48
KEPERAWATAN GERONTIK “ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN” Disusun Oleh: FAJAR IBNU SABIL (P27820714004) ANINDYA HIDAYATURROHMA (P27820714011) ARAVIKA NUR HARIADI (P27820714018) FIKA AGUSTINA ` (P27820714023) FITRAH NURANI ERBA PUTRI (P27820714030)

ASKEP GERONTIK FIX.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP GERONTIK FIX.doc

KEPERAWATAN GERONTIK

“ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN”

Disusun Oleh:

FAJAR IBNU SABIL (P27820714004)

ANINDYA HIDAYATURROHMA (P27820714011)

ARAVIKA NUR HARIADI (P27820714018)

FIKA AGUSTINA ` (P27820714023)

FITRAH NURANI ERBA PUTRI (P27820714030)

D IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

S U R A B A Y A

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Page 2: ASKEP GERONTIK FIX.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul

“Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pendengaran”.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami sebagai penyusun mengalami

banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak

akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan

ini, dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen

Pembimbing mata kuliah Keperawatan Gerontik yang telah membimbing kami

dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun

sistematika penulisannya, maka dari itu kami berterima kasih apabila ada kritik

dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi rekan-rekan

seperjuangan khususnya Program Studi D IV Keperawatan Gawat Darurat

nantinya.

Surabaya, 09 April 2016

Penyusun

i

Page 3: ASKEP GERONTIK FIX.doc

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Pendahuluan. .........................................................................3

B. Askep Kasus Prebiaskusis.....................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................28

B. Saran.....................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

Page 4: ASKEP GERONTIK FIX.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat proses

penuaan organ pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur, dan simetris

pada kedua sisi telinga. Johnson R, menyatakan bahwa penurunan ketajaman

pendengaran yang bersifat progresif lambat ini terbanya pada usia 70-80 tahun,

pada usia 70 tahun biasanya penderita belum merasakan adanya gangguan

pendengaran namun ketika usia mencapai 80 tahun gangguan pendengaran terasa

lebih nyata. Presbikusis dialam sekitar 30-35% pada populasi berusia 65-75 tahun

dan 40-50% pada populasi diatas 75 tahun. Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih

tinggi daripada wanita. Perbedaan prevalensi presbikusis antar ras belum

diketahui secara pasti.

Presbikusis merupakan salah satu masalah kesehatan yang terpenting

dalam masyarakat. Hampir 40% penderita usia 65 tahun keatas mengalami

gangguan pendengaran. Akibat gangguan tersebut penderita mengalami berbagai

gangguan. Skrining pendengaran sebaiknya dilakukan secara rutin pada penderita

dengan usia diatas 60 tahun untuk menurunkan morbiditas akibat presbikusis.

Negara-negara barat memiliki pola yang begitu berbeda pada tuli jenis ini.

Laporan National Institute on Aging memberikan informasi sepertiga penduduk

Amerika antara usia 65-74 tahun dan separuh penduduk berusia 85 tahun keatas

memiliki ganggua pendengaran jenis ini. Prevalensi tersebut meningkat pada

tahun 2003 menjadi 70 juta orang. Jumlah penduduk di Indonesia dengan usia

lebih dari 60 tahun pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 19,9 juta atau 8,48%

dan tahun 2025 diperkirakan penderita presbikusis akibat usia lanjut tersebut akan

meningkat menjadi 4 kali lipat dan merupakan jumlah tertinggi di dunia.

Dengan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat yang terdiri dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Akan bisa

mendeteksi dini adanya gejala awal dari presbikusis dan diharapkan dengan

adanya perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh perawat dapat 1

Page 5: ASKEP GERONTIK FIX.doc

mengurangi maupun meminimalkan adanya gangguan-gangguan yang dialami

penderita presbikusis.

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah definisi dari presbikusis, etiologi, manifestasi klinis, dan

pemeriksaan penunjangnya?

2) Bagaimanakah asuhan keperawatan teori dengan gangguan pendengaran

presbikusis?

3) Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan gangguan pendengaran

presbikusis pada pasien lansia?

C. Tujuan

1) Untuk mengetahui definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksanaan

penunjang dari presbikusis.

2) Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori dengan gangguan

pendengaran presbikusis.

3) Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan gangguan pendengaran

presbikusis pada pasien lansia

2

Page 6: ASKEP GERONTIK FIX.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Laporan Pendahuluan

1. Definisi

Presbikusis merupakan akibat dari proses degeneratif pada satu

atau beberapa bagian koklea (striae vaskularis, sel rambut dan membran

basilaris) maupun serabut saraf auditori.

Presbikusis ini juga merupakan hasil interaksi antara faktor genetik

individu dengan faktor eksternal.Presbikusis adalah hilangnya

pendengaran terhadap nada murni berfrekuensi tinggi, yang merupakan

suatu fenomena yang berhubungan dengan lanjutnnya usia. (Boedhi &

Hadi, 1999). Presbikusis adalah penurunan pendengaran normal berkenaan

dengan proses penuaan. (Lueckenotte, 1997).

Presbikusis terbagi dua menjadi prebiskus perifer dan prebiskus

sentral. Presbikusis perifer, di mana para lansia hanya mampu untuk

mengidentifikasi kata. Alat Bantu dengar masih cukup bermanfaat, tetapi

harus diperhatikan untuk menghindari berteriak/berbicara terlalu keras

karena dapat membuat ketidaknyamanan di telinga. Presbikusis sentral, di

mana lansia mengalami gangguan untuk mengidentifikasi kalimat,

sehingga manfaat alat bantu dengar sangat kurang. Oleh karena itu,

percakapan dengan para lansia harus sedikit lebih lambat tanpa

mengabaikan irama dan intonasi.

2. Etiologi

Schuknecht menerangkan bahwa penyebab kurang pendengaran

akibat degenerasi ini dimulai terjadinya atrofi di bagian epitel dan saraf sel

ganglion spiral pada daerah basal hingga ke daerah apeks yang pada

akhirnya terjadi degenerasi sel-sel pada jaras saraf pusat dengan

manifestasi gangguan pemahaman bicara. (ejadian presbikusis diduga

mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter,metabolisme,

aterosklerosis, bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor.

3

Page 7: ASKEP GERONTIK FIX.doc

3. Klasifikasi

a. Internal

Degenerasi primer aferen dan eferen dari koklea, degenerasi primer

organ corti penurunan vascularisasi dari reseptor neuro sensorik

mungkin juga mengalami gangguan. Sehingga baik jalur auditorik dan

lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia.

b. Eksternal

Terpapar bising yang berlebihan, penggunaan obat ototoksik dan

reaksi pasca radang. (Boedhi & Hadi, 1999).

1) Presbikusis Sensori

Patologinya berdasarkan erat dengan hilangnya sel rambut

di membrane basalis koklea dan karena itu khas berupa hilangnya

pendengaran nada tinggi.

2) Presbikusis Neural

Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion

spiralis. Letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan

menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul berupa

gangguan atas frekuensi pembicaraan atau pengertian kata-kata.

3) Presbikusis Strial

Terjadi abnormalitas vaskularis strial berupa tropi daerah

apikal dan tengah dari koklea. Presbikusis biasanya terjadi pada

usia yang lebih muda.

4) Presbikusis Kondusif Koklea

Diduga terjadi diakibatkan perubahan mekanikal pada

membrane basalis koklea sebagai akibat proses menua. Secara

audiogram ditandai dengan penurunan progresif dari sensitifitas di

seluruh daerah tes.

4. Patofisiologi

Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan

N.VII. Pada koklea perubahan yang mencolok adalah atrofi dan degenarasi

sel sel rambut penunjang pada organ Corti. Proses atrofi disertai dengan

perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat

4

Page 8: ASKEP GERONTIK FIX.doc

pula perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel gaglion dan

saraf.

5. Pathway

6. Manifestasi klinis

Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan

pada kedua telinga dan tidak didasari oleh penderita.

a. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk

mengerti pembicaraan.

5

Degenerasi tulang-tulang pendengaran bagian dalam

Hilangnya sel-sel rambut pada basal koklea

Gangguan neuron-neuron koklea

Fungsi pendengaran menurun

Pendengaran terhadap kata-kata/rangsang suara

menurun

Menarik diri dari lingkungan

Tidak mau mengikuti kegiatan dirumah maupun

masyarakat

Lebih banyak istirahatHarga diri rendah

Gangguan komunikasi verbal

Kurang aktifitas

Page 9: ASKEP GERONTIK FIX.doc

b. Sulit mendengar pembicaraan di sekitar, terutama jika berada di tempat

dengan latar belakang suara yang ramai.

c. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah di

dengar daripada suara berfrekuensi tinggi.

d. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga.

Telinga terdengar berdenging ( tinnitus).

7. Penanganan

Jika derajat gangguan pendengaran masih ringan, hal ini dapat

diatasi dengan mudah. Klien cukup meminta tolong untuk mengulangi

kembali pertanyaannya. Akan tetapi, terdapat suatu saat ketika seseorang

memerlukan alat bantu dengar. Alat bantu dengar adalah alat elektro-

akustik yang dipasang di dalam atau di belakang telinga. Tujuannya adalah

memperkuat dan mengatur gelombang suara untuk si pemakai. Alat bantu

dengar awalnya berbentuk terompet yang diarahkan ke sumber bunyi

untuk didengarkan. Dalam perkembangannya suatu kontak penguat

gelombang suara (amplifier) dihubungkan dengan suatu perangkat yang

berada dalam telinga. Kotak tersebut dapat dimasukkan ke dalam saku atau

digantung di pinggang. Kini, alat yang lebih canggih telah

menggantikannya dan dikenal sebagai BTE (Behind-The-Ear).

8. Penatalaksanaan

Terdapat beberapa pilihan terapi untuk penderita presbikusis,

diantaranya:

1. Kurangi paparan terhadap bising

2. Gunakan pelindung telinga (ear plegs atau ear muffs) untuk mencegah

kerusakan lebih lanjut

3. Gunakan alat bantu dengar

4. Lakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan membaca gerak

bibir dan latihanmendengar

5. Berbicaralah dengan penderita presbikus dengan nada rendah dan jelas.

Dengan memahami kondisi yang dialami oleh para lansia dan

memberikan terapi yang tepat bagimereka, diharapkan kita dapat

6

Page 10: ASKEP GERONTIK FIX.doc

membatu mengatasi masalah sosial yang mungkin mereka alami

akibatadanya keterbatasan fungsi pendengaran mereka.

9. Pemeriksaan penunjang

Untuk memeriksa pendengaran dilakukan dengan :

a. Garputala

1) Uji rinne

2) Uji weber

3) Uji schwabach

b. Uji berbisik

c. Audiometri

B. ASKEP KASUS PRESBIAKUSIS

Nama wisma : Ayah Bunda Tanggal Pengkajian : 1 April 2016

pukul 07.00 WIB

1. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn.S

Umur : 70 Tahun

Agama : Islam

Alamat asal : Surabaya

Tanggal datang : 1 April 2016

Lama Tinggal di Panti : -

2. DATA KELUARGA

Nama : Ny.A

Hubungan : Anak

Pekajaan : TKI

Alamat : Surabaya

Telp : 031564xxx

3. STATUS KESEHATAN SEKARANG

a. Keluhan utama:

Klien susah mendengar pesan atau rangsangan suara

b. Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan:

7

Page 11: ASKEP GERONTIK FIX.doc

Tn.S termasuk orang yang pediam, dan tidak pernah mengeluhkan

penyakitnya kepada siapapun. Tn.S tidak paham dengan apa yang

dirasakan, beliau hanya pasrah tanpa mengatasi masalah pada dirinya.

Karena klien susah untuk mendengar pesan dari orang lain,

kebanyakan lansia lain menjauhi Tn.S. hal itu membuat Tn.S susah

untuk bersosialisasi.

c. Obat-obatan:

Dari dulu klien selalu minum obat-obatan ketika klien merasa tidak

enak badan.

4. FUNGSI FISIOLOGIS

a. Kondisi Umum Ya Tidak

Kelelahan V

Perubahan BB V

Perubahan nafsu makan V

Masalah tidur V

Kemampuan ADL V

KETERANGAN Normal

b. Integumen Ya Tidak

Lesi / luka V

Pruritus V

Perubahan pigmen V

Memar V

Pola penyembuhan lesi V

KETERANGAN Normal

c. Kepala Ya Tidak

Sakit kepala V

Pusing V

Gatal pada kulit kepala V

KETERANGAN Normal

8

Page 12: ASKEP GERONTIK FIX.doc

d. Mata Ya Tidak

Perubahan Penglihatan V

Pakai kacamata V

Kekeringan mata V

Nyeri V

Gatal V

Photobobia V

Diplopia V

Riwayat infeksi V

KETERANGAN Tidak Normal

e. Telinga Ya Tidak

Penurunan pendengaran V

Discharge V

Tinitus V

Vertigo V

Alat bantu dengar Rwyt infeksi V

Kebiasaan membersihkan telinga V

Dampak pada ADL V

KETERANGAN Tidak Normal

f. Hidung Sinus Ya Tidak

Rhinorrhea V

Discharge V

Epistaksis V

Obstruksi V

Snoring V

Alergi V

Riwayat infeksi V

KETERANGAN Tidak Normal

g. Mulut, Tenggorokkan Ya Tidak9

Page 13: ASKEP GERONTIK FIX.doc

Nyeri telan V

Kesulitan menelan V

Lesi V

Perdarahan gusi V

Caries V

Perubahan rasa V

Gigi palsu V

Riwayat Infeksi V

Pola sikat gigi V

KETERANGAN Normal

h. Pernapasan Ya Tidak

Batuk V

Nafas pendek V

Hemoptisis V

Wheezing V

Asma V

KETERANGAN Nomal

i. Kardiovaskuler Ya Tidak

Chest pain V

Palpitasi V

Dipsnoe V

Paroximal nocturnal V

Orthopnea V

Murmur V

Edema V

KETERANGAN Normal

j. Gastrointestinal Ya Tidak

10

Page 14: ASKEP GERONTIK FIX.doc

Disphagia V

Nausea / vomiting V

Hemateemesis V

Perubahan nafsu makan V

Massa V

Jaundice V

Perubahan pola BAB V

KETERANGAN

k. Perkemihan Ya Tidak

Dysuria V

Frekuensi V

Hesitancy V

Urgency V

Hematuria V

Poliuria V

Oliguria V

Nocturia V

Inkontinensia V

Nyeri berkemih V

Pola BAK V

KETERANGAN Normal

l. Reproduksi Ya Tidak

Lesi V

Disharge V

Testiculer pain V

Testiculer massa V

Perubahan gairah sex V

Impotensi V

m. Muskuloskeletal Ya Tidak11

Page 15: ASKEP GERONTIK FIX.doc

Nyeri Sendi V

Bengkak V

Kaku sendi V

Deformitas

Spasme

Kram V

Kelemahan otot V

Masalah gaya berjalan V

Nyeri punggung V

Pola latihan V

Dampak ADL V

KETERANGAN

n. Persyarafan Ya Tidak

Headache V

Seizures

Syncope

Tic/tremor

Paralysis V

Paresis V

Masalah memori V

KETERANGAN

o. Psikososial Ya Tidak

Cemas : V

Depresi : V

Ketakutan : V

Insomnia : V

Kesulitan dalam mengambil

keputusan :

V

12

Page 16: ASKEP GERONTIK FIX.doc

Kesulitan konsentrasi : V

Mekanisme koping : V

Persepsi tentang kematian: V

Dampak pada ADL V

p. Spiritual Ya Tidak

Aktivitas ibadah : V

Hambatan V

KETERANGAN: Sedang

q. Lingkungan Bersih Tidak

a. Kamar: V

b. Kamar mandi: V

c. Dalam rumah, wisma : V

NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES

1. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

No KriteriaDengan

BantuanMandiri

Skor Yang

Didapat

1 Makan 5 10 10

2Berpindah dari kursi roda ke tempat

tidur, atau sebaliknya5-10 15 10

3Personal toilet (cuci muka, menyisir

rambut, gosok gigi)0 5 4

4Keluar masuk toilet (mencuci

pakaian, menyeka tubuh, menyiram)5 10 7

5 Mandi 0 5 4

6Beijalan di permukaan datar (jika

tidak bisa, dengan kursi roda)0 5 2

7 Naik turun tangga 5 10 5

8 Mengenakan pakaian 5 10 10

13

Page 17: ASKEP GERONTIK FIX.doc

9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 6

10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 6

2. Aspek Kognitif MMSE (Mini Mental Status Exam)

NoAspek

Kognitif

Nilai

maksimal

Nilai

KlienKriteria

1 Orientasi 5 3

Menyebutkan dengan benar:

Tahun: Hari

Musim: Bulan:

Tanggal:

2 Orientasi 5 4

Dimana sekarang kita berada ? Negara:

Panti:

Propinsi: Wisma:

Kabupaten/kota:

3 Registrasi 3 3

Sebutkan 3 nama obyek (misal: kursi,

meja, kertas), kemudian ditanyakan

kepada klien, menjawab :

1) Kursi 2). Meja 3). Kertas

4Perhatian dan

kalkulasi5 3

Meminta klien berhitung mulai dari 100

kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.

Jawaban:

1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65

5 Mengingat 3 2Minta klien untuk mengulangi ketiga

obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien tentang benda

(sambil menunjukan benda tersebut).

1)

2)

3). Minta klien untuk mengulangi kata

berikut: “ tidak ada, dan, jika, atau tetapi)

Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah

14

Page 18: ASKEP GERONTIK FIX.doc

berikut yang terdiri 3 langkah.

1. Ambil kertas ditangan anda

2. Lipat dua

3. Taruh dilantai.

Perintahkan pada klien untuk hal berikut

(bila aktifitas sesuai perintah nilai satu

poin.

1. “Tutup mata anda”

2. Perintahkan kepada klien untuk

menulis kalimat dan

3. Menyalin gambar 2 segi lima yang

saling bertumpuk

Total nilai 30 21

Interpretasi hasil:

24 - 30 : tidak ada gangguan kognitif

18-23 : gangguan kognitif sedang

0 - 17 : gangguan kognitif berat

Kesimpulan : Dari wawancara dengan Tn.S, didapatkan hasil nilai 21 yaitu Tn.S

mengalami gangguan kognitif sedang.

3. Tes Keseimbangan

Time Up Go Test

No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)

1

2

3

Rata-rata Waktu TUG

Interpretasi hasil

Interpretasi hasil:

Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:

>13,5 detik Resiko tinggi jatuh

15

Page 19: ASKEP GERONTIK FIX.doc

>24 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun waktu 6 bulan

>30 detik Diperkirakan membutuhkan bantuan dalam mobilisasi dan

melakukan ADL

4. Kecemasan, GDS

Pengkajian Depresi

No PertanyaanJawaban

Ya Tdk Hasil

1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0

2.Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas

dan kesenangan1 0 0

3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0

4. Anda sering merasa bosan 1 0 0

5.Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang

waktu0 1 0

8.Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada

anda1 0 1

7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0

8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1

9.Anda lebih senang tinggal dirumah daripada

keluar melakukan sesuatu hal1 0 1

10.Anda merasa memiliki banyak masalah dengan

ingatan anda1 0 0

11.Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar

biasa0 1 0

12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0

13.Anda merasa diri anda sangat energik /

bersemangat0 1 0

14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 1

15.Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari

diri anda1 0 0

Jumlah 416

Page 20: ASKEP GERONTIK FIX.doc

Kesimpulan : Diperoleh hasil 4 dari pengkajian depresi. Hal tersebut tidak

diindikasikan depresi karena score tidak melebihi

5. Status Nutrisi

Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators Score Pemeriksaan

1.

Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan

perubahan jumlah dan jenis makanan yang

dikonsumsi

2 0

2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 0

3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 1

4.Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum

minuman beralkohol setiap harinya2 0

5.Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya

sehingga tidak dapat makan makanan yang keras2 1

6.Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk

membeli makanan4 2

7. Lebih sering makan sendirian 1 1

8.Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum

obat 3 kali atau lebih setiap harinya1 0

9.Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam

enam bulan terakhir2 0

10.Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang

cukup untuk belanja, memasak atau makan sendiri2 0

Total score 5

Kesimpulan : Pengkajian determinan nutrisi pada lansia didapatkan total score 5

yaitu moderate nutritional risk

6. Fungsi sosial lansia APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

NO URAIAN FUNGSI SKORE

1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada

keluarga (teman-teman) saya untuk membantu

ADAPTATION 1

17

Page 21: ASKEP GERONTIK FIX.doc

pada waktu sesuatu menyusahkan saya

2.

Saya puas dengan cara keluarga (teman-

teman)saya membicarakan sesuatu dengan saya

dan mengungkapkan masalah dengan saya

PARTNERSHIP

1

3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)

saya menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan aktivitas / arah baru

GROWTH

1

4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)

saya mengekspresikan afek dan berespon

terhadap emosi-emosi saya seperti marah,

sedih/mencintai

AFFECTION

2

5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan

saya meneyediakan waktu bersama-sama

RESOLVE2

Kategori Skor:

Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:

1). Selalu : 2

2). Kadang-kadang : 1

3). Hampir tidak pernah : 0

Intepretasi:

< 3 = Disfungsi berat

4 - 6 = Disfungsi sedang

> 6 = Fungsi baik

TOTAL

7

Kesimpulan : Dari wawancara dengan Tn.S hasil fungsi sosial lansia adalah 7

dengan interpretasi fungsi baik.

ANALISA DATA

18

Page 22: ASKEP GERONTIK FIX.doc

Waktu Data Subyektif/Objektif Interpretasi Masalah Keperawatan

1 April

2016

DS :

klien mengatakan susah

mendengarkan pesan dan rangsangan

suaraDO :

Klien tidak dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh

perawat

Klien hanya diam saja pada saat

diajukan pertanyaan

Klien merasa tidak nyaman saat

dilakukan sesi wawancara

Klien dapat menjawab

pertanyaan dari perawat saat

pertanyaan diulang berkali-kali

dengan suara keras

Sistem

pendengaran

menurun

Gangguan komunikasi

verbal

1 April

2016

DS :

  Klien mengatakan bahwa sulit

berkomunikasi dengan orang lain

DO :

Klien menutup diri dengan

orang lain

Klien tidak dapat berkomunikasi

dengan orang lain

Klien tidak dapat membaur

dengan orang lain

Menutup diri dari

lingkungan

Harga diri rendah

PRIORITAS MASALAH

19

Page 23: ASKEP GERONTIK FIX.doc

1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan sistem pendengaran

menurun ditandai dengan :

a. Klien tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat

b. Klien hanya diam saja pada saat diajukan pertanyaan

c. Klien merasa tidak nyaman saat dilakukan sesi wawancara

d. Klien dapat menjawab pertanyaan dari perawat saat pertanyaan

diulang berkali-kali dengan suara keras.

2. Harga diri rendah berhubungan dengan menarik diri dari lingkungan

ditandai dengan :

a. Klien menutup diri dengan orang lain

b. Klien tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain

c. Klien tidak dapat membaur dengan orang lain

20

Page 24: ASKEP GERONTIK FIX.doc

RENCANA TINDAKAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan

sistem pendengaran menurun ditandai dengan :

e. Klien tidak dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh perawat

f. Klien hanya diam saja pada saat diajukan

pertanyaan

g. Klien merasa tidak nyaman saat dilakukan sesi

wawancara

h. Klien dapat menjawab pertanyaan dari perawat

saat pertanyaan diulang berkali-kali dengan

suara keras.

Tujuan Jangka Panjang :

Setelah dilakukan kunjungan

selama 4 kali dalam 1 minggu

Tn. S mampu berkomunikasi

verbal dengan baik.

Tujuan Jangka Pendek :

Setelah dilakukan 2 kali

kunjungan Tn. S mampu

menerima rangsangan suara

dan mendengar dengan baik

melalui metode lain maupun

bantuan alat, dengan kriteria:

1. Mampu menerima

rangsangan suara dengan baik

melalui metode alternatif.

2. Mampu

1. Kaji tingkat kemampuan Tn. S

dalam menerima rangsangan

pesan suara.

2. Kaji apakah ada serumen yang

mengganggu pendengaran Tn. S.

3. Bicara perlahan dan jelas dengan

nada sedikit keras dan

ditekankan.

4. Gunakan bantuan alat tulis dalam

menyampaikan pesan.

5. Sarankan dan ajarkan Tn. S

penggunaan alat bantu dengar.

6. Pastikan alat bantu dengar

berfungsi dengan baik.

7. Anjurkan Tn. S untuk mejaga

kebersihan telinga.

1. Mengetahui seberapa tingkat

kemampuan Tn. S dalam

menerima rangsang suara.

2. Mengetahui kondisi telinga

Tn. S, apakah ada serumen

yang menyebabkan

pendengaran Tn. S

terganggu.

3. Agar Tn. S bisa menerima

rangsang atau perintah suara

dari lawan bicara dan

memahaminya.

4. Mempermudah Tn. S dalam

berkomunikasi.

5. Mempermudah Tn. S dalam

mendengarkan suara atau

menerima rangsang suara.

21

Page 25: ASKEP GERONTIK FIX.doc

mengintreprestasikan suara

dengan benar.

3. Menunjukkan peningkatan

kamampuan dalam

berkomunikasi.

4. menggunakan alat bantu

dengar dengan cara yang tepat

6. Meminimalkan kerusakan

alat dengar dan agar alat

bantu dengar tersebut dapat

berfungsi secara optimal.

7. Untuk personal hygiene atau

kebersihan telinga Tn. S.

2. Harga diri rendah berhubungan dengan menarik diri

dari lingkungan ditandai dengan :

d. Klien menutup diri dengan orang lain

e. Klien tidak dapat berkomunikasi dengan

orang lain

f. Klien tidak dapat membaur dengan orang

lain

Tujuan Jangka Panjang:

Setelah dilakukan kunjungan 4

kali dalam seminggu Tn. S

mampu menerima keadaan

dirinya, dan mampu

bersosialisasi dengan orang

lain.

Tujuan Jangka Pendek:

Setelah dilakukan 2 kali

kunjungan Tn. S mampu:

1. Membina hubungan saling

percaya dengan orang lain,

khususnya perawat.

1. Bina hubungan saling

percaya dengan

menggunakan prinsip

hubungan terapeutik.

2. Kaji pengetahuan Tn. S

tentang perilaku menarik diri

dan tanda-tandanya.

3. Beri kesempatan pada Tn. S

untuk mengungkapkan

alasannya tidak mau bergaul

atau menarik diri.

4. Beri pujian terhadap

kemampuan Tn. S dalam

1. Untuk membangun

hubungan percaya Tn. S

terhadap perawat dengan

pendekatan terapeutik.

2. Untuk mengetahui tingkat

pengetahuan atau kesadaran

Tn. S tentang perilaku

menarik dirinya.

3. Mencari tahu penyebab Tn.

S tidak mau berkomunikasi

maupun jarang

bersosialisasi.

4. Meningkatkan rasa percaya

22

Page 26: ASKEP GERONTIK FIX.doc

2. Mengenal penyebab

perilaku menarik dirinya

terhadap lingkungan sosial.

3. Mampu berkomunikasi

dengan orang lain dan

bersosialisasi antar sesama.

mengungkapkan perasaan.

5. Dorong dan bantu klien

untuk berhubungan sosial

dengan orang lain.

6. Beri pujian atas keberhasilan

yang telah dicapai Tn. S

dalam bersosialisasi.

7. Anjurkan anggota keluarga

untuk secara rutin dan

bergantian mengunjungi Tn.

S.

diri Tn. S.

5. Untuk meningkatkan

kemampuan Tn. S dalam

berkomunikasi atau menjalin

hubungan sosial dengan

orang lain.

6. Meningkatkan rasa percaya

diri Tn. S dalam

bersosialisasi.

7. Sebagai support atau

dukungan bagi Tn. S untuk

lebih terbuka terhadap orang

lain dan agar Tn. S tidak

merasa dikucilkan atau

disngkirkan oleh keluarga.

23

Page 27: ASKEP GERONTIK FIX.doc

IMPLEMENTASI/ TINDAKAN

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

WAKTU DAN

TANGGALIMPLEMENTASI PETUGAS

1. Gangguan komunikasi

verbal berhubungan

dengan sistem

pendengaran menurun.

1 April 2016

08.00-09.00

Wib

1. Melakukan tindakan melihat pembersihan serumen

yang mengganggu pendengaran Tn. S.

2. Melakukan komunikasi secara perlahan dan jelas

dengan nada sedikit keras dan ditekankan.

3. Menganjurkan Tn. S untuk mejaga kebersihan telinga.

Perawat D4 Gawat

Darurat

2. Gangguan komunikasi

verbal berhubungan

dengan sistem

pendengaran menurun.

2 April 2016

08.00-09.00

WIB

1. Melakukan tindakan mengkaji tingkat kemampuan Tn.

S dalam menerima rangsangan pesan suara.

2. Melakukan komunikasi secara perlahan dan jelas

dengan nada sedikit keras dan ditekankan.

3. Memberikan sarankan dan ajarkan Tn. S penggunaan

alat bantu dengar.

4. Memastikan alat bantu dengar berfungsi dengan baik.

5. Menganjurkan Tn. S untuk mejaga kebersihan telinga.

Perawat D4 Gawat

Darurat

24

Page 28: ASKEP GERONTIK FIX.doc

3. Harga diri rendah

berhubungan dengan

menarik diri dari

lingkungan.

2 April 2016

07.00-08.00 wib

1. membina hubungan saling percaya dengan

menggunakan prinsip hubungan terapeutik.

2. mengkaji tingkat pengetahuan Tn. S tentang perilaku

menarik diri dan tanda-tandanya.

3. Memberikan kesempatan pada Tn. S untuk

mengungkapkan alasannya tidak mau bergaul atau

menarik diri.

Perawat D4 Gawat

Darurat

4. Harga diri rendah

berhubungan dengan

menarik diri dari

lingkungan.

2 April 2016

06.00-08.00

WIB

1. membina hubungan saling percaya dengan

menggunakan prinsip hubungan terapeutik.

2. mengkaji tingkat pengetahuan Tn. S tentang perilaku

menarik diri dan tanda-tandanya.

3. Memberikan kesempatan pada Tn. S untuk

mengungkapkan alasannya tidak mau bergaul atau

menarik diri.

4. Memberikan pujian terhadap kemampuan Tn. S dalam

mengungkapkan perasaan.

5. Mendorong dan bantu klien untuk berhubungan sosial

Perawat D4 Gawat

Darurat

25

Page 29: ASKEP GERONTIK FIX.doc

dengan orang lain.

6. memberikan pujian atas keberhasilan yang telah dicapai

Tn. S dalam bersosialisasi.

7. Menganjurkan anggota keluarga untuk secara rutin dan

bergantian mengunjungi Tn. S.

CATATAN PERKEMBANGAN

No. Hari/Tgl/Jam Diagnosa No. Catatan Perkembangan (SOAP) Ttd/ Nama

1 2 3 4 61. 7 April 2016

09.00-10.00 wib

Dx no. 1 S : klien mengatakan mampu mendengarkan

pesan dan rangsangan suara.

O : •Klien dapat menjawab pertanyaan yang

Perawat D4 Gawat Darurat

26

Page 30: ASKEP GERONTIK FIX.doc

diajukan oleh perawat

•Klien tidak diam pada saat diajukan pertanyaan

•Klien mulai merasa nyaman saat dilakukan sesi

wawancara

•Klien dapat menjawab pertanyaan dari perawat

tanpa harus diulang berkali-kali.

A : masalah keperawatan gangguan komunikasi

verbal dapat teratasi

P : intervensi dihentikan

2. 8 April 2016

09.00-10.00 wib

Dx no. 2 S : klien mengatakan sudah tidak mengalami

lesulitan dalam berkomunikasi dengan orang

lain.

O : •Klien mulai membuka diri dengan orang

lain

•Klien dapat berkomunikasi dengan orang

lain

•Klien mulai dapat membaur dengan orang

lain

A : masalah keperawatan harga diri rendah dapat

Perawat D4 Gawat Darurat

27

Page 31: ASKEP GERONTIK FIX.doc

teratasi

P : intervensi dihentikan

28

Page 32: ASKEP GERONTIK FIX.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Presbikusis merupakan akibat dari proses degeneratif pada satu atau

beberapa bagian koklea (striae vaskularis, sel rambut dan membran basilaris

maupun serabut saraf auditori.

Schuknecht menerangkan bahwa penyebab kurang pendengaran

akibat degenerasi ini dimulai terjadinya atrofi di bagian epitel dan saraf sel

ganglion spiral pada daerah basal hingga ke daerah apeks yang pada

akhirnya terjadi degenerasi sel-sel pada jaras saraf pusat dengan manifestasi

gangguan pemahaman bicara. Prebiskusis dibagi menjadi dua yaitu

prebiskusis internal dan prebiskusis eksternal.

Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan

pada kedua telinga dan tidak didasari oleh penderita.

a. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit

untuk mengerti pembicaraan.

b. Sulit mendengar pembicaraan di sekitar, terutama jika berada di

tempat dengan latar belakang suara yang ramai.

c. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah di

dengar daripada suara berfrekuensi tinggi.

d. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga.

Telinga terdengar berdenging ( tinnitus).

B. Saran

Dari asuhan keperawatan pada lansia di atas, dapat diketahui bahwa

pada lansia yang mengalami gangguan pendengaran mempunyai banyak

tanda dan gejala, salah satunya yaitu faktor usia. Semoga asuhan

keperawatan ini dapat memberikan informasi kepada lansia.

29

Page 33: ASKEP GERONTIK FIX.doc

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Azwar, dkk.2009.Penyakit Di Usia Tua.Jakarta:EGC

Darmojo R.Budhi,dk.1999.GERIATRI (Ilmu Kesehatan Usia

Lanjut).Jakarta:FKUI

Gadipa,Anang.2012.https://muhammadananggadipa.wordpress.com/2012/01/12/

gangguan-pendengaran-pada-lansia/.diakses pada tanggal 8 April 2016

pada pukul 12.00 WIB

Widyadari,nindya.2011.http://nindyawddr3gmailcom.blogspot.co.id/.diakses pada

tanggal 8 April 2016 pada pukul 10.00 WIB