91

Click here to load reader

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

i

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN

ISPA SEDANG DI PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Liya Nur Anissa

NIM B11030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar
Page 3: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar
Page 4: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Pada An. A 1,5 Tahun

Dengan ISPA Sedang Di Puskesmas Kedawung II Sragen tahun 2014”. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat kelulusan dari program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Retno wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta

3. Ibu Arista Apriani S.ST.M.kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan pembimbing kepada

penulis.

4. Bapak dr. H. Joko Haryono M.kes, selaku Kepala Puskesmas Kedawung II

Sragen, yang telah memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan kasus.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta , Mei 2014

penulis

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

v

MOTTO

1. Kebahagiaan yang sejati adalah kebahagian yang didapat dengan

perjuangan, kerja keras dan do’a. (Penulis)

2. Allah merahasiakan masa depan,untuk menguji kita agar berprasangka

baik , berusaha yang terbaik serta bersyukur dan bersabar. (Penulis)

3. Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda

(Mahatma Gandhi)

4. Suatu kesalahan tidak semestinya diselesaikan dan tidak harus diulangi,

melainkan dijadikan suatu pelajaran karena suatu kesalahan adalah guru di

masa yang akan datang.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis

persembahkan:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Kepada kedua orang tua dan keluargaku yang amat

saya cintai dan yang selalu memberikan segalanya

untukku.

3. Kepada pemilik hatiku sayangku yang selalu

memberikan semangat dan menghiburku di setiap

lelahku.

4. Kepada teman-teman ku seperjuangan di STIKes

Kusuma Husada jangan pernah menyerah karena

perjalanan masih panjang, kalian semua yang terbaik.

5. Almamater tercinta.

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

vi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014

Liya Nur Anissa

B11 030

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUM DENGAN ISPA

SEDANG DI PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN TAHUN 2014

(Xi + 78 halaman + 13 lampiran )

INTISARI

Latar Belakang : Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indosesia (SDKI)

tahun 2012, Angka Kematian Balita (AKB) adalah 40 kematian per 1000

kelahiran hidup. Secara keseluruhan dari 16380 anak yang disurvei 5% dilaporkan

menunjukan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Infeksi Saluran

Pernafasan Akut disebabkan antara lain oleh bakteri, virus, dan jamur, sedangkan

kondisi cuaca, status gizi, status imun, dan polusi udara merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya ISPA. Data di Puskesmas Kedawung II Sragen

pada bulan januari sampai september 2013 didapatkan 2654 balita sakit yaitu 949

(35,7%) balita denan ISPA yang terdiri dari 497 (52,37%) balita dengan ISPA

ringan, 452 (47,62%) balita dengan ISPA sedang.

Tujuan : Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada balita Ny. W dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang menurut manajemen kebidanan

menurut Varney.

Metodelogi : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus

di Puskesmas Kedawung II Sragen, subyek studi kasus adalah balita Ny. W

dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang, waktu pelaksanaan studi

kasus dilaksanakan pada tanggal 13 maret sampai 13 april 2014, teknik

pengumpulan data meenggunakan data primer yang diperoleh dengan

pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta

wawancara dan obsrevasi sedangkan data sekunder meliputi studi kepustakaan

dan studi dokumentasi, dan alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan (format

askeb, termometer, stetoskop), alat dan bahan untuk observasi (alat timbangan

berat badan, stetoskop, termometer) dan untuk dokumentasi

Hasil : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 5 hari adalah pasien An. A

umur 1,5 tahun tertangani dengan baik dan diagnosa potensial tidak terjadi.

Kesimpulan : Pada kasus balita Ny. W dengan ISPA sedang penulis menemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan yaitu pada

pengkajian.

Kata Kunci : Asuhan kebidanan, balita, ISPA sedang

Kepustakaan : 33 literatur (2003-2012)

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar
Page 8: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan dari Puskesmas Kedawung II

Sragen

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan dari Badan Kesatuan Bangsa,

Politik Dan Pelindungan Masyarakat

Lampiran 6. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan dari Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

Lampiran 7. Lembar Surat Permohonan Menjadi Pasien

Lampiran 8. Lembar Persetujuan Pasien dalam pengambilan kasus

Lampiran 9. Lembar Format Asuhan Kebidanan Balita Sakit

Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Tentang ISPA

Lampiran 11. Leaflet ISPA

Lampiran 12. Materi ISPA

Lampiran 13. Lembar Konsultasi

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO tahun 2012, sebesar 78% balita yang berkunjung ke

pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA, khususnya pneumonia. ISPA lebih

banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan negara maju dengan

persentase masing – masing sebesar 25% - 30% dan 10% - 15%. Kematian

balita akibat ISPA di Asia Tenggara sebanyak 2,1 juta balita pada tahun 2004

(Fitri, 2012). India, Bangladesh, Indonesia, dan Myanmar merupakan negara

dengan kasus kematian balita akibat ISPA terbanyak (Usman, 2012).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu

penyebab kematian tersering pada anak di negara sedang berkembang. Infeksi

Saluran Pernafasan Akut ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan

kematian pada anak berusia dibawah 5 tahun pada setiap tahunnya, sebanyak

dua pertiga kematian tersebut adalah bayi (khususnya bayi muda)

(WHO, 2003).

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, Angka Kematian Balita (AKB) adalah 40 kematian per 1000 kelahiran

hidup. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

mencangkup berbagai pertanyaan untuk mendapatkan keterangan prevalensi

dan praktek pengobatan untuk Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),

demam dan diare, penyakit – penyakit yang berpengaruh pada penyebab

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

2

kematian anak. Secara keseluruhan dari 16380 anak yang disurvei 5 %

dilaporkan menunjukan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), 31 %

mengalami demam, dan 14 % sakit diare.

ISPA adalah Infeksi Pernafasan Akut, merupakan penyakit yang

sangat sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat penyakit ini

menyerang semua usia dari bayi sampai lansia, dan tersebar luas dimana-

mana. Infeksi Saluran Pernafasan Akut disebabkan antara lain oleh bakteri,

virus, dan jamur, sedangkan kondisi cuaca, status gizi, status imun, dan polusi

udara merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA

(Abdullah dkk, 2003).

Menurut Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, Prevalensi

ISPA di Indonesia adalah 25,5% dan provinsi jawa tengah merupakan salah

satu provinsi yang mempunyai prevalensi di atas angka nasional yaitu

29,09%. Prevalensi tertinggi pada balita (>35%), sedangkan prevalensi

terendah pada kelompok umur 15-24 tahun. Prevalensi balita gizi kurang dan

gizi buruk di Jawa Tengah juga masih cukup tinggi yaitu 12% untuk gizi

kurang dan 4% untuk gizi buruk. Status gizi merupakan faktor risiko penting

terjadinya ISPA, karena status gizi yang buruk biasanya disertai dengan status

imun yang buruk sehingga meningkatkan risiko terjadinya ISPA.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis tanggal 14

Oktober 2013 di Puskesmas Kedawung II Sragen didapatkan data pada bulan

januari sampai september 2013 terdapat 2654 balita sakit, yaitu 949 (35,7%)

balita dengan ISPA yang terdiri dari 497 (52,37%) balita dengan ISPA

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

3

ringan, 452 (47,62%) balita dengan ISPA sedang, 443 (16,69%) balita dengan

demam, 398 (14,9%) dehidrasi ringan, 864 (32,5%) balita dengan anemia

ringan.

Mengingat masih cukup tingginya angka kejadian kasus dengan balita

ISPA sedang dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan ISPA

berat, maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus dengan judul”

Asuhan Kebidanan pada An. A umur 1,5 tahun dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) sedang di puskesmas Kedawung II Sragen”.

B. Perumusan Masalah

“Bagaimanakah penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada An. A

umur 1,5 tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di

Puskesmas Kedawung II Sragen dengan menggunakan pendekatan asuhan

kebidanan menurut Varney?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Penulis mampu memperoleh pengalaman nyata dalam

melaksanakan asuhan kebidanan pada An. A umur 1,5 tahun dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang dengan menggunakan

pendekatan proses manajemen kebidanan menurut Varney.

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

4

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu :

1) Melaksanakan pengkajian data balita sakit pada An. A umur 1,5

tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang

secara lengkap dan sistematis

2) Menginterpretasikan data meliputi diagnosa kebidanan, masalah,

kebutuhan pada kasus pada An. A umur 1,5 tahun dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang

3) Mengidentifikasikan kebutuhan terhadap tindakan segera pada

An. A umur 1,5 tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA) sedang

4) Melakukan antisipasi tindakan pada An. A umur 1,5 tahun

dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang

5) Merencanakan asuhan kebidanan pada An. A umur 1,5 tahun

dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang

6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada An. A umur 1,5

tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang

7) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan pada An. A

umur 1,5 tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

sedang

b. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan kasus nyata dalam

pelaksanaan Asuhan kebidanan pada An. A umur 1,5 tahun dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

5

c. Memberikan alternatif pemecahan masalah pada kesenjangan antara

teori dan kasus nyata dalam pelaksanaan asuhan pada An. A dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Diri Sendiri

Dapat menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dalam

praktik dan memperoleh pengalaman nyata dalam masalah memberikan

asuhan kebidanan pada anak dan balita sakit dengan ISPA sedang.

2. Bagi Profesi

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada anak dan balita

dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang dan menekan

angka kesakitan dan angka kematian.

3. Bagi Institusi

a. Puskesmas Kedawung II Sragen

Memberi masukan dalam penyusunan kebijakan program pelayanan

kebidanan khususnya tentang balita sakit dengan infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA) sedang.

b. Pendidikan Stikes Kusuma Husada Surakarta

Untuk menambah wacana dan referensi bagi pembaca

diperpustakaan dan informasi mengenai asuhan kebidanan pada

balita sakit dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

6

E. Keaslian Studi Kasus

Studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada balita dengan Infeksi

Saluran Akut (ISPA) pernah dilakukan oleh:

1. Melinda Widiadi (2012), dari Akademi Kusuma Husada Surakarta

dengan judul “Asuhan Kebidanan pada An. S dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di RSUD dr. MOEWARDI. Asuhan

yang diberikan yaitu paracetamol 500 mg, cetrizine 250 mg, ambroxol

250 mg, metal prednisolon 75 mg, salbutamol 250 mg, vit. C, jumlah

semua obat ada 4 tablet dibuat puyer di bagi menjadi 12 bungkus

diminum 3 x 1 per hari. Hasil dari asuhan yang diberikan pada balita S

selama 5 hari yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, nafsu

makan anak baik, pemeriksaan fisik dan TTV baik dan anak dinyatakan

sembuh.

2. Intan Nandia Saputri (2013), dari Akedemi Kusuma Husada Surakarta

dengan judul “ Asuhan Kebidanan pada An. A umur 4 bulan dengan

ISPA sedang di RSUD dr. MOEWARDI. Asuhan yang diberikan yaitu

infus RL 6 tpm, kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi

cetrizine 250 mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin

250 mg, vitamin c, semua obat ada 4 tablet obat-obat tersebut dibuat

puyer dibagi menjadi 12 bungkus diminum 3 x 1 per hari. Hasil dari

asuhan yang diberikan pada An A selama 4 hari adalah keadaan umum

baik, kesadaran composmentis, nafsu makan anak baik, pemeriksaan fisik

dan TTV baik. ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan anak

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

7

dirumah, sudah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA

dan ibu sudah mengerti, ibu mengerti cara memberi obat, ibu bersedia

untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar ibu bersedia untuk kontrol

ulang ke poli anak jika keadaan anak belum stabil dan bila ada keluhan.

3. Nyna Prymi Setyorini (2008) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada

Anak A dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di

Ruang Bakung RS. Panti Waluyo Surakarta”. Asuhan yang diberikan

yaitu pemberian terapi paracetamol dosis 3 x 100 mg, CTM 3 x 25 mg,

gliserin guaiacolact dosis 3 x 50 mg, ambroxol 3 x 100 mg. Hasil dari

asuhan yang diberikan pada balita A selama 4 hari yaitu keadaan umum

baik, tenggorokan sudah tidak terlihat merah, telinga sudah tidak sakit

dan tidak ada indikasi yang mengarah ke ISPA berat.

4. Yuliana Dwi Hastari (2009) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada

Balita Z Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang di

RSUD Kota Surakarta”. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian terapi

dengan diberi puyer 10 bungkus, diberikan 3 x 1 per hari berisi Codixen

dosis 3 x 250 mg, paracetamol dosis 3 x 100 mg, CTM 3 x 25 mg,

gliserin guaiacolact dosis 3 x 50 mg, ambroxol 3 x 100 mg. Hasil dari

asuhan yang diberikan pada balita Z selama 5 hari yaitu keadaan umum

baik, suhu tubuh kembali normal, batuk sudah hilang dan perafasan

kembali normal.

Perbedaan keaslian dan kasus terletak pada subyek, waktu, dan tempat.

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

8

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini dibagi menjadi 5 bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang gambaran Karya Tulis Ilmiah secara

keseluruhan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah,

tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan

sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menyajikan tentang teori medis yang meliputi pengertian

balita, tahapan perkembangan balita, penyakit yang biasa terjadi

pada balita, pengertian ISPA, tanda dan gejala, klafikasi,

penyebaran penyakit, faktor resiko, penatalaksanaan, pencegahan,

pengertian ISPA sedang, gejala ISPA sedang, etiologi, klasifikasi,

penyebaran penyakit, faktor resiko, penatalaksanaaan, pencegahan

dan teori manajeman kebidanan yang meliputi pengkajian,

interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, ditambah dengan data perkembangan

dengan menggunakan SOAP dan kerangka konsep serta landasan

hukum.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi

kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, tehnik

pengumpulan data dan alat-alat yang dibutuhkan dalam studi kasus.

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

9

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang tinjauan kasus tentang asuhan kebidanan

pada An. A umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang di Puskesmas

Kedawung II Sragen secara nyata sesuai dengan manajemen

kebidanan menurut 7 langkah Varney yang dimulai dari pengkajian

sampai evaluasi ditambah data perkembangan SOAP. Sedangkan

pembahasan penulisan menjelaskan tentang masalah atau

kesenjangan yang ada antara teori dengan kasus yang penulis

temukan dilahan

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan

inti pembahasan asuhan kebidanan pada anak dengan ISPA sedang.

Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan tanggapan.

Kesimpulan yang berupa kesenjangan pemecahan masalah

hendaknya bersifat realistis dan operasional yang artinya saran

itupun dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis

1. Balita

a. Pengertian

Balita adalah semua anak termasuk bayi baru lahir yang berusia nol

sampai menjelang lima tahun (Ferry, 2007).

Balita adalah masa anak berusia dua sampai tiga tahun

(Nursalam, 2005).

Balita adalah anak berusia 12 sampai 59 bulan (Depkes RI, 2005).

b. Tahapan Perkembangan Balita menurut Handayani dkk (2005)

1) Umur 2 – 2 ½ tahun

a) Bahasa

Ia senang jika Anda membacakan cerita sebelum tidur. Sering

bertanya dan antusias mendengarkan jawaban Anda. Kosa

katanya mencapai beberapa ratus kata tunggal. Menikmati

pembicaraan sederhana dengan orang dewasa yang ia kenal dan

anak lain. Menggunakan bahasa untuk meningkatkan

kompleksitas pemainan imajinatif, seperti berdandan. Mulai

menggunakan kata ganti seperti ia, dia, dan kata depan seperti di

dalam atau di atas. Bisa mengingat informasi seperti usia dan

nama panjang. Juga dapat menggunakan informasi tersebut.

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

11

b) Belajar

Mulai memasangkan warna, misalnya, dengan menemukan dua

balok berwarna sama. Memahami koin adalah uang, tetapi

memiliki pemahaman sedikit mengenai nilainya. Dapat memilah

benda berdasarkan karakteristik tertentu, misalnya membedakan

mainan menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenisnya, seperti

binatang atau mobil. Mulai mengembangkan pengertian mengenai

waktu. Misalnya, ia bisa membedakan antara hari ini dan besuk.

Dapat mengidentifikasi wajahnya dalam foto. Haus akan

pengalaman baru, misalnya kebun binatang. Menjelaskan

karakter manusia pada benda mati sebagai ekspesi imajinasinya

yang aktif dan sebagai ekspresi imajinasinya yang aktif dari

sebagai cara memahami dunia sekitarnya.

c) Koordinasi tangan – mata

Dapat merangkai manik – manik menjadi kalung. Saat melukis

dan menggambar ia menggenggam krayon atau kuas dan dapat

membuat goresan yang terkontrol, misalnya dapat menirukan

garis vertikal yang Anda gambar. Dapat memahami mainan,

permainan dan puzzle yang harus disusun dengan lebih baik.

Mulai belajar cara menggunakan alat makan selain sendok. Dapat

memilih untuk menggunakan tangan tertentu.

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

12

d) Gerakan

Dapat melompat di lantai dalam jarak dekat dari posisi berdiri dan

dengan banyak latihan dapat melompat melewati halangan yang

rendah. Dapat bermanuver di sekitar halangan saat melakukan

kegiatan lain. Dapat berjalan – jalan sendiri dalam jarak dekat

tanpa harus didorong di kereta. Naik dan turun tangga di rumah

tanpa bantuan. Berjinjit selama beberapa detik.

2) Umur 2 ½ - 3 tahun

a) Bahasa

Dapat menginstruksikan perintah dengan percaya diri. Sering

menggunakan kata ganti seperti saya dan aku, walaupun tidak

selalu benar. Menemukan bahwa pertanyakan (terutama yang

diawal dengan kata ‘Siapa?’ dan ‘Di mana?’) adalah cara yang

baik untuk mengumpulkan cerita yang lebih kompleks dengan

beberapa karakter. Sering bertanya mengenai arti kata – kata yang

asing saat mendengarnya. Menunjukan pemahaman akan

peraturan tata bahasa, dan menggunakannya dalam percakapan.

b) Belajar

Membandingkan dua benda dari ukuran atau tinggi, walaupun

tidak selalu tepat. Membuat cerita sederhana dari imajinasinya.

Mengingat sesuatu yang Anda lakukan kemarin dan menceritakan

kembali kejadian yang menyenangkan beberapa waktu yang lalu.

Menyelesaikan puzzle dengan tiga atau empat potongan besar.

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

13

Dapat mengingat informasi seperti nama benda dengan cara

mengucapkannya berulang – ulang.

Mengantispasi akibat dari sebuah kejadian. Misalnya, jika cangkir

terdorong maka isinya akan tumpah.

c) Koordinasi tangan – mata

Dapat bermain dengan berbagai jenis alat permainan dan aktifitas

pekerjaan tangan di kelompok bermain dan tempat penitipan

anak. Dapat menyusun menara balok hingga delapan atau lebih.

Mulai bisa menggunting dengan gunting khusus anak – anak,

walaupun masih kesulitan melakukannya. Dapat menyelesaikan

puzzle sederhana. Karena kemampuan pengendaliannya yang

lebih baik, gambarnya lebih teratur dan subyek gambarnya

biasanya dapat dikenali. Dapat menirukan bentuk – bentuk

sederhanan yang Anda gambarkan. Melakukan pekerjaan rumah

tangga sederhana seperti meletakkan alat makan di meja makan

atau mainan di dalam kotak.

d) Gerakan

Melompat dari undakan pendek, seperti satu buah anak tangga,

tanpa kehilangan keseimbangan. Dapat melakukan aktivitas

keseimbangan tubuh, seperti meniti di atas balok atau melompat,

walaupun belum tentu berhasil. Dapat menaiki tangga dan

meluncur dari perosotan di tempat bermain di luar ruangan.

Berlari kencang dengan percaya diri. Melakukan satu atau lebih

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

14

aktivitas fisik secara bersamaan dengan koordinasi yang lebih

baik.

3) Umur 3 – 3 ½ tahun

a) Bahasa

Senang mendengarkan cerita dan lebih terlibat, mungkin dengan

mendiskusikan cerita saat Anda membacakan cerita tersebut.

Mencoba membalikkan halaman buku dan menunjuk gambar –

gambar yang ada. Tidak lagi menggunakan kata – kata terbatas

untuk mengekspresikan keinginannya, tetapi menggunakan

kalimat yang terdiri dari empat hingga lima kata. Menggunakan

kata sifat untuk menjelaskan benda atau orang yang ia temui

sehari – hari, pada tahap ini ia hanya menggunakan dua atau tiga

kata secara teratur. Dapat memahami dan melakukan instruksi

verbal yang mengandung hingga tiga informasi.

b) Belajar

Mengembangkan pemahaman dasar mengenai angka dengan

mendengar dan melihat orang lain menggunakannya. Menunjukan

kedewasaan intelektual yang semakin tinggi melalui gambar,

walaupun gambar yang ia buat menunjukan Anda dengan kepala

berukuran besar tanpa tubuh menempel pada kepala dan kaki

yang timbul di bawahnya. Memiliki daya ingat jangka pendek -

dapat menyimpan informasi baru selama beberapa detik, lalu

melaporkannya pada Anda. Memahami peraturan bertingkah laku

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

15

dan alasan di baliknya jika dijelaskan dengan jelas. Mungkin

bingung dengan sebab – akibat dan munghubungkan dua kejadian

yang tidak berhubungan sama sekali.

c) Koordinasi tangan – mata

Memegang benda kecil dengan tangan yang kuat dan

memindahkannya tanpa menjatuhkan dari genggamannya. Dapat

menggenggam gunting dengan kuat dan menggunting kertas

berukuran besar. Menggunakan perata adonan kecil untuk

meratakan plastisin, lalu menghancurkannya kembali untuk

mengulang dari awal. Dapat memegang sikat gigi dengan benar

jika ditunjukan caranya, dan dalam batasan tertentu dapat

membersihkan giginya.

d) Gerakan

Dapat mengayuh pedal mainan seperti sepeda roda tiga dengan

perlahan di permukaan yang rata. Dapat menaiki jalan yang

sedikit menanjak. Dapat melompat dari anak tangga ke dua

hingga kelantai, dengan kedua kaki, setelah melihat Anda

melakukannya. Berjinjit selama beberapa detik tanpa meletakkan

tumit ke lantai, dan dapat berjalan maju sambil berjinjit. Senang

menari mengikuti musik, memutar – mutarkan tubuh serta

menggoyangkan lengan dan kaki mengikuti musik. Naik ke kursi

saat makan dan memutar tubuhnya untuk mencari posisi yang

nyaman.

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

16

4) Umur 3 ½ - 4 tahun

a) Bahasa

Kemampuan humornya timbul, mayoritas pada area bahasa, yang

menunjukan kemampuan untuk memahami diluar pemahaman

harfiah sebuah kata dalam percakapan. Meningkatkan panjang

kalimat dengan menggunakan kata ‘dan’ sebagai penghubung.

Bisa memasangkan kata – kata dengan hanya dua atau tiga kata

yang tertulis dengan jelas pada kartu – kartu tunggal. Memahami

dasar – dasar peraturan bahasa, seperti bentuk jamak dan kata

kerja saat ini, dan menggunakan dalam percakapan sehari – hari

b) Belajar

Memiliki daya ingat jangka pendek yang semakin baik, dapat

mengingat misalnya puisi pendek atau nomor telepon dengan cara

diulang – ulang. Daya konsentrasi meningkat, jadi ia melakukan

aktivitas tertentu atau menonton televisi selama beberapa menit

sebelum perhatiannya beralih. Peningkatan keterampilan

menyusun, jadi ia dapat mencari sesuatu dengan lebih sistematis.

Menggunakan imajinasi untuk menciptakan bayangan yang

sebenarnya tidak ada, dan menjelaskan secara detail. Dapat

berhitung tahap pertama, misalnya, menghitung barisan balok

kecil hingga susunan kedua atau ketiga, dan menghitung jari.

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

17

c) Koordinasi tangan – mata

Dapat menirukan garis yang membentuk sebuah huruf, tetapi

belum dapat menulis huruf secara utuh. Dapat memegang alat

makan pada masing – masing tangan, dan dapat minum dari gelas.

Senang mencampur bahan – bahan dengan sendok kayu,

meratakan adonan, menggunting bentuk – bentuk tertentu, dan

meletakkannya di oven dengan bantuan Anda. Senang melakukan

aktivitas sulit yang melibatkan koordinasi tangan – mata, seperti

menyelesaikan puzzle, dan berusaha untuk menyelesaikannya.

Dapat menemukan dan mengumpulkan benda – benda tertentu

dari rak di supermarket dengan menggabungkan ketrampilan

visual dan koordinasi tangan – mata.

d) Gerakan

Percaya diri untuk mencoba semua mainan di taman bermain,

termasuk memanjat ke ayunan dan memanjat palang panjatan

yang lebih tinggi. Senang melompat – lompat di atas trampolin

atau istana lompat. Dapat berjalan ke atas dan kebawah dengan

meletakkan kaki di anak tangga satu per satu, sambil berpegangan

pada besi atau dinding. Senang menendang bola di taman atau

mengambil dan melemparnya, tetapi sulit menangkapnya. Meniru

Anda melompat satu atau dua langkah jika berkonsentrasi dan

tidak melompat terlalu tinggi. Menggabungkan aktivitas fisik

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

18

yang masing – masing membutuhkan koordinasi, seperti

membawa barang sambil menaiki tangga.

c. Penyakit yang biasa terjadi pada balita

Menurut kishore (2007), masalah yang sering timbul pada

balita yaitu :

1) Demam atau suhu tubuh diatas 37,5°C

2) Infeksi saluran pernafasan adalah penyakit infeksi yang menyerang

salah satu bagian dari saluran nafas bagian atas maupun bagian

bawah

3) Diare adalah keadaan dimana BAB anak lebih 3 kali sehari dengan

konsistensi encer.

2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut

a. Pengertian

Infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang terutama

mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring, tetapi

kebanyakan, penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah

secara simultan atau berurutan (Nelson, 2007).

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan padanan

istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infection (ARI) adalah

penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari

saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

19

bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga

tengah dan pleura (selaput paru) (Profil Kesehatan Indonesia, 2008).

b. Tanda dan gejala

Pada umumnya demam, terutama pada anak kecil. Anak yang

lebih besar memiliki demam ringan, yang muncul pada waktu sakit.

Pada anak – anak 3 bulan sampai 3 tahun, demam tiba – tiba terjadi

dan berkaitan dengan mudah marah, gelisah, nafsu makan menurun,

dan penurunan aktifitas (Hartono dkk, 2012).

Menurut Nelson (2007), tanda dan gejala ISPA sangat

bervariasi antara lain bersin, rasa menggigil, nyeri otot, ingus hidung

yang encer, kadang – kadang batuk, nyeri kepala, anoreksia

(kehilangan nafsu makan), dan demam ringan.

c. Klasifikasi ISPA

Menurut derajat keparahannya, ISPA dibagi menjadi 4

golongan menurut WHO (2003), yaitu :

1) Bukan pneumonia, batuk atau pilek yaitu jika tidak ada penarikan

dinding dada dan tidak ada pernafasan cepat.

2) Pneomonia yaitu jika tidak ada penarikan dinding dada dan

pernafasan cepat yaitu 50 kali per menit atau lebih pada anak 2

bulan hingga 12 bulan, 40 kali per menit atau lebih pada anak usia

12 bulan hingga 5 tahun.

3) Pneomonia berat yaitu jika adanya penarikan dinding dada dan

tanpa sianosis sentra atau dapat minum.

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

20

4) Pneumonia sangat berat yaitu jika sianosis sentral atau tidak dapat

minum.

d. Etiologi

Kebanyakan, infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh

virus dan mikroplasma, kecuali epiglotitis akut. Organisme

streptokokus dan difteria merupakan agen primer, bahkan pada kasus

tonsilofaringitis akut, sebagian besar penyakit berasal nonbakteri.

Walaupun ada banyak hal yang tumpang tindih, beberapa

mikroorganisme lebih mungkin menimbulkan sindrom pernafasan

tertentu daripada yang lain, dan agen tertentu mempunyai

kecenderungan lebih mungkin menimbulkan sindrom pernafasan

tertentu mempunyai kecenderungan lebih besar dari pada yang lain

untuk menimbulkan penyakit yang berat. Beberapa virus (misalnya,

campak) dapat dihubungkan dengan banyak sekali variasi gejala

saluran pernafasan atas dan bawah sebagian dari gambaran klinis

umum yang melibatkan sistem organ lainnya (Nelson, 2007).

e. Epidemiologi

Kerentanan terhadap agen yang menyebabkan nasofaringitis

akut adalah universal, tetapi karena alasan yang kurang dimengerti

kerentanan ini bervariasi pada orang yang sama dari waktu ke waktu.

Walaupun infeksi terjadi di sepanjang tahun, di Belahan Bumi Utara

ada puncak kejadian pada bulan September kira – kira pada saat

sekolah di mulai, pada akhir januari, dan mendekati akhir bulan April.

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

21

Anak menderita rata – rata lima sampai delapan infeksi setahun, dan

angka tertinggi terjadi selama umur 2 tahun pertama. Frekuensi

nasofaringitis akut berbanding langsung dengan angka pemajanan, dan

pada sekolah taman kanak – kanak serta pusat perawatan harian

mungkin merupakan epidemi yang sebenarnya. Kerentanan dapat

bertambah karena nutrisi jelek, komplikasi purulen bertambah pada

malnutrisi (Nelson, 2007).

f. Patologi

Perubahan yang pertama adalah edema dan vasodilatasi pada

submukosa. Infiltrat sel mononuklear menyertai, yang dalam 1 – 2

hari, menjadi polimorfonuklear. Perubahan struktural dan fungsional

silia mengakibatkan pembersihan mukus terganggu. Pada infeksi

sedang sampai berat, epitel superfisial mengelupas. Ada produksi

mukus yang banyak sekali, mula – mula encer, kemudian mengental

dan biasanya purulen. Dapat juga ada keterlibatan anatomis saluran

pernafasan atas, termasuk oklusi dan kelainan rongga sinus

(Nelson, 2007).

g. Manifestasi klinis

Pada umumnya demam, terutama pada anak kecil. Anak yang

lebih besar memiliki demam ringan, yang muncul pada waktu sakit.

Pada anak – anak 3 bulan sampai 3 tahun, demam tiba – tiba terjadi

dan berkaitan dengan mudah marah, gelisah, nafsu makan menurun,

dan penurunan aktivitas. Peradangan hidung dapat menyebabkan

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

22

sumbatan saluran, sehingga harus membuka mulut ketika bernafas.

Muntah dan diare mungkin juga bisa muncul (Hartono dkk, 2012).

h. Komplikasi

Komplikasi merupakan akibat dari invasi bakteri sinus

paranasal dan bagian – bagian lain saluran pernafasan. Limfonodi

servikalis dapat juga menjadi terlibat dan kadang – kadang bernanah,

Mastoiditis, selulitis peritonsiler, sinusitis, atau selulitis periorbital

dapat terjadi. Komplikasi yang paling sering adalah otitis media, yang

ditemukan pada bayi – bayi kecil sampai sebanyak 25 persennya.

Kebanyakan, infeksi virus saluran pernafasan atas juga melibatkan

saluran pernafasan bawah, dan pada banyak kasus, fungsi paru

menurun walaupun gejala saluran pernafasan bawah tidak mencolok

atau tidak ada (Nelson, 2007).

i. Pencegahan

Vaksin yang efektif belum ada. Gammaglobulin atau vitamin

C tidak mengurangi frekuensi atau keparahan infeksi, dan

penggunaannya tidak dianjurkan. Karena selesma (common cold)

terdapat di mana – mana, maka tidak mungkin mengisolasi anak dari

keadaan ini. Namun, karena komplikasi pada bayi yang amat muda

dapat relatif serius, maka harus dilakukan beberapa upaya untuk

melindungi bayi dari kontak dengan orang – orang yang berpontesi

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

23

terinfeksi. Penyebaran infeksi adalah dengan aerosol (bersin, batuk)

atau kontak langsung dengan bahan yang terinfeksi (tangan)

(Nelson, 2007).

3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang

a. Pengertian

ISPA sedang bila ada gejala ringan dan ditambah dengan salah

satu atau lebih gejala : frekwensi pernafasan lebih dari 50/menit, suhu

≥ 39°C. Masih termasuk sedang bila ditemukan sakit telinga, campak,

OMP yang kurang dari 2 minggu (Imran lubis dkk, 2013).

ISPA sedang adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke

dalam tubuh manusia dan berkembangbiak sehingga menimbulkan

gejala penyakit mencangkup saluran pernafasan bagian atas, saluran

pernafasan bagian bawah yang menimbulkan infeksi yang

berlangsung sampai dengan 14 hari (Indah, 2005).

b. Gejala dan tanda

Menurut Nelson (2007), seorang anak dinyatakan menderita

penyakit ISPA sedang jika dijumpai gejala ISPA ringan disertai satu

atau lebih gejala berikut :

Penafasan cepat sesuai umur yaitu untuk kelompok umur

kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih

untuk umur 2 - < 12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada

umur 12 bulan - < 5 tahun, suhu tubuh lebih dari 39˚C, tenggorokan

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

24

berwarna merah, timbul bercak – bercak merah pada kulit

menyerupai bercak campak, telinga sakit atau mengeluarkan nanah

dari lubang telinga, dan pernafasan berbunyi seperti mengorok

(mendengkur).

c. Etiologi ISPA sedang

Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh

membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung

disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar

dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan

partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa.

Gerakan silia mendorong lapisan mukosa ke posterior ke rongga

hidung dan ke arah superior menuju faring (Lamusa, 2006).

Secara umum efek pencernaan udara terhadap saluran

pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi

lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat

membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan

pencernaan. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan

penyempitan saluran pernafasan danrusaknya sel pembuluh bakteri di

saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan

kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak

dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan (WHO, 2007).

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

25

d. Klasifikasi ISPA sedang

Menurut Depkes RI (2005), pembagian ISPA sedang

berdasarkan atas umur dan tanda – tanda klinis yang didapat yaitu :

1) Untuk anak umur 2 bulan – 5 tahun

Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita

atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan

dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya

lebih rendah.

2) Untuk anak dalam berbagai golongan umur ini ISPA sedang

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a) Pneumonia berat

Tanda utama yaitu adanya tanda bahaya yaitu tidak bisa

minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, serta gizi

buruk. Adanya tarikan dinding dada kebelakang. Hal ini

terjadi bila paru – paru menjadi kaku dan mengakibatkan

perlunya tenaga untuk menarik nafas. Tanda ini yang

mungkin ada : nafas kuping hidung, suara rintihan dan

sianosis (pucat).

b) Pneumonia tidak berat

Tanda utama yaitu tidak ada tarikan dinding dada ke dalam

dan disertai nafas cepat lebih dari 50 x/menit untuk usia 2

bulan – 1 tahun dan lebih dari 40 x/menit untuk usia

1 tahun – 5 tahun.

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

26

e. Penyebaran penyakit ISPA sedang

Pada ISPA dikenal 3 cara penyebaran infeksi menurut WHO (2007),

yaitu :

1) Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh

karena batuk – batuk.

2) Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk – batuk

dan bersin.

3) Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda – benda

yang telah dicemari oleh jasad renik.

f. Faktor resiko ISPA sedang

Faktor resiko yang mempengaruhi ISPA sedang menurut

WHO (2007), yaitu :

1) Usia

Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk

menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar besar bila

dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya

tahan tubuhnya lebih rendah.

2) Status Imunisasi

Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan

tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status

imunisasinya tidak lengkap.

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

27

3) Lingkungan

Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara

di kota – kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan

timbulnya penyakit ISPA pada anak.

g. Penatalaksanaan

Menurut WHO (2007), penatalaksanaan ISPA sedang meliputi :

1) Suportif

Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat,

pemberian multivitamin

2) Antibiotik

a) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.

b) Utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan Aureus

c) Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1 mg, amoksisillin

3 x ½ sendok teh, amplisillin (500 mg) 3 tab puyer/x bungkus

/ 3x sehari/8 jam, penisillin prokain 1 mg.

d) Pneumonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, gentamisin

(100 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x bungkus/3x sehari/8 jam.

e) Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x ½ sendok teh,

quinolon 5 mg,dll.

f) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg,

asetaminofen 3 x ½ sendok teh.

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

28

Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama ganti

antibiotik atau rujuk dan jika anak membaik teruskan antibiotik

sampai 3 hari (Kepmenkes RI, 2011)

h. Pencegahan

Hal – hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit

ISPA sedang pada anak menurut Prabu (2009), antara lain :

1) Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya

dengan cara memberikan makanan kepada anak yang

mengandung cukup gizi.

2) Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan

tubuh terhadap penyakit baik.

3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih

4) Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara

adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung

dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita

penyakit ISPA.

i. Pemberian makanan selama anak sakit

Untuk anak berumur 6 bulan atau lebih, berilah makanan dengan nilai

gizi dan kalori yang tinggi. Dengan melihat umurnya, berilah

campuran tepung dengan kacang-kacangan, atau tepung dengan

daging atau ikan. Tambahkan minyak untuk memperkaya energi.

Bisa juga ditambahkan makanan dari susu dan telur. Berilah makanan

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

29

pada anak selama anak masih menghendaki. Bila umur anak kurang

dari 6 bulan atau belum mendapat makanan tambahan, anjurkan

ibunya untuk lebih sering memberi ASI (Kepmenkes RI, 2010).

B. Teori Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk

pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan sehingga langkah – langkah dalam manajemen kebidanan

merupakan alur pikir bidan dalam pemecahan masalah atau

pengambilan keputusan klinis (Sudarti dkk, 2010).

2. Proses Asuhan Kebidanan

Menurut sudarti dkk tahun 2010 langkah - langkah proses

manajemen menurut varney (2007) yaitu

Langkah I : Pengkajian

Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian melalui proses

pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien

secara lengkap seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai

dengan kebutuhan klien secara lengkap pengkajian balita dengan ISPA

sedang antara lain :

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

30

a. Anamnesa (Data subjektif)

Anamnesa adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2009).

1) Identitas

Identitas adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2009).

Identitas tersebut meliputi :

a) Nama bayi : diperlukan untuk memastikan bahwa yang

diperiksa benar – benar anak yang dimaksud nama harus

jelas dan lengkap serta ditulis juga nama panggilan akrabnya

(Matondang, 2007).

b) Umur : perlu diketahui mengingat periode anak mempunyai

kekhasanya sendiri dalam mordibitas dan mortalitas anak

juga diperlukan untuk menginterprestasikan apakah data

pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai umurnya

(Matondang, 2007).

c) Jenis kelamin : dikaji untuk membedakan dengan bayi lain

(Matondang, 2007).

d) Alamat : dikaji untuk mengetahui keadaan sosial budaya di

lingkungan tempat tinggal (Matondang, 2007).

e) Nama orang tua : ditulis dengan jelas agar tidak keliru

dengan orang lain mengingat banyaknya nama yang sama

(Matondang, 2007).

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

31

f) Agama : menggambarkan pola nilai spiritual dan keyakinan

orang tua pasien, yang merupakan pedoman hidup dan

menjadi pegangan dalam mengambil keputusan

(Matondang, 2007).

g) Pendidikan : dilakukan untuk mengkaji keakuratan data

yang diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan

dalam anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua juga

berperan dalam pemeriksaan penunjang dan penentuan

tatalaksana pasien selanjutnya (Matondang, 2007).

h) Pekerjaan : dikaji untuk mengetahui kemampuan orang tua

untuk membiayai perawatan bayi (Matondang, 2007).

2) Keluhan utama

Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan

klien dibawa berobat (Matondang, 2007). Pada kasus balita

dengan ISPA sedang keluhan utama batuk pilek dan badannya

panas (Nelson, 2007).

3) Riwayat kesehatan yang lalu

a) Imunisasi

Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi

BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B. Hal –hal tersebut

selain diperlukan untuk mengetahui status perlindungan

pediatrik yang diperoleh, juga membantu diagnosa pada

beberapa keadaan tertentu (Matondang, 2007). Pada kasus

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

32

ISPA sedang anak dengan imunisasi lengkap daya tahan

tubuhnya lebih baik (WHO, 2007).

b) Riwayat kesehatan keluarga atau menurun

Dikaji untuk mengetahui apakah di dalam keluarga terdapat

riwayat hipertensi, riwayat kembar dan penyakit TBC,

hepatitis, jantung, dan lain – lain. Karena riwayat keluarga

mempunyai penyakit ISPA bisa menular (Nursalam, 2005).

c) Riwayat penyakit yang lalu

Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang lalu seperti

batuk, pilek dan demam (Matondang, 2007).

d) Riwayat penyakit sekarang

Dikaji untuk mengetahui apakah anak mengalami demam

(Nursalam, 2007). Pada kasus balita dengan ISPA sedang

batuk, pilek, badannya panas, rewel, dan susah makan

(Nelson, 2007).

4) Pola kebiasaan sehari – hari

a) Nafsu Pola nutrisi

Dikaji tentang nafsu makan, jenis makanan yang dikonsumsi

sehari – hari (Nursalam, 2005) pada kasus balita dengan

ISPA sedang pola makan berkurang, pola makan dan minum

yang harus diberikan adalah makanan yang mudah dicerna

dan tidak merangsang (tidak pedas), usahakan makan sedikit

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

33

tapi sering, pola minumnya 8-9 gelas atau sekitar 1,5

liter/hari (Hidayat, 2008).

b) Pola istirahat atau tidur

Untuk mengetahui pola istirahat atau pola tidur, berapa jam

klien tidur dalam sehari dan apakah ada gangguan

(Shaifudin, 2005). Menjelang usia 3 tahun anak tidur selama

10 sampai 12 jam, dengan tidur siang sesekali dan singkat

(Dowcsheri, 2006).

c) Pola hygiene

Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan dan

menilai kerentanan terhadap infeksi (farrer, 2006). Pada

kasus balita dengan ISPA sedang mengalami integritas kulit

(Mansjoer, 2005).

d) Pola aktivitas

Mengenai keadaan anak seperti warna kulit, frekuensi

jantung, reaksi terhadap rangsangan, tonus otot, dan usaha

nafas (Nursalam, 2009). Balita dengan ISPA sedang

aktivitasnya menurun, kelihatan letih (prabu, 2009).

e) Pola eliminasi

Pengkajian tentang BAB dan BAK yang meliputi kondisi,

frekuensi, warnanya (Nursalam, 2009).

b. Pemeriksaan fisik ( data objektif)

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

34

Pemeriksaan fisik adalah data yang dapat di observasi dan di lihat

oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2009).

1) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum anak apakah baik, sedang,

jelek. Keadaan umum pada balita dengan ISPA sedang yaitu

anak rewel (sedang) (Nursalam, 2009).

2) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran balita apakah

composmentis (kesadaran penuh dengan memberikan respon

yang cukup terhadap stimulus yang diberikan), apatis (keadaan

kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya

dan sikapnya acuh tak acuh, somnolen (kesadaran yang mau

tidur saja, dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri, tetapi

jatuh tidur lagi), koma (tidak dapat bereaksi tehadap stimulan

atau rangsangan apapun, reflek pupil terhadap cahaya tidak ada)

(Nursalam, 2009). Pada anak ISPA sedang kesadaran apatis

(Matondang, 2007).

3) Tanda – tanda vital meliputi

a) Denyut nadi

Menilai kecepatan irama, suara jantung jelas dan teratur.

Denyut jantung normal 120 – 160 x/menit (Setiadi, 2012).

b) Pernafasan

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

35

Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit.

Respirasi normal antara 40 – 60 x / menit(Setiadi, 2012).

Pada balita dengan ISPA sedang > 50 x/menit

(Nelson, 2007).

c) Suhu demam > 39° C dan hipotermi bila < 35,5 ˚C. Pada

kasus balita dengan ISPA sedang suhu >39˚C

(Nelson, 2007).

c. Antropometri

1) Lingkar kepala

Untuk mengetahui pertumbuhan otak (normal 31 – 35,5 cm)

(Hidayat, 2008).

2) Lingkar dada

Untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan (normal 30,5 –

33 cm) (Hidayat, 2008).

3) Panjang badan

Normal 48 – 53 (Farrer, 2006)

4) Karakteristik pertumbuhan fisik balita

Apakah perkembangannya normal atau tidak sesuai dengan

umumnya (Surasmi, 2005).

d. Pemeriksaan sistematis

1) Kulit : Apakah kulit lembab atau hangat ketika disentuh, adakah

pengelupasan pada kulit (Varney, 2007). Pada kasus ISPA

sedang timbul bercak pada kulit seperti campak (Nelson, 2007).

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

36

2) Kepala : Untuk mesochepal, makrosepal, serta adakah kelainan

(Priharjo, 2007). Pada balita dengan ISPA sedang yang disertai

mal nutrisi mempunyai rambut yang jarang, kemerahan, seperti

rambut jagung dan mudah di cabut tanpa menyebabkan rasa

sakit (WHO, 2009).

3) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid (Priharjo, 2007).

Pada kasus balita dengan ISPA sedang tenggorokan berwarna

merah (Nelson, 2007).

4) Mata : Adakah kotoran dimata, merah muda sampai pucat,

sklera putih, kelopak mata cekung bila disertai panas

(Prabu, 2009).

5) Telinga : Adakah kotoran atau cairan bagaimana tulang

rawannya (Priharjo, 2007). Pada balita ISPA sedang telinga

sakit dan mengeluarkan nanah dari lubang telinga

(Nelson, 2007).

6) Hidung : Adakah nafas kotoran yang membuat jalan nafas sesak

atau terganggu (Matondang, 2007). Pada balita dengan ISPA

sedang kemungkinan pernafasan berbunyi seperti mengorok

(WHO, 2009).

7) Mulut : Bibir warna pucat, kebiruan, kemerahan, kering pecah –

pecah, lidah kemerahan (Engel, 2005).

8) Dada :

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

37

Menurut depkes RI (2007), pemeriksaan dada pada balita

dengan ISPA sedang meliputi :

a) Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke

dalam.

b) Auskultasi : Adanya sridor atau wreezing menunjukkan

tanda bahaya.

9) Perut : Adakah pembesaran hati atau limfe, lemas dan tegang

(Farrer, 2006)

10) Anogenital : Jika laki – laki apakah testi sudah turun, jika

perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minora

(Nursalam, 2009).

11) Ekstremitas : Adakah oedem, tanda sianosis (Nursalam, 2007).

e. Pemeriksaan tingkat balita

Tingkat perkembangan balita usia 12 – 59 bulan menurut Depkes

(2005), adalah sebagai berikut :

1) Motorik kasar

Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang

melihatkan otot – otot besar, pada anak usia 9 – 12 bulan seperti:

a) Anak bisa berdiri

b) Anak bisa berjalan sambil berpegangan

c) Anak bisa berjalan dengan bantuan

d) Anak bisa bermain bola

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

38

e) Anak bisa naik tangga

2) Motorik halus

Motorik halus adalah aspek yang berhubungan kemampuan anak

melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh

tertentu dan dilakukan oleh otot – otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat, pada usia anak 36 – 48 bulan seperti :

a) Anak bisa memasukkan benda ke dalam wadah

b) Anak bisa bermain dengan mainan yang mengapung di air

c) Anak menyusun balok atau kotak

d) Anak bisa menggambar

3) Perkembangan sensorik

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan dengan

kemampuan mandiri anak bersosialisasi dan berintegrasi dengan

lingkungannya dan sebagainya pada 48 – 60 bulan.

a) Anak bisa bermain bola

b) Anak bisa berjalan sendiri

c) Anak bisa naik tangga

d) Anak bisa berjalan sambil berpegangan

f. Pemeriksaan penunjang

Untuk mendukung pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan

pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium serta

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

39

terapi (Nursalam, 2009). Pada kasus ISPA sedang tidak dilakukan

pemeriksaan penunjang.

Langkah II : Interpretasi Data

Interpretasi data dasar merupakan rangkaian,

menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori,

prinsip relevan untuk mengetahi kesehatan pasien. Pada langkah

ini data diinterpretasikan menjadi diagnosa, masalah, kebutuhan

(Varney, 2007).

a. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam

lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar diagnosa

kebidanan (Nursalam, 2007).

Anak X Umur.........dengan ISPA sedang

Data subyektik

1) Ibu mengatakan umur balita .....bulan

2) Ibu mengatakan balitanya berjenis kelamin......

3) Ibu mengatakan balitanya batuk (Nelson, 2007)

4) Ibu mengatakan nafsu makannya menurun (Hidayat, 2008)

5) Ibu mengatakan nafas anaknya cepat (Depkes RI, 2007)

Menurut Nelson (2007), data obyektif meliputi :

1) Keadaan umum : Lemah

2) Kesadaran : Somnolen

3) Pernafasan lebih dari 50 kali/menit

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

40

4) Suhu lebih dari 39 ˚C

5) Tenggorokan berwarna merah

6) Timbul bercak – bercak pada kulit menyerupai bercak campak

7) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

8) Pernafasan berbunyi seperti mendengkur

9) Pernafasan berbunyi seperti menciut – ciut

a. Masalah

Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan

pengalaman klien dari hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah

yang muncul pada balita dengan ISPA sedang umumnya anak

nafsu makan berkurang dan rewel

(WHO, 2006).

b. Kebutuhan

Kebutuhan merupakan hal – hal yang dibutuhkan pasien

dan belum terindentifikasi dalam diagnosa dan masalah

(Varney, 2007). Kebutuhan pada penanganan balita ISPA sedang

menurut Nelson (2007), meliputi :

1) Menenangkan anak agar tidak rewel kembali

2) Pemberian makanan

3) Pemberian cairan

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

41

Langkah III : Diagnosa Potensial

Mengidentifikasi dengan hati – hati tanda dan gejala yang

memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi

atau mencegah masalah – masalah yang spesifik (Varney, 2007).

Diagnosa potensial yang muncul pada balita dengan ISPA

sedang yaitu ISPA berat. Diagnosa potensial pada balita dengan ISPA

sedang dibuat jika terjadi gejala atau tanda bahaya pada anak

( Matondang, 2007).

Langkah IV :Antisipasi

Mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus

bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa balita

(Varney, 2007). Antisipasi muncul jika diagnosa potensial muncul

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera. Langkah yang

perlu dilaksanakan yaitu :

Pemberian cairan tergantung keadaan pasien, pemberian obat penurun

panas contohnya paracetamol 500 mg, dan kolaborasi dengan dokter

untuk memberikan terapi antibiotik contohnya benzil penicilin

(WHO, 2006).

Langkah V : Perencanaan

Perencanaan adalah suatu tindakan yang tepat untuk

mengatasi masalah atau kebutuhan pasien berfungsi untuk menuntun

perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan

hasil yang optimal atau yang diharapkan (Varney, 2007).

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

42

Menurut WHO (2007), rencana yang diberikan kepada balita

dengan ISPA sedang adalah sebagai berikut :

a. Suportif

Meningkatkan daya tahan tubub berupa nutrisi yang adekuat,

pemberian multivitamin.

b. Antibiotik

1) Kolaborasi dengan dokter spesialis anak yaitu memberikan

kontrimoksasol 1 mg, amoksisillin 3x ½ sendok teh, ampisilin

(500 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam, penisilin

prokain 1 mg.

2) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg,

asetaminofen 3 x ½ sendok teh.

Langkah VI : Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaaan dari rencana asuhan

menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah kelima secara efisien

dan aman (Varney, 2007). Pelaksanaan kolaborasi dengan dokter

spesialis anak dilakukan berhubungan dengan diagnosa (tanda dan

gejala, masalah pada anak dengan ISPA sedang) (WHO, 2007).

Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan

tersebut yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar – benar terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).

Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Depkes RI (2006):

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

43

a. ISPA sudah sembuh

b. Nafsu makan meningkat

c. Demam sudah turun

d. Nafas sudah tidak mendengkur

Data Perkembangan

Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan

kebidanan menurut Varney (2007), pada balita dengan ISPA sedang

adalah SOAP sebagai berikut :

S :Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klienmelalui anamnesa.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

pasien hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan

dalam data untuk mendukung assement.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intepretasi

data. Diagnosa potensial meliputi diagnosa yang mungkin timbul

serta cara untuk mengantisipasinya.

P : Planing

Menggambarkan pendokumentasian data perencanaan

pelaksanaan dan evaluasi berdasarkan assesment

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

44

C. Informed Consent

Informed Consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh

klien/pasien atau walinya (bagi bayi, anak dibawah umur dan klien/pasien

tidak sadar misalnya pasien ISPA) kepada bidan untuk melakukan tindakan

sesuai kebutuhan (Sofyan, 2006).

D. Landasan Hukum

Menurut Permenkes RI No 149/Menkes/2010 tentang izin dan

penyelenggaraaan praktik bidan pasal 10 ayat 2 pelayanan kebidanan kepada

bayi meliputi : pemeriksaan bayi baru lahir, perawatan tali pusat, perawatan

bayi, resusitasi pada bayi baru lahir, pemberian imunisasi dan pemberian

penyuluhan (Kepmenkes RI, 2010).

Dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita tertuang

dalam standar kompetesi ke -7 yaitu bidan memberikan pengobatan sesuai

kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan cepat dan tepat sesuai keadaan

bayi dan balita.

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

45

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi

Jenis studi yang digunakan penulis adalah metode observasional

deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode observasional yaitu suatu

prosedur berencana yang antara lain meliputi dan mencatat jumlah dan taraf

aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode

deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan suatu objek. Studi kasus

adalah melakukan penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit

selama kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Studi kasus yang digunakan penulis dalam membuat studi kasus ini

adalah dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah

Varney dari pengkajian sampai dengan evaluasi dan data perkembangannya

menggunakan SOAP.

B. Lokasi Studi Kasus

Merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk mengambil

laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Laporan kasus ini akan dilaksanakan di

Puskesmas Kedawung II Sragen.

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

46

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah suatu hal atau seseorang yang akan dikenai

kegiatan laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Subjek yang akan diambil dari

laporan kasus ini adalah An. A umur 1,5 tahun dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah tentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Laporan kasus ini akan

dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2013 sampai 03 Mei 2014.

E. Instrumen Studi Kasus

Merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti kata lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di

olah (Arikunto, 2006). Pada studi kasus ini penulis menggunakan instrumen

format asuhan kebidanan balita sakit untuk pengumpulan data.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penulis dalam mengumpulkan data menggunakan teknik :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari objek

penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2013). Data primer diperoleh dengan cara :

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

47

a. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

Merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera

penglihatan, pendengaran dan penciuman (Nursalam, 2007).

Inspeksi ini dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai

kaki (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus balita dengan ISPA

sedang yaitu melihat warna kulit secara berurutan mulai dari

kepala sampai kaki, pemeriksaan dada untuk mengetahui nafas

cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan

melihat hidung.

2) Palpasi

Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera peraba.

Tangan dan jari – jari adalah instrumen yang sensitif

(Nursalam, 2007). Pada laporan kasus asuhan kebidanan pada

balita Ny. X dengan ISPA sedang palpasi dilakukan untuk

memeriksa turgor kulit bayi (Notoatmodjo, 2010).

3) Perkusi

Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetukkan jari ke

bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan

bagian yang kiri dengan kanan, perkusi bertujuan atau

mengidentifikasikan lokasi, ukuran, batuk, dan konsisten

jaringan (Nursalam, 2007). Pada penderita ISPA sedang

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

48

dilakukan pemeriksaan abdomen untuk mengetahui perutnya

kembung atau tidak.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop

untuk mendengar bunyi yang dihasilkan oleh tubuh

(Nursalam, 2007). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi

bunyi jantung dan nafas (Saifuddin, 2006).

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dimana penelitian mendapatkan keterangan atau

pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (respon) atau

bercakap – cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

(Notoadmodjo, 2010). Pada kasus wawancara atau tanya jawab

dengan keluarga klien dan tenaga kesehatan yang lain.

c. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang

berencana, antara lain meliputi : melihat, mencatat jumlah dan taraf

aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang

akan diteliti (Notoadmodjo, 2010). Observasi dapat berupa

pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

(Notoatmodjo, 2010).

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

49

2. Data sekunder

Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan

sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk

mengidentifikasikan masalah untuk menegakkan diagnosa,

merencanakan tindakan kebidanan dan memonitor respon pasien

terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2010). Cara mendapatkan data

sekunder yaitu dengan :

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu bentuk sumber informasi yang berhubungan

dengan dokumentasi (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan kasus ini

menggunakan catatan untuk memperoleh informasi data medik yang

ada di Puskesmas Kedawung II Sragen.

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu bahan – bahan pustaka yang sangat

penting dalam menunjang latar belakang suatu penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Studi kepustakaan ini diambil dari

buku – buku yang berhubungan dengan penyakit ISPA yaitu buku

referensi tahun 2003 – 2013.

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

50

G. Alat – Alat Yang Dibutuhkan

Alat – alat yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data menurut

Winkjosastro (2005), antara lain :

1. Untuk pemeriksaan

a. Format Asuhan kebidanan pada bayi

b. Termometer

c. Stetoskop

d. Jam tangan

2. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan dan observasi

adalah alat ukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita LILA,

stetoskop, termometer.

3. Untuk dokumen

a. Buku referensi

b. Data sekunder dari Puskesmas dari Puskesmas Kedawung II Sragen

c. Komputer

d. Alat tulis

H. Jadwal Penelitian

Pada tanggal 18 September 2013 pengajuan judul Karya Tulis Ilmiah dan

disetujui oleh pembimbing Karya Tulis Ilmiah. Pembuatan Proposal Karya

Tulis Ilmiah sampai dengan persetujuan untuk di ujikan dari tanggal 23

september 2013 sampai tanggal 30 November 2013. Ujian Proposal Karya

Tulis Ilmiah dilaksanakan pada tanggal 04 Desember 2013, serta rencana

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

51

revisi Proposal Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 05 desember 2013 sampai

tanggal 11 desember 2013 (Jadwal tabel terlampir).

Melakukan studi kasus pada tanggal 13 maret 2014 sampai 13 april 2014 dan

akan dilaksanakan ujian Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 2 juni 2014 sampai

7 juni 2014.

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

52

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Ruang : Poli Anak

No. RM : 035433

Tanggal :15 Maret 2014 Pukul : 09.00 WIB

I. Pengkajian

1. Identitas

a. Identitas Anak

1) Nama Anak : An. A

2) Umur : 1,5 tahun

3) Jenis kelamin : Laki - laki

4) Anak Ke : 2

b. Identitas Ibu Identitas Ayah

1) Nama : Ny. W Nama : Tn. B

2) Umur : 27 tahun Umur : 30tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

5) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

6) Alamat : Randusari RT : 07, Pengkok

Kedawung Sragen

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

53

c. Anamnesa (Data Subyektif)

1) Keluhan utama / alasan datang ke puskesmas

Ibu mengatakan anaknya sejak 2 hari yang lalu batuk

pilek dan badannya terasa panas.

2) Riwayat Kesehatan

a) Imunisasi

BCG : Tanggal 20-11-2012

DPT 1 : Tanggal 10- 01-2013

DPT 2 : Tanggal 10-02-2013

DPT 3 : Tanggal 10-03-2013

Polio 1 : Tanggal 20-11-2012

Polio 2 : Tanggal 10-01-2013

Polio 3 : Tanggal 10-02-2013

Polio 4 : Tanggal 10-03-2013

HB 1 : Tanggal 20-10-2012

HB 2 : Tanggal 10-02-2013

HB 3 : Tanggal 10-03-2013

Campak : Tanggal 20-07-2013

3) Riwayat penyakit yang lalu

Ibu mengatakan sebelumnya anaknya pernah sakit

panas pada usia 2 bulan setelah imunisasi DPT, Hb, dan

Polio.

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

54

4) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek serta terasa

panas, rewel dan susah makan sejak 2 hari yang lalu

yaitu tanggal 13 maret 2014

5) Riwayat penyakit keluarga / menurun

Ibu mengatakan dalam keluarga baik bapak maupun ibu

tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti

asma, jantung, ginjal, hepatitis, hipertensi, DM dan

penyakit menular seperti TBC dan pneumonia.

6) Riwayat Sosial

a) Yang Mengasuh

Ibu mengatakan mengasuh sendiri anaknya dibantu

dengan suami dan orang tuanya.

b) Hubungan dengan anggota keluarga

Ibu mengatakan hubungan anak dengan anggota

keluarga sangat baik

c) Hubungan dengan teman sebaya

Ibu mengatakan anaknya belum mempunyai teman

yang sebaya dengannya.

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

55

d) Lingkungan rumah

Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan

bersih, letak rumah berdekatan dengan rumah yang

lain.

7) Pola Kebiasaan Sehari-hari

a) Nutrisi

(1) Makanan yang disukai

Ibu mengatakan anaknya hanya minum ASI dan

makanan pendamping bubur bayi serta minum

ASI sesuai dengan keinginan anaknya.

(2) Makanan yang tidak disukai : Tidak ada

(3) Pola makanan yang digunakan

Pagi jam 06.00 WIB

Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya

minum ASI.

Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya

minum ASI.

Siang Jam 12.00 WIB

Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya

minum ASI dan ditambah

dengan porsi bubur bayi.

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

56

Selama sakit : Ibu mengatakan nafsu makan

anaknya berkurang dan hanya

minum ASI saja.

Malam jam 18.00 WIB

Sebelum sakit : Ibu mengatakan kadang

memberikan anaknya bubur

bayi dan ASI sebelum tidur.

Selama sakit : Ibu mengatakan tidak

memberikan bubur bayi dan

hanya memberikan ASI

sebelum tidur.

b) Istirahat / tidur

Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur

siang ± 3 jam dan tidur malam

± 12 jam, kadang

terbangun untuk minum dan

ngompol.

Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur

± 10 jam karena sering

menangis, rewel dan sulit untuk

ditidurkan.

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

57

c) Mandi

Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya

mandi 2 kali sehari, ganti baju

sewaktu-waktu ketika baju

kotor terkena kencing, berak

atau keringat dan selesai mandi.

Selama sakit : ibu mengatakan anaknya tidak

dimandikan karena masih

demam dan hanya dibasuh

dengan air hangat.

d) Aktivitas

Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya aktif

dan ceria serta merespon jika

dipanggil.

Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak

aktif dan lemah, sering

menangis, kurang merespon jika

dipanggil.

e) Eliminasi

Sebelum sakit : Ibu mengatakan bayinya BAB

2-3 x/hari dengan

konsistensi lembek, kuning

BAK

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

58

5-6 x/hari dengan konsistensi

warna kuning jernih, bau

amoniak, memancar.

Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya BAB

4-5 x/hari, konsistensi

lunak, warna kuning kecoklatan

dan BAK 6-7 x/hari, warna

kuning pekat dan bau khas.

2. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

a. Status Generalis

1) Keadaan umum : Cukup

2) Kesadaran : Composmentis

3) TTV : R : 42 x/menit, S : 37,7°C

N : 110 x/menit

4) BB / TB : 8, 9 kg /-

5) LK : Tidak dilakukan

b. Pemeriksaan Sistematis

1) Kulit : Kulit terasa hangat, tidak timbul bercak-

bercak campak, turgor kulit lembab.

2) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok.

3) Muka : Bersih, tidak ada oedema, agak pucat.

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

59

4) Mata : Kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna

merah muda, sklera berwarna putih dan

bersih.

5) Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang

keluar.

6) Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada

stomatitis, gusi tidak bengkak/berdarah,

mulut tidak berbau.

7) Hidung : Hidung simetris terdapat cairan / lendir

berwarna jernih dan encer kulit hidung

bagian luar tampak kemerahan.

8) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

tenggorokan berwarna merah.

9) Dada : Tidak ada tarikan dinding dada waktu

bernafas, tampak simetris, penafasan

mengorok.

10) Perut : Tidak ada penonjolan umbilikus, tidak ada

nyeri tekan, tidak kembung.

11) Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, jari-jari tangan dan

kaki lengkap, tidak ada kelainan.

c. Pemeriksaan tingkat perkembangan

Tidak dilakukan

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

60

d. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan

2) Pemeriksaan penunjang lain : tidak dilakukan

II. Interpretasi Data

Tanggal : 15 Maret 2014 Pukul : 09.15WIB

1. Diagnosa Kebidanan

An. A, umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang

Data Dasar

Data Subjektif

a. Ibu mengatakan anaknya bernama An. A

b. Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 20 Oktober 2012

c. Ibu mengatakan umur anaknya 1,5 tahun

d. Ibu mengatakan anaknya berjenis kelamin laki - laki

e. Ibu mengatakan anaknya mengalami batuk, pilek serta

badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu dan nafsu

makannya menurun.

Data Objektif

a. Keadaan umum : Cukup

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : R : 42 x/menit, Suhu : 37,7 °C,

N: 110x/menit

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

61

d. Pemeriksaan Sistemik

1) Muka : Tampak agak pucat

2) Hidung : Terdapat cairan jernih dan encer

kulit hidung bagian luar tampak

kemerahan

3) Pernafasan : Mendengkur

4) Tenggorokan : Berwarna merah

5) Perabaan kulit : Terasa hangat tidak timbul bercak-

bercak seperti campak

6) Telinga : Tidak mengeluarkan cairan nanah

2. Masalah

Rewel dan nafsu makan berkurang.

3. Kebutuhan

a. Menenangkan anak agar tidak rewel

b. Pemberian makanan

c. Pemberian cairan

III. Diagnosa Potensial

ISPA Berat

IV. Antisipasi

1. Kolaborasi denagn dokter spesialis anak dalam pemberian

cairan infus.

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

62

2. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk memberikan

terapi antibiotik

V. Perencanaan

Tanggal :15 Maret 2014 Pukul :09.20 WIB

1. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik

dan obat pereda batuk

2. Beritahu ibu tentang keadaan balita ibu sekarang.

3. Beritahu ibu tentang penyuluhan pencegahan penularan ISPA.

4. Berikan KIE pada ibu untuk menjaga kebersihan lingkungan.

5. Beritahu KIE pada ibu untuk melakukan perawatan dirumah.

6. Beritahu ibu untuk kontrol ulang ke Puskesmas Kedawung II

Sragen jika kondisi anak belum stabil atau bila ada keluhan.

VI. Pelaksanaaan

Tangga : 15 Maret 2014 Pukul : 09.25WIB

1. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk

memberikan terapi meliputi : Contrimoksasol sirup 3 x ½ cth,

paracetamol 500mg, CTM 4mg, Dexa 0,5 mg, GG 100 mg.

Semua obat tersebut ada 2 tablet, obat-obat tersebut dibuat puyer

dibagi menjadi 12 bungkus diminum 3x1 per hari.

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA

sedang pada anak beserta tanda bahaya dan tindakan yang harus

dilakukan apabila ada tanda bahaya penyakit ISPA.

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

63

3. Memberitahu ibu tentang penyuluhan penularan ISPA, yaitu

jauhkan anak dari anggota keluarga yang terkena batuk pilek

agar anak tidak tertular dengan cara menggunakan masker bagi

anggota yang terkena batuk pilek.

4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan lingkungan

dengan cara menjaga kebersihan ruangan selalu bersih, mencuci

pakaian dan peralatan makanan balita agar penyakit ISPA sedan

tidak tertular orang lain

5. Memberitahu ibu untuk melakukan perawatan di rumah.

1) Pemberian makanan secukupnya, beri makan dengan gizi

yang seimbang.

2) Pemberian cairan, beri minuman air putih sebanyak 200-

300cc.

3) Anjurkan pada ibu agar anak lebih banyak istirahat, tidur

siang ± 2 jam dan tidur malam ± 10 jam.

4) Anjurkan pada ibu untuk membersihkan hidung anak bila

ada lendir menggunakan kain yang lembut dan bersih.

6. Memberitahu ibu untuk kontrol ulang ke poli anak jika keadaan

anak belum stabil atau bila ibu ada keluhan.

VII. Evaluasi

Tanggal : 15 Maret 2014 Pukul : 10.00WIB

1. Ibu mengerti cara memberikan obat.

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

64

2. Sudah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA

dan ibu sudah mengerti.

3. Ibu mengerti tentang penyuluhan pencegahan penularan

penyakit ISPA.

4. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

5. Ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan anak dirumah.

6. Ibu sudah mengerti jika ada keluhan kembali kontrol ke

Puskesmas Kedawung II Sragen

DATA PERKEMBANGAN I (Kontrol )

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 09.30 WIB

S : 1. Ibu mengatakan anaknya masih batuk, pilek sudah berkurang

dan masih sedikit panas.

2. Ibu mengatakan nafsu makan dan minum anaknya sudah

membaik

3. Ibu mengatakan sudah meminumkan obat anaknya dan obat

masih sisa 4 bungkus.

O : 1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : S : 37 °C, N : 120 x/menit, R : 28 x/menit

2. Hidung masih ada lendir yang keluar tetapi sudah berkurang.

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

65

3. Kulit pada perabaan terasa sedikit hangat, turgor baik lembab,

tidak timbul bercak-bercak pada kulit seperti campak.

4. Pernafasan mengorok.

5. Tenggorokan berwarna merah.

A : An. A umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang perawatan hari ketiga.

P : Tanggal :17 Maret 2014 Pukul: 09.40WIB

1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola pemberian

makan pada anak usia 1,5 tahun dengan ISPA sedang termasuk

peningkatan asuhan nutrisi dengan pemberian makanan bergizi

4 sehat 5 sempurna yaitu nasi sayur, lauk, buah dan beri susu

formula.

2. Menganjurkan pada ibu untuk meneruskan pemberian obat

yang masih tersisa ada 4 bungkus pada anak.

3. Melakukan follow up dua hari lagi dengan kunjungan rumah.

E : Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul :11.00 WIB

1. Ibu mengerti tentang pola pemberian makanan pada anak usia

1,5 tahun dengan ISPA sedang termasuk asuhan peningkatan

nutrisi.

2. Ibu bersedia melanjutkan pemberian obat yang masih tersisa

pada anaknya sampai habis.

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

66

3. Follow up dilakukan pada tanggal 19 Maret 2014

DATA PERKEMBANGAN II ( Kunjungan Rumah )

Tanggal : 19 Maret 2014 Pukul : 08.30 WIB

S : 1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak pilek, batuk kadang-

kadang.

2. Ibu mengatakan nafsu makan anaknya sudah kembali normal

dan anaknya sudah tidak panas.

3. Ibu mengatakan obatnya sudah habis.

4. Aktifitas anak sudah bermain dengan sebayanya sudah aktif.

O : 1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

` 3. S : 36,5 °C, N :120 x/menit, R : 32 x/menit

4. Hidung tidak ada lendir.

5. Kulit pada perabaan tidak teraba hangat, turgor baik lembab,

tidak timbul bercak-bercak pada kulit.

6. Pernafasan sudah baik, tidak mengorok.

7. Tenggorokan tidak berwarna merah.

A : An. A umur 1,5 tahun dengan riwayat ISPA sedang hari kelima

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

67

P : Tanggal : 19 Maret 2014 Pukul: 08.45 WIB

1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat.

2. Menganjurkan pada ibu untuk memperhatikan asupan gizi pada

anaknya

3. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kondisi anaknya agar

dalam kondisi sehat.

4. Meganjurkan pada ibu untuk rutin membawa ke tempat

pelayanan kesehatan atau posyandu untuk memantau tumbuh

kembang anak.

5. Menganjurkan ibu untuk segera membawa anaknya bila

terjadinya tanda bahaya seperti panas, batuk dan muntah.

E : Tanggal : 19 Maret 2014 Pukul : 09.30 WIB

1. Ibu mengerti tentang kepentingan menjaga kebersihan

lingkungan dan perilaku.

2. Ibu dapat meningkatkan asupan nutrisi pada anaknya.

3. Ibu bersedia mempertahankan anaknya tetap dalam kondisi

sehat.

4. Ibu bersedia untuk rutin membawa anaknya ke tempat pelayanan

kesehatan atau posyandu.

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

68

5. Ibu bersedia membawa anaknya apabila terdapat tanda bahaya

seperti panas tinggi, batuk dan muntah.

B. PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kasus yang penulis ambil

dibandingkan dengan teori yang ada. Pelaksanaan studi kasus ini

menggunakan menejemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari

tujuh langkah, yaitu Pengkajian, Interpretasi Data, Diagnosa Potensial,

Antisipasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi.

Di bawah ini akan diuraikan mengenai pembahasan dan cara

pemecahan berdasarkan kesenjangan antara teori dan praktik.

I. Pengkajian

Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan

mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua

informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien. Data subyektif didapatkan keluhan utama batuk pilek

dan badan panas (Nelson, 2005). Pada pemeriksaan fisik

didapatkan keadaan umum anak lemah (Nusalam, 2007), kesadaran

somnolen (Nelson, 2007), tanda-tanda vital : pernafasan > 50

x/menit, suhu > 39°C (Nelson, 2007). Pada pemeriksaan sistematis

diperoleh data pada kulit timbul bercak pada kulit seperti campak

(Nelson, 2007), tenggorokan berwarna merah, telinga sakit dan

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

69

mengeluarkan nanah dari lubang telinga (Nelson, 2007) dan

pernafasan berbunyi mengorok (WHO, 2009).

Menurut kasus An. A umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang

pada data subyektif ibu mengatakan keadaan An. A umur 1,5

tahun, nafsu makan anak menurun, batuk dan pilek. Pada data

obyektif keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

pemeriksaan suhu 37,7°C, tenggorokan berwarna merah,

pernafasan 42x/menit, pada hidung terdapat cairan jernih dan encer

kulit bagian luar tampak kemerahan, pernafasan seperti mengorok,

pada perabaan kulit terasa hangat timbul bercak-bercak kemerahan

seperti campak, conjungtiva merah muda.

Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dengan

kasus pada keadaan umum balita, kesadaran, pemeriksaan suhu,

turgor kulit telinga dan mata. Pada teori menjelaskan keadaan

umum balita lemah dan kesadaran somnolen sedangkan pada kasus

keadaan umum balita cukup dan kesadaran composmentis,

kemudian pada pemeriksaan suhu teori menjelaskan suhu tubuh

lebih dari 39°C sedangkan pada kasus menjelaskan suhu tubuh

anaknya 37,7°C, pada turgor kulit teori mengatakan turgor kulit

kering dan timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak

campak sedangkan pada kasus turgor kulit baik dan lembab, tidak

timbul bercak-bercak campak, pada pemeriksaan telinga, pada teori

menjelaskan telinga sakit dan mengeluarkan nanah pada lubang

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

70

telinga sedangkan pada kasus tidak terdapat nanah pada lubang

telinga dan tidak terasa sakit dan pada pemeriksaan mata

conjungtiva merah muda.

II. Interpretasi Data

Interpretasi data adalah dasar merupakan rangkaian,

menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip

relevan untuk mengetahui kesehatan pasien (Varney, 2007).

Menurut Nelson (2007), mengatakan diagnosa kebidanan pada

ISPA sedang umumnya anak mengalami batuk, pilek, panas dan

nafsu makan berkurang, pernafasan lebih dari 40x/menit,

tenggorokan berwarna merah, turgor kulit kering dan timbul

bercak-bercak campak, telinga sakit atau mengeluarkan nanah pada

lubang telinga. Kebutuhan yang diberikan pada ISPA sedang

menurut Nelson (2005), meliputi menenangkan anak agar tidak

rewel kembali, pemberian makanan dan pemberian cairan.

Menurut kasus yang didapat diagnosa kebidanan yaitu An. A

umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang, masalah yang muncul adalah

anak rewel dan nafsu makan berkurang. Pada pemeriksaan

pernafasan lebih dari 40x/menit, suhu 37,7°C, tenggorokan

berwarna merah, pada perabaan kulit terasa hangat tidak terdapat

bercak-bercak seperti campak, pada hidung terdapat cairan jernih

dan encer kulit bagian luar tampak kemerahan, pernafasan seperti

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

71

mengorok. Kebutuhan yang diberikan adalah memberi asupan

nutrisi makanan dan pemberian cairan.

Pada langkah ini tidak menemukan adanya kesenjangan teori

dan kasus.

III. Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial yang muncul pada balita dengan ISPA

sedang yaitu ISPA berat. Diagnosa potensial pada balita dengan

ISPA sedang dibuat jika terjadi gejala atau bahaya pada anak

(Matondang, 2007).

Menurut kasus An. A dengan ISPA sedang diagnosa potensial

tidak muncul karena adanya antisipasi yang baik dengan kolaborasi

pada dokter anak untuk memberikan therapy antibiotik dan obat

pereda batuk, pilek dan panas. Pada langkah ini tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktik.

IV. Antisipasi

Menurut WHO (2006), antisipasi yang diberikan pada balita

dengan ISPA sedang yaitu pemenuhan kebutuhan cairan,

pemberian obat pereda batuk dan kolaborasi dengan dokter anak

untuk memberikan terapi paracetamol dan obat batuk pilek.

Menurut kasus An. A dengan ISPA sedang antisipasi yang

dilakukan pada An. A umur 1,5 tahun dengan ISPA sedang yaitu

kolaborasi dengan dokter dan pembrian terapi berupa antibiotik,

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

72

paracetamol dan obat batuk pilek. Pada langkah ini tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktek.

V. Perencanaan

Menurut WHO (2007), penanganan yang diberikan pada balita

dengan ISPA sedang adalah memberikan kebutuhan nutrisi dan

kolaborasi dengan dokter anak untuk memberikan kontrimoksasol

1 mg, amoksisillin 3x 1/2 sendok teh, ampisilin (500 mg) 3 tab

puyer/xbungkus/3x sehari/8 jam, penicilin prokain 1 mg dan

memberikan obat paracetamol 500 mg, asetaminofen 3x ½ sendok

teh.

Menurut kasus perencanaan yang dilakukan pada An. A umur

1,5 tahun dengan ISPA sedang adalah pemberian perawatan anak di

rumah, pemberian terapi obat Contrimoksasol sirup 3 x ½ cth,

paracetamol 500mg, CTM 4mg, Dexa 0,5 mg, GG 100 mg. Semua

obat tersebut ada 2 tablet, obat-obat tersebut dibuat puyer dibagi

menjadi 12 bungkus diminum 3x1 per hari. Pada langkah ini tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

VI. Pelaksanaan

Menurut varney (2007), langkah ini merupakan pelaksanaan

dari rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada

langkah kelima secara efisien dan aman. Pelaksanaan dilakukan

sehubungan dengan diagnosa (tanda dan gejala, masalah pada anak

dengan ISPA sedang).

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

73

Menurut kasus pada An. Umur 1,5 tahun, tindakan yang

dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan semua

dapat dilaksanakan dengan baik, karena adanya dukungan dari

keluarga dan tindakan yang baik dalam perawatan pada balita di

rumah. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus.

VII. Evaluasi

Menurut varney (2007), langkah ini merupakan evaluasi

apakah rencana asuhan tersebut yang meliputi pemenuhan

kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam

masalah dan diagnosa. Hasil evaluasi yang diharapkan menurut

Depkes RI 92006) :

a. ISPA sudah sembuh

b. Nafsu makan meningkat

c. Demam sudah turun

d. Nafas sudah tidak mendengkur

Menurut kasus yang telah dilakukan ibu mengatakan setelah

dilakukan asuhan selama 5 hari pada anak A umur 1,5 tahun

keadaannya sudah membaik. Pada pemeriksaan telah dilakukan

semua perencanaan dan telah dilaksanakan kolaborasi, perawatan

dirumah, pendidikan kesehatan serta penyuluhan semua kebutuhan

anak terpenuhi dan anak dinyatakan sembuh ditandai dengan

pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Pada

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

74

pemeriksaan TTV S: 36,5°C, N : 120x/menit, R: 32x/menit.

Keadaan anak nafsu makannya baik, sudah tidak batuk, tidak pilek

dan nafas tidak mengorok, dan aktifitas anak sudah aktif dan sudah

sehat kembali. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus.

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan ISPA

sedang selama 5 hari dengan menerapkan managemen kebidanan Varney

dapat diambil kesimpulan :

1. Dari hasil pengkajian didapatkan An. A diklasifikasikan sebagai

balitasakit ISPA sedang. Dari data subyektif ibu mengatakan keadaan

anaknya batuk, pilek, panas, nafsu makan menurun, dan rewel. Pada

data objektif keadaan umum baik, kesadaran composmentis

pemeriksaan pernafasan cepat 42x/menit, pernafasan mengorok,

tenggorokan berwarna merah, pada perabaan kulit teraba hangat, suhu

37,7°C, hidungkeluar cairan jernihdan kulit hidung bagian luar tampak

kemerahan.

2. Dari hasil interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan pada An. A

umur 1,5 tahun ISPA sedang, masalah yang muncul pada An. A umur

1,5 tahun adalah batuk, pilek, panas dan rewel (pada pemeriksaan

pernafasan lebih dari 40x/menit,suhu 37,7°C, tenggorokan berwarna

merah, pada perabaan kulit terasa hangat, pernafasan mengorok).

Kebutuhan yang diperlukan adalah informasi tentang perawatan anak

dengan ISPA sedang dan melakukan kolaborasi dengan dokter untuk

meberikan terapi obat Contrimoksasol sirup 3 x ½ cth, paracetamol

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

76

500mg, CTM 4mg, Dexa 0,5 mg, GG 100 mg. Semua obat tersebut ada

2 tablet, obat-obat tersebut dibuat puyer dibagi menjadi 12 bungkus

diminum 3x1 per hari.

3. Diagnosa potensial dapat terjadi ISPA berat tapi karena adanya

penanganan yang intensif maka diagnosa potensial tersebut tidak

terjadi.

4. Upaya antisipasi yaitu dengan pemberian obat penurun panas obat

pereda batuk pilek dan kolaborasi dengan dokter anak.

5. Perencanaan tindakan telah sesuai teori yaitu kolaborasi dengan dokter

anak, perawatan di rumah, pemberian obat Contrimoksasol sirup 3 x ½

cth, paracetamol 500mg, CTM 4mg, Dexa 0,5 mg, GG 100 mg. Semua

obat tersebut ada 2 tablet, obat-obat tersebut dibuat puyer dibagi

menjadi 12 bungkus diminum 3x1 per hari.

6. Pelaksanaan tindakan dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana yang

telah disusun karena adanya dukungan keluarga.

7. Evaluasi dilakukan selama 5 hari untuk mengetahui perkembangan

balita, dan hasilnya keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

nafsu makan anak baik, pemeriksaan fisik dan TTV baik, dan anak

dinyatakan sembuh.

8. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan ini terjadi kesenjangan antara teori

dan kasus pada pengkajian keadaan umum, kesadaran, pemeriksaan

suhu, turgor kulit, mata dan telinga. Pada teori menjelaskan keadaan

umum lemah kesadaran somnolen sedangkan pada kasus keadaan

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

77

umum baik, kesadaran composmentis. Pada teori suhu tubuh lebih dari

39°C sedangkan pada kasus hanya 37,7°C, pada turgor kulit teori

mengatakan turgor kulit kering dan timbul bercak-bercak pada kulit

menyerupai bercak campak sedangkan pada kasus turgor kulit baik dan

lembab, tidak timbul bercak- bercak campak. Pada mata teori

mengatakan conjungtiva merah muda sampai pucat sklera putih. Pada

kasus conjungtiva merah muda sampai pucat sklera putih. Pada telinga

teori menjelaskan telinga sakit dan mengeluarkan nanah pada lubang

telinga sedangkan pada kasus tidak terdapat nanah pada lubang telinga

dan telinga tidak terasa sakit.

9. Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini adalah bahwa tidak semua

balita dengan ISPA sedang kondisi atau keadaanya sesuai dengan teori.

Pada An. A tanda dan gejala yang sesuai dengan teori adalah respirasi

42x/menit, muka tampak agak pucat, hidung terdapat cairan jernih

encer kulit hidung bagian luar tampak kemerahan pernafasan cepat

pernafasan mengorok tenggorokan berwarna merah.

Page 86: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

78

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulisan dapat memberikan

masukan berupa :

1. Bagi Profesi

Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan khusus pada balita dengan

ISPA sedang, dan mampu memberikan informasi secara jelas dan rinci

tentang yang dialami oleh anak sehingga keluarga dan masyarakat dapat

mencegah terjadinya kegawatdaruratan dan mampu berperilaku hidup

sehat serta tidak menganggap remeh setiap penyakit pada balita yang

dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan.

2. Bagi Institusi

a. Puskesmas Kedawung II Sragen

Pelayanan yang diberikan Puskesmas Kedawung II Sragen sudah

baik diharapkan untuk tetap mempertahankan dan dapat

meningkatkan lagi mutu pelayanan dalam pemberian asuhan

kebidanan pada balita sakit dengan ISPA sedang.

b. Pendidikan Stikes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan

atau referensi untuk menaikan kualitas pendidikan kebidanan

khususnya pada balita sakit dengan ISPA sedang.

3. Bagi Ibu dan Keluarga

Diharapkan ibu balita mengetahui informasi tentang penyakit ISPA

sedang dan informasi tentang perawatan pada anak dirumah sesuai

Page 87: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

79

dengan anjuran petugas kesehatan, sehingga jika ditemukan tanda

bahaya segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat, dan

menjagakebersihan diri dan lingkungan untuk terhindar dari penyakit

yang dapat membahayakan balita.

Page 88: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Abdullah, dkk. 2003 . Simultaneous Weekly Supplumentation of Iron and Zinc

Associated Bangladest Infant. The Jaurnal Of Nutrition 2003;1:128-37

(online).available. http:// undip.ac.id diakses pada tanggal 23 Oktober

2013.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Etiologi ISPA dan Pneumonia Litbang.

http://www.depkes.etiologi-ISPA-Pneumonia.co.id. online 2002. Akses :

26 Oktober 2013.

____________. 2007. Pengertian ISPA, http://www.pengertian-ispa.com.

available online. Diakses tanggal 27 Oktober 2013.

____________. 2009. Profil Kesehatan Indonesia , available online.

http://depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indone

sia%202008.pdf. Diakses tanggal 27 Oktober 2013.

Dwi. Y. H. 2009. Asuhan kebidanan pada Balita Z dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) sedang di RS.UD kota surakarta. Akademi

Kebidanan Kusuma Husada. KTI. Tidak dipublikasikan

Dowsheri. 2006. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.

Engel. 2005. Prinsip-Prinsip Kesehatan dalam Bidang Keperawatan. Jakarta :

Info Medika.

Farrer, H. 2006. Perawatan Maternal. Jakarta : EGC.

Ferry, A. G. At. All. 2007. Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta

:EGC.

Fitri, yuli. 2012. Asuhan Keperawatan Anak Dengan ISPA. (online) http

://yulifitri34.wordpress.com/2012/10/21/askep-ispa-pada-anak/. Diakses

pada tanggal 25 oktober 2013

Handayani, dkk. 2005. Kamus Perkembangan Bayi Dan Balita. Jakarta : Esensi

Hartono, dkk. 2012. Gangguan Pernafasan Pada Anak. Yogjakarta : Nuha

Medika.

Page 89: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

Hidayat, A.A.A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan

Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Imron lubis, dkk. 2013. Etiologi Infeksi Saluran Prnafasan Akut (ISPA) dan

Faktor Lingkungan. Available:http://ejournal . litbang. depkes. go. id/

index. php/ BPK/article/download/510/1357. Di akses pada tanggal 25

oktober 2013.

Indah. 2005. Tanda dan Pengobatan ISPA. http://www.smallcrab.com. Di

akses pada tanggal 25 Oktober 2013.

Kepmenkes, RI. 2010. Permenkes Indonesia Tentang Penyelenggaraan

Praktik Bidan. Available online : http://ummukautsar.wordpress.com

Diakses tanggal 22 Oktober 2013.

Kepmenkes, RI. 2010. Tatalaksana Pneumonia Balita.http//www.kepmenkes-

tatalaksana- pneumonia –balita.co.id. Available online. Diakses tanggal

26 Oktober 2013

Kepmenkes, RI. 2011. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan

Akut.http//www.kepmenkes-infeksi-saluran-pernafasan-akut.co.id.

Available online. Diakses tanggal : 26 Oktober 2013

Kishore. 2007. Balita, Penyakit dan Pengobatannya. Jakarta : EGC.

Lamusa. 2006. Etiologi ISPA Sedang. Jakarta : EGC.

Manjoer Arif. Dkk. 2005. Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Media Aesculaplus

Matondang, dkk. 2007. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 3. Jakarta : PT. Sagung

Seto. Jakarta : EGC.

Nandia. I. S. 2013. Asuhan Kebidanan pada An. A umur 4 bulan dengan ISPA

sedang di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Akademi Kebidanan Kusuma

Husada Surakarta. KTI. Tidak dipublikasikan

Nelson. 2007. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : EGC.

Nursalam. 2005. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.

Jakarta : Salemba Medika.

__________. 2007. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan

Praktik. Jakarta : Salemba Medika.

__________. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan

Page 90: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

Praktik. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Octopus Publising Group Ltd. 2005. Kamus Perkembangan Bayi dan Balita.

Jakarta: ESENSI

Prabu. 2009. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).HTTP://Putra

Prabu.wordpress.com/2009/01/04/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa/

available online. Diakses tanggal 27 oktober 2013

Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Prymi. N. S. 2008. Asuhan kebidanan anak A dengan Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA) sedang di ruang Bakung RS Panti Waluyo surakarta.

Akademi Kusuma Husada Surakarta. KTI. Tidak dipublikasikan

Riset Kesehatan Dasar . 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan .

Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Desember 2008

Riwidikdo. H. 2013. Statistik Kesehatan, Jogjakarta : Rohima Press

Saifuddin, A.B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : YBP. SP.

Setiadi. 2012. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Sofyan, M. 2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia : Bidan Menyongsong Masa

Depan. Jakarta : PP IBI

Sudarti, dkk. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha

Medika

Surasmi. A. 2005. Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Jakarta : EGC

Usman, Iskandar. 2012. Penderita ISPA (online). Available

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4279/RIBKA%

20 di Akses pada tanggal 25 oktober 2013

Varney, H. 2007. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2.

Jakarta : EGC.

WHO. 2003. Penanganan ISPA Pada Anak Dirumah Sakit Kecil Negara

Berkembang.Pedoman Untuk Dokter dan Petugas Kesehatan Senior.

Jakarta : EGC

Page 91: ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A 1,5 TAHUN DENGAN ISPA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-liyanurani... · Leaflet ISPA Lampiran 12. Materi ISPA Lampiran 13. Lembar

__________.2006. Manajemen Bayi Baru Lahir, Panduan Untuk Dokter,

Perawatan Dan Bidan. Jakara: EGC

__________. 2007. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC.

__________. 2009. Ilmu Perawatan Bayi. Jakarta : Widya Medika.

__________. 2012. Data and Statistics. (online) . http ://www.who.int/gho/child-

health/en/index. Html diakses pada tanggal 25 oktober 2013 .

Widiadi A. 2012. Asuhan Kebidanan Pada An. S dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) sedang di dr Moewardi Surakarta. Akademi

Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. KTI. Tidak dipublikasikan

Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.