17

BAB 7 PKN.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 7

MEMBANGUN PERADABAN INDONESIA

Halaman 321-369Back to Basic (4/7):

Ke-1: Melanjutkan Proyek Kapal Maruta Jaya, yang memanfaatkan angin dan Photo voltaic Energy.

Pada tahun 1979-an, ini telah dikemukakan yang mana sepanjang masa ada transportasi antar pulau dengan pemanfaatan energi. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau, bagaimana jika suatu hari harga minyak tidak terjangkau atau tidak ada lagi. Untuk hal ini kapal semacam ini dapat dikembangkan kapal layar., tetapai untuk Container, dengan layar yang diperhitungkan. Ini juga dihapuskan hanya karena produk Orde Baru.

Dalam kenyataannya, kini kita dihadapi melambungnya harga minyak mentah di dunia, tentu menimbulkan efek berantai dalan negeri yang berpengaruh ke berbagai sektor dan akhirnya beban biaya minyak harus dipikul juga oleh rakyat. Kini upaya subsidi kepada rakyat yang berekonomi lemah sedang berjalan, namun efektivitasnya sangat dipertanyakan secara ekonomis. Selain itu harus diakui gerakan penghematan juga masih belum demikian berjalan secara efective baik di lingkungan pemerintahan maupun kehidupan publik secara luas. Yang terjadi, dilakukan kenaikan harga BBM yang bebannya jatuh ke rakyat, sungguh ini beban berat yang harus kita rasakan sama-sama. Indonesia, memang negara penghasil minyak, tetapi kebutuhan dalam negeri semakin meningkat dalam keperluan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Kita akan sampai ke batas mengalami krisis energi, apabila tidak dilakukan langkah-langkah nyata berupa upaya mengubah pola konsumsi penggunaan energi dan mengurangi ketergantungan terhadap BBM dengan mencari solusi terhadap energi alternatif. Tanpa itu kita sebagai bangsa akan dihadapkan kepada krisis energi yang dapat melumpuhkan ekonomi nasional dan tentunya berdampak kepada stabilitas sosial dan politik.Masalah kita tidak perlu mencari kesalahan, pemerintah perlu mengambil lengkah sosial yang memiliki langkah strategis dengan visi jauh ke depan. Kita masih ingat Badan Pusat Pengkajian Teknologi (BPPT) pernah menciptakan Kapal Layar Motor (KLM) yang diberi nama Maruta Jaya 900, sebagai model kapal yang hemat energi. B.J. Habibie telah merintis hal ini, 15 tahun yang silam. Ketika mantan Presiden B.J Habibi, saat masih menjabat Menteri Riset Teknologi/Ketua Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), ketika harga minyak mentah di pasar dunia masih 14,000 dollar AS/barel (kini telah melampaui angka 100,000 dollar AS/barel), telah diupayakan peroyek rintisan Maruta Jaya 900 produksi PT. PAL, Surabaya denagan desain khusus untuk kapal angkutan barang (Cargo Ship) yang hemat BBM dan ramah lingkungan. Kapal ini dibuat di tahun 1990, setelah melalui rangkaian uji coba, maka di tahun 1992 sebagai kapal niaga Maruta Jaya 900 diluncurkan. Kapal ini dapat bergerak dengan penggunaan pemenfaatan tenaga angin sebagai penggerak utama kapal. Menggunakan layar seluas 1.200 meter persegi, terdiri dari 1 buah layar jip (Jip Sail) berbentuk segi tiga yang terletak di bagian cocor/haluan (Bawssprit), 2 buah layar utama (Main Sail) berbentuk segi empat panjang, masing-masing terpasang pada tiang belakang dan dapat memberikan dorong kekuatan laju yang terpasang pada tiang belakang dengan kekuatan dorongan kapal 8-9 knot pada saat cuaca normal. Berdasarkan hasil kajian BPPT, KLM Maruta Jaya mampu menghemat konsumsi BBM sampai 70% dibanding dengan kapal sejenisnya. Jika kapal sejenisnya dengan daya muat 800-900 ton mengomsumsi BBM sekitar 3000-4000 liter/hari, maka KLM Maruta Jaya 900 hanya memerlukan 900-1000 liter/hari. Menurut Gita Ardjakusuma (mantan Kapten Kapal Phinisi Nusantara), memberi pandangan:

Bagaimana tidak, dengan teknologi pemanfaatan tenaga angin, paling tidak menjadi menjadi sumber energi lain yang mampu secara signifikan menekan konsumsi BBM bagi kapal ini. Dalam hal ini terbukti dari perhitungan bahan bakat yang diperlukan kapal dengan bobot sejenis. Bila yang lain membutuhkan hingga 3000-4000 liter per hari, maka dengan teknologi yang dimiliki Maruta Jaya, hanya 700-800 liter BBM yang dikelurkan.Kapal dengan teknologi seperti ini tidak saja efisien dan memberi solusi terhadap kelangkaan serta krisis energi yang kita rasakan dewasa ini. KLM Maruta Jaya 900 sebagai jenis kapal Kargo (Cargo Ship), dapat difungsikan sebagai kapal latin, dapat manampung setidaknya 15 orang calon pelaut (Cadet), dengan Raute yang menyesuaikan pada tujuan pengiriman barang (Training Pollos the cargo route). Ini dilakukan tidak lain guna berupaya menekan biaya seminimal mungkin bagu pelatihan (Training). Kenapa ? Sebab biaya operasional kapal, sebagian sudah dibebenkan kepada ongkos angkut barang (Cargo Freight). Dengan pelatihan Sail Training di atas kapal KLM Maruta Jaya 900, ini ditangani dengan instruktur serta tenaga yang berpengalaman serta profesional, bekerja sama dengan dilat kepelautan yang mendapatkan rekomendasi sertifikat sesuai standar IMO seperti STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) dan BP3IP (Balai Basar Pendidikan Pelayaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran) di Jakarta serta sejumlah diklat yang ada di berbagai kota besar lainnya.Kapal ini juga dapat difungsikan sebagai kapal perintis bagi Pemerintah Daerah (Pemda) yang memiliki aktivitas ekonomi serta budaya kehidupan meritim. Kapal ini dapat mengangkut hasil bumi dan kebutuhan bahan pokok berkaitan dengan kepentingan rakyat, yang tentunya memiliki kemampuan sebagai salah satu alternatif penyeimbang harga. Manfaat lainnya, kapal ini dapat digunakan sebagai sarana untuk kunjungan muhibah antar kota, daerah, kegiatan pertukaran remaja, kegiatan promosi budaya dan wisata.

Ketika terjadi tsunami dan gempa bumi di Provinsi NAD (Nanggroe aceh Darussalam), Kepulauan Nias serta Pulau Simeulue pada masa tangga darurat, kapal KLM Maruta Jaya mampu mengangkut 2 x 800 ton barang atau setara 100 truk dan tiba ditujuan dengan selamat. Kemudian KLM telah melakukan pelatihan para remaja korban bencana menjadi calom pelaut dengan bekerja sama dengan Pemerintah Kbupaten Simeulue, Provinsi NAD. Demikian pula banyak kalangan LSM berminat dengan model kapal seperti ini seperti Care, USA. Windjammer dan Save The Children tertarik untuk memilikinya. Rasanya benar sebagaimana dikemukakan Gita Ardjakusuma:

Disinilah perlunya bangsa ini kembali menengok pada teknologi-teknologi kita terdahulu yang sebenarnya juga tidak ketinggalan zaman. Apalagi di saat BBM sulit seperti sekarang, pemanfaatan tenaga air pada kapal pada akhirnya meminimalkan biaya oprasional yang harus dikeluarkan. Ketimbang harus berpusing-pusing dengan teknologi kapal lain yang boros energi. Lebih baik memanfaatkan energi sekitar, selain hemat juga bisa melestarikan lingkungan.Ke-2: Melanjutkan dan menyempurnakan proyek Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET) di masa pemerintahan sebelum reformasi sampai pemerintahan B.J. Habibie KAPET di laksanakan melalui dewan Pembanguna Kawasan Ekonomi Timur. Selama lima tahun di bawak kepemimpinannya, setiap minggu dilakukan rapat Paripura. Menurut B.J. Habibie Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) hanya menarik jikalau menguntungkan rakyat di daerah tarsebut. Proyej ini dikembangkan oleh Dewan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia yang di ketuai olehnya. Dewan ini beranggota Menhankan, Memperindeg, Mantan serta Gubernur-Gubernur. Lima tahun proyek ini dikembangkan. Ini bagian dari back to basic selama 10 tahun, sebab itu jangan sampai mengalami segmentasi karena rencananya ada. Dalam soal seperti ini, menurut sang teknologi ini tidak perlu bicara orde-orde, apakah Orde Baru atau Orde Lama, daginya yang ada adalah manusia Indonesia secara keseluruhan dan untuk kemajuan di nasa depan.Memang spiritnya untuk membangun Indonesia Kawasan Timur agar mengalami percepatan pembangunan. Tetapi yang penting agar terjadi Gap. Gross GDP antara bagian Barat dan bagian Timur Indonesia dapat diperkeci. Pada masa Orde Baru memang belum diberlakukan otonomi daerah sebagaimana sekarang ini. Sebab itu dilakukan proyek ini tentu ada alasan-alasannya. Otonomi daerah itu juga penting, sangat diperlukan bahwa ada anggapan bahwa otonomi daerah dianggap merugikan kesatuan dan persatuan, justru ini tidak! Menurut B.J Habibie ini jusdtru memperkuat. Artinya dengan dengan otonomi daerah maka KARET ini sudah terelaborasi, namun harus diakui orang-orang dearah yang unggul banyak berkembang di Jakarta, sebet saja Ginanjar Kartasasmita berasal dari daerah Jawa Barat dan banyak lainnya.Ke-3: mengandalkan pada SDM yang peningkatan potensinya di biayai oleh hasil Sumber Daya Alam (SDA).Bagaimana pemerintah harus memberikan subsidi secara luas dari hasil keuntungan yang didapatkan dari sember daya alam atau sumber kekayaan alam, yang keuntungannya memberikan prioritas utama secara berukur bagi peningkatan SDM rakyat Indonesia ? ini menjadikan generasi penerus sebagai generasi yang unggul, terdidik dengan pengetahuan, keterampilan serta kemampuan menggunakan teknologi tepat guna. Karena itu program pendidikan dengan anggaran 20% harus diwujudkan dengan diarahkan dagi peningkatan mutu pendidikan, kesejahtaraan tenaga pendidik, pemberian fasilitas beasiswa dagi pelajar dan mahasiswa teladan serta pemberian bantuan dagi anak didik yang tidak mampu atau miskin maupun anak terlantar.

Ke-4: wind fall, akidat harga Internasional dikenakan pajak yang progresif.

Dalam berita yang kita baca dalam surat kabar, pemerintah tidak mungkin menerapkan pajak keuntungan dari kenaikan harga minyak (Wind Fall Profit Tax) kepada kontraktor minyak. Kenapa ? Alasannya pemerintah dan kontarktor terikat perjajian yang berkaitan dengan Production Shering yang menyebutkan tidak adanya pungutan baru. Kemudian dari sisi pajak, jika pemerintah menerapkan wind Fall Profit Tax, hasilnya tidak akan optimal. Penerapan pajak atas kenaikan hasil minyak itu bahkan dapat membuat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) akan menurun. Jika penguatan pajak dinaikkan, hal itu akan mengurangi pendapatan kontraktor, sehingga bagi hasilnya pun akan berkurang. Dengan turunnya bagi hasil antara pemerintah dan konrtaktor minyak, otomatis penerimaan negara bukan pajak akan berkurang. Wind Fall Profit minyak memang tujuannya bagaimana pemerintah juga merasakan Mergin dari naiknya harga minyak yang dinikmati kontraktor minyak, yang intinya beberapa bisnis perhitungan biaya untuk produksi minyak yang tadinya diterapkan berdasarkan persentase, akan diubah dengan penetapan secara normal. Memang persoalan Wind Fall Profit ini dapat dilihat dari beberapa pendekatan, misalnya apakah dilakukan dengan melakukan efisiensi dari segi biaya atau dari segi pendapatan yang diterima oleh kontraktor minyak tersebut ? harus diakui bahwa kontraktor minyak selama ini telah menikmati sejumlah besar dana sehubungan naiknya harga minyak dewasa ini.B.J. Habibie justru memiliki pandangan dalam soal Bahan Bakar Minyak (BBM). Ia mengusulkan agar harga BBM jangan dikaitkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi sebaiknya dilepas sesuai dengan harga pesar, sehingga tidak perlu ada kericuhan setiap kali kenaikan harga. Namun, menurutnya pemerintah seharusnya sebelum mengambil langkah-langkah itu, harus dipenuhi sejumlah syarat; Pertama, membuat aturan dan kebijakan energi yang tepat dan melindungi kepentungan rakyat banyak; Kedua, harus menggratiskan biaya pendidikan, memurahkan biaya kesehatan dan menaikkan gaji; Ketiga, jika ingin memberi subsidi BBM tentukan sasaran subsidi dengan tepat agar tidak penyelundupan atau peguntungan masyarakat menengah ke atas. B.J. Habibie juga berpendapat dengan mempertahankan kenapa pemerintahan tidak berani memungut pajak tambahan dari hasil migas (Wind Fall Profit Tax)? Padahal menurutnya, dengan lonjakan harga minyak di pasar Internasional, perusahaan asing penghasil minyak ketimbang untung dan layak dikenakan pajak. Ia berpandangan bahwa penerapan Wind Fall Profit Tax itu penting.Ke-5: investor yang meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia atau intensif akan diberi insentif.

Pada masa B.J. Habibie masih aktif di pemerintahan dilakukan langkah-langkah di mana mobil yang masuk harus mengikuti apa yang disebut Progressif Manufacturing Plan, dimana tahun pertama boleh jual sekian, tapi harus invest, ciptaan lapangan kerja, transfer teknologi. Makin lama makin banyak, maka dikembangkannya indusrt penunjang, tiba-tiba karena alasan repormasi dan globalisasi para ahli ekonomi menentukan membuka pintu dengan membolehkan inpor apa saja. Apa yang terjadi? Mereka yang sudah menanam modal sela 20 tahun, menyatakan pemerintah tidak konsisten. Akibatnya , produksi dalam segeri menjadi mahal dan tidak mampu bersaing, maka mobil-mobil dari luar dengan mudahnya masuk hanya dengan membayar pajak. Keadaan ini menunjukkan yang berkuasa itu tidak paham. Dalam kenyataan pula, betapa banyak perusahaan-perusahaan yang hengkang dari Indonesia.Pengembangan industri Strategis, menurutnya ini harus di support, dikembangkan sampai mampu berkembang sendiri. Industri strategis telah dibunuh, saat ini elemen-elemen nnya masih hidup, lihat saja seperti; IPTN menjadi Dirgantara Indonesia, Krakatau Steel, PAL, PINDAD dan lainnya masih ada. Biar industri ini berkembang lalu dijual sahamnya. Dengan itu, pemerintah meniliki saham yang menguntungkan sebagian kepada umum yang juga menguntungkan. Mengenai industri strategis, sebenarnaya tidak ada untung, masih memiliki asset yang berarti dengan itu utang pun dapat diimbangi dengan penjualan saham yang dapat diumumkan dengan kepala masyarakat.Sebagia cotoh dari yang telah dihasikan, telah ada pembuatan pesawat N-250, agar dapat terbang, dia telah melakukan uji terbang lebih-kurang 800 jam, ini memang masih perlu dana untuk mencapai persyaratan uji layak terbang. Perlu dana, pesawat yang dihasilkan merupakan suatu karya nyata. Apa dampak dari srtgnasi indusrti strategis kita? Tidak lain, kita kehilangan momentum dalam kerangka wahana untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang mkampu mengembangkan, menerapknan, dan mengandalkan teknologi canggih dan kepentingan dagi kemajuan teknologi serta sebagai negara modern sangatlah tinggi dan berarti. Untuk jenis pesawat sipil seperti N-250, hanya beberapa negara yang mampu membuatnya. Rusia saja tidak mampu, India tidak. Adapun yang mengembangkan jenis pesawat ini adalah Jepang, Eropa, Brazil dan Kanada, lainnya belum. Kita kehilangan momentum, ujar B.J. Habibie.

Memang kita harus mendorong cara berfikir dagaimana investasi modal dapat ditanamkan dalam kegiatan ekonomi yang berorientasi pada Production dengan berwawasan pada kepentingan nasional. Apa yang kita saksikan investasi masih lebih menonjol pada hal-hal yang bersifat konsumsi dan kemewahan. Contoh yang dapat kita amati, misalnya di negara Taiwan investasi dilakukan kepada sasaran pabrik-pabrik bukan properti. Orang Singapura sendiri banyak berinvestasi ke Malaysia, Indonesia seperti ke Batam, sebaliknya bagaiman orang Indonesia ? Kantongnya tersedot untuk berbelanja ke Singapura, demikian hedonis dan konsumtif. Jadi kita lebih kepada Consumtive Oriented dukan Produktive Oriented, terlebih lagi banyak yang berorientasi pada Consumer Goods. B.J. Habibie mengharapkan bahwa bangsa Indonesia harus memulai kepada production, sebab itu investasi apa saja yang datang dari luar negeri yang berorientasi kepada peningkatan sumber daya manusia (SDM) anak bangsa perlu diberi insentif, perlu dirangsang selain memanfaatkan produksi dalam negeri yang bersifat Export dan Import Substitution.Back toBasic (5/7):Ke-1: Rencana pembangunan pulau Batam, Rempang, Galan dan Bintan (Barenglanbin)vagar disempurnakan.

Ke-2: Rencana Pembangunan Pulau Natuna segera disempurnakan dan dilanjutkan. Ini tidak hanya untuk perkembangan perdagangan, ekonomi dan sosial kawasan tersebut, melainkan juga berkaitan dengan pertahanaan serta keamanaan wilayah bila dilihat dari posisi letak strategis dan tantangan ke depan.Dalam suatu kesempatan, B.J. Habibie menjelaskan mengenai perkembangan pulau di kawasan ini, tentang pulau Batam dikemukakannya:

Seperti diketahui, pulau Batam is Indonesia, tetapi Indonesia is not only Pulau Batam. Kalau Pak Lee Kwan Yeuw bilang; Singpura is Singapura. Tetapi kita tidak bisa. Indonesia is more than pulau Batam. Dan kita melakukan pembangunan untuk semua rakyat, seluruh Wilayak Wawasan Nusantara. Dari situ dapat dilihat kebijakaan ahli teknologi maupun pengembangan Human Resaurces yang kita laksanakan sekarang untuk seluruh wilayah Indonesia, harus melalui program-program.

Ke-3: Energi Arus laut antara kepulauan NTB dan NTT segera dikembangkan menjadi energi listrik terbaru. Indonesia merupakan kepulauan bendungan dari arus dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dari gelombang arus tersebut dapat diolah energi listrik yang abadi. Ini dilakukan dengan pemanfaatan Kinetic Energy, B.J. Habibie menumpahkan perasaannya: Iskandar Alisyahbana, begitu gemasnya, dia mengambil uangnya sendiri untuk mengembangkan penelitian bagaimana pemanfaatan energi yang ada dari laut Indonesia (arus gelombang) abadi yang datang dari dua samudra dunia yang masuk ke wilayah laut Indonesia melalui selat-selat (celah-celah). Sesungguhnya ini energi abadi anugrah dari Tuhan. Dalam satu kesempatan wawancara, B.J Habibiemengajak penulis meninggalkan kursi tanpa kami berdialog menuju sebuah Bola Dunia (Glube) yang berjarak dari kursi kami sekitar 4 meter, dan kami berdiri bersama, lantas B.J. Habibie mulai menjelaskan smbil memegang selembar kertas A4, lalu diperagakannya, sambil menerangkan sebagai berikut:

Ini kertas (kedua ujung sisi diletakkan diatas peta pulau Weh (Sabang) di paling barat dan pulau Irian (Merauke) di paling Timur Indonesia). Setelah itu bola dunia diputar, berhenti di benua Amerika, kertas itu kedua ujungnya diletakkan mulai dari kota Washington pantai Barat Amerika Serikat sampai California pantai Timur Amerika Serikat. Kemudian dia putar lagi dola dunia, berhenti di benua Eropa, lamtas di letakkan lagi kedua sisi ujung kertas itu satu di Kepulauan Inggris kota London dan satu sisi ujung kertasnya diletakkan di Turki, kemudian berlanjut kebenua Ausrtalia. Apa yang ingin dilihat ? Ternyata ujung Nusantara (Indonesia) panjangnya relatif lebih panjang dibanding wilayah Amerika Serikat dan Benua Eropa.Kata B.J. Habibie, Jika anda melihat foto dari luar angkasa, anda akan melihat cekung ini (maksudnya samudera) yang biru tua itu adalah Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Yang coklat itu denua dan daratan. Indonesia luasnya sebesar benua, sedangkan wilayah lautan Indonesia berwarna hijau muda. Warna hijau muda dari lautan Indonesia itu memberi arti bahwa kedalamannya hanya 150 mater dan suhu rata-ratanya sekitar 28 derajat celcius, (kecuali lautan kawasan banda). Jadi warna hijau dengan kepulauannya yang bernama Indonesia itu tidak lain adalah Benua Maritim Indonesia dengan lubang Dark Blue seperti danau. Dari kedua samudra (Pasifik dan Hindia) akan terjadi pergerakan arus gelombang secara bergantian (tergantung musimnya), arus gelombang itu akan bergerak kearah Benua Maritim Indonesia yang bagaikan sebuah bendungan raksasa dengan melalui celah-celah sempit dari berbagai pulau yang ada (selat-selat). Karena jumlah airnya banyak, analogikan dengan kran yang airnya mengalir di dalam selang kemudian selang itun anda pencet maka tekanannya akan menjadi kuat dan cepat. Ini berarti terjadi arus kuat dan cepat di bagian celah-celah pulau yang ada. Arus yang ada itu akan saya pasang Vultairer, gerakan turbin dan gerakan generator sehingga saya akan mendapatkan listrik secara cuma-cuma atau adanya energi abadi di Benua Maritim Indonesia yang dikenal dengan Nusantara. Sungguh itu anugerah Tuhan.Energi Gerakan Dinamis Air Laut, energi yang memanfaatkan dinamika gerakan air laut yaitu gelombang, pasang surut dan arus laut. Gelombang merupakan gerakan air laut akibat hembusan angin dan pasang surut air laut adalah gerakan naik turunnya air laut sebagai akibat gaya gravitasi bulan. Arus laut adalah aliran air laut yang terjadi karena perbedaan suhu antara lautan, arus dengan kecepatan besar biasanya terjadi di selat. Gelombang laut dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan mengubah gerakan relatif naik turun permukaan laut menjadi gerakan untuk memutar turbin. Menurut Electric Power Research Institute, daerah samudera Indonesia sepanjang pantai selatan Jwa sampai Nusa Tenggara adalah lokasi yang memiliki potensi energi gelombang cukup besar berkisar antara 10-20 kW per meter gelombang. Bahkan beberapa penelitian menyimpulkan di beberapa titik bisa mencapai 70 kW/m.Di luar negeri teknologi ini sudah mencapai tahap komersialisasi. Australia, Skotlandia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Finlandia, dan Belanda adalah negara-negara yang serius mengembangkan teknologi konversi energi gelombang. Bagaimana Indnesia ? Pada tahun 2003, Zamrisyaf, seorang karyawan PLN telah membuat Pembangkit Listrik Tenaga Gelonbang (PLTGL) di bibir pantai Padang dengan daya tiga kW yang mampu menerangi 20 rumah di desa nelayan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga telah mengembangkan PLTGL di pantai Parangracuk, Baron, DIY dan berhasil memperoleh daya sebesar 522 watt. Pada tahun 2005, di Pantai Tanjung Karang, Mataram, empat anak muda alumni beberapa universitas di Makassar dan Malang berhasil membuat PLTGL. Di Surabaya, Arief Suroso seorang mahasiswa ITS Surabaya melakukan penelitian peningkatan daya pada sistem konversi energi gelombang laut jenis Cavity Resonator. Modifikasi bentuk tabung silinder yang dilakukan berhasil meningkatkan daya rata-rata sekitar 900%.Potensi berikutnya adalah energi pasang surut. Di Indonesia daerah potensi adalah sebagian Pulau Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, kalimantan Barat, papua dan pantai selatan Pulau Jawa karena pasang surutnya dapat mencapai enam meter. Untuk yang satu ini Indonesia masih ketinggalan. Prancis, Rusia, dan Australia tercatat sebagai negara pionir yang telah berhasil. Pemanfaatan energi arus laut telah dirinris oleh Kementerian Ristek. Di bawak koordinasi Rostek, Indonesia menjalin kerja sama dengan Italia, dan UNIDO dalam tranfer teknologi pemanfaatan energi arus laut (Marine Current Energy/MCE) dengan konstruksi KOBOLD. Kerjasama ini ditandatangani akhir Mei 2006 di Jakarta. Prototype KOBOLD yang berda di Messina-Sicilia-Italy saat ini, dapat menghasilkan energi listrik sampai 300 kW.Energi Perbedaan Panas, perbedaan suhu air laut permukaan dengan suhu air pada kedalaman 1 km minimal 20 derajat celcius. Perbedaan suhu ini dapat dikonversi menjadi energi dengan siklus Renkine. Pemanfaatan energi ini juga dikenal dengan Ocean Thermal Energy Conversional (OTEC). Prinsipnya cukup sederhana, fluida akan mengalir jika terjadi perbedaan suhu dan aliran ini dimanfaatkan menggerakkan turbin. Terletak di daerah tropis, Indonesia sangat cocok memanfaatkan teknologi ini. Lokasi ideal pada dearah antara 6-9 lintang selatan dan 104-109 bujur timur. Di lokasi ini pada jarak kurang dari 20 km pada pantai didapatkan suhu rata-rata permukaan laut di atas 28C dengan perbedaan suhu permukaan dan kedalaman laut (1.000 m) sebesar 22,8C menurut Harsono Soepardjo (Kompas, 2003), potensi Thermal mencapai 2,5 x 1023 joule. Ilustrasi sederhana, jika efisiensi konversi energi panas laut sebesar tiga persen maka Indonesia dapat memanen daya sekitar 240.000 MW.Perkembangan teknologi konversi energi panas laut di Indonesia baru pada tahap penelitian. Sebuah pilot Plan dengan jenis konversi energi panas laut landasan darat dan dengan kapasitas 100 kW dibangun di Bali Utara. Negara-negara yana telah lama mengembangkan teknologi ini antara lain Jepang di kepulauan Nauru dan Amerika di Hawai dengan kapasitas daya mencapai 1 MW.

Potensi Energi di Atas Permukaan, permukaan laut yang luas tanpa penghalang dan hembusan angin yang kuat merupakan potensi yang baik bagi pemanfaatan energi surya dan angin. Untuk berladang energi di permukaan laut, Indonesia masih tertinggal jauh. Negara-negara Eropa, Amerika dan Jepang telah lama memanfaatkan ruang di permukaan laut sebagai lokasi pembangkit listrik tenaga angin dan matahari. Sedangkan di Indonesia pemanfaatannya masih terbatas untuk sirkulasi air di kerambah/tambak dengan menggunakan kincir angin.Ke-4: Proyek Membrama di Papua dilanjutkan dan dikembangkan.

Back to Basic (6/7):

Membangkitkan ekonomi nasional yang predictable ditengah persaingan global yang unpredictable, ini dapat dilakukan dengan cara:

Pertama, kita perlu belajar dari kesalahan kita di masa lalu dan kesalahan bangsa lain dalam merespon perubahan secara dinamika global. Misal, dalam menyikapi mata uang dolar dan euro, serta harus konsisten dengan kepentingan nasional.

Kedua, ekonomi nasional tidak dapat dipisahkan dari ekonomi gobal, untuk itu upaya pemecahan dan pengelolaannya tidak dapat hanya diselesaikan secara nesional.

Ketiga, perlu meminimalkan pengaruh fluktuasi ekonomi global terhadap dinamika dan kebijakan ekonomi nasional. Back to Basic (7/7):

Ini berkaitan dengan masalah Bahan Bakar Minyak (BBM), hal yang perlu dijelaskan adalah:

Pertama, harga BBM sangat dipengaruho oleh harga BBM di dunia, upaya pemecahan jangan hanya diorientasikan pada nasional (misal dikaitkan dengan APBN).

Kedua, di masa depan, harga BBM tidak ditetapkan oleh Pemerintah, biar pasar yang menentukan, namun perlu persiapan terlebih dahulu, antara lain:

Buat aturan dan kebijakan yang tepat dan melindungi kepentingan rakyat banyak.

Gratiskan biaya pendidikan, murahkan biaya pengobatan dan naikkan gaji.

Berikan subsidi secara tepat dan yang mampu juga harus berkontribusi lebuh besar pula.

Ketiga, manfaatkan tiap Wind fall kenaikan BBM untuk menciptakan lapangan pekerjaan antara lain: Bantuan modal dan teknologi untuk UKM dan Koperasi.

Rehabilitasi dan pembangunan prasarana ekonomi (transportasi, irigasi, dsb)/

Program bantuan bagi rakyat miskin diteruskan dan ditingkatkan kualitas pendekatannya.

Untuk point ketiga ini, berkaitan erat dengan kelemahan yang dihadapi oleh rakyat pada umumnya dan itu manusiawi. Banyak orang indonesia yang menganggur, tidak ada pemasukan, jika ada yang memiliki pemasukan itu sebatas untuk memenuhi kebutuhan 2 minggu dalam 1bulan, ini kenyataan yang dihadapi bagian terbesar rakyat kita. Yang harus dijawab, bagaimana rakyat mampu mengatasi semua itu dengan cara yang halal. Iman dan taqwa (imtak) itu penting, tetepai dengan imtak saja tentu tidak bisa makan, tidak bisa jadi kenyang. Ini masalah seluruh dunia dan di indonesia juga sedang merajarela.Sebab itu, diperlukan transparansi sebab itu kita melakukan informasi. Transparasi merupakan dasar semua sistem yang mau meningkatkan produktivitas. Bukan saja transparan,diperlukan juga dari apa yang kita produksi dan kita konsumsi akan terjangkau.karena itu untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan program bantuan bagi rakyat miskin harus diberikan kemampuan untuk bekerja, berkaryaan, berkembang. Tujuannya, selain terpenuhinya kemampuan dasar (basic need) agar kita mengembangkan ekonomi yang berorientasi pada produksi dalam negeri.B.J Habibie berpandangan mengenai back to basic dalm konteks membangun manusia, berkaitan dengan apa yang dikenal bahwa indonesia sebagai kepulauan nusantara. Indonesia baginya, merupakan Benua Maritim Indonesia. Sumber daya alam yang terkandung di dalamnya yang demikian kaya. Hanya mungkin dapat dimanfaatkan secara maksimal, efisien, berkelanjutan bila manusia-manusianya terbina sebagai manusia unggul.Ada masa bangsa Indonesia berada di depan (Leading) di banding bangsa lain dalam hal tertentu, itu di akui di era 1980 an dalam sola penerapan teknologi dan swasembada pangan. Pemerintah Indonesia melalui pemimpinya dan pejabatnya, juga pernah di beri kepercayaan untuk menjadi pemimpin sejumlah organisasi Internasional yang beasar seperti, Organisasi Negara Negara non Blok, Organisasi konferensi negara negara Islam, menjadi tuan rumah untuk sejumlah pertemuan Internasional bagi utusan dari sejumlah negara negara yang memiliki kedudukan peting dalam percaturan Internasional serta sejumlah medali penghargaan yang di terima pemerintah Indonesia atas jasa dan keberhasilanya.

Harus diakui kini pemerintah dan bangsa Indonesia sedang mengalami penurunan reputasi dalam kancah pergaulan Internasional baik di bidang prestasi pembangunan maupun dalam hal diplomasi dengan negara negara lainya, paling tidak di kawasan asia tenggara. Di dalam lingkungan politik kenegaraan untuk kondisi sosial ekonomi beeelllum mengalami pemulihan sebagaimana harapan rakyat keseluruhan. Sejak reforasi berlangsung, krisi demi krisis masih menerpa pemerintah dalam upaya dan kemampuan untuk meningkatkan peran serta menjawab persoalan bangsa yang demikian kompleks dan dibutuhkan keberanian seorang pemimpin.

Untuk hal ini, menjawab tantangan bangsa, negara dan rakyat Indonesia bagiman dapat bangkit kembali dari ketertinggalan, keterpurukan dan masih di belakang masih di belakang negara lain yang dulu justru banyak belajar dari kita untuk melihat, mempelajari, memahami dan membandingkan kelebihan, keunggulan, serta kreasi yang dilakukan berkaitan dengan tata pembangunan, dengan segala aspeknya, dapat dikelola sehingga memberikan peningkatan kualitas dan kesejahtraan rakyatnya.

Belajar atau berguru itu penting, B.J. Habibie memberikan penekanan bahwa : kita harus berani belajar dari kesalahan kita di masa lalu dan kesalahan bangsa lain dalam menjawab perubahan dinamika global. Sebagai misal,