Upload
nur-candra-dinata
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Anatomi Otak
A. Anatomi dan Fisiologi OtakSistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat, yang terdiri atas jaras saraf di
otak dan medula spinalis, dan system saraf perifer, yang terdiri atas saraf yang
mempersarafi bagian tubuh lainnya. Koordinasi system saraf pusat dan perifer
memungkinkan kita bergerak, berbicara, berpikir, dan berespons.
1. KONSEP FISIOLOGIS
1) NEURON
Neuron, yang juga disebut dengan sel saraf , adalah unit fungsional system saraf
dan merupakan sel yang sangat khusus. Maturasi saraf terjadi sebelum atau segera
setelah lahir. Saat matur, neuron tidak menjalani reproduksi sel dan tidak dapat diganti.
Setiap neuron berfungsi untuk menerima stimulus yang dating dari, dan mengirim
stimulus yang keluar ke saraf lain, otot, atau kelenjar. Neuron melewati dan menerima
sinyal melalui perubahan aliran ion bermuatan listrik bolak-balik melintasi membrane
sel neuron.
2) BAGIAN NEURON
Kebanyakan neuron memiliki empat bagian : dendrite, ujung aferen yang
menerima sinyal yang dating; badan sel, bagian tengah yang mengandung nucleus;
akson, pemanjangan tempat lewatnya sinyal; dan terminal akson, yang bercabang dari
akson dan menyampaikan sinyal ke sel lain.
- Dendrit
Dendrit adalah perluasan saraf dari badan sel. Dendrit adalah bagian neuron yang menerima
stimulasi dari saraf lain. Setiap neuron dapat memiliki cabang dendrite. Eksitasi neuron
biasanya berawal di dendrite. Dendrit membawa eksitasinya ke segmen yang berdekatan,
yaitu badan sel
- Badan Sel
Badan sel mengandung organel tipikal sel manusia. Nukleus, yang mengandung
informasi genetic neuron, mengarahkan produksi protein, enzim, dan neurotransmitter yang
diperlukan oleh saraf untuk fungsi tepatnya. Badan sel mengantarkan zat tersebut ke bagian
neuron lainnya sesuai kebutuhan. Walaupun eksitasi saraf biasanya berawal dengan eksitasi
dendrite, badan sel kadangkala dapat distimulasi secara langsung oleh stimulus yang dating
dari neuron lain dan oleh stimulus kimia dan listrik. Badan sel menyampaikan sinyal listrik
ke segmen berikutnya, yaitu akson.
- Akson
Tonjolan dari badan sel adalah akson, bagian pangkalnya disebut segmen inisial atau
zona pemicu. Akson adalah serabut panjang tempat lewatnya sinyal listrik yang dimulai di
dendrite dan badan sel. Akson mentransmisikan sinyal awal ke neuron lain atau ke otot atau
kelenjar. Percabangan batang utama akson dapat berupa serabut kolateral multiple. Serabut
kolateral menyampaikan informasi ke banyak sel saraf lain yang saling berhubungan, dengan
meningkatkan pengaruh neuron di sepanjang system saraf. Di sepanjang akson, protein
kontraktil dan mikrotubulus mengangkut zat yang dihasilkan di badan sel.
Akson juga disebut serabut saraf ; banyak serabut saraf yang melintas bersama di
suatu berkas disebut saraf. Pada beberapa saraf, akson ditutup oleh lapisan lemak yang
terisolasi yang disebut, myelin. Mielin diproduksi ketika sel penyokong membungkus
membrane plasmanya di sekitar akson. Pada system saraf perifer, sel penyokong adalah sel
Schwann. Pada system saraf pusat, myelin dihasilkan oleh tipe sel khusus, oligodendrosit.
Mielin meningkatkan kecepatan sinyal listrik yang ditransmisikan melalui akson.
- Terminal Akson
Di ujung setiap batang akson utama dan kolateral, percabangan meluas. Percabangan
akson yang terakhir ini disebut terminal akson. Melalui terminal akson, sinyal listrik
disampaikan ke dendrite atau badan sel neuron kedua. Di system saraf perifer, sinyal juga
dapat disampaikan ke sel otot atau kelenjar.
Gambar 1- Serabut saraf dalam medulla. Akson atau silinder aksis berjalan dari sel ke ujung akhir serabut saraf, dilindungi sebuah sarung berlemak – sarung meduler yang diselingi nodus ranvier
- Kategori Neuron
Neuron yang membawa informasi dari system saraf perifer ke system saraf pusat
disebut neuron sensorik atau neuron aferen. Neuron ini adalah satu-satunya tipe sel saraf yang
tidak memiliki dendrite, tetapi memiliki reseptor di ujung distalnya yang mendekati stimulus
kimia atau fisik. Neuron yang membawa informasi keluar dari system saraf ke berbagai organ
target (sel otot, saraf lain, atau kelenjar) disebut neuron motorik atau neuron eferen.
Kelompok neuron ketiga menyampaikan pesan antara neuron aferen dan neuron eferen.
Neuron ini disebut interneuron. Hamper 99% dari semua neuron di tubuh adalah interneuron
dan semua interneuron terletak di system saraf pusat
- Sinaps
Sinaps
adalah
titik
pertautan antara dua neuron. Neuron berkomunikasi satu sama lain dengan melepaskan zat
kimia ke dalam celah kecil (celah sinaps) yang memisahkan satu neuron dengan neuron
lainnya. Zat kimia yang dilepaskan neuron tertentu disebut neurotransmitter. Biasanya
neurotransmitter dilepaskan dari terminal akson satu neuron, berdifusi melintasi celah sinaps,
dan berikatan dengan reseptor pada dendrite atau badan sel neuron lain. Sel yang melepaskan
neurotransmitter disebut neuron prasinaps. Neuron yang melengkapi sinaps disebut neuron
pascasinaps.
- Neurotransmitter dan Neuromodulator
Gambar 2 – Klasifikasi sel saraf sesuai dengan fungsinya ; aferen, interneuron, dan eferen
Kebanyakan neurotransmitter disintesis di badan sel dan disalukan mellui akson ke
terinal akson. Seringkali kotransmitter, yang disebut dengan neuromodulator, adalah tipe zat
kimia yang sedikit berbeda dengan neurotransmitter. Neuromodulator biasanya
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bekerja dan dapat berfungsi untuk meningkatkan
atau mengurangi transkripsi DNA dan sintesis protein. Neuron modulator sering
mempengaruhi respon sel pascasinaps terhadap neurotransmitter, dan berkaitan dengan fungsi
jangka panjang seperti belajar, mood, dan perkembangan.
Contoh neurotransmitter dan neuromodulator adalah sebagai berikut : monoamine-
norepinefrin, serotonin, dopamine, dan histamine; asam amino-asam gama-aminobutirat
(gama-aminobutyric acid, GABA), glisin, glutamate, dan aspartat;asetilkolin; dan
neuropeptida, yang meliputi endorphin, enkelfalin dan substansi P, peptide intestinal
vasoaktif (vasoactive intestinal peptide, VIP) dan adenosine trifosfat (ATP).
Bahkan beberapa gas dapat berfungsi sebagai neurotransmitter, yang meliputi
nitrogen monoksida dan karbon dioksida. Gas tidak berikatan dengan reseptor pascasinaps,
namun berdifusi ke dalam sel pascasinaps untuk melakukan kerja.
Beberapa neurotransmitter (mis., asetilkolin an norepinefrin) dapat merangsang atau
menghambat sel pascasinaps. Akan tetapi, neurotransmitter seringkali memiliki efek yang
sama (eksitasi atau inhibisi) pada semua sel yang diikatnya. Contoh neurotransmitter inhibisi
adalah GABA, glisin , nitrogen, monoksida dan biasanya dopamine. Glutamin adalah contoh
neurotransmitter eksitasi.
3) PELINDUNG OTAK
Pelindung otak terdiri dari :
• Rambut, kulit, tulang tengkorak (cranium)
• Darah sinus venosus
• Meninges , yang terbagi menjadi :
– Dura mater
– Membran Araknoid
– Pia mater
• Cairan Serebrospinal (CSS)
- Meninges
Gambar 4- Bagian-bagian pelindung otak dan medulla spinalis
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti oleh membrane tipis yang disebut
“meninges” yang melindungi struktur syaraf , membawa pembuluh darah, dan dengan
sekresi sejenis cairan, yaitu cairan serebro-spinal yang berfungsi memperkecil benturan atau
goncangan. Meninges/ meningia terdiri atas 3 lapis, yaitu; pia mater (“little mother”), yang
terdapat tepat di atas otak, araknoid (“seperti laba-laba”) sebagai lapisan tengah, dan dura
mater (“thick mother”) di bagian luar.
Ruangan di atas dura mater disebut epidural, dan ruangan di bawah dura mater tetapi
di atas araknoid disebut subdural. Ruang epidural dan subdural berisi banyak pembuluh darah
kecil. Kerusakan pada pembuluh darah tersebut menyebabkan penimbunan darah di ruang
epidural atau subdural. CSS bersirkulasi di ruang subaraknoid (di bawah araknoid, di atas pia
mater).
Meningitis adalah radang pada meninges ,gejalanya berupa bertambahnya jumlah dan
berubahnya susunan cairan serebro-spinal (CSS). Infeksi yang terjadi disebabkan oleh
bakteri atau virus; dan diagnosis dapat dilakukan dengan memeriksa cairan serebro-spinal
yang diambil melalui pungsi lumbal.
- Pia mater
Pia mater berada di dalam celah-celah pada otak dan sumsum tulang belakang.
Karena letaknya sangat erat , pia mater berfungsi menyediakan darah pada otak dan sumsum
tulang belakang.
- Araknoid
Merupakan selaput halus yang memisahkan pia mater dari dura mater.
- Dura mater
Duramater padat dan keras, terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi
tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali pada bagian tertentu,
tempat sinus-sinus terbentuk, dan tempat dura mater membentuk bagian-bagian berikut :
Falks serebri yang terletak diantara kedua hemisfer otak. Tepi atas falks serebri membentuk
sinus longitudinalis superior atau sinus sagitalis superior yang menerima darah vena dari
otak, dan tepi bawah falks serebri membentuk sinus longitudinalis inferior atau sinus sagitalis
inferior yang menyalurkan darah keluar falks serebri. Tentorium serebeli memisahkan
serebelum dari serebrum. Diafragma selae adalah sebuah lipatan berupa cincin dalam dura
mater dan yang menutupi sela tursika, yaitu sebuah lekukan pada tulang sphenoid , yang
berisi hipofisis.
4) CAIRAN SEREBROSPINAL DAN VENTRIKEL
Cairan serebro-spinal bersifat alkali dan tidak berwarna. Walaupun CSS dibentuk dari
plasma yang mengalir melalui otak, konsentrasi elektrolit dan glukosanya berbeda dari
konsentrasi plasma. Tekanannya adalah 60 sampai 140 mm air. Fungsi CSS yaitu bekerja
sebagai buffer, melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari getaran fisik,
menghantarkan makanan ke jaringan sistem syaraf pusat. CSS dibentuk sebagi hasil filtrasi,
difusi, dan transport aktif yang melintasi kapiler khusus ke dalam ventrikel (rongga) otak,
terutama ventrikel lateral. Jaringan kapiler yang berperan dalam pembentukan CSS disebut
pleksus koroideus. Pleksus koroid dibentuk jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat
halus dan ditutupi bagian pia mater yang membelok ke dalam ventrikel dan menyalurkan
cairan serebro-spinal.
Saat berada di dalam ventrikel, CSS mengalir ke arah batang otak. Melalui lubang
kecil di batang otak, CSS bersirkulasi ke permukaan otak dan medulla spinalis. Di permukaan
otak , CSS masuk ke system vena dan kembali ke jantung. Dengan demikian, CSS terus-
menerus mengalami resirkulasi pada system saraf pusat. Apabila jalur konduksi ventrikel
untuk CSS mengalami sumbatan, dapat terjadi penimbunan cairan, yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan tekanan di dalam dan permukaan otak.
- Sistem ventrikulerGambar 5 - Arah aliran : Ventrikel lateral à Ventrikel III à Ventrikel IV à ruang subaraknoid yang mengelilingi seluruh otak dan medula spinalis à vili araknoid à vena à absorpsi
Sistem ventrikel terdiri atas beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu sama
lain. Ke dalam rongga-rongga itulah pleksus koroid menyalurkan cairan serebro-spinal.
Kedua ventrikel lateral, masing-masing berada satu pada tiap hemisfer otak,
bersambung dengan ventrikel ketiga yang terletak pada garis tengah antara kedua thalamus.
Ventrikel ketiga bersambung dengan ventrikel keempat, yang terdapat diantara serebelum,
pons, dan medulla oblongata, melalui saluran kecil, akuaduktus serebri. Celah-celah pada
atap ventrikel keempat memungkinkan cairan serebro-spinal memasuki ruang subaraknoid
yang mengelilingi keseluruhan otak dan sumsum tulang belakang.
- Pungsi lumbal.
Karena sumsum tulang belakang berakhir pada ketinggian vertebrae lumbalis pertama
atau kedua dan ruang subarachnoid memanjang terus hingga ketinggian vertebrae sakralis
kedua, contoh cairan serebro-spinal dapat disedot keluar dengan menyuntikkan jarum pungsi
lumbal ke dalam ruang sub arakhnoid di antara titik-titik ini, dan tindakan ini disebut pungsi
lumbal.
Pemeriksaan cairan serebro-spinal yang dilakukan dengan cara tersebut dapat
mengungkapkan keterangan penting tentang kemungkinan adanya meningitis dan perdarahan
subaraknoid pada otak.
2. BAGIAN-BAGIAN OTAK
Perkembangan otak terletak di dalam rongga cranium tengkorak. Otak berkembang dari
sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran : otak awal, yang
disebut otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Otak depan, menjadi belahan otak (hemisferium serebri), korpus striatum dan
talami (thalamus dan hipotalamus)
Otak tengah, otak tengah (diensefalon)
Otak belakang, pons Varoli
medulla Oblongata ketiga bagian ini membentuk Batang
otak
serebelum
1) SEREBRUM
Mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-masing disebut fosa
kranialis anterior dan fosa kranialis tengah. Serebrum terdiri atas 2 belahan (hemisfer) besar
sel saraf (substansi kelabu) dan serabut saraf (substansi putih). Lapisan luar substansi kelabu
disebut korteks. Kedua hemisfer otak itu dipisahkan celah yang dalam, tetapi bersatu kembali
pada bagian bawahnya melalui korpus kalosum , yaitu masa substansi putih yang terdiri atas
serabut syaraf. Di sebelah bawahnya lagi terdapat kelompok-kelompok substansi kelabu atau
ganglia basalis.
Fungsi serebrum. Hal ini telah disinggung dalam berbagai hal yang telah diuraikan di
atas. Singkatnya adalah : Korteks serebri mengandung pusat-pusat lebih tinggi yang berfungsi
mengontrol mental, tingkah laku, pikiran, kesadaran, moral, kemauan, kecerdasan,
kemampuan berbicara, bahasa, dan beberapa perasaan khusus.
Berbagai daerah pada otak. Fisura-fisura dan ulkus-ulkus membagi hemisfer otak
menjadi beberapa daerah. Korteks serebri bergulung-gulung dan terlipat secara tidak teratur,
sehingga memungkinkan luas permukaan substansi kelabu bertambah. Lekukan diantara
gulungan-gulungan itu disebut sulkus, dan sulkus yang paling dalam membentuk fisura
longitudinal dan lateralis. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus ini membagi otak dalam beberapa
daerah atau “lobus” yang letaknya sesuai dengan tulang yang berada di atasnya, seperti lobus
frontalis, temporalis, parietalis, dan oksipitalis.
Fisura longitudinalis adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi serebrum
menjadi hemisfer kanan dan kiri. Sekeping tipis dura mater yang disebut falks serebri
menyelipkan dirinya ke dalam fisura itu. Dengan cara yang sama sebagian kecil dura mater,
yang disebut falks serebeli, membagi serebelum menjadi hemisfer kanan dan kiri.
Sulkus lateralis, atau fisura silvius , memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis
(pada sebelah anterior) dan dari lobus parietalis pada sebelah posterior. Sulkus sentralis atau
fisura Rolando memisahkan lobus frontalis dari lobus parietalis. Lobus oksipitalis terletak di
belakang lobus parietalis dan bersandar pada tentorium serebeli, yaitu sebuah lipatan dura
mater yang memisahkan fosa kranialis tengah dan fosa kranialis posterior di bawahnya.
Korteks serebri terdiri atas banyak lapisan sel saraf yang merupakan substansi kelabu
serebrum. Korteks serebri ini tersusun dalam banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang
tidak teratur, dan dengan demikian menambah daerah permukaan korteks serebri, persis sama
seperti melipat sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai titik ujung yang
sebenarnya.
Gambar 7- Alur penerimaan impuls (input, proses, dan output)
Gambar 6- Susunan substansia putih pada otak
Substansi putih terletak agak lebih dalam dan
terdiri atas serabut saraf milik sel-sel pada korteks.
Substansi putih pada hemisfer otak terdiri atas serabut
saraf yang bergerak ke dan dari korteks, dan
menyambungkan berbagai “pusat” pada otak dengan
sumsum tulang belakang.
Korteks serebri dibagi menjadi beberapa
daerah , sebagian memiliki fungsi motorik, dan
sebagian lagi memiliki fungsi sensorik.
Daerah motorik terletak persis di depan
sulkus sentralis, dan memanjang terus hingga sulkus
lateralis. Daerah motorik
korteks
mengandung sel-sel besar yang merupakan awal
jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada
sisi lain tubuh. Keseluruhan tubuh justru dilukiskan
terbalik yaitu : berturut-turut dari atas ke bawah
adalah daerah motorik yang mengendalikan anggota
badan bawah, badan, anggota badan atas, leher, dan
akhirnya kepala, seperti yang diperlihatkan dalam.
Pada orang-orang yang lazim menggunakan
anggota badannya yang sebelah kanan, Daerah
Broca terletak pada sisi kiri hemisfer, sebaliknya
pada orang-orang kidal, Daerah Broca terletak
pada sisi kanan hemisfer.
Korteks sensorik terletak persis di belakang sulkus sentralis. Di sini berbagai sifat
perasaan dirasakan dan lantas ditafsir. Daerah auditorik (pendengaran) terletak pada lobus
temporalis, persis di bawah fisura longitudinalis. Di sini kesan atas suara diterima dan
ditafsirkan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipitalis yang menerima
bayangan serta kesan-kesan untuk ditafsirkan. Pusat pengecapan dan penciuman terletak agak
di sebelah depan pada lobus temporalis.
2) TALAMUS
Talamus menerima semua informasi sensorik yang datang (kecuali bau) dan secara
berturut-turut menyampaikan informasi tersebut melalui berbagai traktus aferen ke bagian ain
korteks serebri. Serabut desendens dari korteks serebri juga berjalan ke bawah menuju
thalamus. Fugsi korteks serebri bergantung pada penyampaian thalamus. Talamus juga
merupakan bagian dari system aktivasi reticular (RAS) , suatu kelompok neuron yang luas
yang penting dalam membuat individu terjaga. Talamus menerima informasi nyeri dan
menyampaikannya ke korteks serebri.
3) HIPOTALAMUS
Hipotalamus membentuk dasar diensefalon. Hipotalamus merupakan organ saraf dan
endokrin penting yang bertanggungjawab untuk mempertahankan homeostasis (kestabilan
lingkungan internal). Hipotalamus mengintegrasikan dan mengarahkan informasi mengenai
pengaturan suhu tubuh, lapar, dan haus, aktivitas system saraf otonom, dan status emosi.
Pengaturan kadar beberapa hormone, termasuk hormone hipofisis.
Gambar 8– Lobus-lobus pada otak memiliki fungsi yang berbeda-beda
4) GANGLIA BASALIS
Beberapa kelompok kecil substansi kelabu yang disebut ganglia atau nuclei basalis
terbenam dalam massa substansi putih pada setiap hemisfer otak. Ganglia basalis tersusun
dari beberapa struktur yang dapat dipisahkan secara anatomis atau fisiologis, yang mencakup
nucleus kaudatus dan putamen, dan globus palidus. Struktur ini berhubungan erat dengan
massa substansi kelabu yang lain, yaitu thalamus yang terletak ditengah–tengah struktur itu.
Semua proyeksi ke dan dari ganglia basalis melalui thalamus. Ganglia basalis penting untuk
menginhibisi gerakan yang tidak perlu, mengontrol gerakan yang sangat terampil yang
memerlukan pola dan kecepatan respons tanpa pemikiran yang disengaja. Ada kemungkinan
besar system nucleus dan serabut ini, yang merupakan bagian system ekstra-piramidal ,
mempengaruhi tonus dan sikap tubuh , menyatukan dan menyesuaikan gerakan-gerakan otot-
sadar utama, yang merupakan tugas jalur motorik desendens yang besar, atau system
pyramidal.
Gangguan pada daerah-daerah ini menyebabkan tremor atau gemetaran pada saat tidak
bergerak; apabila bergerak, gerakan akan menjadi kaku. Contohnya pada penyakit Parkinson
atau paralisis agitans, yaitu keadaan progresif yang bermula pada saat seseorang menginjak
masa setengah umur. Gangguan itu tampak berupa kepala tegang dan kaku, badan
membungkuk, lengan dengan jari-jemari yang kaku menggelantung di samping, jempol
mendekati jari-jari lain seperti menggelintir pil secara ritmik. Paha kaku dan agak susah
bergerak. Pasien yang menderita sakit ini hanya mampu melangkah dengan langkah-langkah
pendek dan pelan.
Gambar 9– Daerah pada hipotalamus yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, lapar, dan haus, aktivitas system saraf otonom, dan status emosi
Kapsula interna terbentuk oleh berkas-berkas serabut motorik dan sensorik yang
menyambung korteks serebri dengan batang otak dan sumsum tulang belakang. Pada saat
melintasi pulau-pulau substansi kelabu, berkas-berkas saraf ini berpadu satu sama lain dengan
eratnya.
Trombosis arteri yang melayani kapsula interna dapat menimbulkan kerusakan pada
salah satu sisi tubuh (hemiplegia); kerusakan serebro-vaskuler seperti itu disebut “stroke”.
5) BATANG OTAK
Gambar 10– Potongan melintang otak yang menunjukkan ganglia basalis
Batang otak terdiri atas otak tengah (diensefalon), pons Varoli dan medulla Oblongata.
Otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan keseimbangan dan gerakan-
gerakan mata. Pons Varoli memiliki banyak serabut yang berjalan menyilang pons untuk
menghubungkan kedua lobus serebelum; dan menghubungkan ke korteks serebri. Medula
oblongata mengandung nucleus atau badan sel dari berbagai saraf otak yang penting. Selin
itu, medulla oblongata mengandung “pusat-pusat vital” yang berfungsi mengendalikan
pernapasan dan system kardio-vaskuler.
6) SEREBELUM
Serebelum adalah bagian terbesar dari otak belakang. Serebelum mempunyai
hubungan dengan berbagai bagian lain system persarafan. Tetapi hubungannya yang terutama
adalah dengan hemisfer serebri pada sisi yang lain dengan batang otak. Selain itu, serebelum
menerima serabut dari sumsum tulang beakang dan berhubungan dengan pusat-pusat reflex
penglihatan pada atap otak tengah (diensefalon), dengan thalamus, dengan serabut-serabut
saraf pendengaran.
Fungsi serebelum adalah mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Serebelum
berperan penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. Bila serabut kortiko-
spinal yang melintas dari korteks serebri ke sumsum tulang belakang mengalami
penyilangan, dan dengan demikian mengendalikan gerakan sisi lain tubuh , hemisfer, serebeli
mengendalikan tonus otot dan sikap pada sisinya sendiri.
Gambar 11- Bagian-bagian batang otak
Cedera unilateral pada serebelum mengakibatkan gangguan pada sikap dan tonus
otot. Gerakan sangat tidak terkoordinasi. Seorang pasien yang mengalami gangguan tersebut
mungkin tidak sanggup memasukkan makanan
ke mulutnya sendiri , terombang- ambing
sewaktu berjalan, dan cenderung jatuh ke
arah sisi badan yang mendapat cedera.
Semua gerakan sadar dan otot-otot anggota
badan menjadi lemah, dan cara bicarapun
lambat.
7) SISTEM LIMBIK
Sistem limbic adalah kelompok difus neuron dari area yang berbeda di otak. Neuron di
system limbic meliputi serabut dari semua lobus otak depan dan hubungan yang luas dari
hipotalamus dan thalamus. Area otak tengah dan otak belakang juga mengirimkan proyeksi
yang membentuk system limbic. Hipokampus dianggap sebagai bagian system limbic dan
berperan penting dalam member kode dan mengonsolidasi memori. Amigdala, yang juga
dianggap sebagai bagian system limbic, terlibat dalam pembentukan emosi, agresi, dan
perilaku seksual. Belajar dan perilaku juga dipengaruhi oleh beberapa system limbic dan
hubungan saraf-saraf otak.
Penyakit atau kerusakan pada saraf otak menyebakan timbul gejala-gejala sebagai berikut :
1. Kehilangan daya penciuman
2. Penglihatan kabur atau hilang
Gambar 12– Cerebellum
Gambar 13– Lokasi cingulate gyrus, thalamus, hipocampus dan amygdala
3. Penglihatan rangkap , juling
4. Rasa sakit yang persisten (terus-menerus) pada wajah, atau rasa kaku pada wajah bila
diadakan langkah-langkah pembedahan guna meringankan rasa sakit yang persisten
itu, sakit gigi dan pengunyahan lemah.
5. Paralisa otot wajah
6. Tinitus atau pekak, pusing vestibular, kehilangan keseimbangan
7. Kesulitan menelan
8. Lidah lemah, yang mengakibatkan sulit mengunyah dan bicara
3. SAWAR DARAH OTAK
Sawar darah-otak adalah struktur unik system vascular otak yang mencegah lewatnya
material dari darah ke cairan seebrospinal di otak. Sawar darah-otak terbentuk dari sel endotel
yang berikatan erat di kapiler otak dan dari sel yang melapisi ventrikel yang membatasi difusi
dan filtrasi. Fungsi transport khusus mengatur cairan yang keluar dari sirkulasi umum untuk
membasahi sel otak.. Banyak obat dan zat kimia tidak dapat menembus sawar darah-otak.
4. ALIRAN DARAH OTAK DAN METABOLISME OTAK
Otak menerima sekitar 15% curah jantung. Tingginya kecepatan aliran darah ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan otak yang terus-menerus tinggi akan glukosa dan
oksigen.
Otak bersifat unik karena otak biasanya hanya menggunakan glukosa sebagai sumber
untuk fosforilasi oksidatif dan produksi ATP. Tidak seperti sel yang lain, sel otak tidak
menyimpan glukosa sebagai glikogen; dengan demikian, otak harus secara terus-menerus
menerima oksigen dan glukosa melalui aliran darah otak. Deprivasi oksigen selama 5 menit
dan deprivasi glukosa selama 15 menit, dapat menyebabkan kerusakan otak yang signifikan.
Gambar14 - Sawar darah otak
Fungsi otak sangat bergantung pada aliran darah, sehingga mungkin untuk mengidentifikasi
bagian otak mana yang melakukan tugas apa dengan mengukur aliran darah otak selama
aktivitas otak yang spesifik.
Penelitian memperlihatkan bahwa ketika melakukan banyak kerja mental, otak mula-
mula memproduksi ATP melalui glikolisis anaerob, bukan melalui fosforilasi oksidatif.
Glikolisis anaerob bergantung pada glukosa, tetapi tidak memerlukan oksigen. Otak tetap
melakukan hal ini walaupun tersedia oksigen. Akibatnya adalah pemakaian dan deplesi
glukosa yang cepat, disertai peningkatan kadar oksigen secara bersamaan. Dalam waktu
singkat, otak mulai melakukan fosforilasi oksidatif.
5. TEKANAN INTRAKRANIAL
Tekanan di dalam cranium disebut tekanan intracranial (TIK). TIK ditentukan oleh volume
darah di otak, volume CSS, dan volume jaringan otak. Dalam keadaan normal, TIK berkisar
dari 5 sampai 15 mmHg.
6. HEMISFER OTAK
1) Gangguan pada serebrum.
Penyakit atau kerusakan yang timbul setelah cedera atau yang menyusul kecelakaan
serebrovaskuler pada otak, tergantung daerah dan neuron yang terserang: bisa menjadi
menyerang saraf motorik dan sensorik yang berjalan melalui kapsula interna dalam
perjalanannya ke dan dari otak.
Paralisa motorik jenis spastic, dengan gejala kaku otot dan reflex meninggi,
merupakan akibat dari neuron atas yang terkena cedera. Hemiplegia hanya dapat menyerang
lengan dan tungkai sebelah saja, sedangkan otot wajah, kepala, leher, dan badan-kendati
badan kering tidak terkena-mungkin terserang juga.
Paralisa sensorik sebagai akibat cedera pada jalur sensorik. Gerak reflex tidak normal
Ketidaknormalan ini melibatkan juga reflex organic pupil mata yang mengalami kontraksi
atau tidak dapat berkontraksi, reflex kandung kemih yang terserang mrnyrbabkan paralisa
sfingter, dan dinding kandung kemih mengalami retensi urin yang melebihi daya tampung
sehingga meluap; selain itu rectum dapat terserang juga dengan akibat adanya gangguan
reflex defekasi.
Karena hemisfer serebri juga merupakan bagian otak, tempat terdapat fungsi-fungsi
yang bernilai tinggi, seperti bicara, penglihatan, pengecapan, penciuman, dan ingatan,
kerusakan pada bagian ini akan menimbulkan banyak gejala.
2) Spastisitas dan kekakuan.
Pada saat keadaan paralisis berlalu, otot mendapat kembali tonusnya, kendati masih
lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi spastic dan kaku. Gerak reflex terjadi,
khusunya pada bagian yang mempunyai hubungan dengan kelompok otot fleksor dan
abductor, walaupun tidak terdapat pengendalian sadar atas gerakan ini. Kemampuan
pengendalian sadar hilang. Pada tahap ini ada kemungkinan terjadi deformitas.
3) Ensefalitis
Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak, yang biasanya disebabkan infeksi virus.
4) Meningitis adalah peradangan pada selaput otak.
5) Kraniotomi
Kraniotomi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya dilaksanakan bila terdapat
tumor, darah, atau gumpalan darah, ataupun fraktur yang dapat menekan otak.