16
Tugas Individu Meteorologi Laut AWAN DAN CURAH HUJAN MUTMAINNAH L111 13 008 ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

awan dan curah hujan. tgas 2.docx

  • Upload
    utma

  • View
    147

  • Download
    20

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas Individu

Meteorologi Laut

AWAN DAN CURAH HUJAN

MUTMAINNAH

L111 13 008

ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

Makalah Meteorologi Laut tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang

pengetahuan mengenai proses terbentuknya Awan dan curah hujan serta mengenai

distribusi curah hujan dan munson diperairan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaaan, oleh

karena itu diharapkan berbagai kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun demi kesempurnaan dalam makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan

makalah dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala

usaha yang kita lakukan.

Makassar, 4 Oktober 2015

Penyusun

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi panas yang berasal dari matahari sebagian besar mempengaruhi aspek

cuaca di Bumi. Intensitas dari energi panas mengakibatkan air di lapisan bumi

menjadi menguap dan terangkat naik ke atas permukaan bumi sehingga terjadi

proses kondensasi dan terbentuklah awan. awan-awan tersebut saling bertemu dan

membesar menuju ke atmosfir bumi yang suhunya lebih rendah akibat adanya

angin. Karena terlalu berat dan tidak mampu lagi ditopang angin akhirnya butiran-

butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi dan disebut sebagai hujan.

Semakin tinggi intensitas turunnya hujan maka curah hujan dikatakan semakin

meningkat dan semakin rendah intensitas turun hujan maka curah hujan dikatakan

menurun. Singga curah hujan dapat dikatakan sebagai faktor pembatas dalam

penentuan iklim di suatu wilayah, khususnya Indonesia yang merupakan negara

Maritim.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusalah dari makalah ini adalah;

1. Apa yang dimaksud dengan awan dan bagaimana proses terbentuknya?

2. Bagaimana klasifikasi/ pembagian dari awan?

3. Apa yang dimaksud dengan hujan dan bagaimana proses terbentuknya?

4. Apa yang dimaksud dengan curah hujan dan bagaimana distribusi curah hujan

dan munson diperairan indonesia?

II. PEMBAHASAN

A. Awan

1. Pengertian Awan

Secara umum awan diartikan sebagai sekumpulan titik air atau es yang

melayang-layang di atmosfer setelah mengalami kondensasi. Kondensasi adalah

proses perubahan uap air menjadi air atau larutan. Perubahan uap air menjadi

larutan terjadi setelah uap air tersebut di atmosfer mengalami proses pendinginan.

Kondensasi terjadi karena adanya proses penggabungan molekul-molekul air dalam

jumlah cukup banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar.

Kondensasi yang terjadi di alam terdiri atas 2 yaitu kondensasi minor yang

merupakan proses terjadinya embun, kabut, frost (embun beku) serta kondensasi

mayor yang merupakan proses yang berperan dalam terbentuknya berbagai

macam bentuk awan. Kondensasi dapat terjadi karena adanya proses seperti

terjadinya penurunan suhu udara mencapai suhu titik embun tanpa penambahan

uap air, terjadinya penambahan uap air tanpa pengurangan panas atau kenaikan

suhu serta jika kapasitas udara yang mengandung uap air mengalami penurunan

(berkurang) akibat kenaikan tekanan ataupun penurunan suhu.

2. Mekanisme pembentukan Awan

Pembentukan awan dimulai jika terjadi kondensasi uap air di atas permukaan

bumi. Udara yang mengalami kenaikan akan mengembang secara adiabatik karena

tekanan udara di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah. Partikel-partikel yang

disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan

selanjutnya akan membentuk titik-titik air. Selanjutnya aerosol ini terangkat ke

atmosfer, dan bila sejumlah besar udara terangkat ke lapisan yang lebih tinggi,

maka ia akan mengalami pendinginan dan selanjutnya mengembun. Kumpulan titik-

titik air hasil dari uap air dalam udara yang mengembun inilah yang terlihat sebagai

awan. Makin banyak udara yang mengembun, makin besar awan yang terbentuk. 

3. Klasifikasi Awan

Awan dapat digolongkan berdasarkan bentuk, ketingian dari permukaan bumi,

corak warna dan warna awan. Secara umum awan dikelompokkan atas empat

kelompok, yaitu:

1. Awan Tinggi: > 6.000 m (±20.000 ft)

Terdiri atas kelompok Cirrus (Ci), Cirrosstratus dan Cirrocumulus. Menurut

letaknya awan Cirrus adalah jenis awan tertinggi, kemudian Cirrocumulus

dan Cirrostratus.

2. Awan Sedang: 2.000-6.000 m (6.000–20.000 ft)

Terdiri atas kelompok Altocumulus dan Altostratus.

3. Awan Rendah: 0 – 2.000 m (0 – 6.000 ft)

Terdiri atas kelompok Stracumulus dan Stratus dan Nimbostratus

4. Awan dengan perkembangan Vertikal, tertinggi

Terdiri atas kelompok Comulus dan Comulo nimbus

B. Hujan dan Curah Hujan

1. Hujan

Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik-titik air dalam bentuk cair ataupun padat

(pada hujan es) ke permukaan bumi karena adanya proses penguapan, kondensasi

dan presipitasi. Pada dasarnya hal penting yang harus dipenuhi agar uap air yang

ada diudara dapat berbentuk menjadi butir-butir air dan seterusnya menjadi hujan

adalah adanya uap air, adanya inti-inti kondensasi dan adanya proses pendinginan.

2. Mekanisme terbentuknya hujan

Pada dasarnya, air hujan berasal dari air bumi seperti air laut, air sungai, air

danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air

kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang

menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-

tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air.

Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat

adanya bantuan panas matahari. Sesampai di atas, uap-uap mengalami proses

pemadatan atau biasa disebut juga kondensasi sehingga terbentuklah awan. Akibat

terbawa angin yang bergerak, awan-awan tersebut saling bertemu dan membesar

dan kemudian menuju ke atmosfir bumi yang suhunya lebih rendah atau dingin dan

akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena terlalu berat dan tidak mampu lagi

ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan

bumi, proses ini disebut juga proses presipitasi.

3. Curah Hujan

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat

yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu)

milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar

tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.

Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat

berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif

terhadap tanaman.

Curah hujan diukur dalam satuan milimeter (mm). Pengukuran curah hujan

dilakukan melalui alat yang disebut penakar curah hujan dan diukur setiap jam 7

pagi waktu setempat.

4. Distribusi Curah Hujan Dan Monson Diperairan Indonesia

Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut

waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor

pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum. Oleh karena itu klasifikasi iklim

untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan

dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama. Variabilitas curah hujan

di Indonesia sangat kompleks dan merupakan suatu bagian chaotic dari variabilitas

monsun (Ferranti, dalam Aldrian 2003). Berdasarkan pola Monsun, selama enam

bulan curah hujan relatif tinggi (biasanya disebut musim hujan) dan enam bulan

berikutnya memiliki curah hujan yang rendah (bisanya disebut musim kemarau).

Secara umum musim kemarau berlangsung dari April sampai September (Moonson

timur) dan musim hujan dari Oktober sampai Maret (Munsoon barat).

Indonesia dikenal sebagai satu kawasan benua maritim karena sebagian besar

wilayahnya didominasi oleh lautan dan diapit oleh dua Samudera yaitu Samudera

Hindia dan Samudera Pasifik. Oleh karena itu elemen (unsur) iklimnya terutama

curah hujan memungkinkan dipengaruhi oleh keadaan suhu permukaan laut (SPL)

di sekitarnya. Salah satu fenomena yang dicirikan oleh adanya suatu perubahan

SPL yang kemudian mempengaruhi curah hujan di Indonesia adalah fenomena

yang terjadi di Samudera Hindia yang dikenal dengan istilah Dipole Mode (DM)

yang tidak lain merupakan fenomena couple antara atmosfer dan laut yang ditandai

dengan perbedaan anomali dua kutub Suhu Permukaan Laut ( SPL) di Samudera

Hindia tropis bagian timur (perairan Indonesia di sekitar Sumatera dan Jawa) dan

Samudera Hindia tropis bagian tengah sampai barat (perairan pantai timur Benua

Afrika). Pada saat anomali SPL di Samudera Hindia tropis bagian barat lebih besar

daripada di bagian timurnya, maka terjadi peningkatan curah hujan dari normalnya

di pantai timur Afrika dan Samudera Hindia bagian barat. Sedangkan di Indonesia

mengalami penurunan curah hujan dari normalnya yang menyebabkan kekeringan,

kejadian ini biasa dikenal dengan istilah Dipole Mode Positif (DM +). Fenomena

yang berlawanan dengan kondisi ini dikenal sebagai DM (-).

Monsun dan pergerakan ITCZ (Intertropical Convergence Zone) berkaitan

dengan variasi curah hujan tahunan dan semi tahunan di Indonesia sedangkan

fenomena El-Nino dan Dipole Mode berkaitan dengan variasi curah hujan antar

tahunan di Indonesia.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses terbentuknya awan dan hujan memiliki keterkaitan yang sangat erat.

Jika awan telah terbentuk dari hasil kondensasi maka akan menyebabkan

turunnya butir-butir air yang disebut hujan. Hal tersebut terjadi jika terjadi

penguapan yang semakin meningkat sehingga volume awan menjadi

bertambah dan uap air tersebut tidak mampu lagi untuk ditopang.

2. Keadaan suatu wilayah memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap

pola penyebaran dari curah hujan, baik di saat intensitas curah hujan

meningkat maupun menurun. Terutama di Indonesia yang diapit oleh 2

Samudera sehingga iklimnya sangat dipengaruhi oleh suhu permukaan laut.

B. Saran

Dengan adanya makalah mengenai awan dan curah hujan serta distribusinya,

diharapkan kepada para pembaca untuk memberi kritik dan saran yang

membangun demi meningkatnya kualitas dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://edisumarnoblog.blogspot.co.id/2014/12/proses-pembentukan-awan.html

http://staklim-manado.bmkg.go.id/artikel/57-proses-fisis-pembentukan-awan-dan-hujan-tropis.pdf

https://www.scribd.com/doc/209781549/Awan-Dan-Hujan-Klimatologi

http://work-faperta-agt-12.blogspot.co.id/2013/10/awan-dan-curah-hujan.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19244/4/Chapter%20II.pdf

http://www.cuacajateng.com/pembentukanawan.htm