26
BAB 1 PENDAHULUAN Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategorized. A. Pengertian Hubungan Industrial adalah suatu subjek yang membahas sikap dan perilaku orang-orang di dalam organisasi kerja (perusahaan) dan mencari sebab-sebab yang menentukan terjadinya perilaku tersebut serta mencarikan jawaban terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. B. Sejarah Perkembangan Hubungan Industrial 1. Perkembangan semasa revolusi industri Hubungan Industrial dibahas orang baru sejak revolusi industri pada pertengahan abad ke-18. Karena waktu itu hubungan antara pekerja dan pengusaha masih saling secara pribadi, bahkan mungkin antara pekerja dan pengusaha masih bersaudara atau bertetangga. 2. Perkembangan sesudah revolusi industri sampai akhir abad ke-19 Setelah terjadi revolusi industri dan proses industrialisasi berkembang pesat di inggris dan eropa barat maka masalah hubungan industri mulai menonjol. Antara pekerja dan pengusaha mempunyai hubungan yang bersifat konflik terus menerus. Konflik yang terjadi antara pekerjadan pengusaha akan berusaha mencapai titik temu. 3. Perkembangan pada permulaan abad ke-20 Perkembangan hubungan industrial pada akhir abad ke 19 dan permulaan abad ke 20 tidak terlepas dari perkembangan pandangan dalam bidang manajemen. Perkembangan selanjutnya adalah pengakuan terhadap perbedaan diantara pekerja yang dating dari pendapat ahli ilmu jiwa industri. C. Perkembangan Hubungan Industri di Indonesia 1. Periode sebelum kemerdekaan Sistem hubungan industrial masuk Indonesia dibawa oleh Belanda sebagai penjajahan pada akhir abad ke 20 dengan pertama-tama memperkenalkannya di perusahaan-perusahaan asing khususnya Belanda yang pekerja-pekerjanya juga Belanda. 2. Periode setelah kemerdekaan Hubungan industrial masih tetap diwarnai oleh orientasi politik setelah penyerahan kedaulatan dengan system serikat pekerja yang pluralistis maka sistem hubungan industrial baik yang berdasarkan liberalisme maupun marxisme berkembang pesat di pelopori oleh serikat pekerjanya masing-masing. 3. Periode demokrasi terpimpin Setelah pemberontakan G3O/SPKI dapat ditumpas dan lahirlah pemerintah orde baru yang bertekad ingin melaksanakan pancasila dan undang-undang dasar 1945 secara murni dan konsekwen. Maka sejak itu lahirlah “Hubungan Indusrial Pancasila”.

Artikel Hubungan Industri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hubungan Industri dan ketenaga kerjaan

Citation preview

Page 1: Artikel Hubungan Industri

BAB 1 PENDAHULUAN Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategorized.

A. Pengertian

Hubungan Industrial adalah suatu subjek yang membahas sikap dan perilaku

orang-orang di dalam organisasi kerja (perusahaan) dan mencari sebab-sebab

yang menentukan terjadinya perilaku tersebut serta mencarikan jawaban

terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

B. Sejarah Perkembangan Hubungan Industrial

1. Perkembangan semasa revolusi industri Hubungan Industrial dibahas orang baru sejak revolusi industri pada pertengahan abad

ke-18. Karena waktu itu hubungan antara pekerja dan pengusaha masih saling secara pribadi,

bahkan mungkin antara pekerja dan pengusaha masih bersaudara atau bertetangga.

2. Perkembangan sesudah revolusi industri sampai akhir abad ke-19 Setelah terjadi revolusi industri dan proses industrialisasi berkembang pesat di inggris

dan eropa barat maka masalah hubungan industri mulai menonjol.

Antara pekerja dan pengusaha mempunyai hubungan yang bersifat konflik terus menerus.

Konflik yang terjadi antara pekerjadan pengusaha akan berusaha mencapai titik temu.

3. Perkembangan pada permulaan abad ke-20 Perkembangan hubungan industrial pada akhir abad ke 19 dan permulaan abad ke 20

tidak terlepas dari perkembangan pandangan dalam bidang manajemen. Perkembangan

selanjutnya adalah pengakuan terhadap perbedaan diantara pekerja yang dating dari pendapat

ahli ilmu jiwa industri.

C. Perkembangan Hubungan Industri di Indonesia

1. Periode sebelum kemerdekaan Sistem hubungan industrial masuk Indonesia dibawa oleh Belanda sebagai penjajahan

pada akhir abad ke 20 dengan pertama-tama memperkenalkannya di perusahaan-perusahaan

asing khususnya Belanda yang pekerja-pekerjanya juga Belanda.

2. Periode setelah kemerdekaan Hubungan industrial masih tetap diwarnai oleh orientasi politik setelah penyerahan

kedaulatan dengan system serikat pekerja yang pluralistis maka sistem hubungan industrial

baik yang berdasarkan liberalisme maupun marxisme berkembang pesat di pelopori oleh

serikat pekerjanya masing-masing.

3. Periode demokrasi terpimpin Setelah pemberontakan G3O/SPKI dapat ditumpas dan lahirlah pemerintah orde baru

yang bertekad ingin melaksanakan pancasila dan undang-undang dasar 1945 secara murni dan

konsekwen. Maka sejak itu lahirlah “Hubungan Indusrial Pancasila”.

Page 2: Artikel Hubungan Industri

BAB II HUBUNGAN INDUSTRIAL

PANCASILA Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategorized.

A. Pengertian Hubungan industrial pancasila adalah hubungan antara para pelaku dalam

proses produksi barang dan jasa ( pekerja, pengusaha, dan pemerintah)

didasarkan atas nilai yang merupakan manifestasi dari keseluruhan sila-sila

dari pancasila dan undang-undang dasar 1945 yang tumbuh dan berkembang

diatas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.

B. Tujuan a) Mensukseskan pembangunan dalam rangka mengembangkan cita-cita bangsa Indonesia

yaitu masyarakat adil dan makmur.

b) Ikut berperan dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.

c) Menciptakan ketenangan,ketentraman dan ketertiban kerja serta ketenangan usaha.

d) Meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.

e) Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajatnya sesuai dengan martabatnya

manusia.

C. Landasan Hubungan industrial pancasila mempunyai landasan idiil yaitu pancasila dan landasan

konstitusional adalah undang-undang dasar 1945.

Hubungan industrial pancasila juga berlandaskan kepada kebijaksanaan pemerintah untuk

menciptakan keamanan.

Pokok-pokok Pikiran dan Pandangan Hubungan Industrial Pancasila

1. Pokok-pokok Pikiran a) Keseluruhan sila-sila dari pada pancasila secara utuh dan bulat yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.

b) Pengusaha dan pekerja tidak dibedakan karena golongan, kenyakinan, politik, paham,

aliran, agama, suku maupun jenis kelamin.

c) Menghilangkan perbedaan dan mengembangkan persamaan serta perselisihan yang

timbul harus diselesaikan melalui musyawarah untuk mufakat.

2. Asas-asas untuk mencapai tujuan a) Asas-asas pembangunan nasional yang tertuang dalam GBHN seperti asas manfaat,

usaha bersama dan kekeluargaan, demokrasi, adil dan merata, serta keseimbangan.

b) Asas kerja yaitu pekerja dan pengusaha merupakan mitra dalam proses produksi.

3. Sikap mental dan sikap social Sikap social adalah kegotong-royongan, toleransi, saling menghormati. Dalam hubungan

industrial pancasila tidak ada tempat bagi sikap saling berhadapan/ sikap penindasan oleh yang

kuat terhadap yang lemah.

Page 3: Artikel Hubungan Industri

Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila

1. Lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit

a) Lembaga kerjasama bipartit dikembangkan perusahaan agar komunikasi antar pihak

pekerja dan pihak pengusaha selalu berjalan dengan lancar.

b) Lembaga kerjasama tripartit dikembangkan sebagai forum komunikasi, konsultasi dan

dialog antar ketiga pihak tersebut.

2. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)

a) Kesepakatan kerjasama berupa sarana yang sangat penting dalam mewujudakan

hubungan industrial pancasila dalm sehari-hari.

b) Dalam kesepakatan kerjasama bersama semangat hubungan industrial pancasila perlu

mendapat perhatian.

c) Untuk mendorong dicerminkannya falsafah hubungan industrial pancasila ke dalam

kesepakatan kerjasama.

3. Kelembagaan penyelesaian perselisihan industrial

a) Lembaga yang diserahi tugas penyelesaian perselisihan industrial perlu ditingkatkan

peranannya melaliu peningkatan kemampuan serta integritas personilnya.

b) Kelembagaan penyelesaian perselisihan baik pegawai perantara, arbitrase P4D/P4P

berfungsi dengan baik akan dapat menyelesaikan perselisihan dengan cepat.

4. Peraturan perundangan ketenagakerjaan

a) Peraturan perundangan berfungsi melindungi pihak yang lemah terhadap pihak yang

kuat.

b) Setiap peraturan perundangan ketenagakerjaan harus dijiwai oleh falsafah hubungan

industrial pancasila.

5. Pendidikan hubungan industrial

a) Agar falsafah hubungan industrial pancasila dipahami oleh masyarakat, maka falsafah

itu disebarluaskan baik melalui penyuluhan maupun melalui pendidikan.

b) Penyuluhan dan pendidikan mengenai hubungan industrial pancasila ini perlu

dilakukan baik kepada pekerja/serikat pekerja maupun pengusaha dan juga aparat

pemerintah.

Beberapa masalah khusus yang harus dipecahkan dalam pelaksanaan

hubungan industrial Pancasila

1. Masalah pengupahan

Apabila didalam perusahaan dapat diciptakan suatu system pengupahan yang akibat

akan dapat menciptakan ketenagakerjaan, ketenangan usaha serta peningkatan produktivitas

kerja. Apabila didalam perusahaan tidak dapat diciptakan suatu system pengupahan yang baik,

maka upah akan selalu menjadi sumber perselisihan didalam perusahaan.

2. Pemogokan

Pemogokan akan dapat merusak hubungan antara pekerja dan pengusaha. Hak mogok

diakui dan diatur penggunaannya. Oleh sebab itu walaupun secara yuridis dibenarkan tetapi

secara filosofis harus dihindari.

Page 4: Artikel Hubungan Industri

BAB III HUKUM KETENAGAKERJAAN Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategorized.

A. Umum

1. Pengertian dan Fungsi

Hukum ketenagakerjaan atau hukum perburuhan adalah keseluruhan

peraturan baik tertulis maupun tidak yang mengatur kerja yang

mengakibatkan seseorang secara pribadi ataukaryawan atau buruh menerima

upah dan keadaan penghidupan yang langsung berhubungan dengan

hubungan kerja tersebut.

Fungsi Hukum Ketenagakerjaan yaitu mengatur hubungan yang serasi antara semua pihak yang

berhubungan dengan proses produksi barang maupun jasa, dan mengatur perlindungan tenaga

kerja yang bersifat memaksa.

2. Sumber Hukum Perburuhan atau Hukum Ketenagakerjaan

a. Peraturan Perundangan (Undang-Undang dalam arti Material)

Tiap peraturan yang mengikat dengan sahyang datang dari pemerintah yang mencakup umum

atau setiap warga negara. Undang-undang dalam arti Formal adalah peraturan yang dibuat oleh

alat perlengkapan negara untuk membentuk Undang-undang.

b. Adat dan Kebiasaan

Mengatur kehidupan masyarakat didasarkan pada aturan-aturan yang tidak tertulis dan

berdasarkan kebiasaan.

c. Keputusan-keputusan Pejabat-pejabat dan Badan-badan Pemerintah

Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh instansi-instansi administratif, yang didasrkan

Undang-undang.

d. Traktat

Traktat adalah satu perjanjian kenegaraan yang dilakukan oleh dua Negara atau lebih.

e. Peraturan Kerja.

Satu peraturan yang mengatur tentang syarat-syarat kerja yang ditetapkan oleh pengusaha

berlaku untuk semua karyawan.

f. Perjanjian Kerja dan Perjanjian Perburuhan (Kesepakatan Kerja Bersama)

B. Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan

1. Abad Pertengahan

Sejarah perkembangan hukum ketenagakerjaan, hubungan kerja dengan upah dilakukan

secara besar-besaran, perjanjian-perjanjian kerja bebas timbul sejak abad pertengahan.

Sehingga mengakibatkan terjadinya perundingan-perundingan sosial dalam abad 19.

Disamping kebiasaan dan keputusan-keputsan pengadilan adalah sebagai sumberr

hukum ketenagakerjaan, maka sumber-sumber lainnya sebagai berikut :

a) Kontrak kerja perorangan yang memuat syarat-syarat kerja termasuk perundingan dan

kesepakatan kedua belah pihak (Individuil Arbeids Contract).

Page 5: Artikel Hubungan Industri

b) Peraturan perusahaan yang memuat aturan-aturan kerja yang ditentukan sendiri

(sepihak) oleh pengusaha, baik seluruhnya maupun sebagian.

c) Peraturan perusahaan yang memuat aturan-aturan kerja yang ditentukan oleh

organisasi perusahaan.

d) Ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundangan yang memuat sanksi baik perdata

maupun publik.

2. Abad Sembilan Belas Dalam fase ini timbullah berbagai macam peraturan perundangan yang memuat sanksi

baik perdata maupun publik. Seseorang pekerja itu secara Yuridis bebas menentukan apakah ia

mau bekerja atau tidak, tetapi secara sosiologis tidak bebas karena terpaksa bekerja untuk

orang lain.

Perkembangan pemerintahan di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan hukum

yang terjadi pada akhir abad 19 yaitu hukum klasik ke hukum “ Welfare State “ (modern).

3. Perkembangan Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia

a. Zaman Perbudakan

Pada waktu pendudukan Inggris, Thomas Stamford Raffles sebagai orang yang anti perbudakan

pada tahun 1816 mendirikan “The Java Benevolent Institution”, yaitu suatu lembaga yang

bertujuan menghapuskan perbudakan.

Pemerintah Hindia Belanda mulai mengadakan peraturan-peraturan tertentu tentang

perbudakan yaitu peraturan yang melarang dimasukkannya budak-budak ke Pulau Jawa, yaitu

dalam Stbl. 1817 No.42. secara prinsip diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan jalan

menetapkannya didalam Regeringsreglement tahun 1818, yaitu semacam UUD Hindia Belanda.

Baru pada tahun 1854 dalam Regeringsreglement1854 Pasal 115 sampai 117 yang kemudian

menjadi Pasal-pasal 169 sampai Staatsergelling 1926, dengan tegas dapat dikatakan, bahwa

Indonesia secara resmi tidak terdapat perbudakan.

b. Kerja Ulur atau Peruluran

Dimana ketidakbebasan seseorang terletak pada terikatnya suatu kebun tertentu. Terjadinya

setelah Jan Pieterzoon Coen pada tahun 1621 dan 1622 termasuk Pulau Banda, denagn

membunuh penduduk atau mengangkut keluar sebagai budak.

Penghapusan Kerja Ulur tersebut diperintahkan dengan Undang-undang tahun 1859 Stbl.46,

yang pelaksanaannya diatur dalam ordonantie tahun 1859 Stbl.48.

c. Kerja Hamba

Kerja Hamba ini terjadi bila seseorang menyerahkan dirinya sendiri atau orang lain yang ia

kuasai, atas pemberian pinjaman sejumlah uang. Pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang

hamba untuk kepentingan orang yang meminjamkan uang itu biasanya adalah untuk melunasi

hutangnya ataupun untuk mencicil hutangnya, tetapi hanya untuk membayar bunganya saja.

d. Pekerjaan Rodi

Rodi digolongkan dalam tiga golongan yaitu:

a) Rodi-Gubernemen, yaitu rodi untuk kepentingan Gubernemen dan pegawai-pegawainya.

b) Rodi-Perorangan, yaitu rodi bukan untuk kepentingan Gubernemen dan pegawai-

pegawainya.

c) Rodi-Desa, yaitu rodi untuk keperluan desa.

e. Poenale Sanksi

Poenale Sanksi adalah ancaman pidana, terutama ats penolakan untuk bekerja dengan

melarikan diri dan dapat mengangkut buruh kembali ke perusahaan dengan bantuan polisi.

Page 6: Artikel Hubungan Industri

4. Beberapa Aspek Yang Diatur Dalam Hukum Ketenagakerjaan

a. Penempatan

Aspek penempatan tenaga kerja adalah suatu pengaturan yang bersifat khusus (Lex Specialis)

yang meliputi beberapa bidang antara lain Pengerahan Tenaga Kerja, Antar Kerja Antar Negara,

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Kapal Asing untuk tujuan Luar Negeri, Penempatan

Tenaga Asing dan Wajib Kerja Sarjana.

b. Hubungan Industrial

Hubungan kerja, yaitu hubungan antara pekerja atau karyawan dan pengusaha. Perjanjian yang

menyatakan kesanggupan pekerja untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah dan

pengusaha memperkerjakan pekerja dengan membayar upah disebut Perjanjian Kerja.

c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perlindungan pekerja yang berbentuk perlindungan tehnis adalah yang merupakan

perlindungan keselamatan kerja. Undang-undang No.3 Tahun 1992 yaitu Undang-undang

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 tahun 1970.

d. Kesejahteraan dan Jaminan Sosial

Jaminan sosial adalah pembayaran yang diterima pihak pekerja dalam hal pekerja diluar

kesalahannya tidak melakukan pekerjaan.

Pelaksanaan sistim Jaminan Sosial, yang erat hubungannya dengan kepastian pendapatan dapat

digolongkan dalam 3 golongan :

a) Yang meliputi semua penduduk

b) Yang meliputi hanya orang-orang yang mempunyai pendapatan atau mata pencaharian

c) Yang hanya meliputi golongan pekerja tertentu saja.

Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977 melahirkan Program Asuransi Kecelakaan Kerja,

Asuransi Kematian dan Tabungan Hari Tua. Program ini dilaksanakan oleh Perum ASTEK.

Page 7: Artikel Hubungan Industri

BAB IV HUBUNGAN KERJA Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategorized.

A. Umum

1. Pengertian Hubungan kerja adalah suatu hubungan yang timbul antara pekerja dan pengusaha

setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh pihak yang bersangkutan.

Didalam hubungan kerja akan terdapat tiga unsur yaitu :

a. Kerja

Didalam hubungan kerja harus ada pekerjaan tertetu sesuai perjanjian.

a. Upah

Pengusaha berkewajiban membayar upah dan pekerja berhak atas upah dari pekerjaan yang

dilakukannya.

b. Perintah

Satu pihak berhak memberikan perintah dan pihak yang lain berkewajiban melaksanakan

perintah.

2. Pengaturan Hubungan Kerja Perjanjian kerja tertentu diharuskan untuk membuat secara tertulis yaitu :

a. Perjanjian Kerja Laut (PKL)

Dibuat antara awak kapal dengan perusahaan atau dengan nahkoda yang mewakili pengusaha.

b. Perjanjian Kerja Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

Dibuat antara perusahaan pengerah tenaga kerja dengan tenaga kerja yang dikirim ke luar

negeri.

c. Perjanjian Kerja Antar Kerja Antar Daerah(AKAD)

Dibuat antara tenaga kerja dengan perusahaan pemakai yang memuat persyaratan-persyaratan

baik dalam pengerahan maupun yang berlaku sewaktu pekerja sudah bekerja.

d. Perjanjian Kerja untuk Waktu tertentu (Kontrak)

Dibuat antara pekerja dengan perusahaan yang memuat persyaratan dan kondisi didalam

bekerja.

3. Jenis Perjanjian Kerja Berdasarkan penetapan jangka waktu, perjanjian kerja terdiri dari dua jenis :

a) Perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Perjanjian kerja ini tidak membatasi jangka waktu

berlakunya perjanjian, sehingga berakhirnya perjanjian ini apabila disepakati oleh

kedua belah pihak.

b) Perjanjian kerja waktu tertentu. Perjanjian kerja ini mencantumkan jangka waktu

berlakunya perjanjian atau berakhirnya perjanjian apabila pekerjaan tertentu sudah

selesai.

Page 8: Artikel Hubungan Industri

B. Perjanjian Kerja

1. Pengertian

Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana seseorang mengikatkan diri untuk

bekerja dengan pihak lain dengan menerima imbalan berupa upah sesuai dengan syarat-syarat

yang dijanjikan dan disetujui bersama.

Pengaturan tentang pembuatan perjanjian kerja berpedoman kepada :

a) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHP) khususnya buku III titel 7A.

b) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) buku II.

c) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1993.

2. Hak dan Kewajiban Pekerja dan Pengusaha Dalam Perjanjian Kerja

a. Hak pekerja

• Pekerja berhak atas upah setelah melaksanakan kewajiban sesuai dengan perjanjian.

• Hak atas fasilitas-fasilitas lain berupa tunjangan dan dana bantuan.

• Hak perlakuan yang baik dari pengusaha atas dirinya seperti perlindungan kesehatan

kerja.

• Jaminan kehidupan yang wajar dan layak dari pengusaha serta kejelasan status waktu.

b. Kewajiban pekerja

• Melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan perjanjian dan kemampuannya.

• Melaksanakan tugas dan pekerjaannya tanpa bantuan orang lain kecuali diizinkan oleh

pengusaha.

• Mentaati segala peraturan kerja dan peraturan tat tertib yang berlaku di perusahaan.

• Patuh dan taat atas segala perintah pengusaha dalam melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan perjanjian.

a. Hak Pengusaha

• Pengusaha berhak sepenuhnya atas hasil kerja pekerja.

• Pengusaha berhak atas ditaatinya aturan kerja yang diberikan kepada pekerja.

• Pengusaha berhak atas perlakuan yang hormat, sopan dan wajar serta sikap tingkah

laku yang layak dari pekerja.

• Pengusaha berhak untuk melaksanakan tata tertib kerja yang telah dibuat oleh

pengusaha.

b. Kewajiban pengusaha

• Pengusaha berkewajiban membayar imbalan kepada pekerja.

• Pengusaha berkewajiban menyediakan dan mengatur fasilitas kerja, tempat kerja.

• Pengusaha berkewajiban mengatur segala hal yang berada dibawah tanggung jawab

dalam hubungan kerja.

• Pengusaha berkewajiban memberikan jaminan sosial kepada pekerja.

3. Hal-hal yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja akan memuat hal-hal sebagai berikut :

a) Macam pekerjaan, cara pelaksanaannya, jam kerja dan tempat kerja.

b) Besarnya upah, tempat dan waktu pembayarannya dan fasilitas yang disediakan

pengusaha bagi pekerja.

c) Pengobatan berupa biaya dokter, poliklinik.

d) Jaminan sosial seperti kecelakaan, sakit, pensiun.

e) Cuti, izin meninggalkan pekerjaan, hari libur, uang pesangon.

Page 9: Artikel Hubungan Industri

C. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu

1. Pengertian

Perjanjian kerja waktu tertentu adalah perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha

untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau pekerjaan tertentu.

2. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuat perjanjian kerja

waktu tertentu

a) Perjanjian kerja dibuat secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan

tulisan latin.

b) Perjanjian kerja tidak boleh dipersyaratkan adanya masa percobaan.

c) Perjanjian kerja hanya diadakan untuk pekerjaan tertentu yang menurut sifat, jenis atau

kegiatannya akan selesai dalam waktu tertentu.

3. Jangka waktu perpanjangan dan pembaharuan perjanjian kerja

waktu tertentu

a) Perjanjian tersebut hanya boleh diperpanjang satu kali untuk paling lama dalam waktu

yang sama dengan waktu yang pertama dan jumlahnya tidak boleh melebihi tiga tahun.

b) Pembaharuan Perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan tiga puluh hari

setelah perjanjian yang lama berakhir. Pembaharuan hanya boleh dilakukan satu kali

paling lama untuk jangka waktu yang sama dan tidak melebihi dua tahun.

4. Pemutusan hubungan kerja bagi pekerja dan pengusaha dalam

perjanjian kerja waktu tertentu

a) Perjanjian kerja waktu tertentu dapat berakhir sebelum waktunya habis apabila

pengusaha mengadakan pemutusan hubungan kerja karena pekerja melakukan

kesalahan berat.

b) Pekerja dapat mengakhiri Perjanjian kerja waktu tertentu karena kesalahan berat yang

dilakukan oleh pengusaha.

D. Peraturan Perusahaan

1. Pengertian

Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secra tertulis oleh pengusaha yang

memuat ketentuan-ketentuan tentang syarat-syarat kerja serta tat tertib perusahaan.

2.Tujuan dan Manfaat pembuatan peraturan perusahaan

a) Dengan adanya Peraturan Perusahaan minimal akan diperoleh kepastian adanya hak

dan kewajiban pekerja dan pengusaha.

b) Peraturan Perusahaan akan mendorong terbentuknya “Kesepakatan Kerja Bersama”.

c) Pada perusahaan yang telah mempunyai kesepakatan kerja bersama tidak dapat

menggantinya dengan Peraturan Perusahaan.

Page 10: Artikel Hubungan Industri

BAB V SERIKAT PEKERJA Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategorized.

Serikat pekerja adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh

pekerja, dari pekerja, dan untuk pekerja yang bertujuan untuk

melindungi pekerja, memperjuangkan kepentingan pekerja serta

merupakan salah satu pihak dalam bekerja sama dengan perusahaan.

Dasar Pembentukan Serikat Pekerja

• UUD 1945 Pasal 28.

• Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai

Ketenagakerjaan.

• Undang-undang No. 18 tahun 1956 tentang Hak Berorganisasi dan Berunding Bersama.

• Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 1109 thun 1986.

Prinsip-prinsip, Tugas, dan Fungsi Serikat Pekerja

Dibentuk secara demokratis dari pekerja, oleh pekerja, dan untuk pekerja.

Harus tunduk kepada konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku.

Didirikan dalam usaha melindungi, memperjuangkan, dan meningkatkan kesejahteraan para

anggota dan keluarganya.

Bersifat mandiri, profesional, dan bertanggung jawab.

A. Perkembangan Umum Serikat Pekerja

1. Asal usul dan latar belakang terbentuknya serikat pekerja

Asal usul terbentuknya serikat pekerja terjadi di Inggris dan Amerika Serikat pada akhir

abad ke 18 dan permulaan abad ke 19 sebagai perkumpulan pekerja yang didasarkan atas

keterampilan yang sama.

Serikat pekerja pada awal abad ke 19 secara eksklusif berdasarkan atas keahlian

tertentu. Tetapi karena berkembangnya proses industrialisasi yang membutuhkan jumlah

tenaga kerja yang terlatih dan semi terampil sangat meningkat dengan pesat, maka serikat

pekerja berkembang menjadi organisasi yang berskala besar dan berkembang terus sampai

akhir abad ke 19 yang selanjutnya diikuti dengan bergabungnya pekerja-pekerja yang tidak

terampil. Dengan bergabungnya jumlah pekerja yang besar mengakibatkan organisasi

berkembang dengan cepat dan sebagai dampak dari teknologi industri membuat organisasi

berkembang, baik sebagai Serikat Pekerja Industrial atau Serikat Pekerja Umum.

2. Perkembangan Serikat Pekerja di Inggris

Serikat pekerja di Inggris merupakan serikat pekerja yang tertua di dunia. Atas

pengaruh dari revolusi Prancis, Combination Acts 1799 dan 1800 memaklumkan bahwa serikat

pekerja merupakan persepakatan kriminal yang bertentangan dengan kepentingan umum.

Pada tahun 1951 Perhimpunan Insinyur membentuk pola baru serikat pekerja dengan

mengharuskan setiap tenaga terampil sebelum bekerja harus lulus pemagangan. Hal ini

digunakan untuk membatasi jumlah pemagangan, sehingga akan mempengaruhi jumlah tenaga

yang terampil dalam perusahaan.

Page 11: Artikel Hubungan Industri

Setelah dilahirkan “Trade Union Act” tahun 1871 pemerintah secara efektif melegalisir

serikat pekerja di pertanian, pelaut, gas, umu, dan pekerja dok kapal. Serikat pekerja baru

tersebut menitik beratkan fungsinya pada perundingan bersama yang berskala nasional dan

tuntutan agar dikeluarkannya ketentuan upah minimum dan 6 hari kerja setiap minggu.

3. Perkembangan Serikat Pekerja di Amerika Serikat

Serikat pekerja terbentuk pada permulaan Hari Kemerdekaan Amerika akhir abad ke 18

ketika sejumlah pengrajin dalam berjenis-jenis perusahaan membentuk kumpulanlokal untuk

memperjuangkan perpendekan jam kerja serta peningkatan upah.

Perkembangan serikat pekerja yang besar terjadi tahun 1869 dengan dibentuknya

“Nobel Order of the Knights of Labor”. Tujuannya lebih banyak bersifat politis dari bersifat

ekonomis yang sebagian tuntutannya adalah 6 hari kerja perminggu dan menghilangkan

pekerja anak-anak.

4. Perkembangan Serikat Pekerja di Jerman

Serikat pekerja berkembang dalam waktu yang pendek di tahun 1920an, tetapi

dihancurkan oleh Nazi setelah mengambil kekuasaan di tahun 1933. Setelah perang dunia

kedua gerakan serikat pekerja yang kuat berkembang di Jerman Barat.

B. Perkembangan Serikat Pekerja di Indonesia

1. Perkembangan sebelum kemerdekaan

Serikat pekerja di Indonesia sudah dikenal sejak akhir abad ke 19 dimana guru-guru

Belanda di Sekolah Belanda mendirikan organisasi yang bertindak sebagai serikat pekerja.

Organisasi pekerja yang pertama terbentuk yaitu Persatuan Pekerja Kereta Api dan Term. Pada

tahun 1912, Serikat Islam mendirikan Gabungan Serikat Pekerja. Pembentukan serikat pekerja

waktu itu dimaksudkan dalam rangka upaya menghimpun masa pekerja yang ditujukan untuk

perjuangan politik dalam perjuangan kemerdekaan.

2. Perkembangan setelah kemerdekaan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Belanda dan Sekutu kembali ke Indonesia untuk

melanjutkan penjajahannya. Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan rakyat

Indonesia bersatu padu menentang kembalinya Belanda ke Indonesia. Para pekerja

menggabungkan diri dalam satu barisan yang disebut Barisan Buruh Indonesia.

3. Perkembangan dalam era Demokrasi Terpimpin

Dalam era Demokrasi Terpimpin ada usaha-usaha untuk menyatukan gerakan pekerja

dalam satu wadah yang dinamakan Organisasi Persatuan Pekerja Indonesia. Dalam era

Demokrasi Terpimpin sejalan dengan bertambah berperannya PKI dalam pemerintahan, maka

SOBSI pun berkembang dengan pesat yang mampu menggagalkan usaha-usaha menyatukan

gerakan pekerja.

4. Perkembanga setelah pemerintah orde baru

Pemerintahan orde baru bertekad untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan

konsekuen dan juga bertekad untuk mengembangkan program pembangunan yang berencana

dan berkelanjutan. Untuk itu diadakan penataan kembali baik struktur pemerintahan, politik,

maupun struktur kemasyarakatan. Dalam rangka itu terjadi penyederhanaan partai politik.

Sejalan dengan itu terjadi penyederhanaan dalam organisasi kemasyarakatan termasuk

organisasi pekerja.

Page 12: Artikel Hubungan Industri

C. Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (SPTP)

1. Latar Belakang

Sudah menjadi standar yang esensial bagi ILO adanya “ kebebasan

berserikat dan berunding bersama” yang dicantumkan dalam konvens ILO no.87 dan 89.

Kebebasan berserikat sudah dijamin oleh perindang2an indonesia dari mulai UUD’45 pasal

28,UU no. 14 tahun 1969dan UU no. 18 tahun 1956.

2. Pembentukan SPTP

SPTP dibentuk pada perusahaan yang mempunyai pekerja 25 orang atau lebih dan

belum mempunyai Serikat Pekerja. Pada setiap perusahaan hanya dapat dibentuk satu SPTP

dan dapat bekerja sama atau bergabung dengan SPSI.

Untuk mendirikan SPTP diperlukan syarat sebagai berikut :

• Nama SPTP harus mencantumkan dengan jelas nama perusahaan dimana SPTP itu

berada.

• SPTP harus mempunyai pengurus, anggaran dasar, dan anggaran rumah tangga.

• Yang menjadi pengurus dan anggota SPTP adalah pekerja di perusahan itu sendiri.

• Untuk membentuk SPTP harus disetujui oleh lebih dari 50% pekerja.

• Untuk membentuk SPTP perlu menyampaikan pemberitahuan kepada pengusaha akan

membentuk SPTP.

• SPTP sebelum beroperasi harus mendaftarkan kepada Kantor Depnaker setempat.

3. Hak dan wewenang SPTP

SPTP berhak membuat Kesepakatan Kerja Bersama dengan pengusaha.

• Kesepakatan Kerja Bersama yang dibuat oleh SPTP dan pengusaha harus didaftar di

Kantor Depnaker setempat setelah ditandatangan oleh kedua belah pihak.

• Dalam hal terjadinya perselisihan dan PHK, SPTP dapat menggunakan sepenuhnya UU

No. 2 Tahun 1957 dan UU No. 12 Tahun 1964.

• Pengusaha tidak boleh menghalang-halangi SPTP berubah/bergabung dengan SPSI.

D. Pembentukan dan Pengembangan Serikat Pekerja di dalam

Perusahaan

1. Pembentukan Serikat Pekerja di dalam Perusahaan

Untuk dapat terbentuk serikat pekerja yang baik maka perlu diperhatikan :

Pengusaha harus sepenuh hati menerima kehadiran serikat pekerja di dalam perusahaan.

Sebelum serikat pekerja dibentuk perlu diadakan penyuluhan kepada seluruh pekerja mengenai

fungsi kegiatan, tujuan, dan manfaat serikat pekerja.

Pemilihan pengurus serikat pekerja harus dilaksanakan sedemokrasi mungkin.

2. Pengembangan Serikat Pekerja

Serikat pekerja yang terbentuk, para pengurusnya harus dididik bagaimana

menjalankan organisasi dan harus dibekali dengan pengetahuan dalam bidang Hubungan

Industrial.

Bagi perusahaan setelah serikat pekerja terbentuk segera mengadakan kerja sama,

konsultasi, komunikasi agar serikat pekerja cepat dapat memahami masalah-masalah bersama

yang sedang dihadapi.

Page 13: Artikel Hubungan Industri

BAB VI ORGANISASI PENGUSAHA Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategorized.

A. Asosiasi pengusaha indonesia.

1. Latar belakang berdirinya.

Setelah perjuangan kemerdekaan selesai dan indonesia diakui sebagai negara yang

berdaulat, maka perhatiah bangsa indonesia mulai dialihkan kepada pembangunan di semua

bidang, termasuk bidang sosial-ekonomi yang membawa era barubagi dunia usaha.

Dengan demikian tanggal 31 januari merupakan hari lahirnya. Pada tahun 1970, bentuk

organisasi di rubah dari “yayasan” menjadi “perkumpulan” dengan jalan membubarkan yayasan

tersebut di atas yang pelaksanaannya di lakukan di muka notaris soedjono dan dimuat dalam

akta no. 5 tertanggal jakarta 7 juni 1970, yang segera disusul pada tanggal yang sama dgn

didirikannya”perkumpulan permusyawaratan urusan sosial-ekonomi pengusaha seluruh

indonesia”. Pada tahun 1985 dalam munasnya dii surabaya PUSPI berubah menjadi APINDO.

2.Maksud dan tujuan organisasi.

Tujuan dibentuknya APINDO untuk :

• Mempersatukan dan membina pengusaha serta memberikan pelayanan kepentingannya

didalam bidan hubungan industrial.

• Menciptakan dan memelihara keseimbangan, ketenangan dan kegairahan kerja serta

usaha dalam pembinaan hubungan industrial dan ketenagakerjaan.

Usaha2 yang dilakukan oleh APINDO :

• Menggalang kerjasama dan hubungan baik dengan instansi2 /lembaga pemerintah dan

swsta , baik dalam atau pun luar negeri sepanjang tidak bertentangan dengan azas dan

tujuan APINDO.

• Memantapkan langkap operasional hubungan industrial pancasila dan kerjasama

tripartit anatara, pengusaha dan pekerja di wilayah kerja organisasi.

• Membina sumberdaya manusia sebagai peserta produksi sebagaimana digarisakan

dalam hubungan industrial pancasila.

3.Keanggotaan

Keanggotaan APINDO terdiri dari :

a. Anggota biasa yaitu perusahaan yang terdiri dari BUMN/BUMD, koperasi, uasaha

swasta dan pengusaha. Hak anggota sebagai berikut :

• hak suara dan bicara

• mengajukan pendapat

• memperoleh pembinaan

b.Anggota luar biasa yaitu organisai-organisasi ekonomi, himpunan, gabungan dan

asosiasi-asosiasi. Hak nya sebagai berikut :

• Hak bicara

• Mengajukan pendapat

• Memperoleh pembinaan

Page 14: Artikel Hubungan Industri

c. Anggota kehormatan yaitu perorangan yang telah berjasa kepada APINDO,

Pembina dan penasehat APINDO. Anggota kehormatan mempunyai hak sebagai berikut :

• Hak bicara

• Mengajukan pendapat

• Mengunjungi rapat-rapat dan pertemuan-pertemuan

4.Struktur organisasi

Struktur organisasi APINDO terdiri dari :

a.Tingkat pusat terdiri dari :

• Musyawarah nasional

• Dewan pengurus pusat

Susunan DPP adalah sebagai berikut :

• seorang ketua umum

• beberapa( 4 sampai 6) orang wakil ketua umum yang masing-masing mengkordinasi

beberapa bidang.

• Seorang sekertaris jenderal

• 2 orang wakil sekertaris jenderal

• Seorang bendahara

• Ketua-ketua sektor sesuai dengan pembagian sektoral yang ada

b. Tingkat daerah terdiri dari :

• Musyawarah daerah

• Dewan pengurus daerah (DPD)

• Kordinator (dibentuk bila dianggap perlu)

Musyawarah daerah merupakan kekuasaan tertinggi daerah. DPD adalah pimpinan tertinggi

organisasi daerah antara dua musyawarah daerah.

c.Tingkat cabang terdiri dari :

• Musyawarah cabang

• Dewan pengurus cabang (DPC)

Susunan DPC pada garis besarnya adalah sebagai berikut :

• Seorang ketua

• Beberapa orang wakil ketua

• Seorang sekertaris umum

• Seorang bendahara

• Beberapa orang anggota sesuai pembidangan tugas menurut kebutuhan

• Ketua-ketua sektor sesuai dengan pembidangan sektoral yang ada

Masa bakti kepengurusan APINDO adalah empat tahun untuk setiap satu masa bakti. Ketua

Umum DPP, ketua DPD dan ketua DPC hanya dapat dijabat tidak lebih dua kali berturut-turut

oleh orang yang sama. Anggota pengurus lainnya dapat dipilih kembali untuk masa bakti

berikutnya.

Page 15: Artikel Hubungan Industri

B. Kamar dagang dan industry

1. Latar belakang berdirinya

Garis-garis besar haluan Negara telah memberikan isyarat secara jelas mengenai

penting dan perlunya secara terus-menerus upaya untuk mendorong, mimbina, dan

meningkatkan keikutsertaan secara aktif segenap lapisan masyarakat dalam rangkaian

pembangunan, termasuk didalamnya pengusaha Indonesia, baik yang berada dalam usaha

Negara, usaha koperasi, maupun usaha swasta yang secara bersama-sama memikul beban dan

tanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan dan juga menerima kembali hasil-hasilnya.

Kamar dagang dan industri (KADIN) dikukuhkan dengan keputusan presiden nomor 49 tahun

1973. keputusan presiden Nomor 3 tahun 1988 merupakan ketentuan pelaksanaan dari

undang-undang Nomor 1 tahun 1987 terdebut.

2. Maksud dan tujuan organisasi

KADIN adalah wadah dari pengusaha Indonesia yang bergerak dalam bidang

perekonomian. KADIN berdasarkan undang-undang Nomor 1 tahun 1987

didirikan pada tanggal 24 september 1987 di Jakarta untuk waktu yang tidak

ditentukan KADIN

3. Tugas Pokok, Fungsi dan Kegiatan

a. Tugas pokok.

Untuk mencapai tujuannya Kamar Dagang dan Industri mempunyai tugas pokok :

a) Membina serta mengembangkan kerjasama yang serasi antara ketiga unsure pelaku

ekonomi antar pengusaha besar, pengusaha menengah, dan pengusaha kecil

b) Memupuk dan meningkatkan kesadaran nasional dan patriotisme pengusaha nasional

dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga Negara dan tanggung jawab sosialnya

sebagai warga masyarakat.

b.Fungsi

KADIN mempunyai fungsi :

a) Mempersatukan, mengarahkan, dan mengerahkan kemampuan usaha serta kegiatan

para anggotanya untuk mencapai tujuan bersama.

b) Memperjuangkan aspirasi dan kepentingan anggota, serta menyebarluaskan informasi

kepada anggota.

c. Kegiatan

KADIN mempunyai kegiatan :

a) Memajukan dan mengembangkan jiwa serta memajukan dan mengembangkan

kemampuan, dan keterampilan pengusaha nasional yang dinamis dan mantap demi

terciptanya pertumbuhan ekonomi, peningkatan pembangunan dan penciptaan

lapangan kerja yang lebih luas.

b) Memupuk dan meningkatkan partisipasi aktif para pengusaha nasional demi

meningkatkan produktifitas nasional dengan cara kerja yang lebih terampil, efisien,

berdisiplin dan berdedikasi.

4. Organisasi KADIN

KADIN adalah wadah bagi pengusaha baik yang tidak bergabung maupun

yang bergabung dalam organisasi pengusaha/organisasi perusahaan. KADIN

adalah organisasi yang berbentuk kesatuan, bersifat mandiri, bukan

Page 16: Artikel Hubungan Industri

organisasi pemerintah, bukan organisasi politik dan tidak merupakan bagian

yang dalam melakukan kegiatannya tidak mencari keuntungan material.

Perangkat Kamar Dagang dan Industri tingkat Nasional meliputi :

a. Musyawarah nasional

Musyawarah nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam KADIN. Musyawarah

nasional diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun. Peserta musyawarah nasional

terdiri atas : utusan anggota yang diwakili oleh pengurus KADIN provinsi yang mencerminkan

tiga unsure pelaku ekonomi, majelis pertimbangan, dewan pengurus lengkap, dewan Pembina,

dewan penasehat dan anggota kehormatan.

Musyawarah nasional mempunyai wewenang :

a) menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kamar

Dagang dan Industri pada musyawarah nasionalnya yang pertama.

b) Menetapkan kebijaksanaan umum KADIN, mengadakan pemilihan dan pengangkatan

Dewan Pengurus Harian dan Majelis Pertimbangan dari daftar nama calon yang

diajukan oleh Majelis Pertimbangkan.

c) Menetapkan rencana kerja organisasi, menilai, mengesahkan atau menolah laporan

pertanggungjawaban pengurus.

d) Mengangkat Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Anggota kehormatan KADIN.

b.Majelis Pertimbangan

Majelis pertimbangan adalah badan yang dibentuk oleh Musyawarah Nasional. Majelis

Pertimbangan beranggotakan sebanyak-banyaknya 60 orang yang mencerminkan ketiga unsure

perekonomian.

c.Dewan Pengurus KADIN

Dewan pengurus KADIN meliputi Dewan Pengurus Harian yang terdiri dari Ketua

umum, beberapa Wakil ketua umum dan ketua-ketua kompartemen yang jumlahnya sebanyak-

banyaknya 33 orang yang mencermikan ketiga unsure pelaku ekonomi, yang dipilih dan

disyahkan oleh musyawarah nasional dari daftar nama calon anggota dewan pengurus harian

yang diajukan oleh majelis pertimbangan

5. Keanggotaan

Anggota KADIN adalah pengusaha Indonesia yang meliputi usaha Negara, usaha

koperasi dan usaha swasta. Keanggotaan KADIN terdiri dari :

a) Anggota biasa yaitu pengusaha Indonesia di bidang usaha milik Negara, usaha koperasi

dan usaha swasta.

b) Anggota luar biasa adalah organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha yang dalam

melakukan kegiatannya tidak mencari laba.

6.Kepengurusan

a) Dewan pengurus harian KADIN pusat dipilih dan diangkat oleh musyawarah nasional

melalui system formatur.

b) Dewan pengurus harian KADIN pusat dipilih hanya dari daftar nama-nama yang

diajukan oleh majelis pertimbangan kepada musyawarah nasional.

7. Kompartemen – kompartemen

Kompartemen merupakan pusat koordinasi di bidang tertentu kegiatan KADIN.

a) Kompartemen perdagangan luar negeri

b) Kompartemen perdagangan dalam negeri

c) Kompartemen logam dasar dan mesin

Page 17: Artikel Hubungan Industri

C. Asosiasi Perusahaan Sejenis (sektoral) Asosiasi pengusaha sejenis menurut sektoralnya adalah sebagai berikut :

a.Sektor perdagangan terdiri dari 20 asosiasi dan gabungan seperti :

• Asosiasi perseroan niaga

• Gabungan pengusaha optic Indonesia

• Asosiasi eksportir kopi Indonesia (AEKI)

• Gabungan pengusaha eksportir rotan Indonesia (GAPERI) dan lain-lain

b.Sektor pertanian pangan dan perkebunan

• Asosiasi gula Indonesia (AGI)

• Asosiasi the Indonesia.

• Gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia (GAPRI)

• Persatuan anggrek Indonesia (PAI) dan lain-lain.

c.Sektor peternakan dan perikanan terdiri dari 8 asosiasi dan gabungan seperti :

• Himpunan pengusaha pertambakan Indonesia (HIPPERINDO)

• Himpunan pengusaha perikanan Indonesia (HPPI)

• Asosiasi perusahaan pembibitan udang (APPU) dan lain-lain.

d.Sektor kehutanan terdiri dari 7 asosiasi dan gabungan seperti :

• Masyarakat perhutanan Indonesia (MPI)

• Asosiasi pengawetan kayu Indonesia (APKIN)

• Asosiasi penel kayu Indonesia (APKINDO) dan lain-lain

e.Sektor pertambangan dan energi terdiri dari 6 asosiasi dan gabungan seperti :

• Himpunan wiraswasta nasional minyak dan gas bumi (HISWANA MIGAS)

• Asosiasi produsen marmer Indonesia

• Asosiasi pemboran minyak dan gas bum Indonesia dan lain-lain

f.Sektor industri logam dasar dan mesin terdiri dari 11 asosiasi dan gabungan seperti

• Asosiasi industri karoseri Indonesia

• Gabungan pabrik besi baja Indonesia (GAPBESI)

• Ikatan perusahaan industri kapal nasional Indonesia (IPERINDO) dan lain-lain

g.Sektor industri kimia dasar terdiri dari 8 asosiasi dan gabungan seperti :

• Asosiasi kimia dasar (AKIDA)

• Asosiasi produsen pupuk dan petro kimia Indonesia (APPPI)

• Asosiasi semen Indonesia dan lain-lain

h.Sektor aneka industri terdiri dari 11 asosiasi dan gabungan seperti :

• Persatuan perusahaan kosmetik Indonesia

• Gabungan produksi karet Indonesia (GAPKINDO)

• Gabungan koperasi batik Indonesia (GKBI)

• Asosiasi produksi kayu lapis Indonesia dan lain-lain

i.Sektor jasa perhubungan terdiri dari 8 asosiasi dan gabungan seperti :

• Perusahaan ekspedisi muatan kereta aspi (PEMUKAI)

• Organisasi pengusaha nasional angkutan bermotor di jalan raya (ORGANDA)

• Indonesia national shipowners association (INSA) dan lain-lain

Page 18: Artikel Hubungan Industri

j.Sektor pariwisata pos dan telekomunikasi terdiri dari 11 asosiasi dan gabungan

seperti

• Perhimpunan hotel dan restoran Indonesia (PHRI)

• Asosiasi perusahaan nasional telekomunikasi (APNATEL) dan lain-lain

k.Sektor jasa keuangan, perbankan dan asuransi terdiri dari 11 asosiasi dan

gabungan seperti:

• Dewan asuransi Indonesia (DAI)

• Perhimpunan bank-bank nasional swasta (PERBANAS)

• Asosiasi leasing Indonesia (ALI) dan lain-lain

l.Sektor jasa industri komunikasi masa penerbitan dan jasa-jasa lain terdiri dari 3

asosiasi dan gabungan seperti :

• Asosiasi industri rekaman Indonesia (ASIRI)

• Persatuan perusahaan grafika Indonesia

• Gabungan perusahaan penilai Indonesia (GAPPI)

m.Sektor jasa konstuksi dan real estate terdiri dari 8 asosiasi dan gabungan seperti :

• Asosiasi kontraktor Indonesia (AKI)

• Asosiasi pemboran minyak dan gas bumi Indonesia (APMI)

• Persatuan real estate Indonesia (REI) dan lain-lain

n.Sektor tenaga kerja terdiri dari 9 asosiasi dan gabungan seperti :

• Asosiasi perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia (IMSA)

• asosiasi pengusaha Indonesia (APINDO) dan lain-lain

Page 19: Artikel Hubungan Industri

BAB VII KESEPAKATAN KERJA

BERSAMA Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategori

A. Pengertian Kesepakatan kerja bersama adalah perjanjian yang di slenggarakan oleh serikat pekerja

atau serikat serikat pekerja yang terdaftar pada department tenaga kerja dengan

pengusaha,perkumpulan pengusaha yang berbadan hukum.

B. Perkembangan umum kesepakatan kerja Kesepakatan kerja bersama pertama-tama lahir di inggris pada tahun 1824 yang dibuat

antara serikat pekerja tambang dengan pengusaha batu bara di wales. Di Negara barat lainnya

ksepakatan kerja bersama baru diselenggarakan pada pertengahan abad 19.

C. Manfaat kesepakatan kerja bersama Diadakannya kesepakatan kerja bersama antara pekerja dan pengusaha mempunyai

tujuan sebagai berikut:

Kepastian hak dan kewajiban

• Dengan kesepakatan kerja bersama akan tercipta suatu kepastian dalam segala hal yang

berhubungan masalah hubungan industrial antara kedua belah pihak.

• Kesepakatan kerja bersama memberikan kepastian tercapainya pemenuhan hak dan

kewajiban timbal balik antara pekerja dan pengusaha yang telah mereka setujui

bersama sebelumnya.

• Menciptakan semangat kerja

• Kesepakatan kerja bersama dapat menghindarkan berbagai kemungkinan kesewenang-

wenangan dan tindakan merugikan dari pihak yang satu terhadap pihak yang lain dalam

hal pelaksanaan hak an kewajiban masing masing.

• Kesepakatan kerja bersama dapat menciptakan suasana dan semangat para kerja pihak

dan menjauhkannya dari berbagai ketidak jelasan.

D. Peningkatan produktifitas kerja:

• Mengadakan atau mengurangi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembangunan

nasional yang dihadapi karena terciptanya ketenangan kerja.

• Kesepakatan kerja bersama juga dapat membantu meningkatan produktifitas kerja

dengan mengurangi terjadinya perselisihan.

Persyaratan yang harus dpenuhi dalam membuat kesepakatan bersama

• Pengajuan secara tertulis

• Waktu perundingan

Page 20: Artikel Hubungan Industri

E. Cara membuat kesepakatan kerja bersama:

Proses pembuatan kesepakan kerja bersama dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

• Tahap persiapan

• Tahap perundingan

• Tahap pelaksanaan kesepakatan kerja bersama

Isi kesepakatan kerja bersama:

1) Luas perjanjian

2) Kewajiban-kewajiban pihak

3) Pengakuan hak-hak perusahaan dan serikat pekerja

4) Hubungan kerja

5) Hari kerja dan jam kerja

6) Kebebasan dari kewajiban untuk bekerja

7) Pengupahan

8) Perawatan dan pengobatan

9) Jaminan social dan kesejahteraan tenaga kerja

10) Program peningkatan keterampilan memuat

11) Tata tertib kerja

12) Penyelesaian keluh kesah

13) Pemutusan hubungan kerja

14) Masa berlakunya,perubahan/perpanjangan kesepakatan kerja

15) Ketentuan penutup

F. Model lengkap kesepakatan kerja bersama

Mukadimah

Bahwa sesungguhnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila

dan undand-undang dasar 1945 yang merupakan tujuan pembangunan

nasional. Menuntut partipasi dan peran aktif karyawan dan perusahaan

dalamupaya menuju perbaikan dan peningkatan tarap hidup bangsa dengan

jalan meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.

Page 21: Artikel Hubungan Industri

BAB VII PERSELISIHAN INDUSTRIAL Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategori

A. Pengertian Pengertian resmi mengenai perselisihan industrial dapat dtemukan didalam undang-

undang no.22 tahun 1957. Dalam unang-undang tersebut yang dimaksud dengan peselisihan

industrial ialah pertentangan yang timbul antara majikan atau perkumpulan majikan dengan

serikat buruh atau gabungan serikat buruh karena tidak adanya persesuain paham mengenai

hubungan kerja, syarat-syarat kerja atau keadaan perburuhan.

Istilah perselisihan peburuan dalam pemakain sehari hari digunakan istilah perselisihan

industrial dan hubungan peburuhan dganti dengan hubungan industrial. Sedangkan serikat

buruh dganti dengan serikat pekerja. Sehingga untuk selanjutnya akan dipakai istilah istilah

yang baru itu.

B. Jenis-jenis perselisihan Dilihat dari segi materi yang diperselisihkan oleh pihak-pihak dapat dibedakan menjadi

dua jenis perselisihan yaitu perselisihan kepentingan. Yang dimaksud dengan perselisihan hak

ialah perselisihan yang timbul sebagai akibat terjadinya perbedaan pendapat mengenai isi

perjanjian/kesepakatan yang telah disepakati atau adanya pelaksanaan yang menyompang dari

ketentuan hokum.

Perselisihan kepentingan adalah perbedaan pendapat dalam merumuskan suatu

ketentuan yang ingin diberlakukam didalam perusahaan. Umpamanya terjadi perbedaan

pendapat dalam pembuatan/perubahan syarat-syarat kerja dan syarat-syarat industrial lainnya.

C. Pencegahan terjadinya perselisihan Dalam upaya untuk mencegah timbulnya perselisihan di perusahaan antara serikat

pekerja dan pengusaha perlu dilakuakan upaya pencegahann sedini mungkin. Usaha usaha kea

rah yaitu terletak dari sikap para pihak didalam perusahaan yaitu pengusaha dan

pekerja/serikat pekerja.

• Sikap/pandangan pengusaha

• Sikap/pandangan pekerja/serikat pekerja

• Sikap dan pandangan pemerintah

D. Penyelesaian perselisihan

Penyelisihan beda pendapat dan perselisihan didalam perusahaan adalah hal yang

wajar. Yang penting adalah bagaimana peselisihan itu dapat diselesaikan dengan baik tanpa

merusak hubungan kerja yang telah ada.

• Penyelesaian oleh kedua pihak

• Penyelesaian oleh dewan/juru pemisah

• Penyelesaian oleh pegawai perantara

• Penyelesaian oleh pihak panitia penyelesaian perselisihan perburuan daerah

• Penyelesaian oleh panitia penyelesaian perselisihan perburuhan pusat

• Veto menteri

• Eksekusi

Page 22: Artikel Hubungan Industri

E. Unjuk rasa, pemogokan dan ancaman penutupan perusahaan

1.Unjuk rasa

Unjuk rasa adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok pekerja baik

terpemimpin atau tidak dengan mengadakan tuntutan kepada pengusaha. Tuntutan mana

disampaikan langsung kepada pengusaha atau disampaikan melalui dewan perwakilan rakyat.

2.Pemogokan

Pemogokan adalah tindakan yang dilakukan oleh pekerja terhadap pengusaha atau perusahaan

untuk memenuhi tuntutannya atau sebagai tindakan solidaritas.

3.Penutupan perusahaan

Penutupan perusahaan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan/pengusaha dengan tujuan untuk menekan pekerja agar mau menerima

kebijaksanaan atau ketetapan perusahaan

4.Aturan tata cara melaksanakan unjuk rasa, pemogokan dan

penutupan perusahaan

Secara hukum unjuk rasa , pemogokan dan penutupan perusahaan diakui oleh

peraturan perundangan ketenagakerjaan Indonesia. Undang-undang no. 14 tahun 1969 pasal 13

menyebutkan bahwa penggunaan hak mogok, demontrasi dan lock-out diatur didalam

peraturan perundangan yang dikeluarkan mengenai pemogokan,demontrasi dan lock-out

setelah lahirnya undang undang no.14 tahun 1963 tersebut.

Page 23: Artikel Hubungan Industri

BAB IX PEMUTUSAN HUBUNGAN

KERJA Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategori

A. Umum

1.Pengertian Dan Jenis Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungankerja ialah suatu langkah pengakhiran kerja antara pekerja dan

pengusaha karena suatu hal tertentu.

Dikenal beberapa macam pemutusan hubungan kerja :

a) Pemutusan hubungankerja atas kehendak sendiri

b) Pemutusan hubungan kerja karena putus demi hukum

c) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pengadilan

d) Pemutuan hubungan kerja yang dilakukan atas kehendak pengusaha

2.Larangan Terhadap Pemutusan Hubungan Kerja

a) Pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena sakit

b) Selama pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban

terhadap Negara yang ditetapkan oleh Undang-undang atau peraturan pemerintah. Atau

karena melaksanakan ibadah menurut ajaran agamanya sesuai dengan ketentaun

peraturan.

B. Sebab dan Akibat Pemutusan Hubungan Kerja

Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

1.Faktor-faktor yang bersifat intern :

• Pelanggaran disiplin

• Pekerja melanggar hukum atau merugikan perusahaan seperti penggelapan, pencurian

dan melalaikan kewajiban secara serampangan

• Adanya itikad tidak baik dari pekerja

• Rasionalisasi

• Pekerja tidak cakap melaksanakan pekerjaan

2.Faktor – faktor yang bersifat ekstern

• Pengaruh ekonomi dunia

• Kebijaksanaan pemerintah, seperti kebijaksanaan dalam bidang ekspor

• Bencana alam seperti banjir, kebakaran dan lain-lain

3.Akibat Pemutusan Hubungan Kerja

a) Bagi pekerja pemutusan hubungan kerja merupakan permulaan kesengsaraan bagi

hidupnya beserta keluarga

b) Bagi pengusaha dengan adanya pemutusan hubungan kerja yng dilakukan secara

gampangan akan berakibat pekerja yang sedangbekerja akan terganggu ketenangannya

karena kuatir suatu saat dirinya akan terkan pemutusan hubungan kerja yang demikian

Page 24: Artikel Hubungan Industri

c) Bagi masyarakat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja dan sukarya pekerja

yang pemutusan hubungan kerja mendapatkan pekerjaan kembali maka akan

menimbulkan pengangguran baru yang dapat berakibat terjadinya keresahan sosial.

C. Prosedur dan Hal-hal Penting Dalam Pemutusan Hubungan Kerja

1.Prosedur Tata Cara Pemutusan Hubungan Kerja

Sebelum melakukan pemutusan hubungan kerja maka pengusaha harus lebih dulu

melakukan daya upaya untuk menghindari terjadinya pemutusan hubungan kerja.

Upaya tersebut melalui peningkatan efisiensi dan penghematan seperti :

a) Mengurangi shift apabila perusahaan menggunakan beberapa shift

b) Membatasi atau menghaouskan kerja lembur sehingga dapat mengurang biaya tenaga

kerja

c) Apabila upaya di atas beum membawa hasil perlu diadakan pengurangan jam kerja

d) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Pemutusan Hubungan Kerja

• Perlu dibuktikan adanya usaha untuk menghindarkan terjadinya Pemutusan

Hubungan Kerja

• Bilamana hubungan kerja diputus atas persetujuan pekerja masih diperlukan

izin dari P4D / P4P

• Masa percobaan harus diberitahukan sewaktu membuat perjanjian kerja antara

pengusaha dan pekerja

Pesangon, Uang Jasa dan Ganti Rugi Lainnya

Besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut :

a) Masa kerja kurang dari 1 tahun 1 bulan upah

b) Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun 2 bulan upah

c) Masa kerja 2 tahun atay lebih tetapi kurang dari 3 tahun 3 bulan gaji

d) Masa kerja 3 tahun atau lebih 4 bulan gaji

Besarnya uang jasa ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut :

a) Masa kerja 5 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 10 tahun atau lebih 1 bulan upah

b) Masa kerja 10 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun atau lebih 2 bulan upah

c) Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 20 tahun atau lebih 3 bulan upah

d) Masa kerja 20 tahun atau lebih tetapi kurang dari 25 tahun atau lebih 4 bulan upah

e) Masa kerja 25 tahun atau lebih 5 bulan upah

Page 25: Artikel Hubungan Industri

BAB X KERJASAMA ANTARA PEKERJA

DAN PENGUSAHA Posted April 18, 2010 by kurnianingsih31207335 in Uncategori

A. Umum

Konflik antara pekerja dan pengusaha makin bertambah keras dengan munculnya ajaran

antagonistik. Waktu yang dihabiskan karena konflik tersebut dengan terjadinya pemogokan dan

lock out.

Dengan adanya pemogokan para pekerja dan lock-out oleh pengusaha, tidak sedikit jam kerja dan

produksi yang hilang.

B. Latar Belakang

Terbentuknya Kerjasama antara Pekerja dan Pengusaha Serta

Perkembangannya

Pembentukan wadah kerjasama antara pekerja dan pengusaha ini berjalan cukup

meyakinkan karena banyak faktor-faktor yang mendorongnya antara lain :

a) Berkembangnya pemahaman orag tentang demokrasi

b) Persaingan yang demikian ketat dan perlunya kerjasama baik dalam perang maupun

setelah perang duna kedua diperlukan peningkatan kerjasama antara pekerja dan

pengusaha dalam menghadapi tantangan tersebut.

Wadah Kerjasama Antara Pekerja dan Pengusaha Di Indonesia

1.Sejarah Perkembangannya

Sejalan dengan perkembangan wadah kerjasama di negara lain maka sejak tahun 50-an di

Indonesia telah berkembang pembentukan wadah kerjasama seperti P4D dan P4P.

2.Bentuk-bentuk lembaga yang ada

Sejak itu di Indonesia berkembang badan-badan baik yang bersifat Bipartit maupun yang

bersifat Tripartit seperti :

a) Lembaga Kerjasama Bipartit

b) Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

c) Badan Kerjasama Tripartit

d) Dewan pengupahan Daerah dan Nasional

e) Dewan Latihan Kerja Daerah dan Nasional

C. Lembaga Kerjasama Bipartit

1.Arti dan Tujuan

Lembaga kerjasama Bipartit adalah lembaga yang dibentuk di dalam

perusahaan yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja.

Page 26: Artikel Hubungan Industri

Lembaga kerjasama Bipartit bertujuan untuk :

a) Mewujudkan ketenangan kerja, disiplin kerja dan ketenangan usaha

b) Mengembangkan motivasi dan partisipasi pekerja sebagai partner di dalam perusahaan.

2.Kepengurusan Lembaga

a) Kepengurusan lembaga kerjasa sama Bipartit bersifat kolektif dan kekeluargaan

b) Komposisi pengurus terdiri dari ketua, merangkap anggota dan seorang wakil ketua

merangkap anggota serta seorang sekretaris dan tiga anggota.

3.Ruang Lingkup dan Mekanisme Kerja

Penentuan waktu acara dan materi sidang lembaga kerja sama Bipartit dapat diusulkan

oleh pengusaha, serikat pekerja atau lembaga kerjasama Bipartit.

Kewenangan Lembaga Kerjasama Bipartit

a) Saran yang merupakan hasil kesepakatan kedua belah pihak, pelaksanaannya tidak

mengikat.

b) Rekomendasi merupakan kesepakatan yang mempunyai bobot yang urgent untuk

diperhatikan sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan.

D. Lembaga Kerjasama Tripatit

1.Pengertian

Lembaga kerjasama Tripartit adalah lembaga konsultasi dan

komunikasi antara wakil pekerja, pengusaha dan pemerintah untuk

memecahkan masalah-masalah bersama dalam bidang ketenagakerjaan.

2.Keanggotaan Lembaga Kerjasama Tripartit

a) Lembaga kerjasama Tripartit keanggotannya terdiri dari unsur pemerintah, pekerja dan

pengusaha

b) Lembaga kerjasama Tripartit adalah lembaga yang mandiri dan mempunyai otonomi

sendiri

3.Tujuan

a) Menjadi wadah pengembangan gagasan kerjasama yang serasi

b) Meningkatkan produksi dan produktivitas serta perluasan kesempatan kerja

c) Pemerataan pendapatan dan hasil-hasil dalam pembangunan

4.Tugas

a) Menggalang komunikasi dan kerjasama yang sebaik-baiknya antara pemerintah, pekerja

dan pengusaha.

b) Menampung, merumuskan dan memecahkan maslah-maslaah yang menyangkut

kepentingan bersama.