ASKEP ATRITIS REUMATOID

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASKEP ATRITIS REUMATOID

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Penyakit artritis rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis rheumatoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3 : 1. kecenderungan wanita untuk menderita artritis reumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.Artritis Reumatoid (AR) salah satu dari beberapa penyakit rematik adalah suatu penyakit otoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penyakit ini ditandai oleh peradangan sinovium yang menetap, suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik. Dengan berjalannya waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai organ tubuh.Penyakit ini timbul akibat dari banyak faktor mulai dari genetik (keturunan) sampai pada gaya hidup kita (merokok). Salah satu teori nya adalah akibat dari sel darah putih yang berpindah dari aliran darah ke membran yang berada disekitar sendi.Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini. Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pasti.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Pengertian Artritis Reumatoid(Rheumatoid arthritis) is a chronic inflammatory disease with primary manifestation poliartritis progressive and involve all the organs, jadi merupakan suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Mansjour, 2001). Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang tidak diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. (Doenges, 2000 ). Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Artritis Reumatoid adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi ( Burke, 2001).Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.

B. Anatomi dan FisiologiMenurut Dongoes, 2000 Muskuluskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia, bursae dan persendian.1. TulangTulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses osteogenesis menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya garam kalsium.Fungsi tulang adalah sebagai berikut:a. Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.b. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.c. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan )d. Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).e. Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.

Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya :a. Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau trabecular )b. Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.c. Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.d. Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.e. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan fasial,missal patella (kap lutut)2. OtotOtot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:a. Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan panasb. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.c. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.3. KartilagoKartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago. 4. LigamentLigament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.

5. TendonTendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.6. FasiaFasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui sebagai fasia dalam.7. BursaeBursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.8. PersendianPergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan.Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:a. Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)b. Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)c. Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua. Ada jangka periode waktu tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau timbulnya terjadi pada usia tua. Perubahan struktur system muskuloskeletal dan fungsinya sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua. Perubahan yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan prnyambung, penurunan pada jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan. Perubahan fisiologis yang umum adalah:a. Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. pada maturasi usia tua.b. Lebar bahu menurun.c. Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal pahaC. Penyebab / Etiologi Artritis ReumatoidMenurut Burke, 2001, penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus.Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.

2. Endokrin3. Autoimmun4. Metabolik5. Faktor genetik serta pemicu lingkunganPada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.

D. Manifestasi Klinik Artritis ReumatoidAda beberapa gambaran / manifestasi klinik yang ditemukan pada penderita reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi.1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan demam.2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang.3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam.4. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang .5. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. . Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.7. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.

E. Patofisiologi Artritis ReumatoidMembran syinovial pada pasien reumatoid artritis mengalami hiperplasia, peningkatan vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus inflamasi, terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini sangat berperan dalam respon immun. Pada penelitian terbaru di bidang genetik, reumatoid artritis sangat berhubungan dengan major-histocompatibility-complex class II antigen HLA-DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari molekul HLA class II adalah untuk mempresentasikan antigenic peptide kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa reumatoid artritis disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi. Antigen ini bisa berupa antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen. Baru-baru ini sejumlah antigen endogen telah teridentifikasi, seperti citrullinated protein dan human cartilage glycoprotein 39.Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF- untuk mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon- dan interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF- merupakan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis.Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung dan ikatan dengan 12 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial penderita reumatoid artritis.

F. Pemeriksaan Diagnostik1. Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.2. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.3. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.4. LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat5. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.6. SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi7. JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.8. Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR.9. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.10. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium11. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi12. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).13. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA ) adalah:1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid9. Pengendapan cairan musin yang jelek10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia11. gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :1. Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu2. Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.3. Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu.

G. Penatalaksanaan MedisPenatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :1. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis penyakit ini2. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat3. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien4. Termoterapi5. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat6. Pemberian Obat-obatan :a. Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang telah ditentukan.b. Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory) Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori) Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori) Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori) Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori) Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori) Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

H. Komplikasi1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule2. ada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli4. Terjadi splenomegali

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

A. Data umum1. Kepala keluarga (KK) : Tn. T2. umur : 67 th3. Alamat :RT 13 RW 09 Dusun Kasih Desa SayangKec. Kembar Kab. Purwokerto Jateng4. Pekerjaan KK :Petani5. Pendidikan keluarga KK :SD6. Komposisi keluarga :

NoNama dan umurJenis kelHubKelKKPendidikanStatus ImunisasiKet

BCGPolioDPTHepatitisCampak

1234123123

1.Tn. TLKakekSMA

2.Tn. MLKKSMA

3.Ny. SPIstriSMP

4.An. ALAnak

Genogram:

Pasien Atritis reumatoid

7. Tipe keluarga keluarga Tn. T merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu, serta cucu ( The extended family). Terkadang Tn. T merasa istirahatnya terganggu karena aktivitas bermain yang dilakukan cucu beserta teman-temannya.8. Suku/ bangsaTn. T menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan tinggal di lingkungan orang-orang yang bersuku jawa. Tn. T berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan bahasia Indonesia baik antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.9. AgamaSemua anggota keluarga Tn. T beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan di rumah dan di masjid. Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), dan acara keagamaan lainnya.10. Status social ekonomi keluargaPenghasilan keluarga Rp. 1.150.000 perbulan di, yang diperoleh dari hasil pensiunan Tn. T sebesar Rp. 400.000 dan hasil kerja Tn. M sebagai buruh pabrik sebesar Rp. 750.000. Sedangkan Ny. S tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn. T memelihara ternak berupa ayam sebanyak 5 ekor. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan sekitar Rp. 700.000,- dan sisanya untuk keperluan lain lain seperti membayar listrik, kebutuhan anak sekolah.11. Aktivitas rekreasi keluargaKegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV bersama-sama, dan semua berkumpul menonton TV ketika malam hari. Kadang mereka berkumpul bersama tetangga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang bersama. Jika memiliki tabungan cukup dan kesehatan yang mendukung mereka berwisata ke tempat rekreasi terdekat.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga1. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansiaTahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah keluarga usia lanjut, yang dimulai pada masa pension dan salah satu atau kedua orang tua meninggal. Semua anak Tn. T sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri-sendiri, hanya anak yang terakhir yang tinggal serumah dengannya dan mempunyai seorang anak yang masih berumur 5 tahun. Menantu Tn. T bekerja sebagai buruh pabrik.2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhiTidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.3. Riwayat kesehatan inti Tn. T mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Tn. T mengatakan beberapa minggu ini sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan, ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan. Tn. T mengatakan pernah hampir jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannya. Anak Tn. T (Ny. S) tidak memiliki masalah kesehatan. Menantu Tn. T (Tn. M) mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak memiliki masalah kesehatan Cucu Tn. T (An. A) tidak mempunyai masalah kesehatan4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumyaTn. T mengatakan istrinya (Ny . S) meninggal dunia karena penyakit kanker payudara, Ny. S (anak dari Tn. T) mengatakan Ayah mertuanya memiliki riwayat diabetes. Keluarga dari pihak Tn. M saat ini hubungannya baik, minimal setiap minggu bersilaturahmi, tidak ada konflik dengan keluarga.

C. Data lingkungan1. Karakteristik rumahLantai rumah Tn. T terbuat dari semen, kecuali dapur lantainya masih berupa tanah, Lantai dapur tampak licin dan lembab. Atap rumah dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, di ruang keluarga, di 2 kamar tidur dan 2 kamar kosong, serta dapur. Ventilasi masih terlalu sempit, < 10 m luas lantai. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 20 watt, ruang keluarga terdapat bola lampu 15 watt, masingmasing kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt. Sumber air keluarga berasal dari sumur gali yang telah dipasang pompa air, kualitas air tergantung musim, pada musim hujan warna air keruh kekuning-kuningan, pada musin kemarau warna air agak bening, kadang-kadang air agak berbau. Sumber air minum keluarga menggunakan air sumur yang ditampung dan diendapkan dalam tong. Jarak septictank dengan sumur 8 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah keluarga langsung ke kolam dibelakang rumah dengan membuat saluran yang menuju ke kolam penampungan. Untuk pembuangan sampah dilakukan penampungan dulu di ember sampah kemudian di pindah dan di bakar di dalam lubang di samping rumah. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. T menggunakan listrik semuanya. Di belakang rumah terdapat kolam penampungan limbah keluarga beserta ikan lele peliharaan, dan terdapat kandang ayam.Denah rumah :

2. Karakteristik tetangga dan komunitasnyaRumah Tn. T berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduk sekitarnya adalah petani. Sarana jalan tersebut belum diaspal. Sarana kesehatan di lingkungan tersebut berupa bidan desa. Di dekat rumah Tn. T 7 meter terdapat masjid. Tetangga Tn. T mayoritas beragama islam serya memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, yasinan setiap malam jumat, dll. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara yang ada di musholla atau mesjid.3. Mobilitas geografis keluargaKeluarga Tn. T Keluarga jarang bepergian ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan rutin Tn. T adalah pergi ke sawah untuk sekedar melihat-lihat, sawah tersebut tidak jauh dari rumahnya (sekitar 1 km), aktivitas lainnya menonton TV dan mengikuti kegiatan keagamaan. Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah pindah. Keluarga Tn.T yang lain berada di sekitar tempat tinggalnya (masih satu desa). 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatKeluarga Tn. T mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga Tn. T berkumpul di rumah. Saudara-saudara Tn. T yang berada di sekitar rumah sering datang berkunjung. Tn. T dan keluarganya rutin mengikuti kegiatan, seperti pengajian.5. System pendukungTn. T memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga sewaktu-waktu dapat dimintai bantuan. Tn. T memiliki ASKES. Jika sakit biasanya keluarga Tn. T dibawa ke Bidan, dan jika perlu rujukan ke Puskesmas yang berjarak 5 meter dari rumah.

D. Struktur keluarga1. Struktur peran ( Formal dan Informal ) Tn. T berperan sebagai kepala keluarga, seorang ayah ayah dan kakek. Tn. T juga sering mengasuh cucunya jika kedua anaknya sibuk atau ada keperluan. Tn. A berperan sebagai anak (menantu), suami, dan bapak. Ny. S berperan sebagai anak, istri, dan ibu. An. A berperan sebagai anak, An. A belum menyadari dan menjalankan perannya karena masih kecil.2. Nilai atau norma keluarga Tn. T mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap hormat-menghormati dan menyayangi antar keluarga dan dengan tetangga. Keluarga Tn. T menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian menggunakan keyakinan sesuai syariat islam. Keluarga Tn. T menganut norma atau adat yang ada di lingkungan sekitar misalnya takziah atau menjenguk tetangga yang sakit. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. T tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.3. Pola komunikasi keluargaKeluarga Tn. T dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia. Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam keluarga. Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam ketika menonton TV, keluarga bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal yang terjadi dalam keluarga.4. Sruktur kekuatan keluargaDalam keluarga Tn. T adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah karena Tn. T dianggap sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga. Untuk anak-anak yang telah berkeluarga keputusan diserahkan kepada keluarga masing-masing, tetapi anak-anaknya juga sering meminta pendapat Tn. T. keluarga Tn. T sangat menyayangi dan menghargai Tn. T, apabila Tn. T sakit keluarga langsung mengantarkannya berobat, anak-anaknya juga mengingatkannya untuk minum obat jika Tn. T lupa.

E. Fungsi keluarga1. Struktur ekonomiPenghasilan keluarga Rp. 1.150.000 perbulan, yang diperoleh dari hasil pensiunan Tn. T sebesar Rp. 400.000 dan hasil kerja Tn. M sebagai buruh pabrik sebesar Rp. 750.000. Sedangkan Ny. S tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn. T memelihara ternak berupa ayam sebanyak 5 ekor. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan sekitar Rp. 700.000,- dan sisanya untuk keperluan lain lain seperti membayar listrik, kebutuhan anak sekolah.2. Fungsi sosialisasiTn. T mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik. keluarga Tn. T menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. T berusaha untuk tetap memenuhi aturan yang ada keluarga, misalnya saling menghormati dan menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di masyarakat sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan para tetangga atau masyarakat sekitar.3. Fungsi pemenuhan (perawat/ pemeliharaan) kesehatan1) Mengenal masalah kesehatanKeluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak mengetahui sama sekali apa penyebabnya. Keluarga Tn. T mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya penyakit pada Tn. T. Tn.2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatanKeluarga mengatakan linu pada sendi kaki yang diderita oleh Tn. T merupakan sakit yang biasa diderita oleh orang tua. Keluarga terus mengingatkan kepada Tn. T untuk tidak banyak melakukan aktivitas dan beristirahat saja.3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakitJika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya dan jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat.4) Kemampuankeluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehatKeluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya (menyapu, mengepel), sistem pembuangan limbah keluarga langsung ke saluran kolam di belakang rumah, pembuangan sampah ditampung sementara di ember sampah kemudian di bakar di lubang pembakaran setiap dua hari sekali.5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatanKeluarga Tn. T mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke Bidan, dan jika perlu rujukan dibawa ke Puskesmas terdekat. Tn. T seringkali tidak mau dibawa ke pelayanan kesehatan kecuali benar-benar dirasa parah.4. Fungsi reproduksi Tn. T memiliki tiga orang anak yang sudah menikah semua. Ny. S dan Tn. A memiliki satu orang anak, Ny. S menggunakan alat kontrasepsi berupa pil untuk mengatur jarak anak selanjutnya.5. Fungsi afektifKeluarga Tn. S mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.

F. Stress dan koping keluarga1. Stressor jangka panjang dan jangka pendek Stresor jangka pendekKeluarga Tn. MS mengatakan pernah mengalami stres ketika Ny. S (istri Tn. T) meninggal dunia karena kanker payudara, namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena keluarga sudah mengikhlaskannya. Hal-hal lain yang menimbulkan stress dalam keluarga segera dapat diatasi. Stresor jangka panjangKeluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres baik itu stes jangka panjang ( > 6 bulan ). 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressorPemecahan masalah dalam keluarga Tn. T biasanya dengan cara musyawarah antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Dalam menentukan pengobatan yang harus dijalani salah satu anggota keluarga, Tn. A pengambil keputusan karena Tn. A yang dianggap mampu dan memiliki fisik yang kuat.3. Startegi adaptasi disfungsionalDalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.

G. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluargaa. Tn TTekanan Darah : 130/100 mmHgBerat Badan: 57 kgTinggi Badan: 160 cmNadi: 80 x/mntRR: 20x/mntTermometer: 36,5 CKekuatan otot: 5543Skala nyeri : 6

b. Tn ATekanan Darah : 120/80 mmHgBerat Badan: 59 kgTinggi Badan: 163 cmNadi: 80 x/mntRR: 20x/mntTermometer: 36,3 CKeadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan

c. Ny. STekanan Darah : 120/80 mmHgBerat Badan: 52 kgTinggi Badan: 155 cmNadi: 80 x/mntRR: 20x/mntTermometer: 36,5 CKeadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan.

d. An. ATekanan Darah : 110/80 mmHgBerat Badan: 25 kgTinggi Badan: 65 cmNadi: 80 x/mntRR: 20x/mntTermometer: 36,5 CKeadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan

H. Harapan keluargaKeluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga dapat teratasi atas bantuan dari pertugas kesehatan.

I. Pengkajian Lansia1. Identitas klienNama: Tn. TTempat dan tanggal lahir: Purwokerto, 7 juli 1947Pendidikan terakhir: SDAgama: IslamStatus perkawinan: DudaTB/BB:160cm / 57 kgPenampilan umum: Rambut beruban, kulit sawo matang, mata sipitCiri-ciri tubuh: Ada tahi lalat di dahi Tn. TAlamat: RT 13 RW 09 Dusun Kasih Desa SayangKec. Kembar Kab. Purwokerto Jateng

Orang yang dekat dihubungi: Tn. MHubungan dengan klien: Anak

2. Riwayat pekerjaanDahulu klien pernah bekerja sebagai seorang penjual dipasar.3. Riwayat lingkungan hidupKebersihan : lingkungan temapat tinggal di daerah kumuh yang sistem sanitasinya tidak baikBahaya : rentan terhadap penyakit kulit dan diarePolusi : terhadap air4. Riwayat RekreasiSebelum sakit : jika klien merasa bosan dirumah, klien akanjalan-jalan disekitar rumah.Selama sakit : pasien hanya dirumah saja karena pergerakannya terbatas.5. Sistem pendukung yang digunakan6. Deskripsi kekhususan / kebiasaan ritualSebelum dan selama sakit pasien rutin beribadah sesuai kepercayaannya.7. Status kesehatan masa kiniAlasan Kunjungan/Keluhan Utama : Nyeri dan kaku di bagian sendi jari-jari tangan dan pergelanggan tangan rasa seperti di tusuk-tusuk, sulit digerakan.Faktor Pencetus : Aktivitas dan pola makan pasien yang tidak teratur.Lamanya Keluhan : 4 hariTimbulnya Keluhan : ( )bertahap()mendadakFaktor yang memperberat : Pasien tidak pernah melakukan pantanganUpaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Menggunakan obat herbal.Oleh orang lain Memberi saranDiagnosa Medik :Artritis ReumatoidTanggal :04 April 20118. Status kesehatan masa laluPenyakit yang pernah dialami :1. Kanak Kanak : Diare2. Kecelakaan : Tidak3. Pernah dirawat penyakit waktu

9. ADL ( activity daily living )Persepsi klien :Hal yang amat dipikirkan saat ini : pasien berharap segera sembuh agar dapat kembali beraktivitas secara normalHarapan setelah menjalani perawatan: lebih memperhatikan kebersihan lingkungan Perubahan yang dirasa setelah sakit : badan terasa lemah, nyeri saat tangan digerakan dan merasa tidak nyaman.10. Tinjauan sistemTanda-tanda Vital Suhu tubuh: 370 C Denyut Nadi: 60 kali /menit Pernafasan: 18 kali /menit Tekanan Darah : 90/70 mmHg

Kepala, Mata, Kuping, Hidung & TenggorokanKepala: bentuk : simetris dan oval Keluhan yang berhubungan : tidak ada Pusing/sakit kepala : tidak

M a t a: Ukuran pupil 5 mmIsokor: baik Reaksi terhadap cahaya : pupil mengecil Akomodasi : baik Bentuk : simetris Konjunctiva : merah pucat Fungsi penglihatan : baik - Baik/kabur/tidak jelas : baik - Dua bentuk: tidak - Rasa sakit : tidak Tanda-tanda radang tidak ada Pemeriksaan mata terakhir : setahun yang lalu Operasi tidak Kaca mata : menggunakan kaca mata plus Lensa Kontak pasien tidak menggunakan lensa kontak

Hidung: Reaksi Alergi : bersin bila berdebu Cara mengatasinya dibiarkan saja Pernah mengalami flu : Pasien pernah mengalami influensaBagaimana frekwensinya dalam setahun sering Sinus normalperdarahan tidak ada

Mulut & Tenggorokan: Gigi geligi Kerusakan gigi pada molar 3 dan 2 superior dekstra Kesulitan/gangguan berbicara tidak Kesulitan menelan tidak Pemeriksaan gigi terakhir tidak pernah

Pernafasan: Suara paru : Bronkhial Pola Nafas : VesikulerBatuk kadang-kadang Sputum:tidakadaNyeri:tidak ada Kemampuan melakukan aktifitas normal Batuk darah tidak Rontgen Foto terakhir tidak dilakukan Hasil tidak ada

Sirkulasi: Nadi Perifer:70 kali/detik Capilary Refilling : 3 detik Distensi Vena Jugularis Tampak Suara Jantung tunggal Suara Jantung tambahan Tidak ada Irama jantung (monitor) Tidak dilakukan Nyeri : pada bagian sendi jariEdema : ada Palpitasi Tidak adaBaal: tidak Perubahan warna (kulit, Kuku, Bibir, dll) :Ekstremitas atas (sendi-sendi pada digiti manus) nyeri dan sulit di gerakkan. Clubbing tidak ada Keadaan Ekstremitas :(mobilitas berkurang) Syncobe Tidak Rasa pusing : ada Monitoring Hemodinamik : CVP Tidak dilakukan mm H2ONutrisi: Jenis Diet : tidak ada nafsu makan : berkurang Rasa mual : seringMuntah : Kadang Intake Cairan 6-7 gelas/hariEliminasi:Pola rutin Normal (b.a.b) Penggunaan Laxan Tidak diterapkan Colostomy Tidak diterapkan Ileostomy Tidak diterapkan Konstibasi tidak diterapkan Diare Kadang-kadang (b.a.k) Inkontinensia Infeksi Tidak adaNematuri -Catheter Tidak diterapkanUrine Output > 2000 mlReproduksi: Kehamilan Tidak Buah dada normal sesuai umur, Perdarahan tidak ada Pemeriksaan Pap Smear terakhir Hasil tidak ada Keputihan tidak ada Pemeriksaan Sendiri ProstatPenggunaan Kateter tidak ada

Neurologis : Tingkat kesadaran sadar Orientasi : pasien dapat berorientasi terhadap waktu Koordinasi : pasien dapat berkoordinasi dengan anggota gerak tubuh Pola tingkah laku normal Riwayat epilepsi/kejang/parkinson tidak ada Refleks tidak ada Kekuatan menggenggam : pasien sulit menggenggam karna pengaruh penyakitPergerakan Ekstremitas : ekstremitas atas ( digiti manus) pasien terasa kakuMuskuloskeletal: Nyeri pada bagian digiti manus dan pergelanggan tangan Kekakuan pergelanggan tangan Pola latihan gerakKulit: Warna : kemerahan pada sendi digiti manus Integritas : kering Turgor : jelek

Data LaboratoriumLaboratorium :Tes serologi (diagnostik imunologis): ESR : meningkatFR : >1:80 Positif (80%)JDL : Anemia sedangLED: 85 mm/h

11. Pengkajian status fungsionalUntuk mengukur kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri diukur dengan INEKS KATZ

SKOREKRITERIA

A

Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi

B

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut

C

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan satu fungsi tambahan

D

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan

E

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan

F

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan

G

Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

Lain-lain

Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan sebagai C, D, E atau F

12. Status kognitif dan efektifPengkajian Status Mental GerontikMengidentifikasi kerusakan intelektual menggunakan Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ) untuk mendeteksi adanya dan tingkatan kerusakan intelektual, terdiri 10 hal yang mengetes orientasi, memori dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh, kemampuan matematis.SKORE

+-No.PERTANYAANJAWABAN

1.Tanggal berapa hari ini ?Hari Tgl Th

2.Hari apa sekarang ini ?

3.Apa nama tempat ini ?

4.Berapa nomor telpon Anda ?4.a. Dimana alamat Anda ?(tanyakan bila tidak memiliki telpon)

5.Berapa umur Anda ?

6.Kapan Anda lahir ?

7.Siapa Presiden Indonesia sekarang ?

8.Siapa Presiden sebelumnya ?

9.Siapa nama kecil ibu Anda ?

10.Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun ?

Jumlah Kesalahan Total

KETERANGAN :1. Kesalahan 0 2 Fungsi intelektual utuh2. Kesalahan 3 4 Kerusakan intelektual Ringan3. Kesalahan 5 7 Kerusakan intelektual Sedang4. Kesalahan 8 10 Kerusakan intelektual Berat

Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan lebih dari SD Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama.13. Pengkajian status sosialStastus sosial dapat diukur dengan menggunakan APGAR keluarga. Penilaian jika pertanyaan- pertanyaan yang dijawab selalu 2 point.APGAR KELUARGA

No FungsiUraianskore

1AdaptasiSaya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya2

2HubunganSaya puas dengan cara keluarga (teman teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya2

3PertumbuhanSaya puas bahwa keluarga (teman teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru2

4AfeksiSaya puas dengan cara keluarga (taman teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi emosi saya, seprti marah, sedih, atau mencintai2

5PemecahanSaya puas dengan cara temen temen saya dan saya menyediakan waktu bersama sama2

II. Diagnosa Keperawatan Keluargaa. Analisa Dan Sintesa DataNoData PenunjangMasalah Etiologi

1.

DS :- Tn. T mengatakan sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan - Tn. T mengatakan ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan.- Tn. T mengatakan pernah hampir jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannya

DO : - Tn. T berumur 67 tahun- TD 130/100 mmHg- Kekuatan otot 5 5 4 3- Skala nyeri 6- Lantai tanah yang berada di dapur tampak licin dan lembab

Resiko Jatuh

Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.

DS :- Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak mengetahui sama sekali apa penyebabnya. Keluarga Tn. T mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya penyakit pada Tn. T. Tn. - Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya dan jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat- Tn. T mengatakan tidak ada pantangan makanan

DO :- Keluarga tidak bisa menjawab pertanyaan tentang pengertian penyakit, pencegahan, perawatan dan pengobatannya- Tn. T bertanya apa saja makanan yang harus dihindari agar tidak sakit, Tn. T tampak bingungKurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

DS :- Tn. T mengatakan sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan - Tn. T mengatakan ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan.- Tn. T mengatakan pernah hampir jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannya

DO: - Skala nyeri sedang (6)- Klien tampak perlahan-lahan saat berjalan karena menahan nyeri.- Klien tampak lambat dalam berjalan.- Tingkat funsional klien 0, namun kadang-kadang 1Hambatan mobilitas fisikNyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi (AR).

DS :- Tn. T mengatakan sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan - Tn. T mengatakan ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan.- Tn. T mengatakan pernah hampir jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannyaDO: - skala nyeri sedang (6)- Klien tampak perlahan-lahan saat berjalan karena menahan nyeriNyeriAgen cedera fisik ( rematik)

b. Perumusan Diagnosa Keperawatan KeluargaNoDiagnosa Keperawatan

1Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.

2Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

c. Prioritas Masalah1. Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.KRITERIASKOREPEMBENARAN

Sifat masalah(bobot 1)Skala :3 : Aktual2 : Resiko1 : Sejahtera2/3 x 1 = 2/3Tn. T dan keluarga mengetahui bahwa Tn. T memiliki penyakit linu pada kakinya dan pernah hampir jatuh.

Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)Skala :2 : Mudah1 : Sebagian0 : Tidak dapat1/2 x 2 = 1Keluarga mengatakan Tn. T sering tidak mau diajak ke tempat pelayanan kesehatan, kecuali benar-benar parah. Tn. T merasa masih dapat beraktivitas sehingga sering tidak mau dibantu dalam beraktivitas.

Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)3 : Tinggi2 : Cukup1 : Rendah3/3 x 1 = 1 Keluarga mengatakan jika Tn. T tidak banyak melakukan aktivitas dan banyak beristirahat maka penyakit Tn. T dapat terminimalisir.

Menonjolnya masalah (bobot 1)2 : Berat, segera ditangani1 : Tidak perlu segera ditangani0 : tidak dirasakan0/2 x 1 = 0Keluarga mengatakan hanya satu kali Tn. T pernah hampir jatuh dan Tn. T sudah bisa mengimbangkan tubuhnya untuk berjalan walaupun lambat.

Total2 2/3

2. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatanKRITERIASKOREPEMBENARAN

Sifat masalah(bobot 1)Skala :3 : Aktual2 : Resiko1 : Sejahtera2/3 x 1 = 2/3- Tn. T mengatakan sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan. Ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan. Tn. T pernah hampir jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannya

Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)Skala :2 : Mudah1 : Sebagian0 : Tidak dapat2/2 x 2 = 2Keluarga Tn. T mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke Bidan atau Puskesmas terdekat, namun belum ada pertugas yang menjelaskan bagaimana penyakitnya.

Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)3 : Tinggi2 : Cukup1 : Rendah2/3 x 1 = 2/3Tn. T mengatakan sudah mulai mengurangi aktivitasnya agar penyakitnya tidak bertambah parah, Tn. T belum tahu makanan apa yang harus dihindari.

Menonjolnya masalah (bobot 1)2 : Berat, segera ditangani1 : Tidak perlu segera ditangani0 : tidak dirasakan2/2 x 1 = 1Tn. T mengatakan penyakitnya mengganggu aktivitas geraknya sehingga menyusahkan keluarga yang lain.

Total3 4/3

3. Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi, gangguan sensori perseptual.KRITERIASKOREPEMBENARAN

Sifat masalah(bobot 1)Skala :3 : Aktual2 : Resiko1 : Sejahtera3/3 x 1 = 1Tn. T mengatakan Tn. T mengatakan penyakitnya mengganggu aktivitas geraknya sehingga menyusahkan keluarga yang lain.

Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)Skala :2 : Mudah1 : Sebagian0 : Tidak dapat1/2 x 2 = 1Keluarga Tn. T mengatakan Tn T sudah bisa menyeimbangkan badannya walaupun dengan gerakan yang lambat.

Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)3 : Tinggi2 : Cukup1 : Rendah2/3 x 1 = 2/3Tn. T mengatakan aktivitasnya terganggu.

Menonjolnya masalah (bobot 1)2 : Berat, segera ditangani1 : Tidak perlu segera ditangani0 : tidak dirasakan2/2 x 1 = 1Tn. T mengatakan capek dengan penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh dan mengganggu geraknya sehingga menyusahkan keluarga.

Total3 2/3

4. Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik)

KRITERIASKOREPEMBENARAN

Sifat masalah(bobot 1)Skala :3 : Aktual2 : Resiko1 : Sejahtera3/3 x 1 = 1Tn. T mengatakan ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan

Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)Skala :2 : Mudah1 : Sebagian0 : Tidak dapat1/2 x 2 = 1Tn. T mengatakan nyerinya ketika bangun pagi tidak hilang-hilang, padahal sudah minum obat dari warung. Keluarga mengatakan Tn. T sering tidak mau diajak ke tempat pelayanan kesehatan, kecuali benar-benar parah.

Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)3 : Tinggi2 : Cukup1 : Rendah3/3 x 1 = 1Tn. T mengatakan sakitnya tidak bertambah parah jika banyak beristirahat.

Menonjolnya masalah (bobot 1)2 : Berat, segera ditangani1 : Tidak perlu segera ditangani0 : tidak dirasakan2/2 x 1 = 1Tn. T mengatakan sakitnya mengganggu aktivitasnya, kadang Tn. T tidak tahan dengan senut-senutnya.

Total4

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :NoDiagnosa KeperawatanSkore

1Nyeri b.d Agen cedera fisik (rematik).4

2Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.3 4/3

III. Rencana Asuhan KeperawatanNo DxTujuanKriteria Intervensi

1Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari, Tn. T mengalami penurunan rasa nyeri atau dapat mentolerir rasa nyeri dengan kriteria :1. Klien memahami mekanisme nyeri yang terjadi2. klien mengetahui dan dapat memperagakan teknik distraksi dan relaksasi3. klien tidak banyak mengeluh tentang nyerinyaDiharapkan pasien dapat mengetahui, mengajarkan, dan melakukan tindakan mandiri.Pain management (1400)1. Monitor nyeri : lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan dan faktor presipitasi2. Observasi respon non verbal klien saat nyeri terjadi3. Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien4. Jelaskan mekanisme nyeri yang terjadi pada klien5. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri6. Berikan support sistem untuk mentolerir nyeri7. Libatkan orang terdekat klien (keluarga) untuk pemberian support sistem8. Kolaborasi dalam pemberian analgetik9. Kontrol faktor-faktor pemicu timbulnya nyeri : pembatasan aktivitas, nutrisi tinggi serat, minum air putih banyak, psikis tidak terganggu10. Identifikasi PQRST sebelum dilakukan pengobatan11. Berikan obat analgetik12. Menganjurkan klien untuk bergerak perlahan pada setiap melakukan aktivitas

2Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga mengetahui tentang penyakit yang diderita keluarganya (AR), dengan kriteria hasil :- Keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta penalaksanaan pada penyakit AR.- Keluarga dapat melakukan perawatan dengan mengontrol makanan-makanan yang harus dihindari lansiaDiharapkan keluarga mampu mengenal penyakit yang sedang diderita Tn. TTeaching : Disease Prosess (5602)1. Menilai tingkat pengetahuan keluarga yang berhubungan dengan penyakit yang diderita oleh anggota keluarga (AR)2. Menjelaskan pengertian penyakit (AR)3. Menjelaskan patofisiologi penyakit (AR)4. Menjelaskan tanda dan gejala yang muncul dari penyakit yang dialami (AR)5. Menjelaskan penalaksanaan atau hal-hal yang harus dihindari6. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya penyakit7. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pilihan terapi yang bisa dilakukan

Dx. kepTujuanHari/ TanggalImplementasiEvaluasiformatif

umumKhusus

1.Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapkan nyeri pasien berkurangPasien mampu mengetahui, merawat, dan melakukan tindakan mandiriSenin, 4 agustus 20141. 08.302. 09.003. 10.00

1.Melakukan relaksasi distraksi2.Memberikan support sistem untuk mentolerir nyeri3. 3. Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien

Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dan pasien sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh tenaga kesehatan,.

2.Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapkan pasien mampu mengetahuipengertian dari penyakit reumatikDiharapkan keluarga mampu mengenal penyakit yang sedang diderita Tn. TSenin, 4 agustus 20141. 10.152. 10. 403. 10.554. 11.151. M1.Menjelaskan pengertian penyakit (AR)3.2.Menjelaskan patofisiologi penyakit (AR)4.3.Menjelaskan tanda dan gejala yang muncul dari penyakit yang dialami (AR)5.4.Menjelaskan penalaksanaan atau hal-hal yang harus dihindari6.

Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang patofisiologi, tanda dan gejala dari penyakit AR

HARI/TANGGALDX. KEPEVALUASI SUMATIF

Senin, 4 Agustus 201411.30

11.Dx. 1

Dx.2S : klien mengatakan nyeri pada kaki sudah berkurangO: klien dapat mengendalikan rasa nyeri pada kakinya dengan menggunakan bantal.A: masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan tau tentang penyakitnyaO: Klien mengatakan lancer berjalanA : Masalah terasa sebagianP : lanjutkan intervensi

PENUTUP

A. KESIMPULANAsuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan individualisasi perawatan yang perawat berikan. Proses-proses keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Intervensi yang diberikan haruslah sesuai dengan masalah pasien dan diagnosa keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Artritis Reumatoid yang telah dibuat menunjukan dan menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar dalam bentuk teori dan penangganan langsung kepada pasien. Penanganan langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini dapat mempermudah dalam pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat itu sendiri. Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat akreditasi asuhan keperawatan.

B. SARAN.Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses keperawatan/asuhan keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan pada pasien bronkitis, dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran pada mata kuliah PKKDM II serta menjadi pedoman dan bahan pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat nantinya. Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita sebagai mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit artritis reumatoid, etiologinya, anatomi dan fisiologi, patofisiologi dan patoflow artritis reumatoid, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnosis, terapi penyakit, komplikasi dari penyakit artritis reumatoid, prognosis dan pencegahan yang dapat dilakukan dalam proses keperawatan, dapat mengidentifikasi tujuan dalam proses keperawatan, serta dapat mengetahui contoh bentuk asuhan keperawatan sebelum kita turun ke lapangan/masyarakat.

DAFTAR PUSTAKABandiah, S. (2009) Lanjut Usia dan Keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.Jhonson R. dan Leny R (2010) keperawatan keluarga plus contoh askep keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika.