14
PENGARUH BUDAYA BELAJAR ORGANISASI, DUKUNGAN MANAJEMEN, DAYA DUKUNG SARANA, DAN KUALITAS PEMANFA’ATAN INTERNET TERHADAP KOMPETENSI GURU Oleh: Asep Suhendar NIM: P2CC06045 Abstak Internet sebagai bagian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah dan akan senantiasa memberi pengaruh terhadap dunia pendidikan, oleh karena itu diperlukan penelitian untuk meninjau peran internet dalam pengembangan kompetensi berkelanjutan bagi para guru. Internet dapat memberikan manfa’at dalam pengembangan kompetensi guru apabila penggunaannya mengarah kepada terbentuknya manajemen ilmu pengetahuan yang berupa kerangka kerja yang menyatukan dukungan manajemen, daya dukung sarana, dan kualitas pemanfa’atannya yang didasari budaya organisasi yang mendukung pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pemanfa’atan internet berpengaruh terhadap kompetensi profesional, pedagogi dan sosial, dukungan manajemen berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik dan kepribadian guru, daya dukung sarana TIK meningkatkan pengaruh kualitas pemanfa’atan TIK terhadap kompetensi guru, dan budaya belajar organisasi berkorelasi positif dengan dukungan manajemen dan kualitas pemanfa’atan internet. Information and Communication Technology (ICT) especially internet has been giving the massive impact to education world, so it is urgent to observe role of internet in teacher’s competency development. Internet will be giving benefit to teacher’s competency development only if its usage addresses to form the knowledge management what it is a framework that integrate the management support, ICT supporting facilities and its usage quality in a background of organizational culture. The result of this research shows that the internet usage quality influence teacher’s professional, pedagogic and social competency, the management support influence teacher’s pedagogic and personality competency, the ICT supporting facilities increases the influence of the internet usage quality toward teacher’s professional competency, and the organization learning culture is positively correlated with the management support and the internet usage quality.

Artikel ilmiah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Artikel ilmiah

1

PENGARUH BUDAYA BELAJAR ORGANISASI, DUKUNGAN MANAJEMEN, DAYA DUKUNG SARANA, DAN KUALITAS

PEMANFA’ATAN INTERNET TERHADAP KOMPETENSI GURU

Oleh: Asep Suhendar

NIM: P2CC06045

Abstak

Internet sebagai bagian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah dan akan senantiasa memberi pengaruh terhadap dunia pendidikan, oleh karena itu diperlukan penelitian untuk meninjau peran internet dalam pengembangan kompetensi berkelanjutan bagi para guru. Internet dapat memberikan manfa’at dalam pengembangan kompetensi guru apabila penggunaannya mengarah kepada terbentuknya manajemen ilmu pengetahuan yang berupa kerangka kerja yang menyatukan dukungan manajemen, daya dukung sarana, dan kualitas pemanfa’atannya yang didasari budaya organisasi yang mendukung pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pemanfa’atan internet berpengaruh terhadap kompetensi profesional, pedagogi dan sosial, dukungan manajemen berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik dan kepribadian guru, daya dukung sarana TIK meningkatkan pengaruh kualitas pemanfa’atan TIK terhadap kompetensi guru, dan budaya belajar organisasi berkorelasi positif dengan dukungan manajemen dan kualitas pemanfa’atan internet.

Information and Communication Technology (ICT) especially internet has been giving the massive impact to education world, so it is urgent to observe role of internet in teacher’s competency development. Internet will be giving benefit to teacher’s competency development only if its usage addresses to form the knowledge management what it is a framework that integrate the management support, ICT supporting facilities and its usage quality in a background of organizational culture. The result of this research shows that the internet usage quality influence teacher’s professional, pedagogic and social competency, the management support influence teacher’s pedagogic and personality competency, the ICT supporting facilities increases the influence of the internet usage quality toward teacher’s professional competency, and the organization learning culture is positively correlated with the management support and the internet usage quality.

Page 2: Artikel ilmiah

2

Kata Kunci

Internet, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kompetensi Guru, Knowledge Management, pedagogik, kepribadian, sosial, profesional

Pendahuluan

Pekembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya

internet telah dan akan senantiasa memberi pengaruh terhadap dalam dunia

pendidikan, karenanya internet sekarang telah dijadikan pendekatan baru untuk

pembangunan profesionalisme, pembelajaran, dan pembentukan budaya

berkelanjutan. Dengan pemanfa’atan yang efektif sangat mungkin untuk

menjadikan internet sebagai media pengembangan kompetensi berkelanjutan

bagi para guru. Peningkatan kompetensi guru dengan memanfa’atkan TIK

dapat dicapai hanya jika pemanfa’atannya mengarah kepada terbentuknya

manajemen ilmu pengetahuan (knowledge management/KM) yang sistematik

dalam organisasi sekolah (Sallis, 2002, hal. 80). Dalam pelaksanaannya KM

dicapai melalui sebuah kerangka kerja yang dapat menyatukan manusia (guru

dalam memanfa’atkan TIK), proses (manajemen dan segala prosedur yang

terdapat dalam organisasi sekolah), teknologi (sarana dan prasarana TIK),

dalam ruang lingkup budaya organisasi sekolah untuk menjamin kinerja dan

pembelajaran tetap berjalan dan mendukung pertumbuhan organisasi sekolah

(Gorelick at. al., 2004, hal. 8). Lebih lanjut, dari berbagai pemanfa’atan

internet yang ada perlu diketahui mana yang paling efektif dalam

meningkatkan kompetensi guru.

Mengacu pada identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka

masalah-masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah budaya belajar organisasi, dukungan manajemen, dan kualitas

pemanfa’atan internet berpengaruh terhadap kompetensi guru (pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional)?

Page 3: Artikel ilmiah

3

2. Manakah diantara budaya belajar organisasi, dukungan manajemen, daya

dukung sarana TIK, dan kualitas pemanfa’atan internet oleh guru yang

paling berpengaruh terhadap kompetensi guru?

3. Kompetensi guru yang manakah diantara kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional yang paling dipengaruhi oleh budaya

belajar organisasi, dukungan manajemen, daya dukung sarana TIK, dan

kualitas pemanfa’atan internet oleh guru?

Untuk menjawab semua masalah diatas maka kita perlu memandang

sekolah dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dimana sekolah

dipandang sebagai sebuah sistem yang memiliki input pendidikan, kemudian

mengolah input tersebut dalam bentuk empat proses yaitu (a) proses

pengambilan keputusan, (b) proses pengelolaan kelembagaan, (c) proses

pengelolaan program, dan (d) proses belajar mengajar, sehingga menghasilkan

output berupa pencapaian/prestasi yang dihasilkan oleh proses/perilaku

sekolah.

Salah satu proses dalam pendidikan di sekolah adalah proses

pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) yang dapat digambarkan seperti pada

diagram berikut ini:

Gambar 1 Proses Belajar Mengajar

INPUT

Tujuan

Alat Evaluasi

Materi

Pengajar

Siswa

Metode

Media

Waktu

Lingkungan

OUTPUT

Peningkatan Daya Fikir

Peningkatan Daya Kalbu

Peningkatan Daya Fisik

PROSES BELAJAR MENGAJAR

(Pemberdayaan Siswa)

Perilaku Guru: Mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, menilai,

mengevaluasi

Perilaku Siswa

Page 4: Artikel ilmiah

4

Peningkatan kualitas PBM yang akan berpengaruh terhadap hasil proses

pendidikan secara keseluruhan harus dilakukan salah satunya dengan

meningkatkan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional

guru, seperti dalam diagram berikut:

Gambar 2 KM dalam ruang lingkup pemanfa’atan TIK di sekolah

Dari kerangka kerja KM diatas maka perlu dilakukan upaya konfirmatif

untuk meyakinkan bahwa pemanfa’atan TIK khusunya internet di sekolah

dapat meningkatkan kompetensi guru, untuk itu langkah pertama yang perlu

dilakukan adalah menyusun model dari kerangka kerja diatas.

Gambar 3 Model awal: Peningkatan kompetensi guru dengan memanfa’atakan internet

Dukungan Manajemen

Kualitas Pemanfaatan Internet

Komp. Pedagogik

Komp. Kepribadian

Komp. Sosial

Kom. Profesional

Budaya Belajar Organisasi

Daya Dukung Sarana TIK

Peningkatan Kompetensi Guru: Pedagogik Kepribadian Sosial Profesional

BUDAYA BELAJAR DALAM ORGANISASI SEKOLAH

Kualitas Pemanfa’atan Internet

Daya Dukung Sarana TIK

Dukungan Manajemen

KM

Page 5: Artikel ilmiah

5

Metode

Sebagai upaya konfirmatif terhadap terbentuknya KM dalam

pemanfa’atan TIK dengan berdasar kepada model yang dibangun sebelumnya

maka dilakukan metode survey dalam penelitian ini. Untuk itu maka dilakukan

penarikan sampel dengan menyebarkan kuesioner berbasis web dan manual

yang ditujukan kepada semua guru SMP, SMA, dan SMK di Indonesia yang

memiliki akses terhadap internet. Kuesioner berbasis web disebarkan dalam

media milis, blog, mesin pencari, dan jejaring sosial facebook. Metode

pengambilan sampel yang digunakan sampel acak sederhana (simple random

sample) dari populasi tak hingga (infinite population).

Dari hasil penarikan sampel selama 3 (tiga) bulan diperoleh sebanyak

152 sampel yang kemudian dianalisis menggunakan Pemodelan Persamaan

Struktural (Structural Equation Modeling/SEM). Analisis dimulai dari model

awal sebagai berikut:

BBO

DM

DDS

KPI

Pedagogik

Kepribadian

Sosial

Profesional

x1delta1 11

x2delta21

x3delta31

x4delta41

x5delta51

x6delta61

x7delta7 11

x8delta81

x9delta91

x10delta101

x11delta11 11

x12delta121

x13delta131

x14delta14 11

x15delta151

x16delta161

y1 eps11

1

y2 eps21

y3 eps31

y4 eps41

y5 eps51

y6 eps61

y7 eps71

y8 eps81

y9 eps911

y10 eps101

y11 eps111

y12 eps1211

y13 eps131

y14 eps141

y15 eps151

y16 eps1611

y17 eps171

y18 eps181

zeta11

zeta21

zeta31

zeta41

y19 eps191

x17delta171

Gambar 4 Model Awal Persamaan Struktural lengkap (Bagian Struktural dan Bagian Pengukuran)

Page 6: Artikel ilmiah

6

Dari model awal tersebut ditentukan 4 (empat) variabel laten eksogen, 4

(empat) variabel laten endogen dan 36 variabel manifes. Untuk memberikan

kejelasan ditentukan definisi variabel laten eksogen sebagai berikut:

1. Budaya Belajar Organisasi adalah segala kebiasaan dan nilai-nilai yang

berlaku dalam organisasi (sekolah) dalam upaya menyerap, mengambil,

dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan praktek-praktek yang unggul,

baik dalam ruang lingkup individu warga sekolah maupun organisasi

(sekolah). Untuk mengukur ini maka digunakan beberapa 6 (enam) variabel

manifest yang didasarkan pada pendapatnya Gorelick dkk. (2004).

2. Dukungan Manajemen adalah struktur, kebijakan, prosedur, aturan,

kepemimpinan, dan kegiatan pengembangan yang ditetapkan “manajer”

sekolah yang berkaitan dengan TIK (Gorelick dkk., 2004).

3. Daya Dukung Sarana adalah kemampuan sekolah untuk menyediakan

fasilitas kepada guru untuk memanfa’atkan TIK. Dalam model yang

diusulkan dalam penelitian ini variabel daya dukung sarana ditempatkan

sebagai variabel eksogen, namun berdasarkan hasil estimasi yang akan

dibahas dimuka variabel daya dukung sarana mendukung model fit hanya

jika dijadikan variabel perantara (moderating).

4. Kualitas Pemanfa’atan Internet adalah tingkatan pemanfa’atan internet oleh

guru. Tingkatan pemanfa’atan tersebut merujuk pada 6 kategori pengguna

internet dalam buku Groundswell yang ditulis Charlene Li dan Josh

Bernoff (2007).

Selain itu didefinisikan variabel laten endogen berdasarkan Keputusan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yaitu:

1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik.

2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Page 7: Artikel ilmiah

7

3. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat.

4. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam.

Estimasi parameter dalam analisis dilakukan dengan menggunakan

program computer AMOS 7, dan penilaian overall model fit dengan berbagai

kriteria penilaian model fit diterapkan untuk melihat kesesuaian model dengan

populasi yang diwakili data sampel. Ukuran fit menggunakan Likelihood-Ratio

Chi-Square Statistic, GFI, RMSEA, dan AGFI.

Hasil dan Pembahasan

Model awal yang daijukan ternyata tidak memenuhi criteria model fit,

sehingga dilakukan modifikasi model berdasarkan teori yang mendukung.

Modifikasi model dilakukan dengan membentuk unsur-unsur knowledge

management yang dinyatakan Gorelick dkk. (2004) sebagai sebuah kerangka

kerja yang berlapis, dimana variabel Daya Dukung Sarana TIK (DDS)

merupakan penunjang bagi dalam berjalannya knowledge management,

sehingga akan lebih tepat jika variabel daya dukung sarana TIK dijadikan

variabel moderating, seperti diagram berikut ini:

Gambar 5 Knowledge Management = people and process in a background of organizational culture dan teknologi sebagai moderating variable

BUDA

YA B

ELAJ

AR

ORG

ANIS

ASI

PEO

PLE:

KP

I PR

OCE

SS: D

M

TECHNOLOGY: DDS

KM

Peningkatan Kompetensi: Pedagogik

Kepribadian Sosial

Profesional

Page 8: Artikel ilmiah

8

Untuk itu model struktural perubahan yang pertama yang diajukan

digambarkan seperti model berikut:

BBO

DM

KPI

Pedagogik

Kepribadian

Sosial

Profesional

Gambar 6 Model Struktural Knowledge Management dalam ruang lingkup pemanfa’atan TIK di sekolah (hasil modifikasi model awal)

Dari hasil analisis diperoleh model akhir sebagai berikut:

,40

BBO

,40

DM

,17

KPI Pedagogik

Kepribadian

Sosial

Profesional

x2,72

delta2 1,001

x3,42

delta31,121

x4,81

delta41,081

x5,47

delta5,96

1

,99

,38

,67

x7,52

delta7 1,001

x8,60

delta8,911

x141,01

delta14 1,001

x15,84

delta151,301

x16,77

delta161,851

y1,59

eps11,00

1

y2,57

eps2,65

1

y3,35

eps31,121

y4,75

eps4,81 1

y5,72

eps5,82 1

y6,57

eps6,92 1

y7,51

eps7

1,051

y81,03

eps8

,73

1

y9,51

eps91,001

y10,22

eps101,67 1

y11,81

eps111,00 1

y12,51

eps121,001

y13,35

eps131,42 1

y14,75

eps14,70 1

y15,32

eps151,29

1

y16,67

eps161,001

y17,49

eps171,00 1

y181,13

eps18,45 1

MODEL AKHIR ,05

zeta11

,09

zeta21

,12

zeta31

,18

zeta41

Chi-square = 408,920df = 366p = ,060

GFI = ,846AGFI = ,818

TLI = ,952RMSEA = ,028

y19,80

eps19,76

1

x17,50

delta171,82

1,34

,51

,47

,45

,25

,19

,13

,07

Gambar 7 Hasil estimasi model terakhir hasil dimodifikasi yang memenuhi kriteria model fit

DDS

Page 9: Artikel ilmiah

9

Dari hasil estimasi diperoleh nilai Chi-Square 408,920 untuk df 366,

dan probabilitas 0,060 (diatas tingkat tingkat signifikan 0,05), selain itu uji

model fit RMSE memenuhi kriteria model fit, sehingga model memenuhi

kriteria fit.

Semua regresi signifikan berdasarkan uji t seperti terlihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 1 Regression Weights dari hasil estimasi model akhir

Estimate S.E. C.R. P Label Kompetensi Profesional <--- Kualitas Pemanfa'atan

Internet ,985 ,285 3,455 *** par_4

Kompetensi Profesional <--- Dukungan Manajemen ,375 ,141 2,667 ,008 par_5

Kompetensi Sosial <--- Kualitas Pemanfa'atan

Internet ,674 ,202 3,341 *** par_6

Kompetensi Pedagogik <--- Kompetensi

Profesional ,514 ,144 3,564 *** par_27

Kompetensi Pedagogik <--- Kualitas Pemanfa'atan

Internet ,471 ,221 2,128 ,033 par_28

Kompetensi Kepribadian <--- Kompetensi Sosial ,446 ,139 3,202 ,001 par_29

Kompetensi Kepribadian <--- Dukungan Manajemen ,249 ,100 2,479 ,013 par_30

Selanjutnya melihat pengaruh daya dukung sarana dalam model diatas

dengan menjadikan daya dukung sarana TIK sebagai variabel moderating.

Untuk tujuan tersebut maka data dibagi dua kelompok, daya dukung sarana

tinggi dan daya dukung sarana rendah berdasarkan nilai ketiga variabel

manifest (x10, x11, dan x12) untuk variabel laten Daya Dukung Sarana. Dari

hasil pengelompokan diperoleh 106 sampel masuk di kelompok DDS tinggi

dan 46 sampel masuk di kelompok DDS rendah. Berikut ini perbandingan

hasil estimasi dengan menempatkan daya dukung sarana TIK sebagai variabel

moderating (bagian yang ditutup nilainya tidak signifikan berdasarkan uji t)

berikut ini:

Page 10: Artikel ilmiah

10

Table 2 Perbandingan hasil estimasi Regression Weight untuk dua kelompok sampel (DDS tinggi = hi, dan DDS rendah = lo)

hi lo

Estimate P Estimate P Kualitas Pemanfa'atan Internet <--- Budaya Belajar

Organisasi ,343 ,019 ,433 ,070

Dukungan Manajemen <--- Budaya Belajar Organisasi ,248 ,169 ,316 ,157

Kompetensi Profesional <--- Kualitas Pemanfa'atan Internet 1,759 ,019 ,580 ,010

Kompetensi Profesional <--- Dukungan Manajemen ,150 ,311 ,715 ***

Kompetensi Sosial <--- Kualitas Pemanfa'atan Internet ,801 ,040 ,331 ,038

Kompetensi Kepribadian <--- Dukungan Manajemen ,167 ,264 ,301 ,017

Kompetensi Pedagogik <--- Kompetensi Profesional ,048 ,934 ,506 ,003

Kompetensi Pedagogik <--- Kualitas Pemanfa'atan Internet 1,579 ,221 ,065 ,573

Kompetensi Kepribadian <--- Kompetensi Sosial ,444 ,152 ,333 ,046

Berdasarkan hasil analisis diatas diatas maka dapat diketahui beberapa

hal penting yaitu:

1. Kualitas pemanfa’atan TIK diukur paling signifikan dari kualitas

pemanfa'atan forum diskusi dan milis (x16) dan kualitas pemanfa'atan blog

(x17). Berdasarkan hasil ini maka untuk meningkatkan kualitas

pemanfa’atan TIK guru sebaiknya para pengambil kebijakan menganjurkan

guru untuk berfartisifasi dalam forum diskuli dan milis, dan pemanfa’atan

blog, sesuai dengan penelitian William F. Brescia, Jr. dan Michael T.

Miller (2006) yang berjudul “What’s it Worth? The Perceived Benefits of

Instructional Blogging”.

2. Dari hasil analisis kompetensi pedagogik diketahui bahwa yang paling

tinggi mengukur kompetensi pedagogik adalah upaya menerapkan

pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran (y3). Oleh karena itu

guru memiliki kewajiban agar memberikan pembelajaran kepada siswa

dengan berbagai jenis metode pembelajaran sesuai dengan pendapat Sallis

(Sallis, 2002, hal. 30) tentang cara untuk mencapai total quality bagi

institusi pendidikan.

Page 11: Artikel ilmiah

11

3. Kompetensi kepribadian diukur dengan 3 (tiga) variabel manifest dan yaitu

keteladanan, etos kerja, dan percaya diri, dan yang paling signifikan adalah

terutama etos kerja (y10).

4. Upaya peningkatan keilmuan yang dilakukan oleh guru (y16) terbukti

merupakan variabel manifes yang paling signifikan mengukur kompetensi

profesional guru.

5. Dalam hasil penelitian ini muncul hubungan antar kompetensi guru yang

tidak dihipotesiskan terlebih sebelumnya. Jika kita merujuk pada kisi-kisi

variabel manifest untuk varibael laten endogen yang diambil secara

langsung dari Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar

Akademik dan Kompetensi Guru maka dapat diketahui bahwa beberapa

unsur dari kompetensi pedagogik merupakan akibat langsung dari

kompetensi unsur yang ada dalam kompetensi profesional, selain itu unsur

dalam kompetensi sosial berkaitan erat kompetensi kepribadian.

Simpulan dan Saran/Implikasi

Berdasarkan pada hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Budaya belajar organisasi di sekolah tidak terbukti berpengaruh langsung

terhadap kompetensi guru, namun berkorelasi dengan dukungan manajemen

dan kualitas pemanfa’atan internet,

b. Dukungan Manajemen sangat berpengaruh terhadap kompetensi Pedagogi

dan Kepribadian guru dalam sekolah yang memiliki Daya Dukung Sarana

TIK yang rendah,

c. Daya Dukung Sarana TIK tidak berpengaruh langsung terhadap kompetensi

guru, namun meningkatkan pengaruh Kualitas Pemanfa’atan Internet

terhadap kompetensi guru,

d. Kualitas Pemanfa’atan Internet oleh guru berpengaruh sangat tinggi

terhadap Kompetensi Profesional dan Sosial guru dan pengaruhnya

Page 12: Artikel ilmiah

12

bertambah besar pada sekolah dengan Daya Dukung Sarana TIK yang

tinggi,

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyarankan:

a. Pemerintah, Dinas, Lembaga Pendidikan (Sekolah) dan instansi terkait

diharapkan dapat memanfa’atkan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) khususnya Internet dalam meningkatkan kompetensi guru terutama

kompetensi profesional dan sosial.

b. Guru senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam pemanfaatan TIK

khususnya internet untuk meningkatkan kompetensinya.

c. Milis (mailing list) dan web blogging merupakan indikator yang paling

tinggi yang menggambarkan kualitas pemanfa’atan TIK oleh guru, oleh

karena itu Pemerintah, Lembaga Pendidikan (Sekolah), instansi terkait harus

memberikan dorongan agar guru aktif dalam aktifitas milis dan web

blogging dan guru juga harus senantiasa proaktif dalam aktifitas

pemanfa’atan internet tersebut.

Daftar Pustaka

Abbitt, J.A. and Mitchell D. Klett. 2007. Identifying Influences on Attitudes and Self-Efficacy Beliefs Towards Technology Integration Among Pre-Service Educators. Electronic Journal for the Integration of Technology in Education (6, 2007). College of Education, Idaho State University. (Online) http://ejite.isu.edu/, diakses tanggal 12 Mei 2008.

Aseltine, J. M., Judith O. Faryniarz and Anthony J. Rigazio-DiGilio. 2006. Supervision for Learning : A Performance-Based Approach to Teacher Development and School Improvement. ASCD, Virginia.

Brescia, W. F. and Michael T. Miller. 2007. What’s it Worth? The Perceived Benefits of Instructional Blogging. Electronic Journal for the Integration of Technology in Education (5, 2007). College of Education, Idaho State University. (Online) http://ejite.isu.edu/, diakses tanggal 10 Mei 2008.

Page 13: Artikel ilmiah

13

Carboni, L.W. and Jan J. Riggsbee. 2007. 'We needed support and it was out there:' Building an Online Learning Community with Cooperating Teacher. Electronic Journal for the Integration of Technology in Education (6, 2007). College of Education, Idaho State University. (Online) http://ejite.isu.edu/, diakses tanggal 12 Mei 2008.

Chan, A. and Mark J. W. Lee. 2007. We Want to be Teachers, Not Programmers: In Pursuit of Relevance and Authenticity for Initial Teacher Education Students Studying an Information Technology Subject at an Australian University. Electronic Journal for the Integration of Technology in Education (6, 2007). College of Education, Idaho State University. (Online) http://ejite.isu.edu/, diakses tanggal 12 Mei 2008.

Dubois, D. D., William J. Rothwell, Deborah J. K. Stern and Linda K. Kemp. 2004. Competency-Based Human Resource Management. Davies-Black Publishing, Palo Alto.

Sallis, E. 2002. Total Quality Management in Education. Kogean Page, London.

Ghozali, I. 2005. Model Persamaan Struktural. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

________ . 2008. Structural Equation Modeling. Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program LISREL 8.80. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gorelick, C., Nick Milton and Kurt April. 2004. Performance Through Learning: Knowledge management in practice. Elsevier Inc., Burlington.

Goldenberg, C. 2004. Successful School Change: Creating Settings to Improve Teaching and Learning. Teacher College Press, New York.

Hodges, T. K. 2002. Linking Learning and Performance. Butterworth–Heinemann, Boston.

Huss, J. A. 2007. Web-Based Teacher Preparation Programs and Elementary Education: Will Principals Hire These Teachers?. Electronic Journal for the Integration of Technology in Education (6, 2007). College of Education, Idaho State University. (Online) http://ejite.isu.edu/, diakses tanggal 12 Mei 2008.

Kartajaya, H. 2008. New Wave Marketing, The World is Still Round, The Market is Already Flat. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

McLaughlin, M. W. and Jhon E. Talbert. 2006. Building School-Based Teacher Learning Communities: Professional Strategies to Improve Student

Page 14: Artikel ilmiah

14

Achievement. Teachers College Columbia University Press, New York.

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2005. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Orvis, K.L. and Andrea L.R. Lassiter. 2007. Computer-Supported Collaborative Learning: Best Practices and Principles. Information Science Publishing, New York.

Phillips,P., John Wells, Philip Ice, Reagan Curtis and Rachel Kennedy. 2007. A Case Study of the Relationship Between Socio-Epistemological Teaching Orientations and Instructor Perceptions of Pedagogy in Online Environments. Electronic Journal for the Integration of Technology in Education (6, 2007). College of Education, Idaho State University. (Online) http://ejite.isu.edu/, diakses tanggal 12 Mei 2008.

Redish,T. and Tak C. Chan. 2007. Technology Leadership: Aspiring Administrators’ Perceptions of Their Leadership Preparation Program. Electronic Journal for the Integration of Technology in Education (6, 2007). College of Education, Idaho State University. (Online) http://ejite.isu.edu/, diakses tanggal 12 Mei 2008.

Renninger, K. A., and Shumar, W. 2004. Building Virtual Communities: Learning and Change in Cyberspace. Cambridge University Press, Cambridge.

Sallis, E. 2002. Total Quality Management in Education. Kogan Page Ltd., London.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.

Williams, R. L. 1994. Essentials of Total Quality Management. AMACOM, New York.