22
BAB 2 LANDASAN TEO RI 2.1 Kajian Literatur 2.1.1 Pengembangan Desain Pengrajin tenun di daerah ini pada umumnya masih menggunakan motif tradisional yang dikenal rat usan tahun yang lalu. Motif yang diterapkan selama ini, walaupun memiliki ciri khas daerah Tanimbar-Maluku Tenggara, akan tetapi pengembangan atau perpaduan dengan motif m ode rn bel um dilakukan. Berkaitan dengan hal di atas, salah satu alat bant u pengembangan desa in modern yang akhir-akhir ini mendapat perhatian besar adalah program Maple. Smith (1994b) menyatakan bahwa persamaan matematika bukan hanya mampu melahirkan grafik matematika yang indah sesuai dengan variabel yang dipilih, akan tetapi grafik dari persamaan tersebut dapat diterapk an pada in dustri kerajin an tangan yan g terkait. Nam un demikian, pengenalan dan penerapan ha si l-ha sil teknologi can ggih tersebut membutuhkan tenaga terampil sebagai pendamping. Sejalan den gan hal ini Cook (1991) menyarankan terjadinya hubungan sosial (social relation) antara kedua belah pihak (pihak perancang atau pengembang dan pihak pemakai).

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Literatur

2.1.1 Pengembangan Desain

Pengrajin tenun di daerah ini pada umumnya masih menggunakan motif

tradisional yang dikenal rat usan tahun yang lalu. Motif yang diterapkan

selama ini, walaupun memiliki ciri khas daerah Tanimbar-Maluku Tenggara,

akan tetapi pengembangan atau perpaduan dengan motif m odern belum

dilakukan.

Berkaitan dengan hal di atas, salah satu alat bant u pengembangan

desain modern yang akhir-akh ir ini mendapat perhatian besar adalah

program Maple. Smith (1994b) menyatakan bahwa persamaan matematika

bukan hanya mampu melahirkan grafik matematika yang indah sesuai dengan

variabel yang dip ilih, akan tetapi grafik dar i persamaan tersebut dapat

diterapkan pada industri kerajinan tangan yang terkait. Nam un demikian,

pengenalan dan penerapan hasil-hasil teknologi canggih tersebut

membutuhkan tenaga terampil sebagai pendamping. Sejalan dengan hal ini

Cook (1991) menyarankan terjadinya hubungan sosial (social relation) antara

kedua belah pihak (pihak perancang atau pengembang dan pihak pemakai).

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

2.1.2 Sumber Daya Manusia

Desain atau motif yang dirancang dan dikembangkan melalui

persamaan matematika dapat menimbulkan pengertian, pemahaman,

rangsangan dan tantangan bagi peminatnya unt uk belajar dan bekerja lebih

baik (Smith, 1994a dan Leask, 1990). Implikasi dari pandangan ini adalah

bahwa pengrajin yang dibekali dengan pengetahuan tambahan mengenai cara

mengembangkan motif atau desain dengan teknologi canggih akan lebih

mampu bertahan dalam usahanya sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Sejalan dengan pandangan di atas Kemmis dan Car (1990)

menyatakan bahwa seseorang atau golongan dapat bertahan pada kondisi

tertentu manakala yang bersangkutan mampu mengikuti perubahan, memberi

saran dan kritik terhadap apa yang ada pada kondisi tersebut. Hal ini berarti

bahwa seseorang atau sekelompok orang yang telah beker ja pada suatu objek

tertentu harus mampu berkembang sesuai degan kondisi yang

menghendakinya saat itu. Misalnya, pengrajin tenun di Daerah Tanimbar

seharusnya mampu mengembangkan desain produk kerajinan tenun yang

telah diterapkan secara berulang-ulang selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Para pengrajin harus merasakan adanya tantangan unt uk selalu

mengembangkan kemampuan diri dalam menciptakan motif tradisional yang

lebih sempurna atau motif tradisional yang dipadukan dengan motif m odern

(Basri, 1984)

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

2.1.3 Kemampuan Profesionalisme

Penerapan desain modern secara berulang-ulang dan teratur tidak

hanya mampu menghasilkan karya seni yang banyak melainkan juga akan

menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan dan profesionalisme para

pengrajin. Hal ini disebabkan karena setiap motif mempunyai bentuk dasar

yang sama, yaitu berupa parabola, elips atau hiperbola (Leask dan Thomas,

1988). Namun demikian, pengembangan motif dari ketiga bentuk dasar

tersebut dapat dilakukan h ingga mencapai jumlah yang sangat banyak.

Peluang merancang dan mengem bangkan motif yang bervar iasi merupakan

sarana potensial yang handal untuk menumbuhkan sikap profesionalisme

pengrajin (Pottage, 1990). Gambaran ini menunjukkan bahwa salah satu cara

meningkatkan profesionalisme pengrajin dalam mengembangkan motif

sebanyak-banyaknya. Kegiatan latihan tersebut pada akhirnya akan

menimbulkan kemahiran dan keterampilan yang tinggi bagi pelakunya.

Dengan cara demikian, profesionalisme dalam bidang pengem bangan motif

atau desain dapat tercapai secara bertahap.

Analisis situasi pada industri kerajinan tenun tanpa mesin

menunjukkan bahwa pada um umnya kemampuan profesionalisme para

pengrajin dalam menerapkan motif lama tergolong baik. Namun demikian,

kemampuan untuk menciptakan desain baru yang lebih mengarah pada

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hampir tidak ada. Mereka

hanya menerapkan motif lama secara berulang-ulang tanpa ada keinginan

untuk mencari desain baru yang lebih modern.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

2.1.4 Motivasi Kerja

Peningkatan motivasi kerja bagi pengrajin tenun tanpa mesin di dapat

dilakukan dengan cara menciptakan motif dan desain baru yang mampu

mengurangi kejenuhan mereka dalam kesehariannya (Basr i, 1984).

Pandangan ini berkaitan erat dengan kemampuan yang ada pada program

Maple dalam hal pemgembangan desain. Program Maple dengan sarana

persamaan-persamaan matematikanya mampu melahirkan motif dengan

kombinasi dengan warna yang serasi, letak motif yang rapi dan garis-garis

warna yang akurat, teliti dan indah.

Kemampuan program Maple yang dapat menampilkan sejumlah

desain yang indah dan bermutu mampu meningkatkan jumlah pengrajin

tenun. Hal ini disebabkan oleh optimisme mereka akan meningkatnya daya

jual produksi dengan desain baru tersebut. Selain it u, desain baru diharapkan

mempunyai daya saing produksi yang tinggi untuk menembus pasar lokal,

antar daerah tingkat kabupaten atau kota madya, antar daerah propinsi atau

nasional maupun pasar global atau internasional. Sasaran terakhir akan dapat

dicapai dengan mudah, mengingat bahwa daerah ini adalah salah satu obyek

wisata di Indonesia.

2.2 Definisi Program Maple

Maple adalah sistem perangkat lunak matematika berbasis komputer,

yaitu komputer sistem aljabar dan Waterloo Maple Soft ware (WMS) yang

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

dikembangkan oleh siv itas Universitas Waterloo Kanada 1988 yang

tergabung dalam Symbolic Computation Group (SCG).

Sekarang Maple menjadi salah satu pemimpin perangkat analisis matematika,

terutama karena kemampuannya pada komputasi simbolik, ketelitian numerik

tak hingga, hingga konektivitas web yang inovatif, dan berbagai modeling

dan simulasi. Kemampuannya yang banyak ini digunakan dan dikembangkan

oleh berbagai universitas ternama di Amerika sebagai bagian riset komputasi

seperti komputasi Athena env ironment milik MIT, riset komputasi Stanford,

Oxford, Departemen Matematika Indiana UNiversity, University Texas-

Austin, Cornell University, Un iversity of South Carolina, dan berbagai

universitas ternama di seluruh belahan dunia. Beberapa produsen industri

dunia juga memakai perangkat ini seperti Boeing, Daimler Chrysler, Nortel

dan Raytheon.

Program yang dikembangkan mencakup tentang penyelesaian matematika

untuk mendukung analisis numerik, aljabar simbolik, kalkulus, persamaan

diferensial, aljabar linear dan grafik. Komputasi yang ditawarkan berada

dalam Maple Worksheet Environment yang menyediakan berbagai solusi

mengenai aritmatika dasar, teori grup, dan analisis tensor. Maple juga

meyediakan sarana visualisasi matematika dan wordprocessing khusus untuk

notasi matematika , bahasa pemrograman modern dan alat pendidikan yang

fleksibel untuk riset dan industri.

Maple merupakan soft ware yang dikembangkan untuk menyelesaikan

masalah matematika. Maple ber jalan pada sistem operasi keluarga Windows

dan cukup mudah untuk digunakan. Perintah-per intah seperti cut, copy, dan

paste bisa menggunakan hotkey seperti di Windows. Sebelum masuk ke

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

perintah-perintah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah,

khususnya untuk Kalkulus I, terlebih dahulu kita harus memahami

lingkungan Maple. Saat pertama kali menjalankan, Maple akan langsung

membuka jendela perintah (command window) dan disebelah kiri ada tanda

[>, pertanda Maple siap menerima per intah.

2.3 Aturan Dasar

2.3.1 Aturan Dasar Operasi Matematika dalam Maple

Setiap akh ir baris per intah harus diakhiri dengan tanda titik koma (;)

dan unt uk eksekusi per intah digunakan tombol Enter.

Dalam Maple setiap per intah akan berbentuk perintah( ) ; perintah disini

menyesuaikan per intah yang digunakan. Didalam kurung berisi permasalahan

matematika dan parameter yang diper lukan.

Bent uk a x disajikan sebagai perkalian a dengan x , bentuk a xn

disajikan sebagai a dikali x pangkat n.

penulisan biasa penulisan Maple

penjumlahan + +

pengurangan - -

perkalian x *

pembagian : atau / /

pangkat a xn a*x^n

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

trigonometri sin x sin(x)

sin n x (sin(x))^n

invers f s. trig. arc sin x atau sin ( )−1 x arcsin(x)

hyperbo lik sinh x sinh(x)

cosech x csch(x)

pi π pi (untuk symbol)

pi π Pi (untuk bilangan)

akar pan gkat dua x sqrt(x)

nilai m utlak | x | abs(x)

tak hingga ∞ infinity

pem berian nilai x = a x := a

logaritm a log x lo g(x)

ln x ln(x)

log10 x lo g10(x)

log[b] x lo g[b](x)

exponential, e ex exp(x)

Perintah log(x) sama dengan p erintah ln(x). Sedan gkan log10(x)

adalah logaritma basis sepuluh, yaitu yan g um um kita gun akan jika kita

menuliskan lo g x. Jadi hati-hati m engingat perintah ini. log[b](x) adalah

logaritm a basis b adalah sebaran g bilangan dengan b>0 dan x>0.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Ingat, pem berian n ila i suatu variabel dalam Maple digunakan tan da

titik dua sama dengan ( := ), buk an tanda sam a dengan ( = ).

Perintah restart; digunakan untuk m em bersihkan memori yang

dik elola oleh Map le. Setelah kita menjalankan p erintah restart; m aka sem ua

penghitungan (com putasi) sebelumnya ak an dihapus.

2.3.2 Memanggil Menu Help

Untuk mem an ggil menu Help, kita bisa gunak an pada bagian menu,

yaitu bagian palin g atas dan paling kanan. Atau cara yan g lebih cepat, kita

bisa juga m em anggil Help langsung dari jen dela p erintah. Carany a ketikkan

tanda tanya " ? " diikuti bagian yang ingin kita tanyakan.

Contoh :

> ? diff

Perintah di atas meminta Maple menunjukkan m en u Help untuk diferensial

(turunan). Unt uk per intah m emanggil Help, kita tidak perlu menam bahkan

tanda titik kom a " ; " di akhir perintah.

> ? plot

Perintah di atas untuk mem an ggil Help untuk plot.

Jika kita tidak menam bahkan bagian yang ingin kita tanyakan, artinya kita

hanya mengetikkan tanda tanya, maka Maple akan membukak an Help untuk

deskrip si syntak, tipe data, dan function yan g ada di Map le.

> ?

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

2.3.3 Maple Bersifat sensitif

Arti dari sensitif adalah Maple membedak an perintah yang dit ulis

den gan huruf besar dan perintah yang ditulis den gan h uruf kecil, secara

khusus perbedaan ini hanya ada di huruf pertama perintah. Secara um um,

perintah yang diawali den gan h uruf besar digunakan untuk m en defin isikan

atau membentuk perm asalahan m atematika, sedangkan per intah yang diawali

den gan huruf kecil digun akan untuk mencari atau mengh itun g nilai operasi

yang k ita in ginkan.

Contoh:

perintah Diff( ) digunakan unt uk mem bentuk turunan suatu fun gsi.

perintah diff( ) digunak an untuk m encar i turunan suatu fun gsi.

Penerapan di Map le untuk = ( )f x x 2 , akan dicari turunan dari ( )f x

[> Diff(x^2,x); diawali h uruf besar, membentuk turunan dari x2 ,

output Maple sbb:

∂∂x x2

[> diff(x^2,x); diawali huruf kecil, mencari turunan dari x 2 ,

output Maple sbb:

2 x

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

2.4 Menggambar Grafik Fungsi

2.4.1 Satu fungsi dalam satu sumbu koordinat fungsi XOY

Syntak yan g digunakan adalah plot( f(x) , x = a..b , y = c..d , color

= warna , style= style);

f(x) : fungsi yang akan dibuat grafiknya.

x : variabel

a..b : range sumbu X

c..d : r ange sumbu Y *

color : warna grafik, dalam bahasa in ggris *

style : style grafik, ada 3 macam, point (titik), line (garis), dan patch ( ). *

Bagian yang bertan da star ( * ) bersifat opsion al, jadi boleh tidak

ditambahkan. Bahkan adanya penambah an perintah range Y bisa

mengakibatkan Maple tidak mengenali per intah tersebut. Inilah k elemahan

Maple. Kelemahan Map le adalah tidak stabil dan manajemen memorinya

kurang bagus, sehingga terkadan g menghasilkan hasil komputasi yan g salah

atau bahkan tidak mampu meyelesaikannya.

Contoh:

1. Gambar grafik fungsi untuk = y + x3 2 pada interval [-2,3]

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

> plot(x^3+2,x=-2..3);

Gambar 2.1 Contoh Grafik Fungsi 1

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

> plot(x^3+2,x=-2..3,y=-8..30,color=blue,style=point);

Gambar 2.2 Contoh Grafik Fungsi 2

2.4.2 Lebih dari Satu Fungsi dalam Satu Sumbu Koordinat XOY

Syntak yang digunakan adalah plot( [f 1(x), f2(x), ... ] , x = a..b , y

= c..d , color = [warna1,warna2, ... ] , style=[ style1, style2, ... ] );

f1(x), f2(x), ... : fungsi pertama, fungsi kedua, dst...

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Contoh:

1. Grafik fungsi untuk , = ( )f1 x − x2 3 = ( )f2 x + 2 x 3 , dan = ( )f3 x + x3 1

pada interval [-1,3]. Warna fungsi pertama adalah biru dengan style garis,

warna fungsi ke dua merah dengan style titik, dan fungsi ke tiga berwarna

hijau dengan style patch.

> f1(x):=x^2-3; f2(x):=2*x+3; f3(x):=x^3+1;

:= ( )f1 x − x2 3

:= ( )f2 x + 2 x 3

:= ( )f3 x + x3 1

plot([f1(x),f2(x),f3(x)],

x=1..3,color=[blue,red,green],style=[line,point,patch]);

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Gambar 2.3 Contoh Grafik Fungsi 3

2.5 Adobe Photoshop 7.0

Adobe Photoshop 7.0 menyediakan tool-tool yang terintegrasi dan

tertata secara praktis untuk menciptakan dan menghasilkan karya dalam

bent uk vektor dan teks yang sempurna. Bentuk grafik yang berdasarkan

vektor dan teks bisa ditransfer menjadi image yang berdasarkan pixel untuk

mendapatkan efek desain yang lebih sempurna.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Area kerja Photoshop 7.0 terdiri dari Menu bar, Option bar, Toolbox,

Layer, Palet, Status bar.

a. Toolbox

Gambar 2.4 Tool Box dalam Adobe Photoshop 7.0

Terdiri dari seperangkat fasilitas untuk mengedit atau memanipulasi image.

b. O ption Bar

Tampilan option bar akan berubah secara dinamis sesuai tool yang

digunakan.

Gambar 2.5 Tampilan Option Bar dengan Tool Marquee

Gambar 2.6 Tampilan Option Bar dengan Tool Magic Wand

c. Perintah View

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil tampilan sesuai dengan

yang kita inginkan

d. Palet Navigator

Berfungsi menggeser atau memperbesar gambar melalui sebuah salinan

miniatur gambar. Bagian tengah palet navigator disebut Thumbnail.

e. Penggaris untuk menampilkan klik View > Show Rulers (Ctrl + R),

ukuran penggaris adalah pixel.

2.5.1 Mode Dan Model Warna

Mode warna menent ukan model warna yang digunakan untuk

menampilkan dan mencetak suatu image.

a. RGB (Red, Green, Blue): Persentase yang sangat besar dari spektrum

yang terlihat dapat

direpresentasikan dengan mencampur merah, hijau dan biru (Red, Green dan

Blue) yang diberi warna terang dalam berbagai proporsi dan intensitas.

Dengan mencampur warna merah, h ijau dan biru akan menciptakan warna

putih. 0Ieh karena itu model RGB juga disebut dengan additive colors (warna

campuran).

b. CMYK (C yan, Magenta, Yellow, Black): CMYK didasarkan pada

kualitas penyerapan cahaya dari tinta yang dicetak pada kertas. MisaInya,

warna putih terang menyebabkan tinta menjadi tembus pandang, sebagian

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

dari spektrumnya diserap, dan yang lainnya K pada CWK direfleksikan

kembali menuju mata

c. Bitm ap Mode: Mode ini menggunakan satu dari dua nilai warna (hitam

atau putih) untuk merepresentasikan pixel ke dalam image. Image dalam

mode Bitmap biasa disebut dengan Bitmapped 1-bit karena image tersebut

memiliki kedalaman bit sebanyak 1.

d. Grayscale Mode: Mode ini menggunakan lebih dari 256 bayangan abu-

abu. Setiap pixel dari sebuah image dengan mode grayscale mempunyai nilai

kecerahan (brightness) dengan range 0 (hitam) sampai 255 (putih). Nilai

grayscale juga dapat diterapkan dalam persentase dengan 0% adalah putih,

dan 100% adalah hitam.

e. Duotone Mode: Mode ini menggunakan 256 warna. Pada saat

mengkonversi menjadi indexed co lor, Photoshop akan membuat CWT (Color

Lockup Table) yang menyimpan dan mengindeks warna dalam sebuah image.

Apabila ada sebuah warna dalam image aslinya tidak muncul pada tabel,

program akan memilih warna yang terdekat dengan warna tersebut, atau

mensimulasikan warna dengan menggunakan warna yang telah tersedia.

f. Multichannel Mode: Mode ini menggunakan 256 level, dari abu-abu pada

tiap channel. Image dengan menggunakan mode Multichannel sangat berguna

untuk pencetakan khusus.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

2.6 Ciri Khas Kain Tenun Tanimbar

Ciri khas dari kain tenun Tanimbar sangatlah sederhana. Ciri yang

selalu tampak dalam tiap tenunnya adalah adanya salur-salur pada setiap kain.

Biasanya yang mereka tenun adalah bagian atas dan bawah sementara bagian

tengah diberi gambar salur-salur. Ciri yang lain adalah pemilihan gambar

pada kain, biasanya gambar yang dipilih adalah gambar suat u objek yang

mereka temui sehari-hari disekitar mereka seperti perahu, kerang, burung,

ukiran, dan lain-lain.

Berikut ini adalah beberapa contoh gambar kain tenun tradisional asli

Tanimbar Maluku-Tenggara :

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Gambar 2.7 Kain Syal

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Gam bar 2.8 Kain Sarung Motif Ekor Ikan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

Gambar 2.9 Kain Sarung Motif Ukiran

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00436 Bab2.pdf2.1.3 Kemampuan Profesionalisme Penerapan desain modern secara berulang-ulang

2.7 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pernah dilakukan orang yang berhubungan dengan

penulisan skripsi in i adalah :

• Drs. Hamzah, M.Ed. (1999). Membuat rancangan pengembangan kain

tenun menggunakan Program Maple pada Desa Bira Sulawesi Selatan.