Upload
evan-kristanto
View
57
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
1/13
1. ANATOMI DAN HISTOLOLOGI OTOT, SENDI, DAN TULANG
ANATOMI OTOT
Terdapat tiga jenis otot, yaitu otot skelet, otot polos, dan otot jantung.
1.
Otot Skelet
Otot skelet adalah otot yang menimbulkan pergerakan pada rangka; kadang-kadang disebut juga
otot volunter dan tersusun dari serabut-serabut otot lurik. Otot skelet mempunyai dua perlekatan
atau lebih. Perlekatan yang pergerakannya paling sedikit disebut origo, dan yang pergerakannya
paling banyak disebut insersio. Bagian yang paling berotot disebut venter. Ujung-ujung otot melekat
pada tulang, cartilago, atau ligamentum dengan perantaraan pita jaringan fibrosa yang disebut
tendo. Kadang-kadang, otot yang gepeng diletakkan oleh selapis jaringan fibrosa yang tipis, tetapi
kuat yang disebut aponeurosis. Raphe adalah ujung tendo serabut otot yang gepeng dan saling
bertautan.
Sebuah otot dapat bekerja melalui empat cara berikut.
Penggerak utama, apabila otot tersebut merupakan otot utama atau anggota kelompok utama
yang bertanggung jawab untuk pergerakan tertentu.
Antagonis, yaitu setiap otot yang kerjanya berlawanan dari penggerak utama.
Fiksator, yaitu otot yang berkontraksi secara isometrik (contohnya, kontraksi yang meningkatkan
tonus otot tetapi tidak menimbulkan pergerakan) untuk menstabilkan origo otot penggerak
utama sehingga dapat bekerja secara efisien.
Sinergis, yaitu otot-otot yang berkontraksi dan menstabilkan sendi-sendi yang dilewati oleh ototpenggerak utama sebelum mencapai tempat pergerakan utama.
Persarafan Otot Skelet
Trunkus saraf yang menuju ke sebuah otot merupakan saraf campuran, kira-kira 60% saraf
motoris dan 40% saraf sensoris, dan juga mengandung beberapa serabut saraf otonom simpatis.
Saraf masuk ke otot kurang lebih pada pertengahan kedalaman otot, sering dekat pinggir; tempat
masuk ini dikenal sebagai titik motoris. Susunan ini memungkinkan otot bergerak dengan pengaruh
minimum dari trunkus saraf.
Ada dua jenis serabut motoris, yaitu serabut alfa yang lebih besar berasal dari sel-sel besar di
cornu anterius substansia grisea, dan serabut gama yang berasal dari sel-sel yang lebih kecil di
medulla spinalis. Serabut sensoris bermielin dan berasal dari ujung sensoris khusus yang terletak
dalam otot atau tendo, disebut muscle spindle atau tendo spindle. Ujung-ujung ini dirangsang oleh
regangan otot yang mungkin terjadi selama kontraksi aktif atau akibat regangan pasif.
Serabut simpatis merupakan serabut tidak bermielin dan menuju ke otot polos di dalam dinding
pembuluh darah yang mendarahi otot. Fungsinya adalah mengatur aliran darah ke otot.
2. Otot Polos
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
2/13
Otot polos terdiri atas sel-sel panjang berbentuk gelondong yang tersusun dalam berkas atau
lembaran. Otot yang ada pada saluran saluran di dalam tubuh berfungsi mendorong isi saluran
keluar. Pada sistem pecernaan, kontraksi ritmik dari serabut-serabut sirkular yang ada sepanjang
saluran memeras isi saluran keluar. Kontraksi serabut-serabut longitudinal membawa dinding
saluran menjauhi isi saluran ke arah proksimal. Gerakan mendorong dengan cara ini disebutperistaltis. Pada organ penyimpanan seperti vesica urinaria atau uterus, serabut-serabut tersusun
tidak beraturan dan saling berkaitan satu sama lain. Kontraksinya lambat, terus menerus,
menyebabkan isi organ terdorong keluar. Pada dinding pembuluh darah, serabut-serabut otot polos
tersusun sirkular dan berperan mengubah diameter lumen.
3. Otot Jantung
Otot jantung terdiri atas serabut otot lurik yang bercabang-cabang dan berhubungan satu sama
lain. Otot ini membentuk miokardium jantung. Serabut-serabutnya cenderung tersusun dalam
bentuk ulir dan spiral, dan otot ini mempunyai kontraksi yang spontan dan berirama. Serabut otot
jantung khusus membentuk sistem konduksi jantung. Otot jantung dipersarafi oleh serabut saraf
otonom yang berakhir pada nodus sistem konduksi jantung dan miokardium.
HISTOLOGI OTOT
a. Jaringan Otot Skelet
Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot rangka yang panjang (panjangnya sampai 4 cm),
diameter 10
100 m, berinti banyak dan disebut serabut otot. Sel otot merupakan sinsitium(gabungan sel dengan batas antar sel tidak jelas) dari beberapa sel. Bagian-bagian penyusunnya
adalah sebagai berikut.
1. sarkolemma (membran plasma)
2.
sarkoplasma ( sitoplasma)
3.
nukleus (terdapat beberapa nukleus pada setiap sel dan letaknya berdekatan dengan
sarkolemma)
4. Mitokondria
5. Retikulum endoplasmiK
6. Miofibril yang terdiri dari filamen tipis (aktin) dan filamen tebal (miosin)
Miofibril merupakan unit fungsional otot dan disebut sarkomer. Susunan aktin dan miosin
menimbulkan adanya garis-garis terang dan gelap. Garis terang (pita I/ isotropik) adalah daerah
dimana hanya terdapat filamen tipis/aktin . Garis-garis gelap (pita A/ anisotropik) adalah daerah
dimana filamen tipis dan tebal saling bertindihan (overlap). Pada garis gelap terdapat daerah terang
yang disebut pita H. Pita H terdiri dari senyawa aktin. Pada pita I terdapat daerah gelap yang
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
3/13
disebut pita Z. Pita Z merupakan batas antara sarkomer yang satu dengan sarkomer yang lain dan
tersusun atas suatu protein titin.
Struktur Sarkomer
1. Sarkomer terdiri dari:
filamen tebal dan filamen tipis
protein yang menstabilkan posisi filamen tebal dan tipis
protein yang mengatur interaksi antara filamen tebal dan tipis.
2.
Pita gelap (pita/ bandsanisotropic); pita terang (pita/bandsisotropic)
3.
Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, terdiri dari 3 bagian:
garis M
zona H
zona overlap
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
4/13
4. Filamen tebal terdapat pada pita I;
5.
Garis Z mirip batas antara dua sarkomer yang berdekatan dan mengandung protein Connectins
yang menghubungkan filamen tiois pada sarkomer yang berdekatan.
b. Jaringan Otot Jantung
Berikut ini adalah gambar jaringan otot jantung.
Pada jantung ada 3 hubungan khusus pada diskus interkalaris yaitu:
1. Fascia adherens : tempat perlekatan filamen aktin pada sarkomer terminal
2.
Maskula adherens : mempersatukan otot jantung agar tidak terpisah pada saat kontraksi terus
menerus (hubungan antar sarkomer)
3.
Gap junction : kontinuitas ionik di antara sel-sel yang berdekatan
c. Jaringan Otot Polos
Otot polos mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Selnya pendek, berbentuk gelendong/kumparan, dengan ukuran panjang 30 200 m dan
diameter 5-10 m.
2. Setiap sel memiliki satu nukleus pipih yang terletak di tengah
3. Terdapat organel-organel seperti mitokondria, retikulum endoplasma dan benda golgi.
4.
Terdapat jaringan ikat yang membungkus sel, berkas dan kumpulan berkas (endomisium,
perimisium dan epimisium)
5.
Kontraksinya lambat dan diatur oleh saraf tak sadar (saraf simpatis dan para simpatis dari saraf
otonom).
6.
Terdapat aktin dan miosin, yang merupakan unit fungsional untuk kontraksi otot.
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
5/13
Jaringan otot polos terletak di dalam dinding organ-organ dalam yang berongga seperti saluran-
saluran pencernaan, pernapasan, ekskresi, dan reproduksi. Otot polos dapat tersebar di dalam
jaringan ikat tertentu seperti pada kelenjar prostat dan vesikulus seminalis. Otot polos dapat
berkelompok membentuk berkas otot kecil, misalnya pada muskulus erektor pili di dalam kulit).
ANATOMI SENDI
Tempat pertemuan dua tulang atau lebih, baik terjadi pergerakan atau tidak disebut sendi
(junctura). Sendi dikelompokkan menurut jaringan yang terdapat di antara tulang-tulang, yaitu
junctura fibrosa, junctura cartilaginea, dan junctura synovialis.
1. Junctura Fibrosa
Permukaan tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan fibrosa sehingga kemungkinan
geraknya saat sedikit. Derajat pergerakan tergantung pada panjang serabut kolagen yang
menghubungkan tulang. Sutura tengkorak dan articulatio tibiofibularis inferior merupakan contoh
junctura ini.
2.
Junctura Cartilaginea
Junctura cartilaginea dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu primer dan sekunder. Junctura
cartilaginea primer adalah junctura cartilaginea yang tulang-tulangnya disatukan oleh selempeng
atau sebatang cartilago hialin. Persatuan antara epiphysis dan diapishys pada sebuah tulang yang
sedang tumbuh dan hubungan antara iga pertama dan manubrium sterni merupakan contoh sendi
ini. Tidak ada pergerakan yang dapat dilakukan.
Junctura cartilaginea sekunder adalah sendi kartilaginosa yang tulang-tulangnya dihubungkan
oleh selempeng cartilago fibrosa dan facies articularis. Facies articularisnya diliputi oleh selapis tipis
cartilago hialin. Contohnya adalah sendi diantara corpus vertebrae dan symphisis pubis. Mungkin
dapat dilakukan sedikit pergerakan.
3. Junctura Synovialis
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
6/13
Facies articularisnya diliputi oleh selapis tipis cartilago hialin dan ujungnya dipisahkan oleh
rongga sendi. Susunan seperti ini memungkinkan pergerakan yang luas. Rongga sendi dibatasi oleh
membrana sinovialis, yang terbentang dari pinggir facies articularis yang satu ke facies articularis
yang lain. Membrana sinovialis dilindungi permukaan luarnya oleh membrana fibrosa yang kuat
disebut capsula articularis. Facies articularis mendapat pelumas dari cairan kental yang disebutsynovia(cairan sinovial), yang dihasilkan membrana sinovialis.
Pada junctura sinovialis tertentu, misal pada articulatio genus, terdapat diskus atau potongan
fibrokartilago di antara facies articularis, terdapat bantalan lemak di antara membrana sinovial
capsula fibrosa atau tulang, dan ada ligamentum fibrosa yang menghubungkan tulang-tulang.
Junctura sinovialis dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk facies articularisnya dan tipe
gerakan yang mungkin dilakukan.
Articulatio plana (sendi plana). Permukaan sendi ini rata atau hampir rata sehingga
memungkinkan terjadinya pergeseran antara tulang yang satu dengan lainnya. Contoh sendiplana adalah articulatio sternoclavicularis dan articulatio acromioclavicularis.
Ginglymus (sendi engsel). Sendi ini menyerupai engsel pintu sehingga memberi kemungkinan
untuk fleksi dan ekstensi. Contohnya articulatio cubiti, articulatio genus, dan articulatio
talocrulalis.
Articulatio trochoidea (sendi pasak)/ pada sendi ini, terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh
cincin ligamentum bertulang. Hanya mungkin dilakukan gerakan rotasi. Contohnya articulatio
atlantoaxialis dan articulatio radioulnaris superior.
Articulatio condyloidea. Sendi ini mempunyai konveks yang bersendi dengan dua permukaankonkaf. Gerakan yang mungkin dilakukan adalah fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, serta sedikit
rotasi. Contohnya metacarpophalangeae dan articulatio interphalangeae manus.
Articulatio ellipsoidea. Pada sendi ini, facies articularis berbentuk konveks elips yang sesuai
dengan facies articularis konkaf elips. Gerakan fleksi, abduksi, ekstensi, adduksi dapat dilakukan,
kecuali rotasi. Contohnya ialah articulatio radiocarpalis.
Articulatio sellaris (sendi pelana). Pada sendi ini, facies articularis berbentuk konkafokonveks
yang saling berlawanan dan mirip dengan pelana kuda. Sendi ini dapat melakukan gerakan fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Contohnya articulatio carpometacarpalis pollicis.
Articulatio spheroidea (sendi peluru). Pada sendi ini, kepala sendi yang berbentuk bola pada satu
tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk socket pada tulang lain. Susunan in
memungkinkan pergerakan yang luas, termasuk fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi medial
dan rotasi lateral, dan sirkumduksi. Contohnya articulatio humeri dan articulatio coxae.
Persarafan Sendi
Capsula articularis dan ligamentum mendapat banyak persarafan sensoris. Sebuah saraf sensoris
yang menyarafi sendi, juga menyarafi otot-otot yang menggerakkan sendi dan kulit di sekitar insersio
otot-otot tersebut. Aturan ini dikenal dengan Hukum Hilton. Peregangan kapsula dan ligamentum
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
7/13
yang berlebihan menimbulkan refleks kontraksi otot-otot di sekitar sendi; regangan yang sangat
berlebihan menimbulkan rasa nyeri.
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
8/13
ANATOMI TULANG
Tulang dalam tubuh setiap makhluk memiliki bentuk yang beranekaragam termasuk tulang manusia.
Tulang pada tubuh manusia terdiri dari beberapa macam yaitu:
1.
Tulang Pipa atau Tulang Panjang (Long Bone)
Sesuai dengan namanya tulang pipa memiliki bentuk seperti pipa atau tabung dan biasanya
berongga. Diujung tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang
lain. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian tengah disebut diafisis, kedua ujung
disebut epifisis dan diantara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis. Beberapa contoh tulang pipa
adalah pada tulang tangan diantaranya tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius) serta tulang
kaki diantaranya tulang paha (femur), dan tulang kering (tibia).
2. Tulang Pipih (Flat Bone)
Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulangkompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
9/13
dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat.
Contohnya adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada (sternum), dan tulang
tengkorak.
3. Tulang Pendek (Short Bone)
Dinamakan tulang pendek karena ukurannya yang pendek dan berbentuk kubus umumnya dapat
kita temukan pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
4.
Tulang tak berbentuk (Irregular Bone)
Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tak termasuk ke dalam tulang pipa, tulang pipih, dan
tulang pendek. Tulang ini terdapat di bagian wajah dan tulang belakang. Gambar tulang wajah
(bagian mandibula) di samping termasuk tulang irreguler
JENIS-JENIS TULANG
Bayi memiliki sekitar 300 tulang. Namun ketika kita beranjak dewasa beberapa dari tulang-tulang ini
ada yang melebur hingga akhirnya menjadi 206 tulang. Dari 206 tulang ini terdapat beberapa jenis
tulang. Jenis-jenis tulang ini ada yang dibedakan berdasarkan matriksnya dan ada yang berdasarkan
jaringan dan sifat fisik (keras tidaknya) tulang. Untuk mengetahui lebih lanjut pelajari jenis-jenis
tulang di bawah ini.
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan
luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat
interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen
dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan
ikat biasa.
Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel
tulang rawan yaitu chondrosit. Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:
Tulang rawan hialin: tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat
kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus,
ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung dan rangka janin.
Tulang rawan elastis; tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis
dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring.
Tulang rawan fibrosa; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen
sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada
discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara 2 tulang pubis. Pada orang
dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang
dewasa tulang rawan hanya ditemukan beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping telinga,
antar tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antarruas tulang
belakang dan pada cakra epifisis.
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
10/13
b. Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem
rangka. Tulang tersusun atas:
Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang
Osteosit: sel-sel tulang dewasa
Osteoklas : sel-sel penghancur tulang
STRUKTUR TULANG
Pada umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material yang
sama. Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan lapisan-lapisan berikut ini.
a.
Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum
merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk
jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya
otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
reparasi tulang rusak.
b. Tulang Kompak (Compact Bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan
sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium
Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia
dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan
anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang
spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat
memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
d.
Sumsum Tulang (Bone Marrow)
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
11/13
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum
tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti
yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita
karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
HISTOLOGI TULANG
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matriks kolagen
ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit
kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.
Sel-sel pada tulang adalah sebagai berikut.
a. Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast
ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai
sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan
melalui tonjolan-tonjolan pendek.
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
12/13
b. Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai
peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara
membantu pemberian nutrisi pada tulang.
c. Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan
bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast.
Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
d. Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast
selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan
tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal
menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam
penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompakyang kaku dan padat. Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari
jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang
Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran
Struktur Makroskopik
Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur, yaitu substantia spongiosa (berongga) dan
substantia compacta (padat). Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa
dindingnya merupakan tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang
berongga yang dilapisi oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling
berhubungan dan juga dengan rongga sumsum tulang.
5/19/2018 Anatomi Dan Histolologi Otot
13/13
Sumber:
Eroschenko, Victor P. 2010.Atlas Histologi diFiore: dengan Korelasi Fungsional Edisi 11. Jakarta: EGC.
Junquire, Luiz Carlos. 2007. Histologi Dasar: Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta: EGC.
Paulsen, F. & Waschke, J. 2012. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia Jilid 1 Edisi 23 . Jakarta: EGC.
Snell, Richard S. 2006.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: EGC