31
Diah Citra Astuti (T048913) ODP BNI BATCH 112 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan sebagai lembaga yang memiliki posisi strategis yang menjadi titik sentral akumulasi dana masyarakat sebelum disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya kehati-hatian dalam menjaga peran perbankan di Indonesia. Untuk, Era modern sekarang ini telah banyak bank di Indonesia yang menawarkan keunggulannya masing-masing dalam pemenuhan kebutuhan finansial nasabah. PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk yang merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, telah banyak memberikan solusi perbankan dan ide-ide terciptanya berbagai produk serta layanan perbankan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan dalam memenuhi kebutuhan nasabah melalui berbagai produk sesuai kebutuhan nasabah juga BNI selalu berusaha dalam memberikan kualitas pelayanan yang terbaik untuk nasabahnya, BNI selalu meningkatkan kinerjanya. Sekarang ini, BNI selalu melakukan usaha untuk memperkuat pangsa pasarnya melalui dua core bisnis yaitu consumer and retail serta business banking, namun tidak cukup itu saja, juga perlu ditunjang oleh pelayanan operasional. Untuk itu, adanya Divisi Operasional yang berperan penting dalam kegiatan operasional bisnis BNI baik itu dalam pelayanan produk dan jasa, serta fungsi administrasi atas transaksi-transaksi jasa BNI. Oleh karena itu, cakupan tugas dan proses Divisi Opersional perlu kita ketahui. 1

BAB I makalah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah ojt

Citation preview

Page 1: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perbankan sebagai lembaga yang memiliki posisi strategis yang

menjadi titik sentral akumulasi dana masyarakat sebelum disalurkan kembali

kepada komponen penggerak ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya kehati-

hatian dalam menjaga peran perbankan di Indonesia. Untuk, Era modern

sekarang ini telah banyak bank di Indonesia yang menawarkan

keunggulannya masing-masing dalam pemenuhan kebutuhan finansial

nasabah.

PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk yang merupakan bank

pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, telah banyak

memberikan solusi perbankan dan ide-ide terciptanya berbagai produk serta

layanan perbankan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan dalam memenuhi

kebutuhan nasabah melalui berbagai produk sesuai kebutuhan nasabah juga

BNI selalu berusaha dalam memberikan kualitas pelayanan yang terbaik

untuk nasabahnya, BNI selalu meningkatkan kinerjanya.

Sekarang ini, BNI selalu melakukan usaha untuk memperkuat pangsa

pasarnya melalui dua core bisnis yaitu consumer and retail serta business

banking, namun tidak cukup itu saja, juga perlu ditunjang oleh pelayanan

operasional. Untuk itu, adanya Divisi Operasional yang berperan penting

dalam kegiatan operasional bisnis BNI baik itu dalam pelayanan produk

dan jasa, serta fungsi administrasi atas transaksi-transaksi jasa BNI.

Oleh karena itu, cakupan tugas dan proses Divisi Opersional perlu kita

ketahui.

1.2. Tujuan On The Job Training

Adapun tujuan program OJT adalah agar peserta dapat menerapkan

pengetahuan dan wawasan yang telah diperoleh selama mengikuti tahap

pelatihan klasikal dan dimana para peserta melakukan observasi di lapangan

mengenai Operational Banking.

1

Page 2: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

1.3. Tempat, waktu, dan lama pelaksanaan

1. Tempat pelaksanaan OJT (On Job Training) bertempat di

fungsi-fungsi yang terkait dengan Operasional BNI.

2. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jam kerja yang

berlaku di BNI

3. Lama pelaksanaan OJT Operasional Banking selama 5 hari

kerja terhitung pada tanggal 19 Desember s.d. 30 Desember 2013 dengan

rincian sebagai berikut :

No

Unit OJT Durasi (hari)

1 Divisi Operasional (OPR)

a. Penjelasan alur proses bisnis

b. Kelompok Sentra, Kliring, KPDHN & RTGS

c. Kelompok Sentra Kas

5

0.5

3.5

1

2

Page 3: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

BAB II

PEMBAHASAN HASIL ON THE JOB TRAINING

2.1. Operational Banking BNI

Divisi Operasional (OPR) adalah divisi di dalam BNI yang mempunyai

tugas pokok untuk menjalankan operasional pelayanan bank serta

administrasinya dimana dulunya dikerjakan di masing-masing cabang yang di

sebut dengan back office. BNI kemudian melakukan sentralisasi atas

pemrosesan operasional cabang dengan maksud agar terjadi keseragaman

dalam hal mekanisme pelaksanaannya serta semua pekerjaan operasional

cabang mempunyai standar pengerjaan yang sama. Struktur organisasi dari

Divisi operasional itu sendiri dipimpin oleh satu orang pemimpin divisi yang

kemudian membawahi tiga wakil pemimpin divisi. Masing-masing wakil

pemimpin Divisi Operasional membawahi beberapa kelompok yang di bawah

Divisi Operasional. Berikut adalah struktur organisasi yang ada di Divisi

Operasional (OPR) BNI:

3

Page 4: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

Pada laporan ini, penulis hanya membahas kelompok Sentra Kliring,

KPDHN, dan RTGS (KKR), kelompok Operation Jakarta (OJR) dan kelompok

Sentra Kas sebagai tempat pelaksanaan On The Job Training (OJT)

Operational Banking.

2.2 Kelompok Operasional Jakarta (OJR)

Pimpinan Kelompok Operation Jakarta (OJR) berada di bawah Wakil

Pemimpin III divisi Operasional. Kelompok ini terdiri dari unit Pengelolaan

Garansi Bank dan BNI Instant, unit Adminstrasi Kredit, dan Unit Data Entry.

Saat ini BNI menerapkan sistem sentralisasi terkait kegiatan operasional,

Untuk Wilayah Jabodetabek Back Office Operation dikelola oleh Divisi OPR.

Dengan adanya migrasi fungsi dan segenap pegawai back office cabang ke

Operation Center, maka formasi yang ada saat ini di Cabang yaitu Teller,

CSO, dan Sales yang terfokus pada kegiatan : Transaksi , Service, dan Sales.

4

Page 5: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

Sedangkan aktivitas back office Cabang lainnya menjadi tanggung jawab unit

penunjang bisnis seperti Wilayah dan Divisi. Untuk saat ini proses

sentralisasi seperti ini baru dijalankan oleh 89 cabang BNI dari keseluruhan

168 cabang di seluruh Indonesia.

2.2.1.Pengelolaan Garansi Bank dan BNI Instant

Unit Garansi Bank dan BNI Instant di kelompok OJR dipimpin oleh dua

orang pengelola / pemimpin unit. Unit ini melaksanakan fungsi pelaksanaan

pemrosesan dan persetujuan permohonan pembuatan produk Bank Garansi

dan analisis persetujuan permohonan produk BNI Instant.

A. Garansi Bank

Garansi Bank ialah pernyataan tertulis dari bank yang memberikan

jaminan kepada pemilik proyek (pihak ketiga/ bowheer/ obligee) untuk jangka

waktu tertentu dan keperluan tertentu, terhadap kemungkinan timbulnya

risiko kerugian akibat kegagalan penerima pekerjaan (pemohon/ nasabah/

principal) dalam melaksanakan kewajiban sesuai kesepakatan tertulis /

kontrak/ perjanjian. Disatu sisi dapat meningkatkan citra perusahhaan

nasabah dan disisi lain dapat meminimalisir kerugian bowheer akibat adanya

wanprestasi.

Adapun jenis-jenis garansi bank, antara lain:

1) Bid Bond / Jaminan Tender, adalah garansi bank untuk menjamin

bahwa kontraktor / peserta tender sebagai pemohon tidak akan

mengundurkan diri selama masa tender berlangsung dan bersedia

menandatangani kontrak setelah ditunjuk sebagai pemenang tender.

2) Advance Payment Bond/ jaminan uang muka, yaitu garansi bank

yang menjamin bahwa pelaksana proyek akan melaksanakan

pekerjaan/ kewajibannya setelah menerima uang muka pekerjaan dari

pemberi kerja sebagai pemilik proyek, untuk mencegah hilangnya uang

muka karena pemilik proyek wanprestasi.

3) Performance Bond, terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Garansi Bank Pelaksanaan (Performance Bond) yaitu garansi bank

untuk menjamin bahwa penerima pekerjaan sebagai pemohon akan

menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan pemberi kerja.

b. Garansi Bank Jaminan Pemeliharaan ( maintenance Bond/

Retention Bond) yaitu garansi bank untuk menjamin bahwa

pelaksana proyek sebagai pemohon akan melaksanakan

5

Page 6: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

pemeliharaan terhadap proyek yang telah selesai selama masa

warranty atau pemeliharaan berlangsung.

c. Garansi Bank Pembayaran , yaitu garansi bank untuk menjamin

pemberi kerja sebagai pemohon akan melakukan pembayaran

kepada pelaksana/ penerima pekerjaan sesuai dengan kontrak atau

perjanjian.

4) Custom Bond, yaitu garansi bank untuk menjamin bahwa pemilik

barang/ perusahaan/ pabrik sebagai terjamin akan melunasi

penanggungan pembayaran bea masuk atas barang yang akan

dikeluarkan dari pelabuhan atau pembayaran pita cukai kepada kantor

bea cukai/pajak sebagai penerima jaminan.

Alur Proses Garansi Bank :

5) Cabang OJR

6)

7)

8)

9)

10)

11)

12)

13)

14)

Penjelasan :

1. Nasabah datang ke cabang BNI.

2. Di cabang ada PNC ( Pelayanan Nasabah Cabang atau biasa disebut CS )

yang akan melakukan verifikasi awal dokumen seperti surat permohonan

apakah telah sesuai atau belum, melihat transaksi nasabah agar kita

mengetahui jenis bank garansinya, melihat dokumen pendukung, melihat

jaminan apakah full cover, asuransi atau plafon. Jika telah sesuai,

selanjutnya melakukan scan dokumen melalui sistem OPBG (Otomasi

Perintah Bank Garansi) yang siap untuk dikirimkan ke OJR. Dokumen

akan di update atau di approve kemudian diserahkan ke PBN ( Pemimpin

Bidang Layanan ).

6

Proses di Cabang Proses di OJR

PNC PBNNasabah PUB ABG PBG

Page 7: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

3. PBN ( Pemimpin Bidang Layanan ) melakukan verifikasi dokumen lagi

walaupun tidak sedetail PNC.

4. Kemudian PBN melakukan approval dan meneruskan scan dokumen

melalui OPBG ke PUB ( Pemimpin Unit Bank Garansi dan BNI Instan )

yang tugasnya untuk melakukan verifikasi data/aplikasi yang masuk,

meneruskan dokumen dan menunjuk asisten untuk mengerjakan

permohonan yang telah diterima ( disposisi tugas ).

5. ABG ( Asisten Bank Garansi ) bertugas dalam proses pembuatan/ cetak,

meminta terlebih dahulu nomor testkey di Unit Testkey, membuat draft

BG, voucher-voucher pembukuan ( baik itu rekening CTA, untuk biaya-

biaya seperti administrasi, propisi, materai, melihat jaminan BG, dalam

hal ini ABG melakukan analisa data dan dokumen.

6. Jika telah sesuai, diserahkan ke PBG ( Penyelia BG ) yang bertugas untuk

memverifikasi kembali, pemeriksaan apakah yang dilakukan ABG telah

benar baik draft maupun voucher-voucher pembukuannya.

7. Setelah disetujui maka diserahkan lagi ke PUB, tugasnya sama dengan

PBG melakukan verifikasi/memeriksa apa yang telah diperiksa ABG dan

PBG.

8. Setelah semuanya sesuai, lalu di approve ke cabang lagi. Di cabang, PNC

akan memasukkan ke dokumen siap cetak yang diblangko GB dan

ditandatangani oleh pemimpin cabang. Selanjutnya Garansi Bank yang

telah ditandatangani tersebut diserahkan kepada nasabah.

Proses penerbitan garansi bank melalui sistem OPBG ini,

memberikan standar service level agreement (SLA) selama maksimal 3

jam. Garansi bank yang telah jadi diserahkan pemohon garansi bank

kepada pihak ketiga / pemberi kerja. Jika pihak pemohon garansi bank

melakukan cidera janji (wanprestasi) terhadap kontrak pihak ketiga /

bouwheer dengan pemohon garansi bank, maka pemegang garansi

bank (pihak ketiga / bouwheer) dapat mengajukan klaim pada bank

penerbit garansi bank, untuk dilakukan pembayaran terhadap

pemegang garansi bank. Adapun syarat pengajuan klaim yaitu:

Garansi bank yang dimiliki masih dalam masa klaim.

Surat pernyataan wanprestasi dari pemegang garansi bank.

Membawa garansi bank yang asli.

7

Page 8: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

B. BNI Instant

BNI Instant merupakan produk yang menyediakan layanan fasilitas

kredit bagi pemegang Deposito, Tabungan, dan Giro dari BNI. Produk Bni

Instant ini bermanfaat bagi nasabah yang membutuhkan dana segar melalui

proses yang cepat dengan jaminan berupa Deposito, Tabungan, atau Giro

nasabah. Dana yang diberikan oleh BNI maksimal 90 % dari total simpanan

nasabah, kemudian bunga yang diterapkan yaitu sebesar 2 % diatas bunga

yang diperoleh dari bunga simpanan. Jangka waktu peminjaman maksimal 1

tahun.

Alur Proses BNI Instant :

Cabang OJR

Penjelasan :

1. Nasabah datang ke cabang BNI.

2. Di cabang ada PNC ( Pelayanan Nasabah Cabang atau biasa disebut CS )

akan melakukan verifikasi awal dokumen seperti a) identitas pemohon

(suami dan istri), b) jaminan pembukaan BNI Instant (Deposito,

Tabungan, atau Giro) dan surat pendukung lainnya. PNC akan memeriksa

juga kolektibiliti nasabah, kemudian meminta persetujuan dari PBN,

setelah itu PNC menginput permohonan pembukaan BNI Instant pada

sistem OPBG (Otomasi Pembukaan Bank Garansi dan BNI Instant), serta

melakukan scan dokumen dan upload pada sistem OPBG yang siap untuk

8

Proses di Cabang Proses di OJR

PNC PBNNasabah PUB ABG PBG

Page 9: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

dikirimkan ke OJR. Dokumen akan di update atau di approve kemudian

diserahkan ke PBN ( Pemimpin Bidang Layanan ).

3. PBN ( Pemimpin Bidang Layanan ) melakukan verifikasi dokumen lagi

walaupun tidak sedetail PNC.

4. Kemudian diserahkan ke PUB ( Pemimpin Unit BG ) yang tugasnya untuk

mendistribusikan dan menunjuk asisten untuk mengerjakan permohonan

yang telah diterima ( Pendelegasian tugas ).

5. ABG ( Asisten BG ) bertugas dalam proses menganalisa berkas pemohon

BNI Instant , Adapun dokumen yang dibuat oleh ABG diantaranya: a)

dokumen analisa, yang berisi aspek umum, aspek keuangan, serta

kesimpulan/usul), b) dokumen gadai, c) dokumen SKK (Surat Keputusan

Kredit), dan d) dokumen PK (Persetujuan Kredit).

6. Jika telah sesuai, diserahkan ke PBG ( Penyelia BG ) bertugas untuk

memverifikasi kembali, pemeriksaan apakah yang dilakukan ABG telah

sesuai.

7. Setelah disetujui maka diserahkan lagi ke PUB, tugasnya sama dengan

PBG melakukan verifikasi/memeriksa apa yang telah diperiksa ABG dan

PBG.

8. Setelah semuanya sesuai, lalu di approve ke cabang lagi. Di cabang,

untuk dilakukan tanda tangan PK oleh nasabah di hadapan Pemimpin

Cabang.

2. 2. 2 Pengelolaan Administrasi Kredit

Unit pengelolaan Administrasi Kredit berperan dalam pelaksanaan

sentralisasi administrasi kredit dari sentra-sentra kredit, baik Sentra Kredit

Kecil, Sentra Kredit Menengah, maupun Korporasi. Dalam pelaksanaan

tugasnya, unit ini menggunakan sistem Otomasi Perintah Buku Kredit

(OPBK). Sistem ini menjadi penghubung antara pengelola administrasi kredit

di cabang/ sentra kredit dengan ADC di OJR. Fungsi utama Administrasi

Kredit :

1. Fungsi Booking Office :

a. Menerima perintah transaksi dari sentra bisnis unit perihal seperti :

Pembukaan rekening pinjaman, penutupan rekening, maintenance

rekening seperti perpanjangan kredit, penambahan/pengurangan

saldo, bunga rate, kode pengelolaan, jangka waktu, maksimum

kredit.

9

Page 10: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

b. Mengaplikasikan segala perintah tersebut ke sistem ICONS.

c. Membuat nota transaksi pembukuan.

2. Fungsi Pelaporan

Pelaporan yang dilakukan OPR terkait dengan Sistem Informasi

Debitur Bank Indonesia (SID BI). Pelaporan diambil berdasarkan saldo

dan list pinjaman yang didalamnya memberikan informasi debitur, list

inilah yang akan diinput ke SID BI. Dalam melakukan pelaporan

tersebut, harus dilakukan cleansing data, karena apabila terdapat

kesalahan dalam memberikan informasi, maka akan dikenakan denda

sebesar Rp 250.000 per item. Apabila terlambat melakukan pelaporan

akan didenda Rp 1.000.000 per hari, dan apabila tidak melakukan

pelaporan sama sekali akan didenda sebesar Rp 50.000.000.

Pelaporan ke SID BI dilakukan setiap tanggal 12 per bulan.

Alur proses Administrasi Kredit :

/LMC

1. RM Sentra Kredit Kecil (SKC) dan Sentra Kredit Menengah (SKM)

selaku unit bisnis tidak terlibat langsung dengan proses administrasi

kredit. Melalui Administrasi kredit di SKC / SKM serta approval dari

pimpinan SKC / SKM maka tugas administrasi kredit dilimpahkan pada

divisi Operasional kelompok OJR (Operation Jakarta) melalui sistem

OPBK ( otomasi perintah pembukuan kredit)

2. Instruksi administrasi kredit dari SKC/SKM ini kemudian diterima

kelompok OJR unit administrasi kredit. Pimpinan Bidang Layanan

(PBY) di unit administrasi kredit selanjutnya menerima instruksi dalam

bentuk telex. Setelah itu dilakukan pengecekan test key untuk

mengetahui keabsahan dari instruksi administrasi kredit yang

diterima.

3. PBY selanjutnya mendisposisikan instruksi administrasi kredit ke SPV

ADC (Supervisor administrasi kredit) . SPV ADC kemudian melakukan

pembagian telex-telex yang diterima kepada adc-adc di unit

administrasi kredit.

10

Page 11: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

4. ADC melaksanakan instruksi yang diterima, yaitu terkait pembukaan

rekening pinjaman, maintenance fasilitas, pemindahbukuan, penutupan

rekening pinjaman, serta hapus buku. Selanjutnya ADC membuat note

debet/kredit, print screen dari menu Icons. Semua berkas tersebut

diteruskan ke SPV ADC untuk dilakukan cross check. Terkait otorisasi

pada nota yang dibuat ADC yaitu:

a. ADC, kewenangan untuk transaksi hingga Rp. 25 juta

b. SPV ADC, kewenangan untuk transaksi dari 25 juta hingga 100

juta.

c. PBY, memiliki kewenangan untuk transaksi di atas 100 juta.

Sementara untuk kewenangan tandatangan nota pembukuan yaitu :

a. ADC, untuk transaksi maksimal RP 100 juta,

b. SPV ADC, untuk transaksi dari Rp 100 juta hingga Rp 5M,

c. PBY dan SPV ADC (Countersign), untuk transaksi diatas Rp 5M.

5. Dokumen yang telah di cross check SPV ADC dikembalikan lagi ke

ADC untuk diteruskan ke bagian Data Entry dan dilakukan packing.

2. 2. 3 Pengelolaan Data Entry dan SVS

Data Entry

Unit data entry bertugas untuk meneruskan semua kegiatan yang

berlangsung di unit Administrasi kredit, BG dan BNI Instant. Pada data entry

dilakukan pendebetan / perkreditan secara otomatis pada sistem ICONS. Unit

ini memiliki tugas hampir mirip dengan tugas teller pada front office hanya

saja unit data entry tidak melakukan transaksi uang fisik. Unit data entry

merupakan unit yang melaksanakan pembukuan atas transaksi di OJR.

Alur Proses Data entry :

Pengelolaan Adm. Kredit Unit Data Entry

dan Pelaporan

11

Asisten Administrasi

kredit

Penyelia Data Entry

Asisten Data Entry

Page 12: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

Penjelasan :

a) Perintah pembukuan dari transaksi-transaksi di OJR seperti Garansi

bank, Administrasi kredit, pencairan garansi bank dan rekening CTA

diterima oleh penyelia data entry.

b) Penyelia data entry kemudian mendistribusikan transaksi yang akan

dibukukan kepada asisten-asisten di data entry.

c) Asisten akan melaksanakan pembukuan pada sistem dan muncul

validasi dari pembukuan.

d) Kemudian penyelia memeriksa validasi, serta cross check terhadap

pembukuan yang dilakukan.

e) Apabila tidak ada kesalahan, maka nota dikembalikan ke asisten untuk

digabungkan dalam batch header dan dilakukan packing.

Unit SVS (Signature verification System) bertugas untuk menginput scan

tanda tangan nasabah dan logo stempel perusahaan yang membuka rekening

giro baik perorangan dan perusahaan, rekening pinjaman dan Taplus Bisnis.

Bagian SVS menggunakan aplikasi i-SVS (Integrated Signature Verification

System) dan i-CONS pada menu SVS. Berikut adalah alur proses bagian SVS :

Penjelasan alur proses sistem i-SVS (Integrated-Signature Verification

System) adalah sebagai berikut :

1) Kartu contoh tanda tangan (KCT) dikirim oleh cabang ke divisi

Operasional bersama dengan surat pengantar dari KCU.

2) Asisten akan melakukan penginputan data melalui i-SVS dan melakukan

scan berdasarkan KCT.

3) I-SVS langsung terhubung ke sistem ICONS dan dapat dilihat melalui

menu inquiry KCT.

4) Penyelia melakukan verifikasi atas data yang telah di scan sebelumnya

kemudian dicocokkan dengan data fisik.

2.3. Kelompok Kliring, KPDHN, dan RTGS

12

Page 13: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

Kelompok KKR (Kliring, KPDHN, dan RTGS) merupakan kelompok

yang berada di bawah divisi operasional untuk menangani pemrosesan atas

transaksi kliring (baik itu kliring kredit maupun kliring debet), RTGS (Real

Time Gross Settlement), serta pelaporan DHIB (Daftar Hitam Individual

bank) ke Bank Indonesia yang selanjutnya akan diintegrasikan menjadi DHN

(Daftar Hitam Nasional). Di kelompok KKR ini dibagi menjadi pengelolaan-

pengelolaan sendiri tergantung dari jasa dan layanan apa yang sedang

diproses. Berikut ini struktur organisasi kelompok KKR:

Struktur Organisasi Kelompok KKR

2.3.1 Unit Kliring

Kliring adalah kegiatan pertukaran Data Keuangan Elektronik (DKE)

atau warkat antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama

nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Kliring

kredit merupakan transaksi yang berkaitan dengan kiriman uang (KU) antar

bank peserta kliring. Sementara kliring debet merupakan transaksi

penyelesaian atas pengiriman warkat antar bank peserta kliring. Dalam

kegiatan kliring instrumen yang digunakan dapat berupa uang tunai, Cek dan

atau Bilyet Giro (BG). Dulunya, setiap cabang BNI memiliki petugas untuk

melaksanakan kliring tetapi sekarang dipusatkan kegiatannya di unit kliring

kelompok KKR. Unit Pengelolaan Kliring di Divisi OPR terdiri dari 2 (dua)

Unit Pengelolaan yaitu :

1. Unit Pengelolaan Kliring Kredit

Unit ini mempunyai fungsi dalam melakukan kegiatan transfer atau

kiriman uang (KU) antar Bank melalui Bank Indonesia (BI) kepada kiriman

uang nasabah Bank Penerima maupun untuk kepentingan Bank Penerima.

Untuk transaksi kliring ini telah dibatasi dengan nominal transfer maksimal

500 juta rupiah. Unit ini terdiri dari Outwar Kredit (KU kliring kredit

keluar/penyerahan) dan Inward Kredit (KU kliring kredit masuk/penerimaan).

13

Page 14: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

a. Kliring Kredit Keluar/Kredit Penyerahan/Outward Kredit

Penjelasan alur proses Kliring Kredit Penyerahan adalah sebagai berikut:

a) Nasabah/non nasabah datang ke cabang kemudian nasabah mengisi

aplikasi (form) kiriman uang. Setelah aplikasi diisi, selanjutnya aplikasi

tersebut diserahkan ke Teller.

b) Setelah aplikasi diterima oleh Teller, selanjutnya Teller akan menginput

data-data dalam aplikasi yang telah diisi nasabah dengan menggunakan

sistem ICONS. Selanjutnya data-data tersebut dikirim ke Divisi

Operasional yaitu di Unit Pengelola Kliring Kredit.

c) Sebelum masuk ke STPK (Smart Terminal Peserta Kliring) yang ada di

Unit Pengelola Kliring, data-data yang dikirim oleh Teller tersebut akan

diauto release di Divisi Teknologi (TEK). Setelah diauto release data-data

tersebut siap untuk dikirim ke STPK (ekstrak) yang ada di Divisi OPR.

d) Setelah data sampai di STPK di Divisi OPR, selanjutnya data-data tersebut

akan diverifikasi, jika data telah cocok maka langkah selanjutnya adalah

mengirimkan data tersebut ke sistem TPK-BI (Terminal Penyelenggara

Kliring-Bank Indonesia). Data dikirim setiap jam dengan ketentuan per

batch yaitu 200 transaksi. Unit KKR melakukan pengiriman kliring kredit

penyerahan melalui dua siklus. Siklus I yaitu jam 08.00 – 11.30 ,

sementara siklus II yaitu jam 13.30 - 15.30.

e) Jika data sudah sampai di TPK-BI, selanjutnya akan dilakukan persiapan

dan atau pengiriman data keuangan elektronik (DKE) ke sistem SSK

14

BIBI

SSK-BISSK-BITPK-BITPK-BI

STPKSTPK

EkstrakEkstrak

Auto Release

Div. TEKDiv. TEKDiv. OPRDiv. OPR

KU Yadib OPR

Input Teller

CabangCabangNasabahNasabah

Page 15: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

(Sistem Sentra Kliring) yang ada di BI untuk mendapatkan nomor SOR

untuk diteruskan ke bank penerima.

b. Kliring Kredit Masuk/Kredit Penerimaan/Inward Kredit

Penjelasan alur proses Kliring Kredit Penerimaan adalah sebagai berikut:

a) DKE dari SSK-BI di download oleh OPR melalui TPK-BI.

b) DKE yang ada di TPK dilakukan verifikasi oleh STPK untuk disesuaikan

dengan data Icons BNI.

c) Jika DKE dan data Icons (CIF) identik, maka otomatis rekening nasabah

dikreditkan (auto kredit).

d) Jika DKE tidak sesuai dengan CIF, maka data akan di reject oleh sistem

dan dilakukan verifikasi manual oleh asisten operasional.

e) Asisten operasional melihat kecocokan DKE dengan CIF BNI, hasil

verifikasi bisa jadi di approve atau di reject untuk dilakukan retur.

f) Hasil verifikasi asisten, di verifikasi ulang oleh penyelia, dan jika data

telah sesuai selanjutnya data tersebut langsung dikirim ke Cabang

melalui sistem ICONS.

2. Unit Pengelolaan Kliring debet

Unit Pengelolaan Kliring Debet yangmempunyai fungsi dalam

melakukan kliring penyerahan dan pengembalian untuk transfer debet antar

15

approve

reject

reject

approve

SSK - BI TPK-BI STPK

Verifikasi oleh sistem

Verifikasi manual

Rekening Nasabah

retur

Rekening Nasabah

Page 16: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

Bank yang disertai dengan penyampaian Warkat Debet seperti Cek, Bilyet

Giro (BG), dan Nota Debet (defenisi kliring debet). Kliring Debet terdiri dari

Kliring Debet Keluar, Kliring Debet Masuk.

a. Kliring Debet Masuk/Penerimaan/Inward Debet

Kliring Debet Masuk merupakan penagihan atas kliring Bank lain

berupa Cek/BG BNI. Penjelasan alur proses Kliring Debet Penerimaan

adalah sebagai berikut:

a) Bank lawan akan mengirimkan DKE atas penagihan berupa Cek/BG

BNI melalui sistem SSK-BI yang ada di BI.

b) Selanjutnya, DKE tersebut didownload dengan menggunakan sistem TPK

Online yang ada di Divisi OPR. Setelah itu, DKE tersebut akan diupload

untuk melakukan proses otodebet dengan menggunakan sistem ICONS.

Dalam proses pengiriman DKE dari sistem SSK-BI sampai ke sistem

ICONS akan dilakukan pemilahan warkat berdasarkan jumlah User.

Waktu pelaksanaan download DKE dan upload proses data adalah pada

jam 16.00-17.00 WIB, dan dilaksanakan pada hari yang sama atau H+0

pada saat warkat dikirimkan.

16

Page 17: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

c) Setelah upload proses otodebet dari sistem ICONS, selanjutnya akan

dilakukan proses import data hasil otodebet ke sistem Smart Inward,

dalam waktu yang sama juga dilakukan proses matching data dengan

menggunakan Reader Sorter Image. Waktu proses import data hasil

otodebet di sistem Smart Inward adalah pada jam 18.00-21.00 WIB dan

dilaksanakan pada H+0.

d) Setelah proses dari sistem Smart Inward selesai, selanjutnya dilakukan

distribusi data SVS dan warkat ke User. User bertugas dalam melakukan

proses verifikasi warkat, verifikasi KCT (kartu contoh tanda tangan),

proses tolakan, dan pembukuan manual. Jika verifikasi warkat dan KCT

sesuai maka secara langsung akan dilakukan otodebet by sistem. Namun

jika verifikasi atas warkat dan KCT tidak sesuai maka akan dilakukan

proses Kliring Tolakan Keluar dan pembukuan manual berdasarkan

koreksi dari verifikasi warkat dan KCT yang tidak sesuai. Semua proses

tersebut dilaksanakan pada H+1 atau sehari setelah warkat dikirim dan

waktu pemrosesannya adalah pada jam 07.00-10.00 WIB.

b. Kliring Debet Keluar/Penyerahan/Outward Debet

Kliring Debet Keluar adalah kliring atas setoran nasabah berupa

Cek/BG Bank lain untuk ditagihkan kepada Bank penerbit warkat yang

17

Page 18: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Penjelasan alur

proses Kliring Debet Masuk yaitu sebagai berikut :

a. Petugas di Cabang/KLN melakukan proses input data setoran kliring

menggunakan sistem ICONS. Setelah melakukan input data,

selanjutnya data tersebut dikirim ke sistem STPK SKN yang ada di

Divisi OPR. Proses input data ini dilakukan pada Jam 08.00-14.00 WIB.

b. Dari sistem STPK SKN, selanjutnya akan dilakukan proses extract data

dan auto entry yaitu berupa proses download data yang berasal dari

ICONS, proses reject reentry, dan proses autoentry ke TPK. Proses

tersebut dilakukan pada jam 10.00, 13.00 dan 14.00 WIB.

c. Sebelum data sampai ke sistem TPK Online, akan dilakukan proses

reader, encode, dan image warkat. Proses tersebut terdiri dari

penerimaan warkat, proses verifikasi kelengkapan batch dan fisik

warkat, proses Encode Warkat, proses matching data, proses reader

dan backup data image warkat. Semua proses tersebut dilaksanakan

pada Jam 11.00-14.30 WIB.

d. Setelah proses reader, encode, dan image warkat selesai, selanjutnya

data dikirim ke TPK Online. Dari sistem TPK Online selanjutnya

dilakukan proses pengiriman DKE ke SSK-BI yang ada di BI. Proses ini

dilakukan pada pukul 14.30 WIB, dan pengiriman warkat via

transwarkat paling lambat pukul 15.00 WIB.

2.3.2.Unit KPDHN

Kantor Pengelola Daftar Hitam Nasional (KPDHN) ialah unit yang

bertanggung jawab atas pelaporan Daftar Hitam Nasional pada BI. Daftar

nasabah bank penarik cek/bilyet giro kosong yang telah memenuhi kriteria

bank indonesia sebagai nasabah yang di kategorikan dalam daftar hitam

(black list). Diterbitkan oleh bank indonesia berdasarkan laporan - laporan

bank yang kemudian di kompilasi dan dipublikasikan keseluruh bank di

Indonesia.

Kriteria dalam menetapkan DHN sebagai berikut :

1. Nasabah yang melakukan 3 kali penarikan cek/BG kosong di bank yang

sama dalam kurun waktu 6 bulan < Rp. 500 juta

2. Nasabah yang melakukan 1 kali penarikan cek/BG kosong ≥ Rp. 500

juta.

Alasan penolakan untuk cek/BG yang digunakan oleh nasabah yaitu

Saldo tidak mencukupi dan rekening ditutup.

18

Page 19: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

Daftar Hitam Individual Bank :

1. Daftar retur loket, penarikan BG atau cek kosong yang dilakukan /

diajukan di counter.

2. Beku, telah tiga kali tolakan.

3. Beku bank lain, nasabah BNI atau bank lain misal nasabah BCA telah

masuk daftar hitam, maka untuk mengajukan di BNI tidak bisa,

langsung dapat SP3 dari BNI , harus clearing dulu di BCA baru bisa

kembali bisa.

4. Penutupan / perpanjangan , jika nasabah sudah di DHN dan

mengajukan lagi cek kosong.

Nasabah yang sudah termasuk DHN bukan berarti selamanya seperti

itu. Nasabah tersebut dapat melakukan upaya rehabilitasi dengan alasan

sebagai berikut:

a. Terkait administrasi, saldo mencukupi namun terjadi gangguan system

(swift account) dan bank salah menetapkan alasan. Permohoan

diajukan paling lambat 3 (tiga) periode penyampaian DHIB berikutnya

sejak tanggal pencantuman identitas pemilik rekening dalam DHN.

b. Terpenuhi kewajiban dalam 7 HK baik secara tunai maupun

pemindahbukuan/transfer.

c. Putusan pengadilan

d. Keadaan darurat

e. Cek/BG untuk rekening pemilik sendiri

2.3.3. Unit RTGS

Unit RTGS merupakan unit di kelompok KKR (Kliring, KPDHN, dan

RTGS) yang melaksanakan pemrosesan transaksi RTGS antar bank. RTGS

atau Real Time Gross Settlement adalah suatu sistem transfer dana

elektronik antar bank peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya

dilakukan per transaksi secara individual. Karakteristik dari RTGS ini yaitu :

a. Pemrosesan dan settlement instruksi transfer dana antar bank

dilakukan secara simultan

b. Settlement dilakukan secara individual transaksi

c. Settlement pembayaran bersifat final dan irrevocable (tidak

dapat dibatalkan)

d. Mensyaratkan kecukupan dana

19

Page 20: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

RTGS terdiri dari RTGS keluar dan RTGS masuk. RTGS keluar adalah

sistem transfer dana elektronik dari BNI ke Bank Lawan. Parameter yang

harus diperhatikan dalam RTGS keluar adalah nominal, kode cabang

pengirim, Bank tujuan, transaksi refference number, dan tanggal transaksi.

RTGS masuk adalah sistem transfer dana elektronik dari Bank Lawan ke BNI.

Adapun parameter yang harus diperhatikan dalam RTGS masuk adalah

nominal, nomor referensi, Bank pengirim, jenis transaksi (TRN), dan tanggal

transaksi.

a. RTGS Keluar

Penjelasan alur RTGS keluar, yaitu:

a) Nasabah datang ke Cabang, kemudian mengisi aplikasi (form) kiriman

uang (AKU), setelah AKU selesai diisi, selanjutnya AKU diserahkan ke

Teller.

b) Kemudian Teller akan melakukan input data berdasarkan data-data

yang berada di AKU melalui sistem ICONS. Setelah input data selesai,

selanjutnya data tersebut diserahkan ke Penyelia.

c) Setelah data sudah berada di Penyelia, selanjutnya Penyelia akan

melakukan pengecekan data, jika dari hasil pengecekan data ternyata

tidak ada yang invalid selanjutnya data tersebut direlease atau dikirim

ke Divisi Operasional melalui sistem ICONS.

20

Nasabah bawa Aplikasi Kiriman Uang (AKU)

Diserahkan ke Teller

Diserahkan ke penyelia

Sistem untuk release

Diterima oleh server OPR

CABANG Bank Indonesia (BI)OPERASIONAL (OPR)

Interface

RTGS

RTGS Terminal (RT)

RCC

Bank LawanRel TRN

ISN

OSNBOR

Page 21: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

d) Pada saat data yang dikirim oleh Cabang sudah diterima di Divisi OPR,

maka akan keluar nomor BOR. Nomor BOR adalah nomor yang keluar

pada saat Cabang mengirim uang tapi uang tersebut belum sampai ke

Bank Lawan, masih berada di lingkungan BNI.

e) Data yang diterima oleh Divisi OPR selanjutnya akan diolah di sistem

Interface. Sistem Interface adalah sistem yang menjembatani antara

internal sistem (ICONS) dengan sistem BI-RTGS. Di sistem Interface

ini akan dilakukan verifikasi data oleh Pengelola RTGS yang ada di

Divisi OPR. Jika data valid maka selanjutnya data akan dikirim ke

RTGS Terminal. RTGS Terminal merupakan sistem yang langsung

terhubung ke BI.

f) Dari RTGS Terminal tersebut, selanjutnya data akan dikirim ke sistem

yang ada di BI yaitu sistem RCC (RTGS Central Computer).

Selanjutnya BI akan mengirimkan data tersebut ke Bank Lawan. Pada

saat transaksi RTGS telah sampai ke Bank Lawan maka Bank pengirim

akan mendapatkan nomor OSN.

b. RTGS Masuk

Penjelasan alur RTGS masuk, yaitu:

a) Bank lawan/Counterpart akan mengirimkan DKE (Data Keuangan

Elektronik) ke sistem RCC yang ada di BI.

21

Server OPR

RT (RTGS Terminal)

RTGS Central Computer (RCC)

Bank Lawan

Interface

RTGS

Approve

Release ke Cabang

Kalau ada kondisi di tolak

Retur

Operasional Bank Indonesia (BI)

Nasabah

Page 22: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

b) Data dari RCC kemudian diteruskan ke sistem Interface (FTP / File

Transfer Protokol) yang ada Divisi Operasional.

c) Pada Divisi Operasional, data yang ada di sistem Interface kemudian

akan diverifikasi oleh pengelola. Jika data valid, maka dana akan

langsung masuk ke rekening nasabah. Namun jika hasil verifikasi

invalid, maka data akan diverifikasi manual dengan 3 pilihan yaitu :

i. Release / kirim ke cabang

ii. Approve / langsung proses

iii. Tolak

d) Jika data direlease maka, cabang akan melakukan verifikasi. Setelah

melakukan verifikasi dan data yang ada valid, maka dana akan

langsung dicairkan ke rekening nasabah. Sementara untuk data yang

ditolak, maka akan dilakukan retur pada bank lawan.

2.4 Kelompok Sentra Kas

Kelompok Sentra Kas terdiri dari tiga pengelolaan, yaitu :

1. Pengelolaan Administrasi Kas, bertugas untuk mengelola uang fisik.

Yang dikelola ada :

a) Penyimpanan, itu punya dua hasanah untuk kas masuk dan kas

keluar, untuk semua denominasi.

b) Penyortiran, ada 23 mesin. Uang yang kita sortir ada dua jenis yaitu

uang untuk ATM dan Cabang biasa dikatakan Uang Layak Edar

(ULE) dan Uang jelek atau Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang

akan dikembalikan ke BI.

c) Penunjang, yang menyiapkan BAN uang, mempersiapkan tas uang,

melakukan pembukuan.

2. Pengelolaan Penunjang Kas Cabang dan ATM , bertugas untuk :

a) Mapping untuk pengiriman ( mapping cabang)

b) Logistik ( BAN uang, kertas, Alat Tulis Kantor )

c) Persiapan CIT ( Cash In Transit )

d) Pembayaran-pembayaran (pembayaran asuransi, polisi, vendor,

verifikasi)

e) Administrasi ( Buat laporan ke BI, divisi lain dan wilayah)

Untuk pelaporan setiap tanggal 25 wajib membuat laporan cashflow

untuk proyeksi satu bulan ke depan dan realisasi. Dan juga membuat laporan

22

Page 23: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

TUKAB ( Transaksi Uang Kartal Antar Bank ). Untuk setiap perjalanan

pengiriman ada team pick service yang terdiri dari dua orang pengamanan

(minimal satu senjata api) boleh polisi dan satpam, satu orang kasir dan satu

orang supir. Sebelum berangkat buat surat tugas terlebih dahulu, surat tugas

itu paling penting :

a) Jumlah uang

b) Waktunya

c) Nama petugasnya semua

d) Nomor polisinya

e) Nomor tas

f) Nomor segelnya

g) Pejabat yang berwenang

3. Pengelolaan Sub Sentra

Sebagai miniatur dari sentra kas, misalnya apabila ada gempa yag

mengakibatkan semua tidak bisa beroperasi dengan baik maka akan

dikirim ke sub sentra di jakarta kota, ini sebagai Business Contingency

Plan ( BCP).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan On The Job Training yang telah dilaksanakan di Divisi

Operasional yaitu KKR, OJR,dan Sentra Kas maka kesimpulan yang diperoleh

yaitu :

1) Kelompok KKR (Kliring, KPDHN dan RTGS) memiliki fungsi utama

mengelola transaksi dan administrasi kliring dan RTGS dan mengelola

administrasi dan pelaporan terkait Daftar Hitam Nasional (DHN).

2) Kelompok OJR (Operasional Jakarta) merupakan implementasi

Sentralisasi Back Office yang dilakukan dengan migrasi fungsi segenap

pegawai Back Office cabang ke Operation Centre. Kelompok ini

menangani administrasi Garansi Bank dan BNI Instan, administrasi Kredi

dan Pelaporan ke BI, serta data entry dan SVS.

3) Dengan adanya proses sentralisasi di kelompok KKR (Kliring, KPDHN dan

RTGS) dan OJR (Operasional Jakarta) menimbulkan efek yang positif

23

Page 24: BAB I makalah

Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112

karena koordinasi jadi lebih mudah, kebijakan merata, verifikasi lebih

baik dan penyelesaian masalah juga lebih mudah dan cepat.

4) Sentra kas merupakan pusat dari perputaran uang tunai dari cabang BNI

yang ada di wilayah JABODETABEK juga merupakan tempat mengambil

dan penyetoran uang tunai yang dilakukan oleh cabang-cabang maupun

KLN.

3.2 Saran

1. Pengerjaan Bank Garansi belum semua cabang BNI di Indonesia

terpusat di OPR sehingga memungkinkan adanya ketidakseragaman

pengerjaan Bank Garansi, ada baiknya semua cabang untuk

pengerjaan BG sudah dikerjakan secara sentralisasi.

2. Peningkatan sistem teknologi dan jaringan pemrosesan Kliring di BNI

agar meminimalisir terjadinya drop dari sistem yang ada karena dapat

berisiko terhadap Bank dan reputasi.

3. Untuk di KPDHN, kendalanya ada beberapa cabang yang telah

diketahui bahwa nasabahnya masuk di Daftar Hitam bank lain, namun

cabang tidak sama sekali menghiraukan sebab nasabah ini ialah

nasabah potensial bagi BNI. Harusnya ada peraturan yang ketat di

cabang untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku.

4. Sentralisasi semua kegiatan back office yang dijalankan BNI membuat

semua proses dilakukan secara terpusat, sehingga dokumen-dokumen

yang dibutuhkan haruslah telah lengkap, butuh product knowledge

yang baik dari teller dan customer service agar memudahkan kerja

OJR

24