25
8 BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Kerangka Teori II.1.1 Teori Pemecahan Saham II.1.1.1 Trading Range Theory dan Signaling Theory Secara teoritis motivasi yang melatar belakangi perusahaan melakukan stock split tertuang dalam beberapa teori, antara lain Trading Range Theory dan Signaling Theory (Mason, Helen B, and Roger M. Shelor,1998 dalam Rohana, Jeannet, dan Mukhlasin 2003). a. Trading Range Theory Menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjual-belikannya yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Selain itu Trading Range Theory menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh prilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjual-

BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

  • Upload
    lycong

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

8

BAB II

LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS

II.1 Kerangka Teori

II.1.1 Teori Pemecahan Saham

II.1.1.1 Trading Range Theory dan Signaling Theory

Secara teoritis motivasi yang melatar belakangi perusahaan melakukan stock

split tertuang dalam beberapa teori, antara lain Trading Range Theory dan Signaling

Theory (Mason, Helen B, and Roger M. Shelor,1998 dalam Rohana, Jeannet, dan

Mukhlasin 2003).

a. Trading Range Theory

Menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku

praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split

dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena ada

batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor

sehingga tetap banyak orang yang mau memperjual-belikannya yang pada akhirnya

akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

Selain itu Trading Range Theory menyatakan bahwa manajemen melakukan

stock split didorong oleh prilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa

dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana

saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk

meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjual-

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

9

belikannya yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham

(Retno Miliasih, 2000:135).

Jadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan

antara likuiditas perdagangan saham dengan motivasi perusahaan melakukan

pemecahan saham. Teori menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan

likuiditas perdagangan saham. Menurut teori itu, harga saham yang terlalu tinggi

(overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Jadi

menurut Trading Range Theory, perusahaan melakukan stock split karena memandang

bahwa sahamnya terlalu tinggi. Dengan kata lain, harga saham yang terlalu tinggi

merupakan pendorong bagi perusahaan untuk melakukan stock split (Muharam dan

Sakti, 2008: 18).

b. Signaling Theory

Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan

informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang

substantial (Marwata, 2001: 753). Dengan memandang bahwa perusahaan akan

memberikan return (tingkat pengembalian) yang tinggi, akan memberikan daya tarik

investor untuk berinvestasi dan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

pemecahan saham. Dari uraian di atas berarti bahwa return saham merupakan salah

satu faktor yang dapat mendorong investor untuk berinvestasi dan menjadi faktor yang

memotivasi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham.

Hasil penelitian ini mendukung teori sinyal. Hal itu ditunjukkan dengan

adanya pengaruh stock split terhadap return saham yang dalam penelitian ini diproksi

dengan actual return saham. Analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa ada

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

10

perbedaan yang signifikan antara actual return saham perusahaan sebelum stock split,

saat stock split, dan sesudah stock split. Kondisi itu menyatakan bahwa investor dapat

memperoleh actual return sehubungan dengan adanya kebijakan stock split yang

dilakukan oleh perusahaan. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Josef dan Brown, 1977; Charest, 1978; Klien, 1992 dalam Harsono (2004) yang

menunjukkan bahwa return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan

signal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Analis akan menangkap signal

tersebut dan kemudian menggunakannya untuk memprediksikan peningkatan earnings

jangka panjang (Doran, 1994, Harsono, 2004 dalam Muharam dan Sakti, 2008: 18).

Stock split convincing people to buy your stock (Sincere, 2004: 40). Dalam

bukunya yang berjudul ”understanding stocks”, Sincere menyatakan: ”When a

corporation announces a 2-for-1 stock split, this simply means that price of stock is cut

in half but the number share you own is doubled”.

Pemecahan saham merupakan upaya manajemen untuk menarik perhatian

investor. Pemecahan saham memerlukan biaya dan hanya perusahaan berprospek bagus

yang sanggup melakukannya. Sebaliknya jika perusahaan yang tidak mempunyai

prospek yang baik mencoba memberikan sinyal tidak valid lewat stock split akan tidak

mampu menanggung biaya tersebut. Sehingga bukannya stock split akan meningkatkan

harga sekuritasnya tetapi akan menurunkannya jika pasar cukup canggih untuk

mengetahuinya (Jogianto, 2000: 419). Pasar akan merespon sinyal yang positif jika

pemberi sinyal credible. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja masa

lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya pasar.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

11

Dalam model signaling yang dikembangkan oleh Brennan dan Copeland

(1988), pemecahan saham memerlukan biaya yang cukup tinggi namun merupakan

sinyal yang efektif untuk menyampaikan prospek masa depan perusahaan. Pemecahan

saham menjadi mahal karena meningkatkan biaya administrasi penerbitan saham dan

biaya transaksi investor.

Menurut Marwata (2001: 9), teori ini menyatakan bahwa pengumuman

pemecahan saham dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada

publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. Reaksi pasar

terhadap stock split sebenarnya bukan terhadap tindakan stock split (yang tidak

memiliki nilai ekonomis) itu sendiri, melainkan terhadap prospek perusahaan di masa

depan yang disinyalkan stock split tersebut.

Dengan demikian, berdasarkan teori sinyal bahwa stock split merupakan

upaya untuk memberikan sinyal tentang dimilikinya berita baik oleh emiten tentang

kondisi perusahaan, salah satu caranya adalah dengan menunjukkan kinerja keuangan

yang bagus sehingga perusahaan yang melakukan tindakan stock split dianggap

memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan yang tidak melakukan stock split.

Dengan demikian, investor akan menanggapi sinyal positif tersebut kemudian bersedia

membeli saham perusahaan yang melakukan stock split yang pada akhirnya akan

meningkatkan volume perdagangan dan harga saham perusahaan tersebut.

II.1.2 Pengertian Pemecahan Saham

Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n

lembar saham. Harga per lembar saham baru adalah 1/n dari harga sebelumnya

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

12

(Jogiyanto, 2000: 415). Investor akan menerima sejumlah n yang sama dari tiap lembar

saham yang dimiliki sebelumnya. Nilai nominal saham tersebut adalah 1/n dari nilai

nominal saham sebelumnya. Dengan demikian total ekuitas yang dimiliki perusahaan

sebenarnya adalah sama. Pemecahan saham menimbulkan efek fatamorgana. Investor

merasa lebih makmur karena seolah-olah memiliki jumlah lembar saham yang lebih

banyak.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011: 144) pemecahan saham (stock

split) adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan lebih kecil, misalnya

dari Rp500 per saham menjadi Rp100 per saham. Pemecahan saham bertujuan agar

perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah saham yang beredar

menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah. Hal ini akan sangat efektif

jika dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi.

Pemecahan saham adalah salah satu bentuk informasi yang dibeikan oleh

emiten untuk menaikkan jumlah saham yang beredar (Sukardi, 2003: 332). Salah satu

faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga

saham. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk

membeli saham tersebut.

Harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan saham yang bersangkutan

tidak likuid, sehingga investor menjadi enggan membeli (jumlah permintaan

berkurang). Sebaliknya jika pasar tersebut menilai harga saham terlalu rendah, jumlah

permintaan akan meningkat. Agar harga saham bisa likuid, maka sebuah perusahaan

go-public mempunyai pilihan menambah jumlah saham untuk membuat harga saham

lebih rendah dan merangsang perdagangan. Hal ini serupa dengan Nichols dan Dravid

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

13

dalam Marwata (2001: 9) yang menyatakan bahwa pemecahan saham merupakan upaya

manajemen unuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu. Dengan

mengarahkan harga saham pada rentang tertentu, diharapkan semakin banyak partisipan

pasar yang akan terlibat dalam perdagangan.

Jogiyanto et. al. (2000: 416) berpendapat bahwa pemecahan saham hanya

mengganti saham beredar dengan jumlah saham yang lebih banyak dengan cara

menurunkan nilai parinya sedangkan saldo modal saham dan laba ditahan tetap sama.

Oleh karena itu, pemecahan saham tidak mempengaruhi arus kas perusahan. Jika suatu

pengumuman tidak memiliki nilai ekonomis, untuk pasar yang efisien seharusnya pasar

tidak bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Namun, jika stock split tidak memiliki

nilai ekonomis, pertanyaannya adalah kenapa perusahaan melakukannya. Walaupun

pemecahan saham tidak secara langsung mempengaruhi arus kas perusahaan, namun

manajer mempunyai alasan ketika memecah saham. Maka pemecahan saham menjadi

suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh para investor atau calon investor dalam

mengambil keputusan. Para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan

untuk membeli atau melepas saham yang dimilikinya berdasarkan analisis mereka

mengenai informasi apa yang terkandung dalam pemecahan saham ketika mereka

mencoba mengetahui alasan manajer melakukan pemecahan saham.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011: 144) dampak pemecahan saham

bagi pemegang saham yaitu jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham

bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil. Namun, bersamaan

dengan hal itu, harga saham tersebut secara teoretis akan turun secara proporsional.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

14

II.1.3 Jenis-jenis Pemecahan Saham

Menurut Samsul (2006:190) ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan

yaitu :

a. Pemecahan naik (split-up)

Berarti satu saham lama ditarik dari peredaran dan diganti dengan 2 saham baru

tetapi nominal saham baru itu lebih kecil yaitu ½ dari nilai nominal sebelumnya.

Tindakan split up hanya akan menaikkan jumlah saham dan menurunkan nilai

nominal saham, tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas.

b. Pemecahan turun (split down atau reverse split)

Berarti tindakan menurunkan jumlah saham beredar. Tujuan split down adalah

untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat.

Split down dilakukan dengan menarik kembali sejumlah saham yang beredar

dan diganti dengan satu saham baru yang nominalnya lebih tinggi, tetapi tidak

mengubah total modal disetor dan total ekuitas. Split 5:1 berarti 5 saham lama

diganti dengan satu saham baru.

New York Stock Exchange (NYSE) juga mengatur mengenai pemecahan

saham. NYSC membedakan pemecahan saham menjadi dua, yaitu pemecahan saham

sebagian (partial stock split) dan pemecahan saham penuh (full stock split). Pemecahan

saham sebagian adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 25% atau lebih

tapi kurang dari 100% dari jumlah saham lama yang beredar. Pemecahan saham penuh

adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100% atau lebih dari jumlah

saham lama yang beredar.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

15

II.1.4 Tujuan Pemecahan Saham

Pada umunya perusahaan melakukan stock split untuk menambah jumlah

saham yang beredar dengan menjadikan harga saham lebih murah sehingga dapat

menarik minat investor dan saham perusahaan menjadi likuid diperdagangkan di bursa

saham. Tujuan utama yang diperoleh dari stock split yaitu penurunan harga saham yang

selanjutnya menambah daya tarik untuk memiliki saham tersebut sehingga membuat

saham lebih likuid diperdagangkan dan mengubah para investor add lot menjadi round

lot. Harapannya adalah untuk mendorong tingkat transaksi yang terjadi sehingga

penjualan saham meningkat.

Stock split dipercaya dapat membangunkan “saham tidur”. Kemungkinan

penyebab saham tidur adalah (Basir dan Hendy , 2005: 136) :

a. Saham tersebut cukup prospektif dalam memberikan dividen yang teratur sehingga

diminati investor jangka panjang. Pemegang saham jadi tidak tertarik melepas

sahamnya.

b. Saham tidak menarik dan tidak berprospek.

Beberapa alasan manajer perusahaan melakukan stock split antara lain

(Keown, Scott, Martin, Petty, 1996 dalam Rohana, Jeannet, dan Mukhlasin, 2003) :

a. Supaya harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah

pemegang saham dan meningkatkan likuiditas saham.

b. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada

kisaran yang telah ditargetkan.

c. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa

peningkatan laba dan dividen kas

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

16

Haryono Yusuf (2001:346) juga mengemukakan bahwa salah satu alasan

perseroan melakukan stock split adalah untuk menurunkan harga pasar sahamnya. Hal

ini terjadi apabila perseroan tidak menghendaki harga pasar yang terlalu tinggi, sebab

hal ini dapat mengurangi minar para investor terhadap saham yang dikeluarkan oleh

perseroan yang bersangkutan.

Selain itu tujuan dilakukan stock split adalah untuk menyampaikan sinyal

positif mengenai kemungkinan adanya prospek perusahaan di masa depan. Peningkatan

earning dan cash dividend merupakan salah satu gambaran prospek perusahaan yang

positif. Adanya peningkatan harga saham setelah stock split merupakan hasil dari

pengharapan akan prospek perusahaan di masa depan bukan dari hasil pemecahan

saham itu sendiri.

II.1.5 Manfaat Pemecahan Saham

Beberapa pelaku pasar khususnya emiten berpendapat bahwa aktivitas split

dapat memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Harga saham setelah stock split akan

menjadi lebih rendah sehingga menambah daya tarik bagi investor.

Menurut Kurniawati (2003: 266), beberapa pelaku pasar khususnya para

emiten mempunyai pendapat bahwa stock split memiliki berbagai macam manfaat

diantaranya adalah:

a. Harga saham yang lebih rendah setelah stock split akan meningkatkan daya tarik

investor untuk membeli sejumlah saham yang lebih besar sehingga dapat mengubah

investor odd lot menjadi investor round lot.

b. Meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

17

c. Meningkatkan jumlah pemegang saham sehingga pasar akan menjadi likuid.

d. Sinyal yang positif bagi pasar bahwa kinerja manajemen perusahaan bagus dan

memiliki prospek yang baik.

II.1.6 Pengaruh Pemecahan Saham pada Harga Saham

Harga saham yang dimaksud adalah harga pasarnya. Harga pasar saham lebih

sering dipakai dalam berbagai penelitian pasar modal, karena harga pasar saham yang

paling dipentingkan oleh investor. Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu

perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan yang

menerbitkan saham sangat memperhatikan harga pasar sahamnya.

Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan

kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi juga menimbulkan dampak yang

kurang baik. Harga saham yang terlalu tinggi akan mengurangi kemampuan investor

untuk membelinya, sehingga menyebabkan harga saham tersebut sulit untuk

meningkatkan lagi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, banyak perusahaan melakukan

stock split. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya beli investor dan meningkatkan

harga saham tersebut.

Berbagai penelitian empiris telah dilakukan untuk menguji kebenaran bahwa

stock split memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Para peneliti

tersebut memperoleh kesimpulan yang sama bahwa sebenarnya stock split tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Perubahan saham yang terjadi di

sekitar periode stock split semata-mata hanya dipengaruhi oleh ekspektasi para investor

terhadap deviden yang telah dibagikan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

18

Stock split dianggap memberikan sinyal positif bagi pasar. Pengumuman

stock split mengindikasikan bahwa perusahaan menyampaikan prospek yang baik yang

akan meningkatkan kesejahteraan investor. Stock split membutuhkan biaya yang besar

sehingga tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Meskipun stock split tidak

memiliki nilai ekonomis, sinyal positif yang mengiringi pengumuman stock split

membuat pasar memberikan reaksi positif terhadap pengumuman tersebut.

Keuntungan stock split bagi investor adalah:

a. Bagi investor lama

Secara tidak langsung investor lama yang jumlah sahamnya belum banyak akan

berkesempatan untuk memperoleh bonus tambahan karena untuk memperoleh

bonus tambahan diperlukan minimal 1000 saham.

b. Bagi investor baru

Jika sebelumnya calon investor belum mampu membeli saham emiten, dengan

adanya stock split yang mengakibatkan saham menjadi lebih murah maka calon

investor jadi mampu membelinya.

Keuntungan stock split bagi emiten yaitu dengan pemecahan saham, emiten

dapat memperbaiki aktifitas perdagangan sahamnya, sehingga perputaran perdagangan

menjadi likuid lagi karena dengan saham yang dipecah membuat para investor membeli

saham perusahaan tersebut.

II.1.7 Pengaruh Return Saham terhadap Keputusan Pemecahan Saham

Menurut Hanafi dan Halim (1996 : 300), return saham disebut juga sebagai

pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-1.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

19

Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga saham maka semakin tinggi return

saham yang dihasilkan.

Fatma et. al (1969) dalam Ewijaya dan Indriantoro (1999 : 54) melakukan

penelitian yang menunjukkan bahwa harga saham meningkat pada periode menjelang

pemecahan saham dilakukan. Ini berarti terjadi perolehan atau return saham yang besar

pada periode sebelum pemecahan saham dilakukan. Hal tersebut akan memberikan

ketertarikan bagi investor untuk melakukan investasi.

Pemecahan saham biasanya dilakukan setelah harga saham mengalami

kenaikan atau perubahan harga saham yang tinggi (Ewijaya dan Indriantoro, 1999). Hal

tersebut dapat dikatakan pula perusahaan yang melakukan pemecahan saham

mengalami perolehan return saham yang besar sebelum pemecahan saham dilakukan.

Dengan melihat kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan return yang tinggi

maka investor akan berminat untuk menanamkan modal atau membeli saham

perusahaan tersebut dan akan mendorong dan mempengaruhi perusahaan untuk

melakukan pemecahan saham.

II.1.8 Pengaruh Pemecahan Saham terhadap pasar

Reaksi pasar terhadap stock split dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Penelitian tentang stock split dan pengaruhnya terhadap harga pasar saham telah

dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain : Bar and Brown (1977), Charest (1978),

Foster dan Vickny (1978), dan Woolridge (1983), diperoleh kesimpulan bahwa harga

saham relatif bereaksi positif setelah pengumuman stock split. Reaksi terhadap

pengumuman stock split sangat sulit untuk dipahami. Hal ini dapat dijelaskan karena

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

20

dengan asumsi pasar efisien secara akuntansi pemecahan saham tidak mempengaruhi

aliran arus kas.

Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahan melakukan stock

split serta efek yang ditimbulkan tertuang dalam beberapa hipotesis yakni hipotesis

signaling dan liquidity (Barker & Powell, 1993). Hipotesis signaling atau dikenal juga

dengan hipotesis information asymetry menyatakan bahwa stock split memberikan

sinyal yang informatif kepada investor mengenai prospek perusahaan di masa yang

akan datang. Pada tingkat asimetri informasi tertentu antara manajer dan investor,

manajer kemungkinan besar akan mengambil keputusan untuk stock split agar

informasi yang menguntungkan dapat diterima oleh investor. Argumentasi tersebut

dapat menambah biaya perusahaan apabila sinyal yang disampaikan adalah kurang

tepat.

Pemecahan saham menyediakan sinyal yang dapat dipercaya mengenai

kinerja yang akan datang karena jika perusahaan yang tidak mempunyai informasi

memecah sahamnya, perusahaan tersebut akan mengeluarkan biaya transaksi. Biaya

yang dikeluarkan ini akan mengurangi keuntungan perusahan tersebut sehingga bila

tidak diimbangi dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan maka perusahaan tidak

akan memecah sahamnya (Januar Eko Prasetio dan Endah Prastiwi, 2007: 58).

Stock split juga dapat memberikan sinyal yang informatif mengenai prospek

perusahaan yang menguntungkan. Aktifitas split memberikan sinyal yang mahal

terhadap informasi manajer karena biaya perdagangan tergantung pada besarnya harga

saham dimana kedua kedua variabel itu mempunyai hubungan yang negatif (Brennan

dan Copeland,1988 dalam Wang Sutrisno et.al (2000:8).

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

21

Penelitian Ye (1999) dalam Januar Eko dan Endah Ruliyati (2007: 60) yang

menguji kemungkinan kejutan laba dan keakuratan perkiraan laba dapat diprediksi

dengan menggunakan informasi pemecahan saham. Pemecahan saham diharapkan

menjadi prediktor yang baik karena attention effects. Attention hypothesis adalah

bentuk khusus dari teori sinyal. Attention hypothesis menyarankan bahwa ketika

perusahaan memecah sahamnya, banyak analisis mulai menelusurinya. Hasilnya adalah

kesalahan perkiraan laba menurun setelah pemecahan saham, dan sinyal perkiraan laba

lebih informatif untuk perusahaan yang memecah sahamnya daripada yang tidak

memecah sahamnya. Attention effect yang diberikan adalah perusahaan mengumumkan

pemecahan saham karena mereka dinilai terlalu rendah oleh pasar. Implikasinya adalah

kejutan laba yang positif lebih mungkin untuk perusahaan yang memecah saham.

Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan

bereaksi pada waktu pengumuman diterima. Reaksi pasar ini ditunjukkan dengan

adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan. Meskipun pemecahan saham

dinyatakan tidak memiliki nilai ekonomis, kandungan informasi didalamnya

mendorong pasar untuk bereaksi pada pengumuman pemecahan saham.

II.2 Teori Saham

II.2.1 Harga Saham

Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan

pembeli saham yang dilatar-belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan.

Untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga

saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual ataupun membeli saham.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

22

Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan

yang menerbitkan saham (Tandelilin, 2001 : 18). Wujud saham yaitu selembar kertas

yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang

menerbitkan kertas tersebut. Saham merupakan salah satu sekuritas yang cukup populer

diperjualbelikan di pasar modal.

Harga pasar (market price) merupakan harga pada pasar riil dan merupakan

harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada

pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar tersebut

adalah harga penutupan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006:59).

Harga saham didalam perdagangan dan investasi adalah harga yang mengacu

pada harga saham terkini dalam perdagangan saham. Indikator harga saham

menggambarkan banyak hal tentang apa yang sebenarnya pada saat ini sedang terjadi

diantara pembeli dan penjual. Indikator harga saham bukan hanya menggambarkan

harga pasar,tetapi juga menggambarkan siapa yang saat ini sedang memgang kendali di

pasar modal. Informasi terbaru yang masuk ke pasar modal akan menyebabkan investor

membeli atau menjual saham. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pergerakan harga.

Dengan membandingkan harga saham saat ini dengan harga saham masa lalu, dapat

disimpulkan bahwa informasi tersebut memberi dampak positif atau negatif terhadap

harga saham di pasar modal (McDowell, 2008 : 115).

Sedangkan menurut Anoraga (2001: 58) berdasarkan fungsinya, nilai suatu

saham dibagi menjadi tiga jenis yaitu : Pair Value (Nilai Nominal), Base Price (Harga

Dasar), dan Market Price (Nilai Pasar).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

23

a. Par Value (Nilai Nominal)

Nilai yang tertera pada surat saham yang akan dicantumkan pada setiap saham yang

diterbitkan oleh perusahaan. Harga saham yang akan ditawarkan bisa berbeda

dengan nilai nominal saham. Harga saham yang ditawarkan disebut harga

penawaran.

b. Base Price (Harga Dasar)

Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham.

Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini

berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split, warrant

dan lain-lain, sehingga harga saham dasar yang baru harus dihitung sesuai dengan

perubahan harga teoritis hasil perhitungan antara harga dasar dengan jumlah saham

yang diterbitkan.

c. Market Price (Nilai Pasar)

Harga pasar merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika

pasar bursa efek tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price).

Jadi harga pasar ini yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar

dikalikan jumlah saham yang diterbitkan, maka didapat market value.

II.2.2 Harga Saham dan Pembentukannya

Menurut Arifin (2001: 116-125) faktor–faktor yang mempengaruhi harga

saham adalah sebagai berikut : kondisi fundamental emiten, hukum permintaan dan

penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing dibursa, indeks harga saham,

dan news and rumors.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

24

a. Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kondisi perusahaan

yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia dan kondisi keuangan

perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan.

b. Hukum permintaan dan penawaran

Setelah faktor fundamental faktor permintaan dan penawaran menjadi faktor kedua

yang mempengaruhi harga saham. Dengan asumsi bahwa begitu investor

mengetahui kondisi fundamental perusahaan mereka akan melakukan transaksi jual

beli. Tranasaksi–transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham.

c. Tingkat suku bunga

Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana

investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang tinggi akan berdampak pada

alokasi dana investasi pada investor.

d. Valuta asing

Mata uang amerika ( Dolar) merupakan mata uang terkuat diantara mata uang yang

lain. Apabila dolar naik maka investor asing akan menjual sahamnya dan

ditempatkan dibank dalam bentuk dolar sehingga menyebabkan harga saham akan

naik.

e. Dana asing dibursa

Dana investasi asing merupakan hal yang penting karena besarnya dana yang

ditanamkan. Hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

25

kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, tentu saja akan

merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba.

f. Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya

mendatangkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik.

g. News and rumors

Dengan adanya berita, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keamanan

negeri ini sehingga kegiatan investasi dapat di laksanakan. Ini akan berdampak pada

pergerakan harga saham di bursa.

Menurut Jogiyanto (2003: 280) analisis fundamental merupakan analisis

yang menggunakan data–data finansial yaitu data–data yang berasal dari laporan

keuangan perusahaan, seperti laba, deviden yang dibagi dan sebagainya. Analisis

fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kondisi internal perusahaan.

Salah satu komponen yang berhubungan dengan kondisi internal perusahaan adalah

kinerja perusahaan manufaktur yang terdiri dari Return On Investment (ROI), dan

Earning Per Share (EPS).

ROI merupakan rasio yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan.

ROI merupakan faktor fundamental perusahaan yang dapat mempengaruhi harga

saham. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan

(net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). ROI yang semakin

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

26

meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang

saham akan memperoleh keuntungan dari deviden yang diterima semakin meningkat.

II.2.3 Efisiensi Pasar Modal

Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai

harga keseimbangan baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan

cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya

mencerminkan informasi yang tesedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan

pasar efisien (Jogiyanto, 2003: 370).

Menurut Fama, 1970 (dalam Jogiyanto, 2003: 371-375) terdapat tiga bentuk

efisiensi pasar yaitu : efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), efisiensi pasar bentuk

setengah kuat (semistrong form), dan efisiensi pasar bentuk kuat (strong form).

a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Jika pasar memiliki efisien dalam bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak

dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar

yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu

untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.

b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Jika pasar memiliki efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor

atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan

untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang lama.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

27

c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Jika pasar efisien bentuk kuat, maka tidak ada individual investor atau grup dari

investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return)

karena mempunyai informasi private.

II.3 Harga Saham Relatif

II.3.1 Harga Pasar Saham Relatif Sebelum dan Sesudah Stock Split

Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham adalah suatu

perbandingan antara harga saham sebelum stock split dengan hasil peerbandingan

antara nilai nominal saham-saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham

tersebut setelah stock split. Harga pasar saham relatif setelah pemecahan saham adalah

harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang tejadi setelah

stock split. Dan harga saham yang digunakan pada harga pasar saham relatif sebelum

dan sesudah pemecahan saham adalah closing price.

II.4 Return Saham

Return saham merupakan pendapatan per lembar saham yang dinikmati oleh

investor atas suatu investasi yang dilakukan. Return saham yang digunakan dalam

penelitian ini adalah return realisasi yang nantinya akan disebut dengan ‘return saja’.

Return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi. Suatu hal

yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang

diinvestasikannya.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

28

Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang

diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang

terjadi atau return realisasi merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa

datang, jadi sifatnya belum terjadi (Tandelilin, 2001 : 6). Return realisasi merupakan

capital gain atau loss yaitu selisih antara harga saham peiode saat ini (Pit) dengan harga

saham pada periode sebelumnya (Pit-1). Secara matematis return realisasi dapat

diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003 : 110).

1

1

−−=

it

ititit

PPPR

dimana :

Rit = Return saham atau actual return saham perusahaan ke-i pada waktu t

Pit = Harga saham perusahaan i pada waktu t

Pit-1 = Harga saham perusahaan i pada periode waktu t-1

II.5 Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang terkait dengan pengaruh return saham dan

likuiditas saham terhadap stock split diantaranya sebagai berikut :

a. Pilotte (1997) melakukan penelitian mengenai dampak dari stock split yang

dilakukan oleh perusahaan yang tidak membagi dividen terhadap kesejahteraan

pemegang saham dan laba. Penelitian ini dilakukan terhadap 268 perusahaan yang

melakukan stock split di New York Stock Exchange tanpa disertai pembagian

dividen. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan harga saham selama

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

29

periode setelah stock split dilakukan. Selain itu juga ditunjukkan adanya penurunan

laba pada tahun-tahun setelah stock split.

b. Wulff (2002) melakukan penenlitian mengenai dampak stock split pada perusahaan-

perusahaan yang melakukan stock split di pasar modal Jerman. Penelitian dilakukan

terhadap 78 perusahaan yang melakukan stock split antar tahun 1994 hingga tahun

1996. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stock split tersebut mendapat respon

dari investor di bursa, hal ini ditunjukkan oleh adanya perubahan abnormal return

dan likuiditas perdagangan saham.

c. Asquith, Paul, Healy, dan Palepu (1989) juga menyatakan bahwa harga saham

bereaksi positif terhadap stock split tetapi bukan karena informasi pembagian

dividen. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel ternyata tidak membagikan

dividen selama 5 tahun terakhir menjelang pemecahan saham. Setelah perusahaan

tersebut melakukan pemecahan saham, harga saham bereaksi positif signifikan.

Dari penelitian mereka dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar yang positif lebih

disebabkan karena kemungkinan peningkatan laba akuntansi.

d. Anggraini dan Jogianto (2000) menunjukkan bahwa dalam pada tahun-tahun

sebelum pemecahan saham tidak ada pertumbuhan laba yang sinifikan, demikian

juga setelah pemecahan saham tidak ada pertumbuhan laba yang signifikan. Bila

dicermati pada tahun terjadinya pemecahan saham ada pertumbuhan laba tetapi

pertumbuhannya negatif dan signifikan. Reaksi pasar pada saat pengumuman

pemacahan saham tidak ada hubungannya dengan perubahan laba pada tahun-tahun

sebelum dan setelah pemecahan saham. Bahkan pada tahun pemecahan saham itu

sendiri.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

30

e. Francisca Yuniartha dan Soffy Susilowati (2000), dengan penelitian berjudul

pengaruh stock split terhadap likuiditas dan return saham di Bursa Efek Jakarta,

menyimpulkan bahwa stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan,

dan persentase spread, tetapi tidak mempengaruhi varians dan abnormal return baik

ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Sedangkan pengujian

hubungan antara persentase spread terhadap harga, volume, dan varians untuk

masing-masing saham menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap spread. Sebaliknya jika ditinjau sebagai

sebuah portofolio, hanya harga yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

spread.

f. Marwata (2002) dengan penelitian yang berjudul Kinerja Keuangan, Harga Saham

dan Pemecahan Saham, hasil analisis dan hipotesisnya menunjukkan bahwa kinerja

keuangan perusahaan yang melakukan stock split diukur dengan laba bersih

maupun perlembar saham, tidak lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak

melakukan stock split. Hal ini menunjukkan bahwa adanya stock split tidak

berpengaruh terhadap laba, sehingga investor tidak merespon secara positif

terhadap peristiwa stock split, yang pada akhirnya tidak berpengaruh terhadap

likuiditas saham.

g. Rohana, Jeannet, dan Muklasin (2003), meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi stock split dan dampak yang ditimbulkannya. Hasil yang diperoleh

adalah harga saham mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan

perusahaan untuk melakukan stock split dan terdapat perbedaan frekuensi

perdagangan saham yang signifikan diantara dua kuartal sesudah stock split

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

31

dilakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa stock split berpengaruh terhadap

likuiditas saham.

II.6 Pengembangan Hipotesis

Pemecahan saham merupakan kegiatan yang bersifat fatamorgana.

Pemecahan saham tidak mempengaruhi nilai suatu saham. Apabila pasar efisien,

seharusnya spit ini tidak mempengaruhi harga saham. Namun kenyataannya harga

saham seringkali mengalami perubahan setelah split. Perubahan tersebut bisa berupa

kenaikan atau penurunan harga saham. Berdasarkan Trading Range Theory yang telah

diuraikan sebelumnya, kenaikan harga saham kemungkinan dikarenakan harga saham

yang rendah menyebabkan daya beli saham naik sehingga likuiditas meningkat dan

membuat harga saham meningkat pula. Sedangkan berdasarkan Signaling Theory ,

stock split mengidikasikan sinyal positif tentang kinerja perusahaan. Kegiatan stock

split membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga pasar menilai perusahaan yang

mampu melakukan split merupakan perusahaan yang kondisi keuangannya baik.

Pemecahan saham merupakan upaya manajemen untuk menarik perhatian investor.

Pasar akan merespon sinyal positif jika pemberi sinyal credible. Apabila perusahaan

yang melakukan split kinerja masa lalunya tidak bagus maka tidak akan dipercaya

pasar. Stock split kemungkinan malah akan menurunkan harga saham, jika pasar cukup

canggih untuk mengetahuinya. Signaling Theory menyatakan bahwa stock split

memberikan informasi kepada investor tentang peningkatan return masa depan yang

substantial. Jadi jika pasar tereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini tidak

semata-mata karena informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESISthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00109 AK Bab 2.pdfJadi Trading Range Theory adalah satu teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas

32

karena mengetahui prospek masa depan yang bersangkutan. Alasan sinyal ini didukung

dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah

perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian dapat dirumuskan dengan

hipotesis sebagai berikut :

Ho1 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham relatif sebelum dan

sesudah pengumuman pemecahan saham di Bursa Efek Indonesia.

Ho2 : Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap perubahaan return saham sebelum

dan sesudah pengumuman stock split di Bursa Efek Indonesia.