Upload
nurrahman-nurrahman
View
776
Download
28
Embed Size (px)
Citation preview
Oleh :Nurrahman, S.Pd.I
ASWAJA DI ANTARA
BEBERAPA FIRQAH
ASWAJA DI ANTARA
BEBERAPA FIRQAH
MA. Zainal Arifin
SEMESTER GENAP 2012/013
ALUR PEMBELAJARAN ASWAJA
ASWAJA DI ANTARA BEBERAPA FIRQAH
Mu’min & Kafir
Baik & Buruk
Ikhtitiyar Manusia
Kekuasaan Allah Sifat Allah
• Ajaran-ajaran dari beberapa firqah dalam islam
pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran
dan pengamalan ajaran islam di berbagai negara.
Perbedaan faham ini dapat menjadikan fitnah ,
tetapi dapat juga mendorong pada
pengembangan kreatifitas berfikir yang
mendorong kemajuan ummat islam . Disisilain
faham Aswaja sebagai penengah dari beberapa
faham yang ada, melalui metode berfikir yang
mengunakan akal dan wahyu.
A. Masalah Mu’min dan KafirDosa besar apakah
mengakibatkan seorang mu’min keluar dari imannya atau tidak , menurut beberapa para firqah di bawah ini :1. Khwarij
Dosa besar akan mengakibatkan seseorang keluar dair imannya apabila tidak sempat bertobat sebelum mati, dan dia akan kekal di neraka
2. Murji’ahDosa besar tidak dapat mengakibatkan seseorang keluar dari imannya dan tetap mu’min, apakah dia msuk surga/neraka itu urusan Allah, kalau Allah memaafkan dia tidak akan di siksa meskipun belum bertobat.
3. Mu’tazialaOrang mu’min ang berbuat dosa besar bukan mu’min dan bukan kafir (tidak dapat dikatakn mu’min karena iman harus direalisasikan dengan amal shaleh dan tidak dapat di katakan kafir karena di hati masih ada imannya ). Mereka tidak akan masuk surga dan tidak masuk neraga, mereka di tempatkan di antra surga dan neraka4. AswajaSeorang mu’min yang berbuat dosa besar masih tetap mu’min , meskipun dosa besar dosa besar tersebut akan di hisab dan disiksa sesuai dengan kadar dosanya. Mereka akan msuk surga setelah mendapat siksaan yang cukup.Dari pendapat di atas, ASWAJA ternyata menengahi
dari beberpa pendapat dan bersifat sederhana, sehingga mudah diterima oleh setiap orang
meskipun yang awam.....!!!
B. Masalah Baik dan Buruk
Baik dan buruk adalah sesuatu yang
selalu ada dalam setiap kehidupan,
bagaimana penilaiannya dan bagaimana
hubungan dengan taklif. Menurut beberpa
pendapat :
1. Mu’tazila
Akal dapat menilai perbuatan apakah perbuatn itu baik atau buruk, begitupula akal dapat menentukan untuk melaksanakan perbuatan baik atau meninggalkan perbuatan buruk . Sehingga taklif menurut mu’tazila kewajiban akal.
2. Salafiyah dan Asy’ari
Akal tidak dapat menentukan perbuatan baik itu atau buruk , yang bisa menentukan hanyalah wahyu. Apa yang di perintahkan oleh Allah adalah baik dan apa yang dilarang oleh Allah adalah buruk Taklif hanya sekedar pelaksanaan syari’at
3. Al-MaturidiAkal dapat menilai perbuatan baik atau buruk, tetapi tidak seluruhnya. Akan tetapi untuk melaksanakan yang baik dan meninggalkan yang buruk hanya dapat dengan pertolongan wahyu, sehingga taklif walaupun pelaksanaan syari’at tetap mempunyai nilai keimanan.
Dari beberapa pendapat di atas, Asy’ari lebih condong kepada madzhab salafiyah. Tetapi Al-Maturidi tampak moderat, sehingga akal tidak terbebani dengan menilai sesuatu perbuatan, dan akal masih mempunyai fungsi dan perbuatan
C. MASALAH IKHTIYAR MANUSIA
Manusia apakah bebas berkehendak atau hanya melaksanakan kehendak Allah. Perbuatan Allah apakah dari potensi yang ada dalam diri manusia atau diciptakan Allah, sehingga bagaimana pertanggung jawabannya?
PENDAPAT PARA FIRQAH
Mu’tazilah
Asy’ariyah
Maturidiyah
1. Mu’tazilaSemua perbuatan di hasilkan oleh manusia sendiri. Allah telah menciptakan manusia beserta potensinya sejak zaman azali, sehingga manusia bebas berbuat. Oleh karena itu manusia akan bertanggung jawab penuh dengan perbuatannya dihadapan tuhannya.
2. Asy’ariyahPerbuatan itu diciptakan oleh Allah , dan manusia mempunyai ikhtiyar dimana ikhtiyar itu juga diciptakan oleh Allah. Meskipun begitu dengan ikhtiyar ini manusia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya.
3. MaturidiyahPerbuatan ini diciptakan oleh Allah dengan memberi potensi pada manusia, dan dengan potensinya manusia berbuat, sehingga sehingga manusia bertanggung jawab atas perbuatannya. .
1. Mu’tazilaSemua perbuatan di hasilkan oleh manusia sendiri. Allah telah menciptakan manusia beserta potensinya sejak zaman azali, sehingga manusia bebas berbuat. Oleh karena itu manusia akan bertanggung jawab penuh dengan perbuatannya dihadapan tuhannya.
2. Asy’ariyahPerbuatan itu diciptakan oleh Allah , dan manusia mempunyai ikhtiyar dimana ikhtiyar itu juga diciptakan oleh Allah. Meskipun begitu dengan ikhtiyar ini manusia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya.
3. MaturidiyahPerbuatan ini diciptakan oleh Allah dengan memberi potensi pada manusia, dan dengan potensinya manusia berbuat, sehingga sehingga manusia bertanggung jawab atas perbuatannya. .
81 + 18 = 99Asmaul Husna
1. Mu’tazilah
Allah tidak akan melakukan perbuatan
kecuali yang baik. Allah hanya akan
berbuat sesuatu , sesuai yang telah
ditentukan, dan Allah akan
mengingkarinya.
“ Bacalah dengan Nama Tuhanmu “
D. MASALAH KEKUASAAN ALLAHApakah Allah mempunyai kekuasaan mutlak atau
dibatsi oleh hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri?
PENDAPAT PARA FIRQAH
MU’TAZILAH
ASY’ARIYAH
ASWAJA
2. Asy’ariyah Perbuatan Allah tidak terikat dengan beban . Karena
Allah tidak akan dimintai pertanggungjawaban. Allah berkuasa melaksanakan segala segala sesuatu sekehendaknya.
3. MaturidiyahAllah maha kuasa dan berkuasa melaksanakan segala sesuatu yang dikehendakinya. Tetapi Allah maha suci dari berbuat secara main-main, sagala perbuatannya sesuai dengan kebijaksanaanya, karena segala perbuatan Allah pasti mengandung hikmah.
Perpedaan jelas pada pendapat Mu’tazilah:Menurutnya seakan-akan Allah terbatas oleh hukum-hukum yang telah dibuatnya sendiri
Allah maha esa, tidak ada yang menyamainya. Tetapi bagaimana keesaan Allah hubungannya dengan sifat-sifatnya ?
D. MASLAH SIFAT ALLAH
PENDAPAT PARA FIRQAH
Mu’tazilah
Salafiyah
Aswaja
1. Mu’tazilah Meniadakan segala sifat Allah, karena bila Allah mempunyai sifat, dan sifat itu baru, maka Allah adalah dzat yang baru. Jika sifat Allah itu Qadim, maka ada dua Qadim sehingga Allah bukan Qadim esa lagi.
2. Salafiyah Allah bersiafat dengan apa saja yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist tanpa mena’wilakan dan menafsirkan dengan pengertian yang lazim. Hanya saja semua sifat itu tidak sama dengan semua sifat yang baru.
3. AswajaAllah mempunyai sifat2 wajib, mustahil dan jaiz dimana sifat itu adalah Qadim. Dan sifat Allah bukan dzat Allah. Meskipun tidak terlepas dari dzat Allah.
Walidain
BIRRUL
BIRRUL
QS.23, AL MU’MINUN 14
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. . . . . . . .
QS.2, AL BAQARAH 233
Ayah & Ibu
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."
QS.17, AL ISRA’ 24