Upload
duongthuan
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Dalam penyusunan skripsi ini di perlukan teori-teori yang digunakan
untuk mendukung perancangan serta analisis yang telah di lakukan, berikut
ini adalah teori-teori umum yang digunakan untuk menjelaskan dan
mendefinisikan teori-teori yang dipakai dalam pembahasan skripsi ini.
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Gelinas & Dull (2008, p11) sistem adalah seperangkat
elemen yang bersama-sama saling mencapai tujuan tertentu.
Menurut O’Brien (2006, p29) sistem adalah sekelompok
elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi hingga membentuk
satu kesatuan.
Menurut Sawyer dan Williams (2007, p510) sistem merupakan
kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan yang
berinteraksi untuk melakukan suatu tugas guna mencapai suatu tujuan.
Menurut Puspita Dwi Astuti (2013, p143) sistem merupakan
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama - sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
tujuan tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Gelinas & Dull (2008, p17) menyatakan bahwa
informasi merupakan data yang disajikan dalam bentuk yang berguna
untuk aktivitas pengambilan keputusan. Informasi memiliki nilai
untuk pengambilan keputusan karena mengurangi ketidakpastian dan
meningkatkan pengetahuan pada daerah tertentu yang menjadi
perhatian.
Menurtu Sawyer dan Williams (2007, p25) informasi adalah
data yang telah dirangkum atau dimanipulasi dalam bentuk lain untuk
tujuan pengambilan keputusan.
10
Menurut Turban et al.( 2007, p5) informasi adalah data yang
telah diolah sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Turban (2009, p415) sistem informasi adalah sebuah
proses untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis,
dan menyebarkan informasi untuk sebuah tujuan yang spesifik dan
kebanyakan sistem informasi dikomputerisasi.
Menurut Sommerville (2011, p18) sistem informasi adalah
sistem yang tujuan utamanya untuk mengatur dan menyediakan akses
ke database.
Menurut O’Brien (2006, p.5), sistem informasi
adalahpenggabungan yang teratur dari people ( manusia ), hardware (
perangkat keras ), software ( perangkat lunak ), computer networks
(jaringan komputer) dan data communication ( jaringan komunikasi ),
dan database ( basis data ) yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
2.1.4 Pengertian Proses Bisnis
Menurut Rainer (2008, p249), proses bisnis adalah kumpulan
dari langkah yang saling terkait satu sama lain atau prosedur yang
dibuat untuk menghasilkan hasil yang spesifik.
Menurut Laudon (2008, p42), proses bisnis adalah aliran dari
material, informasi dan pengetahuan-kumpulan dari aktivitas. Proses
bisnis juga merujuk pada cara yang unik pada organisasi dalam
mengkoordinasikan pekerjaan, informasi dan pengetahuan dan juga
merupakan cara yang dipilih oleh manajemen untuk mengkoordinasi
pekerjaannya.
2.1.5 Pengertian Data
Menurut Hoffer, Prescott, & Topi (2009, p46), data
merupakan sejumlah event dan objek yang mempunyai arti yang
penting bagi pengguna.
11
Menurut O'Brien & Marakas (2008, p32), data merupakan
fakta atau penelitian mengenai kejadian atau data transaksi
bisnis.Lebih khususnya lagi, data merupakan pengukuran objektif dari
sebuah atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat, benda
ataupun kejadian.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa data
merupakan suatu fakta, angka, kata, gambar ataupun suara yang belum
diolah, kemudian data tersebut akan dimasukkan, disimpan dan
diproses oleh sistem.
2.1.6 Database
Menurut Connoly & Begg (2010, p65), database adalah
kumpulan bersama tentang relasi data logis dan penggambarannya,
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam sebuah
organisasi. Database merupakan tempat penyimpanan besar tunggal
yang dapat digunakan oleh berbagai pengguna atau departemen secara
bersamaan.Database merupakan suatu komponen penting yang tidak
dimiliki dengan sendirinya tapi merupakan sebuah sumber daya yang
terbagi dalam perusahaan.Database tidak hanya berisi data
operasional organisasi tetapi juga penggambaran data yang disebut
metadata.
Jadi, dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa database merupakan sebuah tempat penyimpanan data dalam
jumlah besar dimana dapat digunakan oleh berbagai pengguna atau
departemen secara bersamaan yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan sebuah organisasi.
2.1.7 Database Management System (DBMS)
Menurut Conolly & Begg (2010, p66), Database Management
System (DBMS) adalah suatu sistem software yang memungkinkan
user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengatur akses
ke database. Sedangkan menurut Margono (2008) lebih spesifik
mengatakan bahwa, DBMS adalah merupakan suatu sistem software
12
yang memungkinkan seorang user dapat mendefinisikan, membuat,
dan memelihara serta menyediakan akses terkontrol.
Sedangkan menurut Zhipeng Wang (2012, p37), DBMS
merupakan sebuah perangkat spesifikasi formal dan verifikasi model
keamanan pada operasi database. Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa DBMS adalah sebuah sistem perangkat
lunak yang digunakan untuk menambahkan, menghapus, mengakses,
dan mengatur akses ke database.
DBMS berinteraksi dengan program aplikasi user dan
database. Menurut Conolly & Begg (2010, p66), DBMS menyediakan
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Memungkinkan user untuk mendefinisikan basis data, biasanya dari
Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk
membedakan tipe dan struktur data, dan batasan data yang akan
disimpan dalam basis data.
2. Memungkinkan user untuk menyisipkan, meng-update, menghapus
dan menerima data dari basis data, biasanya dari Data Manipulation
Language (DML).
3. Menyediakan kontrol akses ke basis data dengan menyediakan :
a. Sistem keamanan yang mencengah akses ilegal ke dalam basis
data.
b. Sistem integrasi yang memelihara arah akurasi data.
c. Sistem pembagian hak akses ke basis data.
d. Sistem pengendalian untuk memulihkan basis data ke keadaan
sebelumnya, yang dikarenakan oleh kegagalan software atau
hardware.
e. Katalog pengaksesan user yang berisi penjelasan data.
2.1.7.1 Komponen DBMS
Menurut Conolly & Begg (2010, p67), DBMS
memiliki lima komponen yang penting, yaitu:
13
a. Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras
dalam menjalankannya. Perangkat keras dapat mencakup
komputer pribadi, sebuah mainframe, dan sebuah jaringan
komputer. Perangkat keras yang dipakai tergantung pada
kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa
DBMS yang berjalan pada perangkat keras atau sistem operasi
tertentu, sementara DBMS yang lain dapat berjalan pada
beragam perangkat keras atau sistem operasi.
b. Software
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat
lunak DBMS dan program aplikasi beserta sistem operasi,
termasuk jaringan perangkat lunak jika DBMS digunakan
melalui jaringan.
c. Data
Data merupakan komponen terpenting dalam DBMS
khususnya sudut pandang dari end-user mengenai data,
dimana data berfungsi sebagai jembatan antara komponen
mesin dengan komponen manusia.
d. Procedures
Prosedur merupakan panduan dan aturan dalam
membuat dan menggunakan basis data. Prosedur didalam basis
data dapat berupa: login ke dalam basis data, penggunaan
fasilitas DBMS atau aplikasi program, cara menjalankan dan
menghentikan DBMS, membuat back-up database, menangani
kerusakan hardware atau software, mengubah struktur table,
mengumpulkan basis data dari beberapa disk, meningkatkan
kinerja atau membuat arsip data pada secondary storage.
e. People
Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan
sistem tersebut. Empat tipe manusia yang berpartisipasi dalam
lingkungan basis data adalah pengelola basis data, desainer
basis data, pengembang aplikasi, dan pengguna akhir.
14
2.1.7.2 Fungsi DBMS
Menurut Connoly & Begg (2010, p.99), fungsi DBMS
adalah sebagai berikut :
• Penyimpanan, pengambilan dan pembaharuan data.
Dalam menyediakan fungsi ini DBMS harus
menyembunyikan detil implementasi fisikal
internal seperti organisasi file dan struktur
penyimpanan dari pengguna.
• Katalog User-Accesible
Menurut Connoly & Begg (2010, p100) katalog
sistem merupakan tempat penyimpanan informasi
yang menjelaskan data dalam database, yaitu
metadata atau data tentang data.
• Mendukung Transaksi
DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan
memastikan bahwa semua kegiatan “update” yang
dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan
atau tidak ada kegiatan “update” yang dibuat bagi
transaksi tersebut. Transaksi merupakan sederetan
tindakan yang dilakukan oleh pengguna tunggal
atau program aplikasi yang mengakses atau
mengubah isi database.
• Layanan Kendali Konkurensi
DBMS harus memastikan bahwa database
diperbaharui dengan benar ketika banyak pengguna
memperbaharui database secara bersamaan.
• Layanan Perbaikan
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme
untuk memperbaiki database disaat database
mengalami kerusakan dalam berbagai cara.
• Layanan Authorisasi
DBMS harus memastikan bahwa hanya pengguna
yang berotoritas yang dapat mengakses database.
15
Hal ini untuk mencegah data yang tersimpan tak
terlihat oleh semua pengguna dan melindungi
database dari akses yang tidak memiliki otoritas.
• Mendukung Komunikasi Data
DBMS harus mampu diintegrasikan dengan
software komunikasi. Kebanyakan pengguna
mengakses database dari workstation. Kadang
workstation tersebut terhubung secara langsung ke
komputer DBMS. Dalam kasus yang lain,
workstation berada pada lokasi yang jauh dan
berkomunikasi dengan komputer DBMS melalui
jaringan. Dalam hal ini DBMS menerima
permintaan sebagai pesan komunikasi dan
menanggapi dengan cara yang sama. Semua
pengiriman ini ditangani oleh Data
Communication Manager.
• Layanan Integritas
DBMS harus memastikan bahwa data di dalam
database dan perubahan pada data mengikuti
aturan tertentu. Integritas database dapat mengacu
pada kebenaran dan konsistensi data yang
disimpan. Integritas berhubungan dengan kualitas
data yang disimpan.
• Layanan Peningkatan Keterbebasan Data
DBMS harus memasukkan sebuah fasilitas untuk
mendukung keterbebasan program dari struktur
database yang sebenarnya. Data independence
biasanya dicapai melalui sebuah view atau
mekanisme subskema. Physical atau independence
lebih mudah untuk dicapai karena terdapat
beberapa jenis perubahan yang dapat dibuat untuk
karakteristik fisikal dari database tanpa
16
mempengaruhi view. Bagaimanapun data
independence logikal yang lengkap lebih susah
untuk dicapai.
• Layanan Utilitas
Program utilitas membantu DBA mengelola
database secara efektif. Beberapa utilitas bekerja
pada tingkat eksternal dan konsekuensinya dapat
dibuat oleh DBA, yang lainnya bekerja pada
tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan
vendor DBMS.
2.1.7.3 Keuntungan DBMS
Menurut Conolly & Begg (2010, p68),
Keuntungan DBMS adalah sebagai berikut:
• Kontrol atas redudansi data.
• Konsistensi data.
• Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih
banyak.
• Data dapat dibagikan.
• Meningkatkan integrasi data.
• Meningkatkan keamanan data.
• Penetapan standarisasi pelaksanaan.
• Skala ekonomi.
• Keseimbangan dari kebutuhan yang saling
bertentangan.
• Meningkatkan aksesbilitas respon data.
• Meningkatkan produktivitas.
• Meningkatkan concurrency.
• Meningkatkan layanan back-up dan recovery.
2.1.8 Arsitektur ANSI-SPARC
Menurut Connolly dan Begg (2010, p86), arsitektur ANSI-
SPARC three-level dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
17
Gambar 2.1 Arsitektur ANSI-SPARC Three-level
a. Level Eksternal
Level Eksternal terdiri dari sejumlah view database
untuk pengguna, dimana masing-masing pengguna hanya akan
menangani satu bagian view saja. Setiap pengguna memiliki
view yang ditunjukan dalam bentuk yang mudah dimengerti
oleh pengguna. View eksternal hanya terbatas pada entitas,
atribut, dan hubungan antar entitas lain yang tidak tampil pada
view tetap berada dalam database,tapi pengguna mungkin
tidak menyadarinya.
b. Level Konseptual
Viewkonseptual menjelaskan data apa saja yang
disimpan dalam database dan hubungan antar data. Level ini
berisi struktur logical yang ada di dalam database seperti yang
terlihat oleh DBA. Level konseptual menunjukkan :
• Seluruh entitas, atribut, dan hubungannya
• Data constraint
• Informasi semantik tentang data
• Keamanan dan integritas informasi
18
c. Level Internal
Level ini menjelaskan bagaimana data disimpan dalam
database. Level internal merepresentasikan keseluruhan
database secara fisik. Level Internal meliputi implementasi
database untuk mengoptimalkan kinerja dan penyimpanan
dalam database. Ini meliputi struktur data dan file organisasi
yang digunakan untuk menyimpan data dalam storage device.
Level internal berfokus pada:
• Ruang penyimpanan untuk data dan indeks
• Catatan deskripsi untuk penyimpanan
• Catatan penempatan data
• Teknik enkripsi data
Dengan kata lain level ini berkaitan dengan struktur penyimpanan/database
yang tersimpan yang menerangkan tempat pada penyimpanan data pada
internal view, dan definisi struktur penyimpanan pada skema internal yang
menerangkan hubungannya dengan cara pengaksesan data yang disimpan.
Tujuan dari arsitektur three-level adalah untuk menyediakan data independence
yang berarti bahwa level yang lebih tinggi tidak terpengaruh oleh perubahan
pada level yang lebih rendah.
2.1.9 Database Application Lifecycle
Menurut Connolly & Begg (2010, p313), untuk merancang
aplikasi sistem basis data diperlukan tahapan-tahapan yang dinamakan
dengan siklus hidup aplikasi basis data.
19
Gambar 2.2 Database Lifecycle (DBLC)
(Sumber: Connoly & Begg 2010, p314)
2.1.9.1 Database Planning
Menurut Connoly & Begg (2010, p313), Database
Planning merupakan aktifitas-aktifitas manajerial yang
mengizinkan tahapan-tahapan dalam pembuatan database
agar dapat terealisasi seefisien dan seefektif mungkin..
Database Planningharus terintegrasi dengan seluruh IS
Strategy pada perusahaan.
1.
20
2.1.9.2 System Definition
Menurut Connoly & Begg (2010, p333), System
Definition menjelaskan ruang lingkup serta batasan-batasan
dari sistem database dan user views secara umum.
2.1.9.3 Metodologi Perancangan Basis Data
Menurut Connolly & Begg (2010, p466), metodologi
perancangan basis data adalah suatu pendekatan terstruktur
yang menggunakan prosedur, teknik, alat-alat dan bantuan
dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses
perancangan. Menurut Connoll & Begg (2010, p467) proses
perancangan terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Perancangan Basis Data Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun
suatu model informasi yang digunakan suatu perusahaan yang
berdiri sendiri terhadap semua pertimbangan fisikal.
2. Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah proses membangun
model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan
berdasarkan pada spesifik data model, tetapi berdiri sendiri
terhadap semua fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisikal
lainnya.
3. Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan
satu deskripsi mengenai implementasi basis data pada media
penyimpanan sekunder; dia menggambarkan dasar relasi, file
organisasi dan indeks-indeks yang digunakan untuk mencapai
efisiensi akses terhadap data, dan semua integritas constraint
dan pengukuran keamanan.
2.1.9.4 Seleksi DBMS
Menurut Connolly & Begg (2010, p325), pengertian
seleksi DBMS adalah menyeleksi DBMS yang tepat untuk
21
mendukung aplikasi basis data. Seleksi DBMS dilakukan
antara tahapan perancangan database logikal dan perancangan
database fisikal. Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan
kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, membuat
keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBMS,
piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang
berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai.
2.1.9.5 Application Design
Menurut Connoly & Begg (2010, p329), Application
Design adalah rancangan dari user interface dan program
aplikasi yang menggunakan dan memproses database. Sebuah
aplikasi program harus bias menangani kegiatan yang
berhubungan dengan transaksi perusahaan. Transaction
merupakan sebuah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
dihasilkan oleh pengguna tunggal maupun program aplikasi
yang mengakses atau melakukan perubahan atas konten dari
database.
2.1.9.6 Requirement Collection and Analysis
Menurut Connoly & Begg (2010, p317), Requirement
Collection and Analysis adalah proses pengumpulan dan
penganalisaan informasi mengenai bagian dari perusahaan
yang menbutuhkan dukungan sistem database, dan
mengunakan informasi ini untuk menidentifikasi kebutuhan
dari sistem yang baru. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
menggunakan teknik fact finding.
22
2.1.9.7 Prototyping
Menurut Connoly & Begg (2010, p333), Prototyping
adalah proses pembuatan model yang dapat digunakan dari
sistem database yang direncanakan, proses prototyping
dilakukan agar pengguna dapat mengidentifikasi kebutuhan
akhir dari sistem database yang kurang.
2.1.9.8 Implementation
Menurut Connoly & Begg (2010, p334), Implementasi
merupakan realisasi fisik dari perancangan database serta
aplikasi pada perusahaan.
2.1.9.9 Data Conversion and Loading
MenurutConnoly & Begg (2010, p334), Data
Conversion and Loading merupakan kegiatan pemindahan
data yang sudah ada ke dalam database dan melakukan
prubahan dari aplikasi yang sudah ada agar dapat berjalan
pada database yang baru.
2.1.9.10 Testing
Menurut Connoly & Begg (2010, p335), Testing
adalah proses untuk menjalankan sistem database dengan
tujuan untuk mencari kesalahan yang mugkin ada dala aplikasi
maupun sistem database yang baru agar dapat berjalan dengan
baik.
Pengguna-pengguna suatu sistem yang baru seharusnya
dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang ideal untuk
pengujian suatu sistem adalah dengan menguji basis data pada
sistem hardware yang berbeda, tetapi sering kali ini tidak
tersedia. Jika data sesungguhnya digunakan, sangat penting
sekali untuk memiliki backup untuk menangkap kesalahan
yang terjadi Setelah pengujian selesai, system aplikasi siap
digunakan dan diserahkan ke pemakai.
23
2.1.9.11 Operasional dan Pemeliharaan
Menurut Connoly & Begg (2010, p335), pengertian
operasional dan pemeliharaan adalah proses memonitor dan
memelihara sistem yang telah di-install.
2.1.10 Fact Finding Technique
Menurut Connoly & Begg(2010, p341), Fact Finding
Technique adalah proses formal dalam penggunaan teknik seperti
wawancara dan kuesioner untuk mengumpulkan fakta-fakta mengenai
sistem, kebutuhan dan pengaturan. Pengembang database pada
umumya menggunakan beberapa Fact Finding Technique dalam
sebuah proyek database. Berikut lima teknik yang biasa digunakan:
• Examining Documentation
Examining Documentation dapat dilakukan dengan memeriksa
dokumen, formulir, laporan dan berkas-berkas yang
berhubungan dengan sistem. Pengembang dapat dengan cepat
memperoleh pengetahuan akan sistem.
• Interviewing
Interviewing adalah metode yang paling sering digunakan dan
umumnya merupakan teknik yang paling berguna. Ada dua
tipe interview yang dapat dilakukan, yaitu Unstructured
Interviews yang dilakukan hanya dengan berdasarkan oleh
tujuan umum yang ingin dikemukakan. Yang kedua adalah
Structured Interviews yaitu wawancara dengan sekumpulan
pertanyaan yang spesifik untuk diajukan ke narasumber.
• Observing the Enterprise in Operation
Observing merupakan teknik yang paling efisien dalam
memahami sebuah sistem. Dengan teknik ini, memungkinkan
untuk berpartisipasi atau memantau seseorang dalam
melakukan sebuah pekerjaan dalam tujuan memperlajari
sistem.
• Research
Research dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap
24
aplikasi dan masalah yang muncul dengan cara mencari
informasi dari buku-buku referensi, jurnal, maupun melalui
internet.
• Questionaires
Kuesioner merupakan dokumen yang memiliki tujuan khusus
yang memungkinkan fakta dikumpulkan dari responden dalam
jumlah besar. Ada dua jenis pertanyaan yang dapat ditanyakan
dalam kuesioner, yaitu free format questions dan fixed format
questions. Free format questions mengedepankan kebebasan
responden dalam menjawab pertanyaan. Fixed format
questions menginginkan jawaban yang sudah diarahkan
sebelumnya sehingga responden hanya menjawab dengan
memilih jawaban yang paling sesuai dari beberapa jawaban
yang telah disediakan.
2.1.11 Database Language
2.1.11.1 Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly & Begg (2010, p92), pengertian Data
Definition Language adalah suatu bahasa yang
memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau
pengguna untuk mendeskripsikan dan memberi nama
suatu entitas, atribut dan relasi data yang dibutuhkan untuk
aplikasi, bersama dengan integritas data yang
diasosiasikan dan batasan (constraint) keamanan data.
Perintah dalam bahasa tersebut secara umum antara lain:
1. CREATE, digunakan untuk membuat suatu objek basis
data yang baru.
2. ALTER, digunakan untuk mengubah atribut-atribut
dari objekbasis data yang sudah terdapat pada basis
data.
3. DROP, digunakan untuk menghapus objek tertentu.
2.1.11.2 Data Manipulation Language (DML)
25
Menurut Connolly & Begg (2010, p92), pengertian Data
Manipulation Language adalah suatu bahasa yang
menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung
manipulasi data yang berada pada basis data.
Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya
meliputi:
1. Penambahan data baru ke dalam basis data.
2. Modifikasi data yang disimpan ke dalam basis data.
3. Pengembalian data yang terdapat di dalam basis data.
4. Penghapusan data dari basis data.
DML dibagi menjadi 2 jenis yaitu Procedural dan Non-
procedural. Menurut Connolly dan Begg (2010, p92),
pengertian Procedural DML adalah suatu bahasa yang
memperbolehkan pengguna untuk mendeskripsikan ke
sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana
mendapatkan data tersebut secara tepat, sedangkan Non-
procedural DML adalah sebuah bahasa yang mengizinkan
pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan
tanpa memperhatikan bagaimana data diperoleh.
• Perintah-perintah dalam DML antara lain:
1. SELECT, digunakan untuk melakukan query.
2. INSERT, digunakan untuk memasukan data ke
tabel.
3. UPDATE, digunakan untuk memperbaharui data
pada tabel.
4. DELETE, digunakan untuk menghapus data dari
tabel.
5. FROM, digunakan untuk menentukan tabel
yang ingin digunakanselama proses
pengeksekusian query.
6. WHERE, digunakan untuk melakukan filtrasi
data pada tableyang dilakukan query berdasarkan
kondisi tertentu.
26
• Fungsi-fungsi agregat yang dimiliki SQL antara lain:
1. COUNT, digunakan untuk menghitung jumlah
record 1 row yang berhasil diambil dalam suatu
proses query.
2. SUM, digunakan untuk menghitung jumlah nilai
keseluruhan dalam suatu kolom.
3. AVG, digunakan untuk menghitung nilai rata-
rata dalam suatu kolom.
4. MIN, digunakan untuk menampilkan nilai
terkecil dalam suatu kolom.
5. MAX, digunakan untuk menampilkan nilai
terbesar dalam suatu kolom.
• Kontrol akses digunakan untuk memberi/mencabut hak
akses dari/untuk pengguna basis data. Perintah dalam
kontrol akses:
1. GRANT, digunakan untuk memberikan hak
akses kepada pengguna basis data.
2. REVOKE, digunakan untuk mencabut hak akses
kepada pengguna basis data.
2.1.12 SQL Server
SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data
relasional yang biasa dengan RDBMS (Relational Database
Management System). SQL Server menangani hubungan antara client
dengan server yang berupa pengolahan basis data relasional dengan
menggunakan Transact-SQL (T-SQL) sebagai bahasa untuk mengirim
permintaan/perintah antara client dan server.
Server adalah suatu objek yang berfungsi untuk menyediakan
Service terhadap data yang ada, misalnya: analisa, pencarian dan
update data. Client adalah suatu bentuk objek dalam bentuk program
yang memiliki User Interface untuk berkomunikasi atau mengakses
data dari server.
Untuk mengakses SQL Server yang berfungsi sebagai Server
Database maka terdapat 4 metode akses yang umum digunakan, yaitu:
27
• ADO (ActiveX Data Objects)
• ODBC (Open Database Connectivity)
• OLEDB (Object Linking and Embedding Database)
• JDBC (Java Database Connectivity)
2.1.13 Pengertian Normalisasi
Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam perancangan
logikal sebuah basis data, teknik pengelompokkan atribut dari suatu
relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa
redundansi).Menurut Connolly &Begg (2010, p416), pengertian
normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan sejumlah relasi table
dengan properties yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data dari
perusahaan.
Dengan kata lain normalisasi merupakan proses mengubah suatu
relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua relasi atau lebih
yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud itu
sering disebut dengan istilah anomali.
• Data Redundancy and Update Anomaly
Anomali adalah efek samping yang tidak diharapkan
(misalnya menyebabkan inconsistency (tidak konsisten) data
atau membuat suatu data menjadi hilang saat data lain dihapus)
yang muncul dalam suatu proses perancangan basis data. Suatu
tujuan desain database relational yang utama adalah
menggolongkan atribut ke dalam hubungan-hubungan untuk
memperkecil data redundancy dan dengan demikian
mengurangi tempat penyimpanan file yang diperlukan oleh
hubungan-hubungan dasar yang diimplementasikan.
Hubungan-hubungan yang memiliki data redundan mungkin
memiliki masalah yang disebut update anomalies, yang
diklasifikasikan sebagai insertion, deletion, atau modification
anomalies.
• Functional Dependency
28
Functional Dependency (ketergantungan fungsional)
menguraikan hubungan antara atribut-atribut dalam sebuah
relasi. Sebagai contoh, jika A dan B adalah relasi R, B adalah
secara fungsional bergantung kepada A (A−>B), jika setiap
nilai dari A diasosiasikan dengan tepat satu nilai dari B. (A
dan B masing- masing boleh dari satu atau lebih atribut).
• Bentuk Normal
Normalisasi sering dieksekusi sebagai langkah-langkah
yang berangkai/berseri. Bentuk normal adalah suatu aturan
yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus
dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada tingkatan normalisasi.
Suatu relasi dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu
jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu.
Beberapa tingkatan yang biasa digunakan pada
normalisasi adalah:
1. UNF
Sebelum membahas bentuk normal yang pertama, kita
mendefinisikan normal form awal yaitu Unnormalized
Form (UNF). UNF adalah sebuah tabel yang berisi
satu atau lebih kelompok data yang berulang.
2. Bentuk normal pertama (1NF)
Bentuk normal pertama adalah hubungan dimana
persimpangan dari setiap baris dan kolom berisi satu
dan hanya satu nilai. Atau dengan kata lain, pada 1NF
kita menghilangkan repetisi dan data yang merupakan
hasil kalkulasi.
3. Bentuk normal kedua (2NF)
Bentuk normal kedua didefinisikan berdasarkan
ketergantungan fungsional penuh (Full Functional
Dependency). Full Functional Dependency menandai
bahwa jika A dan B adalah atribut dari sebuah relasi,
29
B adalah penuh secara fungsional tergantung pada A
jika B adalah secara fungsional tergantung pada A,
tetapitidak pada semua subset dari A.
Sedangkan 2NF adalah sebuah relasi antara bentuk
normal pertama, dan setiap atribut bukan primary key
adalah penuh secara fungsional bergantung pada
primary key. Atau dengan kata lain, pada 2NF kita
menghilangkan ketergantungan partial.
4. Bentuk normal ketiga (3NF)
Bentuk normal ketiga didefinisikan berdasarkan
ketergantungan transitif (Transitive Dependency).
Transitive dependency adalah sebuah kondisi dimana
A, B dan C adalah atribut-atribut dari relasi seperti
jika A−>B dan B−>C, maka C secara transitif
bergantung pada A melalui B (dengan ketentuan
bahwa A tidak secara fungsional bergantung pada B
atau C). Sedangkan 3NF adalah sebuah relasi antara
bentuk dan bentuk kedua dan dimana tidak ada atribut
yang bukan primary key secara transitif bergantung
pada primary key.
5. Bentuk normal Boyce-Codd(BCNF)
Menurut Connoly dan Begg (2010, p398), suatu
relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce-Codd
jika dan hanya jika semua penentu(determinan) adalah
candidate key. BCNF merupakan bentuk normal
sebagai perbaikan terhadap 3NF karena bentuk
normal ketiga berkemungkinan masih memiliki
anomali sehingga perlu dinormalisasi lebih jauh.
Suatu relasi yang memenuhi BCNF selalu memenuhi
3NF, tetapi tidak untuk sebaliknya.
Bentuk normal pertama hingga ketiga merupakan
bentuk normal yang umum dipakai. Artinya, bahwa
30
pada kebanyakan relasi bila ketiga bentuk normal
tersebut telah dipenuhi maka persoalan anomali tidak
akan muncul lagi. Bentuk normal Boyce-Codd
merupakan revisi terhadap bentuk normal ketiga.
Bentuk normal keempat (4NF) dan kelima (5NF)
hanya dipakai pada kasus-kasus khusus, yakni pada
relasi yang mengandung banyak ketergantungan nilai.
2.1.14 Entity Relationship Modelling
Menurut Connoly & Begg (2010, p371), salah satu aspek yang
sulit dalam perancangan database adalah kenyataan bahwa perancang,
programmerdan pemakai akhir cenderung melihat data dengan cara
yang berbeda. Untuk memastikan pemahaman secara alamiah dari
data dan bagaimana data digunakan oleh perusahaan dibutuhkan
sebuah bentuk komunikasi yang non-teknis dan bebas dari
kebingungan.
2.1.15 Entity Type
Menurut (Hoffer, Prescott, & Topi, 2009, hal. 49), Entity
adalah orang, tempat, objek, peristiwa atau konsep yang terdapat pada
lingkungan pengguna dimana penyusunan data disesuaikan seperti yang
diinginkan.
Menurut Connoly & Begg (2010, p372), Entity Type adalah
kumpulan objek-objek yang berproperti sama, dimana properti
tersebut diidentifikasikan memiliki keberadaan yang bebas.
31
Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Tipe entity
(Sumber : Connoly, 2010, p374)
Tipe entitas antara lain:
1) Tipe entitas kuat
Sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung dengan
entitas lain.
2) Tipe entitas lemah
Sebuah tipe entitas yang keberadaannya bergantung dengan entitas
lain.
2.1.16 Attribute
Menurut Connoly dan Begg (2010, p379), atribut adalah sifat
dari sebuah entity atau sebuah tipe relationship. Atribut menyimpan
nilai dari setiap entity occurrence dan mewakili bagian utama dari
data yang disimpan dalam basis data.
Macam-macam atribut:
1. Simple Attribute yaitu atribut yang terdiri dari suatu komponen
tunggal dengan keberadaan yang independent dan tidak dapat
dibagi menjadi lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama
atomic attribute.
2. Composite attribute yaitu atribut yang terdiri dari beberapa
komponen, dimana masing-masing komponen memiliki
keberadaan yang independen. Misalkan atribut address dapat
terdiri dari street, city, postcode.
3. Single-Valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai
32
tunggal untuk setiap kejadian. Misalnya entitas Branch
memiliki satu nilai untuk atribut BranchNo pada setiap
kejadian.
4. Multi-valued attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa
nilai untuk setiap kejadian. Misalkan 1 karyawan memiliki
lebih dari 1 no.telp.
5. Derived-attribute yaitu atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak
harus berasal dari satu entitas.
2.1.17 Relationship Type
Menurut Connoly dan Begg (2010, p376), Relationship Type
adalah sekumpulan hubungan antara satu atau lebih tipe-tipe entity.
Derajat dari relationship adalah jumlah dari partisipasi (participating)
tipe entity dalam sebuah tipe relationship tertentu. Sebuah
relationship berderajat dua disebut binary; relationship berderajat tiga
disebut sebagai ternary; dan relationship berderajat empat disebut
sebagai quarternar.
Relationship digambarkan dengan sebuah garis yang
menghubungkan entity yang saling berhubungan. Garis tersebut diberi
nama sesuai dengan nama hubungannya dan diberi tanda panah satu
arah disamping nama hubungannya.
G
a
G
a
m
b
ar 2.4 Representasi Diagram dari Relationship
(Sumber : Connoly, 2010, p376)
33
1) Recursive
Merupakan sebuah tipe relasi dimana entitas yang sama ikut serta
lebih dari satu kali pada peran yang berbeda
2) Binary
Merupakan sebuah hubungan yang mempunyai derajat dua.
Gambar 2.4. Hubungan Binary
3) Ternary
Merupakan hubungan yang mempunyai derajat tiga.
Gambar 2.5. Hubungan Ternary
4) Quartenary
Merupakan hubungan yang mempunyai derajat empat.
34
Gambar 2.6. Hubungan Quartenary
2.1.18 Pengertian Problem Solving
Menurut Raymond McLeod (1996: 200) istilah pemecahan
masalah mengingatkan pada perbaikan hal-hal yang salah. Masalah
sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan
kerugian atau keuntungan yang luar biasa. Pemecahan masalah berarti
tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat
buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Dalam
memecahkan masalah seorang pimpinan akan membuat banyak
keputusan.
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1 Pengertian Penjualan
Menurut Kotler (2006, p470), proses penjualan adalah
langkah-langkah yang dilakukan oleh bagian penjualan dalam
penjualan dimana meliputi prosepecting dan standarlisasi,
preapproach, approach, presentasi dan demostrasi, mengenai keluhan,
closing danfollow-up.
Menurut Monk dan Brett (2009,p6), bahwa fungsi dari
penjualan dan pemasaran adalah mengembangkan produk
menentukan harga, mempromosikan produk kepada pelanggan dan
melayani pemesanan oleh pelanggan.
Sistem penjualan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk
mencatat sampai membuat kalkulasi tentang penjualan barang
dagangan ke pelanggan baik secara kredit maupun tunai.
2.2.2 Pembelian
Menurut Assauri (2008, p223), pembelian merupakan salah
satu fungsi penting dalam suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani
tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-
35
bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang
sesuai dengan harga yang berlaku.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan pembelian adalah
proses membeli barang atau jasa lalu kita membayar barang atau jasa.
2.2.3 Persediaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2004, p281-285), persediaan
dibagi kedalam tiga bentuk utama dari persediaan perusahaan, yaitu :
1. Persediaan barang mentah (raw material inventory)
Persediaan barang mentah(Raw Material) adalah
persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dari perusahaan.
Dalam beberapa hal dimana perusahaan industri memproduksi
barang-barang yang sangat kompleks, maka persediaan barang
mentah mungkin terdiri dari barang-barang setengah jadi
ataupun barang jadi yang sudah diproses oleh perusahaan lain,
misalnya perusahaan mobil akan membeli ban atau radio yang
merupakan kelengkapan dari mobil yang diproduksinya dari
perusahaan lain. Setiap perusahaan industri/manufaktur harus
mempunyai persediaan bahan dalam bentuk apapun karena hal
tersebut mutlak diperlukan dalam produksi yang dilakukan.
Adapun jumlah bahan mentah yang harus dipertahankan oleh
perusahaan akan sangat tergantung pada:
a. Lead time (waktu yang dibutuhkan sejak saat
pemesanan sampai bahan diterima)
b. Jumlah pemakaian
c. Jumlah investasi dalam persediaan
d. Karakteristik fisik dari bahan mentah yang dibutuhkan.
Faktor kelancaran lead time perlu dipertimbangkan
dengan sebaik-baiknya mengingat adanya tenggang waktu
antara saat pemesanan dengan saat penerimaan barang. Dengan
kata lain perusahaan perlu menetapkan suatu jumlah minimum
36
pada saat pemesanan bahan sehingga pada saat bahan tersebut
diterima jumlah persediaan masih berada pada titik yang
memungkinkan perusahaan berproduksi secara normal.
Frekuensi atau jumlah pemakaian bahan mentah juga
mempengaruhi tingkat persediaan. Semakin sering atau
semakin banyak suatu bahan digunakan dalam proses produksi
maka akan semakin besar jumlah persediaan bahan yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Jumlah investasi yang dibutuhkan
dalam persediaan akan sangat mempengaruhi tingkat
persediaan perusahaan.
Faktor lain juga mempengaruhi tingkat persediaan
bahan mentah adalah karakteristik fisik dari bahan mentah itu
sendiri, seperti besar kecilnya ukuran bahan mentah atau bahan
tersebut mudah rusak atau tidak.
Keempat faktor tersebut di atas perlu diperhatikan
secara baik dan dipertimbangkan dengan seksama dalam
menentukan jumlah persdiaan bahan mentah yang harus
dipertahankan dalam perusahaan. Kebutuhan masing-masing
bahan mentah dalam proses produksi haruslah dapat dipenuhi,
namun pada saat yang sama harus dipertimbangkan faktor
biaya, sehingga jumlah modal yang di investasikan dalam
persediaan bahan mentah tidak terlalu tinggi.
2. Persediaan barang dalam proses/barang setengah jadi
(work in process/goods in process inventory)
Persediaan barang dalam proses (work in process)
adalah persediaan barang yang terdiri dari keseluruhan barang-
barang yang digunakan dalam proses produksi tetapi masih
membutuhkan proses lebih lanjut untuk menjadi barang yang
siap untuk dijual (barang jadi). Tingkat penyelesaian suatu
barang dalam proses sangat tergantung pada panjang serta
kompleknya proses produksi yang dilaksanakan. Dengan kata
lain, semakin panjang “production cycle”, semakin besar
jumlah persediaan barang dalam proses.
37
Besarnya persediaan barang dalam proses ini akan
menyebabkan semakin besar biaya-biaya persediaan karena
modal yang terikat didalam persediaan tersebut semakin besar.
Persediaan barang dalam proses merupakan jenis persediaan
yang paling tidak likuid karena akan cukup sulit bagi
perusahaan untuk dapat menjual barang-barang yang masih
dalam bentuk setangah jadi.
Karakteristik lainnya adalah bahwa barang dalam
proses merupakan suatu bentuk “peningkatan nilai”. Karena
dengan adanya proses transformasi dari bahan mentah menjadi
bahan jadi, melalui proses produksi, dibutuhkan adanya biaya
tamabahan tenaga kerja, bahan mentah lain dan bahan
pembantu serta biaya overhead.
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Persediaan barang jadi (finished goods) adalah
merupakan persediaan barang-barang yang telah selesai
diproses oleh perusahaan tetapi masih belum dijual.
Perusahaan-perusahaan industri yang beroperasi berdasarkan
pesanan mempunyai persediaan barang jadi yang relatif kecil.
Sedangkan dalam industri manufaktur, barang-barang yang
diproduksikan berdasarkan antisipasi terhadap volume
penjualan sehingga persediaan barang jadi sangat ditemukan
oleh ramalan-ramalan penjualan, proses produksi, serta jumlah
investasi dalam persediaan barang jadi tersebut.
Skedul produksi diarahkan untuk menyediakan barang
jadi yang dapat memenuhi forecasting atau ramalan penjualan
yang disampaikan bagian pemasaran. Skedul produksi yang
diatur sedemikian rupa sehingga cukup untuk menutup
estimasi-estimasi permintaan terhadap produk perusahaan
tanpa adanya kelebihan persediaan yang terlalu besar akan
meminimalkan biaya-biaya operasi perusahaan.
Usaha-usaha untuk mengoptimalkan persediaan barang
jadi akandapat tercapai apabila perusahaan dapat membuat
38
estimasi penjualan yang realistis serta skedul produksi yang
baik.
Aktivitas perusahaan manufaktur meliputi kegiatan
proses produksi yang mengubah bahan baku mentah menjadi
bahan jadi, dimana proses produksi merupakan kegiatan yang
menambah nilai guna suatu barang. Sehingga seluruh barang
yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan
untuk dijual kembali pada proses produksi merupakan
persediaan barang. Dan penelitian ini menggunakan jenis
persediaan barang jadi.