13
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang wajar karena Alquran diturunkan ke tengah-tengah umat yang berbahasa Arab melalui nabi yang berbahasa arab pula. Masalahnya bahara Arab itu sendiri terdiri dari berbagai rumpun dan lahjah (dialek) yang tipikal berbeda-beda. Karena adanya berbagai macam rumpun dan lahjah bahasa Arab itulah yang kemudian memunculkan adanya berbagai macam qira‟at dalam membaca Alquran. Qira‟at pada dasarnya ialah ilmu yang membahas tentang cara membaca ayat-ayat Alquran dengan menyerahkan setiap bacaannya kepada seorang pakar qira‟at, yang mana salah seorang qurra‟ berbeda dengan madzhab lainnya dalam pengucapannya. Perbedaan di sini tentunya yang disandarkan pada sanad-sanad yang sampai pada Rasulullah saw. Qira‟at yang dianggap mutawatir dalam pembacaan Alquran adalah qira‟at sab‟ah yang diriwayatkan oleh tujuh imam. Bacaan yang diriwayatkan oleh mereka telah diakui dan disepakati oleh para ulama dan benar-benar dari Rasulullah. B. Rumusan Masalah Makalah ini memuat beberapa rumusan masalah yaitu diantaranya sebagai berikut: 1. Apa pengertian qira‟at? 2. Apa latar belakang terjadinya perbedaan qira‟at dalam Al-Qur‟an? 3. Apa saja macam-macam qira‟at? 4. Apa perbedaan qira’at sab’ah dan sab’atu ahruf? 5. Bagaimana pengaruh perbedaan qira‟at terhadap istinbath hukum?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal

yang wajar karena Alquran diturunkan ke tengah-tengah umat yang

berbahasa Arab melalui nabi yang berbahasa arab pula. Masalahnya

bahara Arab itu sendiri terdiri dari berbagai rumpun dan lahjah (dialek)

yang tipikal berbeda-beda. Karena adanya berbagai macam rumpun dan

lahjah bahasa Arab itulah yang kemudian memunculkan adanya berbagai

macam qira‟at dalam membaca Alquran.

Qira‟at pada dasarnya ialah ilmu yang membahas tentang cara

membaca ayat-ayat Alquran dengan menyerahkan setiap bacaannya

kepada seorang pakar qira‟at, yang mana salah seorang qurra‟ berbeda

dengan madzhab lainnya dalam pengucapannya. Perbedaan di sini

tentunya yang disandarkan pada sanad-sanad yang sampai pada Rasulullah

saw.

Qira‟at yang dianggap mutawatir dalam pembacaan Alquran

adalah qira‟at sab‟ah yang diriwayatkan oleh tujuh imam. Bacaan yang

diriwayatkan oleh mereka telah diakui dan disepakati oleh para ulama dan

benar-benar dari Rasulullah.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini memuat beberapa rumusan masalah yaitu diantaranya

sebagai berikut:

1. Apa pengertian qira‟at?

2. Apa latar belakang terjadinya perbedaan qira‟at dalam Al-Qur‟an?

3. Apa saja macam-macam qira‟at?

4. Apa perbedaan qira’at sab’ah dan sab’atu ahruf?

5. Bagaimana pengaruh perbedaan qira‟at terhadap istinbath hukum?

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

4

C. Tujuan

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk

mengetahui:

1. Pengertian qira‟at.

2. Latar belakang terjadinya perbedaan qira‟at dalam Al-Qur‟an.

3. Macam-Macam qira‟at.

4. Perbedaan qira’at sab’ah dan sab’atu ahruf.

5. Pengaruh perbedaan qira‟at terhadap istinbath hukum

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qira’at

Qira‟at (قراءات) adalah jamak dari qira‟ah (قراءة), yang artinya

„bacaan‟, dan ia adalah masdar (verbal noun) dari qara‟a (قرأ) . Menurut

istilah ilmiah, qira‟at adalah salah satu mazhab (aliran) pengucapan Qur‟an

yang dipilih oleh salah seorang imam qurra‟ sebagai suatu madzhab yang

berbeda dengan mazhab lainnya.1 Hal ini disebabkan oleh keluasan makna

dan sisi pandang yang dipakai oleh ulama-ulama dalam mengartikannya.

1. Menurut Az-Zarkasyi

Qira‟at adalah perbedaan perbedaan (cara mengucapkan)

lafadz-lafadz Al-qur‟an, baik menyangkut huruf-hurufnya atau cara

pengucapan huruf-huruf tersebut,seperti takhfif (meringankan) tastqil

(memberatkan),dan atau yang lainnya.2

2. Menurut As-Shabuni

Qira‟at adalah suatu madzhab pelafalan Al-Qur‟an yang dianut

salah seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang bersambung

kepada rasul.3

3. Menurut Al-Qasthalani

Suatu ilmu yang mempelajari hal-hal yang disepakati atau

diperselisihkan ulama yang menyangkut persoalan

lughat,I‟rab,itsbat,fashl, dan washal yang kesemuanya diperoleh secara

periwayatan.

Perbedaan cara pendefinisian di atas sebenarnya berada pada satu

kerangka yang sama, yaitu bahwa ada beberapa cara melafalkan Al-Qur‟an

walaupun sama-sama berasal dari satu sumber, yaitu Nabi Muhammad.

1 Al-Itqan, jilid 1, halaman 72-73

2 Badr Ad-din muham bin „abdillah Az-zarkasyi, Al-Burhan fi‟ulum al-qur‟an, jilid 1,halaman 395

3 Muhammad ‟Ali Al-Shabuni, Al-Tibyan fi ‟ulum Al-qur‟an.Maktabah Al-

Ghazali,Damaskus,1390.halaman223

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

6

Dengan demikian dari penjelasan-penjelasan di atas, maka ada tiga

pengertian qira‟at yang dapat ditangkap dari definisi di atas, yaitu:

1. Qira‟at berkaitan dengan cara pelafalan ayat-ayat Al-Qur‟an yang

dilakukan salah seorang imam dan berbeda cara yang dilakukan imam-

imam lainnya.

2. Cara pelafalan ayat-ayat Al-Qur‟an itu berdasarkan atas riwayat yang

bersambung kepada Nabi. Jadi bersifat tauqifi, bukan ijtihadi.

3. Ruang lingkup perbedaan qira‟at itu menyangkut persoalan lughat,

hadzaf, i‟rab, itsbat, fashl dan washl.

Qira‟at ini ditetapkan berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada

Rasulullah. Periode qurra‟ (ahli atau imam qira‟at) yang mengajarkan

bacaan Qur‟an kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing

adalah dengan berpedoman kepada masa para sahabat. Di antara para

sahabat yang terkenal mengajarkan qira‟at ialah Ubai, Ali, Zaid bin Sabit,

Ibn Mas‟ud, Abu Musa Al-Asy‟ari dan lain-ain. Mereka semua itu

bersandar kepada Rasulullah.

Az-Zahabi menyebutkan di dalam Tabaqatul Qurra’, bahwa

sahabat yang terkenal sebagai guru dan ahli qira‟at Qur‟an ada tujuh

orang, yaitu : Usman, Ali, Ubaid, Zaid bin Sabit, Ibn Mas‟ud, Abu Darda‟

dan Abu Musa Al-Asy‟ari. Adapun ketujuh imam qira‟at yang masyhur

dan disebutkan secara khusus oleh Abu Bakar bin Mujahid karena, mereka

adalah ulama‟ yang terkenal hafalan, ketelitian dan cukup lama menekuni

dunia qira‟at serta telah disepakati untuk diambil dan dikembangkan

qira‟atnya, adalah :

1. Abu „Amr bin „Ala, dengan dua perawinya adalah Ad-Dauri dan As-

Susi.

2. „Abdullah bin Kasir Al-Makki (Ibn Kasir), dengan dua perawinya

adalah Al-Bazi dan Qunbul.

3. Nafi‟ Al-Madani, dengan dua orang perawinya Qalun dan Warasy.

4. Ibn „Amr Asy-Syami, dengan dua perawinya Hisyam dan Ibn Hikwan.

5. „Asim Al-Kufi, dengan dua perawinya Syu‟ban dan Hafs.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

7

6. Hamzah Al-Kufi, dengan dua perawinya Khalaf dan Khalad.

7. Al-Kisa‟i Al-Kufi („Ali bin Hamzah), dengan dua perawinya Abul

Haris dan Hafs Ad-Dauri.

B. Latar Belakang Terjadinya Perbedaan Qira’at dalam Al-Qur’an

Pada masa Rasulullah SAW umat Islam memperoleh ayat-ayat al-

Quran dengan mendengarkan, membaca dan menghafalkan secara lisan

dari mulut ke mulut, al-Quran belum dibukukan. Pada masa sahabat sudah

dibukukan dalam satu mushhaf. Pembukuan Al-Quran tersebut merupakan

ikhtiar Khalifah Abu Bakar r.a. atas inisiatif Umar bin Khattab r.a.

Pada masa Khalifah Usman bin Affan r.a. mushhaf Al-Quran itu

disalin dan dibuat banyak, dan dikirim ke daerah-daerah Islam. Hal itu

dilakukan Khalifah Usman, karena pada waktu itu ada perselisihan

diantara kaum muslimin mengenai bacaan Al-Quran, mereka berlainan

dalam menerima bacaan ayat-ayat Al-Quran karena Nabi mengajarkan

cara bacaan yang relevan dengan dialek masing-masing. Tetapi karena

tidak memahami maksud dan tujuan Nabi, lalu meraka menganggap hanya

bacaan mereka sendiri yang benar, sedang bacaan yang lain salah.

Sehingga mengakibatkan perselisihan. Inilah pangkal perbedaan qira‟ah

dan tonggak sejarah timbulnya ilmu qira‟ah.4

Mushhaf-mushhaf yang ditulis atas perintah Khalifah Usman tidak

berbaris dan bertitik, sehingga mushhaf-mushhaf itu dapat dibaca dengan

berbagai qira‟ah. Rasulullah SAW bersabda:

إن هذا القرآن اوزل عل سبعة أحرف فاقراوا ما تيسر مىه

“Sesungguhnya al-Quran itu diturunkan atas tujuh huruf (cara

bacaan) maka bacalah (menurut) mana yang engkau anggap mudah”

(HR. Bukhari dan Muslim).

Para sahabat tidak semuanya mengetahui semua cara baca Al-

Quran, sebagian mengambil satu cara baca Al-Quran dari Rasulullah,

sebagian mengambil dua, dan lainnya mengambil lebih sesuai dengan

kemampuan dan kesempatan masing-masing. Para sahabat ini berpencar

4 Manna Khalil Al-Qattan halaman 248

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

8

ke berbagai kota dan daerah dengan membawa dan mengajarkan cara baca

yang mereka ketahui sehingga cara baca tersebut menjadi populer di kota

atau daerah tempat mereka mengajarkannya.

Terjadilah perbedaan baca Al-Quran dari satu kota ke kota lain.

Kemudian para tabi‟in menerima cara baca tertentu dari sahabat tertentu.

Para tabi‟i al-tabi‟in menerimanya dari tabi‟in dan meneruskannya pula

kepada generasi selanjutnya. Dengan demikian timbullah berbagai qira‟ah

yang semuanya berdasarkan riwayat, hanya saja sebagian menjadi populer

dan yang lain tidak. Riwayatnya juga sebagian mutawatir dan yang lain

tidak.

C. Macam-Macam Qira’at

a.) Macam-Macam Qiraat Dilihat dari Segi Kuantitas

1. Qiraah sab‟ah (qira‟ah tujuh)

Kata sab‟ah artinya adalah imam-imam qiraat yang tujuh.

Mereka itu adalah :

a. Abdullah bin Katsir Ad-Dari

b. Nafi bin Abdurrahman bin Abu Naim

c. Abdullah Al-Yashibi

d. Abu „Amar

e. Ya‟qub

f. Hamzah

g. Ashim Ibnu Abi Al-Najub Al-Asadi

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

9

2. Qiraat Asyrah (qira‟at sepuluh)

Yang dimaksud qiraat sepuluh adalah qiraat tujuh yang

telah disebutkan di atas ditambah tiga qiraat sebagai berikut :

a. Abu Ja‟far (nama lengkapnya Yazid bin Al-Qa‟qa Al-

Makhzumi Al-Madani)

b. Ya‟qub (lengkapnya Ya‟qub bin Ishaq bin Yazid bin Abdullah

bin Abu Ishaq Al-Hadrani)

c. Khallaf bin Hisyam

3. Qiraat Arba‟at Asyarh (qira‟at empat belas)

Yang dimaksud qiraat empat belas adalah qiraat sepuluh

sebagaimana yang telah disebutkan di atas ditambah dengan empat

qiraat lagi, yakni :

a. Al-Hasan Al-Bashri

b. Muhammad bin Abdurrahman

c. Yahya bin Al-Mubarak Al-Yazidi And-Nahwi Al-Baghdadi

d. Abu Al-Fajr Muhammad bin Ahmad Asy-Syambudz

b.) Macam-Macam Qiraat Dilihat dari Segi Kualitas

Berdasarkan penelitian al-Jazari, berdasarkan kualitas, qiraat

dapat dikelompokkan dalam lima bagian, yaitu:

1. Qiraat Mutawatir

Yakni yang disampaikan sekelompok orang mulai dari awal

sampai akhir sanad, yang tidak mungkin bersepakat untuk berbuat

dusta. Umumnya, qiraat yang ada masuk dalam bagian ini.

2. Qiraat Masyhur

Yakni qiraat yang memiliki sanad sahih dengan kaidah

bahasa arab dan tulisan Mushaf utsmani. Umpamanya, qiraat dari

tujuh yang disampaikan melalui jalur berbeda-beda, sebagian

perawi, misalnya meriwayatkan dari imam tujuh tersebut,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

10

sementara yang lainnya tidak, dan qiraat semacam ini banyak

digambarkan dalam kitab-kitab qiraat.

3. Qiraat Ahad

Yakni yang memiliki sanad sahih, tetapi menyalahi tulisan

Mushaf Utsmani dan kaidah bahasa arab, tidak memiliki

kemasyhuran dan tidak di baca sebagaimana ketentuan yang telah

di tetapkan.

4. Qiraat Syadz (menyimpang)

Yakni qiraat yang sanadnya tidak sahih. Telah banyak kitab

yang ditulis untuk jenis qiraat ini.

5. Qiraat Maudhu‟ (palsu) seperti qiraat Al-Khazzani

6. As-Suyuthi kemudian menambah qiraat yang keenam,

Yakni qiraat yang menyerupai hadits Mudraj (sisipan),

yaitu adanya sisipan pada bacaan dengan tujuan penafsiran. Seperti

qiraat Abi Waqqash.

D. Perbedaan Qira’at Sab’ah dan Sab’atu Ahruf

1. Pengertian Sab‟atu Ahruf

Tidak terdapat nas sarih yang menjelaskan maksud dari sab‟atu

ahruf. Sehingga menjadi hal yang lumrah kalau para ulama,-

berdasarkan ijtihadnya masing-masing, berbeda pendapat dalam

menafsirkan pengertiannya. Perbedaan ulama mengenai pengertian

sab‟atu ahruf ini tidak berasal dari tingkatan kualifikasi mereka atas

hadis-hadis tentang tema dimaksud. Perbedaan itu justru muncul dari

lafaz sab‟atu dan ahruf yang masuk kategori lafaz-lafaz musytarak,

yaitu lafaz-lafaz yang mempunyai banyak kemungkinan arti, sehingga

memungkinkan dan mengakomodasi segala jenis penafsiran. Selain itu

juga disebabkan adanya fenomena historis tentang periwayatan bacaan

Al-Qur‟an yang memang beragam.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

11

Berikut ini sebagian dari pendapat-pendapat tersebut:

a. Pendapat dari Al-Tabari, dan jumhur ulama fiqih, dan hadist

mengartikan sab‟atu ahruf sebagai tujuh bentuk bahasa yang

berbeda lafalnya, tetapi sama maknanya.

b. Pendapat kedua, Ibn Qutaibah menafsirkan sab‟atu ahruf dengan

tujuh bentuk (awjuh) perubahan.

c. Pendapat Kelompok Arab mengatakan bahwa yang dimaksud

sab‟atu ahruf adalah tujuh bahasa bagi tujuh kabilah Arab.

2. Perbedaan Antara Qira‟at Sab‟ah dan Sab‟atu Ahruf

a) Al Ahruf ( huruf-huruf yang tujuh ) adalah lafadz-lafadz yang

bermacam-macam yang terkumpul dalam satu mushaf, sedangkan

qira‟at adalah satu lafadz yang terkadang dibaca dengan berbagai

cara dalam membacanya.

b) Hikmah dari banyaknya huruf yaitu untuk mempermudah umat,

sedangkan hikmah dari adanya ilmu qira‟at adalah bermanfaat di

setiap bacaan yang itu tidak akan tercapai kecuali dengannya.5

E. Pengaruh Perbedaan Qira’at Terhadap Istinbath Hukum

1. Pengertian Istinbath Hukum

Hukum islam yang sering kali diidentikkan dengan syari‟at,

merupakan salah satu aspek pokok ajaran Islam yang terkandung

dalam Al-Qur‟an. Karena itu, ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkenaan

dengan hukum, biasanya disebut dengan ayat-ayat hukum.

Secara etimologi, hukum berarti: menetapkan sesuatu terhadap

sesuatu atau meniadakannya (إثبات امر لامر او نفيه عنه). Jika menetapkan

atau meniadakannya melalui akal, disebut hukum „aqli, jika melalui

melalui jalan adat, disebut hukum „adi (kebiasaan), dan jika

5Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an, cet. 6, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2011), halaman 220

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

12

menetapkan atau meniadakannya itu dengan jalan syara‟, maka ia

disebut hukum syar‟i.

Kata Istinbath (استنباط), adalah bahasa arab yang katanya

(mufradatnya) adalah al-nabath ( النبط ), Al-nabath artinya adalah air

yang pertama kali keluar atau tampak pada saat seseorang menggali

sumur. Adapun makna istinbath ( استنباط ) menurut bahasa adalah

mengeluarkan air dari mata air / dalam tanah. Karena itu, secara umum

kata istinbath dipergunakan dalam arti istikhraj ( استخراج ) artinya

mengeluarkan.6

2. Adapun perbedaan qira‟at al-qur‟an yang menyangkut ayat-ayat

hukum, dan berpengaruh terhadap istinbath hukum misalnya pada

Firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 222 :

تقربىهه ول المحيض في الىساء فاعتزلىا أذي هى قل المحيض عه ويسألىوك حت

رن فإذا يطهرن أمركم حيث مه فأتىهه تطه إن الل ابيه يحب الل ويحب التى

ريه ا لمتطه

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh

itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan

diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati

mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka

campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan

menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al- Baqarah

222).7

Berkaitan dengan ayat di atas, di antara imam qira‟at tujuh,

yaitu Abu Bakar Syu‟bah (qira‟at „Ashim riwayat Syau‟bah), Hamzah,

dan al-Kisa‟i membaca kata “yathhurna” dengan memberi syiddah

pada huruf tha‟ dan ha. Maka, bunyinya menjadi “yuththarhina”.

6 Hasanuddin. AF, Perbedaan Qiraat dan pengaruh terhadap Istinbath Hukum dalam Al-Qur‟an,

Penerbit: PT RajaGrafindo Persada, Cet 1, tahun 1995, Jakarta-Indonesia, halaman 181-189 7 Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, halaman 158

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

13

Berdasarkan perbedaan qira‟at ini, para ulama fiqih berbeda

pendapat sesuai dengan banyaknya perbedaan qira‟at. Ulama yang

membaca “yathhurna” berpendapat bahwa seorang suami tidak

diperkenankan berhubungan dengan istrinya yang sedang haid, kecuali

telah suci atau telah berhenti dari keluarnya darah haid. Sementara

yang membaca “yutthahhirna” menafsirkan bahwa seorang suami tidak

boleh melakukan hubungan seksual dengan istrinya, kecuali telah

bersih.8

8 http://mukhlis11ahmad.blogspot.com/2014/11/pengaruh-perbedaan-qiraat-terhadap.html dibuka

13 November pukul 17.00

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara garis besar qira‟at ialah , qira‟at adalah salah satu mazhab

(aliran) pengucapan Qur‟an yang dipilih oleh salah seorang imam qurra‟

sebagai suatu madzhab yang berbeda dengan mazhab lainnya.

Pada masa Rasulullah SAW umat Islam memperoleh ayat-ayat Al-

Quran dengan mendengarkan, membaca dan menghafalkan secara lisan

dari mulut ke mulut, Al-Quran belum dibukukan. Pada masa Khalifah

Usman bi Mushhaf-mushhaf yang ditulis atas perintah Khalifah Usman

tidak berbaris dan bertitik, sehingga mushhaf-mushhaf itu dapat dibaca

dengan berbagai qira‟ah. Para sahabat tidak semuanya mengetahui semua

cara baca Al-Quran, sebagian mengambil satu cara baca Al-Quran dari

Rasulullah, sebagian mengambil dua, dan n Affan r.a. mushhaf Al-Quran

itu disalin dan dibuat banyak, dan dikirim ke daerah-daerah Islam. lainnya

mengambil lebih sesuai dengan kemampuan dan kesempatan masing-

masing. Dan sejak itu Terjadilah perbedaan baca Al-Quran dari satu kota

ke kota lain. Kemudian para tabi‟in menerima cara baca tertentu dari

sahabat tertentu. Para tabi‟i al-tabi‟in menerimanya dari tabi‟in dan

meneruskannya pula kepada generasi selanjutnya.

Macam-Macam Qiraat Dilihat dari Segi Kuantitas

1. Qiraah sab‟ah (qira‟ah tujuh) kata sab‟ah artinya adalah imam-imam

qiraat yang tujuh. Qiraat

2. Asyrah (qira‟at sepuluh) yang dimaksud qiraat sepuluh adalah qiraat

tujuh yang telah disebutkan di atas ditambah tiga qiraat.

3. Qiraat Arba‟at Asyarh (qira‟at empat belas) yang dimaksud qiraat

empat belas adalah qiraat sepuluh sebagaimana yang telah disebutkan

di atas ditambah dengan empat qiraat lagi

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 2018. 12. 5. · 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Hal ini ialah hal yang

15

Macam-Macam Qiraat Dilihat dari Segi Kualitas

Berdasarkan penelitian al-Jazari, berdasarkan kualitas, qiraat dapat

dikelompokkan dalam lima bagian, yaitu:

1. Qiraat Mutawatir

2. Qiraat Masyhur

3. Qiraat Ahad

4. Qiraat Syadz (menyimpang),

5. Qiraat Maudhu‟ (palsu), seperti qiraat Al-Khazzani

Perbedaan Antara Qira‟at Sab‟ah dan Sab‟atu Ahruf

1. Al Ahruf ( huruf-hurung yang tujuh ) adalah lafadz-lafadz yang

bemacam-macam yang terkumpul dalam satu mushaf, sedangkan

Qira‟ah adalah satu lafadz yang terkadang dibaca dengan berbagai cara

dalam membacanya.

2. Hikmah dari banyaknya huruf yaitu untuk mempermudah umat,

sedangkan hikmah dari adanya ilmu qira‟at adalah bermanfaat di setiap

bacaan yang itu tidak akan tercapai kecuali dengannya.9

Pengaruh Perbedaan Qira‟at terhadap Istinbath Hukum

Hukum islam yang sering kali diidentikkan dengan syari‟at,

merupakan salah satu aspek pokok ajaran Islam yang terkandung dalam

Al-Qur‟an. Karena itu, ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkenaan dengan

hukum, biasanya disebut dengan ayat-ayat hukum. Maka dapat

menguatkan ketentuan-ketentuan hukum yang telah disepakati oleh para

ulama.

B. Saran

Semoga isi makalah ini dapat memberikan pemahaman kepada

para pembacanya dan makalah ini dapat dijadikan referensi dalam

penulisan makalah selanjutnya yang terkait.

9Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an, cet. 6, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2011), halaman 220