Upload
ayu-indah-carolina
View
174
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN FLU BABI
TROPICAL AND EMERGING DISEASES
Oleh :
SGD 4
I Gede Ardy Wiranata (1002105008)
Kadek Yunita Pradnyawati (1002105012)
Luh Made Purnamadewi (1002105020)
Kadek Dian Praptini (1002105029)
Ni Made Rai Rawiti (1002105030)
Ni Kadek Ratih Mentari (1002105041)
Ni Made Desy Pratiwi (1002105043)
Ni Putu Christin Jayastri (1002105044)
I.A. Pradnya Paramitha P. (1002105046)
Putu Weda Suari (1002105062)
Ayu Indah Carolina (1002105073)
Komang Arya Oktaviantara (1002105079)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2012
Kasus 2
Tn. S (37 tahun) masuk rumah sakit dengan keluhan suhu tubuhnya meningkat disertai batuk dan
nyeri tenggorokan 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dari hasil pengkajian didapatkan suhu
tubuh 40oC, tekanan darah 110/80 mmHg, RR 24 x/menit dan pasien mengeluh rinorhea,
myalgia, muntah-muntah, lemas dan diare. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dari apus
tenggorokan PCR dinyatakan (+) flu babi dengan AGD masih dalam batas normal. Hasil foto
rontgen didapatkan adanya pneumonia. Pasien 5 hari yang lalu pergi ke luar negeri untuk
menengok teman bisnisnya yang dirawat di rumah sakit karena menderita flu.
Pertanyaan:
Buatlah tinjauan teori /laporan pendahuluan ashuhan keperawatan pada kasus di atas lengkap
dengan pohon masalah. !
Buatlah diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus di atas beserta intervensinya !
Jelaskan kewaspadaan yang perlu diperharikan tenaga kesehatan dalam perawatan pasien untuk
mencegah penularan penyakit.
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN FLU BABI
1. Pengertian / definisi
Flu babi adalah penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus
influensa tipe A. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), secara umum
penyakit ini mirip influenza dengan gejala demam, batuk, pilek, sesak nafas, nyeri
tenggorokan, lesu, letih dan mungkin disertai mual, muntah dan diare.
Kasus flu babi yang terjadi pada manusia saat ini sudah bersifat pandemic (penyakit sudah
tersebar ke mancanegara). Menurut situs Center for Control and Prefention (CDC) AS,
normalnya virus flu babi hanya berjangkit pada babi dengan kematian rendah. Namun secara
sporadic terjadi infeksi pada manusia. Varian baru ini dikenal dengan nama virus H1N1 yang
merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan
neuraminidase tipe 1.
2. Etiologi
Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe A subtype H1N1 dari familia
orthomyxoviridae.
Flu atau influenza ada 2 type :
Type A : Menular pada unggas (ayam, itik, dan burung) serta babi
Type B dan type C : Menular pada manusia
Virus influenza tipe A yang termasuk family orthomyxoviridae, erat kaitannya dengan
penyebab swine flu, equine flu, dan avian influenza (fowl plaque). Ukuran virus tersebut
berdiameter 80120 nm. Selain influenza A, terdapat influenza B dan influenza C yang juga
sudah dapat di isolasi dari babi. Sedangkan 2 tipe influenza pada manusia adalah tipe A dan
B. kedua tipe ini diketahui sangat progresif dalam perubahan antigenic yang sangat dramatic
sekali (antigenik shift).
3. Epidemiologi
Penyebaran virus influensa dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui
udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan
tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi
anakan. Penyebabnya adalah virus influensa tipe A, subtipe: H1N1 (H1N2, H3N1, H3N2).
Identifikasi pertama kali pada tahun 1931. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di
kandang babi di Eropa dan di Amerika Utara.Pada spesies babi memiliki kemampuan
sangat menular dengan angka kesakitan tinggi dan angka kematian 1-4%. Insiden penyakit
ini terjadi sepanjang tahun, puncaknya pada musim gugur dan dingin.
Manusia dapat terkena penyakit influensa secara klinis dan menularkannya pada babi.
Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui
udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi
sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah
dilaporkan. Kejadian luar biasa flu babi diketahui pernah terjadi di Amerika Utara &
Selatan, Eropa (Inggris, Swedia, Italia) , Afrika (Kenya) dan beberapa daerah di Asia
Timur (Cina dan Jepang)
Flu babi pertama kali diidentifikasi di Indonesia pada 15 April 2009 dan dinyatakan
pandemi: 11Juni 2009 denagn Case Fatality Rate, sampai dengan 11 Juni 2009 sebesar
0,5%. Gejala klinis yang terjadi sebagian besar ringan, yaitu demam (87-94%), Batuk (87-
92%), Sakit tenggorokan (48-82% ), Gangguan pencernaan (25%).
Influenza A H1N1 di Provinsi Bali pertama kali diidentifikasi pada 12 Mei 2009, kasus
pertama yang dirawat yang dicurigai influenza H1N1 adalah seseorang
berkewarganegaraan Belanda. Dua minggu berikutnya warga negara Jepang, keduanya
dinyatakan negatif H1N1 oleh Litbangkes. Hingga Tanggal 21 Juni 2009 diidentifikasi
seorang warga negara Inggris, dan dinyatakan positif H1N1 dan tanggal 24 Juni 2009
Menkes menyatakan Indonesia Positif kasus H1N1 (kasus pertama di Indonesia).
4. Patofisiologi / Pathway
Pada penyakit influensa babi klasik, virus masuk melalui saluran pernafasan atas
kemungkinan lewat udara. Virus menempel pada trachea dan bronchi dan berkembang
secara cepat yaitu dari 2 jam dalam sel epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir
seluruh sel terinfeksi virus dan menimbulkan eksudat pada bronchiol. Infeksi dengan cepat
menghilang pada hari ke 9 . Lesi akibat infeksi sekunder dapat terjadi pada paru-paru
karena aliran eksudat yang berlebihan dari bronkhi. Lesi ini akan hilang secara cepat tanpa
meninggalkan adanya kerusakan.
Pembentukan eksudat pada bronchiol menyebabkan suplai oksigen menurun, paru-paru
akan meningkatkan kerjanya sehingga menimbulkan sesak nafas. Karena suplai oksigen
terganggu, orang yang terinfeksi akan mengalami hipoksia dan kesadaran juga dapat
menurun. Selain itu, metabolisme tubuh pun dapat terganggu dalam pembentukan energi
sehingga orang dengan flu ini akan cepat merasa lelah. Virus flu babi juga dapat masuk ke
dalam saluran cerna yaitu lambung dan usus. Virus yang masuk ke dalam lambung akan
meningkatkan produksi HCl yang dapat menimbulkan perasaan mual dan penurunan nafsu
makan. Sedangkan virus yang masuk ke dalam usus akan meningkatkan kerja peristaltik,
dengan demikian orang akan mengalami diare.
Pathway (terlampir)
5. Klasifikasi
Klasifikasi flu babi berdasarkan derajat keparahannya flu babi dibedakan menjadi 3 yaitu:
a) Ringan
– ILI (influenza like illness)
– Tidak Sesak
– Tidak nyeri dada
– Tidak ada pneumonia
– Tidak termasuk kelompok risiko tinggi (Asma, DM, PPOK, Obesitas, kurang
Gizi, Penyakit kronis lainnya)
– Usia muda
b) Sedang
– ILI (influenza like illness) dengan komorbid
– Sesak napas
– Pneumonia
– Usia tua
– Hamil
– Keluhan mengganggu: diare, muntah-muntah
c) Berat
– Pneumonia luas
– Gagal napas
– Sepsis
– Syok
– Kesadaran menurun
– ARDS
– Gagal multiorgan
(Sudoyo, 2006)
6. Tanda dan Gejala
a) Pada Manusia
Manifestasi flu babi sama dengan influenza musiman. Klien datang dengan gejala
penyakit respirasi akut, termasuk minimal 2 dari gejala berikut :
- Demam, dapat hingga menggigil
- Batuk
- Nyeri tenggorokan
- thSakit kepala
- Rasa lemas dan letih
- Diare dan muntah (mungkin dapat terjadi)
Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), gejala flu babi pada
manusia sama dengan influenza pada umumnya. Gejala meliputi demam, batuk, nyeri
tenggorokan, body aches, sakit kepala, menggigil dan lemas/letih. Beberapa klien juga
dilaporkan memiliki gejala diare dan muntah. Oleh karena gejala-gejala ini tidak spesifik
untuk flu babi, diagnosis banding dari kemungkinan flu babi tidak hanya dari gejala
namun juga kecenderungan tinggi flu babi tersebut berdasarkan riwayat klien saat ini.
b) Pada Babi
- apatis
- sangat lemah
- enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri otot
- eritema pada kulit
- anoreksia
- demam sampai 41,8oC
- Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit cukup hebat dibarengi dengan
muntah eksudat lendir
- bersin
- dispneu diikuti kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata
- Beberapa babi akan terlihat depresi dan terhambat pertumbuhannya.
7. Pemeriksaan Penunjang
No Pemeriksaan Diagnostik Temuan Normal1 Pemeriksaan Apusan Ditemukan virus / bakteri
yang menyebabkan flu burung
Tidak ditemukan virus / bakteri yang menyebabkan flu burung
2 Rontgen Pemeriksaan toraks dapat dilihat yaitu bagi penderita H5N1 dan H1N1 terdapat pneumonia (radang membrane paru) akibat eksudat pada rongga pleura yang berlebihan
Paru-paru bersih (tidak ditemukan pneumonia)
3 Pemeriksaan darah rutin LeukositPada pasien H5N1 dan H1N1 ditemukan leukosit meningkat.
Leukosit normal baik laki-laki maupun perempuan yaitu 5 – 10.000
HbHb normal laki-laki yaitu 13,5 – 18 g/dlHb normal wanita yaitu 11,5 – 16 g/dl
4 Pemeriksaan Lab.virologi PCRPemeriksaan dapat mendeteksi adanya virus influenza
Tidak ditemukan virus influenza
5 CT-Scan dan MRI Memeberikan gambaran khas yang terletak di pons dan thalamus. Kelainan yang khas yang terletak di pons dan thalamus yang tampak dalam CT otak adalah gambaran densitas rendah simetris di thalamus, pons dan batang otak. Pada pemeriksaan MRI dengan kontras didapatkan gambaran kelainan berbentuk outcome ensefalitis/ensefalopati berhubungan dg usia penderita & temuan CT / MRI.
Tidak ditemukan gambaran khas kelainan otak pada thalamus, pons, dan batang otak.
8. Penatalaksanaan
Pemberian pengobatan antivirus diberikan pada seseorang dengan ditemukan H1N1
berdasarkan pemeriksaan laboratorium, berupa oseltamivir dan zanamir, selain itu juga obat
ini berdasarkan CDC dapat diberikan tidak hanya sebagai terapi, juga sebagai pencegahan.
Pemberian vaksin influenza yang biasa diberikan pada sebelum musim flu dan juga obat
antivirus lain (amatadine, rimantadine) tidak di rekomendasikan karena dapat menyebabkan
resisten terhadap golongan virus lainnya.
Berdasarkan WHO pemberian antivirus yang direkomendasikan adalah oseltamivir, begitu
gejala sudah mulai timbul, ataupun gejala sudah berat. Apabila pemberian oseltamivir tidak
memungkinkan karena ada penyakit pemberat, dapat diberikan obat zanamivir sesegera
mungkin tanpa menunggu hasil laboratorium, pemberian ini juga dapat diberikan pada
penderita dengan kehamilan, semua usia termasuk anak dan balita.
Penderita dengan sakit yang berat, WHO merekomendasikan pemberian oseltamivir dan
zanamivir, diberikan sesegera mungkin. Perburukan ditandai dengan terjadinya infeksi berat
paru, dimana akan terjadi kerusakan hebat jaringan paru yang tidak berespon terhadap
antibiotik, kegagalan fungsi organ termasuk hati, ginjal dan hati. Penderita dengan kasus
berat ini membutuhkan perawatan ICU.
Pemberian terapi paling baik bila diberikan dalam 48 jam setelah timbulnnya gejala,
beberapa penelitian dengan pemberian ini akan mengurangi angka kematian dan juga
lamanya perawatan di rumah sakit. Rokmendasi pemberian obat antiviral selama 5 hari.
Pemberian profilaktik (pencegahan) dapat diberikan pada seseorang (sebelum atau sesudah
terpapar tetapi belum menimbulkan gejala) :
Keluarga dekat yang kontak dengan penderita yang diduga atau positif flu babi,
dengan faktor resiko pemberat (penyakit kronis, usia > 65 th atau < 5 th, wanita
hamil).
Anak sekolah yang dekat dengan penderita.
Berpergian ke daerah tinggi angka kejadian flu babi dengan faktor resiko pemberat.
Tenaga kesehatan yang berhubungan dengan penderita dan tidak menggunakan alat
pelindung yang baik
Penderita yang mendapatkan pemberian kemoprofilaktik sebelumnya untuk
menghindari komplikasi influenza dan kontak dengan seseorang yang dicurigai
menderita flu. Profilaktik sebelum terpapar diberikan pada seseorang dengan kriteria
sebagai berikut :Tenaga kesehatan dengan faktor resiko tinggi terjadi komplikasi
(penyakit kronis, usia > 65 th, hamil) dan Seseorang yang akan berpergian ke daerah
tinggi angka kejadian flu babi. Adapun obat-obatan yang digunakan antara lain:
a. Oseltamivir (tamiflu)
Menghambat neurominidase, berupa gli koprotein yang berada pada permukaan virus
yang akan menyebabkan pecahnya sel yang mengandung virus. Sehingga pemberian
obat ini akan mengurangi penyebaran virus dalam tubuh.
b. Zanamivir (relenza)
Memiliki sifat yang sama dengan osetamivir tetapi pemberian berupa inhalasi,
sehingga penderita dengan gangguan pernafasan lebih baik diberikan osetamivir.
Vaksin virus influenza A bisa didapatkan dalam 2 bentuk yaitu injeksi dan inhalasi.
Kedua vaksin ini akan mengaktivasi tubuh manusia untuk memproduksi antibodi
dalam tubuh. Dipergunakan dalam mengatasi penyebaran virus influenza A pada saat
pandemik 2009.
9. Pencegahan
10 langkah pencegahan flu babi dikeluarkan Working Group ASEAN for One Health, berikut ini
tips yang dapat diterapkan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan HE pada pasien dan
masyarakat serta dapat juga diterapkan oleh tenaga kesehatan itu sendiri seperti dibawah ini:
1. Cuci tangan Anda sesering mungkin.
Mencuci tangan dengan sabun dan air beberapa kali dalam sehari. Keringkan tangan
Anda setelah dicuci. Jika tidak ada air, Anda mungkin bisa menggunakan bahan pencuci
tangan dari alkohol.
2. Hindari bersentuhan mata, hidung atau mulut
Virus influenza sering menyebar ketika seseorang bersentuhan dengan penderita
yang terkontaminasi oleh kuman, kemudian bersentuhan dengan mata, hidung atau
mulutnya.
3. Hindari kontak terlalu dekat
Hindari berdekatan dengan seseorang yang sedang sakit. Untuk sementara, hindari
berjabat tangan, serta ciuman dengan orang di wilayah yang dilaporkan terserang
wabah influenza.
4. Tinggallah di rumah jika sedang sakit.
Jika mungkin, tinggallah di rumah dan hindari pusat-pusat keramaian jika sedang sakit.
Anda akan membantu mencegah orang lain dari kemungkinan tertular
oleh penyakit Anda.
5. Gunakan penutup hidung dan mulut
Gunakan sapu tangan atau tisu ketika Anda sedang batuk atau bersin untuk
mencegah penyebaran virus. Jika tidak punya tisu, gunakan lengan baju bagian
depan, jangan pakai telapak tangan. Buanglah tisu di tempat sampah.
6. Tetaplah menjaga jarak
Jika anda sedang sakit, jagalah jarak dengan orang lain untuk melindungi mereka
agar tidak ikut terserang sakit.
7. Terapkan gaya hidup sehat
Hindari merokok, istirahat atau tidur yang cukup, olahraga secara
rutin sehingga tubuh bisa aktif, mengelola tingkat stress, meminum air
banyak-banyak, memakan makanan bernutrisi.
8. Konsultasi dengan dokter jika anda sakit
Datanglah ke pusat layanan kesehatan atau dokter jika ada tanda-tanda gejala sedang
sakit, seperti susah bernafas, pikiran sedang kacau, dan
muntah-muntah.
9. Tunda perjalanan jika sedang sakit
Jika sedang sakit, sebaiknya berpikir ulang untuk melakukan
perjalanan dengan pesawat atau alat transportasi lainnya. Jika terpaksa
harus terbang ke negara yang terserang flu Babi, kemudian merasa sakit
setelah kembali, maka secepatnya harus konsultasi ke dokter
10. Ikuti perkembangan informasi dari otoritas kesehatan lokal.
Perlu tetap mengikuti perkembangan situasi terkini dari wabah influenza
dan saran-saran yang disampaikan oleh otoritas kesehatan lokal.
Selain itu sebagai tenaga kesehatan, seharusnya mengetahui kasus pasien sebelum
melakukan perawatan adalah sebagai berikut :
a. Kasus ringan.
Sebagian besar kasus akan sembuh dalam waktu satu minggu. Penanganan pada kasus
ringan tidak pemerlukan perawatan RS, tidak memerlukan pemberian antivirus kecuali
kasus dengan klaster serta diberikan pengobatan simptomatik dan Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) pada pasien dan keluarga. Pasien diamati selama 7 hari. Pengobatan
simptomatik diberikan sesuai gejala. Salisilat tidak boleh diberikan pada anak di bawah
18 tahun dapat menyebabkan Reye Syndrome.
b. Kasus sedang.
Perawatan di ruang isolasi dan diberikan antivirus. Dilakukan pemeriksaan RT-PCR
hanya satu kali pada awal. Jika keadaan umum dan klinis baik dapat dipulangkan dengan
KIE. Jika terjadi perburukan rawat ICU penatalaksanaansesuai kasus berat (pengawasan
ketat tanda kegawatdaruratan missal pemeriksaan laktat dehidrogenase > 4, analisis gas
darah menunjukkan PaCO2 <30 mmHg, C-reactive protein atau procalcitonine).
c. Kasus berat.
Perawatan di ruang isolasi ICU/PICU/NICU dan diberikan antivirus serta diperiksa RT-
PCR satu kali pada awal. Pada influenza A baru H1N1 yang berat dengan pneumonia
gambarannya sama dengan pneumonia pada flu burung .
Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan segala usaha yang dilakukan supaya masyarakat tidak
akan terjangkit dari penyakit flu babi. Pencegahan primer dilakukan pada fase suseptibel.
Pada penyakit ini pencegahan primer bisa dilakukan dengan;
o Melakukan penyuluhan mengenai bahaya penyakit flu babi, pencegahannya, serta
penanganan penderita kepada peternak babi melalui promosi kesehatan
masyarakat selain itu orang yang sering kotak denganternak maupun tinggal
disekitar daerah peternakan babi juga perlumendapatkan penyuluhan
o Mengajak masyarakat untuk melakukna PHBS (Perilaku Hidup BersihDan Sehat),
contohnya dengan mencuci tangan setelah memegang benda- benda ditempat
umum
o Melakukan penyuluhan mengenai pemakaian masker yang benar kepada pekerja
peternakan.
o Menyediakan tempat untuk mencuci tangan di tempat-tempat umum
o Mengajak masyarakat umum untuk memakai masker apabila mengalamigangguan
pernafasan atau demam dan segera menghubungi dokter.6.Penyemprotan
disinfektan pada setiap babi dan kandang babi agar risiko penyebaran virus
menjadi berkurang.
Pencegahan Sekunder
Pada pencegahan sekunder dilakukan diagnosa dini dan pengobatantepat. Pengobatan
atau tindakan yang tepat bisa mencegah terjadinyakomplikasi atau memperlambat
perjalanannya. Pencegahan sekunder dilakukan pada fase presimtomatis yakni dengan
jalan mengidentifikasisedini mungkin terjadinya penyakit dengan jalan melakukan
deteksiterhadap perubahan patologis pada tubuh yang pada fase tersebut sudahterjadi.
Misalnya; jika seseorang sudah menderita penyakit flu sebaiknyamenggunakan masker
jika melakukan bepergian. Melakukan pemeriksan ditempat-tempat umum seperti
bandara, pertokoan dan tempat-tempat umumlainnya.
Pencegahan tersier
Pencegahan tersier ialah semua usaha untuk membatasiketidakmampuan dan rehabilitasi.
Pada keadaan ini, penyakit sudah terjadidan bahkan meninggalkan cacat. Pada penyakit
flu babi pencegahansekunder dilakukan denga memberikan pengobatan secara tepat,
mengisolasi pederita penyakit flu babi, dan melakukan rehabilitasi kepada para
penderita penyakit flu babi. Selain itu pemerintah wajib menghimbau masyarakat
agar mau menerima kembali penderita flu babi yang sudah sembuh agar tidak
adatindakan pengucilan
10. Prognosis
Penyakit flu babi mempunyai prognosis yang baik, karena masa hidup virus flu babi didalam
tubuh yaitu 7 hari, ditunjang dengan pengobatan yang intensif. Kemungkinan terjadinya
kematian disebabkan karena penderita tidak mendapat perawatan kesehatan yang baik.
Secara umum, 80-90% pasien yang menderita flu babi merasakan gejala yang parah, namun
sembuh tanpa komplikasi, seperti pada pasien-pasien di Meksiko dan Amerika Serikat. Namun,
pasien dewasa muda di Meksiko memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok lainnya. Pasien immunocompromised juga memiliki outcome yang lebih
buruk dengan angka mortalitas yang tinggi (MedicineNet, Inc., 2009).
Masalah yang berkaitan dengan prognosis masih belum jelas. Faktor confounding yang
mempengaruhi prognosis flu babi adalah penyakit ini mewabah pada akhir musim flu pada
umumnya. Karena flu babi adalah virus baru dan tidak mengikuti pola flu biasa, prognosisnya
sangat spekulatif (MedicineNet, Inc., 2009).
Konsep Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan
data dan perumusan diagnosis keperawatan. (Lismidar, 1990)
A. Pengumpulan Data
Pengkajian secara umum yang dapat dilakukan pada pasien dengan flu babi adalah :
1) Identitas :
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis.
2) Keluhan utama :
Biasanya keluhan utama klien dengan flu babi adalah demam, batuk dan sakit
tenggorokan.
3) Riwayat penyakit sekarang :
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami biasanya klien dengan flu babi seperti
demam, batuk dan sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, tidak nafsu makan.
4) Riwayat penyakit dahulu :
Adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya penyakit serupa atau penyakit lain yang diderita oleh keluarga.
Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan
a. Aktivitas/istirahat
b. Makanan/Cairan
c. Pola eliminasi
d. Neurosensori
e. Nyeri/Kenyamanan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
GCS :
Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.
Review of sistem :
a. Sistem kardiopulmonal
Hidung berair (rhinorea), terdapat eksudat, oklusi/sumbatan, peningkatan
RR, batuk,Takikardi,
b. Sistem pencernaan
Peristaltic usus meningkat, mual, muntah, penurunan nafsu makan
c. Sistem muskoloskletal
Nyeri otot dan tulang
d. Sistem Respirasi
Batuk dan sakit tenggorokan
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Aru W. Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Unoversitas Indonesia.
Corwin, Ellizabetz. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doengoes. 1999. Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC