Upload
duongtuong
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori–teori Umum
Sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai pembuatan KTP secara
online, maka akan dijelaskan terlebih dahulu teori-teori umum mengenai internet
dan istilah-istilah umum lainnya dari berbagai sumber yang merupakan landasan
dalam pembuatan aplikasi untuk membuat KTP secara online.
2.1.1 Internet
Internet adalah kependekan dari perkataan inter-network. Pengertian dari
internet adalah lingkungan jaringan global yang menghubungkan mayoritas
orang banyak yang menggunakan komputer. (Turban, 2002, p3)
Sumber lainnya juga menyebutkan pengertian internet adalah jaringan
yang menghubungkan berjuta-juta pengguna komputer dari seluruh dunia dengan
seperangkat protokol standar yang memungkinkan komputer untuk
berkomunikasi satu dengan yang lainnya. (Feit, 1997, p13-14)
Dan ada pula yang menyebutkan bahwa internet merupakan sebuah
sistem komputer umum yang menggunakan TCP/IP (Transmission Control
Panel/Internet Protocol) sebagai protokol komunikasi pertukaran paket (Packet
Switching Comunication Protocol ). TCP/IP dalam jaringan internet merupakan
protokol yang sangat penting, karena melalui protokol TCP/IP inilah komputer
yang berada dalam sebuah jaringan internet dapat saling berkomunikasi. (Andi,
2006, p15)
11
Dari beberapa pengertian internet di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
internet adalah merupakan suatu jaringan komunikasi digital global yang dapat
menembus batas geografis dan menghubungkan banyak komputer di berbagai
negara dengan menggunakan suatu bahasa atau protokol standar yang dikenal
dengan nama TCP/IP.
2.1.2 TCP/IP (Transmission Control Panel / Internet Protocol)
Internet akan terbentuk bila ada kesepakatan sekumpulan besar jaringan
komputer untuk berbicara dengan bahasa yang sama. Untuk menunjang hal
tersebut ditetapkanlah TCP/IP sebagai bahasa yang ditetapkan untuk digunakan.
TCP/IP merupakan sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data
komputer di internet. Dengan adanya protokol ini maka perbedaan jenis
komputer dan sistem operasi tidak menjadi masalah. Alasan TCP/IP dapat
diterima oleh kalangan luas dan telah menjadi standart de facto jaringan
komputer karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Standar protokol TCP/IP dalam bentuk request for comment
(RFC) dapat diambil oleh siapa saja tanpa biaya.
b. TCP/IP dikembangkan tanpa tergantung pada perangkat keras
maupun sistem operasi apapun.
c. TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga
dapat diterapkan pada internetwork.
d. Pengembangan TCP/IP dilakukan secara konsesus dan tidak
tergantung pada suatu vendor tertentu.
12
2.1.3 Fasilitas – fasilitas yang ada pada internet
2.1.3.1 World Wide Web (WWW)
World Wide Web merupakan suatu sistem yang terhubung dengan server-
server di internet terutama yang mendukung dokumen-dokumen dalam format
multimedia seperti teks, suara, foto, dan video. Web merupakan bagian yang
paling banyak dikenal dari internet (Brian K, 2005, p35)
WWW merupakan suatu kumpulan informasi pada beberapa server
komputer yang terhubung satu sama lain dalam jaringan internet. Informasi-
informasi dalam web memiliki banyak link yang menghubungkan informasi
yang satu ke informasi lain di dalam jaringan internet. Link ini memiliki suatu
tanda khusus, yang biasanya dinyatakan dalam teks berwarna biru dan digaris
bawahi atau dalam bentuk icon maupun gambar yang dikelilingi oleh suatu
kotak ( border). (Kamarga, 2002, p13)
2.1.3.2 Browser
Browser adalah suatu program atau perangkat lunak yang berfungsi untuk
menghubungkan suatu komputer untuk mengakses internet. Browser disebut juga
web client sejak mereka menerima informasi dari sebuah server.
2.1.3.3 Electronic Mail (e-mail)
Merupakan surat elektronik yang dikirim melalui internet. Melalui
fasilitas ini dapat dilakukan pertukaran informasi dimana pengirim dan penerima
bisa berasal dari berbagai bagian dunia. Selain itu, proses pengirimannya juga
sangat cepat dan dapat mengirimkan file secara attachment juga.
13
2.1.3.4 HTTP (Hypertext Transfer Protocol)
Protokol yang membuat browser dapat membaca data dari internet.
HTTP adalah protokol tambahan yang mendukung fungsi dari TCP/IP. Beberapa
protokol ini adalah File Transfer Protokol (FTP), Simple Mail Transfer Protocol
(SMTP), dan HTTP. Protokol HTTP digunakan oleh World Wide Web untuk
transfer dan memproses file HTML. Protokol ini secara keseluruhan beroperasi
tanpa sepengetahuan pemakai, tidak setiap pemakai perlu tahu TCP/IP bila hanya
sekedar menggunakan internet atau web.
2.1.3.5 FTP (File Transfer Protocol)
Merupakan suatu koleksi spesifikasi untuk transfer file dalam internet.
FTP memberikan pelayanan untuk menyalin file-file dari suatu host ke host lain
dengan menggunakan sistem client/server.
2.1.3.6 URL (Uniform Resource Locators)
URL merupakan cara standar untuk menentukan situs atau halaman pada
internet dan menampilkan informasi tentang jenis isi dan lokasi file: nama file,
lokasi komputer di internet, letak file didalam komputer, dan protokol internet
yang digunakan untuk mengakses file itu. Internet sangat besar, merupakan
interkoneksi, terdistribusi, tempat yang sangat tidak seragam, dan URL
menstandarkan dari keanekaragaman ini. Web terdiri atas 2 komponen, yaitu:
a. Web Server
Sebuah komputer dan perangka lunak yang menyimpan dan
mendistribusikan data ke komputer lainnya melalui internet.
14
b. Web Browser
Perangkat lunak yang dijalankan pada komputer pemakai (client)
yang meminta informasi dari web server dan menampilkan sesuai
dengan data yang diminta.
2.1.3.7 Internet Service Provider
Suatu organisasi atau lembaga yang menyediakan akses ke
internet dengan biaya tertentu. ISP menyediakan akses dial-up lokal dari
komputer pribadi ke jaringan komputer yang tersambung ke internet.
(www.liv.ac.uk/webteam/glossary/)
2.1.4 Cara Kerja Internet
Pada dasarnya, jaringan komputer pada internet dikategorikan
menjadi dua, yaitu web-client dan web-server. Web-server merupakan
komputer yang menyimpan file-file web pages yang nantinya akan
diakses oleh web-client. Web pages sendiri adalah halaman informasi
tentang segala sesuatu yang ingin ditampilkan oleh orang yang
membangun sebuah situs web sesuai dengan tujuan pembangunannya.
Sedangkan yang dimaksud dengan web client adalah komputer-komputer
yang mengakses dan membaca web pages yang terdapat dalam web
server.
Dalam menjalankan tugasnya, web server melayani permintaan
web client untuk menampilkan informasi baik yang berupa teks, gambar
ataupun suara. Untuk itu web server mengirimkan perintah-perintah ke
web client tentang cara menampilkan informasi tersebut (dalam bentuk
hypertext). Untuk menampilkan web page, diperlukan program penampil
15
yang sering disebut dengan nama web browser. Web browser merupakan
software yang digunakan untuk membaca instruksi hypertext dari web
pages dan mengeksekusinya sehingga dapat diakses oleh end user.
Proses Kerja Internet Sebagai berikut (Gambar 2.1):
a. User melakukan permintaan alamat web melalui web browser.
Sebagai contoh, request dilakukan dengan sebuah HTTP standar
dengan sebuah address tertentu.
b. Dengan sebuah request, web browser akan mengambil sebuah web
pages dari web server.
c. Web server memberikan dokumen web pages yang diminta juga
menggunakan HTTP dan mengirimkan instruksi yang bersifat
hypertext.
d. Web browser membaca instruksi hypertext dari web pages dan
mengeksekusinya sehingga dapat diakses oleh end user.
Web Server Web Client End User
Gambar 2.1 Cara Kerja Internet
Document Web Pages Web Pages
display
16
2.1.5 Software dan Basis Data
2.1.5.1 Macromedia Dreamweaver
Macromedia Dreamweaver adalah sebuah HTML editor
professional untuk mendesain secara visual dan mengelola situs web
maupun halaman web. Dreamweaver membuatnya jadi lebih mudah
dengan menyediakan tool-tool yang sangat berguna dalam meningkatkan
kemampuan dan pengalaman dalam membuat web.
2.1.5.2 PHP (Personal Home Page Tools)
PHP adalah kependekan dari PHP Hypertext Preprocessor,
bahasa interpreter yang mempunyai kemiripan dengan Bahasa C dan Perl
yang mempunyai kesederhanaan dalam perintah. PHP digunakan bersama
dengan HTML sehingga memudahkan dalam membangun aplikasi web
dengan cepat. PHP dapat digunakan untuk meng-update dan menciptakan
basis data serta mengerjakan perhitungan matematika. Seperti halnya
dengan program open source lainnya, PHP dibuat dibawah GNU.
(Indrajit, Prastowo, Syukri, 2002, p6)
PHP adalah sebuah server-side dengan bahasa teks yang tertanam.
Ini berarti PHP dapat bekerjasama dengan HTML untuk diserahkan
menurut kapasitas dari unit yang umum berdasarkan permintaan.
2.1.5.3 Basis Data
Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan, yang
diatur sedemikian rupa sehingga berkaitan dengan struktur dan kebutuhan
17
dari suatu perusahaan/organisasi, serta digunakan oleh lebih dari satu
orang dan lebih dari satu aplikasi. (http://www.wicakep.net/database.htm)
Basis data merupakan salah satu komponen penting dalam sistem
informasi karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi bagi
pemakainya (Subekti, 1997, p1). Tujuan dari basis data adalah untuk
menyimpan informasi serta untuk mengambilnya dengan cepat dan
efisien.
Jadi basis data merupakan kumpulan dari file-file data yang
terkomputerisasi dan terdiri dari record-record dan field-field.
2.1.5.4 MySQL
MySQL adalah sebuah database server yang dibuat oleh
perusahaan Swedia bernama T.c.X Data Consultant AB. MySQL
database dipergunakan dengan sangat luas karena kemampuan-
kemampuannya, yaitu :
a. Tidak membutuhkan tempat penyimpanan yang besar.
b. Standard Support – MySQL support ANSI SQL-92 dan ODBC level
0-2 SQL standard entry level.
c. Language Support – Database server MySQL mampu menampilkan
pesan kesalahan (error message) dalam berbagai macam bahasa.
MySQL menggunakan karakter dari ISO-8859-1.
d. Bahasa pemrograman API untuk akses basis data - Aplikasi basis data
MySQL dapat ditulis didalam beberapa bahasa pemrograman yang
umum seperti C, PHP, Perl, dan lain-lain.
18
e. Ukuran tabel yang besar – Ukuran maksimum dari sebuah tabel
adalah 4 GB.
f. Cepat, bertenaga, dan bersahabat – MySQL lebih cepat tiga bahkan
empat kali dibandingkan dengan database server komersial lainnya.
MySQL sangat mudah untuk digunakan dan tidak membutuhkan
DBA (Database Administrator) yang terlatih untuk menginstall-nya.
g. Keunggulan harga-MySQL adalah basis data relasional yang open
source, karena didistribusikan secara gratis untuk UNIX/Linux, OS/2
dan Windows.
MySQL adalah perangkat lunak pengolah basis data yang sangat
populer, terutama dikalangan pengguna sistem operasi yang berbasiskan
LINUX. MySQL merupakan perangkat lunak yang open source yang
gratis untuk kalangan umum. Sesuai dengan namanya, bahasa yang
digunakan adalah SQL (Structured Query Language) yang merupakan
standar bahasa pemrograman untuk mengolah basis data. Perintah yang
digunakan tidak case sensitive, jadi baik huruf kapital/huruf kecil tidak
dipermasalahkan. Setiap perintah harus diakhiri dengan tanda titik koma
(;).
2.1.5.5 PHPMyAdmin
PHPMyAdmin ialah sebuah program web-based open source
yang digunakan untuk aplikasi PHP. Program ini digunakan untuk
mengakses MySQL database. Program ini membuat pekerjaan menjadi
lebih mudah dan lebih efisien ketika menggunakan MySQL.
2.1.5.6 Apache Web Server
19
Apache adalah sebuah HTTP server yang sebenarnya didesain
untuk sistem UNIX. Sejarah Apache berawal dari sebuah grup proyek web
server NCSA HTTPd yang dikembangkan oleh sebuah grup di National
Center for Super Computing Activities (NCSA) di University of Illinois di
Urbara Champaign. Pada tahun 1994, Rob McCool, yang mengembangkan
NCSA HTTPd, keluar dari NCSA sehingga proyek tersebut menjadi
terbelangkai, sejak saat itu source code dari NCSA HTTP disebarluaskan
ke masyarakat sehingga individu perusahan yang masih memakainya mulai
mengembangkan sendiri aplikasi ini dan menambahkan fitur-fitur baru.
Jalur-jalur tersebut disebarkan melaui Usenet, tapi sayang tidak ada
organisasi yang mengatur penyebaran jalur tersebut.
2.2 Teori – teori khusus
2.2.1 E-Government
2.2.1.1 Pengertian E-Government
The World Bank Group mendefinisikan e-Government berkaitan
dengan penggunaan oleh agen–agen pemerintahan dalam teknologi informasi (
seperti wide area network, internet, dan mobile computing) yang memiliki
kemampuan untuk menghubungkan hubungan dengan penduduk, bisnis dan
pemerintahan, lainnya digunakan oleh pemerintah.
Sedangkan definisi lain dari referensi lainnya adalah Electronic
Government atau e-Government adalah proses transakasi bisnis antara publik dan
pemerintahan melalui penggunaan sistem. Pada intinya e-Government adalah
penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara
pemerintah dan pihak–pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian
20
menghasilkan hubungan bentuk baru seperti G2C (Government to Citizen), G2B
(Government to Business Enterprises) dan G2G (inter-agency relationship).
E-Government ini dapat diimplementasikan dalam berbagai cara.
(http://www.sourceuk.net/sectors/egovernment). E-Goverment pada prinsipnya
harus:
1. Terbuka & Transparan
Terbuka dan Transparan, membuka akses informasi dan interaksi pada semua
stakeholder yang berperan pada pemerintahan dan pengambilan kebijakan.
Infrastruktur jaringan komunikasi, internet, dan media website jika e-gov
menggunakan pilihan ini maka mendukung terciptanya interaksi terbuka dan
transparan pada stakeholder kota tersebut. Komunikasi tersebut memungkinkan
masukkan dari publik dapat ditampung dan ditindaklanjuti untuk mendapatkan
solusi pembangunan kota/daerah.
2. Efisien & Efektif
Efisien dan efektif, mengembangkan sistem informasi administrasi yang
lebih mudah, murah, cepat dan akurat tanpa menghilangan aspek legalitas
administratifnya. Pada saat tertentu akan tercapai kepercayaan publik pada
pelayanan administrasi pemerintah yang bersih dan akurat.
3. Jaringan Kerja
Jaringan kerja, memudahkan pertukaran data dan pengolahan informasi yang
terdistribusi pada bagian-bagian dalam pemerintahan. Dengan cara ini
21
dimungkinkan secara mudah dan cepat mendapatkan data dan informasi sesuai
kebutuhan sehingga waktu dan hasil yang diperoleh menjadi lebih cepat
dilakukan dengan jaringan kerja.
4. Integritas
Integritas, memelihara integritas sistem dan data yang ada dalam administrasi
pemerintahan. Keterpaduan sistem menjadi tuntutan untuk memperoleh
informasi yang akurat dalam mengambil kebijakan dan menyikapi situasi dan
kondisi wilayahnya.
Mengingat pengembangan e-Government merupakan sebuah proses transformasi
dari manual ke elektronik, maka dibutuhkan upaya-upaya sistematis yang menyangkut
subyek, obyek, dan metode yang terkait dengan proses transformasi tersebut. Proses
transformasi ini mengacu pada tiga hal, yaitu perundang-undangan di bidang teknologi
informasi dan komunikasi, kondisi saat ini dan pengaruh lingkungan yang bersumber
pada tuntutan layanan publik serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Sedangkan kerangka berpikir untuk tingkatan tahapan pengembangan e-Government
mengacu pada usulan tahapan pengembangan oleh Hermawan Kertajaya, dimana
pengembangan e-Government mengarah ke kuadran IV yaitu berorientasi ke
pembangunan ekonomi jangka panjang dan semua layanannya lewat internet (ekstranet).
2.2.1.2 Konsep Pengembangan E-Government Lembaga Pemerintahan
Dalam penerapan e-Government di setiap lembaga pemerintah harus
mengacu kepada Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government
(INPRES No.3 Tahun 2003) Model penerapan e-Government di setiap lembaga
22
pemerintah disusun dalam bentuk Rencana Induk Pengembangan e-Government
Lembaga dan memuat tahapan pengembangan dan penerapan e-Government dalam
bentuk yaitu:
a. Kerangka pemikiran dasar lembaga (e-Government Conceptual Framework).
b. Cetak Biru Pengembangan (e-Government Blue Print).
c. Solusi Pentahapan Pengembangan (e-Government Roadmap).
d. Rencana Implementasi (e-Government Implementation Plan).
Dasar pelaksanaan penerapan e-Government adalah:
a. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2001 tentang
Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia.
b. Keputusan Presiden RI Nomor 228/M tahun 2001 tentang Pembentukan
Kabinet Gotong Royong.
c. Keputusan Presiden RI nomor 101 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas,
fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja menteri negara.
d. Kerangka kerja Teknologi Informasi Nasional (National IT
Framework/NITF).
e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang Tim
Koordinasi Telematika Indonesia.
f. Instruksi Presiden Republik Indonesia No.3 Tahun 2003, tentang Strategi dan
Kebijakan Nasional Pengembangan e-Government.
Konsep pengembangan e-Government di setiap lembaga pemerintah sangat
ditentukan oleh tugas pokok dan fungsi dari setiap lembaga, jenis informasi sumber
daya, dan jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing lembaga. Hal inilah yang
menentukan struktur data dan proses bisnis yang menjadi dasar penyusunan rencana
23
induk e-Government di setiap lembaga pemerintah. (Jurnal Panduan Penyusunan
Rencana Penduduk Pengembangan E-Government Lembaga)
Dalam pengembangan e-Government lembaga, perlu diperhatikan dan disiapkan
aspek kepemimpinan (e-Leadership), aspek kesadaran akan manfaat e-Government
(awareness building), aspek sumber daya manusia dan peraturan perundang-undangan
yang mendukung seluruh aspek yang berperan dalam menentukan arsitektur sistem
informasi yang akan dibangun ( enterprise architecture)
Pengembangan e-Government di suatu lembaga pemerintah, dilandasi oleh 4
(empat) infrastruktur utama meliputi:
a. Infrastuktur e-Government yang memuat antara lain kepemimpinan
manajemen lembaga (e-Leadership), sumber daya manusia (human
resources), dan peraturan di tingkat lembaga yang terkait dengan
pengembangan e-Government (regulation).
b. Infrastuktur jaringan yang memuat antara lain protokol komunikasi,
topologi, teknologi, dan keamanan yang lebih lanjut dapat dilihat pada
Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah.
c. Infrastruktur informasi yang memuat antara lain struktur data, format
data, metode berbagai data (data sharing), dan sistem pengamannya.
d. Infrastruktur aplikasi yang memuat antara lain aplikasi layanan publik,
aplikasi antar muka (interface) dan aplikasi back office yang lebih
lanjut dan dapat dilihat pada Panduan Standar Mutu, Jangkauan
Layanan, dan Pengembangan Aplikasi.
24
Dalam penerapan e-Government di setiap lembaga pemerintah mengacu kepada
tahapan pengembangan e-Government secara nasional, dan disesuaikan dengan kondisi
yang ada pada setiap lembaga pemerintah yang mencakup:
a. Prioritas layanan elektronik yang akan diberikan.
b. Kondisi infrastuktur informasi yang dimiliki.
c. Kondisi kegiatan layanan saat ini.
d. Kondisi anggaran dan sumber daya manusia yang dimiliki.
Jangka waktu penerapan e-Government di setiap lembaga pemerintah bervariasi
sesuai dengan kondisi yang ada, tetapi tetap dalam kerangka rencana penerapan e-
Government secara nasional.
Tahapan dalam penerapan e-Government di setiap lembaga pemerintah meliputi :
1. Tingkat Persiapan, antara lain :
a. Pembuatan situs web pemerintah.
b. Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia menuju
penerapan e-Government.
c. Penyediaan sarana akses publik antara lain dalam bentuk
Multipurpose Community Center (MCC), warung, dan kios
internet.
d. Sosialisasi keberadaan layanan informasi elektronik, baik
untuk publik maupun penggunaan internal.
e. Pengembangan motivasi kepemimpinan (e-Leadership) dan
kesadaran akan pentingnya manfaat e-Government (awareness
building).
f. Persiapan peraturan pendukung.
25
2. Tingkat Pematangan antara lain:
a. Pembuatan situs informasi layanan publik interaktif, antara
lain dengan menambahkan fasilitas mesin pencari (search
engine), fasilitas tanya jawab dan lain–lain.
b. Membuat hubungan dengan situs informasi lembaga lainnya
(hyperlink).
3. Tingkat Pemanfaatan antara lain:
a. Pembuatan berbagai aplikasi untuk pelayanan G2C
(Government to Government), G2B (Government to
Bussiness) dan G2C (Government to Community) yang
terintegrasi.
b. Pengembangan proses layanan e-Government yang efektif dan
efisien.
c. Penyempurnaan menuju kualitas layanan terbaik (best
practice).
2.2.1.3 Analisis SWOT
Agar hasil penyusunan rencana induk pengembangan e-Government dapat
mencapai kondisi ideal yang diharapkan maka perlu dilakukan analisis SWOT. Ada
beberapa komponen pokok yang akan dianalisis yaitu sumber daya manusia, perangkat
keras, perangkat lunak/aplikasi, jaringan komputer/internet, Data dan informasi,
pelayanan masyarakat, dan organisasi. Komponen tersebut dianalisis letak kekuatannya
(Strengths), kelemahannya (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman
(Threaths). Analisis SWOT ini dipakai sebagai dasar penentuan rencana pengembangan
e-Government. Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk berbenah diri
26
membangun sistem e-Government yang handal dan terpadu. Selain itu, dengan analisis
SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama yang perlu mendapatkan
perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang memungkinkan untuk membangun dan
mengembangkan e-Government. Strategi pengembangan e-Government menurut
prioritas selanjutnya dapat dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun,
disesuaikan dengan kondisi nyata yang ada di Pemerintah Kota Bekasi. Analisis SWOT
yang disusun, selain dari hasil kuisioner juga hasil dari survei langsung terhadap
masyarakat, kalangan bisnis, dan instansi pemerintah, serta hasil dari survei terhadap
dokumen-dokumen pendukung (data sekunder) yang terdapat di Pemerintah Kota
Bekasi.
2.2.2 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
2.2.2.1 Latar Belakang
Penjabaran tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan
dicanangkan pada program rintisan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK), yang
pada hakikatnya berkaitan erat dengan arah program pembangunan nasional.
Mengingat penertiban di bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan
mendayagunakan sistem dan teknologi informasi, secara langsung maupun tidak
langsung turut berperan dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan NKRI,
melanjutkan proses reformasi dan demokratisasi, penegakan hukum serta
mewuujudkan rasa aman. Pencanangan Program Rintisan SAK juga dimaksudkan
untuk merealisasikan amanat Ketetapan Majerlis Permusawaratan Rakyat NO:
VI/MPR/2002 yang merekomendasi kepada pemerintah, untuk segera menciptakan
sistem pengenal tunggal dan terpadu atau nomor induk tunggal dan terpadu bagi
seluruh penduduk Indonesia dari lahir hingga meninggal dunia, serta tidak bisa
27
digantikan oleh orang lain. Sejak tahun 2003 Dit.Informasi Kependudukan, Ditjen
Administrasi Kependudukan memandang strategis mengembangkan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan mendayagunakan teknologi informasi
tepatguna melalui pengembangan prototype SIAK Online. Melalui SIAK Online
diharapkan dapat merealisasikan bank data kependudukan nasional guna terwujudnya
amanat MPR mengenai nomor induk tunggal dan terpadu (Nomor Induk
Kependudukan) bagi seluruh penduduk Indonesia, baik WNI maupun WNA. SIAK
Online diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh pelayanan pendaftaran penduduk
dan pencatatan sipil dari dan ke Tempat Perekaman Data Kependudukan (TPDK) yang
tersebar di berbagai penjuru dan keseluruhannya berinteraksi untuk kepentingan
verifikasi dan validasi data secara online ke dan dari Pusat Data Kependudukan.
Dengan demikian, diharapkan dapat mengeliminasi dokumen identitas penduduk (KK,
KTP, Biodata, dan Register/Kutipan Akta Catatan Sipil) ganda, asli tapi palsu yang
pada akhirnya dokumen yang diterbitkan mempunyai nilai legalitas tinggi.
Untuk memenuhi kebutuhan pengguna data kependudukan, SIAK Online diharapkan
dapat menyediakan data mikro (data penduduk) dan menyajikan data olahan (data
informasi kependudukan dan statistik vital) yang berkelanjutan karena pemutakhiran
(updating) data sesuai hasil transaksi harian. Disamping itu mutu data yang disajikan
tetap tinggi dan akurat serta relevan (sesuai dengan kondisi nyatanya) karena
perekaman data langsung memutakhirkan data tersaji dan tanpa ada unsur intervensi
terhadap data.
2.2.2.2 Konsep Sistem Informasi Administasi Kependudukan
Pembangunan dan pengembangan data kependudukan nasional melalui SIAK
Online, ditujukan untuk mengelola serta mendayagunakan data identias penduduk dari
28
hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan menerapkan
teknologi informasi (perangkat keras dan perangkat lunak), dan teknologi komunikasi
data yang tepat guna untuk:
a. Meningkatkan efisensi kerja dan kualitas pelayanan pendaftaran
penduduk dan atau pencatatan sipil.
b. Meningkatkan kualitas dan jaminan keamanan data yang terhimpun serta
dapat memperluas cakupan pelayanan.
c. Menghasilkan data individu penduduk akurat karena pemutakhirannya
relasional dan terintegrasi dengan pelayanan pendaftaran penduduk
lainnya maupun pencatatan sipil.
d. Menyediakan data olah yang akurat, lengkap, dan berkelanjutan dinamis
sesuai tingkatan wilayah administrasi pemerintahan karena perubahan
data sesuai dengan transaksi harian dari pelayanan pendaftaran penduduk
dan pencatatan sipil.
Berpijak pada tujuan pembangunan bank data kependudukan nasional tersebut,
dipandang perlu diuraikan konsep pengembangan bank data kependudukan, tempat
perekaman data kependudukan, aplikasi SIAK yang dikembangkan, serta integrasi
penyelenggaraan sistem administrasi kependudukan dan pendayagunaan data penduduk
hasil P4B, sebagai upaya penyamaan persepsi dan komitmen.
A. Konsep Pengembangan Bank Data Kependudukan
Konsep pengembangan bank data kependudukan yang diterapkan terpusat
(centralized database), artinya TPDK (client) tersebar di berbagai penjuru, namun
terpadu dan berinteraksi untuk kepentingan verifikasi dan validasi data secara online ke
dan dari Pusat Data Kependudukan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Oleh karena
29
itu, seluruh transaksi data baik dari hasil pelayanan pendaftaran pendudukan maupun
pencatatan sipil direkaman/disimpan di pusat data kependudukan. Ide dasar penerapan
konsep bank data kependudukan terpusat dimaksudkan untuk:
a. Merealisasikan amanat MPR untuk membuat sustem penomoran identitas
penduduk tunggal dan terpadu serta unik (NIK) secara nasional.
b. Mempercepat pertukaran data antar wilayah administrasi pomerintahan
(antar provinsi, antar kabupaten/kota atau antar kecamatan) seluruh
Indonesia untuk kepentingan pelayanan pendaftaran penduduk (asas
domisili) atau pelayanan pencatatan sipil secara nasional.
c. Mempermudah pelacakan data individu penduduk secara nasional untuk
kepentingan verifikasi/validasi data dan dokumen. Misalnya operator
memasukkan NIK atau No KK melalui suatu aplikasi kemudian sistem
informasi menampilkan pesan validasi antara lain penduduk yang
bersangkutan telah atau belum terdaftar dan sebagainya.
d. Mengeliminasi kepemilikan dokumen KTP/KK ganda, asli tapi palsu atau
palsu secara nasional.
e. Mempermudah dan mempermurah pengembangan prototype SIAK.
Misalnya bila terjadi perubahan peraturan perundang-undangan,
kebijakan, masukan dari para pengguna atau dari hasil evaluasi dan
analisis prototype. Penyempurnaan tersebut cukup dilaksanakan di pusat,
maka aplikasi SIAK di seluruh TPDK atau pusat data akan berubah
secara sistematis.
f. Mempermudah pengembangan koneksitas antara bank data
kependudukan dengan pelayanan publik terkait lainnya antara lain
30
pelayanan sosial, perpajakan, kepolisian, pelayanan perbankan dan
asuransi dan usaha perizinan.
Mengingat SIAK Online akan diakses oleh ribuan pengguna secara serentak,
untuk itu diterapkan teknologi informasi berebasi 3-tier technology, sebagai upaya
percepatan akses dan peningkatan untuk kerja. Untuk mewujudkan bank data
kependudukan nasional berbasis web, beberapa pakar dan praktisi teknologi informasi
menganjurkan agar penerapan konsep pembangunan bank data dilakukan secara
bertahap, yaitu pengkajian konsep penyelenggaraan, pembangunan protype, simulasi
serta uji coba di lapangan. Di samping itu, untuk mengeliminasi stagnan
penyelenggaraan administrasi kependudukan, dianjurkan pula bahwa penerapan sistem
baru paralel dengan sistem lama. Artinya seiring uji coba sistem baru, sistem lama tetap
berjalan sampai sistem baru dinyatakan berlaku efektif untuk selanjutnya
diimplementasikan ke seluruh Indonesia. Berpijak dari rancangan pembangunan bank
data, sejak tahun 2003 telah dikembangkan prototype SIAK Online 2003, yang
diujicobakan di beberapa kantor Kecamatan atau Kelurahan dan Kantor/Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil pada enam propinsi melalui Program Rintisan Tahun
2003. Pada tahun berikutnya, daerah rintisan semakin diperluas yang diiringi dengan
penyempurnaan prototype sampai sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lapangan, yang
selanjutnya diharapkan dapat berjalan secara efektif. Seiring dengan perluasan daerah
rintisan dan penyempurnaan prototype SIAK, diharapkan pula Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dapat mempersiapkan prasarana dan sarana Pusat Data Kependudukan
duplikat (database mirror) yang merekan data penduduk di wilayahnya. Hal ini juga
dimaksudkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada Pusat Data
Kependudukan Nasional.
31
B. Tipe Tempat Perekaman Data Kependudukan (TPDK)
Secara garis besar tipe TPDK dibedakan berdasarkan:
1. TPDK Berdasarkan Kewenangan
Tipe ini dibedakan berdasarkan pada kewenangan yang mengatur (Perda)
tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan di kabupaten/kota. Dari
hasil inventarisasi, teridentifikasi tipe TPDK berdasarkan kewenangan
sebagai berikut:
a. Pendaftaran Penduduk
b. Pencatatan Sipil
2. TPDK Berdasarkan Ketersediaan Infrastruktur Teknologi Informasi
Tipe ini dibedakan berdasarkan ketersediaan infrastruktur teknologi
informasi, yaitu ketersediaan listrik, komputer, dan jaringan telepon
(komunikasi data online). Untuk itu terbagi atas Tipe A, B, dan C sebagai
berikut:
a. Tipe A
Pada tipe ini tersedia listrik, komputer, dan jaringan komunikasi data di
Kabupaten/Kota, Kecamatan, atau Kelurahan, sehingga operasional
transaksi data dapat berlangsung secara online dengan Pusat Data
Kependudukan Nasional.
b. Tipe B
Pada tipe ini ketersediaan listrik, komputer, dan jaringan komunikasi data
hanya di Kabupaten/Kota, maka operasional transaksi data di TPDK
Kabupaten/Kota secara online dengan Pusat Bank Kependudukan
Nasional. Sementara di kecamatan atau di kelurahan yang tersedia listrik
32
dan komputer, maka operational SIAK di TPDK kecamatan atau
kelurahan dilakukan secara offline, artinya data yang disimpan dalam
kepingan CD. Selanjutnya kepingan CD tersebut dibawa ke TPDK
kecamatan atau kabupaten/kota yang online guna sinkronasi data
(upload) secara online dengan Pusat Data Kependudukan Nasional.
Bagi kecamatan atau kelurahan yang tersedia listrik saja atau tidak
tersedia listrik dan komputer, maka formulir yang telah di
verifikasi/validasi dibawa ke TPDK kabupaten/kota untuk direkam
datanya secara online dengan Pusat Data Kependudukan Nasional.
c. Tipe C
Pada tipe ini, di kabupaten/kota dan kecamatan atau kelurahan hanya
tersedia listrik dan komputer, maka operasional SIAK di TPDK
kabupaten/kota dan kecamatan atau kelurahan dilakukan secara offline,
sehingga data direkam ke dalam kepingan CD untuk selanjutnya dibawa
ke Ibukota Provinsi guna sinkronasi data (upload) secara online dengan
Pusat Data Kependudukan Nasional .
Bagi kecamatan atau kelurahan yang tersedia listrik saja atau tidak
tersedia listrik dan komputer, maka formulir yang telah
diverifikasi/validasi dibawa ke TPDK kabupaten/kota untuk direkam
datanya secara offline selanjutnya kepingan CD dibawa ke Ibukota
Provinsi yang online untuk sinkronasi data (upload) secara online dengan
Pusat Data Kependudukan Nasional.
C. Aplikasi SIAK Online
Secara garis besar aplikasi SIAK yang dikembangkan meliputi:
33
a. Pendaftaran Penduduk
Pendaftaran penduduk ditujukan untuk perekaman data dan pelayanan
penerbitan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Biodata,
dan pindah-datang (KK dan KTP sesuai alamat baru), baik untuk WNI
maupun WNA Ijin Tinggal Tetap.
b. Aplikasi Pencatatan Sipil
Aplikasi pencatatan sipil ditujukan untuk perekaman data dan pelayanan
penerbitan kutipan akta kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian.
c. Data Kependudukan, Statistik Vital, Data Penduduk
Aplikasi ini merupakan produk (output) dari perekaman data pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil.
D. Integrasi Penyelenggaraan Sistem Administrasi Kependudukan
Konsep SIAK Online yang dikembangkan adalah memfasilitasi dan
mengintegrasikan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dalam
kerangka penyelenggaraan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) secara
nasional.
E. Pendayagunaan Data Penduduk Hasil P4B untuk Percepatan Tercakupnya Data
Identitas Seluruh Penduduk Indonesia
Sistem Administrasi Kependudukan merupakan sistem pelayanan publik yang
dilakukan oleh Pemerintah, yang pendataannya menerapkan verifikasi/validasi
secara bertatap muka dengan penduduk yang bersangkutan dan terhadap dokumen
persyaratan, untuk pembuktian legal atas data dan informasi yang disampaikan oleh
penduduk maupun atas peristiwa penting dan perubahan status kependudukan yang
dialaminya. Dalam rangka percepatan cakupan dan penyempurnaan data seluruh
34
penduduk Indonesia diperlukan strategi perluasan jangkauan pelayanan serta
pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi. Di lain pihak, untuk
meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat, perlu dikembangkan sistem
manfaat atas kepemilikan dokumen kependudukan. Mengingat perekaman data
seluruh penduduk ke Bank Data Kependudukan Nasional beserta penyempurnaannya
memerlukan waktu yang relatif lama, karena proses pendataannya dilaksanakan
melalui pelayanan harian. Oleh karena itu, pendaftaran pemilih tahun 2003 dinilai
sangat strategis untuk percepatan dibangunnya Bank Data Penduduk Nasional.
Dalam kaitan pemanfaatan momentum pendaftaran pemilih Tahun 2003, maka
ditandatangani Nota Kesepahaman antara Menteri Dalam Negeri, Ketua KPU, dan
Kepala BPS Nomor 119.404 Tahun 2002, Nomor 17/15-A/X/2002 dan Nomor
003/KS Tahun 2002 tentang Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B). Selanjutnya Nota Kesepahaman tersebut diperkuat oleh
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 pasal 147, bahwa Pemilu Tahun 2004, KPU
dalam melakukan pendaftaran pemilih bekerjasama dengan Pemerintah untuk
melakukan kegiatan pendataan penduduk.
Pada Nota Kesepahaman tersebut, antara lain disepakati bahwa setelah berakhirnya
rangkaian Pemilu 2004, BPS bertanggungjawab untuk mentransfer data penduduk
hasil P4B ke basis data Departemen Dalam Negeri dan Direktorat Jendral
Administrasi Kependudukan.
2.2.3 Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2.2.3.1 Latar Belakang
Secara umum Kartu Tanda Penduduk atau KTP bisa diartikan sebagai
kartu identitas seseorang di Indonesia yang diperoleh setelah seseorang berusia
35
di atas 17 tahun atau yang sudah menikah. KTP ini digunakan pada berbagai
bidang sebagai bukti identitas resmi yang diakui. Pada dasarnya setiap orang
hanya memiliki satu KTP dan bersifat unik. Tetapi ada pihak yang dengan
sengaja memalsukan KTP ini untuk maksud-maksud tertentu. Jika KTP palsu
tersebut digunakan untuk suatu tindak kejahatan dengan mengatas namakan
orang lain, maka tentu saja perbuatan tersebut dapat merugikan orang lain.
Sumber lain juga menyebutkan bahwa Kartu Tanda`Penduduk yang
selanjutnya disingkat KTP adalah alat bukti diri sebagai legitimasi penduduk
yang diterbitkan oleh pejabat berwenang, yang berlaku di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Petunjuk Pengoperasian SIAK di TPDK
Kecamatan/Kelurahan, vol 05, hal 5)
Syarat pembuatan KTP , bagi para memohon harus mengajukan
permohonan tertulis kepada camat dengan menggunakan formulir permohonan
yang disediakan dengan melampirkan:
a. Surat pengantar RT / RW setempat untuk:
1. Pengganti KTP karena KTP hilang;
2. Pembuatan KTP karena mutasi penduduk;
3. Pembuatan KTP karena Mutasi Biodata;
4. Perpanjangan KTP karena habis masa berlakunya;
5. Penggantian KTP karena rusak;
6. Pembuatan KTP yang untuk pertama kalinya / telah
berusia 17 (tujuh belas) tahun dan telah memiliki NIK.
b. Kartu Keluarga;
c. KTP yang telah habis masa berlakunya bagi permohonan
36
pembaharuan / perpanjangan KTP;
d. KTP yang telah rusak, bagi permohonan penggantian KTP
karena rusak;
e. Surat Tanda Bukti Kehilangan dari Kepolisian, bagi permohonan
penggantian KTP karena hilang;
f. Surat permohonan, bagi penduduk yang permohonan
perpanjangan masa berlaku KTP-nya terlambat;
Kriteria permohonaan terlambat, sebagai berikut:
1. Permohonaan KTP untuk yang pertama kali disebut
terlambat apabila pada saat pengajuan KTP di
Kelurahan telah melampaui 14 (empat belas) hari kerja
sejak yang bersangkutan mencapai usia genap 17 (tujuh
belas) tahun;
2. Bagi yang berstatus kawin tetapi usianya belum
mencapai 17 tahun, disebut terlambat apabila pada saat
mengajukan permohonaan KTP telah melampaui 14
(empat belas) hari kerja sejak yang bersangkutan
melaksanakan perkawinan;
3. Bagi pembaharuan / perpanjangan masa berlaku KTP,
disebut terlambat apabila pada saat pengajuan KTP di
Kelurahan telah melampaui 14 (empat belas) hari kerja
sejak KTP-nya habis masa berlakunya.
g. Pas Foto.
1. Bagi yang bisa datang sendiri di Foto di Kecamatan
37
digital;
2. Bagi yang tidak bisa datang sendiri membawa pas
foto hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 3 (tiga)
lembar.
2.2.3.2 Fasilitas Cetak KTP
Fasilitas Cetak KTP yang dikembangkan terdiri dari 3 (tiga) daftar cetak, yaitu:
1. Manual (pas foto ditempelkan pada KTP);
2. Kertas Sekuriti (hasil pemotretan pas foto tersimpan di hardisk
komputer);
3. PVC;
4. Teslin (baik PVC dan Teslin, hasil pemotretan pas foto dan scan tanda
tangan penduduk serta pejabat penandatangan disimpan di hardisk
komputer).
Pada setiap daftar cetak terdapat tiga pilihan yaitu:
1. Cetak KTP Baru, diperuntukkan untuk mencetak KTP yang telah
direkam data keluarga dan biodata penduduknya serta memenuhi
syarat untuk memiliki KTP.
Apabila pada saat perekaman data, penduduk belum memenuhi
syarat, dan beberapa waktu kemudian telah berusia 17 tahun atau
telah kawin, maka secara sistem data penduduk yang bersangkutan
akan tercantum dalam daftar cetak KTP baru.
2. Cetak KTP Penggantian, diperuntukkan untuk mencetak KTP karena
rusak/hilang atau kesalahan cetak (misalnya hasil cetakan miring atau
huruf tidak jelas).
38
3. Cetak KTP Perpanjangan, diperuntukan sebagai fasilitas mencetak
KTP yang masa berlakunya habis. Dalam hal ini diatur, bahwa 14 hari
sebelum masa berlaku habis, data penduduk telah tercantum pada
daftar Cetak KTP Perpanjangan.
2.2.3.3 Penerapan E-Government Pada Pemrosesan KTP
Tahapan yang harus dilaksanakan:
1. Membangun Komitmen
Langkah awal untuk menerapkan e-Government adalah membangun
kesepakatan antar komponen yang terlibat. Tanpa komitmen, penerapan
e-Government hanya merupakan proyek dari atas yang dipaksakan dan
sulit untuk menjaga keberlanjutannya.
2. Penyiapan Prosedur dan Pelatihan Tim Pelaksana
Pemerintah Kota memilih Tim Pelaksana yang beranggotakan dari
instansi yang berkaitan dengan administrasi Data Kependudukan (BPS
atau Bapeda), administrasi dan keuangan, dan pelaksana
berkemampuan pada bidang Teknologi Informasi dari Infokom.
Kemudian menyiapkan prosedur dan perangkat kerasnya. Beberapa
perangkat pendukung yang dibutuhkan dalam hal ini adalah komputer,
printer, kamera digital atau scanner rancangan Formulir Isian,
rancangan Form KTP.
3. Pengembangan Sistem Komputerisasi dan Basis Data
39
Tim Pelaksana mendeskripsikan prosedur, bisnis proses dan rancangan
basis data kependudukan yang ada ke dalam spesifikasi rancangan
sistem komputerisasi. Deskripsi rancangan sistem tersebut menjadi
acuan untuk mengembangkan sistem perangkat lunak oleh pihak lain
atau konsultan.
4. Pemantauan Validasi dan Verifikasi Data Penduduk
Dalam pelaksanaan prosedur terse but perlu lebih diperhatikan dan diuji
adalah validasi dan verifikasi data kependudukan tersebut untuk
menjamin bahwa data tersebut dapat dipercaya. Ada 3 kondisi dari data
yang akan diterima belum pernah ada, sudah pernah ada tetapi ada
perubahan, dan sudah pernah ada akan diperpanjang. Jika pemerintah
kota memberikan pelayanan yang mudah, cepat dan murah maka
masyarakat akan puas dengan pelayanan tersebut karena terbantu dalam
memenuhi kewajibannya seperti halnya KTP sebagai identitas diri
penduduk kota. Hasilnya Pemerintah kota akan mempunyai Basis Data
Kependudukan yang cukup akurat untuk membuat laporan statistik
perkembangan penduduk kota tersebut.
5. Koordinasi Pengelola Sistem dan Kelurahan-Kelurahan.
Pengelola Sistem atau Tim Pelaksana perlu melakukan koordinasi
dengan kelurahan pada setiap periode tertentu yang disepakati untuk
saling memberikan hasil verifikasi dari semua data kependudukan yang
diproses. Laporan periodik tentang data penduduk pada kelurahan-
40
kelurahan tersebut yang sudah diproses KTP-nya oleh unit ini akan
membantu kelurahan untuk melihat dan mengamati perkembangan data
penduduk pada keluarga masing-masing.
6. Pemantauan, Pemeliharaan dan Evaluasi
Pemantauan dilakukan terus menerus oleh anggota tim Pelaksana yang
berwenang mengawasi dan memberikan catatan untuk evaluasi atas
kejadian yang menyimpang dari prosedur atau tidak diprediksi
sebelumnya. Secara periodik Tim Pelaksana melakukan evaluasi dan
pengembangan sistem dan melakukan pelatihan kembali pada personil
yang terlibat langsung dengan sistem ini. Pemeliharaan data harus
selalu dilakukan untuk menjaga keseluruhan sistem baik basis data,
sistem komputerisasi, dan perangkat keras dapat bekerja baik dan
konsisten.
2.2.3.4 KTP di Negara Lain
Contoh pembuatan KTP yang modern pada saat ini telah diterapkan di
Inggris yaitu dengan cara melakukan registrasi dengan menggunakan biometric.
Tetapi bagaimanapun juga pemerintah harus berpikir dengan cermat bagaimana
data biometric tersebut dikumpulkan dan juga dengan harusnya pemerintah
melakukan wawancara kepada masing-masing individu untuk memastikan siapa
mereka, dan hubungannya dengan biometric yang dikumpulkan. Diperlukannya
pemikiran ulang dikarenakan untuk menghindari pembekakan biaya dan
pemborosan waktu. (The Future of Privacy in Law Enforcement; The United
Kingdom’s Experience, September,2004)
41
Dengan adanya KTP di Inggris Pemerintahan Inggris menginginkan
bahwa KTP tersebut berguna untuk memudahkan kontrol imigrasi, mengatasi
terorisme, mengurangi kriminalitas dan meningkatkan pelayanan masyarakat.
(Proceedings of The International Association for Biometrics, September,2004)
Contoh lain adalah dari segi keamanan KTP di Amerika. Setelah
kejadian 11 September konsep dari sistem KTP yang ada lebih diperhatikan lagi.
Secara garis besar didukung oleh orang yang ingin mendapatkan keuntungan dari
segi keuangan ataupun politik dari implementasi sistem KTP tersebut atau oleh
individu–individu yang tidak mengerti rumitnya implikasi seperti perencanaan
sistem. Identifikasi yang unik dan otentik memiliki beberapa tujuan yang
berguna seperti menghindari salahnya identifikasi dan salah tangkap.
Bagaimanapun juga terdapat resiko–resiko yang cukup jelas yang berhubungan
dengan masalah-masalah akan KTP.
Secara khusus, kita harus mencocokkan antara identitas yang terdapat
pada sebuah KTP dengan identitas asli dari individu tersebut. Dengan ID yang
tidak terstruktur ditakutkan adanya masalah pada passport dan SIM (Surat Izin
Mengemudi).
2.2.4 Metode Perancangan
2.2.4.1 State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram (STD) adalah suatu diagram yang
menggambarkan urutan dan variasi layar yang muncul pada saat pengguna
sistem menggunakan terminal tersebut. (Whitten, Bentley dan Dittman, 2001,
p593)
42
State Transition Diagram digambarkan dengan sebuah state yang
berupa komponen sistem yang menunjukkan bagaimana kejadian-kejadian
tersebut dari satu state ke state yang lain.
Komponen-komponen utama dalam State Transition Diagram yang
mewakili sebuah perubahan-perubahan state, yaitu :
a. State
Melambangkan keadaan sebuah objek, baik atribut itu sendiri maupun
hubungan objek tersebut dengan objek lain dari sistem. State ini berfungsi
menggambarkan tampilan pada layar serta menggambarkan tampilan yang
dapat muncul selama dialog berlangsung. State digambarkan dalam bentuk
persegi panjang.
Simbol transisi dalam STD
b. Transition
Melambangkan suatu kejadian yang menyebabkan perubahan state dalam
sistem. Setiap transition merupakan penghubung 2 buah state. Transition
digambarkan dalam bentuk anak panah. Tiap anak panah diberi label
dengan ekspresi aturan. Transition ini berfungsi menampilkan arus dari
kontrol dan memicu suatu peristiwa yang mengakibatkan layar menjadi
aktif serta mengidentifikasi perintah yang terjadi sehingga suatu layar
tampil. Label yang diatas menunjukkan kejadian yang menyebabkan
transisi yang terjadi. Label dibawah menunjukan aksi yang terjadi akibat
dari kejadian tadi.
43
Simbol transisi dalam STD
c. Condition
Adalah suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh
sistem. Misalnya sebuah sinyal, penekanan tombol atau data. Hal ini dapat
menyebabkan perubahan terhadap keadaan.
d. Action
Adalah hal yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state atau
merupakan reaksi terhadap kondisi. Aksi akan menghasilkan keluaran yang
merupakan pesan pada layar, cetakan pada printer ataupun alat keluaran
lainnya.