Upload
reza-stsetia
View
949
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Asal mula terjadinya negara dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Secara Primer2. Secara Sekunder
I. Secara PrimerAsal mula terjadinya Negara secara primer biasa disebut juga pendekatan teoritis yang bersifat dugaan yang dianggap benar.Negara terjadi melalui beberapa tahapan dan tidak ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya.Tahapan terjadinya Negara:
1. Genoot Schaft (Suku)Terdapat istilah Primus Interpares yang artinya Yang utama di antara sesama.
2. Rijk/Reich (KerajaanDi sini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah.
3. StaatKesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat.
4. Diktatur Natie
II. Secara SekunderAsal mula terjadinya Negara secara sekunder lebih pada pendekatan fakta atau kenyataan.Terjadinya Negara/lahirnya Negara ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya.Terdapat beberapa macam dari asal mula terjadinya Negara secara sekunder, yaitu:
1. ProklamasiPernyataan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
2. FusiPeleburan 2 negara atau lebih dan membentuk 1 negara.
3. AneksasiPencaplokan. Suatu daerah dikuasai Negara lain tanpa perlawanan.
4. CessiePenyerahan. Sebuah daerah diserahkan kepada Negara lain berdasarkan perjanjian.
5. AcessiePenarikan. Bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran laut dalam kurun waktu yang lama dan dihuni oleh kelompok.
6. OkupasiPendudukan. Suatu wilayah yang kosong kemudian diduduki sekelompok bangsa sehingga berdiri Negara.
7. InovasiSuatu Negara pecah, kemudian lenyap dan memunculkan Negara baru di atasnya.
8. Separasi.
Teori Asal Mula Terbentuknya Negara
OKTOBER 27, 2011 TINGGALKAN KOMENTAR
1.Teori Ketuhanan
Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa
kehendak-Nya. Teori yang bersifat ketuhanan merupakan teori tertua dari asal- usul
kenegaraan. Teori ini menjadi kepercayaan sebagian besar komunitas seperti, Mesir,
Babilonia, India, Yahudi dan Masyarakat pertengahan negara Eropa.
Merujuk pada perjanjian terdahulu bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dari negara.
Bangsa Yahudi percaya bahwa Tuhanlah yang menetapkan seorang raja, ia diturunkan
untuk memimpin sekaligus memberantas peraturan- peraturan dhalim.
Kaum Yahudi yakin bahwa raja merupakan wakilnya Tuhan dan ia diamanatkan tanggung
jawab yang harus dilaksanakan.
Di India teori ini berlaku dan dipercaya dalam kisah Mahabhrata dimana dunia telah menjadi
negara berbentuk anarki, dimasa itu masyarakat India memohon kepada Tuhan mereka
untuk diturunkan seorang pemimpin.
Mereka berdo’a wahai Tuhan kami, sungguh kami akan binasa bila negara ini tidak terlahir
seorang pemimpin, turunkanlah kepada kami seorang pemimpin, dimana ia bisa membawa
kami tenang dalam ibadah, dan melindungi kami dari kedhaliman. Maka Tuhan menurunkan
Manu sebagai pemimpin mereka.
Akan tetapi sebagian besar perjanjian yang berhasil diatas ditemukan didalam tulisan bapak
gereja pertama. St. Paul menyatakan: serahkanlah jiwa untuk tunduk kepada yang memiliki
kekuatan tak tertandingi, tidak ada kekuatan yang tinggi kecuali Tuhan: dimana segala
kekuatan bersumber dariNYA.
Dari teori diataslah timbul keyakinan bahwa siapapun yang menentang kekuatan raja, maka
dia telah melawan peraturan Tuhan, dan mereka pembangkang akan menerima kutukan
atas perlawanannya.
Pendeta Kristen percaya bahwa manusia pada dasarnya tidak berdosa, dimasa ini negara
tidak diperlukan. Akan tetapi tatkala manusia kehilangan dasarnya, maka negara dibutuhkan
untuk mencegah hal- hal yang fatal.
Jadi menurut teori ini Tuhanlah yang menciptakan negara, maka negara merupakan
kekuatan bersifat ketuhanan yakni untuk memperbaiki kejahatan manusia.
2.Teori Kekuasaan / Kekuatan
Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan kekuasaan. Orang
kuatlah yang pertama-tama mendirikan negara, karena dengan kekuatannya itu ia berkuasa
memaksakan kehendaknya terhadap orang lain sebagaimana disindir
oleh Kallikles dan Voltaire: “Raja yang pertama adalah prajurit yang berhasil”.
Menurut teori ini negara muncul terbentuk dari salah satu akibat penaklukan kaum lemah
oleh kaum kuat. Teori ini berbasis dalam dasar pikiran psikologis dimana sifat manusia itu
agresip. Sifat ini membawa manusia meronta terus- menerus untuk meraih kekuasaan; dan
dari sifat ini pula mendorong kaum kuat untuk menjajah kaum lemah.
Sifat dasar agresip inilah membawa naluri manusia bangkit dan membentuk institusi negara,
oleh karena itu kekuatan kekuatan adalah dasarnya negara. Jean bodin, D. hume,
Oppenheimer dan Jenks merupakan ahli Filsafat dimasa modern dimana mereka
memegang dan menyokong teori ini.
Intisari dari teori ini adalah’’ perang untuk menjadi raja ‘’ ditahun 1080 Pope Gregory VII
menulis: barangsiapa yang tidak mengetahui bahwa raja- raja atau pemimpin- pemimpin
mereka yang membawa mereka dari permulaan, dimana para pemimpin tersebut buta dari
mengenal tuhan, dan berpura- pura, buta yang disebabkan oleh ketamakan dan
kesombongan yang tak tertahankan, bisa dianggap menjaga harga diri, kekerasan ,
kepercayaan yang jelek, pembunuhan , dan dekat dengan segala bentuk kejahatan, menjadi
penghasut bersama para pemimpinnya menuju jalan iblis.
Pada abad 18. D. Hume mengungkapkan pandangan yang serupa, dia mengatakan, apakah
mungkin kekuasaan pertama seseorang terhadap orang banyak selama perang dinegara
tersebut masih berlaku, dimana keunggulan keberanian dan mengetahui kejeniusan dirinya
sendiri sebagian besar nampak. Tatkala konser kebulatan hati sebagian besar merupakan
syarat dan dimana kekacauan harta benda merusak dengan pantas sebagian besar
perasaan, secara terus- menerus menjadi kebiasaan dimana kebiadaban diantara manusia
membiasakan masyarakat kepada ketundukan.
Disisi lain ide Leacock tentang teori ini: pengertian menurut histori bahwa pemerintahan
muncul dari agresip manusia, dimana permulaan negara ditemukan dalam perebutan dan
perbudakan dari manusia sendiri, dalam perebutan hati dan penaklukan kaum lemah
dimana dilakukan layaknya kampanye, pencarian yang diperoleh tidak jauh dari dominasi
dirinya dalam kekuatan fisik.
Dari inilah pertumbuhan manusia yang agresip menuju kerajaan dan dari kerajaan sampai
kepada kekaisaran merupakan suatu proses yang lama.
3. Teori Organis
Teori organis ini adalah teori yang kemudian menjelaskan tentang asal-usul perkembangan
negara mengikuti asal-usul perkembangan individu. Individu berasal dari sebuah unitas yang
disebut dengan sel, kemudian sel berkumpul membentuk jaringan dan jaringan membentuk
organ, sistem organ begitu seterusnya sampai individu. Pertumbuhan negara juga dalam hal
ini seperti itu. dimulai dari unitas menu ju pluralitas dengan cara sintesis fungsi pada setiap
tingkatan unitas.
Teori ini dianggap sebagai teori tertua tentang negara karena ditarik dari asumsi plato yang
mempersamakan individu dengan negara dengan menarik persamaan antara fungsi-fungsi
negara dan fungsi-fungsi individu
Merujuk pada kondisi mula dimana masyarakat hidup dalam sistem primitip komunal.
Dimasa ini hasil penyesuaian alat dan bahan- bahan lainnya terkesan simple ( sederhana ).
Barang yang dipakai merupakan produksi masyarakat itu sendiri, dan rakyatpun bekerja
secara gotong royong.
Alat- alat batu, busur, anak panah yang dahulunya terkesan dipakai untuk berburu,
Mengumpulkan buah- buahan dari hutan, menangkap ikan , membangun tempat tinggal
merupakan tradisi dimasa itu. Jaman primitip komunal ini masyarakat hidup dengan kerja
sama, jika tidak maka mereka akan mati kelaparan ataupun tewas dimangsa binatang buas.
Pekerjaan yang dilakukan bersama tersebut memimpin mereka untuk adil, layaknya buah-
buahan yang dipetik, binatang buruan dan lainnya, selalu dinikmati bersama. Disini terbukti
konsep dari hidup sendiri dan memiliki suatu benda pribadi tidaklah hidup dimasa itu. Disana
tidak ada esploitasi, golongan, negara, dan hidup dalam keterpaksaan. Dimasa ini
masyarakat tidak bernegara.
Masyarakat primitip komunal berakhir selama 1000 tahun. bagaimanapun secara berangsur-
angsur produktip mereka mulai berganti. Sebagai pengganti peralatan batu dan pemburuan
masyarakat mulai bertani dan hasilnya memuaskan, disana telah lahir cara penggarapan
tanah, keterampilan tangan dan divisi buruh diantara berbagai cabang produksi.
4.Teori Perjanjian Masyarakat
Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak social menganggap perjanjian sebagai dasar
negara dan masyarakat. Ini merupakan teori yang disusun berdasarkan keinginan untuk
melawan tirani atau menetang rezim penguasa. Tokoh dari teori ini adalah Thomas Hobbes,
Jhon Locke dan J.J. Rousseau. Teori ini mengasumsikan adanya keadaan alamiah yang
terjadi sebelum manusia mengenal negara. Keadaan alamiah itu merupakan keadaan
dimana manusia masih bebas, belum mengenal hukum dan masih memiliki hak asasi yang
ada pada dirinya. Akan tetapi karena akibat pekembangan kehidupan yang menghasilkan
kompleksitas kebutuhan maka manusia membutuhkan sebuah kehidupan bersama. Dimana
dibentuk berdasarkan perjanjian bersama untuk menyerahkan kedaulatan kepada
sekelompok orang yang ditunjuk untuk mengatur kehidupan bersama tersebut.
Kongfucu, misalnya, menyatakan bahwa Tuhan memberi mandat (the mandate of heaven)
kepada raja untuk memerintah rakyatnya. Apabila raja dianggap tidak memerintah dengan
baik, maka mandat itu dicabut oleh Tuhan. Tetapi bagaimana dan kapan mandat harus
dicabut, rakyatlah yang mengetahui dengan melihat gejala-gejala alam, seperti adanya
bencana banjir, gempa bumi, kelaparan dan sebagainya. Walau pun secara prinsip Tuhan
sumber kewenangan, tampak pula bahwa akhirnya manusia yang secara praktis
mengoperasikannya.
5. Teori Naturalis
Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang berlaku abadi dan
universal (tidak berubah, berlaku di setiap waktu dan tempat). Hukum alam bukan buatan
negara, melainkan hukum yang berlaku menurut kehendak alam.
Bahwa negara dalam kehidupan manusia merupakan sesuatu yang alamiah terjadi dan
merupakan esensi dari kemanusiaan itu sendiri. Teori ini diperkenalkan oleh Aristoteles
yang menyebut manusia sebagai zoon politicon. Penyebutan manusia sebagai zoon
politicon adalah bahwa manusia bar dikatakan sempurna apabila hidup dalam ikatan
kenegaraan. Negara adalah organisasi yang rasional dan ethis yang dibentuk untuk
menyempurnakan tujuan manusia dalam hidup.
ketika perjuangan panjang telah dimulai di Eropa untuk menghancurkan keimanan akan
Tuhan dan agama, menggantinya dengan filosofi naturalis dan sebuah model humanis untuk
kehidupan manusia. Kekuatan yang paling signifikan di balik perjuangan ini bukanlah
pemikir yang ini atau yang itu, melainkan organisasi Masonik, yang memunyai begitu banyak
anggota dari pemikir, ideolog, dan pemimpin politik.
6.Teori Daluwarsa
Teori daluwarsa menyatakan bahwa raja bertakhta bukan karena jure divino (kekuasaan dari
Tuhan) akan tetapi karena jure consuetudinario (kebiasaan)[19]. Raja dan organisasinya
karena adanya milik yang sudah lama yang kemudian akan melahirkan hak milik. Teori ini
juga dikenal sebagai doktrin legitimisme dan dikembangkan di Perancis pada abad ke-17
7.Teori Idealis
Disebut sebagai teori idealistis dikarenakan negara dianggap sebagai sebuah kesatuan
yang mistis dan memiliki aspek supranatural.
Hegel adalah Pemuka teori idealistis yang berdasarkan pada nature Negara. Menurutnya
Negara bukanlah sebuah mekanisme artifisial yang diciptakan oleh manusia. Hal ini
merupakan perwujudan yang tinggi dari idea atau Tuhan. Argumentnya berjalan sebagai
berikutnya:
Jumlah universe adalah hal yang masuk akal. Dalam organik ini semua idea atau pun spirit
dunia ( Tuhan ) merupakan realita. Semuanya termasuk zat dan masalah dunia luar adalah
ciptaan atau penjelmaan idea ini. Proses sejarah dunia berjalan melalui idea hingga
mencapai kesempurnaan dengan sendirinya.
Idea merupakan jalan yang menunjuk tujuan dimana melalui berbagai percobaan, Semua
benda didunia terbentuk atau lahir dari sebuah idea hingga terus melaju ketahap realisasi
sendirinya. Kemajuan dunia melaju dari anorganik menuju dunia organik tumbuh- tumbuhan
dan hewan – hewan, hingga akhirnya datang kesadaran ketidak sempurnaan dalam diri
manusia.
Manusia diberikan kemuliaan yang tinggi dengan ideanya. Progresnya melalui institusi.
Institusi juga merupakan penjelmaan dari idea. Institusi pertama adalah keluarga, lalu
menjadi masyarakat dan setelah itu terbentuklah Negara. Jadi Negara merupakan
penjelmaan dari idea.
Jadi, menurut Hegel Negara itu adalah idea bersifat ketuhanan seperti kepercayaan kita
akan kuasaNya. Mustahil akan ada evolusi yang lebih jauh melebihi Negara. Negara adalah
kepribadian dan memiliki kemauan tersendiri.
8.Teori Patriakal dan Matriakal
Teori Patriakal
Menurut Aristoteles, negara wujud akibat perkembangan kumpulan manusia yang
mempunyai pertalian darah. Keluarga dianggap sebagai unit asas sesebuah masyarakat
manakala puak pula sebagai gabungan beberapa puak keluarga. Gabungan ini mewujudkan
institusi kampung dan dimajukan menjadi negara. Kewibawaan keluarga bergantung kepada
ketaatan kepada kaum lelaki. Kaum lelaki menjadi pakar rujuk dan keputusan dianggap sah
dan mengikat semua anggota masyarakat.
Teori Matriakal
Dalam masyarakat primitif ketua keluarga ialah ibu dan bukan bapak. Corak perkahwinan
dalam masyarakat tradisional mengiktiraf wanita sebagai barangan pertukaran yang penting.
Pertalian sesuatu keluarga dikesan melalui anggota keluarga wanita.
9.Teori Historis
Bahwa negara sebagai sebuah organisasi social tidak dibuat akan tetapi tumbuh
berdasarkan evolusi kehidupan manusia. Dalam hukum evolusi lembaga-lembaga sosial
mendapatkan keniscayaan, dan sangat bergantung pada kondisi, waktu dan tempat dimana
evolusi itu bergantung. Lembaga sosial merupakan sebuah keniscayaan untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang hadir dan bertambah mengikuti perubahan yang terjadi.
Teori terbentuknya negara secara historis sama dengan teori terbentuknya negara secara
faktual, sebab sejarah terbentuknya negara yang dikemukakan itu secara metoda
bersandarkan kepada fakta-fakta, bukan idealisasi konseptual/gagasan belaka.
Contoh: Aristoteles dalam karyanya Politeia mengemukakan terbentuknya negara [atau
polis] itu berasal mula dari masyarakat, adapun masyarakat terbentuk dari komunitas yang
lebih kecil dan tersusun dari desa, dusun dan susunan yang terkecil adalah keluarga. Ini
diteorikannya sebagai zoon politikon; adapun paham penyelidikannya adalah empiris yang
di dalamnya sudah tersimpul penjelasan yang sosiologis, historis dan faktual.
Contoh yang lain dapat diketahui dari metoda dari Niccolo Machiavelli dan Jean Bodin yang
juga historis dan faktual.
Asal Mula Terjadinya NegaraDiposkan oleh Admin di 12:00 . Rabu, 19 Januari 2011
0 komentar
Label: Kewarganegaraan
Terjadinya negara dapat dipelajari melalui 3 pendekatan, yakni secara teoritis, faktual, dan melalui proses pertumbuhan primer dan sekunder.
1. Pendekatan TeoritisTerdiri atas :
o Teori Ketuhanan : Negara ada karena kehendak Tuhan. Teori ini dipelopori oleh Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan Kraneburg.
o Teori Perjanjian Masyarakat :o Teori Kekuasaan :2. Pendekatan Faktual
Pendekatan ini didasarkan pada kenyataan yang benar - benar terjadi. Menurut fakta sejarah, suatu negara terbentuk, antara lain karena :
o Pendudukan ( Occopatie ) Terjadi ketka suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku / kelompok tertentu. Contoh: Liberia yang diduduki oleh kaum Negro yang dimerdekakan pada tahun 1847.
o Proklamasi ( Proclamation ) Suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan perjuangan sehingga berhasil merebut wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan. Contohnya: Indonesia pada 17 Agustus 1945 mampu merdeka lepas dari penjajahan Jepang dan Belanda.
o Penarikan ( Accesie ) Mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau timbul dari dasar laut ( delta ). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang hingga akhirnya membentuk negara. Contoh: Negara Mesir terbentuk dari delta sungai Nil.
o Penyerahan ( Cessie ) Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan pada negara lain atas dasar perjanjian tertentu. Contoh: Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria pada Prussia ( Jerman ).
o Pencaplokan / Penguasaan ( Anexatie ) Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania dan Mesir.
o Pemisahan ( Separatise )
Suatu wilayah yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian menyatakan kemerdekaan. Contoh: Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan merdeka.
o Peleburan ( Fusi ) Terjadi ketika negara - negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk melebur menjadi satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi kerajaan Jerman tahun 1871.
o Pembentukan baru Wilayah negara yang berdiri di wilayah negara yang sudah pecah. Contoh: Uni Soviet pecah kemudian muncul negara - negara baru.
3. Pertumbuhan Primer dan Sekunder1. Pertumbuhan primer
Terjadinya negara berdasarkan pendekatan ini melalui beberapa fase, sebagai berikut:
Fase suku, kehidupan diawali dari sebuah keluarga, kemudian menjadi kelompok masyarakat hukum tertentu atau disebut suku yang akhirnya berkembang menjadi lebih besar dan dipimpin oleh kepala suku yang merupakan primus interpares.
Fase kerajaan, pada fase ini kepala suku sebagaiprimus interpares kemudian menjadi raja dengan cakupan wilayah yang lebih luas akibat fakta alamiah maupun karena penaklukan - penaklukan wilayah lain.
Fase negara nasional, awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut dengan pemerintahan yang tersentralisasi semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan diperintah raja. Hanya ada satu identitas kebangsaan, maka fase ini disebut fase nasional.
Fase negara demokrasi, setelah rakyat memiliki kesadaran kebangsaan, kemudian tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Rakyat ingin mengendalikan pemerintahan dan memilih pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka yang lebih dikenal dengan "kedaulatan rakyat" maka lahirlah negara demokrasi
2. Pertumbuhan sekunder Kenyataan terbentuknya negara secara sekunder tidak dapat dipungkiri, meskipun cara terbentuknya kadang - kadang tidak sah menurut hukum. Menurut pendekatan ini, negara sebelumnya sudah ada, namun karena adanya revolusi, intervensi, dan penaklukan muncullah negara yang menggantikan negara yang sudah ada tersebut. Contoh: lahirnya negara Indonesia setelah melewati revolusi yang panjang.