Upload
diahcitra
View
153
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah ojt
Citation preview
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbankan sebagai lembaga yang memiliki posisi strategis yang
menjadi titik sentral akumulasi dana masyarakat sebelum disalurkan kembali
kepada komponen penggerak ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya kehati-
hatian dalam menjaga peran perbankan di Indonesia. Untuk, Era modern
sekarang ini telah banyak bank di Indonesia yang menawarkan
keunggulannya masing-masing dalam pemenuhan kebutuhan finansial
nasabah.
PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk yang merupakan bank
pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, telah banyak
memberikan solusi perbankan dan ide-ide terciptanya berbagai produk serta
layanan perbankan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan dalam memenuhi
kebutuhan nasabah melalui berbagai produk sesuai kebutuhan nasabah juga
BNI selalu berusaha dalam memberikan kualitas pelayanan yang terbaik
untuk nasabahnya, BNI selalu meningkatkan kinerjanya.
Sekarang ini, BNI selalu melakukan usaha untuk memperkuat pangsa
pasarnya melalui dua core bisnis yaitu consumer and retail serta business
banking, namun tidak cukup itu saja, juga perlu ditunjang oleh pelayanan
operasional. Untuk itu, adanya Divisi Operasional yang berperan penting
dalam kegiatan operasional bisnis BNI baik itu dalam pelayanan produk
dan jasa, serta fungsi administrasi atas transaksi-transaksi jasa BNI.
Oleh karena itu, cakupan tugas dan proses Divisi Opersional perlu kita
ketahui.
1.2. Tujuan On The Job Training
Adapun tujuan program OJT adalah agar peserta dapat menerapkan
pengetahuan dan wawasan yang telah diperoleh selama mengikuti tahap
pelatihan klasikal dan dimana para peserta melakukan observasi di lapangan
mengenai Operational Banking.
1
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
1.3. Tempat, waktu, dan lama pelaksanaan
1. Tempat pelaksanaan OJT (On Job Training) bertempat di
fungsi-fungsi yang terkait dengan Operasional BNI.
2. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jam kerja yang
berlaku di BNI
3. Lama pelaksanaan OJT Operasional Banking selama 5 hari
kerja terhitung pada tanggal 19 Desember s.d. 30 Desember 2013 dengan
rincian sebagai berikut :
No
Unit OJT Durasi (hari)
1 Divisi Operasional (OPR)
a. Penjelasan alur proses bisnis
b. Kelompok Sentra, Kliring, KPDHN & RTGS
c. Kelompok Sentra Kas
5
0.5
3.5
1
2
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
BAB II
PEMBAHASAN HASIL ON THE JOB TRAINING
2.1. Operational Banking BNI
Divisi Operasional (OPR) adalah divisi di dalam BNI yang mempunyai
tugas pokok untuk menjalankan operasional pelayanan bank serta
administrasinya dimana dulunya dikerjakan di masing-masing cabang yang di
sebut dengan back office. BNI kemudian melakukan sentralisasi atas
pemrosesan operasional cabang dengan maksud agar terjadi keseragaman
dalam hal mekanisme pelaksanaannya serta semua pekerjaan operasional
cabang mempunyai standar pengerjaan yang sama. Struktur organisasi dari
Divisi operasional itu sendiri dipimpin oleh satu orang pemimpin divisi yang
kemudian membawahi tiga wakil pemimpin divisi. Masing-masing wakil
pemimpin Divisi Operasional membawahi beberapa kelompok yang di bawah
Divisi Operasional. Berikut adalah struktur organisasi yang ada di Divisi
Operasional (OPR) BNI:
3
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
Pada laporan ini, penulis hanya membahas kelompok Sentra Kliring,
KPDHN, dan RTGS (KKR), kelompok Operation Jakarta (OJR) dan kelompok
Sentra Kas sebagai tempat pelaksanaan On The Job Training (OJT)
Operational Banking.
2.2 Kelompok Operasional Jakarta (OJR)
Pimpinan Kelompok Operation Jakarta (OJR) berada di bawah Wakil
Pemimpin III divisi Operasional. Kelompok ini terdiri dari unit Pengelolaan
Garansi Bank dan BNI Instant, unit Adminstrasi Kredit, dan Unit Data Entry.
Saat ini BNI menerapkan sistem sentralisasi terkait kegiatan operasional,
Untuk Wilayah Jabodetabek Back Office Operation dikelola oleh Divisi OPR.
Dengan adanya migrasi fungsi dan segenap pegawai back office cabang ke
Operation Center, maka formasi yang ada saat ini di Cabang yaitu Teller,
CSO, dan Sales yang terfokus pada kegiatan : Transaksi , Service, dan Sales.
4
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
Sedangkan aktivitas back office Cabang lainnya menjadi tanggung jawab unit
penunjang bisnis seperti Wilayah dan Divisi. Untuk saat ini proses
sentralisasi seperti ini baru dijalankan oleh 89 cabang BNI dari keseluruhan
168 cabang di seluruh Indonesia.
2.2.1.Pengelolaan Garansi Bank dan BNI Instant
Unit Garansi Bank dan BNI Instant di kelompok OJR dipimpin oleh dua
orang pengelola / pemimpin unit. Unit ini melaksanakan fungsi pelaksanaan
pemrosesan dan persetujuan permohonan pembuatan produk Bank Garansi
dan analisis persetujuan permohonan produk BNI Instant.
A. Garansi Bank
Garansi Bank ialah pernyataan tertulis dari bank yang memberikan
jaminan kepada pemilik proyek (pihak ketiga/ bowheer/ obligee) untuk jangka
waktu tertentu dan keperluan tertentu, terhadap kemungkinan timbulnya
risiko kerugian akibat kegagalan penerima pekerjaan (pemohon/ nasabah/
principal) dalam melaksanakan kewajiban sesuai kesepakatan tertulis /
kontrak/ perjanjian. Disatu sisi dapat meningkatkan citra perusahhaan
nasabah dan disisi lain dapat meminimalisir kerugian bowheer akibat adanya
wanprestasi.
Adapun jenis-jenis garansi bank, antara lain:
1) Bid Bond / Jaminan Tender, adalah garansi bank untuk menjamin
bahwa kontraktor / peserta tender sebagai pemohon tidak akan
mengundurkan diri selama masa tender berlangsung dan bersedia
menandatangani kontrak setelah ditunjuk sebagai pemenang tender.
2) Advance Payment Bond/ jaminan uang muka, yaitu garansi bank
yang menjamin bahwa pelaksana proyek akan melaksanakan
pekerjaan/ kewajibannya setelah menerima uang muka pekerjaan dari
pemberi kerja sebagai pemilik proyek, untuk mencegah hilangnya uang
muka karena pemilik proyek wanprestasi.
3) Performance Bond, terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a. Garansi Bank Pelaksanaan (Performance Bond) yaitu garansi bank
untuk menjamin bahwa penerima pekerjaan sebagai pemohon akan
menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan pemberi kerja.
b. Garansi Bank Jaminan Pemeliharaan ( maintenance Bond/
Retention Bond) yaitu garansi bank untuk menjamin bahwa
pelaksana proyek sebagai pemohon akan melaksanakan
5
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
pemeliharaan terhadap proyek yang telah selesai selama masa
warranty atau pemeliharaan berlangsung.
c. Garansi Bank Pembayaran , yaitu garansi bank untuk menjamin
pemberi kerja sebagai pemohon akan melakukan pembayaran
kepada pelaksana/ penerima pekerjaan sesuai dengan kontrak atau
perjanjian.
4) Custom Bond, yaitu garansi bank untuk menjamin bahwa pemilik
barang/ perusahaan/ pabrik sebagai terjamin akan melunasi
penanggungan pembayaran bea masuk atas barang yang akan
dikeluarkan dari pelabuhan atau pembayaran pita cukai kepada kantor
bea cukai/pajak sebagai penerima jaminan.
Alur Proses Garansi Bank :
5) Cabang OJR
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
Penjelasan :
1. Nasabah datang ke cabang BNI.
2. Di cabang ada PNC ( Pelayanan Nasabah Cabang atau biasa disebut CS )
yang akan melakukan verifikasi awal dokumen seperti surat permohonan
apakah telah sesuai atau belum, melihat transaksi nasabah agar kita
mengetahui jenis bank garansinya, melihat dokumen pendukung, melihat
jaminan apakah full cover, asuransi atau plafon. Jika telah sesuai,
selanjutnya melakukan scan dokumen melalui sistem OPBG (Otomasi
Perintah Bank Garansi) yang siap untuk dikirimkan ke OJR. Dokumen
akan di update atau di approve kemudian diserahkan ke PBN ( Pemimpin
Bidang Layanan ).
6
Proses di Cabang Proses di OJR
PNC PBNNasabah PUB ABG PBG
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
3. PBN ( Pemimpin Bidang Layanan ) melakukan verifikasi dokumen lagi
walaupun tidak sedetail PNC.
4. Kemudian PBN melakukan approval dan meneruskan scan dokumen
melalui OPBG ke PUB ( Pemimpin Unit Bank Garansi dan BNI Instan )
yang tugasnya untuk melakukan verifikasi data/aplikasi yang masuk,
meneruskan dokumen dan menunjuk asisten untuk mengerjakan
permohonan yang telah diterima ( disposisi tugas ).
5. ABG ( Asisten Bank Garansi ) bertugas dalam proses pembuatan/ cetak,
meminta terlebih dahulu nomor testkey di Unit Testkey, membuat draft
BG, voucher-voucher pembukuan ( baik itu rekening CTA, untuk biaya-
biaya seperti administrasi, propisi, materai, melihat jaminan BG, dalam
hal ini ABG melakukan analisa data dan dokumen.
6. Jika telah sesuai, diserahkan ke PBG ( Penyelia BG ) yang bertugas untuk
memverifikasi kembali, pemeriksaan apakah yang dilakukan ABG telah
benar baik draft maupun voucher-voucher pembukuannya.
7. Setelah disetujui maka diserahkan lagi ke PUB, tugasnya sama dengan
PBG melakukan verifikasi/memeriksa apa yang telah diperiksa ABG dan
PBG.
8. Setelah semuanya sesuai, lalu di approve ke cabang lagi. Di cabang, PNC
akan memasukkan ke dokumen siap cetak yang diblangko GB dan
ditandatangani oleh pemimpin cabang. Selanjutnya Garansi Bank yang
telah ditandatangani tersebut diserahkan kepada nasabah.
Proses penerbitan garansi bank melalui sistem OPBG ini,
memberikan standar service level agreement (SLA) selama maksimal 3
jam. Garansi bank yang telah jadi diserahkan pemohon garansi bank
kepada pihak ketiga / pemberi kerja. Jika pihak pemohon garansi bank
melakukan cidera janji (wanprestasi) terhadap kontrak pihak ketiga /
bouwheer dengan pemohon garansi bank, maka pemegang garansi
bank (pihak ketiga / bouwheer) dapat mengajukan klaim pada bank
penerbit garansi bank, untuk dilakukan pembayaran terhadap
pemegang garansi bank. Adapun syarat pengajuan klaim yaitu:
Garansi bank yang dimiliki masih dalam masa klaim.
Surat pernyataan wanprestasi dari pemegang garansi bank.
Membawa garansi bank yang asli.
7
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
B. BNI Instant
BNI Instant merupakan produk yang menyediakan layanan fasilitas
kredit bagi pemegang Deposito, Tabungan, dan Giro dari BNI. Produk Bni
Instant ini bermanfaat bagi nasabah yang membutuhkan dana segar melalui
proses yang cepat dengan jaminan berupa Deposito, Tabungan, atau Giro
nasabah. Dana yang diberikan oleh BNI maksimal 90 % dari total simpanan
nasabah, kemudian bunga yang diterapkan yaitu sebesar 2 % diatas bunga
yang diperoleh dari bunga simpanan. Jangka waktu peminjaman maksimal 1
tahun.
Alur Proses BNI Instant :
Cabang OJR
Penjelasan :
1. Nasabah datang ke cabang BNI.
2. Di cabang ada PNC ( Pelayanan Nasabah Cabang atau biasa disebut CS )
akan melakukan verifikasi awal dokumen seperti a) identitas pemohon
(suami dan istri), b) jaminan pembukaan BNI Instant (Deposito,
Tabungan, atau Giro) dan surat pendukung lainnya. PNC akan memeriksa
juga kolektibiliti nasabah, kemudian meminta persetujuan dari PBN,
setelah itu PNC menginput permohonan pembukaan BNI Instant pada
sistem OPBG (Otomasi Pembukaan Bank Garansi dan BNI Instant), serta
melakukan scan dokumen dan upload pada sistem OPBG yang siap untuk
8
Proses di Cabang Proses di OJR
PNC PBNNasabah PUB ABG PBG
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
dikirimkan ke OJR. Dokumen akan di update atau di approve kemudian
diserahkan ke PBN ( Pemimpin Bidang Layanan ).
3. PBN ( Pemimpin Bidang Layanan ) melakukan verifikasi dokumen lagi
walaupun tidak sedetail PNC.
4. Kemudian diserahkan ke PUB ( Pemimpin Unit BG ) yang tugasnya untuk
mendistribusikan dan menunjuk asisten untuk mengerjakan permohonan
yang telah diterima ( Pendelegasian tugas ).
5. ABG ( Asisten BG ) bertugas dalam proses menganalisa berkas pemohon
BNI Instant , Adapun dokumen yang dibuat oleh ABG diantaranya: a)
dokumen analisa, yang berisi aspek umum, aspek keuangan, serta
kesimpulan/usul), b) dokumen gadai, c) dokumen SKK (Surat Keputusan
Kredit), dan d) dokumen PK (Persetujuan Kredit).
6. Jika telah sesuai, diserahkan ke PBG ( Penyelia BG ) bertugas untuk
memverifikasi kembali, pemeriksaan apakah yang dilakukan ABG telah
sesuai.
7. Setelah disetujui maka diserahkan lagi ke PUB, tugasnya sama dengan
PBG melakukan verifikasi/memeriksa apa yang telah diperiksa ABG dan
PBG.
8. Setelah semuanya sesuai, lalu di approve ke cabang lagi. Di cabang,
untuk dilakukan tanda tangan PK oleh nasabah di hadapan Pemimpin
Cabang.
2. 2. 2 Pengelolaan Administrasi Kredit
Unit pengelolaan Administrasi Kredit berperan dalam pelaksanaan
sentralisasi administrasi kredit dari sentra-sentra kredit, baik Sentra Kredit
Kecil, Sentra Kredit Menengah, maupun Korporasi. Dalam pelaksanaan
tugasnya, unit ini menggunakan sistem Otomasi Perintah Buku Kredit
(OPBK). Sistem ini menjadi penghubung antara pengelola administrasi kredit
di cabang/ sentra kredit dengan ADC di OJR. Fungsi utama Administrasi
Kredit :
1. Fungsi Booking Office :
a. Menerima perintah transaksi dari sentra bisnis unit perihal seperti :
Pembukaan rekening pinjaman, penutupan rekening, maintenance
rekening seperti perpanjangan kredit, penambahan/pengurangan
saldo, bunga rate, kode pengelolaan, jangka waktu, maksimum
kredit.
9
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
b. Mengaplikasikan segala perintah tersebut ke sistem ICONS.
c. Membuat nota transaksi pembukuan.
2. Fungsi Pelaporan
Pelaporan yang dilakukan OPR terkait dengan Sistem Informasi
Debitur Bank Indonesia (SID BI). Pelaporan diambil berdasarkan saldo
dan list pinjaman yang didalamnya memberikan informasi debitur, list
inilah yang akan diinput ke SID BI. Dalam melakukan pelaporan
tersebut, harus dilakukan cleansing data, karena apabila terdapat
kesalahan dalam memberikan informasi, maka akan dikenakan denda
sebesar Rp 250.000 per item. Apabila terlambat melakukan pelaporan
akan didenda Rp 1.000.000 per hari, dan apabila tidak melakukan
pelaporan sama sekali akan didenda sebesar Rp 50.000.000.
Pelaporan ke SID BI dilakukan setiap tanggal 12 per bulan.
Alur proses Administrasi Kredit :
/LMC
1. RM Sentra Kredit Kecil (SKC) dan Sentra Kredit Menengah (SKM)
selaku unit bisnis tidak terlibat langsung dengan proses administrasi
kredit. Melalui Administrasi kredit di SKC / SKM serta approval dari
pimpinan SKC / SKM maka tugas administrasi kredit dilimpahkan pada
divisi Operasional kelompok OJR (Operation Jakarta) melalui sistem
OPBK ( otomasi perintah pembukuan kredit)
2. Instruksi administrasi kredit dari SKC/SKM ini kemudian diterima
kelompok OJR unit administrasi kredit. Pimpinan Bidang Layanan
(PBY) di unit administrasi kredit selanjutnya menerima instruksi dalam
bentuk telex. Setelah itu dilakukan pengecekan test key untuk
mengetahui keabsahan dari instruksi administrasi kredit yang
diterima.
3. PBY selanjutnya mendisposisikan instruksi administrasi kredit ke SPV
ADC (Supervisor administrasi kredit) . SPV ADC kemudian melakukan
pembagian telex-telex yang diterima kepada adc-adc di unit
administrasi kredit.
10
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
4. ADC melaksanakan instruksi yang diterima, yaitu terkait pembukaan
rekening pinjaman, maintenance fasilitas, pemindahbukuan, penutupan
rekening pinjaman, serta hapus buku. Selanjutnya ADC membuat note
debet/kredit, print screen dari menu Icons. Semua berkas tersebut
diteruskan ke SPV ADC untuk dilakukan cross check. Terkait otorisasi
pada nota yang dibuat ADC yaitu:
a. ADC, kewenangan untuk transaksi hingga Rp. 25 juta
b. SPV ADC, kewenangan untuk transaksi dari 25 juta hingga 100
juta.
c. PBY, memiliki kewenangan untuk transaksi di atas 100 juta.
Sementara untuk kewenangan tandatangan nota pembukuan yaitu :
a. ADC, untuk transaksi maksimal RP 100 juta,
b. SPV ADC, untuk transaksi dari Rp 100 juta hingga Rp 5M,
c. PBY dan SPV ADC (Countersign), untuk transaksi diatas Rp 5M.
5. Dokumen yang telah di cross check SPV ADC dikembalikan lagi ke
ADC untuk diteruskan ke bagian Data Entry dan dilakukan packing.
2. 2. 3 Pengelolaan Data Entry dan SVS
Data Entry
Unit data entry bertugas untuk meneruskan semua kegiatan yang
berlangsung di unit Administrasi kredit, BG dan BNI Instant. Pada data entry
dilakukan pendebetan / perkreditan secara otomatis pada sistem ICONS. Unit
ini memiliki tugas hampir mirip dengan tugas teller pada front office hanya
saja unit data entry tidak melakukan transaksi uang fisik. Unit data entry
merupakan unit yang melaksanakan pembukuan atas transaksi di OJR.
Alur Proses Data entry :
Pengelolaan Adm. Kredit Unit Data Entry
dan Pelaporan
11
Asisten Administrasi
kredit
Penyelia Data Entry
Asisten Data Entry
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
Penjelasan :
a) Perintah pembukuan dari transaksi-transaksi di OJR seperti Garansi
bank, Administrasi kredit, pencairan garansi bank dan rekening CTA
diterima oleh penyelia data entry.
b) Penyelia data entry kemudian mendistribusikan transaksi yang akan
dibukukan kepada asisten-asisten di data entry.
c) Asisten akan melaksanakan pembukuan pada sistem dan muncul
validasi dari pembukuan.
d) Kemudian penyelia memeriksa validasi, serta cross check terhadap
pembukuan yang dilakukan.
e) Apabila tidak ada kesalahan, maka nota dikembalikan ke asisten untuk
digabungkan dalam batch header dan dilakukan packing.
Unit SVS (Signature verification System) bertugas untuk menginput scan
tanda tangan nasabah dan logo stempel perusahaan yang membuka rekening
giro baik perorangan dan perusahaan, rekening pinjaman dan Taplus Bisnis.
Bagian SVS menggunakan aplikasi i-SVS (Integrated Signature Verification
System) dan i-CONS pada menu SVS. Berikut adalah alur proses bagian SVS :
Penjelasan alur proses sistem i-SVS (Integrated-Signature Verification
System) adalah sebagai berikut :
1) Kartu contoh tanda tangan (KCT) dikirim oleh cabang ke divisi
Operasional bersama dengan surat pengantar dari KCU.
2) Asisten akan melakukan penginputan data melalui i-SVS dan melakukan
scan berdasarkan KCT.
3) I-SVS langsung terhubung ke sistem ICONS dan dapat dilihat melalui
menu inquiry KCT.
4) Penyelia melakukan verifikasi atas data yang telah di scan sebelumnya
kemudian dicocokkan dengan data fisik.
2.3. Kelompok Kliring, KPDHN, dan RTGS
12
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
Kelompok KKR (Kliring, KPDHN, dan RTGS) merupakan kelompok
yang berada di bawah divisi operasional untuk menangani pemrosesan atas
transaksi kliring (baik itu kliring kredit maupun kliring debet), RTGS (Real
Time Gross Settlement), serta pelaporan DHIB (Daftar Hitam Individual
bank) ke Bank Indonesia yang selanjutnya akan diintegrasikan menjadi DHN
(Daftar Hitam Nasional). Di kelompok KKR ini dibagi menjadi pengelolaan-
pengelolaan sendiri tergantung dari jasa dan layanan apa yang sedang
diproses. Berikut ini struktur organisasi kelompok KKR:
Struktur Organisasi Kelompok KKR
2.3.1 Unit Kliring
Kliring adalah kegiatan pertukaran Data Keuangan Elektronik (DKE)
atau warkat antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama
nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Kliring
kredit merupakan transaksi yang berkaitan dengan kiriman uang (KU) antar
bank peserta kliring. Sementara kliring debet merupakan transaksi
penyelesaian atas pengiriman warkat antar bank peserta kliring. Dalam
kegiatan kliring instrumen yang digunakan dapat berupa uang tunai, Cek dan
atau Bilyet Giro (BG). Dulunya, setiap cabang BNI memiliki petugas untuk
melaksanakan kliring tetapi sekarang dipusatkan kegiatannya di unit kliring
kelompok KKR. Unit Pengelolaan Kliring di Divisi OPR terdiri dari 2 (dua)
Unit Pengelolaan yaitu :
1. Unit Pengelolaan Kliring Kredit
Unit ini mempunyai fungsi dalam melakukan kegiatan transfer atau
kiriman uang (KU) antar Bank melalui Bank Indonesia (BI) kepada kiriman
uang nasabah Bank Penerima maupun untuk kepentingan Bank Penerima.
Untuk transaksi kliring ini telah dibatasi dengan nominal transfer maksimal
500 juta rupiah. Unit ini terdiri dari Outwar Kredit (KU kliring kredit
keluar/penyerahan) dan Inward Kredit (KU kliring kredit masuk/penerimaan).
13
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
a. Kliring Kredit Keluar/Kredit Penyerahan/Outward Kredit
Penjelasan alur proses Kliring Kredit Penyerahan adalah sebagai berikut:
a) Nasabah/non nasabah datang ke cabang kemudian nasabah mengisi
aplikasi (form) kiriman uang. Setelah aplikasi diisi, selanjutnya aplikasi
tersebut diserahkan ke Teller.
b) Setelah aplikasi diterima oleh Teller, selanjutnya Teller akan menginput
data-data dalam aplikasi yang telah diisi nasabah dengan menggunakan
sistem ICONS. Selanjutnya data-data tersebut dikirim ke Divisi
Operasional yaitu di Unit Pengelola Kliring Kredit.
c) Sebelum masuk ke STPK (Smart Terminal Peserta Kliring) yang ada di
Unit Pengelola Kliring, data-data yang dikirim oleh Teller tersebut akan
diauto release di Divisi Teknologi (TEK). Setelah diauto release data-data
tersebut siap untuk dikirim ke STPK (ekstrak) yang ada di Divisi OPR.
d) Setelah data sampai di STPK di Divisi OPR, selanjutnya data-data tersebut
akan diverifikasi, jika data telah cocok maka langkah selanjutnya adalah
mengirimkan data tersebut ke sistem TPK-BI (Terminal Penyelenggara
Kliring-Bank Indonesia). Data dikirim setiap jam dengan ketentuan per
batch yaitu 200 transaksi. Unit KKR melakukan pengiriman kliring kredit
penyerahan melalui dua siklus. Siklus I yaitu jam 08.00 – 11.30 ,
sementara siklus II yaitu jam 13.30 - 15.30.
e) Jika data sudah sampai di TPK-BI, selanjutnya akan dilakukan persiapan
dan atau pengiriman data keuangan elektronik (DKE) ke sistem SSK
14
BIBI
SSK-BISSK-BITPK-BITPK-BI
STPKSTPK
EkstrakEkstrak
Auto Release
Div. TEKDiv. TEKDiv. OPRDiv. OPR
KU Yadib OPR
Input Teller
CabangCabangNasabahNasabah
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
(Sistem Sentra Kliring) yang ada di BI untuk mendapatkan nomor SOR
untuk diteruskan ke bank penerima.
b. Kliring Kredit Masuk/Kredit Penerimaan/Inward Kredit
Penjelasan alur proses Kliring Kredit Penerimaan adalah sebagai berikut:
a) DKE dari SSK-BI di download oleh OPR melalui TPK-BI.
b) DKE yang ada di TPK dilakukan verifikasi oleh STPK untuk disesuaikan
dengan data Icons BNI.
c) Jika DKE dan data Icons (CIF) identik, maka otomatis rekening nasabah
dikreditkan (auto kredit).
d) Jika DKE tidak sesuai dengan CIF, maka data akan di reject oleh sistem
dan dilakukan verifikasi manual oleh asisten operasional.
e) Asisten operasional melihat kecocokan DKE dengan CIF BNI, hasil
verifikasi bisa jadi di approve atau di reject untuk dilakukan retur.
f) Hasil verifikasi asisten, di verifikasi ulang oleh penyelia, dan jika data
telah sesuai selanjutnya data tersebut langsung dikirim ke Cabang
melalui sistem ICONS.
2. Unit Pengelolaan Kliring debet
Unit Pengelolaan Kliring Debet yangmempunyai fungsi dalam
melakukan kliring penyerahan dan pengembalian untuk transfer debet antar
15
approve
reject
reject
approve
SSK - BI TPK-BI STPK
Verifikasi oleh sistem
Verifikasi manual
Rekening Nasabah
retur
Rekening Nasabah
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
Bank yang disertai dengan penyampaian Warkat Debet seperti Cek, Bilyet
Giro (BG), dan Nota Debet (defenisi kliring debet). Kliring Debet terdiri dari
Kliring Debet Keluar, Kliring Debet Masuk.
a. Kliring Debet Masuk/Penerimaan/Inward Debet
Kliring Debet Masuk merupakan penagihan atas kliring Bank lain
berupa Cek/BG BNI. Penjelasan alur proses Kliring Debet Penerimaan
adalah sebagai berikut:
a) Bank lawan akan mengirimkan DKE atas penagihan berupa Cek/BG
BNI melalui sistem SSK-BI yang ada di BI.
b) Selanjutnya, DKE tersebut didownload dengan menggunakan sistem TPK
Online yang ada di Divisi OPR. Setelah itu, DKE tersebut akan diupload
untuk melakukan proses otodebet dengan menggunakan sistem ICONS.
Dalam proses pengiriman DKE dari sistem SSK-BI sampai ke sistem
ICONS akan dilakukan pemilahan warkat berdasarkan jumlah User.
Waktu pelaksanaan download DKE dan upload proses data adalah pada
jam 16.00-17.00 WIB, dan dilaksanakan pada hari yang sama atau H+0
pada saat warkat dikirimkan.
16
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
c) Setelah upload proses otodebet dari sistem ICONS, selanjutnya akan
dilakukan proses import data hasil otodebet ke sistem Smart Inward,
dalam waktu yang sama juga dilakukan proses matching data dengan
menggunakan Reader Sorter Image. Waktu proses import data hasil
otodebet di sistem Smart Inward adalah pada jam 18.00-21.00 WIB dan
dilaksanakan pada H+0.
d) Setelah proses dari sistem Smart Inward selesai, selanjutnya dilakukan
distribusi data SVS dan warkat ke User. User bertugas dalam melakukan
proses verifikasi warkat, verifikasi KCT (kartu contoh tanda tangan),
proses tolakan, dan pembukuan manual. Jika verifikasi warkat dan KCT
sesuai maka secara langsung akan dilakukan otodebet by sistem. Namun
jika verifikasi atas warkat dan KCT tidak sesuai maka akan dilakukan
proses Kliring Tolakan Keluar dan pembukuan manual berdasarkan
koreksi dari verifikasi warkat dan KCT yang tidak sesuai. Semua proses
tersebut dilaksanakan pada H+1 atau sehari setelah warkat dikirim dan
waktu pemrosesannya adalah pada jam 07.00-10.00 WIB.
b. Kliring Debet Keluar/Penyerahan/Outward Debet
Kliring Debet Keluar adalah kliring atas setoran nasabah berupa
Cek/BG Bank lain untuk ditagihkan kepada Bank penerbit warkat yang
17
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Penjelasan alur
proses Kliring Debet Masuk yaitu sebagai berikut :
a. Petugas di Cabang/KLN melakukan proses input data setoran kliring
menggunakan sistem ICONS. Setelah melakukan input data,
selanjutnya data tersebut dikirim ke sistem STPK SKN yang ada di
Divisi OPR. Proses input data ini dilakukan pada Jam 08.00-14.00 WIB.
b. Dari sistem STPK SKN, selanjutnya akan dilakukan proses extract data
dan auto entry yaitu berupa proses download data yang berasal dari
ICONS, proses reject reentry, dan proses autoentry ke TPK. Proses
tersebut dilakukan pada jam 10.00, 13.00 dan 14.00 WIB.
c. Sebelum data sampai ke sistem TPK Online, akan dilakukan proses
reader, encode, dan image warkat. Proses tersebut terdiri dari
penerimaan warkat, proses verifikasi kelengkapan batch dan fisik
warkat, proses Encode Warkat, proses matching data, proses reader
dan backup data image warkat. Semua proses tersebut dilaksanakan
pada Jam 11.00-14.30 WIB.
d. Setelah proses reader, encode, dan image warkat selesai, selanjutnya
data dikirim ke TPK Online. Dari sistem TPK Online selanjutnya
dilakukan proses pengiriman DKE ke SSK-BI yang ada di BI. Proses ini
dilakukan pada pukul 14.30 WIB, dan pengiriman warkat via
transwarkat paling lambat pukul 15.00 WIB.
2.3.2.Unit KPDHN
Kantor Pengelola Daftar Hitam Nasional (KPDHN) ialah unit yang
bertanggung jawab atas pelaporan Daftar Hitam Nasional pada BI. Daftar
nasabah bank penarik cek/bilyet giro kosong yang telah memenuhi kriteria
bank indonesia sebagai nasabah yang di kategorikan dalam daftar hitam
(black list). Diterbitkan oleh bank indonesia berdasarkan laporan - laporan
bank yang kemudian di kompilasi dan dipublikasikan keseluruh bank di
Indonesia.
Kriteria dalam menetapkan DHN sebagai berikut :
1. Nasabah yang melakukan 3 kali penarikan cek/BG kosong di bank yang
sama dalam kurun waktu 6 bulan < Rp. 500 juta
2. Nasabah yang melakukan 1 kali penarikan cek/BG kosong ≥ Rp. 500
juta.
Alasan penolakan untuk cek/BG yang digunakan oleh nasabah yaitu
Saldo tidak mencukupi dan rekening ditutup.
18
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
Daftar Hitam Individual Bank :
1. Daftar retur loket, penarikan BG atau cek kosong yang dilakukan /
diajukan di counter.
2. Beku, telah tiga kali tolakan.
3. Beku bank lain, nasabah BNI atau bank lain misal nasabah BCA telah
masuk daftar hitam, maka untuk mengajukan di BNI tidak bisa,
langsung dapat SP3 dari BNI , harus clearing dulu di BCA baru bisa
kembali bisa.
4. Penutupan / perpanjangan , jika nasabah sudah di DHN dan
mengajukan lagi cek kosong.
Nasabah yang sudah termasuk DHN bukan berarti selamanya seperti
itu. Nasabah tersebut dapat melakukan upaya rehabilitasi dengan alasan
sebagai berikut:
a. Terkait administrasi, saldo mencukupi namun terjadi gangguan system
(swift account) dan bank salah menetapkan alasan. Permohoan
diajukan paling lambat 3 (tiga) periode penyampaian DHIB berikutnya
sejak tanggal pencantuman identitas pemilik rekening dalam DHN.
b. Terpenuhi kewajiban dalam 7 HK baik secara tunai maupun
pemindahbukuan/transfer.
c. Putusan pengadilan
d. Keadaan darurat
e. Cek/BG untuk rekening pemilik sendiri
2.3.3. Unit RTGS
Unit RTGS merupakan unit di kelompok KKR (Kliring, KPDHN, dan
RTGS) yang melaksanakan pemrosesan transaksi RTGS antar bank. RTGS
atau Real Time Gross Settlement adalah suatu sistem transfer dana
elektronik antar bank peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya
dilakukan per transaksi secara individual. Karakteristik dari RTGS ini yaitu :
a. Pemrosesan dan settlement instruksi transfer dana antar bank
dilakukan secara simultan
b. Settlement dilakukan secara individual transaksi
c. Settlement pembayaran bersifat final dan irrevocable (tidak
dapat dibatalkan)
d. Mensyaratkan kecukupan dana
19
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
RTGS terdiri dari RTGS keluar dan RTGS masuk. RTGS keluar adalah
sistem transfer dana elektronik dari BNI ke Bank Lawan. Parameter yang
harus diperhatikan dalam RTGS keluar adalah nominal, kode cabang
pengirim, Bank tujuan, transaksi refference number, dan tanggal transaksi.
RTGS masuk adalah sistem transfer dana elektronik dari Bank Lawan ke BNI.
Adapun parameter yang harus diperhatikan dalam RTGS masuk adalah
nominal, nomor referensi, Bank pengirim, jenis transaksi (TRN), dan tanggal
transaksi.
a. RTGS Keluar
Penjelasan alur RTGS keluar, yaitu:
a) Nasabah datang ke Cabang, kemudian mengisi aplikasi (form) kiriman
uang (AKU), setelah AKU selesai diisi, selanjutnya AKU diserahkan ke
Teller.
b) Kemudian Teller akan melakukan input data berdasarkan data-data
yang berada di AKU melalui sistem ICONS. Setelah input data selesai,
selanjutnya data tersebut diserahkan ke Penyelia.
c) Setelah data sudah berada di Penyelia, selanjutnya Penyelia akan
melakukan pengecekan data, jika dari hasil pengecekan data ternyata
tidak ada yang invalid selanjutnya data tersebut direlease atau dikirim
ke Divisi Operasional melalui sistem ICONS.
20
Nasabah bawa Aplikasi Kiriman Uang (AKU)
Diserahkan ke Teller
Diserahkan ke penyelia
Sistem untuk release
Diterima oleh server OPR
CABANG Bank Indonesia (BI)OPERASIONAL (OPR)
Interface
RTGS
RTGS Terminal (RT)
RCC
Bank LawanRel TRN
ISN
OSNBOR
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
d) Pada saat data yang dikirim oleh Cabang sudah diterima di Divisi OPR,
maka akan keluar nomor BOR. Nomor BOR adalah nomor yang keluar
pada saat Cabang mengirim uang tapi uang tersebut belum sampai ke
Bank Lawan, masih berada di lingkungan BNI.
e) Data yang diterima oleh Divisi OPR selanjutnya akan diolah di sistem
Interface. Sistem Interface adalah sistem yang menjembatani antara
internal sistem (ICONS) dengan sistem BI-RTGS. Di sistem Interface
ini akan dilakukan verifikasi data oleh Pengelola RTGS yang ada di
Divisi OPR. Jika data valid maka selanjutnya data akan dikirim ke
RTGS Terminal. RTGS Terminal merupakan sistem yang langsung
terhubung ke BI.
f) Dari RTGS Terminal tersebut, selanjutnya data akan dikirim ke sistem
yang ada di BI yaitu sistem RCC (RTGS Central Computer).
Selanjutnya BI akan mengirimkan data tersebut ke Bank Lawan. Pada
saat transaksi RTGS telah sampai ke Bank Lawan maka Bank pengirim
akan mendapatkan nomor OSN.
b. RTGS Masuk
Penjelasan alur RTGS masuk, yaitu:
a) Bank lawan/Counterpart akan mengirimkan DKE (Data Keuangan
Elektronik) ke sistem RCC yang ada di BI.
21
Server OPR
RT (RTGS Terminal)
RTGS Central Computer (RCC)
Bank Lawan
Interface
RTGS
Approve
Release ke Cabang
Kalau ada kondisi di tolak
Retur
Operasional Bank Indonesia (BI)
Nasabah
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
b) Data dari RCC kemudian diteruskan ke sistem Interface (FTP / File
Transfer Protokol) yang ada Divisi Operasional.
c) Pada Divisi Operasional, data yang ada di sistem Interface kemudian
akan diverifikasi oleh pengelola. Jika data valid, maka dana akan
langsung masuk ke rekening nasabah. Namun jika hasil verifikasi
invalid, maka data akan diverifikasi manual dengan 3 pilihan yaitu :
i. Release / kirim ke cabang
ii. Approve / langsung proses
iii. Tolak
d) Jika data direlease maka, cabang akan melakukan verifikasi. Setelah
melakukan verifikasi dan data yang ada valid, maka dana akan
langsung dicairkan ke rekening nasabah. Sementara untuk data yang
ditolak, maka akan dilakukan retur pada bank lawan.
2.4 Kelompok Sentra Kas
Kelompok Sentra Kas terdiri dari tiga pengelolaan, yaitu :
1. Pengelolaan Administrasi Kas, bertugas untuk mengelola uang fisik.
Yang dikelola ada :
a) Penyimpanan, itu punya dua hasanah untuk kas masuk dan kas
keluar, untuk semua denominasi.
b) Penyortiran, ada 23 mesin. Uang yang kita sortir ada dua jenis yaitu
uang untuk ATM dan Cabang biasa dikatakan Uang Layak Edar
(ULE) dan Uang jelek atau Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang
akan dikembalikan ke BI.
c) Penunjang, yang menyiapkan BAN uang, mempersiapkan tas uang,
melakukan pembukuan.
2. Pengelolaan Penunjang Kas Cabang dan ATM , bertugas untuk :
a) Mapping untuk pengiriman ( mapping cabang)
b) Logistik ( BAN uang, kertas, Alat Tulis Kantor )
c) Persiapan CIT ( Cash In Transit )
d) Pembayaran-pembayaran (pembayaran asuransi, polisi, vendor,
verifikasi)
e) Administrasi ( Buat laporan ke BI, divisi lain dan wilayah)
Untuk pelaporan setiap tanggal 25 wajib membuat laporan cashflow
untuk proyeksi satu bulan ke depan dan realisasi. Dan juga membuat laporan
22
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
TUKAB ( Transaksi Uang Kartal Antar Bank ). Untuk setiap perjalanan
pengiriman ada team pick service yang terdiri dari dua orang pengamanan
(minimal satu senjata api) boleh polisi dan satpam, satu orang kasir dan satu
orang supir. Sebelum berangkat buat surat tugas terlebih dahulu, surat tugas
itu paling penting :
a) Jumlah uang
b) Waktunya
c) Nama petugasnya semua
d) Nomor polisinya
e) Nomor tas
f) Nomor segelnya
g) Pejabat yang berwenang
3. Pengelolaan Sub Sentra
Sebagai miniatur dari sentra kas, misalnya apabila ada gempa yag
mengakibatkan semua tidak bisa beroperasi dengan baik maka akan
dikirim ke sub sentra di jakarta kota, ini sebagai Business Contingency
Plan ( BCP).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan On The Job Training yang telah dilaksanakan di Divisi
Operasional yaitu KKR, OJR,dan Sentra Kas maka kesimpulan yang diperoleh
yaitu :
1) Kelompok KKR (Kliring, KPDHN dan RTGS) memiliki fungsi utama
mengelola transaksi dan administrasi kliring dan RTGS dan mengelola
administrasi dan pelaporan terkait Daftar Hitam Nasional (DHN).
2) Kelompok OJR (Operasional Jakarta) merupakan implementasi
Sentralisasi Back Office yang dilakukan dengan migrasi fungsi segenap
pegawai Back Office cabang ke Operation Centre. Kelompok ini
menangani administrasi Garansi Bank dan BNI Instan, administrasi Kredi
dan Pelaporan ke BI, serta data entry dan SVS.
3) Dengan adanya proses sentralisasi di kelompok KKR (Kliring, KPDHN dan
RTGS) dan OJR (Operasional Jakarta) menimbulkan efek yang positif
23
Diah Citra Astuti (T048913)ODP BNI BATCH 112
karena koordinasi jadi lebih mudah, kebijakan merata, verifikasi lebih
baik dan penyelesaian masalah juga lebih mudah dan cepat.
4) Sentra kas merupakan pusat dari perputaran uang tunai dari cabang BNI
yang ada di wilayah JABODETABEK juga merupakan tempat mengambil
dan penyetoran uang tunai yang dilakukan oleh cabang-cabang maupun
KLN.
3.2 Saran
1. Pengerjaan Bank Garansi belum semua cabang BNI di Indonesia
terpusat di OPR sehingga memungkinkan adanya ketidakseragaman
pengerjaan Bank Garansi, ada baiknya semua cabang untuk
pengerjaan BG sudah dikerjakan secara sentralisasi.
2. Peningkatan sistem teknologi dan jaringan pemrosesan Kliring di BNI
agar meminimalisir terjadinya drop dari sistem yang ada karena dapat
berisiko terhadap Bank dan reputasi.
3. Untuk di KPDHN, kendalanya ada beberapa cabang yang telah
diketahui bahwa nasabahnya masuk di Daftar Hitam bank lain, namun
cabang tidak sama sekali menghiraukan sebab nasabah ini ialah
nasabah potensial bagi BNI. Harusnya ada peraturan yang ketat di
cabang untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku.
4. Sentralisasi semua kegiatan back office yang dijalankan BNI membuat
semua proses dilakukan secara terpusat, sehingga dokumen-dokumen
yang dibutuhkan haruslah telah lengkap, butuh product knowledge
yang baik dari teller dan customer service agar memudahkan kerja
OJR
24