30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, semakin kompleks pula transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut sehingga memerlukan kompetensi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi. Di samping itu, pertanggungjawaban keuangan kepada pihak investor memerlukan informasi yang tinggi tingkat keandalannya. Kebutuhan masyarakat tentang informasi keuangan yang andal menyebabkan timbulnya profesi akuntan publik. Profesi ini berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat tentang jasa pihak yang kompeten dan dapat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan diperlukan pengetahuan yang disebut auditing. Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan, sehingga memungkinkan 1

Auditing 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Pengauditan Siklus Pendapatan

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSemakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, semakin kompleks pula transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut sehingga memerlukan kompetensi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi. Di samping itu, pertanggungjawaban keuangan kepada pihak investor memerlukan informasi yang tinggi tingkat keandalannya.Kebutuhan masyarakat tentang informasi keuangan yang andal menyebabkan timbulnya profesi akuntan publik. Profesi ini berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat tentang jasa pihak yang kompeten dan dapat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan diperlukan pengetahuan yang disebut auditing.Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam profesi akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan masyarakat dapat memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi keuangan yang andal, dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.Sehubungan dengan uraian uraian diatas, maka diperlukan perencanaan program audit terhadap siklus kegiatan perusahaan. Pengujian pengendalian ditujukan oleh akuntan publik untuk menguji efektivitas pengendalian dengan kliennya. Pengujian pengendalian disesuaikan dengan pengolongan siklus kegiatan perusahaan. Pada kesempatan kali ini, hal yang akan dibahas pada makalah ini mengenai materi tentang audit terhadap siklus pendapatan.

1.2 Rumusan Makalah1. Apakah sifat siklus pendapatan ?2. Apakah tujuan audit ?3. Apakah yang dimkasud dengan materialitas ?4. Apakah risiko bawaan pada siklus pendapatan?5. Apakah strategi audit ?6. Bagaimana pemahaman struktur pengendalian intern ?7. Bagaimana pertimbangan aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit ?8. Bagaimana ilustrasi pelaksanaan penjualan kredit ?9. Bagaiamana penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman ?10. Bagaimana penetapan risiko pengendalian ?11. Bagaimana pengujian pengendalian ?

1.3 TujuanTujuan dari makalah ini adalah memberikan informasi seluas-luasnya kepada mahasiswa, dosen, civitas akademika tentang Pengauditan Siklus Pendapatan serta adanya aspek aspek penting dalam Auditing 2. Terlebih lagi dari makalah ini dapat memberikan informasi ke masyarakat pada umumnya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sifat Siklus PendapatanSiklus pendapatan suatu perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pertukaran barang atau jasa antara perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan memberikan barang atau jasa kepada pelanggan dan memperoleh pendapatan sebagai imbalan atas pemberian tersebut.Siklus pendapatan perusahaan dagang meliputi kelas transaksi sebagai berikut:1. Penjualan kredit2. Penerimaan kas3. Penyesuaian penjualan (potongan penjualan,retur penjualan,cdangan retur penjualan, dan piutang tak tertagih).Transaksi-transaksi tersebut mempengaruhirekening-rekening berikut: Penjualan Piutang dagang Harga pokok penjualan Kas Persediaan barang dagangan Potongan penjualan Retur penjualan Kerugian atau biaya piutang tak tertagih Cadangan kerugian piutang

2.2 Tujuan AuditTujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transkasi dan saldo siklus pendapatan. Tujuan audit ditentukan berdasarkan lima kategori asersi laporan keuangan yang di nyatakan oleh manajamen antaralain:1. Asersi keberadaan atau keterjadianPada audit siklus pendapatan, tujuan keberadaan atau keterjadian menekankan pada apakah seluruh saldo penjualan, piutang dagang, dan kas benar-benar eksis atau ada pada tanggal neraca. Berikut rincian tujuan audit asersi keberadaan atau keterjadian antara lain: Transaksi penjualan yang tercatat menggambarkan barang yang dikirimkan kepada pelanggan selama periode di bawah audit. Transaksi penerimaan kas yang tercatat menggambarkan kas yang diterima selama periode, baik yang berasal dari penjualan kredit maupun penjualan tunai. Transaksi penyesuaian penjualan yang tercatat selama suatu periode menggambarkan rekening potongan penjualan yang terotorisasi, retur penjualan, dan piutang tak tertagih. Saldo piutang dagang yang tercatat menggambarkan jumlah yang harus dibayar pelanggan pada tanggal neraca.2. Asersi kelengkapanAsersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat atau disajikan. Berikut rincian tujuan audit asersi kelengkapan antara lain: Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari penagihan piutang dan penjualan tunai, serta penyesuaian penjualan yang terjadi selama suatu periode sudah di catat. Piutang dagang meliputi seluruh klaim perusahaan terhadap pelanggan pada tanggal neraca.3. Asersi hak dan kewajibanBerkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai hak kepemilikan yang sah atas saldo kas dan piutang dagang. Piutang dagang menggambarkan klaim legal perusahaan terhadap pelanggan untuk pembayaran.4. Asersi penilaian dan pengalokasianBerkaitan dengan asersi ini, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai apakah saldo penjualan, piutang dagang dan kas telah disajikan dalam laporan keuangan pda jumlah yang tepat. Berikut rincian tujuan audit asersi penilaian atau pengalokasian: Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah dijurnal secra tepat Saldo piutang dagang menggambarkan klaim bruto terhadap pelanggan dan sesuai dengan saldo dalam buku pembantu piutang dagang. Cadangan piutang tak tertagih menggambarkan estimasi yang wajar tentang perbedaan antara piutang dagang bruto dan nilai bersih yang dapat direalisasikan5. Asersi pelaporan dan pengungkapanAuditor perlu menghimpun bukti apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklarisifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca. Berikut rincian tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan. Piutang dagang telah diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca. Pitang dagang dikelompokan sebagai aset lancar perusahaan dalam neraca. Pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan piutang dagang yang sudah dialihkan kepihak lain atau dijaminkan. Penjualan, potongan penjualan, retur penjualan dan rugi piutang tak tertagih telah diidentifikasikan dan dikelompokkan secara tepat dalam laporan laba rugi.

2.3 MaterialitasTransaksi penjualan adalah sumber utama pendapatan operasional banyak perusahaan, dan merupakan komponen utama yang menentukan laba bersih. Transaksi penjualan kredit akan menambah saldo rekening piutang dagang. Rekening piutang dagang ini pada umumnya berpengaruh material untuk neraca. Pengaruh material dari transaksi penjualan kredit disebabkan oleh tingginya frekuensi penjualan kredit diberbagai perusahaan. Rekening penyesuaian penjualan, pada beberapa perusahan, sangat material bagi laporan keuangan.

2.4 Risiko BawaanAda berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan antara lain:1. Volume transaksi yang tinggi.2. Penentuan waktu pengakuan pendapatan berkaitan dengan standar akuntansi yang ambigu, dilakukannya estimasi, dan kompleksitas penghitungan.3. Piutang dagang mungkin salah diklasifikasikan dalam piutang lancar dan piutang tidak lancar karena ada kesulitan dalam memperkirakan waktu pelunasan.4. Sifat kas5. Adanya potensi terjadi manipulasi dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk menutupi korupsi.Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya kemungkinan kesalahan pencatatan transaksi tersebut. Ketidaktepatan penentuan saat pengakuan pendapatan dapat menyebabkan laba yang overstated maupun understated.

2.5 Strategi AuditStrategi audit yang sering dipakai adalah pendengkatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (low assesed level of control risk). Dalam strategi ini auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian. Logika pemikiran yang mendasari penggunaan strategi ini adalah apabila auditor yakni bahwa struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah salah saji, maka auditor perllu menguji kelayakan keyakinannya tersebut.Untuk asersi hak dan kewajiban, dan pelaporan dan pengungkapan, auditor menggunakan primarily subtantive approach. Pada strategi ini auditor lebih banyak melakukan pengujian subtantife (menguji data-data keuangan perusahaan berdasarkan sample yang diambil).pengujisn subtantife lebih ditekankan karena pada umumnya pengujian pengendalian tak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi audit adalah pertimbangan cost benefit.2.6 Pemahaman Struktur Pengendalian InternAda empat struktur pengendalian intern antara lain:1. Lingkungan pengendalianLingkungan pengendalian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi resiko inheren risiko pendapatan. Selain itu juga mempengaruhi atau mengurangi efektivitas komponen struktur pengendalian intern yang lain dalam mengendalikan risiko kesalahan dalam siklus pendapatan.Faktor kunci dalam lingkungan pengendalian yaitu untuk mengurangi risiko terjadinya penyelewangan dalam laporan keuangan dengan kecenderungan untuk overstatement untuk pendapatan dan piutang dagang tergantung pada kebijakan manajemen untuk mengadopsi standar yang tinggi terhadap integritas dan nilai-nilai etika.Titik tolak pemahaman lingkungan pengendalian siklus pendapatan adalah memahami pemberian kekuasaan atau wewenang dan tanggung jawab.2. Penaksiran risikoPenaksiran risiko oleh pihak manajemen untuk laporan keuangan mirip dengan eksternal auditor dalam menaksir risiko inheren/bawaan. Bila pihak manajemen memiliki usaha yang serius untuk mengurangi kemungkinan risiko dalam siklus pendapatan bersamaan dengan pelaksanaan aktivitas pengendalian maka kemungkinan terjadinya salah saji menjadi relatif lebih kecil.Kondisi-kondisi yang berpengaruh pada risiko yang ada yakni:a. Perubahan dalam lingkungan operasi terutama kaitannya dengan transaksi siklus pendapatan.b. Munculnya personel baru yang mempunyai kecenderungan berbeda pemahaman terhadap pengendalian intern perusahaan.c. Menerapkan sistem informasi yang baru yang berpengaruh terhadap pengendalian intern perusahaan.d. Pertumbuhan yang pesat terkait dengan operasional perusahaan yang semakin meluas yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko yang ada.e. Restrukturisasi korporat, terkadang bisa memunculkan risiko misalnya dikarenakan adanya pengurangan staf.3. Informasi dan komunikasi (sistem akuntansi)Sistem akuntansi siklus pendapatan suatu perusahaan harus dapat menyediakan adanya audit trail atau jejak audit yang lengkap atas setiap transaksi. Pemahaman sistem akuntansi menuntut pengetahuan auditor mrngrnai metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan kunci yang digunakan.Sistem informasi mancakup metode dan catatan yang digunakan untuk:a. Mengidentifikasi dan mencatat semua trnsaksi yang terkait dengan siklus pendapatan secara sah.b. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi pendapatan secara cukup rinci dan memungkinkan adanya penggolongan masing-masing transaksi itu untuk pelaporan keuangan.c. Mengukur nili transaksi dari siklus pendapatan dengan tepat.d. Menyajikan transaksi dari siklus pendapatan dengan semestinya dan pengungkapan yang berkaitan dalam laporan keuangan.4. PemantauanKomponen ini menyediakan feedback bagi manajemen apakah kebijakan pengendalian dan prosedur yang diterpkan dalam siklus pendapatan sudah diterapkan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh manjaemen. Auditor seharusnya mendapatkan informasi mengenai feedback ini untuk menentukan apakah manajemen sudah melakukan follow up/tindakan koreksi dengan adanya feedback tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dari konsumen, pemerintah, eksternal auditor.

2.7 Pertimbangan Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit Aktivitas pengendalian sistem penjualan kredit di perlukan untuk menghindari kemungkinan adanya salah saji dalam transaksi-transaksi yang terkait dengan pendapatan.umumnya,aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas siklus pendapatan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan :1. Review kinerja.Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dan transaksi penjualan kredit di bandingkan dengan anggaran ,perkiraan atau kinerja periode sebelumnya.2. Pengolahan informasi.dua pengelompokkanuntuk aktifitas pengendalian jenis ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.pengendalian umum terkait dengan pengendalian atas operasional penjualan kredit,pengembangandan pemeliharaan system aplikasi.sedangkan pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual.pengendalian ini membantu transaksi penjualan adalah sah, diotorisasi semestinya dan diolah dengan lengkap dan akurat.3. Pengendalian fisik.Aktifitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual, temaksut penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak di kehendaki.4. Pemisahan tugas.pembebanan tanggung jawab keorang yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi penjualan kredit,pencatatan transaksi penjualan kredit, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang di jual di maksutkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.Dari penjelasan diatas , aktivitas pengendalian yang dapat mencegah terjadinya salah saji dalam siklus pendapatan antara lain :1. Pemisahan fungsi-fungsi yang terlibat dalam system penjualan kredit seperti fungsi penjualan dan pengiriman.2. Penggunaan dokumen yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.3. Pengeluaran barang yang hanya didasarkan pada dokumen yang terkait seperti surat order pengiriman.4. Setiap pencacatan yang harus dilandasi dokumen sumber (factor penjualan dan dokumen pendukung yang lengkap).Fungsi yang terlibat dalam pengolahan transaksi penjualan kredit meliputi :1. Fungsi penerimaan order pelanggan 2. Fungsi persetujuan kredit 3. Fungsi pemenuhan order penjualan4. Fungsi pengiriman barang dagangan5. Fungsi penagihan pada pelanggan6. Fungsi pencatat penjualan

2.8 Ilustrasi Pelaksanaan Penjualan KreditPertama-tama, order pelanggan diterima oleh pegawai bagian penerima order. Berdasarkan order pelanggan tersebut , pegawai bagian order penjualan mengakses secara online dengan program tertentu untuk menentukan persetujuan dan memperoleh informasi bahwa order tersebut tidak melebihi batas kredit yang syaratkan. Program yang digunakan secara otomatis mengakses ke persediaan barang dagangan untuk meyakinkan bahwa barang yang dipesan pembeli ada digudang. Bila order tersebut diterima, program computer akan menampilkan pembuatan surat order penjualan yang kemudian akan dibuatkan print outnya dengan tembusan sesuai kebutuhan. Bila order ditolak program computer akan memberikan alas an penolakkan permintaan dari pelanggan. Tembusan dari order penjualan yang telah disahkan diserahkan pada bagian gudang untuk meyiapkan barang dan mempersiapkan pengiriman. Untuk prosesn pengiriman, dilakukan cek yang indenpenden untuk menentukan kesesuaian antara barang yang disiapkan dengan order penjualan. Dengan menggunakan terminal online dan program pengiriman, diakses data order penjualan dari penerimaan order dan memasukkan data-data pengiriman barang. Selanjutnya , computer akan mentransfer data tersebut kedalam data pengiriman barang dan member perintah untuk mencetak dokumen pengiriman barang.

2.9 Penghimpunan dan Pendokumentasian PemahamanPenghimpunan dan pemahaman dapat dilakukan dengan cara review pendahuluan, menelaah dokumentasi system, mengevaluasi bagan alir transaksi,mengajukan pertanyaan atau wawancara,observasi atau menelaah kembali pengalaman auditor pada audit periode sebelumnya dengan klien tersebut. Dokumentasi pemahaman dapat dilakukan dengan menggunakan kusioner,flow chart atau memo naratif.1. Review pendahuluanAuditor berusaha memahami system pengendalian intern dengan mengembangkan pemahaman atas lingkungan pengendalian klien dan aliran transaksi baik kredit maupun kas.2. Dokumentasi sistemBiasanya auditor mendokumentasikan pemahaman terhadap sitem pengendalian intern dengan flowchart,kuesioner dan deskripsi naratif.Flowchart umumnya menyediakan deskripsi system pengendalian intern dengan singkat,informatif dan tidak ambigu(bias).Flowchart digunakan untuk kalau suatau entitas mempunyai system yang kompleks dan volume transaksi yang diproses besar.3. Deskriptif naratifMenjelaskan kondisi system pengendalian intern dalam bentuk tulisan.Naratif sangat sulit untuk disusun dan di pahami secara komperhensif.oleh karena itu,deskriptif naratif biasa digunakan untuk tahap yang tidak kompleks dan transaksi yang terkait tidak material,misalnya kas kecil.4. Mengevaluasi bagan alir transaksiAuditor menguji pemahamannya mengenai system dengan melakukan evaluasi bagan alir transaksi.

2.10 Penetapan Risiko PengendalianPenetapan resiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.Risiko pengendalian ditetapkan untuk setiap asersi laporan keuangan.Ada lima tahap penetapan risiko pengendalian,yaitu:1. Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi2. Mengidentifikasi pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah dan mendeteksi salah saji3. Menghimpun bukti melalui pengujian pengendalian mengenai apakah rancangan dan operasi pengendalian efektif4. Mengevaluasi bukti yang dihimpun5. Melakukan penetapan atau penilaian risiko pengendalianSalah saji dan pengendalian yang perlu, dikembangkann auditor berdasar pengetahuannya atas pengolahan transaksi penjualan kredit atau checklist standar yang dimiliki kantor akuntan public auditor.Melalui pemahaman struktur pengendalian intern klien,auditor dapat mengetahui apakah pengendalian yang diperlukan telah dirancang dan dijalankan oleh klien.Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai efektivitas rancangan dan operasi pengendalian.Bukti tersebut kemudian digunakan untuk menetapkan risiko pengendalian untuk setiap asersi yang signifikan yang terkait dengan transaksi penjualan kredit.

2.11 Pengujian PengendalianAuditor sangat sering mengandalkan struktur pengendalian intern klien dalam audit siklus pendapatan karena cakupan siklus pendapatan melibatkan transaksi yang banyakdan material.Oleh karena itu,auditor perlu memperluas pengujian pengendalian untuk memperoleh keyakinan bahwa rancangan prosedur pengendalian adalah efektif dan dapat beroperasi sebagaiman mestinya.Pengujian terhadap aktivitas penjualan memfokusan pada otorisasi penjualan,pelaksanaan prosedur dan kelengkapan pencatatan.Pengujian untuk penerimaan kas memfokuskan pada pencatatan kas dan pendepositoan kas secara langsung ke bank.Pengujian untuk cadangan dan penghapusan piutang memfokuskan pada pengotorisasian dan pencatatan.Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus pendapatan dibedakan atas prosedur : Pengujian pengendalian pengiriman barang dagang Pengujian pengendalian penagihan Pengujian pengendalian pencatatan Pengujian pengendalian retur penjualan2.11.1 Pengujian Pengendalian Pengiriman Barang DagangKelemahanan pada departemen pengiriman barang menunjukkan kemungkinan kesalahan maupun menyimpang, barang dikirimkan tanpa otorisasi yang layak atau barang yang dikirim tidak tercatat dan tidak dilakukan penagihan.Tujuan penujian pengendalian adalah menentukan apakah pengiriman barang dagangan hanya didasarkan pada order penjualan yang disetujui dan apakah semua pengiriman barang tercatat dan dilakukan penagihan atas barang tersebut.2.11.2 Pengujian Pengendalian PenagihanLangkah-langkahnya :1. Pilih sampel faktur penjualan secara random dari departemen penagihan2. Memeriksa setiap sampel faktur mengenai harga perunit tertulis dan bandingkan dengan daftar harga terotorisasi3. Mengusut rincian dalam faktur penjualan kredit ke dokumen pengiriman4. Mengusut rincian dalam faktur penjualan terkait ke penjurnalan dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang dagang5. Mengusut faktur penjualan ke catatan persediaan6. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui keliama langkah diatas.2.11.3 Pengujian Pengendalian PencatatanLangkah-lngkahnya:1. Menelaah bukti prosedur internal mengenai : Rekonsiliasi ikhtisar penjualan harian dengan total penjurnalan penjualan oleh personel akutansi. Rekonsiliasi secara periodic total saldo dalam buku pembantu piutang dagang dengan saldo piutang dagang dalam buku besar.2. Menelaah jurnal penjualan untuk menemukan transaksi yang luar biasa atau tidak sewajarnya3. Memeriksa akurasi jurnal penjualan untuk suatu periode tertentu dan membandingkannya dengan posting ke buku besar4. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga langkah di atas2.11.4 Pengujian Pengendalian Retur PenjualanLangkah-langkahnya :1. Pilih sampel memo kredit secara random.2. Mengusut rincian memo kredit ke dokumen; Laporan penerimaan, Catatan persediaan perpetual, Penjurnalan.3. Menelaah daftar memo kredit yang disetujui untuk menemukan transaksi yang tidak wajar.4. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga langkah diatas.2.11.5 Pengujian Pengumpulan KasAktivitas pengumpulan atau penerimaan kas sangat rentan terhadap penyelewengan. Penerimaan kas dalam bentuk cek sangat mudah di tukarkan dengan kas atau deposito dalam rekening yang dimanipulasi.Pengumpulan kas :1. Mengadakan pengecekan secara mendadak terhadap slip deposito dan cek yang diterima.2. Membandingkan uang yang diterima dengan catatan pada deposito dan bank.3. Membandingkan cek penerimaan kas dengan catatan pada buku pembantu piutangDeposito :1. Membandingkan jurnal penerimaan kas dengan catatn deposito bulanan dari bank.2. Meneliti penerimaan kas yang belum tercatat dalam laporan bank merupakan rekening deposit in transit dan akan dimasukkan dalam rekening pada bulan berikutnya.3. Melakukan tracing dari jurnal penerimaan ke kas dalam posting di buku besar.4. Mendokumentasikan adanya kelemahan yang dimiliki.2.11.6 Pengujian Piutang yang Tak TertagihPengendalian pengujian kepatuhan atas piutang dagang yang tidak tertagih menfokuskan pada apakah penghapusan sudah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :1. Mengambil sampel jurnal penghapusan piutang dagang (biasanya auditor mengambil semua data penghapusan piutang bila penghapusan tersebut bukan peristiwa yang frekuensi tinggi.2. Melakukan tracing masing masing jurnal ke memo untuk penghapusan piutang yang terkait, menguji apakah memo tersebut sudah diotorisasi semestinya dan membandingkan antara jumlah yang diotorisasi dengan jumlah yang tercatat.3. Melakukan tracing dari jurnal ke buku besar.4. Menelaah semua jurnal penghapusan untuk item item yang tidak biasa seperti besarnya jumlah penghapusan dan meneliti apakah terjadi penghapusan ganda terhadap konsumen yang sama.5. Mendokumentasikan kelemahan yang ada.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanSiklus pendapatan suatu perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pertukaran barang atau jasa antara perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan memberikan barang atau jasa kepada pelanggan dan memperoleh pendapatan sebagai imbalan atas pemberian tersebut. Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transkasi dan saldo siklus pendapatan.Strategi audit yang sering dipakai adalah pendengkatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (low assesed level of control risk). Untuk asersi hak dan kewajiban, dan pelaporan dan pengungkapan, auditor menggunakan primarily subtantive approach.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul dkk. 2014. Auditing 2. Edisi Keempat. Yogyakarta: UUPP STIM YKPNhttp://www.slideshare.net/iamrabka/makalah-audit-terhadap-siklus-pendapatan-pengujian-pengendalian (diakses pada tanggal 19 September 2014 21:15)

20