Upload
andik-setiawan
View
56
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga dipelajari, dilakukan dan dikembangkan melalaui pendidikan
formal di sekolah-sekolah. Oleh sebab itu dalam dunia pendidikan dimasukan
pelajaran tentang olahraga melalui pelajaran pendidikan jasmani atau
pendidikan olahraga. Karena olahraga berkaitan dengan jasmaniah dan
rohaniah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Moch.Soebroto (1978:5 )
“Olahraga adalah kegiatan jasmaniah atau kegiatan fisik manusia yang
berpengaruh terhadap kepribadian dari pelakunya”.
Proses pengenalan olahraga hendaknya dilakukan sedini mungkin
sekaligus untuk mencari bibit atlet unggul. Proses ini dapat dilakukan di
sekolah melalui pelajaran olahraga.
Olahraga yang ditanamkan pada usia dini khususnya anak-anak adalah langkah awal untuk menemukan bibit-bibit atlet yang baik. Pemasalan dan pemanduan bakat olahraga yang diterapkan pada siswa, merupakan suatu langkah awal di dalam upaya untuk menemukan bibit atlet unggul yang berbakat. ( Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin,(1996:103).
Melalui pengenalan olahraga sejak dini dan diajarkan sportifitas sehingga
pada akhirnya akan terbentuk bibit manusia yang berkualitas. Hal seperti ini
menjadi dasar untuk memperoleh altet yang berkualitas. Suatu kenyataan yang
bisa diamati dalam dunia olahraga, menunjukkan kecendrungan adanya
peningkatan prestasi olahraga yang pesat dari waktu kewaktu baik ditingkat
daerah, nasional maupun internasional. Hal ini dapat dilihat dari kemenangan
kemenangan yang diperoleh dalam perlombaan tingkat nasional ataupun
internasional pada cabang olahraga khususnya atletik.
Atletik mulai berkembang di Indonesia pada permulaan tahun 1930, ketika
pemerintah Hindia Belanda memakkan atletik sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah-sekolah. Selain itu Belanda juga membentuk sebuah
organisasi yang menangani penyelenggaraan pertandingan-pertandingan atletik
dengan nama Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU).
Seperti halnya berbagai olahraga lainya, atletik memiliki organisasi yang
bertugas mengatur pertandingan pertandingan, menyusun peraturan-peraturan,
mengadakan program-program pengembangan atlet. Dalam atletik, organisasi
tingkat dunia yang menjadi induk dari semua organisai olahraga atletik yang
ada disetiap negara adalah International Association of Athletics Federations
(IAAF). IAAF didirikan pada tahun 1912. Organisasi ini, yang pada awal
berdirinya hanya beranggotakan 17 negara, kini telah berkembang menjadi 212
negara. Markas besar IAAF bertempat di Monako.
Di Indonesia, organisasi atletik adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia). Pasi dibentuk pada tanggal 3 September 1950 di Semarang.
Kegiatan pertama tercatat pada akair tahun 1950 dengan mengadakan
perlombaan di Bandung. Sebagai salah satu organisasi cabang olahraga resmi
di Indonesia, PASI bernaung di bawah KONI (Komite Olah Raga Nasional
Indonesia). Sebagai satu-satunya organisai olahraga atletik di Indonesia, PASI
berusaha memajukan olahraga atletik di Indonesia dengan mengadakan
program-program pengembangan atlet.
Dalam olahraga atletik terdapat nomor-nomor yang diperlombakan yaitu
nomor lari,lempar,dan lompat. Nomor – nomor lari yang diperlombakan yaitu :
1. Lari jarak pendek (sprint)
Nomor lari cepat atau lari jarak pendek yang dilombakan pada
perlombaan internasional meliputi nomor lari 100 meter, 200 meter, dan 400
meter.
2. Lari jarak menengah
Perlombaan lari jarak menengah adalah nomor lari dengan panjang
lintasan antara 800 meter sampai 3.000 meter. Beberapa nomor perlombaan
lari jarak menengah yang dilombakan lari 800 meter, 1.500 meter, dan 3,000
meter.
3. Lari jarak jauh
Nomor lari jarak jauh adalah lari dengan jarak tempuh lebih dari 5.000
meter. Dalam perlomban internasional resmi jarak yang ditempuh 5 km dan
10 km, selain itu no khusus dengan jarak 42,195 km yang disebut lari
maraton.
4. Lari gawang
Lari gawang adalah nomor lari cepat dengan beberapa rintangan
berbentuk gawang yang harus dilompati oleh pelari. Jarak yang harus
ditempuh 100 meter dan 400 meter sedangkan tinggi gawang 60cm-107cm.
5. Lari estafet
Lari estafet adalah satu-satunya perlombaan beregu dalam atletik.
Dalam satu tim, lari estafet terdiri dari empat orang pelari pertama, berlari di
lintasan pertama,lalu memberikan tongkat kecil yang ia bawa kepada pelari
berikutnya yang dilintasan ke dua, dan seterusnya.
Nomor – nomor lempar yang dilombakan
Di dalam nomor lompat ada beberapa cabang olahraga yang diperlombakan
khusunya lompat jauh. Menurut Adanng Suherman,Yudha M. Saputrad, Yudha
Hendrayana,(2001 : 36) defenisi dari lompat jauh adalah “Ketrampilan gerak
berpindah dari satu tempat ke tempat lainya dengan satu kali tolakan ke depan
sejauh mungkin”.
Sedangkan menurut Winendra Adi, Kharisma Jati, Joe Manuk, (2008 : 49):
“Lompat jauh adalah nomor olahraga atletik lompat yang menuntut
ketrampilan melompat kedepan sejauh mungkin dengan satu kali tolakan”.
Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa lompat jauh adalah
nomor olah raga atletik yang menggunakan kemampuan gerak awalan lari
kemudian melompat kedepan sejauh mungkin dengan menggunakan satu kali
tolakan. Untuk mencapai hasil lompatan yang maksimal atlet atau siswa harus
menguasai teknik dasar. Teknik dasar lompat jauh adalah
awalan,tolakan,melayang di udara,mendarat.
a. Awalan
Awalan dilakukan dengan berlari yang kian lama kian cepat mendekati
kecepatan maksimal, namun masih tetap terkendali untuk melakukan
tolakan. Menurut Adang Suherma, Yudha M. Saputra, Yudha Hendrayana,
(2001;118) “Tujuan awalan adalah meraih kecepatan maksimal yang
terkendali untuk melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya”. Selanjutnya
dikatakan pula oleh Jees Jever menyatakan bahwa:
Kaki yang akan menumpu diletakkkan tetap diatas balok tumpuan dengan lutut dengan lutut yang sedikit ditekuk untuk mendapatkan kekuatan, Gerakan kedepan dan keatas dilakukan dengan sekuat tenaga dibantu oleh dari kaki yang menumpu, tujuanya adalah untuk memperkuat daya lompat, paling baik kalau sudut tumpu antara 30o
sampai 40o derajat tergantung pada kemampuan pelompat mengkombinasikan kecepatan horizontal gerakan membuat sudut tersebut, lompatan yang lebih tinggi dapat diperoleh bila pelompat menurunkan pinggulnya dua langkah sebelum menumpu. (Jess Jerver, 1987 : 36)
Sedangkan cara melakukan awalan atau ancang-ancang lompat jauh
sebagai berikut:
a. Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan masing-masing siswa
b.Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum
bertumpu atau bertolak
c. Pinggang duturunkan sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang
b. Tumpuan
Cara melakukan tumpuan atau tolakan sebagai berikut:
1. Pada saat kaki menumpu pada balok, badan agak condong ke depan
2. Tolakan dengan salah satu kaki yang lebih kuat dan dominan
3. Kaki di ayunkan ke arah depan atas dengan sudut tolakan berkisar antara
40-50 derajat.
(Adang Suherman, Yudha M. Aputra, M Yudha Hendrayana. 2001 : 39)
c. Melayang di udara
Sikap badan melayang diudara yaitu sikap setelah kaki tolak menolak
kaki pada balok tumpuan. Badan akan tetap dapat terangkat melayang
diudara, bersamaan dengan ayunan kedua lengan kedepan atas. Pada
waktu naik badan harus dapat di tahan dalam keadaan rileks (tidak kaku)
kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh diudara (waktu
melayang) inilah biasanya yamg disebut gaya lompatan dalam lompat
jauh. Pada waktu diudara dengan sikap jongkok saat kaki tolak
menolakkan kaki pada balok tumpuan, saat melayang kedua kaki sedikit di
tekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok. Keadaan ini
supaya dapat dipertahankan sebelum melakukan pendaratan.
d. Mendarat
Mendarat harus sedemikian rupa sehingga kaki yang diacungkan ke
depan tidak menyebabkan pelompat akan mendarat pada pantatnya.
Keadaan ini sangat merugikan, untuk menghindari pendaratan pada patat
kepala di tundukan dan lengan di ayunkan ke depan sewaktu kaki
menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampaui titik pendaratan kaki
di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang melainkan lemas, mata sendi lutut
harus siap menekuk pada saat yang tepat. Jerver menegaskan bahwa Jess
jerver, (1984 : 42) “ tujuan pendaratan adalah mendapatkan suatu posisi
dengan kedua kaki menyentuh pasir sejauh mungkin di depan pusat dari
gaya berat tubuh pelompat”
Dalam lompat jauh terdiri dari tiga gaya yaitu :
a. Gaya jongkok di udara.
b. Gaya mengantung di udara.
c. Gaya berjalan di udara.
Dalam perlombaan lompat jauh, diperlukan tempat khusus agar
perlombaan dapat berjalan dengan lancar. Tempat khusus tersebut terdiri
dari lintasan lari, papan tolakan, dan landasa atau bak pasir untuk
mendarat. Tempat khusus tersebut memiliki ukuran yang telah di tentukan,
panjang lintasan lari 40-45 m dan lebar 1,2 m, panjang bak pasir 9 m, dan
lebar 2,75.
Untuk meningkatkan prestasi, khususnya nomor lompat jauh diperlukan
perhitungan yang jelas serta analisis gerak yang kompleks, baik dari
pengetahuan, tujuan latihan maupun penetapan prosedur. Karena banyak faktor
yang menentukan keberhasilan prestasi lompat jauh, oleh karena itu pelatih,
guru atau pembina tidak boleh mengajar atau melatih asal-asalan saja, tapi
hatus benar-benar menggunakan pengetahuan tentang faktor penentu dan
penunjang utama tercapainya prestasi lompat jauh.
Mengacu pada pendapat diatas bahwa dalam upaya meningkatkan prestasi
atlet banyak faktor yang harus diperhatikan seperti terjadinya kecerdasan atau
kecepatan berfikir yang cepat, motivasi atlet dan ambisi atlet, sarana dan
prasarana yang memadai serta dana yang mencukupi. Dalam perjalanan proses
latihan banyak kendala yang dihadapi seorang pelatih atau guru diantaranya
adalah kurang memadai sarana dan prasarana,minimnya dana yang ada.
Salah satu alasan untuk meningkatkan prestasi lompat jauh adalah masih
banyak terjadi siswa kesulitan dalam pembelajaran lompat jauh kususnya pada
praktek, bahkan dengan teknik sederhana sekalipun. Dalam hal ini peneliti
mengambil contoh di SMPN 8 Kota Madiun pada siswa kelas VIII ketika siswa
melakukan lompat jauh banyak kendala- kendala yang terjadi yaitu :
a. Kesalahan langkah kaki pada saat melakukan tumpuan ( bingung mengatur
langkah dan menentukan kaki mana untuk melakukan tolakan )
b. Pada saat badan diudara tidak menyiapkan letak kaki dalam pososi yang
paling menguntungkan pada saat pendaratan.
c. Kurangnya perlombaan untuk mengukur prestasi, sehingga anak kurang
tertarik terhadap lompat jauh.
d. Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.
e. Siswa belum sempurna dalam melakukan pendaratan.
f. Gerak kaki yang prematur ( mendahilui gerakan seharusnya ).
g. Pada saat pendaratan tidak dengan dua kaki
Hal ini sangat disayangkan karena akan menghambat suatu prestasi pada
siswa tersebut, oleh karena itu adapun upaya-upaya yang harus dilakukan oleh
guru atau pelatih pada peserta didik, kususnya pada SMP Negeri 8 Madiun
guna memajukan suatu prestasi olahraga lompat jauh yaitu :
a. Diberi pengarahan arti pentingnya latihan secara rutin.
b. Mengadakan pembinaan sedini mungkin melalui lembaga-lembaga yang
berkompeten dibidang olahraga.
c. Mengadakan perlombaan secara berkala untuk mengetahui perkembangan
dan kemajuan prestasi atletnya.
d. Memperbaiki sarana olahraga khususnya dalam cabang lompat jauh.
e. Menambah waktu pelajaran ekstrakurikuler.
Berkaca dari hal tersebut, maka guru atau pelatih mampu menerapkan
pendekatan-pendekatan pembelajaran dengan baik, mengetahui metode yeng
tepat bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya. Dalam suatu kegiatan
pembelajaran, berbagai macam model pembelajaran atau metode bisa dicoba
untuk diterapkan. Menciptakan model pembelajaran pendidikan olahraga yang
tepat merupakan upaya yang harus selalu dilakukan agar tujuan pembelajaran
pendidikan olahraga dapat tercapai secara efektif dan efesien yaitu dapat
mengembangkan manusia secara keseluruhan, dalam artian anak ( peserta didik
) harus dapat berkembang aspek ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan fisiknya.
Untuk menunjang prestasi lompat jauh yang maksimal juga diperlukan
latihan yang intensif. Latihan yang rutin merupakan faktor yang menentukan
atlet dapat memperoleh hasil prestasi yang maksimal, hal ini sesuai dengan
pendapat saharno, HP (1992:6) yang mengatakan bahwa :
“Latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai
prestasi maksimal dengan diberi beban-beban,fisik, teknik, taktik dan mental
yang teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang”.
Apabila dianalisa lebih lanjut, atlet pada saat melakukan gerakan lompat
jauh gaya jongkok yaitu,awalan, tolakan, sikap badan di udara dan sikap badan
saat mendarat, maka akan trlihat unsur-unsur fisik tertentu yang memegang
peranan penting dalam lompat jauh tersebut antara lain kekuatan otot.
Kekuatan otot tungkai akan dipergunakan menumpu dan membawa tubuh
melayang ke atas agar memperoleh hasil lompatan yang maksimal dan juga
pada saat pendaratan dapat melakukan pendaratan yang sempurna. Dengan
kekuatan otot tungkai, latihan yang intensif,pelatih yang handal tidak menutup
kemungkinan akan muncul atlet-atlet lompat jauh yang berkualitas dan
sanggup bersaing di tingkat internasional.
Dari pendapat di atas peneliti berpandangan bahwa lompat jauh sangat
berkaitan dengan latihan otot kaki pada khususnya otot tungkai. Oleh sebab itu
peneliti berpendapat bahwa otot tungkai dapat dilatih dengan latihan
plyometric. Namun mengingat yang dijadikan subyek adalah siswa SMP yang
tergolong dalam usia anak-anak,maka latihan plyometrik harus sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan anak. Latihan yang dirasa sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan siswa menurut peneliti adalah latihan plyometrik depth jump
dan box jump. Definisi dari kedua latihan tersebut adalah, latihan depth untuk
lompat jauh berguna untuk melatih kekuatan dan kecepatan tungkai.
Sedangkan definisi box jump adalah latihan yang melatih kukuatan kaki
khususnya otot tungkai. Dengan seringnya melakukan ke dua latihan tersebut
dapat membantu meningkatkan kekuatan otot tungkau yang berpengaruh pada
hasil lompatan yang maksimal.
Memahami bahwa kedua bentuk latihan plaiometrik depth jump dan box
jump dapat meningkatkan prestasi lompat jauh khususnya gaya jongkok maka
peneliti mempraktekan latihan tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh kedua latihan tersebut terhadap peningkatan prestasi lompat jauh
gaya jongkok. Untuk itu perlu dilakukan pembuktian lewat penelitian,selain itu
kedua latihan tersebut sangat cocok bila diberikan pada siswa putra kelas VIII
di SMP 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-2014
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mempunyai anggapan
bahwa latihan plaiometrik depth jump dan box jump mempunyai pengaruh
terhadap peningkatan prestasi lompat jauh khususnya gaya jongkok, untuk
itulah peneliti dalam skripsinya mengambil sebuah judul penelitian :
Pengaruh latihan depth jump dan latihan box jump terhedap prestasi
lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 8 Kota
Madiun tahun ajaran 2013-2014
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan tersebut, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Adakah pengaruh latihan depth jump tehadap peningkatan prestasi lompat
jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota
Madiun tahun ajaran 2013-2014 ?
2. Adakah pengaruh latihan box jump terhadap peningkatan prestasi lompat
jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota
Madiun tahun ajaran 2013-2014 ?
3. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan depth jump dan box jump
terhadap peningkatan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra
kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-2014 ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan :
1.Untuk mengetahui adakah pengaruh latihan depth jump terhadap
peningkatan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII
di SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-2014.
2.Untuk mengetahui adakah pengaruh latihan box jump terhadap peningkatan
prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP
Negeri 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-2014.
3.Untuk mengetahui adakah perbedaan pengaruh antara latihan depth jump
dan box jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada
siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun ajaran 2013-
2014.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Lembaga SMP Negeri 8 Kota Madiun
a. Dapat memberikan sumber informasi dan menambah bahan kepustakaan
apabila mengadakan penelitian sejenisnya.
b. Dapat dipergunakan sebagai sumber dalam proses belajar mengajar.
c. Sebagai bahan untuk menyusun skripsi.
d.Sebagai bahan pertimbangan bagi para bembaca yang ingin membuat
skripsi.
2. Bagi Guru Pendidik jasmani dan pelatih
a. Sebagai bahan masukan yang berguna untuk mengetahui sampai sejauh
mana potensi yang telah di miliki oleh atlet.
b. Dapat membantu memecahkan masalah yang di hadapi atlet (siswa).
c. Sebagai masukan bagi guru olahraga dan pembina maupun pelatih
olahraga dalam upaya memberikan latian fisik khususnya untuk
meningkatkan kemampuan power dalam lompat jauh.
d. Sebagai langkah awal bagi pengembangan dan peningkatan proses
belajar.
3. Bagi Peneliti
a. Sebagai bekal dan pengalaman di bidang peneliti yang relevan dengan
keolahragaan
b. Sebagai petimbangan penelitian berikutnya.
c. Sebagai bahan referensi pada makalah lebih lanjut
E. Asumsi
Di dalam penelitian ini asumsi yang dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Sempel sudah pernah mendapatkan pelajaran teori dan praktek
lompat jauh gaya jongkok.
2. Semua sampel memiliki kondisi tingkat kesegaran jasmani yang
memadai untuk diadakan penelitian tes lompat jauh gaya jongkok.
3. Umur, keadaan fisik, dan kesehatan dari tes rata-rata sama.
4. Sarana dan prasarana yang digunakan cukup memadai sesuai persyaratan
F. Hipotesa Penelitian
Dalam penelitian ini hipotesis alternatif yang dapat di ajukan adalah
sebagai berikut :
1.Ada pengaruh latihan depth jump terhadap peningkatan prestasi lompat
jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota
Madiun tahun ajaran 2013-2014.
2.Ada pengaruh latihan box jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh
gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Madiun
tahun ajaran 2013-2014.
3.Ada perbedaan pengaruh antara latihan depth jum dan box jump terhadap
peningkatan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII
di SMP Negeri 8 kota madiun tahun ajaran 2013-2014.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari permasalahan yang luas dan timbul pada penelitian ini,
maka peneliti membatasi dari ruang lingkup penelitian dengan harapan tidak
menyimpang dari apa yang telah peneliti tetapkan.
Pada penelitian menyimpang adalah :
1. Veriabel bebas ( Latihan depth jump dan box jump )
2. Variabel terikat ( Prestasi lompat jauh gaya jongkok )
Tabel 1. Tabel variable
Konsep, Variabel, Indikatror, Instrumen
Konsep Variabel Indikator Instrumen
Pengaruh latihan
depth jump dan
latihan box jump
terhedap prestasi
lompat jauh gaya
jongkok pada siswa
putra kelas VIII
SMP Negeri 8 Kota
Madiun tahun
ajaran 2013-2014
Variabel bebas
-Latihan depth jum
-Latihan box jump
Variabel Terikat
- Kemampuan
lompat jauh gaya
jongkok
Hasil yang
dicapai meter
-Latihan
plyometric
depth jump
- Latihan
plyometric
box jump
-Tes dan
pengukuran
kemampuan
lompat jauh
gaya jongkok
2. Batasan Istilah atau Batasan Operasional
Sesuai dengan judul di atas dalam penelitian ini, maka batasan
operasionalnya adalah sebagai berikut:
a. Latihan depth jump adalah bentuk latihan yang memerluklan kotak atau
bangku tingginya kira-kira 25-45 inci untuk meloncat. Permukaan
pendaratan agak lunak seperti rumput atau matras gulat. Depth jump dapat
diterapkan untuk berbagai cabang olahraga,karena menggunakan kekuatan
dan kecepatan tungkai. (M.furqon H. & Muchsin Doewes,2002:45)
b. Latihan box jump ini memerlukan beberapa kotak, bangku, utau panggung
yang tingginya antara 12-14 inci. Gunakan lengan untuk membantu tolakan,
loncatlah ke atas dan kedepan, mendarat dengan kedua kaki di atas kotak.
Loncatlah segera ke belakang ke posisi awal dan ulangi gerakan ini.
(M.furqon H. & Muchsin Doewes,2002:44)
c. Prestasi lompat jauh gaya jongkok adalah melompat sejauh-jauhnya dengan
posisi badan atlet sewaktu berada di udara menyerupai orang yang sedang
berjongkok dengan karakteristik gerakan dasar meliputi awalan, tumpuan
atau tolakan, melayang di udara dengan sikap berjongkok, dan mendarat di
landasan di landasan berpasir. (Wenendra Adi, dkk.2008:51)
H. Tempat dan Waktu Penelitian
1.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Kota Madiun pada semester
genap tahun pelajaran 2013-2014. Dalam hal ini, tempat penelitian sekaligus
dijadikan sebagai tempat diselenggarakan proses belajar mengajar dan
pengambilan data penelitian.
2.Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 1,5 bulan atau 6 minggu
dengan waktu 90 menit setiap kali latihan. Latihan dilaksanakan pada pagi
hari, yakni selasa kamis sabtu. Jumlah total Latihan selama 16 kali
pertemuan yang dimulai pada Tanggal.....2014.
I. Metode dan Rancangan Penelitian.
1.Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode ini dipilih untuk mengetahui gejala-gejala tertentu
melalui perlakuan-perlakuan yang dikenakan terhadap sampel percobaan.
penelitian ini penulis bermaksud ingin mengetahui tentang pengaruh latihan
depth jump dan latihan box jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh
gaya jongkok. Pelaksanaan dari penelitian eksperimen ini dilakukan dengan
cara memberikan program latihan kepada kedua kelompok yang berbeda
perlakuannya yaitu kelompok A latihan depth jump dan kelompok B latihan
box jump. Tujuan diberikannya kedua latihan ini adalah untuk mengetahui
adakah pengaruh latihan tersebut terhadap prestasi lompat jauh gaya
jongkok. Desain Penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain atau pola
yang tepat dan sesuai dengan tuntutan variable-variable yang terdapat pada
masalah serta hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dalam model ini
sebelum dimulai penilaian kepada kedua keIompok diberi tes atau pretest
untuk mengukur kondisi awal (TI ), selanjutnya pada kelompok eksperimen
diberi perlakuan ( x ) dan pada kelompok pembanding diberi perlakuan yang
berbeda, sesudah perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai postest
(T2)
Observasi dilakukan selama berlangsungnya eksperimen yaitu
mengobservasi pengaruh yang ditimbulkan dari perlakuan (treatment) yang
dikenakan pada sampel percobaan.
Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan rancangan Two Group Desain. Ini berdasarkan jumlah variabel yang
ada, yaitu:
1. Variabel Independent, yaitu latihan depth jump dan latihan box
jump.
2.Variabel Dependent hasil lompat jauh gaya jongkok. Untuk
mengetahui pengaruh latihan depth jump dan latihan box jump
terhadap prestasi lonpat jauh.
2.Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah “Pretest-Postest Design“.
Gambar rancangan penelitian sebagai berikut :
K 1 ----- Treatment A ----- Posttest
S ----- Pretest ----- MSOP
K 2 ----- Treatment B ----- Posttest
Keterangan:
S = Subjek
Pre test = Tes awal lompat jauh gaya jongkok
MSOP = Matced Subject Ordinal Pairing
K 1 = Kelompok Eksperimen 1
K 2 = Kelompok Eksperimen 2
Treatment A = Latihan depth jump
Treatment B = Latihan box jump
Post test = Tes lompat jauh gaya jongkok.
J.Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari
1.Variabel independent, yaitu Variabel yang dimanipulatif berupa latihan
depth jump dan latihan box jump.
2.Variabel dependent, adalah hasil prestasi lompat jauh gaya jongkok.
K. Definisi Operasional Variabel
Supaya tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang salah, maka perlu
dijelaskan definisi masing-masing variable sebagai berikut:
1. Plyometric depth jump adalah latihan memerlukan kotak atau bangku
yang tinngginya kira-kira 25-45 inci. Permukaan pendaratan agak lunak,
separti rumput atau matras gulat. Latihan ini sangat baik untuk otot-otot
quadriceps dan hip gridle, dan juga untuk punggunmg bagian bawah
hamstrings. Depth jump dapat diterapkan untuk berbagai cabang
olahraga, karena menggunakan kekuatan dan kecepatan tungkai. (M
Furqon & Muchsin Doewes,2002 : 44).
2. Plyometric box jump adalah latihan yang memerlukan beberapa kotak,
bangku, atau panggung yang tingginya antara 12-24 inci. Cara
pelaksanaan lengan untuk membantu tolakan, loncatlah ke atas dan
kedepan, mendarat dengan kedua kaki di atas kotak. Loncatlah segera
kebelakang ke tempat posisi awal dan ulango gerakan ini. Untuk
memvariasi gerakan dapat merubah arah tolakan. (M Furqon & Muchsin
Doewes,2002 : 45).
3 Prestasi lompat jauh gaya jongkok adalah melompat sejauh-jauhnya
dengan posisi badan atlet sewaktu berada di udara menyerupai orang
yang sedang berjongkok dengan karakteristik gerakan dasar meliputi
awalan, tumpuan atau tolakan, melayang di udara dengan sikap
berjongkok, dan mendarat di landasan di landasan berpasir. (Wenendra
Adi, dkk.2008:51)
L. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Siswandari (2009:5) populasi adalah himpunan sampel atau
anggota yang akan diamati sedangkan sampel merupakan anggota populasi.
“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitianya merupakan penelitian populasi.” (Suharsimi Arikunto, 2006 :
130).
Populasi adalah individu yang ditetapkan sebagai objek penelitian
yang dikenai generalisasi. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa
putra. Dari hasil observasi diketahui bahwa jumlah siswa putra kelas VIII
berjumla 182 orang sedangkan untuk siswa putra berjumlah 79 orang.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun pelajaran 2013-2014. Populasi tersebar
dalam beberapa kelas dengan kesamaan yang dijadikan dasar dalam
pengambilan populasi. Adapun rincian populasi siswa kelas VIII SMP
Negri 8 Kota Madiun Tahun pelajaran 2013-2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Populasi penelitian
No KelasSiswa
Putra
Siswa
Putri
Jumlah
Siswa
1 VIII A 20 11 31
2 VIII B 10 19 29
3 VIII C 9 22 31
4 VIII D 15 15 30
5 VIIII E 10 20 30
6 VIII F 15 16 31
Jumlah total 79 103 182
Berdasarkan tabel di atas jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 8
Kota Madiun Tahun pelajaran 2013-2014 adalah 79 siswa putra yang
menjadi populasi dalam penelitian ini.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian anggota populasi sedangkan sampling
dapat diartikan sebagai cara untuk menentukan sampel. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII sebesar 30
siswa. Yang didapat dari pendapat Suharsini Ari Kunto yaitu 38% dari 79
siswa, maka sampel yang digunakan adalah 30 sisiwa. Untuk menjadi
sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan
penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah;
1) Jenis kelamin laki-laki.
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Bersedia menjadi sampel penelitian.
4) Sama-sama kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Madiun tahun pelajaran
2013-2014
5)Mendapatkan jam pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Sampel adalah “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti” Suharsimi
Arikunto berpendapat
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100,
maka lebih baik semua populasi diambil, sehingga penelitianya merupakan
peneliti Populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100 atau
besar maka dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.
( Suharsimi Arikunto, 2006 : 134 )
Sesuai dengan pendapat di atas, maka sampel dalam penelitian ini
diambil 38% dari jumlah populasi siswa putra kelas VIII SMP Negeri 8
Kota Madiun tahun pelajaran 2013-2014 yaitu jumlah siswa putra
sebanyak 79 siswa.
M. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan tes dan
pengukuran yaitu:
Lompat jauh gaya jongkok
Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok. Data yang diambil adalah
data tes awal ( tes dan re test ), dan tes akhir ( tes dan re test ) dengan
kesempatan melakukan sebanyak tiga kali. Adapun caranya adalah sebagai
berikut :
1) Tujuan : Untuk mengetahui hasil lompatan
yang di butuhkan setiap teste pada
lompat jauh gaya jongkok
2) Alat : 1) Lintasan lari dan bak lompat jauh
2)Peluit
3)Roll meter
4)Bendera untuk memberi tanda
3) Pelaksanaan : 1) Nama / nomor dada bagi yang akan
melompat dipanggil dan segera
untuk melompat.
2) Tiap orang memberi kesempatan
sebanyak 3 kali
3) Setiap selesai melompat, hasil
lompatan yang diperoleh di catat
4) Teste dinyatakan gagal jika
melakukan dies
2) Penilaian : Hasil pengukuran dicatat olae pencatat
G. Teknik Analisis Data
1. Mencari Reliabilitas Tes
Tes yang dipergunakan untuk mengumpulkan data hasil lompat jauh
gaya jongkok ini yang perlu diuji reliabilitasnya sesuai dengan karakteristik
dari populasi penelitian. “ Penghitungan dicari dengan ANAVA” (Mulyono
B, 2007:38). Rumus reliabilitasnya adalah :
R=MS P−MSW
MS P
R = Reliabilitas
MSP = Mean Square antar subyek
MSW = Mean Square di dalam subyek
Tabel 4
Koefisien Korelasi Reliabilitas
KOEFISIEN RELIABILITAS
95 - 99 Excellent
90 - 94 Very good
80 - 89 Acceptable
70 - 79 Poor
60 - 69 Questionable
Untuk mengetahui keajegan hasil tes yang dilakukan dalam
pengumpulan data penelitian, dilakukan uji reliabilitas pada hasil
prestasi lompat jauh dilakukan pada tes awal maupun tes akhir.
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas tes awal dan tes akhir hasil
prestasi lompat jauh.
2. Uji Persyaratan
aUji Normalitas.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apak sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Teknik
yang digunakan adalah statistik Anderson Darling (pendekatan grafik)
yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software MINITAB
(Siswandari, 2009:202).
b.Uji Homogenitas
Untuk menghitung uji homogenitas digunakan rumus uji Bartlett
pada taraf signifikansi α = 0.05. Kriteria pengujian yang digunakan adalah
jika X2h < X2
t pada taraf signifikansi α = 0.05 yang berarti penyebaran data
dalam penelitian bersifat homogen. Teknik ini dilakukan dengan
menggunakan analisis statistik yang dilakukan dengan manual dan agar
lebih yakin tentang kebenaranya dari hasil yang diperoleh dilanjutkan
dengan uji statistik. Untuk pengecekan dan pemahaman dilanjutkan
penghitungan manual dengan memakai rumus:
x2=(In 10 ) {B−∑ (ni−1 ) log s12 }
(Sudjana, 2005:261-265).
Apabila x2 hitung < x2
tabel, maka H0 diterima, artinya varians sampel
bersifat homogen. Sebaliknya apabila x2 hitung > x2
tabel, maka H0 ditolak,
artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, dilanjutkan
dengan menggunakan statistika t test dengan dua sampel yang saling
berhubungan yaitu dengan Rumus untuk mencari “t” atau to dalam
keadaan dua sampel yang diteliti merupakan sampel kecil (N kurang dari
30), sedangkan kedua sampel satu sama lain mempunyai hubungan adalah
sebagai berikut:
MD
to = SEMD
MD = Mean of Difference Nilai Rata-rata Hitung dari Beda/Selisih
antara Skor Variabel 1 dan Skor Variabel II, yang dapat diperoleh dari:
ΣD MD =
N
ΣD = Jumlah Beda/Selisih antara Skor Variabel I (Variabel X) dan Skor
Variabel II (Variabel Y), dan D dapat diperoleh dari :
D = X – Y
N = Number of Cases = Jumlah Subjek yang diteliti (Anas Sudijono,
2010:305)
Teknik analisa data pada penelitian ini penulis menggunakan
pengolahan data statistik Analisa Komparasional teknik uji “t”.Adapun
analisa teknik tersebut adalah sebagai berikut. Karena sampelnya
termasuk sampel kecil yaitu < 30 maka rumus yang digunakan adalah :
t= M 1−M 2SE M 1−M 2
Untuk menghitung mean keduanya variablenya menggunakan rumus :
M 1=∑ XN
M 2=∑YN
Untuk menghitung standart deviasi kedua variablenya menggunakan
rumus:
SDx=√ ∑ x2N
SDy=√ ∑ y 2N
Untuk menghitung standart Error Mean kedua variablenya
menggunakan rumus :
Untuk menghitung Standart Error Perbedaan Mean kedua variablenya
menggunakan rumus sebagai berikut :
SEMx-My = √SEMx2 + SE My
2
(Anas Sudijono, 2010:316)