37
PERANAN PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI DAN TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI DISUSUN OLEH: KELOMPOK XII RAHMAWATI YASIN (1313041015) M. FADRIANTO SAID (1313041016) MARIAH ULFAH ABD. RAHMAN (1313041017) JURUSAN KIMIA 1

asli 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia

Citation preview

PERANAN PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI DAN TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI

DISUSUN OLEH:KELOMPOK XIIRAHMAWATI YASIN (1313041015)M. FADRIANTO SAID (1313041016)MARIAH ULFAH ABD. RAHMAN (1313041017)

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2015KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Alhamdulillahirabbilalamin. Berkat rahmat dan karunia yang diberikan oleh-Nya-lah makalah yang berjudul Peranan Pengawas dan Kepala Sekolah dalam Supervisi dan Teknik-Teknik Supervisi akhirnya dapat terselesaikan.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Profesi Keguruan. Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Namun demikian penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.

Makassar, 09 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB IPENDAHULUAN4Latar Belakang Masalah4Rumusan Masalah5Tujuan Penulisan5BAB I PEMBAHASAN 6Peranan Pengawas dan Kepala Sekolah dalam Supervisi 6Teknik-Teknik supervisi 12BAB III PENUTUP 22Kesimpulan 22Saran 22DAFTAR PUSTAKA 23

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung begitu pesat sehingga menimbulkan berbagai permasalahan yang rumit dan kompleks, serta memerlukan pemecahan secara proporsional. Dalam bidang pendidikan juga terdapat berbagai permasalahan yang memerlukan pemecahan secara proporsional pula, baik yang menyangkut proses belajar mengajar, yang berkaitan dengan kebijaksanaan, manajemen, pendekatan, strategi, isi maupun sumber-sumber pendidikan dan pembelajaran. Untuk itu personil pendidikan terutama guru, harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Namun untuk maksud tersebut guru-guru sering menghadapi kesulitan jika harus melakukannyasendiri karena keterbatasan ekonomi maupun waktu. Pada dasarnya guru mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk meningkatkan kinerja. Namun banyak faktor yang menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secaraoptimal. Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang berkesinambungan terhadap para guru dan personil pendidikan yang lain di sekolah. Program pembinaan guru dan personil pendidikan lazim disebut supervisi pendidikan. Untuk itu para pembina dan kepala sekolah perlu memiliki pemahaman tentang supervisi pendidikan. Melaksanakan kegiatan supervisi dalam rangka perbaikan pembelajaran menjadi salah satu tugas seorang supervisor. Agar pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif, diperlukan sebuah keterampilan tekhnikal yang harus dimiliki oleh seorang supervisor. Keterampilan yang dimaksud berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan supervisi. Pemahaman dan penguasaan teknik-teknik tersebut oleh supervisor, menjadi suatu keharusan jika ingin pelaksanaan supervisi di sekolah, dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

B. Rumusan masalah1. Bagaimana peranan pengawas dan kepala sekolah dalam supervisi?2. Apa saja teknik-teknik yang dilakukan dalam kegiatan supervisi?C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui peranan kepala sekolah dan pengawas dalam supervisi2. Untuk memahami teknik-teknik apa saja yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor dalam melakukan kegiatan supervisi dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

BAB IIPEMBAHASANA. Peranan Pengawas dan Kepala Sekolah dalam SupervisiPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah. Dalam Peraturan tersebut, Pengawas satuan pendidikan dituntut memiliki kompetensi supervisi manajerial dan supervisi akademik, di samping kompetensi kepribadian, sosial, serta penelitian dan pengembangan. Adapun supervisi akademik esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk membina guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peraturan Menteri ini juga mengisyaratkan bahwa dalam profesi pengawas sekolah di Indonesia secara umum tidak dibedakan antara supervisor umum dengan supervisor spesialis, kecuali untuk mata pelajaran atau jenis jenjang pendidikan tertentu. Sebagaimana dikemukakan oleh Made Pidarta (1995) bahwa supervisor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu supervisor umum dan supervisor spesialis. Supervisor umum tugasnya berkaitan dengan pemantauan pelaksanaan kurikulum serta upaya perbaikannya, dan memotivasi guru untuk bekerja dengan penuh gairah, dan menangani masalah-masalah pendidikan secara umum. Sedangkan supervisor spesialis lebih berkonsentrasi pada perbaikan proses belajar mengajar, terutama berkaitan dengan spesialisasi mereka. Mereka disebut pula dengan supervisor bidang studi/mata pelajaran, dan dipandang sebagai ahli dalam bidang tertentu sehingga mampu mengembangkan materi, pembelajaran, media dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan.Fungsi utama pengawas/kepala sekolah sebagai pengembang tugas kompetensi supervisi ialah menciptakan situasi belajar mengajar yang baik sehingga guru-guru dapat mengajar murid-murid belajar dengan baik pula. Dalam melaksanakan fungsi tersebut pengawas sekolah memiliki tanggung jawab sebagai supervisor akademik dan manajerial yaitu supervisi akademik yang menyangkut pembelajaran dan supervisi manajeril menyangkut pengolaan manajemen pendukung pembelajaran.Salah satu tanggung jawab esensial untuk diwujudkan dalam kedudukannya sebagai pengawas sekolah atau pengembang pendidikan ialah menyelenggarakan pendidikan yang berkuaitas. Dalam hal ini peranan guru sangat menentukan, karena guru adalah pelaksana pengajaran melalui proses belajar mengajar secara langsung. Oleh karena itu pengawas sekolah berkewajiban untuk memandu kemampuan profesional guru dan bimbingan dalam pelaksanaan tugas-tugas guru sehingga dapat tercipta mekanisme kerja yang efektif dan efisien.Kewajiban pengawas sekolah dalam meningkatkan dan mengembangkan kekaryaan guru merupakan supervisi pengawas bersama kepala sekolah yang pelaksanaannya melalui proses bimbingan secara sistematik. Peranan seorang supervisor ialah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penu rasa tanggung jawab. Hal ini berarti peranan supervisi akademik pengawas sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap produktifitas kerja guru. Peranan supervisi pengawas sekolah yang lebih rinci yaitu: 1. mengembangkan kurikulum 2. mengorganisasi proses belajar mengajar 3. ada staff 4. tersedia fasilitas belajar 5. tersedia materi pelajaran 6. menatar guru-guru 7. memberikan konsultasi dan membina staf 8. mengkoordinasi layanan terhadap siswa-siswi 9. membina hubungan dengan masyarakat10. mengevaluasi pengajaranMenyimak uraian peranan supervisi pendidikan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengawas sekolah sebagai motivator/pelaksana supervisi pendidikan mempunyai peranan yang amat besar dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Secara umum peranan pengawas sekolah sebagai supervisor dapat dibagi dalam beberapa bidang pokok, seperti uraian berikut:1. Mengembangkan profesional guru, pengawas sekolah berkewajiban membantu mengembangkan kemampuan dan keterampilan guru-guru, seperti mengikuti seminar, penataran, lokakarya, kegiatan ilmiah, dan juga pembinaan sikap profesionalisasi seperti disiplin kerja ,tanggung jawab, prestasi, loyalitas, serta menumbuhkan sikap inisiatif dan kreatif guru. 2. Pengembangan kurikulum. Peranan ini mengacu kepada peranan mutu pendidikan mencakup pelaksanaan kurikulum yang terbagi atas dua tahapan kegiatan yaitu: a. memonitor administrasi guru sebagai pelaksana kurikulum yang meliputi isi/materi, serta metode penyajian alat/fasilitas pendukung, dan sistem evaluasi. b. memonitor pelaksnaan proses pembelajaran melalui teknik-teknik supervisi yang menyangkut guru, situasi kelas, dan kegairahan siswa belajar.3. Membina stabilitas sekolah yang sehat dan dinamis. Peranan kepala sekolah dibidang ini mencakup 2 hal pokok yaitu : a. menciptakan iklim organisasi sekolah melalui pembinaan hubungan pengawas sekolah dengan kepala sekolah dan guru, kepala sekloah dengan siswa, kepala sekolah dengan pegawai, dan hubungan sejawat serta persepsi terhadap kondisi kerja baik fisik maupun non-fisik yang dapat dirasakan sebagai tempat yang aman dan menyenangkan untuk bekerja. b. mendorong hubungan kerja sama dengan masyarakat baik melalui organisasi sekolah maupun organisasi sosial lainnya.Peranan supervisi pengawas sekolah yang terdiri dari tiga bagian diatas, dapat dipandang sebagai pilar dari peranan supervisor lainnya dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap pengawas sekolah disamping juga peranannya sebagai motivator di sekolah. Namun demikian dalam pelaksanaan tugas sehari-hari pengawas sekolah cenderung terlihat lebih berperan sebagai inspeksi. Peranan pengawas sekolah sebagai supervisor penekanannya dan peningkatan kualitas pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan dan peningkatan profesional guru. Oleh karena itu antara peranan pengawas sekolah sebagai motivator dan sebagai supervisor merupakan dua peranan yang saling menunjang, sehingga harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam upaya mewujudkan pendidikan secara efektif dan efiesien. Keterampilan teknis supervisi pengawas sekolah sebagai supervisor, merupakan keterampilan yang sangat erat kaitannya dengan pelaksanaan proses pengajaran disekolah, artinya bahwa keterampilan pengawas sekolah dalam memainkan peranan supervisi merupakan faktor dalam memainkan peranan supervisi yang merupakan faktor determinan untuk meningkatkan produktivitas kerja guru.dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, guru dapat merasakan ketengan dan kepuasan kerja. Pengawas sekolah selaku supervisor harus pula mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tugasnya. Seperti kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan dalam memonitor pelaksanaan tugas proses belajar mengajar guru.Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi supervisi, antara lain: Kepala Sekolah dapat memiliki kompetensi merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, dan dapat melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, serta dapat menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Soewadji Lazaruth menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala sekolah berfungsi sebagai administrator pendidikan berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya gedung, perlengkapan atau peralatan dan lain-lain yang tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Lalu jika kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula dilakukan dengan cara peningkatan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan dan lain sebagainya. Dan kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin pendidikan berarti peningkatan mutu akan berjalan dengan baik apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana yang demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah.Dikutip dari Dinas Pendidikan dalam E. Mulyasa (2004: 98) telah ditetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai educator, manajer, administrator, dan supervisor (EMAS). Seiring dengan laju perkembangan jaman, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berperan sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator (EMASLIM).Setiap manusia memiliki ciri khasnya masing-masing. Begitu halnya dengan tipe-tipe pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Briggs dalam Soewadji Lazaruth (1988), mengemukakan 4 tipe supervisi kepala sekolah dilihat dari pelaksanaannya, yaitu supervisi yang bersifat korektif, supervisi yang bersifat preventif, supervisi yang bersifat konstruktif, supervisi yang bersifat kreatif. Berikut penjabarannya:1. Supervisi yang bersifat korektif Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk mencari-cari kesalahan orang yang disupervisi (guru-guru).2. Supervisi yang bersifat preventifKegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk melindungi guru-guru dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk tidak melakukan kesalahan dengan memberikan mereka batasan-batasan, larangan-larangan atau sejumlah pedoman dalam bertindak.3. Supervisi yang bersifat konstruktifTipe supervisi jenis ini ialah supervisi yang berorientasi ke masa depan, menolong guru-guru untuk selalu melihat ke depan, belajar dari pengalaman, melihat hal-hal yang baru, dan secara antusias mengusahakan perkembangan.4. Supervisi yang bersifat kreatifKegiatan supervisi ini, lebih menekankan pada usaha menumbuhkembangkan daya kreatifitas guru, dimana peran kepala sekolah hanyalah sebatas mendorong dan membimbing.Pendapat hampir serupa dikemukakan oleh Burton dan Brueckner dalam Ngalim Purwanto (2002), yang menyatakan terdapat 5 tipe supervisi oleh kepala sekolah, yakni: supervisi sebagai inspeksi,laissez faire,coercive supervision, dan supervisi sebagai latihan bimbingan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru sangatlah penting. Sebagai supervisor kepala sekolah dapat membantu, memberikan support dan mengikutsertakan guru dalam perbaikan pembelajaran. Supervisi dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia, yaitu guru-guru baik yang bersifat personal maupun profesional. Jadi, supervisi dilaksanakan bukan untuk mencari-cari kesalahan guru, bukan pula untuk memberi pengarahan guru secara terus menerus. Kalau terus menerus mengarahkan, selain tidak demokratis juga tidak memberi kesempatan kepada guru-guru untuk belajar mandiri dalam arti profesional. Padahal salah satu ciri guru yang profesional adalah guru-guru yang memiliki otonomi dalam arti bebas mengembangkan diri sendiri dan atas kesadaran sendiri. Kalau standar kinerja guru sudah dimiliki dan dilaksanakan oleh guru atas kesadaran sendiri, maka akan terciptalah kinerja yang baik dari para guru. Semua itu tidak bisa terlepas dari kepemimpinan kepala sekolah. Keberhasilan guru dalam mencapai kinerja yang baik adalah keberhasilan kepala sekolah.B. Teknik-Teknik Supervisi1. Pengertian Teknik SupervisiTeknik supervisi adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. 2. Pengelompokan Teknik SupervisiGwyn dalam Sahertian dan Mataheru (1986) menyebutkan teknik supervisi terdiri dari individual deviation (bersifat individual) dan group devices (bersifat kelompok). Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain: kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik yang bersifat kelompok diantaranya adalah: panel of forum discussion, curriculum laboratry, directed reading, demonstration teaching, professional libraries, supervisory bulletin, teacher meeting, professional oraganization, workshop of group work. Evan dan Neagly (1980) menyebutkan teknik supervisi terdiri dari: individual techniques (teknik perorangan) dan group techniques (teknik kelompok). Individual techniques terdiri atas: assignment of teachers, classroom visitation and observation, classroom experimentation, colleges course, conference (individual), demonstration teaching, evaluation, proffesional reading, professional writing, supervisory bulletins, informal contacts. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok (group techniques) diantaranya adalah: orientation of new teacher, development of professional libraries, visiting other teachers, coordinating of student teacing.

3. Teknik Supervisi IndividualLantip Diat Prasojo & Sudiyono dalam Supervisi Pendidikan mengemukakan bahwa teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi peseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru, sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Sedangkan teknik individual menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang hanya ditujukan kepada satu orang guru saja. Kegiatan supervisi tidak berlaku pada dua orang guru atau lebih.Menurut Piet A. Sahertian mengelompokkan teknik supervisi individual sebagai berikut:a. Kunjungan kelas b. Observasi kelas c. Percakapan pribadi d. Intervisitasi e. Menilai diri sendiria. Kunjungan Kelas Kunjungan kelas yaitu kunjungan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor ke ruang kelas dimana seorang guru sedang mengajar atau pada waktu kelas kosong, berisi sarana kelas ketika guru tidak ada. Tujuan mengunjungi kelas diantaranya : 1) Untuk mengamati (mengetahui secara langsung guru dalam melaksanakan tugas utamanya, mengajar, menggunakan alat peraga, metode dan teknik mengajar). 2) Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. 3) Untuk memperoleh data yang diperlukan supervisor dalam menentukan cara-cara yang tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar mengajar.4) Untuk merangsang para guru agar mereka mau meningkatkan kemampuannya.Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan teknik : 1) Kunjungan kelas dengan pemberitahuan. 2) Kunjungan kelas tanpa pemberitahuan. 3) Kunjungan kelas atas undangan guru.b. Observasi Kelas Observasi kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor ke sebuah kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan.Ada bermacam-macam cara mengobservasi kegiatan guru dan siswa di kelas. Seorang supervisor dapat menggunakan cara langsung masuk kelas atau cara tidak langsung, yaitu orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca dimana murid-murid tidak mengetahuinya. Dalam mengobservasi perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain : tujuan yang hendak dicapai, apa yang akan diobservasi, kriteria yang dipakai dalam observasi serta alat-alat yang digunakan dalam observasi.c. Percakapan Pribadi Yaitu percakapan antara seorang supervisor dengan seorang guru. Tujuan percakapan pribadi antara lain: 1) Untuk saling mengenal lebih jauh antara supervisor dengan guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai petugas profesional. 2) Untuk membantu guru mengenal kemampuan dirinya, membantu guru menyadari kelebihan dan kekurangannya. 3) Memupuk dan mengembangkan mengajar yang lebih baik.4) Menghilangkan dan menghindari prasangka buruk antara supervisor dengan guru.Swearingen (1961) mengklasifikasi jenis percakapan individual ini menjadi empat macam sebagai berikut:1) classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).2) office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.3) causal-conference, yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru.4) observational visitation, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.Dalam percakapan pribadi ini supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitankesulitannya, dan memberikan pengarahan, hal-halyang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.d. Intervisitasi (kunjungan antar kelas)Kunjungan antar kelas, maksudnya adalah guru yang satu dengan guru yang lainnya saling mengunjungi kelas satu sama lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk saling berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Intervisitation ini dapat dibedakan kepada dua bentuk beikut:1) Supervisor memberikan arahan kepada seorang guru yang mengalami kesulitan, untuk melihat rekan-rekan guru lain yang mengajar. Guru yang ditunjuk, tentunya adalah orang yang memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknik-teknik mengajar.2) Di kebanyakan sekolah, kepala sekolah menganjurkan kepada guru-guru agar saling mengunjungi rekan-rekan di kelas atau sekolah lain. Tetapi untuk bentuk yang kedua ini, ini diperlukan perencanaan dan musyawarah terlebih dahulu.Adanya kunjungan antar kelas seperti yang disebutkan di atas, dapat memberikan kebaikan-kebaikan, di antaranya:1) Memberikan kesempatan mengamati rekan lain yang sedang memberikan pelajaran.2) Memberi motivasi yang lebih terarah terhadap aktivitas mengajar. Guru akan mudah belajar dari temannya sendiri karena keakraban hubungan atas dasar saling kenal.3) Sifat bawahan terhadap pemimpin seperti halnya supervisor dan guru tidak ada sama sekali, sehingga diskusi dapat berlangsung secara wajar dan mudah mencari penyelesaian terhadap suatu persoalan melalui musyawarah.e. Menilai diri sendiriGuru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.4. Teknik Supervisi KelompokMenurut Piet A. Sahertian dalam bukunya Konsep Dasar & teknik Supervisi Pendidikan dijelaskan bahwa teknik supervisi kelompok adalah teknik-teknik yang digunakan dan dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Menurut Made Pidarta dalam buku Supervisi Pendidikan kontekstual dijelaskan bahwa teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor. Dalam supervisi kelompok ini dihidangkan suatu materi atau sekelompok materi kepada sekelompok guru yang mengikuti supervisi. Materi tersebut diterima bersama, dibahas bersama, dan disimpulkan bersama. Semua dilakukan di bawah asuhan supervisor, jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dibina sejumlah guru. Jadi teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor, yang dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.Menurut Sagala (2010) teknik supervisi yang bersifat kelompok antara lain :a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru.Pertemuan orientasi adalah pertemuan antar supervisor dengan supervisee (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru. Pada pertemuan orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal-hal sebagai berikut:1) Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.2) Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.3) Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.4) Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.5) Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.6) Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.7) Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.b. Rapat GuruRapat Guru adalah teknik supervisi kelompok yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. Tujuan teknik supervisi rapat guru adalah sebagai berikut :1) Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang masalah-masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.2) Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas- tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.4) Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.5) Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan- kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru antara lain:1) Tujuan-tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.2) Masalah-masalah yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru-guru yang dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.3) Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.4) Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap siswa.5) Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik-baiknya.6) Persoalan kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.c. Studi kelompok antar guruStudi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut :1) Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.2) Memberi kemudahan bagi guru guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada materi pengajaran.3) Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang bidang studi yang serumpun.d. DiskusiDiskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai keterampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama-sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut. Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari-hari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi.Hal-hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :1) Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;2) Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.3) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.4) Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.5) Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.e. WorkshopWorkshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain:1) Masalah yang dibahas bersifat Life centered dan muncul dari guru tersebut,2) Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.f. Tukar menukar pengalaman Tukar menukar pengalaman sharing of experience suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah-langkah melakukan sharing antara lain :1) Menentukan tujuan yang akan dicapai.2) Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.3) Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka4) Merumuskan kesimpulan.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan1. Peranan pengawas dan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru sangatlah penting. Sebagai supervisor pengawas dan kepala sekolah dapat membantu, memberikan support dan mengikutsertakan guru dalam perbaikan pembelajaran.2. Teknik supervisi individual adalah teknik pelaksanaan kegiatan supervisi terhadap satu orang guru, tidak ditujukan kepada dua orang guru atau lebih.3. Teknik supervise kelompok adalah teknik-teknik yang digunakan dan dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.B. SaranPelayanan supervisi pengawas/kepala sekolah sangat menunjang kepuasan kerja guru, informasi ini amat penting bagi kebijakan pembinaan pendidikan. Semakin baik pelayanan supervisi pengawas/kepala sekolah cenderung semakin tinggi kepuasan kerja para guru yang ada di dalam organisasi tersebut. Dengan demikian perlu pelayanan supervisi pengawas/kepala sekolah yang berencana dan kondisional (sesuai tingkat kematangan ) guru yang disupervisi.

DAFTAR PUSTAKADjamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit PT. Rineka Cipta Jakarta.

Hadari Nawawi. 1981. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung.

Made Pidarta. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor `12 Tahun 2007 Tanggal 28 Maret 2007

Pidarta, Made. 1994. Pemikiran Tentang Supervisi. Sarana Pres: Jakarta

Sahertian.Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Manusia. Penerbit Rineka Cipta.

Tolla, Ismail. 1992. Laporan Penelitian Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Guru SMA di Sul-Sel. FIP IKIP UP: Ujung Pandang.

Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta.

16