Upload
ool-uul
View
258
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
1/26
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian3.1.1 Anamnesa
1. Identitas pasien.2. Keluhan utama: sakit kepala dan demam
3. Riwayat penyakit sekarangHarus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti sakit kepala, demam, dan
keluhan kejang. Kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk, bagaimana sifat
timbulnya, dan stimulus apa yang sering menimbulkan kejang.
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat sakit TB paru, infeksi jalan napas bagian atas, otitis media, mastoiditis, tindakan
bedah saraf, riwayat trauma kepala dan adanya pengaruh immunologis pada masa
sebelumnya perlu ditanyakan pada pasien. Pengkajian pemakaian obat obat yang sering
digunakan pasien, seperti pemakaian obat kortikostiroid, pemakaian jenis jenis antibiotic dan
reaksinya (untuk menilai resistensi pemakaian antibiotic).
5. Riwayat psikososial
Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk
menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalamkeluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik
dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.3.1.2 Pemeriksaan fisik
B1: Peningkatan kerja pernapasan pada fase awalB2: TD meningkat, nadi menurun, tekanan nadi berat (berhubungan dengan peningkatan TIK
dan pengaruh pada pusat vasomotor), takikardia, disritmia (pada fase akut) seperti disritmiasinus
B3: afasia/ kesulitan dalam berbicara, mata (ukuran/ reaksi pupil), unisokor atau tidak
berespon terhadap cahaya (peningkatan TIK) nistagmus (bola mata bergerak-gerak terus
menerus), kejang lobus temporal, otot mengalami hipotonia/ flaksid paralysis (pada fase akut
meningitis), hemiparese/ hemiplegi, tanda Brudzinski (+) dan atau tanda kernig (+)
merupakan indikasi adanya iritasi meningeal (fase akut), refleks tendon dalam terganggu,
babinski (+), refleks abdominal menurun/ tidakl ada, refleks kremastetik hilang pada laki-laki
B4: Adanya inkontinensia dan/atau retensi
B5: Muntah, anoreksia, kesulitan menelan
B6: Turgor kulit jelek
3.2 Analisa Data
Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: mengeluh nyeri, depresi (sampai memukul-mukul kepala)
DO: skala nyeri (0-10), karakteristik (berat, berdenyut, konstan), lokasi, lamanya, faktor yangmemperburuk Bakteri, fungi, virus, trauma kepala, infeksi sistemik
Invasi ke SSP melalui aliran darah
Inflamasi Nyeri
DS: demam
DO: hipertermi (> 36-370 C), kulit memerah, frekwensi nafas meningkat, kulit hangat bila
disentuh, takikardi Bakteri, fungi, virus, trauma kepala, infeksi sistemik
Invasi ke SSP melalui aliran darah
Inflamasi
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
2/26
Exudat menyebar Resiko tinggi penyebaran infeksi sekunder.DS: Nyeri kepala, Pusing, kehilangan memori, bingung, kelelahan, kehilangan visual,
kehilangan sensasiDO: Bingung / disorientasi, penurunan kesadaran, perubahan status mental, gelisah,
perubahan motorik, dekortikasi, deserebrasi, kejang, dilatasi pupil, edema papil
permeabilitas kapiler
Kebocoran cairan dari intravaskuler ke interstisial
pe volume cairan interstisial
edema serebral
Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral
DS:-DO: pasien mengalami kejang, gangguan motorik, ataksia. Difusi ion K dan Na
kejang
berkurangnya koordinasi otot Risiko tinggi terhadap trauma
DS: merasa lemah
DO: pasien terlihat pucat dan lemah pe volume cairan interstisial
peningkatan TIK
Gangguan kesadaran Gangguan mobilitas fisik
DS: Klien mengeluh frustasi.DO: pasien mengalami kebingungan, emosi yang berlebihan, frustasi, disorientasi realitas
Peningkatan TIK
Defisit neurologis
Perubahan persepsi sensori Perubahan persepsi sensori
3.3 Diagnosa
1. Nyeri b.d proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi
2. Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b.d diseminata hematogen dari patogen.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral yangmengubah/menghentikan darah arteri/virus
4. Risiko tinggi terhadap trauma b.d kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo5. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
6. Perubahan persepsi sensori b.d defisit neurologis
3.4 IntervensiDiagnosa 1 : Nyeri b.d proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi
Intervensi RasionalMandiri
1. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman
kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
Meningkatkan vasokonstriksi, penumpukan resepsi sensori yang selanjutnya akan
menurunkan nyeri
2. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi) Menurunkan iritasi
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
3/26
meningeal, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut3. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif. Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot
yang meningkatkan reduksi nyeri atau tidak nyaman tersebut4. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul Meningkatkan relaksasi otot dan
menurunkan rasa sakit/ rasa tidak nyaman
Kolaborasi
5. Berikan anal getik, asetaminofen, codeinMungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat
Diagnosa 2: Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b.d diseminata hematogen dari
patogen.
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
Pada fase awal meningitis, isolasi mungkin diperlukan sampai organisme diketahui/dosis
antibiotik yang cocok telah diberikan untuk menurunkan resiko penyebaran pada orang lain
2. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat. Menurunkan resiko pasien
terkena infeksi sekunder. Mengontrol penyebaran sumber infeksi
3. Ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalam Memobilisasi secret danmeningkatkan kelancaran secret yang akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi
terhadap pernapasanKolaborasi
4. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas individu
Diagnosa 3 : Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral
yang mengubah/menghentikan darah arteri/virusIntervensi Rasional
Mandiri
1. Tirah baring dengan posisi kepala datar.
Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya resiko herniasi batang otak yang
memerlukan tindakan medis dengan segera
2. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan. Aktivitas seperti ini akan
meningkatkan tekanan intratorak dan intraabdomen yang dapat men9ingkatkan TIK.
Kolaborasi.
3. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
Peningkatanaliran vena dari kepal akna menurunkan TIK
4. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ). Meminimalkan fluktuasi dalam aliran
vaskuler dan TIK.
5. Berikan obat : steroid, clorpomasin, asetaminofen Menurunkan permeabilitas kapiler untuk
membatasi edema serebral, mengatasi kelainan postur tubuh atau menggigil yang dapat
meningkatkan TIK, menurunkan konsumsi oksigen dan resiko kejang
Diagnosa 4 : Risiko tinggi terhadap trauma b.d kejang umum/fokal, kelemahan umum,
vertigo.
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan
Melindungi pasien bila terjadi kejang
2. Tirah baring selama fase akut Menurunkan resiko terjatuh/trauma ketika terjadi vertigo,
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
4/26
sinkop, atau ataksiaKolaborasi
3. Berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang
Diagnosa 5 : Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
Intervensi RasionalMandiri
1. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
2. Bantu latihan rentang gerak. Mempertahankan mobilisasidan fungsi sendi/posisi normal
akstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis
3. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab. Meningkatkan sirkulasi, elastisitas
kulit, dan menurunkan resiko terjadinya ekskoriasi kulit
4. Berikan matras udara atau air, perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.
Menyeimbangkan tekanan jaringan, meningkatkan sirkulasi dan membantu meningkatkan
arus balik vena untuk menurunkan resiko terjadinya trauma jaringan.
5. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi. Proses penyembuhan yang
lambat seringkali menyertai trauma kepala dan pemulihan secara fisik merupakan bagianyang amat penting dari suatu program pemulihan tersebut.
Diagnosa 6 : Perubahan persepsi sensori b.d krisis situasi, ancaman kematian.
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Hilangkan suara bising yang berlebihan.
Menurunkan ansietas, respons emosi yang berlebihan/bingung yang berhubungan dengan
sensorik yang berlebihan
2. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik. Membantu pasien untuk memisahkan
pada realitas dari perubahan persepsi
3. Beri kesempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas. Menurunkan frustasi yangberhubungan dengan perubahan kemampuan/pola respons yang memanjang
Kolaborasi ahli fisioterapi4. Terapi okupasi,wicara dan kognitif.
Pendekatan antardisiplin dapat menciptakan rencana penatalaksanaan terintegrasi yangdidasarkan atas kombinasi kemampuan/ketidakmampuan secara individu yang unik dengan
berfokus pada fungsi fisik, kognitif, dan keterampilan perseptual
3.4 Evaluasi1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau
keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik,
mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu
tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
5/26
3.5 Tinjauan KasusNama : By. L
Tempat tanggal lahir : Jombang, 17 Desember 2002Usia : 5 bulan/ anak ke-5
Jenis kelamin : Perempuan.
Nama ayah/ ibu : Tn. S/ Ny. S
Pendidikan ayah/ ibu : SMA/ SMPAgama : Islam
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Mojowarno/ Jombang
No. DMK : 10-392-85
Tgl MRS : 13 April 2003
Sumber informasi : Ibu
Diagnosa medis : S. Meningitis
Sebelumnya di rumah klien sudah seminggu menderita demam, flu dan batuk. klien mulai
kejang pada tanggal 13 April 2003 jam 23.00 (pada saat kejang mata melirik ke atas, kejang
pada seluruh badan, setelah kejang klien sadar dan menangis pada saat kejang keluar buihlewat mulut) dan langsung dibawa ke IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan MRS di Ruang
anak B2 Neorologi. Sebelumnya klien pernah MRS dengan diare pada saat berumur 1 bulan.Ibu mengungkapkan bahwa saat klien menderita panas dan kejang didalam keluarga tidak ada
yang menderita sakit flu/ batuk. selama hamil ia rajin kontrol ke bidan didekat rumahnya, iamengatakan bahwa ia juga mengkonsumsi jamu selama hamil. Menurut ibu, klien lahir
kembar di rumah sakit Mojowarno Jombang dengan berat badan lahir 1200 gram, tidaklangsung menangis, menurut ibu air ketubannya berwarna kehitaman dan kental. Menurut ibu
anaknya telah mendapatkan imunisasi BCG, polio I, DPT I dan hepatitis
Ibu mengungkapkan by.L diberikan ASI mulai lahir sampai berumur 1 bulan, setelah dirawat
di ruang anak ibu tidak menenteki dan diganti dengan PASI Lactogen. Pada saat pengkajian
BB 3700 gram, panjang badan 56 cm, lingkar lengan atas 7 cm. Ibu mengungkapkan anak
tidak mual dan tidak pernah muntah Pada saat ini anak memasuki masa basic trust Vs
Mistrust (dimana rasa percaya anak kepada lingkungan terbentuk karena perlakuan yang ia
rasakan). Ia juga berada pada fase oral dimana kepuasan berasal pada mulut.
Ibu mengungkapkan bahwa ia menerima keadaan anaknya, dan berharap agar anaknya bisa
cepat sembuh dan pulang berkumpul bersama dengan keluarga serta kakak klien. Ibu dan
nenek klien selalu menunggui klien dan hanya pada hari minggu ayah dan kakak klien datang
mengunjungi klien, karena harus bekerja dan sekolah.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 April 2003 pukul 10.00 WIB di Ruang anak (Ruangneurologi/ B II) RSUD Dr. Soetomo surabaya
a. BiodataNama : By. L
Tempat tanggal lahir : Jombang, 17 Desember 2002
Usia : 5 bulan/ anak ke-5Jenis kelamin : Perempuan.
Nama ayah/ ibu : Tn. S/ Ny. SPendidikan ayah/ ibu : SMA/ SMP
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Mojowarno/ Jombang
No. DMK : 10-392-85
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
6/26
Tgl MRS : 13 April 2003Sumber informasi : Ibu
Diagnosa medis : S. Meningitisb. Keluhan utama
Kejang.
c. Riwayat penyakit sekarang
Seminggu menderita demam, flu dan batuk. klien mulai kejang pada tanggal 13 April 2003jam 23.00 (pada saat kejang mata melirik ke atas, kejang pada seluruh badan, setelah kejang
klien sadar dan menangis pada saat kejang keluar buih lewat mulut) dan langsung dibawa ke
IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan MRS di Ruang anak B2 Neorologi.
d. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya klien pernah MRS dengan diare pada saat berumur 1 bulan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Saat klien menderita panas dan kejang didalam keluarga tidak ada yang menderita sakit flu/
batuk.
f. Riwayat kehamilan dan persalinan
Selama hamil ibu rajin kontrol ke bidan didekat rumahnya juga mengkonsumsi jamu selamahamil. Klien lahir kembar di rumah sakit Mojowarno Jombang dengan berat badan lahir 1200
gram, tidak langsung menangis, dan air ketubannya berwarna kehitaman dan kental.g. Status imunisasi
Klien telah mendapatkan imunisasi BCG, polio I, DPT I dan hepatitish. Status nutrisi
By.L diberikan ASI mulai lahir sampai berumur 1 bulan, setelah dirawat di ruang anak ibutidak menenteki dan diganti dengan PASI Lactogen. Pada saat pengkajian BB 3700 gram,
panjang badan 56 cm, lingkar lengan atas 7 cm. Ibu mengungkapkan anak tidak mual dan
tidak pernah muntah.
i. Riwayat perkembangan
Pada saat ini anak memasuki masa basic trust Vs Mistrust (dimana rasa percaya anak kepada
lingkungan terbentuk karena perlakuan yang ia rasakan). Ia juga berada pada fase oral dimana
kepuasan berasal pada mulut.
j. Data Psikososial
Ibu menerima keadaan anaknya, dan berharap agar anaknya bisa cepat sembuh dan pulang
berkumpul bersama dengan keluarga serta kakak klien. Ibu dan nenek klien selalu menunggui
klien dan hanya pada hari minggu ayah dan kakak klien datang mengunjungi klien, karean
harus bekerja dan sekolah.
k. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umumAnak tampak tidur dengan menggunakan IV Cath pada tangan kanan, kesadaran
compomentis, nadi 140 x/mnt, suhu 38OC, pernafasan 40 x/mnt teratur.2) Kepala dan leher
Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, ubun-ubun besar
masih belum menutup, teraba lunak dan cembung, tidak tegang. Lingkar kepala 36 cm.Reaksi cahaya +/+, mata nampak anemi, ikterus tidak ada, tidak terdapat sub kunjungtivalbleeding.
Telinga tidak ada serumen.
Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut bersih, tidak terdapat moniliasis.
Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, tidak ada kaku kuduk.
3) Dada dan thoraks
Pergerakan dada simetris, Wheezing -/-, Ronchi -/-, tidak terdapat retraksi otot bantu
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
7/26
pernafasan. Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di midclavicula sinistra ICS 4-5, S1S2tunggal tidak ada bising/ murmur.
4) AbdomenBentuk supel, hasil perkusi tympani, tidak terdapat meteorismus, bising usus+ normal 5 x/
mnt, hepar dan limpa tidak teraba. Kandung kemih teraba kosong.
5) Ekstrimitas
Tidak terdapat spina bifida pada ruas tulang belakang, tidak ada kelainan dalam segi bentuk,uji kekuatan otot tidak dilakukan. Klien mampu menggerakkan ekstrimitas sesuai dengan
arah gerak sendi. Ekstrimitas kanan sering terjadi spastik setiap 10 menit selama 1 menit.
6) Refleks
Pada saat dikaji refleks menghisap klien +, refleks babinsky +,
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tanggal 14 april 2003:
Hemoglobine 8,2 gr%
Leucocyt 24.400
Thrombocyt 483109
GDA 96 mg/dlPemeriksaan penunjang medis
Laboratorium tanggal 17 april 2003:Kalium serum 4,0 normal 3,5-5,5 mEq/L
Na Serum 134 normal 135-145 mEq/LKalsium serum 5,4 normal 8,0-10 mg/dl
Laboratorium tanggal 22 april 2003:Hemoglobine 16,2 gr%
Terapi Medis :
- IVFD D51/4S 400 cc/24 jam
- Injeksi Cefotaxime 3 x 250 mg iv
- Injeksi Dilantin 3 x 8 mg intravena
- Tranfusi WB 37 cc / hari
- K/p Injeksi Diazepam 1 mg kalau kejang
Rencana tindakan
Diagnosa 1
Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan: Pasien kembali pada, keadaan status neurologis sebelum sakit
Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris
Kriteria hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal
Kesadaran meningkat
Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranialyang meningkat
Rencana tindakan Rasional1. Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal
2. Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.
3. Monitor intake dan output
4. Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Respirasi dan hati-hati pada hipertensi
sistolik
5. Bantu pasien untuk membatasi gerak atau berbalik di tempat tidur.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
8/26
Kolaborasi6. Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.
7. Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen
8. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika 1. Perubahan
pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak2. Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt
3. Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemikberubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler
cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti olehpenurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan
infeksi.4. hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi
terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral5. Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan
napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava
6. Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dancairan dapat menurunkan edema cerebral
7. Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat
menyebabkan terjadinya iskhemik serebral.
8. Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler, menurunkan edema
serebri, menurunkan metabolik sel / konsumsi dan kejang
Diagnosa 2
Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi
Tujuan: Klien tidak mengalami kejang selama berhubungan dengan hiperthermi
Kriteria Hasil: Tidak terjadi serangan kejang ulang.
Suhu 36,5 37,5 C (bayi), 36 37,5 C (anak)
Nadi 110 120 x/menit (bayi)
100-110 x/menit (anak)Respirasi 30 40 x/menit (bayi)
24 28 x/menit (anak)Kesadaran composmentis
Intervensi Rasional1. Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat
2. Berikan kompres dingin3. Berikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll)
4. Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam
5. Batasi aktivitas selama anak panas
6. Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai advis 1. proses konveksi akan terhalang oleh
pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat.2. perpindahan panas secara konduksi
3. saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat4. Pemantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan
5. aktivitas dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan panas6. Menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
9/26
Diagnosa 3Resiko terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan
penurunan tingkat kesadaranTujuan: Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran
Kriteria hasil Klien bebas dari resiko injuri
Rencana tindakan Rasional
1. Independentmonitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya
2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat
suction selalu berada dekat pasien
3. Pertahankan bedrest total selama fase akut
Kolaborasi
4. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll. 1. Gambaran
tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat
untuk mencegah terjadinya komplikasi.
2. Melindungi pasien bila kejang terjadi
3. Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi
4. Untuk mencegah atau mengurangi kejang.
Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi
Diagnosa 4
Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan keterbatasan informasi
Tujuan Pengetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknya
Kriteria hasil : Keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya.
Keluarga mampu diikutsertakan dalam proses keperawatan.
Keluarga mentaati setiap proses keperawatan
Rencana tindakan Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
2. Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang
3. Jelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan
4. Berikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan mencegah kejang,
antara lain :
o Jangan panik saat kejang
o Baringkan anak ditempat rata dan lembut.
o Kepala dimiringkan.
o Pasang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang basah, lalu dimasukkan ke mulut.
o Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan obat tunggu sampai keadaantenang.o Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak minum
5. Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas6. Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi dengan menghindari orang
atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu7. Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi agar memberitahukan kepada
petugas imunisasi bahwa anaknya pernah menderita kejang demam 1 Mengetahui sejauhmana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang didapat
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
10/26
2. penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah wawasan keluarga3. agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatan
4. sebagai upaya alih informasi dan mendidik keluarga agar mandiri dalam mengatasimasalah kesehatan
5. mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang
6. sebagai upaya preventif serangan ulang
7. imunisasi pertusis memberikan reaksi panas yang dapat menyebabkan kejang demam
http://putrisayangbunda.blog.com/2010/02/10/askep-meningitis/
Definisi
Meningitisadalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2001).
Askep Meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column
yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu darimikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza
dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dandalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang
superficial.(neorologi kapita selekta,1996).
Etiologi
1. Bakteri;Mycobacterium tuberculosa,Diplococcus pneumoniae (pneumokok),Neisseria
meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan sistem
persarafan
Klasifikasi
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
11/26
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,yaitu :
a) Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
Penyebab terseringnya adalahMycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya Virus,Toxoplasma gondhii danRicketsia.
b) Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.Penyebabnya antara lain :Diplococcus pneumoniae (pneumokok),Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang
menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan
pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah
dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya inipenghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen
dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.
Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis danhipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radangjuga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan
dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas padadarah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksiterbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan
meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinyakerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
12/26
a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karenaadanya spasme otot-otot leher.
b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi
kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut danpinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan
yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat
purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tandavital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah
dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi
purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih
dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putihmeningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
biasanya dengan prosedur khusus.
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )
5. Elektrolit darah : abnormal .
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksiatau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;
hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
13/26
Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
.
Asuhan Keperawatan Meningitis
1. Pengkajian Klien Meningitis
a) Biodata klien
b) Riwayat kesehatan yang lalu
(1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
(2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
(3) Pernahkah operasi daerah kepala ?
c) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
(2) Sirkulasi
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
14/26
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darahmeningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, takikardi, disritmia.
(3) Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
(4) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek
dan membran mukosa kering.
(5) Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
(6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan
sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda :
letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori,
afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif
dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.
Tes Kernig dalam pengkajian meningitis
(7) Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.
(8) Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
15/26
2. Diagnosa keperawatan Meningitis
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogendari patogen
b) Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan
edema serebral, hipovolemia.
c) Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan
umum, vertigo.
d) Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
e) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunankekuatan
f) Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
3. Intervensi Keperawatan Meningitis
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata
hematogen dari patogen.
Mandiri
y Beri tindakan isolasi sebagai pencegahany Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.y Pantau suhu secara teratury Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus y
Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalamy Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
Kolaborasi
y Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.b) Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan
dengan edema serebral, hipovolemia.
Mandiri
y Tirah baring dengan posisi kepala datar.y Pantau status neurologis.y Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejangy Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran. y Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
Kolaborasi
y Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
16/26
y Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).y Pantau BGA.y Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.
c) Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal,kelemahan umum vertigo.
Mandiri
y Pantau adanya kejang.y Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan. y Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam,
venobarbital.
d) Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
Mandiri
y Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yangnyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage
otot leher.
y Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi). y Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.y Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.
Kolaborasi
y Berikan anal getik, asetaminofen, codein
e)K
erusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
y Kaji derajat imobilisasi pasien.y Bantu latihan rentang gerak.y Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.y Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udara atau air perhatikan
kesejajaran tubuh secara fungsional.
y Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.f) Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
y Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik danproses pikir.
y Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.y Observasi respons perilaku.y Hilangkan suara bising yang berlebihan.y Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.y Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.y Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.
g) Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
17/26
y Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.y Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur. y Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.y Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber
penyokong.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogenatau keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik,
mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mamputidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi.
Daftar Pustaka
1. Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untukPerencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I MadeKariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin
asih. Ed.3. Jakarta : EGC.
2. Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
3. Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.
4. Tucker, Susan Martin et al.Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, AndOutcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.
5. Price, Sylvia Anderson.Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes.
Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.
6. Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
18/26
Definisi
Meningitisadalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medulaspinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2001).
Askep Meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column
yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari
mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenzadan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan
dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang
superficial.(neorologi kapita selekta,1996).
Etiologi
1. Bakteri;Mycobacterium tuberculosa,Diplococcus pneumoniae (pneumokok),Neisseriameningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan sistem
persarafan
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
19/26
Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,yaitu :
a) Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
Penyebab terseringnya adalahMycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya Virus,
Toxoplasma gondhii danRicketsia.
b) Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.
Penyebabnya antara lain :Diplococcus pneumoniae (pneumokok),Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang
menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan
pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah
dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya inipenghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen
dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.
Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang
juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
20/26
dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas padadarah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan denganmeluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya
kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena
adanya spasme otot-otot leher.
b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi
kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan
pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan
yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat
purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda
vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah
dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi
purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putihdan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
21/26
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putihmeningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
biasanya dengan prosedur khusus.
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )
5. Elektrolit darah : abnormal .
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi
atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;
hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
.
Asuhan Keperawatan Meningitis
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
22/26
1. Pengkajian Klien Meningitis
a) Biodata klien
b) Riwayat kesehatan yang lalu
(1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
(2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
(3) Pernahkah operasi daerah kepala ?
c) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
(2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah
meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, takikardi, disritmia.
(3) Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
(4) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelekdan membran mukosa kering.
(5) Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
(6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangansensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda :
letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori,
afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positifdan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.
Tes Kernig dalam pengkajian meningitis
(7) Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
23/26
(8) Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.
2. Diagnosa keperawatan Meningitis
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogendari patogen
b) Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan
edema serebral, hipovolemia.
c) Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan
umum, vertigo.
d) Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
e) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan
kekuatan
f) Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
3. Intervensi Keperawatan Meningitis
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata
hematogen dari patogen.
Mandiri
yBeri tindakan isolasi sebagai pencegahan
y Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.y Pantau suhu secara teratury Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus y Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalamy Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
Kolaborasi
y Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.b) Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan
dengan edema serebral, hipovolemia.
Mandiri
y Tirah baring dengan posisi kepala datar.y Pantau status neurologis.y Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejangy Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran. y Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
24/26
Kolaborasi
y Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.y Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).y Pantau BGA.y Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.
c) Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal,
kelemahan umum vertigo.
Mandiri
y Pantau adanya kejang.y Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan. y Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam,
venobarbital.
d) Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
Mandiri
y Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yangnyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage
otot leher.
y Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi). y Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.y Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.
Kolaborasi
y Berikan anal getik, asetaminofen, codeine) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
y Kaji derajat imobilisasi pasien.y Bantu latihan rentang gerak.y Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.y Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udara atau air perhatikan
kesejajaran tubuh secara fungsional.
y Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.
f) Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
y Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik danproses pikir.
y Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.y Observasi respons perilaku.y Hilangkan suara bising yang berlebihan.y Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.y Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
25/26
y Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.g) Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
y Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.y Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.y Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.y Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber
penyokong.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogenatau keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik,
mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu
tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratanpengetahuan tentang situasi.
Daftar Pustaka
1. Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untukPerencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I MadeKariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin
asih. Ed.3. Jakarta : EGC.
2. Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
3. Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahBrunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.
4. Tucker, Susan Martin et al.Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, AndOutcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.
8/3/2019 Asuhan Keperawatan Meningitis Miftha
26/26
5. Price, Sylvia Anderson.Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes.Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.
6. Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.
http://nursingbegin.com/askep-meningitis/