bulan untuk membedakannya dengan dementia yang sebenarnya. Apabila pada penderita memiliki hipertensi, gangguan kognitif, gangguan neurologic fokal, mungkin mengarah pada dementia multi infark. Sedangkan pada Alzheimer lebih sering didapati tanda pelepasan lobus frontalis, , streognosis yang terganggu, grafestesia, dan abnormalitas uji serebral. Working diagnosi nya adalah hipertensi dan dementia multi infark. Dapus : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Geriatri. Ed. 4th. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;2009.p. 123-6.