Upload
lia-mbag-lia
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker Payudara merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker leher
rahim di Indonesia. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita
kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Gejala permukaan kanker
payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh penderita sehingga
banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut. Hal inilah yang
menyebabkan tingginya angka kematian kanker payudara. Padahal Pada stadium
dini kanker payudara masih dapat dicegah.
. Perlu upaya peningkatan kesehatan untuk menangani kanker payudara.
Pengobatan kanker payudara memerlukan teknologi canggih, keterampilan dan
pengalaman yang luas Oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai
modalitas terapi yang dapat digunakan dalam tatalaksana kanker payudara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Terapi Bedah
2.1.1 Operasi Konservasi Payudara (Breast Conserving Surgery)
Jenis operasi ini kadang-kadang disebut parsial (atau segmental)
mastektomi. Operasi ini hanya mengangkat bagian dari payudara yang terkena
kanker, tapi berapa banyak jaringan payudara yang diangkat tergantung pada
ukuran dan lokasi tumor dan faktor lainnya. Jika terapi radiasi diberikan setelah
operasi, klip logam kecil (yang akan muncul di sinar-x) dapat ditempatkan di
dalam payudara selama operasi untuk menandai daerah untuk perawatan radiasi.
Lumpectomy hanya mengangkat benjolan payudara dan margin sekitar jaringan
normal. Quadrantectomy mengangkat lebih banyak jaringan payudara
dibandingkan dengan lumpectomy. Untuk quadrantectomy, seperempat dari
payudara akan diangkat. Terapi radiasi biasanya diberikan setelah operasi. Jika
kemoterapi adjuvan harus diberikan juga, radiasi biasanya ditunda sampai
kemoterapi selesai.
2
Gambar 1. Operasi konservasi payudara. Garis putus-putus menunjukkan daerah yang berisi tumor yang diangkat dan beberapa kelenjar getah bening yang dapat
diangkat.
Jika sel kanker ditemukan di salah satu tepi potongan jaringan yang
diambil, dikatakan memiliki margin positif. Bila tidak ada sel kanker ditemukan
di tepi jaringan, dikatakan memiliki margin negatif atau jelas. Kehadiran margin
positif berarti bahwa mungkin masih ada beberapa sel kanker setelah operasi. Jika
ahli patologi menemukan margin positif dalam jaringan yang diambil dengan
operasi, ahli bedah mungkin perlu untuk kembali mengangkat jaringan payudara
lainnya. Operasi ini disebut re-eksisi. Jika ahli bedah tidak dapat mengangkat
jaringan payudara untuk mendapatkan margin bedah yang jelas, maka diperlukan
mastektomi.
Bagi sebagian besar wanita dengan stadium I atau II kanker payudara,
operasi konservasi payudara (BCS) ditambah terapi radiasi sama efektifnya
dengan mastektomi. Tapi operasi konservasi payudara bukanlah pilihan untuk
semua wanita dengan kanker payudara. Terapi radiasi kadang-kadang bisa
dihilangkan sebagai bagian dari terapi konservasi payudara. Namun Hal ini masih
kontroversial, sehingga wanita dapat mempertimbangkan untuk menjalani BCS
tanpa terapi radiasi jika mereka berumur maksimal 70 tahun dan beberapa hal
berikut ini:
3
Tumor berukuran < 2 cm atau dengan margin yang jelas.
Tumor adalah reseptor-positif hormon, dan mendapatkan terapi hormon
(seperti tamoxifen atau aromatase inhibitor).
Tidak ada kelenjar getah bening mengandung kanker.
Efek samping dari operasi ini dapat termasuk rasa sakit, pembengkakan
sementara, nyeri, dan jaringan parut keras yang terbentuk di tempat pembedahan.
Seperti semua operasi, perdarahan dan infeksi di lokasi bedah juga mungkin.
2.1.2 Mastektomi
Mastektomi adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara.
Semua jaringan payudara diangkat, kadang-kadang bersama dengan jaringan lain
di dekatnya.
Modifikasi mastektomi radikal: Pembedahan untuk mengangkat seluruh
payudara yang memiliki kanker, banyak kelenjar getah bening di bawah lengan,
lapisan atas otot-otot dada, dan kadang-kadang, bagian dari otot-otot dinding
dada.
4
Gambar 2. Modifikasi mastektomi radikal. Garis putus-putus menunjukkan di mana seluruh payudara dan beberapa kelenjar getah bening akan diangkat. Bagian
dari otot dinding dada juga dapat diangkat
Simple mastektomi: prosedur ini disebut juga mastektomi total, dilakukan
pengangkatan seluruh payudara, termasuk puting, serta mengangkat kelenjar getah
bening ketiak atau jaringan otot dari bawah payudara. Kadang-kadang kedua
payudara diangkat (mastektomi ganda), dapat juga sebagai operasi pencegahan
pada wanita berisiko sangat tinggi untuk kanker payudara.
Gambar 3. Total (simpel) mastektomi. Garis putus-putus menunjukkan di mana seluruh payudara diangkat. Beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan juga
diangkat.
5
Mastektomi radikal: Dalam operasi yang luas ini, dokter bedah
mengangkat seluruh payudara, kelenjar getah bening aksila, dan otot dinding dada
di bawah payudara. Operasi ini jarang dilakukan sekarang. Operasi ini masih
dapat dilakukan untuk tumor besar yang tumbuh ke dalam otot dada di bawah
payudara. Efek samping dari prosedur ini yaitu rasa sakit pasca-operasi,
perubahan bentuk payudara, infeksi luka, hematoma (penumpukan darah di luka),
dan seroma (penumpukan cairan bening pada luka).
Gambar 4. Mastektomi radikal: mengangkat seluruh payudara, kelenjar getah bening aksila, dan otot dinding dada di bawah payudara
2.1.3 Memilih Antara Operasi Konservasi Payudara dan Mastektomi
Keuntungan utama dari operasi konservasi payudara (BCS) adalah
sebagian besar payudaran dapat dipertahankan. Kerugiannya adalah harus
dilakukan terapi radiasi minimal selama 5 sampai 6 minggu-setelah operasi. Tapi
pilihan akan tergantung pada sejumlah faktor, seperti:
1. Bagaimana perasaan pasien tentang kehilangan payudaranya?
2. Bagaimana perasaan pasien tentang mendapatkan terapi radiasi?
6
3. Seberapa jauh pasien harus melakukan perjalanan untuk mendapat
pengobatan dan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk memiliki
terapi radiasi?
4. Apakah pasien akan melakukan operasi rekonstruksi setelah operasi
mastektomi?
Untuk beberapa wanita, mastektomi menjadi pilihan yang lebih baik.
Operasi konservasi payudara biasanya tidak dianjurkan untuk:
1. Wanita yang telah mendapat terapi radiasi pada payudara yang terkena.
2. Wanita dengan 2 atau lebih bidang kanker pada payudara yang sama yang
terlalu jauh untuk dihapus melalui 1 sayatan bedah
3. Wanita dengan BCS bersama dengan re-eksisi dimana kanker belum
sepenuhnya diangkat
4. Wanita dengan penyakit jaringan ikat seperti scleroderma atau lupus,
sehingga sangat sensitif terhadap efek samping dari terapi radiasi
5. Ibu hamil yang membutuhkan radiasi saat masih hamil
6. Wanita dengan tumor > 5 cm yang tidak mengecil dengan kemoterapi
neoadjuvant
7. Wanita dengan kanker payudara inflamasi
8. Wanita dengan kanker yang relatif besar untuk ukuran payudara mereka
9. Wanita muda dengan kanker payudara dan mutasi BRCA beresiko sangat
tinggi untuk terjadinya kanker yang residif sehingga dapat memilih
mastektomi untuk mencegah hal tersebut.
Pilihan mastektomi bukan operasi konservasi payudara ditambah radiasi hanya
menurunkan resiko terkena kanker payudara yang residif di payudara yang sama.
Ini tidak menurunkan kemungkinan kanker datang kembali di bagian lain dari
tubuh.
2.1.4 Operasi Kelenjar Getah Bening
Untuk menentukan apakah kanker payudara telah menyebar ke KGB
dengan mengangkat satu atau lebih KGB aksila dan dilakukan pemeriksaan PA.
7
Ketika KGB mengandung sel-sel kanker, ada kemungkinan lebih tinggi bahwa
sel-sel kanker juga menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lain.
Aksila Limph Node Disection (ALND): Dalam prosedur ini, di mana dari
10-40 (meskipun biasanya kurang dari 20) kelenjar getah bening akan dihapus
dari aksila dan diperiksa untuk penyebaran kanker. ALND biasanya dilakukan
pada waktu yang sama dengan mastektomi atau BCS, tetapi dapat dilakukan pada
operasi kedua. ALND dapat dilakukan jika biopsi sebelumnya telah menunjukkan
salah satu atau lebih dari kelenjar getah bening ketiak memiliki sel kanker.
Gambar 5. Axillary Lymph Node Dissection: 10-40 (meskipun biasanya kurang dari 20) kelenjar getah bening akan dihapus dari aksila dan diperiksa untuk
penyebaran kanker
Sentinel Limph Node Biopsi (SLNB): Meskipun kelenjar getah bening
aksila diseksi (ALND) adalah operasi yang aman dan memiliki efek samping yang
rendah, mengangkat banyak KGB meningkatkan kemungkinan lymphedema
setelah operasi sehingga dapat digunakan Sentinel Limph Node Biopsi (SLNB)
untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke KGB tanpa mengangkat banyak
KGB. Dalam prosedur ini dilakukan pengangkatan KGB yang cenderung
mengandung sel-sel kanker (node sentinel) dan dilakukan peyuntikkan zat
radioaktif dan / atau pewarna biru ke dalam tumor, daerah di sekitarnya, atau
daerah sekitar puting. Pembuluh limfatik akan membawa zat ini ke dalam node
8
sentinel. Jika kanker ditemukan dalam KGB sentinel, dapat dilakukan diseksi
aksila seluruhnya. Jika tidak ada sel kanker yang terlihat di KGB pada saat
operasi, atau jika node sentinel tidak diperiksa pada saat operasi, KGB akan
diperiksa beberapa hari berikutnya. Jika tidak ada kanker di node sentinel
menandakan bahwa kanker tidak menyebar ke KGB lainnya, sehingga tidak
diperlukan operasi KGB lebih lanjut. Jika node sentinel memiliki sel-sel kanker,
ahli bedah akan melakukan ALND penuh untuk melihat berapa banyak KGB
lainnya terlibat.
Gambar 6. Sentinel biopsi kelenjar getah bening payudara. Sebuah zat radioaktif dan / atau pewarna biru disuntikkan dekat tumor (panel pertama). Bahan yang disuntikkan terdeteksi secara visual dan / atau dengan probe yang mendeteksi radioaktivitas (panel tengah). Kelenjar getah bening sentinel (kelenjar getah
bening pertama yang mengandung bahan pewarna) akan dihapus dan diperiksa untuk sel-sel kanker (panel terakhir).
9
Kemungkinan efek samping dari ALND ataupun SLND yaitu nyeri,
pembengkakan, pendarahan, dan infeksi. Efek samping jangka panjang adalah
lymphedema karena setiap kelebihan cairan di lengan biasanya kembali ke dalam
aliran darah melalui sistem limfatik, menghilangkan KGB menyebabkan blok
drainase dari lengan sehingga cairan tertumpuk.
Gambar 6. Tatalaksana Pada Lymphedem
2.2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi atau
partikel yang merusak sel-sel kanker. Radiasi pada payudara diberikan setelah
operasi konservasi payudara untuk membantu menurunkan kemungkinan kanker
timbul lagi pada payudara atau kelenjar getah bening di dekatnya. Radiasi juga
dapat direkomendasikan setelah mastektomi pada pasien baik dengan kanker yang
lebih besar dari 5 cm, atau bila kanker ditemukan di kelenjar getah bening.
Radiasi juga digunakan untuk mengobati kanker yang telah menyebar ke daerah
lain, misalnya ke tulang atau otak.
10
2.2.1 Radiasi Sinar Eksternal
Radiasi difokuskan dari mesin di luar tubuh pada daerah yang terkena
kanker. Tingkat radiasi tergantung pada apakah mastektomi atau operasi
konservasi payudara (BCS) telah dilakukan dan apakah kelenjar getah bening
terlibat.
Jika mastektomi dilakukan dan tidak ada kelenjar getah bening menderita
kanker, radiasi ditargetkan pada dinding dada. Jika BCS dilakukan, seluruh
payudara mendapat radiasi dan radiasi ekstra diberikan ke daerah payudara
dimana kanker telah diangkat untuk mencegah kanker datang kembali di daerah
itu. Radiasi diberikan pada akhir setelah perawatan untuk seluruh payudara. Jika
kanker ditemukan pada kelenjar getah bening di bawah lengan, radiasi dapat
diberikan untuk daerah ini juga. Dalam beberapa kasus, daerah yang diberi radaisi
juga mencakup kelenjar supraklavikula limfe dan kelenjar getah bening mamaria
interna (KGB di bawah payudara di tengah dada).
Terapi radiasi eksternal biasanya dimulai satu bulan setelah operasi. Jika
kemoterapi harus diberikan juga, terapi radiasi biasanya ditunda sampai
kemoterapi selesai. Radiasi payudara diberikan 5 hari seminggu sekitar 5 sampai 6
minggu.
Accelerated breast irradiation: Pemberian radiasi dalam dosis yang lebih
besar menggunakan perawatan yang lebih sedikit dikenal sebagai terapi radiasi
hypofractionated. Bila dibandingkan dengan memberikan radiasi lebih dari 5
minggu, memberikan radiasi hanya 3 minggu sama baiknya di menjaga kanker
dari datang kembali payudara yang sama selama 10 tahun pertama setelah
pengobatan. Dosis yang lebih besar dari radiasi diberikan setiap hari, namun tentu
saja radiasi disingkat menjadi hanya 5 hari. Terapi radiasi intraoperatif (IORT)
adalah pendekatan lain yang memberikan dosis tunggal besar radiasi di ruang
operasi tepat setelah BCS (sebelum sayatan payudara ditutup).
3D-konformal radioterapi: Dalam teknik ini, radiasi diberikan dengan
mesin-mesin khusus sehingga ditujukan pada daerah dimana tumor berada
11
sehingga memungkinkan payudara yang sehat akan terhindar dari radiasi.
Perawatan diberikan dua kali sehari selama 5 hari. Karena hanya sebagian dari
payudara diobati, hal ini dianggap sebagai bentuk Accelerated breast irradiation
parsial.
Efek samping jangka pendek dari radiasi eksternal yaitu pembengkakan
pada payudara, perubahan kulit payudara seperti terbakar sinar matahari, dan
kelelahan. Wanita yang mendapatkan terapi radiasi payudara mungkin memiliki
masalah menyusui nantinya. Radiasi pada payudara juga kadang-kadang dapat
merusak beberapa saraf ke lengan. Ini disebut plexopathy brakialis dan dapat
menyebabkan mati rasa, nyeri, dan kelemahan pada bahu, lengan dan tangan.
Terapi radiasi dari kelenjar getah bening aksila juga dapat menyebabkan
lymphedema.
2.2.2 Radiasi Sinar Internal
Brachytherapy (radiasi interna) merupakan prosedur dimana biji
radioaktif atau pelet ditempatkan ke dalam jaringan payudara sebelah kanker. Hal
ini sering digunakan pada pasien yang melakukan BCS sebagai cara untuk
menambah dorongan ekstra radiasi ke situs tumor (bersama dengan radiasi
eksternal untuk seluruh payudara). Radiasi tidak diberikan ke seluruh payudara.
Brachytherapy diberikan berdasarkan ukuran tumor, lokasi, dan faktor lainnya.
Brachytherapy interstisial: Dalam pendekatan ini kateter dimasukkan ke
dalam payudara di sekitar wilayah kanker telah diangkat. Pelet radioaktif
dimasukkan ke dalam kateter untuk jangka waktu yang singkat setiap hari dan
kemudian dihilangkan.
Brachytherapy intrakaviter: Ini adalah cara paling umum untuk memberikan
brachytherapy pada pasien kanker payudara dan dianggap sebagai bentuk
Accelerated breast irradiation parsial. Sebuah perangkat dimasukkan ke dalam
ruang yang tersisa dari BCS dan dibiarkan di tempat sampai pengobatan selesai.
Ada beberapa perangkat yang berbeda yang dapat digunakan: MammoSite®,
SAVI®, Axxent®, dan Contura®. Semua perangkat tersebut masuk ke payudara
12
melalui kateter kecil (tabung). Akhir perangkat di dalam payudara kemudian
diperluas sehingga tetap aman di tempat yang tepat untuk seluruh pengobatan.
Brachytherapy intrakaviter memiliki efek samping kemerahan, memar, nyeri
payudara, dan infeksi pada payudara. Untuk setiap pengobatan, perawatan
diberikan dua kali sehari selama 5 hari sebagai pasien rawat jalan.
2.3 Kemoterapi
Kemoterapi (kemo) adalah pengobatan dengan obat anti-kanker yang
dapat diberikan secara intravena (disuntikkan ke pembuluh darah) atau melalui
oral. Obat-obatan melalui aliran darah untuk mencapai sel-sel kanker di sebagian
besar tubuh. Kemo diberikan dalam siklus, dengan masing-masing periode
perawatan diikuti oleh periode pemulihan. Pengobatan biasanya berlangsung
selama beberapa bulan.
2.3.1 Waktu Penggunaan Kemoterapi
Setelah operasi (kemoterapi adjuvant): Terapi diberikan kepada pasien
dengan tidak ada bukti kanker setelah operasi (terapi adjuvant). Pembedahan
digunakan untuk mengangkat semua kanker yang dapat dilihat dan terapi adjuvant
digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang tidak terdeteksi. Terapi ajuvant
setelah operasi konservasi payudara atau mastektomi mengurangi risiko kanker
payudara datang kembali. Radiasi, kemoterapi, terapi target, dan terapi hormon
semua dapat digunakan sebagai pengobatan adjuvant.
Sebelum operasi (kemoterapi neoadjuvant): Terapi neoadjuvant
menggunakan perawatan yang sama yang digunakan seperti terapi adjuvant. Tidak
ada perbedaan antara pemberian kemoterapi sebelum atau setelah operasi.
Manfaat utama dari kemoterapi neoadjuvant adalah bahwa yaitu pada kanker
stadium lanjut dimana kanker terlalu besar untuk diangkat melalui pembedahan
sehingga dengan kemoterapi neoadjuvant dapat mengecilkan kanker besar
sehingga cukup kecil untuk dihilangkan dengan pembedahan, selain itu dokter
dapat melihat bagaimana kanker merespon obat kemo. Jika tumor tidak menyusut
dengan set pertama obat kemoterapi, maka diperlukan obat kemoterapi lain.
13
Untuk kanker payudara stadium lanjut: Kemo juga dapat digunakan
sebagai pengobatan utama untuk wanita yang kanker telah menyebar di luar
payudara dan daerah ketiak, baik saat didiagnosis atau setelah perawatan awal.
Panjang pengobatan tergantung pada apakah kanker menyusut, berapa banyak
menyusut, dan bagaimana seorang wanita mentolerir pengobatan kemoterapi ini.
2.3.2 Pemberian Kemoterapi
Kemoterapi paling efektif ketika kombinasi dari lebih dari satu obat yang
digunakan. Obat kemoterapi yang paling umum digunakan untuk kanker payudara
dini meliputi anthracyclines (seperti doxorubicin / Adriamycin® dan epirubicin /
Ellence®) dan taxanes (seperti paclitaxel / Taxol® dan docetaxel / Taxotere®).
Ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat lain tertentu, seperti
fluorouracil (5-FU) dan siklofosfamid (Cytoxan®).
Beberapa kombinasi obat kemoterapi yang sering digunakan untuk kanker
payudara dini:
1. CAF (atau FAC): siklofosfamid, doxorubicin (adriamycin), dan 5-FU
2. TAC: docetaxel (Taxotere), doxorubicin (adriamycin), dan siklofosfamid
3. AC → T: doxorubicin (adriamycin) dan siklofosfamid diikuti oleh
paclitaxel (Taxol) atau docetaxel (Taxotere).
4. FEC: → T, 5-FU, epirubicin, dan siklofosfamid diikuti oleh docetaxel
(Taxotere) atau paclitaxel (Taxol)
5. TC: docetaxel (Taxotere) dan siklofosfamid
6. TCH: docetaxel, carboplatin, dan trastuzumab (Herceptin) untuk HER2 /
neu tumor positif
Kombinasi lain yang kurang sering digunakan termasuk:
1. CMF: siklofosfamid (Cytoxan®), methotrexate, dan 5-fluorouracil
(fluorouracil, 5-FU)
2. A → CMF: doxorubicin (adriamycin), diikuti oleh CMF
3. EC: epirubicin (Ellence) dan siklofosfamid
14
4. AC: doxorubicin (adriamycin) dan siklofosfamid
5. Trastuzumab obat yang ditargetkan (Herceptin) dapat diberikan bersama
dengan kemoterapi untuk kanker payudara stadium awal ketika sel-sel
kanker dites positif HER2 (obat ini dibahas pada bagian tentang terapi
yang ditargetkan).
Dokter memberikan kemoterapi dalam siklus, dengan masing-masing periode
perawatan diikuti oleh periode istirahat untuk memberikan waktu tubuh untuk
pulih dari efek obat. Kemo dimulai pada hari pertama setiap siklus, tapi jadwal
bervariasi tergantung pada obat yang digunakan. Siklus yang paling sering 2 atau
3 minggu yang panjang diberikan untuk total waktu 3 sampai 6 bulan. Pengobatan
dapat lebih lama untuk kanker payudara stadium lanjut dan didasarkan pada
seberapa baik itu bekerja dan apa efek samping pada pasien.
Dosis kemoterapi padat: Dokter telah menemukan bahwa memberikan
agen kemoterapi tertentu dengan siklus yang lebih dekat dapat menurunkan
kemungkinan bahwa kanker akan datang kembali dan meningkatkan
kelangsungan hidup pada beberapa perempuan. Hal ini biasanya berarti
memberikan kemoterapi setiap 2 minggu. Sebuah obat (faktor pertumbuhan)
untuk membantu meningkatkan jumlah sel darah putih diberikan setelah
kemoterapi untuk memastikan kembali jumlah sel darah putih normal. Pendekatan
ini dapat digunakan untuk neoadjuvant dan pengobatan adjuvant.
2.3.3 Efek Samping Kemoterapi
Obat kemoterapi bekerja dengan sel-sel yang membelah dengan cepat,
itulah sebabnya mereka bekerja melawan sel-sel kanker. Tapi sel-sel lain dalam
tubuh, seperti yang di sumsum tulang, lapisan mulut dan usus, dan folikel rambut,
yang juga membelah dengan cepat mungkin akan terpengaruh oleh kemoterapi,
yang dapat menyebabkan efek samping. Efek samping kemoterapi tergantung
pada jenis obat, jumlah yang diambil, dan lamanya pengobatan. Beberapa efek
samping yang paling umum mungkin termasuk:
15
1. Rambut rontok
2. sariawan
3. Kehilangan nafsu makan atau nafsu makan meningkat
4. Mual dan muntah
5. Jumlah sel darah rendah
Kemo dapat mempengaruhi sel-sel sumsum tulang dalam pembentukan darah
yang dapat menyebabkan:
1. Peningkatan resiko infeksi (jumlah sel darah putih rendah)
2. Mudah memar atau pendarahan (jumlah trombosit rendah)
3. Kelelahan (jumlah sel darah merah rendah)
Efek samping ini biasanya berlangsung dalam waktu singkat dan hilang setelah
pengobatan selesai. Efek samping lain yang juga mungkin terjadi:
1. Perubahan menstruasi
2. Neuropati
3. Kerusakan Jantung
4. Hand-foot syndrome
5. Penurunan fungsi mental
6. Peningkatan risiko leukemia
7. Merasa tidak enak badan atau lelah
2.4 Terapi hormon
Terapi hormon adalah bentuk lain dari terapi sistemik. Hal ini paling
sering digunakan sebagai terapi adjuvant untuk membantu mengurangi risiko
kanker datang kembali setelah operasi, tetapi dapat digunakan sebagai pengobatan
neoadjuvant juga. Hal ini juga digunakan untuk mengobati kanker yang timbul
kembali setelah pengobatan atau telah menyebar.
Ovarium seorang wanita merupakan sumber utama dari hormon estrogen
sampai menopause. Setelah menopause, jumlah yang lebih kecil masih dibuat di
jaringan lemak tubuh, di mana hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal diubah
16
menjadi estrogen. Estrogen mendorong pertumbuhan kanker yang reseptor-positif
hormon. Sekitar 2 dari 3 kanker payudara adalah hormon reseptor-positif , mereka
mengandung reseptor untuk hormon estrogen (ER-positif kanker) dan atau
progesteron (PR-positif kanker). Kebanyakan jenis terapi hormon untuk kanker
payudara baik menghentikan estrogen yang bekerja pada sel-sel kanker payudara
atau menurunkan tingkat estrogen. Jenis pengobatan yang bermanfaat untuk
hormon kanker payudara reseptor-positif, tapi itu tidak membantu pasien yang
tumor hormon reseptor negatif (baik ER- dan PR-negatif).
2.4.1 Obat yang Menghalangi Estrogen
Tamoxifen: Tamoxifen memblok reseptor estrogen pada sel kanker
payudara sehingga menghentikan sel untuk tumbuh dan membelah sehingga
tamoxifen selain bertindak seperti anti-estrogen dalam sel-sel payudara.
Sementara tamoxifen bertindak seperti anti-estrogen dalam sel-sel payudara,
tamoxifen juga bertindak seperti estrogen di jaringan lain, seperti rahim dan
tulang. Karena bertindak seperti estrogen dalam beberapa jaringan tetapi seperti
anti-estrogen pada jaringan lain, maka disebut Selective Estrogen Receptor
Modulator (SERM).
Untuk wanita dengan hormon kanker payudara invasif reseptor positif,
mengambil tamoxifen setelah operasi selama 5 tahun mengurangi kemungkinan
kanker datang kembali. Hal ini juga menurunkan risiko kanker payudara baru
pada payudara lainnya. Bagi wanita yang telah dirawat untuk karsinoma duktal in
situ (DCIS) yaitu hormon reseptor-positif, meminum tamoxifen selama 5 tahun
menurunkan kesempatan dari DCIS datang kembali. Hal ini juga menurunkan
kemungkinan mendapatkan kanker payudara invasif.
Tamoxifen juga dapat menghentikan pertumbuhan dan bahkan
mengecilkan tumor pada wanita dengan kanker payudara metastatik. Hal ini juga
dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara pada wanita
berisiko tinggi. Obat ini diminum, paling sering sebagai pil. Efek samping yang
paling umum dari obat ini termasuk kelelahan, hot flashes, kekeringan vagina.
17
Walaupun jarang, obat ini dapat meningkatkan risiko pengembangan kanker
rahim (kanker rahim dan endometrium sarkoma) pada wanita yang telah melalui
menopause. Tergantung pada status menopause wanita, tamoxifen dapat memiliki
efek yang berbeda pada tulang. Pada wanita pre-menopause, tamoxifen dapat
menyebabkan beberapa penipisan tulang, tetapi pada wanita pasca-menopause
justru baik untuk kekuatan tulang.
Toremifene (Fareston®): Toremifene adalah obat yang mirip dengan
tamoxifen serta memiliki efek samping yang sama dan dapat digunakan untuk
mengobati kanker payudara metastatik. Obat ini tidak digunakan jika tamoxifen
telah digunakan.
Fulvestrant (Faslodex®): Fulvestrant adalah obat yang menghalangi
reseptor estrogen pertama dan bertindak seperti anti-estrogen ke seluruh tubuh.
Fulvestrant digunakan untuk mengobati kanker payudara metastatic dan
digunakan setelah pengobatan hormon lain (seperti tamoxifen dan aromatase
inhibitor sering) berhenti bekerja. Pemberian dilakukan dengan penyuntikan ke
pantat. Untuk bulan pertama, diberikan tiap 2 minggu. Setelah itu, diberikan
sebulan sekali. Efek samping jangka pendek umum dapat meliputi hot flashes,
berkeringat di malam hari, mual ringan, dan kelelahan .Karena blok estrogen,
secara teori, dapat melemahkan tulang (osteoporosis) jika pengobatan dalam
waktu yang lama. Pegobatan ini hanya disetujui oleh FDA untuk digunakan pada
wanita pasca-menopause dengan kanker payudara stadium lanjut yang tidak lagi
merespon tamoxifen atau toremifene sering dikombinasikan dengan hormon
luteinizing hormon releasing (LHRH) agonis untuk mematikan ovarium.
2.4.2 Perawatan Untuk Menurunkan Kadar Estrogen
Aromatase inhibitor (AI): Tiga obat yang menghentikan produksi
estrogen pada wanita pasca-menopause telah disetujui untuk mengobati kanker
pada stadium awal maupun stadium lanjut : letrozole (Femara), anastrozole
(Arimidex), dan exemestane (Aromasin). Mereka bekerja dengan menghalangi
enzim (aromatase) dalam jaringan lemak yang bertanggung jawab untuk membuat
18
sejumlah kecil estrogen pada wanita pasca-menopause. Mereka tidak bisa
menghentikan ovarium untuk membuat estrogen, sehingga mereka hanya efektif
pada wanita yang ovariumnya tidak bekerja (seperti setelah menopause). Obat ini
diminum setiap hari sebagai pil. Sejauh ini, masing-masing obat ini tampaknya
bekerja dalam mengobati kanker payudara.
Menggunakan obat ini, baik sendiri atau setelah tamoxifen, telah terbukti
lebih baik mengurangi risiko kanker datang kembali paling lambat hanya
menggunakan tamoxifen selama 5 tahun. Jadwal yang dikenal untuk membantu
meliputi:
1. Tamoxifen selama 2 sampai 3 tahun, diikuti oleh inhibitor aromatase (AI)
untuk menyelesaikan 5 tahun pengobatan
2. Tamoxifen selama 5 tahun, diikuti oleh AI selama 5 tahun
3. AI selama 5 tahun
Saat ini, pengobatan standar adalah dengan menggunakan obat ini selama
sekitar 5 tahun (atau bergantian dengan tamoxifen untuk total minimal 5 tahun).
Bagi wanita dengan kanker payudara stadium awal yang tidak melalui menopause
ketika mereka pertama kali didiagnosis, tamoxifen digunakan pertama, dan
kemudian AI dapat diberikan nanti jika mereka menjadi menopause selama
pengobatan.
AI cenderung memiliki lebih sedikit efek samping serius daripada
tamoxifen. AI tidak menyebabkan kanker rahim dan sangat jarang menyebabkan
gumpalan darah, namun dapat menyebabkan nyeri otot dan kekakuan sendi dan /
atau sakit. Rasa sakit sendi mungkin mirip dengan arthritis. Karena inhibitor
aromatase menghapus semua estrogen dari wanita setelah menopause, mereka
juga menyebabkan penipisan tulang, kadang-kadang menyebabkan osteoporosis
dan patah tulang. Banyak wanita yang diobati dengan inhibitor aromatase juga
diobati dengan obat untuk memperkuat tulang mereka, seperti bifosfonat atau
denosumab.
19
Ablasi ovarium: Pada wanita pre-menopause,pengangkatan ovarium,
sumber utama estrogen. Hal ini memungkinkan beberapa terapi hormon lain untuk
bekerja lebih baik dan yang paling sering digunakan untuk mengobati kanker
payudara metastatik, tapi sedang dipelajari pada pasien dengan penyakit stadium
awal. Ablasi ovarium permanen dapat dilakukan dengan pengangkatan ovarium.
Operasi ini disebut ooforektomi. Lebih sering, ablasi ovarium dilakukan dengan
obat yang disebut luteinizing hormone (LHRH) pengganti hormon-releasing,
seperti goserelin (Zoladex®) atau leuprolida (Lupron®). Obat ini menghentikan
sinyal tubuh yang dikirim ke ovarium untuk membuat estrogen. Obat ini dapat
digunakan sendiri atau dengan tamoxifen sebagai terapi hormon pada wanita pra-
menopause. Obat ini juga kadang-kadang digunakan bersama dengan inhibitor
aromatase pada wanita pra-menopause dengan kanker payudara stadium lanjut.
2.5 Terapi Target
2.5.1 Obat-obatan yang menargetkan HER2 / neu protein
Sel kanker memiliki protein pertumbuhan yang dikenal sebagai HER2 /
neu (atau hanya HER2) pada permukaannya. Dengan banyaknya protein
pertumbuhan ini sehingga kanker payudara cenderung tumbuh dan menyebar
lebih agresif. Sejumlah obat telah dikembangkan dengan target pengobatan pada
protein ini.
Trastuzumab (Herceptin): Trastuzumab adalah jenis obat yang dikenal
sebagai antibodi-monoklonal buatan yang merupakan protein sistem kekebalan
tubuh yang sangat spesifik. Trastuzumab menempel ke HER2 dan dapat
membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker. Hal ini juga merangsang
sistem kekebalan tubuh untuk lebih efektif menyerang kanker. Trastuzumab
diberikan sebagai suntikan ke pembuluh darah (IV), biasanya sekali seminggu
atau sebagai dosis besar setiap 3 minggu. Trastuzumab sering digunakan sebagai
terapi adjuvant untuk kanker HER2-positif untuk mengurangi risiko kanker
datang kembali. Hal ini diberikan dengan kemoterapi pada awalnya, dan
20
kemudian sendiri, biasanya untuk total satu tahun pengobatan. Hal ini juga dapat
dimulai sebelum operasi sebagai terapi neoadjuvant.
Trastuzumab juga digunakan untuk mengobati kanker payudara stadium
lanjut HER2-positif yang kembali setelah pengobatan atau terus tumbuh selama
pengobatan. Pengobatan yang menggabungkan trastuzumab dengan kemoterapi
umumnya bekerja lebih baik daripada kemoterapi saja. Dibandingkan dengan
obat-obatan kemoterapi, efek samping dari trastuzumab relatif ringan. Efek
samping ini jarang terjadi dan mungkin termasuk demam dan menggigil,
kelemahan, mual, muntah, batuk, diare, dan sakit kepala. Efek samping ini
umumnya ringan dan jarang terjadi setelah dosis pertama.
Emtansine Ado-trastuzumab (TDM-1, Kadcyla ™): emtansine Ado-
trastuzumab adalah jenis obat yang dikenal sebagai konjugat antibodi-obat. Hal ini
terdiri dari antibodi monoklonal yang sama yang ditemukan di trastuzumab
dimana melekat obat kemo yang dikenal sebagai DM-1. Dalam jenis obat,
antibodi bertindak sebagai perangkat pelacak dan membawa obat kemo langsung
ke sel-sel kanker. Obat ini diberikan tanpa kemoterapi untuk mengobati kanker
payudara stadium lanjut, diberikan sebagai suntikan ke pembuluh darah (IV)
setiap 3 minggu. Efek samping yang umum termasuk kelelahan, mual, nyeri otot
dan tulang, jumlah trombosit yang rendah, sakit kepala, dan sembelit. Obat ini
juga dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius, seperti reaksi alergi
yang parah, kerusakan hati, kerusakan jantung, dan masalah paru-paru.
Pertuzumab (Perjeta®): Seperti trastuzumab, pertuzumab adalah
antibodi monoklonal yang menempel pada protein HER2. Obat ini dapat
digunakan bersama dengan docetaxel (Taxotere) dan trastuzumab untuk
mengobati kanker payudara stadium lanjut. Kombinasi 3 Obat ini juga dapat
digunakan untuk mengobati kanker payudara tahap awal sebelum operasi (sebagai
terapi neoadjuvant). Obat ini diberikan sebagai infus ke pembuluh darah setiap 3
minggu. Ketika diberikan dengan trastuzumab dan docetaxel, efek samping yang
umum termasuk diare, rambut rontok, mual, kelelahan, ruam, dan jumlah rendah
21
sel darah putih (kadang-kadang dengan demam). Banyak efek samping, seperti
rambut rontok, mual, dan kelelahan terjadi pada sekitar tingkat yang sama seperti
pada mereka yang mendapatkan hanya docetaxel dan trastuzumab.
Lapatinib (Tykerb): Lapatinib adalah obat lain yang menargetkan protein
HER2. Obat ini diberikan sebagai pil untuk wanita dengan kanker payudara
stadium lanjut HER2-positif yang tidak lagi dibantu oleh kemoterapi dan
trastuzumab. Obat ini juga digunakan sebagai terapi adjuvant pada pasien dengan
kanker HER2-positif. Obat kemoterapi capecitabine (Xeloda) sering diberikan
dalam kombinasi dengan lapatinib untuk mengobati kanker payudara metastatik.
Hal ini juga dapat diberikan dengan letrozole (Femara) pada pasien dengan kanker
payudara lanjut HER2-positif yang juga ER-positif. Efek samping yang paling
umum dari obat ini termasuk diare, mual, muntah, ruam, dan hand-foot syndrome.
Dalam kasus yang jarang terjadi lapatinib dapat menyebabkan masalah hati atau
penurunan fungsi jantung.
Everolimus (Afinitor®): Everolimus adalah jenis terapi yang ditargetkan
yang menghalangi mTOR, protein dalam sel yang biasanya mendorong
pertumbuhan sel. Dengan memblokir protein ini, Everolimus dapat membantu
menghentikan sel-sel kanker dari tumbuh. Everolimus juga dapat menghentikan
tumor untuk membentuk pembuluh darah baru, yang dapat membantu membatasi
pertumbuhan sel. Dalam mengobati kanker payudara, obat ini untuk membantu
obat terapi hormon bekerja lebih baik. Everolimus bentuk pil diminum sekali
sehari.
Obat ini disetujui untuk mengobati hormon canggih reseptor-positif,
HER2-negatif, kanker payudara pada wanita yang telah melalui menopause. Hal
ini dimaksudkan untuk digunakan dengan exemestane (Aromasin) pada wanita
jika kanker telah tumbuh saat mereka dirawat dengan baik letrozole atau
anastrozol (atau kanker mulai tumbuh segera setelah perawatan dengan obat ini
dihentikan). Efek samping yang umum dari obat ini termasuk sariawan, diare,
mual, kelelahan, merasa lemah atau lelah, jumlah darah rendah, sesak napas, dan
22
batuk. Everolimus juga dapat meningkatkan lemak darah (kolesterol dan
trigliserida) dan gula darah.
Bevacizumab (Avastin®): Bevacizumab adalah antibodi monoklonal
yang telah digunakan pada pasien dengan kanker payudara metastatik. Antibodi
ini diarahkan terhadap faktor pertumbuhan endotel vaskular, sebuah protein yang
membantu tumor membentuk pembuluh darah baru. Bevacizumab diberikan oleh
intravena (IV) infus. Hal ini paling sering digunakan dalam kombinasi dengan
kemoterapi. Efek samping yang lebih umum termasuk tekanan darah tinggi,
kelelahan, pembekuan darah, jumlah sel darah putih rendah, sakit kepala,
sariawan, kehilangan nafsu makan, dan diare.
23
BAB III
KESIMPULAN
Terapi pada kanker payudara berdasarkan stadium:
1. Pengobatan stadium I, stadium II, stadium IIIA, dan kanker payudara
stadium IIIC operable yaitu:
Breast Conserving Surgery : untuk mengangkat kanker dan beberapa
jaringan payudara di sekitarnya, diikuti oleh diseksi kelenjar getah
bening dan terapi radiasi.
Modifikasi mastektomi radikal dengan atau tanpa operasi rekonstruksi
payudara.
Sentinel biopsi kelenjar getah bening diikuti dengan operasi.
Terapi Target sebagai terapi neoadjuvant (untuk mengecilkan tumor
sebelum operasi).
Terapi ajuvan (pengobatan yang diberikan setelah operasi untuk
menurunkan risiko kanker payudara datang kembali) termasuk berikut:
Terapi radiasi ke kelenjar getah bening dekat payudara dan dinding dada
setelah mastektomi radikal yang dimodifikasi.
Kemoterapi dengan atau tanpa terapi hormon.
Terapi hormon.
Terapi antibodi monoklonal dengan trastuzumab dikombinasikan dengan
kemoterapi.
2. Pengobatan Stadium IIIB dan stadium IIIC inoperable yaitu:
Kemoterapi
Kemoterapi yang diikuti oleh operasi (operasi konservasi payudara atau
mastektomi total), dengan diseksi kelenjar getah bening diikuti dengan
terapi radiasi. Terapi tambahan (kemoterapi, terapi hormon, atau
keduanya) dapat diberikan.
24
3. Pengobatan stadium IV dan kanker payudara metastatik yaitu:
Terapi hormon dan / atau kemoterapi dengan atau tanpa trastuzumab.
Terapi antibodi monoklonal dengan trastuzumab dan pertuzumab
dikombinasikan dengan kemoterapi.
Terapi konjugat antibodi-obat dengan ado-trastuzumab emtansine.
Terapi inhibitor tirosin kinase dengan lapatinib dikombinasikan dengan
capecitabine.
Kombinasi pengobatan trastuzumab dan lapatinib.
Terapi radiasi dan / atau operasi untuk menghilangkan nyeri dan gejala
lain.
Obat bifosfonat untuk mengurangi penyakit tulang dan nyeri ketika
kanker telah menyebar ke tulang.
25