46
Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 13 BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA 2.1. Pondok Budaya Jawa 2.2.1. Pengertian Pondok Budaya Pondok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti sebagai bangunan untuk tempat sementara (seperti yang didirikan di ladang, hutan dsb). Sedangkan makna Budaya menurut KBBI adalah pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradap, maju), sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1990, 195). Namun dalam Ilmu Budaya Dasar (IBD) antar budaya dan kebudayaan dibedakan maknanya yakni secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya mengacu pada pengertian sebagai berikut 5 : 1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Istilah kebudayaan digunakan untuk menunjuk dan menekankan hasil karya fisik manusia, sekalipun hasil dan karya fisik manusia ini sebenarnya tidak lepas dari pola berpikir (gagasan) dan pola perilaku atau (tindakan) manusianya. 2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan. Pengertian budaya atau kultur dimaksudkan untuk menyebut nilai- nilai yang digunakan oleh sekelompok orang dalam berpikir dan bertindak. 5 Dr. Ir. P. Wiryono. SJ, 1996, Pemahaman Kontekstual Tentang Budaya Dasar, Yogyakarta, Penerbit Kanisius,

B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 13

BAB II

TINJAUAN PONDOK BUDAYA

2.1. Pondok Budaya Jawa

2.2.1. Pengertian Pondok Budaya

Pondok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

mempunyai arti sebagai bangunan untuk tempat sementara (seperti

yang didirikan di ladang, hutan dsb). Sedangkan makna Budaya

menurut KBBI adalah pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu

mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradap, maju),

sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah.

Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan

budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1990, 195). Namun

dalam Ilmu Budaya Dasar (IBD) antar budaya dan kebudayaan

dibedakan maknanya yakni secara sederhana pengertian kebudayaan

dan budaya mengacu pada pengertian sebagai berikut 5 :

1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Istilah kebudayaan digunakan untuk menunjuk dan menekankan

hasil karya fisik manusia, sekalipun hasil dan karya fisik manusia

ini sebenarnya tidak lepas dari pola berpikir (gagasan) dan pola

perilaku atau (tindakan) manusianya.

2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah

budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian

keseluruhan sistem gagasan dan tindakan. Pengertian budaya

atau kultur dimaksudkan untuk menyebut nilai- nilai yang

digunakan oleh sekelompok orang dalam berpikir dan bertindak.

5 Dr. Ir. P. Wiryono. SJ, 1996, Pemahaman Kontekstual Tentang Budaya Dasar, Yogyakarta,

Penerbit Kanisius,

Page 2: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 14

Seperti halnya dengan kebudayaan, budaya sebagai suatu sistem

juga merupakan hasil kajian yang berulang- ulang tentang suatu

permasalahan yang dihadapi manusia.

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai

komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

a. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki

4 unsur pokok yaitu:

1. Alat- alat teknologi

2. Sistem ekonomi

3. Keluarga

4. Kekuasaan politik

b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok

yang meliputi:

1. Sistem norma sosial yang memunggkinkan kerja sama

antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri

dengan alam sekelilingnya.

2. Organisasi ekonomi

3. Alat- alat dan lembaga- lembaga atau petugas- petugas

untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan

utama).

4. Organisasi kekuatan (politik).

c. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan

menjadi tiga: yakni gagasan, aktifitas, dan artefak.

1. Gagasan (wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang

berbentuk kumpulan ide- ide, gagasan, nilai- nilai, norma-

norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;

tidak dapat diraba dan disentuh. Wujud kebudayaan ini

terletak dalam kepala- kepala atau di alam pemikiran warga

masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan

Page 3: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 15

mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari

kebudayaan ideal itu barada dalam karangan dan buku-

buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (Tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud

ini sering pula disebut dengan sistem sosial. sistem sosial

ini terdirii dari aktivitas- aktivitas manusia yang salingg

berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan

manusia lainnya menurut pola- pola tertentu yang

berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi

dalam keidupan sehari- hari, dan dapat diamati dan

disokumentasikan.

3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa

hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia

dalam masyarakat berupa benda- benda atau hal- hal yang

dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling

konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Budaya nasional Indonesia sulit untuk didefinisikan ke

dalam satu jenis, karena pada dasarnya Negara Indonesia

memiliki banyak keberagaman dalam suku, sehingga memiliki

beragam jenis budaya khas daerah. Setiap daerah memiliki

identitas budayanya masing- masing. Hal ini lebih mengarahkan

kepada Budaya Tradisional Indonesia. Budaya tradisional

Indonesia memiliki keunikan masing- masing yang dapat dilihat

langsung wujud kebudayaan itu sendiri.

Berikut adalah elemen Budaya Tradisional Indonesia

secara umum:

1. Tarian

Page 4: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 16

2. Ritual

3. Ornamen

4. Motif kain

5. Alat musik

6. Cerita Rakyat

7. Musik dan Lagu

8. Data Makanan

9. Seni Pertunjukan

10. Produk Arsitektur

11. Pakaian Tradisional

12. Permainan Tradisional

13. Senjata dan Alat Perang

14. Naskah Kuno dan Prasasti

15. Tata Cara Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan

2.2.2 Perkembangan Pondok Budaya di Yogyakarta

Di Indonesia dapat ditemukan berbagai Pondok, terutama

dalam bidang keagamaan yakni Pondok Pesantren yang tersebar di

seluruh pelosok negeri. Sedangkan bangunan sejenis Pondok yang

bergerak di bidang kebudayaan di Yogyakarta terdapat 2 yakni

Padepokan Seni Bagong Kussudiardja di Bantul, dan Rumah

Budaya Tembi. Keduanya memiliki kegiatan di bidang seni

pertunjukan musik, tari, dan teater. Selain dari Yogyakarta adapula

Padepokan Kalang Kemuning, Padepokan ini merupakan sanggar

tari Jaipong di Lembang, Jawa Barat. Ada juga Padepokan

Nasional Pencak Silat Indonesia (PnPSI) yang berskala nasional

dan internasional yang berlokasi di Kompleks Taman Mini

Indonesia Indah, Jakarta. Selain beberapa contoh di atas, masih

banyak Pondok maupun padepokan lain yyang tersebar di wilayah

Indonesia, baik di bidang seni, bela diri, maupun keagamaan.

Page 5: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 17

2.2. Yogyakarta

2.2.1. Tinjauan Umum Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33

provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah.

Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi 7°33′-

8°12′ Lintang Selatan dan 110°0′-110°50′ Bujur Timur dengan luas

3.185,81 km2 yang berarti 0,17% dari luas Indonesia. Wilayah tersebut

dibagi menjadi satu kodya dan empat kabupaten.

Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian selatan dibatasi Lautan

Indonesia, sedangkan di bagian timur laut, tenggara, barat, dan barat

laut dibatasi oleh wilayah Provinsi Jawa Tengah yang meliputi:

• Batas bagian Timur Laut : Kabupaten Klaten

• Batas bagian Tenggara : Kabupaten Wonogiri

• Batas bagian Barat : Kabupaten Purworejo

• Batas bagian Barat Laut : Kabupaten Magelang

Gambar 2.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta

Sumber: http://www.badilag.net/data/petabadilag/Yogyakarta.html Tanggal: 12 Oktober 2014

Ketinggian rata-rata DIY berkisar 113 meter dari permukaan laut

dengan permukaan tanah relatif datar, walaupun kondisi topografi kota

memiliki kemiringan 1% ke arah selatan. Bagian utara kota paling

tinggi pada posisi 129 meter di atas permukaan laut, sedangkan bagian

selatan terletak 95 meter di atas permukaan laut.

Page 6: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 18

Sebagian besar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta terletak

pada ketinggian antara 100 m – 499 m dari permukaan laut tercatat

sebesar 65,65 persen, ketinggian kurang dari 100 m sebesar 28,84

persen, ketinggian antara 500 m – 999 m sebesar 5,04 persen dan

ketinggian di atas 1000 m sebesar 0,47 persen.

Daerah Istimewa Yogyakarta beriklim tropis yang dipengaruhi

oleh musim kemarau dan musim hujan. Menurut catatan Stasiun

Meteorologi Bandara Adisucipto, suhu udara rata-rata di Yogyakarta

tahun 2008 menunjukkan angka 26,11 ºC lebih rendah dibandingkan

rata-rata suhu udara pada tahun 2007 yang tercatat sebesar 27,35 ºC,

dengan suhu minimum 16,6 ºC dan suhu maksimum 34,8 ºC. Curah

hujan berkisar antara 0 mm – 346,2 mm dengan hari hujan per bulan

antara 0,0 kali – 25,0 kali. Sedangkan kelembaban udara tercatat antara

28 persen – 97 persen, tekanan udara antara 1.005,3 mb - 1.014,2 mb,

dengan arah angin antara 60 derajat - 240 derajat dan kecepatan angin

antara 0,0 knot sampai dengan 5,4 knot.

Kepadatan penduduk DIY mencapai 3.468.502 jiwa. Dengan

persentase jumlah penduduk laki-laki 50,19 persen dan penduduk

perempuan 49,81 persen. Menurut daerah, persentase penduduk kota

mencapai 64,37 persen dan penduduk desa mencapai 35,70 persen

(Susenas Juli 2008).

Propinsi DIY terbagi menjadi lima Daerah Tingkat II, 78

kecamatan, 438 kelurahan/desa. Daerah Tingkat II DIY terdiri dari 1

Kotamadya dan 4 Kabupaten, antara lain:

• Kotamadya Yogyakarta, dengan luas 32,50 km² (1,03 %)

• Kab. Gunungkidul, dengan luas 1.485,36 km² (46,62 %)

• Kab. Sleman, dengan luas 574,82 km² (18,04 %)

• Kab. Kulonprogo, dengan luas 586,28 km² (18,40 %)

• Kab. Bantul, dengan luas 506,85 km² (15,91 %)

Page 7: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 19

Berdasarkan Simposium Perencanaan Kota Yogyakarta, tanggal

15-17 Maret 1979 hal.34, dinyatakan bahwa predikat kota Yogyakarta

secara nyata adalah:

• Sebagai Kota Pendidikan.

Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota pelajar

memiliki sarana

pendidikan yang berkualitas baik. Jumlah perguruan tinggi terus

bertambah, dari data terakhir diketahui bahwa jumlah perguruan

tinggi ada 129 perguruan tinggi (Panduan Industri, Jasa,

Pariwisata dan Perdagangan DIY, PSI-UGM, 1995), belum

termasuk sarana pendidikan non formal lainnya.

• Sebagai Kota Budaya dan Pariwisata.

Yogyakarta juga dikenal memiliki potensi budaya dan seni

yang besar. Potensi budaya dapat dilihat melalui peninggalan-

peninggalan sejarah budaya yang masih terawat dengan baik dan

adat istiadat serta tradisi kemasyarakatan masih terasa sekali dalam

pola kehidupan sosial masyarakatnya. Yogyakarta sebagai daerah

tujuan wisata, secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi

perkembangan kota, kehidupan sosial dan dinamikanya, sehingga

mempunyai tingkat perkembangan yang pesat.

DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yyang

bersifat tangible (fisik) maupun yang bersifat intangible (nonfisik).

Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya dan

benda cagar budaya daan benda cagar budaya sedangkan potensi

budaya yang intangible seperti gagasan, system nilai atau norma,

karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam

kawasan masyarakat.

DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya

yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset- aset

budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan

Page 8: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 20

Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari

keberadaannya, merupakan embrio dan memberi spirit bagi tumbuhnya

dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama daam

berseni budaya dan beraadat tradisi. DIY juga memiliki fasilitas

museum diantaranya adalah Museum Ulen Sentalu dan Museum

Sonobudoyo yang diproyeksikan menjadi museum internasional.

2.2.2. Tinjauan Kabupaten Bantul

Kabupaten bantul adalah kabuapaten di Provinsi DIY, Indonesia.

Bagian selatan Kabupaten ini berupa pegunungan kapur, yakni ujung

barat Pegunungan Sewu. Sungai besar yang mengalir diantaranya Kali

progo (batas dengan Kabupaten Kulon Progo, Kali Opak, Kali Tepus,

dan anak- anak sungai lainnya.

Gambar 2.2. Peta Kabupaten Bantul

Sumber: kewilayahan.bantulkab.go.id Tanggal: 12 Oktober 2014

Adapun batas- batas wilayah Kabupaten Bantul yakni sebagai

berikut:

Page 9: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 21

- Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

- Selatan : Samudra Hindia

- Timur : Kabupaten Gunung Kidul

- Barat : Kabupaten Kulon Progo

2.2.2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul

Secara garis besar arah pengembangan dan pembangunan

daerah mengacu pada RTRW Kabupaten Bantul yang terbagi

menjadi enam Satuan Wilayah Pengembangan (SWP).

Sedangkan peta Satuan Wilayah Pengembangaan adalah sebagai

berikut:

1. SWP 1 : Kecamatan Sedayu, Pajangan dan sebagian

Kecamatan Kasihan (Desa Bangunjiwo).

- Bagian Utara : sebagai kawasan pertanian, agrobisnis,

perdagangan, jasa serta pendidikan.

- Bagian Selatan : sebagai kawasan industri, non polutan,

perdagangan jasa dan permukiman.

2. SWP II : Kecamatan Kasihan, Banguntapan dan sebagian

Kec. Pleret (Desa Pleret)

- Kawasan aglomerasi

- Menjadi bagian pengembangan Kota Yogyakarta:

permukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa.

3. SWP III : Kecamatan Piyungan dan Sebagian Kec. Pleret

(Desa Bawuran, Wonolelo dan Segoroyoso).

- Bagian Utara : sebagai kawasan industri, perdagangan,

jasa, pertanian dan permukiman.

- Bagian Selatan : sebagai kawasan pertanian dan wisata

budaya.

4. SWP IV : Kecamatan Srandakan, Sanden, dan Kretek

- Bagian Utara : sebagai kawasan pertanian, lahan basah,

agrobisnis dan permukiman.

Page 10: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 22

- Bagian selatan : sebagai kawasan alam, budaya dan

perikanan.

5. SWP V : Kecamatan Bantul dan Sewon

- Bagian Utara : sebagai pusat pemerintahan, perumahan,

perdagangan dan jasa.

- Bagian Selatan : Sebagai kawasan pertanian

6. SWP VI : Kecamatan Imogiri dan Dlingo

Pembangunan diarahkan untuk kawasan pertanian.

untuk mendukung program kecamatan sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi baru, maka tiga kecamatan telah

dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, yaitu

kecamatan Piyungan, Pundong, dan Srandakan. Selain

penataan wilayah seperti tersebut di atas, pembangunan di

Kabupaten Bantul juga mengacu pada Perda No. 01 tahun

1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Daerah

Kabupaten Bantul yang menunjukkan pemanfaatan ruang

wilayah.

Pembagian pemanfaatan ruang di Kabupaten Bantul

secara garis besar dibedakan menjadi dua yakni:

1. Kawasan Lahan Basah Non Irigasi:

a. Kawasan Lahan Basah Nonirigasi

b. Kawasan Lahan Basah Irigasi

c. Kawasan Pertanian Lahan Kering

2. Budidaya Non Pertanian, terdiri dari:

a. Kawasan Industri

b. Kawasan Perumahan baru

c. Kawasan Perkotaan

d. Kawasan Pariwisata

Page 11: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 23

2.2.2.2. Sosial Budaya Kabupaten Bantul

Kepadatan pendudukan geografis menunjukkan jumlah

penduduk pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan

penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan

tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah. Data ini diperlukan

untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang ada di

Bantul. Ini digunakan untuk memperkirakan jumlah mayarakat

yang dapat menggunakan fasilitas Pendidikan Anak dalam

bidang Kebudayaan Jawa.

Tabel. 1.3. Kepadatan Penduduk Goegrafis

Kabupaten Bantul

No. Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk

Kapadatan/ Km2

1. Srandakan 18.32 34.001 1.856

2. Sanden 23.16 37.580 1.623

3. Kretek 27.77 34.684 1.249

4. Pundong 23.68 35.612 1.504

5. Bambanglipuro 22.7 48.058 2.117

6. Pandak 24.3 54.836 2.257

7. Bantul 21.955 66.512 3.030

8. Jetis 24.47 55.883 2.284

9. Imogiri 54.49 63.977 1.174

10. Dlingo 55.87 41.674 746

11. Pleret 22.97 37.480 1.632

12. Piyungan 32.554 42.580 1.309

13. Banguntapan 28.48 96.528 3.389

14. Sewon 27.16 86.779 3.195

15. Kasihan 32.38 89.025 2.749

16. Pajangan 33.25 34.597 1.041

17. Sedayu 33.36 50.006 1.499

JUMLAH 506.85 909.812 1.795 Sumber: BPS Kabupaten Bantul, 2012

Page 12: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 24

Berikut adalah grafik piramida penduduk Kabupaten

Bantul pada Tahun 2012.

Gambar 2.3. Piramida Penduduk Kabupaten Bantul

Sumber: BPS Kabupaten Bantul,2012

2.3. Studi Preseden Sejenis Pondok Budaya

2.3.1. Padepokan Seni Bagong

Padepokan ini terletak di Dusun Kembaran, Tamantirto,

Kasihan, Bantul. Luas bangunan ini kurang lebih 0,5 Hektar.

Padepokan Seni Bagong Kussudiardja didirikan oleh

seniman Bagong Kussudiardja pada 2 Oktober 1978 sebagai

lembaga pendidikan kesenian non formal yang meliputi tari,

karawitan, teater, ketoprak, musik dan lain sebagainya.

Gambar 2.4. Padepokan Seni Bagong Sumber: http://www.ybk.or.id/lokasi_in.php

Page 13: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 25

Visi dari Padepokan Seni Bagong ini adalah menjadi rumah

budaya terdepan dalam memberikan kontribusi yang memperkaya

dunia seni di Indonesia, sebagai jembatan yang merekatkan seni

dengan masyarakat. YBK memiliki ikhtiar untuk merangsang

kegairahan perkembangan kebudayaan dan pengembangan

kreativitas masyarakat Indonesia, melalui peran aktif terhadap

seni, komunitas seni, dan kebersamaan masyarakat dengan seni.

Misi dari YBK (Yayasan Bagong Kussudiardja) adalah

rumah budaya nirlaba di Yogyakarta yang mewujudkan seni

pertunjukan sebagai media dialog dan pembelajaran untuk

merangsang kegairahan kreativitas komunitas seni dan

masyarakat. YBK mengolah proses-proses pembelajaran tentang

seni dan menggunakan seni sebagai media, melalui presentasi

karya seni pertunjukan, fasilitasi pengembangan daya kerja kreatif

seniman (artisik dan non artistik), serta merencanakan dan

membangun program yang meningkatkan penyertaan aktif

masyarakat bersama dengan seni.

Fasilitas yang ditawarkan di Padepokan Seni Bagong ini

diantaranya adalah sebagai berikut.

Tabel. 2.1. Tabel Ruang dan Dimensi Ruang pada Padepokan

Seni Bagong

NO. NAMA RUANG DIMENSI

1. Ruang pertunjukan 180 m2

2. Rumah singgah 217 m2

3. Galeri lukis 248 m2

4. Kantor yayasan 180 m2

5. Galeri gamelan 140 m2

6. Pendopo Dipenegoro 266 m2

7. Ruang sekretariat dan arsip 150 m2

8. Pendopo Ratu kidul 182 m2

9. 2 gudang (simpan peralatan) 172 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2014

Page 14: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Dari data diatas dapat d

Seni Bagong Kussudiardja memili

pertunjukan,

penginapan. Namun ditinjau dari kapasitas ruangnya Padepokan

ini lebih bergerak di dibidang edukasi yakni berupa pelatihan

Tari, Musik, dan teater, sedangkan fasilitas penginapan kurang

diperhatikan hal ini dapat disebab

menginap yang berupa kamar peristirahatan.

Berbeda dengan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja,

rumah Budaya Tem

untuk mewadahi kebutuhan fungsi rekreasi dan edukasi. Berikut

adalah gam

Tembi:

Gambar 2.

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta

Dari data diatas dapat dapat dilihat bahwa di Padepokan

Seni Bagong Kussudiardja memiliki fasilitas utama yakni

ertunjukan, galeri seni, pendopo pertunjukan, dan rumah

penginapan. Namun ditinjau dari kapasitas ruangnya Padepokan

ini lebih bergerak di dibidang edukasi yakni berupa pelatihan

Tari, Musik, dan teater, sedangkan fasilitas penginapan kurang

diperhatikan hal ini dapat disebabkan karena kurangnya fasilitas

menginap yang berupa kamar peristirahatan.

Berbeda dengan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja,

rumah Budaya Tembi memiliki fasilitas yang lebih

untuk mewadahi kebutuhan fungsi rekreasi dan edukasi. Berikut

gambaran blokplan kompleks bangunan Rumah Budaya

Gambar 2.5. Pembagian Ruang Padepokan Seni BagongDigambar oleh: Edo Anugera Sanjaya, 2014

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 26

apat dilihat bahwa di Padepokan

ki fasilitas utama yakni ruang

endopo pertunjukan, dan rumah

penginapan. Namun ditinjau dari kapasitas ruangnya Padepokan

ini lebih bergerak di dibidang edukasi yakni berupa pelatihan

Tari, Musik, dan teater, sedangkan fasilitas penginapan kurang

kan karena kurangnya fasilitas

Berbeda dengan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja,

kompleks

untuk mewadahi kebutuhan fungsi rekreasi dan edukasi. Berikut

kompleks bangunan Rumah Budaya

. Pembagian Ruang Padepokan Seni Bagong

Page 15: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 27

2.3.2. Rumah Budaya Tembi

Rumah Budaya Tembi terletak di Jalan Parangtritis Km.

8,4 Desa Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Luas seluruh Site adalah sebesar 3500 m2 dengan luas

bangunan 212 m2, dan luas bangunan keseluruhan 1.057 m2.

Gambar 2.6.Tembi Rumah Budaya

Sumber: http://tembi.net/tentang-tembi-news

Desa Tembi dahulunya merupakan salah satu tempat

dimana ini merupakan tempat bagi Abdi Dalem Katemben

yang tugasnya menyusui anak- anak dan kerabat raja. Maka

desa ini kemudian dinamai Dusun Tembi, dan masih ada pula

yang menganggap jika berkunjung kedusun ini akan

mendapatkan kemuliaan bak raja pada zaman yang lalu karena

latar belakang desa tersebut.

Adapun ruang dan dimensi ruang yang terdapat pada

Rumah Budaya Tembi adalah sebagai berikut:

Tabel. 2.2. Tabel Fasilitas Utama dan Pendukung pada

Padepokan Bagong

NAMA RUANG DIMENSI

pendopo 255 m2

Ruang rapat 2 lantai: Lantai 1 Lantai 2

96,8 m2 40 m2

restoran 30 m2

Ruang baca 24 m2

perpustakaan 41 m2

Rg.latihan 47,6 m2

Rg.kursus 31 m2

Page 16: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

terdapat di Rumah Budaya Tembi diantaranya adalah ruang

pertunjukan, ruang latihan, ruang pameran, ruang rapat,

museum, dan penginapan yang berupa

fasilitasnya Rumah Budaya

lebih lengkap dibandingkan dengan Padepokan Seni Bagong

Kussudiardja.

Berikut adalah gambar

Rumah Budaya Tembi:

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta

Rg.latihan 24 m2

restoran 70 m2

Ruang pameran 126 m2

Wc umum@3 3 m2

Sumber: Analisis Penulis, 2014

Dari data di atas dapat dilihat falilitas utama yang

terdapat di Rumah Budaya Tembi diantaranya adalah ruang

pertunjukan, ruang latihan, ruang pameran, ruang rapat,

museum, dan penginapan yang berupa Cottage. Ditinjau dari

fasilitasnya Rumah Budaya Tembi menyediakan fasilitas yang

lebih lengkap dibandingkan dengan Padepokan Seni Bagong

Kussudiardja.

Berikut adalah gambar blokplan kompleks bangunan

Rumah Budaya Tembi:

Gambar 2.7. Pembagian Ruang Rumah Budaya TembiDigambar oleh: Edo Anugera Sanjaya, 2014

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 28

Dari data di atas dapat dilihat falilitas utama yang

terdapat di Rumah Budaya Tembi diantaranya adalah ruang

pertunjukan, ruang latihan, ruang pameran, ruang rapat, cafe,

. Ditinjau dari

Tembi menyediakan fasilitas yang

lebih lengkap dibandingkan dengan Padepokan Seni Bagong

kompleks bangunan

. Pembagian Ruang Rumah Budaya Tembi

Page 17: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 29

Dari data Padepokan Seni Bagong dan Rumah Budaya Tembi dapat dikomparasikan sebagai berikut:

Tabel. 2.3. Tabel Komparasi Padepokan Seni Bagong dengan

Rumah Budaya Tembi.

NO. KETERANGAN

PADEPOKAN SENI BAGONG

RUMAH BUDAYA TEMBI

1. KONSEP

Konsep bangunan langgam Arsitektur Neo- Vernakuler. Dilihat dari komposisi bangunan esensi bangunan Padepokan ini lebih kepada kegiatan Education yang meliputi kegiatan seni Musik, Tari, dan teater

Konsep bangunan langgam Arsitektur Neo- Vernakuler. Esensi dari bangunan Rumah Budaya Tembi lebih kepada kegiatan Recreation hal ini ditunjukkan dengan adanya komposisi bangunan rekreasi lebih banyak seperti Cottage, kolam renang, Museum, dan amphyteatre dibandingkan dengan bangunan fungsi Education.

2. FASILITAS

1. Rg. Sekretariat & arsip

2. Rg. Pertunjukan indoor (1)

3. Rg Pertunjukan Outdoor (3)

4. Rg. Galeri lukisan 5. Rg. Galeri

Gamelan 6. Rg. Serbaguna 7. Tempat

penyimpanan kostum (2)

8. Rg. Peristirahatan (2)

9. Rg. Kantor Yayasan

10. Rg. Rapat 11. Parkir kendaraan

umum 12. Toilet umum (3)

1. Ruang pertunjukan outdoor

2. Amphyteater 3. Rg. Ganti 4. Rg. Latihan 5. Museum Buku 6. Museum benda antik 7. Museum Lukisan 8. Rg. Kursus 9. Perpustakaan 10. Rg. Baca 11. Rg. Rapat 12. Cottage (9) 13. Restoran 14. Pantry 15. Mushola 16. Gudang 17. MEE 18. Kantor pengelola 19. Wc Umum (3) 20. Kolam renang 21. Pos satpam

Sumber: Analisis Penulis, 2014

Page 18: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 30

2.4. Tinjauan Umum Terkait Esensi Kegiatan Tari, Karawitan, dan

Wayang di Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta.

2.4.1. Tari Tradisional Jawa

Tarian daerah atau bisa juga disebut sebagai tarian adat jenisnya

bermacam- macam, tergantung dari maksud dan tujuan ditampilkannya

tarian daerah tersebut. Satu daerah bahkan mempunyai bermacam-

macam tarian adat, misalnya tarian untuk menyambut tamu agung,

tarian untuk menyambut keamanan dan tarian dengan mengusung tema

perang- perangan.

Pada umumnya tarian daerah mempunyai tema tertentu, seperti

misalnya tarian adat di Papua biasanya bertema perang, sedangkan

tarian adat Jawa banyak yang bertema pernikahan atau menyambut

hasil panen. Berikut ini adalah macam- macam tarian daerah Jawa.

Tarian yang berasal dari Jawa Timur diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Tari Dongkrek

2. Tari Gandrung Banyuwangi

3. Tari Glepeng

4. Tari Jaran Kepang

5. Tari Jejer

6. Tari Kethek Oglek

7. Tari Oklik

8. Tari Ngremo

Tarian yang berasal dari Daerah Jawa Tengah adalah sebagai

berikut:

1. Tari Bondan

2. Tari Gambir Anom

3. Tari Gambyong

4. Tari Gatotkaca Gandrung

Page 19: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 31

Tarian yang berasal dari daerah Jawa Barat diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Tari Banjet

2. Tari Debus

3. Tari Jaipong

4. Tari Ketuk Tilu

5. Tari Kuda Lumping

6. Tari Merak

7. Tari Patilaras

8. Tari Reog

9. Tari Sisingaan

10. Tari Topeng Kuncaran.

Tarian yang berasal dari daerah Yogyakarta diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Tari Bedaya

2. Tari Kumbang Yogyakarta

3. Tari Gambir

4. Tari Kelono Topeng Serimpi

5. Tari Serial Ramayana

6. Tari Golek Sulung Dayung Yogyakarta

2.4.2. Karawitan

Gbr. 2.8. Gamelan Jawa

Sumber: http://goblokku.wordpress.com/2011/09/14/gamelan-jawa-

tengah-dan-yogyakarta/

Page 20: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 32

Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit berarti rumit, berbelit-

belit, tetapi rawit juga berarti halus, indah- indah. Sedangkan kata

ngrawit berarti suatu karya seni yang memiliki sefat- sifat yang halus,

rumit dan indah.

Kata Jawa Karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada

musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada nondiatonis

(dalam laras slendro dan pelog) yang garapan- garapannya

menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet

dan aturan garap yang tampak nyata dalam sajian gending, baik itu yang

berbentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah

didengar, mengandung nilai- nilai historis dan filosofis bagi bangsa

Indonesia, maupun asesoris lainnya.

Definisi seni kerawitan sendiri adalah musik Indonesia yang

berlaras non diatonic (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-

garapannya sudah menggunakan sistim notasi, warna suara, ritme,

memiliki fungsi, sifat pathet, dan aturan garap dalam bentuk

instrumentalia, vokalis dan campuran, enak di dengar untuk dirinya

maupun orang lain (Suhastjarja, 1984).

Perangkat gamelan yang digunakan dalam seni karawitan

memiliki 2 jenis yaitu Lara Slendro dan Pelog.

a. Laras Slendro

Sistem urutan nada- nada yang terdiri dari lima nada dalam satu

gembyang dengan pola jarak yang hampir sama rata. Sedangkan

laras ( nada- nada) yang digunakan dalam laras slendro adalah:

1. Penunggul, atau sering juga disebut barang, diberi symbol 1

(angka arab satu), dan dibaca siji atau ji .

2. Gulu, atau Jangga (kromo jw.), diberi simbol 2 (angka arab 2)

dibaca ro.

3. Dhodho, atau jaja atau tengah, diberi simbol 3 (angka arab tiga),

dan dibaca telu atau dibaca singkat lu.

4. Lima, diberi simbol 5 (angka arab enam), dibaca nem.

Page 21: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 33

Selain lima nada pokok tersebut juga terdapat beberapa nama

laras atau nada, seperti:

1. Barang, yaitu nada gembyangan dari penunggul, diberi symbol 1

(angka arab satu dengan titik diatas angka), dibaca ji atau siji.

2. Manis, yaitu nada gembyangan gulu, diberi simbol angka 2

(angka arab dua dengan titik di atas) manis hanya digunakan

untuk laras kenong dan kempul.

b. Lalas Pelog

Sistem urutan nada- nada yang terdiri dari lima nada (atau

tujuh) nada dalam satu gembyang dengan menggunakan satu pola

jarak nada yang tidak sama rata, yaitu tiga (atau lima) jarak dekat

dan dua jauh.

Dalam penyajian, memang sering terdapat beberapa gendhing

yang disajikan dalam laras pelog dengan hanya menggunakan lima

nada saja, terutama daam kasus penyajian gendhing pelog sebagai

hasil alih laras slendro, kemudian disajikan dalam laras pelog. Suatu

hal yang biasa dalam karawitan Jawa bahwa suatu gendhing dapat

dan boleh disajikan dalam dua laras yang berbeda.

Berikut adalah seperangkat gamelan Jawa yang umumnya

dibunyikan di Yogyakarta dan Jawa Tengah:

1. Kendang

Kendang merupakan alat musik ritmis (tak bernada) yang

berfungsi mengatur irama dan termasuk dalam kelompok

“membranofon” yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal

dari selaput kulit atau bahan lainnya.

Page 22: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 34

Gambar. 2.9. Kendang

Sumber: http://1.bp.blogspot.com/_thxz_CuQc90/TBD1WK5-cXI/AAAAAAAAAA8/KlzSurkp73Y/s1600/Traditional_indonesian_

drums.jpg

2. Rebab

Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup

dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/ dawai dan

mempunyai tangga nada pentatonis.

Gambar 2.10. Rebab

Sumber: http://img239.imageshack.us/img239/3798/rebab2sd7.gif

3. Balungan

Balungan adalah alat musik yang berbentuk wilahan

(Jawa: Bilahan) dengan enam atau tujuh wilah (satu oktaf)

ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai

resonator yang ditabuh dengan menggunakan tabuh dari kayu.

Menurut ukuran dan fungsinya, terdapat tiga jenis Balungan

yakni sebagai berikut:

a. Demung

Page 23: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 35

Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah, Demung

memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang

terbatas.

Gambar 2.11. Demong

Sumber: http://img239.imageshack.us/img239/3798/rebab2sd7.gif

b. Saron

Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi. Seperti

demung, saron memainkan balingan dalam wilayahnya yang

terbatas. Pada teknik tabuhan imbal- imbalan, dua saron

memainkan lagu jalin- menjalin yang bertempo cepat.

Seperangkat gamelan mempunyai dua Saron, tetapi ada

gamelan yang mempunyai lebih dari dua saron.

Gambar. 2.12. Saron

Sumber: http://img239.imageshack.us/img239/3798/rebab2sd7.gif

c. Peking

Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling

tinggi. Saron penerus atau peking ini memainkan tabuhan

rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan.

Page 24: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 36

Gambar 2.13. Peking http://2.bp.blogspot.com/-

AMJVKAXKvgA/TWR_sT4zntI/AAAAAAAAAGE/Y-546Oz20dc/s1600/9910SaronpanerusportraitLG.jpg

d. Slenthen

Menurut konstruksinya, Slenthen termasuk keluarga

gender, tatapi Slenthen mempunyai bilah sebanyak bilah

saron. Slenthen beroktaf paling rendah dalam kelompok

instrumen Saron (Balungan). Seperti Demung dan Saron

Barung, Slenthen memainkan lagu balungan dalam

wilayahnya yang terbatas..

Gambar. 2.14. Slenthem

http://1.bp.blogspot.com/_c1JD3aSyVsU/TLWEwY9K49I/AAAAAAAAAD0/1JW-

gYhLcdA/s1600/9858gamelanslenthemportraitwithmalletLG.jpg

4. Bonang

Alat musik ini terdiri dari sepuluh sampai empat-belas

gong- gong kecil berposisi horizontal yang disusun dalam dua

deretan, diletakkan di atas tali yang direntangkan pada bingkai

kayu. Bonang dibedakan menjadi 3 macam menurut ukuran,

wilayah oktaf dan fungsinya dalam ansambel. Untuk gamelan

Jawa, Bonang terdapat 2 jenis yakni Bonang Barug dan bonang

Penerus/ penembung.

Page 25: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 37

Gambar 2.15. Bonang

Sumber: http://1.bp.blogspot.com/_thxz_CuQc90/TBD8NiSkPYI/AAAAAAAAABE/mzQDT19LRoE/s1600/Bonang_barung_and_panerus._STSI_

Surakarta.jpg

5. Kenong

Kenong merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang

paling gemuk, dibandingkan dengan kempul dan gong yang

walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun

pada pangkon berupa kayu keras yang dialasi dengan tali,

sehingga pada saat dipukul kenong tidak akan bergoyang ke

samping namun dapat bergoyang ke atas bawah, sehingga

menghasilkan suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan

suara yang rendah namun nyaring dengan timber yang khas

(dalam telinga masyarakat Jawa ditangkap berbunyi ning-nong,

sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, suara kenong

mengisi sela-sela antara kempul.

Gamelan ini merupakan instrumen kedua yang paling

penting setelah gong. Kenong membagi gongan menjadi dua

atau empat kalimat kalimat kenong, atau kenongan.

Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing,

nada-nada kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing, ia

bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan, dan

boleh juga mendahului nada balungan berikutnya untuk

menuntun alun lagu gendhing, atau ia dapat memainkan nada

berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk

mendukung rasa pathet.

Pada kenongan bergaya cepat, dalam ayak- ayakan, srepegan,

Page 26: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 38

dan sampak, tabuhan kenong menuntun alur lagu gendhing-

gendhing tersebut.

Gambar 2.16. Kenong

Sumber: http://www2.seasite.niu.edu/worldmusic/Images/Kenong.jpg

6. Kethuk

Dua instrumen jenis gong sebesar kenong, berposisi

horizontal ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada

bingkai kayu yang berfungsi memberi aksen- aksen alur lagu

gendhing menjadi kalimat- kalimat yang pendek.

Pada gaya tabuhan cepat lancaran, sampak, srepegan, dan

ayak-ayakan kethuk ditabuh di antara ketukan- ketukan

balungan, menghasilkan pola- pola jalin- menjalin yang cepat.

Gambar 2.17. Kethuk

Sumber: http://nonobudparpora.files.wordpress.com/2011/04/9-kethuk-kempyang-1.jpg

7. Gambang

Merupakan instrumen mirip keluarga balungan yang

dibuat dari bilah- bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang

juga berfungsi sebagai resonator. Gambang berbilah tujuh- belas

sampai duapuluh bilah, wilayah gambang mencakup dua oktaf

atau lebih.

Page 27: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 39

Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar

dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu/ batang

fiber lentur. Pada seperangkat instrumen gamelan yang lengkap

terdapat 3 buah gambang, yakni gambang slendro, gambang

pelog bem, dan gambang pelog barang. Namun tidak sedikit

yang terdiri hanya dua buah instrumen saja. Pada gambang

pelog, nada 1 dan 7 dapat disesuaikan dengan gendhing yang

akandimainkan.

Kebanyakan gambang memainkan gembyangan (oktaf) dalam

gaya pola pola lagu dengan ketukan ajeg.

Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi

lagu dan ritme, seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua

bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam bilah, dan

pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi seperti pada gendhing

Janturan/ Suluk.

Gambar 2.18. Gambang

Sumber: http://3.bp.blogspot.com

8. Gender

Gender dimainkan oleh para pemain gamelan profesional,

yang sudah lama menyelami Budaya Jawa.

Instrumen mirip Slenthem namun dengan wilahan lebih kecil,

terdiri dari bilah-bilah metal (Perunggu, Kuningan atau Besi)

ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator.

Gender ini dimainkan dengan 2 tabuh berbentuk bulat

(dilingkari lapisan kain) dengan tangkai pendek.

Sama halnya dengan Gambang Pada seperangkat instrumen

gamelan yang lengkap terdapat 3 buah Gender, yakni Gender

Page 28: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 40

Slendro, Gender pelog bem, dan Gender pelog barang.

Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada, dan ukurannya, ada

dua macam gender:

a. GenderBarung

Gender berukuran besar, beroktaf rendah sampai tengah.

Salah satu dari instrumen pemuka, gender barung

memainkan pola-pola lagu berketukan ajeg (cengkok) yang

dapat menciptakan tekstur sonoritas yang tebal dan

menguatkan rasa pathet gendhing.

Beberapa gendhing mempunyai pembuka yang dimainkan

gender barung; gendhing-gendhing ini dinamakan gendhing

gender.

Dalam pertunjukan wayang, pemain gender mempunyai

peran utama harus memainkan instrumennya hampir tidak

pemah berhenti selama semalam suntuk dalam permainan

gendhing, sulukan, dan grimingan.

Gambar 2.19. Barung

Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/82/Traditional

_indonesian_instruments03.jpg

b. Gender Panerus

Gender berukuran lebih kecil, beroktaf tengah sampai

tinggi. Meskipun instrumen mi tidak harus ada dalam

ansambel, kehadirannya menambah kekayaan tekstur

gamelan lebih kepyek. Gender ini memainkan lagunya

dalam pola lagu ketukan ajeg dan cepat.

Page 29: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 41

Gambar. 2.20. Gender Panerus

Sumber: http://www.campaniapuppets.it/GenderPenerus01.jpg

9. Siter

Siter merupakan instrumen yang dimainkan dengan cara

dipetik, terbuat dari kayu berbentuk kotak berongga yang

berdawai. Pada umumnya site mempunyai dua belas nada, yaitu

dari kiri ke kanan: 2, 3,5,6,1,2,3,5,6,1,2,3. (contoh untuk siter

slendro).

Ciri khas sitter adalah satu senar disetel nada pelog dan

senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki

panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak

ketika dimainkan. Siter dimainkan sebagai salah satu dari alat

musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen

yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan).

Siter dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang

(temponya cepat).

Cara memainkannya dengan ibu jari, sedangkan jari lain

digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini

biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua

tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan

berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas

senar.

Siter dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas

Gamelan Siteran, meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis

gamelan lain.

Page 30: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 42

Gambar 2.21. Siter

Sumber: http://1.bp.blogspot.com/

10. Kempul

Kempul merupakan salah satu perangkat gamelan yang

ditabuh, biasanya digantung menjadi satu perangkat dengan

Gong (mirip dengan Gong tapi lebih kecil) dengan jumlah

tergantung dengan jenis pagelarannya, sehingga tidak pasti.

Kempul menghasilkan suara yang lebih tinggi daripada Gong,

sedangkan yang lebih kecil akan menghasilkan suara yang lebih

tinggi lagi.

Dalam hubungannya dengan lagu gendhing, kempul bisa

memainkan nada yang sama dengan nada balungan; kadang-

kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya; kadang-

kadang ia memainkan nada yang membentuk interval kempyung

dengan nada balungan, untuk menegaskan rasa pathet.

Gambar 2.22. Kempul

Sumber: http://kamusjawa.com/wp-content/uploads/2011/08/gong-kempul.jpg

Page 31: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 43

11. Suling

Suling bambu yang memainkan lagu dalam pola-pola lagu

bergaya bebas metris. Alat ini dimainkan secara bergantian,

biasanya pada waktu lagunya mendekati akhiran kalimat atau

kadang – kadang dimainkan pada lagu-lagu pendek di

permulaan atau di tengah kalimat lagu.

Gambar 2.23. Suling

Sumber: http://orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9894/9894&9895gamelansulingsfr

ontLG.jpg 12. Gong

Sebuah kata benda yang merujuk bunyi asal benda, kata

gong khususnya menunjuk pada gong yang digantung berposisi

vertikal, berukuran besar atau sedang, ditabuh di tengah-tengah

bundarannya (pencu) dengan tabuh bundar berlapis kain.

Gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi

rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing

yang panjang.

Gambar 2.24. Gong

Sumber:

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7e/Traditional_indonesian_instruments04.jpg

Page 32: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 44

13. Keprak

Keprak adalah suatu alat berbentuk lembaran yang terbuat

dari perunggu atau besi dengan ukuran kira-kira 20 x 27 cm,

terdiri beberapa lempengan, diberi lubang pada bagian atasnya

dan diberi seutas tali, digantung pada kotak wayang dengan

tatanan sedemikian rupa sehingga bila di pukul akan

menimbulkan efek bunyi “prak-prak”.

Dalam gelaran wayang kulit gagrak Surakarta, keprak terdiri

minimal 3 buah, ada yang 4 buah dan 5 buah. Sedangkan untuk

pakeliran Gaya Yogyakarta keprak hanya terdiri dari satu

lempengan besi saja yang di landasi dengan kayu seukuran

keprak, dipukul dengan cempala besi yang di jepit oleh kaki

seorang dalang sehingga menghasilkan efek bunyi “ting-ting”.

Agar menghasilkan suara keprak yang bagus seorang dalang

harus tahu teknik memasang keprak dan teknik membunyikan

keprak dengan baik. Keprak dalam pakeliran biasanya untuk

mengiringi gerakan wayang serta untuk memantabkan solah

(gerak) wayang. Dalang Wayang Kulit Gagrak Surakarta saat ini

lebih memilih keprak berbahan besi putih beberapa lembar di

kombinasi dengan keprak perunggu beberapa lembar, yang di

yakini mempunyai efek suara lebih nyaring.

Gambar 2.25. Keprak

Sumber: http://orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9921/9921gamelankeprakLG.jpg

Page 33: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 45

2.4.3. Wayang

Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang

terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali . Pertunjukan

wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November

2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam

bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat

berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of

Humanity).

Di Jawa Wayang berfungsi sebagai tontonan dan tuntunan,

dan merupakan gabungan lima jenis seni, yakni:

1. Seni Widya (filsafat dan Pendidikan)

2. Seni Drama (Pentas dan Musik Karawitan)

3. Seni Gatra (Pahat dan Seni Lukis)

4. Seni Ripta (Sangit dan Sastra)

5. Seni Cipta (Konsepsi dan Cipta- Ciptaan Baru).

Ada 5 jenis wayang yang dapat dijumpai di Jawa yakni sebagai

berikut:

1. Wayang Beber

Wayang Beber merupakan salah satu jenis wayang tertua di

Indonesia. Dalam pertunjukkan narasi ini, lembaran gambar

panjang dijelaskan oleh seorang dalang. Wayang Beber

tertua dapat ditemukan di Pacitan, Donorejo, Jawa Timur.

Selain dari kisah- kisah Mahabharata dan Ramayana,

wayang beber juga menggunakan kisah- kisah dari cerita

rakyat, seperti kisah asmara Panji Asmoro Bangun dan Dewi

Sekartaji.

Page 34: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 46

Gambar 2.26. Wayang Beber Sumber: http://belindomag.nl/wp-

content/uploads/2014/02/Wayang_Painting_of_Bharatayudha_Battle-300x169.jpg?abd973

2. Wayang Kulit

Di Jawa Tengah dan Timur, jenis wayang yang paling

populer adalah wayang kulit atau wayang kulit purwa.

Wayang ini berbentuk pipih dan terbuat dari kulit kerbau

atau kambing. Lengan dan kakinya bisa digerakkan. Di Bali

dan Jawa, pertunjukan wayang kulit sering kali

menggabungkan cerita-cerita Hindu dengan Budha dan

Islam. Selain kisah-kisah religius, cerita-cerita rakyat serta

mitos sering digunakan.

Gambar 2.27. Wayang Kulit

Sumber: http://belindomag.nl/wp-content/uploads/2014/02/Arjun-225x300.jpg?abd973

3. Wayang Klitik (Karucil)

Bentuk wayang ini mirip dengan wayang kulit, namun

terbuat dari kayu, bukan kulit. Mereka juga menggunakan

bayangan dalam pertunjukannya. Kata “klitik” berasal dari

Page 35: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 47

suara kayu yang bersentuhan di saat wayang digerakkan atau

saat adegan perkelahian, misalnya. Kisah-kisah yang

digunakan dalam drama wayang ini berasal dari kerajaan-

kerajaan Jawa Timur, seperti Kerajaan Jenggala , Kediri, dan

Majapahit. Cerita yang paling populer adalah tentang

Damarwulan. Cerita ini dipenuhi dengan kisah perseturan

asmara dan sangat digemari oleh publik.

Gambar 2.28. Wayang Klitik (Karucil)

Sumber: http://belindomag.nl/wp-content/uploads/2014/02/ZP_05_Batara_Guru_02-

300x293.jpg?abd973

4. Wayang Golek

Pertunjukan ini dilakukan menggunakan wayang tiga

dimensi yang terbuat dari kayu. Jenis wayang ini paling

populer di Jawa Barat. Ada 2 macam wayang golek, yaitu

Wayang Golek Papak Cepak dan Wayang Golek Purwa.

Wayang Golek yang banyak dikenal orang adalah Wayang

Golek Purwa. Kisah-kisah yang digunakan sering mengacu

pada tradisi Jawa dan Islam, seperti kisah Pangeran Panji,

Darmawulan, dan Amir Hamzah, pamannya Nabi

Muhammad A.S.

Page 36: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 48

Gambar 2.29. Wayang Golek

Sumber: http://belindomag.nl/wp-content/uploads/2014/02/Wayang_golek_SF_Asian_Art_Museum

-261x300.jpg?abd973

5. Wayang Wong

Jenis wayang ini adalah sebuah drama tari yang

menggunakan manusia untuk memerankan tokoh-tokoh yang

didasarkan pada kisah-kisah wayang tradisional. Cerita yang

sering digunakan adalah Smaradahana. Awalnya, wayang

wong dipertunjukkan sebagai hiburan para bangsawan,

namun kini menyebar menjadi bentuk kesenian populer.

Gambar 2.30. Wayang Wong

Sumber: http://belindomag.nl/wp-content/uploads/2014/02/200px-Ramayana_Java.jpg?abd973

Page 37: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 49

2.5. Persyaratan Ruang Terkait Esensi Fungsi Pondok Budaya Jawa

Pondok Budaya Jawa mempunyai kriteria dalam perancangan

diantaranya adalah untuk mewadahi fungsi sebagai tempat rekreatif dan

edukatif dalam bidang kebudayaan. Kegiatan- kegiatan utama yang

dilakukan di Pondok Budaya adalah kegiatan memamerkan,

mempromosikan, dan menjual sampel produk kebudayaan. Untuk

memenuhi kegiatan tersebut maka diperlukan sarana- prasarana yakni

ruang pertunjukan, Ruang pelatihan untuk membuat Batik, ruang

koleksi Budaya Jawa yang berupa museum, dan ruang penginapan

sebagai sarana penunjang untuk berlatih kebudayaan Jawa dengan

tempo waktu lebih lama.

2.5.1. Ruang Pertunjukan

Panggung pertunjukan merupakan suatu tempat yang

dipergunakan untuk mempegelarkan suatu pertunjukan, yakni

seni tari, kerawitan maupun wayang. Terkait dengan itu maka

persyaratan ruang harus dipenuhi sesuai dengan fungsinya, agar

pesan yang diungkapkan penyaji seni dapat tertangkap dengan

baik sehingga tercapai kualitas pertunjukan yang optimal.

Teater terbuka6 digunakan untuk acara yang diucapkan

(pagelaran panggung hidup), dan untuk pertunjukan musik,

terimakasih pada daya akustik inheren yang lebih tinggi pada

instrumen- instrumen, dapat mencapai penonton yang jauh lebih

banyak daripada acara- acara yang diucapkan.

Bunyi langsung karena penguatan wajar dari permukaan

reflektif yang dekat sangat terbatas, sedang reduksi sekitar 6 dB

dalam intensitas bunyi dapat diharapkan tiap saat jarak dari

sumber digandakan. Untuk mengimbangi pengurangan yang

sangat banyak ini di udara yang sanga banyak ini di udara

6 Leslie L. Doelle, Eng., M.Arch, Akustik Lingkungan, Erlangga, Jakarta, 1986

Page 38: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 50

terbuka, perhatian harus diberikan pada rekomendasi-

rekomendasi berikut ini:

a. Lokasi/ tempat harus dipilih dengan hati- hati ditinjau dari

pengaruh secara topografi dan kondisi atmosfir (angin,

temperatur dan lain- lain) dan pengaruh sumber- sumber

bising luar terhadap perambatan dan penerimaan bunyi.

b. Secara fisik panggung dapat dibagi menjadi tiga macam,

yakni panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung

kereta. Panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium,

panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan

panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open

air stage. Berikut adalah penjelasannya:

1. Panggung Proscenium

Panggung procenium adalah panggung konvensional

yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai

gambar melalui mana penonton menyaksikan

pertunjukan. Hubungan antara panggung dan

auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau

lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang

prosenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus

yang dapat disebut dengan pelengkung procenium

(Procenium Arch). Panggung Proscenium terdiri dari

tiga bagian yaitu:

1. Stage Block adalah tempat/ arena pertunjukan

2. House Block adalah penonton

3. Front House Blok adalah tempat pekerja personalia

pertunjukan atau public relation

Page 39: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 51

2. Panggung Portable

Panggung portable yaitu panggung tanpa layar

muka dan dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung

dengan mempergunakan panggung (podium, platform)

yang dipasang dengan koko di atas kuda- kuda. Sebagai

tempat penonton biasanya mempergunakan kursi lipat.

Adegan- adegan dapat diakhiri dengan mematikan

lampu (black out) sebagai pengganti layar lipat. Dengan

kata lain bahwa penggung yang dibuat secara tidak

permanen

3. Panggung Arena

Panggung arena merupakan bentuk panggung

yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-

bentuk panggung lainnya. Panggung ini dapat dibuat di

dalam maupun di liar gedung asal dapat dipergunakan

secara memadai. Kursi- kursi penonton diatur

sedemikian rupa sehingga tempat panggung berada di

tengah antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan

keluar pemain atau penari menurut kebutuhan

pertunjukan tersebut. Papan penyangga (peninggi)

ditempatkan di belakang masing- masing deret kursi,

sehingga kursi deretan belakang dapat melihat dapat

melihat dengan jelas.

4. Panggung Terbuka (open air stage)

Panggung terbuka adalah panggung yang terletak

di alam terbuka. Berbagai variasi dapat dipergunakan

untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka.

Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah

gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat

Page 40: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 52

diadakan di sebuah tempat yang landai dimana

penonton berada di bagian bawah tempat tersebut.

5. Panggung Extended

Panggung Extended adalah pengembangan dari

bentuk proscenium yang melebar ke arah samping,

sehingga penonton dapat menyaksikan penyaji dari arah

samping. Bentuk panggung ini cocok untuk acara yang

memiliki beberapa bagian pertunjukan. Misalkan acara

penghargaan dengan hiburan musik. Panggung seperti

ini memungkinkan dekorasi bagian acara satu tidak

mengganggu dekorasi bagian lainnya.

2.5.2. Studio Batik

Batik adalah salah satu Warisan Kemanusiaan untuk

Budaya Lisan dan Nonbendawi Indonesia (Masterpieces of the

Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO

sejak 2 Oktober 2009.

Batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit,

dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad

XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai

awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia

I atau sekitar tahun 1920-an.

Macam ragam batik tradisional terdiri dari7:

1. Ragam hias (motif ragam hias) geometri ialah ragam hias

secara ilmu ukur yang terwujud : bidang garis lurus, garis

miring, segi tiga, kelompok bunga (kelompok hiasan

misalnya: ceplok, truntum, gerompol, tambal, parang dan

yang sejenisnya).

7 Ismaun, Banis dan Drs Martono, 1989-1990, Petunjuk Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo

Yogyakarta

Page 41: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 53

2. Ragam hias non geometrikal ialah ragam hias tertentu

misalnya: semen (semi= tumbuh) yang hiasannya terdiri

dari lukisan- gambar unsur tumbuh- tumbuhan, hewan

(burung kupu), gunung, Meru, bunga, sulur- suluran, daun

dan yang sejenis.

Contoh: batik beragam hias geometris: tamabl, parang

rusak, parang klitik, grompol, sido asih, sido luhur,

kawung, dan sebaginya. Batik beragam non geometrris:

semen gurda, rama, semen, jolen dan sebaginya, sekar

jagad.

Fungsi dan macam Batik:

o Fungsi pokok kain Batik antara lain sebagai: kelengkapan

berbusana tradisional Jawa, dan upacara- upacara tertentu

dan sebagainya.

o Batik dengan ragam hias tertentu untuk keluarga raja,

upacara pengantin dan sebaginya (parang rusak, parang

barong untuk keluarga raja, sido luhur, sido mukti, truntum,

grompol untuk busana pengantin.

o Dodot- Kampuh

Dodot atau kampuh ialah sejenis kain Batik dengan ukuran

lebih besar dari pada kain Batik, Dodot / Kampuh

berukuran kurang lebih 4m. Fungsi: ialah kelengkapan

busana dalam upacara kebesaran Keraton oleh pangeran,

Bupati (Tumanggung) dan yang sederajat, serta abdi dalem

(hamba raja) tertentu, misalnya: pada Upacara Gerebeg,

panggih pengantin, pisowanan atau caos (menghadap/ tugas

jaga di keraton).

Page 42: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 54

Proses Pembuatan Batik:

Untuk menghasilkan kain Batik yang indah harus melalui

proses yang cukup panjang yakni sebagai berikut:

1. Langkah yang pertama dilakukan adalah penggambaran

motif pada kain mori, sutera, poliester, rayon dan bahan

sintetis lainnya menggunakan pensil.

2. Langkah kedua adalah melapisi kain mori yang telah

digambari motif dengan menggunakan canting yang berisi

lilin cair.

3. Proses terakhir adalah nglorot, dimana kain yang telah

berubah warna direbus dengan air panas. Tujuannya adalah

untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang

telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Setelah proses

pencelupan ke dalam air panas kemudian Batik di bilas dan

kemudian di jemur untuk proses pengeringan.

Dari penjelasan cara pembuatan Batik diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa untuk membuat batik diperlukan ruang

yang dapat mewadahi kegiatan penggambaran motif pada kain,

penggambaran menggunakan canting, pencelupan warna,

pencucian kain batik dan penjemuran.

2.5.3. Ruang Koleksi Budaya Jawa/ Museum

Ruangan- ruangan: Ruang Pameran untuk karya seni dan

ilmu pengetahuan umum, dan ruang- ruang itu haruslah8:

1) Terlindung dari gangguan, pencurian, kelembaban, kering,

dan debu.

2) Mendapatkan cahaya yang terang, merupakan bagian dari

pameran yang baik.

8 Neufert, Ernst, Data Arsitek, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002

Page 43: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta 55

a. Di dalam kuliah lukisan (lembaga, gambar tangan dan

lain-lain). Map disimpan dalam lemari yang dalamnya

80 cm tingginya 60 cm.

b. Sesuatu yang khusus untuk publik (lukisan- lukisan

minyak, lukisan dinding pameran yang berubah- ubah.

Museum bukan hanya tempat untuk mengadakan suatu

pameran, melainkan juga sebagai pusat kebudayaan.

Penggunaan multifungsi itulah yang harus dijalankan. Ruang

Pemeran: pameran yang tetap dan selalu berganti, ruang untuk

menaruh karya- karya, ruang untuk belajar, dan ruang untuk

rapat.

Terdapat beberapa teknik dalam tata letak lukisan dalam

pameran. Penempatan lukisan yang berukuran sama akan

berbeda dengan tata letak lukisan yang berukuran bervariasi.

Berikut adalah bentuk tata letak lukisan yang berukuran sama.

Page 44: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Tabel 2.4. Tata Letak Lukisan Berukuran Sama

DEFINISI GAMBAR

Penataan lukisan secara sejajar ke samping, sehingga penikmat bisa menikmati lukisan secara fokus satu persatu.

Penataan lukisan secara berselang- seling kanan kiri, atas dan bawah. Penataan ini menghilangkan anggapan monoton karena letaknya yang lebih bervariasi.

Penataan lukisan secara terpola akan memberi kesan lebih bervariasi, membuat lukisan dengan tema yang sama tidak membosankan, namun karena ada sisi yang sejajar membuat fokus penikmat berkurang.

Sumber: Susanto, 2004: hal.294

Tabel 2.5. Letak Lukisan yang Berukuran Bervariasi

Sumber : Susanto, 2004 : hal. 294

DEFINISI GAMBAR

Penataan ini memusatkan garis pandang pada titik tengah, sehingga penikmatnya dapat melihat fokus lukisan ditengah, kemudian bagian atas dan bawahnya.

Penataan ini menempatkan garis ketinggian sama rata, sehingga penikmat dapat menikmati satu rentetan lukisan dari atas ke bawah secara konstan.

Page 45: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

Menurut sistematika penempatannya, lukisan dapat

diletakkan menempel pada dinding, menempel pada panil,

maupun digantung. Masing- masing cara peletakan ini memiliki

kekurangan dan kelebihan seperti berikut:

Tabel 2.6. Lukisan Menempel pada Dinding

KELEBIHAN KEKURANGAN SKETSA

Dinding sebangai latar belakang dapat mempeerkuat tampilan objek (lukisan).

Kurang fleksibel

Sumber : Susanto, 2004 : hal. 294

Tabel 2.7. Lukisan Menempel pada Dinding

KELEBIHAN KEKURANGAN SKETSA

Fleksibel dalam penempatan.

Panil dengan ornamen berlebihan akan mengganggu tampilan objek (lukisan).

Sumber : Susanto, 2004 : hal. 294

Tabel 2.8. Lukisan Menempel pada Dinding

KELEBIHAN KEKURANGAN SKETSA

Objek pamer (lukisan) dapat diliat secara utuh.

Lingkungan yang terbentuk dapat mengacaukan perhatian.

Sumber : Susanto, 2004 : hal. 294

Page 46: B BAB II TINJAUAN PONDOK BUDAYA - e-journal.uajy.ac.ide-journal.uajy.ac.id/7100/3/2TA13550.pdf · Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan, dan ... tindakan berpola dari

58

2.5.4. Wisma Budaya

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “wis-ma” merupakan bangunan untuk tempat tinggal, kantor, dsb; gerha;. Wisma tamu rumah(gedung) khusus untuk tamu yang mungkin bermalam.