Upload
widiyanto-yanto
View
337
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FGH
Citation preview
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Laringitis Akut merupakan manifestasi dari radang saluran nafas atas. Pada
anak dapat menimbulkan sumbatan jalan nafas dengan cepat karena
rimaglotisnya relatif lebih sempit (Arif Mansjoer : 2000).
Laringitis Akut pada orang dewasa hanya penyakit ringan saja tetapi pada
anak berbeda, karena disertai batuk keras, suara serak sampai afoni, sesak
nafas dan stridor. Hal ini disebebabkan oleh edema laring dan sekitar pita
suara (Ngastiyah : 1995).
B. ETIOLOGI
Penyebab laringitis umumnya adalah streptococcus hemalyticus,
streptococcus vilidans, pneumokokus, streptococcus hemalyticus dan
haemophilus influenzne, proses radang pada laring dipermudah oleh trauma,
bahan kimia, radiasi, alergi dan pemakaian suara berlebihan.
C. MANIFESTASI KLINIK
Demam, bapil, nyeri menelan dan pada waktu berbicara. Suara serak sampai
akoni, sesak nafas sampai stridor. Bila penyakit berlanjut terus akan terdapat
tanda obstruksi jalan nafas berupa gelisah, nafas tersengal-sengal sesak, nafas
bertambah berat, retraksi suprasternal dan epigastrium. Px yang diduga
menderita laringitis akut perlu dikonsul kebagian THT untuk dilakukan
laringloskopi direk. Hasilnya sering didapat mukosa laring sangat sembab,
merah tanpa membran, tampak pembengkakan subglotis yaitu pembengkakan
jaringan ikat pada konuselastikus dan tampak dibawah pita suara.
D. PEMERIKSAAN PENUJANG
Pemeriksaan apusan dari taring untuk kulter dan uji resistensi pada kasus
yang lama / sering residif.
E. PENATALAKSANAAN
Medik
Berikan antibiotik yang adekuat dan kortikosteroid, istirahat bersuara,
hindarkan iritasi laring, isap lendir dari tenggorok / laring. Pada sumbatan
yang berat, bila usaha medis tidak berhasil dilakukan trakeostami.
Istirahat bicara dan bersuara selama 2 – 3 hari, menghirup udara lembab
dan menghindari iritasi pada laring dan faring. Untuk terapi
medikamentosa diberikan antibiotik penisilin anak 3 x 50 mg / Kg BB
dan dewasa 3 x 500 mg. Bila alergi dpat diganti eritromisin / basitrasin
dapat diberikan kortikosteroid untuk mengatasi edema, dipasang pipa
endrotrokea / trakeostomi bila terdapat seumbatan laring.
F. PATOFISIOLOGI
Pneumokokus, Streptococcus Hemolyticus, Streptococcus Viridans
Jalan nafas tidak efektif
Odema pada laring
Masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan
Reaksi radang
Masuk ke sirkulasi
Tersumbat jalan nafasNyeri telan
Kesulitan menelan
Kelumpuhan laring
Gangguan nutrisi
Gangguan rasa aman dan nyaman
Nafsu makan menurun
Resiko aspirasi
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data dan
analisa data sehingga dapat diketahui masalah yang dihadapi oleh Px.
a. Pengumpulan Data
1. Identitas Kx
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, agama, umur, pendidikan,
pekerjaan, alamat, tanggal MRS, Dx medis, suku bangsa, status
perkawinan.
2. Keluhan Utama
Kx mengeluh demam, mual-muntah, sesak, batuk, pilek, nyeri menelan
dan pada waktu berbicara.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan
sampai terjadi demam, mual, muntah, sesak, bapil, serta nyeri
menelan dan pada waktu berbicara.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Kx merasa mual, muntah, demam, sesak, batuk, nyeri menelan
apakah terdapat hubungan dengan penyakit yang diderita sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Hal ini meliputi tentang bagaimana kesehatan dalam keluarga,
apakah anggota keluarga yang menderita penyakit menular.
4. Riwayat Kesehatan dan Persalinan
- Prenatal
Keadaan gizi Ibu sewaktu hamil, penyakit infeksi diderita Ibu selama
hamil, psikologis Ibu hamil, penggunaan jamu dan obat-obatan.
- Natal
Meliputi keadaan Kx saat lahir, proses persalinan, kelainan-kelainan
yang didapatkan keadaan trauma saat melahirkan.
- Post natal
Kelainan pada bayi, keadaan bayi, imunisasi yang didapat.
5. Riwayat Tumbuh Kembang
- Pertumbuhan meliputi BB, TB
- Perkembangan meliputi perkembangan psikososial halus dan kasar
6. Riwayat Imunisasi
Meliputi imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, Campak, Polio.
7. Riwayat Nutrisi
Meliputi pemberian Asi dan pemberian makanan tambahan serta jenis
makanan tambahan serta jenis makanan tambahan yang diberikan.
8. Pola-pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Tanggapan Kx mengenai kesehatan dan kebiasaan yang kurang
menjaga kebersihan meliputi Kx mengerti tentang gaya hidup sehat,
pola tata laksana sehat dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana dan
berapa kali Kx mandi, menggosok gigi serta tindakan Kx apabila
sakit.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada umumnya Kx laringitis nafsu makannya menurun serta adanya
sulit menelan.
c. Pola eliminasi
Eliminasi Alvi Kx kadang mengalami konstipasi sedangkan pada
eliminasi urine tidak mengalami gangguan hanya warna urne menjadi
kecoklatan.
d. Pola istirahat dan tidur
Pada istirahat dan tidur akan menurun karena Px dengan laringitis
terjadi sesak nafas dan nyeri telan dan pada waktu berbicara.
e. Pola aktivitas dan latihan
Pada Kx laringitis akan mengalami gangguan karena Kx harus
bedrest serta mual, muntah, demam dan nyeri sehingga membuat
aktifitas menurun.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya, dampak
psikologis, Kx terjadi perubahan konsep diri antara lain : body image,
ideal diri.
g. Pola sensori dan kognitif
Meliputi body image, self sistem, kekacauan identitas, depresanalisasi
dan bagaimana pengetahuan Kx tenntang penyakitnya.
h. Pola reproduksi
Meliputi anak keberapa dari beberapa saudaram jenis kelamin
i. Pola hubungan peran
Bagaimana peran Kx dalam keluarga meliputi hubungan Kx dengan
keluarga dan orang lain.
j. Pola hubungan stres
Biasanya Kx sering melamun dan merasa cemas atas keadaan
penyakitnya.
k. Pola tata nilan dan kepercayaan
Biasanya Kx terganggu dalam hal ibadahnya karena harus berobat
sehingga aktivitasnya Kx di bantu oleh keluarganya.
PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum
Didapat saat Kx waktu pengkajian misalnya keadaannya,
kesadarannya, pemeriksaan TTV.
- Pemeriksaan kepala dan leher : Meliputi kebersihan rambut, mukosa
bibir kering, wajah Kx pucat dan menyeringai, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid atau vena jugularis.
- Pemeriksaan integumen meluputi warna kulit, turgor kulit, akral.
- Pemeriksaan sistem respirasi meliputi frekuensi pernafasan, bentuk
dada, pergerakan dada.
- Pemeriksaan sistem kardiovaskuler meliputi irama, suara jantung.
- Pemeriksan sistem gastrointestinal
Pada Kx laringitis terjadi penurunan nafsu makan dikarenakan adanya
nyeri telan.
- Pemeriksaan muskuluskeletal meliputi pergerakan ekstrimitas,
terpasang infus ditangan.
- Pemeriksaan sistem endokrin : Tidak ada yang mempengaruhi
terjadinya laringitis dalam sistem endokrin.
- Pemeriksaan genitauria meliputi tidak adanya dysuria, retensi urin,
inkontinennya urin.
- Pemeriksaan sistem persarafan pada umumnya motorik dan sensorik
terjadi gangguan.
b. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan meliputi data
subyek dan obyektif untuk menentukan masalah data yang telah
dikelompokkan, ditentukan Kx keperawatannya, kemudian ditentukan
penyebabnya serta dirumuskan ke diagnosa keperawatan (Lismidar : 1990).
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi sumbatan jalan nafas berhubungan dengan sesak /
penumpukan seret.
2. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan kesukaran bernafas /
sesak.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.( Disorders of nutrition less than the needs
associated with inadequate intake.)
III. PERENCANAAN
1. Dx Kep. I
Resiko terjadi sumbatan jalan nafas berhubungan dengan sesak /
penumpukan seret
Tujuan : Jalan nafas kembali efektif dalam waktu 3 menit
KH : - Sesak berkurang
- Tidak ada suara nafs tambahan
- TTV dalam batas normal
Intervensi
a. Lakukan pendekatan
R/ Dengan dilakukan pendekatan dan mempermudah dalam melakukan
tindakan dan membina kepercayaan antara Px dan perawat.
b. Baringkan Px setengah duduk
R/ Diharapkan Kx dapat bernafas dan tidak sesak
c. Berikan O2
R/ Diharapkan sesak berkurang
d. Kontrolkan jalannya tetasan infus tiap jam dan catatlah dalam catatan
khusus pemberian cairan
R/ Tetesan cairan harus sesuai yang dibutuhkan karena jika berlebihan
dapat menambah sesak nafas
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan
IV. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan pengelolahan dan wujud rencana tindakan yang meliputi
beberapa kegiatan yaitu validasi rencana keperawatan, mendokumentasikan
rencana tindakan keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan
mengumpulkan data (Lismidar, 1990 : 60).
V. EVALUASI
Merupakan tahap / langkah dalam proses keperawatan yang dilakukan dengan
sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya dengan tujuan untuk memenuhi apakah tujuan dan rencana
keperawatan tercapai / tidak serta untuk melakukan pengkajian ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 3, Jilid I, 2000, FKUI : Media Aesculapius, Jakarta
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit, Kedokteran EGC, Jakarta.
Lismidar, dkk. Proses Keperawatan, 1990, Universitas Jakarta.