24
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DENGAN TYPOID A. Definisi Thypoid abdominalis merupakan infeksi akut yang terjadi pada usus halus yang disebabkanoleh salmonella thypii. Penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii. Thypoid abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999). B. Etilogi Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman salmonella thyposa, ebethella thyposa yang merupakan kuman negatif, motif dan tidak menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup pada suhu tubuh manusia maupun lebih rendah sedikit, serta mati pada suhu 70°C maupun oleh antiseptik. Kuman ini hanya menyerang manusia. Salmonella thyposa mempunyai 3 macam antigen : 1. Antigen O (Onhe Hauch) : somatic antigen (tidak menyebar) 2. Antigen H (hauch) : menyebar, terdapat pada flagella dan bersifat termolabil

askep thypoid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan dewasa

Citation preview

Page 1: askep thypoid

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

DENGAN TYPOID

A. Definisi

Thypoid abdominalis merupakan infeksi akut yang terjadi pada usus halus yang

disebabkanoleh salmonella thypii. Penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan, mulut

atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii.

Thypoid abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna,

gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% -

80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun

sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).

B. Etilogi

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman salmonella thyposa, ebethella thyposa

yang merupakan kuman negatif, motif dan tidak menghasilkan spora. Kuman ini dapat

hidup pada suhu tubuh manusia maupun lebih rendah sedikit, serta mati pada suhu 70°C

maupun oleh antiseptik. Kuman ini hanya menyerang manusia. Salmonella thyposa

mempunyai 3 macam antigen :

1. Antigen O (Onhe Hauch) : somatic antigen (tidak menyebar)

2. Antigen H (hauch) : menyebar, terdapat pada flagella dan bersifat termolabil

3. Antigen VI (kapsul) merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi O

antigen terhadap fagositosis.

Ketiga jenis antigen tersebut didalam tubuh manusia akan menimbulkan

pembentukan antibodi yang lazim disebut dengan aglutinin.

Ada 3 spesies utama yaitu :

1. Salmonella thyposa (satu serotipe)

2. Salmonella cholerasius (satu serotipe)

3. Salmonella enteretidis (lebih dari 1500 serotipe)

C. Gejala Klinis

Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala

prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :

Page 2: askep thypoid

1. Perasaan tidak enak badan, panas dingin

2. Lesu, tidak nafsu makan, mual

3. Nyeri kepala

4. Diare atau sebaliknya

5. Anoreksia, kehilangan berat badan

6. Batuk, nyeri otot

7. Nyeri perut, perut kaku dan bengkak

8. Menyusul gejala klinis yang lain

1. Demam

Demam berlangsung 3 minggu

a. Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat

pada sore dan malam hari

b. Minggu II : Demam terus mengigau

c. Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur – angsur 

2. Gangguan pada saluran pencernaan

a. Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan,

jarang disertai tremor

b. Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan

c. Terdapat konstipasi, diare

3. Gangguan kesadaran

a. Kesadaran yaitu apatis – somnolen

b. Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan pada kulit karena emboli hasil

dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).

D. Pathofisiologi

Kuman salmonella masuk bersama makanan atau minuman, setelah berada dalam

usus halus akan mengadakan invasi ke jaringan limfoid pada usus halus (terutama plak

peyer) dan jaringan limfoid mesentrika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis,

Page 3: askep thypoid

kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ

retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Pada akhir masa inkubasi 5 - 9

hari kuman kembali masuk ke organ tubuh terutama limpa, kandung empedu ke rongga

usus halus dan menyebabkan reinfeksi di usus. Dalam masa bakteremia ini kuman yang

mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya sama dengan somatik antigen

(lipopolisakarida), yang semula di duga bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala -

gejala dari demam tifoid.

Demam tifoid disebabkan karena salmonella typhosa dan endotoksinnya yang

merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang

meradang. Selanjutnya beredar mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus yang

akhirnya menimbulkan gejala demam. (Penyakit infeksi Tropik Pada Anak, 1993).

E. komplikasi

Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam :

1. komplikasi intestinal

pendarahan usus

perforasi usus

ileus paralitik

2. komplikasi ekstra intestinal

komplikasi krdiovaskuler

kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis trombosis dan

tromboflebitis

komplikasi darah

anemia hemolitik, trombositopenia dan atau disseminated intravaskuer

coagulation (DIC) dan sindrom uremia hemolitik

F. Penatalaksanaan

1. Perawatan

Penderita demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk di isolasi, observasi

serta pengobatan. Penderita harus istirahat 5 - 7 hari bebas panas, tetapi tidak harus

tirah baring sempurna seperti pada perawatan demam tifoid dimasa lampau.

Mobilisasi dilakukan sewajarnya, sesuai dengan situasi dan kondisi penderita.

Page 4: askep thypoid

Penderita dengan kesadaran menurun posisi tubuhnya perlu diubah - ubah

untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.

2. Diet

Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

makan penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat. Tujuan utama

diet demam thypoid adalah memenuhi kebutuhan nutrisi penderita demam thypoid

dan mencegah kekambuhan. Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani

perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di

konsumsi, antara lain:

a. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.

b. Tidak mengandung banyak serat.

c. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.

d. Makanan lunak diberikan selama istirahat.

Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan

makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga

dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Pemberian bubur

saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran

cerna atau perforasi usus. Syarat-syarat diet sisa rendah adalah:

a. Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas

b. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total

c. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total

d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total

e. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal

8 gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan

f. Menghindari susu, produk susu, daging berserat kasar (liat) sesuai

dengan toleransi perorangan.

g. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam

dan berbumbu   tajam.

h. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas

dan dingin

Page 5: askep thypoid

i. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil

j. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu

disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan

parenteral.

Makanan yang dianjurkan antara lain :

a. Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakers,

tepung-tepungan dibubur atau dibuat puding

b. Sumber protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis,

dikukus,diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar,

dicampur dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas per hari

c. Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu

kedelai

d. Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis

muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel  direbus, dikukus, ditumis

e. Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan

tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk, alpukat

f. Lemak nabati : margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk

menumis, mengoles dan setup

g. Minuman : teh encer, sirup

h. Bumbu : garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah

terbatas 

Diet dengan semua nutrisi penting

1. Energi

Dianjurkan untuk meningkatkan asupan energi dengan 10-20% karena

kenaikan suhu tubuh. Awalnya, selama tahap akut, pasien mungkin dapat hanya

mengkonsumsi 600-1200kcal/day, tetapi asupan energi harus berangsur-angsur

meningkat dengan pemulihan dan toleransi ditingkatkan.

Page 6: askep thypoid

2. Protein

Kebutuhan protein lebih terkait dengan keparahan dan durasi infeksi daripada

ketinggian demam. Karena ada kerusakan jaringan yang berlebihan, asupan

protein harus ditingkatkan untuk 1,5 sampai 2gm protein / kg / berat badan / hari.

Untuk meminimalkan kehilangan jaringan, makanan protein nilai biologis tinggi

seperti susu dan telur harus digunakan secara bebas karena mereka yang paling

mudah dicerna dan diserap. Untuk mencapai hal ini, makan secara teratur harus

ditambah dengan minuman protein tinggi.

3. Karbohidrat

Asupan karbohidrat liberal disarankan untuk mengisi toko glikogen habis

tubuh. Mudah dicerna, karbohidrat juga dimasak seperti pati sederhana, glukosa,

madu, gula tebu dll harus dimasukkan karena mereka memerlukan pencernaan

lebih sedikit dan berasimilasi dengan baik.

4. Diet Serat

Sebagai gejala tipus termasuk diare dan lesi di saluran usus, segala bentuk

iritasi harus dihilangkan dari diet. Semua serat, kasar menjengkelkan harus,

karena itu akan dihindari dalam diet, karena merupakan iritan mekanik.

5. Lemak

Karena adanya diare, emulsi lemak bentuk seperti krim, mentega, susu,

kuning telur, harus dimasukkan dalam diet, karena mereka mudah dicerna.

Makanan yang digoreng yang sulit untuk dicerna harus dihindari.

6. Mineral

Karena hilangnya elektrolit yang berlebihan seperti sup natrium, kalium dan

klorida asin, kaldu, jus buah, susu harus dimasukkan untuk mengkompensasi

hilangnya elektrolit. Suplemen zat besi harus diberikan untuk mencegah anemia.

7. Vitamin

Karena infeksi dan demam resultants, ada kebutuhan untuk meningkatkan

asupan Vitamin A dan C.

8. Cairan

Page 7: askep thypoid

Dalam rangka untuk mengkompensasi kerugian melalui kulit dan keringat dan

juga untuk memastikan volume yang memadai urin untuk mengeluarkan limbah,

asupan cairan liberal sangat penting dalam bentuk minuman, sup, jus, air biasa dll.

Jadi energi yang tinggi, protein tinggi, diet cairan penuh dianjurkan di awal

dan segera setelah demam turun, serat, hambar rendah, diet lunak harus diberikan

kepada pasien.

3. Obat

              Obat - obat antimikrobia yang sering digunakan : 

a. Kloramfenikol

b. Tiamfenikol

c. Cotrimoxazole

d. Ampicilin dan amoxilin

e. Obat - obat simtomatik

f. Antipiretika

Page 8: askep thypoid

BAB III

ASKEP PADA TN’A DENGAN THYPOID

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 26 thn

Jenis Kelamin : laki-laki

Nama istri : Ny Z

Pekerjaan : peg. Puskesmas

Pendidikan : S1

Alamat : kuranji

Dx medis : tifus abdominalis

BB : 55 kg

TB : 168 cm

B. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN

a. Keluhan Utama

Klien mengalami demam tinggi sejak 3 hr yll, klien mengatakan demam tinggi hilang

timbul terutama sore dan malam hari

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat ini klien mengeluh lidahnya sakit, batuk ( sputum + ), perut terasa kurang

nyaman, klien kesulitan makan karena lidahnya terasa sakit, klien mengeluh mual dan

muntah

c. Riwayat kesehatan keluarga

tidak ada keluarga menderita penyakit yg serupa, higiene keluarga baik

d. Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan pernah demam 1 bulan yang lalu selama seminggu, klien

mengatakan belum pernah dirawat di RS, kllen mengatakan tidak mempunyai alergi

Page 9: askep thypoid

C. Pola Kebiasaan Pasien Sehari-Hari

1. Pola Nutrisi

Sebelum sakit            : Makan 3 x sehari, dengan nasi, lauk dan sayur, makanan yang

tidak disukai yaitu kubis dan yang paling disukai yaitu mie ayam. Pasien makan dengan

piring dan sendok biasa, tanpa memperhatikan warna dan bahannya. Minum 7 - 8 gelas

sehari.

Selama sakit               : Makan 3x sehari, dengan diet bubur halus, hanya habis ¼ porsi,

karena lidahnya terasa pahit dan sakit . Pasien makan dari tempat yang disediakan oleh

rumah sakit. Minum 6-7 gelas sehari.

2. Pola Eleminasi

Sebelum sakit            : BAB 1 x sehari dengan konsistensi lunak, warna

kuning.         BAK 3-4 x sehari , warna kuning jernih.

Selama sakit               :  selama 2 hari pasien belum BAB. BAK 3-4 x sehari, warna

kuning jernih

3. Pola Istirahat – Tidur

Sebelum sakit            : pasien tidur dengan teratur setiap hari pada pukul 20.00 WIB

sampai jam 05.00 WIB. Kadang-kadang terbangun untuk BAK. Pasien juga terbiasa tidur

siang dengan waktu sekitar 2 jam.

Selama sakit               : pasien susah tidur karena suasana yang ramai.

4. Pola Aktivitas

Sebelum sakit           : pasien selalu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tanpa dibantu,

dan klien rajin bers beres rumah.

Selama sakit               : pasien hanya terbaring di tempat tidur. Aktivitas klien di bantu

perawat

D. Pengkajian Psiko - Sosio – Spiritual

1. Pandangan pasien dengan kondisi sakitnya.

Pasien menyadari kalau dia berada dirumah sakit dan dia mengetahui bahwa dia sakit dan

perlu perawatan, klien menyadari kalau dia tidak boleh atau tidak bisa beraktivitas terlalu

banyak

2. Hubungan pasien  dengan tetangga, keluarga, dan pasien lain.

Page 10: askep thypoid

Hubungan pasien dengan tetangga dan keluarga sangat baik, banyak tetangga dan sanak

saudara yang menjenguknya di rumah sakit. dan hubungan dengan pasien lain juga baik.

Pasien ketakutan.

3. Apakah pasien terganggu dalam beribadah akibat kondisi sakitnya.

Pasien beragama Islam, dalam menjalankan ibadahnya pasien dibantu oleh keluarganya.

istri pasien selalu mengajakya berdoa untuk kesembuhannya.

E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum        : pasien tampak lemah.

2. Kesadaran      : composmentis.

3. Kepala : normochepalic, rambut  hitam, pendek dan lurus dengan penyebaran yang

merata.. Tidak ada lesi 

4. Mata : letak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

5. Hidung : pernapasan tidak menggunakan cuping hidung, tidak ada polip, bersih.

6. Mulut

     Mulut    :  kurang bersih

mukosa bibir kering.

gigi: kotor dan terdapat caries,

 lidah     : kotor

7. Telinga : pendengaran baik, tidak ada serumen.

8. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

9. Dada : simetris, pernapasan vesikuler.

10. Abdomen : nyeri tekan pada epigastrium.

11. Ekstremitas :

       atas : tangan kanan terpasang infus dan aktifitasnya dibantu oleh keluarga.

       bawah : tidak ada lesi

12. Anus : tidak ada haemorroid.

13. Tanda - tanda Vital :

Tekanan Darah: 120/80 mmHg

Nadi                : 120 x/menit

Suhu                : 39° C

Page 11: askep thypoid

Respirasi          : 32 x/menit

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Hasil Laboratorium

a.  Hb             : 11,6 d/dl        (14 – 18 d/dl)

b. Ht              : 34,7%            (34 – 48%)

c.   Entrosit     : 4,11 juta/uI    (3,7 – 5,9.106juta/uI)

d. VER          : 84,5 fl            (78 – 90 fl)

e.  KHER       : 33,6 g/dl        (30 – 37 g/dl)

f.  Leukosit    : 7000 /uI      (4,6 – 11.103/uI)

g.  LED 1 jam            : 40 /1 jam       (P = 7 – 15  /jam

h.   2 jam: 80 /1jam         (L = 3 -11 /jam)

i. Trombosit  : 232.000 /uI    (150 – 400.103 /uI)

Hitung jenis

 Eosinofil    : -                     Segmen: 91%

N. Batang  : -                     Monosit: -

Bakteriologi Serogi

Widal

St   -           O 1/80

St   -           H 1/80

St   -           AH –

Spt -           BH 1/320

Urine

        Phisis         = warna: kuning

        Kimia        = PH    : agak keruh

        Protein             :- (negatif)

        Glukosa           : -  (negatif)

        Sedimen    = epitel : +

        Lekosit                        : + (6 – 8)

Page 12: askep thypoid

        Eritrosit           : + (1 -2)

        Kristal             : - (negatif)

        Silinder            : - (negatif)

Page 13: askep thypoid

Analisa data

No Data Masalah Etiologi

1. DS :

Klien mengatakan demam sejak 3

hari yang lalu

DO :

- suhu : 39°C

- mukosa bibir kering

- pasien lemah

Hipertermi Dehidrasi

2. DS :

- klien mengeluh lidahnya

sakit

DO :

- perut terasa kurang nyaman

Nyeri akut

3. DS :

- Klien mengeluh lidahnya sakit saat

makan

- klien mengeluh mual dan muntah

DO :

4. Terlihat sisa nasi dalam

mangkok

5. Klien tidak bisa

menghabiskan

makanannya

6. BB 55 kg TB 168

cm

7. Klien menghabiskan

porsi makannya hanya

¼ porsi

Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tidak mampu menelan

atau mencerna

Page 14: askep thypoid

Diagnosa keperawatan

       

N

o

Diagnosa

keperawatan

NOC NIC

1 Hipertemie

berhubungan

dengan dehidrasi

Suhu tubuh pasien dalam batas normal a. Regulasi suhu

b. Monitor temperature tiap 2 jam

c. Monitor tekanan darah,nadi dan

respirasi

d. Monitor warna kulit dan

temperature

e. Pantau asupan nutrisi dan cairan

yang adekuat

f. Treatment demam

g. Kompres dengan air hangat

h. Banyak minum air putih

i. Monitor temperature

j. Manajemen lingkungan

k. Ciptakan lingkungan yang

nyaman bagi pasien

l. Sediakan tempat tidur yang

nyman bagi pasien

m. Atur pencahayaan untuk efek

terapi

n. Batasi pengunjung

o. Manajemen cairan

p. Timbang BB setiap hari

q. Hitung haluaran

r. Pertahankan intake yang adekuat

s. Monitor status nutrisi

Page 15: askep thypoid

G. Nyeri akut - Melaporkan nyeri secara

verbal dan non verbal

- Posisi untuk mengurangi

nyeri

- Perubahan dalam nafsu

makan

-. Manajemen nyeri

a. Lakukan penilaian nyeri

secara komprehensif mulai

dari lokasi, karateristik,

durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas, dan penyebab

b. Kaji ketidak nyamanan

secara non verbal terutama

untuk pasien yang tidak bisa

mengkomunikasikannya

secara efektif

c. Pastikan pasien

mendapatkan perawatan

dengan analgetik

d. Kontrol faktor lingkungan

yang dapat menimbulkan

ketidaknyamanan pada

pasien

e. Anjurkan untuk istirahat

atau tidur yang adekuat

untuk mengurangi nyeri

f. Pemberian analgetik

Kolaborasi pemberian analgetik

dengan tim medis lainnya

H. Gangguan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

berhubungan

dengan tidak

mampu menelan

atau mencerna

- Berat badan klien normal

- Konjungtiva dan mukosa

dalam batas normal

- Tidak ada inflamasi pada

rongga mulut

- Mampu mengunyah makanan

- Manajemen nutrisi

a. Kaji apakah klien punya

alergi makanan

b. Kaji makanan kesukaan

klien

c. Berikan makanan yang

lunak dan lembut

Page 16: askep thypoid

d. Monitor intake nutrisi dan

kalori

e. Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi tentang

kebutuhan nutrisinya

f. Sesuaikan diet pasien

dengan tipe badan dan gaya

hidupnya

- Manajemen cairan

a. Timbang BB setiap hari

b. Hitung haluaran

c. Pertahankan intake yang

adekuat

d. Monitor status nutrisi

- Monitor cairan

a. Monitor BB

b. Monitor warna dan

kuantitas urine

c. Monitor tanda ascites

d. Beri cairan

e. Batasi intakecairan

f. Pertahankan aliran IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Endokrinologi Dasar dan Klinik Edisi 4. Jakarta : EGC

2. Andin Sefrina dan Suhendri C. P; Mengenal, Mencegah, Menangani berbagai penyakit

berbahaya bayi & balita; Penerbit ; Dunia Sehat

3. NANDA 2012

4. NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION (NOC)

5. NURSING INTERVENTION CLASSIFICATION (NIC)

Page 17: askep thypoid

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN’A DENGANTYPOID

DI RUMAH SAKIT’I

OLEH DWI RESTI REFDITA

UNIVERSITAS UNAND

JURUSAN KEPERAWATAN

2014