Upload
vudung
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah ekonomi secara garis besar mempunyai pengertian sebagai kegiatan
dan keadaan perekonomian suatu masyarakat pada zaman dahulu. Sedangkan
sejarah sosial lebih mengarah kepermasalahan dan interaksi dari pelaku yakni
orang yang melakukan ataupun penggerak dari setiap kegiatan. Sehingga sejarah
sosial ekonomi sangat berkaitan untuk dapat dikaji secara bersamaan, sebab
tindakan ekonomi muncul akibat adanya interaksi dari pelaku ekonomi, misalnya
pada kegiatan dalam kehidupan masyarakat petani bahwa manusia sebagai
pengerak ekonomi. Pada masyarakat pedesaan berkebun adalah suatu kegiatan
perekonomian untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan hidup dalam keluarga.
Tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan keluarga namun dapat meningkatkan
suatu kesejahtraan masyarakat, perkebunan merupakan bagian dari pembangunan
kesejahtraan bangsa.
Di Nusantara dalam sejarah yang panjang bahwa tanaman cengkeh
merupakan tanaman asli Indonesia. Dimana para bangsa asing pada saat itu yang
memanfaatkan lahan-lahan perkebunan masyarakat pribumi dengan menanam
tanaman rempah-rempah seperti cengkeh. Dapat dipahami bahwa dalam sejarah
perkebunan Indonesia, dimana Indonesia memiliki perkebunan yang dapat
menunjang perekonomian negara, banyak pengusaha yang ingin merebut ataupun
mengambil hasil dari perkebunan tersebut. Salah satunya adalah pada komoditas
2
perkebunan Cengkeh yang memegang peranan penting dalam pembangunan
perekonomian masyarakat.
Pada masyarakat Kecamatan Walea Besar Perkebunan memiliki peranan
penting dalam pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan karena kontribusinya
yang nyata dalam penyediaan kebutuhan bahan baku terutama bagi industri rokok
kretek, peningkatan pendapatan petani, peningkatan devisa negara, penyediaan
kesempatan kerja ditingkat masyarakat petani, Industri farmasi dan perdaganggan
serta sektor informal. Usaha tanaman cengkeh mayoritas dikelola oleh perkebunan
rakyat seperti halnya yang terdapat pada masyarakat Walea Besar yang sebagian
masyarakatnya adalah berkebun. Lahan perkebunan merupakan suatu lahan yang
tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat walea besar dalam penanaman
cengkeh, tetapi pada zaman dahulukala dapat ditanami dengan tanaman makan
pokok seperti singkong, cabai merah, dan pisang yang di jadikan sebagai tanaman
sampingan untuk menunggu dengan masa yang panjang ketika musim panen tiba.
Pada dasarnya bahwa sebagian kalangan masyarakat pedesaan lebih mengenal
perkebunan dari pada kata berladang karena kebiasaan masyarakat dalam
menyebutnya, sehingga pada orang-orang terdahulu jauh dari Abad sebelumnya
banyak sebagian tanaman cengkeh itu hidup bercampuran dengan tanaman lainya
seperti, ubi , pisang ,rica, kelapa, dan lai-lain sebagainya. Sehingga pada suatu
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang ada di Kecamatan Walea Besar
berladang atau berkebun yang dalam pemahaman masyarakat dibedakan menjadi
dua hal, dimana berbeda pemaknaannya antara berladang dan berkebun akan
tetapi dalam pengertian masyarakat sama yaitu masyarakat menanam.
3
Sejarah sosial merupakan kajian sejarah tentang masa lalu yang melihat
tentang kehidupan-kehidupan masyarakat itu sendiri. Sehingga sejarah sosial
mencoba untuk melihat bukti-bukti sejarah dari sudut pandang sosial. Sedangkan
sejarah ekonomi yang melihat suatu kedaan perekonomian masyarakat pada masa
lampau. Dari hal tersebut bila dihubungkan dengan peristiwa pada masa lampau,
sejarah sosial dan ekonomi merupankan pengerak dari sejarah. Sejarah
perkebunan di Indonesia merupakan sejarah sosial kehiduapan masyarakat pada
masa lampau yang melihat peristiwa-peristiwa yang perna terjadi. Sehingga bila
berbicara sejarah perkebuan dapat dihubungkan dengan kolonialisasi yang pada
masa penjajahan melihat bahwa hampir seluruh wilayah tanah Indonesia memiliki
kesuburan, sehingganya tidak heran jika banyak bangsa asing yang melirik untuk
menjadikan tanah perkebunan khususnya di Kecamatan Walea Besar menjadikan
sebagai perkebunan cengkeh. Persebaran tanaman cengkeh sudah merambat
sampai ke berbagai pulau di Indonesia termasuk di Kecamatan Walea Besar
dengan pulau terpencil dan hanya terdapat beberapa desa di antaranya adalah Desa
Pasokan sebagai Ibu Kota Kecamatan, Desa Kondongan, Desa Tingki, Desa
Kotongop, Desa Biga, Desa Malapo dan Desa Salinggoha, dari seluruh desa
tersebut persebaran tanaman cengkeh sudah menjadi tanaman yang populer dan
sangat menopang ekonomi masyarakat pedesaan di Kecamatan Walea Besar
Perkebunan telah memberikan pengaruh besar, dari berbagai sendi kehidupan
dibeberapa masyarakat pedesaan di Indonesia dari sosial budaya, politik, ekonomi
dan lingkungan. Dari masa penjajahan Belanda perkebunan sudah di kenal dengan
sebutan culturstelsel dengan Gubernur Jendral Van Den Bosch sebagai kepala
4
pemerintahan yang menerapkan sistem culturstelsel sejak tahun 1830 dan sistem
Agrarisch pada tahun 1870. Perkebunan merupakan sistem kebun sebagai bagian
dari sistem perekonomian pertanian tradisional. Dalam sruktur ekonomi pertanian
tradisional usaha kebun sering merupakan usaha, terutama pertanian pangan
secara keseluruhan.1 Pada tingkat masyarakat miskin perkebunan banyak di
lakukan oleh sekelompok keluarga yang mengelolah lahan tersebut dan biasanya
masyarakat yang berada pada pedesaan mengunakan sistem kerja sama, yaitu pada
sekelompok keluaga yang akan menanam di bantu oleh keluarga lain dan begitu
juga sebaliknya. Hal ini yang telah terbiasa dilakukan oleh masyarakat sejak
dahulu hingan saat ini. Namun di sisi lain perubahan sosial pada kehidupan
masyarakat yang telah tercukupi kehidupan ekonominya berpengaruh pada
masyarakat tertentu sehingganya ada sekelompok elit keluarga yang telah
memiliki sedikit penghasilan yang tinggi tersebut tidak lagi mau membantu,
measkipun sebagian dari masyarakat tersebut adalah keluarga mereka sendiri.
Namun sebagian masyarakat masih tetap mempertahankan budaya kerja
sama/gotongroyong tersebut.
Sejarah yang panjang yang telah di lalui oleh bangsa ini membawa banyak
perubahan baik tingkat pusat kota hingga pada tingkat pedesaan khusunya di
Kecamatan Walea Besar. Dalam sejarah kita dapat melihat bagaimana bangsa
barat menjajah Indonesia baik dari hasil rempah-rempah dan hasil bumi lainya
yang ada di Indonesia. Di karenakan Indonesia adalah negara yang kaya akan
hasil rempah-rempah sehinga tidak heran jika banyaknya bangsa asing melirik
1 Sartono Kartodirjo dan Djoko Suryo. Sejarah Perkebuana Indonesia. Yokyakarta:
Aditya Media. 1991. Hal. 4
5
negeri ini dan masuk untuk mengeksploitasi hasil kekayaan bumi. Latar belakang
sejarah perkebunan Indonesia menjadikan bangsa ini lebih dewasa dalam
menjalankan roda pemerintahan baik dari elit politik wakil rakyat dan pemerintah
dalam menjalankan roda pemerintahan yang berorientasi pada masyarakat miskin
yang berada pada pedesaan baik di Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-
Una Provinsi Sulawesi Tenggah.
Kecamtan Walea Besar adalah sebuah kecamatan yang secarah geografis
berjauhan dengan ibu kota kabupaten dan di kelilingi lautan, sehingga secara garis
besar mata pencarian masyarakat adalah melaut dan berkebun. Kecamatan Walea
Besar memiliki tanah perkebunan yang subur, sebab pada daerah ini memiliki
struktur tanah yang banyak dataran tinggi ataupun dapat dikatakan banyak
terdapat pegunungan serta bertanah merah. Tanaman cengkeh di Kecamatan
Walea Besar pada umumnya di tanam pada daerah pengunungan yang dalam hal
ini ketika pada musim panen terkadang memiliki kesulitan tersendiri karna kedaan
suatu wilayah perkebunan yang tidak memungkinkan. Namun pada masyarakat
pekebun di Kecamatan Walea Besar sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian
untuk beraktifitas. Sehingganya untuk melalui akses jalan yang berbukitan adalah
suatu semangat tersendiri untuk menjadi pelajaran hidup dalam meningkatkan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat lebih baik lagi. Kehidupan Sosial ekonomi
masyarakat di Kecamatan Walea Besar yang dalam hasil panen cengkeh sudah
lebih meningkat lagi baik dalam menopang ekonomi keluarga, dan pendidikan.
Sehingga dampak perkebunan pada masyarakat kecamatan walea besar sangat
mempengaruhi dalam kehidupan sosial ekonomi keluarga.
6
Bertolak dari sebuah pemikiran tersebut maka penyusunan skripsi ini
bermaksud meneliti awal mula masuknya tanaman cengkeh di kecamatan walea
besar serta sejauh mana dampak perkebunan cengkeh terhadap kehidupan sosial
ekonomi dan pendidkan masyarakat di Kecamatan Walea Besar dengan formulasi
judul : Perkebunan Cengkeh ( Studi Sejarah Sosial Ekonomi Di Kecamatan
Walea Besar).
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas untuk memfokuskan persoalan yang akan
di bahas dalam penelitian ini dan juga menghindari terjadinya kesalahan dalam
penulisan sehingga peneliti merasa perlu di beri batasan masalah pada aspek
sebagai berikut :
a. Aspek Spasial ( pembatasan ruang ) merujuk pada tempat yang akan
menjadi objek penelitian dan hanya memfokuskan kajian pada judul
Penelitian Perkebunan Cengkeh (Studi Sejarah Sosial Ekonomi Di
Kecamatan Walea Besar). Dengan adanya batasan tempat ini membantu
dan memudahkan dalam penelitian untuk mengetahui gambaran serta
mendapat data-data yang sesuai, akurat, dapat di percaya dan fokus
penelitian sesuai deangan tempat yng menjadi lokasi penelitian di
Kecamatan Walea Besar.
b. Ruang lingkup keilmuan merupakan batasan aspek peneliti yang hanya
memfokuskan pada penelitian yang mencangkup Pekebunan Cengkeh
(Studi Sejarah Sosial Ekonomi di Kecamatan Walea Besar).
7
1.3 Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Bagaimana awal mula masuknya tanaman cengkeh di Kecamatan Walea
Besar ?
b. Bagaimana dampak perkebunan cengkeh terhadap kehidupan sosial
ekonomi dan pendidikan masyarakat di Kecamatan Walea Besar ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Untuk mengetahui awal mula masuknya tanaman cengkeh di Kecamatan
Walea Besar.
b. Untuk mengetahui dampak perkebunan cengkeh terhadap kehidupan
sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat di Kecamatan Walea Besar.
Selain tujuan di atas, adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
a. Kiranya dapat memberikan informasi kepada masyarakat Kecamatan
Walea Besar bagaimana awal mula masuknya tanaman cengkeh serta
dampak perkebunan cengkeh terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat di Kecamatan Walea Besar.
b. Kiranya dapat menjadi acuan pemerintah dalam meningkatkan taraf
kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Walea Besar dalam
membangun pedesaan samapai pada tingkat pusat kota.
c. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberi suatu gambaran
untuk penelitian lainya yang ingin penelitian yang lebih dalam dengan
masalah yang sama dan mengunakan metode yang berbeda.
8
1.5 Kerangka Teori dan pendekatan
Usaha untuk mengarahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujan
dan memudahkan pemahaman, maka di perlukan teori dan pendekatan yang di
gunakan.
Sehubungan dengan perkembangan ilmu sejarah sampai pada saat ini telah
muncul cabang ilmu sejarah‟‟ menurut tema-tema yang memberikan sifat atau
karakteristik tententu pada berbagai ragam historiografi yang di hasilkan.2
Dianataranya penelitian ini mengunakan pendekatan metode sejarah yang di
kategorikan sebagai sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah
kebudayaan, sejarah mentalitas dan sejarah perkebunan indonesia dan lain
sebagainya.
Perkebunan telah memberi pengaruh berbagai sendi kehidupan di beberapa
masyarakat Indonesia, dari sosial budaya, politik, ekonomi, dan lingkungan. Bagi
beberapa pihak pembangunan pedesaan lewat perkebunan adalah pembangunan
untuk kemakmuran, tetapi bagi beberapa pihak lain pembangunan perkebunan
adalah modernisasi tanpa pembangunan ( Sakjoyo, 1973 ).3
Dari peryataan di atas menegaskan bahwa dalam membangun desa melalui
perkebunan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Sehingga pembangunan pedesaan lewat perkebunan merupakan tolak ukur dalam
pembangunan, dan untuk kesejahteraan masyarakat yang ada di Kecamatan Walea
Besar itu sendiri. Disisi lain bahwa perkembangan suatu desa merupakan
perubahan yang menuju ke arah yang lebih baik. Baik yang merupakan suatu
2 Helius Sjamsuddin. Metodologi Sejarah. Yokyakarta: Ombak. 2007. Hal. 306
3Andi Muttagien,dkk. Undang Undang Perkebunan, Wajah Baru Agrarian Wet. Jakarta
Selatan: Elsam-Sawit Watch – Pilnet. 2012. Hal. 70
9
program pemerinatah dalam pembangunan suatu desa untuk mewujutkan suatu
cita-cita bersama dalam mensejahterakan rakyat.
Sejarah perkembangan perkebunan di negara berkembang termasuk
Indonesia, tidak dapat di pisahkan dari sejarah perkembangan kolonialisme,
kapitalisme dan modernisasi.4 Indonesia adalah negara berkembang yang
memiliki banyak persoalan sosial yang harus di tuntaskan oleh pemerintah demi
mewujutka suatu cita–cita kebersamaan dalam membangun bangsa yang dapat
bersaing dengan bangsa lain baik dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya.
Pembangunan ekonomi yang mampu berdaya saing dengan negara luar adalah
pemerintah yang berupayah untuk sebaik mungkin dalam memberi kesempatan
pada masyarakat dalam membuka lahan perkebunan dengan berdasarkan hukum
yang berlaku tanpa merusak lahan sehingga akan mengakibatkan terjadinya
bencana alam. Perkebunan cengkeh di Kecamatan Walea Besar banyak membawa
pengaruh dalam meningkatkan suatu taraf perekonomian masyarakat seperti yang
dalam ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat juga di katakan ilmu ekonomi adalah ilmu
yang mempelajari suatu proses yang terjadi pada masyarakat, yang bertujuan
untuk mendapatkan materi yang cukup.5
Jelaslah bahwa pernyataan di atas dalam ilmu ekonomi mempelajari
bagaimana dalam kehidupan soial masyarakat untuk bertujuan mendapatkan
materi. Sehinga Proses yang terjadi dalam kehidupan masyrakat merupakan
sejarah sosial yang mengkaji tentang kehidupan masyarakat. Sehingga dalam
4 Sartono Kartodirjo dan Joko Suryo. Op. Cit. Hal. 3
5 Moehar Daniel. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2002. Hal. 8
10
penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pada teori Sebagai
berikut :
Teori Marxis menyangkaut determenisme ekonomi dalam menafsirkan faktor
penyebab sejarah; bahwa ekonomilah satu-satunya pengerak utama sejarah.6
Maksud dari teori ini adalah seluruh lembaga-lembaga sosial, politik, dan kultural
di tentukan oleh proses ekonomis pada umumnya dan sistem produksi khususnya.
Teori determenisme ekonomis suatu teori yang pada dasarnya adalah ingin
menyampaikan suatu peristiwa yang perna terjadi, merupakan faktor ekonomi
seperti dalam sejarah Indonesia yang perna terjadi bahwa dimana di buatnya
Undang-Undang Agraria 1870 para pengusaha Eropa dan Belanda menyewah
tanah dari pemerintah atau penduduk jawa untuk membuka perkebunan-
perkebunan besar. Lahan perkebunan tersebut di masa pemerintahan Hindia
Belanda di tanami tanaman yang laku dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sehinga tidaklah heran ketika pada masa Hindia Belanda penduduk pribumi di
manfaatkan untuk menanam tanaman yang laku di pasaran Eropa. Pernyataan
diatas jelas bahwa penjajahan bangsa Belanda di Indonesia tidak lain adalah
masalah ekonomi suatu negara yang pada perang dunia mengakibatkkan
keterburukan ekonomi di Eropa. Hal tersebut yang menjadi bangsa Eropa mencari
negara jajahan untuk menopang perekonomian dalam peperangan yang terjadi
pada saat itu.
6 Helius Sjamsuddin. Op. Cit. Hal. 142
11
Suatu keadaan sosial ekonomi masyarakat di Indonesia pada masa Hindia
Belanda banyak di kuasai oleh kaum borjuis atau kaum berduit yang pada masa
Hindia Belanda di berlakukan sistem tanam paksa 1830-1870 merupakan
implementasi langsung dan sepenuhnya dari politik Bating Slot untuk
mengalirkan saldo ke untungan sebanyak-banyaknya dari negeri jajahan kenegeri
Belanda.7 Suatu peristiwa yang perna terjadi pada masa lampau disebut cerminan
peristiwa sejarah masa kini dan untuk membangun ekonomi bangsa lebih maju
sebagai sejarah sosial yang menyangkut masyarakat di dalamnya.
Adapaun definisi sejarah sosial dan sosiologi sejarah sebagai sejarah
masyarakat seringkali para sejarawan sendiri membuat definisi masing-masing
yang tidak jau berbeda, namun maksut sama yaitu mengkaji masyarakat. Beberapa
definisi yang di maksut tentang sejarah sosial menurut beberapa ahli sebagai
berikut :
1. G.M. Trevelyan: menyebutkan sejarah rakyat dengan menghilangkan
politiknya ( the history of a people with the politick left out )
2. Asa Briggs: menyebutkan bahwa sejarah sosial mengkaji sejarah dari
orang miskin atau kelas bawah, gerakan gerakan sosial, sebagai
kegiatan manusia seperti tingka laku, adat istiadat, kehidupan sehari-
hari, sejarah sosial dalam hubungan dengan sejarah ekonomi.
7 A. Daliman. Sejarah Indonesia Abad XIX –Awal Abad XX. Yokyakarta: Ombak. 2012.
Hal. 4
12
3. Desin Smith: mendefinisikan sejarah sosial sebagai kajian tantang
masa lalu untuk megetahui bagai mana masyarakat bekerja dan
berubah.8
Sehubungan dengan peryataan di atas saya dapat mengatakan bahwa sejarah
sosial diatas ada kalanya juga sejarah sosial di artikan sebagai gerakan sosial,
antara lain mencangkup gerakan petani, buruh, proses sosial dan lain sebagainya.
Sejarah sosial yang melihat kehidupan-kehidupan manusia merupakan suatu
kumpulan masyrakat dengan adanya interaksi antara satu dengan lainya.
Pendekatan ekonomi banyak digunakan untuk menganalisa persoalan yang
merupakan bagian dari sejarah sosial ekonomi, karena sejarah soaial ekonomi
baik untuk di kaji secara bersamaan misalnya dalam peranannya untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat. dua hal tersebut
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan karna kehidupan sosial yang di
pengaruhi adanya faktor-faktor ekonomi dan harus di cukupi agar oarang dapat
hidup dan melangsungkan kehidupan.
1.6 Tinjauan Pustaka dan Sumber
Penulisan skripsi ini mengunakan Kajian tentang sejarah sosial ekonomi pada
masyarakat di Kecamatan Walea Besar ini dilakukan karna kurangnya perhatian
dari penulis-penulis yang mengarah pada penulisan skripsi ini yang berjudul
Perkebunan Cengkeh ( Studi Sejarah Sosial Ekonomi di Kecamatan Walea Besar).
8 Nursanti. Skripsi (Perkebunan Kelapa Sawit Di Kecamatan Tiloan Kabupaten Buaol
Abad XX). Gorontalo. 2014. Hal. 23
13
Dalam buku sejarah sosial ekonomi yang menjadi pendekatan, didalam
penulisan skripsi yang berjudul „‟Perkebunan Cengkeh (Studi Sejarah Sosial
Ekonomi di Kecamatan Walea Besar )‟‟. Dalam pendekatan pendekatan teori –
teori ekonomi dan sosial yang akan mempermudah dalam membuka jalan sasaran
permasalahan yang akan di sampaikan.
Adapun beberapa tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian maupun
penulisan, meliputi sumber-sumber sejarah baik tulisan buku Sartono Kartodirjo
dan Joko Suryo, Sejarah Perkebunan Indonesia, Aditya Media, Yokyakarta, 1991.
Menjelaskan sejarah perkembangan perkebunan di Indonesia dari sistem kapitalis
yang merubah cara kerja masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang
dalam hal pengerjaan diperkebunan telah menggunakan alat-alat modern. Didalam
buku ini juga dibahas dimana keadaan sosial dan kekuasaan pada masa
pemerintahan belanda dalam penguasaan lahan-lahan perkebunan di indonesia.
Serta sistem tanam paksa yang di dalamnya terdapat praktek penyimpanngan
dalam pengerahan tenaga kerja penduduk sebagai contoh perne terjadi bahwa 34.
000 keluarga penduduk di daerah rembang di paksa untuk kerja di lahan
penanaman tanaman wajib selama 8 bulan dalam satu tahun, dengan upah yang
rendah yaitu tiga duit sehari. Hal tersebut menunjukan bahwa dampak perkebuan
terhadap kehidupan bangsa cukup besar dan betapa mempengaruhi kehidupan
manusia. Sehinganya pada masa penjajahan memaksakan masyarakat pribumi
untuk kerja paksa dan hasil pungutan pajak yang cukup besar memiskinkan rakyat
pribumi di Nusantara.
14
Van Hovel, 2014. Sejarah Kepulauan Maluku, Kisah Kedatangan Oraang
Eropa Hingga Monopoli Perdagangan Rempah, Yogyakarta Ombak. dalam buku
Van Hovel dijelaskan awal mula kedatangan bangsa belanda untuk mencari
rempah-rempah dan monopoli perdaganggan sampai pada campur tangan politik
dari bangsa belanda terhadap pergolakan pilitik antar kerajaan-kerajaan di
maluku. Di dalam buku ini dijalskan bahwa perkembanngan bahan tanaman
rempah rempah sebagai bahan produksi oleh elit kolonial dan jadikan
pengetahuan sebagai rujukan kebijakan kepentingan bagsa-bangsa eropa pada saat
itu.
R.Z. Larisa, dkk, 2012, Sejarah perekonomian indonesia, Yokyakarta,
Ombak. buku ini memuat perkembangan perekonomian indonesia sejak masa
pemerintahan belanda dari perkotaan sampai pada pedesaan dalam proses sistem
tanam paksa dan Penguasaan VOC merupakan bagian dari koprasi dagang asing
yang pada akhirnya mendapat wilayah perdagangan untuk diduduki dan di
perintahkan berdasarkan pada sisitem kolonial. Disisi lain pada buku ini di
jelaskan pulah keuntungan yang di dapatkan dari sistem perekonomian belanda
baik peralihan sistem tradisional ke sistem teknologi modern. Sehingga pada
beberapa buku tersebut yang menjadi pendekatan pada umum saling melengkapi
antara satu dengan yang lainnya.
Dari pendekatan tersebut di atas bahwa sejarah soaial yang melihat dinamika
kehidupan masyarakat terbelakang merupakan bagian dalam proses
pengembangan masyarakat tradisional ke masyarakat modern dan untuk
pembangunan bangsa. Sehingga persoalan inilah yang menjadi perhatian untuk
15
meneliti bagaimana Perkebunan Cengkeh ( Studi Sejarah Sosial Ekonomi di
Kecamatan Walea Besar ) dapat berkembang dan mendapat perhatian dari
pemerintah. Serta menjadi acuan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan
sosial, ekonomi masyarakat miskin yang telah ada di tingkat kota sampai pada
pedesaan. Tidak hanya itu saja yang dapat di selesaikan namun persolan hak atas
kepemilikan tanah yang kadang menjadi persoalan dalam masyarakat baik hak
pemilikan tanah perkebunan.
Dalam penulisan tersebut di perlukan ketelitian dalam penulisan sehingganya
tidak harus berpedoman pada satu sumber saja, namun diperlukan sumber-sumber
dalam buku-buku yang ada bahwa paling tidak buku menyangkut hukum hak
kepemilikan tanah. Dalam hak kepemilikan tanah yang sah untuk dapat
meyelesaikan persoalan sosial yang terjadi pada masyarakat. Dapat di selesiakan
melalui mekanisme hukum yang berlaku, seperti yang tertuang dalam Pasal 18B
ayat (2) yang mengamanahkan pengakuan terhadap hak tradisional masyarakat
hukum adat dengan menentukan : “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”; Pasal 28D ayat (1)
mengamanahkan agar negara menjamin adanya kepastian hukum termasuk
melalui undang-undang dengan menentukan : “Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum.9
9 Andi Muttagien, dkk. Op. Cit. Hal. 8
16
Pada pernyataan di atas tersebut bahwa jelas bagai mana hak hidup seseorang
telah mendapat jaminan perlindungan hukuk dengan kepastian hukum yang adil
dihadapan hukum bagi seluruh bangsa Indonesia. Penegakan hukum pada suatu
negara berkembang merupakan proses pemantapan hukum yang dengan melihat
permasalahan sosial yang sering terjadi pada lingkungan masyarakat. sehingaga
secara historis dapat di tunjukan bahwa hampir sebagian besar negara-negara yang
pada waktu sekarang di kategorisasikan sebagai negara-negara berkembang
“(devolopng countris atau underdevoloped countris)” memiliki pengalaman
historis dengan perkembangan kolonialisme pada masa lampau.10
Perkembangan
kolonialisme pada Abad ke 19 merupakan pengaruh yang besar dan membawa
dampak perubahan bagi Indonesia baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan
kebudayaan. Perubahan yang tejadi di Indonesia adalah merupakan suatu
rekuntruksi sejarah pada masa kolonial baik berdampak positif atau negatif yang
relatif membawa perubahan bagi bangsa ini namun di sisi alain berdampak negatif
seperti di tuliskan dalam buku A. Daliman, sistem tanam paksa ( 1830-1870 )
merupakan implementasi langsung dan sepenuhnya dari politik bating slot untuk
mengalirkan saldo ke untungan sebanyak banyaknya dari negeri jajahan ke negeri
Belanda.11
Pernyataan di atas jelaslah bahwa sistem tanam paksa di berlakukan untuk
orang Indonesia sunguh menyengsarahkan rakyat. Segalah kekayaan bumi di
ambil oleh bangsa eropa untuk memperkaya negeri mereka sendiri dan sitem
inilah yang masi melekat di sebagian pemerintah baik tingkat pusat sampai pada
10
Sartono Kartodirjo dan Djoko Suryo. Op. Cit. Hal. 5 11
A.Daliman. Sejarah Indonesia Abad XIX –Awal Abad XX. Yokyakarta: Ombak. 2012.
Hal. 4
17
tingkat desa di Indonesia. Pemerintahan pada masa jendral H.W. Deandels
memerintah (1808-1811) harus di pandang sebagai peletak dasar –dasar
pemerintahan menurut sistem barat.12
Politik yang di tanamkan pada masa
penjajahan Belanda tidak lain adalah untuk menguras segalah kekayaan alam yang
ada di Nusantra, baik sistem-sistem yang di berlakukan di Indonesia sistem tanam
paksa yang mana penduduk pribumi di haruskan untuk menanam tanaman dari
pemerintah Belanda yang dari tanaman tersebut memiliki harga nilai yang tingi di
pasaran Eropa.
Di dalam tulisan sejarah baik sejarah sosial, ekonomi, dan politik, adalah
merupakan tulisan yang dapat membantu dalam penyelesaian skripsi ini dari
segalah sumber yang ada bahwa memiliki hubungan keterkaitan dalam penulisan
skripsi yang berjudul Perkebunan Cengkeh Studi Sejarah Sosial Ekonomi Di
Kecamatan Walea Besar. Seperti di dalam tulisan Rikles di Indonesia bagian
timur, yakni kepulauam rempah-rempah maluku. Belanda sudah ada di sana untuk
beberapa waktu lamanya tetapi usaha-usaha mereka memaksakan monopoli atas
produksi pala, bunga pala dan yang terpenting cengkeh baru mencapai sedikit
keberhasila.13
Maluku adalah kepulauan yang di kenal dengan rempah-rempah
baik tanaman pala, cengkeh yang memiliki nilai harga yang tinggi pada masa itu
dan persoalan politik dengan campur tangan bangsa eropa menjadika pertikain
antar beberapa kerajaan yang ada di Maluku. Didalam buku sejarah kepulauan
maluku di jelaskan bahwa bagai mana eksploitasi rempah-rempah dan campur
tangan politik. Orang orang spanyol memanfaatkan kekacaun di Maluku untuk
12
Ibid. Hal. 4 13
Rikles. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1995.
Hal. 93
18
menguasai pulau Makian , dan mendapatkan persedian cengkeh yang melimpah
yang sebagiannya akan di serahkan kepada orang-orang Portugis sebagai barang
sitaan.14
Hal inilah yang di manfaatkan olek bangsa Portugis dalam keadaan
politik yang dialami masa kerajaan di Maluku. Di sisi lain perkebunan di
Indonesia sebagai sejarah ekonomi Indonesia sangat di tentukan oleh faktor
politik, ialah faktor politik kolonial yang yang dijalankan pihak pemerintah
Belanda selaku negeri induk terhadap Indonesia dan Hindia Belanda sebagai
daerah jajahan.15
Pada pernyataan-peryataan di atas bahwa perkebunan telah
memgang peranan penting bagi kehidupan suatu bangsa karena kentribusinya
yang nyata dalam menyediakan kebutuhan hidup manusia. Dari sejak masa
penjajahan samapai pada saat ini perkebunan telah memberikan andil terhadap
keihidupan masyarakat. sehinga faktor politik kolonial untuk mendapat persediaan
terhadap kebutuhan memeganag peranan penting. Sehinga jelaslah bahwa apa
yang menjdi penulisan skripsi ini sumber sumber dari buku sejarah sangat
membantu dalam penulisan sejarah lokal di Kecamatan Walea Besar paling tidak
untuk mengetahui sejarah perkebuanan cengkeh yang sejak dari masa penjajahan
hinga saat ini perkebunan cengkeh telah ada di kecamatan walea besar.
14
WR Van Hoevell. Sejarah Kepulauan Maluku, Kisah Kedatangan Eropa Hinga
Monopoli Perdagangan Rempah. Yokyakarta: Ombak.2012. Hal . 31 15
Sartono Kartodirjo dan Joko Suryo. Op. Cit.Hal. 79
19
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian ini tentunya mengunakan metode penelitian sejarah.
Pengertian metode penelitian sejarah disini adalah suatu proses menguji dan
menganalisa secara kritis rekaman dan peningalan masa lampau.16
Menurut
Garragham metode penelitian sejarah adalah suatu kumpulan yang sisitematis dari
prinsip-prinsip dan aturan yang dimaksud untuk membantu secara efektif dalam
pengumpulan bahan-bahan sumber dari sejarah”, dalam menelaah/menilai
sumber-sumber itu secara kritis dan menyajikan suatu hasil sinthese (yang
biasanya dalam bentuk tulisan) dari hasil hasil yang di capai sebagai sebuah karya
tulis.17
Oleh karna itu peneliti mengunakan kajian historis. Melihat kelemahan
baik dari sruktur maupun penulisan dalam sebuah hasil penelitian maka penulis
mengaju pada penulisan sejarah. Metode penelitian sejarah merupakan metode
suatu prosedur, atau teknik untuk mendapatkan suatu tujuan yang secara efektif
dan efisien. Metode harus di bedakan dengan metodologi. Bila metodologi „‟
science of methods‟‟ lebih banyak berkaitan dengan kerangka referensi, meka
metode bersifat lebih praktis. Ialah memberikan petunjuk mengenai cara,
prosedur, atau teknik pelaksanaanya secara sistematis.
Metode sejarah dapat di artikan sebagai metode penelitian dan penulisan
sejarah dengan mengunakan cara prosedur atau teknik yang sistematis sesuai
dengan asas-asas dan aturan ilmiah sejarah.18
16
Luis Gottschalk. Mengerti Sejarah. (Penerjemah Nugroho Notosusanto). jakarta: UI
Press. 1985. Hal. 32 17
Wiyono. Metode Penelitian Sejarah. Makalah Tidak Diterbitkan. Semarang FPIPS
Semarang. 1990. Hal.6 18
A. Daliman . Metodologi Penelitian Sejarah. Yokyakarta: Ombak. 2012. Hal. 27
20
Sesungguhnya tidak luput dari kelemahan yang tentunya sangat
mempengaruhi obyektivitas penulisan maupun orisinalitas penulisan. Sehinganya
untuk merekuntruksi peristiwa sejarah berdasarkan fakta-fakta sejarah maka
penulis merujuk kepada beberapa referensi sebagai acuan untuk menetapkan
metodologi penulisan yang telah mendekati obyek kajian. Dengan mengunakan
metodologo penelitian sejarah.
Pada metode penelitian sejarah yang di arahkan pada bagian penjajakan,
pencarian, serta pengumpulan sumber-sumber yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Sumber sejarah merupakan bagian untuk mengetahui
suatu kegiatan msayarakat yang dapat memberi informasi kepada seoarang
peneliti untuk menjadi suatu penelitian bagi genderasi muda selanjutnya. Seperti
yang di kemukakan oleh Lucey Kajian tentang sumber-sumber adalah suatu ilmu
tersendiri dan di sebut heuristik.19
Sehingga penelitian ini dilakuakan dengan cara
meninjau masalah-masalah dari perfektif sejarah berdasarkan dokumen, literatur
yang ada. Empat langkah kegiatan dalam metode penelitian sejarah
a. Heuristik
Heuristik adalah sebuah kegiatan mencari atau mengumpulkan sumber-
sumber sejarah untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi
sejarah. Agar lebih terarah dalam penyusunan skripsi, penulis membagi dua
sumber yang di gunakan yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
19
Helius Sjamsuddin. Op. Cit. Hal. 73
21
Sumber primer adalah sumber asli dalam arti kesaksianya tidak berasal dari
sumber lain melainkan berasal dari sumber pertama. Sedangkan sumber primer
adalah sumber yang di peroleh melalui kesaksian dari pada seseorang saksi
dengan mata kepalanya sendiri atau saksi dengan mata panca indra yang lain, atau
dengan alat mekanis seperti diktafon‟‟; yakni orang atau alat yang hadir pada
peristiwa yang di ceritakannya atau lebih dikenal dengan saksi pandangan
pertama.20
Sehubungan dengan sumber primer tersebut bahwa sumber-sumber
yang dimaksud di sini adalah sumber dari pelaku pada masyarakat kecamatan
walea besar yang masih ada sampai saat ini dan menjadi sumber yang akurat
untuk menyusun skripsi ini.
Sumber sekunder adalah kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan
saksi pandangan pertama yakni sesorang yang tidak hadir dalam peristiwa kisah
tersebut.21
Maksud dari sumber sekunder adalah sumber yang berasal dari
seseorang yang bukan saksi hidup atau tidak sezaman dengan peristiwa tersebut.
Sehingga penulis mendapatkan sumber sekunder tersebut melalui teknik
wawancara langsung kepada saksi sejarah yang masih hidup pada masyrakat
kecamatan walea besar, sehinga menjadi sumber informasi yang ke dua dari
sumber primer.
Peneliti dalam mencari sumber-sumber yang ada juga mengunakan sumber
lisan. Sumber lisan adalah merupakan sumber tradisional sejarah dalam dalam
pengertian luas. Sumber ini bersifat tua karena waktu pikiran manusia mulai
tumbuh , waktu kebudayaan mulai lahir dan serempak dengan itu bahasa mulai
20
Luis Gottschalk. Op. Cit. Hal 35 21
Ibid. Hal. 35
22
digunakan. Sumber lisan merupakan sumber sebagai bahan pelengkap dan juga
sebagai bahan bandingan untuk dapat ditarik kesimpulan tentang hal yang telah
ada pada masa berlalu dalam penulisan metode ilmiah. Dengan mengunakan
sumber lisan yang berupa cerita sejarah yang berasal dari para tokoh masyarakat
berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat kecamatan walea besar itu
sendiri sehinga dapat mengungkap dampak perkebunan dan pengaruh sosial
ekonomi, pendidikan, serta keberadaan pekebunan cengkeh di kecamatan walea
besar.
Teknik yang di pakai penulis dalam pengumpulan sumber adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan suatu cara untuk mengumpulkan informasi dalam
penyusunan skripsi dengan judul Perkebunan Cengkeh ( Studi Sejarah
Sosial Ekonomi di Kecamatan Walea Besar ). Perlunya pengumpulan
sumber-sumber yang bersangkutan dengan penyusunan skripsi tersebut
adalah cara dalam menemukan kembali bukti atau informasi yang masi
ada pada lingkungan masyarakat, baik informasi menyangkut peristiwa
sezamannya, atau sumber lisan yang pada masa itu masi menyaksikan
peristiwa dalam proses awal masuknya cengkeh di Kecamatan Walea
Besar. Sumber lisan adalah sumber yang yang di peroleh dari saksi mata
pada masa lampau baik untuk membuka ruang bagi golongan masyarakat
kelas bawah atau masyarakat kelas atas yang pada dasarnya masi
23
mengalami peristiwa-peristiwa sejarah dalam aktifitas masyarakat pada
saat itu.
2. Penelitian Pustaka
Penelususran dalam Penelitian pustaka yang di maksud adalah
mencari sumber-sumber buku, yang ada baik, buku, majalah,koran, dan
internet untuk mengumpulkan informasi yang kongkrit serta teratur dalam
penulisan sejarah lokal di Kecamatan Walea Besar. Penulisan sejarah tidak
dapat tersusun dengan baik jika tidak di lengkapi dengan sumber-sumber
sejarah baik mengkaji soail ekonomi, politik, serta budaya yang saling
berhubungan antar satu dengan yang lainnya karna saling keterhubungan
di dalam kehidupan masyarakat.
b. Kritik Sumber
Langka kedua adalah kritik sumber, kritik sumber umumnya dilakukan
terhadap sumber-sumber pertama. Kritik ini menyangkut verifikasi sumber yaitu
pengujian mengenai kebenaran atau ketetapan ( akurasi ) dari sumber itu. Dalam
usaha mencari kebenaran ( truth ), sejarawan di hadapkan dengan kebutuhan
untuk membedakan apa yang benar, apa yang tidak benar ( palsu ), apa yang
mungkin dan apa yang meregukan atau mustahil.22
Jadi dalam penelitian ini
menyangkut perkebuan cengkeh sangat di perlukan kritik sumber yang mengarah
pada ketetapan dan kebenaran dari sumber tersebut. Sehinga dalam permasalahan
ini, verifikasi terhadap informan dan kesaksian lebih dititik beratkan karna
pendekatanya lebih mengarah pada sejarah lisan atau oral history. Sehingga untuk
22
Helius Sjamsuddin. Op. Cit. Hal 104
24
menemukan fakta sejarah maka dalam metode sejarah dikenal dengan cara
melakukan kritik eksternal dan kritik internal sebagai berikut :
1. Kritik Eksternal
Kritik eksternal ialah cara melakukan ferivikasi atau pengujian terhadap
aspek aspek luar terhadap sumber sejarah .23
Sumber sejarah yang di maksud
adalah dapat di percaya dalam memberika informasi yang akurat, mungkin,
dan akurat sehingga dapat di percaya dan memungkinkan untuk dapat di
jadikan sebagai bahan sumber yang akurat. Sumber yang akurat adalah
sumber yang telah dapat di uji suatu kebenarannya dengan mengunakan
langkah-demi langkah dalam mencari suatu kebenaran dan dapat di jadikan
sumber valid seta berpedoman pada metode penelitian.
2. Kritik Internal
Kritik internal tidak jauh berbeda dengan kritik eksternal yang tidak lain
adalah untuk menguji isi informasi dari dokumen. Karna sumber sejarah
merupakan prodak dari akal manusia sehinganya dapat di uji apakah
informasi yang ada memang benar-benar perna terjadi dan di alami oleh
seseorang informan. Jika suatu informasi dapat di percaya dan benar adanya
maka di angap krediabel atau reliabel sehinganya dokumen tersebut benar
adanya, rasional, dan logik. Ada tiga teori menyangkut mengenai kebenaran
secara filosofis sebagai berikut : teori korespodensi (correspodence theory),
teori koherensi, (coherence theory), teori pragmatik (pragmatik theory).
Menurut Rogers, suatu di pandang benar apa bila terdapat kesesuaian antara
23
Ibid. 104
25
pertanyaan (idea) dengan kenyataan (realitas). Sementara teori kebenaran
koherensi yang di kembangkan F.H. Fradly, seorang idealisme –subjektif
yang mengatakan bahwa sesuatu yang di pandang benar, apabila pernyataan
(idea) sesuai dengan pernyataan (idea) yang sebelumnya telah di
konfirmasikan sebagai benar. Sedangkan teori pragmatik oleh Wiliam James
dan Charles S. Pierce, yang menyatakan bahwa sesuatu dipandang benar,
apabila memiliki kegunaan atau manfaat secara praktis.24
Teori-teori yang di
kemukakan diatas bahwa menyatakan saling melengkapi dan memiliki
kegunaan masing-masing dalam metode penelitian. Maka Sehubungan
dengan penelitian ini, sumber yang di gunakan adalah sumber yang berkaitan
dengan sejarah perkebunan cengkeh di kecamatan walea besar.
c. Interprestasi
Interpretasi merupakan langkah ketiga dalam metode penelitian, dalam
menginteprestasikan suatu peristiwa menjadi penulisan sejarah yang konferensif
diperlukan suatu ketelitian dalam menganalisis suatu peristiwa. Karna sejarah
adalah yang mempelajari suatu peristiwa pada masa lampau yang tidak dapat di
ulang kembali apa yang perna terjadi. maka dari itu diperlukan suatu ketelitian
dalam menguji suatu kebenaran dan ketetapan dalam penyusunan sejarah lokal.
Sehinganya dari hal tersebut diperlukan suatu pemikiran yang kritis dalam
menyusun skripsi agar menghasillkan suatu karya tulisan yang baik sehing
membentuk historiografi. Inteprestasi sejarah lebih merupakan produk penilaian
pribadi terhadap realitas sejarah, karenanya inteprestasi lebih tentatif, Harry
24
A.Daliman. Op.Cit Hal. 74
26
Ritter, 1986 : 245-246.25
Dari pernyataan tersebut menunjukan bahwa : segala
sesuatu yang terjadi tampa sepengetahuan manusia adalah pembohongan sejarah.
maka dari itu untuk dapat menguji suatu kebenaran dari realitas sejarah kehidupan
msyarakat kecamtan walea besar di perlukan ketelitian dalam, penyususun suatu
skripsi, perlu memikirkan dan merenungkan apa yang sebenarnya menjadi
maknanya. Sehinga interpretasi atau penafsiran fakta sejarah dalam bentuk
penjelasan terhadap fakta tersebut subyektif mungkin. Fakta itu merupakan
lambang atau wakil dari pada sesuatu yang perna nyata ada, tetapi fakta itu tidak
memiliki kenyataan obyektif sendiri‟‟.dengan kata lain, fakta-fakta itu hanya
terdapat pada pikiran pengamatan sejarah.
d. Historiografi
Historiografi adalah penulisan suatu karya-karya sejarah apakah itu berupa
tulisan skripsi yang sedang sementara dalam penulisan ini atau tulisan berbentuk
karya-karya lain yang telah di tulis dengan secara sistematis melalui metode dan
langkah-langkah yang telah teruji suatu kebenarannya. Sehinga suatu penyusunan
secara logis harus menurut urutan kronologis dan sistematis, jelas dan mudah di
megerti. Penulisan sejarah ditunjukan terhadap sekurang-kurangnya empat sasaran
, yakni detail faktuil yang akurat, kelengkapan bukti yang cukup, sruktur yang
logis dan penyajian yang terang dan halus.26
Gambaran suatu peristiwa sangat
bergantung pada pendekatan dari segi mana melihatnya, demensi mana yang
harus di perhatikan, serta unsur apa saja yang harus di ungkapkan. Dalam
penelitian mengenai Perkebunan Cengkeh (Studi Sejarah Sosial Ekonomi di
25
Ibid. Hal. 87 26
Louis Gottschalk. Op.Cit. hal. 131
27
Kecamatan Walea Besar ). Peneliti memfokuskan pada bidang perkebunan dalam
studi penelitian sejarah sosial ekonomi pada masyarakat di Kecamatan Walea
Besar dengan mengunakan beberapa pendekatan.
Studi sistematis tentang struktur sosial, perubahan sosial yang mencangkup
analisa tentang perubahan organisasi, lembaga, nilai-nilai, akan sangat membantu
memberi keterangan tentang proses pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, serta
modernisasi pada umumnya.27
Pada hal tersebut bahwa di perlukan analisi yang
kritis dalam mengungkap sejarah tengtang kehidupan-kehidupan masyrakat di
kecamatan walea besar yang sejak masa lampau samapat saat ini telah mengalami
perubahan sosial dari berbagai segi kehidupan baik pada tingkat pedesaan sampai
pada perkotaan.
Sejarah perekonomian Indonesia adalah sejarah yang panjang baik
menyangkut sejarah perkebunan di Indonesia yang lamanya di jajah oleh bangsa
asing menyebabkan kemiskinan oleh orang-orang pribumi. Penjajahan selama
bertahun tahun adalah sejarah yang panjang untuk bangsa ini. Maka dari itu untuk
menulis dan menyusun sejarah Indonesia di perlukan ketelitian dan kehati-hatian
dalam menyusun sehinga membentuk suatu karya-karya tulisan yang menarik di
baca. Maka pada bagian ini di perlukan sebuah pendekatan yang mengarah pada
proses sejarah sosial menyangkut kehidupan-kehidupan masyarakat.
Pendekatan sosiologi pada penelitian menitik beratkan pada proses sosial,
yaitu interaksi sosial. Dalam interaksi sosial merupakan suatu syarat utama
terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Sebagai mana yang terkandung dalam
27
Sartono Kartodirjo. Op. Cit. Hal. 7
28
namanya, sejarah sosial mengkaji sejarah masyarakat (atau kemasyarakatan).
Sejarawan Amerika Robert J. Bezucha mengartikan sejarah sosial itu sebagai
sejarah budaya mengkaji kehidupan sehari-hari anggota-anggota masyarakat dari
lapisan yang berbeda-beda dari periode yang berbeda-beda; sejarah dari masalah
sosial; sejarah ekonomi lama.28
Pernyataan diatas tersebut bahwa dalam kehidupan masyarakat proses
interaksi adalah proses yang saling menghubungkan antara satu dengan yang lain,
antara kelompok dengan kelompok. Sehingga dalam sosiologi sejarah menurut
salah satu definisi ialah mengkaji masa lalu untuk mengetahui bagaimana suatu
masyarakat itu hidup dan berubah.
Sebagai langkah kearah penyempurnaan penulisan kembali sejarah Indonesia
antara lain :
1. Untuk menerangkan proses transformasi dari masyarakat dalam transisi seperti
yang kita hadapi sekarang ini dengan mengungkapkan sruktur-sruktur sosial
yang merupakan jarinngan yang mengikat berbagai unsur sejarah.
2. Untuk menyoroti jaringan tradisional yang menguasai kehidupan sebagian
besar dari rakyat ialah sruktur masyarakat pedesaan sebagai pendukung
kebudayaan regional atau kedaerahan.
3. Sejarah dengan pokok ke dua ialah penyusunan sejarah sruktur sosial yang
yang fundamental menjadi dasar serta menentukan kejadian pada permukaan
farmasi sejarah.
28
Helius Sjamsuddin. Op.Cit. Hal. 205
29
4. Sejarah sosial ekonomis merupakan alternatif yang kuat dari sejarah politik
konvensional dengan pengungkapanya pola-pola perkembangan ekonomi yang
sangat mempengaruhi sistem politik dalam arti keputusan tidak di ambil
berdasarkan kepercayaan politik tokoh-tokoh politik tetapi sebagai jawaban
atau reaksi terhadap krisis ekonomi, stegnasi ekonomi atau inflasi.
5. Sejarah sosial bergerak lebih jauh lagi dari sejarah tradisional dengan
mencurahkan banyak perhatian kepada lembaga-lembaga sosial yang hingga
kini dipandang ada di luar lapangan politik, seperti keluarga, sistem
pendidikan, dan sebagainya.29
Menurut furnifall sebagai bangsa yang berdaulat berangsur-angsur melalui
suatu priode waktu tertentu membentuk peradaban dan kebudayaan sendiri :
membentuk kesenian sendiri, baik dalam bentuk sastra, seni lukis, maupun musik,
serta membentuk berbagai kebiasaan dalam kehidupan sehari hari: sebagai dari
padanya berupa terbentuknya sistem pendidikan informal dengan mana setiap
angota tersosialisir sebagai angota masyarakat tersebut.30
1.8 Sistematika Penulisan
Di dalam penulisan skripsi secara garis besar sistematika penulisan yang
berdasarkan pada judul Perkebunan Cengkeh ( Studi Sejarah Sosial Ekonomi Di
Kecamatan Walea Besar ). Terbagi di dalam beberapa Bab dan agar lebih terarah
penulisan ini maka perlu mencantumkan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I. Membahas tentang pendahuluan yang di dalamnya terdapat uraian
uraian pokok mengenai latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah,
29
Sartono Kartodirjo. Op.Cit. Hal. 7 30
Nasikun. Sistem Sosial Indonesia. Yokyakarta: Ombak (angota IKAPI). 2012. Hal. 35
30
tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan pendekatan, metode penelitian,
sistematika penulisan.
Bab II. Gambaran umum obyek penelitian, di dalam bab ini akan di bahas
mengenai : letak geografis kecamatan walea besar, pemerintah, kependudukan,
kondisi sosial , agama, kondisi pertanian, indutri dan jasa, perhubungan dan
komunikasi, keungan dan harga.
Bab III sejarah singkat masuknya tanaman cengkeh di kecamatan walea
besar, Prosese masuknya cengkeh di kecamatan walea besar, sistem perkebunan
tradisional, kehidupan masyarakat pedesaan.
Bab IV perkebunan cengkeh di kecamatan walea besar bab ini berisi, dampak
perkebunan cengkeh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kecamatan
walea besar, dampak perkebunan cengkeh terhadap pendidikan masyarakat
dikecamatan walea besar, perubahan mata pencarian masyarakat di kecamatan
walea besar pokok-pokok temuan.
Bab V. Penutup merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang berupa
simpulan dan saran.
Bagian akhir dari skripsi yang memuat daftar pustaka dan lampiran. Daftar
pustaka yang di maksud adalah yang berupa buku-buku yang secara eksplisit
dijadikan acuan dalam penelitian. Sedanngkan lampiran berisi dokumen,
gambar/peta daftar yang dapat diperlukan sebagaimana mestinya dalam
penjelasan dari isi skripsi.