30
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penyusunan skripsi ini di perlukan teori-teori yang digunakan untuk mendukung perancangan serta analisis yang telah di lakukan, berikut ini adalah teori-teori umum yang digunakan untuk menjelaskan dan mendefinisikan teori-teori yang dipakai dalam pembahasan skripsi ini. 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Gelinas & Dull (2008, p11) sistem adalah seperangkat elemen yang bersama-sama saling mencapai tujuan tertentu. Menurut O’Brien (2006, p29) sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. Menurut Sawyer dan Williams (2007, p510) sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu tugas guna mencapai suatu tujuan. Menurut Puspita Dwi Astuti (2013, p143) sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama - sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu. 2.1.2 Pengertian Informasi Menurut Gelinas & Dull (2008, p17) menyatakan bahwa informasi merupakan data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk aktivitas pengambilan keputusan. Informasi memiliki nilai untuk pengambilan keputusan karena mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan pengetahuan pada daerah tertentu yang menjadi perhatian. Menurtu Sawyer dan Williams (2007, p25) informasi adalah data yang telah dirangkum atau dimanipulasi dalam bentuk lain untuk tujuan pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01591-SI Bab2001.pdf · kerusakan hardware atau software , mengubah struktur table , mengumpulkan

Embed Size (px)

Citation preview

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Dalam penyusunan skripsi ini di perlukan teori-teori yang digunakan

untuk mendukung perancangan serta analisis yang telah di lakukan, berikut

ini adalah teori-teori umum yang digunakan untuk menjelaskan dan

mendefinisikan teori-teori yang dipakai dalam pembahasan skripsi ini.

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Gelinas & Dull (2008, p11) sistem adalah seperangkat

elemen yang bersama-sama saling mencapai tujuan tertentu.

Menurut O’Brien (2006, p29) sistem adalah sekelompok

elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi hingga membentuk

satu kesatuan.

Menurut Sawyer dan Williams (2007, p510) sistem merupakan

kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan yang

berinteraksi untuk melakukan suatu tugas guna mencapai suatu tujuan.

Menurut Puspita Dwi Astuti (2013, p143) sistem merupakan

suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama - sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

tujuan tertentu.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Gelinas & Dull (2008, p17) menyatakan bahwa

informasi merupakan data yang disajikan dalam bentuk yang berguna

untuk aktivitas pengambilan keputusan. Informasi memiliki nilai

untuk pengambilan keputusan karena mengurangi ketidakpastian dan

meningkatkan pengetahuan pada daerah tertentu yang menjadi

perhatian.

Menurtu Sawyer dan Williams (2007, p25) informasi adalah

data yang telah dirangkum atau dimanipulasi dalam bentuk lain untuk

tujuan pengambilan keputusan.

10

Menurut Turban et al.( 2007, p5) informasi adalah data yang

telah diolah sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Turban (2009, p415) sistem informasi adalah sebuah

proses untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis,

dan menyebarkan informasi untuk sebuah tujuan yang spesifik dan

kebanyakan sistem informasi dikomputerisasi.

Menurut Sommerville (2011, p18) sistem informasi adalah

sistem yang tujuan utamanya untuk mengatur dan menyediakan akses

ke database.

Menurut O’Brien (2006, p.5), sistem informasi

adalahpenggabungan yang teratur dari people ( manusia ), hardware (

perangkat keras ), software ( perangkat lunak ), computer networks

(jaringan komputer) dan data communication ( jaringan komunikasi ),

dan database ( basis data ) yang mengumpulkan, mengubah dan

menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.

2.1.4 Pengertian Proses Bisnis

Menurut Rainer (2008, p249), proses bisnis adalah kumpulan

dari langkah yang saling terkait satu sama lain atau prosedur yang

dibuat untuk menghasilkan hasil yang spesifik.

Menurut Laudon (2008, p42), proses bisnis adalah aliran dari

material, informasi dan pengetahuan-kumpulan dari aktivitas. Proses

bisnis juga merujuk pada cara yang unik pada organisasi dalam

mengkoordinasikan pekerjaan, informasi dan pengetahuan dan juga

merupakan cara yang dipilih oleh manajemen untuk mengkoordinasi

pekerjaannya.

2.1.5 Pengertian Data

Menurut Hoffer, Prescott, & Topi (2009, p46), data

merupakan sejumlah event dan objek yang mempunyai arti yang

penting bagi pengguna.

11

Menurut O'Brien & Marakas (2008, p32), data merupakan

fakta atau penelitian mengenai kejadian atau data transaksi

bisnis.Lebih khususnya lagi, data merupakan pengukuran objektif dari

sebuah atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat, benda

ataupun kejadian.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa data

merupakan suatu fakta, angka, kata, gambar ataupun suara yang belum

diolah, kemudian data tersebut akan dimasukkan, disimpan dan

diproses oleh sistem.

2.1.6 Database

Menurut Connoly & Begg (2010, p65), database adalah

kumpulan bersama tentang relasi data logis dan penggambarannya,

dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam sebuah

organisasi. Database merupakan tempat penyimpanan besar tunggal

yang dapat digunakan oleh berbagai pengguna atau departemen secara

bersamaan.Database merupakan suatu komponen penting yang tidak

dimiliki dengan sendirinya tapi merupakan sebuah sumber daya yang

terbagi dalam perusahaan.Database tidak hanya berisi data

operasional organisasi tetapi juga penggambaran data yang disebut

metadata.

Jadi, dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa database merupakan sebuah tempat penyimpanan data dalam

jumlah besar dimana dapat digunakan oleh berbagai pengguna atau

departemen secara bersamaan yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan sebuah organisasi.

2.1.7 Database Management System (DBMS)

Menurut Conolly & Begg (2010, p66), Database Management

System (DBMS) adalah suatu sistem software yang memungkinkan

user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengatur akses

ke database. Sedangkan menurut Margono (2008) lebih spesifik

mengatakan bahwa, DBMS adalah merupakan suatu sistem software

12

yang memungkinkan seorang user dapat mendefinisikan, membuat,

dan memelihara serta menyediakan akses terkontrol.

Sedangkan menurut Zhipeng Wang (2012, p37), DBMS

merupakan sebuah perangkat spesifikasi formal dan verifikasi model

keamanan pada operasi database. Dari beberapa pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa DBMS adalah sebuah sistem perangkat

lunak yang digunakan untuk menambahkan, menghapus, mengakses,

dan mengatur akses ke database.

DBMS berinteraksi dengan program aplikasi user dan

database. Menurut Conolly & Begg (2010, p66), DBMS menyediakan

fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Memungkinkan user untuk mendefinisikan basis data, biasanya dari

Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk

membedakan tipe dan struktur data, dan batasan data yang akan

disimpan dalam basis data.

2. Memungkinkan user untuk menyisipkan, meng-update, menghapus

dan menerima data dari basis data, biasanya dari Data Manipulation

Language (DML).

3. Menyediakan kontrol akses ke basis data dengan menyediakan :

a. Sistem keamanan yang mencengah akses ilegal ke dalam basis

data.

b. Sistem integrasi yang memelihara arah akurasi data.

c. Sistem pembagian hak akses ke basis data.

d. Sistem pengendalian untuk memulihkan basis data ke keadaan

sebelumnya, yang dikarenakan oleh kegagalan software atau

hardware.

e. Katalog pengaksesan user yang berisi penjelasan data.

2.1.7.1 Komponen DBMS

Menurut Conolly & Begg (2010, p67), DBMS

memiliki lima komponen yang penting, yaitu:

13

a. Hardware

DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras

dalam menjalankannya. Perangkat keras dapat mencakup

komputer pribadi, sebuah mainframe, dan sebuah jaringan

komputer. Perangkat keras yang dipakai tergantung pada

kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa

DBMS yang berjalan pada perangkat keras atau sistem operasi

tertentu, sementara DBMS yang lain dapat berjalan pada

beragam perangkat keras atau sistem operasi.

b. Software

Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat

lunak DBMS dan program aplikasi beserta sistem operasi,

termasuk jaringan perangkat lunak jika DBMS digunakan

melalui jaringan.

c. Data

Data merupakan komponen terpenting dalam DBMS

khususnya sudut pandang dari end-user mengenai data,

dimana data berfungsi sebagai jembatan antara komponen

mesin dengan komponen manusia.

d. Procedures

Prosedur merupakan panduan dan aturan dalam

membuat dan menggunakan basis data. Prosedur didalam basis

data dapat berupa: login ke dalam basis data, penggunaan

fasilitas DBMS atau aplikasi program, cara menjalankan dan

menghentikan DBMS, membuat back-up database, menangani

kerusakan hardware atau software, mengubah struktur table,

mengumpulkan basis data dari beberapa disk, meningkatkan

kinerja atau membuat arsip data pada secondary storage.

e. People

Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan

sistem tersebut. Empat tipe manusia yang berpartisipasi dalam

lingkungan basis data adalah pengelola basis data, desainer

basis data, pengembang aplikasi, dan pengguna akhir.

14

2.1.7.2 Fungsi DBMS

Menurut Connoly & Begg (2010, p.99), fungsi DBMS

adalah sebagai berikut :

• Penyimpanan, pengambilan dan pembaharuan data.

Dalam menyediakan fungsi ini DBMS harus

menyembunyikan detil implementasi fisikal

internal seperti organisasi file dan struktur

penyimpanan dari pengguna.

• Katalog User-Accesible

Menurut Connoly & Begg (2010, p100) katalog

sistem merupakan tempat penyimpanan informasi

yang menjelaskan data dalam database, yaitu

metadata atau data tentang data.

• Mendukung Transaksi

DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan

memastikan bahwa semua kegiatan “update” yang

dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan

atau tidak ada kegiatan “update” yang dibuat bagi

transaksi tersebut. Transaksi merupakan sederetan

tindakan yang dilakukan oleh pengguna tunggal

atau program aplikasi yang mengakses atau

mengubah isi database.

• Layanan Kendali Konkurensi

DBMS harus memastikan bahwa database

diperbaharui dengan benar ketika banyak pengguna

memperbaharui database secara bersamaan.

• Layanan Perbaikan

DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme

untuk memperbaiki database disaat database

mengalami kerusakan dalam berbagai cara.

• Layanan Authorisasi

DBMS harus memastikan bahwa hanya pengguna

yang berotoritas yang dapat mengakses database.

15

Hal ini untuk mencegah data yang tersimpan tak

terlihat oleh semua pengguna dan melindungi

database dari akses yang tidak memiliki otoritas.

• Mendukung Komunikasi Data

DBMS harus mampu diintegrasikan dengan

software komunikasi. Kebanyakan pengguna

mengakses database dari workstation. Kadang

workstation tersebut terhubung secara langsung ke

komputer DBMS. Dalam kasus yang lain,

workstation berada pada lokasi yang jauh dan

berkomunikasi dengan komputer DBMS melalui

jaringan. Dalam hal ini DBMS menerima

permintaan sebagai pesan komunikasi dan

menanggapi dengan cara yang sama. Semua

pengiriman ini ditangani oleh Data

Communication Manager.

• Layanan Integritas

DBMS harus memastikan bahwa data di dalam

database dan perubahan pada data mengikuti

aturan tertentu. Integritas database dapat mengacu

pada kebenaran dan konsistensi data yang

disimpan. Integritas berhubungan dengan kualitas

data yang disimpan.

• Layanan Peningkatan Keterbebasan Data

DBMS harus memasukkan sebuah fasilitas untuk

mendukung keterbebasan program dari struktur

database yang sebenarnya. Data independence

biasanya dicapai melalui sebuah view atau

mekanisme subskema. Physical atau independence

lebih mudah untuk dicapai karena terdapat

beberapa jenis perubahan yang dapat dibuat untuk

karakteristik fisikal dari database tanpa

16

mempengaruhi view. Bagaimanapun data

independence logikal yang lengkap lebih susah

untuk dicapai.

• Layanan Utilitas

Program utilitas membantu DBA mengelola

database secara efektif. Beberapa utilitas bekerja

pada tingkat eksternal dan konsekuensinya dapat

dibuat oleh DBA, yang lainnya bekerja pada

tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan

vendor DBMS.

2.1.7.3 Keuntungan DBMS

Menurut Conolly & Begg (2010, p68),

Keuntungan DBMS adalah sebagai berikut:

• Kontrol atas redudansi data.

• Konsistensi data.

• Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih

banyak.

• Data dapat dibagikan.

• Meningkatkan integrasi data.

• Meningkatkan keamanan data.

• Penetapan standarisasi pelaksanaan.

• Skala ekonomi.

• Keseimbangan dari kebutuhan yang saling

bertentangan.

• Meningkatkan aksesbilitas respon data.

• Meningkatkan produktivitas.

• Meningkatkan concurrency.

• Meningkatkan layanan back-up dan recovery.

2.1.8 Arsitektur ANSI-SPARC

Menurut Connolly dan Begg (2010, p86), arsitektur ANSI-

SPARC three-level dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

17

Gambar 2.1 Arsitektur ANSI-SPARC Three-level

a. Level Eksternal

Level Eksternal terdiri dari sejumlah view database

untuk pengguna, dimana masing-masing pengguna hanya akan

menangani satu bagian view saja. Setiap pengguna memiliki

view yang ditunjukan dalam bentuk yang mudah dimengerti

oleh pengguna. View eksternal hanya terbatas pada entitas,

atribut, dan hubungan antar entitas lain yang tidak tampil pada

view tetap berada dalam database,tapi pengguna mungkin

tidak menyadarinya.

b. Level Konseptual

Viewkonseptual menjelaskan data apa saja yang

disimpan dalam database dan hubungan antar data. Level ini

berisi struktur logical yang ada di dalam database seperti yang

terlihat oleh DBA. Level konseptual menunjukkan :

• Seluruh entitas, atribut, dan hubungannya

• Data constraint

• Informasi semantik tentang data

• Keamanan dan integritas informasi

18

c. Level Internal

Level ini menjelaskan bagaimana data disimpan dalam

database. Level internal merepresentasikan keseluruhan

database secara fisik. Level Internal meliputi implementasi

database untuk mengoptimalkan kinerja dan penyimpanan

dalam database. Ini meliputi struktur data dan file organisasi

yang digunakan untuk menyimpan data dalam storage device.

Level internal berfokus pada:

• Ruang penyimpanan untuk data dan indeks

• Catatan deskripsi untuk penyimpanan

• Catatan penempatan data

• Teknik enkripsi data

Dengan kata lain level ini berkaitan dengan struktur penyimpanan/database

yang tersimpan yang menerangkan tempat pada penyimpanan data pada

internal view, dan definisi struktur penyimpanan pada skema internal yang

menerangkan hubungannya dengan cara pengaksesan data yang disimpan.

Tujuan dari arsitektur three-level adalah untuk menyediakan data independence

yang berarti bahwa level yang lebih tinggi tidak terpengaruh oleh perubahan

pada level yang lebih rendah.

2.1.9 Database Application Lifecycle

Menurut Connolly & Begg (2010, p313), untuk merancang

aplikasi sistem basis data diperlukan tahapan-tahapan yang dinamakan

dengan siklus hidup aplikasi basis data.

19

Gambar 2.2 Database Lifecycle (DBLC)

(Sumber: Connoly & Begg 2010, p314)

2.1.9.1 Database Planning

Menurut Connoly & Begg (2010, p313), Database

Planning merupakan aktifitas-aktifitas manajerial yang

mengizinkan tahapan-tahapan dalam pembuatan database

agar dapat terealisasi seefisien dan seefektif mungkin..

Database Planningharus terintegrasi dengan seluruh IS

Strategy pada perusahaan.

1.

20

2.1.9.2 System Definition

Menurut Connoly & Begg (2010, p333), System

Definition menjelaskan ruang lingkup serta batasan-batasan

dari sistem database dan user views secara umum.

2.1.9.3 Metodologi Perancangan Basis Data

Menurut Connolly & Begg (2010, p466), metodologi

perancangan basis data adalah suatu pendekatan terstruktur

yang menggunakan prosedur, teknik, alat-alat dan bantuan

dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses

perancangan. Menurut Connoll & Begg (2010, p467) proses

perancangan terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Perancangan Basis Data Konseptual

Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun

suatu model informasi yang digunakan suatu perusahaan yang

berdiri sendiri terhadap semua pertimbangan fisikal.

2. Perancangan Basis Data Logikal

Perancangan basis data logikal adalah proses membangun

model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan

berdasarkan pada spesifik data model, tetapi berdiri sendiri

terhadap semua fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisikal

lainnya.

3. Perancangan Basis Data Fisikal

Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan

satu deskripsi mengenai implementasi basis data pada media

penyimpanan sekunder; dia menggambarkan dasar relasi, file

organisasi dan indeks-indeks yang digunakan untuk mencapai

efisiensi akses terhadap data, dan semua integritas constraint

dan pengukuran keamanan.

2.1.9.4 Seleksi DBMS

Menurut Connolly & Begg (2010, p325), pengertian

seleksi DBMS adalah menyeleksi DBMS yang tepat untuk

21

mendukung aplikasi basis data. Seleksi DBMS dilakukan

antara tahapan perancangan database logikal dan perancangan

database fisikal. Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan

kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, membuat

keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBMS,

piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang

berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai.

2.1.9.5 Application Design

Menurut Connoly & Begg (2010, p329), Application

Design adalah rancangan dari user interface dan program

aplikasi yang menggunakan dan memproses database. Sebuah

aplikasi program harus bias menangani kegiatan yang

berhubungan dengan transaksi perusahaan. Transaction

merupakan sebuah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang

dihasilkan oleh pengguna tunggal maupun program aplikasi

yang mengakses atau melakukan perubahan atas konten dari

database.

2.1.9.6 Requirement Collection and Analysis

Menurut Connoly & Begg (2010, p317), Requirement

Collection and Analysis adalah proses pengumpulan dan

penganalisaan informasi mengenai bagian dari perusahaan

yang menbutuhkan dukungan sistem database, dan

mengunakan informasi ini untuk menidentifikasi kebutuhan

dari sistem yang baru. Pengumpulan data ini dilakukan dengan

menggunakan teknik fact finding.

22

2.1.9.7 Prototyping

Menurut Connoly & Begg (2010, p333), Prototyping

adalah proses pembuatan model yang dapat digunakan dari

sistem database yang direncanakan, proses prototyping

dilakukan agar pengguna dapat mengidentifikasi kebutuhan

akhir dari sistem database yang kurang.

2.1.9.8 Implementation

Menurut Connoly & Begg (2010, p334), Implementasi

merupakan realisasi fisik dari perancangan database serta

aplikasi pada perusahaan.

2.1.9.9 Data Conversion and Loading

MenurutConnoly & Begg (2010, p334), Data

Conversion and Loading merupakan kegiatan pemindahan

data yang sudah ada ke dalam database dan melakukan

prubahan dari aplikasi yang sudah ada agar dapat berjalan

pada database yang baru.

2.1.9.10 Testing

Menurut Connoly & Begg (2010, p335), Testing

adalah proses untuk menjalankan sistem database dengan

tujuan untuk mencari kesalahan yang mugkin ada dala aplikasi

maupun sistem database yang baru agar dapat berjalan dengan

baik.

Pengguna-pengguna suatu sistem yang baru seharusnya

dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang ideal untuk

pengujian suatu sistem adalah dengan menguji basis data pada

sistem hardware yang berbeda, tetapi sering kali ini tidak

tersedia. Jika data sesungguhnya digunakan, sangat penting

sekali untuk memiliki backup untuk menangkap kesalahan

yang terjadi Setelah pengujian selesai, system aplikasi siap

digunakan dan diserahkan ke pemakai.

23

2.1.9.11 Operasional dan Pemeliharaan

Menurut Connoly & Begg (2010, p335), pengertian

operasional dan pemeliharaan adalah proses memonitor dan

memelihara sistem yang telah di-install.

2.1.10 Fact Finding Technique

Menurut Connoly & Begg(2010, p341), Fact Finding

Technique adalah proses formal dalam penggunaan teknik seperti

wawancara dan kuesioner untuk mengumpulkan fakta-fakta mengenai

sistem, kebutuhan dan pengaturan. Pengembang database pada

umumya menggunakan beberapa Fact Finding Technique dalam

sebuah proyek database. Berikut lima teknik yang biasa digunakan:

• Examining Documentation

Examining Documentation dapat dilakukan dengan memeriksa

dokumen, formulir, laporan dan berkas-berkas yang

berhubungan dengan sistem. Pengembang dapat dengan cepat

memperoleh pengetahuan akan sistem.

• Interviewing

Interviewing adalah metode yang paling sering digunakan dan

umumnya merupakan teknik yang paling berguna. Ada dua

tipe interview yang dapat dilakukan, yaitu Unstructured

Interviews yang dilakukan hanya dengan berdasarkan oleh

tujuan umum yang ingin dikemukakan. Yang kedua adalah

Structured Interviews yaitu wawancara dengan sekumpulan

pertanyaan yang spesifik untuk diajukan ke narasumber.

• Observing the Enterprise in Operation

Observing merupakan teknik yang paling efisien dalam

memahami sebuah sistem. Dengan teknik ini, memungkinkan

untuk berpartisipasi atau memantau seseorang dalam

melakukan sebuah pekerjaan dalam tujuan memperlajari

sistem.

• Research

Research dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap

24

aplikasi dan masalah yang muncul dengan cara mencari

informasi dari buku-buku referensi, jurnal, maupun melalui

internet.

• Questionaires

Kuesioner merupakan dokumen yang memiliki tujuan khusus

yang memungkinkan fakta dikumpulkan dari responden dalam

jumlah besar. Ada dua jenis pertanyaan yang dapat ditanyakan

dalam kuesioner, yaitu free format questions dan fixed format

questions. Free format questions mengedepankan kebebasan

responden dalam menjawab pertanyaan. Fixed format

questions menginginkan jawaban yang sudah diarahkan

sebelumnya sehingga responden hanya menjawab dengan

memilih jawaban yang paling sesuai dari beberapa jawaban

yang telah disediakan.

2.1.11 Database Language

2.1.11.1 Data Definition Language (DDL)

Menurut Connolly & Begg (2010, p92), pengertian Data

Definition Language adalah suatu bahasa yang

memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau

pengguna untuk mendeskripsikan dan memberi nama

suatu entitas, atribut dan relasi data yang dibutuhkan untuk

aplikasi, bersama dengan integritas data yang

diasosiasikan dan batasan (constraint) keamanan data.

Perintah dalam bahasa tersebut secara umum antara lain:

1. CREATE, digunakan untuk membuat suatu objek basis

data yang baru.

2. ALTER, digunakan untuk mengubah atribut-atribut

dari objekbasis data yang sudah terdapat pada basis

data.

3. DROP, digunakan untuk menghapus objek tertentu.

2.1.11.2 Data Manipulation Language (DML)

25

Menurut Connolly & Begg (2010, p92), pengertian Data

Manipulation Language adalah suatu bahasa yang

menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung

manipulasi data yang berada pada basis data.

Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya

meliputi:

1. Penambahan data baru ke dalam basis data.

2. Modifikasi data yang disimpan ke dalam basis data.

3. Pengembalian data yang terdapat di dalam basis data.

4. Penghapusan data dari basis data.

DML dibagi menjadi 2 jenis yaitu Procedural dan Non-

procedural. Menurut Connolly dan Begg (2010, p92),

pengertian Procedural DML adalah suatu bahasa yang

memperbolehkan pengguna untuk mendeskripsikan ke

sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana

mendapatkan data tersebut secara tepat, sedangkan Non-

procedural DML adalah sebuah bahasa yang mengizinkan

pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan

tanpa memperhatikan bagaimana data diperoleh.

• Perintah-perintah dalam DML antara lain:

1. SELECT, digunakan untuk melakukan query.

2. INSERT, digunakan untuk memasukan data ke

tabel.

3. UPDATE, digunakan untuk memperbaharui data

pada tabel.

4. DELETE, digunakan untuk menghapus data dari

tabel.

5. FROM, digunakan untuk menentukan tabel

yang ingin digunakanselama proses

pengeksekusian query.

6. WHERE, digunakan untuk melakukan filtrasi

data pada tableyang dilakukan query berdasarkan

kondisi tertentu.

26

• Fungsi-fungsi agregat yang dimiliki SQL antara lain:

1. COUNT, digunakan untuk menghitung jumlah

record 1 row yang berhasil diambil dalam suatu

proses query.

2. SUM, digunakan untuk menghitung jumlah nilai

keseluruhan dalam suatu kolom.

3. AVG, digunakan untuk menghitung nilai rata-

rata dalam suatu kolom.

4. MIN, digunakan untuk menampilkan nilai

terkecil dalam suatu kolom.

5. MAX, digunakan untuk menampilkan nilai

terbesar dalam suatu kolom.

• Kontrol akses digunakan untuk memberi/mencabut hak

akses dari/untuk pengguna basis data. Perintah dalam

kontrol akses:

1. GRANT, digunakan untuk memberikan hak

akses kepada pengguna basis data.

2. REVOKE, digunakan untuk mencabut hak akses

kepada pengguna basis data.

2.1.12 SQL Server

SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data

relasional yang biasa dengan RDBMS (Relational Database

Management System). SQL Server menangani hubungan antara client

dengan server yang berupa pengolahan basis data relasional dengan

menggunakan Transact-SQL (T-SQL) sebagai bahasa untuk mengirim

permintaan/perintah antara client dan server.

Server adalah suatu objek yang berfungsi untuk menyediakan

Service terhadap data yang ada, misalnya: analisa, pencarian dan

update data. Client adalah suatu bentuk objek dalam bentuk program

yang memiliki User Interface untuk berkomunikasi atau mengakses

data dari server.

Untuk mengakses SQL Server yang berfungsi sebagai Server

Database maka terdapat 4 metode akses yang umum digunakan, yaitu:

27

• ADO (ActiveX Data Objects)

• ODBC (Open Database Connectivity)

• OLEDB (Object Linking and Embedding Database)

• JDBC (Java Database Connectivity)

2.1.13 Pengertian Normalisasi

Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam perancangan

logikal sebuah basis data, teknik pengelompokkan atribut dari suatu

relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa

redundansi).Menurut Connolly &Begg (2010, p416), pengertian

normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan sejumlah relasi table

dengan properties yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data dari

perusahaan.

Dengan kata lain normalisasi merupakan proses mengubah suatu

relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua relasi atau lebih

yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud itu

sering disebut dengan istilah anomali.

• Data Redundancy and Update Anomaly

Anomali adalah efek samping yang tidak diharapkan

(misalnya menyebabkan inconsistency (tidak konsisten) data

atau membuat suatu data menjadi hilang saat data lain dihapus)

yang muncul dalam suatu proses perancangan basis data. Suatu

tujuan desain database relational yang utama adalah

menggolongkan atribut ke dalam hubungan-hubungan untuk

memperkecil data redundancy dan dengan demikian

mengurangi tempat penyimpanan file yang diperlukan oleh

hubungan-hubungan dasar yang diimplementasikan.

Hubungan-hubungan yang memiliki data redundan mungkin

memiliki masalah yang disebut update anomalies, yang

diklasifikasikan sebagai insertion, deletion, atau modification

anomalies.

• Functional Dependency

28

Functional Dependency (ketergantungan fungsional)

menguraikan hubungan antara atribut-atribut dalam sebuah

relasi. Sebagai contoh, jika A dan B adalah relasi R, B adalah

secara fungsional bergantung kepada A (A−>B), jika setiap

nilai dari A diasosiasikan dengan tepat satu nilai dari B. (A

dan B masing- masing boleh dari satu atau lebih atribut).

• Bentuk Normal

Normalisasi sering dieksekusi sebagai langkah-langkah

yang berangkai/berseri. Bentuk normal adalah suatu aturan

yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus

dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada tingkatan normalisasi.

Suatu relasi dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu

jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu.

Beberapa tingkatan yang biasa digunakan pada

normalisasi adalah:

1. UNF

Sebelum membahas bentuk normal yang pertama, kita

mendefinisikan normal form awal yaitu Unnormalized

Form (UNF). UNF adalah sebuah tabel yang berisi

satu atau lebih kelompok data yang berulang.

2. Bentuk normal pertama (1NF)

Bentuk normal pertama adalah hubungan dimana

persimpangan dari setiap baris dan kolom berisi satu

dan hanya satu nilai. Atau dengan kata lain, pada 1NF

kita menghilangkan repetisi dan data yang merupakan

hasil kalkulasi.

3. Bentuk normal kedua (2NF)

Bentuk normal kedua didefinisikan berdasarkan

ketergantungan fungsional penuh (Full Functional

Dependency). Full Functional Dependency menandai

bahwa jika A dan B adalah atribut dari sebuah relasi,

29

B adalah penuh secara fungsional tergantung pada A

jika B adalah secara fungsional tergantung pada A,

tetapitidak pada semua subset dari A.

Sedangkan 2NF adalah sebuah relasi antara bentuk

normal pertama, dan setiap atribut bukan primary key

adalah penuh secara fungsional bergantung pada

primary key. Atau dengan kata lain, pada 2NF kita

menghilangkan ketergantungan partial.

4. Bentuk normal ketiga (3NF)

Bentuk normal ketiga didefinisikan berdasarkan

ketergantungan transitif (Transitive Dependency).

Transitive dependency adalah sebuah kondisi dimana

A, B dan C adalah atribut-atribut dari relasi seperti

jika A−>B dan B−>C, maka C secara transitif

bergantung pada A melalui B (dengan ketentuan

bahwa A tidak secara fungsional bergantung pada B

atau C). Sedangkan 3NF adalah sebuah relasi antara

bentuk dan bentuk kedua dan dimana tidak ada atribut

yang bukan primary key secara transitif bergantung

pada primary key.

5. Bentuk normal Boyce-Codd(BCNF)

Menurut Connoly dan Begg (2010, p398), suatu

relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce-Codd

jika dan hanya jika semua penentu(determinan) adalah

candidate key. BCNF merupakan bentuk normal

sebagai perbaikan terhadap 3NF karena bentuk

normal ketiga berkemungkinan masih memiliki

anomali sehingga perlu dinormalisasi lebih jauh.

Suatu relasi yang memenuhi BCNF selalu memenuhi

3NF, tetapi tidak untuk sebaliknya.

Bentuk normal pertama hingga ketiga merupakan

bentuk normal yang umum dipakai. Artinya, bahwa

30

pada kebanyakan relasi bila ketiga bentuk normal

tersebut telah dipenuhi maka persoalan anomali tidak

akan muncul lagi. Bentuk normal Boyce-Codd

merupakan revisi terhadap bentuk normal ketiga.

Bentuk normal keempat (4NF) dan kelima (5NF)

hanya dipakai pada kasus-kasus khusus, yakni pada

relasi yang mengandung banyak ketergantungan nilai.

2.1.14 Entity Relationship Modelling

Menurut Connoly & Begg (2010, p371), salah satu aspek yang

sulit dalam perancangan database adalah kenyataan bahwa perancang,

programmerdan pemakai akhir cenderung melihat data dengan cara

yang berbeda. Untuk memastikan pemahaman secara alamiah dari

data dan bagaimana data digunakan oleh perusahaan dibutuhkan

sebuah bentuk komunikasi yang non-teknis dan bebas dari

kebingungan.

2.1.15 Entity Type

Menurut (Hoffer, Prescott, & Topi, 2009, hal. 49), Entity

adalah orang, tempat, objek, peristiwa atau konsep yang terdapat pada

lingkungan pengguna dimana penyusunan data disesuaikan seperti yang

diinginkan.

Menurut Connoly & Begg (2010, p372), Entity Type adalah

kumpulan objek-objek yang berproperti sama, dimana properti

tersebut diidentifikasikan memiliki keberadaan yang bebas.

31

Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Tipe entity

(Sumber : Connoly, 2010, p374)

Tipe entitas antara lain:

1) Tipe entitas kuat

Sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung dengan

entitas lain.

2) Tipe entitas lemah

Sebuah tipe entitas yang keberadaannya bergantung dengan entitas

lain.

2.1.16 Attribute

Menurut Connoly dan Begg (2010, p379), atribut adalah sifat

dari sebuah entity atau sebuah tipe relationship. Atribut menyimpan

nilai dari setiap entity occurrence dan mewakili bagian utama dari

data yang disimpan dalam basis data.

Macam-macam atribut:

1. Simple Attribute yaitu atribut yang terdiri dari suatu komponen

tunggal dengan keberadaan yang independent dan tidak dapat

dibagi menjadi lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama

atomic attribute.

2. Composite attribute yaitu atribut yang terdiri dari beberapa

komponen, dimana masing-masing komponen memiliki

keberadaan yang independen. Misalkan atribut address dapat

terdiri dari street, city, postcode.

3. Single-Valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai

32

tunggal untuk setiap kejadian. Misalnya entitas Branch

memiliki satu nilai untuk atribut BranchNo pada setiap

kejadian.

4. Multi-valued attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa

nilai untuk setiap kejadian. Misalkan 1 karyawan memiliki

lebih dari 1 no.telp.

5. Derived-attribute yaitu atribut yang memiliki nilai yang

dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak

harus berasal dari satu entitas.

2.1.17 Relationship Type

Menurut Connoly dan Begg (2010, p376), Relationship Type

adalah sekumpulan hubungan antara satu atau lebih tipe-tipe entity.

Derajat dari relationship adalah jumlah dari partisipasi (participating)

tipe entity dalam sebuah tipe relationship tertentu. Sebuah

relationship berderajat dua disebut binary; relationship berderajat tiga

disebut sebagai ternary; dan relationship berderajat empat disebut

sebagai quarternar.

Relationship digambarkan dengan sebuah garis yang

menghubungkan entity yang saling berhubungan. Garis tersebut diberi

nama sesuai dengan nama hubungannya dan diberi tanda panah satu

arah disamping nama hubungannya.

G

a

G

a

m

b

ar 2.4 Representasi Diagram dari Relationship

(Sumber : Connoly, 2010, p376)

33

1) Recursive

Merupakan sebuah tipe relasi dimana entitas yang sama ikut serta

lebih dari satu kali pada peran yang berbeda

2) Binary

Merupakan sebuah hubungan yang mempunyai derajat dua.

Gambar 2.4. Hubungan Binary

3) Ternary

Merupakan hubungan yang mempunyai derajat tiga.

Gambar 2.5. Hubungan Ternary

4) Quartenary

Merupakan hubungan yang mempunyai derajat empat.

34

Gambar 2.6. Hubungan Quartenary

2.1.18 Pengertian Problem Solving

Menurut Raymond McLeod (1996: 200) istilah pemecahan

masalah mengingatkan pada perbaikan hal-hal yang salah. Masalah

sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan

kerugian atau keuntungan yang luar biasa. Pemecahan masalah berarti

tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat

buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Dalam

memecahkan masalah seorang pimpinan akan membuat banyak

keputusan.

2.2 Teori-teori Khusus

2.2.1 Pengertian Penjualan

Menurut Kotler (2006, p470), proses penjualan adalah

langkah-langkah yang dilakukan oleh bagian penjualan dalam

penjualan dimana meliputi prosepecting dan standarlisasi,

preapproach, approach, presentasi dan demostrasi, mengenai keluhan,

closing danfollow-up.

Menurut Monk dan Brett (2009,p6), bahwa fungsi dari

penjualan dan pemasaran adalah mengembangkan produk

menentukan harga, mempromosikan produk kepada pelanggan dan

melayani pemesanan oleh pelanggan.

Sistem penjualan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk

mencatat sampai membuat kalkulasi tentang penjualan barang

dagangan ke pelanggan baik secara kredit maupun tunai.

2.2.2 Pembelian

Menurut Assauri (2008, p223), pembelian merupakan salah

satu fungsi penting dalam suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani

tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-

35

bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang

sesuai dengan harga yang berlaku.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan pembelian adalah

proses membeli barang atau jasa lalu kita membayar barang atau jasa.

2.2.3 Persediaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2004, p281-285), persediaan

dibagi kedalam tiga bentuk utama dari persediaan perusahaan, yaitu :

1. Persediaan barang mentah (raw material inventory)

Persediaan barang mentah(Raw Material) adalah

persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses

menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dari perusahaan.

Dalam beberapa hal dimana perusahaan industri memproduksi

barang-barang yang sangat kompleks, maka persediaan barang

mentah mungkin terdiri dari barang-barang setengah jadi

ataupun barang jadi yang sudah diproses oleh perusahaan lain,

misalnya perusahaan mobil akan membeli ban atau radio yang

merupakan kelengkapan dari mobil yang diproduksinya dari

perusahaan lain. Setiap perusahaan industri/manufaktur harus

mempunyai persediaan bahan dalam bentuk apapun karena hal

tersebut mutlak diperlukan dalam produksi yang dilakukan.

Adapun jumlah bahan mentah yang harus dipertahankan oleh

perusahaan akan sangat tergantung pada:

a. Lead time (waktu yang dibutuhkan sejak saat

pemesanan sampai bahan diterima)

b. Jumlah pemakaian

c. Jumlah investasi dalam persediaan

d. Karakteristik fisik dari bahan mentah yang dibutuhkan.

Faktor kelancaran lead time perlu dipertimbangkan

dengan sebaik-baiknya mengingat adanya tenggang waktu

antara saat pemesanan dengan saat penerimaan barang. Dengan

kata lain perusahaan perlu menetapkan suatu jumlah minimum

36

pada saat pemesanan bahan sehingga pada saat bahan tersebut

diterima jumlah persediaan masih berada pada titik yang

memungkinkan perusahaan berproduksi secara normal.

Frekuensi atau jumlah pemakaian bahan mentah juga

mempengaruhi tingkat persediaan. Semakin sering atau

semakin banyak suatu bahan digunakan dalam proses produksi

maka akan semakin besar jumlah persediaan bahan yang

dibutuhkan oleh perusahaan. Jumlah investasi yang dibutuhkan

dalam persediaan akan sangat mempengaruhi tingkat

persediaan perusahaan.

Faktor lain juga mempengaruhi tingkat persediaan

bahan mentah adalah karakteristik fisik dari bahan mentah itu

sendiri, seperti besar kecilnya ukuran bahan mentah atau bahan

tersebut mudah rusak atau tidak.

Keempat faktor tersebut di atas perlu diperhatikan

secara baik dan dipertimbangkan dengan seksama dalam

menentukan jumlah persdiaan bahan mentah yang harus

dipertahankan dalam perusahaan. Kebutuhan masing-masing

bahan mentah dalam proses produksi haruslah dapat dipenuhi,

namun pada saat yang sama harus dipertimbangkan faktor

biaya, sehingga jumlah modal yang di investasikan dalam

persediaan bahan mentah tidak terlalu tinggi.

2. Persediaan barang dalam proses/barang setengah jadi

(work in process/goods in process inventory)

Persediaan barang dalam proses (work in process)

adalah persediaan barang yang terdiri dari keseluruhan barang-

barang yang digunakan dalam proses produksi tetapi masih

membutuhkan proses lebih lanjut untuk menjadi barang yang

siap untuk dijual (barang jadi). Tingkat penyelesaian suatu

barang dalam proses sangat tergantung pada panjang serta

kompleknya proses produksi yang dilaksanakan. Dengan kata

lain, semakin panjang “production cycle”, semakin besar

jumlah persediaan barang dalam proses.

37

Besarnya persediaan barang dalam proses ini akan

menyebabkan semakin besar biaya-biaya persediaan karena

modal yang terikat didalam persediaan tersebut semakin besar.

Persediaan barang dalam proses merupakan jenis persediaan

yang paling tidak likuid karena akan cukup sulit bagi

perusahaan untuk dapat menjual barang-barang yang masih

dalam bentuk setangah jadi.

Karakteristik lainnya adalah bahwa barang dalam

proses merupakan suatu bentuk “peningkatan nilai”. Karena

dengan adanya proses transformasi dari bahan mentah menjadi

bahan jadi, melalui proses produksi, dibutuhkan adanya biaya

tamabahan tenaga kerja, bahan mentah lain dan bahan

pembantu serta biaya overhead.

3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)

Persediaan barang jadi (finished goods) adalah

merupakan persediaan barang-barang yang telah selesai

diproses oleh perusahaan tetapi masih belum dijual.

Perusahaan-perusahaan industri yang beroperasi berdasarkan

pesanan mempunyai persediaan barang jadi yang relatif kecil.

Sedangkan dalam industri manufaktur, barang-barang yang

diproduksikan berdasarkan antisipasi terhadap volume

penjualan sehingga persediaan barang jadi sangat ditemukan

oleh ramalan-ramalan penjualan, proses produksi, serta jumlah

investasi dalam persediaan barang jadi tersebut.

Skedul produksi diarahkan untuk menyediakan barang

jadi yang dapat memenuhi forecasting atau ramalan penjualan

yang disampaikan bagian pemasaran. Skedul produksi yang

diatur sedemikian rupa sehingga cukup untuk menutup

estimasi-estimasi permintaan terhadap produk perusahaan

tanpa adanya kelebihan persediaan yang terlalu besar akan

meminimalkan biaya-biaya operasi perusahaan.

Usaha-usaha untuk mengoptimalkan persediaan barang

jadi akandapat tercapai apabila perusahaan dapat membuat

38

estimasi penjualan yang realistis serta skedul produksi yang

baik.

Aktivitas perusahaan manufaktur meliputi kegiatan

proses produksi yang mengubah bahan baku mentah menjadi

bahan jadi, dimana proses produksi merupakan kegiatan yang

menambah nilai guna suatu barang. Sehingga seluruh barang

yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan

untuk dijual kembali pada proses produksi merupakan

persediaan barang. Dan penelitian ini menggunakan jenis

persediaan barang jadi.