21
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari senyawa kimia salah satunya adalah larutan. Larutan adalah campuran dari beberapa homogen, Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara antara lain molaritas, molalitas, normalitas, dan sebagainya. Molaritas yaitu jumlah mol solut dalam satu liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol solut per 1000 gram pelarut sedangkan normalitas adalah jumlah gram ekuivalen solute dalam 1 liter larutan. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan praktikum. Biasanya dalam pratikum dilakukan 3x untuk mencari keakuratan data. Pratikum kali ini 1

Bab i Laporan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kimia Dasar

Citation preview

Page 1: Bab i Laporan

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari senyawa kimia

salah satunya adalah larutan. Larutan adalah campuran dari beberapa

homogen, Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat

terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-

zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan

pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan

proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan

disebut pelarutan atau solvasi.

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara antara lain

molaritas, molalitas, normalitas, dan sebagainya. Molaritas yaitu jumlah mol

solut dalam satu liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol solut per 1000

gram pelarut sedangkan normalitas adalah jumlah gram ekuivalen solute

dalam 1 liter larutan.

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering

dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu

diperlukan praktikum. Biasanya dalam pratikum dilakukan 3x untuk

mencari keakuratan data. Pratikum kali ini yang di uji adalah membuat

larutan 0,1 HCl dan standarisasi HCl serta menentukan kadar

Na2CO3 dengan HCl. Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti

mungkin dan menggunakan perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang

didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan

maka dilakukan standarisasi. Standarisasi yang dilakukan adalah metode

titrasi asam basa. Titik titrasi asam basa adalah titik dimana ada perubahan

warna antara asam dan basa. Keterkaitan praktikum kimia dalam acara ini

dengan teknologi hasil pertanian yaitu untuk mengetahui campuran bahan

kimia yang ada di dalam hasil pertanian.

1

Page 2: Bab i Laporan

2. Tujuan Pratikum

Tujuan pratikum pembuatan larutan dan standarisasinya adalah

1. Membuat larutan HCl 0.1 N

2. Standarisasi larutan HCl

3. Penentuan kadar Na2CO3 dengan HCl

3. Waktu dan Tempat

Waktu yang digunakan dalam pratikum ini adalah jam 13.00-15.00

WIB, pada hari senin tanggal 16 september 2013, bertempat di

Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2

Page 3: Bab i Laporan

B.TINJAUAN PUSTAKA

Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion

dari 2 zat atau lebih. Suatu larutan disebut campuran karena susunannya dapat

berubah-ubah.disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga

tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan

mikroskop optic sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan

tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah. (A.

Hadyana Pudjaatmaka Ph. D. 1989)

Molekul-molekul secara acak kecepatan difusi lebih tinggi bila

temperature dinaikkan, sehingga selang beberapa waktu akan diperoleh larutan

homogen yang seragam. Dua cairan yang dapat dicampur secara seraham

dikatakan dapat campur. Jika suatu zat larut sangat sedikit, maka zat itu disebut

tak larut karena zat bersifat mutlak tak larut dalam suatu pelarut tertentu, tetapi

banyak zat maksud-maksud praktis dianggap tak larut misalnya, kaca dalam

air. (A. Hadyana Pudjaatmaka Ph. D. 1989)

Faktor-faktor yang mempengaruhi larutan adalah :

1 Suhu

Suhu berpengaruh dalam larutan, karena biasanya apabila suhu

dinaikkan larutannya bertambah.

3

Page 4: Bab i Laporan

2 Pelarut

Kebanyakan pelarut terdiri atas air, karena air mempunyai momen

dwikutub besar dan tertarik dua kation dan anion untuk membentuk ion

terhidrat.

3 Pengaruh ion yang sama

Kepentingan pengaruh ion sama untuk menyebabkan pengendapan

sempurna pada analisa kuantitatif sudah jelas.

4. Pengaruh ion aneka ragam

Telah diketahui banyak endapan menunjukkan penuingkatan

kelarutan apabila garam yang tidak mengandung ion yang sama dengan

endapan ada di dsalam larutan.

5.Pengaruh PH

Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna

apabila pH lingkungannya berubah. Apabila dalam suatu titrasi, asam

maupun basanya merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen

akan mempunyai pH=7. Tetapi bila asamnya ataupun basanya

merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami

hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai pH > 7

(bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang tepat

dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah

tersebut dan dari konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi

asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa (Ratna Sri

Harjanti ,Politeknik LPP, Jl Urip Sumoharjo, Balapan ,Yogyakarta).

4

Page 5: Bab i Laporan

7. Pengaruh Kompleks

Titrasi adalah cara analisis untuk menghitung jumlah cairan yang

dibutuhkan untuk bereaksi dengan sejumlah cairan lain. Dalam satu cairan

yang menganndung reaktan ditempatkan dalam biuret, sebuah tabung yang

panjang salah satu ujungnya terdapat kran (stopkok) dengan skala

milimeter dan sepersepuluh milimeter. Cairan di dalam biuret disebut

titran dan pada titran ditambah indikator, perubahan warna indikator

menandai habisnya titrasi (Wahyudi, 2000).

5

Page 6: Bab i Laporan

C. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

1. Alat

Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah :

1. Labu takar 100 ml

2. Erlenmeyer

3. Pengaduk

4. Pipet

5.

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah :

1. X HCl pekat

2. 0,4 g borax murni

3. 100 ml aqudes

4. 6 tetes indicator MO

5. 0,75 g Na2CO3

3 Cara Kerja

1. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N

Larutan HCl pekat dan volume yang dibutuhkan adalah

Keterangan

V= volume HCl0,1 N yang diinginkan

L = kadar HCl pekat (%)

6

Page 7: Bab i Laporan

1. Ambil x ml HCl pekat, masukkan dalam labu takar 100 ml

2. Isi dengan aquades sampai tanda garis

3. Kocok hingga homogeny dan pindahkan ke Erlenmeyer

2. standarisasi 0,1 N HCl dengan borax (Na2B4O7.10H2O)

1 grek = 2 g mol

1. Ambil 0,4 g borax murni

2. Masukkan dalam Erlenmeyer dan larutkan dengan 50 ml aquades

+ 3 tetes indicator MO

3. Titrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna. Hitung N

HCl

3. Penentuan Kadar Na2CO3

1. Timbang 0,75 g Na2CO3 dan masukkan dalam labu takar 50 ml berisi

air sampai tanda

2. Ambil 10 ml, masukkan ke dalam Erlenmeyer tambahkan indicator

MO 3 tetes

3. Titrasi dengan HCl yang telah dibuat. Tentukan Na2CO3

a.

b. g

7

Page 8: Bab i Laporan

D.HASIL DAN ANALISIS HASIL PENGAMATAN

1. Hasil Pengamatan

Table 1.1 Standarisasi HCl dengan boraxKelompok V HCl

dititrasi (ml)N HCl Warna

Awal Proses Akhir11 14 0,30 kuning kuning Merah muda12 15,4 0,027 orange Kuning Merah muda13 14,8 0,028 Kuning Orange Merah muda15 13,9 0,030 kuning kuning Merah muda

Tabel 1.2 Penetapan Kadar Na2CO3. H2OKelompok V HCl

(ml)Kadar Na2CO3

(%)Warna

Awal Proses Akhir14 71,5 3,166 Orange kuning Merah muda16 68 3,011 Orange Kuning Merah muda17 59,5 2,635 Orange Kuning Merah muda18 54 2,391 Orange Kuning Merah muda19 56 2,48 Orange Kuning Merah muda

4.2 Analisis Hasil Pengamatan

Table 1.1 Standarisasi HCl dengan borax

Valensi Na2B4O7.10H2O

Valensi = 2

8

Page 9: Bab i Laporan

Kelompok 11

Kelompok 12

Kelompok 13

Kelompok 15

Tabel 1.2 Penetapan Kadar Na2CO3 . H2O

Valensi Na2CO3.H2O

9

Page 10: Bab i Laporan

Valensi = 2

kelompok 14

Kelompok 16

Kelompok 17

Kelompok 18

Kelompok 19

10

Page 11: Bab i Laporan

BAB V

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

1. Pembahasan

Cara pembuatan larutan yang benar :

1. Di hitung berapa gram senyawa yang harus ditimbang berdasarkan table

pada buku petunjuk praktikum

2. Ditimbang sejumlah zat yang telah dihitung dengan di timbang analitik

3. Dilarutkan ke dalam labu takar 50 ml sejumlah zat yang telah ditimbang

tadi dengan aquades.

4. Di ulangi langkah 1 sampai 3 dengan menggunakan senyawa yang

lainya yang telah di hitung.

Pembuatan larutan antara bahan padat dengan cair tidak sama karena

proses pembuatan larutan dari suatu zat padat disebut pelarutan sedangkan

proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan disebut

pengenceran.

Kita dapat mengamati perubahan warna yang terjadi dengan cara

memasukkan larutan HCl ke dalam elenmeyer, teteskan ke dalam

campuran sambil dikoco-kocok. 7 ml HCl dibutuhkan agar campuran

berubah warna, perubahan warna yang terjadi adalah ketika awal

warnanya kuning, ketika proses kuning dan berakhir merah muda.

11

Page 12: Bab i Laporan

Indicator Methyl Orange adalah salah satu indikator yang banyak

digunakan dalam titrasi. Indicator asam basa adalah asam atau basa

organic yang mempunyai satu warna jika konsentrasi hydrogen lebih

tinggi dari pada suatu harga tertentu dan suatu warna lain jika konsentrasi

itu lebih rendah. Dalam percobaan ini digunakan titrasi asam kuat hcl

dengan indicator MO . interval PH indicator 2.1-4.4 perubahaan warna

dari orange sampai kuning .

Hasil perhitungan yang di peroleh N HCl rata-rata adalah 0,096 N

dan kadar Na2CO3 dengan HCl adalah 2,737 % . perhitungan

inimendekati dengan teori.

Titik equivalen adalah titik saat penambahan sedikit titran akan

menyebabkan perubahan Ph yang sangat besar,

Standarisasi bertujuan untuk mengetahui kosentrasi sebenarnya

dari larutan yang dihasilkan.

12

Page 13: Bab i Laporan

Pada standarisasi volume 14 ml HCl akan menghasilkan

mengasilkan 0,30 N HCl, dan perubahan warna yang terjadi berawal dari

kuning, proses nya kunning dan berakhir warna merah muda.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pembuatan larutan,

standarisasi HCl, penentuan kadar Na2CO3, proses titrasi adalah :

a. Suhu

b. Pelarut

c. Pengaruh ion yang sama

d. Pengaruh ion aneka ragam

e. Pengaruh Hidrolisa

f. Pengaruh Kompleks

2. Kesimpulan

Dari pratikum ini dapat disimpulkan bahwa

1. setiap percobaan yang dilakukan dengan kelompok berbeda

mempunyai nilai N HCl dan % kadar Na2CO3 yang berbeda pula.

2. Pratikum standarisasi yang dilakukan dengan cara 0,4 g borax murni

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan larutkan 50 ml aquades + 3 tetes

indicator MO dititrasi dengan HCl sampai perubahan warna. Hasil

yang diperoleh adalah 0,029 N HCl rata-rata dan warnanya berawal

dari kuning, prosesnya kuning dan akhirnya merah muda seperti yang

diharapkan.

13

Page 14: Bab i Laporan

3. Pratikum penentuan kadar Na2CO3 dengan cara 0,75 g Na2CO3

dimasukkan dalam labu takar 50 ml air sampai tanda, ambil 10 ml

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer + indicator MO 3 tetes, titrasi

dengan HCl yang telah dibuat. Dan hasilnya adalah 2,737 %, warna

awalnya orange, prosesnya kuning serta berakhir merah muda.

4. Dalam percobaan ini hasilnya hampir mendekati teori.

14

Page 15: Bab i Laporan

DAFTRA PUSTAKA

Nachtrieb, Oxtoby,Gillis. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Edisi Ke-4 Jilid

1. Erlangga: Jakarta

A.hadyana pudjaatmaka Ph.D. 1989.kimia untuk universitas.edisi ke-5 jilid 1.

Erlangga: jakarta

Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 2, No. 2, 2008

Bevan, Nigel. 2006. International Standards for HCl. Idea Group Publishing.

London.

Jr, R.A Day. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.

Amanda, N.W. Yulita. Jurnal Identifikasi Sifat Asam Basa dengan

Menggunakan indikator alami.

Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik untuk Universitas. Gramedia. Jakarta

Sri Hastuti. 2003. Penentuan Media Pelarut Dalam Ekstrasi Tembaga Dari

Anoda Tembaga (III) Sulfida Secara Elektrolisis.

15