44
BIODATA KELOMPOK 5 ASKEP ANEMIA KETUA NAMA : KHAIRUL AMIN NAMA PANGGILAN : : IRUL NIM : 08.070 ALAMAT : Kel.MATA IWOI Kec.LAMBUYA TEMPAT TINGAL : Kel.TUOI UNAAHA ASAL SEKOLAH / SD : SDN I SUKA MAJU / 2002 ASAL SEKOLAH SMP : SMPS SUKA MAJU /2005 ASAL SEKOLAH SMA : SMA N 1 LAMBUYA / 2008 AGAMA : ISLAM SUKU : JAWA No.TLPN : 085241893360 e-mail : - NAMA ORTU(AYAH) : AHMAD NAMA ORTU (IBU) : SITI PEKERJAAN (AYAH ) : TANI PEKERJAAN (IBU ) : IBU RUMAH TANGGA 1

Askep Anemia

  • Upload
    khairul

  • View
    115

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASKEP ANEMIA

Citation preview

BIODATA KELOMPOK 5 ASKEP ANEMIA

KETUA

NAMA : KHAIRUL AMIN

NAMA PANGGILAN : : IRUL

NIM : 08.070

ALAMAT : Kel.MATA IWOI Kec.LAMBUYA

TEMPAT TINGAL : Kel.TUOI UNAAHA

ASAL SEKOLAH / SD : SDN I SUKA MAJU / 2002

ASAL SEKOLAH SMP : SMPS SUKA MAJU /2005

ASAL SEKOLAH SMA : SMA N 1 LAMBUYA / 2008

AGAMA : ISLAM

SUKU : JAWA

No.TLPN : 085241893360

e-mail : -

NAMA ORTU(AYAH) : AHMAD

NAMA ORTU (IBU) : SITI

PEKERJAAN (AYAH ) : TANI

PEKERJAAN (IBU ) : IBU RUMAH TANGGA

1

WAKIL KETUA

NAMA : ASDRIL MALAKA

NAMA PANGGILAN : : ASRIL

NIM : 08.053

ALAMAT : Kel.LATOMA UNAAHA

TEMPAT TINGAL : Kel.LATOMA UNAAHA

ASAL SEKOLAH / SD : SDN I AMBEKAIRI / 2002

ASAL SEKOLAH SMP : SMPS 1 UNAAHA / 2005

ASAL SEKOLAH SMA : SMA N 1 UNAAHA / 2008

AGAMA : ISLAM

SUKU : TOLAKI

No.TLPN :

e-mail : -

NAMA ORTU(AYAH) : SUPU MALAKA

NAMA ORTU (IBU) : SITI JAMIAH

PEKERJAAN (AYAH ) : POLISI

PEKERJAAN (IBU ) : IBU RUMAH TANGGA

2

ANGOTA KELOMPOK

NAMA : MEY LESTARI

NAMA PANGGILAN : : MEY

NIM : 08.074

ALAMAT : DESA WAWOONE

TEMPAT TINGAL : DESA WAWOONE

ASAL SEKOLAH / SD : SDN 3 LALAOTIAO / 2002

ASAL SEKOLAH SMP : SMP 4 PUNDIDAHA / 2005

ASAL SEKOLAH SMA : SMA N 1 PUNDIDAHA / 2008

AGAMA : ISLAM

SUKU : TOLAKI –BUGIS

No.TLPN : 085255323640

e-mail : -

NAMA ORTU(AYAH) : H.UMAR .R

NAMA ORTU (IBU) : MARPHIA

PEKERJAAN (AYAH ) : PENSIUN TELKOM

PEKERJAAN (IBU ) : IBU RUMAH TANGGA

3

ANGOTA KELOMPOK

NAMA : NOVIANTI GAU

NAMA PANGGILAN : : NOVI

NIM : 08.080

ALAMAT : DESA AMBERI LAMBUYA

TEMPAT TINGAL : Jel. TUOI

ASAL SEKOLAH / SD : SDN I AWULITI / 2002

ASAL SEKOLAH SMP : SMP 1 LAMBUYA / 2005

ASAL SEKOLAH SMA : SMA N 1 LAMBUYA / 2008

AGAMA : ISLAM

SUKU : TOLAKI

No.TLPN : 085656555835

e-mail : -

NAMA ORTU(AYAH) : M.SALEH

NAMA ORTU (IBU) : HAARNI

PEKERJAAN (AYAH ) : GURU PNS

PEKERJAAN (IBU ) : IBU RUMAH TANGGA

4

TUGAS :

M A K A L A H

“ANEMIA PADA ANAK”

OLEH:KELOMPOK :

1. Mey Lestari 2. Khairul Amin 3. Putu Puja 4. Asril malaka 5. Novianti Gau

AKADEMI KEPERAWATAN PEMDA KABUPATEN KONAWE

U N A A H A2010

DAFTAR ISI

5

ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1

B. Tujuan.................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

I. Definisi Anemia .................................................................................................. 2

II. Asuhan Keperawatan .......................................................................................... 9

III. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 11

IV. Rencana Asuhan Keperawatan ........................................................................... 12

V. Evaluasi................................................................................................................ 21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 22

B. Saran ................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

6

KATA PENGANTAR

Assyalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas nikmat,

karunia, dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “ANEMIA PADA ANAK” tak juga ucapan rasa trima kasih kami ucapkan

kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas kepeda kami, makalah ini kami

susun berdasarkan referensi-referensi yang kami gunakan, baik itu dari buku ataupun

situs internet yang demi untuk memperlengkap dan menyempurnakan makalah kami.

Kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak kekurangan-kekuranganya

baik dari segi penulisan maupun isi di dalamnya, Oleh karena itu kami selalu berharap

agar pembaca senantiasa memberikan saran dan kritik agar dapat menyempurnakan

dalam penulisan selanjutnya.

Wassyalamualaikum wr.wb

Unaaha, 24 April 2010

Kelompok

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Latar Belakang Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita

masyarakat, baik anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya

sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin

B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik

maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah,

dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari

harga normal B.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum:

Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia

2. Tujuan Khusus:

a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia

b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia

c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada

pasien anemia.

d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia.

8

BAB II

PEMBAHASAN

I. TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan

kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan

penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat

gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat

kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih

rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb

dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red

cells volume) dalam 100 ml darah.

B. ETIOLOGI:

Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan,

kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab anemia

antara lain sebagai berikut:

1) Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi

dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun:cacingan.

2) Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena intake

kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah.

3) Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor

intrasel: talasemia, hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi,

infeksi –malaria, reaksi hemolitik transfusi darah.

4) Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang

(kerusakan sumsum tulang).

C. PATOFISIOLOGI

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan

sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi

akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat

9

penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau

hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai

dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam

system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini

adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah

merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma

(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada

sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada

kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).

Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein

pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan

berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh

penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi

biasanya dapat diperleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.

derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara

pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya

hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia↓

viskositas darah menurun↓

resistensi aliran darah perifer↓

penurunan transport O2 ke jaringan↓

hipoksia, pucat, lemah↓

beban jantung meningkat↓

kerja jantung meningkat↓

payah jantung

10

D. KLASIFIKASI ANEMIA :

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:

1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah

disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:

1. Anemia aplastik

Penyebab:

agen neoplastik/sitoplastik

terapi radiasi

antibiotic tertentu

obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason

benzene infeksi virus (khususnya hepatitis)

↓Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang

↓Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)

Hambatan humoral/seluler↓

Gangguan sel induk di sumsum tulang↓

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai↓

Pansitopenia ↓

Anemia aplastik

Gejala-gejala:

Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)

Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,

perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat

Morfologis: anemia normositik normokromik

2. Anemia pada penyakit ginjal

Gejala-gejala:

Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl

Hematokrit turun 20-30%

Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

11

Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah

maupun defisiensi eritopoitin

3. Anemia pada penyakit kronis

Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia

jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna

yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,

tuberkolosis dan berbagai keganasan

4. Anemia defisiensi besi

Penyebab:

a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi

b) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)

c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises

oesophagus, hemoroid, dll.)

↓gangguan eritropoesis

↓Absorbsi besi dari usus kurang

↓sel darah merah sedikit (jumlah kurang)

sel darah merah miskin hemoglobin↓

Anemia defisiensi besi

Gejala-gejalanya:

a) Atropi papilla lidah

b) Lidah pucat, merah, meradang

c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut

d) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik

5. Anemia megaloblastik

Penyebab:

Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat

Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st

gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen

kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi,

pecandu alkohol.

12

Sintesis DNA terganggu↓

Gangguan maturasi inti sel darah merah↓

Megaloblas (eritroblas yang besar)↓

Eritrosit immatur dan hipofungsi

6. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah

disebabkan oleh destruksi sel darah merah:

Pengaruh obat-obatan tertentu

Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik

kronik

Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase

Proses autoimun

Reaksi transfusi

Malaria

↓Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

↓Antigesn pada eritrosit berubah

↓Dianggap benda asing oleh tubuh

↓sel darah merah dihancurkan oleh limposit

↓Anemia hemolisis

E. TANDA DAN GEJALA

1. GEJALA

Lemah, letih, lesu dan lelahSering mengeluh pusing dan mata berkunang-

kunang

Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan

menjadi pucat.

tacicardi,

bising sistolik anorganik,

bising karotis,

pembesaran jantung

13

2. Manifestasi khusus pada anemia:

a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis,

ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.

b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10

gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi,

murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat bermain atau

aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah,

pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir,

farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar

bising sistolik yang fungsional.

c. Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.

F. PENATALAKSANAAN

1. Anemia pasca perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander atau

plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa saja.

2. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari. Transfusi

darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.

3. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan infeksi

sekunder, makanan dan istirahat

G. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL

Komplikasi umum akibat anemia adalah:

Gagal jantung,

Parestisia dan

Kejang.

H. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG

Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,

pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit,

waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum

Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta

sumber kehilangan darah kronis.

14

I. TERAPI YANG DILAKUKAN

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti

darah yang hilang:

1. Anemia aplastik:

Transplantasi sumsum tulang

Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2. 2. Anemia pada penyakit ginjal

Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat

Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis

Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan

untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya,

besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi

Dicari penyebab defisiensi besi

Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat

ferosus.

5. Anemia megaloblastik

Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila

difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik

dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan

selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang

tidak dapat dikoreksi.

Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan

asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

15

II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a. Usia anak: Fe ↓ biasanya pada usia 6-24 bulan

b. Pucat

pasca perdarahan

pada difisiensi zat besi

anemia hemolistik

anemia aplastik

c. Mudah lelah

Kurangnya kadar oksigen dalam tubuh

d. Pusing kepala

Pasokan atau aliran darah keotak berkurang

e. Napas pendek

Rendahnya kadar Hb

f. Nadi cepat

Kompensasi dari refleks cardiovascular

g. Eliminasi urnie dan kadang-kadang terjadi penurunan produksi urine

Penurunan aliran darah keginjal sehingga hormaon renin angiotensin aktif untuk

menahan garam dan air sebagai kompensasi untuk memperbaiki perpusi dengan

manefestasi penurunan produksi urine

h. Gangguan pada sisten saraf

Anemia difisiensi B 12

i. Gangguan cerna

Pada anemia berat sering nyeri timbul nyeri perut, mual, muntah dan penurunan nafsu

makan

j. Pika

Suatu keadaan yang berkurang karena anak makan zat yang tidakbergizi, Anak yang

memakan sesuatu apa saja yang merupakan bukan makanan seharusnya (PIKA)

k. Iritabel (cengeng, rewel atau mudah tersinggung)

l. Suhu tubuh meningkat

Karena dikeluarkanya leokosit dari jaringan iskemik

16

m. Pola makan

n. Pemeriksaan penunjang

- Hb

- Eritrosit

- Hematokrit

Program terapi, perinsipnya :- Tergantung berat ringannya anemia

- Tidak selalu berupa transfusi darah

- Menghilangkan penyebab dan mengurangi gejala

B. MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya

komparten seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel.

2. Tidak toleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan tidak

seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya selera makan.

C. TINDAKAN KEPERAWATANB. TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Perfusi jaringan adekuat

- Memonitor tanda-tanda vital, pengisian

kapiler, wama kulit, membran mukosa.

- Meninggikan posisi kepala di tempat

tidur

- Memeriksa dan mendokumentasikan

adanya rasa nyeri.

- Observasi adanya keterlambatan respon

verbal, kebingungan, atau gelisah

- Mengobservasi dan mendokumentasikan

adanya rasa dingin.

- Mempertahankan suhu lingkungan agar

tetap hangat sesuai kebutuhan tubuh.

- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan

17

- Mendukung anak tetap toleran terhadap

aktivitas.

- Menilai kemampuan anak dalam

melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tugas perkembangan anak.

- Memonitor tanda-tanda vital selama dan

setelah melakukan aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap

aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan tekanan darah, atau nafas

cepat).

- Memberikan informasi kepada pasien

atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala-gejala

peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing atau

kelelahan).

- Berikan dukungan kepada anak untuk

melakukan kegiatan sehari hari sesuai dengan kemampuan anak.

- Mengajarkan kepada orang tua teknik memberikan reinforcement

terhadap partisipasi anak di rumah.

- Membuat jadual aktivitas bersama anak dan keluarga dengan

melibatkan tim kesehatan lain.

- Menjelaskan dan memberikan rekomendasi kepada sekolah tentang

kemampuan anak dalam melakukan aktivitas, memonitor kemampuan melakukan

aktivitas secara berkala dan menjelaskan kepada orang tua dan sekolah.

2. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat

~ Mengijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi

anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak

meningkat.

~ Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk

meningkatkan kualitas intake nutrisi.

~ Mengijinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan

makanan

~ Mengevaluasi berat badan anak setiap hari.

III.DIAGNOSA KEPERAWATAN

18

1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons

inflamasi tertekan)).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang

diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

(pengiriman) dan kebutuhan.

4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan

sirkulasi dan neurologist.

6. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses

pencernaan; efek samping terapi obat.

7. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah

interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

8. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit

9. Aktivitas intolerance berhubungan dengan kelemahan otot

10. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke jaringan

11. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan fungsi / gangguan sumsum

tulang.

IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons

inflamasi tertekan).

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

mengidentifikasi perilaku untuk

mencegah/menurunkan risiko infeksi.

meningkatkan penyembuhan

luka, bebas drainase purulen atau eritema,dan demam

19

Intervensi dan implementasi

Tingkatkan cuci tangan yang

baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.

Rasional : mencegah

kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia

berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit

Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.

Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.

Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.

Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.

Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.

Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu

memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia.

Tingkatkan masukkan cairan adekuat.

Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah

pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.

Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.

Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi

dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu.

Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa

demam.

Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.

Amati eritema/cairan luka.

Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada

bila granulosit tertekan.

Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi)

Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan

mempengaruhi pilihan pengobatan.

Berikan antiseptic topical ; antibiotic, sistemik (kolaborasi).

Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi

atau untuk pengobatan proses infeksi local.

20

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang

diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :

menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai

laboratorium normal.

tidak mengalami tanda mal nutrisi.

Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau

mempertahankan berat badan yang sesuai.

Intervensi dan Implementasi

Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.

Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.

Observasi dan catat masukkan makanan pasien.

Rasional : mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi

makanan.

Timbang berat badan setiap hari.

Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.

Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu

makan.

Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah

distensi gaster.

Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang

berhubungan.

Rasional : gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan,

gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut

yang di encerkan bila mukosa oral luka.

Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan

pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan

mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri

berat

21

Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.

Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.

Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium.

Rasional : meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet

nutrisi yang dibutuhkan.

Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.

Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan

masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

(pengiriman) dan kebutuhan.

Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.

Kriteria hasil :

melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)

menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan

tekanan darah masih dalam rentang normal.

Intervensi dan Implementasi

Kaji kemampuan ADL pasien.

Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.

Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12

mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.

Observasi tanda-tanda vital sebelum dansesudah aktivitas.

Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk

membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising,

pertahankan tirah baring bila di indikasikan.

Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan

menurunkan regangan jantung dan paru.

Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan

dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa

memaksakan diri).

Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan

22

memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa

terkontrol.

4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

Tujuan : peningkatan perfusi jaringan

Kriteria hasil : menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

Intervensi Dan Implementasi

Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar

kuku.

Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan

membantu menetukan kebutuhan intervensi.

Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk

kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.

Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.

Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena regangan

jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.

Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.

Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko

infark.

Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi

dengan thermometer.

Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.

Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah

lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.

Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap

terapi.

Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan

sirkulasi dan neurologist.

Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit.

23

Kriteria hasil : - mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk mencegah

cedera dermal.

Intervensi dan Implementasi

Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor,gangguan warna, hangat local,

eritema, ekskoriasi.

Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan

dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.

Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien tidak bergerak

atau ditempat tidur.

Rasional : meningkatkan sirkulasi kesemua kulit, membatasi iskemia

jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.

Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun.

Rasional : area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik untuk

pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan kulit secara

berlebihan.

Bantu untuk latihan rentang gerak.

Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.

Gunakan alat pelindung, misalnya kulit domba, keranjang, kasur tekanan udara/air.

Pelindung tumit/siku dan bantal sesuai indikasi. (kolaborasi)

Rasional : menghindari kerusakan kulit dengan mencegah /menurunkan tekanan

terhadap permukaan kulit.

6. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses

pencernaan; efek samping terapi obat.

Tujuan : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.

Kriteria hasil : - menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai

penyebab, factor pemberat.

Intervensi dan Implementasi

Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.

Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan intervensi

yang tepat.

24

Auskultasi bunyi usus.

Rasional : bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada

konstipasi.

Awasi intake dan output (makanan dan cairan).

Rasional : dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam

mengidentifikasi defisiensi diet.

Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung.

Rasional : membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan

membantu memperthankan status hidrasi pada diare.

Hindari makanan yang membentuk gas.

Rasional : menurunkan distress gastric dan distensi abdomen

Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai

kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare.

Rasional : mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan.

Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang dengan tinggi serat dan bulk.

Rasional : serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya

sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja

sebagai perangsang untuk defekasi.

Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema

sesuai indikasi. Pantau keefektifan. (kolaborasi)

Rasional : mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi.

Berikan obat antidiare, misalnya Defenoxilat Hidroklorida dengan atropine

(Lomotil) dan obat mengabsorpsi air, misalnya Metamucil. (kolaborasi).

Rasional : menurunkan motilitas usus bila diare terjadi.

7. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah

interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan

rencana pengobatan.

Kriteria hasil : - pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan

penatalaksanaan penyakit.

Mengidentifikasi factor penyebab.

Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup

25

Intervensi dan Implementasi

Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi

tergantung pada tipe dan beratnya anemia.

Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan

yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam

program terapi.

Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic.

Rasional : ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan meningkatkan stress,

selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan menurunkan ansietas.

Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan

keluarga tentang penyakitnya.

Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.

Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan

keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas

Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.

Rasional : diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.

Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah

diberikan.

Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai

keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

8. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit

Tujuan : Mencegah / menurunkan resiko infeksi

Berikan perawatan kulit

Rasional : Menurunkan resiko kerusakan kulit / jaringan dan infeksi

Dorong perubahan posisi / ambulasi yang sering

Rasional : Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu mobilisasi

sekresi

Tingkatkan masukan cairan adekuat

Rasional : Membantu dalam mengencerkan sekret pernafasan untuk

mempermudah pengeluaran dan mencegah statis cairan tubuh

26

Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia.

Rasional : Adanya proses inflamasi / infeksi membutuhkan evaluasi / pengobatan.

9. Aktivitas intolerance berhubungan dengan kelemahan otot

Tujuan : aktifitas toleransi, dengan kriteria : klien bisa melakukan aktivitas sendiri.

Intervensi dan Implementasi

.Kaji tingkat aktifitas klien

Rasional : Untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan klien dan untuk menetukan

intervensi selanjutnya.

Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien

Rasional : Untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.

Bantu pasien dalam melakukan latihan aktif dan pasif

Rasional : Untuk meningkatkan sirkulasi jaringan

Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan ADLnya

Rasional : Dengan bantuan perawat dan keluarga klien dapat memenuhi

kebutuhannya.

Berikan lingkungan tenang

Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan regangan jantung dan paru..

10. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke jaringan

Tujuan : Mempertahankan integritas kulit dengan kriteria : kulit segar, sirkulasi darah

lancer

Intervensi dan Implementasi

Kaji integritas kulit, catat pada perubahan turgor, gangguan warna

Rasional : Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilitas

Anjurkan permukaan kulit kering dan bersih

Rasional : Area lembab, terkontamiansi memberikan media yang sangat baik untuk

pertumbuhan organisme patogenik

.Ubah posisi secara periodik

Rasional : Meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit membatasi iskemia jaringan

/ mempengaruhi hipoksia selular.

Tinggikan ekstremitas bawah bila duduk

Rasional : Meningkatkan aliran balik vena menurunkan statis vena / pembentukan

edema.

27

11. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan fungsi / gangguan sumsum

tulang.

Tujuan : Perfusi jaringan adekuat

Intervensi dan Implementasi

Ukur tanda-tanda vital :

Rasional : Untuk mengetahui derajat / adekuatnya perfusi jaringan dan

menentukan intevensi selanjutnya.

Tinggikan kepala tempat tidur klien

Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk

kebutuhan seluler

.Pertahankan suatu lingkungan yang nyaman.

Rasional : Vasekonstriksi menurunkan sirkulasi perifer dan menghindari panas

berlebihan penyebab vasodilatasi.

.Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila terjadi kelemahan.

Rasional : Stres kardiopulmonal dapat menyebabkan kompensasi

V. EVALUASI

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan

pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan,

dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall

Capenito, 1999:28)

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :

1) Infeksi tidak terjadi.

2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.

4) Peningkatan perfusi jaringan.

5) Dapat mempertahankan integritas kulit.

6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.

7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana

pengobatan.

28

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda

dan gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di

tunjang dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb. B.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah

dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm3

darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam

100 ml darah.

GEJALA

Lemah, letih, lesu dan lelahSering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

tacicardi,

bising sistolik anorganik,

bising karotis,

pembesaran jantung

B. SARAN

Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda tanda anemia dan memberikan

asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.

29

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC.

2. Suriadi, Yuliani R. (2001). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi I. Jakarta, CV

Sagung Seto.

3. Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC.

4. Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Edisi 8. Jakarta, EGC.

5. FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 1. Jakarta, FKUI.

6. Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC.

7. ACS. (2003). What is Anemia ?. Available (online) http: // www // yahoo / nurse /

leucemia / htm.

8. Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta,

Medika, 2005

9. Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005

Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006

30

31