Upload
vuongkhue
View
244
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kacang Hijau
Menurut Mustakim (2014) taksonomi tanaman kacang hijau (Vigna radiate)
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Taksonomi Tanaman Kacang Hijau
Kingdom Plant Kingdom
Divisio Spermatophyta
Subdivisio Angiospermae
Class Dycotyledonae
Ordo Polypetalae
Famili Papilionidae
Subfamili Leguminosae
Genus Vigna
Spesies Vigna radiate
Sumber : Budidaya Kacang Hijau Secara Intensif, M. Mustakim, 2014 : 48
Menurut Mustakim (2014 : 49) mengidentifikasi bahwa morfologi kacang
hijau adalah sebagai berikut : tanaman kacang hijau merupakan tanaman semusim
dengan tinggi tanaman berkisar antara 30 – 130 cm dan tipe pertumbuhannya dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinit dan semi determinit.
1. Tipe determinit, adalah tipe tanaman yang ujung batangnya tidak melilit,
pembungaannya singkat, serempak, dan pertumbuhan vegetatifnya berhenti setelah
tanaman berbunga.
2. Tipe indeterminit (semi determinit), adalah tipe tanaman yang ujung batangnya
melilit, pembungaan berangsur – angsur dari pangkal kebagian pucuk dan
pertumbuhan vegetatifnya terus berlanjut setelah berbunga.
Menurut Pridia (2014 : 11) di dalam kacang hijau terkandung asam folat,
vitamin B, riboflavin, asam panthotenat, dan niasin yang membantu fungsi
metabolisme dan organ tubuh. Selain itu juga kaya protein dengan asam amino
10
lengkap yang dapat diserap tubuh dengan cepat, serta omega-3 dan omega-6 yang
dapat menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung.
2.1.1 Sejarah Kacang Hijau
Menurut Mustakim (2014 : 58) Orang-orang Cina adalah orang yang pertama
memperkenalkan tumbuhan kacang hijau di Indonesia. Di Indonesia, kacang hijau
termasuk tanaman industri penting karena pembudidayaan tanaman ini mendorong
munculnya industri makanan. Salah satu contohnya dalam pesta makan di prasasti
Jawa Kuno, Watu Kura, dari Jawa Timur tahun 902 Masehi (824 Saka) muncul
daftar hidangan makanan yang berbahan baku kacang hijau. Dari hal itu
menunjukkan bahwa kacang hijau muncul hanya beberapa waktu setelah penyebaran
di Cina.
Tahun 1781 Verhandelingen membuat artikel yang membahas tentang
pengolahan kacang hijau, kemudian Raffles pun membicarakan kacang hijau dalam
History Of Java (sebuah proposal ilmiah yang diajukan kepada pemerintah Kerajaan
Inggris agar tidak memberikan Jawa kepada Belanda)
Dari beberapa hal tersebut, dapat di ambil kesimpulannya bahwa perkembangan
besar kacang hijau terjadi berkat petani Cinta, namun tidak mungkin terjadi sebelum
dasawarsa pertama abad ke-19.
2.1.2 Kandungan Kacang Hijau
Menurut Mustakim (2014 : 60) kandungan nutrisi yang dimiliki oleh kacang
hijau, yaitu :
1. Protein
Daging merupakan salah satu kandungan protein terbaik, yang memiliki 7 gram /
ons, tetapi kacang hijau memiliki 3,16 gram protein / saji dan kacang hijau termasuk
makanan nabati yang mempunyai sedikit lemak jenuh dan kolesterol.
2. Asam folat atau folat
Memiliki fungsi untuk membantu mengurangi resiko penyakit jantung, kecacatan
saat kelahiran, memberikan kontribusi pada pertumbuhan sel normal, membantu
metabolisme protein, membentuk sel darah merah dan proses penyembuhan dalam
tubuh.
11
3. Besi
Memiliki fungsi untuk membentuk ketahanan tubuh, hemoglobin, dan mempunyai
peranan penting dalam pelancaran metabolisme tubuh dan produksi energi.
4. Seng
Memiliki fungsi sebagai pemicu sistem kekebalan tubuh, membantu memerangi
infertilitas pria, serta membantu proses penyembuhan dalam tubuh, pertumbuhan,
dan perbaikan jaringan.
5. Kalium
Memiliki fungsi untuk mempertahankan keseimbangan asambasa dalam darah dan
kontraksi otot agar jantung berdetak dengan normal.
6. Magnesium
Memiliki fungsi untuk membantu membuat rileks pembulu vena dan arteri,
mengurangi resistensi dan meningkatkan aliran darah, oksigen, dan nutrisi ke seluruh
tubuh.
7. Tembaga
Memiliki fungsi sebagai penyerapan zat besi, dan terlibat dalam proses metabolisme
protein dalam tubuh.
8. Mangan
Memiliki fungsi untuk memproduksi energi dan pertahanan oleh antioksidan, serta
dibutuhkan untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, serta dapat
membantu otak dan saraf.
9. Fosfor
10. Tiamin
Memiliki fungsi untuk memastikan fungsi sistem saraf bekerja dengan benar, dan
dapat memproduksi energi dari karbohidrat.
12
Sedangkan, kandungan gizi di dalam kacang hijau, yaitu :
Tabel 2.2 Kandungan Gizi Dalam 100 g Kacang Hijau
Energi 345 kal
Protein 22,2 g
Lemak 1,2 g
Karbohidrat 62,9 g
Serat 4,1 g
Kalsium 125 mg
Fosfor 320 mg
Zat Besi 6,7 mg
Vitamin A 157 IU
Vitamin B1 0,64 mg
Vitamin C 6 mg
Air 10 g
Sumber : Budidaya Kacang Hijau Secara Intensif, M. Mustakim, 2014 : 62
2.1.3 Manfaat Kacang Hijau
Menurut Mustakim (2014 : 69), beberapa manfaat kacang hijau bagi
kesehatan manusia yaitu : Peluruh air seni, melawan disentri, melenyapkan biang
keringat, menghilangkan bisul, menyuburkan rambut, menguatkan imunitas tubuh,
menyehatkan tulang, menurunkan kolesterol, melancarkan pencernaan, mengurangi
resiko kanker, sumber protein nabati, mengendalikan berat badan, mengurangi resiko
anemia, mencegah tekanan darah tinggi, menyehatkan otak, keluhan pasca-
menopause, diabetes, bermanfaat untuk Ibu Hamil dan Menyusui, dan mencegah
penyakit jantung.
2.1.4 Tepung Kacang Hijau
Menurut Dahlia (2014 : 74) tepung kacang hijau termasuk kategori tepung
yang berasal dari biji – bijian (grains) dan ini merupakan ingredient yang tidak dapat
ditawar keberadaannya karena bebas dari gluten.
Menurut Mustakim (2014 : 46) tepung kacang hijau sangat bergizi untuk
pertumbuhan. Pengolahan kacang hijau sangat berfariatif mulai dari makanan
ataupun minuman, bahkan dapat digunakan sebagai bahan obat – obatan. Hal ini
13
dikarenakan tepung kacang hijau mengandung gizi, baik protein, lemak, maupun
asam aminonya.
Menurut Mustakim (2014 : 67) tepung kacang hijau dapat digunakan untuk
membuat aneka kue basah (cake), cookies, dan kue tradisional, produk bakery,
kembang gula, dan macaroni.
2.1.5 Proses Pembuatan Tepung Kacang Hijau
Menurut Mustakim (2014 : 47) proses pembuatan tepung kacang hijau
sebagai berikut :
Bahan-bahan :
- Kacang Hijau
- Air Bersih
Peralatan yang digunakan :
- Baskom
- Gilingan
- Nyiru
- Saringan
Cara membuat :
- Kacang hijau dicuci hingga bersih.
- Kemudian direndam dalam baskom atau bak yang berisi air bersih selama 24
jam dengan jumlah air 4 kali jumlah kacang hijau.
- Buang air rendaman dan cuci kacang hijau.
- Remas-remas agar kulitnya lepas dari bijinya dan buang kulitnya.
- Kacang hijau yang bersih lalu digiling sampai halus dan disaring dengan
saringan kain kasa.
- Hasil saringan diendapkan selama 8-12 jam.
- Buanglah air endapan yang berwarna hijau kekuningan secara perlahan dan
beri air bersih lagi hingga air yang dibuang tersebut jernih.
- Endapan tadi dijemur hingga kering, biasanya memakan waktu 3 hari jika
panas normal.
- Tepung yang sudah kering siap untuk dikemas.
14
2.2 Tepung Terigu
2.2.1 Gandum
Menurut APTINDO (2012) gandum (triticum spp.) adalah sekelompok
tanaman serealia dari suku padi – padian yang kaya akan karbohidrat. Gandum
biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun
difermentasi untuk menghasilkan alkohol.
Menurut APTINDO (2012) gandum merupakan makanan pokok manusia,
pakan ternak dan bahan industri yang mempergunakan karbohidrat sebagai bahan
baku, Gandum dapat diklasifikasikan berdasarkan tekstur biji gandum (kernel),
warna kulit biji (bran), dan musim tanam. Berdasarkan tekstur kernel, gandum
diklasifikasikan menjadi hard, soft, dan durum. Berdasarkan warna bran, gandum
diklasifikasikan menjadi red (merah), white (putih). Untuk musim tanam, gandum
dibagi menjadi winter (musim dingin), dan spring (musim semi).
2.2.2 Komponen Gandum
Gambar 2.1 Komponen Biji Gandum
Referensi : Professional Baking 6th
Edition, Wayne Gisslen
Menurut Gisslen (2013 : 56), biji gandum terdiri dari 3 bagian utama :
a. Bran
Bagian terluar yang keras yang melapisi benihnya. Warnanya lebih gelap dibanding
warna didalamnya. Bran dilambangkan dengan butiran cokelat kecil yang akan
15
dibuang saat proses pembuatan tepung terigu (bila tepung terigu dibuat dari tepung
putih maka bran akan lebih ringan dan berwarna putih). Bran kaya akan serat dan
mengandung vitamin B, lemak, protein, dan mineral.
b. Germ
Bagian dari benih yang menjadi tanaman terigu yang baru apabila benih itu
bertumbuh besar. Bagian ini memiliki lemak tinggi yang mudah menjadi busuk. Oleh
karena itu, seluruh tepung terigu yang masih memiliki kandungan germ yang tinggi
akan berkualitas buruk. Germ dari tepung ini kaya akan nutrisi, mengandung
protein,vitamin, mineral, dan juga lemak.
c. Endosperm
Bagian keras berwarna putih dari benih yang akan tetap ada walaupun germ dan bran
dibuang. Ini adalah bagian dari benih terigu yang diproses menjadi tepung terigu.
Tergantung dari sumbernya, endosperm terigu mengandung sekitar 68% - 76% kanji,
dan 6% - 18% protein. Endosperm juga mengandung sejumlah kecil kelembapan,
lemak, gula, mineral, dan komponen lainnya.
2.2.3 Pengertian Tepung Terigu
Menurut Gisslen (2013 : 56) tepung terigu adalah bahan paling penting di
dunia bakery. Tepung terigu memberikan struktur dan tekstur pada setiap produk
bakery, termasuk roti, kue, cookies, dan pastry. Sebagian koki membuat produk
bakery dengan menggunakan tepung serba guna namun koki professional
menggunakan berbagai macam tipe tepung tergantung fungsinya.
Menurut APTINDO (2012) tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus
yang berasal dari bulir gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue,
mie dan roti. Kata terigu dalam Bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis, trigo,
yang berarti “gandum”. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu
karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung
protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan
yang terbuat dari bahan terigu. Tepung terigu juga berasal dari gandum, bedanya
terigu berasal dari biji gandum yang dihaluskan, sedangkan tepung gandum utuh
(whole wheat flour) berasal dari gandum beserta kulit arinya yang ditumbuk.
16
Menurut Ayustaningwarno (2014: 81) tepung terigu digunakan sebagai bahan
utama dalam pembuatan roti, biskuit / cookies, cake, pastry, muffins, makaroni,
spagetthi, waffles. Tanpa tepung terigu kita tidak akan dapat membuat produk bakery
dengan baik. Protein tepung terigu yang berperan dalam pembentukan adonan adalah
gluten. Gluten tidak terdapat pada biji gandum ataupun pada tepung terigu, akan
tetapi gluten terbentuk bila gliadin beraksi dengan air. Gluten merupakan fraksi
protein yang memberikan kepadatan dan kekuatan pada adonan untuk menahan gas
pada pengembangan adonan serta berperan dalam pembentukan struktur adonan.
Menurut Dahlia (2014) gluten terdapat pada tanaman ceral atau grains,
seperti biji gandum, yang memiliki komposisi struktur utama terdiri dari protein
kompleks. Gluten merupakan struktur komponen protein pada tanaman grains yang
tidak hanya ada pada gandum tetapi juga ditemukan pada rye dan barley. Grain
biasanya digunakan dan dikonsumsi dalam bentuk tepung dan atau produk
turunannya.
Secara fisik gluten dapat dikenali dengan mudah, saat membuat adonan dari
campuran air dan tepung gandum lalu kemudian adonan tersebut dicuci bersih, maka
pati gandum akan hilang dan yang tersisa adalah gluten yang kenyal. Gluten adalah
nama Latin untuk “glue” yang menyatakan sifat lengket dan gluten merupakan zat
yang sulit dicerna di dalam saluran pencernaan manusia.
2.2.4 Proses Pembuatan Tepung Terigu
Menurut Bogasari (2011) proses pengolahan gandum menjadi tepung terigu
dibagi dalam 2 proses, yakni proses pembersihan (cleaning) dan penggilingan
(milling).
Pada proses cleaning, gandum dibersihkan dari impurities seperti debu, biji –
bijian lain selain gandum (seperti biji jagung, kedelai), kulit gandum, batang
gandum, batu – batuan, kerikil, dan lain – lain. Setelah gandum di bersihkan dari
impurities, proses penambahan air (dampening) agar gandum memiliki kadar air
yang diinginkan.
Proses dampening tergantung pada beberapa faktor. Antara lain kandungan
air di awal biji gandum, jenis gandum, dan jenis serta mutu tepung yang diharapkan.
Selanjutya gandum yang telah diberi air didiamkan selama waktu tertentu agar air
17
meresap ke dalam biji gandum. Tahap ini bertujuan untuk membuat kulit gandum
menjadi liat sehingga tidak mudah hancur saat digiling dan memudahkan
endosperma terpisah dari kulit serta melunakkan endosperm yang mengandung
tepung.
Proses kedua adalah penggilingan (milling) yang meliputi proses breaking,
reduction, sizing, dan tailing. Prinsip proses penggilingan adalah memisahkan
endosperm dari lapisan kulit. Diawali dengan proses breaking yaitu pemisahan biji
gandum untuk memisahkan kulit gandum dengan endosperm. Tahap berikutnya
adalah reduction, yaitu endosperma yang sudah dipisahkan diperkecil lagi menjadi
tepung terigu. Kulit gandum yang terpisah diproses kembali menjadi bran dan
pollard.
Selama proses penggilingan dihasilkan produk – produk samping seperti
pollard, bran, dan tepung industri. Tujuan dari tahap penggilingan ini untuk
memperoleh hasil ekstraksi yang tinggi dengan kualitas tepung yang baik.
2.2.5 Komposisi Tepung Terigu
Menurut Gisslen (2013 : 58) tepung terigu sebagian besar terdiri dari pati.
Pati ini bisa menghasilkan jumlah produksi yang banyak, contohnya roti. Komponen
tepung lainnya adaah protein. Ini menjadi salah satu perhatian dari para baker atau
para pembuat roti karena protein bisa mempengaruhi proses pembuatan adonan dan
proses pemanggangan. Berikut adalah komponen utama dari tepung :
1. Pati
Tepung terigu mengandung sekitar 68 – 78% pati. Pati adalah molekul karbohidrat
yang kompleks yang terdiri dari ikatan gula yang sederhana. Pati yang ada di tepung
terigu berbentuk buliran – buliran kecil. Buliran kecil ini tetap utuh sampai mereka
bercampur dengan air. Disaat pati bercampur dengan air, pati menyerap air dan
mengambang. Pati bisa menyerap ¼ hingga ½ jumlah air.
2. Protein
6 - 18% dari tepung adalah protein, tergantung dari jenis gandum yang digunakan.
Protein bereaksi sebagai binding agent (zat pengikat) yang menahan bulir pati
bersamaan dengan endosperm. 80% dari protein yang ada di dalam tepung disebut
dengan gluten dan gliadin. Dua protein ini jika dicampur dengan air dan dicampur ke
18
adonan, maka akan membentuk zat yang elastis yang disebut gluten. Tanpa gluten,
mustahil untuk membuat roti beragi, karena gluten yang membentuk strukturya.
3. Moisture
Kandungan moisture yang berkondisi baik di tepung berada di-range 11 – 14%. Jika
kandungan lebih tinggi dari 14% maka kerusakan bisa muncul.
4. Gums
Seperti pati, gums terbentuk dari karbohidrat. Gums membuat 2 – 3% tepung terigu.
Gums yang paling penting disebut dengan pentosans. Mereka signifikan karena
mereka punya daya serap air yang lebih dibandingkan dengan pati atau protein.
Pentosans dapat menyerap 10 – 15 kali berat mereka di air.
5. Fats (Lemak)
Lemak dan zat seperti lemak (pengemulsi) terkandung hanya 1% pada tepung terigu.
Tapi kita harus waspada juga, karena lemak penting untuk pengembangan gluten dan
mudah rusak sehingga memberikan tepung rasa yang tidak baik. Tepung juga
mempunyai umur penyimpanan yang terbatas, jadi kita harus menggunakannya tepat
waktu.
6. Ash (Debu)
Debu adalah nama lain untuk kandungan mineral dalam tepung. Biasanya ketika
pembuat kue membeli tepung, mereka akan melihat dua angka penting yang tertera
pada deskripsi tepung, yaitu kandungan protein dan kandungan mineralnya. Zat pati
dan protein jika dibakar sempurna, maka akan berubah menjadi karbondioksida, uap
air, dan gas – gas lainnya. Tapi tidak dengan mineral. Jika dibakar, makan akan
tersisa dalam bentuk debu. Semakin tinggi kandungan mineral, warna tepung akan
semakin gelap. Karena kandungan bran dan bagian luar endosperm lebih banyak
mengandung mineral daripada bagian dalam endosperm yang berwarna putih.
Kandungan mineral yang terdapat pada tepung terigu berkisar antara 0.3% pada cake
flour sampai dengan 1.5% pada whole wheat flour.
7. Pigments
Pigmen oranye kekuningan disebut dengan carotenolds dan terdapat pada tepung
dengan kandungan yang sangat sedikit. Karena adanya pigmen, tepung yang belum
19
di-bleaching (diputihkan) akan berwarna creamy dibandingkan dengan pure white
flour. Tepung dapat bertambah usia setelah digiling, oksigen yang ada dapat
memudarkan sebagian dari pigmen dan membuat tepung berwarna lebih putih.
2.2.6 Jenis – Jenis Tepung Terigu
Menurut Ayustaningwarno (2014 : 82) ada tiga macam jenis tepung terigu,
yaitu :
1. Tepung Terigu Protein Rendah
Tepung ini memiliki 8% - 9% kandugan gluten, daya serap yang rendah yang
membuat adonan tidak lembut, elastis, lengket, tidak mengembang sehingga
membutuhkan banyak ragi. Tepung ini cocok untuk membuat kue kering.
2. Tepung Terigu Protein Sedang
Tepung ini memiliki 10% - 11% kandungan gluten, dan daya serap yang sedang.
Tepung ini biasa dikenal dengan all-purpose flour dan terbuat dari campuran tepung
terigu hard wheat dan soft wheat. Tepung ini cocok untuk membuat aneka cake.
3. Tepung Terigu Protein Tinggi
Tepung ini memiliki 12% - 13% kandungan gluten, daya serap yang tinggi membuat
adonan elastis, mudah dicampur, mudah digiling, dan difermentasikan. Tepung ini
terbuat dari hard wheat dan tepung ini cocok untuk membuat roti, mie, dan pasta.
Tepung ini memiliki sifat:
• Mampu menyerap air dalam jumlah tinggi.
• Pengembangan yang tinggi.
• Memerlukan waktu yang cukup lama untuk pengadukan.
• Memerlukan sedikit ragi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tepung terigu produksi bogasari.
20
Perbandingan kandungan gizi dalam 100 g Tepung Terigu dan Tepung
Kacang Hijau yaitu:
Tabel 2.3 Kandungan Gizi Dalam 100 g
Tepung Terigu Tepung Kacang Hijau
Kalori 365 kal Kalori 360 kal
Protein 8.9 g Protein 22.15 g
Lemak 1.3 g Lemak 1.55 g
Karbohidrat 77.3 g Karbohidrat 63.95 g
Kalsium 16 g Sumber : Kemasan Gasol Pertanian Organik
Fosfor 106 mg
Besi 1.2 mg
Vitamin B1 0.12 mg Air 12 g
Sumber : Panduan Penyiapan Pangan
Sehat Untuk Semua, Agnes Murdiati
& Amaliah, 2013 : 12
Berdasarkan table 2.3 tentang kandungan gizi dapat disimpulkan bahwa :
1. Kandungan kalori di dalam tepung terigu lebih banyak dibandingkan dengan
kalori di dalam tepung kacang hijau, dimana tepung terigu memiliki kandungan
kalori sebanyak 365 kal, sedangkan tepung kacang hijau memiliki kandungan kalori
sebanyak 360 kal. Menurut Diet Sempurna (2014) kalori yang merupakan salah satu
bagian yang biasa digunakan sebagai pengukur energi. Kalori banyak terkandung
didalam makanan yang mengandung lemak, karbohidrat serta protein. Biasanya
kalori di dalam tubuh akan disimpan di dalam tubuh menjadi 2 bentuk, yang pertama
sebagai glikogen yang biasanya akan disimpan di dalam hati atau otot, dan glikogen
ini sendiri merupakan cadangan makanan yang fungsinya sangat penting didalam
tubuh. Apabila kita kekurangan energi, kita masih mempunyai cadangan energi lain
yang berasal dari glikogen tersebut, sehingga tubuh tidak akan kekurangan energi.
Yang kedua kalori disimpan dibawah jaringan kulit, fungsinya tidak terlalu berbeda.
Tetapi fungsi dari kalori ini tentu saja sangat penting sekali untuk tubuh kita, sebab
semua aktifitas organ serta sistem organ yang berada didalam tubuh manusia
membutuhkan yang namanya energi, agar mereka dapat menjalankan semua kinerja
yang mereka lakukan dengan optimal.
2. Kandungan protein di dalam tepung terigu lebih sedikit dibandingkan dengan
protein di dalam tepung kacang hijau, dimana tepung terigu memiliki kandungan
21
protein sebanyak 8.9 g, sedangkan tepung kacang hijau memiliki kandungan protein
sebanyak 22.15 g. Menurut Murdiati dan Amaliah (2013) protein merupakan zat gizi
yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sebagian ada yang
mengandung unsur sulfur. Ada protein yang bergabung dengan zat gizi lain seperti
lemak, karbohidrat dan vitamin yang disebut protein kompleks. Protein terdiri dari
berbagai macam asam amino. Protein yang baik adalah yang mengandung semua
asam amino yang dibutuhkan tubuh. Fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan
dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Protein juga merupakan komponen
pembentuk antiobodi tubuh. Jika kekurangan protein, maka tubuh akan mudah
diserang penyakit seperti infeksi karena antiobodi tubuhnya kurang. Kekurangan
konsumsi protein dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan jaringan
tidak normal, menghambat pertumbuhan fisik, dan mental anak, bagi ibu hamil dapat
menyebabkan keguguran, anak lahir tidak normal, dan anemia. Penyakit yang banyak
terjadi terutama dinegara berkembang adalah kwashiorkor dan marasmus yang
merupakan penyakit kurang energi protein. Kelebihan protein juga tidak baik,
makanan yang tinggi protein biasanya juga banyak mengandung lemak, sehingga
konsumsi berlebih dapat menyebabkan kegemukan.
3. Kandungan lemak di dalam tepung terigu lebih sedikit dibandingkan dengan
lemak di dalam tepung kacang hijau, dimana tepung terigu memiliki kandungan
lemak sebanyak 1.3 g, sedangkan tepung kacang hijau memiliki kandungan lemak
sebanyak 1.55 g. Menurut Murdiati dan Amaliah (2013) lemak termasuk kelompok
lipid. Lipid terdiri dari lemak atau minyak, fosfolipid, dan sterol. Dalam tubuh, 99%
lemak disimpan dalam bentuk trigliserida. Lemak tersusun dari asam-asam lemak.
Fungsi lemak adalah sumber energi, sumber kolesterol, memberikan rasa kenyang
dan kelezatan pada makanan, pelindung organ tubuh, pelarut vitamin A, D, E, dan K,
menjaga suhu tubuh, pembentuk sel otak, sel saraf, jaringan retina, testis dan sperma.
Kekurangan konsumsi lemak dapat menyebabkan tubuh menjadi kurus dan
kekurangan asam lemak esensial yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Kekurangan
omega 6 dapat menurunkan pertumbuhan, kegagalan reproduktif, perubahan kulit
dan rambut, serta patologi hati. Kekurangan asam lemak omega 3 dapat
menyebabkan penurunan kemampuan belajar, rusaknya penglihatan, dan polidipsia
(rasa haus yang berlebihan). Kelebihan konsumsi lemak juga berbahaya, misalnya
kegemukan. Jika lemak menumpuk bisa juga dalam bentuk kolesterol di sel darah
22
dan menyumbat dapat mengakibatkan hipertensi, jantung koroner dan stroke.
Kelebihan asam lemak omega 3 menyebabkan meningkatnya kebutuhan antioksidan
dan vitamin E, sedangkan kelebihan asam lemak omega 6 dapat menyebabkan
gangguan saluran empedu, muka pucat, feses berlemak, urin berwarna gelap, dan
gatal pada kulit.
4. Kandungan karbohidrat di dalam tepung terigu lebih banyak dibandingkan dengan
karbohidrat di dalam tepung kacang hijau, dimana tepung terigu memiliki kandungan
karbohidrat sebanyak 77.3 g, sedangkan tepung kacang hijau memiliki kandungan
karbohidrat sebanyak 63.95 g. Menurut Murdiati dan Amaliah (2013) karbohidrat
adalah zat gizi yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat
merupakan sumber energi terbesar dalam tubuh dan komponen terbesar yang harus
terkandung dalam makanan yang kita konsumsi setap hari. Namun, karbohidrat
dalam tubuh hanya kurang dari 1%. Fungsi dari karbohidrat adalah sumber energi
utama bagi tubuh, yaitu 50-65% energi dari total energi yang dibutuhkan. Setiap satu
gram karbohidrat menghasulkan 4kkal. Sebagian karbohidrat yang tidak terpakai
tubuh disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, serta jika terlalu
berlebihan akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan lemak.
Kekurangan konsumsi karbohidrat dapat menyebabkan kekurangan asupan energi
dalam tubuh, sehingga tubuh mengambil sumber energi lain dari protein dan lemak.
Jika berlangsung terus menerus, tubuh akan kekurangan protein yang berfungsi untuk
pertumbuhan. Sebaliknya, jika konsumsi karbohidrat secara berlebihan maka tubuh
akan kelebihan energi, akhirnya karbohidrat dalam tubuh akan diubah menjadi
lemak. Jika lemak dalam tubuh berlelebih akan muncul penyakit turunan seperti
diabetes, hipertensi, stroke, dan jantung koroner.
5. Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa tepung terigu lebih banyak
memiliki kandungan gizi di bandingkan tepung kacang hijau, tetapi dapat dikatakan
bahwa tepung kacang hijau lebih sehat dibandingkan dengan tepung terigu. Hal ini
dikarenakan tepung kacang hijau bebas gluten, sedangkan tepung terigu tidak bebas
gluten. Dimana diketahui bahwa gluten tidak baik untuk manusia, karena memiliki
sifat seperti lem yang sulit untuk di cerna oleh saluran pencernaan manusia.
23
2.3 Brownies
Menurut Noormindhawati (2014 : 3) brownies merupakan cake cokelat yang
gagal, karena tidak memiliki tekstur yang sama dengan cake lain. Dimana cake pada
umumnya memiliki tekstur yang lembut dan berpori, sedangkan brownies tidak
lembut, tidak berpori sehingga tidak mengembang, dan sedikit basah di bagian
dalamnya. Tetapi pada akhir abad ke-19 brownies pertama kali dikembangkan di
Amerika, lalu pada abad ke-20 brownies semakin berkembang luas sehingga dikenal
diberbagai Negara. Hingga sekarang, brownies memiliki dua macam bentuk yaitu
brownies kukus dan panggang.
Menurut Syarbini (2014 : 115) brownies merupakan makanan manis yang
terbuat dari tepung terigu, butter, gula, telur, dan cokelat yang di campur menjadi
satu, dan memiliki bentuk padat dan datar. Tekstur yang dihasilkan dari brownies
merupakan perpaduan tekstur antara cake dan cookies sehingga terlihat padat namun
tetap empuk dan moist.
Menurut New England Recipes (2010), makanan penutup ini dibuat di dapur
Palmer House Hotel pada saat Eksposisi Columbian berlangsung di tahun 1893,
dimana Ibu Bertha Palmer meminta chef untuk membuat makanan penutup untuk
wanita yang lebih mudah untuk dimakan daripada sepotong pie dan yang lebih kecil
dalam penyajian daripada sepotong kue layer, semua ini agar dapat dimasukkan
dalam kotak makan siang para wanita.
Tabel 2.4 Perbedaan Brownies Kukus dan Brownies Panggang
Brownies Kukus Brownies Panggang
Pengolahan dengan cara dikukus
sebagaimana bolus kukus.
Proses pengolahannya dengan cara
dipanggang.
Tekstur brownies kukus lebih lembut,
berpori, dan basah.
Tekstur brownies panggang lebih
bantat, kering di permukaan, namun
basah di bagian dalam
Proses pengocokan telur sampai
mengembang dan kental saja, jadi tidak
perlu sampai kental berjejak sebagaimana
Proses pengocokan telur sampai rata
saja, jadi bisa menggunakan whisker
atau mixer dengan speed (kecepatan)
24
cake atau bolu kukus. rendah.
Sumber : Brownies, Lely N, 2014 : 3
Dalam penelitian ini penulis memilih untuk melakukan penelitian pada
brownies yang diproses dengan cara di kukus.
2.4 Kajian Produk
2.4.1 Alat – Alat Dalam Pembuatan Brownies Kukus
Dalam pembuatan brownies kukus, alat yang penting digunakan pada proses
pembuatan brownies kukus, antara lain :
a. Hand Mixer
Gambar 2.2 Hand Mixer
Merupakan alat terpenting pada proses pembuatan brownies kukus, karena
digunakan untuk mencampur bahan adonan brownies kukus hingga tercampur rata
dan mengembang. Menurut Syarbini (2014 : 69) Hand Mixer adalah alat pengaduk
tangan yang digunakan untuk mencampur adonan (batter) dan membuat krim dengan
jumlah atau proporsi kecil.
b. Timbangan
25
Gambar 2.3 Timbangan
Merupakan salah satu alat terpenting pada proses pembuatan brownies kukus,
karena sebagai alat untuk mengukur bahan-bahan brownies kukus, agar mendapatkan
hasil yang sempurna. Menurut Syarbini (2014 : 58) untuk pembuatan cake cukup
menggunakan timbangan dengan 1 angka di belakang koma. Jadi, timbangan tersebut
dapat menimbang hingga angka 0.5 gram. Sedangkan timbangan dengan lebih 1
angka di belakang koma biasanya diperuntukkan timbangan analitis atau timbangan
laboratorium.
c. Kompor
Gambar 2.4 Kompor
Sumber : www.google.com
Merupakan alat untuk mematangkan adonan brownies kukus pada saat
dikukus. Kompor yang digunakan dalam proses pembuatan brownies kukus ini
adalah kompor gas.
d. Pengukus (Dandang)
26
Gambar 2.5 Pengukus
Merupakan tempat atau wadah untuk proses pembuatan brownies kukus.
Pengukus biasanya diisi air sedikit terlebih dahulu, kemudian di panaskan sebelum
mengukus adonan brownies kukus. Menurut Erdia (2014 : 8) pengukus berfungsi
untuk mematangkan bahan makan yang sedang diolah.
e. Mangkuk (Bowl)
Gambar 2.6 Mangkuk (Bowl)
Sumber : www.google.com
Mangkuk berguna sebagai wadah atau tempat untuk menaruh bahan – bahan
yang telah ditimbang, serta untuk mencairkan mentega dan cokelat masak yang akan
digunakan dalam proses pembuatan brownies kukus. Menurut Syarbini (2014 : 56)
Memiliki fungsi untuk mencampurkan dan mengembangkan adonan, mengkrimkan
telur dan dapat digunakan untuk menyimpan makanan.
f. Teflon (Non-stick pan)
Gambar 2.7 Teflon (Non-stick pan)
Sumber : www.google.com
27
Teflon atau non-stick pan berfungsi sebagai wadah pada saat melakukan
proses pencairan cokelat, karena teknik yang digunakan dalam pencairan cokelat
adalah teknik bain marie.
g. Loyang
Gambar 2.8 Loyang
Loyang terdapat banyak bentuk dan ukuran, biasanya loyang berfungsi
sebagai wadah untuk mematangkan cake dan biasanya terbuat dari alumunium.
h. Spatula
Gambar 2.9 Spatula
Sumber : www.google.com
28
Memiliki fungsi untuk mengaduk atau membersihkan adonan disekitar
mixing bowl. Menurut Nimpuno (2014 : 24) ada dua macam spatula, yaitu yang
pertama terbuat dari karet atau plastik yang memiliki fungsi untuk mengaduk adonan
cake, yang kedua terbuat dari logam yang memiliki fungsi untuk mengoles filling dan
topping.
i. Pisau roti
Gambar 2.10 Pisau roti
Sumber : www.google.com
Pisau roti memiliki fungsi atau kegunaan untuk memotong brownies kukus
agar potongannya menjadi lebih rapi.
j. Serbet (kain)
Gambar 2.11 Serbet (kain)
Sumber : www.google.com
29
Memiliki fungsi untuk menutup tutupan dandang (pengukus) agar ketika
proses pengukusan adonan, air yang dihasilkan tidak jatuh ke atas permukaan adonan
kue.
k. Talenan
Gambar 2.12 Talenan
Sumber : www.google.com
Memiliki fungsi sebagai tempat memotong dark chocolate dan brownies
kukus pada proses pembuatan brownies kukus. Menurut Syarbini (2014 : 66) talenan
atau papan pemotong (chopping board) adalah papan yang terbuat dari kayu atau
plastik tahan lama dengan berbagai ukuran yang digunakan untuk memotong cake,
roti buah-buahan, cokelat, dan bahan-bahan lain.
l. Sendok
Gambar 2.13 Sendok
30
Sumber : www.google.com
Memiliki fungsi untuk mengaduk margarin cair dan cokelat yang sudah di
cairkan pada proses pembuatan brownies kukus.
m. Kuas
Gambar 2.14 Kuas
Berfungsi untuk mengoles mentega atau margarin ke loyang, agar brownies
kukus tidak menempel pada loyang.
2.4.2 Bahan – Bahan Dalam Pembuatan Brownies Kukus
a. Tepung Terigu
31
Gambar 2.15 Tepung Terigu
Penulis menggunakan tepung terigu berprotein sedang sebagai salah satu
bahan utama dalam pembuatan brownies kukus. Menurut Syarbini (2014 : 26) Dalam
pembuatan cake, fungsi tepung terigu adalah membentuk struktur badan cake karena
di dalam tepung terigu terdapat kandungan gluten dan pati, serta sebagai pengikat
bahan lain karena tepung memiliki kelebihan untuk mengikat cairan.
b. Tepung Kacang Hijau
Gambar 2.16 Tepung Kacang Hijau
32
Penulis menggunakan tepung kacang hijau sebagai pengganti tepung terigu
sebagai salah satu bahan utama. Menurut M. Mustakim (2014 : 46) tepung kacang
hijau memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk pertumbuhan, hal ini
dikarenakan di dalamnya mengandung gizi, baik protein, lemak, maupun asam
amino.
c. Telur
Gambar 2.17 Telur
Sumber : www.google.com
Telur merupakan salah satu bahan yang penting dalam pembuatan brownies
kukus. Menurut Syarbini (2014 : 28) dalam proses pembuatan cake, telur merupakan
ingredient atau bahan baku yang mengkonsumsi biaya paling dominan dalam resep
(berkisar kurang lebih 50%) dibandingkan bahan-bahan lain yang digunakan. Oleh
karena itu, kontrol terhadap kualitas telur akan mempengaruhi sebagian besar
keberhasilan dalam pembuatan cake.
d. Gula
Gambar 2.18 Gula
Sumber : www.google.com
33
Gula termasuk salah satu bahan dalam pembuatan brownies kukus. Menurut
Syarbini (2014 : 27) gula termasuk bahan baku penting dalam pembuatan cake,
karena mempunyai sifat yang dapat melunakan gluten di dalam tepung terigu,
sehingga selain memiliki fungsi sebagai pemanis (sweetener), dan sebagai bahan
pelunak (tenderizer).
e. Cake emulsifier
Gambar 2.19 Cake Emulsifier
Sumber : www.google.com
Penulis menggunakan TBM sebagai bahan pengembang dalam proses
pembuatan brownies kukus. Menurut Noormindhawati (2014 : 4) salah satu bahan
pengembang dan berfungsi untuk membantu pengembangan adonan pada saat proses
pengocokan dan membuat tekstur kue menjadi lembut.
f. Cokelat Bubuk
Gambar 2.20 Cokelat Bubuk
Penulis menggunakan cokelat bubuk sebagai salah satu bahan yang
digunakan untuk pembuatan brownies kukus. Menurut Erdia (2014) ada dua jenis
cokelat bubuk yaitu cokelat pekat dengan rasa yang pahit dan cokelat mudah yang
memiliki rasa tidak terlalu pahit dan memiliki aroma yang tidak kuat.
34
g. Margarin
Gambar 2.21 Margarin
Margarin merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan brownies kukus. Menurut Syarbini (2014 : 33) margarin adalah emulsi air
dalam minyak dengan fase kontinu berupa lemak yang terdispersi dalam cairan.
Kandungan lemak dalam margarin kurang lebih 80% dan mempunyai kadar air
maksimal 16% dengan bahan lainnya, seperti garam, perasa, dan sebagainya
h. Cokelat Masak (Dark Chocolate)
Gambar 2.22 Dark Chocolate Compound
Penulis menggunakan Dark Chocolate Compound sebagai salah satu bahan
yang digunakan untuk pembuatan brownies kukus. Menurut Erdia (2014 : 17) Dark
Chocolate Compound merupakan salah satu jenis dari chocolate compound.
Chocolate Compound memiliki komposisi yang hampir sama dengan Chocolate
Couverture, dan cara penggunaannya dengan cara di lelehkan.
2.4.3 Proses Pembuatan Brownies Kukus
35
Dalam pembuatan brownies kukus, penulis mendapatkan acuan resep dari
buku berjudul “50 Resep Step By Step Kue & Cake Manis” oleh Sisca Soewitomo.
Resepnya adalah sebagai berikut :
Bahan :
5 butir telur
175 gram gula pasir
½ sdt cake emulsifier
100 gram tepung terigu protein sedang
35 gram cokelat bubuk
100 gram margarin, cairkan
150 gram cokelat masak, potong dadu atau serut kasar
Teknik pembuatan brownies kukus adalah sebagai berikut :
1. Timbang seluruh bahan – bahan yang akan digunakan.
Gambar 2.23 Bahan – bahan Pembuatan Brownies Kukus
36
2. Siapkan loyang berbentuk segi empat. Olesi dengan margarin dan taburi tepung
terigu.
Gambar 2.24 Loyang Yang Sudah Diolesi Margarin dan Ditaburi Terigu
3. Panaskan dandang (pengukus).
Gambar 2.25 Dandang Dipanaskan
4. Kocok telur bersama gula pasir dan cake emulsifier hingga lembut.
37
Gambar 2.26 Pengocokan Adonan
5. Masukkan perlahan – perlahan tepung terigu dan cokelat bubuk, aduk rata.
Gambar 2.27 Pemasukan Tepung Terigu, Cokelat Bubuk Pada Adonan
6. Cairkan margarin dan cokelat masak dengan teknik Bain Marie.
Gambar 2.28 Pencairan Margarin dan Cokelat Masak
38
7. Tuangkan margarin cair dan potongan cokelat masak yang telah dicairkan, aduk
perlahan dengan spatula hingga rata.
Gambar 2.29 Pencampuran Margarin dan Cokelat Masak Pada Adonan
8. Tuangkan ke dalam loyang dan kukus selama 30 menit, angkat dan dinginkan.
39
Gambar 2.30 Adonan Dituangkan Pada Loyang
2.5 Uji Organoleptik
Menurut Waysima dan Adawiyah (2010 : 1) mengatakan bahwa “Evaluasi
sensori didefinisikan sebagai pengukuran ilmiah untuk mengukur, menganalisa
karakteristik bahan pangan dan bahan lain yang diterima oleh indra penglihatan,
pencicipan, penciuman, perabaan, dan pendengaran, serta menginterpretasikan reaksi
yang diterima akibat proses pengindraan tersebut. Dengan demikian pengukuran
tersebut melibatkan manusia (dalam hal ini disebut panelis) sebagai alat ukur”.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji kesukaan atau uji hedonik
yang merupakan bagian dari uji organoleptik. Menurut Wasyima, Dede R Adawiyah
(2010 : 2) “Secara garis besar, metode uji sensori diklasifikasikan menjadi tiga
bagian yaitu (1) Uji Pembedaan (Difference Test), (2) Uji Deskriptif (Descriptive
Test), (3) Uji Afektif (Acceptance and preference tests)”.
Tabel 2.5 Sifat dan Karakteristik Panelis Pada Metode Uji Sensori
40
Kelas Pertanyaan Tipe Uji Karakteristik Panelis
Pembedaan
Apakah produk berbeda? Analitis Skrining ketepatan &
kepekaan sensori, orientasi
terhadap metode uji, kadang
perlu latihan
Deskriptif Apa & bagaimana
perbedaan karakteristik
sensori spesifik dari
produk?
Analitis Skrining ketepatan dan
kepekaan serta motivasi,
dilatih/training
Afektif Apakah produk disukai
atau produk mana yang
lebih disukai?
Hedonik Skrining berdasarkan
penggunaan produk, tidak
dilatih
Sumber : Evaluasi Sensori Panduan Praktikum, Wasyima, Dede R Adawiyah, 2010:3
2.6 Kerangka Pemikiran
41
Berikut adalah diagram kerangka pemikiran yang dilakukan oleh penulis :
Gambar 2.31 Skema Kerangka Berpikir
1. Dari segi kandungan gluten :
tepung terigu memiliki
kandungan gluten, dimana gluten
sulit dicerna di dalam saluran
pencernaan manusia.
2. Dari segi harga pasar : tepung
terigu lebih murah 47.62 % di
bandingkan tepung kacang hijau.
Harga tepung terigu = Rp.11.000
3. Dari segi kandungan gizi :
- kalori = 365 kal
- protein = 8.9 g
- lemak = 1.3 g
- karbohidrat = 77.3 g
- kalsium = 16 g
- fosfor = 106 mg
- besi = 1.2 mg
- B1 = 0.12 mg
- air = 12 g
Uji Kesukaan Brownies Kukus Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung
Kacang Hijau
1. Dari segi kandungan gluten :
tepung kacang hijau termasuk non
gluten, dan tepung kacang hijau
bermanfaat bagi kesehatan
manusia, seperti : melawan
disentri, menguatkan imunitas
tubuh, menurunkan kolesterol,
dll. (detail dapat di lihat pada
halaman 12)
2. Dari segi harga pasar : tepung
kacang hijau lebih mahal 90.91%
di bandingkan tepung terigu.
Harga tepung kacang hijau = Rp.
21.000
3. Dari segi kandungan gizi :
- kalori = 360 kal
- protein = 22.15 g
- lemak = 1.55 g
- karbohidrat = 63.95 gr
Tepung Terigu
Rasa
Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau Pada Pembuatan Brownies Kukus
Brownies Kukus Diterima Oleh Masyarakat
Tepung Kacang Hijau
Warna Aroma Tekstur
Tepung