26
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Thompson dan Cats-Baril (2003, p202) sebuah sistem informasi adalah sebuah sistem yang terintegrasi, berbasiskan teknologi informasi yang dirancang untuk mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi. Sedangkan Rainer (2006, p48) mengungkapkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang terorganisasi dan saling berhubungan atau berinteraksi secara sistematis untuk membangun atau mengolah data menjadi informasi. Selanjutnya pendapat dari O’Brien (2003, p10) sisteminformasi merupakan sebuah sistem yang dapat mengatur kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, data, dan jaringan komunikasi untuk melakukan input, memproses, menyimpan, dan menyajikan output, mengontrol aktivitas yang mengubah sumber data menjadi informasi. Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan sistem yang mengatur kombinasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum - BINA NUSANTARA …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00370... · 2012-09-24 · ... software (program dan prosedur), data (dasar

Embed Size (px)

Citation preview

   

8  

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Konsep Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi

2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Thompson dan Cats-Baril (2003, p202) sebuah

sistem informasi adalah sebuah sistem yang terintegrasi,

berbasiskan teknologi informasi yang dirancang untuk

mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pembuatan

keputusan dalam sebuah organisasi.

Sedangkan Rainer (2006, p48) mengungkapkan bahwa

sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang

terorganisasi dan saling berhubungan atau berinteraksi secara

sistematis untuk membangun atau mengolah data menjadi

informasi.

Selanjutnya pendapat dari O’Brien (2003, p10)

sisteminformasi merupakan sebuah sistem yang dapat mengatur

kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak,

data, dan jaringan komunikasi untuk melakukan input,

memproses, menyimpan, dan menyajikan output, mengontrol

aktivitas yang mengubah sumber data menjadi informasi.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi adalah sekumpulan sistem yang mengatur kombinasi

9  

        

dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan

komunikasi dan sumber daya yang terorganisasi dan saling

berhubungan sehingga tercipta kumpulan data yang nantinya

akan diproses menjadi informasi guna mendukung pengambilan

keputusan dalam sebuah organisasi

2.1.1.2 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Thompson dan Cats-Baril (2003, p206) teknologi

informasi adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang

digunakan untuk menyimpan, menangkap, memproses, dan

mengirim data.

Menurut Whitten (2004, p11) information technology is a

contemporary term that describes the combination of computer

technology (hardware and software) with the

telecommunications technology (data, image, and voice

networks). Teknologi informasi adalah sebuah istilah yang

menjelaskan kombinasi dari teknologi komputer (hardware dan

software) dengan teknologi telekomunikasi (data, gambar, dan

jaringan suara)

Menurut Rainer dan Turban (2006, p49) teknologi

informasi meliputi proses integrasi, operasi, dokumentasi,

pemeliharaan, dan manajemennya.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

teknologi informasi adalah kombinasi dari teknologi komputer

10  

        

dan teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk

menyimpan, menangkap, memproses, dan mengirim data.

2.1.1.3 Komponen Dasar Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p35) menunjukkan kerangka

konsep dasar untuk berbagai komponen dan aktivitas sistem

informasi. Sistem Informasi bergantung pada sumber daya

manusia (pemakai akhir dan pakar sistem informasi), hardware

(mesin dan media), software (program dan prosedur), data

(dasar data dan pengetahuan), serta jaringan (media komunikasi

dan dukungan jaringan) untuk melakukan input, pemrosesan,

output, penyimpanan dan aktivitas pengendalian yang

mengubah sumber daya data menjadi produk informasi. Model

sistem informasi ini memperlihatkan hubungan antara

komponen dan aktivitas sistem informasi. Model tersebut

memberikan kerangka kerja yang menekankan pada empat

konsep utama yang diaplikasikan ke semua jenis sistem

informasi, yaitu : manusia, hardware, software, data, dan

jaringan adalah lima sumber daya dasar sistem informasi.

2.1.1.3.1 Sumber Daya Data

Data lebih daripada hanya bahan baku mentah

sisteminformasi. Konsep sumber daya data telah

diperluas oleh para manajer dan pakar

11  

        

sisteminformasi. Data dapat berupa banyak bentuk,

termasuk data alfanumerik tradisional, yang terdiri

dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang

menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas

lainnya. Data teks, terdiri dari kalimat dan paragraph

yang digunakan dalam menulis komunikasi, data

gambar, sepertu bentuk grafik dan angka, serta

gambar video grafis dan video; serta data audio, suara

manusia dan suara-suara lainnya, juga merupakan

bentuk data yang penting.

. 2.1.1.3.2 Sumber Daya Manusia

Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua

sistem informasi. Sumber daya manusia ini meliputi

pemakai akhir dan pakar sistem informasi. Pemakai

akhir (juga disebut pemakai atau klien) adalah orang-

orang yang menggunakan sistem informasi atau

informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut. Merek

dapat berupa pelanggan, tenaga penjualan, teknisi,

staf administrasi, akuntan, atau para manajer. Pakar

sistem informasi adalah orang-orang yang

mengembangkan dan mengoperasikan sistem

informasi. Mereka meliputi analis sistem, pembuat

12  

        

software, operator sistem, dan personel tingkat

manajerial, teknis dan staf administrasi SI lainnya.

2.1.1.3.3 Sumber Daya Hardware

Hardware meliputi semua peralatan dan bahan

fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi.

Contoh-contoh hardware dalam sistem informasi

berbasis komputer antara lain :

1. Sistem computer, yang terdiri dari unit pemrosesan

pusat yang berisi pemroses mikro, dan berbagai

peralatan peripheral yang saling berhubungan,

contohnya adalah : computer palmtop, laptop, atau

desktop

2. Periferal computer, yang berupa peralatan seperti

keyboard atau mouse elektronik untuk input data

dan perintah, layar video, atau printer untuk output

informasi, dan disk magnetis atau optikal untuk

menyimpan sumber daya data.

2.1.1.3.4 Sumber Daya Software

Sumber daya software meliputi semua rangkaian

perintah pemrosesan informasi. Berikut ini adalah

contoh-contoh sumber daya software :

13  

        

1. Software sistem, seperti program sistem operasi,

yang mengendalikan serta mendukung operasi

sistem computer.

2. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan

langsung bagi penggunaan tertentu oleh pemakai

akhir

3. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi

orang-orang yang akan menggunakan sistem

informasi.

2.1.1.3.5 Sumber Daya Jaringan

Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa

teknologi telekomunikasi dan jaringan adalah

komponen sumber daya dasar dari semua sistem

informasi. Sumber daya jaringan meliputi :

1. Media komunikasi. Contohnya meliputi kabel

twisted- pair, kabel tembaga, dan kabel optikal

fiber; serta teknologi gelombang mikro, selular,

dan satelit yang nirkabel.

2. Dukungan jaringan. Kategori umum ini

menekankan bahwa banyak hardware, software,

dan teknologi data dibutuhkan untuk mendukung

operasi dan penggunaan jaringan komunikasi.

14  

        

2.1.1.4 Strategi dalam implementasi sistem

Menurut Schniederjans (2008, p20), there are several

sistem implementation strategies that can be used and should be

considered in the IT investment analysis as presented in below

table :

Implementation

Strategies

Description When Used

1.Direct conversion An existing sistem is

removed totally and

a new sisteminstalled

If there is only capacity

or spaced allowed for one

sistem to operate at a

time or that the existing

sistem is too costly, or

dysfunctional to ongoing

operation.

2.Parallel

conversion

An existing sistem

and new sistem

operate

simultaneously until

the new sistem is

fully functional and

the existing sistem

can be discontinued.

If the cost of shutting

down the existing sistem

in prohibitive.

15  

        

3.Phased

conversion

New sistem is phased

in as modules are

sistematically

brought online.

If the architecture of

existing sistem will permit

the gradual updating of

new modules or the cost

of completely new sistem

are beyond the resources

of the firm.

4.Pilot convesrsion New sistem is fully

implemented on a

pilot basis in one

part of the business

operation.

If the sistem has features

that need to be examined

in use, or the risk of

converting entire sistem

is too risky or expensive.

Tabel 2.1 Strategi dalam implementasi sistem (English)

Dari tabel di atas dapat diartikan :

Strategi

Implementasi

Deskripsi Kapan digunakan

1.Konversi

Langsung

Sistem yang sudah

ada dihapus

semuanya dan

sistem baru diinstal.

Jika hanya ada kapasitas

atau tempat yang

diperbolehkan untuk

satusistem untuk

beroperasi pada satu

waktu atau bahwa

16  

        

sistemyang

adaterlalumahal, atau

disfungsionaluntuk

operasi yang sedang

berjalan.

2. Konversi Paralel sistem yang ada

dansistem baru

beroperasi secara

bersamaan sampai

sistem baru

sepenuhnya

berfungsi dan sistem

yang ada dapat

dihentikan.

Jika biayanya mematikan

sistem yang ada

3.Konversi

Bertahap

Sistem baru ini

bertahap sebagai

modul secara

sistematis

Jika arsitektur sistem

yang ada memungkinkan

secara bertahap

memperbarui modul baru

atau biaya sepenuhnya

dari sistem baru berada di

luarsumber daya

perusahaan.

4. Konversi Pilot Sistem baru ini Jika sistem memilikifitur

17  

        

sepenuhnya

diimplementasikan

atas dasar

percontohan di satu

bagian dari operasi

bisnis.

yang perlu

diperiksadalam

penggunaannya, atau bila

risiko mengkonversi

seluruh sistem terlalu

berisikoatau mahal.

Tabel 2.2 Strategi dalam implementasi sistem

Menurut O’brien (2005, p542), empat bentuk utama dari

konversi sistem adalah :

1. Konversi parallel

Konversi dapat dilakukan secara paralel, dimana baik

sistem yang lama maupun sistem yang baru sama-sama

beroperasi hingga tim pengembangan proyek dan

manajemen pemakai akhir setuju untuk mengubah secara

keseluruhan ke sistem yang baru. Selama waktu tersebut,

operasional dan hasil dari kedua sistem dibandingkan dan

dievaluasi. Kesalahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi,

dan masalah operasional dapat diselesaikan sebelum

sistem yang lama ditinggalkan. Instalasi dapat juga

dilakukan secara langsung ke sistem yang baru

dikembangkan.

2. Konversi bertahap (phased)

18  

        

Konversi dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana

hanya bagian-bagian dari aplikasi yang baru atau hanya

beberapa departemen, kantor cabang, atau lokasi pabrik

yang dikonversi terlebih dahulu. Konversi bertahap

memungkinkan proses implementasi secara bertahap di

organisasi.

3. Konversi percontohan (pilot)

Konversi percontohan (pilot) dilakukan dengan cara

dimana satu departemen atau suatu tempat kerja menjadi

tempat percobaan.

4. Konversi Langsung

2.1.1.5 Fungsi dan Peran Dasar Sistem Informasi dalam Bisnis

Menurut O’brien (2005, p26), fungsi sistem informasi mewakili:

1. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam

keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan,

manajemen operasional, pemasaran, dan manajemen sumber

daya manusia.

2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional,

produktivitas dan moral pegawai, serta layanan dan

kepuasan pelanggan.

3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan

untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif

oleh para manajer dan praktisi bisnis.

 

  

2.1.22Pengertian

Kel

sistem inf

4. Bahan y

dan ja

kelebiha

5. Peluang

menanta

6. Kompon

kemamp

Menurut O’

dapat dilak

bisnis :

n Studi Kela

layakan ada

formasi bagi

yang sangat

asa yang ko

an strategis d

g berkarier

ang bagi juta

nen penting

puan perusah

’Brien (2005

kukan sistem

Gamba

ayakan

alah ukuran

suatu organ

Me

   

penting dal

ompetitif, y

dalam pasar

r yang di

aan pria dan

g dari sumb

haan bisnis y

5, p10), terd

m informas

r 2.1 Peran

seberapa be

nisasi. Sedan

MeBerbauntuk

KoMendukun

Kedala

endukung Pro

lam mengem

yang membe

global.

inamis, me

wanita.

ber daya, in

yang membe

dapat tiga pe

i untuk seb

SI dalam org

esar manfaa

ngkan studi

endukung agai StrategiKeunggulan

ompetitifng Pengambileputusanam Bisnis

ses dan Opera

mbangkan pr

erikan organ

emuaskan,

nfrastruktur,

entuk jaringa

eran penting

buah perusa

ganisasi

at pengemba

kelayakan a

an

asi Bisnis

19 

roduk

nisasi

serta

, dan

an.

yang

ahaan

angan

adalah

20  

        

proses yang kita lakukan untuk mengukur kelayakan. (Whitten, Bentley

dan Dittman, 2004,p402)

Menurut O’Brien (2005,p515), Studi Kelayakan adalah studi awal

untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh end user, kebutuhan

sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan

adalah proses yang dilakukan untuk mengetahui manfaat, kebutuhan, dan

kelayakan proyek yang diusulkan.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Investasi Teknologi Informasi

2.2.1.1 Pengertian Investasi Teknologi Informasi

Menurut Schniederjans (2008,p9) terdapat perbedaan cara

dalam mendefinisikan investasi teknologi informasi. Keen (1995)

melihat investasi teknologi informasi sebagai istilah yang

berkaitan dengan investasi peralatan, aplikasi, layanan, dan

teknologi-teknologi dasar. Sedangkan Weil dan Olson (1989)

mendefinisikan investasi teknologi informasi sebagai biaya-biaya

yang dihubungkan dengan perolehan computer, komunikasi,

software, jaringan dan personel yang mengatur dan

mengoperasikan sistem informasi manajemen (SIM).

Suatu investasi teknologi informasi (TI) merupakan

pengeluaran yang dilakukan organisasi berupa pengeluaran untuk

21  

        

telekomunikasi dan jaringan, sistem operasi dan software baru,

dukungan lanjut dan operasi terhadap infrastruktur pusat data

(data centers) yang tersedia, yang secara langsung mempengaruhi

kemampuan organisasi untuk mencapai peningkatan performa

misi, pengambilan keputusan manajemen dan efisiensi

operasional.

Menurut Williams (2007, p4), Teknologi Informasi (TI)

adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apapun yang

membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,

mengomunikasikan dan atau menyebarkan informasi.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi

teknologi informasi adalah suatu keputusan yang dilakukan untuk

mengeluarkan sejumlah biaya yang berkaitan dengan pembelian

komponen-komponen SI yang secara langsung mempengaruhi

kemampuan organisasi untuk mencapai peningkatan performa

misi, pengambilan keputusan manajemen dan efisiensi

operasional.

2.2.1.2 Tujuan Investasi Teknologi Informasi

Tujuan dari investasi menurut Remenyi (2001,p66)

merupakan hal yang kritis pada proses mendefinisikan pendekatan

untuk evaluasi dan pengukuran performa. Beberapa tipe investasi

memerlukan perlakuan yang berbeda diantaranya seperti pada

tabel berikut

22  

        

Tujuan Investasi Tipe investasi Evaluasi/Ukuran

Kelangsungan

Hidup Bisnis

Harus dilakukan Lanjut/Berhentinya

bisnis

Peningkatan

Efesiensi

Vital/Inti Biaya Manfaat

Peningkatan

Kefektifan

Kritis/Inti Analisis Bisnis

Lompatan

Kompetitif

Strategis/Martabat Analisis Strategis

Infrastruktur Arsitektur/ Harus

dilakukan/ Corn

Seed

Hal yang sangat luas

Tabel 2.3 Tipe Investasi berdasarkan tujuan dan evaluasi

2.2.1.3 Pentingnya Menganalisa Investasi Teknologi Informasi bagi

Organisasi

Sebuah investasi TI harus dianalisa secara kritis karena

beberapa alasan berikut :

1. Perusahaan seringkali mengeluarkan biaya yang cukup

besar

23  

        

2. Karena banyaknya investasi TI yang tidak selalu dianggap

memiliki kaitan erat dengan pendapatan yang diperoleh

dalam bisnis

3. Karena kesepakatan tidak selalu ada dalam kebutuhan,

nilai atau kinerja investasi TI

4. Banyaknya pengeluaran TI, khususnya pada hardware

yang dimodalkan secara tradisional

5. Karena ketidakpuasan atas fungsi dan kinerja TI

2.2.2 Studi Kelayakan Investasi TI

2.2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Investasi TI

Menurut O’Brien (2005,p515), Studi Kelayakan adalah

studi awal untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh

end user, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan

proyek yang diusulkan.

2.2.2.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Investasi TI

Menurut Bentley (2004,p101) aspek-aspek kelayakan

investasi TI dapat diukur dari kriteria-kriteria berikut ini :

1. Kelayakan teknis merupakan pengukuran kepraktisan dari

solusi teknis serta ketersediaan sumber daya teknis dan

sumber daya ahli. Hal ini juga berhubungan dengan tiga

hal penting yaitu : menentukan apabila teknologi yang

digunakan dapat memecahkan masalah, apakah

24  

        

perusahaan mempunyai atau dapat memperoleh teknologi

yang diperlukan serta apakah perusahaan mempunyai

sumber daya manusia atau ahli yang dapat menjalankan

teknologi yang ditawarkan.

2. Kelayakan operasional merupakan pengukuran apakah

solusi yang ditawarkan dapat berfungsi bagi perusahaan.

Kriteria ini juga digunakan untuk mengukur seberapa

penting masalah atau apakah solusi yang ditawarkan dapat

memecahkan masalah

3. Kelayakan ekonomi merupakan pengukuran dari

keefektifan biaya yang digunakan dari sebuah proyek.

4. Kelayakan Jadwal merupakan pengukuran dari seberapa

logis waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proyek.

Sebagai contoh adalah penentuan deadline yang tepat

untuk menyelesaikan proyek.

2.2.3Metode Penilaian Investasi TI dengan Cost Benefit Analysis

2.2.3.1 Pengertian Cost Benefit Analysis

Menurut Schniederjans (2010,p140), cost benefit analysis

involves the estimation and evaluation of the net benefits

associated with alternative courses of action.Dari definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa cost benefit analysis adalahmelibatkan

estimasi dan evaluasi dari keuntungan bersih yang berhubungan

dengan tindakan alternatif. Teknik ini membandingkan present

25  

        

value of benefits dengan present value of costs dari investasi yang

sama.

Menurut Remenyi (1995,p80) cost-benefit analysis may be

defined as the process of comparing the various costs of acquiring

and implementing an information sistem with the benefit which

the organization derives from the use of the sistem.

2.2.3.1.1 Pengertian Payback Period (PP)

Menurut Haming (2010,p104), payback period

adalah jangka waktu yang diperlukan untuk

mengembalikan seluruh modal yang diinvestasikan,

biasanya dinyatakan dalam satuan tahun.

Menurut Schniederjans (2008,p107), payback

period is a simple technique in which time period

necessary to recoup the initial investment is calculated

and used to evaluate an investment and/or a set mutually

exclusive investments. Dari definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa payback period adalah suatu teknik

pengukuran untuk mengetahui jangka waktuyang

diperlukanuntuk menutupinvestasi awal.

2.2.3.1.2 Pengertian Profitability Index (PI)

Menurut Haming (2010,p109), Profitability Index

(PI)adalah metode yang mengukur tingkat kelayakan

26  

        

investasi berdasarkan rasio antara total nilai sekarang

arus kas masuk dengan total dari investasi inisial.

Menurut Schniederjans (2008,p122), profitability

index (PI) is the ratio of NPV to the cost of initial

investment. Dari definisi di atas dapat disimpulkan PI

adalah rasio dari NPV terhadap biaya investasi awal.

Investasi dikategorikan layak , jika PI >1.

Investasi dikategorikan tidak layak, jika PI < 1.

2.2.3.1.3Pengertian Net Presenet Value (NPV)

Menurut Schniederjans (2008,p119), net present

value(NPV) is another way of carrying out present value

analysis. NPV is the present value of cash flows minus

the initial investment cost. Dari definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa net present value (NPV) adalah nilai

sekarang dariarus kasdikurangibiayainvestasi awal.

1 1 1

= initial cost (investasi awal)

27  

        

… expected cash flows (arus kas yang

diharapkan)

tingkat diskon

n = number of time periods (periode tahun)

Jika NPV> 0 investasi layak dijalankan

Jika NPV< 0 investasi tidak layak dijalankan

2.2.3.1.4 Pengertian Return On Investment (ROI)

Menurut Schniederjans (2008,p125), return on

invesments (ROI) is another technique traditionally

used in capital budgeting decisions where the rate of

return of an investment is compared to opportunity cost

of capital. Dari definisi di atas dapat disimpulkan ROI

adalah teknik yang digunakan dalam penganggaran

modaldimana

tingkatpengembalianinvestasidibandingkan

denganbiaya modal investasi awal.

2.2.3.2 Biaya (Cost) dalam Implementasi TIK

Menurut Hansen dan Moven (2000, p40) biaya

didefinsikan sebagai kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

28  

        

memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi

organisasi. Menurut Supriyono (2000, p16) biaya adalah harga

perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka

memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai

pengurang penghasilan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p8)

biaya adalah sumber pengorbanan ekonomis yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi, yang sedang terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang

dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa

yang diharapkan dapat memberikan suatu manfaat yaitu

peningkatan laba di masa mendatang.

2.2.3.2.1 Jenis-Jenis Biaya Implementasi TIK

Terbagi dua jenis biaya yaitu :

a. Tangible Cost

Adalah biaya yang dapat dengan mudah

diidentifikasi dan diukur dengan analisis sistem,

contohnya : biaya hardware, biaya software, biaya

peralatan, biaya perubahan.

b.Intangible Cost

29  

        

Merupakan biaya yang sulit diidentifikasi dan susah

untuk diukur, contohnya : biaya kehilangan

persaingan kompetitif dari pesaing.

2.2.3.2.2 Kategori Biaya Implementasi TIK

Dalam bisnis biaya manfaat, biaya

dikategorikan menjadi tiga macam, antara lain :

1. Biaya Investasi

Merupakan modal pembayaran tidak diulang-

ulang untuk mendapatkan atau

mengembangkan peralatan baru, software baru,

fasilitas baru, dan lain-lain. Contoh : komputer,

storage, jaringan komunikasi, software,

training atau pelatihan.

2. Biaya Implementasi

Adalah pembayaran satu kali untuk membuat

atau meng-installkemampuan baru, yang sama

seperti biaya investasi dimana satu kali biaya

investasi dapat diubah ke biaya operasi tahunan

(annual operating cost) ketika peralatan

dikontrakkan. Contoh : biaya penghapusan

sistem sekarang, biaya pembaharuan ulang.

3. Biaya Operasional Tahunan

30  

        

Adalah biaya bila pembayaran berulang

dibutuhkan. Ini dibutuhkan untuk operasi dasar

dari hari ke hari atau bulan ke bulan. Contoh :

biaya perawatan peralatan dan software dan

gaji.

2.2.3.3 Manfaat (Benefit) Impelementasi TIK

2.2.3.3.1 Definisi Manfaat Implementasi TIK

Menurut Remenyi (2000, p40), manfaat (benefit)

dari teknologi informasi adalah keuntungan yang

diperoleh dengan bantuan dari komputer dan komunikasi

yang mana sebuah perusahaan bersedia membayar atas

penggunaan semua itu.

2.2.3.3.2 Jenis-Jenis Manfaat Implementasi TIK

Menurut Remenyi (2000, p7) ada dua jenis

manfaat :

1. Tangible Benefit

Adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang

akan dapat diidentifikasi atau diukur secara langsung

dari segi financial. Contohnya adalah penurunan total

biaya produksi, peningkatan laba, peningkatan

penghematan penggunaan kertas .

2. Intangible Benefit

Adalah peningkatan lingkungan kerja bagi karyawan

sehingga menciptakan suasana kerja yang lebih baik.

31  

        

2.2.4 Ukuran Pemusatan

2.2.4.1 Mean (Rata-rata)

Menurut Lungan (2006, p61) suatu nilai yang tepat berada

pada pusat sebaran dinamakan mean atau nilai tengah dan

dihitung dengan rumus :

X ….

= ∑ X

Xi = Nilai pengamatan ke-i

X = Rata-rata

n = Banyaknya unsur data

2.2.4.2 Median

Menurut Lungan (2006, p71) median adalah suatu nilai

yang tepat pada pertengahan data yang telah diurutkan menurut

tingkat nilai – nilainya. Dengan kata lain, median membagi data

yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama.

2.2.4.3 Modus

Menurut Lungan (2006, p81) modus adalah nilai atau

kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam suatu deretan

(kelompok) data.

2.2.4.4 Varians dan Standar Deviasi

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2003, p.99), varians

dan standar deviasi adalah sebuah ukuran penyebaran yang

32  

        

menunjukan standar penyimpangan atau deviasi data terhadap

nilai rata – ratanya.

Pengertian varians sendiri menurut Suharyadi dan

Purwanto (2003, p100) adalah rata – rata hitung deviasi kuadrat

setiap data terhadap rata – rata hitungnya dan dapat dirumuskan

sebagai berikut :

S2 = ∑ X X

Dimana :

S 2 = Varians sampel

X = Nilai setiap data / pengamatan dalam sampel

X = Nilai rata – rata hitung dalam sampel

n = Jumlah total data / pengamatan dalam sampel

Sedangkan standar deviasi menurut Suharyadi dan

Purwanto (2003, p.101) adalah akar kuadrat dari varians dan

menunjukan standar penyimpangan data terhadap nilai rata –

ratanya. Rumus standar deviasi :

S = √s

2.2.4.5 Skala Likert (Likert Scale)

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), skala likert

merupakan metode yang mengukur sikap setuju atau

33  

        

ketidaksetujuannya terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu.

Skala likert umumnya menggunakan lima angka penilaian, yaitu :

(1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti atau netral, (4) tidak

setuju, (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak setuju

dapat juga dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan

sangat setuju.