2011-2-00344-AK Bab2001

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    1/33

    BAB II

    LANDASAN TEORI

     II.1 Sejarah Perpajakan di Indonesia

    Secara umum pemungutan pajak yang teratur dan permanen telah dikenakan

     pada masa kolonial. Tetapi pada masa kerajaan dahulu juga telah ada pungutan seperti

     pajak, pungutan seperti itu dipersembahkan kepada raja sebagai wujud rasa hormat dan

    upeti kepada raja, yang disampaikan rakyat di wilayah kerajaan maupun di wilayah

     jajahan, figur raja dalam hal ini dapat dipandang sebagai manifestasi dari kekuasaan

    tunggal kerajaan (Negara).

    Dengan adanya perkembangan dalam masyarakat telah mengubah sifat upeti

    (pemberian) yang semula dilakukan dengan cumacuma dan bersifat memaksa tersebut,

    kemudian dibuatlah suatu aturanaturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa

    tetap ada, namun unsur keadilan lebih diperhatikan. !ntuk memenuhi adanya unsur 

    keadilan tersebut, maka rakyat diikut sertakan dalam membuat aturanaturan dalam

     pemungutan pajak, yang hasilnya nanti akan dikembalikan untuk kepentingan rakyat itu

    sendiri.

    Di "ndonesia, sejak #aman kolonial $elanda ternyata telah diberlakukan cukup

     banyak undangundang yang mengatur mengenai pembayaran pajak. %kan tetapi, terlalu

     banyaknya undangundang yang dikeluarkan pada saat itu mengakibatkan masyarakat

    mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Selain itu, beberapa undangundang yang

    dibuat pada saat itu ternyata dalam perkembangannya tidak memenuhi rasa keadilan,

    dan masih memuat unsurunsur kolonial. &aka pada tahun '*, +emerintah besama

    sama dengan Dewan +erwakilan akyat sepakat untuk melakukan reformasi undang

    undang perpajakan yang ada dengan mencabut semua undangundang yang ada dan

    mengundangkan - (lima) paket undangundang perpajakan yang bersifat lebih mudah

    dipelajari dan dipraktikkan serta tidak menimbulkan duplikasi dalam hal pemungutan

    ''

    '

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    2/33

     pajak dan unsur keadilan menjadi lebih diutamakan, bahkan sistem perpajakan yang

    semula official assessment   diubah menjadi  self assessment . /elima undangundang

    tersebut adalah 0

    '. !! No. 1 Tahun '* tentang /etentuan !mum dan Tata 2ara +erpajakan (/!+).

    3. !! No. 4 Tahun '* Tentang +ajak +enghasilan (++h).

    *. !! No. Tahun '* Tentang ++N dan ++n$&.5. !! No. '3 Tahun '- Tentang +$$.

    -. !! No. '* Tahun '- Tentang $ea &aterai ($&).

    Dengan berkembangnya waktu, pemerintah akhirnya melakukan perubahan

    dalam undangundang. +erubahan ketiga undangundang tersebut adalah 0

    '.!! /etentuan !mum dan Tata 2ara +erpajakan No. '1 Tahun 3 diubah dengan

    !! No. 3 Tahun 34, yang berlaku mulai ' 6anuari 3.3.!! ++h No. '4 Tahun 3 diubah dengan !! No. *1 Tahun 3, yang berlaku

    mulai ' 6anuari 3.*.!! +ajak +ertambahan Nilai $arang dan 6asa dan +enjualan %tas $arang &ewah No.

    ' Tahun 3 diubah dengan !!. No. 53 Tahun 3, 7ang $erlaku &ulai ' %pril

    3'.

    II.1.1 Pengertian Pajak 

    &enurut +asal ' !! No. 3 Tahun 34 Tentang /etentuan !mum Dan Tata

    2ara +erpajakan, yang dimaksud dengan pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara

    yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

    undangundang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

    untuk keperluan Negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.

    II.1.2 Unsr ! nsr Pajak 

    Dapat ditarik kesimpulan tentang unsurunsur yang terdapat pada pengertian

     pajak antara lain 0

    '3

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    3/33

    '. +ajak dipungut berdasarkan undangundang. %sas ini sesuai dengan perubahan

    ketiga !!D '5- pasal 3*% yang menyatakan 8pajak dan pungutan lain yang

     bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dalam undangundang9.

    3. Tidak mendapatkan jasa timbal balik yang ditujukan secara langsung.

    *. +emungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah

    dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.

    5. +emungutan pajak dapat dipaksakan. +ajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak 

    tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan

     perundangundangan yang berlaku.

    -. %danya fungsi dalam mengisi kas Negara: anggaran Negara yang diperlukan untuk 

    menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintah.

    II.1." #enis Pajak 

    Di lihat dari segi ;embaga +emungut +ajak, jenis pajak di bagi menjadi 3 (dua)

     jenis yaitu0

    '. +ajak +usat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Terdiri dari 0

    +ajak +enghasilan

    Diatur dalam !! No. 4 Tahun '* tentang +ajak +enghasilan yang diubah

    terakhir kali dengan !! No. *1 Tahun 3.

    +ajak +ertambahan Nilai dan +ajak +enjualan atas $arang &ewahDiatur dalam !! No. Tahun '* tentang +ajak +ertambahan Nilai dan +ajak 

    +enjualan atas $arang &ewah yang diubah terakhir dengan !! No. 53 Tahun

    3.

    $ea &aterai

    !! No. '* Tahun '- Tentang $ea &aterai.3. +ajak Daerah (!! No. 3 Tahun 3 tentang +ajak Daerah dan etribusi Daerah),

    antara lain 0

    '*

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    4/33

    +ajak +roajib +ajak). +ajak ini dimulai dengan menetapkan

    '5

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    5/33

    orangnya dan kemudian dicari syaratsyarat objektifnya. 2ontohnya, +ajak 

    +enghasilan (++h)

    3. +ajak ?bjektif, merupakan pajak yang pengenaannya berpangkal pada objek yang

    dikenai pajak, dan untuk mengenakannya pajaknya harus dari subjek pajaknya

    dahulu. 2ontohnya, +ajak +ertambahan Nilai (++N).

    II.1.$ %ngsi Pajak 

    +ajak mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan bernegara. Di dalam

     pelaksanaan pembangunan, pajak juga berperan penting karena pajak merupakan sumber 

     pendapatan Negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

     pembangunan. $erdasarkan hal tersebut, pajak mempunyai fungsi, yaitu0

    '. @ungsi $udgetair (+enerimaan),

    &erupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiskal yaitu suatu fungsi dimana pajak 

    dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas Negara,

     berdasarkan undangundang perpajakan yang berlaku. 6adi disini, pajak berfungsi

    untuk membiayai pengeluaranpengeluaran Negara.

    3. @ungsi egulerend (&engatur),

    @ungsi mengatur dan sebagainya dipergunakan pemerintah sebagai alat untuk 

    mencapai tujuan, dan sebagainya sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya

    sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. !ntuk mencapai tujuan tersebut, pajak 

    dipakai sebagai alat kebijakan.&isalnya, pajak atas minuman keras yang ditinggikan

    untuk mengurangi konsumsi minuman keras.

    II.1.& Teori Pe'ngtan Pajak 

    Terdapat beberapa teori yang mendasari adanya pemungutan pajak atau

    memberikan justifikasi pemberian hak kepada Negara untuk memungut pajak, yaitu0

    '-

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    6/33

    '. Teori %suransi,

     Negara berhak memungut pajak dari penduduk karena teori ini Negara melindungi

    semua rakyat dan rakyat membayar premi kepada Negara.

    3. Teori /epentingan,

    $ahwa Negara berhak memungut pajak karena penduduk Negara tersebut mempunyai

    kepentingan pada Negara, makin besar kepentingan penduduk kepada Negara maka

    makin besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada Negara.

    *. Teori Daya +ikul,

    Teori ini mengusulkan supaya didalam hal pemungutan pajak pemerintah

    memperhatikan daya pikul wajib pajak.

    5. Teori $akti,

    &engajarkan bahwa penduduk adalah bagian dari suatu Negara oleh karena itu

     penduduk terikat pada Negara dan wajib membayar pajak kepada Negara dalam arti

     berbakti pada Negara.

    -. Teori %sas Daya $eli,

    6ustifikasi pemungutan pajak terletak pada akibat pemungutan pajak. &isalnya

    tersedianya dana yang cukup untuk membiayai pengeluaran umum Negara, karena

    akibat baik dari perhatian Negara pada masyarakat maka pemungutan pajak adalah juga

     baik.

    II.1.( Asas Pe'ngtan Pajak 

    %sas pemungutan pajak menurut &ardiasmo (3) dibagi menjadi tiga, yaitu0

    '. %sas Domisili (tempat tinggal)

    '1

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    7/33

     Negara dimana >ajib +ajak tinggal berhak mengenakan pajak terhadap semua >ajib

    +ajak. Siapa saja yang bertempat kediaman di "ndonesia dikenakan pajak atas segala

     penghasilan yang diperoleh di "ndonesia, maupun diperolehnya di luar "ndonesia.

    3. %sas Sumber  

    +engenaan pajak tergantung adanya sumber di suatu Negara. Siapapun yang menerima

     penghasilan dari "ndonesia, akan dikenakan pajak oleh Negara "ndonesia, baik bagi

    >ajib +ajak bertempat tinggal di "ndonesia, maupun di luar negeri.

    *. %sas /ebangsaan

    %sas ini menghubungkan pengenaan pajak dengan kebangsaan suatu Negara, dimana

    setiap orang asing yang bertempat tinggal di "ndoneisa diperlukan untuk membayar 

     pajak.

    II.1.) Tata *ara Pe'ngtan Pajak 

    +emungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan * (tiga) stelsel, yaitu0

    '. Stelsel Nyata

    +engenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), pemungutan

    dilakukan pada akhir tahun pajak setelah penghasilan sesungguhnya diketahui. +ajak 

    lebih realistis, tapi baru dapat dikenakan di akhir periode.

    3. Stelsel %nggapan ( Fictive Stelsel )

    +engenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur undangundang.Tanpa

    menunggu akhir tahun dan tidak berdasarkan keadaan sesungguhnya.

    *. Stelsel 2ampuran

    '4

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    8/33

    &erupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. +ada awal tahun

    dihitung berdasarkan anggapan dan akhir tahun disesuaikan dengan keadaan yang

    sebenarnya.

    II.1.+ Siste' Pe'ngtan Pajak 

    Dalam memungut pajak, sistem yang digunakan menurut &ardiasmo (3),

    sebagai berikut0

    '. Self Assessment System

    Sistem ini diberlakukan di "ndonesia. >ajib +ajak menghitung, menyetor, dan

    melaporkan pajaknya sendiri. "ntinya, pajak yang dipungut melalui usaha atau kerja dari

    >ajib +ajak itu sendiri atau dengan kata lain >ajib +ajak sendirilah yang melakukan

     pembayaran pajaknya.

    Di "ndonesia, caranya seperti berikut 0 >ajib +ajak menghitung berapa besarnya

    +ajak +enghasilan yang dia miliki, kemudian memungut besarnya pajak milikinya

    tersebut, kemudian membayarkan ke $ank yang tunjuk sebagai penerima pembayaran

     pajak. =al yang paling penting adalah melaporkan pajaknya dengan media S+T (Surat

    +emberitahuan) ke /antor +ajak.

    2. Official Assessment System

    Sistem ini memberlakukan pemungutan pajak yang dilakukan oleh fiskus

    (petugas pemungut pajak). Dalam sistem ini, pemungutan pajak dilakukan oleh

     pemerintah, jadi yang menghitung dan memungut besaran pajak dari masyarakat adalah

     petugas negara atau dilakukan oleh pihak negara.

    3. Withholding Tax System

    '

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    9/33

    +emungutan dan pemotongan pajak dalam sistem ini dilakukan oleh pihak ketiga selain

    negara dan >ajib +ajak sendiri. 2ontohnya, dapat kita lihat pada pemungutan +ajak 

    +enghasilan ?rang +ribadi yang bekerja sebagai karyawan suatu perusahaan.

    +erusahaan biasanya, $!&N akan memotong dan memungut pajak dari penghasilan

     bulanan yang dimiliki pegawainya. Dalam hal ini, perusahaan sebagai pihak ketiga.

    Sistem ini juga berlaku di "ndoenesia terutama pada kantorkantor $!&N.

     

    II.1., -k' Pajak 

    +eraturan pajak dapat dibagi menjadi 3 (dua), yaitu0

    '. =ukum +ajak @ormil

    &engatur tentang kewajiban dan hak >ajib +ajak. &eliputi bagaimana suatu

    kewajiban ditunaikan, sanksi yang dikenakan apabila kewajiban tidak ditunaikan,

    serta halhal mengenai hak >ajib +ajak.

    3. =ukum +ajak &ateriil

    &engatur tentang halhal substanti

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    10/33

     Joint Venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu

     perusahaan baru, dimana perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan  Joint 

    Venture. Sedangkan pengertian lain, menurut Brman ajagukguk, Joint Venture adalah

    suatu kerjasama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional yang

    didasarkan pada perjanjian. 6adi pengertian ini lebih condong pada Joint Venture yang

     bersifat internasional.

    %danya pengertian Joint Venture dari kedua pendapat tersebut, bahwasanya Joint 

    Venture ialah suatu perjanjian, maka harus memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian

    menurut ketentuan dalam +asal '*3 /!= +erdata. Namun dalam pengaturan  Joint 

    Venture tersebut berada di luar /!= +erdata, karena  Joint Venture termasuk ke dalam

     perjanjian yang tidak bernama serta tidak diatur dalam /!= +erdata. $erdasarkan

     pengertian dari kedua tokoh diatas, maka dapat kita ketahui adanya unsurunsur yang

    terdapat dalam Joint Venture, antara lain 0

    '. /erjasama yang terjadi antar pemilik modal asing dan pemilik modal nasional.3. &embentuk perusahaan baru antara perusahaan asing dan nasional.

    *. Didasarkan pada suatu perjanjian atau kontraktual.

    &eskipun banyaknya penyebutan yang digunakan dalam istilah lain dari bentuk 

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    11/33

    '. Dua atau lebih alaupun suatu entitas hukum yang dikendalikan bersama ( ointly controlled entity)

    memenuhi definisi Joint Venture, akan tetapi perlakuan akuntansinya bagi para

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    12/33

    +erjanjian kontraktual tersebut dapat menunjuk salah satu

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    13/33

     perusahaan baru, dimana perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan  Joint 

    Venture.

    &eskipun banyaknya pengertian lain yang digunakan dalam bentuk

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    14/33

     berbeda. +ernyataan ini dapat mengidentifikasikan * (tiga) jenis bentuk

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    15/33

    Sehubungan dengan bagian partisipasi (interest )

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    16/33

    atas beban pengoperasian saluran tersebut dalam proporsi yang telah disepakati. 2ontoh

    lain pengendalian bersama aset adalah bila dua perusahaan mengendalikan bersama

    suatu properti, masingmasing

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    17/33

    *. +engendalian $ersama Bntitas ( Jointly "ontrolled %ntity)

    +engendalian bersama entitas adalah

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    18/33

    ! +engusaha kecil diberikan pilihan untuk menjadi +engusaha /ena +ajak atau tidak 

    menjadi +engusaha /ena +ajak. %rtinya, hukumnya tidak wajib.

    +eraturan +emerintah Nomor '5* Tahun 3, menyebutkan bahwa, yang termasuk 

    +engusaha /ena +ajak yaitu 0

    a. +engsuaha yang baru berniat akan melakukan penyerahan $arang /ena +ajak: 6asa

    /ena +ajak (dalam tahap pra operasi: belum berproduksi komersial), artinya

     perusahaan tersebut belum memulai usahanya, tetapi dari kegiatan persiapan yang

    dilakukan seperti pembelian barang modal atau bahan baku dapat diketahui bahwa

    +engusaha ini berniat akan melakukan panyerahan $arang /ena +ajak: 6asa /ena

    +ajak.

     b. $entuk kerjasama operasi ( Joint O!eration& Joint Venture) yang melakukan

     penyerahan $arang /ena +ajak: 6asa /ena +ajak. %pabila  Joint O!eration& Joint 

    Venture tersebut hanya merupakan alat koordinasi, sedangkan transaksi penyerahan

    $/+: 6/+ tetap dilakukan sendirisendiri oleh peserta  Joint O!eration& Joint 

    Venture, maka  Joint O!eration& Joint Venture tersebut tidak perlu dikukuhkan

    menjadi +engusaha /ena +ajak. Tetapi apabila  Joint O!eration& Joint 

    Venturedianggap seolaholah merupakan entitas terpisah dari perusahaan

    anggotanya, maka  Joint O!eration& Joint Venture tersebut dapat dikukuhkan

    menjadi +engusaha /ena +ajak.

    II.2.+ e5aji4an Persahaan Joint Venture Se4agai Pe'otong Pajak 

    /ewajibankewajiban perusahaan Joint Venture) sebagai pemotong: pemungut

     pajakdapat diuraikan sebagai berikut 0

    '. +ajak +enghasilan +asal 3'

    3

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    19/33

    +ajak ini muncul pada saat  Joint Venturemelakukan pembayaran atau pengakuan

     biaya sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilaukan oleh orang

     pribadi dalam negeri. $erdasarkan +asal '4 !ndangundang +ajak +enghasilan Nomor 

    *1 Tahun 3, tariff pajak yang berlaku menurut ketentuan dalam +asal 3' !ndang

    undang +ajak +enghasilan adalah 0'). ?rang +ribadi

    ! Sampai dengan p-.., sebesar -C

    ! Di atas p-.., sampai dengan p3-.., sebesar '-C

    ! Di atas p3-.., sampai dengan p-.., sebesar 3-C

    ! Di atas p-.., sebesar *C

    3). $adan dan $entuk !saha Tetap

    ! Sampai dengan p-.., sebesar 'C

    ! Di atas p-.., sampai dengan p'.., sebesar '-C

    ! Di atas p'.., sebesar *C.

    3. +ajak +enghasilan +asal 3*

    &uncul pada saat 6oint Aenture melakukan pembayaran atau pengakuan biaya atas

     bunga, di

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    20/33

    konsultan, dan jasa lainnya akan dikenakan pemotongan ++h +asal 3* sebesar 3C dari

     jumlah bruto tidak termasuk +ajak +ertambahan Nilai.

    &engenai jasa lain yang dikenakan pemotongan ++h +asal 3* sesuai dengan

    !ndangundang *1: 3. Dengan diterbitkannya +&/355:+&/.*:3 tanggal *'

    Desember tentang jenis jasa lain sebagaimana dimaksud dalam +asal 3* ayat (') huruf 2

    !ndangundang +ajak +enghasilan. +ada tahun 3, pasal 3* mempunyai dua macam

    tarif. /arena sebelum tahun 3, tarif pasal 3* hanya terdiri dari satu tarif '-C (dari

     bruto maupun netto), dan sekarang tarif pasal 3* terdiri dari 3C dan '-C dari jumlah

     bruto. ?leh karena itu, +eraturan &enteri /euangan hanya menjelaskan jenis jasa lain

    yang dimaksud dalam pasal 3* !ndangundang +ajak +enghasilan, tanpa mencantumkan

     perkiraan penghasilan netto seperti aturan ++h +asal 3* terdahulu. %pabila ada jasa yang

    tidak tercantum, maka jasa tersebut tidak akan menjadi objek pemotongan ++h +asal 3*.

    Seperti jasa konstruksi misalnya, maka atas 6asa /onstruksi tidak dipotong ++h +asal

    3*, melainkan dikenakan pemotongan ++h +asal 5 %yat (3).

    *. +ajak +enghasilan +asal 5 %yat (3)

    ++h pasal 5 ayat (3) menyebutkan bahwa, atas penghasilan berupa bunga deposito

    dan tabungantabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya

    di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan serta

     penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan +eraturan +emerintah.

    +ajak penghasilan yang dikenakan terhadap objek pajak penghasilan ++h +asal 5

    ayat (3) hanya sekali dikenakan dan tidak perlu dihitung lagi dengan tarif pajak +asal '4

    !ndangundang No. *1 Tahun 3 Tentang +ajak +enghasilan. %pabila wajib pajak 

    atas penghasilannya telah dipotong final, maka 0

    *

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    21/33

    '. %tas penghasilan tersebut tidak perlu dihitung lagi dalam S+T Tahunan ($adan atau

    ?rang +ribadi), hanya dilaporkan saja. Sehingga, apabila seluruh penghasilannya

    merupakan penghasilan bersifat final, maka tidak ada ++h terutang atau S+T Nihil.

    3. %pabila ++h yang bersifat final dipotong pihak lain, maka berhak meminta bukti

     pemotongannya.

    *. 7ang menjadi objek pajak ++h +asal 5 ayat (3) yang bersifat final, antara lain 0

    a. +enghasilan berupa bunga deposito: tabungan, diskonto S$" dan 6asa iro (+asal 5

    %yat (3) huruf a !ndangundang ++h 6o +eraturan +emerintah No. '*' Tahun 3 6o

    /&/ -': /&/. 5: 3'.

     b. $unga obligasi dan surat utang Negara, +asal 5 %yat (3) huruf a !ndangundang ++h

    6o +eraturan +emerintah No. '1 Tahun 3.

    c. $unga simpanan anggota yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi

    orang pribadi, (+asal 5 %yat (3) huruf a dan +asal '4 (4) 6o +eraturan +emerintah No. '-

    Tahun 3.

    d. +enghasilan berupa hadiah undian, (+asal 5 ayat (3) huruf b !ndangundang ++h 6o

    +eraturan +emerintah No. '*3 Tahun 3.

    e. +enghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, dan transaksi penjualan saham

    atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh

     perusahaan modal

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    22/33

    Sehubungan dengan telah diberlakukannya beberapa ketentuan tentang

     pembayaran +ajak +enghasilan atas penghasilan tertentu yang dikenakan secara final,

    sesuai dengan Surat Bdaran Direktur 6endral +ajak Nomor SB*:+6.**:' Tentang

    +engenaan Sanksi $agi >ajib +ajak 7ang Tidak &emenuhi /ewajiban +ph @inal. &aka,

    diberikan penegasan mengenai pengenaan sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi

    kewajiban memungut: memotong atau membayar ++h @inal.

    5. ++N dan ++n$&

    /etentuan ++N dan ++n$& pada perusahaan Joint Venture adalah sebgai berikut 0

    ')  Joint Venture dianggap sebagai +engusaha /ena +ajak (+/+) jika penutupan kontrak 

    dengan pihak lain dilakukan atas nama6oint Aenture. +ajak &asukan dpaat

    dikreditkan terhadap +ajak /eluaran  Joint Venture apabila dalam faktur pajaknya

    mencantumkan nama, alamat dan Nomor +okok >ajib +ajak (N+>+)  Joint Venture

    yang bersangkutan.

    3) %pabila penutupan kontrak dengan pihak lain secara nyata dilakukan oleh masing

    masing anggota, sedangkan  Joint Venture  hanya sebagai koordinator dan secara

    nyata tidak melakukan penyerahan $arang /ena +ajak ($/+) dan: atau 6asa /ena

    +ajak (6/+) kepada pihak lain, maka masingmasing anggota merupakan +engusaha

    /ena +ajak (+/+). +ajak &asukan dapat dikreditkan terhadap +ajak /eluaran

    anggota apabila faktur pajaknya mencantumkan nama, alamat dan N+>+  Joint 

    Venture tidak dapat dikreditkan oleh anggota.

    *) Dalam hal  Joint Venture menunjuk leader, maka apabila atas jasa yang diberikan

    oleh leader  kepada anggota diterima pembayaran imbalan, maka atas pembayaran

    *3

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    23/33

    tersebut sesuai dengan ketentuan +asal ' angka 3 ++ No. 3 Tahun ' jo.

    +engumuman Dirjen +ajak No. +BN'*: +6. 1*: ', terutang ++N.

    +ada +eraturan +emerintah No. ' Tahun 3'3, untuk penyerahan 6asa /ena

    +ajak, ditegaskan bahwa +enyerahan 6asa /ena +ajak terutang +ajak +ertambahan Nilai

     jika dilakukan di dalam daerah pabean meskipun 6/+ tersebut nantinya akan

    dimanfaatkan di luar daerah pabean. +enyerahan $/+:6/+ untuk pemakaian sendiri baik 

    untuk tujuan produktif maupun tujuan konsumtif termasuk dalam pengertian penyerahan

    yang terutang ++N.Namun ++N tidak dipungut khusus untuk pemakaian sendiri

    $/+:6/+ untuk tujuan produktif, kecuali pemakaian sendiri yang digunakan untuk 

    melakukan penyerahan yang tidak terutang ++N atau mendapat fasilitas dibebaskan dari

     pengenaan ++N.

    Telah diundangkan pada tanggal * 6anuari 3'3 peraturan +emerintah Nomor '

    tahun 3'3 Tentang +elaksanaan !ndang!ndang Nomor Tahun '* Tentang +ajak 

    +ertambahan Nilai $arang dan 6asa dan +ajak +enjualan atas $arang &ewah

    sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan !ndang!ndang Nomor 53

    Tahun 3 Tentang +erubahan /etiga %tas !ndang!ndang Nomor Tahun '*

    Tentang +ajak +ertambahan Nilai $arang dan 6asa dan +ajak +enjualan atas $arang

    &ewah.

      $eberapa hal yang baru adalah, penjelasan lebih mendalam tentang tanggung

     jawab renteng. +embeli $/+: 6/+ baru Etidak dapatF dikenakan tanggung jawab renteng

     jika tidak dapat membuktikan bahwa dia telah membayar ++N dan: atau ++n$& kepada

     penjual atau jika ++N dan: atau ++n$& tersebut dapat ditagih kepada penjual.

    **

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    24/33

      6ika kedua syarat tersebut tidak dapat dipenuhi maka pembeli $/+: 6/+ dapat

    ditagih ++N dan:atau ++n$& dengan menggunakan ketetapan pajak. ++ Nomor ' Tahun

    3'3 juga menghapus ++ Nomor '55 Tahun 3, sehingga jenis $/+:6/+ serta kriteria

    dan: atau rincian $/+: 6/+ akan ditetapkan melalui +eraturan &enteri /euangan

    dengan batasan sesuai +asal 5% !! ++N.

    II.2., Pe'4agian Bentk Joint Venture

    Secara umum, Joint Venture dikelompokkan ke dalam 3 (dua) kategori, yaitu 0

    '). Administrative Joint Venture, sering disebut sebagai /erjasama ?perasi dan 3). 'on

     Administrative Joint Venture. Dari segi permodalan,  Joint Venture tidak terbagi atas

    saham. &odal kerja  Joint Venture berupa kelebihan kemampuan dari masingmasing

    anggotanya yang dapat berupa 0 kemampuan penguasaan teknologi,  financial su!!ort 

    yang kuat, spesialisasi keahlian, atau bahkan fasilitas penugasan semata.

    '). Administrative Joint VentureDalam tipe  Joint Venture ini, kontrak dengan pihak pemberi kerja atau (roect O)ner 

    ditanda tangani atas nama Joint Venture. Dalam hal ini Joint Venture dianggap seolah

    olah merupakan entitas tersendiri terpisah dari perusahaan para anggotanya. Tanggung

     jawab pekerjaan terhadap pemilik proyek berada pada entitas  Joint Venture, bukan pada

    masingmasing anggota Joint Venture. &asalah pembagian modal kerja atau pembagian

     proyek, pengadaan peralatan, tenaga kerja, biaya bersama ( oint cost ) serta pembagian

    hasil ( !rofit sharing ) sehubungan dengan pelaksanaan proyek didasarkan pda porsi

     pekerjaan ( sco!e of )or* ) masingmasing yang disepakati dalam sebuah Joint Venture

     Agreement.

    3). 'on+Administrative Joint Venture

    *5

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    25/33

     Joint Venture dengan tipe ini dalam prakteknya di kalangan pengusaha jasa konstruksi

    sering disebut dengan konsorsium. Di mana kontrak dengan pihak (roect O)ner  di buat

    langsung atas nama masingmasing perusahaan anggota. Dalam hal ini hanya bersifat

    sebagai alat koordinasi.Tanggung jawab pekerjaan terhadap (roect O)ner  berada pada

    masingmasing anggota.

    II.2.16 Pentingn7a Perjanjian Joint Venture

    +erjanjian Joint Venture ini tidak mengakibatkan perubahan struktural pada

    masingmasing pihak, sehingga mereka masih memiliki hakhak mereka sebagai

     pebisnis namun tetap mempunyai tanggung jawab. Dan perjanjian tersebut merupakan

     perjanjian kerjasama yang didasarkan sepenuhnya pada kontrak. Setiap pihak yang

     bergabung dalam perjanjian bisnis akan mendapat bagiannya masingmasing atas

    keuntungan yang diperoleh dalam bisnis, dan juga akan mendapatkan bagian mereka

    ketika terdapat sumber keuntungan lainnya seperti, pengembalian pajak dan sebagainya.

    /ecuali Joint Venture tersebut bergerak dalam perusahaan: organisasi nirlaba yang tidak 

    mengharapkan keuntungan semata.

    +erjanjian  Joint Venture ini sangat baik dilakukan bagi organisasi: perusahaan

    yang memerlukan rekan bisnis atau rekan kerja untuk menangani sebuah proyek secara

     bersamasama dalam jangka waktu tertentu. 6adi, dapat dikatakan bahwa perjanjian

     Joint Venture akan sangat tepat untuk mereka yang memerlukan kerjasama yang sesaat

    atau tidak untuk selamanya, ataupun dalam jangka panjang.

    Selain itu, sangat penting untuk mengamankan kontrak dari pemutusan secara

    sepihak. 6ika ini tidak diatur secara lengkap, kemungkinan akan terjadi salah satu pihak 

    secara diamdiam atau terangterangan tidak melanjutkan kontrak atau memutuskan

    kontrak, sehingga proyek pendirian perusahaan akan terganggu. =arus diatur secara

    *-

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    26/33

    tegas bagaimana cara pemutusan kontrak, dan apakah dimungkinkan pemutusan secara

    sepihak, dan apakah konsekuensinya jika terjadi pihak yang memutuskan secara sepihak.

    ?leh karena itu, selain mekanisme atau proses yang jelas tentang pemutusan

    kontrak, harus pula diatur konsekuensinya, atau kompensasi tertentu jika terjadi

     pemutusan sepihak.

    II.2.11 Isi Perjanjian Joint Venture

    Terdapat beberapa hal tentang perjanjian  Joint Venture  dalam

    melakasanakan suatu proyek: bisnis dalam kerjasama, antara lain 0

    '. 6umlah detail tentang semua pihak yang bergabung dalam kesepakatan perjanjian,

    serta namanama para anggota. Semua data tersebut harus didokumentasikan sebagai

    syarat administrasi dan mengandung kekuatan hukum, sebagai antisipasi atas

    kemungkinan terburuk dalam kelangsungan kerjasama.

    3. Dokumen atas perjanjian  Joint Venture tentang tujuan diadakannya kerjasama

    tersebut serta pointpoint persetujuan lainnya.

    *. +erjanjian yang membahas kontribusi semua pihak dalam pelaksanaan kerjasama

     bisnis.

    5. +erjanjian Joint Venture yang membahas tentang kepemilikan modal masingmasing

     pihak serta kesepakatan pembagian hasil, sehingga pembagian hasil yang dicapai

    dapat dilakukan dengan seadiladilnya.-. +erjanjian  Joint Venture yang membahas tentang manajemen bisnis tersebut, serta

     peran masingmasing pihak dalam pelaksanaan bisnis.1. =asil dari pembahasan tentang hak atas kekayaan intelektual juga harus dilampirkan

    dengan lengkap pada perjanjian Joint Venturetersebut.

    4. /etentuan tentang tugas dan kedudukan semua indi

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    27/33

    . +erjanjian  Joint Venture  tentang penulisan laporan pertanggung jawaban masing

    masing pihak.

    +erjanjian Joint Venture merupakan sebuah keharusan untuk lancarnya pelaksanaan

    kerja sama bisnis antar anggota  Joint Venture. =al ini juga dibicarakan oleh semua

    anggota: pihak yang akan bergabung dalam bisnis  Joint Venture  ini, sehingga

    keselarasan dapat tercapai untuk mencapai sebuah kesuksesan.

    II.2.12 e4ijakan U'' Di Bidang Perpajakan Atas Persahaan Joint Venture

    !ntuk dapat menjalankan kebijakan perpajakan dengan baik, suatu perusahaan

    harus dapat memahami ketentuan perpajakan yang ada (menyangkut hak dan

    kewajibannya), disesuaikan dengan karakteristik usaha yang dijalankan. $erdasarkan

     pasal 3 ayat ' !ndang!ndang +ajak +enghasilan (!! ++h), bahwa subjek ++h terdiri

    dari ?rang +ribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

    yang berhak, $adan dan $adan !saha Tetap ($!T).

    >alaupun bentuk kerjasama ini bukan merupakan Subjek +ajak, namun ia tetap

     berkewajiban untuk memiliki Nomor +okok >ajib +ajak (N+>+). $erdasarkan Surat

    Dirjen +ajak Nomor 0 S*3*:+6.53:' dinyatakan bahwa pemberian N+>+ kepada

     bentuk

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    28/33

    >alaupun penghasilan yang diterima atau diperoleh Joint Venture merupakan

     penghasilan sehubungan dengan menjalankan kegiatan usaha untuk melakukan

     pekerjaan bebas,  Joint Venture tidak mempunyai kewajiban ++h +asal 3- dan ++h +asal

    3, karena  Joint Venture  bukan merupakan subjek pajak penghasilan. Subjek pajak 

    (pihak penanggung pajak) adalah para

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    29/33

    Sering terjadi perselisihan mengenai tanggung jawab atas biaya yang sudah

    dikeluarkan, manakala ternyata perusahaan  Joint Venture gagal didirikan. ?leh karena

    itu, kontrak Joint Venture harus mengantisipasi hal tersebut. 6ika perlu disertai dengan

    ketentuan ganti rugi jika ada pihak yang gagal melaksanakan kewajibannya.

    II.2.1$ Per3akan Perpajakan Atas entra Bersa'a / Joint Venture0

    %. Status Subyek dan >ajib +ajak 

    Secara eksplisit, bentuk  Joint Venture tidak termasuk dalam pengertian subjek 

     pajak badan. =al ini dipertegas dengan rulling   yang pernah dikeluarkan oleh pihak 

    Direktorat 6endral +ajak (D6+) Nomor SB55:+6.:'5 Tanggal 35 ?ktober '5 yang

    menyebutkan bahwa  Joint Venture  bukan subjek ++h $adan. +enegasan terakhir 

    mengenai posisi D6+ ini dapat dibaca juga pada  !rivate ruling yang dikeluarkan oleh

     pihak D6+ melalui suratnya dengan Nomor0 S3*:+6.*'3:33 tertanggal 35 ?ktober 

    33.

    &eski demikian, merefer pada ketentuan +asal ' a !! /!+ Nomor '1:3 dan

    +asal ' (3) huruf ' !! ++N Nomor ':3,  Joint Venture termasuk dalam ketegori

    sebagai >ajib +ajak yang ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk 

     pemungut atau pemotong pajak tertentu dan pengusaha kena pajak (+/+) yang

    melakukan penyerahan barang: jasa kena pajak.

    Sehingga apabila Joint Venture  telah memiliki N+>+, dengan statusnya bukan

    sebagai objek pajak ++h badan, maka tidak ada kewajiban bagi  Joint Venture  untuk 

    melaporkan S+T '44' karena bagian  !rofit   didistribusikan kepada para anggotanya

    (dilaporkan dalam S+T ++h $adan anggota). egistrasi N+>+ untuk  Joint Venture,

    lebih banyak ditujukan untuk pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan di bidang

    )ithholding income taxes dan ++N.

    *

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    30/33

    $. /ewajiban Withholding ,ncome Taxes (++h 5 %yat 3 final, 3', 33, 3*,31)

    Secara garis besar, kewajiban )ithholding income taxes Joint Venture  terkait

    dengan pola atau bentuk Joint Venture yang dilakukan. %pabila seluruh transaksi antara

     Joint Venture dengan pihka ketiga (khususnya subkontraktor) dilakukan atas nama  Joint 

    Venture- maka Joint Venture berkewajiban untuk melakukan )ithholding   (pemotongan:

     pemungutan) atas pembayaranpembayaran tersebut. &isalnya, apabila penyewaan

    gedung kantor dilakukan atas nama Joint Venture kepada pemilik, maka kewajiban ++h

    +asal 5 %yat 3 (final) sebesar 'C berada di tangan Joint Venture. $egitu pula jika Joint 

    Venture membayar gaji: upah kepada karyawannya, maka  Joint Venture terutang ++h 3':

    31. ;ebih jauh, apabila pihak Joint Venture melakukan pembayaran bunga dan jasajasa

    sebagaimana diatur dalam /eputusan D6+ No./B+*-:3', maka  Joint Venture

    terutang ++h +asal 3*.

    Dalam hal masingmasing anggota  Joint Venture  yang berkewajiban untuk 

    membayarkan sewa gedung, gaji: upah, bunga dan jasajasa lain tersebut, maka  Joint 

    Venture tidak terutang )ithholding income taxes ++h +asal 5 %yat 3 (final), ++h 3': 31,

    dan ++h 3*. /ewajiban )ithholding income taxes akan menjadi tanggung jawab masing

    masing anggota Joint Venture.

    %pabila Joint Venture memperoleh penghasilan yang merupakan objek ++h +asal

    3*, mengacu pada ketentuan Surat Bdaran D6+ Nomor SB55:+6.:'5, maka

     pemotongan ++h +asal 3* oleh pemilik proyek dapat dilakukan dengan cara 0

    '). +engajuan  s!litting : pemecahan dan overoo*ing : pemindahbukuan bukti

     pemotongan ++h +asal 3* atas nama  Joint Venture  kepada para anggotanya di /++,

    tempat  Joint Venture  terdaftar: berkedudukan, untuk kemudian diklaim sebagi kredit

    5

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    31/33

     pajak dalam S+T ++h badan para anggota  Joint Venture. =al ini dilakukan pada kasus

     pemotongan ++h +asal 3* oleh pemilik proyek yang telah terlanjur dilakukan atas nama

     Joint Venture.

    3). +emilik proyek membuat bukti pemotongan ++h +asal 3* atas nama  Joint Venture

    dengan GG anggota (N+>+ anggota  Joint Venture) dengan menyebutkan jumlah pajak 

     porsi masingmasing anggota  Joint Venture. "ni dapat diterapkan apabila pemotongan

    +asal 3* belum dibukukan.

    2. /ewajiban ++N dan ++n$&

    '). %pabila seluruh transaksi dengan pihak lain secara nyata dilakukan atas nama

     Joint Venture, maka wajib untuk dikukuhkan sebagai +/+. /onsekuansinya,  Joint 

    Venture berkewajiban untuk menerbitkan faktur pajak atas setiap billing yang timbul

    akibat penyerahan $/+: 6/+ dan melaporkan S+& ++N setiap bulannya. +erlu

    diperhatikan di sini mengenai ++N masukan yang dapat diklaim oleh  Joint Venture

    dalam S+& yang dilaporkannya.  Joint Venture  hanya diperkenankan untuk 

    mengkreditkan ++N masukan sepanjang faktur pajak dengan jelas ditunjukan atas

     N+>+ Joint Venture. Setiap faktur pajak yang ditujukan dan atas nama anggota, tidak 

    dapat dikreditkan oleh Joint Venture sebagai ++N masukan.

    3). Sebaliknya, jika transaksi dengan pihak lain secara faktual dilakukan atas nama

    masingmasing anggota  Joint Venture ( Joint Venture hanya bertindak sebagai

    koordinator dan tidak memiliki kewenangan untuk bertransaksi), maka setiap anggota

     Joint Venture  berkewajiban untuk dikukuhkan sebagai +/+, dan kewajiban penerbitan

    faktur pajak dan pelaporan S+& ada pada anggota Joint Venture. ++N masukan yang

    ditujukan untuk dan atas nama  Joint Venture tidak dapat dikreditkan dengan ++N

    5'

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    32/33

    keluaran para anggota Joint Venture. Dalam hal Joint Venture  menunjuk Joint Venture

    leader& coordinator , setiap pembayaran imbalan jasa yang diberikan oleh leader :

    coordinator  kepada anggota lainnya, tetap terutang ++N.

    D. %spek +erpajakan ;ainnya

    '). %pabila salah satu anggota Joint Venture adalah >+;N, maka yang bersangkutan

    dianggap memiliki $entuk !saha Tetap ($!T) di "ndonesia. /onsekuensinya, atas

     pembagian laba Joint Venture akan terkena pajak tambahan berupa ++h +asal 31 %yat 5.

    3). %pabila  Joint Venture menganut konsepsi /S@, dapat terjadi Joint Venture tidak 

    menyelenggarakan pembukuan, karena pencatatan dilakukan oleh masingmasing

    anggota. ?leh karena itu, tiaptiap anggota Joint Venture bertanggung jawab sepenuhnya

    atas konsekuensi perpajakan yang menyangkut bagiannya, termasuk tanggung jawab

     perpajakannya saat dilakukan pemeriksaan pajak (tax audit ).

    Sebaliknya, jika konsepsi /S? yang dianut, maka  Joint Venture  berkewajiban

    menyelenggarakan pembukuan dan menyusun laporan keuangan berdasarkan dokumen,

    catatan dan su!!orting  data yang rele

  • 8/18/2019 2011-2-00344-AK Bab2001

    33/33

     para pihak, juga konsekuensi terhadap pihak ketiga, termasuk karyawan, yang harus

    dipenuhi oleh para pihak atau perusahaan  Joint Venture  yang terbentuk. &asalah

     pembubaran  Joint Venture juga diatur dalam anggaran dasar perusahaan  Joint Venture,

    tetapi lebih baik jika dalam kontrak Joint Venture juga diatur secara lebih lengkap.

    "si dari pernyataan pembubaran perusahaan Joint Venture, antara lain 0

    '. +erusahaan 6oint Aenture bubar, karena 0

    a. 6angka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir, b. Tujuan perusahaan telah tercapai atau tidak tercapai,

    c. +utusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan alasan 0

    '. +erusahaan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan,

    3. Tidak mampu membayar hutangnya setelah dinyatakan pailit, atau

    *. =arta kekayaan perusahaan tidak cukup untuk melunasi hutangnya setelah

     pernyataan pailit dicabut.

    3. %pabila perusahaan bubar sebagaimana diatur dalam angka (') huruf a dan huruf b,

    +embina menunjuk likuidator untuk membereskan kakayaan perusahaan.

    *. %pabila tidak ditunjuk likuidator, maka pengurus bertindak sebagai likuidator.

    5. +embubaran perusahaan hanya dapat dilakukan berdasarkan apat +embina yang

    dihadiri paling sedikit H (tiga per empat) dari jumlah anggota +embina dan disetujui

     paling sedikit H (tiga per empat) dari seluruh jumlah naggota +embina yang hadir.