Upload
vonga
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Strategi
Banyak buku mengemukakah pengertian strategi secara berbeda – beda. Menurut
Tjiptono(2002, p3) istilah strategi berasal dari kata yunani strategeia ( stratos = militer, dan
ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini
relevan dengan situasi jaman dulu yang sering diwarnai perang, dimana jenderal dibutuhkan
untuk memimpin satu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi
juga bisa diartikan sebagai suatu rencana pembagian dan pengguanaan kekuatan militer dan
material pada daerah – daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Hunger dan Wheelen (2001, p16) dalam bukunya manajemen strategi
mempunyai pengertian bahwa strategi sebagai rumusan perencanaan komprehensif tentang
bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan
keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.
Pengertian strategi menurut Porter(2002 p11), yaitu : penerapan suatu cara agar
perusahaan dapat terus berkembang dan dapat meningkatkan laba serta dapat terus
bersaing di kancah perekonomian.
Strategi menurut Ohmae (2003, p4) adalah segala sesuatu yang menyangkut
strategi bisnis dan tujuan dari perencanaan strategi adalah memungkinkan sebuah
perusahaan untuk mendapatkan posisi yang lebih dari para pesaingnya. Dengan demikian
strategi perusahaan menyatakan sebuah upaya untuk secara efisien meningkatkan kekuatan
sebuah perusahaan lebih tinggi dari kekuatan pesaing.
Jadi, dari beberapa teori yang ada bahwa strategi adalah seperangkat aktivitas yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan atau seseorang dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
8
dinginkan untuk memperoleh keunggulan kompetisi dalam pasar agar lebih baik dari para
pesaingnya.
2.1.1 Tiga Level Strategi
Menurut Tjiptono, Fandi (2004, p8), dalam suatu perusahaan terdapat tiga
level strategi, yaitu level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level
fungsional.
• Strategi Level Korporasi
Strategi level korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur
kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih dari satu.
Pertanyaan pokok yang muncul pada level korporasi adalah :
o Bisnis apa yang seharusnya digeluti perusahaan
o Apa sasaran dan harapan atas masing – masing bisnis
o Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran
– sasaran tersebut
Dalam mengembangkan sasaran level korporasi, setiap perusahaan perlu
menentukan salah satu dari beberapa alternatif berikut :
1. Kedudukan dalam pasar
2. Inovasi
3. Produktivitas
4. Sumber daya fisik dan finansial
5. Profitabilitas
6. Prestasi dan pengembangan manajerial
7. Prestasi dan sikap karyawan
8. Tanggung jawab sosial
9
• Strategi Level Unit Bisnis
Strategi level unit bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan
operasi bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi level unti bisnis berupaya
menentukan pendekatan yang sebaik – baiknya oleh suatu bisnis terhadap
pasarnya dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada dalam kondisi pasar tertentu.
• Strategi Level Fungsional
Strategi level fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi
manajemen (secara tradisional terdiri atas riset dan pengembangan, keuangan,
produksi dan operasi, pemasaran, personalia/sumber daya manusia) yang dapat
mendukung strategi level unit level bisnis.
2.1.2 Konsep Strategi
Menurut Stoner,Freeman dan Gilbert (Tjiptono,2002, P3) konsep strategi dapat
didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu:
− Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan
− Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan
berdasarkan perspektif yang pertama, strategi didefinisikan sebagai program untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna
yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manajer memainkan peran yang
aktif,sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi sedangkan perspektif yang
kedua strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap
lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi,
meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit.
2.1.3 Pengertian Bisnis
Menurut Brown dan Petrello (Sugiyono, 2003, p20) menyatakan bisnis adalah suatu
lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut
10
Hughes dan Kapoor (Sugiyono, 2003, p20) menyatakan bisnis adalah suatu kegiatan usaha
individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapat keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Setiap bisnis mengadakan transaksi dengan orang - orang. Orang – orang itu
menanggung akibat karena bisnis tersebut, karenanya mereka mempunyai kepentingan di
dalamnya. Mereka dapat disebut pemegang kepentingan utama (stakeholders) atau orang
yang mempunyai kepentingan dalam bisnis.
Jadi, bisnis adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan secara individu atau
kelompok dengan tujuan agar dapat memperoleh keuntungan dengan memasarkan barang
dan jasa kepada masyarakat.
2.1.4 Pengertian Strategi Bisnis
Menurut Tunggal, AW (2004, p121) menyatakan strategi bisnis merupakan dasar
dari usaha yang di koordinasi dan ditopang, yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan
usaha jangka panjang.
Menurut Hariadi (2003, p34) strategi bisnis merupakan rencana yang terjadi
pada tingkat divisi dan dimaksudkan bagaimana membangun dan memperkuat posisi
bersaing produk atau jasa perusahaan dalam industri atau pasar tertentu yang
dilayani divisi tersebut.
Jadi dari beberapa pengertian teori strategi bisnis yang diungkapkan oleh beberapa
ahli, bahwa strategi bisnis diterapkan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang
banyak dari produk dan jasa yang di produksi.
2.1.5 Perencanaan Strategi Bisnis
Menurut Saladin(2004, p18-21), perencanaan strategi perusahaan dapat diperjelas
atau lebih di spesifikasi lagi dengan perncanaan strategi bisnis.
1. Misi Bisnis (Business Mission)
Misi bisnis adalah spesifikasi misi dari setiap unit bisnis perusahaan.
11
2. Analisis SWOT
Yang terdiri dari :
A. Analisa Lingkungan eksternal
Menurut Kotler(2001, p101-119) analisis lingkungan eksternal dilihat dari beberapa
bagian, yaitu:
a. Lingkungan demografi
Demografis adalah ilmu tentang populasi manusia dalam hal ukuran, kepadatan,
lokasi, umur, jenis kelamin, ras, mata pencaharian dan statistik lainnya.
Lingkungan demografis adalah kepentingan utama bagi pemasar karena
lingkungan ini melibatkan orang-orang dan orang-orang membentuk pasar.
b. Lingkungan ekonomi
Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan
pola membeli konsumen. Menurut Madura(2007, p30 & p122) kondisi ekonomi
memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari setiap bisnis. Ketika
perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang
dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena orang memiliki
penghasilan yang relatif baik, maka pengeluaran mereka untuk membeli produk-
produk pun semakin bertambah. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk
tersebut memperoleh manfaat dari besarnya permintaan dan mempekerjakan
semakin banyak karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat
menghasilkan produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi
permintaan. Perusahaan juga dapat membayar upah yang tinggi kepada
karyawannya. Dampak dari perekonomian yang kuat dapat menyebar cepat
antar bisnis. Itu karena ketika pelanggan mulai meningkatkan pengeluarannya,
perusahaan mengalami permintaan yang lebih tinggi akan produk-produknya
dan bahkan mulai mempekerjakan lebih banyak karyawan guna mengakomodasi
12
peningkatan permintaan. Perusahaan mungkin juga akan memperluas
operasinya yang membutuhkan tambahan perlengkapan, jasa infrastruktur, dan
bahan baku. Dengan adanya peningkatan macam-macam kebutuhan tersebut
maka akan semakin banyak pula perusahaan lain yang terkena imbas kenaikan
operasionalnya dan akan membuka lebih banyak lapangan kerja baru. Ketika
lebih banyak lapangan kerja yang tercipta, tingkat pendapatan pelanggan secara
umum juga meningkat, sehingga memungkinkan mereka menghabiskan lebih
banyak uang. Dampak lainnya adalah yang berinvestasi dalam bisnis cenderung
memperoleh tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi, dan mereka
mungkin saja menghabiskan sebagian besar atau seluruh pengembalian tersebut
untuk membeli barang dan jasa.
c. Lingkungan Alam
Lingkungan alam melibatkan sumber daya alam yang dibutuhkan sebagai input
oleh pemasar atau yang dipengaruhi kegiatan pemasaran.
d. Lingkungan teknologi
Lingkungan teknologi mungkin merupakan kekuatan yang paling otomatis yang
sekarang membentuk dunia. Lingkungan teknologi adalah kekuatan-kekuatan
yang menciptakan teknologi baru untuk membuat produk dan kesempatan pasar
baru. Menurut Madura(2007, p210) risiko politik yang terkandung di dalamnya
adalah risiko bahwa tindakan politik suatu negara dapat berdampak buruk bagi
suatu bisnis. Kebijakan politik suatu negara dapat mempengaruhi kepastian
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pucuk pimpinan perusahaan yang
ingin melakukan bisnis di negara tersebut. Beberapa bentuk risiko politik yang
dapat terjadi misalnya, pemerintah asing dapat mengenakan tarif pajak badan
yang lebih tinggi pada anak perusahaan asing yang beroperasi di negaranya,
13
atau pemerintah suatu negara dapat mengambil alih kepemilikan anak
perusahaan asing yang beroperasi di negara tersebut.
e. Lingkungan Politik
Terdiri dari hukum, agen, pemerintah dan kelompok-kelompok penekan yang
mempengaruhi dan membatasi bermacam-macam organisasi dan individu dalam
masyarakat biasa. Menurut Madura(2007, p210) risiko politik yang terkandung di
dalamnya adalah risiko bahwa tindakan politik suatu negara dapat berdampak
buruk bagi suatu bisnis. Kebijakan politik suatu negara dapat mempengaruhi
kepastian pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pucuk pimpinan
perusahaan yang ingin melakukan bisnis di negara tersebut. Beberapa bentuk
risiko politik yang dapat terjadi misalnya, pemerintah asing dapat mengenakan
tarif pajak badan yang lebih tinggi pada anak perusahaan asing yang beroperasi
di negaranya, atau pemerintah suatu negara dapat mengambil alih kepemilikan
anak perusahaan asing yang beroperasi di negara tersebut.
Sementara hukum perundang - undangan dihasilkan untuk berbagai alasan,
diantaranya melindungi perusahaan dari persaingan yang tidak adil, melindungi
konsumen dari praktek penipuan yang merugikan konsumen dan melindungi
kepentingan masyarakat dari tingkah laku bisnis.
Iklim regulasi pemerintah dapat bervariasi antar negara. Banyaknya aturan-
aturan yang ketat di suatu negara dapat memaksa perusahaan mengeluarkan
tambahan biaya seperti beberapa negara di Eropa yang memberlakukan
ketatnya peraturan mengenai polusi dan limbah. Tetapi ketika negara tidak
menegakkan pemberlakuan undang-undangnya maka itu juga dapat
menimbulkan masalah.
14
f. Lingkungan Budaya
Dibentuk oleh lembaga-lembaga kekuatan-kekuatan lain yang mempengaruhi
nilai-nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat.
B. Analisa Lingkungan Internal
Menurut Kotler(2001, p95-99) analisis lingkungan eksternal dilihat dari beberapa
bagian, yaitu:
a. Perusahaan
Dalam merancang rencana pemasaran, manajemen pemasaran menyertakan
kelompok lain dalam perusahaan sebagai anggota, seperti manajemen tingkat
atas, keuangan, riset dan pengembangan produk, bagian pembelian, bagian
publik dan akuntansi.
b. Pemasok
Pemasok adalah satu penghubung penting dalam keseluruhan sistem pemberian
nilai kepada pelanggan. Mereka memberikan sumber daya yang dibutuhkan
perusahaan untuk memproduksi barang dan jasanya. Kekuatan masing-masing
pemasok (atau pembeli) bergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya
dan pada tingkat kepentingan relatif penjualan atau pembeliannya dalam industri
tersebut dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya.
c. Perantara Pemasaran
Perusahaan-perusahaan yang membantu produsen mempromosikan, menjual
dan mendistribusikan produknya pada pembeli akhir. Mereka termasuk reseller,
perusahaan distributor fisik, agen pelayanan pemasaran dan perantara
keuangan.
Reseller adalah perusahaan jalur distribusi yang membantu perusahaan
menemukan pelanggan atau menjual kepada mereka. Perusahaan distribusi fisik
membantu perusahaan menyimpan dan memindahkan barang-barang dari asal
15
ke tujuannya. Agen-agen pelayanan pemasaran antara lain perusahaan-
perusahaan riset pemasaran, agen-agen iklan, perusahaan media massa dan
konsultan pemasaran yang membantu perusahaan dalam menargetkan dan
mempromosikan produknya pada pasar yang tepat. Perantara keuangan
termasuk bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi dan perusahaan lainnya
yang membantu membiayai transaksi atau menanggung resiko yang berkaitan
dengan pembelian dan penjualan produk.
d. Pelanggan
Perusahaan harus mempelajari pasar pelanggannya dengan lebih dekat. Lima
tipe pasar pelanggan. Pasar konsumen terdiri dari individu dan rumah tangga
yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi sendiri. Pasar bisnis membeli
barang dan jasa untuk diproses lebih lanjut atau digunakan dalam proses
produksi mereka, sedangkan pasar reseller membeli barang dan jasa untuk dijual
kembali dengan tingkat laba lebih tertentu. Pasar pemerintah dibentuk oleh
agen-agen pemerintah yang membeli barang dan jasa untuk melakukan
pelayanan masyarakat atau memberikan barang dan jasa tersebut pada orang-
orang lain yang membutuhkan. Pasar internasional terdiri dari pembeli di negara
- negara lain, termasuk konsumen, produsen, reseller dan pemerintahan. Setiap
tipe pasar memiliki ciri-ciri khusus yang perlu dipelajari secara baik oleh
penjualan.
e. Pesaing
Konsep-konsep pemasaran menyatakan bahwa untuk menjadi sukses, sebuah
perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan yang berlebih besar kepada
pelanggan daripada pesaingnya. Karenanya pemasar harus bekerja lebih
daripada sekedar beradaptasi pada kebutuhan konsumen sasaran. Mereka juga
harus memperoleh keungggulan strategis dengan menempatkan posisi
16
penawaran mereka kuat-kuat pada pikiran konsumen untuk melawan penawaran
pesaing.
f. Masyarakat
Adalah kelompok manapun yang memiliki kepentingan baik actual maupun
potensial atau yang dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuannya.
3. Perumusan Sasaran (Goal Formulation)
Setelah perusahaan menganalisa SWOT selanjutnya merumuskan sasaran.
Perumusan sasaran merupakan gambaran apa yang ingin dicapai setiap unit bisnis
dalam periode perencanaannya.
4. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Strategi yang dikemukakan oleh Michael Porter (Djaslim Saladin, 2004, p20), terdiri
dari empat macam:
A. Strategi Keunggulan Biaya
Keunggulan biaya ( Cost Leadership ) memproduksi barang standar dalam biaya per
unit sangat rendah untuk konsumen yang sensitif terhadap harga. Diferensiasi
(Differentiation) adalah strategi yang bertujuan memproduksi barang dan jasa yang
dianggap unik oleh industri dan ditujukan kepada pelanggan yang relatif tidak sensitif
terhadap harga. Fokus ( focus ) berarti memproduksi barang atau jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan sekelompok kecil pelanggan. Keunggulan biaya merupakan hal yang
paling jelas diantara strategi generik.
B. Diferensiasi (Differentiation)
Strategi Diferensiasi ( David 2006, p248 ) menawarkan berbagai tingkat diferensiasi.
Diferensiasi tidak menjamin keunggulan kompetitif, khususnya jika produk standar cukup
memenuhi kebutuhan konsumen atau imitasi cepat dilakukan pesaing. Barang tahan lama
yang terlindungi oleh hambatan untuk peniruan secara cepat adalah yang terbaik. Difernsiasi
17
yang berhasil dapat menghasilkan fleksibilitas produk yang lebih besar, biaya yang lebih
rendah, jasa yang lebih baik, perawatan yang lebih sedikit, kenyamanan yang lebih besar,
atau fitur yang lebih banyak.
Strategi diferensiasi harus dijalankan setelah proses belajar yang hati – hati tentang
kebutuhan dan preferensi pembeli untuk menentukan kelayakan dari pengguna satu fitur
yang membedakan atau lebih ke dalam satu produk yang unik yang menampilkan sebuah
perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya dan untuk
mendapatkan kesetiaan pelanggan karena pelanggan dapat terikat secara kuat dengan fitur
yang membedakan tersebut. Fitur khusus yang membedakan satu produk dapat mencangkup
pelayanan yang superior, ketersediaan komponen, desain mesin, kinerja produk, umur hidup
produk, konsumsi bahan bakar per kilometer atau kemudahan penggunaan.
C. Strategi Biaya Rendah
Merupakan upaya untuk menggabungkan pendekatan biaya rendah dengan
perbedaan untuk mempertahankan keunggulan bersaing. Perusahaan mampu menyediakan
bagi konsumennya produk yang dibedakan dengan biaya relatif rendah dapat memperoleh
laba tinggi.
D. Strategi Fokus
Strategi fokus yang berhasil ( David,2006,p249 ) bergantung pada segmen industri
yang memiliki ukuran cukup besar, memiliki potensi pertumbuhan yang bagus dan tidak
penting untuk keberhasilan pesaing lain. Perusahaan besar dan menengah dapat secara
efektif menjalankan strategi berdasarkan fokus hanya bila digabungkan dengan strategi
diferensiasi dan strategi keunggulan biaya. Semua perusahaan pada dasarnya mengikuti
strategi diferensiasi. Karena hanya satu perusahaan yang dapat mendiferensiasikan dirinya
dengan biaya rendah, perusahaan lainnya dalam industri harus menemukan cara lain untuk
mendiferensiasikan produk mereka.
18
Strategi fokus adalah yang paling efektif ketika konsumen memiliki preferensi atau
persyaratan yang unik dan ketika perusahaan pesaing tidak berusaha untuk berspesialisasi
dalam target segmen yang sama. Resiko menjalankan strategi fokus mencangkup
kemungkinan bahwa sejumlah pesaing akan menyadari keberhasilan dari strategi fokus dan
menirunya, atau bahwa preferensi konsumen akan bergeser ke atribut produk yang
diinginkan oleh pasar secara keseluruhan. Sebuah organisasi yang menggunakan strategi
fokus dapat berkonsentrasi pada kelompok pelanggan, pasar geografis, atau segmen lini
produk tertentu untuk melayani pasar yang sudah ditentukan tetapi sempit lebih baik dari
pesaing yang melayani pasar yang lebih luas.
5. Penyusunan Program
Untuk mendukung strategi, maka perlu diadakan atau dirumuskan program –
programnya. Program – program tersebut meliputi :
o Program Penelitian,
o Program Pengumpulan Informasi Teknologi Baru,
o Program Iklan,
o dan sebagainya.
6. Implementasi
Strategis dan program – program yang telah dirumuskan, hendaklah dilaksanakan
atau diimplementasikan secara tepat. Selanjutnya perlu didukung oleh organisasi serta
personil yang handal agar jangan sampai terjadi penyimpangan – penyimpangan atau
kesenjangan.
7. Umpan Balik dan Pengendalian
Agar implementasi berjalan lancar, maka perlu dipantau perkembangannya, apakah
ada terjadi kelainan – kelainan dan berupaya menyingkap apa yang mempengaruhi.
19
o Strategi kepuasan Pelanggan
Menurut Fornell (Tjiptono, Fandy, 2002, p38), pada umumnya suatu perusahaan
menerapkan strategi bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif. Strategi
ofensif terutama ditujukan untuk meraih atau memperoleh pelanggan baru. Dengan
menerapkan strategi ini, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar,
penjualan, dan jumlah pelanggannya. Perhatian perusahaan umumnya lebih banyak
dicurahkan pada strategi ofensif dan mengabaikan strategi defensi, maka kelangsungan
hidupnya dapat terancam setiap saat.
Sementara itu, strategi defensif meliputi usaha mengurangi kemungkinan customer
exit dan beralihnya pelanggan ke pemasar lain. Tujuan strategi defensif ini adalah untuk
meminimalisasi customer turnover atau memaksimalkan customer retention dengan
melindungi produk dan pasarnya dari serangan pesaing. Salah satu cara untuk mencapai
tujuan ini adalah dengan meningkatkan kepuasan pelanggan yang sekarang.
2.1.6 Konsep dan Klasifikasi Strategi Dalam Perusahaan
Perusahaan bersaing dalam suatu pasar dan berusaha meningkatkan pangsa pasar.
Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan, sesuai dengan visi dan misi
perusahaan. Dalam meningkatkan kemampuan bersaing dan meningkatkan pangsa pasar
perusahaan, diperlukan suatu strategi, baik strategi generic maupun strategi utama (Michael,
E. Porter Generic Stategies).
Stategi perusahaan biasanya diklasifikasikan sesuai hirarki atau jenjang tugas.
Jenjang tertinggi disebut strategi generik ( generic strategy) yang dijabarkan menjadi
strategi utama (grand strategy). Kemudian strategi utama ini dijabarkan lagi menjadi strategi
pada tingkat fusional perusahaan, yang disebut sebagai strategi fungsional.
20
2.1.7 Strategi Generik
Menurut Porter ( David 2006, p247 ), Strategi memungkinkan organisasi untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dari tiga dasar, yaitu Keunggulan biaya, diferensiasi dan
fokus. Porter juga menyebutkan dasar ini strategi generik ( Generic Strategies ).
Stategi Porter mengimplikasikan berbagai susunan, prosedur kontrol dan sistem
intensif organisasi. Perusahaan yang lebih besar dengan akses yang lebih besar terhadap
sumber daya biasanya bersaing dengan dasar kepemimpinan harga dan atau diferensiasi,
sementara perusahaan lebih kecil sering kali bersaing dengan fokus.
Porter menekankan pentingnya pembuatan keputusan untuk menjalankan analisis
biaya-manfaat untuk mengevaluasi “peluang bersama” ( Sharing Opportunities ) diantara
unit bisnis perusahaan saat ini dan potensial. Aktifitas dan sumber daya bersama mendorong
keunggulan kompetitif melalui penurunan harga atau perubahan diferensiasi. Selain
pembagian bersama, Porter menkankan pentingnya perusahaan untuk “Mentransfer”
keterampilan dan keahlian diantara unit bisnis yang indenpenden sevara efektif guna meraih
keunggulan kompetitif. Bergantung kepda faktor seperti tipe industri, ukuran perusahaan
dan karakteristik persaingan, berbagai strategi dapat menghasilkan keunggulan dalam
kepemimpinan biaya, diferensiasi dan fokus.
2.2 Rerangka Analisis Strategi Perusahaan
Michael Porter telah mengidentifikasikan lima kekuatan yang menentukan daya tarik
laba jangka panjang intrinsik pasar atau segmen pasar tertentu. Modelnya ditunjukkan dalam
gambar 2.1.
21
Sumber : Kotler (2005, p266)
Gambar 2.1
Lima Kekuatan Yang Menentukan Daya Tarik Struktural Segmen
1. Ancaman persaingan segmen yang ketat
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika telah terdapat pesaing yang banyak, kuat
atau agresif. Bahkan menjadi lebih tidak menarik jika segmen tersebut stabil atau
menurun, jika penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam jumlah yang besar, jika
biaya tetap tinggi, jika penghalang keluar besar atau jika pesaing memiliki kepentingan
yang besar untuk tinggal dalam segmen tersebut.
Pesaing-pesaing Industri
(Rival Segmen)
Kekuatan Pembeli
Kekuatan Pemasok
Pengganti / Substitusi (Ancaman Substitusi)
Pendatang Baru Potensial
(Ancaman Mobilitas)
22
2. Ancaman pendatang baru
Ada tujuh sumber utama rintangan masuk bagi pendatang baru yaitu skala ekonomi,
biaya berdalih pemasok, akses ke saluran distribusi, biaya tak menguntungkan terlepas
dari skala ekonomi, kebijakan pemerintah, kebutuhan modal dan diferensiasi produk.
3. Ancaman produk substitusi
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi potensial dari suatu
produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh suatu segmen.
Perusahaan harus mengamati secara dekat trend harga substitusi, harga dan laba dalam
segmen tersebut mungkin akan menurun.
4. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli
Daya tawar pembeli kuat jika membeli sejumlah besar hasil industri, produk pemasok
standar dan perusahaan yang terlibat dalam persaingan memiliki strategi yang beragam.
5. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok
Daya tawar pemasok kuat jika didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar,
produk substitusi yang baik tidak tersedia bagi pembeli, pembeli bukan konsumen
penting bagi pemasok dan produk pemasok penting bagi pembeli.
2.2.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT menurut Rangkuti dalam bukunya “Analisis SWOT teknik membedah
kasus bisnis (2004, p18)” adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Untuk menjamin keberhasilan pemasaran, kemampuan perusahaan harus cocok
dengan kesempatan pasar yang ada. Disini peranan analisis diperlukan. Dengan SWOT
perusahaan bisa menaklukan pasar dan menyerang kompetitornya. Tanpa analisis ini
23
perusahaan akan terbebani pasar dan menjadi sasaran empuk bagi para kompetitor (Sunny
T.H Goh dan Khoo Kheng-Hor, 2003, p35).
a. Strength (Kekuatan)
Adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar atau ingin dilayani oleh perusahaan. Dimana
strength, merupakan kompetisi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi
perusahaan.
b. Weakness (Kelemahan)
Adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan.
c. Opportunity (Peluang)
Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
d. Threat (Ancaman)
Adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan
dan merupakan salah satu yang dapat membatasi atau menghambat pencapaian
(eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi blm pernah terjadi dan tidak dapat
dipengaruhi secara langsung.
2.2.2 Tujuan Analisis SWOT
Sebuah perusahaan harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta
mencari kesempatan dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal tempat perusahaan
beroperasi. Namunn setiap komponen SWOT tidak bisa dikatakan saling bergantung. Jika
tidak, analisis ini akan menjadi tidak berarti dan tidak akan membantu perusahaan untuk
melaksanakan strategi dengan efektif.
Jadi analisis SWOT harus bertujuan penuh. Analisis SWOT yang efektif harus
bertujuan meraih pemasaran strategis yang cocok dengan lingkungan eksternal dan internal
(Sunny T.H Goh dan Khoo Kheng-Hor, 2003, p36).
24
Arti “kecocokan pemasaran strategis”
− Pertama, tingkat korporasi perusahaan, tingkat bisnis dan strategi pemasaran
harus cocok dengan kesempatan pemasaran atau ancaman persaingan yang
teridentifikasi. Dengan kata lain, strategi pemasaran yang cocok dengan
lingkungan eksternal.
− Kedua, Selain “kecocokan eksternal” implementasi strategi pemasaran yang
berhasil harus didukung kemampuan internal perusahaan, sumber daya, struktur
organisasi, kebijakan dan prosedur operasional yang cukup baik.
Kecocokan pemasaran strategis yang baik membutuhkan konsistensi eksternal dan
internal yang baik. Analisis SWOT berguna untuk mengevaluasi kecocokan internal dan
eksternal tersebut.
2.2.3 Matriks SWOT
Matriks SWOT menurut Rangkuti (2004, p31) adalah alat lanjutan yang digunakan
untuk mengembangkan 4 tipe pilihan strategi: SO, WO, ST dan WT. Kunci keberhasilan
penggunaan matriks TOWS adalah mempertemukan faktor kunci internal dan external untuk
membentuk 1 strategi.
25
Tabel 2.1 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Strengths
Tentukan 5-10 faktor-faktor
kekuatan internal
Weaknesses
Tentukan 5-10 faktor-faktor
kelemahan internal
Opportunities
Tentukan 5-10 faktor-faktor
ancaman eksternal
SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Threats
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2004, p31)
Keterangan dari Matriks SWOT :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
26
3. Strategi WO
Strategi ini ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Ada 8 langkah dalam penyusunan matriks TOWS
1. Uraikan semua peluang eksternal
2. Uraikan semua ancaman eksternal
3. Uraikan semua kekuatan internal
4. Uraikan semua kelemahan internal
5. Satukan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi yang
mungkin
6. Satukan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi yang
mungkin
7. Satukan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat strategi yang
mungkin
8. Satukan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat strategi yang
mungkin
Tujuan dari analisa SWOT adalah untuk memunculkan semua alternatif yang mungkin
dijalankan berdasarkan faktor kunci internal dan eksternal, bukan untuk menentukan strategi
yang terbaik. Tidak semua strategi yang dihasilkan harus dipilih dan dijalankan. Pilihan
strategi ditentukan berdasarkan pertimbangan lain.
Faktor - faktor yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan matriks SWOT:
27
1. Sebagaimana SWOT analisis bisa sangat-sangat subjektif. Bisa saja terjadi 2 orang
menganalisa 1 perusahaan yang sama menghasilkan SWOT dan TOWS yang
berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT dan TOWS hanya boleh digunakan
sebagai arahan dan bukan pemecahan masalah.
2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan
kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak
terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.
3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi dan bukan situasi yang
seharusnya terjadi.
4. Hindari ”grey areas”. Untuk memudahkan membedakan antara kekuatan dan
kelemahan, selalu hubungkan situasi yang dihadapi dengan persaingan yang
sedang berjalan. Apakah perusahaan Anda lebih baik dari kompetitor atau tidak?
5. Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisa yang berlebihan. Buatlah analisa
SWOT dan TOWS sesingkat dan sesederhana mungkin.
2.2.4 Matriks Faktor Strategi Eksternal
Menurut Rangkuti (2005, pp22-26) sebelum membuat matriks faktor strategi
eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini
adalah cara penentuan faktor eksternal :
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
b. Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting).
c. Pada kolom 3 hitung rating untuk masing – masing faktor dalam memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating
untuk faktor peluang bersifat positif, peluang semakin besar diberi rating +4, tetapi
jika peluang kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah
28
kebalikannya, misal, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 dan
sebaliknya.
d. Untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4, kalikan bobot pada kolom 2
dengan rating pada kolom 3. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing –
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai dengan 1,0.
e. Gunakan kolom 5 untuk komentar atau catatan mengapa faktor – faktor tertentu
dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkanlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis
eksternalnya.
Tabel 2.2
Tabel Eksternal Faktor Analisis Summary (EFAS)
Faktor – faktor strategi
Eksternal
I
Bobot
II
Rating
III
Bobot + Rating
IV
Interpretasi
V
Peluang (oppurtunities)
- xxx xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx xxx Xxx
Ancaman (Threats)
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx xxx Xxx
29
- xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx xxx
TOTAL 1 Xxx
Sumber : Rangkuti (2005, p24)
2.2.5 Matriks Faktor Strategi Internal
Menurut Rangkuti (2005, p25) setelah faktor – faktor strategis internal suatu
perusahaan didefinisikan, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)
disusun untuk merumuskan faktor strategis internal tersebut dalam kerangka strength dan
weakness perusahaan. Tahapannya adalah :
a. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai 1,0 (paling penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor – faktor tersebut
terhadap posisi strategis perusahaan.
b. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor dalam memberikan
skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif diberi nilai
mulai dari +1 sampai dengan +4 dengan membandingkan dengan rata – rata
industri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif sebaliknya.
c. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing –
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai dengan 1,0.
d. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukankan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis eksternalnya.
30
Tabel 2.3
Tabel Pembobotan Faktor Analisis Internal
Faktor – faktor Internal
I
Bobot
II
Rating
III
Bobot + Rating
IV
Interpretasi
V
Kekuatan (Strength)
- Xxx xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
Kelemahan (Weakness)
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
- Xxx Xxx Xxx
TOTAL 1 Xxx
Sumber Rangkuti (2005, p25)
2.2.6 Matriks Internal Eksternal (IE)
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan
pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh
strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
31
Gambar 2.2
Matriks Internal Eksternal
Faktor Strategi Internal
KUAT RATA – RATA LEMAH
TINGGI
FAKTOR
STRATEGI
EKSTERNAL
MENENGAH
RENDAH
Sumber : Rangkuti (2005, p12)
Keterangan :
o Kolom matriks digunakan untuk data kekuatan bisnis perusahaan atau posisi
bersaing perusahaan melalui produk yang dihasilkan, nilai posisi pada kolom terbagi
tiga yaitu : kuat, rata – rata atau lemah.
1.GROWTH
Konsentrasi
melalui
integrasi
vertikal
2.GROWTH
Konsentrasi
melalui integrasi
horizontal
3.RETRENCHMENT
Turnaround
4.STABILITY
HATI - HATI
5.GROWTH
Konsentrasi
melalui integrasi
horizontal
STABILITY
Tak ada
perubahan profit
strategi
6.RETRENCHMENT
divestment
7.GROWTH
Diversifikasi
8.GROWTH
Diversifikasi
9.RETRENCHENT
bangkrut atau likuiditas
32
o Baris pada matriks digunakan untuk data produksi pasar yang terdiri dari tiga tingkat
yaitu : tinggi, biasa, dan rendah.
o Sel – sel matriks yang terbentuk akan diisi oleh bermacam – macam strategi utama
yang akan dipilih untuk dijadikan strategi yang dianggap paling tepat untuk
diterapkan oleh perusahaan sehubungan dengan produk yang mereka hasilkan.
33
2.3 Rerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran
Lingkunga
n Internal
Lingkunga
n Eksternal
PT.Two Seasons Puri
Indah
Kekuatan
Peluang
Ancaman
Kelemahan
IFAS
Matrik SWOT
Diagram SWOT
Matrik
IE
EFAS
Startegi Bisnis