26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek pengelolaan lingkungan hidup akan berjalan efektif dan efisien apabila didukung oleh laboratorium yang mampu menghasilkan data yang absah, tidak terbantahkan serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maupun secara hukum. Untuk mendapatkan validitas data pengujian yang dapat dipercaya sesuai tujuan yang diharapkan, maka bukan hanya dibutuhkan peralatan dan personel pengambilan sampel, tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel. Aspek pengelolaan lingkungan hidup akan berjalan efektif dan efisien apabila didukung oleh laboratorium yang mampu menghasilkan data yang absah, tidak terbantahkan serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun secara hukum. Untuk mendapatkan validitas data pengujian yang dapat dipercaya sesuai tujuan yang diharapkan, maka bukan hanya dibutuhkan peralatan dan personel pengambilan sampel, tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel. Air merupakan hal terpenting penunjang kehidupan. Segala aspek kegiatan memerlukan air sebagai bahan pokok dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu tubuh makhluk hidup sebagian besar adalah air sehingga tubuh sangat bergantung dengan air. Air di bumi sangat melimpah, hal ini dapat dilihat dengan begitu luas lingkungan perairan di bumi dan lebih dari 98% air yang ada di bumi terdapat di bawah permukaan tanah di bawah pori- pori batuan. Air yang letaknya berada di bawah permukaan tanah biasa disebut denganair tanah. Contoh air tanah seperti sumur bor, sumur 1

100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek pengelolaan lingkungan hidup akan berjalan efektif dan efisien apabila

didukung oleh laboratorium yang mampu menghasilkan data yang absah, tidak

terbantahkan serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maupun secara hukum.

Untuk mendapatkan validitas data pengujian yang dapat dipercaya sesuai tujuan yang

diharapkan, maka bukan hanya dibutuhkan peralatan dan personel pengambilan sampel,

tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel.

Aspek pengelolaan lingkungan hidup akan berjalan efektif dan efisien apabila

didukung oleh laboratorium yang mampu menghasilkan data yang absah, tidak

terbantahkan serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun secara hukum.

Untuk mendapatkan validitas data pengujian yang dapat dipercaya sesuai tujuan yang

diharapkan, maka bukan hanya dibutuhkan peralatan dan personel pengambilan sampel,

tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel.

Air merupakan hal terpenting penunjang kehidupan. Segala aspek kegiatan

memerlukan air sebagai bahan pokok dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

Selain itu tubuh makhluk hidup sebagian besar adalah air sehingga tubuh sangat

bergantung dengan air. Air di bumi sangat melimpah, hal ini dapat dilihat dengan begitu

luas lingkungan perairan di bumi dan lebih dari 98% air yang ada di bumi terdapat di

bawah permukaan tanah di bawah pori-pori batuan.

Air yang letaknya berada di bawah permukaan tanah biasa disebut denganair tanah.

Contoh air tanah seperti sumur bor, sumur gali, dan sumur patek. Selain air tanah, ada

juga air permukaan. Air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan tanah

misalnya danau dan sungai. Kehidupan makhluk hidup bergantung dengan pasokan air

yang berada di

atas maupun di bawah permukaan tanah. Jika air tersebut terkontaminasi dengan zat-zat

berbahaya maka proses kehidupan serta berbagai kegiatan akan terganggu. WHO

memperkirakan 80% penyakit di dunia bersinggungan dengan sanitasi dan air yang tidak

layak.

Karena begitu pentingnya air bagi kehidupan manusia maka sangat diperlukan

adanya sampling air terutama air tanah yang merupakan air di bawah permukaan dan air

kran yang merupakan sampel air di atas permukaan untuk mengetahui kadar dan jenis air

sehingga dapat diketahui apakah air tersebut mengandung zat berbahaya atau tidak serta

1

Page 2: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

mengetahui seberapa besar kandungan-kandungan zat pada air sehinga air-air tersebut

dapat digolong- golongkan menurut fungsi dan manfaatnya.

Oleh karena itu dilakukannya praktikum ini agar mengetahui cara mengambil

sampel air melalui banyak titik, metode dan melalui berbagai cara.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud Percobaan

Melakukan percobaan metode sampling.

Melakukan sampling secara langsung.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui apa itu air.

Untuk mengetahui metode-metode sampling air.

Untuk mengetahui nilai turbidity pada baku mutu dan turbidity pada

penyamplingan air permukaan sungai Mahakam.

2

Page 3: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak

ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.

Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil

penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun

karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa

dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.

Pengambilan sampel adalah suatu prosedur tertentu yang diikuti apabila suatu

substansi, bahan atau produk diambil untuk keperluan pengujian sampel yang

representatif dari keseluruhannya. Karena itu, pengambilan sampel harus mewakili

kumpulannya dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: perencanaan pengambilan

sampel, petugas pengambil sampel, prosedur pengambilan sampel, peralatan pengambil

sampel yang digunakan, frekuensi pengambilan sampel, keselamatan kerja dan

dokumentasi terkait pengambilan sampel. Proses pengambilan sampel jika tidak

dilakukan secara benar, maka secanggih apapun peralatan yang dipergunakan tidak akan

menghasilkan data yang dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya (Raini, M, et al.

2004).

Pengambilan sampel harus memenuhi kesesuaian terhadap standar baku yang

telah diakui baik secara internasional maupun nasional, seperti standar EPA, WHO,

maupun SNI, jika tidak akan mengakibatkan langkah-langkah selanjutnya seperti

pengawetan, transportasi , penyimpanan, preparasi, maupun pengujian di laboratorium,

akan sia-sia serta membuang waktu dan biaya.

2.1 Pengertian Air

Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari

hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan suatu larutan

yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan

manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian, air di dalam

mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air.

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan

biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas

mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.

3

Page 4: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air

minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam

berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa

air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya.

Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat

berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini (Fardiaz, 1992).

Tubuh manusia tersusun dari jutaan sel dan hampir keseluruhan sel tersebut

mengandung senyawa air (H2O). Menurut penelitian, hamper 67% dari berat tubuh

manusia terdiri dari air. Manfaat air bagi tubuh manusia adalah membantu proses

pencernaan, mengatur proses metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dan menjaga

keseimbangan suhu tubuh. Menurut dokter dan para ahli kesehatan, tubuh

membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan 8 gelas setiap

harinya. Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah ideal, tubuh akan

mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) yang menyebabkan tubuh mudah lemas, capek

dan mengalami gangguan kesehatan (Arya, 2004).

Sumber air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat

harus dilindungi dari proses pencemaran. Penentuan zona Perlindungan Sumber Air Baku

didasarkan pada faktor-faktor kesehatan dan biologis. Di negara Jerman dan negara-

negara Eropa secara umum dikenal 3 macam zona.

Perlindungan Sumber Air Baku :

Zona Perlindungan I : yaitu daerah perlindungan yang bertujuan untuk melindungi air dari

semua zat pencemar yang secara langsung atau tidak langsung menyebabkan degradasi

kualitas air, dengan radius ditentukan sejauh 10 – 15 meter dari sumber air.

Zona Perlindungan II : yaitu daerah perlindungan yang bertujuan untuk melindungi

sumber air baku dari bahaya pencemaran bakteri pathogen yang dapat menyebabkan

degradai kualitas air, dengan luas yang diperhitungkan berdasarkan jarak tempuh bakteri

colli selama 50 (lima puluh) hari kesumber air baku.

Zona Perlindungan III : yaitu daerah perlindungan yang bertujuan untuk melindungi

sumber air baku dari pencemaran kimiawi dan radioaktif yang tidak dapat mengalami

degradasi dalam waktu singkat, dengan luas yang ditentukan berdasarkan luas

tangkapan air.

2.2 Teknik Sampling Air

Data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan harus dapat pertanggung

jawabkan baik secara ilmiah maupun hukum karena data tersebut dapat digunakan 

sebagai dasar perencanaan, Evaluasi, maupun pengawasan yang sangat berguna bagi

4

Page 5: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

para pengambil keputusan, perencanaan, penyusunan program baik di tingkat pusat

maupun di tingkat daerah dalam menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup

selain itu hasil pengujian dapat sebagai informasi adanya pencemaran lingkungan pada

daerah tertentu atau pembuktian kasus lingkungan dalam rangka penegakan hukum

lingkungan.

Mengingat pentingnya data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan

tersebut, maka proses pengambilan contoh yang merupakan langkah awal dalam

menghasilkan data kualitas lingkungan, harus mempertimbangkan kaidah-kaidah ilmiah

yang berlaku dan peraturan undang-undang yang berlaku (Niniek L. Triana. 2003).

Jika proses pengambilan contoh lingkungan dilakukan kurang tepat maka

peralatan secanggih apapun yang digunakan tidak dapat menghasilkan data yang

mengambarkan kondisi kualitas lingkungan yang sesungguhnya kecuali hanya data dari

contoh yang representatif.

Dalam praktik pengumpulan limbah dilakukan dalam wadah dengan  persyaratan sebagai

berikut :

1. Wadah plastic yang merupakan korosif

2. Volume wadah harus di sesuaikan dengan kategori limbah

3. Wadah harus menjamin keselamatan

4. Pemberian label harus sesuai dengan kategori limbah.

5. Instruksi untuk menyimpan atau untuk masing-masing kategori limbah harus disertakan

contohnya ” simpan pada pH kurang dari 7 “ dll. (Anwar Hadi,2005)

Pengambilan sampel yang telah direncanakan dengan baik akan mendukung

pelaksanaan yang optimal. Dengan demikian pengambilan sampel merupakan tahap awal

yang dilakukan dalam penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil pekerjaan

pada berikutnya. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari

perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA)

dan Quality Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel

sebelum ke lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang

membantu dalam setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan sistematik.

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan pengambilan sampel adalah :

1. Menentukan tujuan pengambilan sampel;

5

Page 6: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

2. Menentukan alat pengambil sampel yang sesuai;

3. Menentukan apakah pengambilan sampel harus sesuai dengan standar atau

peraturan tertentu;

4. Menentukan metode analisis;

5. Pemilihan teknik sampling dan menetukan apakah sampling dilakukan secara

random atau acak;

6. Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah sampel;

7. Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis sampel;

8. Menentukan frekuensi sampling;

9. Menyiapkan pengendalian mutu;

10. Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel, formulir

rekaman dat pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).

11. Pengamanan sampel terdiri dari :

1. Identifikasi/pengkodean sampel

2. Pengemasan sampel

3. Penyegelan wadah sampel, bila diperlukan

4. Tindakan pencegahan selama transportasi ke laboratorium, jika ada ketidak

sesuaian

5. Penyimpanan sampel di laboratorium (Niniek L. Triana. 2003).

Titik pengambilan sampel air sungai ditentukan berdasarkan debit air sungai, yang diatur

dengan ketentuan sebagai berikut :

sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, sampel diambil pada satu titik di

tengah sungai pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan, sehingga

diperoleh sampel air dari permukaan sampai ke dasar secara merata;

6

Page 7: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

sungai dengan debit antara (5 – 150) m3/detik, sampel diambil pada dua titik

masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai, pada kedalaman 0,5 kali

kedalaman dari permukaan, sehingga diperoleh sampel air dari permukaan

sampai ke dasar secara merata, kemudian dicampurkan;

sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik, sampel diambil minimum pada

enam titik, masing-masing pada jarak 1/4, 1/2, dan 3/4 lebar sungai, pada

kedalaman 0,2 dan 0,8 kali kedalaman dari permukaan, sehingga diperoleh

sampel air dari permukaan sampai ke dasar secara merata, kemudian

dicampurkan (Universitas Islam Indonesia. 2005).

2.3 Teknik-teknik pengambilan sampel

Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau

random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom

samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara

pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada

setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan

sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk

bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling

atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan

yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena

letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih;

artinya kemungkinannya 0 (nol).

Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda. Jika

peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi,

atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan

diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan

generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak

acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran

populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Contohnya, jika yang

diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan besar peneliti tidak

mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga karakteristik konsumen.

Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa

200 konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti

memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri

konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak

dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak

atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut

7

Page 8: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa

kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh

botol merasa kurang puas terhadap botol.

Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih

spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random

sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area

sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah

convenience sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball sampling

Probability/Random Sampling.

Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah

memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling

frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap

elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data

tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda. Jika

populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi “A”, maka peneliti harus bisa

memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut

selengkap mungkin. Nama, NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang

berguna bagi penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui

jumlah populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah tangga dalam sebuah kota, maka

peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah tangga kota tersebut. Jika populasinya

adalah wilayah Jawa Barat, maka penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara

lengkap. Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi

kode (angka atau simbol) yang berbeda satu sama lainnya.

Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa dijadikan

penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa dipilih

menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random,

kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem

undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara

undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri (Anwar Hadi,2005).

1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung

deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur

atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya.

Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada

8

Page 9: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan

gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-

perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil

sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus

mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :

1. Susun “sampling frame”

2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil

3. Tentukan alat pemilihan sampel

4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan

Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut

mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat

mengambil sampel dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap

manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas

cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji

dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat

atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan sampel secara random

distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu

stratum manajer atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum

tersebut dipilih sampel secara acak. Prosedurnya :

1. Siapkan “sampling frame”

2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki

3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum

4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.

Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat

menentukan secara (a) proposional, (b) tidak proposional. Yang dimaksud dengan

proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur

populasi dalam stratum tersebut. Misalnya, untuk stratum manajer tingkat atas (I) terdapat

15 manajer, tingkat menengah ada 45 manajer (II), dan manajer tingkat bawah (III) ada

100 manajer. Artinya jumlah seluruh manajer adalah 160. Kalau jumlah sampel yang akan

diambil seluruhnya 100 manajer, maka untuk stratum I diambil (15:160)x100 = 9 manajer,

stratum II = 28 manajer, dan stratum 3 = 63 manajer.

9

Page 10: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

Jumlah dalam setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur

atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat sedikit. Misalnya saja, kalau

dalam stratum manajer kelas atas (I) hanya ada 4 manajer, maka peneliti bisa mengambil

semua manajer dalam stratum tersebut , dan untuk manajer tingkat menengah (II)

ditambah 5, sedangkan manajer tingat bawah (III), tetap 63 orang.

3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus

Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan

gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana

setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki

semua, stratum B : perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh

mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen. Misalnya, dalam

satu organisasi terdapat 100 departemen. Dalam setiap departemen terdapat banyak

pegawai dengan karakteristik berbeda pula. Beda jenis kelaminnya, beda tingkat

pendidikannya, beda tingkat pendapatnya, beda tingat manajerialnnya, dan perbedaan-

perbedaan lainnya. Jika peneliti bermaksud mengetahui tingkat penerimaan para pegawai

terhadap suatu strategi yang segera diterapkan perusahaan, maka peneliti dapat

menggunakan cluster sampling untuk mencegah terpilihnya sampel hanya dari satu atau

dua departemen saja. Prosedur :

1. Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas, elemennya ada 100

departemen.

2. Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel.

3. Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak.

4. Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample (Niniek L. Triana. 2003).

4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat

pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan.

Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu

unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap

unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur

populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel.

Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah

250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya

adalah 25. Prosedurnya :

a. Susun sampling frame.

b. Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil.

10

Page 11: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

c. Tentukan K (kelas interval).

d. Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara acak

atau random – biasanya melalui cara undian saja.

e. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih.

f. Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya.

5. Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya

tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, seorang marketing manajer sebuah stasiun TV

ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata

tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat tepat. Prosedurnya :

6. Susun sampling frame yang menggambarkan peta wilayah (Jawa Barat)– Kabupaten,

Kotamadya, Kecamatan, Desa.

7. Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel (Kabupaten, Kotamadya, Kecamatan,

Desa)

8. Tentukan berapa wilayah yang akan dijadikan sampel penelitiannya.

9. Pilih beberapa wilayah untuk dijadikan sampel dengan cara acak atau random.

10. Kalau ternyata masih terlampau banyak responden yang harus diambil datanya, bagi

lagi wilayah yang terpilih ke dalam sub wilayah.

Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak

semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih

menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena

kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.

1. Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan

kemudahan.

Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan

kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di

situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis

menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample

(man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian

penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara

acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya

ternyata kurang obyektif (Niniek L. Triana. 2003).

2. Purposive Sampling

11

Page 12: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.

Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa

seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.

Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama judgement dan quota sampling.

Judgment Sampling

Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik

untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data tentang

bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer

produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment

sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka

mempunyai “information rich”.

Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan

sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri

tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap

pasar akan menerima produk itu dengan baik.

Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun

tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.

Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika

seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka

dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai

perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak

dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.

Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya.

Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan

sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel

pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel (Niniek L.

Triana. 2003)..

12

Page 13: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Sampling Air Permukaan ini dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 26

November 2011 bertempat di badan Sungai Mahakam : Titik 1 (bawah jembatan

mahakam), titik 2 (depan islamic centre), titik 3 (depan muara teluk lerong), titik 4 (depan

kantor gubernur), titik 5 (depan pasar pagi), titik 6 (depan pelabuhan samarinda), titik 7

(depan kelurahan baqa samarinda seberang), titik 8 (depan PDAM gunung lipan),

Samarinda, Kalimantan Timur.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

- GPS

- Anemometer

- Depth Meter

- Water Sampler

- Botol Sampel

- Alat Tulis

- pH Meter

- Alat pengukur TDS (Conductivity Meter)

- Turbidity Meter

- Tali rafia

- Cutter

- Obeng Plus

- Kapal

13

Page 14: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

- Kamera

3.2.2 Bahan

- Air sungai Mahakam

- Aquades

- Tissue

- Batu Baterai ukuran 2A

- Batu Baterai ukuran 3A

- Batu Baterai kotak

3.3 Cara Kerja

1. Ditentukan tujuh titik lokasi untuk pengambilan sampel air sungai Mahakam.

2. Dituju tempat yang telah ditentukan

3. Pada titik pertama Diambil air sungai Mahakam dengan menggunakan water

sampler

4. Dipindahkan air yang telah diambil ke dalam boto-botol sampel untuk dilakukan

pengukuran.

5. Ditentukan kedalaman dengan menggunakan alat Deep Meter

6. Dilakukan pengujian ph dengan menggunakan ph meter

7. Dilakukan pengujian temperatur dan TDS menggunakan Conductivity Meter

8. Diukur kecepatan angin dengan menggunakan alat anemometer.

9. Ditentukankan titik koordinat dengan menggunakan alat GPS

10. Dilakukan langkah yang sama seperti diatas hingga titik ketujuh.

14

Page 15: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Lokasi

Kedalaman

(meter)

Kecepatan

Angin

(m/s)

pH

Suhu

(Celcius

)

TDS

(mg/)

Turbidit

y

(mtu)

Koordinat

Titik 1

Bawah

Jembatan

Mahakam

24,07 0,46 6,95 30,4 52 50,4

50M :

0513200

UTM :

9942680

Titik 2

Muara

Teluk

Lerong

33,53 0,33 7,9 30 44 48,7

50M :

0514465

UTM :

99944487

Titik 3

Depan

Kantor

Gubernur

24,07 1,59 7,01 29,6 47 44,9

50M :

0515669

UTM :

9944425

Titik 4 18,29 0,91 7,51 29,6 49 44,7 50M :

15

Page 16: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

Depan

Masjid

Raya

0516434

UTM :

9944147

Titik 5

Depan

Pelabuhan

Samarinda

15,64 0,37 7,5 29,6 50 49,1

50M :

0517140

UTM :

9943695

Titik 6

PDAM

Samarinda

Seberang

10,27 0,28 7,95 29,2 48 46,3

50M :

50515268

UTM :

9944173

Titik 7

PDAM Gn.

Lipan

28,35 0,43 7,15 29,5 45 51,5

50M :

0512834

UTM :

9944173

4.2 Pembahasan

Praktikum ini dilaksanakan dengan menyisiri sungai mahakam dari wilayah

sungai kunjang hingga wilayah selili. Sepanjang aliran tersebut diambil 8 titik sebagai

sampel. Titik titik itu antara lain: Titik 1 (bawah jembatan mahakam), titik 2 (depan

islamic centre), titik 3 (depan muara teluk lerong), titik 4 (depan kantor gubernur), titik

5 (depan pasar pagi), titik 6 (depan pelabuhan samarinda), titik 7 (depan kelurahan

baqa samarinda seberang), titik 8 (depan PDAM gunung lipan).

4.2.1 Tabel Parameter Kualitas Air Kelas II Berdasarkan PP. No 82 Tahun 2001

PARAMETER SATUANKELAS

II

FISIKA

Temperatur °C -

Residu Terlarut (TDS) mg/L 1000

16

Page 17: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

Residu Tersuspensi (TSS) mg/L

1000

KIMIA ANORGANIK

pH   6-9

4.2.2 Tabel Perbandingan

Parameter

Baku Mutu Air Kelas II

sesuai pp nomor 82 thn

2001 tentang Kualitas

Air

Air Sungai

Mahakam

(Nilai Rata-

Rata)

pH 6 - 9 7,4

Suhu - 29,7oC

TDS 1000 mg/l 47,8 mg/l

Turbidity - 47,9 NTU

Nb : (-) tidak ada nilai baku mutu standar.

Keterangan :

Pada nilai rata-rata pH yang kami dapatkan dari hasil pengujian didapatkan

nilai rata-rata 7,4 yang menunjukan nilai standar sesuai baku mutu kualitas

air bersih.

Pada nilai rata-rata suhu yang kami dapatkan dari hasil pengujian adalah

29,7 OC.

Pada pengukuran nilai TDS, kami dapatkan nilai rata-rata 47,8 mg/L yang

nilainya berada dibawah batas baku mutu standar 1000 mg/L.

Pada pengukuran nilai turbidity yang kami dapatkan nilai rata-rata turbidity

adalah 47,9 NTU.

17

Page 18: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

Jadi berdasarkan paramater yang kami uji dapat dikatakan bahwa sungai

Mahakam berdasarkan sebagian parameter fisik dan kimia anorganik cukup

layak dijadikan sumber air baku.

BAB V

PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari

hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan suatu

larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling

alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya.

Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini sering

disebut pencemar yang terdapat dalam air.

Metode sampling ada 2 yaitu sampel acak atau random sampling dan sampel

tidak acak atau non random sampling. Yang dimaksud dengan random

sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang

sama untuk diambil kepada setiap elemen. Sedangkan, yang dimaksud non

random sampling adalah setiap elemen tidak mempunyai kemungkinan yang

sama untuk dijadikan sampel.

Nilai rata-rata kekeruhan (turbidity) pada saat pengambilan sampel pada sungai

mahakam adalah 47,9 NTU. Sedangkan pada parameter/baku mutu tidak

diketahui nilainya.

5. 2 Saran

Perlunya diperhatikan tingat keselamatan saat mengambil sampel air.

Hendaknya dalam proses pengambilan air pada badan sungai benar-benar

cermat sehingga tidak terkontaminasi udara.

18

Page 19: 100369366 Laporan Sampling Air Permukaan MIFTHA

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Hadi 2005, Prinsip pengelolaan pengambilan sample lingkungan, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Arya, wardana. 2004. Dampak Pencemaran lingkungan. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air Dan Udara. Kanisius : Yogyakarta.

Niniek L. Triana. 2003. Teknik Pengambilan Contoh & Analisis Parameter Kualitas Air.

Modul Bimbingan teknis Pemantauan Kualitas Air, Sarpedal Kementerian

Lingkungan Hidup.

Raini, M, et al. 2004. Kualitas Fisik dan Kimia Air PAM di Jakarta, Bogor, Tangerang,

Bekasi Tahun 1999 – 2001. Media Litbang Kesehatan Volume XIV No.3 Tahun

2004.

19