Upload
phungkhue
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ARTIKEL PUBLIKASI
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES
KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN
BENCANA BANJIR
Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh:
AHMAD ZA’IM FAHMI
A 610090043
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama : AHMAD ZA‟IM FAHMI
NIM : A 610090043
Program Studi : PENDIDIKAN GEOGRAFI
Judul Skripsi : KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN
JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini
benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar
pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti artikel publikasi ini hasil plagiat, saya
bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
yang berlaku.
Surakarta, Juli 2015
Yang membuat pernyataan,
AHMAD ZA‟IM FAHMI
A 610090043
3
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES
KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN
BENCANA BANJIR
Diajukan Oleh:
AHMAD ZA’IM FAHMI
A 610090043
Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Surakarta, Agustus 2015
Pembimbing
Drs. Yuli Priyana, M.Si
NIP 573
4
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES
KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN
BENCANA BANJIR
Ahmad Za‟im Fahmi, Yuli Priyana
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota
Surakarta khususnya di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Gulon dan
Kali Pepe Kampung Kentingan karena merupakan kawasan rawan banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan
Jebres terhadap ancaman bencana banjir. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan angket/kuesioner. Data yang
digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari lapangan dengan
menggunakan kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi
terkait berupa dokumen-dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisis
Indeks Kesiapsiagaan adalah 69,08 dan dibulatkan menjadi 69 yang artinya
tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Jebres dalam menghadapi bencana
banjir adalah Siap.
Kata Kunci: bencana banjir dan indeks kesiapsiagaan
5
PENDAHULUAN
Banjir bukanlah fenomena baru di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Sudah menjadi pemandangan rutin tahunan di Ibu Kota dan beberapa kota di
Indonesia ketika musim hujan datang. Namun dampak yang ditimbulkan oleh
banjir bisa beragam, mulai dari menyebarnya wabah penyakit, kerugian harta
benda, hingga merusak tatanan infrastruktur seperti jalan, bangunan, dan
jembatan.
Banjir adalah suatu kejadian dimana air menggenangi daerah yang
biasanya tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. Adakalanya banjir
terjadi pada waktu yang cepat dengan waktu penggenangan yang singkat, tetapi
adakalanya dengan waktu yang lambat dengan waktu penggenangan yang lama.
Banjir merupakan bencana yang sering terjadi hampir setiap tahunnya di
Indonesia. Disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti drainase yang tidak
lancar, penebangan hutan secara liar, tidak tepatnya tata ruang kota, meluapnya air
sungai, budaya masyarakat yang tidak peduli lingkungan dan masih banyak lagi
yang lain.
Hampir semua wilayah di Indonesia berpotensi terjadi banjir, pulau yang
sering terkena banjir adalah pulau Jawa. Banjir berpotensi untuk menimbulkan
bencana susulan seperti tanah longsor, tergantung dari kemiringan tanah yang
dilewati air banjir, kerapatan partikel penyusun tanah dan kecepatan retakan
tanah. Selama tahun 2002-2010 korban meninggal dunia akibat banjir terbanyak
terjadi pada tahun 2010 (Suprapto, 2011).
Sepanjang sejarah Kota Solo termasuk daerah yang sering mengalami
banjir rutin setiap tahunnya. Dari masa lalu telah tercatat berkali-kali banjir yang
pernah terjadi di Kota Solo. Salah satunya yang terjadi pada bulan Desember
2007, banjir ini merupakan banjir terbesar setelah tahun 1966. Banjir besar yang
cukup berarti pada masa yang lalu sampai sekarang, yaitu yang terjadi pada bulan
Maret 1966, Maret 1968, Maret 1973, Februari 1974, Maret 1975, Januari 1982,
Desember 2007, dan Februari 2009 (Prasetyo, 2009).
6
Dari rentetan sejarah banjir di Kota Solo tersebut, faktor lain yang ikut
menjadi penyebab terjadinya banjir adalah cepatnya pertumbuhan kawasan
pemukiman yang membuat daerah resapan air menjadi berkurang, hampir semua
telah berubah menjadi bangunan, adanya betonisasi di atas permukaan tanah dan
jaringan jalan yang diperkeras dengan aspal. Oleh karena itu upaya masyarakat
untuk selalu siap siaga terhadap ancaman bencana banjir yang selalu datang di
musim penghujan harus selalu sigap. Apalagi secara geografis letak Kota Solo
berada di cekungan, sebelah timur yaitu Gunung Lawu, sebelah selatan
Pegunungan Sewu, sebelah barat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, dan
sebelah utara Pegunungan Kendeng serta menjadi area DAS bengawan Solo
semakin menjadikan daerah ini rawan terhadap ancaman bencana banjir.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Solo, Kecamatan
Jebres dinyatakan sebagai daerah paling rawan banjir. Setidaknya ada beberapa
wilayah kelurahan yang masuk kawasan merah atau rawan banjir. Wilayah itu
adalah di Kelurahan Jebres, Pucangsawit, Sewu, Gandekan, Surodipan, dan
Jagalan (Joglosemar.co, 10/11/2014). Selain itu, banjir yang terjadi di kelurahan
Jebres juga telah merendam ratusan rumah dan menyebabkan 445 keluarga
menjadi korban banjir akibat luapan kali pepe (Solopos.com, 23/04/2015).
Dari fakta tersebut menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian di
salah satu wilayah yang terkategori rawan banjir di Kecamatan Jebres yaitu di
Kelurahan Jebres. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu ada kajian mengenai
kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapai dan mengatasi ancaman bencana
banjir. Karena itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi dengan judul “Kesiapsiagaan Masyarakat Kelurahan Jebres
Kecamatan Jebres Kota Surakarta Terhadap Ancaman Bencana Banjir”.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan
teknik pengambilan datanya menggunakan metode angket, dokumentasi dan
observasi. Jumlah populasi adalah 130 Kepala Keluarga dengan rincian 70 Kepala
7
Keluarga diambil di Kampung Gulun dan 60 Kepala Keluarga dari Kampung
Kentingan. Sampel yang diambil adalah 40 Kepala Keluarga dari 130 Kepala
Keluarga jumlah populasi dengan rincian 25 Kepala Keluarga dari 70 Kepala
Keluarga dari Kampung Gulon dan 15 Kepala Keluarga dari 60 Kepala Keluarga
dari Kampung Kentingan.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling karena pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu,
yaitu hanya subjek yang bertempat disekitar bantaran Sungai Bengawan Solo dan
Kali Pepe sebagai wilayah rawan banjir. Teknik yang digunakan dalam
menganalisis data yakni menggunakan data primer berupa angket, selanjutnya
diolah kedalam indeks kesiapsiagaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesiapsiagaan bencana. Sedangkan keabsahan data dengan melakukan uji validitas
dan uji reliabilitas. Uji validitas menggunakan rumus Pearson sedangkan uji
reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan software SPSS.
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Analisis Indeks Kesiapsiagaan Bencana Banjir. Dalam penelitian ini
menganalisis indeks kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Penentuan nilai indeks untuk setiap parameter dihitung berdasarkan rumus:
Indeks=
X 100
Skor maksimum parameter diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam
parameter yang diindeks dikalikan jumlah responden. Jumlah soal ada 5 butir soal
tiap parameter sedangkan jumlah responden ada 40 Kepala Keluarga. Total skor
riil parameter diperoleh dengan menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan dalam
parameter yang bersangkutan (jika jawaban „Ya‟ maka pertanyaan bernilai 1, jika
jawaban „Tidak‟ pertanyaan bernilai 0). Maka:
1. Indeks KA =
× 100
8
100
540
190
xIndeksKA
95IndeksKA
2. Indeks PS =
× 100
100
540
85
xIndeksPS
5,42IndeksPS
3. Indeks EP =
× 100
100
540
81
xIndeksEP
5,40IndeksEP
4. Indeks WS =
× 100
100
540
89
xIndeksWS
5,44IndeksWS
5. Indeks RMC =
× 100
100
540
103
xIndeksRMC
5,51IndeksRMC
Indeks (S1)
= + (10/34)*indeksPS+ (14/34)*indeksEP + (4/34)* indeks WS +
(6/34)*indeks RMC
= + 0,29*indeksPS + 0,41*indeksEP + 0,12* indeks WS + 0,18*indeks RMC
= 0,29*42,5 + 0,41*40,5 + 0,12*44,5 + 0,18*51,5
= 12,325 + 16,605 + 5,34 + 9,27
= 43,54
9
Indeks (S2)
= 0,71*indeksKA + 0,17*indeksEP + 0,05* indeks WS + 0,07*indeks RMC
= 0,71*95 + 0,17*40,5 + 0,05*44,5 + 0,07*51,5
= 67,45 + 6,885 + 2,225 +3,605
= 80,165
Indeks (S3)
= 0,83*indeksKA + 0,08*indeksEP + 0,04* indeks WS + 0,04*indeks RMC
= 0,83*95 + 0,08*40,5 + 0,04*44,5 + 0,04*51,5
= 78,85 + 3,24 + 1,78 + 2,06
= 85,93
Indeks Masyarakat
Indeks KA (M) = 0,60*indeks KA(S2) + 0,40*indeks KA(S3)
= 0,60*80,165 + 0,40*85,93
= 82,47
Indeks PS (M) = indeksPS(S1)
= 43,54
Indeks EP (M) = 0,61*indeksEP(S1) + 0,30*indeksEP(S2) +
0,09*indeksEP(S3)
= 0,61*43,54 + 0,30*80,165 + 0,09*85,93
= 58,34
Indeks WS (M) = 0,57*indeks RMC (S1) + 0,29*indeksRMC (S2) +
0,14*indeksRMC (S3)
= 0,57*43,54 + 0,29*80,165 + 0,14*85,93
= 60,09
Indeks RMC (M) = 0,60*indeksRMC(S1) + 0,30*indeksRMC(S2) +
0,10*indeksRMC(S3)
= 0,60*43,54 + 0,30*80,165 + 0,10*85,93
= 26,124 + 24,0496 + 8,593
= 58,76
Indeks M total = 0,50* indeksKA (KS) + 0,10*indeksPS (KS) +
0,23*indeksEP (KS) + 0,07*indeksWS (KS) +
0,10*indeksRMC (KS)
10
= 0,50*82,47 + 0,10*43,54 + 0,23*58,34 + 0,07*60,09 +
0,10*58,76
= 41,23 + 4,35 + 13,42 + 4,21 + 5,87
= 69,08
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa indeks kesiapsiagaan
masyarakat Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres terhadap ancaman bencana banjir
adalah “siap”. Hasil tersebut didasarkan pada kategori indeks kesiapsiagaan.
Tabel Kategori Nilai Indeks
No. Nilai indeks Katagori
1 80-100 Sangat siap
2 65-70 Siap
3 55-64 Hampir siap
4 40-54 Kurang siap
5 Kurang dari 40 Belum siap
Sumber: Buku LIPI UNESCO
SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang menggunakan metode penelitian angket,
dokumentasi dan observasi di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta
dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis indeks kesiapsiagaan, diperoleh nilai
atau kategori pada kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir adalah 69,08
yang berarti untuk kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir
termasuk dalam kategori “Siap”.
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, Barry dkk. 2009. Muhammadiyah dan Kesiapsiagaan Bencana. Jakarta:
Risalah MDMC.
11
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bintarto, R. 1986. Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dodon. 2013. “Indikator dan Perilaku Kesiapsiagaan Masyarakat di Permukiman
Padat Penduduk Dalam Antisipasi Berbagai Fase Bencana Banjir” dalam
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 24 No.2, Agustus 2013, Hal.
125-140. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Husain, Jailani dkk. 2014. Pemetaan Wilayah Rawan Banjir di Kota Manado
dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Manado: Universitas
Sam Ratulangi.
Khafid, Syaiful. 2013. Pengantar Geografi. Surakarta: UNS Press.
LIPI-UNESCO/ISDR. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta: Deputi Ilmu
Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Ningrum, Anita Cahya. 2013. “Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi
Bencana Banjir di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Sewu
Kecamatan Jebres Surakarta Tahun 2013” (Skripsi S-1 Progdi Geografi).
Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Paimin, dkk. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Balikpapan:
Tropenbos International Indonesia Programme.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum
Mitigasi Bencana.
Prasetyo, Agustinus Budi. 2009. “Pemetaan Lokasi Rawan dan Risiko Bencana
Banjir di Kota Surakarta Tahun 2007” (Skripsi S-1 Progdi Geografi).
Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
S.K, Marhadi. 2014. Pengantar Geografi Regional. Yogyakarta: Ombak.
Sugiyono. 2004. Stastika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
12
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suprapto. 2011. “Statistik Pemodelan Bencana Banjir Indonesia (Kejadian 2002-
2010)” dalam Jurnal Penanggulangan Bencana Volume 2 Nomor 2, Tahun
2011, Hal 34-43, Tabel 2, Gambar 11. Jakarta: BNPB.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana.
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.