23
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FLU BABI TROPICAL AND EMERGING DISEASES Oleh : SGD 4 I Gede Ardy Wiranata (1002105008) Kadek Yunita Pradnyawati (1002105012) Luh Made Purnamadewi (1002105020) Kadek Dian Praptini (1002105029) Ni Made Rai Rawiti (1002105030) Ni Kadek Ratih Mentari (1002105041) Ni Made Desy Pratiwi (1002105043) Ni Putu Christin Jayastri (1002105044) I.A. Pradnya Paramitha P. (1002105046)

Askep Jadi Flu Babi(4)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Jadi Flu Babi(4)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN FLU BABI

TROPICAL AND EMERGING DISEASES

Oleh :

SGD 4

I Gede Ardy Wiranata (1002105008)

Kadek Yunita Pradnyawati (1002105012)

Luh Made Purnamadewi (1002105020)

Kadek Dian Praptini (1002105029)

Ni Made Rai Rawiti (1002105030)

Ni Kadek Ratih Mentari (1002105041)

Ni Made Desy Pratiwi (1002105043)

Ni Putu Christin Jayastri (1002105044)

I.A. Pradnya Paramitha P. (1002105046)

Putu Weda Suari (1002105062)

Ayu Indah Carolina (1002105073)

Komang Arya Oktaviantara (1002105079)

Page 2: Askep Jadi Flu Babi(4)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2012

Kasus 2

Tn. S (37 tahun) masuk rumah sakit dengan keluhan suhu tubuhnya meningkat disertai batuk dan

nyeri tenggorokan 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dari hasil pengkajian didapatkan suhu

tubuh 40oC, tekanan darah 110/80 mmHg, RR 24 x/menit dan pasien mengeluh rinorhea,

myalgia, muntah-muntah, lemas dan diare. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dari apus

tenggorokan PCR dinyatakan (+) flu babi dengan AGD masih dalam batas normal. Hasil foto

rontgen didapatkan adanya pneumonia. Pasien 5 hari yang lalu pergi ke luar negeri untuk

menengok teman bisnisnya yang dirawat di rumah sakit karena menderita flu.

Pertanyaan:

Buatlah tinjauan teori /laporan pendahuluan ashuhan keperawatan pada kasus di atas lengkap

dengan pohon masalah. !

Buatlah diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus di atas beserta intervensinya !

Jelaskan kewaspadaan yang perlu diperharikan tenaga kesehatan dalam perawatan pasien untuk

mencegah penularan penyakit.

Page 3: Askep Jadi Flu Babi(4)

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN FLU BABI

1. Pengertian / definisi

Flu babi adalah penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus

influensa tipe A. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), secara umum

penyakit ini mirip influenza dengan gejala demam, batuk, pilek, sesak nafas, nyeri

tenggorokan, lesu, letih dan mungkin disertai mual, muntah dan diare.

Kasus flu babi yang terjadi pada manusia saat ini sudah bersifat pandemic (penyakit sudah

tersebar ke mancanegara). Menurut situs Center for Control and Prefention (CDC) AS,

normalnya virus flu babi hanya berjangkit pada babi dengan kematian rendah. Namun secara

sporadic terjadi infeksi pada manusia. Varian baru ini dikenal dengan nama virus H1N1 yang

merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan

neuraminidase tipe 1.

2. Etiologi

Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe A subtype H1N1 dari familia

orthomyxoviridae.

Flu atau influenza ada 2 type :

Type A : Menular pada unggas (ayam, itik, dan burung) serta babi

Type B dan type C : Menular pada manusia

Virus influenza tipe A yang termasuk family orthomyxoviridae, erat kaitannya dengan

penyebab swine flu, equine flu, dan avian influenza (fowl plaque). Ukuran virus tersebut

berdiameter 80120 nm. Selain influenza A, terdapat influenza B dan influenza C yang juga

sudah dapat di isolasi dari babi. Sedangkan 2 tipe influenza pada manusia adalah tipe A dan

B. kedua tipe ini diketahui sangat progresif dalam perubahan antigenic yang sangat dramatic

sekali (antigenik shift). 

Page 4: Askep Jadi Flu Babi(4)

3. Epidemiologi

Penyebaran virus influensa dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui

udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan

tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi

anakan. Penyebabnya adalah virus influensa tipe A, subtipe: H1N1 (H1N2, H3N1, H3N2).

Identifikasi pertama kali pada tahun 1931. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di

kandang babi di Eropa dan di Amerika Utara.Pada spesies babi memiliki kemampuan

sangat menular dengan angka kesakitan tinggi dan angka kematian 1-4%. Insiden penyakit

ini terjadi sepanjang tahun, puncaknya pada musim gugur dan dingin.

Manusia dapat terkena penyakit influensa secara klinis dan menularkannya pada babi.

Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui

udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi

sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah

dilaporkan. Kejadian luar biasa flu babi diketahui pernah terjadi di Amerika Utara &

Selatan, Eropa (Inggris, Swedia, Italia) , Afrika (Kenya) dan beberapa daerah di Asia

Timur (Cina dan Jepang)

Flu babi pertama kali diidentifikasi di Indonesia pada 15 April 2009 dan dinyatakan

pandemi: 11Juni 2009 denagn Case Fatality Rate, sampai dengan 11 Juni 2009 sebesar

0,5%. Gejala klinis yang terjadi sebagian besar ringan, yaitu demam (87-94%), Batuk (87-

92%), Sakit tenggorokan (48-82% ), Gangguan pencernaan (25%).

Influenza A H1N1 di Provinsi Bali pertama kali diidentifikasi pada 12 Mei 2009, kasus

pertama yang dirawat yang dicurigai influenza H1N1 adalah seseorang

berkewarganegaraan Belanda. Dua minggu berikutnya warga negara Jepang, keduanya

dinyatakan negatif H1N1 oleh Litbangkes. Hingga Tanggal 21 Juni 2009 diidentifikasi

seorang warga negara Inggris, dan dinyatakan positif H1N1 dan tanggal 24 Juni 2009

Menkes menyatakan Indonesia Positif kasus H1N1 (kasus pertama di Indonesia).

4. Patofisiologi / Pathway

Page 5: Askep Jadi Flu Babi(4)

Pada penyakit influensa babi klasik, virus masuk melalui saluran pernafasan atas

kemungkinan lewat udara. Virus menempel pada trachea dan bronchi dan berkembang

secara cepat yaitu dari 2 jam dalam sel epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir

seluruh sel terinfeksi virus dan menimbulkan eksudat pada bronchiol. Infeksi dengan cepat

menghilang pada hari ke 9 . Lesi akibat infeksi sekunder dapat terjadi pada paru-paru

karena aliran eksudat yang berlebihan dari bronkhi. Lesi ini akan hilang secara cepat tanpa

meninggalkan adanya kerusakan.

Pembentukan eksudat pada bronchiol menyebabkan suplai oksigen menurun, paru-paru

akan meningkatkan kerjanya sehingga menimbulkan sesak nafas. Karena suplai oksigen

terganggu, orang yang terinfeksi akan mengalami hipoksia dan kesadaran juga dapat

menurun. Selain itu, metabolisme tubuh pun dapat terganggu dalam pembentukan energi

sehingga orang dengan flu ini akan cepat merasa lelah. Virus flu babi juga dapat masuk ke

dalam saluran cerna yaitu lambung dan usus. Virus yang masuk ke dalam lambung akan

meningkatkan produksi HCl yang dapat menimbulkan perasaan mual dan penurunan nafsu

makan. Sedangkan virus yang masuk ke dalam usus akan meningkatkan kerja peristaltik,

dengan demikian orang akan mengalami diare.

Pathway (terlampir)

5. Klasifikasi

Klasifikasi flu babi berdasarkan derajat keparahannya flu babi dibedakan menjadi 3 yaitu:

a) Ringan

– ILI (influenza like illness)

– Tidak Sesak

– Tidak nyeri dada

– Tidak ada pneumonia

– Tidak termasuk kelompok risiko tinggi (Asma, DM, PPOK, Obesitas, kurang

Gizi, Penyakit kronis lainnya)

– Usia muda

b) Sedang

– ILI (influenza like illness) dengan komorbid

– Sesak napas

Page 6: Askep Jadi Flu Babi(4)

– Pneumonia

– Usia tua

– Hamil

– Keluhan mengganggu: diare, muntah-muntah

c) Berat

– Pneumonia luas

– Gagal napas

– Sepsis

– Syok

– Kesadaran menurun

– ARDS

– Gagal multiorgan

(Sudoyo, 2006)

6. Tanda dan Gejala

a) Pada Manusia

Manifestasi flu babi sama dengan influenza musiman. Klien datang dengan gejala

penyakit respirasi akut, termasuk minimal 2 dari gejala berikut :

- Demam, dapat hingga menggigil

- Batuk

- Nyeri tenggorokan

- thSakit kepala

- Rasa lemas dan letih

- Diare dan muntah (mungkin dapat terjadi)

Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), gejala flu babi pada

manusia sama dengan influenza pada umumnya. Gejala meliputi demam, batuk, nyeri

tenggorokan, body aches, sakit kepala, menggigil dan lemas/letih. Beberapa klien juga

dilaporkan memiliki gejala diare dan muntah. Oleh karena gejala-gejala ini tidak spesifik

untuk flu babi, diagnosis banding dari kemungkinan flu babi tidak hanya dari gejala

namun juga kecenderungan tinggi flu babi tersebut berdasarkan riwayat klien saat ini.

Page 7: Askep Jadi Flu Babi(4)

b) Pada Babi

- apatis

- sangat lemah

- enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri otot

- eritema pada kulit

- anoreksia

- demam sampai 41,8oC

- Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit cukup hebat dibarengi dengan

muntah eksudat lendir

- bersin

- dispneu diikuti kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata

- Beberapa babi akan terlihat depresi dan terhambat pertumbuhannya.

7. Pemeriksaan Penunjang

No Pemeriksaan Diagnostik Temuan Normal1 Pemeriksaan Apusan Ditemukan virus / bakteri

yang menyebabkan flu burung

Tidak ditemukan virus / bakteri yang menyebabkan flu burung

2 Rontgen Pemeriksaan toraks dapat dilihat yaitu bagi penderita H5N1 dan H1N1 terdapat pneumonia (radang membrane paru) akibat eksudat pada rongga pleura yang berlebihan

Paru-paru bersih (tidak ditemukan pneumonia)

3 Pemeriksaan darah rutin LeukositPada pasien H5N1 dan H1N1 ditemukan leukosit meningkat.

Leukosit normal baik laki-laki maupun perempuan yaitu 5 – 10.000

HbHb normal laki-laki yaitu 13,5 – 18 g/dlHb normal wanita yaitu 11,5 – 16 g/dl

Page 8: Askep Jadi Flu Babi(4)

4 Pemeriksaan Lab.virologi PCRPemeriksaan dapat mendeteksi adanya virus influenza

Tidak ditemukan virus influenza

5 CT-Scan dan MRI Memeberikan gambaran khas yang terletak di pons dan thalamus. Kelainan yang khas yang terletak di pons dan thalamus yang tampak dalam CT otak adalah gambaran densitas rendah simetris di thalamus, pons dan batang otak. Pada pemeriksaan MRI dengan kontras didapatkan gambaran kelainan berbentuk outcome ensefalitis/ensefalopati berhubungan dg usia penderita & temuan CT / MRI.

Tidak ditemukan gambaran khas kelainan otak pada thalamus, pons, dan batang otak.

8. Penatalaksanaan

Pemberian pengobatan antivirus diberikan pada seseorang dengan ditemukan H1N1

berdasarkan pemeriksaan laboratorium, berupa oseltamivir dan zanamir, selain itu juga obat

ini berdasarkan CDC dapat diberikan tidak hanya sebagai terapi, juga sebagai pencegahan.

Pemberian vaksin influenza yang biasa diberikan pada sebelum musim flu dan juga obat

antivirus lain (amatadine, rimantadine) tidak di rekomendasikan karena dapat menyebabkan

resisten terhadap golongan virus lainnya.

Berdasarkan WHO pemberian antivirus yang direkomendasikan adalah oseltamivir, begitu

gejala sudah mulai timbul, ataupun gejala sudah berat. Apabila pemberian oseltamivir tidak

memungkinkan karena ada penyakit pemberat, dapat diberikan obat zanamivir sesegera

mungkin tanpa menunggu hasil laboratorium, pemberian ini juga dapat diberikan pada

penderita dengan kehamilan, semua usia termasuk anak dan balita.

Page 9: Askep Jadi Flu Babi(4)

Penderita dengan sakit yang berat, WHO merekomendasikan pemberian oseltamivir dan

zanamivir, diberikan sesegera mungkin. Perburukan ditandai dengan terjadinya infeksi berat

paru, dimana akan terjadi kerusakan hebat jaringan paru yang tidak berespon terhadap

antibiotik, kegagalan fungsi organ termasuk hati, ginjal dan hati. Penderita dengan kasus

berat ini membutuhkan perawatan ICU.

Pemberian terapi paling baik bila diberikan dalam 48 jam setelah timbulnnya gejala,

beberapa penelitian dengan pemberian ini akan mengurangi angka kematian dan juga

lamanya perawatan di rumah sakit. Rokmendasi pemberian obat antiviral selama 5 hari.

Pemberian profilaktik (pencegahan) dapat diberikan pada seseorang (sebelum atau sesudah

terpapar tetapi belum menimbulkan gejala) :

Keluarga dekat yang kontak dengan penderita yang diduga atau positif flu babi,

dengan faktor resiko pemberat (penyakit kronis, usia > 65 th atau < 5 th, wanita

hamil).

Anak sekolah yang dekat dengan penderita.

Berpergian ke daerah tinggi angka kejadian flu babi dengan faktor resiko pemberat.

Tenaga kesehatan yang berhubungan dengan penderita dan tidak menggunakan alat

pelindung yang baik

Penderita yang mendapatkan pemberian kemoprofilaktik sebelumnya untuk

menghindari komplikasi influenza dan kontak dengan seseorang yang dicurigai

menderita flu. Profilaktik sebelum terpapar diberikan pada seseorang dengan kriteria

sebagai berikut :Tenaga kesehatan dengan faktor resiko tinggi terjadi komplikasi

(penyakit kronis, usia > 65 th, hamil) dan Seseorang yang akan berpergian ke daerah

tinggi angka kejadian flu babi. Adapun obat-obatan yang digunakan antara lain:

a. Oseltamivir (tamiflu)

Menghambat neurominidase, berupa gli koprotein yang berada pada permukaan virus

yang akan menyebabkan pecahnya sel yang mengandung virus. Sehingga pemberian

obat ini akan mengurangi penyebaran virus dalam tubuh.

b. Zanamivir (relenza)

Memiliki sifat yang sama dengan osetamivir tetapi pemberian berupa inhalasi,

sehingga penderita dengan gangguan pernafasan lebih baik diberikan osetamivir.

Page 10: Askep Jadi Flu Babi(4)

Vaksin virus influenza A bisa didapatkan dalam 2 bentuk yaitu injeksi dan inhalasi.

Kedua vaksin ini akan mengaktivasi tubuh manusia untuk memproduksi antibodi

dalam tubuh. Dipergunakan dalam mengatasi penyebaran virus influenza A pada saat

pandemik 2009.

9. Pencegahan

10 langkah pencegahan flu babi dikeluarkan Working Group ASEAN for One Health, berikut ini

tips yang dapat diterapkan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan HE pada pasien dan

masyarakat serta dapat juga diterapkan oleh tenaga kesehatan itu sendiri seperti dibawah ini:

1. Cuci tangan Anda sesering mungkin.

Mencuci tangan dengan sabun dan air beberapa kali dalam sehari. Keringkan tangan

Anda setelah dicuci. Jika tidak ada air, Anda mungkin bisa menggunakan bahan pencuci

tangan dari alkohol.

2. Hindari bersentuhan mata, hidung atau mulut

Virus influenza sering menyebar ketika seseorang bersentuhan dengan penderita

yang terkontaminasi oleh kuman, kemudian bersentuhan dengan mata, hidung atau

mulutnya.

3. Hindari kontak terlalu dekat

Hindari berdekatan dengan seseorang yang sedang sakit. Untuk sementara, hindari

berjabat tangan, serta ciuman dengan orang di wilayah yang dilaporkan terserang

wabah influenza.

4. Tinggallah di rumah jika sedang sakit.

Jika mungkin, tinggallah di rumah dan hindari pusat-pusat keramaian jika sedang sakit.

Anda akan membantu mencegah orang lain dari kemungkinan tertular

oleh penyakit Anda. 

5. Gunakan penutup hidung dan mulut

Gunakan sapu tangan atau tisu ketika Anda sedang batuk atau bersin untuk

mencegah penyebaran virus. Jika tidak punya tisu, gunakan lengan baju bagian

depan, jangan pakai telapak tangan. Buanglah tisu di tempat sampah.

6. Tetaplah menjaga jarak

Page 11: Askep Jadi Flu Babi(4)

Jika anda sedang sakit, jagalah jarak dengan orang lain untuk melindungi mereka

agar tidak ikut terserang sakit.

7. Terapkan gaya hidup sehat

Hindari merokok, istirahat atau tidur yang cukup, olahraga secara

rutin sehingga tubuh bisa aktif, mengelola tingkat stress, meminum air

banyak-banyak, memakan makanan bernutrisi.

8. Konsultasi dengan dokter jika anda sakit

Datanglah ke pusat layanan kesehatan atau dokter jika ada tanda-tanda gejala sedang

sakit, seperti susah bernafas, pikiran sedang kacau, dan

muntah-muntah.

9. Tunda perjalanan jika sedang sakit 

Jika sedang sakit, sebaiknya berpikir ulang untuk melakukan

perjalanan dengan pesawat atau alat transportasi lainnya. Jika terpaksa

harus terbang ke negara yang terserang flu Babi, kemudian merasa sakit

setelah kembali, maka secepatnya harus konsultasi ke dokter

10. Ikuti perkembangan informasi dari otoritas kesehatan lokal. 

Perlu tetap mengikuti perkembangan situasi terkini dari wabah influenza

dan saran-saran yang disampaikan oleh otoritas kesehatan lokal.

Selain itu sebagai tenaga kesehatan, seharusnya mengetahui kasus pasien sebelum

melakukan perawatan adalah sebagai berikut :

a. Kasus ringan.

Sebagian besar kasus akan sembuh dalam waktu satu minggu. Penanganan pada kasus

ringan tidak pemerlukan perawatan RS, tidak memerlukan pemberian antivirus kecuali

kasus dengan klaster serta diberikan pengobatan simptomatik dan Komunikasi Informasi

Edukasi (KIE) pada pasien dan keluarga. Pasien diamati selama 7 hari. Pengobatan

simptomatik diberikan sesuai gejala. Salisilat tidak boleh diberikan pada anak di bawah

18 tahun dapat menyebabkan Reye Syndrome.

b. Kasus sedang.

Perawatan di ruang isolasi dan diberikan antivirus. Dilakukan pemeriksaan RT-PCR

hanya satu kali pada awal. Jika keadaan umum dan klinis baik dapat dipulangkan dengan

Page 12: Askep Jadi Flu Babi(4)

KIE. Jika terjadi perburukan rawat ICU penatalaksanaansesuai kasus berat (pengawasan

ketat tanda kegawatdaruratan missal pemeriksaan laktat dehidrogenase > 4, analisis gas

darah menunjukkan PaCO2 <30 mmHg, C-reactive protein atau procalcitonine).

c. Kasus berat.

Perawatan di ruang isolasi ICU/PICU/NICU dan diberikan antivirus serta diperiksa RT-

PCR satu kali pada awal. Pada influenza A baru H1N1 yang berat dengan pneumonia

gambarannya sama dengan pneumonia pada flu burung .

Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan segala usaha yang dilakukan supaya masyarakat tidak

akan terjangkit dari penyakit flu babi. Pencegahan primer dilakukan pada fase suseptibel.

Pada penyakit ini pencegahan primer bisa dilakukan dengan;

o Melakukan penyuluhan mengenai bahaya penyakit flu babi, pencegahannya, serta

penanganan penderita kepada peternak babi melalui promosi kesehatan

masyarakat selain itu orang yang sering kotak denganternak maupun tinggal

disekitar daerah peternakan babi juga perlumendapatkan penyuluhan

o Mengajak masyarakat untuk melakukna PHBS (Perilaku Hidup BersihDan Sehat),

contohnya dengan mencuci tangan setelah memegang benda- benda ditempat

umum

o Melakukan penyuluhan mengenai pemakaian masker yang benar kepada pekerja

peternakan.

o Menyediakan tempat untuk mencuci tangan di tempat-tempat umum

o Mengajak masyarakat umum untuk memakai masker apabila mengalamigangguan

pernafasan atau demam dan segera menghubungi dokter.6.Penyemprotan

disinfektan pada setiap babi dan kandang babi agar risiko penyebaran virus

menjadi berkurang.

Pencegahan Sekunder

Pada pencegahan sekunder dilakukan diagnosa dini dan pengobatantepat. Pengobatan

atau tindakan yang tepat bisa mencegah terjadinyakomplikasi atau memperlambat

perjalanannya. Pencegahan sekunder dilakukan pada fase presimtomatis yakni dengan

jalan mengidentifikasisedini mungkin terjadinya penyakit dengan jalan melakukan

Page 13: Askep Jadi Flu Babi(4)

deteksiterhadap perubahan patologis pada tubuh yang pada fase tersebut sudahterjadi.

Misalnya; jika seseorang sudah menderita penyakit flu sebaiknyamenggunakan masker

jika melakukan bepergian. Melakukan pemeriksan ditempat-tempat umum seperti

bandara, pertokoan dan tempat-tempat umumlainnya.

Pencegahan tersier

Pencegahan tersier ialah semua usaha untuk membatasiketidakmampuan dan rehabilitasi.

Pada keadaan ini, penyakit sudah terjadidan bahkan meninggalkan cacat. Pada penyakit

flu babi pencegahansekunder dilakukan denga memberikan pengobatan secara tepat,

mengisolasi pederita penyakit flu babi, dan melakukan rehabilitasi kepada para

penderita penyakit flu babi. Selain itu pemerintah wajib menghimbau masyarakat

agar mau menerima kembali penderita flu babi yang sudah sembuh agar tidak

adatindakan pengucilan

10. Prognosis

Penyakit flu babi mempunyai prognosis yang baik, karena masa hidup virus flu babi didalam

tubuh yaitu 7 hari, ditunjang dengan pengobatan yang intensif. Kemungkinan terjadinya

kematian disebabkan karena penderita tidak mendapat perawatan kesehatan yang baik.

Secara umum, 80-90% pasien yang menderita flu babi merasakan gejala yang parah, namun

sembuh tanpa komplikasi, seperti pada pasien-pasien di Meksiko dan Amerika Serikat. Namun,

pasien dewasa muda di Meksiko memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok lainnya. Pasien immunocompromised juga memiliki outcome yang lebih

buruk dengan angka mortalitas yang tinggi (MedicineNet, Inc., 2009).

Masalah yang berkaitan dengan prognosis masih belum jelas. Faktor confounding yang

mempengaruhi prognosis flu babi adalah penyakit ini mewabah pada akhir musim flu pada

umumnya. Karena flu babi adalah virus baru dan tidak mengikuti pola flu biasa, prognosisnya

sangat spekulatif (MedicineNet, Inc., 2009).

Page 14: Askep Jadi Flu Babi(4)

Konsep Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN

Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan

data dan perumusan diagnosis keperawatan. (Lismidar, 1990)

A. Pengumpulan Data

Pengkajian secara umum yang dapat dilakukan pada pasien dengan flu babi adalah :

1) Identitas :

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku

bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis.

2) Keluhan utama :

Biasanya keluhan utama klien dengan flu babi adalah demam, batuk dan sakit

tenggorokan.

3) Riwayat penyakit sekarang :

Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami biasanya klien dengan flu babi seperti

demam, batuk dan sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, tidak nafsu makan.

4) Riwayat penyakit dahulu :

Adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya penyakit serupa atau penyakit lain yang diderita oleh keluarga.

Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan

a. Aktivitas/istirahat

b. Makanan/Cairan

c. Pola eliminasi

d. Neurosensori

e. Nyeri/Kenyamanan

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

GCS :

Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.

Page 15: Askep Jadi Flu Babi(4)

Review of sistem :

a. Sistem kardiopulmonal

Hidung berair (rhinorea), terdapat eksudat, oklusi/sumbatan, peningkatan

RR, batuk,Takikardi,

b. Sistem pencernaan

Peristaltic usus meningkat, mual, muntah, penurunan nafsu makan

c. Sistem muskoloskletal

Nyeri otot dan tulang

d. Sistem Respirasi

Batuk dan sakit tenggorokan

Page 16: Askep Jadi Flu Babi(4)

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Aru W. Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Unoversitas Indonesia.

Corwin, Ellizabetz. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Doengoes. 1999. Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC