76
BAB 13 Pendekatan Siklus Dalam Pengauditan 1. Pengertian tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapatan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. aporan keunagan merupakan kumpulan rekening!rekening tertentu yang disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh. "eraca atau laporan posisi keuangan terdirirekening!rekening akti#a, rekening!rekening kewajiban, dan rekening!rekening modal. Demikian pula kelompok kewajiban dan kelompok modal terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan, tanah, gedung dan sebagainya. Demikian pula kelompok rekening kewajiban dan kelompok rekening modal terdiri dari bermacam! macam rekening dalam kelompok yang sama. $ntuk dapat memberikan pendapatan tentang laporang keuangan secara keseluruhan, auditor harus memeriksa seluruh rekening yang membentuk laporan keuangan yang bersangkutan. %. Pembagian dan pemecahan audit atas segmen!segmen bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya pendekatan yang dilakukan oleh para auditor di masa lalu adalah dengan memperlakukan setiap pos &rekening' yang tercantum dalam laporan keuangan sebagai segmen yang terpisah. Pemecahan semacam itu biasanya akan menyebabkan audit menjadi kurang e(sien. Dalam pendekatan tersebut rekening!rekening yang mempunyai hubungan sangat erat sekali pun, seperti misalnya persediaan dengan harga pokok penjualan, akan diaudit secara independen atau terpisah satu sama lain. Demikian pula rekening piutang usaha dan rekening penjualan yang sangat erat kaitannya akan diaudit secara terpisah. Dengan pendekatan audit semacam ini audit atas rekening!rekening menjadi tidak terpadu dan akibatnya selain tidak e(sien, audit juga menjadi tidak e)ekti). *leh karena itu, pendekatan tersebut pada masa sekarang ini sudah banyak ditinggalkan dan diganti dengan pendekatan lain yang lebih terpadu, yang banyak pendekatan siklus. A. P+ BA- A" A$D / B+0DASA0 P+"D+ A/A" S $S 2ara yang dilakukan para auditor dalam melakukan pengauditan modern dewasa ini adalah membagi audit berdasarkan kesamaan atau keeratan hubungan jenis &atau kelompok' transaksi dan saldo rekening. al ini berarti bahwa jenis atau kelompok transaksi dan saldo rekening yang berkaitan erat akan ditempatkan pada sigmen yang sama. 2ara

audit keuangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

audit keuangan

Citation preview

BAB 13 Pendekatan Siklus Dalam Pengauditan1. Pengertian tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapatan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Laporan keunagan merupakan kumpulan rekening-rekening tertentu yang disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh. Neraca atau laporan posisi keuangan terdirirekening-rekening aktiva, rekening-rekening kewajiban, dan rekening-rekening modal. Demikian pula kelompok kewajiban dan kelompok modal terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan, tanah, gedung dan sebagainya. Demikian pula kelompok rekening kewajiban dan kelompok rekening modal terdiri dari bermacam-macam rekening dalam kelompok yang sama. Untuk dapat memberikan pendapatan tentang laporang keuangan secara keseluruhan, auditor harus memeriksa seluruh rekening yang membentuk laporan keuangan yang bersangkutan.

2. Pembagian dan pemecahan audit atas segmen-segmen bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya pendekatan yang dilakukan oleh para auditor di masa lalu adalah dengan memperlakukan setiap pos (rekening) yang tercantum dalam laporan keuangan sebagai segmen yang terpisah. Pemecahan semacam itu biasanya akan menyebabkan audit menjadi kurang efisien. Dalam pendekatan tersebut rekening-rekening yang mempunyai hubungan sangat erat sekali pun, seperti misalnya persediaan dengan harga pokok penjualan, akan diaudit secara independen atau terpisah satu sama lain. Demikian pula rekening piutang usaha dan rekening penjualan yang sangat erat kaitannya akan diaudit secara terpisah. Dengan pendekatan audit semacam ini audit atas rekening-rekening menjadi tidak terpadu dan akibatnya selain tidak efisien, audit juga menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, pendekatan tersebut pada masa sekarang ini sudah banyak ditinggalkan dan diganti dengan pendekatan lain yang lebih terpadu, yang banyak pendekatan siklus.

A. PEMBAGIAN AUDIT BERDASAR PENDEKATAN SIKLUSCara yang dilakukan para auditor dalam melakukan pengauditan modern dewasa ini adalah membagi audit berdasarkan kesamaan atau keeratan hubungan jenis (atau kelompok) transaksi dan saldo rekening. Hal ini berarti bahwa jenis atau kelompok transaksi dan saldo rekening yang berkaitan erat akan ditempatkan pada sigmen yang sama. Cara seperti ini disebut pendekatan siklus. Sebagai contoh, penjualan retur, penerimaan kas, dan penghapusan piutang merupakan empat kelompok transaksi yang menyebabkan bertambah dan berkurangnya piutang usaha. Oleh karena itu keempat kelompok transaksi tersebut ditempatkan dalam satusiklus yang disebut siklus pendapatan. Contoh lain, pembayaran gaji pegawai dan pecacatan utang gaji merupakan transaksi yang bersangkutan dengan penggajian. Oleh karena itu kedua kelompok transaksi itu ditempatkan pada satu siklus yang disebut siklus personalia.Logika penggunaan pendekatan siklus dapat dilihat dengan membayangkan bagaimana transaksi dicatat dalam jurnal dan diringkas di buku besar dan laporan keuangan seperti terlihat pada gambar 13-1. Sepanjang dimungkinkan, pendektan siklus akan menggabungkan transaksi-transaksi yang dicatat pada berbagai jurnal yang berbeda dengan saldo-saldo rekening buku besar yang diakibatkan oleh transaksi-transaksi tersebut.Penentuan siklus-siklus transaksi bisadilakukan oleh auditor sesuai dengan perusahaan yang diaudt dan dipertimbangkan auditor sendiri. Dalam buku ini penulis akan menggunakan keempat siklus berikut: 1. Siklus pendapatan 2. Siklus pengeluaran3. Siklus produksi dan personalia 4. Siklus investasi dan pembelanjaan

Gambar 13-1Aliran Transaksi dai Jurnal ke Laporan Keuangan

TRANSAKSIJURNAL BUKU BESAR, NERACA SALDO, DAN LAPORAN KEUANGAN

Jurnal penjualanPenjualan

Buku & buku pembantu

Jurnal penerimaan kasPenerimaan kas

Neraca Saldo

Jurnal Pembelianpembelian

Laporan Keuangan

Jurnal Pengeluaran Kas

Pengeluaran Kas

Jurnal UmumPengelokasian & penyesuaian

Untuk memberi gamabaran mengenai penerapan siklus-siklus transaksi dalam audit, marilah kita ikuti ilustrasi berikut. Gambar 13-2 menyajikan neraca saldo PT ABC per 31Desember 1999. Kita ketahui neraca saldo dibuat untuk mempersiapkan penyusunan laporan keuangan dan merupakan fokus utama dalam setiap audit. Huruf yang tercantum pada bagian paling kiri menunjukan siklus yang berkaitan dengan rekening yang tercantum pada pada baris yang sama disebelah kanannya. Perhatikan bahwa setiap rekening paling tidak akan bersangkutan dengan satu siklus, tetapi ada beberapa rekening yang bersangkutan dengan dua siklus atau lebih, misalnya rekening kas dan rekening persediaan.

Gambar 13-2 Neraca Saldo PT ABCPT ABC Neraca saldo 31 Desember 1999 Kredit

A, B, C, D Kas Rp 41.378A Piutang usaha 1.009.800A Cadangan kerugian piutang Rp.62.00 A Piutang lain-lain 47.251 B, C Persediaan 1.493.231 B Biaya dibayar di muka 21.578B, D Tanah 172.821 B, D Gedung 1.625.000 B, D Peralatan 187.917 B, D Mebel 127.132 B, D Akumulasi depresiasi 1.596.006 B Utang dagang 235.999 D Utang wesel 235.999 C Utang gaji 67.489 C Utang P.Ph karyawan 5.983 D Utang bunga 7.478 D Utang deviden 95.000 B Taksiran utang P.Ph 39.772 D Utang Wesel jangka panjang 1.206.000 D Modal 250.000 D Agio saham 175.000 D Laba ditahan 674.765 A Penjualan 7.216.389 A Retur penjualan 62.083 B,C Harga pokok penjualan 5.162.038 B,C Gaji dan komisi 386.900 B, C P.Ph karyawan penjualan 71.100 B Biaya perjalanan-penjualan 55.517 B Advertensi 130. 563 B Biaya promosi 16.081 B Macam-macam biaya penjualan 80.296C Gaji pimpinan dan karyawan 276.198 C P.Ph karyawan-admistrasi 34.115 B Biaya perjalanan-admistrasi 28.080 B Biaya alat-alat tulis 38.128 B Biaya pos 12.221 B Biaya listrik dan telepon 36.115 B Biaya iuran 3.031 B Biaya sewa 15.607 B Biaya hukum dan audit 34.295 B,D Depresiasi-gedung dan peralatan kantor 72.604A Biaya kerugian piutang 166.154 B Biaya asuransi 36.13 4 B Biaya reparasi dan pemeliharaan 57.196 B Macamtor-macam biaya umum dan kantor 73.372 B Laba penjualan aktiva tetap 35. 987 B Pajak pendapatan 87. 330 D Biaya bunga 215.432 Rp. 11. 876.849 Rp. 11.876.849

Catatan: huruf pada kolom paling kiri dalam gambar diatas berhubungan dengan siklus- siklus transaksi berikut:A = Pendapatan B= pengeluaran C= produksi dan personalia D= investasi dan pembelanjaan Siklus- siklus yang digunakan dalam bukuini kembali dinampakkan pada gambar 13-3. Pada gambar tersebut rekenig- rekening pada PT. ABC diringkas berdasarkan siklus, beserta jurnal- jurnal yang terkait dan dalam laporan mana rekening tersebut dilporkan. Dari gambar tersebut terlihat hal- hal berikut: Semua rekening buku besar dan jurnal yang terdapat pada pembukuan PT. ABC tercantum dalam tabel pada gambar 13-3, paling tidak satu kali. Untuk perusahaan lain, jumlah dan jenis jurnal serta buku besarbisa berbeda, tetapi semua harus tretulis dalam tabel. Beberapa jurnal dan sejumlah rekening buku besar berkaitan dengan lebih dari satu siklus. Apabila hal seperti itu terjadi, maka itu berarti bahwa jurnal digunakan untuk mencatat transaksi- transaksi yang terjadi pada lebih dari satu siklus dam menunjukan adanya kaitan antara siklus- siklus tersebut. Rekening buku besar yang paling penting dan berpengaruh terhadap beberapa siklus adalah rekening kas. Rekening tersebut menhubungkan berbagai siklus. HUBUNGAN ANTARSIKLUS Gambar 13- melukiskan hubungan antarsiklus. Masing- masing siklus akan dibahas lebih detil berturut- turut dalam 4 bab berikut yang dimulai pada bab ini gambar 13- menunjukan bahwa siklus- siklus tiadak mempunyai awal atau akhir, kecuali pada awal pendirian dan pembubaran perusahaan. Aktvitas perusahaan dimulai dengan perolehan modal, biasanya dalam bentuk kas. Dalam peusahaan manufaktur, kas digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva tetap, dan barang serta jasa lain guna menghasilkan persediaan barang jadi(sikus pengeluaran). Produksi dan penggajian sebenarnya serupa sifatnya dengan siklus pengeluaran, tetapi fungsinya cukup berbeda dan oleh karenanya diperlakukan sebagai suatu siklus tersendiri. Selanjutnya persediaan barang jadi dijual, diikuti dengan penagihan dan pengumpulan kas(siklus pendapatan). Kas yang diterima digunakan untuk membayar dividen dan bunga, serta untuk memulai lagi siklus berikutnya. Dalam perusahaan jasa, terjadi hubungan antarsiklus yang hampir sama dengan perusahaan manufaktur, dengan catatan dalam perusahaan jasa tidak dijumpai persediaan dan mungkin tidak ada penagihan piutang.Siklus transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu audit. Dalam banyak hal, auditor memperlakukan setiap siklus secara terpisah selama auddit berlangsung. Meskipun auditor perlu secara cermat mengaitkan siklus-siklus berbeda pada waktu yang berbeda-beda, namun auditor harus memprlakukan siklus-siklus sedikit agak independen untuk dapat melaksanakn audit yang kompleks secara efektif. Gambar 13- 3 silklus- siklus pada PT ABCSiklus Jurnal yang termasuk Rekening- rekening buku besar Dalam siklus (Gambar 1-1)Neraca laporan rugi- laba

Pendapatan jurnal penjualan kasPenjualan Jurnal penerimaan kas piutang usahaRetur penjualan Jurnal umumpiutang lain- lainbiaya kerugian piutang Cadangan kerugian piutangPengeluaran jurnal pembelian kas Harga pokok penjualan Jurnal pengeluaran kas persediaan dibyr dimuka Biaya advertensi Jurnal umumtanah Biaya perjalanan Gedung Biaya promosi Peralatan Macam- macam biaya Mebel PenjualanAkumulasi depresiasi Biaya alat- alat tulis Utang dagang Biaya posTaksiran utang pph Biaya listrik dan telepon Biaya iuran Biaya sewa Biaya hukum dan audit Biaya depresi - Gedung dan peralatan Biaya asuransi Biaya reparasi dan Pemeliharaan Macam- macam biaya Umum dan kantor Laba penjualan aktiva Tetap Pajak pembayaran

Investasi & Jurnal pembelian Kas Pembelanjaan Jurnal pengeluaran kas Tanah Jurnal kas Gedung Peralatan Mebel Utang Wesel Utang Wesel Jangka panjang Utang bunga Modal saham Agio saham Laba ditahan Dividen Utang Dividen

Produksi & jurnal pembelian Kas Gaji dan komisi Personalia Jurnal pengeluaran kas Persediaan pph Karyawan- Jurnal Umum Utang gaji Pejualan Utang pph Karyawan Gaji pimpinan dan Karyawan Pph Karyawan - adm

Gambar 13-4 Hubungan antarsiklus Transaksi

Kas

Siklus Investasi Dan pembelanjaan

Siklus pengeluaranSiklus Produksi Dan personaliaSiklus pendapatan

Persediaan

PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATANSiklus pendapatan suatu perusahaan terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda mempunyai sumber pendapatan yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh pendapatan dalam sebuah perusahaan dagang dan manufaktur adalah penjualan atau produk;dokter,pengacara, dan notaris memperoleh pendapatan berupa uang jasa; bioskop dan gedung pertunjukan memperoleh pendapatan dalam bentuk hasil penjualan karcis tempat duduk; sedangkan pendapatan bank dan lembaga keuangan adalah berupa bunga dan deviden. Pembahasan tentang pendapatan dalam buku ini didasarkan pada pendapatan dalam perusahaan dagang. Namun demikian, dalam banyak hal bahasan pada bab ini bisa juga diterapkan pada perusahaan non-dagangKelompok-kelompok transasksi dalam siklus pendapatan suatu perusahaan dagang meliput: (1) penjualan kredit, (2) penerimaan kas (penerimaan piutang atau penjualan tunai), dan (3) penyesuaian penjualan (potongan penjualan,retur dan potongan penjualan lainnya, serta penghapusan piutang). Transaksi-transaksi tersebut berpengaruh terhadap rekening-rekening seperti terlihat pada gambar 13-5 berikut.

Gambar 13-5 Rekening dalam Siklus pendapatan TransaksiPendapatanDebetKredit

Penjualan Kredit

Penerimaan Kas

Retur Penjualan dan Potongan

Pencadangan Kerugian Piutang

Penghapusan Piutang Piutang usaha Harga pokok

Kas Potongan Penjualan

Retur Penjualan & Potongan Lain

Kerugian Piutang

Cadangan Kerugian Piutang

Penjualan Persediaan

Piutang usaha

Piutang usaha

Cadangan Kerugian Piutang

Piutang usaha

Dari rekening-rekening diatas, tiga rekening diantaranya yaitu persediaan, harga pokok penjualan, dan kas, dipegaruhi juga oleh siklus yang lain. Oleh karena itu, pembahasan yang menyangkut ketiga rekening tersebut akan diuraikan pada bab-bab selanjutnya (rekening persediaan dan harga pokok penjualan dibahas pada bab 15-pengauditan siklus produksi dan personalia, sedangkan pengauditan kas dibahas pada bab 17). Pada bab ini pembahasan akan diutamakan pada audit atas piutang dan rekening-rekening lain yang berkitan dengan piutang usaha.TUJUAN AUDITTujuan audit atas sikklus pendapatan menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti kompeten yang cukup tentang asersi-asersi laporan keungan yang signifikan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi da saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus pendapatan. Pada Bab 4 (Buku 1) telah dijelaskan bahwa tujuan khusus audit bersumber pada lima kategori asersi-asersi manajemen. Berbagai tujuan khusus audit siklus pendapatan yang ditetapkan berdasarkan pendekatan ini untuk kelompok-kelompok transaksi dan saldo-saldo rekening dapat dilihat pada gambar 13-6. Tujuan seperti nampak dalam gambar tersebut tidak mencakup seluruh tujuan yang berlaku untuk segala situasi klien, melainkan hanya merupakan tujuan pokok yang bis diterapkan pada perusahaan dagan yang melakukan penjualan secara kredit. Sejalan dengan lingkup pembahasan pada paragrap yang lalu, tujuan saldo rekening yang dipilih untuk ilustrasi dibatasi terutama pada penjualan dan piutang usaha.Untuk mencapai setiap tujuan audit tersebut, auditor menerapkan berbagai sisi perencanaan audit dan metodologi pengujian audit sebagaimana diterangkan pada bagian 2 dan bagian 3 (Bab 4-12-Buku 1). Tujuan khusu audit untuk siklus pendapatan yang dirumuskan berdasarkan metodologi tersebut dapat dilihat pada gambar tersebut adalah sebagai berikut:Singkatan audit yang dimaksudAT Keberadaan atau keterjadian (disingkatan dari ada atau terjadi)L Kelengkapan (disingkat dari lengkap)HK Hak dan kewajibanNA Penilaian dan pengalokasian (disingkat dari nilai dan aloksi)SU Penyajian dan pengungkapan(disingkat dari saji dan ungkap)Seperti akan dijelaskan kemudian, pencapaian tujuan atas kelompok transaksi juga akan memberi andil atas pencapaian tujuan atas saldo-saldo dan sebaliknya.

Kategori AsersiKelompok Transaksi Atau saldo Tujuan Khusus Audit

Keberadaan atau kategori Keterjadian

kelengkapan

Hak dan Kewajiban

Penyajian dan pengungkapan

Transaksi

Saldo

Transaksi

Saldo

Transaksi

Saldo

Transaksi

Saldo Transaksi- transaksi yang dicatat dalam pembukuan adalah barang yang telah dikirim atau jasa yang telah diberikan selama periode yang diperiksa (ATI)

Transaksi penerimaan kas yang dicatat dalam pembukuan adalah kas yang telah diterima selama periode yang diperiksa (AT2) Transaksi penyesuaian penjualan yang dicatat dalam pembukuan selama periode yang diperiksa merupakan potongan penjualan, retur dan potongan penjualan lainnya, serta penghapusan piutang yang telah mendapat otorisasi, (AT3)

Piutang usaha menunjukan jumlah tagihan kepada para pelanggan yang ada pada tanggal neraca(AT4)

Semua penjualan (1,1), penerimaan kas (1,2), dan penyesuian penjualan(1.3)yang dilakukan selama periode yang diperiksa telah dicatat

Piutang usaha meliputi semua tagihan kepada para pelanggan per tanggal neraca (1,4)

Perusahaan mempunyai hak atas piutang (HKI) dan kas (HK2) yang berasal dari transaksi- transaksi siklus pendapatan.

Piutang usaha pda tanggal neraca merupakan tagihan sah perusahaan terhadap para pelanggan untuk mendapatkan pembayaran (NA4).

Cadangan kerugian piutang merupakan jumlah selisih yang wajar antara piutang bruto dengan nilai bersih bisa direalisasi (NA5)

Detil penjualan (SUI), penerimaan kas (SU2), dan penyesuian penjualan (SU3), mendukung penyajian rekening- rekening yang bersangkutan dalam laporan keuangan termasuk pengklasifikasian dan pengungkapannya.

Piutang usaha telah diidentifikasi dan diklasifikasi dalam laporan keuangan dengan tepat (SU4).

Pengungkapan yang memadai atas piutang yang digadaikan telah dilakukan (SU5)

PENGGUNAAN PEMAHAMAN ATAS BISNIS DAN BIDANG USAHA UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDITPemahaman Bisnis dan Bidang Usaha klienAuditor mengembangkan strategi audit berdasarkan resiko salah saji material. Langkah pertama dalam menetapkan resiko adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidan usaha klien karena hal itu akan membantu auditor dalam: Memperkirakan total pendapatan klien dengan memahami kapasitas, pasar dan klien. Memperkirakan laba kotor dengan memahami pangsa pasar klien dan keuntungan kompotitif di pasar. Memperkirakan piutang bersih berdasarkan pemahaman atas periode pengumpulan piutang rata-rata pada perusahaan klien maupun bidang usaha yang sama.Selain itu proses memperoleh pendapatan membutuhkan berbagai macam biaya (seperti misalnya harga pokok penjualan atau biaya penjualan), sehingga pemahaman tentang pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan siklus-siklus lainnya.Materialitas Pendapatan merupakan tolok ukur volume aktivitas untuk hampir semua perusahaan. Pendapatan biasanyamemilki volume transaksi yang tinggi dan total pendapatan sangat penting bagi laporan keuangan sehingga pendapatan sering digunakan untuk menetapkan materialitas atas penugasan keseluruhan. Pendapatan juga menungkatkan piutang usaha dan berdampak pada kas dan aliran kas darioperasi.piutang usaha yang dihasilkan oleh transaksi-transaksi penjualan kredit hampir selalu material terhadap neraca.Seperti telah disinggung pada Bab 7- buku 1, karena adanya resiko salah saji yang tinggi pada pengauditan piutang usaha. Dan karena tingginya biaya pelaksanaan prosedu-prosedur tertentu yang digunakan dalam pengauditan piutang usaha (seperti misalnya biaya pengiriman permintaan konfirmasi piutang), maka auditor biasanya mengalokasikan sebagian besar materialitas laporan keuangan ke rekniang ini. Oleh karena itu, salah saji bisa ditoleransi (atau materialitas saldo rekening) untuk piutang usaha bisa relatif tinggi dibandingkan dengan rekening-rekening aktiva lain, seperti misalnya rekening aktiva tetap yang resiko bawaan dan biaya pengauditannya lebih rendah. Hal ini akan bermanfaat dalam mengurangi biaya pengumpulan bukti.Pemahaman tentang bisnis dab bidang usaha klien juga amat bermanfaat dalam memperkirakan besarnya transaksi-transaksi penyesuaian penjualan, potongan penjualan, dan retur serta potongan penjualan lainya yang bisa sangat berbeda antara bidang usaha yang satu dengan bidang usaha lainnya. Biaya kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang bisa cukup material terhadap laporan rugi laba dan neraca dalam perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi penjualan secara kredit. Sebagai kesimpulan, kelompok-kelompok transaksi dan saldo-saldo rekening yang membentuk siklus pendapatan biasanya mempunyaipengaruh yang material terhadap laporan keuangan. Untuk mendorong efektivitas dan efesien auditor dalam mencapai tujuan khusus audit dalam siklus ini, maka auditor harus cermat dalam mempertimbangkan resiko bawaan, resiko prosedur analitis, dan resiko pengendalian di kala ia memilih strategi audit untuk tujuan audit.Resiko BawaanDalam menetapkan resiko bawaan untuk asersi-asersi siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi asersi-asersi dalam berbagai siklus, termasuk siklus pendapatan, dan juga faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi-asersi tertentu dalam siklus pendapatan. Hal ini mencakup pula fakotr-faktor yang bisa memotivasi manajemen untukmelakukan salah saji dalam asersi-asersi pada siklus pendapatan seperti misalnya: Desakan untuk melaporkan pendapatan lebih tinggi dari jumlah sesungguhnya agar dapat mencapai jumlah pendapatan yang telah dicanangkan atau tingkat profitabilitas yang telah ditargetkan atau tingkat pendapatan perusahaan-perusahaan lain dalam bidang usaha yang sama, yang dalam kenyataannya tidak dapat dicapai karena pengaruh berbagai faktor seprti kondisi ekonomi global, nasional atau regional, atau karena manajemen yang buruk. Cara menaikan angka pendapatan dapat dilakukan misalnya dengan mencatat transaksi penjualan fiktif, membiarkan pembukuan tetap terbuka pada akhir tahun agar dapat memasukan penjualan tahun berikutnya ke tahun berjalan ( melanggar pisah batas), dan mengirim barang ke pelanggan yang tidak memesan pada akhir tahun dan mencatatnya sebagai penjualan periode berjalan, walaupun dalam kenyataannya barang tersebut dikembalikan oleh pelanggan pada tahun berikutnya. Dorongan untuk melaporkan kas dan piutang bruto lebih tinggi dari jumlah sesungguhnya atau melaporkan cadangan kerugian piutang lebih rendah agar laporan menunjukan tingkat modal kerja yang tinggi sehingga memenuhi ketentuan dalam perjanjian kredit.Faktor-faktor lain juga bisa berpengaruh terhadap timbulnya salah saji dalam asersi-aseris pada siklus pendapatan meliputi pula: Volume transaksi penjualan, penerimaan kas, dan tarnsaksi penyesuaian penjualan seringkali besar jumlahnya sehingga kemungkinan terjadi kesalahan cukup besar pula. Saat dan jumlah pendapatan yang akan diakui seringkali masih bisadiperdebatkan karena berbagai faktor seperti misalnya standar akuntansi yang mendua, perlu dilakukan estimasi, perhitungannya cukup rumit, dan adanya hak pembeli untuk mengembalikan barang yang dibelinya. Apabila piutang dipindahtangankan secara renteng, penggolongan transksi tersebut sebagai penjualan atau sebagai peminjam uang sering rancu. Penggolongan piutang sebagai aktiva lancar atau aktiva jangka panjang sering mengalami kendala karena adanya kesulitan dalam memperkirakan kemungkinan tertagihnya piutang ditahun yang akan datang atau adanya kejadian-kejadian yang tak terduga. Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang sangat rawan terhadap kemungkinan penyelewengan. Transaksi penyesuaian penjualan bisa digunakan untuk menutupi pencurian atau penggelapan penerimaan kas dari debitur dengan cara menaikan jumlah potongan, mencatat transaksi retur fiktif, atau menghapus piutang sebagai piutang tak tertagih.Mengingat adanya berbagai macam kemungkinan salah saji yang diakibatkan oleh hal-hal diatas yang bisa terjadi seandainya tidak ada pengendalian yang efektif, maka auditor harus selalu mempertimbangkan resiko bawaan dalam siklus pendapatan secara cermat dan berhati-hati. Menyadari resiko di atas, manajemen melalui prosedur penetapan resikonya seringkali menerapkan pengendalian intern yang ekstensif sehingga dapat mencegah.Resikio Prosedur AnalitsResikio Prosedur Analits adalah elemen resiko deteksi yang timbul dari kegagalan prosedur analitis dalam mendeteksi salah saji material. Prosedur analitis adalah prosedur yang murah biayanya, tetapi akan sangat tergantung pada pemhaman auditor atas bisnis dan bidang usaha kliennya. Prosedur-prosedur tersebut tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi persoalan-persoalan yang mungkin timbul dalam rangka memberikan jsa nilai tambah terhadap lporan keuangan. Beberapa contoh prosedur analitis yang bisa diterapkan pada siklus pendapatan dapat dilihat pada gambar 13-7.Langkah pertama dalam melaksanakan prosedur analitis adalah mendapatkan pemahaman tentang total pendapatan beserta (1) kapasitas klien dan (2) pasar klien untuk produk yang dijualnya. Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang kapasitas klien yaitu volume penjualan maksimum yang dapat dicapainya seandainya klien menggunakan penuh seluruh fasilitas dan tenaga kerja yang dimilkinya untuk memproduksi dan mengirimkan produk dan jasa yang dihasilkannya. Auditor harus sensitif terhadap volume penjualan dan membandingkan dengan kapasitas yangdigunakan, jumlah shift opersi, serta pengaruh perubahan musiman dalam bidang usahanya. Biasanya akan lebih efektif untuk menilai total pendapatan dengan cara menghubungkan pada aktivits bisnis daripada membandingkan pendapatan tahun ini dengan pendapatan pada tahun-tahun sebslumnya. Seringkali auditor melakukan prosedur analitis yang disesuaikan dengan bidang usaha spesifik klien dengan cara membandingkan pendapatandengan ukuran dari proses yang menghsilkan pendapatan tersebut sebagai contoh. Auditor bisa melakukan evaluasi kecenderungan-kecenderungan berikut: Pendapatan per jumlah jam kerja pegawai pabrik, untuk perusahaan yang melaksanakan proses produksi padat tenaga kerja (labor intensive) Pendapatan dihubungkan dengan aktiva-aktiva pabrik, untuk perusahaan yang melakukan proses produksi padat modal (capital intensive) Pendapatan per meter persegi ruang toko, untuk perusahaan pengecer . Pendapatan dibandingkan dengan tingkat hunian, untuk perusahaan seperti hotel atau perusahaan penerbangan.Pada saat mengevaluasi angka-angka tersebut, auditor juga harus sensitif terhadap kecenderungan yang terjadi atas produk-produk klien di pasar. Auditor harus bisa menilai kewajaran kenaikan pendapatan produsen barang-barang perlengkapan rumah tangga sementara pasaranpenjualan rumah tangga secara nasional sedang menurun. Atau kewajaran kenaikan tingkat hunian atau tarif kamar sebuah hotel sementara pesaing bermunculan memasuki pasar yang sama. Salah satu hal penting dalam penerapan prosedur analitis adalah memahami pangsa pasar klien, yaitu perbandingan antara pendapatan klien dengan total pendapatan di pasar untuk produk sejenis. Hal ini penting untuk dipahami karena perusahaan yang mendomonasi pangsa pasar seringkali memperoleh laba kotor yang lebih tinggi. Selain itu auditor perlu juga menilai periode pengumpulan piutang rata-rata pada perusahaan klien dan membandingkanya dengan periode pengumpulan piutang rata-rata pada bidang usaha yang sama.kenaikan pada periode pengumpulan piutang di perusahaan klien menunjukan bahwa piutang berkembang lebih cepat daripada volume penjualan yang berarti akan mengkonsumsi aliran kas untuk operasi sehingga bisa menimbulkan masalah likuiditas. Perusahaan yang sedang berkembang perlu sekali memonitor periode pengumpulan piutangnya karena setiap kenaikan penjualan biasanya diikuti dengan kenaikan piutang yang akan mengkonsumsi kas operasi. Apabila piutang naik lebih cepat daripada penjualan, maka itu bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan mengalami kenaiakn penjualan yang dibarengi dengan adanya kenaikan resiko kredit.Prosedur analitis lain bias dilakukan auditor dalam siklus pendapatan antar lain: Perutaran (turnover) piutang, yaitu rasio penjualan terhadap rata-rata total aktiva. Kecenderungan (trend) perkembangan laba kotor dibandingkan dengan kecenderungan perkembangan dalam pangsa pasar. Taksiran (estimasi) piuatan usaha berdasarkan pengetahuan auditor tentang volume penjualan perusahaan, harga, dan periode pengumpulan piutang masa lalu. Perbandingan piutang usaha dengan piutang usaha yang dianggarkan dalam anggaran kas perusahaan. Biaya kerugian piutang dibandingkan dengan penjualan kredit bersih. Biaya kerugian piutang dibandingkan dengan piutang tak tertagih sesungguhnya.

Rasio RumusManfaat dalam audit

Penjualan Berbanding Kapasitas

Pangsa pasar

Penjualan Berbanding Total Aktiva

Kenaikan piutang Berbanding Kenaikan penjualan

Hari rata- rata pengumpulan piutang

Biaya Kerugian Piutang Berbanding penjualan Kredi bersih

Biaya kerugian Piutang Berbanding Piutang Usaha Dihapus Penjualan Bersih: pengukur Kapasitas Nonfinansia

Penjualan bersi klien: Penjualan Bersih Industri

Penjualan Rata- rata Total Aktiva

(piutang usaha n: piutang usaha n-1)-19): (Penjualan n : penjualan n-1)

Rata- rata piutang usaha : penjualan x365

Biaya Kerugian Piutang: penjualan Bersih

Biaya kerugian piutang- piutang Usaha dihapus Sesungguhnya.Membantu dalam menetapkan kewajaran total pendapatan

Membantu dalam menetapkan kewajaran total pendapatan maupun laba kotor. Pangsa pasar yang besar biasanya dibarengi dengan laba kotor yang besar pula.

Rasio ini bermanfaat bagi perusahaan manufaktur dan perusahaan lainnya. Menggambarkan hubungan antara aktiva dengan pendapatan penjualan.

Rasio lebih besar dari 1 menunjukan bahwa piutang berkembang lebih cepat dari pada penjualan. Rasio yang besar bisa menunjukan adanya kemungkinan masalah pengumpulan piutang.

Bermanfaat untuk dibandingkan dengan rata- rata industri. Periode pengumpulan yang lebih panjang bisa mengindikasikan masalah pengumpulan piutang pengalaman masa lalu dan volume penjualan tahun berjalan bisa berguna dalam menaksir piutang bersih tahun berjalan.

Berguna dalam menilai kewajaran biaya kerugian piutang. Rasio yang lebih kecil bisa mengindikasikan ketidakcukupan cadangan untuk kerugian piutang.

Berguna dalam menilai kewajaran biaya kerugian piutang. Rasio yang lebih kecil bisa mengindikasikan ketidakcukupan cadangan untuk kerugian piutang.

PERTIMBANGAN KOMPONEN-KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNPada bagian berikut ini akan kita bahas empat dari lima komponen pengendalian intern untuk siklus pendapatan, yaitu lingkungan pengendalian, perhitungan resiko, informasi dan komunikasi (termasuk didalamnya sistem akuntansi), dan monitoring. Pemahaman mengenai keempat komponen tersebut diperlukan baik jika auditor menggunakan pendekatan tingkat resiko pengendalian ditetapkan lebih rendah. Sesuai dengan pembahasan ada bab 8- buku 1, pemahaman tentang penerapan aspek-aspek pengendalian intern diperoleh melalui reviw atas pengalamn amsa lalu dengan klien yang bersangkutan, mengajukan pertanyaan kepada manajemen dan personil lainnya, dan observasi atas aktivitas dan operasi siklus pendapatan. Seperti juga telah diterangkan pada bab 8- buku 1, pemahaman yang diperoleh auditor harus didokumentasikan dalam bentuk daftar pertanyaan yang telah diisi, bagan alir, dan/atau memorandum naratif.Penerapan komponen kelima, yaitu aktivitas pengendalian, akan dibahas pada bagian berikutnya dalam bab ini untuk ketiga kelompok utama transaksidalam siklus pendapatan.Lingkungan pengendalianLingkungan pengendalian terdiri dari beberpa faktor yang dapat mengurangi sejumlah resiko bawaan yang berkaitan dengan siklus pendapatan seperti telah diuraikan diatas. Di pihak lain, faktor-faktor ini bisa juga menungkatkan atau meniadakan efektivitas kompone-komponen pengendalian intern lainnya dalam pengendalian resiko salah saji dalam asersi-asersi siklus pendapatan.Faktor lingkungan pengendalian yang merupakan kunci dalam mengurangi resikokecurangan pelaporan keuangan (misalnya berupa pelaporan pendapatan dan piutang dalam jumlah lebih tinggi dari jumlah sesungguhnya) adalah kepatuhan manajemen untuk selalu menegahkan dan mempertahankan standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi. Aspek-aspek yang berkaitan dengan hal ini, misalnya menhilangkan hal-hal yag mendorong terjadinya pelaporan secara tidak jujur, seperti menetapkan target penjualan atau laba yang tidak realistis, dan menghilangkan hal-hal yang bisa mengganggu seperti adanya dewan komisaris atau komite audit yang tidak bekerja dengan serius atau tidak efektif.Beberapa risiko bawaan yang berkaitan dengan permasahan akuntansi yang bisa diperdebatkan, perhitungan yang rumit, dan estimasi akuntansi yang berhubungan dengan asersi-aseri siklus pendapatan bisa dikendalikan apabila manajemen telah menaati komitmen terhadap kompetensi untuk pejabat-pejabat di bagian keunagan dan personalia di bagian akuntansi. Dalam upaya memperoleh pemahaman tentang faktor ini, selain dengan mengajukan pertanyaan dan observasi terhadap personil, auditor juga perlu mempertimbangkan pengalaman masa lalu dengan klien dan mereviw arsip personalia.Selain itu beberapa risiko bawaan sepertitelah disinggung diatas akan dapat dikurangi atau dipengaruhi pula oleh karakteristik falasah dan gaya operasi manajemen yang bisa mencerminkan perilaku dan tindakan dalam pelaporan keuangan. Beberapa contoh, yang mencerminkan karakteristik tersebut misalnya kebiasaan manajemen dalam pemilihan prinsip akuntansi dari berbagai alternatif yang ersedia, apakah bersikap hati-hati dan konservatif, misalnya dalam mengistemasi kerugian piutang dan retur penjualan.Lingkuangan pengendalian akan semakin baik apabila penetapan wewenang dan tanggungjawab untuk semua kegiatan dalam siklus pendapatan dikomunikasikan dengan jelas antara lain dengan uraian tugas tertulis. Manajemen senior harus menetapkan tingkat akuntabilitas yag tepat untuk digunakan oleh sumber daya perusahaan dalam upaya memperoleh pendapatan dan laba. Namun ,seperti telah disinggung diatas, apabila sasaran yang harus dicapai tidak realistis, maka hal itu akan mendorong terjadinya pelaporan pendapatan dan laba yang dibuat lebih tinggi dari jumlah sesungguhnya upaya bisa mencapai target.Perusahaan sering pula menerapkan sejumlah praktek dan kebijakan di bidang sumber daya manusia khususnya untuk pegawai-pegawai yang menanganipenerimaan kas karena kerentanan kas terhadap penyelewengan. Sebagai contoh, banyak perusahaan mempertanggungjawabkan pegawai yang bertugas menangani kas(bendahara atau kasir). Pertangguangan pada umumnya dilakukan dengan menutupi asuransi terhadap kemungkinan kerugian akibat pencurian kasdan penyelewengan lain oleh pegawai. Perusahaan asuransi yang akan menjadi penanggung, biasanya akan menyeelidiki kejujuran dan integritas pegawai yang bersangkuatan dalam jabatannya di masa lalu. Pertanggunagan ini akan memberi sumbangan terhadap lingkungan pengendalian dalam dua hal berikut : (1) mencegah pengangkatan atau melanjutkan penempatan pegawai yang tidak jujur, dan (2) mencegah terjadinya kecurangan karena para pegawai tahu bahwa perusahaan asuransi akan sangat ketat menyelidiki dan menuntut setiap tindakan kecurangan. Praktik lain adalah menetapkan kebijakan berupa kewajiban bagi pegawai yang bertugas menangani kas untuk menjlani cuti dan melakuakan rotasi jabatan secara periodik. Kebijakan semacam ini akan membuat pegawai menyadari bahwa ia tidak bisa selamanya menutupi kecurangan, karena pegawai pengganti akan dapat menemukan kecurang selama ia tidak bertugas.Perhitungan RisikoSeperti telah diuraikan pada bab 8-buku 1, perhitungan risiko manajemen untuk pelaporan keuangan adalah sam dengan penetapan risiko bawaan yang dilakukan oleh auditor ekstern. Kesungguhan manajemen untuk mengidentivikasikan risiko yang berkaitan dengan transaksi-transaksi siklus pendapatan dan saldo-saldo seperti telah diuraikan diatas, dibarengi dengan komitmen untuk melaksanakan aktivitsa pengendalian, akan mengurangi terjadinya salah saji. Auditor akan memusatkan perhtian pada risiko yang timbul sebagai akibat adanya perubahan, seperti misalnya sumber-sumber pendapatan baru, diberlakukannya prinsip akuntansi baru yang berkaitan dengan transaksi-transaksi pendapatan, dan dampak perkembngan aktivitas siklus pendapatan yang cepat terhadap akuntansi dan pelaporan perubahan personalia.Informasi dan komunikasi ( Sistem akuntansi)Hal terpenting yang disoroti pada komponen ini akan berkaitan dengan sistem akuntansiyang digunakan untuk mengolah transaksi-transaksi siklus pendapatan dan saldo-saldo. Untuk memahami sistem akuntansi pendapatan diperlukan pengetahuan tentang bagaimana (1) penjualan diawali (2) barang dan jasa dikirim, (3) piutang dicatat, (4) kas diterima, dan (5) penyesuaian penjualan dilakukan termasuk metode pengolahan data dan dokumen serta catatan yang digunakan.Gambar 13-8 adalah bagan alir yang melukiskan komponen-komponen utama sistem berbantuan komputer untuk mengolah transaksi-transaksi siklus pendapatan yang terdiri dari: penjualan kredit, penerimaan kas dari pelaggan,retur penjualan, dan penghapusan piutang tak tertagih. Bagan alir ini tdak menunjukan semua dokumen, catatan, pengolahan, atau rekening yang terlibat. Bagan alir yang lebih detil akan disajikan kemudian dibagian lain bab ini.

Gambar 13-8Pengolahan transaksi dalam Siklus Pendapatan

Order penjualanTRANSAKSI PENJUALAN TRANSAKSI PENERIMAAN KASTRANSAKSI RETUR PENJUALAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANGFUNGSI

OTORISASI Retur penjualan & penghapusan piutangBukti penerimaan dan pembeliDokumen pendukung pengiriman barang jasa

MASUKKAN DATAMASUKKAN DATA

MASUKKAN DATAINPUT

PROGRAM AKUNTANSIPENGOLAHAN

Ikhtisar buku besarMemo kreditFile transaksi penerimaan kasFile transaksi buku besa rFile transaksi

Buku besar

Jurna penjualanFaktur penjuala

Jurnal penerimaan kas

File induk piutang dagangFile induk buku besarfile induk pelangganOUTPUT

Macam-macam laporan

FILE OUTPUTPENCETAKAN OUTPUT

Ketentuan-ketentuan tentang pengolahan dan pelaporan tarnsaksi-transaksi dan saldo saldo siklus pendapatan harus dicantumkan dalam buku pedoman rekening (chart of accounts), buku pedoman kebijakan akuntansi, buku pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, dan bagan alir sistem, yang kesemuanya iu merupakan bagian penting dari komponen pengendalian intern ini.PemonitoranKomponen ini harus memberikan umpan balik kepada manajemen tentang apakah pengendalian intern yang berkaitan dengan transaksi-transaksi dan saldo-saldo siklis pendapatan telah berjalan sebagaimana direncanakan. Auditor harus mendapat pemahaman mengenai umpan balik ini dan meniliti apakah manajemen telah melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan berdasarkan informasi yag diterima dan aktivitas pemonitoran. Informasi bisa diterima dari (1) para pelanggan tentang adanya kasalahan dalam faktur, (2) badan pengatur tentang ketidakasesuaian dengan kebijakan pengakuan pendapatan atau hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian intern, dan (3) auditor ekstern tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan material. Dalam pengendalian intern yang relevan yang diperoleh dari audit periode sebelimnya. Untuk mereviw pengaruh temuan auditor intern terhadap pekerjaan auditor, bacalah bahasan yang bersangkutan dengan hal ini pada bab 8 (buku 1) di halaman 322-324.

Strategi Awal Risiko Pengendalian dan Strategi Awal AuditDalam pembahasan yang lalu telah disinggung bahwa prosedur-prosedur yang dilakukan auditor dalam rangka mendapatkan pemahaman empat komponen pengendalian intern mencakup pula rangcangan kebijakan dan prosedur, dan apakah hhal-hal tersebut telah dilaksanakan. Perlu diingat bahwa dalam proses mendapatkan pemahaman keempat komponen tersebut, auditor akan bisa memahami aktivitas pengendalian tambahan yang berkaitan dengan suatu asersi. Namun demkian, prosedur-prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tidak mencakup efektivitas pengendalian tersebut. Tanpa adanya bukti tenyang seberapa efektif pengendalian tersebut dalam pelaksanaannya, risiko pengendalian biasanya ditetapkan auditor pada tingkat maksimum.Setelah diperoleh bukti mengenai efektivitas pelaksanaaan pengendalian yang diperoleh secara berbarengan dengan prosedur-prosedur untuk memproleh pemahaman. Auditor bisa melakukan penilaian tentang risiko pengendalian berdasarkan bukti-bukti tersebut. Dalam hal demikian, jaminan terbatas tentang efektivitas pengendalian tersebut bisa diperoleh melalui prosedur pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi atas bukti-bukti dokumen. Kebanyakan auditor akan menerapkan risiko pengendalian untuk asersi-asersi tertentu pada tingkat sedikit di bawah maksimum atau tinggi. Namun untuk asersi-asersi siklus pendapatan yang tidak direncanakan auditor akan ditetapkan risiko pengendaliannya pada tingkat rendah, auditor harus mempunyai pengetahuan yang diperlukan untuk mengidentivikasi jenis-jenis salah saji potensial yang bisa terjadi untuk kemudian dilanjutkan dengan perancangan pengujian subtantif. Strategi audit tergantung pada jenis dan sifat bisnis serta bidang usaha. Apabila sumber pendapatan tidak banyak, auditor bisa mengendalikan pada prosedur analitis dan pengujian subtantif atas detil transaksi dan saldo.Pada kebanyakan perusahaan, siklus pendapatan biasanya material dan terdistribusi pada banyak pelanggan dan transaksi. Dalam keadaan seperti itu, akan lebih efesien untuk merencanakan penetapan risiko pengendalian pada tingkat yang rendah dan menetapkan strategi audit dengan pengujian pengendalian yang sgnifikan. Untuk asersi-asersi siklus pendapatan semacam itu yang direncanakan auditor akan ditetapkan risiko pengendaliannya pada tingkat rendah, biasanya auditor perlu mendapat pemahaman tentang aktivitas pengendalian intern dan melakukan pengujian pengendalian tambahan untuk pengendalian-pengendalian tersebut.Pengendalian intern kunci biasanya meliputi pengendalian aplikasi komputer, dan strategi audit yang efektif biasanya membutuhkan pemahamn tentang pengendalian umumdan pengendalian aplikasi komputer. Pengendalian aplikasi spesifik dan pengujian pengendalian yag bersangkutan akan dibahas kemudian untuk setiap kelompok transaksi utama dalam siklus pendapatan.AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENJUALAN KREDITOrder penjualan bisa disampaikan langsung ke perusahaan, melalui telepon, pos, pegawai bagian penjualan, fax, atau electronic data interchange. Barang bisa diambil oleh pembeli atau dikirmkan oleh penjual. Transaksi penjualan bisa dicatat secara manual atau dengan bantuan komputer. Dalam hal perusahaan menggunakan sistem komputer, transaksi bisa dicatat secara real time, atau diolah per bacth. Ativitas pengendalian untuk transaksi penjualan harus dirancang dengan memperhatikan berbagai hal di atas.Dalam uraian berikut, kita akan mulai dengan mengidentifikasi berbagai dokumen dan catatan yang umum digunakan dalam pengolahan transaksi tersebut. Selanjutnya akan dibahas setiap fungsi yang terlibat dalam pengolahan transaksi ini, dan bagaimana aktivitas pengendalian saling berkaitan untuk mengurangi risiko salah saji dalam asersi-asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oelh transaksi-transaksi penjualan.Dewasa ini, hampir semua perusahan yang membutuhkan audit telah menggunakan sistem akuntansi berbantuan komputer. Oleh karena itu, buku ini akan menelaah bagaiman manajemen menerapkan aktivitas pengendalian terprogram. Seperti telah disinggung pada bab 8 dan 9-buku 1, pengendalian komputer terdiri dari dua jenis, yaitu: Pengendalian umum yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi yang berkaitan dengan aplikasi komputerisasi akuntansi individual, seperti misalnya siklus pengeluaran .Apabila pengendalian umum efektif, maka pengendalian aplikasi jarang bisa diandalkan. Untuk tujuan pembahasan selanjutnya, kita akan menganggap bahwa pengendalian umum telah efektif, demikian pula prosedur-prosedur yang digunakan perusahaan untuk menyelidiki masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pengendalian aplikasi.Selanjutnya dibawah ini akan dibahas tentang prosedur-prosedur yang digunakan oleh auditor untuk (1) mendapatakan mendokumentasikan pemahaman tentang struktur pengendalian intern, dan (2) melakukan pengujian pengendalian yang digunakan untuk melakukan penetapan akhir risiko pengendalian atas transaksi pembelian.DOKUMENTASI DAN CATATANBerbagai dokumen dan catatan yang biasanya digunakan perusahaan besar dalam pengolahan transaksi penjualan kreedit adalah sebagai berikut: Order dan pembeli. Permintaan untuk membeli barang dagang dari pemebli diterima perusahaan langsung dari pembeli atau melalui pegawai bagian penjualan. Permintaan bisa disamapaikan dengan menggunakan formulir yang sediakan penjual atau dengan menggunakan formulir order pemeblian dari si pembeli. Order penjualan. Formulir ini berisi keterangan, kuantitas dan informasi lain sesuai dengan order dari pembeli. Dokumen ini merupakan dasar untuk mengawali transaksi dan mengolah pesanan dari pembeli oleh pihak penjual. Dokumen pengiriman. Dokumen ini digunakan untuk menunjukan detil dan taggal setiap pengiriman. Salah satu bentuk dokumen ini adalah Dokumen angkutan (bill of lading) yang merupakan pemberitahuan formal tentang penerimaan barang untuk diangkut oleh pihak pengangkut. Bentuk lain bisa juga berupa slip barang kiriman yang berisi penjelasan rinci tentag barang yang dikrirm. Faktur penjualan. Dokumen ini berisi keterngan atau hal-hal yang berkaitan dengan suatu penjualan. Seperti jumlah yang harus dibayar pembeli, termin dan taggal penjualan. Faktur digunakan untuk menagih pembeli dan merupakan dasar pencatatan penjualan. Daftar harga. Suatu daftar atau file induk komputer yang berisi harga resmi yang ditetapkan untuk semua barang yang ditawarkan perusahaan. File transaksi penjualan. Suatu file komputer yang berisi transaksi-transaksi penjualan yang telah dilaksanakan. File ini digunakan untuk mencetak faktur penjualan dan jurnal penjualan, memutahirkan piutang usaha, persediaan serta file induk buku besar. Jurnal penjualan. Jurnal yang berisi daftar semua transaksi penjualan yang telah dilaksanakan. File induk pelanggan. Berisi informasi untuk pengiriman dan penagihan ke masing-masing pelanggan, serta batas kredit masing-masing pelanggan. File induk piutang usaha. Berisi informasi tentang transaksi penjualan dengan masing-masing pelangggan dan saldo tagihan kepada para pelanggan. File ini digunakan untuk pencattan dalam buku pembantu piutang usaha. Laporan piutang bulana. Laporan ini dikirim ke setiap pelanggansecara bulanan. Dalam laporan ini ditunjukan saldo tagiha perusahaan kepada pelanggan yang bersangkutan pada awal bulan, transaksi yang terjadi selama bualn yang bersangkutan serta salso akhir bulan.FUNGSI-FUNGSIPengolahan transaksi pendapatan melibatkan fungsi-fungsi pendapatan berikut: Pelayana awal penjual. Kegiatan pelayanan awal dalam proses penjualan barag atau jasa kepada pembeli/pelanggan meliput: Penerimaan order dari pembeli Pemberian persetujuan kredit Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa meliput: Pemenuhan pesanan Penyerahan order penjualan Pencatatan penjualan. Pengakuan formal pendapatan oleh suatu perusahaan meliput: Penagihan kepada pembeli Pencatatan penjualanSetiap fungsi utama diatas harus dijabat oleh orang atau bagian yag berbeda sehingga terdapat pembagian tugas. Fungsi-fungsi, aktivitas pengendalian yang diterapkan, asersi-asersi relevan serta tujuan khusus audit akan dijelaskan dalamuraian berikut. Gambar 13-9 merupakan contoh prosedur pengendalian terprogram yang berkaitan dengan masing-masing fungsi.

PELAYANAN AWAL PENJUALANPada umumnya permulaan suatu transaksi penjualan adalah berupa proses pemberian persetujuan atas suatu transaksi dengan pihak ketiga yang independen. Dalam perusahaan kecil fungsi-fungsi yang akan diterangakan berikut ini kadang-kadang dirangkap oleh orang atau bagian tertentu/ proses pemberian persetujuan kredit diperlukan untuk menjamin bahwa barang yang dikrim akan di bayar tepat waktu. Dalam perusahaan besar, fungsi-fungsi berikut ini umumnya ditangani oleh orang atau bagian yang berbeda.Gambar 13- 9 pertimbangan risiko pengendalian transaksi penjualan kredit.FungsiSalah saji potensialPengendalian komputer pengendalian manual dengan huruf miring

ATI 11HKINAISU 1

Pelayanan awal penjualan kredit.

Pengiriman barang & jasa.

Pencatatan penjualan.

semua fungsi Penjualan bisa dilakukan kepada pembeli yang belum mendapat persetujuan.

Penjualan bisa dilakukan tanpa persetujuan kredi.

Barang bisa dikeluarkan dari gudang untuk order yang belum disetujui.

Barang yang dikirimkan tidak cocok dengan barang yang dipesan.

Bisa terjadi pengiriman tanpa persetujuan.

Barang yang dipesan mungki tidak dikirim.

Barang telah dikirim tetapi belum ditagih.

Penagihan bisa dilakukan

Terhadap transasksi fiktif atau terjadi penagihan ganda.

Faktur penjualan mungkin mencantumkan harga yang salah

Faktur penjualan mungkin mencantumkan harga yang salah.

Faktur mungkin tidak dijurnal atau tidak dibukukan kerekening pelanggan.

Faktur mungkin dibukukan kerekening pelanggan yang salah.

Kekeliruan mungkin terjadi pada pencatatan faktur penjualan.

Penjualan bisa dilakukan kepada pembeli yang belum mendapat persetujuan atau hasil penjualan tidak bisa ditagih.Hanya bagian kredit yang bisa menambahkan nama pembeli baru ke dalam file indukpelanggan.

Komputer mencocokan nama pembeli dalam order penjualan dengan file induk pelanggan.

Komputer mencocokan jumlah dalam order penjualan dengan persetujuan kredit pada file induk pelanggan.

Komputer mencocokan semua barang yang dikeluarkan dari persediaan (persediaan perpetual) dengan order penjualan yang tela disetujui.

Pengecekan independen oleh petugas pengiriman mengenai kecocokan antara barang yang diterima dari gudang order penjualan yang telah disetujui.

Komputer mencocokan dokumen pengiriman bernomor urut tercetak dengan order penjualan yang telah dusetujui untuk setiap pengiriman.

Komputer mencetak laporan oreder yang belum dipenuhi.

Komputer mencetak laporan tentang semua barang yang telah dikirim tetapi belum ditagih.

Komputer memeriksa pemakaian semua faktuf penjualan bernomor urut tercetak.

Komputer membandingkan kontrol total untuk dokumen- dokumen pengiriman dengan total yang bersangkutan untuk faktur penjualan. Penjualan dicatat hanya atas dasar faktur penjualan.

Komputer mencocokan informasi dalam faktur penjualan dengan informasi pengiriman yang bersangkutan.

Komputer membandingkan kontrol total untuk dokumen-dokumen pengiriman denga total yang bersangkutan untuk faktur penjualan.

Komputer membandingkan tanggal faktur denga periode akuntansi.

Komputer mencocokan harga jual dengan daftar harga yang ditetapkan perusahaan dan order penjualan.

Komputer mengecek kebenaran penjumlahan saldo awal piutang ditambah penjualan dengan jumlah saldo akhir rekening piutang

Komputer mencocokan nomor pelanggan dalam faktur penjualan dengan nomor pelanggan dalam order penjualan.

Pengiriman laporan bulanan kepada para pelanggan disertai dengan tindak lanjut jika ada keberatan dari pelanggan.

Pengendalian manajemen.

Manajemen pada tingkat yang sesuai melakukan review penjualan dan pengumpulan piutang secara teratur,C

C

C

D

D

C

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

C

D

D

D

D

D

D

D

Penerimaan order dari pembeli. Order dari pembeli atas barang yabg di tawarkan perusahaan hanya akan diterima apabila memenuhi kriteria yang telah ditetapkan manajemen. Perusahaan biasanya memiliki daftar pelanggan yang telah memenuhi kriteria perusahaan dalam data base di komputer beserta batas kreditnya masing-masing. Apabila calon pembeli tidak tercantum dalam daftar pelanggan, maka diperlukan persetujuan dari bagian kredit terlebih dahulu.Pada kebnyakan perusahaan, tahap berikutnya adalah membuat order penjualan. Tahap ini merupakan awal bukti dokumen yang digunakan dalam alur transaksi sebagai pendukung atas asers- keberadaan atau keterjadian transaksi penjualan dan dengan demikian berkaitan dengan tujuan khusus audit berkode AT1 pada gambar 13-9. Informasi tentang telah dipenuhi atau belum dipenuhinya order penjualan biasanya diselenggarakan dalam file komputer yang bersangkutan.Persetujuan kredit. Pemberian persetujuan kredit dilakukan oleh kredit berdasarkan kebijakan serta batas kredit yang disetujui untuk masing-masing pelanggan. Biasanya komputer dapat diprogram untuk membandingkan saldo piutang yang ada dari seorang pelanggan, ditambah penjualan yag akan dilakukan denganbatas kredit bagi pelanggan yang bersangkutan dalam file induk. Pemisahan fungsi penerimaan order dengan fungsi pemberian persetujuan kredit akan dapat mencegah terjadinya penjualan berisiko yang dilakukan pegawai bagian penjualan sekedar untuk mengejar target penjualan.Pengecekan kredit harus dilakukan tarhadap semua pelanggan baru. Disetujui atau tidak disetujuinya penjualan kredit kepada setiap calon pembeli oleh departemen kredit dimasukan ke dalam file induk piutang usaha.pengendalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi . jumlah yang melebihi taksiran kas yang diharapkan dapat diterima dari transaksi tersebut. Dengan demikian pengendalian ini berkaitan dengan asers- penilaian atau pengalokasian (NA1) untuk transaksi penjualan. Pengendalian atas pemberian persetujuan kredit memungkinkan manajemen untuk menaksir besarnya cadangan dalam jumlah yang lebih bisa dipercya. Dengan demikian pengendalian ini juga berkaitan dengan asersi penilaian atau pengalokasian untuk cadangan kerugian piutang (NA5)Pengiriman Barang atau Jasa Pengiriman barang atau jasa adalah peristiwa ekonomi yang berakibat terjadinya perubahan pemilikan dan terjadinya hak atas piutang.Pemenuhan order penjualan kebijakan perusahaan biasanya melarang pengeluaran barang dari gudang tanpa didukdung oleh oreder penjualan yang telah disetujui. Untuk komputer diprogram sedemikian rupa agar selalu dilakukan pencocokan antara barang dikeluarakan dari catatan persediaan perpetual dengan barang yang tercantum dalam oreder penjualan yang telah disetujui. Prosedur pengendalian ini dirancang untuk mencegah barang keluar dari gudang tanpa persetujuan untuk itu. Gudang akan menerima copy elektronik berisi order-oreder penjualan yang telah disetujui sebagai otoritas untuk memenuhi pesenan dan menyerahkan barang ke bagian pengiriman. Hal ini merupakan bukti bahwa penjualan telah terjadi (AT1).Pengiriman barang yang dipesanPemisahan antara pemberian persetujuan dan pemenuhan order dengan pengiriman barang yang dipesan dimaksudkan untuk mencegah pegawai bagian penjualan melakukan pengiriman barang tanpa persetujuan. Selain itu, pemisahan ini dimksudkan pula agar pegawai pengiriman melakukan pengecekan manual yang amat penting artinya untuk memastikan bahwa (1) barang yang diterima dari gudang yang telah mendapat persetujuan, dan (2) order telah dipenuhi dengan benar (barang yang diterima sesuai dengan detil order penjualan (AT1).Fungsi pengiriman juga mencakup penyiapan dokumen pengiriman atau dokumen angkutan. Dokumen pengiriman bisa dibuat secara manual dengan formulir bernomor urut tercetak, atau bisa juga ada dalam komputer di tambah dengan data pengiriman yang sesuai, seperti jumlah barang yang dikirm, perusahaan pengangkut, biaya angkutan dan sebagainya.Dokumen pengiriman merupakan bukti bahwa barang benar-benar telah dikirimkan. Dengan demikian, dokumen ini merupakan bukti dokumen bentuk lain yang menjadi pendukung terhadap asersi keberadaan atau keterjadian transaksi penjualan (AT1) . sejumlah file dokumen pengiriman biasanya diselenggarakan dalam komputer dan informasi pada slip barang dibandikan dengan order penjualan (AT1). Komputer melakukan pengecekan periodik atas dokumen pengiriman dan memastikan bahwa order penjualan telah diikuti dengan pengiriman barang dan selanjutnya, dibuat faktur penjualan berdasarkan setiap dokumen pengiriman. Hal ini menjadi bukti terhadap asersi kelengkpan transaksi penjualan (L1).PENCATATAN PENJUALANProses pencatatan penjualan meliput pembuatan dan pengiriman faktur penjualan (penagihan) kepada pembeli dan mencatat faktur penjualan dengan teliti dan pada periode akuntansi yang tepat (pencatatan penjualan).Penerimaan faktur (penagihan ) Hal yang sangat diperhatika auditor dalam hal penagihan ialah bahwa pembeli ditagih (1) untuk semua pengiriman, (2) hanya untuk pengiriman sesungguhnya (tidak ada penagihan dobel atau transaksi fiktif), dan (3) pada harga yag telah disetujui. Rancngan pengendalian untuk mengurangi risko penghilangan, duplikasi, harga yang tidak benar, dan jenis-jenis kekeliruan lain dalam proses penagihan (dan tujuan khusus audit yag bersangkut) meliput hal-hal berikut: komputer mencocokkan informasi dalam faktur penjualan dengan order penjualan dan informasi dalam dokumen pengiriman (AT1) Komputer mencocokkan harga jual dengan daftar harga yang ditetapkan perusahaan dan harga dalam order penjualan untuk membuat faktur penjaualn (NA1) Program komputer mengecek ketelitian perhitungan dalam faktur penjualan (NA1) Perbandingan kontrol total untuk dokumen pengiriman dengan total yang bersangkutan untuk faktur penjualan (NA1 DAN L1).Arsip salinan faktur-faktur penjualan diselenggarakan oleh bagian penagihan catatan komputer yang berkaitan dengan penagihan diselenggarakan dalam file transaksi penjualan.Pencatatan penjualan Hal terpenting yag harus diperhatikan auditor dalam fungsi ini ialah kepastian bahwa faktur penjualan telah dicatat dengan benar dan pada periode yang tepat. Penentuan periode yang tepat berkaitan dengan kapan pendapatan diperoleh, yang kebanyakan ditetapkan berdasarkan kapan barang dikirim.Dalam sistem berkomputer, file transaksi penjualan yang dibuat pada proses penagihan digunakan untuk (1) memutahirkan piutang usaha, persediaan dan file induk buku besar, dan (2) menghasilkan jurnal penjualan ikhtisar transaksi buku besar yag menunjukan posting ke masing-masing rekening buku besar. Pengendalian atas pencatatan (dan tujuan khusus audit yang bersangkutan) meliput: penjualan hanya dicatat berdasar faktur penjualan yang dilampiri dengan dokumen pengiriman serta order penjualan yang membuktikan penjualan dan tanggal transaksi (AT1 dan NA1). Akuntansi untuk semua faktur penjualan bernomor urut tercetak (L1). Hasil penjumlahan cocok dengan jumlah saldo awal piutang, tambah penjualan yang telah diposting dikurangi dengan saldo akhir piutang (L1,AT1, NA1). Melakukan pengecekan periodik secara independen tentang kecocokan antara buku pembantu piutang usaha atau file induk dengan rekening kontrol buku besar (NA4).Gambar 13-10 Bagan Alir Batch-Entry, Pengolahan On-

Daftar hargaPengendalian perpetualFile indik planggan

Masukan order penjualan.

Order penjualan PROGRAM ORDER: Menjadi dan check pengkreditanCerak Order penjualan.

Order terbuka

Otoritas untuk mengambil barang

PROGRAM PENGIRIMAN mendapatkan order terbuka;menambahkan data pengiriman mencetak dokumen pengiriman

Persediaan perpetualMasukan data barang yang dikirimkan.

Dokumen pengiriman.

File pengiriman

Order belum dipenuhi dan bachk order.

PROGRAM PENAGIHAN Mendapatkan orderdata perintah pengiriman, membuat faktur, memasukan data kedalam file transaksi penjualanFaktur penjualan

File transaksi penjualanLaporan penyampangan

Fakttur penjualan

Buku besar FILE INDUK PRODRAM PEMUTAHIRAN memutahurkan file-file induk,mencetak jurnal penjualan, buku besar, laporan bulanan

File induk buku besar

Laporan penyampangan

Laporan bulanan

File induk piutang dagang

Laporan penjualan harian

Dua pengendalian manual yang pentig untuk dikerjakan dalam suatu sistem pengendalian yang dirancang dengan baik meliput: Pengiriman laporan bulanan kepada pelanggan dengan permintaan untuk memberitahu untuk memberitahu jika terdapat selisih kepada pejabat pengawas akuntansi yang ditunjuk dan tidak terlibat dalam proses pelaksanaan dan pencatatan transaksi- transaksi siklus pendapatan (menyangkut semua tujuan siklus pendapatan ). Penetapan review secara teratur oleh pejabat pada tingkat yang sesuai dan kewajiban manajer penjualan untuk membuat analisa penjualan per produk, divisi,petugas penjualan, atau wilayah, dan membandingkan dengan anggaran (menyangkut semua tujuan transaksi penjualan).manajer penjualan juga harus bertanggungjawab atas laba kotor serta pengumpulan piutang serta penghapusan piutang. CONTOH SISTEM UNTUK PENGOLAHAN PENJUALAN KREDITDalam praktik dijumpai banyak variasi pada sistem yang digunakan untuk melaksanakan fungsi- fungsi yang terlibat dalam pengolahan transaksi penjualan kredit. Gambar 13-10 melukiskan bagan alir dari suatu sistem batch entry, pengolahan on- line yang menyangkut sebagian besar pengendalian yang telah diuraikan diatas. Gambar ini menunjukan informasi- informasi penting untuk mendokumentasikan pemahaman auditor atas pengendalian intern yang meliputi: (1) fungsi- fungsi utama,(2) dokumen alur audit, (3) laporan- laporan utama yang dihasilkan sistem, dan (4) program komputer serta file- file yang tercakup dalam sistem akuntansi. Tidak semua dokumen didokumentasikan dalam baganir ini, karena auditor hanya membutuhkan pemahaman yang cukup untuk merencanakan audit. Bagan alir menunjukan jejak yang dilewati transaksi mulai dari awal transaksi sampai kepencatatan transaksi tersebut di buku besar, yang mendukung laporan keuangan. Auditor juga harus mendokumentasikan aktivitas penting atau prosedur pengendalian yang dibarengi dengan uraian singkat tertulis seperti contoh berikut ini:

Setelah order diterima, petugas dibagian penjualan menggunakan komputer on- line dan program order untuk memastikan bahwa pembeli telah mendapat otorisasi dan order tidak melewati batas untuk pembeli yang bersangkutan. Jika pembeli merupakan pembeli baru, maka order harus diteruskan kebagian kredit untuk diteliti dan ditetapkan batas kreditnya, dan selanjutnya informasi tentang pembeli dimasukan kedalam komputer dalam file induk pelanggan yang disetujui perusahaan. Program juga mengecek file induk persedian untuk memastikan bahwa barang ada dalam persediaan dan mendapatkan barang untuk order penjualan berdasarkan informasi yang terdapat dalam file induk barga yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila orser disetujui, komputer memasukan order tersebut ke dalam file order terbuka dan satu copy order penjualan dicetak oleh printer di bagia order penjualan untuk dikirimkan kepada pembeli. Apabila order ditolak, pesan akan di tampilkan pada terminal dan mmmenjemmmmenjelaskan alasan penolakan.Sistem Penjualan Kredit

Menjelaskan alasan penolakan.Order yang telah disetujui secara elektronis diteruskan ke gudang sebagai perintah untuk menyiapkan barang yang akan diterima ke bagian pengiriman.bagian gudang menyiapkan slip barang dan menyerahkan barang ke bagian pemerintah. Di bagian pengiriman, petugas pertama-tama mencocokan antara barang yang di terima dengan oreder penjualannya. Selanjutnya petugas mengunakan terminal on-line dan program pengiriman unuk mendapatkan order penjualan yang bersangkutan dari file order penjualan terbuka dan menambahkan data pengiriman yang sesuai. Sistem persediaan perpetual juga dimutahirkan untuk pengiriman barang tersebut. Berikutnya komputer mentransfer transaksi dari file order penjualan terbuka ke file pengiriman dan menghasilkan dokumen pengiriman bernomor urut tercetak pada printer di bagian pengiriman. Setiap dari diterbitkan daftar order yang belum dipenuhi dan back order (order yang dipenuhi melalui beberapa pengiriman).Faktur penjualan akan dihasilkan secara otomatis berdasarkan barang tyang telah dikirim. Komputer mengecek informasi penjualan dan data mengenai barang yang dikirim dengan data yag dimasukan dalam penjualan dan pengiriman.komputer akan membari hsrgs psds faktur penjualan berdasarkan informasi dalam order penjualan dengan mengecek ketilitian angka-angka dalam faktur penjualan. Komputer juga mengecek tanggal pengiriman dengan tanggal pada faktur penjualan. Setiap kali penagihan diselesaikan, komputer memasukan hal itu dalam file transaksi penjualan. Setelah semua transaksi dalam batcb diproses, program penagihan akan membandingkan total faktur dengan total pengiriman pada hari yang bersangkutan.File transaksi diproses dan dipositing ke file transaksi penjualan, file induk piutang usaha, dan file induk buku besar. Selanjutnya dibandingkan pula saldo awal ditamba transaksi yang diproses dengan saldo akhir, segerah sebelum transaksi dipositing. Jika ditentukan perbedaan tersebut akan dicetak dalam laporan perbedaan,dan transaksi ini disimpan dalam file khusus untuk diklarifikasikan oleh pengawas penagihan.Program juga menghasilkan laporan bulnan. Semua komentar dari pelanggan setelah yang bersangkutan menerima laporan bulanan, diterima langsung kepada kontroler untuk ditindaklanjuti. Program terpisah juga akan mencetak laporan penjualan harian yang menunjukan , laba kotor, dan persediaan yag ada per produk untuk direview oleh manajemen. Manajemen juga harus menindaklanjuti semua piutang lewat waktu dengan bagian kredit.

MENDAPATKAN PEMAHAMAN DAN MENYATAKAN RISIKO PENGENDALIAN Auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai siklus penjualan yang cukup memadai untuk merencanakan audit. Hal ini diperlukan auditor agar ia mampu untuk (1) mengidentifikasi salah saji potensial,(2) mempertimbangkan faktor faktor yang berpengaruh terhadap risiko salah saji material, dan (3) merancang pengujian substantantif apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian atas suatu asers- pada tingkat yang rendah, maka auditor perlu sekali memperoleh pemahaman tentang prosedur-prosedur pengendalian untuk transaksi tersebut.Seperti halnya keempat komponen pengendalian intern yang lain, pemahaman tentang aktivitas pengendalian untuk transaksi penjuaan diperoleh terutama melalui pengalaman masa lalu dengan klien, observasi, serta inspeksi atas dokumen-dokumen. Sebagai contoh, auditor bisa mengeikuti sejumlah kecil transaksi melalui sistem, mengajukan pertanyaan dan melakukan obsevasi tentang prosedur-prosedur yang diikuti dalam pengolahan oreder penjualan, pengambilan barang dari gudang, prosedur pengiriman, dan juga prosedur-prosedur perbedaan dan penerimaan piutang. auditor biasanya akan mngispeksi laporan perbedaan dan laporan penting lain yang dihasilkan sistem dan mengajukan pertanyaan dan mengobservasi penggunaan laporan serta kecepatan waktu tindak lanjut atas masalah yang ungkapkan oleh laporan-laporan tersebut. Penggunaan daftar pertanyaan dan bagan alir sangat bermanfaat dalam mendapatkan pemahaman dan pendokumentasian pemahaman.Pengujian pengendalian merupakan cara untuk menentukan efektifitas pengendalian. Proses penetapan risiko pengendalian untuk transaksi-transaksi penjualan sama seperti yang telah diterangkan pada bab 9-buku 1. Laus pertimbangan auditor atas faktor-faktor yang berkaitan dengan risiko pengendalian untuk setiap asersi bergantung kepada strategi audit yang dipilih. Risiko bawaan untuk transaksi-transaksi penjualan seringkali ditetapkan pada tingkat maksimum atau tinggi, karena siklus penjualan mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap laporan keuangan, dan kecurangan manajemen. Walaupun tidak sering, menyangkut masalah pengakuan pendapatan. Auditor juga harus mempertimbangkan hasil prosedur analitis untuk menetukan tingkat risiko pengendalian direncanakan dan risiko pengujian detil.Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian pada tingkat moderat atau tinggi, maka ia bisa menggunakan pemahaman tentang efektivitas pengendalian siklus pendapatan yang diperolehnya ketika ia mempelajari penegndalian intern. Auditor juga bisa menarik kesimpulan tentang efektivitas pengendalian terprogram dengan menilai efektivitas operasi pengendalian umum komputer dan mengajukan pertanyaan dan menginspeksi dokumen yang berkaitan dengan prosedur- prosedur yang digunakan sebagai tindak lanjut laporan perbedaan yang dihasilkan oleh pengendalian terprogram. Pada menguji pengendalian umum komputer, auditor harus mempelajari tentang efektifitas prosedur pemberian otorisasi dan pengujian perubahan program. Selain itu auditor juga harus mempelajari apakah petugas yang menindaklanjuti laporan penyimpangan cukup memahami siklus operasi untuk mengantisipasi perbedaan yang harus nampak dalam laporan tersebut dan mencermati apakah tindakan untuk memperbaiki perbedaan telah dilakukkan tepat waktu. Auditor juga harus menguji efektivitas pengndalian manajemen seperti misalnya pengendalian anggaran dan review manajemen atas kewajaran pendapatan dan penerimaan piutang yang merupakan tanggungjawabnya. Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan resiko pengendalian pada tingkat rendah untuk asersi- asersi siklus pendapatan, maka ia harus selalu melakukan hal- hal berikut: Menguji efektivitas pengendalian umum Menggunakan tehnik audit berbantuan komputer (computer assisted audit techniques atau CAATS) untuk mengevaluasi efetivitas pengendalian perprogram Menguji efektivitas prosedur- prosedur untuk menindaklanjuti perbedaan perbedaan yang di identivikasi oleh pengendalian terprogram

Sebagai contoh auditor bisa menggunakan data uji untuk menentukan apakah hasil yang diperkirakan akan nampak dalam laporan penyimpangan apabila memasukkan Kode langganan yang salah atau tidak diberi kode Kode produk yang tidak benar. Order yang melebihi batas kredit pelanggan tertentu Transaksi pengiriman barang dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang tercantum dalam order penjualan. Order sejenis barang yang tidak ada (habis) dalam persediaan. Karakter alfabet dimasukkan kedalam field angka. Harga, nomor penjual, atau informasi lain dalam faktor penjualan yang tidak sesuai dengan informasi dalam order penjualan. Kuantitas dalam faktur yang tidak sesuai dengan kuantitas dala dokumen pengiriman.

Auditor juga bisa menggunakan perangkat lunak audit digeneralisasi atau utility program untuk mengecek keberurutan dan mencetak daftar order penjualan, dokumen pengiriman, atau faktur penjualan yang nomornya hilang dari file komputer tertentu. Sejumlah pengujian pengendalian bisa dilakukan berbarengan dengan pekerjaan memperoleh pemahaman pada tahap perencanaan audit. Pengujian lainnya bisa dilakukan selama pekerjaan lapangan intern. Sifat dan luasnya pengujian pengendalian berbanding terbalik dengan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan auditor. Penetapan tingkat resiko pengendalian yang rendah akan membutuhkan bukti yang lebih kompeten dibandingkan jika auditor menetapkan tingkat resiko yang rendah berdasarkan prosedur- prosedur pengendalian terprogram biasanya dilakukan dengan menggunakan tekhnik audit berbantuan komputer. Berdasarkan perpaduan antara bukti yang di peroleh dari prosedur- prosedur untuk mendapatkan pemahaman tentang kelima komponen pengendalian yang relevan dan pengujian pengendalian yang bersangkutan, auditor menetapkan resiko pengendalian akhir dan mendokumentasikan semua hal yang bersangkutan dengan asersi signifikan untuk trnsaksi penjualan.

AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PENERIMAAN KASPenerimaan kas berasal dari berbagai aktivitas. Sebagai contoh, kas mungkin diterima dan transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek, atau jangka panjang, penerbitan saham, penjualan surat berharga investasi jangka panjang, dan aktiva lainnya. Dalam uraian berikut lingkup pembahasan akan dibatasi hanya pada penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunia dan penerimaan piutang sebagai akibat dari transaksi penjualan kredit. Sumber penerimaan kas lainnya akan dibahas pada siklus investasi dan pembelanjaan (bab 16). Dan strategi audit dan prosedur- prosedur kas untuk saldo kas (bab 17). DOKUMEN- DOKUMEN DAN CATATAN Dokumen- dokumen penting dan catatan- catatan yang digunakan dalam pengolahan penerimaan kas meliput: Pengantar pembayaran (remmitanc adevice). Dokumen yang dikirmkan kepada pembeli bersama- sama dengan faktur penjualan untuk di kembalkan kepada penjualan sebagai pengantar pembayaran yang menunjukan nama pembeli dan nomor rekeningnya, nomor faktur, dan jumlah terutang. Pradaftar. Daftar yang berisi rincian penerimaan kas melalui pos. Daftar perhitungan kas. Dokumen ini berisi daftar kas dan cek yang ada dalam register kas. Daftar ini harus dicocokkan dengan total yang dicetak oleh mesin register kas. Ikhtisar kas harian. Laporan yang berisi total penerimaan kas melalui kasa dan penerimaan kas melalui pos untuk selanjutnya disetor ke bank. Slip setoran ke bank. Slip ini dibuat oleh petugas penyetor dan dicap oleh bank dalam slip ini dicantumkan jumlah setoran dan keterangan tentang rincian setoran tersebut. File transaksi penerimaan kas. File komputer yang berisi transaksi penerimaan kas yang divalidasi yang diterima untuk diproses, digunakan untuk memutakhirkan file induk piutang usaha . Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang merinci penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan piutang. FUNGSI- FUNGSI Fungsi penerimaan kas meliput pengolahan penerimaan kas dari penjualan tunai dan penjualan kredit, yang terdiri dari beberapa sub-fungsi berikut: penerimaan kas. Penyetoran kas kebank Pencatatan penerimaan kas. Seperti halnya dalam transaksi penjualan kredit, pemisahan tugas dalam melaksanakan fungsi- fungsi tersebut merupakan aktivitas pengendalian interrn yang peting. Fungsi-fundgsi dan aktivitas pengendalian asersi-asrsi yang relevan dan tujuan khusus audit akan diuraikan dibawah ini. Kebanyakan pengendalian yang berkaitan dengan penerimaan dan penyetoran kas ke bank dilakukan dengan bantuan komputer. Pengendalian komputer sangat efektif diterapakn dalam pengendalian subfungsi pencatatan. Gambar 13-11 merupakan contoh prosedur pengendalian yang berkaitan dengan fungsi penerimaan kas.penerimaan kasRisiko terbesar dalam pengolahan transaksi penerimaan kas adalah terjadinya pencurian kas sebelum atau sesudah pencatatan penerimaan kas dibuat. Oleh karena itu prosedur pengendalian harus memberi jaminan yang layak bahwa dokumentasi atas tanggung jawab dibuat pada saat kas diterima dan setelah itu kas segera disimpan ditempat yang aman. Risiko kedua adalah terjadinya kesalahan dalam pengolahan penerimaan berikutnya. Penerimaan kas di Kasa Dalam penerimaan kas di kasa, penggunaan regiter kas atau terminal ditempat penjualan merupakan suatu keharusan. Dengan peralatan ini akan di peroleh hal- hal berikut: Peralatan yang bisa dilihat atau dibaca pembeli tentang jumlah penjualan tunai dan kas yang dibayar. Buku penerimaan tercetak untuk diberikan kepada pembeli dan catatan intern transaksi dalam file komputer atau pita kertas yang terkunci dalam register kas. Kontrol total tercetak tentang jumlah penerimaan kas harian yang diproses oleh peralatan tersebut. Keinginan pembeli untuk menerima bukti penerimaan tercetak atas pembayaran. Yang telah dilakukannya dan pemeriksaan mendadak atas transaksi penerimaan kas dikasa akan menjamin bahwa semua penjualan tunai diproses melalui register kas atau termina (12). Selain itu perlu ada pengawas yang ditugasi untuk melakukan pengecekan indenpenden tentang ketelitan daftar perhitungan kas, serta hasil penjumlahan yang dibuat oleh register atau terminal kemudian diteruskan kebagian kasir untuk selanjutnya diproses dan dimasukkan kedalam setoran ke bank (AT2,L2, NA2). Penerimaan melalui pos Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya penggelapan atas kas yang diterima melalui pos, kebanyakan perusahaan meminta pelanggan untuk membayar dengan menggunakan cek. Perusahaan perusahaan besar yang banyak menerima pembayaran melalui pos biasanya menerapkan sistem kotak pos dokantor pos yang ditangani langsung oleh bank perusahaan. Bank setiap hari mengambil kiriman cek melalui pos dari kotak pos yang disewa perusahaan dikantor pos dan jumlah penerimaan harian dikreditkan kerekening perusahaan di bank tersebut, sedangkan pengantar pembayarannya dikirimkan keperusahaan untuk mencatat pemutakhiran piutang usaha. Dengan sistem ini, maka perusahaan tidak perlu lagi melakukan penyetoran cek- cek yang diterimanya ke bank (karena hal itu sudah di tangani oleh bank) sehingga perusahaan bisa menerima pengkreditan atas rekeningnya dari bank lebih cepat, dan memperoleh bukti ekstern tentang keberadaan transaksi (AT2). Hal ini meniadakan resiko terjadinya penggelapan penerimaan oleh kariayawan perusahaan dan kesalahan dalam pencatatan penerimaan kas. Dalam perusahaan yang mengolah sendiri penerimaan kasnya, petugas penerima surat harus (1) segera memberi cap pada cek dengan tulisan hanya untuk disetor ke bank (cara ini dilakukan supaya cek tidak bisa diuangkan orang lain) (12-meningkatkan kemungkinan penerimaan akan disetor ke bank dan dicatat), dan (2) mendaftar semua cek yang diterima dalam pradaftar yang bisa dikerjakan secara manual atau dengan komputer. Pembuatan pradaftar dengan segera akan dapat meningkatkan pengamanan atas penerimaan (AT2) dan menjadi dasar untuk Gambar 13-11 pertimbangan resiko pengendalian- transaksi penerimaan kas

FungsiSala Saji potensialPengendalian komputerPengendalian manualDengan huruf mirngNA212HK2NA2SU2

Fungsi pemerintahan kasPenjualan tunai ada kemungkinan tidak dicatat.

Penerimaan kas melalui pos ada kemungkinan hilang atau digelapkan setelah diterima

Uang dan cek diterima untuk disetorkan kebank ada kemungkinan tidak cocok dengan daftar perhitungan kas dan pradaftar.

Kas ada kemungkinan tidak disetor setiap hari secara utuh

Pengantar pembayaran ada kemungkinan tidak cocok dengan pradaftar sejumlah penerima ada kemungkinan tidak dicatat.

Kekeliruan disaat terjadi dalam perjurnalan penerimaan kas.

Penerimaan dari pelanggan ada kemungkinan dibukukkan kedalam rekening yang salah.

Kekeliruan mungkin terjadi dalam pencatatan penerimaan kas.

Penerimaan kas ada kemungkinan tidak dicatat atau mungkin dibukukan ke dalam rekening yang salah Gunakan register kas/ peralatan elektronis pencatat penjumlaan tunai.

Lakukan pengawasan perodik atas prosedur penjualan tunai. Cek harus diberi cap hanyan untuk disetor ke bank segera setelah tditerima

Segera dibuat pradaftar untuk penerimaan kas melului pos

Pengecekan independen mengenai kecocokan antara kas dan kas dengan daftar perhitungan kas dan pradaftar.

Pengecekan independen tentang kecocokan antara slip setoran ke bank dengan ikhtisar kas harian.

Pencocokan dikomputer antara jumlah-jumlah yang dijurnal dan dibukukan dengan ikhtisar kas harian.

Pembuatan rekonsiliasi bank independen secara periodik.

Pengiriman laporan kepelanggan.

Pembandingan dikomputer tentang informasi yang dimasukan dalam jurnal penerimaan kas dengan informasi dari pradaftar.

Rekonsiliasi bank secara independen.

Pengendalian manajemen

Manajemen pada tingkat yang sesuai memonitor kas secara harian, termasuk penerimaan kaskewajaran jumlah, dan jumlah yag dikreditkan kepiutang usaha.

Manajemen secara aktif menindaklanjuti piutang lewat waktu.

C

D

D

D

D

D

D

D

D

DC

D

C

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

C

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

Digunakan dalam pengecekan independen tentang kelengkapan (12) serta ketelitian (NA2) pengolahan. Pengantar pembayaran (yang diterima beserta cek-cek pembyaran) selanjutnya dikirim ke bagian akuntansi piutang untuk dicatat sebagai pemutahiran piutang kepda pelangga.Penyetoran kas ke bankPengendalian fisik kas yag baik mengharuskan bahwa semua peneriaman kas setorkan ke bank seutuhnya setiap hari. Utuh berarti bahwa semua kas yang diterima harus disetorkan seluruhnya ke bank, atau dengan perkataan lain kas yang diterima tidak boleh digunakan untuk pembyaran apapun, sehingga jumla yang disetor ke bank harus sama besarnya dengan jumlah kas yang diterima pada hari yang bersangkutan. Pengendalian ini akan mengurangi risiko tidak dilakukan pencatatan (I,2); dan catatan hasil penyetoran ke bank akan menjadi buku keberadaan atau ketersediaan transaksi (AT2).Pada saat penerimaan kas melalui kasa dan penerimaan melalui pos diterima oleh kasir, perlu dilakukan pengecekan secara independen untuk memastkan kecocokan penerimaan-penerimaan tersebut dengan jumlah dalam perhitungan kas ditambah dengan jumlah pradaftar (AT2,I2,NA2). Penjumlahan keduanya kemudian dimuat dalam ikhtisar peneriamaan kas harian, dan selanjutnya dilakuakn penyetoran kas ke bank. Setelah itu ikhtisar peneriamaan kas harian dan slip setoran dikirimkan ke bagian akuntansi umum. Pencatatan penerimaan kasFungsi ini meliputi penjumlahan peneriamman kas melalui kasa dan peneriamaan melalui pos dan membukukan penerimaan melalui pos ke rekening pelanggan. Pengendalain harus menjamin bahwa hanya peneriamaan yang sah yang dicatat (AT2) dan bahwa semua penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi telah dicatat (I2),DENGAN JUMLAH YANG BENAR (NA2).Untuk menjamin bahwa hanya transaksi yang sah yang dictat, maka akses fisik ke catatan akuntansi atau terminal yng digunakan dalam pencatatan harus dibatasi hanya pada petugas yang ditetapkan perusahaan. Penerimaan di kasa biasanya dicatat akuntansi umu berdasarkan ikhtisar penerimaan kas harian yang diterima dari kasir.Biasanya petugas pembukuan piutang uasaha menggunakan komputer untuk mencatat penerimaaan melalui pos ke dala file transaksi penerimaan kas, yang selanjutnya akan digunakan untuk memutahirkan file induk piutang usaha dan file induk buku be