19
BAB VI ANALISA PBU DENGAN MENGGUNAKAN SAPHIR 3.20 6.1. TUJUAN ANALISA Saphir 3.20 merupakan salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisa tekanan reservoir menggunakan metodologi pressure derivative. Tujuan utama dari Saphire 3.20 ini adalah untuk mengantarkan pengguna menyelesaikan proses interpretasi menggunakan metode tersebut. Hasil yang didapat dari analisa menggunakan software Saphire 3.20 ini antara lain, Permeabilitas formasi, faktor skin, ΔPs, Productivity index, dsb. Dengan menggunakan perangkat lunak ini, diharapkan proses analisa tekanan formasi di suatu sumur dapat lebih mempersingkat waktu serta keakuratan data bisa lebih tinggi. 6.2. DASAR TEORI Pengujian sumur merupakan salah satu aspek penting dalam suatu industri perminyakan. Kecepatan dalam melakukan analisa serta keakuratan hasil dari analisa adalah tuntutan dari penguian sumur itu sendiri. Saphir 3.20 merupakan salah satu jenis perangkat lunak dalam suatu pengujian sumur. Masih ada banyak software lain yang bisa digunakan dalam pengujian tekanan

BAB 6 Shapire.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 6 Shapire.docx

BAB VI

ANALISA PBU DENGAN MENGGUNAKAN SAPHIR 3.20

6.1. TUJUAN ANALISA

Saphir 3.20 merupakan salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk

menganalisa tekanan reservoir menggunakan metodologi pressure derivative. Tujuan

utama dari Saphire 3.20 ini adalah untuk mengantarkan pengguna menyelesaikan

proses interpretasi menggunakan metode tersebut.

Hasil yang didapat dari analisa menggunakan software Saphire 3.20 ini antara

lain, Permeabilitas formasi, faktor skin, ΔPs, Productivity index, dsb. Dengan

menggunakan perangkat lunak ini, diharapkan proses analisa tekanan formasi di

suatu sumur dapat lebih mempersingkat waktu serta keakuratan data bisa lebih tinggi.

6.2. DASAR TEORI

Pengujian sumur merupakan salah satu aspek penting dalam suatu industri

perminyakan. Kecepatan dalam melakukan analisa serta keakuratan hasil dari analisa

adalah tuntutan dari penguian sumur itu sendiri.

Saphir 3.20 merupakan salah satu jenis perangkat lunak dalam suatu

pengujian sumur. Masih ada banyak software lain yang bisa digunakan dalam

pengujian tekanan formasi, seperti Eclipse misalnya. Saphir merupakan software

yang penggunaannya menggunakan metodologi pressure derivative. Dimana dalam

penerapannya memiliki tahap berbeda dalam penginterpretasi data. Dalam intrepetasi

data saphir memeriksa kemauan dari proses tersebut, membolehkan pilihan yang

dijinkan dan menyarankan apa yang mesti dilakukan sesudahnya. Menganggap

bahwa semua tahap sebelumnya telah diteliti dan semua data yang didapat adalah

valid.

6.3. PROSEDUR ANALISA

Page 2: BAB 6 Shapire.docx

1. Dalam menu File dari layar utama Saphir pilih "New", lalu isi dengan

data-data PBU kita peroleh :

Gambar 6.1. Main Options Saphire 3.2.

2. Pilih next, lalu isi data-data yang dibutuhkan sesuai dengan data-data

PBU yang kita peroleh :

Gambar 6.2 PVT Parameters

3. Pilih Create

4. Setelah dipilih create, akan muncul tampilan main screen seperti ini :

Page 3: BAB 6 Shapire.docx

Gambar 6.3. Saphir Main Screen

5. Klik “Load Q” , setelah itu akan muncul pertanyaan mengenai

asal-usul data yang akan digunakan, pilih keyboard :

Gambar 6.4. Load data “Load Q”

6. Klik OK.

7. Setelah itu masukkan data jam dan liquid rate nya, lali klik OK.

Page 4: BAB 6 Shapire.docx

Gambar 6.5. Rate Dialog Box

8. Setelah itu akan muncul tampilan Duration vs Liquid Rate di History

Plot.

Gambar 6.6 History Plot, duration vs liquid rate

9. Klik “Load P”, setelah itu akan muncul pertanyaan mengenai

asal-usul data yang akan digunakan, pilih keyboard :

Page 5: BAB 6 Shapire.docx

Gambar 6.7. Load Data “Load P”

10. Klik Ok

11. Masukkan data dt + tp dengan data Pws, lalu klik Ok

Gambar 6.8. Pressure

12. Pada History Plot akan muncul tampilan seperti ini

Page 6: BAB 6 Shapire.docx

Gambar 6.9. History Plot, time vs dt + tp

13. Klik “Extract dP”, lalu akan muncul kotak dialog Gauge and

Group Selection. Pada Active Gauge(s) pilih Pressure 1 dan pada Active

Group(s) build-up #1. Setelah itu akan muncul kotak dialog extraction

parameters, lalu lihat kolom P at dt = 0. Bila kolom tersebut sudah terisi

dengan nilai Pwf yang kita peroleh dari data PBU, klik Ok.

Gambar 6.10. Extract dP – Extraction Parameter

14. Lalu di main screen akan muncul tampilan seperti ini :

Page 7: BAB 6 Shapire.docx

Gambar 6.11. Main screen setelah “Extract dP”

15. Pada kurva log-log plot kita buat garis regresi, dengan cara klik kanan

pada kurva log-log plot pilih line regression.

Gambar 6.12. Kurva Setelah di Regresi

16. Klik “Model”, lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini:

Page 8: BAB 6 Shapire.docx

Gambar 6.13. Model Dialog Box

17. Klik Generate.

18. Klik “Improve” Run

Gambar 6.14. Improve Dialog Box

19. Pada Main Screen akan muncul tampilan seperti ini :

Page 9: BAB 6 Shapire.docx

Gambar 6.15. Tampilan Main Screen setelah di Improve

20. Pilih Output Preview Report

21. Pindahkan data-data yang ada pada available result ke outputs dengan

cara mengklik tanda >>.

Gambar 6.16. Output Dialog Box

22. Klik Preview.

Page 10: BAB 6 Shapire.docx

6.4. HASIL ANALISA

6.4.1. DATA

Laju Produksi, (q) : 85.2 M³/ dayTekanan Alir Dasar Sumur, (Pwf) : 1521.22 psiJari-jari Sumur, (rw) : 0.2651 ftPorositas, () : 0.16Ketebalan Formasi Produktif, (h) : 13.12 ftViskositas Minyak (o) : 0.1718 cpKompresibilitas total, (Ct) : 0.00027 psi-1

Faktor Volume Formasi Minyak, (Bo) : 1.683 RB/ STBSumur Diproduksikan, (tp) : 32 Jam

Page 11: BAB 6 Shapire.docx

6.5. GRAFIK

6.5.1. Grafik Pressure, Liquid Rate vs Time

Page 12: BAB 6 Shapire.docx

6.5.2. Grafik Superposition Time vs Pressure

Page 13: BAB 6 Shapire.docx

6.5.3. Grafik dt vs dP dan dP’

Page 14: BAB 6 Shapire.docx

6.6. PEMBAHASAN

Pengujian sumur merupakan salah satu aspek penting dalam suatu industri

perminyakan. Kecepatan dalam melakukan analisa serta keakuratan hasil dari analisa

adalah tuntutan dari penguian sumur itu sendiri.

Saphir 3.20 merupakan salah satu jenis perangkat lunak dalam suatu

pengujian sumur. Masih ada banyak software lain yang bisa digunakan dalam

pengujian tekanan formasi, seperti Eclipse misalnya. Saphir merupakan software

yang penggunaannya menggunakan metodologi pressure derivative.

Dalam Analisa yang kita lakukan, kita menggunakan Saphir 3.20 untuk

melakukan analisa Pressure Buildup. Dan dalam analisa tersebut kita bisa

menemukan karakteristik formasi, faktor skin, Productivity index, dan waktu

penutupan serta besarnya tekanan.

Dalam Analisa tersebut kita melakukan di jenis sumur yang homogen, dengan

batas infinite, dengan jenis skin terdapat dalam sumur tersebut. Dalam analisa kita

menemukan permeabilitas formasi sebesar 14,7 mD, dengan Productivity index

3408,17 psi. Besarnya penurunan tekanan akibat skin sebesar 1138,01 psi karena

faktor skin yang didapat sebesar 10.

Dengan adanya software seperti ini, diharapkan proses pengujian suatu sumur

dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dengan keakuratan data yang jauh

lebih besar dibandingkan dengan uji sumur secara konvensional ataupun dengan Ms.

Excel.

Perbandingan antara shapire dan juga dengan penggunaan excel untuk hasil

tidak terpaut terlalu jauh.Untuk hasil analisa meliputi parameter-parameter yang

didapatkan juga tidak terlalu jauh.Dan dengan menggunakan shapire untuk hasil bisa

dibilang lebih akurat.

Page 15: BAB 6 Shapire.docx

6.7. KESIMPULAN

Dari Analisa Pressure Buildup menggunakan perangkat lunak Saphir 3.20,

parameter yang kita dapatkan antara lain:

1. T Match = 40,7 hr-1

P Match = 0.00879 psi-1

C = 0.00811 bbl/psi

Skin = 10

ΔPs = 1138,01 psi

Pi = 3408,17 psia

k.h = 192 m d.ft

k = 296 md

Rinv = 200 ft

Test.Vol. = 469839,9 Barrels

2. Saphir 3.20 merupakan salah satu perangkat lunak yang digunakan

dalam pengujian sumur yang menggunakan metodologi pressure

derivative.

3. Dengan menggunakan saphir 3.20, keakuratan data jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan pengujian sumur menggunakan Ms. Excel.